• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Badan di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar pada Periode 2010-2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Badan di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar pada Periode 2010-2014)"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Tempat/Tanggal Lahir

Status Perkawinan

Alamat

E-Mail

Kewarganegaraan

No. Telephone / HP

: Bandung, 07 Januari 1994

: Belum Menikah

: Jalan Mekar Mulya no.2 RT.007

RW.008 kode pos. 40213

Kel. Cijerah Kec. Bandung Kulon

Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia

:

[email protected]

: Indonesia

: 089631901490

PENDIDIKAN FORMAL

1999-2000

TK Melati

2000-2006

SDS YWKA, Bandung

2006-2009

Mts Pondok Pesantren Pembangunan Sumur Bandung

2009-2012

MA Pondok Pesantren Pembangunan Sumur Bandung

2012-2016

Universitas Komputer Indonesia

PENDIDIKAN INFORMAL

2004-2005

Anggota di Degung SDS YWKA

PENGALAMAN PELATIHAN

2010

Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) Keluarga

Santri di Pondok Pesantren Pembangunan Sumur Bandung

2013

Peserta Pelatihan Mental dan Disiplin Mahasiswa (

Character

Building

)

PENGALAMAN ORGANISASI

2008-2009

Seksi Pendidikan di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Seksi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di

Organisasi Pramuka Pondok Pesantren Pembangunan Sumur

Bandung.

(5)

2010-2012

Seksi Mahkamah Bahasa di Keluarga Santri 22 Pondok

Pesantren Pembangunan Sumur Bandung.

Seksi Logistik di Organisasi Pramuka Pondok Pesantren

Pembangunan Sumur Bandung.

(6)

Pajak Wajib Pajak Besar Periode 2010-2014)

THE INFLUENCE LEVERAGE AND FIRM SIZE ON TAX

AVOIDANCE

(Study of Corporate Tax Payer in Tax Office Directorates-General Region of

Large Taxpayers Period 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

OPI SOFIA

NIM. 21112275

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan,

kemampuan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

penulis melaksanakan penelitian pada wajib pajak badan di Kantor Wilayah

Direktorat Jendral Pajak Wajib Pajak Besar.

Skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM).

Dimana judul yang diambil yaitu:

Pengaruh

Leverage

dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Survei pada Wajib Pajak Badan

di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Wajib Pajak Besar Periode

2010-2014)

”.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun skripsi ini, peneliti

menemukan hambatan dan kesulitan selama pengerjaan ataupun pengumpulan

data, namun berkat bimbingan Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak.,CA.,

selaku Dosen pengajar matakuliah ini yang telah banyak meluangkan waktu guna

membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga

demi selesainya skripsi ini, akhirnya dengan do

a, semangat ikhtiar peneliti

(8)

viii

Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:

1.

Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2.

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E., Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi.

3.

Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak.,CA., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Komputer Indonesia dan Pembimbing Matakuliah

Skripsi.

4.

Dr. Adeh Ratna Komala,SE.,M,Si dan Dr. Ony Widilestariningtyas,

SE.,M.Si.,Ak selaku penguji I dan II.

5.

Seluruh dosen yang Program Studi Akuntansi Universitas Komputer

Indonesia.

6.

Yang Tercinta kedua orangtua saya, Aminudin dan Imas Didoh Khodijah

yang telah memberikan segala kasih sayang, doa dan perhatian yang begitu

besar.

7.

Kakak saya Jalaludin Mahali dan adik saya Gina Nuraini, yang selalu

memberikan bimbingan, doa dan motivasi bagi penulis.

8.

Sahabat-sahabatku, Meliana Gultom, Dina Arista dan Muchtar Ramadhan

yang selalu mendorong dan memberikan bantuan secara moril maupun

materiil.

9.

Teman-teman seperjuangan 4 AK-7 yang memberikan bantuan dan

kontribusinya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

(9)

ix

kepada penulis, yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu. Terima

kasih banyak

Penulis juga menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan kemampuan peneliti, sehingga peneliti mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dalam penulisan ke depannya. Akhir kata, penulis berharap

agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca atau peneliti selanjutnya.

Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis

dalam penyusunan usulan penelitian ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Bandung, Agustus 2016

Peneliti

(10)

x

LEMBAR PENGESAHAN ...

i

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...

iii

MOTTO ...

iv

ABSTRACT...

v

ABSTRAK ...

vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I

PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Identifikasi Masalah ...

8

1.3 Rumusan Masalah ...

9

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ...

9

1.4.1

Maksud Penelitian ...

9

(11)

xi

1.5 Kegunaan Penelitian ...

10

1.5.1 Kegunaan Praktis ...

10

1.5.2 Kegunaan Akademis ...

10

BAB II KAJIAN

PUSTAKA,

KERANGKA

PEMIKIRAN,

DAN

HIPOTESIS ... 11

2.1 Kajian Pustaka ...

11

2.1.1

Leverage

...

11

2.1.1.1 Pengertian

Leverage

...

11

2.1.1.2 Jenis-Jenis

Leverge

... 12

2.1.1.3. Rasio

Leverage

... 13

2.1.1.4. Indikator

Leverage

... 16

2.1.2 Ukuran Perusahaan

(Firm Size)

...

18

2.1.2.1 Pengertian Ukuran Perusahaan

(Firm Size)

...

18

2.1.2.2 Karakteristik Usaha ... 19

2.1.2.2 Indikator Ukuran Perusahaan

(Firm Size)

...

21

2.1.3 Penghindaran Pajak

(Tax Avoidance)

...

21

2.1.3.1 Pengertian Penghindaran Pajak

(Tax Avoidance)

...

21

2.1.3.2 Bentuk Perusahaan ... 23

2.1.3.3 Strategi Perencanaan Pajak ... 27

2.1.3.2 Indikator Penghindaran Pajak

(Tax Avoidance)

...

29

2.2 Kerangka Pemikiran ... 30

(12)

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 36

3.1 Metode Penelitian ... 36

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 39

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.3.1 Sumber Data ... 42

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.4 Populasi, Sampel, dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 44

3.4.1 Populasi ... 44

3.4.2 Penarikan Sampel ... 45

3.4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

3.5 Metode Pengujian Data ... 47

3.6 Metode Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62

4.1 Hasil Penelitian ... 62

4.1.1 Analisis Deskriptif ... 62

4.1.1.1

Leverage

...

62

4.1.1.2 Ukuran Perusahaan ...

66

4.1.1.3 Penghindaran Pajak ...

69

(13)

xiii

4.1.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ...

72

4.1.2.2 Regresi Linier Berganda...

79

4.1.2.3 Koefisien Korelasi...

80

4.1.2.4 Pengujian Hipotesis...

82

4.1.2.5 Koefisien Determinasi...

86

4.2 Pembahasan...

88

4.2.1 Pengaruh

Leverage

Terhadap

Penghindaran Pajak ... 90

4.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap

Penghindaran Pajak.. 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

95

5.1 Kesimpulan ... 95

5.1 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(14)

99

http://www.merdeka.com/peristiwa/upaya pembuktian

penghindaran-pajak-di-indonesia.html

Agus Sartono, 2001.

Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi,

Edisi Empat.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Arief Sugiyono dan Edy Untung. 2016.

Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan

Keuangan Edisi Revisi

. Jakarta: PT. Grasindo.

Aries P. Ompusunggu, 2011.

Cara Legal Siasati Pajak

. Jakarta: Puspa Swara.

Asnawi, dkk, 2005.

Riset Keuangan: Pengujian-Pengujian Empiris, Edisi

Pertama

. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bambang Bachtiar Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Jabar.

Ini Modus

Tersangka

Penggelap

Pajak

Melalui

http://m.galamedianews.com/bandung-raya/9789/ini-modus-tersangka-penggelap-pajak.html Kamis, 12 Februari 2015

Bambang Brojonegoro Menteri Keuangan. Selasa, 22 September 2015.

Ekonomi

Melambat,

Rasio

Utang

Modal

Bisa

Disinsentif

Melalui

http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/09/22/090702753/ekonomi-melambat-rasio-utang-modal-bisa-disinsentif

Bambang Riyanto. 2008a.

Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 5.

Yogyakarta: BPFE UGM

Bambang Riyanto. 2010b.

Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 6.

Yogyakarta: BPFE UGM

Bly, Robert W. 2003.

Pool-Proof Marketing.

Dialih bahasakan oleh Evi Vileta

Lanasier. Jakarta: Salemba Empat

Brigham Eugene F. dan Houston, Joel F. 2001.

Manajemen Keuangan, buku 1

edisi 11

. Dialih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba

Empat

Brigham Eugene F. dan Houston, Joel F. 2014.

Manajemen Keuangan, buku 1

edisi 11

. Dialih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba

Empat

(15)

100

Chen, et al., 2010.

Are Family Firms more Tax Aggressive than Nonfamily

Firms?

.

Journal of Financial Economics

. , 91(1), 41. Research

Collection School Of Accountancy.

Chairil Anwar Pohan. 2014.

Pembahasan Komrprehensif Perpajakan Indonesia

Teori dan Kasus.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Danang Sunyoto. 2013.

Metodologi Penelitian Akuntansi

. Bandung: PT. Refika

Aditama.

Danang Sunyoto dan Fathonah Eka Susanti. 2015.

Manajemen Keuangan untuk

Perusahaan

. Yogyakarta: CAPS.

Edwards, Chirst

and

Mitchell Daniel J. 2008.

Global tax revolution: the rise of tax

competition and the battle to defend it.

Washington DC: Cato Institute.

Edward Hamonangan Sianipar, Aparat Pajak. Selasa, 26 Maret 2013.

Sengketa

Pajak

Toyota

Motor

Menanti

Palu

Hakim

Melalui

http://nasional.kontan.co.id/news/sengketa-pajak-toyota-motor-menanti-palu-hakim

Erly Suandy. 2014a.

Hukum Pajak Edisi 6

. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Erly Suandy. 2014b.

Perencanaan Pajak Edisi 4

. Jakarta: Salemba Empat.

Farah Margaretha. 2014.

Dasar-Dasar Manajemen Keuangan

. Jakarta: Dian

Rakyat

Frank, M. L. Lynch, and S. Rego. 2009.

Are financial and tax reporting

aggressiveness reflective of broader corporate policies?

The Accounting

Review

84 (2): 467-498.

Gujarati, Damodar. 2003.

Ekonometri Dasar

. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta:

Erlangga.

Hamzahar Zaharuddin. 2006.

Menggali Potensi Wirausaha.

Bekasi: Tim Penerbit

CV Dian Anugerah Prakarsa

I Made Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik.

Erlangga: Jakarta.

I Made Surya Dharma Dan Putu Agus. 2016. Ardiana

Pengaruh Leverage,

Intensitas Aset Tetap, dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance

.

ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.15.1

April: 584-613

(16)

Irham Fahmi. 2014.

Analisis Kinerja Keuangan: Panduan bagi Akademisi,

Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisa Bisnis

. Bandung:

CV. Alvabeta

Jeni Susyanti. 2015.

Perpajakan: untuk Praktisi dan Akademisi

. Malang:

Empatdua Media

Kasmir. 2015.

Analisis Laporan Keuangan

. Jakarta: Rajawali Pers.

Ken Dwijugiasteadi Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan , Jum'at, 10

Juni 2016.

Dirjen Pajak: Ukuran WP Besar atau Kecil Itu Relatif

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/783626-dirjen-pajak-ukuran-wp-besar-atau-kecil-itu-relatif

Kuswandi. 2006.

Memahami Rasio-Rasio Keuangan bagi Orang Awam

. Jakarta:

PT Elex Media Komputindo.

Mardiasmo. 2016.

Perpajakan Edisi Revisi Ed.XVIII

. Yogyakarta: Andi.

Mashuri. 2008.

Penelitian Verifikatif.

Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.

McCulloch, Neil.

Rural Investment Climate in Indonesia.

Singapore: ISEAS

Mohammad Zain. 2008.

Manajemen Perpajakan Edisi Ketiga.

Jakarta: Penerbit

Salemba Empat.

Muhammad Amin, aparat pajak yang mewakili Ditjen Pajak

Selasa, 26 Maret

2013.

Sengketa Pajak Toyota Motor Menanti Palu Hakim

.

http://nasional.kontan.co.id/news/sengketa-pajak-toyota-motor-menanti-palu-hakim

Nurnyaman dan Veronica Christina. 2015.

Motodologi Penelitian Akuntansi dan

Bisnis.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Ngadiman dan Christiany Puspitasari. 2014.

Pengaruh Kepemilikan Institusional,

dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia 2010-2012.

Jurnal Akuntansi/Volume XVIII, No. 03,

September 2014: 408-421

Ni Nyoman Kristiana Dewi dan I Ketut Jati. 2014.

Pengaruh Karakter Eksekutif,

Karakteristik Perusahaan, Dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan Yang

Baik Pada Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia

. ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.2 (2014):249-260

(17)

102

Setiawan, Agus. 2006.

Pengantar Statistika.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. 2015a.

Statistika untuk Penelitian Cetakan ke-26

. Bandung : CV.

Alfabeta.

Sugiyono, 2015b.

Statistik Nonparameter Untuk Penelitian

. Bandung: CV.

Alfabeta

Richardson, Grant & Lanis, Roman. 2007. Determinants Of The Variability In

Corporate Effective Tax Rates And Tax Reform: Evidence From

Australia. Journal of Accounting and Public Policy 26 (2007) 689

704

Rist, Michael & Pizzica, Albert J. 2015.

Financial Ratios for Executives: How to

Assess Company Strength, Fix Problems, and Make Better Decisions

.

New York: Apress.

Sari Diana. 2013.

Konsep Dasar Pepajakan.

Bandung: PT Refika Aditama.

Sofyan Syafri Harahap. 2015.

Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.

Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada.

Thomas Sumarsan. 2015.

Perpajakan Indonesia Edisi IV.

Jakarta: PT. Indeks.

Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis. 2012.

Dimensi Ekonomi Perpajakan

dalam Membangun Pembangunan Ekonomi Cetakan I.

Jakarta: Penerbit

Raih Asa Sukses .

Tommy Kurniasih dan Maria M. Ratna Sari. 2013.

