• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengendalian Intern Penggajian Dan Pengupahan Pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengendalian Intern Penggajian Dan Pengupahan Pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT KERETA API (Persero) DIVISI REGIONAL I

SUMATERA UTARA

Oleh :

NAMA : TITIEN LESTARI

NIM : 050522006

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan Pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, adalah benar skripsi saya.

Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud

belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam

konteks penulisan skripsi Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang telah diperoleh telah dinyatakan jelas,

benar, dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya

bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 17 Februari 2009

Yang membuat pernyataan,

Titien Lestari

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

begitu banyak kenikmatan, anugrah, kekuatan dan keberkahan yang diberikan-

nya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi yang disusun oleh penulis yaitu

“Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan Studi Kasus Pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara”.

Penulis sudah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam

menyelesaikan skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak., selaku ketua Departemen

Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang senantiasa memberikan

dorongan dan masukan yang sangat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E., M.Acc., Ak., selaku sekretaris

Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Arifin Lubis, SE, MM., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu pemikirannya dalam mengarahkan dan membimbing

(4)

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM., selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan banyak arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, MSi., selaku Dosen Penguji II yang

telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Pimpinan dan seluruh Staf pada PT. Kereta Api (Persero) yang telah

banyak membantu dalam pengumpulan data untuk skripsi.

Akhirnya dengan segala kekurangan yang dimiliki penulis, maka penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

sebagai masukan dan perbaikan bagi penulis di masa yang akan datang. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 12 Januari 2009 Penulis,

(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan yang diterapkan oleh perusahaan telah berjalan cukup efektif.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan data sekunder seperti struktur organisasi. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada kantor PT Kereta Api (Persero) yang berlokasi di Jl. Prof. HM. Yamin No.14 Medan dan waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2009 sampai dengan selesai skripsi ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara untuk menangani penggajian dan pengupahan telah cukup memadai dalam membantu manajemen perusahaan. Hal ini baik karena perusahaan mempekerjakan karyawan dari berbagai tingkatan dan dalam jumlah yang sangat besar dan memberikan imbalan atas jasa mereka berupa gaji dan upah sehingga perusahaan harus memiliki sistem pengendalian intern yang efektif.

(6)

ABSTRACT

Goal of this research is to find out how the internal control system of salaries and wages on PT Kereta Api (Persero) Regional Division I of North Sumatera and to determine whether the internal control system of salaries and wages applied by the company have been running quite effective.

This type of research is descriptive research using primary data such as the results of interviews with the company and secondary data such as the structure of the organization. Technical data is done using the observation and interview techniques. This research is done in the office of PT Kereta Api (Persero) which is located on Jl. Prof. HM. Yamin No.14 Medan and the research began in January 2009 to finish college.

Results of this research show that the internal control system implemented by PT Kereta Api (Persero) Regional Division I of North Sumatra to handle salaries and wages have been sufficient in helping the management company. This is because both companies employ staff from various levels and in a very large amount of give and rewarded for their services such as salaries and wages so that the company must have a system of effective internal control.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

Hal. KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Konseptual ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Sistem Pengendalian Intern ... 6

1. Pengertian Pengendalian Intern ... 6

2. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern ... 8

B. Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan .... 10

1. Pengertian Gaji dan Upah ... 10

(8)

a. Dokumen dalam Sistem Pembayaran Gaji ... 12

b. Catatan dalam Sistem Pembayaran Gaji ... 15

c. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 16

3. Sistem Pengendalian Intern Gaji dan Upah ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 24

B. Jenis Data ... 25

C. Metode Pengumpulan Data ... 25

D. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 26

A. Gambaran umum Perusahaan ... 26

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 26

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 30

B. Analisis Hasil Penelitian ... 38

1. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... 38

a. Dokumen yang Digunakan ... 38

b. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 38

2. Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 3.2 Daftar Gaji ... 47

Hal.

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Prosedur pembayaran gaji dalam siklus manajemen ... 18

Hal.

Gambar 2.2 Bagan alir sistem akuntansi pembayaran gaji ... 22

Gambar 2.3 Bagan alir lanjutan sistem akuntansi pembayaran gaji ... 23

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Kereta Api (Persero) Divisi

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran 1 Alur Proses Pembayaran Gaji PT Kereta Api (Persero)

Judul

Divisi Regional I Sumatera Utara

Lampiran 2 Daftar Hadir Karyawan PT Kereta Api (Persero) Divisi

Regional I Sumatera Utara

Lampiran 3 Surat Izin Riset Universitas Sumatera Utara ke PT

Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

Lampiran 4 Surat Balasan Riset PT Kereta Api (Persero) Divisi

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi pada saat ini mengharuskan dunia usaha untuk

mampu mengikuti dan mengantisipasi perkembangan yang terjadi. Khususnya

bagi perusahaan yang mencari laba, dituntut untuk mengoptimalkan penggunaan

seluruh sumber daya yang dimiliki agar mampu bertahan dan terus berkembang.

Didalam iklim bisnis yang serba kompetitif, setiap perusahaan harus mampu

bersaing, karena dalam situasi persaingan laba menjadi sesuatu yang sulit

diperoleh. Perusahaan harus mampu mengelola seluruh sumber daya yang ada

dengan rencana yang digariskan agar tidak kalah dalam persaingan, sehingga

mampu memperoleh tingkat laba yang optimal. Seluruh sumber daya harus

dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan kata lain perusahaan harus beroperasi

secara efektif dan efisien. Dalam rangka mencapai tingkat efisien yang tinggi,

maka manajemen harus mengadakan pengawasan terhadap penggunaan dan

pengelolaan sumber daya tersebut.

Sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan,

merupakan salah satu faktor penentu yang mempunyai andil besar dalam kinerja

suatu perusahaan. Sumber daya manusia tersebut diartikan sebagai karyawan

pengelola dan pelaksana suatu perusahaan yang dipercaya oleh perusahaan dalam

melaksanakan operasional perusahaan. Perusahaan mempunyai kesempatan yang

baik untuk bertahan dan maju jika memiliki karyawan yang tepat, sehingga

(13)

para karyawan. Sebaliknya, karyawan membutuhkan perusahaan sebagai tempat

untuk mencari nafkah. Karyawan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Oleh karenanya, karyawan berhak mendapatkan gaji sesuai dengan

kualitasnya.

Masalah gaji mungkin merupakan masalah manajemen kepegawaian yang

paling kompleks dan merupakan salah satu aspek yang paling berarti baik bagi

karyawan maupun bagi perusahaan. Gaji merupakan kontra prestasi yang

diberikan pemberi kerja pada karyawan berkenaan dengan penggunaan tenaga

manusia pada kegiatan perusahaan. Gaji mempunyai arti penting bagi karyawan

sebagai individu karena besarnya gaji mencerminkan ukuran nilai karya mereka

diantara para karyawan itu sendiri. Karyawan akan merasa puas apabila besar gaji

yang diterimanya sesuai dengan keahlian dan jabatannya sehingga karyawan akan

terdorong untuk semaksimal mungkin bekerja sesuai dengan kemampuannya.

