• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Kapal Roll On Roll Off (PT.ASDP) Dan Kapal Cepat (SWASTA) Rute Singkil - Sinabang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Kapal Roll On Roll Off (PT.ASDP) Dan Kapal Cepat (SWASTA) Rute Singkil - Sinabang."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG

KAPAL ROLL ON ROLL OFF (PT.ASDP) & KAPAL CEPAT

(SWASTA)

RUTE SINGKIL – SINABANG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas – tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh

Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh :

SURYA RIZKI ILMAR 050404102

BIDANG STUDI TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perilaku perjalanan pengguna transportasi laut yakni Kapal Laut yaitu untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik pengguna Kapal Roll on roll off dan Kapal Cepat rute Singkil-Simeulue dan melihat preferensi pemilihan moda akibat perubahan biaya perjalanan, waktu perjalanan, frekuensi perjalanan, jadwal keberangkatan, kenyamanan kapal, dan keamanan/keselamatan kapal. Yaitu, apakah pemilihan Kapal lebih dipengaruhi oleh perubahan biaya, waktu, frekuensi, jadwal keberangkatan, kenyamanan, atau keamanan.

Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi survei awal dan survei utama yaitu melalui pembagian kuesioner yang disusun dengan metode stated preference. Penelitian ini dilakukan kepada 110 responden dan terkumpul sebanyak 99 yang memenuhi syarat (valid). Kuesioner tersebut dibagikan pada saat survei lapangan langsung diatas Kapal Roro dan Kapal Cepat di pelabuhan Singkil.

Hasil kuesioner selanjutnya diolah untuk mendapatkan karakteristik pengguna kapal dan model pemilihan Kapal Roro dan Kapal Cepat. Beberapa karakteristik pengguna Kapal Roro dan Kapal Cepat rute Singkil Sinabang sebagai berikut : Tujuan perjalanan sebagian besar adalah perjalanan dinas untuk pengguna Kapal Roro dan urusan keluarga/sosial untuk pengguna Kapal Cepat. Dari segi penghasilan pengguna kedua kapal ini berpenghasilan antara Rp. 1.000.000 – 2.000.000, sedangkan alasan pemilihan moda adalah pertimbangan kenyamanan untuk Kapal Roro dan alasan Lebih Cepat bagi pengguna Kapal Cepat.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “Model Pemilihan Moda

Angkutan Penumpang Kapal Roll On Roll Off (PT.ASDP) Dan Kapal Cepat

(SWASTA) Rute Singkil - Sinabang.” Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata I (S1) di Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari

bimbingan, dukungan dan bantuan dari semua pihak. Penulis hanya dapat

mengucapkan terima kasih atas segala jerih payah, motivasi dan doa yang diberikan

hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Departemen Teknik Sipil Fekultas

Teknik Universitas Sumatera Utara, terutama kepada :

1. Bapak Ir. Jeluddin Daud selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membantu, membimbing dan

mengarahkan penulis hingga selesainya tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Kepala Departemen Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Sahrizal, M.sc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, Bapak Medis S Surbakti, ST, MT, dan Ibu

(4)

telah memberikan masukan dan kritikan yang membangun dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Bapak /Ibu Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera

Utara.

6. Ayahanda Ilyas husen dan Ibunda Suryamah tercinta, yang selalu

mendukung, membimbing, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

7. Untuk teman-teman satu kampus Teknik Sipil USU khususnya angkatan 2005

yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas bantuan

dan dukungannya.

8. Untuk abang-abang senior 04 yang telah membantu dalam menyelesaikan

tugas akhir ini saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya,

Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

kepada kita semua, dan atas dukungan yang telah diberikan penulis ucapkan terima

kasih. Akhirnya, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2012

Hormat Saya

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR GAMBAR ……….. vi

DAFTAR GRAFIK ………. vii

DAFTAR TABEL ……….…….. viii

DAFTAR ISTILAH ……… ix

DAFTAR NOTASI ……….……….... xi

BAB I. PENDAHULUAN... 1

I.1Umum ... 1

I.2 Latar Belakang Penulisan ……… 1

I.3 Permasalahan ……… 3

I.4 Maksud dan Tujuan ... 6

I.5 Pembatasan Masalah …... 7

I.6 Metodologi Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…... 12

II.1 Angkutan Umum Penumpang ... 12

II.1.1Pengertian ... 12

II.1.2 Peranan Angkutan Umum ... 12

II.2 Konsep Pemilihan Moda ... 14

II.2.1 Pengertian... 14

II.2.2Pengelompokan Pelaku Perjalanan & Moda Transportasi... 17

II.2.3 Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda ………. 19

II.2.4 Perilaku Perjalanan………... 21

II.2.5 Atribut Pelayanan Jasa Transportasi ……….. 23

II.3 Model Pemilihan Moda ………. 25

II.3.1 Definisi Model ……… 25

II.3.2 Utilitas ……..……….. 27

II.3.3 Model Pemilihan Diskret ………... 30

II.3.4 Model Logit Biner ………. 32

II.4 Teknik Stated Preference ………... 33

II.4.1 Pengertian Teknik Stated Preference ……….. 33

II.4.2 Design Eksperimental ………. 34

II.4.3 Identifikasi Pemilihan ………. 35

(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 41

III.1 Prosedur Penelitian ... 41

III.2 Lokasi Penelitian .………. 42

III.3 Pendekatan dan Pemecahan Masalah ………... 44

III.4 Pengumpulan Data ……….. 45

III.4.1 Data Primer ……….. 45

III.4.2 Data Sekunder ………... 47

III.4.3 Lokasi Survei ……….48

III.4.4 Waktu Survei ……….48

III.5 Analisa Data ………. 48

III.6 Pembahasan ……….. 49

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... 51

IV.1 Gambaran Umum Wilayah Studi ……… 51

IV.2 Survei Pengumpulan Data Primer ……….. 52

IV.2.1 Teknik Pengumpulan Data ………... 52

IV.2.2 Jumlah Sampel ………. 53

IV.2.3 Penentuan Ukuran Sampel ………... 54

IV.3 Pelaksanaan Survei Pengumpulan Data ……….. 55

IV.4 Pemaparan Hasil Survey ……….. 56

IV.5 Analisa Regresi Linear ……… 65

IV.5.1 Analisa Persamaan Fungsi Selisih Utilitas ………65

IV.5.2 Kompilasi Data ………. 67

IV.5.3 Korelasi ………. 68

IV.5.4 Alternatif Persamaan Fungsi Selisih Utilitas ……… 69

IV.5.5 Persamaan Model ………. 75

IV.6 Sensitivitas Model ………... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 84

V.1 Kesimpulan... 84

V.2 Saran ... 85

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses pemilihan dua moda (angkutan umum dan mobil)

Gambar 2.2 Proses Pemilihan moda untuk Indonesia

Gambar 2.3 Perilaku Perjalanan

Gambar 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Distribusi Responden Pengguna Kapal Roro untuk perjalanan Singkil –

Sinabang

Grafik 4.2 Distribusi Tujuan Perjalanan Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Grafik 4.3 Distribusi Profesi/Pekerjaan Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Grafik 4.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Grafik 4.5 Distribusi Penghasilan per bulan Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Grafik 4.6 Distribusi Alasan Pemilihan Moda Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Grafik 4.7 Grafik Pemilihan Moda antara Kapal Roro dan Kapal Cepat

Grafik 4.8 Grafik Sensitivitas (Cost) antara Kapal Roro dan Kapal Cepat

Grafik 4.9 Grafik Sensitivitas (Time) antara Kapal Roro dan Kapal Cepat

Grafik 4.10 Grafik Sensitivitas (Frequency) antara Kapal Roro dan Kapal Cepat

Grafik 4.11 Grafik Sensitivitas (Departure) antara Kapal Roro dan Kapal Cepat

Grafik 4.12 Grafik Sensitivitas (Service) antara Kapal Roro dan Kapal Cepat

(9)

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kriteria Angkutan Umum Ideal

Tabel 3.1 Perbandingan atribut perjalanan Kapal Roro dan Kapal Cepat

Tabel 4.1 Probabilitas Individu Memilih Moda Kapal Roro

Tabel 4.2 Kuesioner yang tidak memenuhi syarat

Tabel 4.3 Distribusi Responden Pengguna Kapal Roro dan Kapal Cepat untuk

Perjalanan Singkil – Sinabang

Tabel 4.4 Distribusi Tujuan Perjalanan Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Tabel 4.5 Distribusi Profesi/Pekerjaan Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Tabel 4.7 Distribusi Penghasilan per bulan Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Tabel 4.8 Distribusi Alasan Pemilihan Moda Responden Pengguna Kapal Roro untuk

perjalanan Singkil – Sinabang

Tabel 4.9 Tabel frekuensi rata – rata pengguna Kapal Cepat

Tabel 4.10 Tabel frekuensi rata - rata pengguna Kapal Roro

Tabel 4.11 Nilai Skala Numerik

(10)

