• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT. Pertamina UPms-I Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT. Pertamina UPms-I Medan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

PADA PT. PERTAMINA UPms-I MEDAN

OLEH:

NAMA : ALIA ANGGRAINI

NIM : 080522014

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat kasih, anugerah dan perlindungan-Nya penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini. Adapun Skripsi ini berjudul :”Analisa Sistem Informasi

Akuntansi Penjualan Pada PT. PERTAMINA UPms-I Medan”,

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh

bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan lain baik secara moril

maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulisi mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM,

Ak, selaku ketua dan sektetaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara;

3. Ibu Naleni Indra M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi;

4. Ibu Dra. Nurzaimah,MM dan Bapak Drs. Firman Syarif M.Si, Ak selaku

Dosen Penguji I dan Penguji II, yang memberikan pengarahan kepada

penulis selama penyusunan skripsi;

5. Seluruh pegawai PT. PT. PERTAMINA UPms-I Medan yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset dalam

(3)

6. Kedua orang tua penulis Bpk Alm. Haryono dan Ibu Rosmiati, teman-teman

yang selalu ada bagi penulis baik suka maupun duka serta memberi kasih

sayang, dorongan semangat dan doa kepada penulis;

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini baik dalam tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasannya. Untuk

itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi

penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak yang memerlukannya.

Medan, September 2010

Penulis,

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan pada PT. Pertamina Upms-I Medan dan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan yang ada pada PT.Pertamina Upms-I Medan sudah efektif sehingga mendukung pengendalian intern penjualan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, teknik kepustakaan, dan teknik observasi.

(5)

ABSTRACT

This Research aim to know applying of sale accounting system in earnings cycle at PT. Pertamina Upms-I Medan and to know applying of sale accounting system in earnings cycle exist in PT. Pertamina Upms-I Medan have effective so that support sale internal control

This research is executed with descriptive method. Descriptive method as activity covering data collecting in order to testing or replying question which is concerning situation when which is medium walk from fundamental a research. used by Data type that is primary data and secondary data. Technique data collecting use interview technique, bibliography technique, and observation technique.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Konseptual ... 4

BAB II TINJAUAN PENELITIAN ... 6

A. Tinjauan Teoritis ... 6

1. Sistem Informasi Akuntansi ... 6

2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan ... 9

3. Prosedur Penjualan Tunai dan Kredit ... 22

(7)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Jenis Data ... 36

C. Teknik Pengumpulan Data... 37

D. Teknik Analisis Data ... 37

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 39

A. Data Penelitian ... 39

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 39

a. Sejarah Singkat Perusahaan... 39

b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 42

c. Kondisi Kinerja Perusahaan ... 46

2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Pertamina UPms-I Medan ... 47

a. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan ... 47

b. Prosedur Penjualan Tunai dan Kredit ... 51

c. Laporan Hasil Sistem Informasi akuntanssi Penjualan ... 64

B. Analisis Hasil Penelitian ... 66

a. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan ... 66

(8)

c. Laporan Hasil Sistem Informasi Akuntansi Penjualan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5

Gambar 2.1 Diagram Arus Data Penjualan Tunai ... 13

Gambar 2.2 Diagram Arus Data Penjualan Tunai ... 14

Gambar 2.3 Diagram Arus Data Penjualan Tunai ... 15

Gambar 2.4 Flowchart Penjualan Kredit ... 18

Gambar 2.5 Flowchart Penjualan Kredit ... 19

Gambar 2.6 Flowchart Penjualan Kredit ... 20

Gambar 2.7 Flowchart Penjualan Kredit ... 21

Gambar 4.1 Prosese Keseluruhan Alur Bisnis Pertamina ... 48

Gambar 4.2 Sistem Penjualan PT. Pertamina UPms-1 ... 49

Gambar 4.3 Sistem Panjualan Pertamina ... 50

Gambar 4.4 Sistem Penjualan dengan Cash & Carry ... 51

Gambar 4.5 Penjualan dengan Cash & Carry pada program Zero Loss ... 58

Gambar 4.6 Prosedur Panjualan Kredit... 60

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan pada PT. Pertamina Upms-I Medan dan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan yang ada pada PT.Pertamina Upms-I Medan sudah efektif sehingga mendukung pengendalian intern penjualan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, teknik kepustakaan, dan teknik observasi.

(11)

ABSTRACT

This Research aim to know applying of sale accounting system in earnings cycle at PT. Pertamina Upms-I Medan and to know applying of sale accounting system in earnings cycle exist in PT. Pertamina Upms-I Medan have effective so that support sale internal control

This research is executed with descriptive method. Descriptive method as activity covering data collecting in order to testing or replying question which is concerning situation when which is medium walk from fundamental a research. used by Data type that is primary data and secondary data. Technique data collecting use interview technique, bibliography technique, and observation technique.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau

kondisi persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk

menjalankan usahanya dengan lebih efektif dan efisien dalam pencapaian

tujuan perusahaan. Sebagian besar perusahaan menetapkan persoalan laba

sebagai tujuan perusahaan, untuk dapat mencapai tujuan tersebut manajemen

perusahaan harus dapat mengkoordinir secara rasional sumber-sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan.

Sejalan dengan tingginya tingkat persaingan, perkembangan

perekonomian dan kemajuan teknologi maka, peranan informasi menjadi

sangat penting demi kemajuan perusahaan. Informasi yang cepat, akurat dan

berdaya guna merupakan sarana bagi pihak manajemen dalam mengelola

perusahaan dan sebagai pelaporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Guna mendapatkan informasi ini diperlukan suatu sistem akuntansi berupa

formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang

digunakan untuk mengelola data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis.

Sistem akuntansi yang efektif memerlukan persetujuan dan dukungan

dari semua tingkat manajemen. Untuk itu diperlukan pendelegasian

wewenang dan tanggung jawab agar efisiensi dapat tercapai dan tentunya

(13)

pengendalian intern atas harta, hutang, modal, pendapatan dan beban

perusahaan.

Pada umumnya ukuran berhasilnya suatu perusahaan adalah berapa

besar peningkatan volume dan nilai penjualan serta laba yang didapat dari

investasinya yang dipertangungjawabkan melalui laporan keuangan.

Keandalan laporan penjualan sebagai bagian dari laporan keuangan dapat

dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi penjualan yang terintegrasi dalam

fungsi-fungsi manajemen selanjutnya membentuk suatu sistem pengendalian

intern atas siklus penjualan.

Struktur organisasi yang memadai dan memenuhi kriteria pemisahan

fungsi yang mendukung pengendalian intern dan siklus penjualan perusahaan

sangat berperan dalam menciptakan sistem informasi akuntansi penjualan

yang handal. Dalam sistem informasi akuntasi penjualan termasuk penerapan

konsep pemasarn, pengelolaan piutang, pendistribusian produk yang

dirancang sedemikian rupa sehingga mendukung pencapaian tujuan

perusahaan.

Salah satu perusahaan yang menerapkan sitem informasi akuntansi

penjualan adalah PT. PERTAMINA PERSERO yang merupakan perusahaan

minyak terbesar di indonesia, seiring dengan berkembang pesatnya

persaingan dengan berdatangannya perusahaan minyak kelas dunia lainnya di

indonesia menuntut adanya suatu sistem informasi akuntansi penjualan yang

memadai dan sejalan dengan perkembangan teknologi serta informasi serta

(14)

mengembangkan teknologi informasi penjualan sehingga memudahkan

konsumen untuk melakukan transaksi pembelian yang nantinya sangat

dibutuhkan oleh pihak manajemen.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas

masalah Sistem Informasi Akuntansi ini dalam bentuk skripsi dengan judul

”Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Pertamina

UPms-I Medan”

B. Perumusan Masalah

Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan

penilitian yang sistematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan

dibahas dalam penulisan skripsi ini antara lain :

1. Bagaimanakah penerapan sistem informasi akuntansi penjualan Bahan

Bakar Minyak yang diterapkan pada PT. Pertamina UPms-I Medan?