Sebaliknya, apabila karyawan memandang gaji yang mereka terima tidak

memadai, maka prestasi kerja, semangat, dan motivasi mereka bisa turun.

Gaji merupakan salah satu bidang yang banyak memiliki resiko terjadinya

kecurangan. Pengelolaan gaji yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan akan mengakibatkan kekecewaan pada karyawan. Salah satu contoh

yang sering kita temui adalah demonstrasi para karyawan yang menuntut

pembayaran atau kenaikan gaji.

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan seharusnya mempunyai suatu sistem

pengendalian didalam perusahaan yang disebut dengan sistem pengendalian intern

(14)

seluruh bidang dan kegiatan yang ada didalam perusahaan. Salah satunya adalah

kegiatan yang berhubungan dengan penggajian.

PT Kereta Api (Persero) merupakan salah satu badan usaha milik negara

yang diberi wewenang untuk melaksanakan pengusahaan angkutan kereta api.

Sebagai salah satu badan usaha yang bertugas mengatur angkutan kereta api

seluruh masyarakat Indonesia, maka ruang lingkup perusahaan ini sangatlah luas.

Sebanding dengan tanggung jawab yang besar, maka PT Kereta Api (Persero)

juga harus memiliki manajemen yang baik. Salah satunya dalam hal sistem

penggajian tenaga kerja.

Dengan ruang lingkup yang sangat luas, maka PT Kereta Api (Persero)

tentulah memiliki jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit. Setiap hari para

karyawan tersebut mengabdikan dirinya menjalankan aktivitas dalam

mewujudkan tujuan perusahaan. Pengabdian ini tentulah harus diberikan imbalan

berupa gaji ataupun upah. Agar pembayaran gaji dan upah karyawan berjalan

sesuai dengan aturannya, maka diperlukanlah suatu sistem pengendalian intern

yang akan mengawasi terjadinya pemborosan dan kecurangan dalam penggajian

itu sendiri.

Gaji dan upah merupakan bagian biaya yang sangat penting dan

pengawasannya harus terus mendapat perhatian dari manajemen. Terjadinya suatu

kesalahan dalam hal pembayaran gaji karyawan yaitu kesalahan dalam pengisian

pos gaji, dimana seorang karyawan menerima gaji dua kali lipat sedangkan

karyawan yang lain tidak menerima gaji, merupakan salah satu alasan bagi PT

(15)

baik.. Dengan alasan ini, maka penulis terdorong ingin mengetahui sejauh mana

usaha manajemen PT Kereta Api (Persero) dalam menjalankan dan menerapkan

pengendalian terhadap gaji dan upah para karyawan. Oleh karena itu, penulis

mengambil judul “Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan

Pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara”

B. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimanakah sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan yang

diterapkan oleh perusahaan ?

2. Apakah sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan sudah

cukup efektif ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem pengendalian intern

penggajian dan pengupahan pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I

Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern penggajian dan

pengupahan yang diterapkan oleh PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I

(16)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai

sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan

2. Bagi perusahaan, untuk memberikan masukan kepada pihak perusahaan dalam

memanfaatkan sepenuhnya sistem pengendalian intern penggajian dan

pengupahan sehingga diperoleh efisiensi dalam mencapai tujuan perusahaan

3. Bagi civitas akademika, sebagai bahan informasi bagi penelitian-penelitian

selanjutnya.

E. Kerangka Konseptual

PT Kereta Api (Persero)

Pengendalian Intern

Gaji Upah

Karyawan

Sistem Pengendalian Intern Penggajian & Pengupahan pada PT Kereta Api

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian intern memainkan peran penting dalam hal bagaimana

manajemen memenuhi tanggung jawab pengelolaan. Manajemen memiliki

tanggung jawab untuk mempertahankan pengendalian yang memberi keyakinan

memadai bahwa terdapat pengendalian yang layak atas aktiva dan catatan entitas.

Pengendalian intern yang tepat tidak hanya memastikan bahwa aktiva dan catatan

dijaga, tetapi juga menciptakan lingkungan dimana efisiensi dan efektivitas

didorong dan dimonitor. Manajemen juga membutuhkan sistem pengendalian

yang menghasilkan informasi yang andal bagi pengambilan keputusan.

Boynton dkk (2003:371) mendefinisikan pengendalian intern adalah

Suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut : 1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. efektivitas dan efisiensi operasi.

Menurut Alvin A.Arens-James K.Loebbecke (1994:289), sistem pengendalian

intern adalah

(18)

Sedangkan Mulyadi (2002:171) menyebutkan bahwa sistem pengendalian

intern adalah

Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kepatuhan terhadap dokumen dan peraturan yang berlaku 3. Efektifitas dan efisiensi operasi.

Berdasarkan definisi yang sudah disebutkan maka dapat disimpulkan bahwa

pengendalian intern adalah alat yang digunakan untuk membantu pihak

manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan atau penyelewengan dan

mendorong dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pihak

manajemen.

Menurut Boynton dkk (2003:371), pentingnya pengendalian intern adalah :

1. Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif

2. Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan

3. Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern klien.

Sedangkan Hall (2001:150), menyebutkan tujuan utama dari pengendalian

intern adalah :

1. Untuk menjaga aktiva perusahaan

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi

3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan

(19)

2. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern mencakup kebijakan dan prosedur yang dirancang

dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai

bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi.

Menurut Messier (2005:251), sistem pengendalian intern terdiri dari lima

komponen, yaitu :

1. Lingkungan pengendalian 2. Proses penentuan resiko entitas

3. Sistem informasi entitas dan proses bisnis terkait yang relevan terhadap pelaporan keuangan dan komunikasi

4. Prosedur pengendalian 5. Pemantauan pengendalian.

Unsur-unsur diatas akan diuraikan sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi

kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian

merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal yang efektif,

menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian termasuk

tingkah laku, kewaspadaan, kebijakan, dan tindakan manajemen dan dewan

komisaris mengenai pengendalian internal entitas dan kepentingannya bagi

entitas.

2. Proses Penentuan Resiko Entitas

Proses untuk mengidentifikasi dan menanggapi resiko bisnis dan hasilnya.

Untuk tujuan pelaporan keuangan, proses penentuan resiko entitas termasuk

bagaimana manajemen mengidentifikasi resiko yang relevan terhadap

(20)

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, memperkirakan

signifikansinya, menentukan kemungkinan kejadiannya, dan memutuskan

tindakan untuk mengelolanya.

3. Sistem Informasi Entitas

Sistem informasi yang relevan terhadap tujuan pelaporan keuangan, termasuk

sistem akuntansi, terdiri atas prosedur, apakah otomatis atau manual, dan

catatan yang ditetapkan untuk memulai, mencatat proses, serta melaporkan

transaksi entitas dan untuk mempertahankan akuntabilitas aktiva, kewajiban,

dan ekuitas terkait. Komunikasi melibatkan pemahaman atas peran dan

tanggung jawab individu yang berkaitan dengan pengendalian internal atas

pelaporan keuangan.

4. Prosedur Pengendalian

Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan, misalnya, tindakan yang

perlu dilakukan untuk menyikapi resiko terhadap pencapaian sasaran entitas.

Prosedur pengendalian, apakah otomatis atau manual, memiliki berbagai

tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkat organisasional dan fungsional.

