PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN
Oleh :
FIQRI RENDRAWAN 112102130
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada Universitas Sumatera Utara
yang dalam hal ini penulis memilih judul “Sistem Akuntansi Penggajian dan
Pengupahan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan”.
Penulis menyadari didalam penulisan masih banyak terdapat kekurangan
dari segi ilmiah maupun dari segi penulisannya, maka dalam hal ini penulis akan
menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang sifatnya
menyempurnakan tugas akhir ini.
Keberhasilan penulis dalam menulis tugas akhir ini tak lepas dari
pertolongan Allah SWT, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta yang telah banyak memberi
dorongan dan bantuan dari segi moril maupun materil kepada penulis sehingga
perkuliahan ini dapat selesai.
2. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Kepala Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam
proses penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Staf dan Pegawai PT Pertamina (Persero) MOR I Medan khususnya Ibu Robina
Sinaga dan Bapak Ibnu Hajar yang telah banyak membantu selama
mengerjakan tugas akhir ini.
7. Semua teman-teman saya selama berkuliah dira, arep, mukles, bulek, habib,
ares, ragyil, apeng, xrisolx, dll, makasi atas semua dukungannya.
Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
Fiqri Rendrawan
Halaman
KATA PENGANTAR ………...i
DAFTAR ISI ………....…...iii
DAFTAR TABEL …………...v
DAFTAR GAMBAR ………...vi
DAFTAR LAMPIRAN ...vii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ...1
B.Rumusan Masalah ...2
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ...3
1. Tujuan Penelitian ...3
2. Manfaat Penelitian ...3
D.Rencana Penulisan ...3
1. Jadwal Survei/Observasi ...3
2. Rencana Isi ...4
BAB II PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN A.Sejarah Ringkas………...…...6
B.Struktur Organisasi………...9
C.Uraian Tugas (Job Description)...11
BAB III SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT PERTAINA (MOR) I MEDAN
A.Pengertian dan Unsur-unsur Sistem Akuntansi...25
1.Pengertian Sistem Akuntansi………...…………..25
2.Unsur-unsur Sistem Akuntansi………...………...27
B.Pengertian dan Unsur-unsur Penggajian dan Pengupahan…...29
1.Pengertian Penggajian dan Pengupahan……….……..……..29
2.Unsur-unsur Penggajian dan Pengupahan………...…...30
C.Prosedur Perhitungan Penggajian dan Pengupahan...31
D.Prosedur Pencatatan dan Pembayaran Penggajian dan Pengupahan ………..………...38
E. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan...46
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan…...49
B.Saran…...50
DAFTAR PUSTAKA ...52
Nomor Judul Halaman
1.1 Jadwal Penelitian Tugas Akhir…….…..………...4
3.1 Penggolongan Tunjangan Daerah pada PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan………...…...33
3.1 Flowchart Proses Personalia pada PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan………39
3.2 Flowchart Proses Pembayaran Gaji dan Upah pada
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan………...45
Halaman
Tabel Penetapan Upah Tetap……...………..53
Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) MOR I Medan….………....54
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perusahaan besar, baik dalam ruang lingkup usaha maupun
operasi serta pemasarannya, maka perusahaan menuntut kuantitas dan
kualitas para tenaga kerja sehingga perusahaan dapat mengantisipasi
kemajuan yang akan terjadi.
Untuk mengatasi hal ini salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan mengembangkan sistem penggajian dan
pengupahan yang sensible (masuk akal) dan dapat dipertahankan. Karena
pada hakikatnya, tenaga kerja akan lebih produktif apabila tenaga kerja
tersebut menerima gaji dan upah yang seimbang dengan kontribusinya
dengan perusahaan. Sebaliknya apabila tenaga kerja tersebut merasa gaji
dan upah yang diterima tidak sesuai maka tenaga kerja tersebut mengambil
berbagai sikap antara lain mogok kerja, yang tentunya memiliki dampak
kerugian bagi perusahaan tersebut.
Dengan telah adanya peraturan pemerintah tentang pembayaran
gaji dan upah, membuat perusahaan tidak semena-mena terhadap
pembayaran gaji dan upah tersebut kepada karyawan. Sering terjadi
kecurangan dalam pembagian gaji dan upah. Apalagi jika jumlah
karyawan dalam satu perusahaan itu cukup besar sehingga pengeluaran
Untuk itulah perusahaan memerlukan suatu sistem akuntansi yang
baik terhadap sistem penggajian dan pengupahan yang berguna baik untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun kelangsungan perusahaan.
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang minyak dan gas (migas) khususnya diwilayah
Sumbagut yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
dan NAD. Dalam aktivitasnya sehari-hari perusahaan ini tentu saja tidak
terlepas dari peran serta karyawannya, maka perusahaan ini harusah
memiliki sistem akuntansi penggajian dan pengupahan yang baik.
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas masalah
penggajian dan pengupahan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan,
sehingga dalam tugas akhir ini penulis membuat judul mengenai “ SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN ”.
B. Rumusan Masalah
Untuk meningkatkan kualitas persahaan, PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan memerlukan upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga
kerja. Hal itu erat kaitannya dengan masalah penggajian dan pengupahan
yang diterapkan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan. Berdasarkan
hal tersebut penulis menyimpulkan permasalahan dalam tugas akhir ini
ialah “Bagaimana Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan pada PT
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana sistem perhitungan gaji dan upah
pada karyawan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.
b. Untuk dapat menambah wawasan penulis mengenai sistem
penggajian dan pengupahan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang
diperoleh selama masa perkuliahan dengan yang terjadi dalam
perusahaan.
b. Bagi pimpinan perusahaan sebagai bahan analisa dan pertimbangan
dalam menentukan kebijaksanaan kebijaksanaan besarnya gaji,
menentukan jam kerja normal, upah lembur, bonus, dan fasilitas
lainnya untuk dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan serta
perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
c. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk mengadakan penelitian dengan judul yang sama.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survei/Observasi
Adapun jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dalam
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian Tugas Akhir
No Kegiatan JUNI JULI
II III IV I
1 Pengesahan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukkan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Rencana isi berisi suatu perincian sederhana mengenai isi dari
masing-masing bab dalam tugas akhir ini yang disusun secara
sistematis sehingga uraian dapat lebih terarah. Untuk itu peneliti
membagi pokok pembahasan dalam 4 (empat) bab yaitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
BAB II PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN
Bab ini membahas tentang sejarah ringkas, struktur
organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha
terkini, dan rencana kegiatan.