Pengaruh Return On Assets,

Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi

Fiskal Pada Tax Avoidance

. Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No. 1,

Februari 2013 ISSN 1410-4628

Umi Narimawati, dkk. 2011,

Penulisan Karya Ilmiah

,

Edisi Pertama

. Pondok

Gede Bekasi: Genesis.

V. Wiratna Sujarweni. 2015.

Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Baru Press

Vivi Adeyani Tandean. 2014.

Pengaruh Good Corporate Governance dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance

dalam Buku Prosiding

Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Papers Unisbank

(Sendi_U) Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim

dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat

Yustinus Pratowo Pengamat Perpajakan. 9 Oktober 2015. Pengamat: Pajak di

Indonesia

masih

mudah

diakali

Melalui

(18)

Yustinus Pratowo, Pengamat Perpajakan. Selasa, 22 September 2015.

Ekonomi

Melambat,

Rasio

Utang

Modal

Bisa

Disinsentif

Melalui

http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/09/22/090702753/ekonomi-melambat-rasio-utang-modal-bisa-disinsentif

Zaki Baridwan. 2008.

Intermediate Acoounting, Edisi Kedelapan.

Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

_______.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

(19)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1

Kajian Pustaka

2.1.1

Leverage

2.1.1.1

Pengertian

Leverage

Beberapa pengertian tentang Solvabilitas (

Leverage)

yang dikemukakan

oleh para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Bambang Riyanto (2010:375)

Leverage

dalam bukunya

menyatakan bahwa:

Leverage

dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana

dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap

atau membayar b

eban tetap”.

Menurut I Made Sudana (2011:157) mengatakan bahwa pengertian

Leverage

adalah sebagai berikut:

Leverage

timbul karena perusahaan dalam operasinya menggunakan

aktiva dan sumber dan

a yang menimbulkan beban tetap bagi perusahaan”.

Menurut Agus Harjito dan Martono (2007: 295) mengungkapkan sebagai

berikut:

Leverage

mengacu pada penggunaan aset dan sumber dana

(

sources of fund

) oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset

atau dana tersebut perusahaan harus mengeliarkan biaya tetap atau

beban tetap. Penggunaan aset (aktiva) atau dana tersebut pada

akhirnya dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial

(20)

Menurut Kuswadi (2006:182) dalam bukunya Memahami Rasio-Rasio

Keuangan bagi Orang Awam menyatakan bahwa:

Leverage

adalah kemampuan untuk membayar utang jangka panjang,

baik utang pokok maupun bunganya

”.

Berdasarkan definisi yang sudah dipaparkan, maka

Leverage

dapat

dikatakan sebagai perusahaan menggunakan aktiva atau dana dalam operasinya

sehingga menimbulkan beban tetap bagi perusahaan, dimana untuk penggunaan

tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap.

2.1.1.2

Jenis-Jenis

Leverage

Menurut I Made Sudana (2011:157) menyatakan bahwa penggunaan

aktiva yang menimbulkan beban tetap disebut dengan

operating leverage,

sedangkan penggunaan dana dengan beban tetap disebut

financial leverage.

Berikut adalah paparan mengenai jenis-jenis

leverage

:

1)

Financial leverage

Financial leverage

timbul karena perusahaan dibelanjai dengan dana

yang menimbulkan beban tetap, yaitu berupa utang, dengan beban tetap

berupa bunga.

Financial leverage

dibedakan menjadi:

financial structure

(struktur keuangan) dan

capital structure

(structure modal).

a.

Financial structure

, menunjukan bagaimana perusahaan membelanjai

(21)

13

b.

Capital stucture

, merupakan bagian dari struktur keuangan yang

hanya menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka

panjang, saham istimewa, saham biasa, dan laba ditahan.

c.

Leverage factor

, merupakan perbandingan antara nilai buku total (D)

dan total aktiva (TA) atau perbandingan antara utang dan modal (E).

2)

Operating leverage

Operating leverage timbul bila perusahaan dalam operasinya menggunakan

aktiva tetap. Penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan beban tetap berupa

penyusutan

2.1.1.3

Rasio

Leverage

Menurut Irham Fahmi, (2014:127) mengatakan bahwa

Leverage

adalah

sebagai berikut:

Rasio

Leverage

adalah mengukur seberapa besar dibiayai dengan

utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan

perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori akan

masuk dalam kategori

extream

leverage

(utang ekstrem) yaitu

perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang sangat tinggi dan

sulit melepaskan beban utang tersebut

”.

Menurut Sofyan Syafri, (2015:306) mengatakan bahwa:

(22)

Menurut Irham Fahmi rasio

leverage

secara umum ada 7 (tujuh) yaitu:

1)

Debt to Total Assets

atau

Debt Ratio

Dimana rasio ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan utang

perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total utang dibagi dengan total

aset. Adapun rumus

debt to total assers

atau

debt ratio

adalah:

Keterangan:

Total Liabilities

: Total utang

Total Assets

: Total aset

2)

Debt to Equity Ratio

Mengenai

debt to equity ratio

ini yang dikutip dari Joel G. Siegel dan Jae K.

Shim mendefinisikannya

sebagai “ukuran yang dipakai dalam menganalisis

laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia

untuk kreditor”. Mengatakan bahwa rumus

debt to equity ratio

adalah:

3)

Times Interest Earned

Times Interest Earned

disebut juga dengan rasio kelipatan. Adapun rumus

times interest earned

adalah:

Keterangan:

Earnings Before Interest and Tax

: Laba sebelum bunga dan pajak

Debt to Total Assets

=

�� � � ��

Debt to Equity Ratio

=

�� � � ��� �

Times Interest Earned

=

� � � �� � � � � ��
(23)

15

Interest Expense

: Beban bunga

4)

Cash Flow Coverage

Adapun rumus

cash flow coverage

adalah:

Keterangan:

Depreciation

: Depresiasi atau penyusutuan

Fixed Cost

: Beban Tetap

Tax

: Pajak

5)

Long-Term Debt to Total Capitalization

Long-term debt to total capitalization

disebut juga dengan utang jangka

panjang/total kapitalisasi.

Long-term debt

merupakan sumber dana pinjaman

yang bersumber dari utang jangka panjang, seperti obligasi dan lain

sebagainya. Adapun rumus

long-term debt to total capitalization

adalah:

Keterangan:

Long-term debt

: Utang jangka panjang

6)

Fixed Charge Coverage

Fixed charge coverage

disebut juga dengan rasio penutup beban tetap. Rasio

menutup beban tetap dengan ukuran yang lebih luas dari kemampuan

perusahaan untuk menutup beban tetap dibandingkan dengan rasio kelipatan

Cash Flow Coverage

=

��

��

���� ��ℎ� � + � � � � 1− �� +���� 1−�ℎ����
(24)

Debt to Equity Ratio

=

� �� � � ��

� � �

pembayaran bunga karena termasuk pembayaran bunga karena termasuk

beban bunga tetap yang berkenaan dengan sewa guna usaha.

7)

Cash Flow Adequancy

Cash Flow Adequancy

disebut juga dengan rasio kecukupan arus kas.

Kecukupan arus kas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

menutup pengeluaran modal, modal jangka panjang, dan pembayaran dividen

setiap tahunnya. Adapun rumus

cash flow adequancy

adalah

2.1.1.4

Indikator

Leverage

Menurut Irham Fahmi (2014:127) menyatakan dalam bukunya bahwa

penggukuran

Leverage

adalah:

Leverage secara umum dapat diukur dengan

Debt to Equity Ratio

.