5. Pemantauan Pengendalian

Suatu proses untuk menentukan kualitas kinerja pengendalian internal

sepanjang waktu. Pengawasan atas pengendalian melibatkan penentuan

rancangan dan operasi pengendalian secara tepat waktu dan mengambil

(21)

B. Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan 1. Pengertian Gaji dan Upah

Dalam praktek, istilah gaji dan upah sering digunakan secara bergantian, maka

seringkali gaji dan upah dianggap memiliki pengertian yang sama oleh

masyarakat.

Menurut Warren, Carl S (2001:446) pengertian gaji dan upah adalah

Gaji (salary) biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa manajerial, administratif, dan jasa-jasa yang sama. Tarif gaji biasanya diekspresikan dalam periode bulanan atau tahunan. Sedangkan upah (wages) biasanya digunakan untuk pembayaran kepada karyawan lapangan (pekerja kasar), baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik. Tarif upah biasanya diekspresikan secara minggu atau per jam.

Sedangkan Mulyadi (2001:373) mendefinisikan gaji dan upah adalah

Gaji (salary) merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan administrasi atau yang mempunyai jenjang jabatan manajer yang pada umumnya dibayarkan secara tetap per bulan. Sedangkan upah (wages) merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah suatu produk yang dihasilkan karyawan.

Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa definisi

gaji dan upah berbeda. Gaji diberikan kepada karyawan administrasi secara tetap

tiap bulannya, sedangkan upah diberikan kepada karyawan lapangan per jam, per

hari atau per produk yang dihasilkan.

2. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

Dalam perusahaan sistem akuntansi memegang peranan penting dalam

(22)

agar dapat menghasilkan informasi yang tepat, sehingga operasi perusahaan dapat

berjalan dengan baik dan tujuan perusahaan tercapai.

Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001:3) adalah, “Organisasi formulir,

catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan

pengelolaan perusahaan”.

Istilah penggajian sering diartikan sebagai jumlah total yang dibayarkan

kepada karyawan atas jasa-jasa yang mereka berikan selama suatu periode.

Mulyadi (2001:12) mendefinisikan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan

adalah, “Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dirancang untuk

menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayarannya”.

Data-data dari karyawan harus disimpan secara akurat untuk merancang

sistem penggajian dan pengupahan. Laporan periodik yang menggunakan

data-data penggajian dan pengupahan harus disampaikan kepada badan-badan

pemerintah. Data-data tersebut harus disimpan demi berjaga-jaga jika

sewaktu-waktu badan-badan dimaksud melakukan inspeksi. Sistem akuntansi penggajian

dan pengupahan harus dirancang unuk membayar gaji dan upah karyawan secara

tepat waktu. Sistem ini juga harus dirancang untuk menyediakan data-data yang

berguna bagi kebutuhan pengambilan keputusan manajemen.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi penyelesaian setiap ketidakpuasan karyawan dan

(23)

Dalam kenyataannya sistem penggajian dan pengupahan berbeda disetiap

perusahaan, namun unsur-unsur utama yang umum terdapat dalam sebagian besar

sistem ini adalah :

1. Register gaji dan upah

Suatu daftar multikolom yang digunakan untuk mengisi dan mengikhtisarkan

data-data yang dibutuhkan dalam setiap periode penggajian

2. Catatan pendapatan karyawan

Jumlah pendapatan masing-masing karyawan hingga tanggal terakhir harus

tersedia pada setiap periode penggajian. Jumlah kumulatif ini diperlukan

dalam rangka menghitung pemotongan pajak kesejahteraan sosial dan pajak

kesehatan setiap karyawan serta pajak penggajian majikan

3. Cek gaji dan upah

Pada akhir periode penggajian, cek-cek gaji dan upah disiapkan. Setiap cek

memiliki potongan yang dapat dipisahkan, yang memperlihatkan rincian

tentang bagaimana pembayaran bersih dihitung. Tidak perlu mencatat setiap

cek gaji dalam jurnal terpisah, karena semua rinciannya telah tersedia dalam

register gaji.

a. Dokumen dalam Sistem Pembayaran Gaji

Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan diperlukan juga

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran gaji. Menurut

Mulyadi (2001:374), dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi

(24)

1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah 2. Kartu jam hadir

3. Kartu jam kerja

4. Daftar gaji dan daftar upah

5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah 6. Surat pernyataan gaji dan upah

7. Amplop gaji dan upah 8. Bukti kas keluar.

Dokumen-dokumen diatas dijelaskan sebagai berikut :

1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah

Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat

keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti surat keputusan

pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif upah,

pemberhentian, pemindahan dan lain sebagainya

2. Kartu jam hadir

Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir

setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa

daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin

pencatat waktu

3. Kartu jam kerja

Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga

kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen ini diisi

oleh mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah

untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum digunakan

(25)

4. Daftar gaji dan daftar upah

Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan dikurangi

potongan-potongan berupa PPh pasal 21, utang karyawan, iuran untuk

organisasi karyawan, dan lain sebagainya

5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen, yang dibuat

berdasarkan daftar gaji dan upah

6. Surat pernyataan gaji dan upah

Dokumen ini dibuat oleh fungi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan

dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari

pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi

setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap

karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban karyawan

7. Amplop gaji dan upah

Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam

amplop gaji dan upah. Dihalaman muka amplop gaji dan upah setiap

karyawan ini berisi informasi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi

karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan tertentu

8. Bukti kas keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi

akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji

(26)

b. Catatan dalam Sistem Pembayaran Gaji

Selain dokumen juga diperlukan catatan akuntansi yang digunakan dalam

sistem akuntansi gaji. Catatan tersebut menurut Mulyadi (2001:382) adalah :

“ 1. jurnal umum

2. kartu harga pokok produk

3. kartu biaya

4. kartu penghasilan karyawan. “

Catatan diatas dijelaskan sebagai berikut :

1. Jurnal umum

Dalam pencatatan gaji ini, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi

tenaga kerja kedalam setiap departemen atau bagian dalam perusahaan

2. Kartu harga pokok produk

Catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang

dikeluarkan untuk pesanan tertentu dan biaya tenaga kerja non produksi setiap

departemen atau bagian dalam perusahaan

3. Kartu biaya

Kartu ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan

biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen atau bagian dalam

perusahaan.

4. Kartu penghasilan karyawan

Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongan

(27)

c. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Sistem penggajian dan pengupahan terdiri dari beberapa prosedur yang

membentuk jaringan pembayaran gaji. Jaringan prosedur tersebut menurut

Mulyadi (2001:385) adalah:

Sistem penggajian terdiri dari jaringan prosedur berikut : 1. Prosedur pencatatan waktu hadir

2. Prosedur pembuatan daftar gaji 3. Prosedur distribusi biaya gaji

4. Prosedur pembuatan bukti kas keluar 5. Prosedur pembayaran gaji

Sistem pengupahan terdiri dari jaringan prosedur berikut : 1. Prosedur pencatatan waktu hadir

2. Prosedur pencatatan waktu kerja 3. Prosedur pembuatan daftar upah 4. Prosedur distribusi biaya upah 5. Prosedur pembuatan bukti kas keluar 6. Prosedur pembayaran upah.

