BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah salah satu komponen penting dalam penelitian yang berguna untuk membatasi penelitian dengan batasan-batasan yang sangat cermat untuk menjaga agar pengetahuan yang diperoleh dari penelitian dapat memiliki keilmiahan yang tinggi (Hadi, 2000).
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Menurut Azwar (2012) variabel adalah suatu konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan, yaitu :
a. Dependent Variable (DV) : organizational citizenship behavior (OCB). b. Independent Variable (IV) : kualitas kehidupan kerja.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) merupakan perilaku ekstra atau perilaku pilihan yang tidak termasuk dalam kewajiban kerja formal pegawai namun memiliki tingkat efektifivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.
skala organizational citizenship behavior (OCB) yang dikemukakan oleh Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006) dengan beberapa dimensi didalamnya, yaitu:
conscientiousness, sportsmanship, civic virtue, dan helping behavior, yang terdiri dari gabungan beberapa dimensi, seperti: altruism, cheerleading, courtesy, dan
peacemaking. Apabila skor yang didapat dari skala organizational citizenship behavior (OCB) semakin tinggi, maka perilaku organizational citizenship behavior (OCB) yang dimiliki oleh individu itu akan semakin tinggi juga. Sebaliknya, apabila skor yang didapat dari skala organizational citizenship behavior (OCB) semakin rendah, maka perilaku organizational citizenship behavior (OCB) yang dimiliki oleh individu itu akan semakin rendah.
2. Kualitas Kehidupan Kerja
Apabila skor yang didapat dari skala kualitas kehidupan kerja semakin tinggi, maka kualitas kehidupan kerja individu itu akan semakin tinggi juga. Sebaliknya, apabila skor yang didapat dari skala kualitas kehidupan kerja semakin rendah, maka kualitas kehidupan kerja individu itu akan semakin rendah.
C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Azwar (2010) mengungkapkan bahwa populasi adalah sekelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi mempunyai karakteristik yang dapat diklasifikasikan dan diperkirakan sesuai dengan keperluan peneliti dalam penelitian. Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian kecil dari keseluruhan populasi yang akan dijadikan sebagai subjek dalam penelitian, atau yang lebih dikenal dengan nama sampel penelitian.
Sampel merupakan bagian dari populasi, sehingga sampel yang akan digunakan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi. Selain itu, Hadi (2000) juga mengungkapkan bahwa syarat utama agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan maka sebaiknya sampel penelitian harus benar-benar menggambarkan keadaan dari populasinya.
ini, jumlah populasi secara keseluruhan sebanyak 260 orang dan subjek yang sesuai dengan karakteristik tersebut sebanyak 211 orang.
2. Metode Pengambilan Sampel
Sampling merupakan suatu cara untuk dapat menentukan sampel dalam suatu penelitian. Dalam menentukan sampel yang akan digunakan harus diperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar mendapatkan sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.
Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah salah satu teknik nonprobability sampling, yaitu purposive sampling. Hadi (2000) mengatakan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Sampel yang digunakan adalah individu-individu yang memenuhi karakteristik penelitian yaitu pegawai yang menyandang status pegawai negeri (BUMN) di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
3. Jumlah Sampel
berjumlah lebih dari 100 orang maka subjek yang dapat dijadikan sampel minimal 10% dari keseluruhan populasi.
Dalam hal ini, jumlah sampel yang sesuai dengan karakteristik tersebut sebanyak 211 orang. Tetapi, ketika penelitian dilaksanakan, jumlah subjek menjadi 130 orang. Hal ini disebabkan karena pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara memiliki beberapa kantor cabang dan responden penelitian yang berada di kantor cabang tersebut tidak mengembalikan skala yang diberikan tanpa alasan yang jelas. Dengan demikian, peneliti hanya menggunakan sebesar 61,6% dari keseluruhan sampel yang ada dalam penelitian ini.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada kegiatan penelitian bertujuan untuk mengungkapkan fakta mengenai variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode skala. Metode skala adalah suatu metode pengumpulan data yang terdiri dari sejumlah peryataan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon yang diberikan oleh subjek terhadap pernyataan tersebut (Azwar, 2012).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala dengan model skala Likert yang terdiri dari dua buah skala, yaitu skala organizational citizenship behavior (OCB) dan skala kualitas kehidupan kerja. Model item yang digunakan, yaitu item favorable dan
yaitu sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), nertal (N), sesuai (S), sangat sesuai (SS).