DAFTAR ISTILAH

Correlation : Mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan nilai

variabel

Deterministic : Dapat diukur

Option : Pilihan jawaban

Surveyor : Petugas survei

Kalibrasi : Proses penentuan nilai parameter dalam suatu persamaan

Probability : Peluang dalam memilih

Sensitivity : Perubahan nilai probabilitas dilakukan dengan perubahan

atribut

Utilitas : Ukuran istimewa seseorang dalam menentukan pilihan

terbaiknya

Random Utility : Utilitas acak

Skala Semantik : Pilihan terhadap jawaban yang diberikan

Skala Numerik : Suatu nilai yang menyatakan respon individu terhadap pilihan

Interview survey : Survei wawancara

Stated Preference : Teknik pernyataan pilihan berdasarkan apa yang diinginkan

seseorang

Cost : Biaya

Time : Waktu

Frequency : Frekuensi Perjalanan

(11)

Safety : Keamanan

Model logit biner : Model dimana pengambilan keputusan dihadapkan yang dipilih

(12)

DAFTAR NOTASI

a : Konstanta regresi

b1, b2...., bn : Koefisien masing-masing atribut/parameter model

g : Galat yang dikehendaki

k : Jumlah atribut

n : Jumlah observasi

in : Kesalahan acak (random error)

PKapal Roro : Probabilitas memilih Kapal Roro

PKapal Cepat : Probabilitas memilih Kapal Cepat

Pin : Probabilitas memilih alternatif i bagi individu n

R2 : Koefisien deterministik

Uin : Utilitas alternatif i bagi pembuat keputusan n

Vin : Fungsi deterministik utilitas i bagi individu n

xi...xn : Nilai atribut pelayanan

!" : Nilai kritis distribusi

" : Tingkat keberartian

# : Standart deviasi sampel

T$test : Uji t, yaitu pengujian hipotesa terhadap koefisien

regresi

F$test : Uji f, yaitu pengujian hipotesa terhadap variasi nilai

(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perilaku perjalanan pengguna transportasi laut yakni Kapal Laut yaitu untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik pengguna Kapal Roll on roll off dan Kapal Cepat rute Singkil-Simeulue dan melihat preferensi pemilihan moda akibat perubahan biaya perjalanan, waktu perjalanan, frekuensi perjalanan, jadwal keberangkatan, kenyamanan kapal, dan keamanan/keselamatan kapal. Yaitu, apakah pemilihan Kapal lebih dipengaruhi oleh perubahan biaya, waktu, frekuensi, jadwal keberangkatan, kenyamanan, atau keamanan.

Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi survei awal dan survei utama yaitu melalui pembagian kuesioner yang disusun dengan metode stated preference. Penelitian ini dilakukan kepada 110 responden dan terkumpul sebanyak 99 yang memenuhi syarat (valid). Kuesioner tersebut dibagikan pada saat survei lapangan langsung diatas Kapal Roro dan Kapal Cepat di pelabuhan Singkil.

Hasil kuesioner selanjutnya diolah untuk mendapatkan karakteristik pengguna kapal dan model pemilihan Kapal Roro dan Kapal Cepat. Beberapa karakteristik pengguna Kapal Roro dan Kapal Cepat rute Singkil Sinabang sebagai berikut : Tujuan perjalanan sebagian besar adalah perjalanan dinas untuk pengguna Kapal Roro dan urusan keluarga/sosial untuk pengguna Kapal Cepat. Dari segi penghasilan pengguna kedua kapal ini berpenghasilan antara Rp. 1.000.000 – 2.000.000, sedangkan alasan pemilihan moda adalah pertimbangan kenyamanan untuk Kapal Roro dan alasan Lebih Cepat bagi pengguna Kapal Cepat.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan membawa

konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

pemenuhan kebutuhan barang dan jasa. Demikian pula yang terjadi pada pergerakan

Singkil – Sinabang. Secara geografis wilayah Singkil dan Sinabang berada dipantai

barat Sumatera bagian utara dan terpisahkan oleh laut. Hubungan transportasi untuk

mencapai Sinabang bisa dilalui dengan dua cara yakni :

1. Jalur Udara, menggunakan moda transportasi Pesawat Terbang

2. Jalur Laut, menggunakan moda transportasi Kapal Laut

Untuk Jalur Udara, ketersediaan moda pesawat terbang untuk rute ke

Sinabang hingga saat ini hanya bisa diakses lewat Bandara Polonia Medan dan dari

Bandara Syech Hamzah Fansury Aceh Singkil. Pesawat Terbang yang melayani rute

ini termasuk tipe pesawat kecil dengan kapasitas 35 penumpang. Dengan kisaran

harga tiket normal Rp 300.000 – Rp 400.000 , membuat moda transportasi ini relatif

tergolong mahal untuk mereka yang berpendapatan tinggi.

Untuk Jalur laut, tersedia moda Kapal Laut yang merupakan akses utama

transportasi untuk mencapai Sinabang, yang bisa diakses dari Kota Singkil. Hal ini

dikarenakan, pelayaran Kapal Laut rute Singkil – Sinabang telah lama dibuka. Moda

Kapal Laut ini juga bisa menampung lebih banyak penumpang yakni sekitar 150 –

(15)

(Biaya) moda Kapal laut relatif tergolong sedang dan bisa dijangkau dari golongan

menengah ke atas bahkan yang berpendapatan rendah sekalipun.

Ketersediaan Kapal Laut untuk rute Singkil – Sinabang yang telah lama

dikelola oleh PT. ASDP, baru beberapa tahun terakhir ini telah mendapatkan pesaing

dari pihak swasta yakni PT. Barelang Surya Gemilang yang telah diberi izin oleh

pemerintah setempat untuk mengoperasikan Kapal Laut dengan rute yang sama.

Armada yang dioperasikan oleh PT.ASDP berupa Kapal Roro (roll on – roll off), sementara armada yang dioperasikan pihak perusahaan swasta PT. Barelang Surya

Gemilang berupa Kapal Cepat. Kapal Cepat ini merupakan moda transportasi baru

yang hadir dalam pelayaran laut rute Singkil – Sinabang. Kehadiran Kapal Cepat

yang dikelola oleh pihak swasta ini secara langsung memberikan alternatif pilihan

moda transportasi Kapal Laut kepada calon penumpang transportasi laut rute

tersebut.

Antara Kapal Roro yang dikelola PT. ASDP dan Kapal Cepat yang dikelola

Perusahaan Swasta, masing-masing memiliki karakteristik dalam hal jasa yang

ditawarkan kepada calon penumpang. Akan tetapi, probabilitas terpilihnya moda

antara Kapal Roro dan Kapal Cepat tersebut sangat bergantung pada preferensi

pengguna jasa angkutan umum terhadap beberapa atribut perjalanan dalam

hubungannya dengan jasa angkutan yang ditawarkan masing-masing kapal tersebut.

Dengan kata lain, dalam hal ini terjadi kompetisi antara Kapal Roro dan Kapal Cepat

untuk memperoleh penumpang.

Berkaitan dengan hal adanya kompetisi tersebut, penulis tertarik untuk

mengetahui Bagaimanakah Kompetisi antara Kapal Roro dan Kapal Cepat dalam

(16)

mendapatkan “Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang antara Kapal Roro

(PT. ASDP) dan Kapal Cepat (Swasta) dengan Metode Stated Preference.” Untuk

maksud tersebut penulis mengambil kasus pada rute Singkil – Sinabang.

Hal ini dikarenakan layanan Kapal Roro dan Kapal Cepat untuk wilayah

pantai barat Sumatera Utara terdapat dan dirintis pada rute Singkil – Sinabang. Selain

itu, penulis juga sudah tidak asing lagi dengan wilayah penelitian karena penulis

merupakan penduduk asli Aceh Singkil, sehingga diharapkan dapat menghemat

waktu, biaya dan tenaga. Kapal Laut yang dijadikan sampel disini adalah Kapal Roro

dan Kapal Cepat yang dianggap berimbang pelayanannya, terutama dari segi Biaya

dan Kenyamanannya.

I.2 Permasalahan

Sebagai penyedia jasa angkutan umum penting bagi perusahaan angkutan

untuk mengetahui perilaku calon penumpang untuk rute yang dilayaninya. Terlebih

bila dalam suatu pasar atau rute terdapat beberapa pesaing yang memberikan

pelayanan yang hampir-hampir sama. Perilaku penumpang yang dimaksud adalah

pilihannya terhadap moda kendaraan Laut yang melintasi rute Singkil – Sinabang.

Preferensi tersebut muncul dari perbandingan atribut-atribut perjalanan yang dimiliki

moda-moda yang tersedia.