BAB III SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN
Bab ini menguraikan topic penelitian mengenai pengertian
sistem akuntansi, pengertian gaji dan upah, peranan gaji dan
upah, unsure-unsur gaji dan upah, prosedur perhitungan gaji
dan upah, prosedur pencatatan dan pembayaran gaji dan
upah, dan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini membuat kesimpulan yang dirangkum dari
hasil penelitian terhadap PT Pertamina (Persero) MOR I
Medan dan juga saran yang ditujukan bagi perusahaan
sebagai upaya untuk menunjang kemajuan perusahaan
PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN
A. Sejarah Ringkas
Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan
oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian, sumur
produksi pertama adalah sumur Telaga Said di wilayah Sumatera Utara
yang dibor pada tahun 1883. Sejak era itu, kegiatan ekspolitasi minyak di
Indonesia dimulai.
Era 1900: Masa Perjuangan
Setelah diproduksinya sumur Telaga Said, maka kegiatan industri
perminyakan di tanah air terus berkembang. Penemuan demi penemuan
terus bermunculan. Sampai dengan era 1950an, penemuan sumber minyak
baru banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan,
Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur. Pada masa ini Indonesia masih
dibawah pendudukan Belanda yang dilanjutkan dengan Pendudukan
Jepang.
Ketika pecah perang Asia Timur Raya produksi minyak mengalami
gangguan. Pada masa pendudukan Jepang usaha yang dilakukan hanyalah
merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau
Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan
pemerintahan yang teratur, seluruh lapangan minyak dan gas bumi yang
ditinggalkan oleh Belanda dan Jepang dikelola oleh negara.
1957: Tonggak Sejarah Pertamina
Untuk mengelola aset perminyakan tersebut, pemerintah
mendirikan sebuah perusahaan minyak nasional pada 10 desember 1957
dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA.
Perusahaan itu lalu bergabung dengan PERTAMINA menjadi
PERTAMINA pada 1968. Untuk memperkokoh perusahaan yang masih
muda ini, pemerintah menerbitkan UU No. 8 pada 1971, yang
menempatkan Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik
negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak
menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan Pertamina.
Karena itu Pertamina memainkan peran ganda yakni sebagai regulator bagi
mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama
(KKS) di wilayah kerja (WK) Pertamina. Sementara disisi lain Pertamina
juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian
wilayah kerjanya.
Era 2000: Perubahan Regulasi
Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri,
Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22
beralih bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) dan melepaskan peran
gandanya. Peran regulator diserahkan ke lembaga pemerintah sedangkan
Pertamina hanya memegang satu peran sebagai operator murni.
Peran regulator di sektor hulu selanjutnya dijalankan oleh
BPMIGAS yang dibentuk pada tahun 2002. Sedangkan peran regulator
disektor hilir dijalankan oleh BPH MIGAS yang dibentuk dua tahun
setelahnya pada 2004.
Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan
sebagai entitas bisnis yang merupakan kepanjangan tangan dalam
pengelolaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak, gas, dan panas
bumi, pengelolaan transportasi pipa migas, jasa pemboran, dan
pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini merupakan wujud implementasi
amanat UU No. 22 tahun 2001 yang mewajibkan PT Pertamina (Persero)
untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha hulunya sebagai
konsekuensi pemisahaan usaha hulu dengan hilir.
2005: Entitas Bisnis Murni
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September
2005. Sejalan dengan pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal
17 September 2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan
penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS
(sekarang SKKMIGAS) – yang berlaku surut sejak 17 September 2003 –
melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT Pertamina
(Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina
EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan
penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang
berlaku sejak 17 September 2005.
Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu
dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT
Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan
JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery).
Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per
tahun, PT Pertamina EP memiliki modal optimisme kuat untuk tetap
menjadi penyumbang laba terbesar PT Pertamina (Persero). Keyakinan itu
juga sekaligus untuk menjawab tantangan pemerintah dan masyarakat
yang menginginkan peningkatan produksi migas nasional.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung
jawab dan fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat
berjalan kearah tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi merupakan
wadah dari pelaksanaan kegiatan dan mencerminkan atas pendeklarasian
perusahaan yang disusun dengan pertimbangan yang sempurna dengan
menempatkan dan menetapkan orang-orang pada setiap unit perusahaan
yang harus sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan atau keahlian yang
dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan efektif dan
efisien.
Struktur organisasi ini berguna untuk mencegah adanya
kesenjangan maupun tumpang tindihnya wewenang dan tanggung jawab
serta memudahkan pimpinan perusahaan dalam mengawasi aktifitas yang
dilakukan sehari-hari. Sebaiknya untuk struktur organisasi perusahaan
harus disusun sedemikian rupa serta fleksibel untuk memungkinkan
diadakan perubahan sesuai dengan perkembangan organisasi dan
penentuan struktur organisasi ini harus sesuai dengan sifat dan jenis
aktivitas serta kebutuhan perusahaan.
PT Pertamina (Persero) MOR I menyusun struktur organisasinya
sedemikian rupa sehingga terlihat jelas pembagian tugas dan
wewenangnya serta pertanggungjawaban atas tugas yang didelegasikan
dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya
struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan ini berbentuk garis dan
staff (struktur terlampir), artinya disamping pucuk pimpinan yang
mempunyai wewenang komando, juga diperlukan staff atau pejabat yang
dapat memberikan masukan dan nasehat sesuai dengan bidang
C. Uraian Tugas (Job Description)
Berikut ini adalah deskripsi jabatan dari struktur organisasi PT
Pertamina (Persero) MOR I Medan, dan setiap bagiannya memiliki tugas:
1. GM Marketing Operation Region I
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinasi kegiatan pemasaran bahan bakar minyak dan gas
bumi di wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.
b. Mengkoordinasi kegiatan pemasaran yang meliputi pengadaan,
pengangkutan, penimbunan, penyaluran, dan menjaga mutu produk
yang dijual.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kerja operasi di
wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.
d. Mengkoordinasi kegiatan administrasi penunjang serta pembinaan
Sumber Daya Manusia sehubungan dengan kegiatan pemasaran
BBM agar terwujud suatu sistem kerja yang produktif, efektif, dan
efisien.
e. Mengkoordinasi hubungan kerja secara terpadu dengan pihak luar
sehubungan dengan operasi wilayah kerja PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan.
2. Fuel Retail Marketing Region I Manager
Memiliki tugas antara lain:
a.Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
b.Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi, BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke
lembaga penyalur.
c.Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
d.Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM subsidi dan BBK.