Skor subjek untuk item favorable jika memberikan respon sangat tidak sesuai adalah 1, tidak sesuai adalah 2, netral adalah 3, sesuai adalah 4, dan sangat sesuai adalah 5. Sebaliknya, skor subjek untuk item unfavorable jika memberikan respon sangat tidak sesuai adalah 5, tidak sesuai adalah 4, netral adalah 3, sesuai adalah 2, dan sangat sesuai adalah 1.
1. Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Tabel blue print dari skala organizational citizenship behavior (OCB) yang disusun menggunakan dimensi organizational citizenship behavior (OCB) yang dikemukakan oleh Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006), yaitu
conscientiousness, sportsmanship, civic virtue, dan helping behavior, yang terdiri dari gabungan beberapa dimensi, seperti: altruism, cheerleading, courtesy, dan
peacemaking.
Tabel 1
Blue Print Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB) Sebelum Uji
Coba
No Dimensi Pernyataan Jumlah
2. Skala Kualitas Kehidupan Kerja
Tabel blue print dari skala kualitas kehidupan kerja yang disusun menggunakan dimensi kualitas kehidupan kerja yang dikemukakan oleh Walton (1975), yaitu kompensasi kerja pegawai yang memadai dan wajar, kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat, kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas dari individu dalam organisasi, kesempatan untuk pertumbuhan dan jaminan kerja yang jelas dan berkesinambungan, perasaan termasuk dalam bagian kelompok, hak-hak pegawai dalam perusahaan, pekerjaan dan ruang kerja secara keseluruhan, dan relevansi sosial.
Tabel 2
Blue Print Skala Kualitas Kehidupan Kerja Sebelum Uji Coba
No Dimensi Pernyataan Jumlah
Item
7 Pekerjaan dan ruang kerja secara keseluruhan.
7, 15 23 3
8 Relevansi sosial. 24 8, 16 3
E. Uji Instrumen Penelitian
1. Validitas Alat Ukur
Alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur itu dapat mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti (Sugiono, 2012). Bentuk validitas yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi akan mengukur sejauh mana item yang terdapat dalam alat tes dapat mencakup objek yang ingin diukur secara keseluruhan.
Teknik yang digunakan untuk melihat validitas isi (content validity) dalam penelitian ini adalah professional judgement (Azwar, 2012), pendapat profesional diperoleh dari dosen pembimbing peneliti.
2. Uji Daya Beda Item
Uji daya beda item digunakan untuk melihat sejauh mana setiap item dapat membedakan antara individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang ingin diukur (Azwar, 2012). Dalam uji daya beda item ini dengan melihat nilai
corrected item total correlastion yang dilakukan dengan bantuan komputerisasi
SPSS version 17.0 for Windows. Item yang dianggap memuaskan apabila koefisien korelasi minimal 0,30.
3. Reliabilitas Alat Ukur
menggunakan metode internal consistency dengan melakukan sekali uji coba instrumen dan kemudian dianalisis dengan teknik alfa cronbach. Teknik alfa cronbach dapat dilakukan dengan bantuan komputerisasi SPSS version 17.0 for Windows untuk menguji reliabilitas alat ukur.
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur
1. Hasil Uji Coba Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Jumlah item yang diujicobakan sebanyak 24 item dan terdapat 20 item yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0,3. Azwar (2012) mengungkapkan bahwa
memiliki daya beda tinggi dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3
Blue Print Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB) Setelah Uji Coba
No Dimensi Pernyataan Jumlah
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 20 item dalam skala organizational citizenship behavior (OCB). Hasil uji coba reliabilitas item adalah sebesar 0,834.
2. Hasil Uji Coba Skala Kualitas Kehidupan Kerja
Jumlah item yang diujicobakan sebanyak 24 item dan terdapat 23 item yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0,3. Azwar (2012) mengungkapkan bahwa
tinggi dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4
Blue Print Skala Kualitas Kehidupan Kerja Setelah Uji Coba
No Dimensi Pernyataan Jumlah
Item
Favorable Unfavorable
1 Kompensasi kerja pegawai yang memadai dan wajar.
1, 9 17 3
2 Kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat. dan jaminan kerja yang jelas dan berkesinambungan.
20 4, 12 3
5 Perasaan termasuk dalam bagian kelompok
5, 13 21 3
6 Hak-hak pegawai dalam perusahaan.
22 6, 14 3
7 Pekerjaan dan ruang kerja secara keseluruhan.
7, 15 23 3
8 Relevansi sosial. 24 16 2
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 23 item dalam skala kualitas kehidupan kerja. Hasil uji coba reliabilitas item adalah sebesar 0,874.
G. Prosedur Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan di lapangan, maka peneliti harus melakukan beberapa prosedur, yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data.
1. Persiapan Penelitian
Sebelum alat-alat dalam penelitian ini digunakan pada sampel yang sebenarnya, maka terlebih dahulu dilakukan beberapa tahapan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Pencarian Informasi
Pada tahap pencarian informasi, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari informasi mengenai organisasi atau perusahaan yang tepat untuk dijadikan tempat pengambilan data dalam penelitian.
2) Peneliti mendatangi perusahaan dan menemui pihak Manager Sumber Daya Manusia dan meminta izin untuk melakukan penelitian dan pengambilan data di perusahaan tersebut.
3) Setelah pihak perusahaan memberikan izin, peneliti mengurus surat izin untuk melakukan penelitian dari pihak Fakultas Psikologi USU.
b. Pembuatan Alat Ukur
Menyusun alat ukur penelitian merupakan awal dari tahap persiapan penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
organizational citizenship behavior (OCB) dan kualitas kehidupan kerja. Pembuatan alat ukur diawali dengan mengkaji teori-teori ataupun hasil penelitian yang terkait dengan variabel yang diteliti dan dilanjutkan dengan membuat aspek-aspek untuk mempermudah dalam penjabarannya. Penyusunan skala ini dilakukan dengan membuat blue print dan kemudian dituangkan dalam bentuk item-item penyataan. Setelah semua item tersusun, peneliti meminta penilaian dari profesional judgement yaitu pada dosen pembimbing untuk mendiskusikan apakah item yang telah dibuat bisa diterima oleh subjek penelitian dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah item yang terdapat dalam skala direvisi, peneliti melakukan pengambilan data ke PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Pengambilan data dilakukan dengan bantuan Bapak Yudi selaku Asisten Manager Internal dan Eksternal di kantor tersebut. Peneliti beserta Bapak Yudi kemudian melakukan penyebaran data kepada pegawai yang bekerja di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan sistem try out
try out terpakai dilakukan agar tidak terlalu mengganggu aktivitas kerja pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilaksanakan setelah semua skala terkumpul. Dalam pengolahan data ini, peneliti menggunakan bantuan program aplikasi komputer
SPSS version 17.0 for Windows.
H. Metode Analisis Data
Azwar (2012) mengungkapkan bahwa pengolahan data penelitian yang sudah diperoleh bertujuan untuk mengorganisasikan data sedemikian rupa agar dapat dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa regresi sederhana.
Teknik analisa regresi sederhana digunakan untuk menguji pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB) dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b (X) Dimana :
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
Y = Variabel Tergantung (OCB)
Sebelum analisa data dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap hasil penelitian termasuk didalamnya uji normalitas dan uji linearitas (Andy Field, 2009).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk membuktikan bahwa nilai yang diperoleh dari setiap variabel yang diukur dapat tersebar secara normal sehingga dapat digeneralisasikan pada populasi. Dalam penelitian ini, untuk melakukan uji normalitas menggunakan uji Skewness dengan bantuan komputerisasi SPSS version 17.0 for Windows.
2. Uji Linearitas
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan secara keseluruhan sesuai dengan data yang telah didapatkan. Pembahasan akan diawali dengan memberikan gambaran mengenai subjek dalam penelitian, dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisa terhadap hasil penelitian.
A. Analisa Data
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara yang berjumlah 130 orang. Berikut ini deskripsi umum dari subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan masa kerja.
a. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Penyebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapar dilihat dan diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 5
Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)
Pria 87 66,92 %
Wanita 43 33,08 %
Total 130 100 %
berjumlah 43 orang (33,08%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa subjek yang berjenis kelamin pria lebih banyak daripada yang berjenis kelamin wanita.
b. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Gambaran umum subjek penelitian berdasarkan usia dikategorikan menggunakan teori Papalia, Old, dan Feldman (2007) yang mengungkapkan bahwa kategori dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu: dewasa awal (20–40 tahun), dewasa tengah/madya (41–65 tahun), dan dewasa akhir (> 65 tahun). berdasarkan kategori ini, maka gambaran umum subjek penelitian berdasarkan usia dapat dilihat dan diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 6
Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (N) Persentase (%)
Dewasa Awal (20-40 tahun) 79 60,77 %
Dewasa Tengah (41-65 tahun) 51 39, 23 %
Dewasa Akhir (> 65 tahun) - -
Total 130 100 %
c. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Gambaran umum subjek penelitian berdasarkan masa kerja, dikategorisasikan dengan menggunakan teori Morrow dan Mcelroy (1987) yang terdiri dari 3 tahap, yaitu establishment stage, advancement stage, dan
maintenance stage. Tahap pertama adalah establishment stage (tahap perkembangan), yaitu masa kerja yang kurang dari 2 tahun. Tahap kedua adalah
advancement stage (tahap lanjutan), yaitu masa kerja yang berkisar antara 2 sampai 10 tahun. Tahap ketiga adalah maintenance stage (tahap pemeliharaan), yaitu masa kerja yang lebih dari 10 tahun.
Tabel 7
Penyebaran Subjek Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Jumlah (N) Persentase (%)
< 2 Tahun - -
2 – 10 Tahun 56 43,08 %
> 10 Tahun 74 56,92 %
Total 130 100 %
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah subjek penelitian yang masa kerjanya di bawah 2 tahun tidak ada (0%), subjek penelitian yang masa kerjanya 2 sampai 10 tahun berjumlah 56 orang (43,08%), dan subjek penelitian yang masa kerjanya lebih dari 10 tahun berjumlah 74 orang (56,92%).
2. Hasil Uji Asumsi Penelitian
sampel. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS version 17.0 for Windows.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual yang dianalisis telah terdistribusi sesuai dengan dasar-dasar dari distribusi normal sehingga dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Dalam penelitian ini, menggunakan uji normalitas Z-Skewness. Hasil dari pengujian ini dapat dikatakan berdistribusi normal jika:
Data memiliki nilai Z-Skewness < -1,96, berarti data memiliki kecondongan kanan.
Data memiliki nilai Z-Skewness < +1,96, berarti data memiliki kecondongan kiri.
Data memiliki nilai Z-Skewness antara -1,96 dan +1,96, berarti data mendekati simetris.
Tabel 8
Hasil Uji Asumsi Normalitas
Descriptive Statistics
N Skewness
Statistic Statistic Std. Error
OCB 130 -.121 .212
KualitasKehidupanKerja 130 -.091 .212
Valid N (listwise) 130
maka kecondongan data adalah simetris atau dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Dalam penelitian ini dilakukan uji linearitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Teknik uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik Uji F. Data penelitian dapat dikatakan linear apabila hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung memiliki nilai signifikansi (p) < 0,05. Hasil uji linearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Hasil Uji Linearitas
Variabel p
Linearity Pengaruh kualitas kehidupan kerja
terhadap organizational citizenship behavior (OCB)
0,000
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi linearitas yang diperoleh adalah 0,000. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini menunjukan hubungan yang linear karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3. Hasil Penelitian
Tabel 10
Tabel Anova Organizational Citizenship Behavior (OCB)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1927.859 1 1927.859 31.917 .000a
Residual 7731.371 128 60.401
Total 9659.231 129
Tabel 11
Tabel Koefisien Determinan (R2)
Model Summary diketahui bahwa koefisien determinan (R-square) yang diperoleh dari pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara adalah sebesar 0,200 (R-square/R2 = 0,200). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap organizational citizenship behavior
(OCB) pada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara adalah sebesar 20% yang berati bahwa kualitas kehidupan kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 20% dalam memunculkan organizational citizenship behavior (OCB), sedangkan sisanya yang sebesar 80% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 12
Hasil Regresi Kualitas Kehidupan Kerja dengan OCB
Selain itu, pada tabel di atas juga dapat dilihat bahwa persamaan garis regresi yang dihasilkan adalah Y = 62,916 + 0,382 X. Persamaan ini menunjukkan bahwa apabila kualitas kehidupan kerja (X) tidak terdapat di lingkungan kerja atau memiliki nilai 0, maka organizational citizenship behavior (OCB) (Y) memiliki nilai positif sebesar 62,916. Koefisien regresi sebesar 0,382 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan kualitas kehidupan kerja, maka akan meningkatkan
organizational citizenship behavior (OCB) pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
4. Deskripsi Data Penelitian
a. Deskripsi dan Kategorisasi Data Variabel Organizational Citizenship
Behavior (OCB)
1) Deskripsi Data Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Setelah uji reliabilitas dilakukan, terdapat 20 item yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dapat dianalisis dengan rentang nilai 1-5. Dengan rintang nilai ini, maka total skor minimum yang diperoleh adalah 20, sedangkan total skol maksimum adalah 100. Sementara, berdasarkan data hasil penelitian di lapangan diperoleh skor minimum 60 dan skor maksimum 100. Perbandingan antara nilai empirik dan hipotetik untuk skala
organizational citizenship behavior (OCB) dapat diketahui dari tabel berikut:
Tabel 13
Perbandingan Nilai Empirik dan Hipotetik Organizational Citizenship
Behavior (OCB)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mean hipotetik
ini berarti bahwa tingkat organizational citizenship behavior (OCB) subjek dalam penelitian ini tergolong tinggi atau dapat dikatakan sudah cukup baik.
