• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

iii

This watchfulness was conducted to determine the procedure of compiling the financial statements Satuan Kerja Perangkat Daerah At Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Bandung Regency and to know the contribution of the preparation of reports on the preparation of the combined.

This watchfullness aim: (1)To get the data and information and analyze it, in order to obtain an objective picture about the procedure of compiling the financial statements of the SKPD (SKPD) especially on Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Bandung Regency. (2)To determine the contribution to the preparation of combined financial statements as a whole the financial statements of the Government of Bandung regency.

The method used is descriptive and data used in the procedure and the data of Financial Statements in the Device Unit Area of Environmental Control Agency Bandung Regency period in 2010.

Data collection techniques are performed Library Research, and Field Research by interview and observation.

The results of this watchfulness indicate that the procedure has been preparing financial statements in accordance with local regulations except that there are several obstacles in its implementation. This can affect the contribution in the incorporation of financial statements in the Government of Bandung regency.

(2)

iv

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prosedur penyusunan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Badan Pengendalian Lingkungan hidup Kabupaten Bandung dan untuk mengetahui kontribusi dari penyusunan laporan terhadap penyusunan laporan gabungan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1)Untuk mendapatkan data dan informasi serta menganalisanya, sehingga diperoleh gambaran obyektif tentang prosedur penyusunan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) khususnya pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung. (2)Untuk mengetahui kontribusi terhadap penyusunan laporan keuangan gabungan secara keseluruhan yang menjadi laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung.

Metode yang digunakan adalah deskriptif dan data yang digunakan adalah prosedur serta data Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung periode tahun 2010. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah Studi Kepustakaan (Library Research), dan Studi Lapangan (Field Research) dengan cara wawancara dan observasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur penyusunan laporan keuangan sudah sesuai dengan peraturan daerah hanya saja ada beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Hal ini dapat berpengaruh pada kontribusi dalam penggabungan laporan keuangan di Pemerintah Kabupaten Bandung.

(3)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Semangat reformasi telah membawa bangsa Indonesia pada suasana kehidupan yang sarat dengan harapan. Pada tingkat pertama, tuntutan reformasi tertuju pada aparatur pemerintahan. Rakyat mengharapkan lahirnya pemerintahan yang baik (good governance). Sejalan dengan hal tersebut di atas, dalam era otonomi daerah yang dewasa ini tengah berlangsung di Indonesia, sangat perlu di imbangi peningkatan kinerja yang lebih baik oleh segenap aparatur pemerintah. Hal ini mengingat bahwa dalam era otonomi daerah, akan terjadi fenomena berkembangnya berbagai macam tuntutan dari seluruh lapisan masyarakat agar segenap aparatur pemerintah, baik dari segi kelembagaan, kinerja maupun pelayanan kepada masyarakat melakukan berbagai perubahan menuju kearah perbaikan. Dalam konteks ini semua gerak langkah dalam pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam era otonomi ini dituntut untuk lebih transparan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat menilai kinerja pemerintah. Salah satu untuk tercapainya suatu penilaian yang baik dan transparan oleh masyarakat, maka pemerintah diwajibkan menyusun suatu laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pemerintahan pada suatu periode tertentu.

(4)

beberapa peraturan dan ketentuan sebagai acuan atau dasar dalam menyusun laporan keuangan.

Ruang lingkup keuangan negara yang dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat adalah Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), dan yang dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Baik APBN maupun APBD merupakan inti dari akuntansi keuangan pemerintahan (Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2010: 6).

Akuntansi keuangan pemerintah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. Yang dimaksud keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban pemerintah daerah (Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2010: 6).

Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah (pemda), salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan melalui penyampaian laporan pertanggungjawaban APBD berupa laporan keuangan yang memenuhi prinsip tepat waktu dan tepat saji serta disusun sesuai standar akuntansi pemerintah yang dapat diterima secara umum (Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2010: 1).

(5)

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jika dicermati, fenomena yang ada sekitar laporan keuangan SKPD dan laporan keuangan Pemerintah daerah (LKPD) diantaranya terletak pada faktor ekternal yaitu berubah-rubahnya aturan yang diberlakukan terhadap pengelolaan keuangan daerah. Sejak reformasi tahun 1998, peraturan terkait pengelolaan keuangan daerah telah mengalami 4 kali perubahan, yaitu sejak diterbitkannya Kepmendagri Nomor 29 tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan daerah serta Cara Penyusunan APBD. Kemudian diterbitkan lagi Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Kedua aturan ini sebagai aturan pengganti Kepmendagri 29 tahun 2002, kemudian disempurnakan lagi dengan Permendagri 59/2007, dan diterbitkan lagi Permendagri 55 tahun 2008

Disamping peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dasar hukum dalam penyusunan laporan keuangan tersebut di atas berubah-rubah, fenomena sumber daya manusia di bidang pengelolaan keuangan dan akuntansi sektor publik masih belum memahami dalam mewujudkan suatu akuntabilitas laporan keuangan baik dari masing-masing SKPD maupun pemerintah daerah itu sendiri. Oleh karena perlu adanya suatu pemahaman para pelaksana maupun para pengambil kebijakan dalam rangka menyusun laporan keuangan tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan.