2. Apakah sistem informasi akuntansi penjualan Bahan Bakar Minyak

pada PT. Pertamina UPms-I Medan” sudah efektif?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi penjualan

Bahan bakar minyak yang diterapkan pada PT. Pertamina UPms-I

(15)

2. Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi penjualan Bahan

Bakar Minyak pada PT. Pertamina UPms-I Medan” sudah efektif.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh pengetahuan

lebih luas mengenai sistem informasi akuntansi penjualan.

2. Bagi PT. Pertamina UPms-I Medan, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai masukan bagi perusahaan mengenai kelebihan dan kelemahan

penerapan sistem informasi akuntansi penjualan.

3. Bagi peneliti lain skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan

untuk penelitian berikutnya.

E. Kerangka Konseptual

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan PT. Pertamina Upms-1 Medan

yang di gunakan selama ini, penerapan sistem informasi akuntansi mencakup

sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan sistem informasi akuntansi

penjualan kredit yang kemudian menghasilkan informasi keuangan yang

dibutuhkan pihak eksternal dan internal PT. Pertamina Upms-1 Medan

Perusahaan menghasilkan pendapatan melalui aktivitas formal berupa

siklus penjualan. Siklus penjualan dibagi menjadi dua subsistem yaitu sub

sistem penjualan kredit dan sub sistem penjualan tunai. Sebagian besar

(16)

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan PT. Pertamina Upms-1 Medan

Penerapan

Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Laporan Penjualan

Pihak Eksternal dan Internal Perusahaan

sama lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut dan merupakan

keharusan mempelajari secara manual terlebih dahulu sebelum mempelajari

sistem yang berbasis komputer. Dipercaya tersebut akan menjadi alat untuk

kemajuan suatu perusahaan.

(17)

BAB II

TINJAUAN PENELITIAN

A. Tinjauan Teoritis

1.Sistem Informasi Akuntansi

Sistem akuntansi sudah merupakan bagian dari akuntansi yang lebih

dikenal saat ini sebagai sistem informasi akuntansi. Informasi akuntansi

merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan

manajemen. Informasi akuntansi berhubungan erat dengan data keuangan

dari suatu perusahaan. Agar data keuangan yang ada dalam perusahaan

dapat dimanfaatkan oleh pihak intern perusahaan, khususnya pihak

manajemen maupun pihak ekstern perusahaan, maka data keuangan

tersebut harus disusun dalam suatu bentuk yang sesuai, maka

diperlukanlah suatu sistem, dimana dalam sistem tersebut diuraikan cara

mengatur arus dalam pengolahan data dalam perusahaan untuk dapat

menghasilkan informasi yang berguna.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengertian

sistem informasi akuntansi dengan jelas terlebih dahulu perlu diketahui

defenisi sistem dan informasi. Menurut Romney dan Steinbart (2004 : 2)

mendefenisikan “sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih

komponen-komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai

(18)

Kemudian Hall (2001 : 7) menyatakan “sistem informasi adalah

rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada para pemakai”.

Menurut Bodnar dan Hoopwood (2003 : 1) “sistem informasi

akuntansi adalah kumpulan sumber-sumber daya, seperti manusia dan

peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data

lainnya menjadi informasi”.

Romney dan Steinbart (2004 : 473) menyatakan bahwa “Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam

organisasi yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi

keuangan dan (2) informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan

memproses berbagai transaksi perusahaan”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahwa sistem informasi

akuntansi itu mempunyai unsur, yaitu:

a. Sumber daya, merupakan media yang menjadikan sebuah data,

seperti manusia atau peralatan/mesin.

b. Pemrosesan, merupakan media yang mengolah data dari input

menjadi output. Pemrosesanlah yang mengubah data menjadi

informasi.

c. Informasi, merupakan hasil akhir dari pemrosesan suatu sistem.

Informasi ini berbentuk dalam suatu format yang berisikan

(19)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

akuntansi itu adalah sebuah sistem pemrosesan yang menghasilkan

keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan

menggunakan masukan input (data atau transaksi) untuk memenuhi tujuan

tertentu pihak manajemen. Dalam pelaksanaannya sistem informasi

akuntansi menerima input, disebut sebagai transaksi, yang kemudian

dikonversi melalui berbagai proses menjadi output yang akan

didistribusikan kepada pemakai informasi. Proses tersebut dijelaskan

dalam gambar berikut ini:

Adapun tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi suatu

perusahaan menurut Baridwan (2000:15) adalah sebagai berikut :

a. Sistem informasi akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat, yaitu harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat waktu dan dapat memenuhi kebutuhan dengan kualitas yang sesuai

b. Sistem informasi akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip aman, yaitu harus dapat membantu dalam menjaga keamanan harta milik perusahaan dengan cara mem-pertimbangkan prinsip – prinsip pengawasan intern

c. Sistem informasi akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip murah, yaitu biaya untuk menyelenggarakan sistem informasi akuntansi itu harus dapat ditekan, dengan kata lain mempertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan sistem informasi akuntansi.

Pada dasarnya sistem informasi akuntansi dapat dikatakan baik

apabila ketiga tujuan tersebut dapat dicapai, yaitu cepat, aman, dan murah.

Apabila sistem informasi akuntansi dapat mempercepat penyampaian

(20)

mengakibatkan pengawasan yang lemah, maka sistem informasi

akuntansinya belum baik. Oleh karena itu ketiga tujuan tersebut harus ada

dan sejalan dalam aktivitasnya sehingga memudahkan dalam pengambilan

keputusan.

Dalam hubungan dengan sistem informasi akuntansi, Hall (2001 : 9)

memberikan pernyataan tentang transaksi yaitu :

Transaksi dibagi menjadi dua kelas: transaksi keuangan dan transaksi non keuangan. Transaksi keuangan adalah sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter. Transaksi non-keuangan : termasuk dalam semua peristiwa yang diproses oleh sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi defenisi sempit dari transaksi keuangan.

Jadi dalam sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data

keuangan saja, data non keuangan juga diikutsertakan karena dapat

pengambilan keputusan tidak hanya informasi keuangan saja yang

diperlukan, informasi non keuangan tentang suatu kondisi dan keadaan

juga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan

keputusan.

2.Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Penjualan merupakan sebuah transaksi bisnis yang dapat dilihat dari

pembelian komoditi, hak atau jasa atau beberapa dari kombinasi hal – hal

tersebut. Pada umumnya sumber pendapatan adalah penjualan, maka

penjualan merupakan salah satu hal terpenting dalam kegiatan operasi

(21)

tunai, penjualan secara kredit, dan penjualan secara cicilan. Selanjutnya

yang dibahas hanya penjualan secara tunai dan penjualan secara kredit.

Penjualan disebut sebagai penjualan tunai apabila saat penyerahan

barang atau jasa diikuti langsung dengan pembayaran dari pihak pembeli.

Sedangkan penjualan secara kredit, dalam pembayarannya ada tenggang

waktu atau ada tenggang waktu antara beralihnya barang atau jasa yang

dijual dengan waktu diterimanya pembayaran, dan selama tenggang waktu

ini muncul apa yang disebut piutang bagi sipenjual dan menjadi hutang

bagi sipembeli barang atau jasa tersebut.

a. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai

Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara

mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih

dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan

kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh

perusahaan.

Dokumen – dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan

tunai adalah sebagai berikut :

1. Faktur penjualan

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi

mengenai transaksi penjualan tunai yang diperlukan oleh

manajemen. Faktur ini berfungsi sebagai pengantar

(22)

dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan kedalam

jurnal penjualan

2. Pita register kas

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang

dikeluarkan oleh Fungsi Kasir dengan cara mengoperasikan

mesin register kas dan merupakan dokumen pendukung faktur

penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan

3. Bukti setor bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kasir sebagai bukti penyetoran

kas ke Bank.