Menurut Arief Sugiyono dan Edy Untung (2016:74-75) menyatakan dalam

bukunya sebagai berikut:

Leverage

sering juga disebut dengan pengganda ekuitas (

Equity

Multiplier

), menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal

dibandingkan dengan total aktiva perusahaan atau seberapa besar

aktiva dibiayai oleh hutang”.

Menurut Farah Margaretha (2014:17) menyatakan dalam bukunya sebagai

berikut:

Fixed Charge Coverage

=

ℎ ++

Cash Flow Adequancy

=

� � � � �
(25)

17

Debt to Equity Ratio

(

DER

) merupakan cara untuk menghitung presentase

total dana yang disediakan oleh kreditor. Dengan demikian, makin tinggi

rasio

maka rasio akan semakin tinggi”.

Menurut Kasmir (2015:158) menyatakan pengukuran

Leverage

dalam

bukunya sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio

(

DER

) untuk setiap perusahaan tentu

berbeda-beda, tergantung dari karakteristik bisnis dan keberagaman arus

kasnya. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki

rasio yang lebih tinggi dari rasio kas yang kurang stabil. Rasio ini

dapat memberikan petunjuk umum tentang kelayakan risiko

keuangan perusahaan. Rumus untuk mencari

debt to equity ratio

(

DER

) dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan

tota

l ekuitas sebagai berikut”.

Menurut Zaki Baridwan (2008:23) menyatakan dalam bukunya bahwa

utang (

Liabilities)

adalah:

“Utang

(Liabilities)

adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang

akan timbul di masa yang akan datang yang disebabkan oleh

kewajiban-kewajiban di saat sekarang dari suatu badan usaha yang

akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa

kepada badan usaha lain di masa datang sebagai akibat dari

transaksi-

transaksi yang sudah lalu”.

Menurut Zaki Baridwan (2008:23) menyatakan dalam bukunya Ekuitas

(

Equity

) adalah:

Equity adalah hak milik sisa (

residual interest

) dalam aktiva suatu badan

usaha yang tersisa dikurangi utang. Dalam suatu badan usaha, ekuitas

(26)

Debt to Equity Ratio

=

� �� � � ��

� � �

Sumber: Irham Fahmi

Keterangan:

Debt to Total Assets

: Utang pada Total Aset

Total Liabilities

: Total Utang

Total Equity

: Total Ekuitas

2.1.2

Ukuran Perusahaan

(Firm Size)

2.1.2.1

Pengertian Ukuran Perusahaan

(Firm Size)

Beberapa pengertian tentang Ukuran Perusahaan

(Firm Size)

yang

dikemukakan oleh ahli yaitu:

Menurut Bambang Riyanto (2008: 313), pengertian ukuran perusahaan adalah:

“B

esar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai

equity

, nilai

penjualan atau nilai aktiva

.

Menurut Asnawi, dkk (2005:274) menyatakan bahwa ukuran perusahaan

adalah

Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta

perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva

.

Menurut Werner R. Burhani (2013:215) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan adalah

Dengan memperhitungkan nilai logaritma total aktiva dapat melihat besar

kecilnya suatu perusahaan melalui perhitungan ini ukuran perusahaan

dapat diklasifikasikan dengan rata-rata logaritma total aktiva sebagai

(27)

19

Menurut Agus Sartono (2001:249) mengatakan bahwa:

“Perusahaan besar yang sudah

well-established

akan lebih mudah

memperoleh modal dipasar modal dibandingkan dengan perusahaan

kecil. Karena kemudahaan akses tersebut berarti perusahaan besar

memiliki

fleksibelitas yang lebih besar pula”.

Berdasarkan definisi yang sudah dipaparkan, maka Ukuran Perusahaan

dapat dinilai besar kecilnya perusahaan berdasarkan nilai equity, nilai penjualan,

dan nilai aktiva.

2.1.2.2

Karakteristik Usaha

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Pasal 6 memaparkan bahwa perusahaan

diukur berdasarkan laba bersih dan hasil penjualan dalan satu periode, yaitu:

1)

Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a.

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

b.

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

2)

Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a.

memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

(28)

b.

memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga

ratus

juta

rupiah)

sampai

dengan

paling

banyak

Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3)

Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a.

memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

b.

memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

4)

Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan

usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih

besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara

atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan

ekonomi di Indonesia.

[image:28.595.113.517.614.754.2]

Adapun kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam UU No. 20 tahun

2008 diuraikan dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1

Kriteria Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan

Kriteria

Aset (tidak termasuk

tanah & bangunan tempat

usaha)

Penjualan Tahunan

Usaha Mikro

Maksimal 50 juta

Maksimal 300 juta

Usaha Kecil

>50 juta

500 juta

>300 juta

2,5 M

Usaha Menengah

>500 juta

10 M

2,5 M

50 M

(29)

21

2.1.2.3

Indikator Ukuran Perusahaan

(Firm Size)

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:117-119)

mengakatakan:

“Ukuran perusahaan dapat diukur dengan melihat keseluruhan total aktiva

yang dimiliki perusahaan tersebut”.

Menurut Asnawi, dkk (2005:274) menyatakan bahwa ukuran perusahaan

adalah

“Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/b

esar harta

perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva”.

Menurut Zaki Baridwan (2008:19) menyatakan dalam bukunya bahwa

Aktiva:

“Aktiva adalah investasi di dalam perusahaan, selain barang

-barang dan

hak-hak yang dimiliki, didalamnya termasuk juga biaya-biaya yang belum

dibebankan pada periode-

periode yang akan datang”.

Variabel ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = LnTotal Aktiva

Sumber: Asnawi, dkk

Keterangan:

LnTotal Aktiva : Logaritma Aktiva

2.1.3

Penghindaran Pajak

(Tax Avoidance)

2.1.3.1

Pengertian Penghindaran Pajak

(Tax Avoidance)

(30)

Menurut Chairil Anwar Pohan (2014: 41) menyatakan bahwa:

Tax Avoidance

(penghindaran pajak) adalah upaya penghindaran

pajak dilakukan secara legal dan aman bagi Wajib Pajak tanpa

bertentangan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku

(not

contrary to the law)

di mana metode dan teknik yang digunakan

cenderung memanfaatan kelemahan-kelemahan

(grey area)

yang

terdapat dalam Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan itu

sendiri untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang”.

Menurut Mardiasmo (2016: 11) menyatakan bahwa

Tax Avoidance

sebagai

berikut:

Tax Avoidance

adalah Usaha meringankan beban pajak dengan tidak

melanggar undang-undang

.

Menurut Diana Sari (2013: 51) menyatakan bahwa

Tax Avoidance

sebagi

berikut:

“P

enghindaran pajak terjadi sebelum SKP keluar. Dalam

penghindaran pajak ini, wajib pajak tidak secara jelas melanggar

undang-undang sekalipun kadang-kadang dengan jelas menafsirkan

undang-undang tidak sesuai dengan maksud dengan maksud dan

tujuan pembuat undang-undang

.