(6)

akuntabilitas sektor publik terkait dengan perlunya dilakukan transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik (Mardiasmo:2009:20).

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan pemerintah daerah akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan pemerintah daerah lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila pemerintah daerah menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun, sedangkan perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila pemerintah daerah yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat dipahami oleh pengguna laporan dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna laporan.

Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005.

(7)

laporan keuangan serta berdasarkan uraian diatas, maka penyusun merasa perlu untuk meneliti sampai sejauh mana ketepatan dalam pembuatan laporan keuangan di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu penulis mengambil judul. “Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat

Daerah Pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung.”

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Adapun identifikasi dan perumusan masalah yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:

1.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam pokok bahasan penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa aspek yaitu:

1. Kurangnya pemahaman para pejabat dan pelaksana dalam prosedur penyusunan laporan berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku. 2. Tidak tepatnya waktu penyelesaian penyusunan laporan keuangan pada

(8)

Berdasarkan pengamatan penulis bahwa ruang pekerjaan dibidang pengelolaan keuangan pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup cukup banyak yaitu mulai dari perencanaan, perhitungan anggaran dan rincian kegiatannya serta penyusunan laporan akhir tahun, maka penulis membatasi kegiatan serta ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur penyusunan laporan keuangan pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung

2. Bagaimana kontribusi dari penyusunan laporan terhadap penyusunan laporan gabungan, yaitu laporan keuangan pemerintah daerah, sebagai laporan pertanggungjawaban kepada publik melalui Dewan Perwakilan rakyat Daerah

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penelitan yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1.3.1 Maksud Penelitian

(9)

1. Untuk mendapatkan data dan informasi serta menganalisanya, sehingga diperoleh gambaran obyektif tentang prosedur penyusunan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) khususnya pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung. 2. Untuk mengetahui kontribusi terhadap penyusunan laporan keuangan

gabungan secara keseluruhan yang menjadi laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan ada guna dan manfaatnya bagi pihak yang berkepentingan. Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari peneletian ini adalah:

1.4.1 Kegunaan Akademis

1. Di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang Metodologi Penelitian dan Akuntansi Sektor Publik khususnya prosedur penyusunan laporan keuangan pada Satuan Kerja Peranglat Daerah (SKPD) dan umumnya penyusunan laporan keuangan pada Pemerintahan Daerah.

(10)

1. Untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap, kemudian dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.

2. Di harapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja khususnya para pengelola keuangan di pemerintahan dan umumnya kepada para mahasiswa sebagai bahan perbandingan dalam membuat suatu karya ilmiah yang terkait dengan prosedur penyusunan keuangan sektor publik.

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian dengan lokasi dan waktu pelaksanaannya sebagai berikut :

1.5.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penulis melakukan penelitian yaitu di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung yang beralamat di Jalan Raya Sorang Km 17 di Soreang.

1.5.2. Waktu Penelitian

(11)

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011

NO Kegiatan Kerja Praktek Bulan

Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt

I Tahap Persiapan

1. Mengajukan Penelitian

2. Menentukan Tempat

Penelitian

II Tahap Pelaksanaan

1. Mengajukan Surat Pengantar 2. Pegumpulan Data

3. Melakukan Penelitian

III Tahap Pelaporan

1. Bimbingan Laporan Tugas

Akhir

2. Revisi Laporan Tugas Akhir

IV Tahap Pengujian

1. Sidang

2. Revisi Laporan Tugas Akhir

(12)

10

2.1 Kajian Pustaka

Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam penyusunan laporan keuangan serta tujuan dari penyusunan laporan keuangan, kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan dan seterusnya yang sangat erat kaitannya dengan judul yang diteliti, kajian pustaka ini penulis ambil dari beberapa referensi yang berkaitan dengan judul penelitian.

2.1.1 Pengertian Prosedur

Pengertian prosedur menurut M. Nafarin (2007 : 9):

“Prosedur merupakan suatu urutan-urutan seri tugas yang saling

behubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.”

Sedangkan menurut Veithzal Rivai, Andria Permata, dan Ferry N. Idrus (2007:69):

“Prosedur adalah rangkaian tindakan, perbuatan , atau pengolahan yang menghasilkan produk”

Maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara

kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan

(13)

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan Keuangan dimaksudkan untuk memberikan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi selama satu periode pelaporan atau selama 1 tahun anggaran. Adapun menurut para ahli, pengertian laporan keuangan antara lain:

Menurut Surono Subekti (2006:9) menyatakan bahwa:

“Laporan keuangan merupakan salah satu informasi keuangan perusahaan

yang terpenting”.

Menurut Munawir (2010:31) mengatakan bahwa:

“Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk

memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dalam hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan”.

Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bertujuan sebagai alat pemberi informasi bagi pemakainya.