4. Rekapitulasi harga pokok penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas

harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi

5. Bukt i memorial

Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan harga pokok

produk yang dijual selama periode akuntansi.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan tunai

adalah sebagai berikut :

1. Jurnal penjualan; digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat dan meringkas data penjualan

2. Jurnal penerimaan kas; digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber diantaranya dari

(23)

3. Jurnal umum; digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat

harga pokok produk yang dijual

4. Kartu persediaan; digunakan untuk mencatat berkurangnya

harga pokok produk yang dijual

5. Kartu gudang; catatan ini tidak termasuk sebagai catatan karena

hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan digudang.

Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat

(24)

Berikut ini adalah Diagram Arus Data dan Flowchart Penjualan Tunai

Dokumen Pengiriman

Dokumen Pengiriman

P Pesanan Data pesanan

Data Faktur Penjualan

Faktur Penjualan

Pembayaran

Gambar 2.1 Diagram Arus Data Penjualan Tunai Sumber Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ke tiga,

Jakarta; Penerbit Salemba Empat. Hal. 59

4 Mengolah Pengiriman Meterai

Pembelian

2

Mengolah data Pengiriman 1

Mengolah Pesanan

3 Mengolah

(25)

Mulai

Gambar 2.2 Diagram Arus Data Penjualan Tunai Sumber : Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ke tiga,

(26)

PRK

RHPP = Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Gambar 2.3 Diagram Arus Data Penjualan Tunai Sumber : Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ke tiga,

(27)

b. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Pada dasarnya aktifitas penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan adalah bertujuan untuk mencapai laba maksimal. Dalam

rangka mencapai laba tersebut, tidak jarang perusahaan

menggunakan sistem penjualan kredit. Sistem penjualan kredit yang

dilakukan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai

dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu

tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pelanggan.

Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, maka setiap

penjualan kredit harus dilakukan analisa telebih dahulu kepada

pembeli, layak atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit.

Dokumen yang digunakan dalam penjualan kredit terdiri dari :

1. Surat order pengiriman dan tembusannya

Surat order Pengiriman merupakan dokumen yang digunakan

untuk memproses penjualan kredit dan digunakan oleh Fungsi

Pengiriman untuk mengirimkan barang sesuai dengan

spesifikasi yang terdapat di faktur

2. Faktur dan tembusannya

Faktur ini digunakan untuk merekam berbagai informasi

mengenai data pembeli. Faktur ini juga berfungsi sebagai

pengantar pembayaran oleh pembeli ke Bagian Kasir, serta

sebagai slip pembungkus yang ditempelkan oleh Bagian

(28)

3. Rekapitulasi harga pokok penjualan

Dokumen ini digunakan oleh Fungsi Akuntansi untuk

meringkas harga pokok produk yang dijual selama periode

akuntansi dan juga sebagai bukti pendukung bagi pembuatan

bukt i memorial

4. Bukt i memorial

Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan harga pokok

produk yang dijual selama periode akuntansi.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan kredit

adalah sebagai berikut :

1. Jurnal penjualan; dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini

berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan kredit

berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan

2. Jurnal umum; dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini

digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual

berdasarkan dokumen bukt i memorial

3. Buku pembantu piutang; dalam transaksi penjualan kredit,

catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan

untuk mencatat bertambahnya piutang kepada debitur tertentu

berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan

4. Buku pembantu persediaan, dalam transaksi penjualan kredit,

(29)

untuk mencatat harga produk jadi tertentu yang dijual

berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan

5. Buku besar, akun buku besar yang terkait dalam siklus

pendapatan adalah piutang usaha, pendapatan penjualan, biaya

produk yang dijual, dan persediaan produk jadi.

Berikut ini adalah Diagram Arus Data dan Flowchart Penjualan Kredit

Gambar 2.4 Flowchart Penjualan Kredit

(30)

2 barang sebagai slip

pembungkus

Gambar 2.5 Flowchart Penjualan Kredit

(31)

7

Gambar 2.6 Flowchart Penjualan Kredit

(32)

Bagian Auntansi Biaya Bagian akuntansi umum

Gambar 2.7 Flowchart Penjualan Kredit

(33)

3.Prosedur Penjualan Tunai dan Kredit

Prosedur merupakan metode – metode yang digunakan untuk

melaksanakan kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Prosedur yang baik pada umumnya memenuhi kriteria berikut ini :

a. prosedur harus dinyatakan dengan jelas dengan bentuk tertulis dan

disusun secara sistematis dalam bentuk pedoman prosedur

b. prosedur yang disusun harus cukup sederhana untuk memudahkan

pelaksanaan tugas para pegawai

c. pelaksanaan prosedur harus dapat dicapai dengan biaya rendah

d. secara periodik prosedur yang disusun harus dievaluasi untuk dinilai

efisiensi dan efektivitasnya serta diadakan perbaikan jika perlu

e. prosedur yang disusun harus memperhatikan prinsip pengendalian

intern, antara lain:

1. penggunaan formulir yang dibubuhi nomor urut tercetak

2. pemisahan fungsi yang tegas dan tepat agar tercapai mekanisme

saling uji

3. pekerjaan hanya dapat dilaksanakan setelah ada otorisasi dari

pejabat yang berwenang

Menurut Mulyadi (2001:5) “Prosedur adalah Suatu urutan kegiatan

klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau

lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi

(34)

Berdasarkan definisi diatas bahwa prosedur merupakan suatu urutan

pekerjaan menulis yang melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau

lebih yang disusun untuk menjaminadanya perlakuan yang sama terhadap

transaksi – transaksi perusahaan yang sering terjadi. Dengan demikian

pekerjaan yang berulang – ulang harus dilakukan dengan prosedur yang

sama. Sedangkan maksud dari kegiatan klerikal adalah kegiatan untuk

mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar, yaitu

menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftarkan, dan

membandingkan.

Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa

dengan jumlah yang dibebankan kepada pelanggan dalam transaksi

perusahaan, baik secara tunai maupun secara kredit.

a. Prosedur Penjualan Tunai

Dalam pelaksanaan penjualan tunai tersebut terdapat jaringan

prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai yang melibatkan

beberapa unit atau bagian dalam organisasi. Kegiatan ini dapat di

lihat dari diagram arus data atau Diagram Arus Data logis (DAD),

selain itu dapat juga di lihat dari bagan arus dokumen (flowchart),

yang mengemukakan distribusi formulir – formulir. Pada gambar 2.1

kita akan melihat bagaimana arus data dalam sistem informasi

akuntansi penjualan tunai.

Aktifitas – aktifitas yang dilakukan tiap – tiap bagian dalam

(35)

1. Bagian order penjualan

a. Menerima order dari pembeli

b. Mengisi faktur penjualan tunai sebanyak 3 lembar dan

mendistribusikan tembusannya :

Lembar 1 : Diserahkan kepada pembeli untuk kepentingan

pembayaran ke bagian kasir

Lembar 2 : Dikirim ke bagian gudang

Lembar 3 : Arsip bagian order penjualan menurut nomor

urut faktur.

2. Bagian kasir

a. menerima faktur penjualan tunai dari bagian order penjualan

b. menerima uang dari pembeli sebesar yang tercantum dalam

faktur penjualan tunai

c. mengoperasikan register kas untuk menghasilkan pita

register kas

d. membubuhkan cap “Lunas” diatas faktur penjualan tunai

dan menempelkan pita register kas pada faktur tersebut

e. menyerahkan faktur penjualan tunai dan pita register kas

pada pembeli untuk kepentingan pengambilan barang ke

bagian pengiriman barang.

f. mengisi bukti setor Bank 3 lembar pada akhir hari kerja

g. menyetor kas yang diterima dari hasil penjualan tunai ke

Bank

(36)

Lembar 1 : Diserahkan ke Bank bersama dengan kas yang

disetor

Lembar 2 : Diserahkan ke bagian jurnal

Lembar 3 : Disimpan dalam arsip bagian Kasir berdasarkan

urutan tanggal setor.