Menurut Jeni Susyanti (2015: 12) menyatakan bahwa Penghindaran Pajak

adalah

“Perlawanan dilakukan melalui berbagai cara yang masih dapat dibenarkan

secara hukum, memanfaatkan celah dan kelemahan perundang-

undangan”.

Menurut Erly Suandy (2014:21) menyatakan bahwa

Tax Avoidance

sebagai berikut:

(31)

23

Menurut Thomas Sumarsan (2015: 8-9) menyatakan bahwa:

“Penghindaran Pajak terjadi sebelum Surat Ketetapan Pajak keluar.

Dalam penghindaran pajak ini, Wajib Pajak tidak secara jelas

melanggar Undang-Undang sekalipun kadang-kadang dengan jelas

menafsirkan Undang-Undang tidak sesuai dengan maksud dan

tujuan pembuat undang-

undang”.

Menurut Thomas Sumarsan (2015: 9) menyatakan bahwa:

“Penghindaran pajak dap

at dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1.

Menahan Diri

Yang dimaksud menahan diri yaitu Wajib Pajak tidak

melakukan sesuatu yang bisa dikenakan pajak.

2.

Lokasi Terpencil

Memindahkan lokasi usaha atau domisili dari lokasi yang tarif

pajaknya tinggi ke lokasi yang t

arif pajaknya rendah”.

Berdasarkan definisi yang sudah dipaparkan, maka Penghindaran Pajak

(Tax Avoidance)

adalah strategi dan teknik penghindaran pajak yang dilakukan

secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan

ketentuan perpajakan

untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.

2.1.3.2

Bentuk Perusahaan

Berikut adalah alternatif bentuk perusahaan menurut Danang Sunyoto dan

Fathonah Eka Susanti (2015:112-114) ada tiga bentuk umum adalah perusahaan

perseorangan atau (

sole proprietoship

), persekutuan (

partnership

), dan perseroan

terbatas (

corporation

).

1)

Perusahaan Perseorangan (

sole proprietoship

)

Perusahaan perseorangan adalah suatu usaha yang dimiliki dan dikelola oleh

(32)

memulai sendiri usaha yang diinginkan. Keuntungan utama bentuk usaha

perorangan adalah:

a.

Mudah dan murah dalam proses pembentukannya

b.

Pemilik perusahaan mengendalikan secara langsung perusahaannya

dengan demikian memungkinkan untuk bertindak lebih cepat.

c.

Tidak terlalu dipengaruhi oleh peraturan pemerintah.

d.

Pemilik menerima semua keuntungan dan menanggung dan

menanggung kerugian usaha.

e.

Bebas dari pajak penghasilan.

Namun demikian bentuk usaha perseorangan ini juga memiliki beberapa

kelemahan di antaranya:

a.

Kesulitan untuk mendapatkan dana dalam jumlah yang besar.

b.

Pemilik perusahaan bertanggung jawab yang tidak terbatas terhadap

utang perusahaan.

c.

Usia perusahaan sangat tergantung dari usia individu yang

membentuk perusahaan.

d.

Keterbatasan keahlian manajemen.

e.

Kurangnya kesempatan bagi karyawan sehingga pemilik perusahaan

kesulitan dalam mempertahankan karyawan yang memiliki prestasi

tinggi. Pada umumnya perusahaan berawal dari bentuk perusahaan

perseorangan kemudian berkembang semakin besar dan berubah

(33)

25

Persekutuan adalah benuk usaha dimana dua orang atau lebih yang secraa

bersama-sama membentuk suatu badan usaha. Untuk menghindari suatu

kesalahpahaman di masa mendatang, masing-masing pihak biasanya

menandatangani perjanjian tertulis secara formal. Perjanjian formal tersebut

memuat: tanggal perjanjian, nama usaha, jenis usaha, tempat operasi usaha,

nama pihak-pihak yang terlibat, jumlah investasi, cara pembagian keuntungan

dan kerugian, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing pihak,

tenggang waktu berlakunya perjanjian dan isu penting yang perlu

dicantumkan. Keuntungan utama bentuk usaha persekutuan adalah:

a.

Mudah dalam pembentukannya;

b.

Dapat mengumpulkan dana relatif lebih mudah dibandingkan dengan

bentuk usaha perorangan;

c.

Tersedianya keahlian manajerial yang lebih banyak

d.

Tingkat pajak penghasilan yg rendah.

Sementara utk kelemahan bentuk usaha semacam itu adalah:

a.

Tanggungjawab terhadap utang perusahaan yang tidak terbatas;

b.

Usia perusahaan yang terbatas karena apabila salah satu anggotanya

meninggal atau keluar, maka usaha tersebut bubar;

c.

Kesulitan dalam pemindahan dan kepemilikan atau kurangnya

fleksibilitas untuk penambahan anggota. Kemungkinan timbul

masalah

yg

lebih

kompleks

dibandingkan

dengan

bentuk

perseorangan.

(34)

Perseroan terbatas adalah suatu bntuk bdn hukum yg diciptakan atas dasar

hukum yang berlaku. Dalam perseroan terbatas terdapat hukum yg berlaku.

Dalam perseroan terbatas terdapat pemisaham antara pemilik dan manajer.

Pemisahan ini memberikan perseroan terbatas keuntungan berupa:

a.

Tanggungjawab terhadap utang perusahaan yg terbatas;

b.

Usia perusahaan tidak terbatas artinya akan terus beroperasi meskipun

pendirinya meninggal atau keluar dari perusahaan;

c.

pemindahan kepemilikan yang mudah dengan cara menjual saham

bursa;

d.

Mudah untuk mengumpulkan dana dalam jumlah yang besar melalui

penjualan saham dan obligasi;

e.

Lebih mudah memperoleh manajemn yang profesional.

Meskipun memiliki banyak keuntngan jika di bandingkan bentuk

perseorangan maupun persekutuan, perseroan trebatas juga mempunyai

kelemahan:

a.

Pemilik perusahaan harus membyar pajak lebih besar;

b.

Biaya pembentukan yang lebih mahal;

c.

Kemungkinan timbul agency problem atau konflik antara kelompok

dalam perusahaan semkin besar;

d.

Lebih banyak campur tangan pemerintah dan memerlukan biaya yang

sangat besar untuk memenuhi peraturan pemerintah dan memerlukan

(35)

27

2.1.3.3

Strategi Perencanaan Pajak

Menurut Aries P. Ompusunggu (2011:29-30) strategi perencanaan pajak

sebagai langkah untuk menghindari pajak dapat direncanakan pada saat Bentuk

Usaha yang baru berdiri atau Bentuk Usaha yang sudah berjalan.

A.

Strategi Perencanaan Pajak atas Bentuk Usaha yang Baru Berdiri

Berikut ini strategi perencanaan pajak atas bentuk usaha yang baru berdiri.

1)

Perusahaan dianggap sebagai bentuk pembayar pajak yang terpisah dari

pemegang saham:

a.

Perusahaan dianggap sebagai bentuk pembyaran pajak yang

terpisah dari pemegang saham;

b.

Kerugian utama atas pendirian perusahaan adalah dividen yang

dibayarkan ke persero tidak bisa dikurangkan sebagai biaya usaha.

2)

Mempertimbangkan aspek penghematan pajak dalam mendirikan

perusahaan yang baru:

a.