Dalam hal ini, perbandingan moda yang akan diteliti adalah antara Kapal

Laut yakni antara Kapal Roro dan Kapal Cepat. Penelitian ini akan mengambil survei

atas penumpang Kapal Cepat dan Kapal Roro, karena kedua kapal tersebut memiliki

beberapa atribut–atribut perjalanan yang hampir sama dan bersaing dalam hal

(17)

juga safety (keamanan/keselematan), sebagaimana terlihat dari tabel Perbandingan atribut perjalanan antara Kapal Roro dan Kapal Cepat berikut ini :

Tabel 1.1 Perbandingan atribut perjalanan Kapal Roro dan Kapal Cepat

Atribut Perjalanan Kapal Roro Kapal Cepat

Cost(Biaya) Rp. 39.000 Rp. 75.000

Time

(Total Waktu Perjalanan) 9-10 jam 4 – 5 jam

Frekuensi

(Banyaknya Perjalanan)

1 kali sehari 1 kali sehari

Departure

Space Luas TV, AC, Toilet

Safety

(Tingkat Keselamatan)

Life raft, Pelampung, Pemadam api

Life raft, Pelampung, Pemadam api

Dari atribut perjalanan kedua kapal diatas bisa dilihat masing-masing

memiliki kelebihan ataupun kekurangan.

Bila kita menganalisa atribut perjalanan yang dimiliki kapal cepat, beberapa

kekurangan kapal cepat yakni :

1. Segi biaya perjalanan, penumpang yang memilih kapal cepat harus

mengeluarkan biaya yang lebih besar dari biaya bila memilih kapal Roro

(18)

2. Segiserviceataupunfasilitaskenyamanan yang ditawarkan, kapal cepat yang memiliki dimensi fisik yang lebih kecil hanya bisa memberikan fasilitas TV,

AC dan Toilet.

Namun, keunggulan yang dimiliki oleh kapal cepat adalah di Time yakni

waktu tempuh perjalanan, bila menggunakan kapal cepat hanya membutuhkan waktu

4 - 5 jam untuk mencapai daerah Sinabang Pulau Simelue dari Pelabuhan Singkil.

Kemudian, bila kita menganalisa atribut perjalanan yang dimiliki oleh Kapal

Roro, beberapa kelebihanya yakni :

1. Segi Biaya Perjalanan, Biaya Perjalanan Kapal Roro lebih murah Rp 36.000

bila dibandingkan dengan biaya perjalanan kapal cepat.

2. Segi Service Perjalanan, Dengan dimensi fisik kapal yang lebih besar kapal

Roro menawarkan fasilitas kenyamanan yang lebih dibandingkan kapal cepat,

selain TV, AC, Toilet, kapal Roro juga menyediakan Cafe yang melayani

kebutuhan makanan dan minuman penumpang. Ditambah dengan kebebasan

ruangan (space) yang lebih luas dibandingkan dengan kapal cepat.

Namun, kapal Roro juga memiliki kekurangan yakni dari segi Time ataupun

waktu perjalanan. Kapal Roro membutuhkan waktu perjalanan yang lebih lama atau

lambat dibanding kapal cepat yakni 9 – 10 jam untuk mencapai daerah Sinabang dari

Pelabuhan Singkil.

Disamping Point Kelebihan dan Kekurangan masing-masing kapal diatas

(19)

1. SegiFrekuensi, banyaknya perjalanan dalam satu hari. Masing-masing kapal, baik Kapal Roro maupun kapal cepat hanya mengoperasikan satu unit kapal

perhari untuk melayani rute Singkil – Sinabang.

2. Segi Departure (Jadwal keberangkatan). Meskipun berbeda jadwal

keberangkatan, dimana Kapal Roro berangkat pada malam hari dan Kapal

Cepat pada pagi hari, keduanya dianggap berimbang karena pemilihan

berdasarkan jadwal keberangkatan sangat bergantung dari kebutuhan calon

penumpang bisa saja ingin berangkat pagi bisa juga ingin berangkat malam

hari.

3. Safety, Keamanan. Fasilitas keamanan kedua kapal juga dianggap berimbang

karena masing-masing memiliki Life raft(rakit penolong), pemadam api, dan

juga pelampung tentunya.

Dari beberapa atribut perjalanan yang ada, penulis ingin mengetahui faktor

apakah yang mempengaruhi penumpang transportasi laut rute Singkil – Sinabang

dalam memilih moda kapal laut yang dipilihnya serta melihat bagaimanakah

karakteristik kondisi sosial ekonomi penumpang kedua jenis kapal tersebut.

I.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapat menjelaskan

probabilitas pemilihan masing-masing moda.

2. Untuk menguji sensitivitas pelaku perjalanan dalam penentuan pemilihan

(20)

3. Untuk mengetahui variabel identitas diri atau karakteristik penumpang yang menggunakan moda dalam hubungan dengan terpilihnya suatu moda.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau

pertimbangan bagi perencana transportasi setempat dan juga bagi penyedia jasa

angkutan transportasi laut baik itu dari pemerintah ataupun pihak perusahaan swasta

dalam usaha untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan angkutan Kapal Laut rute

Singkil – Sinabang.

I.4 Ruang Lingkup Studi

Pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis membatasi masalah pada penentuan

Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang antara Kapal Roro dan Kapal Cepat

rute Singkil – Sinabang, berdasarkan pada data preferensi pengguna jasa angkutan

umum terhadap atribut perjalanan. Dengan pertimbangan tersebut maka ruang

lingkup studi dibatasi pada :

• Studi ini hanya mengambil pergerakan satu arah yakni Singkil – Sinabang.

• Moda transportasi dibatasi pada angkutan umum Kapal Roro dan Kapal

Cepat yang melayani rute Singkil – Sinabang.

• Responden yang dipilih adalah penumpang Kapal Roro dan penumpang

Kapal Cepat.

• Pengambilan data dilakukan di Pelabuhan utama Kota Singkil, langsung

(21)

• Atribut perjalanan yang dipakai adalah Cost(Biaya), Time(Waktu Tempuh),

Frekuensi Perjalanan, Departure (Jadwal Keberangkatan), Service

(Kenyamanan), danSafety(Keamanan).

• Penelitian ini tidak membahas pentarifan angkutan umum.

• Penelitian ini tidak membahas fungsi kapal sebagai alat angkutan umum

barang maupun kelengkapan Kapal Laut dengan fasilitasnya.

• Analisis dilakukan dengan menggunakan MetodeStated Preference.

I.5 Metodologi Penelitian

1) Kajian Pustaka atau Studi Literatur yaitu dengan mengumpulkan

bahan-bahan yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini yang bersumber dari

buku-buku, masukan dari dosen, serta referensi lainnya sebagai pendekatan teori

maupun sebagai perbandingan untuk mengkaji penelitian ini. Dalam hal ini

yaitu teori-teori mengenai pemilihan moda kendaraan yang diperoleh dari

buku “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi” (Ofyar Z. Tamin) dan buku

“Perencanaan Transportasi” (Fidel Miro) serta tulisan-tulisan mengenai

pemilihan moda transportasi yang berasal dari beberapa tugas akhir, jurnal,

maupun thesis.

2) Pengambilan data, dalam penelitian ini digunakan dua data sumber yaitu :

• Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan teknik Stated Preference yang didapat dengan

pengamatan langsung. Data ini berupa dokumentasi pengamatan langsung

(22)

kapal laut baik kapal Roro dan kapal cepat. Hasil kuesioner diperoleh

melalui dua tahap yakni :

a. Dalam pelaksanaannya, surveyor membawa lembar kuesioner dan

menyebar kuisioner kepada responden secara acak pada kedua

kapal tinjauan, dalam hal ini penumpang angkutan umum Kapal

Laut Singkil – Sinabang.

b. Survei dengan teknik wawancara langsung kepada pengguna

moda angkutan kapal Roro dan kapal cepat yang dilakukan oleh

surveyor.

Format kuesioner disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami dan

tidak menimbulkan keraguan responden untuk menjawab. Data yang

dikumpulkan akan terangkum dalam lembar kuisioner yang meliputi

data-data :

a. Karakteristik Penumpang, yang mencakup data-data :

Jenis Kelamin ; Pendapatan Perbulan ; Usia ; Pendidikan ; Pekerjaan ;

Maksud perjalanan yang dapat berupa bekerja, berdagang, sekolah,

rekreasi, ataupun sosial ; Frekuensi perjalanan ; Kapal Laut yang

digunakan.

b. Persepsi penumpang apabila dilakukan perubahan terhadap atribut

perjalanan yang dapat dibagi menjadi 5 kategori :

Pasti pilih Kapal Roro,

Mungkin pilih Kapal Roro,

Pilihan berimbang,

(23)

Pasti pilih Kapal Cepat.