3. Bagian gudang

a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke-2 dan

menyiapkan barang sebanyak yang tecantum dalam faktur

penjualan tunai

b. Mencatat kuantitas barang yang diserahkan ke bagian

pengiriman ke dalam kartu gudang

c. Menyerahkan barang ke bagian pengiriman barang bersama

dengan faktur penjualan tunai lembar ke-2.

4. Bagian pengiriman barang

a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke-2 bersama

dengan barang dari bagian gudang

b. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke-1 dilampiri

dengan pita register kas dari bagian Kasir

c. Membandingkan faktur penjualan tunai lembar 1 dan

ke-2 dan memeriksa pita register kas untuk menentukan apakah

harga barang telah di bayar

d. Menyerahkan barang kepada pembeli

(37)

Lembar 1 : diserahkan ke bagian dilampiri dengan pita

register kas

Lembar 2 : diserahkan kepada pembeli bersama dengan

penyerahan barang.

5. Bagian jurnal

a. Menerima faktur penjualan tunai yang dilampiri dengan pita

register kas dari bagian pengiriman barang

b. Mencatat faktur penjualan tunai ke dalam jurnal penjualan

c. Mengirim faktur penjualan tunai dilampiri dengan pita

register ke bagian kartu persediaan

d. Menerima bukti setor Bank lembar ke-2 dari bagian Kasir

e. Mencatat bukti setor Bank lembar ke-2 dalam jurnal

penerimaan kas

f. Mengarsipkan bukti setor Bank lembar ke-2 dalam arsip

berdasarkan urutan tanggal setor

g. Menerima bukti memorial dilampiri dengan rekapitulasi

harga pokok penjualan dari bagian kartu persediaan

h. Mencatat bukti memorial ke dalam jurnal umum

i. Mengarsipkan bukti memorial yang dilampiri dengan

rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan nomor bukti

(38)

6. Bagian kartu persediaan

a. Menerima faktur penjualan tunai yang dilampiri dengan pita

register kas dari bagian jurnal

b. Mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dijual

dalam kartu persediaan berdasarkan faktur penjualan tunai

c. Mengarsipkan faktur penjualan tunai yang dilampiri dengan

pita register kas menurut nomor urut faktur penjualan tunai

d. Secara periodik membuat dengan rekapitulasi harga pokok

penjualan selama periode tertentu berdasarkan data harga

pokok persediaan yang dijual dalam kartu persediaan

e. Membuat bukti memorial sebagai dasar pencatatan harga

pokok persediaan yang dijual selama periode tertentu

berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan

f. Menyerahkan bukti memorial yang dilampiri dengan

rekapitulasi harga pokok penjualan ke bagian jurnal.

Aliran formulir / dokumen dari sistem informasi

akuntansi penjualan tunai ini dapat dilihat dari flowchart (

Gambar II – 1,2,3 ).

b. Prosedur Penjualan Kredit

Penjualan kredit dilaksanakan perusahaan dengan cara

mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli,

dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan

(39)

piutang. Setiap penjualan kredit harus dilakukan analisa telebih

dahulu kepada pembeli, layak atau tidaknya pembeli tersebut diberi

kredit. Diagram Arus Data dari sistem informasi ini dapat dilihat dari

gambar 3, yang menggambarkan Arus Data Logis dari pemrosesan

transaksi penjualan kredit.

Adapun aktifitas bagian – bagian yang terlibat dalam sistem

penjualan kredit adalah sebagai berikut :

1. Departemen penjualan

a. Proses penjualan dimulai dari departemen penjualan yang

menerima pesanan pelanggan. Pesanan pelanggan yang

diterima dapat berupa surat, hubungan telepon, atau agen

penjualan yang datang ke tempat pelanggan

b. Membuat pesanan pelangan. Pesanan pelanggan

mengidentifikasikan tipe dan kuantitas dari barang yang

diminta

c. Memberikan surat pesanan penjualan ke bagian gudang

d. Membuat surat perintah pengeluaran barang, dan

menyerahkan ke bagian gudang

e. Membuat surat jalan.

2. Departemen kredit

Melakukan transaksi persetujuan, yang berhubungan

dengan pemeriksaan kelayakan pemberian kredit kepada

(40)

pemberian kredit sangat bergantung pada keadaan saat

terjadinya penjualan.

3. Departemen gudang

a. Menerima surat perintah pengeluaran barang (Picking

Ticket), dan salinan pesanan penjualan. Dokumen ini

mengidentifikasikan bahwa barang perusahaan harus

ditempatkan dan diambil dari rak – rak Gudang

b. Memparaf salinan surat perintah pengeluaran barang, dan

meyakinkan banwa pesanan sudah diberkan yang benar

c. Menyerahkan barang ke Bagian Pengiriman.

4. Departemen pengiriman

a. Menerima salinan dokumen pengiriman dan surat jalan

dari Bagian Penjualan

b. Menerima barang yang dikirim

c. Mengirim barang kepada pelanggan bersama dengan

dokumen pengiriman untuk menggambarkan isi kiriman

tersebut.

5. Departemen penagihan

a. Mengumpulkan informasi tentang transaksi penjualan ke

departemen lainnya

b. Menerima tagihan, salinan buku besar, dan salinan arsip

dari departemen penjualan.

(41)

Departemen Pengawasan Persediaan menggunakan surat

perintah pengeluaran barang sebagai dokumen bukti untuk

menyesuaikan buku besar tambahan persediaan.

7. Departemen piutang

a. Departemen piutang memposting data salinan buku besar

pesanan penjualan pada buku besar tambahan piutang

b. Setiap salinan buku besar dari pesanan penjualan

digunakan untuk menaikkan rekening pelanggan sesuai

dengan penjualannya

c. Mengarsip salinan buku besar

d. Secara berkala meringkas saldo setiap rekening dan

mengirimkannya ke buku besar umum.

8. Departemen buku besar umum

a. Dengan melakukan penetapan periode pemesanan,

departemen buku besar umum menerima dokumen jurnal

dari departemen penagihan dan departemen pengawasan

persediaan

b. Ringkasan rekening dari departemen piutang. Flowchart

sistem penjualan kredit (II – 5,6,7,8).

Didalam transaksi penjualan kredit terdapat retur penjualan.

Hal ini terjadi karena barang yang di pesan pelanggan tidak sesuai

dengan barang yang dikirim oleh perusahaan. Transaksi retur

(42)

dari pelanggan. Pengembalian barang oleh pelanggan harus

diotorisasi oleh Departemen Penjualan dan diterima oleh

Departemen Penerimaan.

Dokumen yang digunakan dalam retur penjualan adalah

sebagai berikut :

1. Memo kredit

Memo kredit merupakan dokumen sumber (source document)

sebagai dasar pencatatan transaksi retur penjualan dalam

kartu piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan.

Dokumen ini dikeluarkan oleh Depaertemen Penerimaan

untuk menerima barang yang dikembalikan.

2. Laporan penerimaan barang

Laporan Penerimaan Barang merupakan dokumen pendukung

yang melampiri memo kredit. dokumen ini dikeluarkan oleh

Departemen Penerimaan sebagai laporan telah diterimanya

dan diperiksanya barang dari pembeli.

Aktifitas bagian yang terlibat dalam transaksi penjualan

kredit terdiri dari :

1. Bagian penjualan

a. Menerima pemberitahuan retur penjualan

b. Membuat memo kredit dan tembusannya ke bagian

penerimaan barang.

(43)

a. Menerima memo kredit dan laporan penerimaan barang

dari bagian penjualan

b. Menerima dan memeriksa barang

c. Membuat laporan penerimaan barang (LPB).

3. Bagian gudang

a. Menerima laporan penerimaan barang (LPB) dari bagian

penerimaan barang

b. Membuat kartu gudang

c. Mengarsip laporan penerimaan barang (LPB).