3. Industrial Marketing Region I Manager
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Nonsubsidi ke agen BBM Industri, Costumer Industri, dan
perkapalan termasuk SPBB.
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Nonsubsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan kea gen BBM Industri, Costumer Industri, dan
perkapalan termasuk SPBB.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Nonsubsidi dan BBK oleh agen BBM Industri,
Costumer Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM Nonsubsidi dan BBK.
4. Petrochemical Marketing Area Manager
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
produk-produk Petrochemical.
b. Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan
penjualan produk-produk Petrochemical.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
produk-produk Petrochemical.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
produk-produk Petrochemical.
5. Domestic Gas Region Manager I
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
LPG Subsidi dan Nonsubsidi.
b. Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan
penjualan LPG Subsidi dan Nonsubsidi.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
LPG Subsidi dan Nonsubsidi.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
LPG Subsidi dan Nonsubsidi.
6. Aviation Area Manager
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
b. Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan
penjualan produk Avtur dan Avigas.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
produk Avtur dan Avigas.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
produk Avtur dan Avigas.
7. Technical Services Region ManagerI
Memiliki tugas antara lain:
a. Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pembangunan baru
dan pemeliharaan seluruh sarana distribusi dan pemasaran di
Pertamina Marketing Operation Region I.
b. Menyelenggarakan pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan
pembangunan baru dan pemeliharaan distribusi dan pemasaran di
Pertamina Marketing Operation Region I.
c. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan administrasi teknis.
d. Melaksanakan proses lelang dan pengawasan proyek pengadaan
pemeliharaan dan pembangunan di wilayah Marketing Operation
Region I.
8. HSSE Area Manager Sumbagut
Memiliki tugas antara lain:
a. Menyelenggarakan perencanaan, pengawasan, evaluasi, dan
b. Menyelenggarakan perencanaan, pengembangan, dan evaluasi
sarana dan fasilitas di Terminal BBM, depot filling plant LPG, dan
DPPU yang berkaitan dengan HSSE.
c. Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
d. Menyelenggarakan pengarahan dan penyuluhan pencegahan
terhadap bahaya kecelakaan kerja.
9. Marketing Branch Manager NAD
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK di wilayah Nangroe Aceh Darusalam.
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan ke lembaga penyalur.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM subsidi dan BBK.
10.Marketing Branch Manager Sumbar
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan ke lembaga penyalur.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM Subsidi dan BBK.
11.Marketing Branch Manager Riau
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK di wilayah Riau.
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan ke lembaga penyalur.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaran administrasi penjualan
BBM Subsidi dan BBK.
12.Marketing Branch Manager Kepri
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan ke lembaga penyalur.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM Subsidi dan BBK.
13.Finance Marketion Operation RegionI
Memiliki tugas antara lain:
a. Menyelenggarakan penyusunan dan pengawasan pemakaian
anggaran PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I.
b. Menyelenggarakan kegiatan perbendaharaan PT Pertamina
(Persero) Marketing Operation Region I.
c. Menyelenggarakan kegiatan Akuntansi PT Pertamina (Persero)
Marketing Operation Region I.
d. Menyelenggarakan pengendalian keuangan PT Pertamina (Persero)
Marketing Operation Region I.
14.Unit Manager Human Resources Sumbagut
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir kegiatan pembinaan perawatan Sumber Daya
Manusia, penelitian dan usul perbaikan norma-norma dan
syarat-syarat kerja serta mengadakan material untuk kebutuhan kantor dan
b. Mengkoordinir kegiatan pelayanan jasa perawatan kesehatan
pekerja dan pengaturan fasilitas pekerja dan keluarganya.
c. Mengkoordinir kegiatan jasa konsultasi manajemen antara lain
mengenai sistem dan tata kerja organisasi dan evaluasi jabatan
maupun tatalaksananya.
15.IT RegionSumatera Region
Memiliki tugas antara lain:
a. Menerima, memprioritaskan, dan menyelesaikan permintaan
bantuan IT.
b. Instalasi, perawatan, dan penyediaan dukungan harian baik untuk
hardware dan software, peralatan termasuk printer, scanner, tinta,
dan lain-lain.
c. Maintain dan perawatan jaringan LAN.
d. Maintain dan perawatan komputer.
e. Memperbaiki berbagai masalah seputar hardware, software, dan
konektivitas, termasuk di dalamnya akses pengguna dan konfigurasi
komponen.
f. Bertanggung jawab untuk administrasi dan pemeliharaan teknis
yang menyangkut perusahaan dalam pembagian sistem database.
16.S&D Region Manager I
a. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan, penyimpanan, penerimaan,
dan pembekalan BBM/NBBM serta pengaturan layanan dan
transportasi.
b. Mengkoordinasi kegiatan penerimaan, penimbunan BBM dan
NBBM untuk penyaluran ke depot dan konsumen.
c. Menyusun rencana dan melakukan pengawasan distribusi BBM dan
NBBM serta gas untuk kebutuhan di wilayah kerja Pertamina MOR
I.
D. Jaringan Usaha/Kegiatan
Jaringan usaha PT Pertamina (Persero) mencakup, antara lain:
1. PT Nusantara Regas
2. Dana Pensiun Pertamina (DP Pertamina)
3. PT Pertamina Dana Ventura
4. PT Pertamina Bina Medika
5. PT Tugu Pratama Indonesia
6. PT Pertamina Training & Consulting
7. PT Patra Jasa
8. PT Patra Dok Dumai
9. PT Pelita Air Service
10.PT Pertamina Trans Kontinental
11.PT Pertamina Retail
12.PT Pertamina Patra Niaga
14.PT Usayana
15.PT Pertamina Gas
16.PT Pertamina Drilling Services Indonesia
17.PT Pertamina Geothermal Energy
18.PT Pertamina Hulu Energi
19.PT Pertamina EP Cepu
20.PT Pertamina EP
E. Kinerja Usaha Terkini
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang
energi dan petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu Hulu dan Hilir,
serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan
petungan.
Kegiatan usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan produksi
minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi
minyak dan gas dilakukan dibeberapa wilayah Indonesia maupun di luar
negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh Pertamina Hulu dan
melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar
negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda
dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan
eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri.
Untuk mendukung kegiatan intinya, Pertamina Hulu juga memiliki usaha
Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan
cadangan migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah
diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan
produksi migas dapat terus dipertahankan.
Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri
dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang
minyak dan gas berupa JOB-EOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil
Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing
Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi
Bersama), Penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI
(Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman; sedangkan
pengusahaan panas bumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract).
Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di
7 (tujuh) Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut
adalah DOH Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Bagian Utara
yang berpusat di Rantau Parapat, DOH Sumatera Bagian Tengah berpusat
di Jambi, DOH Sumatera Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH
Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat
di Cepu, DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua
berpusat di Sorong.
Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 4 (empat) area panas
bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 402 MW. Keempat area
Lahendong – Sulawesi Utara (80 MW), Sibayak – Sumatera Utara (12
MW), dan Ulubelu – Lampung (110 MW).
Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas
bersama dengan mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-EOR,
15 JOB-PSC, 44 TAC, 27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP), dan 5 proyek
loan. Sedangkan untuk bidang panas bumi terdapat 8 JOC.
Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai
mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi
strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di
bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui Pertamina Drilling Services
(PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak perusahaan PT
Usayana yang memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas,
Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km dan
64 stasiun kompresor.
Kegiatan usaha Pertamina Hilir meliputi pengolahan, pemasaran &
niaga, dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik didalam maupun
keluar negeri yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang
didukung oleh sarana transportasi darat dan laut.
Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha
Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan.
Bidang pengolahan mempunyai 7 unit kilang dengan kapasitas
total 1.041,20 Ribu Barel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan
Pertamina hilir mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. Kilang
LNG Arun dengan 6 train dan LNG Badak di Bontang dengan 8 train.
Kapasitas LNG Arun sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 18,5
Juta Ton per tahun.
Beberapa kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di
Pangkalan Brandan, Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan
Mundu.
Kilang Cilacap adalah satu-satunya penghasil lube base oil dengan
grade HVI- 60, HVI- 95, HVI-160 S, dan HVI-650. Produksi lube baseoil
ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) untuk diproduksi
menjadi produk pelumas dan kelebihannya diekspor.
F. Rencana Usaha
Adapun rencana kegiatan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
saat ini ialah :
1. Meningkatkan produksi dari lapangan eksisting.
2. Melakukan ekspansi kegiatan usaha dan operasi termasuk melalui
cara anorganik (akuisisi).
3. Mengembangkan potensi CBM di wilayah Pertamina.
4. Melakukan aliansi strategis untuk ekspansi maupun membangun
kemampuan spesifik.
5. Meningkatkan bisnis perniagaan gas di dalam negeri serta
pemrosesan gas melalui sinergisitas dengan anak perusahaan
Pertamina lainnya.
6. Pro aktif dalam perumusan pricing policy selaras dengan kebijakan
nasional.
7. Peningkatan kapasitas dan kemampuan spesifik jasa pengeboran
A. Pengertian dan Unsur-unsur Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi
Pengertian sistem akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan
unsur kata yang membentuknya yaitu: “sistem” dan “akuntansi”.
Pengertian umum mengenai sistem dapat dirinci sebagai berikut:
1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
Unsur-unsur dari suatu sistem terdiri dari sub sistem yang lebih
kecil, yang terdiri pula dari kemlompok unsur yang membentuk
sub sistem tertertentu.
2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang
bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat dengan yang
lainnya dan sifat kerjasama antara unsur sistem tersebut
mempunyai bentuk tertentu.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Berikut adalah pengertian Sistem menurut para ahli:
Sistem adalah “Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut
pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.
Menurut Hall (2007; 6):
“Sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan (subsistem-subsistem yang bersatu
untuk mencapai tujuan yang sama”.
Menurut Winarno (2006; 114):
“Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dari uraian pengertian sistem tersebut menunjukkan suatu
sistem dibuat untuk menangani suatu yang berulang kali atau secara
rutin terjadi.
Setelah diuraikan pengertian mengenai sistem, berikut ini
diuraikan mengenai pengertian akuntansi. Tujuan akuntansi yaitu
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah
dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Adapun pengertian akuntansi itu sendiri menurut beberapa ahli,
Menurut American Accounting Association yang diterjemahkan oleh
Soemarso (2009;3):
“Akuntansi adalah proses mendifinisikan, mengatur, dan
melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut”.
Menurut Werren, Reeve, dan Fess (2006; 10):
“Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem
informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Uraian diatas menyimpulkan bahwa akuntansi akan menghasilkan
informasi bagi pemakai baik pihak-pihak yang menyelenggarakannya
maupun pihak luar.
Berdasarkan uraian mengenai pengertian “sistem” dan
“akuntansi” maka dapat disimpulkan pengertian sistem akuntansi
adalah “organisasi, formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
2. Unsur-unsur Sistem Akuntansi
Fungsi utama sistem akuntansi adalah mendorong seoptimal
mungkin agar sistem tersebut dapat menghasilkan berbagai informasi
akuntansi yang terstruktur yaitu tepat waktu, relevan, dan dapat
dipercaya. Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem akuntansi saling
berkaitan satu sama lain, sehingga dapat dilakukan pengolahan data
mulai dari awal transaksi sampai dengan pelaporan yang dapat
dijadikan sebagai informasi akuntansi.
Dalam suatu sistem akuntansi, terdapat unsur-unsur pokok,
seperti dikemukakan oleh Mulyadi (2008; 3) adalah :
a. Formulir
Merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan
dengan transaksi yang direkam pertama kali dijadikan dasar dalam
pencatatan.
b. Jurnal
Merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklarifikasikan, dan meringkas data keuangan
dan data lainnya. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan
peringkasan data, yang hasil peringkasannya kemudian di-posting
ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar.
Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam
jurnal. Rekening buku besar ini di satu pihak dapat dipandang pula
sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan
keuangan.
d. Buku Pembantu (Subsidiary Ledger)
Terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data
keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku
besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan
akuntansi akhir, yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi
sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening
buku besar dan buku pembantu.
e. Laporan
Merupakan hasil akhir proses akuntansi yang berupa
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan data ditahan, laporan
harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga
pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan
dibayar, dan daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.
B. Pengertian dan Unsur-unsur Penggajian dan Pengupahan 1. Pengertian Penggajian dan Pengupahan
Pembayaran kepada karyawan biasanya dibagi menjadi dua
golongan yaitu gaji dan upah. Gaji umumnya merupakan pembayaran
jenjang jabatan manajer, sedangkan upah pada umumnya merupakan
pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan karyawan pelaksana
(buruh). Umumnya gaji dibayar secara tetap per bulan, sedangkan upah
dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan
produk yang dihasilkan oleh pekerja.