• Data Sekunder yaitu data yang sudah tersusun yang didapat dari instansi–

instansi tertentu. Data ini berupa data mengenai operator-operator Kapal

laut yang melayani rute Singkil – Sinabang, Kapasitas muatan

penumpang dalam angkutan umum, serta tarif angkutan.

3) Penganalisaan data. Data yang didapat kemudian diolah dan disajikan

menyangkut hasil penelitian di lapangan menggunakan Metode Stated

Preference. Ada pun data yang dianalisa adalah :

a. Pengolahan data pertama menyangkut kompilasi data hasil

karakteristik sosial/ekonomi pengguna kapal Roro ataupun kapal

cepat, yang merupakan jawaban responden pada lembar satu

kuesioner. Penyajian data ini diselesaikan dengan Program Excel.

b. Pengolahan data yang kedua menyangkut kompilasi data hasil Stated

Preference, yang merupakan jawaban dari hasil kuesioner lembar kedua. Penyajian data ini diselesaikan dengan Program SPSS 13.

4. Pembahasan data, setelah didapat analisa data berupa kompilasi data hasil

maka langkah selanjutnya adalah :

a. Validasi uji statistik, dengan program SPSS 13, kompilasi data hasil

diuji untuk mendapatkan model utilitas pemilihan moda kapal Roro

dan kapal cepat dengan nilai R2 yang tertinggi. Validasi terhadap

model dilakukan untuk menguji tingkat kepercayaan terhadap model

yang diperoleh, yaitu dengan mengukur kemampuannya dalam

(24)

tersebut bisa didapat probabilitas terpilihnya masing-masing kapal

tersebut, yakni antara Kapal Roro dan Kapal Cepat.

b. Uji sensitifitas, dengan program Excel, Uji sensitivitas dilakukan

untuk memahami perubahan nilai probabilitas pemilihan Kapal Roro

seandainya dilakukan perubahan nilai atribut pelayanannya. Untuk

menggambarkan sensitivitas ini dilakukan beberapa perubahan atribut

terhadap model pada masing-masing kelompok, yakni :

! Biaya Perjalanan dikurangi atau ditambah

! Waktu Tempuh Perjalanan diperlambat atau dipercepat

! Frekuensi Perjalanan dikurangi atau ditambah

! Jadwal Keberangkatan diubah

! Tingkat Pelayanan dikurangi atau ditingkatkan

! Tingkat keamanan/keselamatan dikurangi atau ditingkatkan.

Enam atribut dalam kasus ini diuji sensitivitasnya dengan

memasukkan nilai rata-rata atribut kapal Roro dan kapal cepat

terhadap model yang telah didapatkan dari validasi uji statistik.

Dengan demikian didapatkan perubahan probabilitas pemilihan moda

akibat sensitivitas yang dilakukan yakni perubahan atribut perjalanan.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan disini menyangkut temuan hasil studi yakni model pemilihan

moda, karakteristik sosial-ekonomi pengguna kapal Roro dan kapal cepat rute

Singkil – Sinabang, dan juga hasil analisa Sensitivitasnya. Disamping

kesimpulan, tentunya diberikan beberapa saran ataupun masukan penelitian

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Angkutan Umum Penumpang

II.1.1 Pengertian Angkutan Umum

Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan atau

barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok

orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki atau mengirimkan barang dari

tempat asalnya ke tempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan dengan

menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan. Sementara Angkutan Umum

Penumpang adalah angkutan penumpang yang menggunakan kendaraan umum yang

dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan

umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan

air, dan angkutan udara.

Angkutan Umum Penumpang bersifat massal sehingga biaya angkut dapat

dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang yang menyebabkan biaya

per penumpang dapat ditekan serendah mungkin. Karena merupakan angkutan

massal, perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan

tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan di terminal dan atau tempat

perhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud. Angkutan umum

massal atau masstransit memiliki trayek dan jadwal keberangkatan yang tetap.

Pelayanan angkutan umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila tercipta

keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan. Oleh karena itu, Pemerintah perlu

(26)

Beberapa kriteria ideal angkutan umum menurut Harries (1976)dapat dilihat dalam Tabel 2.1

Table 2.1 Kriteria Angkutan Umum Ideal

Keandalan Kenyamanan Keamanan Murah Waktu Perjalanan

oSetiap saat kaki ke bus stop oTidak perlu

Sumber : Harries (1976, dikutip dari Thesis ITB, Ratna Dewi Anggraeni)

II.1.2 Peranan Angkutan Umum

Angkutan Umum berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia akan

pergerakan ataupun mobilitas yang semakin meningkat, untuk berpindah dari suatu

tempat ke tempat lain yang berjarak dekat, menengah ataupun jauh. Angkutan umum

juga berperan dalam pengendalian lalu lintas, penghematan bahan bakar atau energi,

dan juga perencanaan & pengembangan wilayah.

Esensi dari operasional angkutan umum adalah memberikan layanan

(27)

untuk masyarakat yang mampu memiliki kendaraan pribadi sekalipun (Choice), dan terutama bagi masyarakat yang terpaksa harus menggunakan angkutan umum

(Captive). Ukuran pelayanan angkutan umum yang baik adalah pelayanan yang

aman, cepat, murah, dan nyaman.

II.2 Konsep Pemilihan Moda

II.2.1 Pengertian Pemilihan Moda

Pemilihan Moda merupakan bagian dari empat tahap perencanaan

transportasi, yakni :

1) Bangkitan Perjalanan/Pergerakan (Trip Generation)

2) Distribusi/Sebaran Perjalanan/Pergerakan (Trip Distribution)

3) Pilihan Moda Transportasi (Modal Split)

4) Pilihan Rute (Route Choice)

Pemilihan moda masuk pada tahap ketiga perencanaan transportasi setelah

tahap untuk mendapatkan bangkitan perjalanan dan distribusi pergerakan. Pada tahap

ketiga ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaku perjalanan terbagi-bagi ke

dalam (atau memilih) moda angkutan yang berbeda-beda. Dengan kata lain, tahap

pemilihan moda merupakan suatu proses perencanaan angkutan yang bertugas untuk

menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam arti proporsi)

orang dan atau barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai moda

transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan tertentu, demi

beberapa maksud perjalanan tertentu pula.

Beberapa prosedur pemilihan moda memodelkan pergerakan dengan hanya

(28)

negara Barat terdapat pilihan lebih dari dua moda, misalnya London mempunyai

kereta api bawah tanah, kereta api, bus, dan mobil. Di Indonesia terdapat beberapa

jenis moda kendaraan bermotor (termasuk ojek) ditambah becak dan pejalan kaki.

Pejalan kaki termasuk penting di Indonesia. Jones (1977) menekankan dua

pendekatan umum tentang analisis sistem dengan dua buah moda, seperti terlihat

pada gambar 2.1

Total Pergerakan Total Pergerakan

Bergerak Tidak Bergerak Bergerak Tidak bergerak

Mobil Angkutan Umum Mobil Angkutan

Umum 2

Angkutan Angkutan Angkutan

Umum 1 Umum 2 Umum 1

Gambar 2.1 Proses pemilihan dua moda (angkutan umum dan mobil)

Gambar kiri mengasumsikan pemakai jalan membuat pilihan antara bergerak

dan tidak bergerak. Jika diputuskan untuk membuat pergerakan, pertanyaannya

adalah dengan angkutan umum atau pribadi. Jika angkutan umum yang dipilih,

pertanyaan selanjutnya apakah bus atau kereta api. Sementara gambar sebelah kanan

mengasumsikan bahwa begitu keputusan menggunakan kendaraan diambil, pemakai

jalan memilih moda yang tersedia. Model pemilihan moda yang berbeda tergantung

pada jenis keputusan yang diambil. Gambar sebelah kiri lebih sederhana dan

(29)

Indonesia, pendekatan yang lebih cocok adalah seperti yang diperlihatkan pada

gambar 2.2

Total Pergerakan

Bergerak Tidak bergerak

Berjalan kaki Berkendaraan

Umum Pribadi

Bermotor Tidak Bermotor Tidak Bermotor Bermotor

(Becak) (Sepeda)

Jalan Rel Jalan Raya Mobil Sepeda Motor

Bus Paratransit

Gambar 2.2 Proses Pemilihan moda untuk Indonesia

Selain itu, pemilihan moda juga mempertimbangkan pergerakan yang

menggunakan lebih dari satu moda dalam perjalanan. Jenis pergerakan inilah yang

sangat umum dijumpai di Indonesia karena geografi Indonesia yang terdiri dari

banyak pulau, yang memisahkan antara suatu daerah daratan dengan daerah

kepulauan. Dalam hal ini terjadi kombinasi antara beberapa moda untuk mencapai

(30)

angkutan air/laut yakni misalnya menggunakan kombinasi Mobil/Bus dengan Kapal

Laut.