4. Bagian piutang

a. Menerima laporan penerimaan barang (LPB) dan memo

kredit dari bagian gudang

b. Membuat kartu piutang berdasarkan memo kredit yang

ada.

5. Bagian kartu persediaan

a. Menerima laporan penerimaan barang (LPB) dan memo

kredit dari bagian piutang

b. Mengisi harga pokok barang

c. Membuat kartu persediaan.

6. Bagian jurnal

a. Menerima laporan penerimaan barang (LPB) dan memo

kredit dari bagian kartu persediaan

(44)

c. Mengarsip dokumen yang ada.

4. Laporan Hasil Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Informasi dalam suatu perusahaan dapat diakses atau dimanfaatkan

apabila dikomunikasikan melalui laporan. Ini berarti laporan merupakan

tahap akhir dari suatu proses pengolahan data transaksi perusahaan.

Suatu sistem informasi menghasilkan bermacam – macam output

(keluaran). Laporan manajerial merupakan salah satu bentuk output

(keluaran) yang disajikan sistem informasi akuntansi. Laporan tersebut

dapat diselesaikan dengan bantuan dari para akuntan yang ikut dalam

perancangan laporan yang menyajikan informasi keuangan. Laporan

keuangan pada dasarnya adalah laporan yang menyajikan tentang posisi

keuangan suatu badan atau perusahaan satu periode tertentu, hasil usaha

perusahaan selama periode tertentu, dan juga menyajikan perubahan –

perubahan yang terjadi atas posisi keuangan perusahaan yang dapat

digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak - pihak yang

berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.

Pihak - pihak yang berkepentingan tersebut adalah manajemen, pemilik,

kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah dan

(45)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu prosedur – prosedur Sistem Informasi

Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan pada perusahaan

dilaksanakan secara komputerisasi.

Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan perusahaan sebagian besar sudah tepat dan efektif karena sudah sesuai dengan teori

PT. Perkebunan Sumatera Utara telah menerapkan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dengan baik terhadap produk – produk yang dijual lokal dengan adanya flowchart yang bisa di jadikan sebagai alat pengawasan dalam penjualan,

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif

sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji atau

menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang

berjalan dari pokok suatu penelitian.

Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data

penelitian yang diperoleh dari PT. Pertamina UPms-I Medan dan

literatur-literatur lainnya kemudian menguraikannya secara rinci untuk mengetahui

permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian dalam hal ini PT. Pertamina UPms-I Medan, melalui hasil

wawancara dengan kepala bagian akuntansi.

2. Data Sekunder, yaitu data yang bersumber dari perusahaan, yaitu data

mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, prosedur

penjualan dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem

(47)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara

langsung dengan pihak-pihak tertentu dalam perusahaan, dalam hal ini

pihak manajemen yang berhubungan dengan penjualan dan penerimaan

kas.

2. Teknik observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung

maupun tidak langsung terhadap aktivitas penjualan.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode

deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun, mengelompokkan,

menginterpretasikan dan menganalisa data untuk memberi gambaran dan

jawaban yang jelas dan akurat dari perumusan masalah.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Objek penelitian adalah PT. Pertamina UPms-I Medan yang terletak di

(48)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian

Bulan (2010)

April Mei Juni Agustus September

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Ringkas Perusahaan

Pada awalnya produksi minyak di Indonesia dimulai dari daerah

Langkat, Sumatera Utara ketika Aeilko Janszoon Zijlker berhasil

menemukan sumur minyak pada tanggal 15 Juni 1885 dilapangan telaga

said yang terletak tidak jauh dari pantai Sumatera Utara dengan produksi

besar yang mencapai kedalaman 1212 Meter. Sumur ini sangat produktif

dan terus menghasilkan minyak selama lebih dari 15 tahun. Pada tahun

1885 – 1890 terdapat beberapa penemuan minyak di daerah-daerah lain

di Indonesia.

Penemuan-penemuan minyak di Indonesia telah mengundang

datangnya perusahaan-perusahaan asing. Pada tahun 1892 dibangun

penyulingan minyak pertama di Pangkalan Berandan dan pada tahun

1898 berhasil dibangun pelabuhan minyak di Indonesia yaitu Pangkalan

Susu. Produksi pengolahan dan pemasaran minyak bumi dilaksanakan

oleh Koninlijke Nederlansche Petroleum Company. Kemudian pada

tahun 1907 perusahaan tersebut melakukan merjer dengan Shell

Transport & Traiding dan berubah nama menjadi The Koninlijke Shell

(50)

II, kegiatan perminyakan di Indonesia dikuasai oleh Shee dan Stanvac,

daerah operasi Shell yaitu Sumatera Utara sampai Papua, sedangkan

Stanvac hanya di Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan.

Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,

perusahaan minyak dan gas bumi berlandaskan pada pasal 33 UUD

1945,. Setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya para

pejuang kemerdekaan berhasil merebut lapangan, kilang maupun fasilitas

perminyakan yang ada penjajahan Jepang. Pada bulan September 1945

dilakukan serah terima seluruh tambang minyak yang berada di

Pangkalan Berandan maupun di Rantau, Kuala Simpang, Aceh Timur.

Dan dalam suasana yang belum stabil berdirilah PERMIRI (Persatuan

Minyak Republik Indonesia), PTMNRI (Persatuan Tambang Minyak

Negara Republik Indonesia), PTMN (Perusahaan Tambang Minyak

Negara).

Pada tahun 2003 tepatnya tanggal 17 September 2003 Pertamina

berubah status menjadi Perusahaan Terbatas Perseroan sesuai dengan

terbitya Undang-Undang No. 19 tahun 2003 . Dengan berubahnya status

Perusahaan maka akan mempengaruhi perubahan Tata Nilai dan Visi

maupun Misi PERTAMINA. Sehingga saat ini nama PERTAMINA

menjadi PT PERTAMINA (PERSERO).

PT Pertamina (Persero) memiliki delapan Unit Pemasaran yang

(51)

1. UPMS I , berkantor pusat di Medan dan meliputi wilayah NAD,

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Daratan & Riau Kepulauan.

2. UPMS II , berkantor pusat di Palembang dan meliputi wilayah

Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu dan Jambi.

3. UPMS III, berkantor pusat di Jakarta dan meliputi wilayah DKI

Jaya dan Jabar.

4. UPMS IV, berkantor pusat di Semarang dan meliputi wilayah Jawa

Tengah, Yogyakarta dan Solo.

5. UPMS V, berkantor pusat di Surabaya dan meliputi wilayah Jawa

Timur, Bali , NTB & NTT.

6. UPMS VI, berkantor pusat di Balikpapan dan meliputu wilayah

Kalimantan

7. UPMS VII, berkantor pusat di Makasar dan meliputi wilayah

Sulawesi

8. UPMS VI, berkantor pusat di Jayapura dan melipuit wilayah Irian

Jaya dan Maluku.

Pada tanggal 11 November 2007 , PT Pertamina (Persero)

mengalami reorganisasi tahap I untuk Fungsi Pemasaran & Niaga, tahap

kedua untuk Fungsi Supply & Distribusi, tahap ketiga untuk Fungsi SDM

& Umum, sehingga nama UPMS I berubah menjadi BBM Retail Regioan

I Medan.

Tempat dimana penulis mengadakan penulisan dalam rangka

(52)

yang merupakan salah satu dari delapan Unit Pemasaran PT. Pertamina

(Persero) yang ada saat ini.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

PT Pertamina (Persero) BBM Retail Region I Medan wilayah

kerjanya meliputi empat propinsi, yaitu :

1) Propinsi NAD

2) Propinsi SUMUT

3) Propinsi SUMBAR

4) Porpinsi Riau

5) Propinsi Kep.Riau / Batam

Kelima wilayah kerja tersebut diatas di kelola/dipimpin oleh SAM

(Sales Area Manager) BBM Retail dan BBM Industri & Marine yang

bertanggung jawab kepada General Manager BBM Retail Region I

selaku Ambossador.