“Gaji merupakan sejumlah pembayaran kepada pegawai yang
diberi tugas administrasi dan manajemen yang biasanya ditetapkan
secara bulanan, sedangkan upah merupakan imbalan yang diberikan
kepada buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan mengandalkan
kekuatan fisik, jumlah pembayaran upah biasanya ditetapkan secara
harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan”. Sugiyurso dan Winarni (2005; 95)
Adapun pengertian gaji dan upah lainnya sebagai berikut, gaji
adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai
konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan yang
memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan, sedangkan
upah adalah imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada
karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan, atau
banyaknya pelayanan yang diberikan atas jasa-jasanya dalam mencapai
tujuan organisasi.
Dari definisi-definisi diatas, meskipun berbeda-beda artinya
tetapi mempunyai maksud yang sama dalam prakteknya di perusahaan
kepada pihak karyawan sebagai pengganti atas jasa yang telah
diserahkan kepada pihak lain dalam kurun waktu tertentu.
2. Unsur-unsur Penggajian dan Pengupahan
Dalam suatu perusahaan terdapat berbagai macam unsur gaji
dan upah yang keseluruhannya disebut dengan biaya tenaga kerja.
Yang dimaksud dengan unsure gaji dan upah pada ketentuan ini adalah
bagian pendapatan atau ketentuan yang dimasukkan ke dalam daftar
gaji dan pada setiap bulannya akan dibayar.
Adapun unsur-unsur gaji dan upah pada PT Pertamina
(Persero) MOR I Medan, yakni:
1. Upah Tetap
2. Tunjangan Daerah
3. Tunjangan Jabatan
4. Upah Lainnya
C. Prosedur Perhitungan Penggajian dan Pengupahan
Untuk perhitungan secara rinci dan jelas atas gaji dan upah pada
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan terdapat beberapa unsur-unsur yang
terkait atas perolehan tersebut.
Dalam perusahaan terdapat berbagai macam unsur dari gaji dan
upah yang keseluruhannya disebut sebagai biaya tenaga kerja. Yang
pendapatan atau penghasilan yang dimasukkan kedalam daftar gaji dan
pada setiap bulan akan dibayarkan.
Upah Sebulan = Upah Tetap + Tunjangan Jabatan + Tunjangan Daerah
Adapun penerapan perhitungan gaji dan upah pada PT Pertamina
(Persero) MOR I Medan, yakni:
1. Upah Tetap
Upah tetap adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan
berdasarkan pada PLR (Pertamina Level Referensi) sesuai dengan
jabatan pekerja. PLR mencakup range nilai dengan angka minimum 8
dan maksimum 27. Setiap range angka pada PLR memiliki range
nominal rupiah yang berbeda-beda. Contohnya karyawan X mendapat
golongan upah tetap pada PLR nilai 8, jika PLR nilai 8 memiliki
nominal upah tetap sebesar Rp 1.000.000 sampai dengan nominal Rp
3.000.000, maka karyawan tersebut dapat memperoleh diantara
nominal tersebut sesuai dengan masa kerjanya. Semakin tinggi jabatan
pekerja, maka akan semakin tinggi pula nilai PLR upah tetapnya.
Kenaikan upah tetap dilakukan sesuai dengan:
a. Prestasi kerja
b. Masa kerja
2. Tunjangan Daerah
Tunjangan Daerah adalah tunjangan yang diberikan kepada
pekerja berdasarkan daerah tempat ia bekerja. PT Pertamina (Persero)
nominal rupiah tunjangan daerah yang berbeda-beda. Untuk PT
Pertamina (Persero) MOR I yang membawahi beberapa daerah di
Sumbagut diklasifikasikan ke dalam table 3 sampai table 8, sebagai
[image:43.595.101.571.245.447.2]berikut:
Tabel 3.1
Penggolongan Tunjangan Daerah pada PT Pertamina (Persero) MOR I
Medan
Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8
Medan Sibolga Semelue G. Sitoli Batu Ampar Natuna
Padang Siak R. Parapat Mentawai Hang Nadim Lanai
Labuhan Deli Pekanbaru Meulaboh Sabang - P. Sambu
Belawan Dumai Aceh Kijang - -
Siantar Tandem Lhoksmawe Tanjung Uban - -
Kisaran - - - - -
3. Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada
pekerja berdasarkan jabatan yang dimiliki setiap pekerja tanpa
keterkaitan dengan jumlah kehadiran pekerja. Sebagaimana upah tetap
yang nominal rupiahnya ditentukan berdasarkan PLR, nominal rupiah
untuk tunjangan jabatan yang diterima pekerja juga ditentukan
4. Upah Lainnya A. Upah Lembur
Upah lembur adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan
yang bekerja melebihi jam kerja biasa
Pengertian kerja lembur yang berlaku pada PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan, meliputi:
1. Pekerjaan yang urgent yang harus diselesaikan tetapi tidak
selesai di jam kerja aktual.
2. Apabila pekerja bekerja di luar ketentuan jam kerja yang
berlaku, yaitu melebihi 8 (Delapan) jam sehari dari jam kerja
yang telah ditentukan yaitu 07.30-16.30.
3. Untuk pekerja pola shift, apabila bekerja pada hari dimana
pekerja tersebut seharusnya sedang off bekerja.
Dasar Penentuan Upah Lembur:
a. Karyawan yang bekerja secara normal day
Bagi karyawan sebagaimana disebut diatas apabila
bekerja lembur diluar jam kerja aktual, maka akan diberikan
upah lemburnya sesuai peraturan yang berlaku. Perhitungan
upah lembur per jam jumlah jam lembur dan batasannya
ditetapkan sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: PE – 72/MEN/1984 dan Nomor: KEP –
- Untuk jam pertama pada hari kerja aktual: 1,5 x upah per
jam
- Untuk jam berikutnya pada hari kerja aktual: 2 x upah per
jam
b. Karyawan yang bekerja secara shift
Karyawan yang bekerja secara shift di PT Pertamina
(Persero) MOR I biasanya bekerja di bagian penyaluran. Bagi
karyawan yang bekerja secara shift, maka apabila lembur pada:
- Hari Besar
Disamping menerima upah kerja, diberikan juga upah
lemburnya sesuai peraturan yang berlaku.
- Hari Off
Hanya diberikan upah lemburnya sesuai peraturan yang
berlaku tanpa diterimakan upah kerja.