II.2.2 Pengelompokan Pelaku Perjalanan & Moda Transportasi

Masyarakat pelaku perjalanan (konsumen jasa transportasi), dapat kita

kelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu :

1) Golongan paksawan (Captive) merupakan jumlah terbesar di negara

berkembang, yaitu golongan masyarakat yang terpaksa menggunakan

angkutan umum karena ketiadaan kendaraan pribadi. Mereka secara ekonomi

adalah golongan masyarakat lapisan menengah ke bawah (miskin atau

ekonomi lemah).

2) Golongan Pilihwan (Choice), merupakan jumlah terbanyak di negara-negara

maju, yaitu golongan masyarakat yang mempunyai kemudahan (akses) ke

kendaraan pribadi dan dapat memilih untuk menggunakan angkutan umum

atau angkutan pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan masyarakat

lapisan menengah ke atas (kaya atau ekonomi kuat).

Secara umum, ada 2 (dua) kelompok besar moda transportasi yaitu :

1) Kendaraan Pribadi (Private Transportation), yaitu :

Moda transportasi yang dikhususkan buat pribadi seseorang dan seseorang itu

bebas memakainya ke mana saja, di mana saja dan kapan saja dia mau,

bahkan mungkin juga dia tidak memakainya sama sekali (misal : mobilnya

(31)

Jalan kaki

Sepeda untuk pribadi

Sepeda motor untuk pribadi

Mobil pribadi

Kapal, pesawat terbang, dan kereta api yang dimiliki secara pribadi

(jarang terjadi).

2) Kendaraan Umum (Public Transportation), yaitu :

Moda transportasi yang diperuntukkan buat bersama (orang banyak),

kepentingan bersama, menerima pelayanan bersama, mempunyai arah dan

titik tujuan yang sama, serta terikat dengan peraturan trayek yang sudah

ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan para pelaku perjalanan

harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan tersebut apabila

angkutan umum ini sudah mereka pilih.

Contoh kendaraan umum seperti :

Ojek sepeda, sepeda motor

Becak, bajaj, bemo

Mikrolet

Bus umum (kota dan antar kota)

Kereta api (kota dan antar kota)

Kapal, Sungai & Laut

(32)

II.2.3 Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda

Memilih moda angkutan di daerah bukanlah merupakan proses acak,

melainkan dipengaruhi oleh faktor kecepatan, jarak perjalanan, kenyamanan,

kesenangan, keandalan, ketersediaan moda, ukuran kota, serta usia, komposisi, dan

sosial-ekonomi pelaku perjalanan. Semua faktor ini dapat berdiri sendiri atau saling

bergabung (Bruton, 1975).

Ada 4 (empat) faktor yang dianggap kuat pengaruhnya terhadap perilaku

pelaku perjalanan atau calon pengguna (trip maker behavior). Masing-masing faktor

ini terbagi lagi menjadi beberapa variable yang dapat diidentikkan. Variable-variabel

ini dinilai secara kuantitatif dan kualitatif. Faktor – faktor atau variabel-variabel

tersebut adalah :

I. Faktor Karakteristik Perjalanan (Travel Characteristics Factor)

Pada kelompok ini terdapat beberapa variabel yang dianggap kuat pengaruhnya

terhadap perilaku pengguna jasa moda transportasi dalam memilih moda

angkutan, yaitu :

1. Tujuan Perjalanan seperti (trip purpose) bekerja, sekolah, sosial dan lain-lain.

2. Waktu Perjalanan seperti (time of trip made) seperti pagi hari, siang hari, tengah malam, hari libur dan seterusnya.

3. Panjang perjalanan (trip length), merupakan jarak fisik (kilometer) antara asal dengan tujuan, termasuk panjang rute/ruas, waktu pembanding kalau

menggunakan moda-moda lain, di sini berlaku bahwa semakin jauh

(33)

II. Faktor Karakteristik Pelaku Perjalanan (Traveler Characteristics Factor)

Pada kelompok faktor ini, seluruh variabel berhubungan dengan individu si

pelaku perjalanan. Variabel-variabel dimaksud ikut serta berkontribusi

mempengaruhi perilaku pembuat perjalanan dalam memilih moda angkutan.

Menurut Bruton, variabel tersebut diantaranya adalah :

1. Pendapatan (income), berupa daya beli sang pelaku perjalanan untuk

membiayai perjalanannya, entah dengan mobil pribadi atau angkutan umum.

2. Kepemilikan kendaraan (car ownership), berupa tersedianya kendaraan

pribadi sebagai sarana melakukan perjalanan.

3. Kondisi kendaraan pribadi (tua, jelek, baru dll)

4. Kepadatan permukiman (density of residential development)

5. Sosial-ekonomi lainnya, seperti struktur dan ukuran keluarga (pasangan

muda, punya anak, pensiun atau bujangan, dan lain-lain), usia, jenis kelamin,

jenis pekerjaan, lokasi pekerjaan, punya lisensi mengemudi (SIM) atau tidak,

serta semua variabel yang mempengaruhi pilihan moda.

III.Faktor Karakteristik Sistem Transportasi (Transportation System

Characteristics Factor)

Pada faktor ini, seluruh variabel yang berpengaruh terhadap perilaku si pembuat

perjalanan dalam memilih moda transportasi berhubungan dengan kinerja

pelayanan sistem transportasi seperti berikut :

1. Waktu relatif (lama) perjalanan (relative travel time) mulai dari lamanya

(34)

2. Biaya relatif perjalanan (Relative Travel Cost), merupakan seluruh biaya yang timbul akibat melakukan perjalanan dari asal ke tujuan untuk semua

moda yang berkompetisi seperti tarif tiket, bahan bakar, dan lain-lain.

3. Tingkat pelayanan relatif (Relative Level of Service), merupakan variabel yang cukup bervariasi dan sulit diukur, contohnya adalah variabel-variabel

kenyamanan dan kesenangan, yang membuat orang mudah gonta-ganti moda

transportasi.

4. Tingkat akses/indeks daya hubung/kemudahan pencapaian tempat tujuan.

5. Tingkat kehandalan angkutan umum disegi waktu (tepat waktu/reliability),

ketersediaan ruang parkir dan tarif.

Variabel nomor 1 dan 2 merupakan kelompok variabel yang dapat diukur

(dikuantifikasikan), sementara ketiga variabel terakhir (3,4,5) merupakan kelompok

variabel yang sangat subjektif sehingga sulit diukur (dikuantifikasikan) dan masuk

kelompok variabel kualitatif.

IV. Faktor karakteristik kota dan zona (Special Characteristics Factor)

Variabel yang ada dalam kelompok ini, contohnya ;

1. Variabel jarak kediaman dengan tempat kegiatan (CBD)

2. Variabel kepadatan penduduk (population density).

II.2.4 Perilaku Perjalanan

Proses yang mendasari perilaku perjalanan ditunjukkan pada gambar 2.3.

Dalam mengamati perilaku perjalanan terdapat dua macam golongan elemen yaitu

(35)

diamati, yang dapat dihitung secara langsung. Sementara Elemen Internal adalah

elemen yang tidak teramati yakni elemen persepsi ataupun sikap individu pelaku

perjalanan. Walaupun demikian elemen-elemen persepsi, sikap, preferensi, maupun

perilaku individu tersebut juga mempengaruhi perilaku perjalanan tersebut. Untuk

mengetahui karakteristik elemen-elemen tak teramati tersebut digunakanlah

pendekatan metode Stated Preference.

Sumber : Pearmain (1991), dikutip dari Thesis ITB Karnawan Joko Setyono

(36)

II.2.5 Atribut Pelayanan Jasa Transportasi

Dalam proses pemilihan jasa transportasi, atribut pelayanan jasa transportasi

sangat berpengaruh terhadap keputusan pelaku perjalanan. Pada prosesnya pengguna

jasa angkutan umum yang berbeda akan memilih moda angkutan yang memiliki

atribut yang berbeda sesuai dengan tingkat kepuasan (utilitas) yang diinginkannya

dan sesuai dengan kemampuan ekonominya.