Pemajakan atas setoran modal;

b.

Pemajakan atas penghasilan peusahaan;

c.

Pemajakan atas jasa yang dibayar, seperti royalti, lisensi, jasa

konsultan, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI);

d.

Pembayaran pajak bumi dan bangunan;

e.

Pertimbangan adanya fasilitas keringanan pajak atas transaksi

antara pemegang saham dan perseroan.

(36)

a.

Pemegang saham, sebaiknya individu (orang pribadi) bukan badan

hukum;

b.

Saham yang diterbitkan perusahaan, sebaiknya diperoleh persero

secara langsung dari portepel/ potofolio perusahaan;

c.

Tidak lebih dari 50% penerimaan perusahaan yang merupakan

passive income

, seperti royati, sewa, dividen, bunga, dan penjualan

sekuritas;

d.

Dalam pilihan pilihan aspek perpajakan atas perusahaan yang baru

berdiri, sebaiknya biaya yang muncul dalam pendirian perusahaan

baru akan dikapitalisasi.

B.

Strategi Perencanaan Pajak Atas Bentuk Usaha yang Sudah Berjalan

Berikut ini strategi perencaan pajak atas bentuk usaha yang sudah berjalan.

1)

Melaksanakan pembayaran pajak terutanng teapat waktu sebagai

konsekuensi sistem perpajakan

self assessment

, sehingga terhindar dari

pengenaan sanksi/ denda oleh kantor pajak;

2)

Mengelola transaksi antara pemegang saham, pihak terafisiliasi, dan

perusahaan sesuai dengan ketentuan UU PPh Tahun 2008 (Pasal 4 dan

Pasal 18 ayat (3));

3)

Mempertimbangkan kemungkinan penghematan pajak dari transaksi

dengan cara sebagai berikut:

a.

Tax Shifting

, yaitu suatu teknik yang dapat menggeser beban dan

(37)

29

���

=

� � � � �

seperti penundaan pembeyaran PPh Pemotongan/Pemungutan

atau PPN ke periode masa berikutnya;

b.

Creation

, yaitu memecah kembali perusahaan yang sudah ada

menjadi beberapa unit yang terpisah;

c.

Conversion

, yaitu mengubah aset nonproduktif menjadi aset

produktif , seperti aset tetap ditukar dengan persediaan.

d.

Splitting

, yaitu memecah dasar pengenaan pajak menjadi

beberapa bagian untuk menghidari tarif tinggi.

2.1.3.4

Indikator Penghindaran Pajak (

Tax Avoidance

)

Model estimasi pengukuran

tax avoidance

dalam penelitian ini

menggunakan model

Effective Tax Rate

(ETR) yang diharapkan mampu

mengidentifikasi keagresifan penghindaran pajak perusahaan yang dilakukan

menggunakan perbedaan tetap maupun perbedaan temporer (Chen et al. 2010)

Menurut Rist dan Pizzica (2014:54) dalam bukunya memaparkan sebagai

berikut:

The effective tax rate explains the various rates at which a

company’s i

ncome is taxed as a result of different tax jurisdictions

both domestically and internationally. Companies also employ

strategies to minimize tax. To compute the effective (or average for

the year) tax rate, total tax expense is divided by earnings before

tax”.

Sumber: Rist dan Pizzica (2014:54).

Keterangan:

ETR (Effective Tax Rate)

: Tarif Pajak Efektif

Tax Expense

: Beban Pajak

(38)

2.2

Kerangka Pemikiran

2.2.1

Pengaruh

Leverage

Terhadap Penghindaran Pajak

Menurut Eugene F.Brigham dan Joel F. Houston (2014:155)

Salah satu alasan utama digunakannya utang adalah karena bunga

akibat pinjaman merupakan pengurang pajak, selanjutnya

menurunkan biaya utang efektif. Akan tetapi, jika sebagian besar

laba suatu perusahaan telah dilindungi oleh pajak yang berasal dari

penyusutan, maka bunga atas utang yang saat ini belum di lunasi,

atau kerugian pajak yang di bawa ke periode selanjutnya, akan

menghilangkan tarif pajak yang rendah. Akibatnya, tambahan

utang tidak memiliki keunggulan yang sama jika dibandingkan

dengan perusaan yang memiliki tarif pajak yang lebih tinggi.”

Menurut Aries P. Ompusunggu (2011:35) menyatakan sebagai berikut

dalam bukunya:

“Strategi meminimali

sasi pajak dapat dengan penggunaan dana dari

pihak eksternal berupa hutang untuk membiayai investasi dan

asset

perusahaan (

Leverage)

. Pembiayaan melalui hutang terutama

hutang jangka panjang akan menimbulkan beban bunga yang akan

mengurangi beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan

.

Menurut penelitian Calvin Swingly dan I Made Sukartha (2015)

berdasarkan hasil uji analisis regresi membuktikan bahwa secara statistik

leverage

berpengaruh negatif pada

tax avoidance

. Sedangkan pada penelitian I Made Surya

Dharma dan Putu Agus. (2016)

leverage

berpengaruh negatif terhadap

tax

avoidance

. Tingginya tingkat

leverage

akan menurunkan tingkat

tax avoidance

(39)

31

2.2.2

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak

Menurut Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis (2012: 91) dalam

bukunya menyatakan bahwa:

Adanya pilihan tarif pajak yang bertingkat-tingkat (

tariff progresif

)

tentu memberikan peluang bagi wajib pajak untuk memilih tarif,

karena wajib pajak dapat menyesuaikan penghasilan usahanya

untuk terhindar dari pengenaan tarif yang tinggi....memutuskan

investasi dalam bentuk saham atau tabungan sepenuhnya adalah

pilihan wajib pajak yang masing-masing pilihan jenis investasi

akan memberikan resiko dan penghasilan yang berbeda, demikian

pula besar pajak yang ditanggung sesuai ketentuan pajak yang

berlaku

.

Menurut Edwards dan Mitchell (2008:80) dalam bukunya menyatakan

bahwa:

The tax competition, both statutory and effective rates are

important because they both affect corporate decision making.

Generally, effective tax rates influence business decisions regarding

capital investment. Scholars find that large corporate and discrete

investment choices, such as choosing the best country for a new

factory, are driven by average effective tax rates, whereas seller

incremental decisions, such as buying a new machine, are driven by

marginal effective tax rate

.

(40)

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2014:115) menyatakan

bahwa:

“Jika suatu usaha

merupakan suatu kepemilikan perorangan atau

persekutuan, laba usaha tersebut dialokasikan kepada pemilik secara

proporsional sesuai dengan andil kepemilikannya. Jika usaha yang

sama berbentuk perseroan dan memenuhi persyaratan tertentu

sehubungan dengan ukuran perusahaan dan jumlah pemegang

saham, maka perusahaan dapat melakukan menghindaran pajak

dengan memilih pengena

an pajak sebagai perseroan S”.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak

telah banyak

dilakukan penelitian. Berikut adalah penelitian-penelitian sebelumnya beserta

hasil penelitiannya:

Menurut Tommy dan Maria (2013: 65) melakukan penelitian atas pengaruh

ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak. Hasilnya ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Sehingga semakin besar

ukuran perusahaan maka akan semakin rendah ETR yang dimilikinya karena

perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber daya yang dimilikinya

untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik (

political power theory)

.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Ngadiman dan Puspitasari (2014) dan hasilnya adalah ukuran perusahaan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak.