Adapun Fungsi dari Manajer tersebut adalah untuk

Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pembekalan dan pemasaran

BBM dan Gas bumi, di wilayah kerja pertamina Region I. General

Manajer BBM Retail Region I selaku Ambossador membawahi delapan

bagian dan lima ex.Kepala Cabang. Masing-masing Bagian dipimpin

oleh Kepala/Manajer Bagian, dan Cabang dipimpin oleh Sales Area

Manajer. Agar lebih jelasnya, Fungsi dari masing-masing bagian akan

(53)

1. General Manager BBM Retail Reg I Medan

Bagian ini berfungsi mengelola seluruh kegiatan usaha

pemasaran atas semua kebijakan/persetujuan/ketetapan Direksi dan

atau Direkotrat Hilir dalam rangka pelaksanaan kegiatan dan

pemasaran Minyak dan Gas Bumi dan kegiatan penunjang nyu di

wilayah kerja Pertamina BBM Retail Region I Medan. Sehingga

kebutuhan masyarakat/konsumen terpenuhi dengan tepat kuantitas,

kualitas, waktu, dan tempat secara optimal dan efisien serta

memelihara dan menigkatkan kepedulian perusahaan terhadap

lingkungan.

2. Bagian Penjualan

Bagian Penjualan ini terdiri dari Sub/bagian Penjualan yaitu :

a) SAM BBM Retail Sumut, membawahi SR (Sales Represantatif)

dengan wilayah kerja dari Sibolga, Kisaran, Rantau Perabat,

Gunung Sitoli, Langkat.

b) SAM BBM Industri & Marine Sumut & NAD, membawahi SR

Industri dan Marine untuk wilayah kerja Sumut hingga NAD

c) SAM BBM Retail Sumbar, membawahi SR (Sales

Represantatif) dengan wilayah kerja Seluruh propinsi Padang.

d) SAM BBM Industri & Marine Riau & Sumbar membawahi

SR Industri dan Marine untuk wilayah kerja Riau daratan

(54)

e) SAM BBM Retail Riau, membawahi SR (Sales Represantatif)

dengan wilayah kerja Pekanbaru.

f) SAM BBM Industri & Marine Batam & Kepri membawahi SR

Industri dan Marine untuk wilayah kerja Batam hingga

Kepulauan Riau.

g) SAM BBM Retail NAD, membawahi SR (Sales Represantatif)

dengan wilayah kerja NAD.

Bagian ini berfungsi merencanakan, mengkoordinasikan dan

mengevaluasi kegiatan pemasaran BBM dan Non BBM, mutu

produk dan pelayanan lembaga penyalur, Administrasi BBM dan

Non BBM yang ada diwilayah kerja Region I Medan untuk

memenuhi permintaan pelanggan BBM dan Non BBM agar

kebutuhan Pelanggan BBM dan Non BBM dapat terpenuhi, tepat

waktu, tepat jumlah dan tepat mutu.

3. Bagian Suplai dan Distribusi

Bagian ini berfungsi menyelenggarakan kegiatan pengadaan,

penimbunan, pengendalian mutu dan penyaluran BBM maupun

Non BBM sesuai dengan rencana, tepat waktu dan tersedia pada

waktu yang dibutuhkan

Fungsi Marine di gabung ke dalam Fungsi Suplai dan

Distribusi sehingga tugas dan tanggung jawab Ka.Marine

merupakan casecading dari tugas dan tanggung jawab Manajer

(55)

mengkoordinir kegiatan kapal dan pengoperasian tankers untuk

kelancaran operasi marine, kebandaran di bidang transportasi laut

dan pelabuhan aman dan lancar.

4. Bagian Layanan Jasa Teknik

Bagian ini berfungsi mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan perencanaan dan anggaran, pemeliharaan dan konstruksi,

inspeksi serta pengadaan material untuk kebutuhan operasi

pemasaran sesuai dengan rencana, tepat waktu dan tersedia pada

waktu yang dibutuhkan.

5. Manajer Keuangan

Bagian ini berfungsi mengkoordinasikan dan mengendalikan

pelaksanaan kegiatan keuangan meliputi anggaran, perbendaharaan

dan akuntansi di Unit Region I agar segala kegiatan di Unit

Pemasaran Reg I dapat dibiayai dan laporan pertanggung jawaban

dapat dilaksanakan secara accountable dan auditable.

6. Kepala LK3

Bagian ini berfungsi mengkoordinasikan dan melaksanakan

kegiatan pencegahan, penanggulangan terhadap potensi bahaya

pencemaran lingkungan, kebakaran, kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja untuk meminimalisasikan kerugian perusahaan.

7 Manajer SDM dan Umum

Bagian ini berfungsi mengkoordinir dan menyelenggarakan

(56)

Perencaan dan Pembinaan Pekerja, Hubungan Industrial

Kesejahteraan dan Jasa SDM, Organisasi, Prosedur dan Manajer

Mutu, Kesehatan, Hukum dan Pertanahan, HUPMAS, Sekuriti

serta Sistem Informasi dan Komunikasi untuk menunjang kegiatan

operasi Unit Pemasaran I.

c. Kondisi Kinerja Perusahaan

Dengan Perubahan Pola Bisnis Perusahaan yang ditetapkan pada

tahun 2001, dari BUMN menjadi Perusahaan Perseroan secara signifikan

memberikan dampak perubahan pola kegiatan perusahaan dan pola

pembinaan terhadap pekerja. Perubahan tersebut mengharuskan

perusahaan melakakukan perubahan dalam system korporasi agar tetap

survive, termasuk di dalamnya system pengelolaan anggaran biaya.

Kegiatan Bisnis utama PT Pertamina (Persero) adalah Suplai BBM

dan Non BBM skala Nasional , PT Pertamina (Persero) juga dituntut

untuk melakukan perubahan dari seluruh lini kegiatan (Core Bussines)

utamanya. Untuk itu di bentuklah suatu Unit Bisnis yang pada masa

sebelumnya merupakan satu kesatuan Funsi / Bagian dari Penjualan.

Yaitu : Bisnis Unit BBM Retail , Bisnis Unit BBM Industri & Marine,

Bisnis Unit Pelumas, Bisnis Unit Aviasi dan Bisnis Unit Gas Domestik.

Perkembangan tingkat permintaan Bahan Bakar Minyak di

Indonesia khususnya wilayah Sumatera Utara terus mengalami tingkat

(57)

semakin bertambahnya jumlah pemakaian kendaraan pribadi maupun

kendaraan umum, Invasi Perkembangan Pusat Industri yang semakin

meningkat. Hal itu harus di kolaborasikan dengan meningkatkan kualitas

pelayanan Pemasaran BBM dalam Negeri. Dalam menjaga kualitas Pruduk

dan pelayanannya PT Pertamina (Persero) giat dalam melakukan BTP

(Breakthrought Project) yang bertujuan untuk menganalisa Pasar maupun

produk, sehingga menimbulakan komotmen bersama dalam

mempertahankan kualitas pelayanan dan produk, hal itu terbukti dengan di

tetapkannya slogan PERTAMINA PASTI PAS.

Dengan perubahan pola bisnis perusahaan maka tata nilai maupun

Visi & Misi Pertamina juga mengalami perubahan, yang sebelumnya

Pertamina sebagai Regulator dan Penyedia kebutuhan BBM dan NBBM

dalam negeri, tetapi Pertamina saat ini dituntut untuk menjadi Perusahaan

Go Profit yang dapat menguasai pangsa pasar baik berskala Nasional

maupun skala International.