Perhitungan upah lembur bagi karyawan yang bekerja secara
shift:
1/73 x jumlah hari kerja aktual x upah tetap
B. Mutasi
Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan
yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal dalam suatu
organisasi. (Malayu; 2008; 102)
Setiap pekerja yang dimutasi ke daerah lain berhak menerima:
Fasilitas rumah dinas perusahaan selama tersedia rumah dinas.
Apabila tidak tersedia, perusahaan akan mencari rumah
kontrakan untuk karyawan mutasi atau jika jika kesulitan
perusahaan akan memberi kompensasi sewa yang tarifnya
sesuai dengan surat keputusan General Manager Pertamina di
daerah tersebut. Untuk mendapatkan fasilitas rumah dinas
karyawan mutasi wajib menghadap bagian HR (Human
Resources) dimana dia berada untuk mengetahui apakah rumah
dinas tersedia atau tidak. Bagian HR akan melakukan verifikasi
terkait kompensasi rumah dinas. Setelah diverifikasi, karyawan
mutasi akan menerima form kompensasi sewa rumah apabila
rumah dinas tidak tersedia.
- Biaya Pindah
Biaya pindah untuk mutasi ke daerah lain meliputi biaya
pengangkutan, transportasi, biaya makan selama perjalanan,
dan tambahan tiket aktual. Jika karyawan mutasi telah
berkeluarga, maka ditambahkan biaya untuk transportasi
keluarga yang menjadi tanggungan perusahaan. Keluarga yang
termasuk dalam tanggungan perusahaan yaitu:
- Istri
- Anak
Anak yang masih berusia 0 – 21 tahun dan maksimal 3
masih menjadi tanggungan perusahaan. Sementara apabila
anak belum berusia 21 tahun tetapi sudah menikah maka
tidak menjadi tanggungan perusahaan.
C. Tunjangan Kesehatan
Sarana kesehatan ini dapat digunakan karyawan beserta
keluarganya dibeberapa rumah sakit yang dirujuk oleh perusahaan.
Keluarga karyawan yang berhak mendapat fasilitas ini adalah
keluarga yang tercatat dalam data perusahaan dan masih menjadi
tanggungan perusahaan. Selain itu, setelah pension hak kesehatan
masih diberikan perusahaan dan jika setelah pensiun karyawan
meninggal dunia, maka hak kesehatan diberikan pada istri/suami
karyawan.
D. Tunjangan Cuti
Setiap karyawan dalam setahun berhak menerima cuti selama
12 hari dan selama masa cuti karyawan berhak menerima
tunjangan cuti.
E. Restitusi Handphone
Restitusi Handphone adalah tunjangan yang diberikan
perusahaan untuk memfasilitasi karyawan dalam berkomunikasi.
Tunjangan ini jumlahnya dibedakan menurut jabatan
F. Pesangon
Setiap karyawan yang akan pensiun berhak menerima pesangon
yang jumlahnya telah ditentukan. Proses pembayaran pesangon
dilakukan dengan dua tahap sebagai berikut:
- Tahap pertama : Pada saat karyawan berusia 54 tahun 9 bulan,
dibayarkan pengabdian atas pesangon (PAP) sebanyak 90%
dari total pesangon.
- Tahap kedua : Memasuki usia 55 tahun, karyawan menerima
sisa pesangan 10% dari total pesangon dan menerima surat
Pemutusan Hubungan Kerja.
D. Prosedur Pencatatan dan Pembayaran Penggajian dan Pengupahan 1. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah
Prosedur penggajian dan pengupahan memerlukan dukungan
mekanisme akuntansi yang layak untuk mencegah terjadinya
penyimpangan. Berikut ini akan diuraikan prosedur pencatatan gaji dan
upah.
Prosedur penggajian dan pengupahan dimulai pada saat seorang
karyawan baru dipekerjakan dan berakhir pada saat karyawan tersebut
berhenti dari perusahaan. Pada saat mulai bekerja, karyawan sudah
diberi tahu berapa gaji dan berbagai tunjangan yang dapat diterimanya
dari perusahaan, dan untuk itu ia dapat diminta untuk menandatangani
berbagai dokumen yang diperlukan. Proses ini biasanya ditangani oleh
pemberitahuan kepada bagian gaji yang menangani masalah gaji dan
berbagai tunjangan yang diterima karyawan. Adanya perubahan tarif
gaji juga dapat dilaksanakan setelah adanya persetujuan kenaikan gaji
dari bagian gaji. Dan bilamana karyawan berhenti bekerja, bagian gaji
juga harus memperoleh pemberitahuannya. Berikut adalah alur skema
personalia pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan:
Perencanaan Tenaga Kerja Rekruting
Pengembangan Seleksi
Diangkat Menjadi Penilaian
Pekerja Tetap Prestasi dan Kompensasi
Pemindahan
Pemberhentian
Sumber: Unit Manager HR Sumbagut Gambar 3.1
Flowchart Proses Personalia pada PT Pertamina (Persero) MOR I
[image:49.595.100.513.293.678.2]Bagian HR juga harus menotorisasi daftar gaji dan upah. Daftar
gaji dan upah merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar
pembayaran gaji dan upah kepada karyawan yang berhak.
Oleh karena itu daftar gaji dan upah ini harus diotorisasi oleh
fungsi HR, menurut Mulyadi (2008 : 389) yang menunjukkan bahwa : 1. Karyawan yang tercantum dalam daftar gaji dan upah adalah
karyawan yang diangkat menurut surat keputusan pejabat yang
berwenang.
2. Tarif gaji dan upah yang dipakai sebagai dasar perhitungan gaji
dan upah adalah tarif yang berlaku sesuai dengan surat keputusan
pejabat yang berwenang.
3. Data yang dipakai sebagai data perhitungan gaji dan upah
karyawan telah diotorisasi oleh yang berwenang.
4. Perkalian dan penjumlahan yang tercantum dalam daftar gaji dan
upah telah dicek ketelitiannya.
Dan kemudian didalam proses pencatatan gaji dan upah,
memiliki prosedur atau sistem yang harus dilakukan pada perusahaan
tersebut. Besarnya pembayaran untuk biaya pekerja dan pajak
upah/gaji yang berhubungan dengannya mempunyai efek yang berarti
pada laba bersih dari hamper semua perusahaan. Walaupun besarnya
biaya ini sangat berbeda-beda, namun tidak jarang sebuah perusahaan
mengeluarkan hamper sepertiga dari pendapatan penjualannya untuk
Oleh karena itu penting bahwa bagian gaji dan upah dari suatu
sistem akuntansi dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan untuk
memastikan bahwa pembayaran yang dilakukan sesuai dengan rencana
umum dan wewenang khusus pimpinan perusahaan.