Berdasarkan penelitian I Gede Hendy Darmawan dan I Made Sukartha

(2014)

variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap penghindaran pajak. Karena berpengaruh positif maka semakin besar

(41)

33

Sukartha (2014), hasil dalam penelitian mereka juga didukung dengan teori

kekuasaan politik yang menjelaskan bahwa perusahaan yang besar akan memiliki

sumber daya yang besar untuk mempengaruhi proses politik yang dikehendaki

dan menguntungkan perusahaan termasuk untuk melakukan penghindaran pajak

agar mencapai penghematan pajak yang optimal.

Penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian Ni Nyoman Kristiana

Dewi dan I Ketut Jati (2014), mereka menyatakan bahwa Ukuran Perusahaaan

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penghindaran Pajak

(Tax

Avoidance).

Perusahaan besar pasti akan mendapat perhatian yang lebih besar dari

pemerintah terkait dengan laba yang diperoleh, sehingga mereka sering menarik

perhatian fiskus untuk dikenai pajak yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Tidak berpengaruhnya variabel ini disebabkan karena membayar pajak merupakan

(42)
[image:42.595.112.540.155.636.2]

2.2.3

Paradigma

Gambar 2.1

Paradigma

2.3

Hipotesis

Menurut Sugiyono (2015: 114) mengungkapkan bahwa pengertian

hipotesis adalah sebagai berikut:

Leverage

(X1)

Ir. Kuswadi (2006:182)

Fahmi, (2014:164)

Bambang Riyanto (2010:375) Sofyan Syafri, (2008:306) Zaki Baridwan (2008: 23) I Made Sudana (2011:157)

Arief Sugiyono dan Edy Untung (2016:74-75) Farah Margaretha (2014:17)

Kasmir (2015:158)

Ukuran Perusahaan

(X2)

Riyanto (2008: 313) Asnawi, dkk (2005:274)

Agus Sartono (2000:249)

UU RI Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM Eugene F. Brigham dan Joel F.

Houston (2001:117-119) Zaki Baridwan (2008: 19)

Penghindaran Pajak

(Y)

Chairil Anwar Pohan (2014: 41)

Mardiasmo (2016: 11)

Diana Sari (2013: 51)

Jeni Susyanti (2015: 12) Thomas Sumarsan (2015: 8-9) Danang Sunyoto dan Fathonah Eka Susanti (2015:112-114)

Aries P. Ompusunggu (2011:29-30) Rist dan Pizzica (2014:54)

Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis (2012: 91) Edwards dan Mitchell (2008: 80)

Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2014:115) Tommy dan Maria (2013)

Ngadiman dan Puspitasari (2014)

I Gede Hendy Darmawan dan I Made Sukartha (2014)

Ni Nyoman Kristiana Dewi dan I Ketut Jati (2014) Eugene F.Brigham dan Joel F. Houston (2014:155)

(43)

35

“Hipotesis adalah

jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan”.

H1 :

Leverage

berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak pada Wajib Pajak Badan

di Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar.

(44)

(Study of Corporate Tax Payer in Tax Office Directorates-General Region of Large Taxpayers Period 2010-2014)

Opi Sofia

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia, Bandung

Email: [email protected] / telp.089631901490

ABSTRAK

Penghindaran pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk leverage dan ukuran perusahaan. Adapun fenomena yang terjadi di Kanwil DJP Wajib Pajak Besar bahwa tingkat leverage yang masih tinggi dan pada ukuran perusahaan besar yang pertumbuhan asetnya semakin berkembang berpengaruh terhadappenghindaran pajak yang semakin rendah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis besar pengaruh 1) leverage terhadap penghindaran pajak dan 2) ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda setelah lulus dari pengujian data uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi). Software yang digunakan sebagai alat analisis untuk statistik adalah SPSS versi 21.0.

(45)

berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak yang mempunyai hubungan sedang bernilai -0,307 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 21,8%

Kata kunci: leverage, ukuran perusahaan, penghindaran pajak,wajib pajak besar, wajib pajak badan

ABSTRACT

Tax avoidance is influenced by several factors, including the leverage and firm size. The phenomenon occurred in the Large Taxpayer DJP that the level of leverage is still high and the size of large enterprise asset growth influence on the higher tax avoidance.

The purpose of this study was to examine and analyze the influence of 1) leverage against tax avoidance and 2) company size on tax avoidance.

The method used is descriptive and verification method with quantitative approach. A source of data used is secondary data. The sample used is purposive sampling. Data were analyzed using multiple linear regressions after graduating from the test data classical assumption (normality test, multicoloniarity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test). Software that is used as a tool for statistical analysis was SPSS version 21.0.

The results of this study indicate that leverage positive effect on tax evasion that has very weak links worth 0,113 with determination coefficient of 6.7% and the size of the company against tax evasion negative effect on tax avoidance was worth -0.307 have a relationship with the coefficient of determination at 21.8%

Keywords: leverage, firm size, tax avoidance, large taxpayers, taxpayer

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(46)

pajak (tax avoidance) dan merupakan masalah yang utama bagi pemerintah, karena pajak perusahaan merupakan kontribusi utama dan terbesar bagi pendapatan pemerintah (Agus Martowardojo, 2013).

Berdasarkan fenomena-feomena diatas, tidak sesuai dengan teori Tax Avoidance (penghindaran pajak) yang merupakan upaya penghindaran pajak dilakukan secara legal dan aman bagi Wajib Pajak tanpa bertentangan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku (not contrary to the law) di mana metode dan teknik yang digunakan cenderung memanfaatan kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan itu sendiri untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang (Chairil Anwar Pohan, 2014: 41). Hal tersebut di perkuat dengan pernyataan sebagai berikut bahwa penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu pengurangan secara legal yang dilakukan cara memanfaatkan ketentuan-ketentuan di bidang perpajakan secara optimal seperti, pengecualian dan pemotongan-pemotongan yang di perkenankan maupun memanfaatkan hal-hal yang belum di atur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku (Erly Suandy, 2014:21).

(47)

Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusahaan tersebut melakukan penghindaran pajak (Ozkan, 2001 dalam Suyanto, 2012).

Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menepis stigma yang menyatakan bahwa selama ini instansinya hanya mengejar Wajib Pajak (WP) dengan skala ukuran perusahaan kecil, dan tidak fokus pada pengejaran terhadap WP kakap dengan skala ukuran perusahaan besar yang selama ini melakukan penghindaran pajak dengan selalu mengaku rugi (Ken Dwijugiasteadi, 2016). Bagi pengusaha kecil yang namanya membayar pajak Rp10 ribu itu sudah besar (Ken Dwijugiasteadi, 2016). Bagi WP besar, membayar Rp1 miliar hingga Rp3 miliar itu tak seberapa Ken Dwijugiasteadi, 2016). Jadi, ukuran besar atau kecil atas pajak yang dibayar itu relatif karena masih banyak perusahaan yang ukurannya terbilang besar namun tidak aktif melakukan penghindaran pajak ( Ken Dwijugiasteadi, 2016).