2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Pertamina UPms-I Medan

a. Sistem informasi akuntansi Penjualan

Sistem informasi akuntansi pada PT. Pertamina Umps1 diterapkan

berdasarkan teori sistem akuntansi penjualan yang dijelaskan pada Bab

(58)

memadai yang menunjang aktivitas perusahaan. Alur proses penjualan

pada perusahaan adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Proses Keseluruhan Alur Bisnis Pertamina Sumber PT.Pertamina Upms-1 Medan

Alur proses diatas menjelaskan proses keseluruhan dari alur bisnis

Pertamina, mulai dari pengeboran minyak, pengolahan sampai dengan

penjualan ke pelanggan. Dari sumur pengeboran minyak, minyak

mentah disimpan di dalam tangki penyimpanan di stasiun pengumpul PT

PEP (Pertamina Exploration and Production). Di PT PEP, perlakuan

minyak mentah ada yang langsung dijual ke pelanggan export atau dijual

ke BP Migas. Dari BP Migas kemudian dilanjutkan dengan proses

penjualan ke Refinery Pertamina untuk dilakukan pengolahan minyak

(59)

kemudian dilakukan distribusi dari Refinery ke Depot atau Depot ke

Depot dengan menggunakan proses STO dengan TD Shipmen dibawah

pengawasan S&D.

Gambar 4.2 Sistem Penjualan PT. Pertamina Umps1 Sumber PT.Pertamina Upms-1 Medan

Alur proses di atas menjelaskan keseluruhan alur proses yang terjadi

di SAP, untuk proses Sales Distribution. Dimulai dari proses Pre Sales,

yang terdiri dari proses Inquiry, Quotation, Contract dan Scheduling

Agreement . Berdasarkan proses Pre Sales tersebut kemudian dilanjutkan

dengan proses penerimaan order menggunakan Sales Order .

Berdasarkan informasi Sales Order tersebut kemudian ditentukan

apakah barang yang akan dijual tersebut akan diproduksi atau dilakukan

pembelian barang ke supplier. Proses mengenai ketersediaan barang

tersebut akan ditindak lanjuti oleh bagian Material Management dan

(60)

Setelah barang tersebut tersedia, kemudian dilakukan proses

Shipping yang terdiri dari proses Delivery ,Transfer Order dan Shipment.

Proses Delivery diakhiri dengan proses Good Issue, dimana ketersediaan

barang di gudang akan berkurang sesuai dengan jumlah pengiriman.

Proses Billing merupakan alur proses terakhir di Sales Distribution

dimana dilakukan proses penagihan ke pelanggan berdasarkan jumlah

barang yang dikirim. Informasi dari proses Billing tersebut nantinya akan

dilanjutkan di bagian Finance untuk proses penerimaan uang .

Gambar 4.3 Sistem Penjualan Pertamina Sumber PT.Pertamina Upms-1 Medan

Pelanggan untuk bisnis unit ini antara lain : SPBU, Agen, Pertamina

Outlet, perusahaan minyak lain dan lain lain Cara pembayaran

menggunakan tiga cara yaitu :

1. Cash & Carry

Pelanggan melakukan pembayaran di bank, kemudian dalam jangka

waktu maksimal 3 hari sudah dilakukan proses pengiriman barang.

(61)

Pelanggan melakukan pembayaran terlebih dahulu di bank kemudian

berdasarkan pembayaran tersebut dilakukan pengiriman sesuai

dengan tanggal permintaan pelanggan

3. Credit

Pembayaran dilakukan dengan cara credit, dimana proses penagihan

ke pelanggan dilakukan setelah proses pengiriman barang selesai

dilakukan

b. Prosedur Penjualan Tunai dan Kredit 1) Penjualan Tunai

a. Penjualan dengan Cash & Carry

(62)

1. Proses Cash & Carry :

Penjualan dengan metoda Cash & Carry dimulai dengan

pelanggan membayar terlebih dahulu di bank setelah itu

memesan / meng-order barang ke Pertamina, yang terdiri dari :

a. Pelanggan menyetor uang di bank yang terhubung ke

Pertamina dengan sistem H2H.

Pelanggan datang ke bank dan memberikan informasi

barang yang akan dibeli. Kemudian pihak bank

melakukan proses simulate Sales Order (SO) untuk

memastikan apakah informasi yang dimasukkan sudah

benar seperti nama customer, material, selling price.

Setelah data di simulate SO sudah benar, kemudian pihak

bank akan menyimpan data SO tersebut dimana automatis

akan terkena Delivery Order(DO) block. Kemudian

petugas bank akan menerima uang berdasarkan SO

tersebut.

Setelah petugas bank menerima uang, kemudian petugas

bank akan melakukan release DO block untuk SO

tersebut. Jadi DO block dipergunakan untuk memastikan

bahwa sebelum dibuat DO di Depot, pihak bank sudah

menerima pembayaran dari pelanggan. Kemudian,

pelanggan akan mendapatkan printout SO untuk

(63)

b. Proses transfer H2H dari bank ke Pertamina tidak

berfungsi sehingga pembuatan Sales Order dilakukan di

Depot.

Pelanggan membayar terlebih dahulu di bank, kemudian

pelanggan akan mendapatkan struk/tanda bukti

pembayaran dari bank. Berdasarkan struk tesebut,

pelanggan akan ke Depot untuk pembuatan SO dan DO.

Pada saat pembuatan SO, sistem tidak akan melakukan

proses DO block karena uang sudah diterima oleh bank

sesuai dengan struk / tanda bukti tersebut.

Pada waktu pihak bank/ Depot membuat SO, sistem

automatis akan melakukan pengecekan apakah pelanggan

masih mempunyai sisa pembayaran yang belum dibayar

lebih dari 7 hari dari tanggal jatuh tempo. Jika ya, maka

SO yang dibuat di bank akan terkena block Credit Limit.

Jika SO tersebut terkena Credit Block, maka SO tersebut

masih tetap dapat di simpan tetapi pihak Depot tidak

dapat membuat Delivery Order.

Pada malam hari, EBS akan diterima untuk mengupdate

data pembayaran customer ke Account Down Payment.

Kemudian sistem secara otomatis akan melakukan

(64)

Receivable sehingga akan mengubah status open oldest

item tidak melebihi dari 7 hari.

Pada saat proses pembuatan Delivery Order, sistem

kemudian melakukan pengecekan terhadap status SO

tersebut. Jika status SO tidak terkena Credit Limit, maka

pihak Depot dapat langsung membuat DO. Tetapi jika

status SO tersebut terkena Credit Limit, maka pihak

Depot tidak dapat membuat DO. Pelanggan harus kembali

ke bank untuk melunasi kekurangan pembayaran yang

sudah jatuh tempo lebih dari 7 hari. Setelah pelanggan

membayar kekurangan di bank, maka pihak bank akan

memberikan struk / tanda bukti pembayaran ke

pelanggan. Pelanggan akan memberikan struk tersebut ke

Depot. Berdasarkan struk tersebut, maka pihak Finance

Credit Analyst di Depot akan melakukan proses release

Credit Limit untuk SO tersebut. Setelah SO di release,

kemudian pihak Depot dapat membuat DO.

2. Proses Delivery Order :

DO dapat dibuat dengan dua cara :

a. Background job.

Untuk depot dengan pelanggan yang banyak, DO akan

dicreate buat secara background job untuk setiap periode

(65)

setiap beberapa jam) berdasarkan data SO / Scheduling

Agreement yang sudah di release. Pencetakan printout

List DO dapat dilakukan berdasarkan atas permintaan dari

pelanggan, khusus untuk pelanggan dengan perlakuan

Loco ( Customer Pick Up)

b. Manual DO.

Untuk depot dengan pelanggan yang sedikit, DO dapat

dicreate secara manual baik pada saat pelanggan datang

ke depot atau tidak. Untuk barang yang diambil oleh

pelanggan, pelanggan akan ke depot untuk minta printout

List DO. Pada saat pelanggan akan mengambil barang di

depot, printout List DO tersebut diberikan ke supir

sebagai surat pengantar ke depot untuk pengambilan

barang. Untuk pelanggan SPBU, barang akan dikirim

oleh Pertamina berdasarkan tanggal pengiriman di SO.