(14)

2.1.3 Pengertian dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.00, 1994 Par.12 menyatakan bahwa:

“Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusaaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”

Menurut Mardiasmo (2009:159)mengatakan bahwa :

“Laporan keuangan sektor pubik merupakan komponen penting untuk

menciptakan akuntabilitas sektor publik”.

Uraian di atas menyimpulkan bahwa adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik menimbulkan implikasi bagi menajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan.

Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2005 yang telah direvisi oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 bahwa laporan keuangan SKPD berupa laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah bahwa laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face ) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

(15)

Pemerintah (SAP) serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Penyusunan laporan keuangan SKPD memiliki beberapa tujuan yaitu :

1. Akuntabilitas

Sebagai bahan pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya alam seta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada para SKPD selaku pengguna anggaran.

2. Manajemen

Membantu Kepala Daerah dan para pengguna anggaran untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dalam periode pelaporan, dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

3. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya alam yang dipercayakan kepadanya dan ketaatan kepada peraturan perundang-undangan.

4. Keseimbangan antar generasi

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

(16)

2.1.4 Pengertian Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Unit Kerja Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang daerah. Masing-masing SKPD diwajibkan untuk menyusun suatu Laporan Pertanggungjawaban yaitu Laporan Keuangan SKPD.

Pada SKPD sebelum membuat suatu laporan pertanggungjawaban terlebih dahulu menyusun suatu Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD. RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan anggaran pendapatan belanja daerah. Yang selanjutnya membuat suatu Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD, yaitu dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. Setelah DPA disusun dan disahkan dapat dilaksanakanlah suatu transaksi atau pelaksanaan anggaran yang bnantinya harus dibuatkan suatu laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan SKPD.

2.1.5 Kebijakan Akuntansi dalam penyusunan laporan

(17)

Pemerintah (SAP) yang dalam kebijakan akuntansi terdapat beberapa basis akuntansi yang digunakan antara lain adalah :

a. Basis Akuntasi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Sebagai entitas akuntansi SKPD Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (RLA), Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).

Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah satu tahun anggaran.

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pada SKPD Badan Pengendalian Lingkungan Hidup adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam laporan realisasi keuangan dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dalam neraca. Basis kas untuk pos atau rekening pendapatan, artinya pendapatan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Bendahara Umum Daerah (BUD) disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

(18)

b. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukan setiap pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan secara historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut.

2.1.5.1 Pengakuan Persediaan

Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang merupakan aset lancar, yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal pelaporan.

Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi yang dihitung berdasarkan inventarisasi fisik persediaan.

Persediaan dicatat berdasarkan: a. Biaya perolehan b. Biaya Standar c. Nilai wajar

(19)

2.1.5.2 Pengakuan Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan dengan maksud untuk digunakan (Laporan Keuangan BPLH Tahun 2010: 12).

2.1.5.3 Pengakuan Aset Lainnya

Pos aset lainnya adalah aset pemerintah daerah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya terdiri dari aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan/ tuntutan ganti rugi, kemitraan dengan pihak ketiga dan aset lain-lain (Laporan Keuangan BPLH Tahun 2010: 12).

2.1.5.4 Pengakuan Kewajiban

(20)

2.1.5.5 Pengakuan Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan pos pada neraca pemerintah daerah yang menampung selisih antara aset dengan kewajiban. Pos ekuitas dana terdiri dari ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan (Laporan Keuangan BPLH Tahun 2010: 13).

2.1.5.6 Pengakuan Pendapatan

Pendapatan diakui dalam periode berjalan dan akhir periode akuntansi. Pengakuan Pendapatan dalam periode berjalan berdasarkan jumlah kas yang diterima, pada akhir periode akuntansi, pendapatan diakui berdasarkan jumlah pendapatan yang telah menjadi hak. Pencatatan pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto (Laporan Keuangan BPLH Tahun 2010: 13).

Pendapatan pada pemerintahan daerah didapatkan dari pendapatan asli daerah (pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan hasil daerah yang sah).

2.1.5.7 Pengakuan Belanja

(21)

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari kas daerah langsung (LS). Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran (UP/GU/TU) pengakuan terjadi pada saat pertanggungjawaban tersebut telah disyahkan.

Belanja diklasifikasikan menurut ekonomi (jenis belanja), organisasi dan fungsi, antara lain belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal (Laporan Keuangan BPLH Tahun 2010: 13).

2.1.6 Pelaporan Laporan Keuangan

2.1.6.1Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna

Kelompok Pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada:

Masyarakat

Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa

Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman

Pemerintah

(22)

2.1.6.2Entitas Pelaporan

Entitas pelaporan adalah unit pemeritahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang terdiri dari:

Pemerintah pusat

Pemerintah daerah

Satuan Organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan. (Abdul Hafiz 2009 : 8)

2.1.6.3Tujuan Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan:

Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

(23)

Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. (Abdul Hafiz 2009 : 9)

2.1.6.4Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu di wujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Adapun karakteristik yang diperlukan menurut Abdul Hafiz (2009:11) adalah: a. Relevan

Menurut PSAK No.00, 1994 Par.26 menyatakan bahwa:

“informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.”