Semua karyawan dari suatu perusahaan mengharapkan dan
berhak menerima gaji dan upah dalam selang waktu tertentu, pada tiap
hari penutupan periode penggajian dan pengupahan. Tanpa
memandang pada banyaknya pegawai dan sulitnya perhitungan jumlah
yang harus dibayarkan, sistem gaji dan upah harus dirancang agar
dapat mengolah data yang diperlukan dengan cepat dan tepat serta
melakukan pembayaran dalam jumlah yang benar kepada setiap
karyawan. Penting bahwa sistem ini dilengkapi dengan
tindakan-tindakan pengamanan yang cukup untuk mencegah pembayaran yang
berlebihan (over payment), pembayaran kepada orang yang bukan
pegawai dan penyelewengan-penyelewengan lain dari dana ini.
Adapun prosedur penggajian dan pengupahan pada PT Pertamina
(Persero) MOR I Medan :
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan.
Pencatatan waktu hadir ini dilakukan untuk menentukan gaji dan
upah karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir
digunakan untuk menentukan apakah karyawan dapat
ketidakhadiran (mangkir) mereka. Pada PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan, karyawan yang tidak hadir tanpa pemberitahuan
pada pihak perusahaan akan dikenakan potongan gaji sesuai
dengan berapa hari karyawan tersebut tidak hadir. Pencatatan
waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang karyawan
harus menandatanganinya setiap hadir dan pulang dari perusahaan
atau dapat menggunakan sistem elektronik berupa alat fingerprint
yang akan memperoleh data jam masuk dan jam pulang kantor
secara otomatis dengan menyentuh alat fingerprint. Penerapan alat
fingerprint ini juga efektif untuk mengetahui apakah karyawan
bekerja dalam jam kerja biasa atau lembur, sehingga dapat
digunakan untuk menentukan apakah karyawan akan menerima
upah lembur yang pada umumnya bertarif diatas tarif gaji biasa.
2. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah
Pada prosedur ini, pembuat daftar gaji dan upah karyawan
menggunakan data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar
gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan
karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan,
penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir
dan juga pada jumlah jam kerja, jumlah jam kerja standart
dikalikan dengan tarif yang berlaku, bila terjadi pengurangan harus
didasarkan pada tarif yang berlaku. Pada PT Pertamina (Persero)
berdasarkan golongan sesuai PLR, dilihat juga dari masa kerja atau
kehadiran karyawan selama satu bulan dikali dengan skala upah
yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Upah tetap yang diterima
setiap bulan diluar dari tambahan upah lembur dan juga
tunjangan-tunjangan lainnya yang diterima setiap bulan. Bila karyawan
bekerja melebihi waktu kerja yang telah ditentukan (lembur), maka
dihitung dari berapa jam karyawan tersebut bekerja lewat dari jam
kerja yang ditentukan. Misalnya kelebihan jam kerja yang
dilakukan karyawan adalah 3 jam, maka upah lembur dibayar
adalah 1 jam pertama dibayar 1,5 kali dari penghasilan per jam dan
kelebihan jam berikutnya dibayar 2 kali penghasilan per jam.
Dengan demikian upah lembur karyawan bersangkutan adalah 5,5
kali penghasilan per jam (1,5 kali untuk satu jam pertama dan 4
kali untuk dua jam berikutnya). Selain dari upah lembur, karyawan
juga diberi fasilitas kesehatan, tunjangan jabatan, tunjangan daerah,
dan restitusi handphone.
2. Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah
Prosedur pembayaran Gaji dan Upah pada PT Pertamina
(Persero) MOR I Medan dilakukan dalam beberapa proses panjang dari
awal pengumpulan data yang menyangkut penggajian hingga gaji
tersebut masuk ke rekening masing-masing karyawan. Setiap bulan
masing-masing fungsi harus mengumpulkan data-data yang
karyawan yang bertugas untuk mengecek jam kerja karyawan yang
berada di masing-masing fungsi. Setiap fungsi harus menyerahkan
data-data mengenai data absensi dan data lembur karyawan ke bagian
HR. Data-data tersebut harus sudah diserahkan ke bagian HR sebelum
tanggal 10 setiap bulan. Selanjutnya, bagian HR membuat rekapitulasi
untuk proses pembayaran gaji bulan tersebut. Bagian HR akan
mendata lalu kemudian melakukan request ke Pertamina Pusat yang
berada di Jakarta. Setelah Pertamina Pusat menerima rekapitulasi
tersebut, Pertamina Pusat akan melakukan verifikasi terkait data
rekapitulasi gaji dan upah karyawan di Pertamina MOR I. Setelah data
rekapitulasi diverifikasi, Pertamina Pusat akan melakukan transfer gaji
ke rekening masing-masing karyawan diakhir bulan sesuai dengan
jumlah gaji masing-masing karyawan. Berikut Flowchart proses
pembayaran gaji pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan:
Seluruh fungsi mengumpulkan data
untuk dikirim ke fungsi HR
Data Absensi &
Data Lembur Karyawan
Fungsi HR menerima data kemudian membuat rekapitulasi dan melakukan request ke Pertamina Pusat
Pertamina Pusat menerima rekapitulasi gaji karyawan MOR I lalu melakukan verifikasi pembayaran gaji
Setelah rekapitulasi daftar gaji di verifikasi, Pertamina Pusat melakukan transfer ke masing-masing rekening karyawan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan \ berdasarkan jumlah gaji yang diterima
Sumber: Unit HR Manager Sumbagut
Gambar 3.2
Flowchart Proses Pembayaran Gaji dan Upah pada PT Pertamina (Persero) MOR I
[image:55.595.184.438.97.681.2]E. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan menerapkan sistem
akuntansi penggajian dan pengupahan berdasarkan lingkup sistem
akuntansi gaji dan upah, yaitu:
1. Dokumen-dokumen yang digunakan
Pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan dokumen-dokumen
yang digunakan adalah:
a.Surat keterangan, yang akan dikeluarkan apabila ada perubahan yang
menyangkut masalah gaji dan upah tersebut.
b.Daftar gaji
c.Daftar lembur
d.Surat pengangkatan pegawai
e.Surat pemberhentian kerja
2. Catatan Akuntansi yang digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan oleh PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan adalah dengan cara manual dan menggunakan computer
baik dari pembuatan jurnal, buku besar, buku biaya, dan laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi yang semuanya
itu telah terkomputerisasi dengan baik.