Bagi Wajib Pajak untuk menghindari pajak, pilihan jenis investasi akan memberikan risiko penghasilan yang berbeda, demikian pula besar pajak yang ditanggung sesuai ketentuan pajak yang berlaku untuk company (Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis, 2012: 57). Perusahaan besar lebih cenderung melakukan hal penghindaran pajak karena mereka bisa menunda pembagian laba atau memberikan laba ke holding company (Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis, 2012: 57).

Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva (Riyanto, 2008: 313). Pada perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal dipasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil (Agus Sartono, 2000: 249). Karena kemudahaan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibelitas yang lebih besar pula (Agus Sartono, 2000: 249).

(48)

Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap (Bambang Riyanto, 2010: 375). Leverage dapat mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membuyarkan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori akan masuk dalam kategori extream leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang sangat tinggi dan sulit melepaskan beban utang tersebut (Irham Fahmi, 2014:62). Leverage dapat diukur dengan Debt to Total Assets (Irham Fahmi, 2014:63).

Baru-baru ini pemerintah telah memutuskan DER 4:1 sebagai tolak ukur leverage dikarenakan banyak perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dengan memiliki utang diatas rasio 4, namun setiap perusahaan masih bisa memiliki utang yang melebihi rasio tersebut. Tetapi demikian, besaran utang yang lebih dari rasio 4 tersebut tidak boleh dibiayakan sehingga mengurangi penghitungan pajak (Bambang Brodjonegoro, 2015).

(49)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian fenomena diatas, penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Pemerintah memutuskan bahwa DER 4:1 sebagai tolak ukur leverage dikarenakan banyak perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dengan memiliki utang diatas rasio 4. 2. Masih banyak perusahaan yang ukurannya terbilang besar namun tidak aktif melakukan

penghindaran pajak. 1.3 Rumusan Masalah

Adapaun rumusan masalah terkait dengan judul yang telah diangkat penulis yaitu:

1. Seberapa besar pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak pada Wajib Pajak Badan di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Wajib Pajak Besar.

2. Seberapa Besar Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak pada Wajib Pajak Badan di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Wajib Pajak Besar.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau keterangan serta informasi Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Survei pada Wajib Pajak Badan di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Wajib Pajak Besar).

1.4.2 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian pada penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengkaji dan menganalisis seberapa besar pengaruh Leverage pada Wajib Pajak Badan melalui survei di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Wajib Pajak Besar. 2. Untuk mengkaji dan menganalisis seberapa besar pengaruh Ukuran Perusahaan pada

(50)

1.5.2 Kegunaan Akademis

Sedangkan kegunaan Akademis dari hasil penelitian ini sebagai pembuktian dari teori dan hasil penelitian terdahulu yang diharapkan dapat menunjukan bahwa pada Penghindaran Pajak dipengaruhi oleh Leverage dan Ukuran Perusahaan, serta diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu terkait dengan perihal Leverage, Ukuran Perusahaan maupun Penghindaran Pajak.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Leverage

Leverage. Menurut Bambang Riyanto (2010:375), “Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup

biaya tetap atau membayar beban tetap”. Menurut I Made Sudana (2011:157), “Leverage timbul

karena perusahaan dalam operasinya menggunakan aktiva dan sumber dana yang menimbulkan

beban tetap bagi perusahaan”. Menurut Kuswadi (2006:182) “Leverage adalah kemampuan

untuk membayar utang jangka panjang, baik utang pokok maupun bunganya”. Menurut Agus Harjito dan Martono (2007: 295):

Leverage mengacu pada penggunaan aset dan sumber dana (sources of fund) oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset atau dana tersebut perusahaan harus mengeliarkan biaya tetap atau beban tetap. Penggunaan aset (aktiva) atau dana tersebut pada akhirnya dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi pegang saham”.

(51)

Debt to Equity Ratio = � �� � � ��

� � �

tetap bagi perusahaan, dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap.

2.1.2 Indikator Leverage

Menurut Irham Fahmi (2014:127) menyatakan dalam bukunya bahwa penggukuran Leverage adalah:

“Leverage secara umum dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio”.

Menurut Arief Sugiyono dan Edy Untung (2016:74-75) menyatakan dalam bukunya sebagai berikut:

Leverage sering juga disebut dengan pengganda ekuitas (Equity Multiplier), menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal dibandingkan dengan total

aktiva perusahaan atau seberapa besar aktiva dibiayai oleh hutang”.

Menurut Farah Margaretha (2014:17) menyatakan dalam bukunya sebagai berikut: “Debt to Equity Ratio (DER) merupakan cara untuk menghitung presentase total dana yang disediakan oleh kreditor. Dengan demikian, makin tinggi rasio maka rasio akan semakin tinggi”.

Menurut Kasmir (2015:158) menyatakan pengukuran Leverage dalam bukunya sebagai berikut:

(52)

Total Equity : Total Ekuitas

2.1.3 Pengertian Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2008: 313), pengertian ukuran

perusahaan adalah “Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan

atau nilai aktiva”. Menurut Asnawi, dkk (2005:274) menyatakan bahwa ukuran perusahaan

adalah “Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan

dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva”.

Menurut Werner R. Burhani (2013:215) ukuran perusahaan adalah “Dengan memperhitungkan nilai logaritma total aktiva dapat melihat besar kecilnya suatu perusahaan melalui perhitungan ini ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan dengan rata-rata logaritma total aktiva sebagai acuan, jika nilai logaritma total aktiva dibawah rata-rata logaritma total aktiva maka dikategorikan perusahaan kecil begitupun sebaliknya”. Menurut Agus Sartono (2001:249)

mengatakan bahwa, “Perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah

memperoleh modal dipasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena kemudahaan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibelitas yang lebih besar pula”.

Berdasarkan definisi yang sudah dipaparkan, maka Ukuran Perusahaan dapat dinilai besar kecilnya perusahaan berdasarkan nilai equity, nilai penjualan, dan nilai aktiva.

2.1.4 Indikator Ukuran Perusahaan

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:117-119) mengatakan:

(53)

Ukuran Perusahaan = LnTotal Aktiva

Menurut Asnawi, dkk (2005:274) menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah

“Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva”.

Variabel ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Asnawi, dkk Keterangan:

LnTotal Aktiva : Loga

Gambar

Tabel 2.1 Kriteria Ukuran Perusahaan
Gambar 2.1 Paradigma

Referensi

Dokumen terkait

Kepatuhan Material Wajib Pajak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada wilayah kerja KPP di Kanwil DJP Jawa Barat I di Kota Bandung. Berdasarkan hasil

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap tunggakan pajak pada 10 Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil DJP

Untuk mengetahui pengaruh jumlah Wajib pajak, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Tingkat Upah, Investasi, Net Ekspor, PDRB terhadap Penerimaan Pajak Kanwil Direktorat

(2017) tentang pengaruh pemahaman wajib pajak, kesadaran pajak, sanksi perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak (studi empiris pada wajib

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penghindaran pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penghindaran pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

1 PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KOTA PALEMBANG SKRIPSI Untuk

116-123 116 http://jurnal.usahid.ac.id/index .php/accounting Pengaruh Leverage, Return On Assets dan Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Publik di