Penjelasan dari setiap prosedur diatas adalah :

1. Prosedur pencatatan waktu hadir

Pencatatan waktu hadir diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan

menggunakan daftar hadir pada pintu masuk. Dalam hal ini, dapat memakai

daftar hadir biasa, dimana karyawan harus menandatangani setiap hadir dan

pulang atau kartu hadir yang diisi secara otomatis dengan mesin pencatat

waktu

2. Prosedur pencatat waktu

Bagi perusahaan manufaktur berdasar pesanan, pencatatan waktu kerja perlu

bagi karyawan di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya upah

karyawan. Waktu kerja dipakai sebagai pembebanan biaya tenaga kerja

(28)

3. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah

Fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan.

Data yang dipakai adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan

karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan

pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir

4. Prosedur distribusi biaya gaji dan upah

Biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang

menikmati manfaat tenaga kerja. Ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya

dan perhitungan harga pokok produk

5. Prosedur pembayaran gaji dan upah

Ini melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi

membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek

guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan menguangkan cek ke bank

dan memasukkan uang kedalam amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan

perusahaan banyak, pembagian amplop gaji dan upah biasanya dilakukan juru

(29)
(30)

3. Sistem Pengendalian Intern Gaji dan Upah

Sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan sangat dibutuhkan

oleh setiap perusahaan yang memiliki banyak tenaga kerja dimana sistem tersebut

terdiri dari prosedur-prosedur yang saling bekerjasama untuk menjamin

dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya guna menetapkan

secara tepat dan teliti berapa gaji dan upah yang harus diterima oleh karyawan.

Hal ini perlu diperhatikan mengingat banyaknya kemungkinan terjadinya

kecurangan-kecurangan terhadap gaji.

Adapun jenis-jenis kecurangan yang mungkin terjadi adalah :

1. Adanya karyawan/pegawai fiktif, yaitu penerbitan cek gaji ke orang yang

tidak bekerja bagi perusahaan atau mengeluarkan gaji bagi orang yang sudah

berhenti bekerja atau diberhentikan karena namanya tidak dihapus

2. Penyiapan buku pembayaran gaji palsu dengan maksud mendapat pembayaran

dua kali

3. Menguangkan cek gaji yang belum ditagih oleh pegawai yang bersangkutan

4. Membuat kesalahan dalam perhitungan sehingga gaji yang diterima oleh

karyawan lebih atau kurang dari yang semestinya

5. Adanya karyawan yang melakukan absensi untuk beberapa orang karyawan

lain

6. Pinjaman pegawai yang tidak mendapat persetujuan dicatat sebagai

pengeluaran

(31)

Menurut Hall dan Singleton (2007:300), dua bentuk umum kecurangan

penggajian adalah :

1. Kelebihan pembayaran ke karyawan

Biasanya melibatkan penggelembungan jumlah jam kerja dan atau pengeluaran cek gaji duplikat

2. Pembayaran untuk karyawan yang tidak ada

Melibatkan pemasukan karyawan fiktif kedalam sistem penggajian. Variasi dari skema ini adalah tetap memasukkan nama karyawan yang telah keluar dari daftar penggajian.

Melihat kecurangan yang mungkin timbul, maka diperlukanlah suatu sistem

pengendalian intern terhadap sistem akuntansi penggajian dan pengupahan.

Menurut Mulyadi (2002:391), ada beberapa unsur pengendalian intern dalam

siklus penggajian dan pengupahan yaitu :

Organisasi

1. Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan 2. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi

Sistem Otorisasi

3. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditanda tangani oleh direktur utama

4. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direktur keuangan

5. Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian

6. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu

7. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan

8. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi keuangan

9. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi

Prosedur Pencatatan

10.Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan

11.Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi

(32)

12.Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung

13.Pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatatan waktu harus diawasi oleh fungsi pencatatan waktu

14.Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran 15.Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan

penghasilan karyawan

(33)
[image:33.595.158.444.282.553.2]
(34)
[image:34.595.158.444.282.553.2]
(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jadwal dan Lokasi penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Keterangan November Desember Januari Februari Maret

Penyelesaian Proposal

Pencarian data proposal

Pengajuan proposal

Penyerahan proposal kepada dosen pembimbing

Bimbingan dan perbaikan proposal

Seminar proposal

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisis data

Bimbingan dan penyelesaian skripsi

Penelitian ini dilakukan pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I

(36)

B. Jenis Data

a. Data Primer

Merupakan data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual

terjadinya peristiwa yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan

dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis. Data ini diperoleh

dari hasil wawancara, menyebarkan kuesioner maupun observasi

b. Data Sekunder

Merupakan data primer yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, baik

berupa publikasi maupun data perusahaan itu sendiri seperti struktur

organisasi, dll.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

b. Teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada PT Kereta

Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

c. Teknik wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan

pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif,

yaitu metode yang mengumpulkan, menginterpretasikan dan menganalisa data

(37)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Bertitik tolak dari penemuan lokomotif oleh George Stephenson pada tahun

1914, perkereta apian Indonesia pada waktu itu oleh masyarakat disebut dengan

nama “Kuda Besi”. Penemuan tersebut membawa keuntungan bagi dunia

transportasi karena adanya peningkatan alat transportasi mekanik. Gubernur

Jenderal Sloet Van Beele pada tanggal 17 Juni 1864 melakukan pencangkolan

pertama yang merupakan awal dari berdirinya perkereta apian di Indonesia

dengan pemasangan lintas di Semarang (kamijen).

Berdirinya perkereta apian di Indonesia tidak lain adalah untuk kepentingan

negara induk/penjajah, karena pada saat itu Indonesia adalah merupakan negara

jajahan sehingga motif berdirinya perkereta apian di Indonesia adalah :

1. Motif ekonomi komersial

Yaitu untuk membawa hasil bumi Indonesia ke pelabuhan Semarang, seperti

tembakau, gula dan nira dengan tujuan untuk dipasarkan ke pasar dunia dan

negara induk

2. Motif politis (peraturan)

Pertumbuhan wilayah di Indonesia semakin diperhatikan sejak pembuatan

(38)

Pertumbuhan kereta api di Indonesia selain dipelopori oleh pemerintah

Belanda juga dipelopori oleh perusahaan swasta yang ada di luar negeri Belanda

seperti di Pulau Jawa, antara lain :

1. Semarang Cirebon Stoom Train Maatschappi (SCS)

2. Semarang Joana Stoom Train Maatschappi (SJS)

3. Oats Java Stoom Train Maatschappi (OJS)

4. Serajoe Dal Stoom Train My (SDS)

5. Kediri Stoom Train My (KSM)

6. Mojokerto Stoom Train My (MDS)

7. Malang Stoom Train My (MSM)

8. Probolinggo Stoom Train My (PbSM)

9. Pasoeruan Stoom Train My (PsSM)

10.Madura Stoom Train My (MadSM).

Perusahaan swasta Belanda DSM (Deli Spoorweg Maatschappi) membuka

jaringan pertama di Sumatera Utara yaitu lintas Labuhan Medan sekitarnya.