3. Proses TD Shipment :

Delivery Order tersebut kemudian dilanjutkan dengan

proses TD Scheduling di Depot dimana memasukkan informasi

supir dan kendaraan. Master kendaraan akan disimpan di SAP,

jika tidak ada maka sementara akan menggunakan dummy

kendaraan. Data kendaraan akan disimpan dalam TD Shipment

dimana proses pembuatan master data dilakukan oleh COE.

(66)

tetapi akan dimasukkan di dalam text di TD Shipment.

Pencetakan Filling Slip dari TD Scheduling dilakukan di pintu

masuk depot.

Saat proses pemuatan barang (loading), TD Loading

Confirmation dan TD Delivery Confirmation dilakukan di

Depot dengan menggunakan satu proses. Proses serah terima

barang dilakukan di Depot, dimana jika ada selisih antara

barang yang dikirim dengan barang yang diterima bukan

menjadi tanggung jawab Pertamina.

Pencetakan Surat Jalan untuk pengiriman dengan franco ,

pencetakan dari TD Load Confirmation, sedangkan untuk loco

pencetakan dari TD Delivery Confirmation. Pencetakan

dilakukan di pintu keluar depot dan diberikan ke supir.

4. Proses Billing :

Berdasarkan jumlah barang yang dikirim tersebut, maka

akan dilanjutkan dengan pembuatan billing. Billing dapat

dibuat dengan dua cara yaitu

a. Background job.

Untuk depot dengan pelanggan yang banyak, billing akan

dibuat secara background job untuk setiap periode waktu

tertentu (mis setiap siang, sore, malam atau setiap

beberapa jam). Pada saat proses background job tersebut,

(67)

Printout billing tersebut nantinya akan dikirim ke

pelanggan menggunakan kurir.

b. Manual billing.

Untuk depot dengan pelanggan yang sedikit, billing tetap

dibuat secara manual supaya billing dapat segera dicreate

(tidak harus menunggu background job). Proses

pembuatannya dilakukan sebelum truk meninggalkan

depot dan printout billing akan dititipkan ke supir truk

untuk pelanggan bersamaan dengan proses pengiriman

barang.

Billing yang sudah dibuat tersebut, nantinya akan

dimonitor oleh pihak Share Processing Center (SPC)

dalam proses Automatic Clearing.

5. Aplikasi System

Aplikasi system yang dipergunakan untuk proses Cash &

Carry yaitu :

a. Host to Host

Aplikasi Host to Host dipergunakan di bank persepsi yang

terhubung dengan sistem My SAP di Pertamina. Aplikasi

ini dipergunakan untuk mengirim data transaksi My SAP

yang dibuat di bank, seperti pembuatan Sales Order.

(68)

Aplikasi OSDS dilakukan di Depot untuk pembuatan

Sales Order, Delivery Order, TD Scheduling, TD Load

Confirmation, TD Delivery Confirmation dan Billing.

b. Penjualan dengan Cash & Carry pada program Zero Loss

Gambar 4.5 Penjualan dengan Cash & Carry pada program Zero Loss Sumber PT.Pertamina Upms-1 Medan

1. Proses Cash & Carry dengan program Zero Loss :

Proses penjualan Retail dengan Cash & Carry pada Zero

Loss program berlaku pada pelanggan SPBU atau pengiriman

yang dilakukan Pertamina (Franco Customer). Jika selisih

antara quantity yang dikirim oleh Pertamina dan aktual

quantity yang diterima oleh pelanggan terjadi kekurangan kirim

(69)

maka Pertamina akan membuat credit note untuk mengurangi

piutang pelanggan dan Debit Note untuk mengurangi utang ke

vendor pengangkutan. Berdasarkan catatan suatu periode

tertentu, total jumlah tersebut dihitung dan pada akhir periode

akan dibuatkan Credit Note oleh SPC melalui program. Khusus

untuk program Zero Loss ini pada master data customer harus

dimaintain untuk field incoterm adalah CFR (pastipas). Alur

proses keseluruhan sama dengan Penjualan Cash & Carry.

2. Produk

Produk yang dijual dengan cara Cash & Carry dengan

Zero Loss adalah Fuel Bulk.

3. Aplikasi System

Aplikasi system yang dipergunakan untuk proses Cash &

Carry yaitu :

a. Host to Host

Aplikasi Host to Host dipergunakan di bank persepsi yang

terhubung dengan sistem Host to Host di Pertamina.

Aplikasi ini dipergunakan untuk mengirim data transaksi

SAP yang dibuat di bank, seperti pembuatan Sales Order.

b. Sistem OSDS

Aplikasi OSDS dilakukan di Depot untuk pembuatan

Sales Order, Delivery Order, TD Scheduling, TD Load

(70)

2) Penjualan Kredit

Gambar 4.6 Prosedur Penjualan Kredit Sumber PT.Pertamina Upms-1 Medan

a. Penjualan dengan Kredit :

Untuk proses penjualan dengan kredit, pelanggan akan

melakukan pembayaran berdasarkan billing yang dibuat setelah

pengiriman barang. Pelanggan memesan barang ke Depot,

kemudian akan dibuatkan dokumen Sales Order. Pada saat

pembuatan Sales Order, system akan melakukan pengecekan

terhadap Credit Limit. Jika total amount sales order melebihi

(71)

akan terkena Credit Block. Jika SO tersebut terkena Credit

Block maka pelanggan harus membayar piutang terlebih dahulu

atau Finance Credit Analyst akan me-release SO tersebut

dengan persetujuan dengan pihak terkait terlebih dahulu.

Setelah SO di release, kemudian pihak Depot dapat membuat

Delivery Order.

b. Proses Delivery Order (DO):

DO dapat dibuat dengan dua cara :

1. Background job.

Untuk depot dengan pelanggan yang banyak, DO akan

dibuat secara background job untuk setiap periode waktu

tertentu (mis setiap siang, sore, malam hari atau setiap

beberapa jam) berdasarkan data SO yang sudah di

release. Pencetakan printout List DO dapat dilakukan

berdasarkan atas permintaan dari pelanggan.

2. Manual DO.

Untuk depot dengan pelanggan yang sedikit, DO dapat

dibuat secara manual baik pada saat pelanggan datang ke

depot atau tidak. Untuk barang yang diambil oleh

pelanggan, pelanggan akan ke depot untuk minta printout

List DO. Pada saat pelanggan akan mengambil barang di

depot, printout List DO tersebut diberikan ke supir

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber Penulis, 2010
Gambar 2.2 Diagram Arus Data Penjualan Tunai Sumber : Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ke tiga, Jakarta; Penerbit Salemba Empat
Gambar  2.3 Diagram Arus Data Penjualan Tunai Sumber :  Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ke tiga, Jakarta; Penerbit Salemba Empat
Gambar 2.5 Flowchart Penjualan Kredit  Sumber : Mulyadi,2002, Auditing Edisi ke-6, buku dua
+7

Referensi

Dokumen terkait

sehingga dalam tugas akhir ini penulis membuat judul mengenai “ SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN ”..

Megawati Manurung: Sistem Akuntansi Penjualan pada PT.. Gresik Cipta Sejahtera

Karmila: Sistem akuntansi penjualan pada PT... Karmila: Sistem akuntansi penjualan

Hotnida Adriani Siahaan: Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT... Hotnida Adriani Siahaan: Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas

Mila Hastalia Utami Siregar: Sistem Akuntansi Penjualan pada PT.. Wahana Trans Lestari

Berdasarkan tujuan dari Sistem Informasi Akuntansi Penjualan yang ada pada PT Perkebunan Nusantara III (persero) Medan adalah agar dapat mengintekrasikan keseluruhan data

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan kredit dapat diterapkan pada perusahaan PT Kertas Padalarang(Persero),

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi penggajian dan pengupahan karyawan outsourcing pada PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region