Informasi yang relevan:

(24)

Tepat waktu

Lengkap

b. Andal

Menurut PSAK No.00, 1994 Par.31 menyatakan bahwa:

“Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable), informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharunya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan dapat disajikan.”

Sehingga andal berarti Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

Penyajian jujur

Dapat diverifikasi (verifiability)

Netralitas

c. Dapat dibandingkan

Menurut PSAK No.00, 1994 Par.39 menyatakan bahwa:

(25)

Sehingga Dapat disimpulkan, Infomasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat di bandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.

d. Dapat dipahami

Menurut PSAK No.00, 1994 Par.25 menyatakan bahwa:

“kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuagnan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar, namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat dipahami oleh penggunanya.

2.1.6.5Unsur Laporan Keuangan

a. Laporan Realisasi anggaran

(26)

b. Neraca

Neraca Menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur yang tercakup terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

c. Laporan Arus Kas

Menurut PSAK No.45, 1998 Par.33 menyatakan bahwa:

“Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi

mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.”

Menurut Abdul Hafiz (2009:238), Laporan Arus Kas adalah:

“Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi mengenai sumber,penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setasa kas pada tanggal pelaporan.”

Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Dimana Laporan Arus Kas hanya di buat oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan.

d. Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Abdul Hafiz (2009:205):

“Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak

(27)

Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas. Juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang di pergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi tentang kebijakan akuntansi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintah.

2.2Kerangka Pemikiran

Pemerintah Kabupaten Bandung sebagaimana Pemerintah Daerah lainnya di Indonesia dituntut untuk lebih mandiri mengelola daerahnya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut menitikberatkan, pada peningkatan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah, yang mana didalamnya mengandung prinsip otonomi seluas-luasnya, dimana daerah diberi kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan kecuali urusan pemerintah pusat, yakni politik luar negeri, pertahanan keamanan, moneter, yustisi dan agama.

(28)

dengan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, membina. Mengendalikan, mengkoordinasikan serta mempertanggungjawabkan kebijkakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bersifat spesifik di bidang pembinaan, pelayanan dan pengelolaan pengendalian lingkungan hidup (Laporan Keuangan BPLH Tahun 2010: 24).

Adapun kaitannya dengan entitas pelaporan keuangan adalah suatu yang harus dikemukakan agar informasi-informasi didalam pelaporan keuangan dapat lebih memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan struktur organisasi. Pelaporan keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Nomor 13 Tahun 2006 bersifat wajib dilaksanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dikonversikan ke dalam Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Nomor 24 Tahun 2005 yang setelah dikonsolidasikan dan digabungkan dengan SKPD lainnya dapat dijadikan bahan sebagai laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah.

Menurut Mardiasmo (2002:9) pada sektor publik manajemen bertanggung jawab kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat (public funds).

(29)

Aggaran (KUA) yang dibuat oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA), dimana kebijakan ini disusun berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing SKPD. Untuk melaksanakan suatu pengelolaan anggaran yang baik dan tepat sasaran, maka masing-masing SKPD harus membuat suatu Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD dengan berisikan rencana pendapatan, rencana belanja untuk masing-masing program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan objek rincian pendapatan, belanja dan pembiayaan serta perkiraan maju untuk tahun berikutnya (Permendagri 13/2006, pasal 94 ayat (1)).

Rencana Kerja Anggaran yang telah disusun kemudian dinilai oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk dinilai kelayakannya yang disesuaikan denngan Kebijakan Umum Anggaran (KUA). Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) adalah merupakan Tim yang dibentuk dalam rangka membantu Kepala Daerah dalam menjalankan suatu Kebijakan Pengelolaan Anggaran yang akan dibahas bersama dengan Deewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Tim ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah, seperti yang tertuang dalam Permendagri 13/2006 pasal 85 ayat (1) dan pasal 87 ayat (4).

(30)

Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD, maka masing SKPD dapat melaksanakan suatu program atau kegiatan dengan mengacu kepada Dokumen tersebut sebagai pedoman dalam pelaksanaan anggaran.

Laporan pertanggungjawaban anggaran merupakan laporan pertanggungjawaban secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya, hal ini menjadi tanggungjawab Bendahara pada SKPD yang bersangkutan. Dalam rangka menindaklanjuti dari laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh bendaharan maka disusun laporan keuangan pada SKPD Sebagai laporan pertanggung pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang standar akuntansui pemerintah.

(31)
(32)

30

3.1Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005 :303) objek penelitian adalah:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu”.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:29) menyatakan bahwa:

“Objek penelitian (variable penelitian) adalah suatu yang merupakan inti

dari problema penelitian”.

Menurut Sugiyono (2009:38) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut: “Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya”.