Setelah perang Dunia II yaitu tanggal 1 Maret 1942 sampai 7 Agustus 1945 semua

kereta api di Indonesia dibawah kependudukan Jepang : “Rikuyu Kyoku” dijawa,

yang kemudian berubah nama dengan “Testudu Kyoka” yang dipusatkan di

Bandung, sedangkan di Sumatera Utara pemerintah Jepang dengan nama “Testu

Tai” yang dipusatkan di Bukit Tinggi.

Status perkereta-apian di sumatera Utara mengalami proses yang agak berbeda

(39)

Sumatera Utara kembali menjadi perusahaan swasta Belanda di liwayah Republik

Indonesia termasuk Eks. D.S.M.

Berdasarkan surat perintah pengawasan militer tanggal 6 Desember 1958, NV

DSM berada dibawah pengawasan militer dari Komando T dan TI. Kemudian

berdasarkan SK panglima T dan TI penguasa Militer pada tanggal 12 Desember

1967 No. PAN/KPTS-045/12/57 juncto, radiogram Kasad 9 penguasa Militer

pusat tanggal 18 Desember 1957 No. 77.602/57 tantang pengambil alih wewenang

Behaar dari perusahaan milik Belanda oleh Penguasa Militer Sumatera Utara

maka pada tanggal 14 Desember 1957 wewenang Behaar atas NV D.S.M beralih

kepada panglima T dan TI.

Berdasarkan undang-undang No. 86 tahun 1958 Juncto PP. 41 tahun 1959

seluruh perusahaan Eks Belanda tersebut digabung menjadi Djawatan Kereta Api

(DKA) yang berpusat di Bandung. Sejarah perkembangan perkereta-apian di

Indonesia antara lain:

a. Zaman Republik Indonesia (17 Agustus 1945 sampai 18 Desember 1948)

Pada bulan September 1945 secara resmi lahirlah DKARI (Djawatan Kereta

Api Republik Indonesia) yang berpusat di Bandung. Sementara pada waktu itu

hanya meliputi pulau Jawa, karena perkereta-apian di Sumatera Utara

masing-masing berdiri sendiri.

b. Penyerahan Kedaulatan

Pada bulan Januari 1950 terjadi penggabungan antara DKARI dengan SS/PS

(Staats Spoorweg/Verenigd Spoorweg Bedrif) yang dikuasai Belanda dengan

(40)

Indonesia Serikat berubah menjadi Republik Indonesia maka DKARIS

berubah menjadi DKA.

c. Perusahaan Negara

Pda bulan Mei 1963 status DKA berubah menjadi PNKA (Perusahaan Negara

Kereta Api) berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1963.

d. Perusaan Jawatan

Dengan PP No. 61/71 tanggal 15 September 1971 telah ditetapkan perubahan

status PNKA menjadi perusahaan Jawatan (PERJAN).

e. Perusahaan Umum

Dengan PP No. 57 tahun 1990 Perusahaan Jawatan Kereta Api berubah

menjadi Perusahaan umum Kereta Api.

f. Perusahaan Perseroan.

Dengan PP No. 19 tahun 1998, Perusahaan Umum Kereta Api berubah

menjadi Perseroan dengan sebutan PT. Kereta Api (Pesero).

g. Susunan PT. Kereta Api (Persero)

1) Kantor Pusat di Bandung

2) Divisi Sarana di Bandung

3) Divisi Usaha Pendukung di Bandung

4) Divisi Pelatihan di Bandung

5) Divisi Angkutan Perkotaan di Bandung

6) Divisi Regional I Sumatera Utara di Medan

7) Divisi Regional II Sumatera Barat di Padang

(41)

9) Daerah Operasi

a) Daerah Operasi 1 di Jakarta

b) Daerah Operasi 2 di Banung

c) Daerah Operasi 3 di Cirebon

d) Daerah Operasi 4 di Semarang

e) Daerah Operasi 5 di Purwokerto

f) Daerah Operasi 6 di Jogyakarta

g) Daerah Operasi 7 di Madiun

h) Daerah Operasi 8 di Surabaya

i) Daerah Operasi 9 di Jember

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Organisasi adalah alat perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur

organisasi perusahaan akan memungkinkan terlaksananya pembagian tugas dan

wewenang yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.. Struktur

organisasi dari suatu perusahaan dalam penerapannya selalu berbeda-beda dengan

perusahaan yang lain sehingga untuk menerapkan suatu struktur organisasi harus

melihat kepada kebutuhan dan jenis perusahaan yang menggunakannya.

Struktur organisasi bagi suatu perusahaan sangatlah penting karena dalam

struktur organisasi tercantum pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab

yang jelas, sehingga dapat mempermudah adanya pengarahan dan wawasan setiap

(42)
[image:42.595.158.444.282.553.2]
(43)

Divisi Regional I Sumatera Utara

Mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengusahaan angkutan kereta api

2. Merumuskan dan menyusun program pembinaan dan pengendalian

pelaksanaan angkutan penumpang dan barang

3. Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana di wilayah Regional I

Sumatera Utara

4. Menyusun rencana kerja anggaran tahunan divisi.

Dalam melaksanakan tugasnya, pimpinan PT Kereta Api (Persero) Divisi

Regional I Sumatera Utara dibantu oleh beberapa staf yang terdiri dari :

1. Seksi Administrasi

2. Seksi Higiene Perusahaan, Kesehatan (HIPERKES) dan Keselamatan Kerja

3. Urusan Hubungan Masyarakat

4. Pemeriksaan Kas Daerah

5. Seksi Jalan Rel dan Jembatan

6. Seksi Sarana

7. Seksi Operasi dan Pemasaran

8. Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik

9. Seksi Tanah dan Bangunan

10.Unit Pelaksana Teknis (UPT) Aceh

(44)

Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing seksi tersebut adalah :

1. Seksi Administrasi

Seksi administrasi mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengelolaan dan evaluasi kinerja SDM

b. Menyusun rencana kerja anggaran tahunan divisi

c. Pendayagunaan keuangan, pendanaan dan akuntansi

d. Melaksanakan kerumahtanggaan/administrasi dan hokum serta kas besar.

Seksi administrasi terdiri dari :

a. Sub Seksi SDM

b. Sub Seksi Keuangan

c. Sub Seksi Anggaran dan Akuntansi

d. Sub Seksi Kerumahtanggaan/Umum dan Hukum

e. Sub Seksi Kas Besar.

2. Seksi HIPERKES dan Keselamatan Kerja

Seksi HIPERKES dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas pokok sebagai

berikut :

a. Melaksanakan pembinaan, pengujian, dan pengendalian higiene

perusahaan, keselamatan kerja, dan kesehatan kerja

b. Pengendalian, pembinaan dan evaluasi kinerja unit pelayanan kesehatan di

wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara.

Seksi HIPERKES dan keselamatan kerja terdiri dari :

a. Sub Seksi HIPERKES

(45)

c. Unit Pelayanan Kesehatan.

3. Urusan Hubungan Masyarakat

Urusan Hubungan masyarakat mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan hubungan masyarakat

b. Penyuluhan dilingkungan peusahaan (internal)

c. Hubungan masyarakat diluar perusahaan (eksternal).

4. Pemeriksaan Kas Daerah (PMKD)

Pemeriksaan kas daerah mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan peraturan jadwal/mekanisme kerja para pemeriksa kas

b. Memimpin pemeriksaan kas stasiun/perbendaharaan kas

stasiun/perhentian, kas restorka dan kas besar

c. Sewaku-waktu membantu petugas pemeriksa kereta api (PMKA)

melaksanakan pemeriksaan diatas kereta api.

PMKD terdiri dari :

a. Sub Seksi Tata Usaha

b. Pemeriksaan Kas Stasiun.

5. Seksi Jalan Rel dan Jembatan

Seksi jalan rel dan jembatan mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan penyusunan program pemeliharaan dan perbaikan jalan rel,

sepur simpang, dan jembatan

b. Mengevaluasi kinerja pemeliharaan dan perbaikan, rel sepur simpang, dan

(46)

Seksi jalan rel dan jembatan terdiri dari :

a. Pengawas Jalan Rel dan Jembatan

b. Sub Seksi Program

c. Sub Seksi Jalan Rel

d. Sub Seksi Jembatan

e. UPT Resor Jalan Rel

f. UPT Resor Jembatan

g. UPT Depo Mekanik Jalan Rel.

6. Seksi Sarana

Seksi sarana mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan peraturan dan pengendalian kesiapan sarana

b. Penyusunan program pemeliharaan, perbaikan dan pendayagunaan sarana

c. Evaluasi kinerja pemeliharaan, perbaikan, dan pendayagunaan sarana.

Seksi sarana terdiri dari :

a. Pengawasan Sarana

b. Unit Rencana

c. Unit Produksi

d. Unit Quality Control

e. Unit Pendayagunaan Sarana

f. UPT Depo Lokomotif

g. UPT Depo Kereta dan Gerbong.

7. Seksi Operasi dan Pemasaran

(47)

a. Melaksanakan pembinaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi

kinerja operasi

b. Pemasaran angkutan penumpang dan barang.

Seksi operasi dan pemasaran terdiri dari :

a. Pengawas Operasi

b. Sub Seksi Program Perjalanan Kereta Api (PERKA)

c. Sub Seksi Pengendali Operasi Kereta Api

d. Sub Seksi Pemasaran dan Bina Pelanggan

e. Sub Seksi Keamanan dan Ketertiban

f. UPT Pelayanan Operasi Sarana Telekomunikasi

g. UPT Stasiun.

8. Seksi Sinyal Telekomunikasi dan Listrik

Seksi sinyal telekomunikasi dan listrik mempunyai tugas pokok sebagai

berikut :

a. Merumuskan dan menyusun program pemeliharaan dan perbaikan sinyal

telekomunikasi, dan listrik umum

b. Mengevaluasi kinerja pemeliharaan dan perbaikan sinyal telekomunikasi

dan listrik umum.

Seksi sinyal telekomunikasi dan listrik terdiri dari :

a. Pengawas sinyal telekomunikasi dan listrik

b. Sub Seksi Program

c. Sub Seksi Sinyal

(48)

e. UPT Resor Sinyal

f. UPT Resor Telekomunikasi

g. UPT Resor Listrik Umum.

9. Seksi Tanah dan Bangunan

Seksi tanah dan bangunan mempunyai tugas pokok merumuskan dan

menyusun program dan evaluasi kinerja pemeliharaan, inventarisasi dan

penyelesaian masalah tanah dan bangunan.

Seksi tanah dan bangunan terdiri dari :

a. Sub Program

b. Sub Seksi Tanah

c. Sub Seksi Bangunan

d. UPT Resor Tanah dan Bangunan.

10.UPT Aceh

UPT Aceh mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeliharaan tanah dan

bangunan serta aset lainya di wilayah Aceh.

11.UPT Gudang Persediaan Pulo Brayan

UPT gudang persediaan Pulo Brayan mempunyai tugas pokok melaksanakan

penerimaan, penjagaan, penyimpanan, dan pendistribusian barang-barang serta

(49)

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan a. Dokumen yang Digunakan

Dokumen atau formulir yang digunakan dalam sistem pembayaran gaji pada

PT Kereta Api (Persero) adalah :

1. Daftar penghasilan dan pemotongan gaji pegawai (G.218)

2. Kartu piutang/uang muka (F.15/SAB)

3. Daftar gaji (besar) (FC.IX.SAB)

4. Daftar gaji kecil (FC.IU/SAB)

5. Daftar gaji perorangan (FC.IU.a/SAB)

6. Analisa gaji/upah (B.25/SAB).

b. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembayaran gaji adalah :

1. Daftar gaji yang dibuat harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan

kepegawaian/keuangan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang tercantum

dalam G.218 dan penjagaan piutang yang berlaku untuk setiap pegawai dalam

kartu piutang (F.15/SAB). Setiap formulir yang digunakan harus disesuaikan

dengan kebutuhan yakni dengan memperhatikan pusat anggaran,

penggolongan pekerja dan jumlah orang untuk setiap juru bayar. Setiap daftar

gaji dan upah harus dibuat dalam rangkap dua kecuali untuk bulan Januari dan

(50)

2. Setelah daftar gaji dan upah selesai dibuat, maka PP/PPP kemudian

menerbitkan bukti pembayaran (A.9/SAB) yang merupakan dasar bagi fungsi

pembayaran gaji dan upah untuk melaksanakan pembayaran gaji dan upah

pada pegawai yang bersangkutan kepada juru bayar, kemudian mengirimkan

atau menyerahkan lembar asli daftar gaji dan upah berikut bukti pembayaran

kepada masing-masing juru bayar.

3. Berdasarkan arsip lembar kedua dari daftar gaji dan upah, maka petugas

PP/PPP yang bersangkutan harus mencatat yaitu :

a. Formulir G.218 yaitu untuk memuat jumlah penghasilan dan jumlah

pemotongan setiap pegawai

b. Formulir F.15/SAB yaitu untuk memuat jumlah potongan setiap piutang

pegawai yang bersangkutan.

4. Berdasarkan arsip daftar gaji dan upah maka dibuat dalam rangkap tiga analisa

gaji dan upah (B.25/SAB) yang nantinya analisa gaji dan upah ini digunakan

untuk setiap anggaran.

5. Setelah semua daftar gaji dan upah pada bulan yang bersangkutan lengkap

dicatat dalam analisa maka analisa tersebut harus ditutup. Oleh PP/PPP analisa

tersebut didistribusikan sebagai berikut :

a. Lembar pertama (asli) analisa gaji dan upah dikirimkan ke unit akuntansi

b. Lembar kedua analisa gaji dan upah dikirimkan ke verifikasi yang

nantinya akan dicocokkan dengan lembar pertama (asli) analisa gaji dan

(51)

c. Lembar ketiga analisa gaji dan upah diterima oleh PP/PPP yang digunakan

untuk arsip.