2) Kategorisasi Data Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Kategorisasi data organizational citizenship behavior (OCB) subjek dibagi kedalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Besar skor
mean hipotetik organizational citizenship behavior (OCB) adalah 60 dan SD adalah 13,3, sehingga diperoleh kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 14
Kategorisasi Data Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Kategori Rentang Nilai N Persentase (%)
Rendah X < 47 - 0 %
Sedang 47 ≤ X ≤ 73 15 11,54 %
Tinggi X > 73 115 88,46 %
Total 130 100 %
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar subjek memiliki organizational citizenship behavior (OCB) yang berada di kategori tinggi, yaitu sebanyak 115 orang (88,46%), sedangkan sisanya memiliki organizational citizenship behavior (OCB) yang berada di kategori sedang, yaitu sebanyak 15 orang (11,54%).
b. Deskripsi dan Kategorisasi Data Variabel Kualitas Kehidupan Kerja
1) Deskripsi Data Kualitas Kehidupan Kerja
23, sedangkan total skol maksimum adalah 115. Sementara, berdasarkan data hasil penelitian di lapangan diperoleh skor minimum 64 dan skor maksimum 110. Perbandingan antara nilai empirik dan hipotetik untuk skala kualitas kehidupan kerja dapat diketahui dari tabel berikut:
Tabel 15
Perbandingan Nilai Empirik dan Hipotetik Kualitas Kehidupan Kerja
Variabel N
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mean hipotetik kualitas kehidupan kerja adalah 69 dengan SD sebesar 15,3 dan mean empirik adalah 87 dengan SD sebesar 7,7. Apabila dilihat dari perbandingan antara
mean hipotetik dan mean empirik, maka lebih besar mean empirik daripada
mean hipotetik dengan selisih sebesar 18. Hal ini berarti bahwa tingkat kualitas kehidupan kerja subjek dalam penelitian ini tergolong tergolong tinggi atau dapat dikatakan sudah cukup baik.
2) Kategorisasi Data Kualitas Kehidupan Kerja
Tabel 16
Kategorisasi Data Kualitas Kehidupan Kerja
Kategori Rentang Nilai N Persentase (%)
Rendah X < 54 - 0 %
Sedang 54 ≤ X ≤ 84 32 24,62 %
Tinggi X > 84 98 75,38 %
Total 130 100 %
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar subjek memiliki kualitas kehidupan kerja yang berada di kategori tinggi, yaitu sebanyak 98 orang (75,38%), sedangkan sisanya memiliki kualitas kehidupan kerja yang berada di kategori sedang, yaitu sebanyak 32 orang (24,62%).
B. Pembahasan
Kualitas kehidupan kerja sebagai salah satu variabel yang diteliti dalam penelitian ini dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan peran serta kontribusi dari setiap individu dalam organisasi yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja individu sehingga akan berpengaruh juga terhadap kinerja dari individu tersebut (Husnawati, 2006). Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara yang berada di Jalan Prof. HM. Yamin SH No.44 dengan meminta partisipasi dari 130 orang pegawainya untuk menjadi sampel dalam penelitin ini.
Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah analisis data dilakukan, diketahui bahwa hipotesis utama dalam penelitian ini diterima yang berarti adanya pengaruh positif kualitas kehidupan kerja dengan organizational citizenship behavior
(OCB) pada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan data bahwa kualitas kehidupan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) sebesar 20% dan sisa sebesar 80% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti gaya kepemimpinan, masa kerja, emosi, kepuasan kerja, iklim organisasi, dan lain-lain.
organisasi atau perusahaan tersebut. Organizational citizenship behavior (OCB) yang dimiliki oleh individu akan meningkat ketika kualitas kehidupan kerja individu dalam organisasi juga semakin positif atau semakin tinggi. Apabila perilaku organizational citizenship behavior (OCB) yang dimiliki oleh individu dalam perusahaan itu meningkat, maka juga akan meningkatkan produktivitas dari perusahaan tersebut, baik itu dalam hal individu sebagai pekerja maupun untuk tujuan dari perusahaan agar terus dapat berkembang dan semakin maju sehingga dapat bersaing dengan perusahaan atau organisasi lainnya. Robbins dan Judge (2008) juga mengungkapkan bahwa salah salah satu faktor penentu munculnya perilaku organizational citizenship behavior (OCB) dari individu dalam perusahaan adalah dengan adanya kepuasan terhadap kualitas kehidupan kerja yang dimiliki oleh setiap pekerja.
Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan pada kedua variabel yang diteliti, yaitu Y = 62,916 + 0,382 X. Dalam hal ini, X melambangkan variabel kualitas kehidupan kerja dan Y melambangkan variabel organizational citizenship behavior (OCB), yaitu ketika dalam lingkungan kerja tidak terdapat kualitas kehidupan kerja atau memiliki nilai 0, maka organizational citizenship behavior
(OCB) dari pegawai memiliki nilai positif sebesar 62,916 dan setiap adanya penambahan satu satuan kualitas kehidupan kerja, maka juga akan meningkatkan
semakin mempermudah untuk dapat meningkatkan organizational citizenship behavior (OCB).
Berdasarkan analisa deskripsi dari data penelitian, tingkat kualitas kehidupan kerja dan organizational citizenship behavior (OCB) dapat dilihat melalui kategorisasi nilai mean empirik. Dari perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik variabel kualitas kehidupan kerja, diketahui bahwa mean
empirik subjek penelitian lebih besar dibandingkan mean hipotetik, yaitu 87 > 69. Artinya, kualitas kehidupan kerja yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara secara umum. Sebanyak 98 orang atau sekitar 75,38% subjek penelitian memiliki persepsi yang tinggi terhadap kualitas kehidupan kerja, sebanyak 32 orang atau sekitar 24,62% subjek penelitian memiliki persepsi yang sedang terhadap kualitas kehidupan kerja, dan tidak terdapat subjek penelitian yang memiliki persepsi rendah terhadap kualitas kehidupan kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan jika persepsi terhadap kualitas kehidupan kerja yang ada di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sudah baik dan juga membuktikan bahwa pihak perusahaan telah mampu memberikan kualitas kehidupan kerja yang sesuai dengan yang diharapkan oleh para pegawainya.
Dari perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik variabel
organizational citizenship behavior (OCB), diketahui bahwa mean empirik subjek penelitian lebih besar dibandingkan mean hipotetik, yaitu 80 > 60. Artinya,
penelitian memiliki kategorisasi yang tinggi terhadap organizational citizenship behavior (OCB), sebanyak 15 orang atau sekitar 11,54% subjek penelitian memiliki kategorisasi yang sedang terhadap organizational citizenship behavior
(OCB), dan tidak terdapat subjek penelitian yang memiliki kategorisasi rendah terhadap organizational citizenship behavior (OCB). Hasil penelitian ini menunjukkan jika organizational citizenship behavior (OCB) yang ada di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sudah baik. Namun, pihak perusahaan tetap berusaha untuk dapat mempertahankan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian. Di bagian awal, akan menjabarkan hasil penelitian dan dilanjutkan dengan mengemukakan saran-saran yang mungkin berguna untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh positif kualitas kehidupan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB), yang artinya semakin tinggi kualitas kehidupan kerja yang dipersepsikan oleh pegawai, maka semakin tinggi juga
organizational citizenship behavior (OCB) pegawai dalam suatu perusahaan. 2. Sumbangan efektif yang diberikan oleh kualitas kehidupan kerja terhadap
organizational citizenship behavior (OCB) adalah sebesar 20%, yang artinya bahwa dalam penelitian ini variabel bebas (independent variable) mempengaruhi variabel tergantung (dependent variable) sebesar 20%.
4. Berdasarkan deskripsi data penelitian terhadap variabel tergantung (dependent variable), yaitu organizational citizenship behavior (OCB), dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat organizational citizenship behavior (OCB) pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara tergolong tinggi, yaitu sebesar 88,46%.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang serupa.
1. Saran Metodologis
Dalam penelitian ini, skala yang peneliti sebar sebanyak 211 buah skala, tetapi skala yang kembali hanya sebanyak 130 buah skala atau dengan kata lain, peneliti hanya memperoleh data sebesar 61,6%. Dengan demikian, peneliti ingin memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan teknis dalam pengambilan data sehingga dapat memaksimalkan jumlah skala yang kembali.
2. Saran Praktis