(33)

Penelitian merupakan salah satu penunjang dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tanpa ada penelitian ilmu pengetahuan tidak akan maju. Ada 3 syarat penting yang harus di perhatikan dalam melakukan penelitian. Yang pertama adalah Sistematis, artinya di laksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Yang kedua adalah berencana, artinya di laksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya. Dan yang ketiga adalah mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah di tentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Menurut Sugiyono (2009:2) menyatakan bahwa:

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat di temukan, di buktikan, dan di kembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat di gunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.” Sedangkan menurut I Made Wiratha (2006:68):

“Metode Penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis, sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.”

(34)

gunakan dan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif.

Menurut Sugiyono (2009:29) menyatakan bahwa:

“Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskriptifkan atau memberi gambaran terhadap objek yang di teliti melalui data atau sample yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.”

Menurut Moh.Nazir (2009:4) menyatakan bahwa:

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang di selidiki dengan cara mengumpulkan data atau sampel sebagaimana adanya.

Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif untuk menggambarkan serta menganalisis hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Metode penelitian digunakan peneliti untuk dapat menggambarkan prosedur penyusunan laporan keuangan satuan kerja pemerintah daerah pada BPLH kabupaten Bandung.

3.2.1 Desain Penelitian

(35)

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengaju kepada desain penelitian yang telah di buat. Menurut Jonathan Sarwono (2006:27) menyatakan bahwa:

“Desain Penelitian merupakan alat dalam penelitian dimana seorang

peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan.”

Menurut Moh.Nazir (2008:84) menyatakan bahwa:

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Menurut Uma Sekaran (2006:118) menyatakan bahwa:

“Desain penelitian adalah suatu rencana penelaahan atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan atau identifikasi masalah.”

Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ilmiah mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara memilih, mengumpulkan dan menganalisis data yang diteliti pada waktu tertentu.

(36)

Studi pendahuluan merupakan tahap awal dalam penelitian ini, dimana dalam tahap ini peneliti mencari referensi untuk menetapkan judul penelitian yaitu, Tinjauan Atas Prosedur Peyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung dengan membaca berbagai teori yang berkaitan dengan tema yang akan di bahas.

2. Perumusan Masalah dan Penentuan Tujuan Penelitian

Perumusan masalah merupakan upaya yang dilakukan untuk merumuskan keadaan yang ada secara sistematis berdasarkan teori-teori yang sudah ada. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana prosedur penyusunan laporan keuangan pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung

2. Bagaimana kontribusi dari penyusunan laporan terhadap penyusunan laporan gabungan, yaitu laporan keuangan pemerintah daerah, sebagai laporan pertanggungjawaban kepada publik melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

(37)

gabungan secara keseluruhan yang menjadi laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung.

3. Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi ke perusahaan dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait dengan masalah penyusunan laporan keuangan satuan pemerintah daerah. Data yang dipakai adalah data yang bersifat deskriptif yang dilengkapi dengan perolehan data secara kuantitatif yaitu menggambarkan secara sistematis tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data atau sampel sebagaimana adanya, sedangkan data kuantitatif data yang berbentuk angka atau pengamatan suatu periode tertentu yaitu perode akhir tahun anggaran.

4. Pengolahan Data

(38)

Tahap akhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan yang diambil dari uraian-uraian yang ada pada bab pembahasan. Selanjutnya juga akan disampaikan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi instansi yang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.

Menurut Jonathan Sarwono (2006:67):

“Operasionalisasi variabel ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat di observasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat di uji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.”

Variabel Independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya atau penyebab perubahan pada variabel dependen atau variabel tak bebas (terikat)

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2009:39) menyatakan bahwa:

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”

(39)

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator

Prosedur Penyusunan

3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang penulis ambil adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder.

Menurut Sugiyono (2009:137) data primer sebagai berikut:

(40)

“Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama,

biasanya kita sebut dengan responden.”

Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa data primer adalah data yang didapatkan langsung dari perusahaan yang diteliti.

Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan di teliti. Menurut Jonathan Sarwono (2006:17):

“Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber

pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan, Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram serta segala informasi yang berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan teori-teori mengenai topik penelitian.

(41)

Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara mempelajari bahan-bahan bacaan berupa buku-buku, literatur-literatur, dan bahan-bahan bacaan lainnya secara teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi lapangan (Field Research) yang dilakukan dengan cara : 1. Observasi

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:104):

“Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.”

Menurut Sugiyono(2009:121):

“Observasi digunakan bila objek penelitian bersifat perilaku

manusia, proses kerja, gejala alam, responden kecil.”

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Observasi yaitu mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan pencatatan peristiwa, kejadian serta kegiatan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

2. Wawancara

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:105):

(42)

diwawancara.”

Menurut Sugiyono (2009:121):

“Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-ha dari

responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.” Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa wawancara yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pejabat penatausahaan keuangan pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung dengan maksud untuk mendapat keterangan dari permasalahan yang akan diteliti.

3. Dokumentasi

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:112):

“Studi Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan

mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden.” Sedangkan menurut Umi Narimawati, Sri Dewi anggadini dan Linna Ismawati (2010:39) dokumentasi adalah:

“Pengumpulan data yang dilakukan dengan menelaah dokumen -dokumen yang terdapat pada perusahaan.”