Dalam melakukan penilaian terhadap pelayanan moda angkutan, Manheim

(1979) seperti yang dikutip dalam Thesis ITB, Ratna Dewi Anggraeni memaparkan

beberapa atribut sebagai berikut :

1. Atribut yang berhubungan dengan waktu

! Total waktu perjalanan

! Reliabilitas (variansi waktu perjalanan)

! Waktu yang dihabiskan pada titik transfer

! Frekuensi perjalanan

! Daftar/rencana perjalanan

2. Atribut yang berhubungan dengan ongkos

! Ongkos langsung : tiket, tol, bensin

! Ongkos operasional : ongkos muat, dokumentasi, peron

! Ongkos tidak langsung : gedung, tingkat bunga, asuransi

3. Keamanan

! Kemungkinan rusaknya angkutan

! Kemungkinan kecelakaan

(37)

4. Kesenangan dan Kenyamanan

! Jarak berjalan kaki

! Jumlah ganti kendaraan

! Kenyamanan :temperature, kelembaban, kebersihan, kualitas angkutan

! Keramahan : kemudahan bagasi, kemudahan tiket, layanan makanan dan

minuman

! Kesenangan perjalanan

! Estetika Perjalanan

5. Pelayanan Eskpedisi

! Hak pengiriman kembali

! Asuransi

Sementara menurut Schumer (1974) mengidentifikasikan atribut-atribut

tingkat pelayanan sebagai berikut :

1. Kecepatan, periode yang dilalui penumpang atau barang sejak memulai

sampai tiba di tempat tujuan, dalam hal ini termasuk waktu bongkar muat,

pengisian bahan bakar, dan perbaikan peralatan.

2. Keselamatan, meliputi keselamatan orang atau barang yang diangkut serta

keamanan bagi yang lain.

3. Kapasitas, yaitu kesediaan sarana dengan kapasitas yang memadai untuk tiap

tingkat permintaan yang dapat diterima

4. Frekuensi, yaitu keteraturan kedatangan dan keberangkatan

5. Keteraturan, waktu-waktu tertentu dari alat transportasi tersebut berjalan

(38)

7. Tanggung jawab, yaitu pertanggungjawaban yang sah atas pengusahaan alat

transportasi dan kemampuan membayar kompensasi jika terjadi klaim dari

pengguna jasa atas ketidakpuasan mereka terhadap kualitas pelayanan.

8. Kenyamanan dalam perjalanan, meliputi tempat duduk, sirkulasi, dan

pengaturan suhu serta fasilitas perjalanan jarak jauh seperti akomodasi dan

pelayanan makan & minum.

9. Ekonomis, yaitu ongkos yang wajar dan dapat diterima.

Dalam studi ini, atribut yang dipakai dalam penelitian preferensi pilihan

moda adalah :

1. Cost : Biaya perjalanan

2. Time : Waktu perjalanan

3. Frekuensi : Banyaknya Perjalanan 4. Departure : Jadwal Keberangkatan 5. Service : Tingkat Pelayanan

6. Safety : Tingkat Keamanan / Keselamatan

II.3 Model Pemilihan Moda

II.3.1 Definisi Model

Dalam proses perencanaan transportasi, salah satu langkah yang harus kita

lalui adalah menganalisis setiap data dan informasi yang relevan sebagai landasan

untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Data dan

informasi ini bisa berupa data sekunder, yaitu data yang sudah tersusun yang didapat

(39)

dan informasi yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan atau di dunia

nyata.

Hal ini menyebabkan data primer, yang diperoleh dari aktifitas mengamati

secara langsung, sulit untuk dianalisis dan tidak dapat dijadikan sebagai dasar

prakiraan (prediksi) kejadian dan hasil-hasil pada masa yang akan datang. Untuk

keperluan prakiraan (estimasi) atas hasil tersebut, data dan informasi realistis ini

perlu disederhanakan dan diringkas seoptimal mungkin, tanpa menyimpang dari

maksud, tujuan, dan substansi dari data dan informasi terkait.

Aktifitas meringkas dan menyederhanakan kondisi realistis (nyata) tersebut

dikenal sebagai aktifitas Pemodelan. Dengan demikian, model dapat didefinisikan

sebagai berikut :

Model adalah suatu representasi ringkas dari kondisi riil dan berwujud suatu

bentuk rancangan yang dapat menjelaskan atau mewakili kondisi riil tersebut

untuk suatu tujuan tertentu (Black, 1981)

Model adalah suatu representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu yang

disepakati dari suatu kondisi tertentu (Simatupang, 1995)

Model adalah suatu kerangka utama atau formalisasi informasi/data tentang

kondisi nyata yang dikumpulkan untuk mempelajari/menganalisis sistem

nyata tersebut (Gordon, 1978).

Beberapa defenisi model diatas pada dasarnya bernada sama, yaitu

sama-sama menekankan bahwa model itu berupa bentuk (wujud rancangan) yang berfungsi

sebagai media (alat) penyampai pesan tentang apa yang terjadi di dunia nyata dan

dapat mewakili dunia nyata secara keseluruhan sehingga memudahkan pemahaman

(40)

Bentuk dari model yang dimaksud diatas dapat berupa :

Model Fisik (model arsitek, model teknik sipil, dan lain-lain).

Peta dan diagram (grafis)

Model Statisitika dan matematika (persamaan) yang menerangkan beberapa

aspek fisik, sosial-ekonomi, dan model transportasi.

Adapun peranan model dalam perencanaan transportasi diantaranya adalah :

1. Sebagai alat bantu (media) untuk memahami cara kerja sistem (Tamin, O.Z. 1997)

2. Untuk memudahkan dan memungkinkan dilakukannya perkiraan terhadap

hasil-hasil atau akibat-akibat dari langkah-langkah/alternative yang diambil dalam proses perencanaan dan pemecahan masalah pada masa yang akan

datang.

3. Untuk memudahkan kita menggambarkan dan menganalisis realita.

II.3.2 Utilitas

Utilitas berarti nilai-nilai kepuasan pelaku perjalanan (user) dalam

menggunakan moda transportasi alternatif yang dipengaruhi dan berhubungan

dengan variabel-variabel yang memiliki hubungan yang kuat dengan perilaku pelaku

perjalanan. Bentuk hubungannya dapat dilihat melalui fungsi utility berikut (Akiva and Lernman, 1985) :

U = f (V1,V2,V3,…,Vn) ... (2.1)

dimana :

U = Nilai kepuasan pelaku perjalanan menggunakan moda

(41)

V1s/d Vn = Variabel-variabel yang dianggap berpengaruh terhadap nilai

kepuasan menggunakan moda transportasi tertentu

f = Hubungan fungsional matematis

Sebagai catatan dalam pemilihan moda ini, yang perlu diketahui adalah

bahwa fungsi kepuasan pelaku perjalanan dalam menggunakan moda pilihannya

seperti persamaan (2.1) dalam dunia nyata banyak mengandung unsur relative atau

random sehingga fungsi kepuasan bersifat acak atau disebut Utilitas Acak (Random

Utility). Manski, orang yang pertama kali mencetuskan konsep utilitas acak

menyebutkan 4 sumber penyebab keacakan fungsi utilitas tersebut, yaitu :

1. Terdapatnya karakteristik sistem transportasi (variabel) yang tidak teramati (unobserved attributes) atau ada faktor “X” yang bermain dalam pengamatan.

2. Adanya variasi selera pelaku perjalanan yang tak teramati (Unobserved

variations).

3. Adanya kesalahan pengukuran (measurement errors) dan data yang kurang

(imperfect information).

4. Adanya variabel acak yang bersifat instrumental (instrumental variabel) atau

proxy

Sehingga ketika fungsi utilitas pada persamaan (2.1) tidak memasukkan

semua informasi yang diperlukan oleh semua individu, maka fungsi utilitas tersebut

dimodifikasi dengan memasukkan kemungkinan variasi dalam perilaku pilihan

dengan menggabungkan komponen random (

ε

) sebagai berikut :

(42)

U = Nilai kepuasan pelaku perjalanan menggunakan moda

transportasi.

f (V1,V2,V3,…,Vn) = mewakili komponen utilitas terukur, dan

(

ε

) = mewakili komponen utilitas tak terukur seperti persepsi

dan selera individu.

Hasil estimasi yang terbaik adalah yang memiliki nilai (

ε

) = 0 atau sekurang-kurangnya mendekati 0.

Berkaitan dengan Utilitas acak, Dommencich dan McFadden (1975) dan

Williams(1977) mengemukakan hal berikut :

1. Individu yang berada dalam suatu populasi (Q) yang homogen akan bertindak

secara rasional dan memiliki informasi yang tepat sehingga biasanya dapat

menentukan pilihan yang dapat memaksimumkan utilitas individunya

masing-masing sesuai dengan batasan hokum, sosial, fisik, waktu, dan uang.

2. Terdapat suatu set A = {A1, …, Aj, …, An) alternatif yang tersedia dan suatu

set vektor atribut individu X dan alternatifnya. Setiap individu (q) akan

mempunyai atribut x!X dan set pilihan A(q)!A.

3. Setiap pilihan Aj!A mempunyai utilitas Ujq untuk setiap indvidu q.

Pemodelan yang juga merupakan pengamat sistem tersebut tidak mempunyai

informasi yang lengkap tentang semua unsur yang dipertimbangkan

olehsetiap individu yang menentukan pilihan sehingga pemodel

mengasumsikan bahwa Ujqdinyatakan dalam dua komponen, yaitu :

(43)

b. Bagian acak !jq yang mencerminkan hal tertentu dari setiap individu termasuk kesalahan yang dilakukan oleh pemodel. Jadi, pemodel

dapat menuliskan :

Ujq= Vjq+ !jq... (2.3) yang dapat menjelaskan dua hal yang tidak rasional. Contohnya, dua

individu dengan atribut yang sama dan mempunyai set pilihan yang

sama mungkin memilih pilihan yang berbeda, dan beberapa individu

tidak selalu memilih alternative yang terbaik.

c. Individu q akan memilih alternatif yang memaksimumkan utilitas.

II.3.3 Model Pemilihan Diskret

Secara umum, model pemilihan diskrit dinyatakan sebagai :

The probability od individuals choosing a given option is a function of their socio-economic characteristics and the relative attractiveness of the option”.

“Peluang setiap individu memilih suatu pilihan merupakan fungsi ciri sosio-ekonomi

dan daya tarik pilihan tersebut”.

Untuk menyatakan daya tarik suatu alternatif, digunakan konsep utilitas

(didefinisikan sebagai sesuatu yang dimaksimumkan oleh setiap individu).

Sementara dasar teori, kerangka, atau paradigma dalam menghasilkan model

pemilihan diskret adalah teori utilitas acak.

Model pemilihan diskret ini menganalisis pilihan konsumen (pelaku

perjalanan) dari sekumpulan alternatif pilihan moda yang saling bersaing dan tidak

(44)

exclusive), seperti kalau kita sudah memakai bus kota, secara bersamaan/pada waktu yang sama tidak mungkin kita menggunakan kereta api.

AkivadanLerman(1985) dalam bukunya “Discrete Choice Analysis : Theory

and Application to Travel Demand” yang dikutip oleh Ofyar Tamin dalam buku Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, lebih menekankan model ini pada analisis

pilihan konsumen untuk memaksimalkan kepuasannya dalam mengkonsumsi

pelayanan yang diberikan oleh suatu moda transportasi pilihan. Konsumen sebagai

seorang pembuat keputusan, akan menyeleksi berbagai alternatif dan memutuskan

memilih moda transportasi yang memiliki nilai kepuasan tertinggi (highest utility). Prosedur model ini diawali dengan menentukan nilai-nilai parameter

(koefisien regresi) dari sebuah fungsi kepuasan yang dipengaruhi oleh beberapa

variabel bebas. Nilai-nilai parameter (koefisien regresi) masing-masing moda

diperoleh dari kalibrasi statistic dari data survei primer dan diolah melalui program

SPSS (Statistical Package Social Science).

Adapun persamaan regresi fungsi kepuasan dimaksud dengan

mempertimbangkan juga pengaruh utilitas acak (random/stokastik), sebagai berikut :

U / Vin = a + β1 xin1 + β2 xin2 + …. + βk xink + ein ...(2.4)

di mana :

U / Vin = Nilai kepuasan memakai moda i (maksimum kepuasan)

xin 1s/d xin k = Sekelompok variabel bebas yang mempengaruhi kepuasan

maksimum

β1 s/d βk = Koefisien regresi/parameter variabel bebas

(45)

II.3.4 Model Logit Biner

Setelah nilai U/Vin didapat dan juga U/Vjn didapat, maka selanjutnya

nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam beberapa Model Pemilihan Diskrit. Dalam hal ini

model yang dipakai adalahModel Logit Biner.

Model Logit Biner ini hanya digunakan untuk pilihan 2 moda transportasi alternatif misalnya moda i dan j. Bentuk model Logit Biner ini adalah sebagai berikut

:

P(i), P(j) = Probabilitas terpilihnya moda i atau moda j

e = eksponensial

Ui, Uj = Utilitas atau Nilai parameter kepuasan menggunakan moda i dan

moda j.

Dalam hal ini, moda yang akan dipilih adalah antara Kapal Roro dan Kapal

Cepat, jadiModel Logit Binernya adalah :

(46)

dimana :

P(KR), P(KC) = Probabilitas terpilihnya Kapal Roro atau Kapal Cepat

UKR, UKC = Utilitas atau Nilai parameter kepuasan menggunakan moda

Kapal Roro dan moda Kapal Cepat.

II.4 Teknik Stated Preference

II.4.1 Pengertian Teknik Stated Preference

Berasal dari ilmu psikologi matematika, Henster (1994). Stated Preference

merupakan pengembangan dariRevealed Preference. Perbedaan paling mendasarnya

adalah jawaban pada data Revealed Preference berdasarkan data aktual yang terjadi

sementara jawaban pada data Stated Preference berdasarkan dugaan-dugaan yang

diskenariokan akan terjadi.

TeknikStated Preferencesecara luas dipergunakan dalam bidang transportasi

atau dalam kajian pasar angkutan untuk mengukur atau memperkirakan pemilihan

moda perjalanan yang belum ada atau melihat bagaimana reaksi mereka terhadap

sesuatu yang baru (Hypothetical Situation). Karena dalam perancangan fasilitas publik seseorang tidak dapat langsung membangun dan melihat perubahan perilaku

pengguna.Stated Preferencedisini berisikan beberapa kondisi hipotesis pilihan yang

ditawarkan kepada pengguna dalam bentuk kuesioner yang dirancang secara

sistemik. Hal ini berarti preferensi tentang suatu alternatif dibanding dengan

alternatif-alternatif yang lain dalam menentukan alternatif rancangan yang terbaik

dalam analisis potensi demand suatu rancangan moda transportasi baru (belum ada).

(47)

atribut relatif sesamanya, sebagai refleksi tingkat sensitivitas atribut terhadap

perubahan pilihan.

Sifat utama dariStated Preferenceadalah sebagai berikut :

1. Stated Preference didasarkan pada pernyataan pendapat responden tentang bagaimana respon mereka terhadap beberapa alternatif hipotesa.

2. Setiap pilihan dipresentasikan sebagai paket dari atribut yang berbeda seperti

time,cost,servicedan lain-lain.

3. Peneliti membuat alternatif hipotesa sedemikian rupa sehingga pengaruh

individu pada setiap atribut dapat diestimasi, ini diperoleh dengan teknik

design eksperimen (eksperimental design).

4. Alat interview (questionnaire) harus memberikan alternatif hipotesa yang

dapat dimengerti oleh responden, tersusun rapi dan masuk akal.

5. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan (option) dengan

melakukan rangking/rating/ dan choice pendapat terbaiknya dari sepasang

atau sekelompok pernyataan.

6. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu dianalisa untuk

mendapatkan ukuran kuantitatif mengenai hal yang penting (reality) pada

setiap atribut.

II.4.2 Design Eksperimental

Untuk membuat alternatif hipotesa yang akan disampaikan kepada responden,

pengguna stated preference disarankan menggunakan design eksperimen. Dalam

Design eksperimen ataupun rancangan penelitian yang terdapat variabel-variabel

(48)

variabel identitas diri seperti umur, jenis kelamin, pendapatan yang merupakan

variabel data yang tidak bisa diubah-ubah (dimanipulasi).

Design eskperimental harus memastikan bahwa kombinasi atribut yang

diwakili oleh variabel bebas terkait disampaikan kepada responden bervariasi tetapi

tidak tumpang tindih atau saling terkait satu dengan yang lainnya. Tujuannya agar

hasil dari efek setiap level atribut atas berbagai tanggapan lebih mudah dipisahkan.

Design eksperimendalam penyampaiannya harus berisi tiga tahap : 1. Penyeleksian level atribut dan kombinasi susunan alternatif.

2. Design eksperimen apa yang akan disampaikan mengenai alternatif

(presentation of alternatif).

3. Persyaratan responden yang akan didapatkan dari jawaban responden

(specification of responses).

II.4.3 Identifikasi Pemilihan

Dalam Teknik Stated Preference, responden akan diminta untuk

mengekspresikan pilihan terbaiknya terhadap setiap alternatif pilihan yang

ditawarkan kepadanya. Ada 3 pendekatan untuk mengumpulkan informasi preferensi

tentang alternative pilihan yaitu respon rangking, respon rating dan pilihan diskrit.

1. Respon berdasarkan Rangking

Respon berdasarkan rangking dilakukan dengan cara mengurutkan urutan

data oleh responden sendiri. Respon berdasarkan rangking berpandangan bahwa

individu lebih mampu mengurutkan alternatif lalu melaporkan derajat minatnya.

(49)

alternatif secara bersamaan. Oleh karena itu perlu dibatasi jumlah alternatif pilihan

supaya responden tidak kelelahan. Disamping kendala diatas, hipotesis alternatif

pilihan yang diberikan harus sesuai dengan pemikiran kehidupan nyata responden.

Hal itu perlu diperhatikan supaya responden bisa menunjukkan derajat preferensinya.