3. Fungsi yang terkait
Adapun fungsi terkait yang dipakai oleh PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan adalah fungsi keuangan, yaitu:
b. Melakukan seluruh kegiatan Akuntansi.
c. Melakukan pengendalian keuangan.
4. Jaringan prosedur yang membentuk sistem
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan menerapkan jaringan
prosedur pada sistem akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Prosedur penerimaan karyawan
Dalam penerimaan karyawan diadakan publikasi. Publikasi ini
dilakukan dengan cara membuat pengumuman recruitment
karyawan di website resmi milik PT Pertamin (Persero). Surat-surat
lamaran yang masuk akan diseleksi apakah memenuhi persyaratan
yang diajukan. Setelah diseleksi para calon karyawan akan
melakukan proses interview.
b. Prosedur pemutusan hubungan kerja
Prosedur pemutusan hubungan kerja diberlakukan jika
karyawan melakukan pelanggaran kerja yang telah ditetapkan
perusahaan, melakukan pelanggaran hukum, dan melakukan
tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang biasa terjadi dalam pemutusan hubungan
kerja pada PT Pertamina, yaitu:
- Karyawan indisipliner.
- Karyawan mengundurkan diri.
- Karyawan mangkir selama paling lama 13 hari setelah
sebelumnya dua kali mendapat surat peringatan.
c. Prosedur pembayaran gaji
Gaji dibayar setiap akhir bulan, sebelum akhir bulan bagian
HR sudah melakukan request pembayaran gaji ke Pertamina Pusat.
Pada akhir bulan Pertamina Pusat akan melakukan transfer ke
rekening masing-masing karyawan berdasarkan tarif upah tetap,
tunjangan, dan upah lembur yang diterima karyawan.
d. Prosedur pencatatan pembayaran gaji
Adapun sistem pembayaran gaji dan upah pada PT Pertamina
(Persero) MOR I Medan adalah berdasarkan sistem upah menurut
waktu, yaitu sistem ini dapat dibedakan atas upah per jam, per hari,
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis sampaikan pada bab-bab
sebelumnya, maka penulis akan mencoba menarik kesimpulan dan
mengajukan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat dan berguna pada PT
Pertamina (Persero) MOR I Medan di masa yang akan datang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis
kemukakan dengan landasan teori yang berhubungan, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. PT Pertamina (Persero) MOR I Medan merupakan perusahaan dalam
bidang minyak dan gas.
2. Struktur organisasi perusahaan adalah struktur organisasi yang
berbentuk garis (line organization), yang telah memperlihatkan
adanya pembagian tugas dan wewenang secara jelas, tegas, dan tepat
antara bagian-bagian yang ada didalamnya.
3. Sistem pembayaran gaji dan upah yang tidak berbelit-belit sehingga
menciptakan suatu efisiensi kerja dan mudah dimengerti oleh para
karyawan. Masing-masing bagian telah melaksanakan fungsinya
secara baik sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Gaji dan
upah terendah di PT Pertamina (Persero) MOR I Medan sesuai
4. Sistem penggajian dan pengupahan pada PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan telah efektif karena gaji dan upah yang akan
dibayarkan kepada karyawan telah didasarkan peraturan yang berlaku
yaitu upah tetap ditambah dengan tunjangan daerah, tunjangan
jabatan, dan upah-upah lainnya.
5. PT Pertamina (Persero) MOR I Medan memberikan hari libur bagi
para karyawannya untuk meningkatkan semangat kerja yaitu pada
hari libur perusahaan, hari libur nasional, cuti bersama hari-hari besar,
dan cuti tahunan. Selain itu perusahaan memberikan cuti untuk
keperluan lainnya, seperti cuti acara keluarga, cuti sakit, dan cuti
melahirkan.
6. Prosedur penggajian dan pengupahan pada perusahaan ini sudai
dimulai pada saat pemerimaan karyawan baru, pencatatan waktu
hadir, perhitungan gaji dan upah, sampai dengan pembayaran gaji dan
upah. Prosedur ini melibatkan beberapa bagian dengan wewenang
yang berbeda-beda.
7. Sistem penggajian dan pengupahan yang berbentuk “range” dapat
memacu semangat karyawan untuk meningkatkan prestasi mereka
karena gaji dan upah yang akam mereka terima juga akan disesuaikan
dengan prestasi yang mereka berikan pada perusahaan dan juga masa
kerja.
Dengan pengetahuan yang sangat minim, di bawah ini penulis
mencoba memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi
kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran penulis
adalah sebagai berikut :
1. Perlu dilakukannya pendekatan atau komunikasi yang baik antar
setiap bagian yang ada di perusahaan agar terciptanya kerjasama yang
baik antar karyawan.
2. Sebaiknya upah lembur yang diberikan kepada karyawan untuk
lembur yang dilakukan baik pada hari-hari libur tidak sama. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan semangat para karyawan.
3. Perlu dilakukan sistem penggajian dan pengupahan tersebut harus
DAFTAR PUSTAKA
Arfan Ikhsan, 2008, Akuntansi Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hall, James A, 2007, Sistem Informasi Akuntansi, (Edisi Keempat), Jakarta: Salemba Empat.
Malayu, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Edisi Revisi), Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi, 2008, Sistem Akuntansi, (Edisi Keempat), Jakarta: Salemba Empat.
S.R, Soemarso, 2009, American Accounting Association, (Edisi Terjemahan), Jakarta: Salemba Empat.
Sugiarso. G, dan Winarni. F, 2005, Dasar-dasar Akuntansi Perkantoran, (Cetakan Pertama), Yogyakarta: Media Pressindo.
Werren, Reeve, Fess, 2006, Accounting Pengantar, (Buku Dua), (Edisi Dua Puluh Satu), Jakarta: Salemba Empat.
Tabel
Penetapan Upah Tetap pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
Golongan Pekerja
Kisaran Nominal Upah Tetap Kode Golongan Pekerja Minimal Maksimal
Pekerja Utama Rp 8.724.000 Rp 18.118.000 P5-P1
Pekerja Madya Rp 4.560.000 Rp 9.469.000 P9-P6
Pekerja Biasa Rp 1.777.000 Rp 3.690.000 P16-P10
Pembina Rp 20.995.000 Rp 43.479.000 P1-P4
[image:63.595.107.519.184.315.2]