(43)

Dalam menganalisis data, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif.

Menurut Moh. Nazir (2003:54) metode deskriptif adalah:

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Dari penelitian ini penulis memperoleh data tentang tingkat kemampuan sumber daya manusia dan kesesuaian dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam penyusunan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) periode anggaran tahun 2010 pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, dan di kumpulkan untuk mengetahui tingkat kesulitan dan ketepatan dalam penyusunan laporan keuangan.

Dari analisis yang diambil merupakan anggapan atau dugaan sementara yang paling memungkinkan namun masih harus di buktikan dengan penelitian dan dapat dihasilkan saran-saran yang dianggap perlu sebagai masukan umpan balik bagi instansi terkait dalam melakukan koreksi.

(44)

maupun analisis data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur penyusunan laporan keuangan pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung

(45)

43

4.1Hasil Penelitian

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang digunakan, maka bab ini akan dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian tersebut berupa data-data yang ada kaitannya dengan prosedur penyusunan laporan keuangan .Data-data tersebut akan digunakan penulis untuk menjawab masalah yang terdapat dalam penelitian sehingga tujuan penelitian ini tercapai

4.1.1 Gambaran Umum Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten

Bandung

Dalam gambaran umum Badan pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten

Bandung ini dijabarkan sejarah singkat, struktur organisasi, tugas serta fungsi

bagian-bagian yang ada didalamnya, sehingga akan memberikan gambaran yang menyeluruh

tentang kegiatan yang sedang diteliti.

4.1.2 Sejarah Dinas

(46)

Seiring perkembangan pemerintahan pada tahun 1993 dibentuk Bagian Lingkungan Hidup Setda Kabupaten Bandung yang di kepalai Drs. Hendra W. Somantri. Pada tahun 1995 Bagian Lingkungan Hidup diubah menjadi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (Bapedalda) yang dikepalai oleh Ir.Mulyaningrum.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah pada tahun 2001 Bapedalda di ubah menjadi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH). Pada tahun 2002-2008 BPLH di ubah berdasarkan Perda Kabupaten bandung Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung menjadi Dinas Lingkungan Hidup yang mempunyai kewenangan pengelolaan lingkungan hidup, kehutanan serta pertambangan dan energi. Adapun pimpinan selama kurun waktu tersebut dijabat oleh Ir.Mulyaningrum sampai dengan tahun 2006 dan selanjutnya oleh Ir. H. Nana Priatna.

(47)

Demikian sekilas tentang sejarah Badan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bandung sampai saat ini.

4.1.3 Struktur Organisasi

Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung merupakan salah satu Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung di bidang pengendalian lingkungan hidup. Adapun susunan Organisasi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Untuk lebih jelasnya akan penulis sajikan struktur organisasi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung sebagai berikut :

Berdasarkan Perda Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung, Badan pengendalian Lingkungan Hidup terdiri dari :

1. Kepala badan

2. Sekretariat, membawahi:

a. Sub Bagian Penyusunan Program b. Sub Bagian Umum Kepegawaian c. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Tata Lingkungan, membawahi :

(48)

4. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, membawahi : a. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air dan Udara

b. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Limbah Padat dan B3

5. Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan,

membawahi :

a. Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam b. Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Alam

6. Bidang Penegakan Hukum dan Kemitraan Lingkungan, membawahi :

a. Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan b. Sub Bidang Kemitraan Lingkungan

7. UPT Laboratorium Lingkungan, membawahi:

Sub Bagian Tata Usaha

8. Kelompok Jabatan Fungsional

(49)
(50)

4.1.4 Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :

1. Kepala Badan

Merupakan pimpinan instansi dengan Eselon II/b.

2. Sekretaris

Merupakan pimpinan sekretaris dengan Eselon III/a yang membawahi Kepala Sub Bagian.

Dengan Eselon IV/a. terdiri dari:

a. Kepala Sub Penyusunan Program.

b. Kepala Sub Bagian Umum Kepegawaian. c. Kepala Sub Keuangan.

3. Kepala Bidang Tata Lingkungan

Merupakan pimpinan Bidang Tata Lingkungan dengan Eselon IV/a, terdiri dari:

a. Kepala Sub Bidang Penerapan Manajemen Lingkungan. b. Kepala Sub Bagian Analisis Dampak Lingkungan.

4. Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Merupakan pimpinan Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dengan Eselon III/b yang membawahi para Kepala Sub Bagian dengan Eselon IV/a, terdiri dari :

a. Kepala Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air dan Udara.

(51)

5. Kepala Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan

Merupakan pimpinan Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan dengan Eselon III/b yang membawahi para Kepala Sub Bidang dengan Eselon IV/a, terdiri dari :

a. Kepala Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam. b. Kepala Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Lahan.

6. Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Kemitraan Lingkungan

Merupakan pimpinan Bidang Penegakan Hukum dan Kemitraan Lingkungan dengan Eselon III/b yang membawahi para Kepala Sub Bidang dengan Eselon IV/a, terdiri dari :

a. Kepala Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan. b. Kepala Sub Bidang Kemitraan Lingkungan.

7. Kepala UPT Laboratorium Lingkungan

Merupakan pimpinan UPT Laboratorium Lingkungan Eselon IV/a yang membawahi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Eselon IV/b.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan Fungsional terdiri dari Pengawas Pencemaran Lingkungan.

4.1.5 Tugas dan Fungsi

(52)

Kepala Badan

Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan merumuskan serta mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pembinaan, pelayanan dan pengelolaan pengendalian hidup.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala badan Pengendalian Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Pembinaan dan Pelaksanaa tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

d. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Selanjutnya tugas pokok Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung di uraikan ke dalam masing-masing sub unit kerja, yaitu :

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekertariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan.

(53)

a. Penetapan Penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan pelayanan kesekretariatan.

b. Penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu.

c. Penetapan rumusan kebijakan pelayanan administratif badan.

d. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum dan kerumahtanggaan.

e. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta hubungan masyarakat.

f. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian g. Penetapan rumusan kebijakan administrasi pengelolaan keuangan.

h. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas badan.

i. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasi publikasi pelaksanaan tugas badan.

j. Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan. k. Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan. l. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

fungsinuya.

(54)

n. Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan.

Sekretariat membawahi :

a. Sub Bagian Penyusunan Program

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program badan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana di atas, Sub bagian Penyusunan Program menjalankan fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengkoordinasi penyusunan rencana dan program badan.

b) Penyususnan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan program kerja badan.

c) Pelaksanaan Penyusunan rencana strategi badan.

d) Pelaksanaan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas.

e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

f) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

(55)

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum dan kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana di atas, Sub bagian Umum dan Kepegawaian menjalankan fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi umum dan kerumahtanggaan serta administrasu kepegawaian.

b) Pelaksanaan dan pelayanan serta pengelolaan ketatausahaan badan. c) Pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat

maskah dinas dan pengelolaan dokumen dan kearsipan. d) Pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas.

e) Pelaksanaan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan dokumen dan kearsipan kepada sub unit kerja di lingkungan badan.

f) Peyusunan dan penyiapan pengelolaan dan pengendalian administrasi perjalanan dinas.

g) Pelaksanaan pelayanan keprotokolan dan penyelenggaraan rapat-rapat dinas.

h) Pelaksanaan dan pelayanan hubungan masyarakat.

(56)

j) Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan serta pengelolaan lingkungan hidup, gedung kantor, kendaraan dinas dan asset lainnya. k) Penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan sarana dan prasarana

perlengkapan kantor.

l) Penyusunan pengadaan, penyimpangan, pendistribusian dan inventarisasi perlengkapan kantor.

m) Penyusunan bahan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan pelaksanaan tugas badan.

n) Penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-undangan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas badan.

o) Pelaksanaan pengelolaan perpustakaan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan.

p) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pemeliharan data serta dokumentasi kepegawaian.

q) Penyusunan dan persiapan bahan administrasi kepegawaian yang meliputi kenaikan pangkat, gaji berkala, pensiun dan pemberian penghargaan serta peningkatan kesejahteraan pegawai.

r) Peyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pensiun dan cuti pegawai.

s) Fasilitas pembinaan umum kepegawaian dan pembangunan karir serta disiplin pegawai.

(57)

u) Pengkoordinasi penyusunan administrasi DP-3. DUK, sumpah/janji pegawai.

v) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

w) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

x) Pelaksanaan koordinasi pelayanan administrasi umum dan kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian dengan sub unit lain di lingkungan badan.

c. Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan badan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana di atas, Sub bagian Keuangan menjalankan fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan badan.

b) Pelaksanaan pengumpulan bahan anggaran badan.

c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan anggaran pendapatan dan belanja.

(58)

e) Perencanaan operasional kegiatan penyusunan rencana dan program administrasi pengelolaan keuangan.

f) Pelaksanaan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja badan.

g) Pembinaan admnistrasi keuangan dan penyiapan bahan pembinaan administrasi akuntansi anggaran pendapatan san belanja.

h) Penyiapan bahan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja.

i) Pelaksanaan pengkoordiansi penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan keuangan dengan para kepala bidang di lingkungan badan. j) Pelaksanaan penyusunan rencana penyelesaian fasilitas pendukung

pelaksanaan tugas pengelolaan keuangan.

k) Pelaksanaan koordinasi teknis perumusan penyusunan rencana dan dukungan anggaran pelaksanaan tugas badan.

l) Pelaksanaan penyusunan rencana penyediaan fasilitas pendukung pelaksanaan tugas pengelolaan keuangan.

m) Pelaksanaan evaluasi dan pelaoparan pelaksanaan tugas.

n) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

(59)