2. Respon berdasarkan Rating

Pendekatan ini meminta responden untuk mengekspresikan kekuatan pilihan

terbaiknya dari pasangan pilihan dalam bentuk skala angka maupun semantik.

Respon Rating ini sangat bergantung pada konsistensi responden. Dalam prakteknya

sistem rating ini biasa dibuat dalam 5 – 10 skala yang mewakili distribusi menerus

dari interval yang diskala. Karena apabila rentang skala terlalu besar, misalnya 100

skala, maka responden akan kesulitan dalam menentukan derajat pilihan. Sebagai

perbandingan pada skala 1 – 100, responden akan sulit membedakan rating yang

bernilai 75 dan 78.

3. Pilihan Diskrit

Pada Pilihan Diskrit, responden dihadapkan pada sekumpulan alternatif

pilihan dan hanya diminta memilih alternatif yang disukainya. Pendekatan ini lebih

realistik karena individu pada kenyataanya membuat keputusan dengan

(50)

II.5 Studi Terdahulu

1. Judul : Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Pesawat Terbang dan Kapal

Cepat dengan Data SP (Stated Preference), Jurnal ITB.

(Ade Sjafruddin,Harun Al Rasyid Sorah Lubis,Bambang Setiawan) Penelitian ini dimaksudkan untuk membangun model pemilihan moda

angkutan penumpang antara pesawat terbang dan kapal cepat rute Palembang –

Batam melalui pengetahuan atas preferensi pengguna jasa terhadap atribut perjalanan

moda yang kemudian dimodelkan untuk memperoleh nilai utilitas dan probabilitas

pemilihan masing-masing moda. Perumusan perilaku individu dalam memilih moda

angkutan ke dalam model pemilihan moda dilakukan dengan memanfaatkan data SP

(Stated Preference).

Penelitian ini menggunakan 5 (lima) atribut perjalanan yang dianggap

berpengaruh besar dalam perilaku pemilihan moda, yaitu biaya perjalanan, total

waktu perjalanan, aksesibilitas menuju Bandara/Pelabuhan, frekuensi keberangkatan,

dan tingkat pelayanan/fasilitas di dalam moda. Dari hasil analisis yang diperoleh

persamaan selisih utilitas pesawat terbang dan kapal cepat sebagai berikut :

UPT– UKC= -6,727088 – 0,000010X1– 1,502469X2+ 2,363855X5

di mana :

UPT = Utilitas Pesawat Terbang

UKC= Utilitas Kapal Cepat

X1 = Selisih biaya perjalanan Pesawat Terbang dan Kapal Cepat

X2 = Selisih total waktu perjalanan Pesawat Terbang dan Kapal Cepat

X5 = Selisih tingkat pelayanan Pesawat Terbang dan Kapal Cepat

(51)

PKC =

PPT = Probabilitas pemilihan Pesawat Terbang

PKC= Probabilitas pemilihan Kapal Cepat

Berdasarkan analisis sensitivitas, waktu perjalanan merupakan atribut yang

paling sensitif mempengaruhi probabilitas pemilihan Pesawat Terbang dan Kapal

Cepat.

2. Judul : Sensitivitas respon individu dalam memilih moda antara angkutan umum

dan kendaraan pribadi untuk maksud kerja dengan Teknik Stated

Preference, Thesis ITB. (Karnawan Joko Setyono)

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perilaku pelaku perjalanan

dalam pemilihan moda antara angkutan umum dengan kendaraan pribadi untuk

maksud kerja agar diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku perjalanan,

untuk memperoleh suatu model pemilihan moda, serta untuk mengestimasi

sensitivitas pelaku perjalanan dalam penentuan pemilih moda.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode stated preference

dengan melibatkan 67 responden. Model pemilihan moda yang digunakan adalah

model logit binomial. Berdasarkan analisis diperoleh model pemilihan moda sebagai

berikut :

Probabilitas pemilihan angkutan umum :

(52)

Probabilitas pemilihan kendaraan pribadi :

PKP=

KP

AU U

U

"exp 1

1

di mana UAU– UKP= 1,3628 – 0,2386X1– 0,0490X2– 0,0500X3– 0,0003X4

dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah waktu berjalan kaki ke tempat

pemberhentian (Walking Time), waktu kedatangan antar angkutan umum (Headway),

waktu tempuh perjalanan (Travel Time), dan biaya perjalanan (Travel Cost).

Berdasarkan analisis sensitivitas dapat diketahui bahwa atribut Travel Cost

paling sensitif terhadap probabilitas pemilihan moda. Makin rendah pendapatan

makin sensitif terhadap perubahan atribut Walking Time dan Travel Cost, makin

tinggi pendapatan maka makin sensitif terhadap perubahan atribut Headway dan

Travel Time.

3. Judul : Analisa Pemilihan Moda Angkutan Penumpang antara Kereta Api dan Bus

Medan – Rantau Prapat (Dengan Metode Stated Preference), TA USU.

(Nova Citra Dewi)

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas pelaku

perjalanan dalam penentuan pemilihan moda apabila dilakukan perubahan terhadap

atribut perjalanannya, serta untuk memperoleh suatu model pemilihan moda yang

dapat menjelaskan probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda angkutan

umum antara Kereta Api dan Bus.

Penelitian ini dilakukan kepada 200 responden, tetapi hanya 164 yang

memenuhi syarat. Penelitian ini menggunakan metode stated preference yaitu untuk

(53)

pemilihan moda Kereta Api dan Bus yang telah diperoleh dalam bentuk persamaan

linier :

UKA- UB= - 1,224 – 0,000095X1– 0,008X2+ 0,086X3+ 0,047X4

Probabilitas pemilihan moda Kereta Api adalah :

PKA=

Probabilitas pemilihan moda Bus adalah :

PB= 1 – PKA=

dengan empat atribut yaitu Cost (Biaya Perjalanan), Time (Waktu Tempuh

Perjalanan), Headway (Waktu kedatangan antar angkutan), dan Service (Tingkat

Pelayanan).

Dari analisa uji sensitivitas diketahui bahwa atribut yang paling sensitif

mempengaruhi probabilitas pemilihan moda adalah Headway dan Service.

Sedangkan dari hasil survei terhadap karakteristik pengguna angkutan umum Kereta

Api lebih banyak untuk urusan Bisnis, sedangkan Bus untuk urusan Non Bisnis.

Untuk pendapatan terbesar pengguna Kereta Api antara Rp. 1.000.000,- s/d Rp.

(54)

1.000.000,-BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Prosedur Penelitian

Mulai

Kajian Pustaka

Pengumpulan bahan dan studi literatur

DATA PRIMER

Data hasil kuesioner berupa

Data karakteristik

penumpang

Data Stated Preference

DATA SEKUNDER

Data operator kapal

trayek Singkil-Sinabang Data rata-rata penumpang Sekali berangkat

Kapasitas penumpang

ANALISA DATA

Pengolahan Data Hasil Survei Lapangan dengan menggunakan Metode Stated Preferensi

PEMBAHASAN

Validasi dengan uji statistik (t-test, f-test, dan R2) Uji sensitivitas pelaku perjalanan

Kesimpulan dan Saran

Gambar

Tabel 1.1 Perbandingan atribut perjalanan Kapal Roro dan Kapal Cepat
Table 2.1 Kriteria Angkutan Umum Ideal
Gambar 2.1 Proses pemilihan dua moda (angkutan umum dan mobil)
gambar 2.2Total Pergerakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data menunjukkan: (1) bentuk dan persentase miskonsepsi yang paling banyak dimiliki oleh siswa yaitu 85% siswa tidak dapat membedakan contoh dan bukan

Hasilnya, mengungkapkan perilaku transeksual (gangguan identitas gender) terjadi karena hilangnya model kelelakian yang diturunkan oleh ayah kepada subjek (individu

1.. Perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan perpustakaan Universitas Wiraraja. Sistem Informasi Perpustakaan yang terdiri dari bagian pendaftaran, sirkulasi peminjaman,

Secara umum tenaga kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK) diartikan sebagai penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun keatas) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu

SETTING RELE ARUS LEBIH ADAPTIF PADA SISTEM DISTRIBUSI MESH DENGAN PEMBANGKIT TERSEBAR BERBASIS LEARNING VECTOR QUANTIZATION..

Dalam laporan keuangan atas aset yaitu akun-akun yang dinilai material berdasarkan neraca bagian aset yang disajikan PT Tangguh Andalan Makmur adalah kas &

Perangkat pembelajaran yang disiapkan mencakup silabus, RPP, dan bahan ajar dalam satuan unit pembelajaran.Penyusunan silabus dapat menggunakan silabus yang diadopsi dari

Dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 4 ayat (2), eksplorasi dan eksploitasi suatu sumber daya alam hayati di daerah tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia oleh orang