6. Uang gaji dan upah yang tidak diambil digunakan dalam bentuk G.40 yang

akan disetorkan kembali dan oleh PP/PPP dilaksanakan sebagai berikut :

a. Berdasarkan G.40 lembar kedua PP/PPP membuat UPP yang nantinya

digunakan untuk membuat jurnal balik atas penjurnalan yang semula pada

analisa gaji dan upah

b. Kemudian diterbitkan kembali daftar gaji dan upah perorangan dalam

bentuk FC.IU.a/SAB yang dibuat dalam rangkap dua pada saat akan

dibayarkan kembali uang gaji dan upah yang tidak diambil

c. Pada saat pembayaran kembali maka PP/PPP menerbitkan bukti

pembayaran (A.9/SAB) yang baru

d. Prosedur berikutnya berlaku seperti halnya pembayaran gaji dan upah.

7. PP/PPP selain menerbitkan UPP juga menerbitkan rekening G.215 untuk

penagihan yang terlanjur dibayarkan, karena penagihan gaji dan upah ini

dianggap tidak sah pembayarannya akibat dari terlanjur dibayarkan atau

dengan pemotongan gaji untuk penyelesaiannya.

Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan sistem pembayaran gaji :

1. Penggolongan pegawai

Penggolongan pegawai pada PT Kereta Api (Persero) disesuaikan dengan

penggolongan operasi pemeliharaan dan umum dengan menggunakan formulir

G.28 yaitu yang memuat daftar penghasilan pegawai berikut pemotongannya

(52)

golongan penjual jasa dan barang. Pencatatan dilakukan berdasarkan

penugasan atau surat pemberitahuan dari masing-masing unit yang

bersangkutan. Daftar pengelompokan berlaku juga bagi Pekarya Perusahaan

(Pkp) dan Pegawai harian lepas (Phl) yang disesuaikan dengan golongannya

masing-masing.

2. Dengan adanya mutasi pegawai maka akan mengakibatkan peubahan

golongan pekerja dan harus segera dicatat dalam formulir G.218

3. Pada bulan Januari dan Juli harus dibuat tambahan satu lembar lagi daftar gaji

dan upah yang nantinya akan dikirimkan kepada Perum Taspen

4. Daftar gaji perorangan (formulir FC.IU.a/SAB) dipergunakan untuk

pembayaran Tunjangan Terusan Pegawai (TTP) kepada keluarga pegawai

yang berhak menerima pembayarannya atas meninggalnya pegawai yang

bersangkutan tanpa harus memperhatikan kode judul perkiraan yang

tercantum. Jumlah gaji dan upah serta unsure-unsur tunjangannya dicatat

dalam baris yang tersedia dalam jumlah pengurangan sebesar 10% yang

dikenakan, dicatat dibawah baris tersebut. Pemotongan hutang bagi pegawai

yang bersangkutan harus dicatat dalam jalur yangsesuai. Lembar ketiga dari

pembayaran Tunjangan Terusan Penghasilan (TTP) yang tercantum pada

SKPP akan dikirimkan kepada Sub Direktorat Akuntansi Kantor Pusat, dan

salah satu rekamannya dikirimkan pada salah satu sub bagian akuntansi

eksploitasi yang bersangkutan

5. Pembayaran gaji dan upah pegawai aktif dan honorarium dihitung berdasarkan

(53)

gaji dan upah sesuai dengan besar kecil keperluanyya. Dalam hal pembayaran

dipergunakan kode perkiraan bukan dipergunakan judul-judul perkiraan gaji

dan tunjangan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kode-kode perkiraan

yang dipergunakan sebagai berikut :

a. Kode JP : 6961 yaitu dipergunakan untuk jumlah gaji dan upah non aktif

b. Kode JP : 6921 yaitu dipergunakan untuk honorarium yang ditulis pada

kolom yang kosong dan dicantumkan dalam judul-judul perkiraan

potongan yang sesuai bila honorarium tersebut dikenakan

potongan-potongan

6. Formulir daftar gaji perorangan (FC.IU.a/SAB) tetap dipergunakan untuk

pembayaran kembali atas gaji dan upah yang tidak diambil dan dibuat

berdasarkan G.40 dari Pbd yang bersangkutan. Pembayaran kembali atas gaji

dan upah yang tidak diambil kemudian disahkan PPP sebagai pembayaran

hutang gaji dan upah sebagaimana yang berlaku dalam prosedur pembayaran

gaji dan upah

7. Bukti pembayaran gaji dan upah yang tidak sah akibat dari nama seseorang

atau beberapa orang pegawai, apabila uang yang telah terlanjur dibayarkan

kepada yang bersangkutan maka harus diselesaikan sebagai berikut :

a. Diselesaikan denganG.215

• PP/PPP mengajukan UPP pada bagian akuntansi untuk mendebet

kembali semua potongan pembayaran dengan kode perkiraan yang

sama, sedangkan untuk jumlah pembayaran bersih yang semula

(54)

pegawai (1121), kemudian mendebet kembali semua biaya gaji dan

upah pegawai yang bersangkutan dengan kode perkiraan yang sama,

seperti : gaji pokok, tunjangan istri, dan sebagainya

• Menerbitkan G.215 dengan memakai judul perkiraan kredit piutang

pegawai (1121)

• Mengadakan buku penjagaan piutang/uang muka (F.15/SAB) yang

sesuai

• Potongan untuk pihak ketiga, seperti Taspen, pensiun, dan sebagainya.

Jika terlanjur disetorkan pada pihak ketiga maka akan dipotongkan

pada setoran berikutnya, jika sebelum disetorkan maka setorannya

diperhitungkan atau dikurangkan

c. Diselesaikan dengan pemotongan gaji

Apabila uang belum dibayarkan kepada pegawai yang bersangkutan maka

harus dilakukan penyetoran kembali uang gaji dan upah dengan

mempergunakan formulir G.40/SAB yang dibuat dalam rangkap tiga,

yakni lembar pertama (asli) digunakan Pbd/kas besar, lembar kedua dan

ketiga untuk PP/PPP yang kemudian lembar kedua tersebut oleh PP/PPP

dikirimkan ke sub bagian akuntansi sebagai lampiran UPPnya. Sedangkan

untuk potongan pada pihak ketiga (Taspen, pensiun, dan sebagainya)

dalam hal ini pembayarannya dibatalkan.

Alur proses pembayaran gaji dan upah dapat dilihat pada lampiran 1 dan

(55)

2. Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan

Sistem pengendalian intern gaji dan upah dalam penerapannya sehari-hari

tidak tampak mengalami kesulitan dikarenakan jumlah gaji dan upah yang

dibayarkan PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara tiap

bulannya relatif tidak jauh berbeda. Besar kecilnya gaji dan upah yang diterima

karyawan tergantung dengan potongan yang dikeluarkan perusahaan.

Tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada karyawan berlangsung dalam waktu yang relatif

lama yang biasanya dalam jumlah yang tetap.

Penerapan sistem pengendalian intern gaji dan upah pada PT Kereta Api

(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dilakukan dengan suatu sistem

perhitungan dan pembayaran gaji yang diatur yaitu :

1. Perhitungan gaji dan upah

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung jumlah gaji dan

upah yaitu ;

a. Harus dapat dipastikan jumlah unsur gaji dan upah untuk setiap golongan

dan setiap pegawai

b. Jumlah unsur tunjangan keluarga tidak dapat ditentukan secara pasti

jumlahnya untuk setiap pegawai karena hal ini tergantung ada tidaknya

istri/suami/anak yang mendapatkan tunjangan dari perusahaan

c. Besarnya tunjangan pajak penghasilan tidak sama untuk setiap pegawai,

tergantung pada besarnya jumlah pajak penghasilan yang dikenakan sesuai

(56)

d. Jumlah penghasilan adalah merupakan gaji pokok ditambah dengan

tunjangan-tunjangan

e. Jumlah potongan tidak sama besarnya untuk setiap karyawan

f. Jumlah gaji bersih yang diterima pegawai atau jumlah gaji bersih yang

dibayarkan kepada pegawai adalah merupakan jumlah penghasilan

dikurang dengan jumlah potongan-potongan.

2. Mekanisme pembayaran gaji dan upah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan atau kerugian maka PT

Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara melakukan sistem

pengawasan intern dalam pembayaran gaji dan upah yaitu :

a. Dilakukan pemisahan antara fungsi pembuatan daftar gaji dan upah

dengan fungsi pembayaran gaji dan upah. Fungsi personalia dalam sistem

penggajian dan pengupahan bertanggung jawab atas tersedianya informasi

operasi seperti tarif gaji dan upah dan berbagai tarif kesejahteraan

karyawan

b. Daftar gaji dibuat harus mencantumkan nama karyawan untuk mengetahui

apakah benar merupakan karyawan perusahaan yang tujuannya adalah

untuk mencegah adanya karyawan yang fiktif

c. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan yang disebabkan oleh perubahan

pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, dan tambahan keluarga harus

dilaksanakan melalui sub bagian administrasi yang telah disetujui oleh

(57)

d. Daftar gaji dan upah adalah merupakan dokumen yang dipakai sebagai

dasar pembayaran gaji dan upah pada karyawan yang berhak, untuk itu

daftar gaji dan upah tersebut harus diotorisasi oleh pejabat yang

berwenang

e. Gaji pokok sudah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

f. Perhitungan jumlah gaji dan upah yang akan dibayarkan telah

dilaksanakan dengan benar.

Sebagai contoh berikut ini disajikan sistem pembayaran gaji dan upah yang

dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan berdasarkan daftar gaji dan

(58)
[image:58.595.157.443.284.552.2]
(59)
[image:59.595.157.445.278.558.2]
(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dikemukakan berbagai uraian tentang sistem pengendalian intern

penggajian dan pengupahan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya

adalah :

1. Bentuk organisasi garis yang digunakan oleh perusahaan PT Kereta Api

(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara telah memperlihatkan adanya

pembagian tugas dan wewenang secara jelas dan tegas antara

departemen-departemen didalamnya

2. Sistem pengendalian intern gaji dan upah pada perusahaan secara umum dapat

disimpulkan baik, hal ini dapat dilihat dari jarangnya terjadi kecurangan dalam

pembayaran gaji dan upah

3. Unsur gaji dan upah yang terdapat pada perusahaan ini terdiri dari gaji pokok

dan tunjangan-tunjangan kesejahteraan. Tunjangan tersebut terdiri dari unsur

penerimaan antara lain tunjangan istri/suami/anak, tunjangan bahan pokok,

tunjangan jabatan, tunjangan pajak penghasilan, dan lain-lain. Unsur potongan

antara lain iuran pensiun, iuran tabungan, dan asuransi pegawai (Taspen),

pajak penghasilan pasal 21, sewa rumah, dan lain-lain

4. Pemberian gaji kepada pegawai sesuai dengan jabatan dan golongan

(61)

wajar ini merupakan salah satu alasan yang memotivasi karyawan dalam

bekerja

5. Dengan penerapan the right man in the right place tampak perusahaan

menempatkan karyawan pada kedudukan sesuai dengan kualitas yang dimiliki

oleh karyawan itu sendiri, dengan demikian hasil kerja yang diberikan

karyawan tersebut benar-benar dapat dipercaya dan dapat

dipertanggungjawabkan

6. Dalam pelaksanaan pembayaran gaji dan upah dilakukan secara efisien,

artinya tidak terdapat suatu proses kerja yang panjang, tetapi hal ini tetap

diikuti dengan adanya internal cek pada awal dan akhir dari pelaksanaan gaji

dan upah dengan tujuan mencegah terjadinya kecurangan.

B. Saran

Adapun saran yang coba diberikan penulis yang mungkin dapat berguna bagi

kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang adalah :

1. Unsur-unsur gaji dan upah yang terdapat pada PT Kereta Api (Persero) Divisi

Regional I Sumatera Utara telah mencukupi serta telah mensejahterakan

karyawannya. Untuk itu sebaiknya unsur-unsur tersebut tetap dipertahankan

dan sebisa mungkin diupayakan peningkatannya

2. Untuk mengantisipasi pada masa yang akan datang, disarankan untuk tetap

(62)

3. Pembayaran gaji dan upah yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan

telah sesuai dengan batas minimum yang ditetapkan pemerintah, sebaiknya ini

terus berlanjut untuk masa-masa yang akan datang.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

A. Arens, Alvin, James K Loebbecke, 1994. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Jilid Satu, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

.

Boynton, William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, 2003. Modern Auditing, Jilid Satu, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta

Hall, James A, Tommie Singleton, 2007. Audit dan Assurance Teknologi Informasi, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Mathis, Robert L, John H. Jackson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Jilid Dua, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

Messier, William F, dkk, 2005. Auditing & Assurance Services, Buku Satu, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, B Marshall, Paul John Steinbart, 2005. Accounting Information System, Edisi Sembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S, 2001. Prinsip-prinsip Akuntansi, Terjemahan: Alfonsus Sirait, Helda Gunawan, Erlangga, Jakarta.

Gambar

Tabel 3.3         Jurnal pembayaran Gaji ...............................................
Gambar 2.1     Prosedur pembayaran gaji dalam siklus manajemen ......
Gambar 2.1     Prosedur pembayaran gaji dalam siklus manajemen
Gambar 2.2     Bagan alir sistem akuntansi pembayaran gaji
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan tersebut maka masalah yang dialami oleh PT Kereta Api (Persero) PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar

Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi II Regional Sumatera Barat tentu harus membuat suatu pencatatan dan pelaporan terhadap pendapatan yang telah diperoleh2. Namun, pendapatan

Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Sumatera Selatan.... 1.2

Pengajuan Uang Muka Dinas Sementara (UMDS) pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan akan barang

Staf pegawai Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan kepada penulis terutama dalam hal administrasi... Kereta Api Indonesia (Persero)

Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara adalah sebesar 20% yang berati bahwa kualitas kehidupan kerja memberikan sumbangan efektif sebesar

Kereta Api (Persero) Divre III Sumatera Selatan dalam kaitannya dengan bagian sarana sebagai alat pendukung usaha perusahaan trasportasi ini maka pelaksanaan pengendalian intern

Kereta Api Divisi Regional 2 Sumatera Barat ini, masyarakat yang melihattertarik dan tersadarkan bahwa pentingnya untuk menjaga dan melestarikan kereta api