2. Bidang Tata Lingkungan

Bidang tata Lingkungan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan yang meliputi penerapan manajemen lingkungan dan analisis dampak lingkungan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana di atas, Bidang Tata Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a. Penetapan Penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan

c. Pengkoordinasian perencanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan

d. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

e. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

f. Evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

g. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

(60)

i. Pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

Bidang tata lingkungan membawahi :

a. Sub Bidang Penerapan Managemen Lingkungan

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan Penerapan Managemen Lingkungan. Dalam malaksanankan tugas pokok sebagaimana di atas, Sub Bagian Penerapan Manajemen Lingkungan menjalankan fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan penerapan manajemen lingkungan.

b) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penerapan SNI dan standar kompetensi personil di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

c) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan peraturan daerah di bidang penerapan instrument ekonomi untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

d) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penerapan instrument ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam lingkungan untuk daerah yang bersangkutan.

(61)

f) Pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

g) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h) Pelaksanaan tugas kedinasnan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

i) Pelaksanaan koordinasi penerapan manajemen lingkungan dengan sub unit kerja lain di lingkungan hidup.

b. Sub Bidang Analisis Dampak Lingkungan

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan Analisis Dampak Lingkungan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas sub bidang analisis dampak lingkungan mempunyai fungsi:

a) Penyusunan rencanan dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengelolaan analisis dampak lingkungan.

b) Pelaksanaan penilaian AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup, sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang di tetapkan oleh pemerintah.

c) Pelaksanaan pemberian rekomendasi UKL dan UPL.

(62)

e) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengakapi AMDAL.

f) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

g) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

h) Pelaksanaan koordinasi pelayanan dan pengelolaan analisis dampak lingkungan dengan sub unit kerja lainnya di lingkungan hidup

3. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordiasi dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan pengendalian pencemaran lingkungan yang meliputi pengendalian pencemaran air dan udara serta pengendalian limbah padat dan B3. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengendalian pencemaran lingkungan.

b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

(63)

d. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

e. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

f. Evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran lingkungan. g. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran

lingkungan.

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. i. Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit

keja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan pengendalian pencemaran lingkungan.

Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan membawahi :

a. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air dan Udara, mempunyai fungsi: a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dan udara. b) Pelaksanaan pengelolaan kualitas air.

c) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan air dan kualitas air. d) Pelaksanaan pemantauan kualitas air pada sumber air.

e) Pelaksanaan pengendalian pencemaran air pada sumber air.

(64)

g) Pelaksanaan pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

h) Pelaksanaan pemberian perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air.

i) Pelaksanaan pemberian perizinan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah.

j) Pelaksanaan pemantauan kualitas udara ambien, emisi sumber bergerak dan tidak bergerak.

k) Pelaksanaan penguian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor lama secara berkala.

l) Pelaksanaan koordinasi pemantauan kualitas udara.

m) Pengawasan terhadap penataan penganggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara dari sumber bergerak dan tidak bergerak.

n) Pemantauan kualitas udara ambien dan dalam ruangan.

o) Penyusunan rumusan kegiatan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim.

p) Penyusunan rumusan penetapan kebijakan perlindungan dampak perubahan iklim.

q) Pemantauan dampak deposisi asam.

r) Pelaksanaan evaluasi dan pelaopran pelaksanaan tugas.

(65)

t) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan pengendalian pencemaran air dan udara dengan sub unit kerja lain di lingkungan hidup.

b. Sub Bidang Pengendalian Limbah Padat dan B3, mempunyai tugas:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengelolaan pengendalian limbah padat dan B3.

b) Pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3.

c) Pelaksanaan pemberian izin penyimpanan sementara limbah B3 di industri atau usaha suatu kegiatan.

d) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah padat dan B3.

e) Pelaksanaan pemberian izin pengumpulan limbah B3 kecuali minyak pelumas/oil bekas.

f) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah padat dan B3.

g) Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat.

h) Pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3.

i) Pengawasan penataan pertanggungjawaban usaha/kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran limbah padat dan B3.

j) Pelaksanaan pemberian rekomendasi izin lokasi pengelolaan limbah B3. k) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsinya. l) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sebagai dengan bidang tugas dan

(66)

m) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan pengendalian limbah padat dan B3 dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan.

4. Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan

Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lahan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud di atas, Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

c. Pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

d. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan konsservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

e. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

f. Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Gambar 2.1
Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel
Tabel 4.2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Maksud diadakannya kerja praktek adalah untuk meninjau atas prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat.. 1.2.2

Pada Tahun 2015 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara menyusun Laporan Keuangan masih berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang

PERAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENGAWASAN KEGIATAN USAHA LAUNDRY SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI..

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:d. penyusunan program di bidang

3.3.2 Prosedur penyusunan Neraca dalam Laporan Keuangan Pada Dinas pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010. Berikut ini adalah prosedur penyusunan Neraca

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

Laporan Bulanan di lingkungan Auditorat Keuangan Negara I Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia merupakan laporan yang disusun setiap bulan sebagai

Sedangkan Skripsi Penulis berjudul “Peran Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Pekalongan dalam Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah