• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Komik Legenda Situ Bagendit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Komik Legenda Situ Bagendit"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Imam Udzkur H

52109016

(2)

LATAR BELAKANG

Di Indonesia mempunyai beranekaragam cerita

legenda.

Seperti garut mempunyai cerita

legenda Candi Cangkuang

Pasar Ceplak

Curug Orog

Babad Limbangan

Legenda Situbagendit

dll.

Cerita “

Legenda Situ B

agendit” ini

bisa menjadi cerita yang sangat

diminati anak-anak. Karena cerita ini

mempunyai nilai moral yang bisa

diterapkan di kehidupan sehari hari.

(3)

PERMASALAHAN

fokus permasalahan terletak pada kurangnya

minat baca anak terhadap cerita rakyat Legenda

Situ Bagendit yang sebabkan oleh beberapa

faktor seperti adanya komik/cergam dari luar

yang dianggap lebih menarik.

Diperlukan sebuah solusi yang tepat

untuk kembali merebut perhatian

anak-anak agar berkeinginan untuk membaca

buku cerita rakyat Legenda Situ Bagendit,

salah satunya dengan merancang sebuah

buku untuk

(4)

SOLUSI

Dari permasalahan diatas jadi solusinya Membuat

Komik untuk cerita Legenda Situbagendit. Cerita

ini akan ditambahi dengan humor agar anak

anak tidak bosan membacanya. Serta didalam

cerita, diselingi dengan kondisi saat ini agar anak

(5)

Media yang dibuat adalah buku komik tentang Cerita

Legenda Situ

Bagendit. Komik ini dibuat dengan menggunakan gaya

ilustrasi yang

lebih menekankan pada mini karakter agar menyesuaikan

dengan

anak- anak.

MEDIA

Media Pendukung : Poster, Kaos, XBanner,

Pembatas buku, Stiker,

(6)
(7)
(8)

Demografis:

Usia: 9 sampai dengan 12 tahun. Dimungkinkan dalam usia tersebut

dapat menyerap pesan dan nilai moral yang akan disampaikan.

Jenis kelamin: Laki-laki/Perempuan

Nilai moral yang disampaikan tidak terbatas bagi semua jenis kelamin

Tingkat ekonomi : menengah bawah - menengah - menengah keatas

Komik ini bisa dibaca semua kalangan Karena di Indonesia sendiri sudah

dapat subsidi dari pemerintah untuk membangun taman bacaan

bagi masyarakat yang kurang mampu.

Geografis:

Target audience dari komik ini ditujukan untuk anak-anak yang berada di wilayah

Jawa Barat. Selain itu juga target audience juga bertempat tinggal di daerah

perkotaan dengan jalur distribusi yang dalam jangkauan, dalam arti bisa didapati di

toko buku.

Psikografis

Para pembaca dari komik ini adalah anak-anak yang memiliki kecenderungan

berimajinasi dan tertarik kepada satu tokoh atau figur idola tertentu. Anak-anak usia

9-12 tahun sangat berenergi dan memiliki kesabaran yang besar. Saatnya bagi mereka

untuk mulai merasa

tumbuh dan mandiri. Mereka mulai memiliki sahabat ataupun teman baik yang

dapat melakukan sesuatu bersama-sama, termasuk berbagi dan bertukar buku

(9)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KOMIK LEGENDA SITUBAGENDIT

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2011-2012

Oleh :

Imam Udzkur Hidayatullah 52109016

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(10)
(11)

iv

ABSTRAK

PERANCANGAN KOMIK LEGENDA SITU BAGENDIT

Oleh

IMAM UDZKUR H 52109016

Program Studi Desain Grafis

Cerita legenda situ bagendit berasal dari Garut Jawa Barat. Cerita legenda ini

banyak pesan moral yang disampaikan. Pesan moral ini sangat baik jika

diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Cerita rakyat seperti Situ Bagendit ini

perlahan-lahan mulai dilupakan oleh rakyatnya sendiri, karena banyaknya cerita-cerita dari luar yang dikemas secara baik. Cerita Situ Bagendit bisa bertahan bila cerita ini dikemas mengikuti perubahan jaman agar tidak kalah bersaing dengan cerita cerita dari luar. Dan juga dukungan dari generasi muda membudayakan cerita rakyat agar tidak tenggelam di makan jaman.

Dari permasalahan yang ada perlu adanya perancangan Komik, tanpa

menghilangkan keseluruhan dari norma ataupun pesan moral yang sudah ada pada

benak masyarakat.

(12)

iv ABSTRACT

DESIGN OF COMICS LEGEND SITU BAGENDIT

By

IMAM UDZKUR H 52109016

Study Programme Graphic Design

Situ Bagendit legend comes from Garut West Java. There so many moral messages are conveyed. The moral messages are good enough if we applied in daily lives. Situ Bagendit folklore are ploddingly forgotten by society, because a lot of stories from outside that are packed well. This Situ Bagendit Legend will last long if it packed following the age aterattion so it will not lose compete with the outer stories.

Support from the younger generation are needed to civilize the folktale so it will not vanish along with the age alteration from this issues, we need comics designing.

(13)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat dan Rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir media komik yang berjudul “Perancangan Komik Legenda Situ Bagendit”.

Penyusun menyedari bahwa penyusunan laporan ini, masih belum sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan berbagai kritik dan saran bagi siapa saja yang membaca laporan ini, tentunya yang bersifat membangun bagi penyusun.

Dalam penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapat masukan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terimah kasih kepada semua yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Akhir kata, penyusun mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah Swt selalu tetap memberikan rahmat dan hidayah - Nya Amin.

Bandung, Juli 2012

(14)

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI……… .. iv

DAFTAR GAMBAR………. vi

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN……….. vii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

I.2 Identifikasi Masalah ………. 2

I.3 Fokus Masalah ………...……… 3

I.4 Tujuan Perancangan ………. 3

BAB II KOMIK LEGENDA SITU BAGENDIT II.1 Komik ………... 4

II.1.1 Kategori Komik...………... 4

II.1.2 Komik Dalam Aspek Komunikasi Visual..………... 6

II.1.3 Bahasa Komik...………. 6

II.2 Legenda………... 8

II.2.1 Penggolongan Legenda... 8

II.3 Legenda Situ Bagendit……….... 9

II.3.1 Sinopsis ... ………. 9

II.3.2 Nilai Moral Cerita Legenda Situ Bagendit……….. 9

II.3.3 Persepsi Legenda Situ Bagendit Di Kalangan Anak - anak ……… 10

II.4 Permasalahan Cerita...……….. 11

II.5 Solusi ...……… 11

II.6 Target Audiens... 11

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Pendekatan Komunikasi………... 13

III.1.1.1 Komunikasi Verbal... 13

III.1.1.2 Komunikasi Visual... 14

III.1.2 Strategi Kreatif... 14

(15)

viii

III.1.3.1 Media utama... 15

III.1.3.2 Media Pendukung... 15

III.1.4 Strategi Distribusi... 16

III.2 Konsep Visual... 17

III.2.1 Format Desain... 17

III.2.2 Tata Letak (Layout)... 17

III.2.3 Tipografi... 18

III.2.4 Ilustrasi... 19

III.2.5 Warna... 21

III.2.6 Storyline.... 22

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI IV.1 Proses Pembuatan Komik………... 27

IV.2 Media Promosi………... 29

IV.2.1 Poster………. 29

IV.2.2 X banner……… 30

IV.2.3 Stiker………. 31

IV.2.4 Pembatas buku ………. 32

IV.2.5 T-shirt……… 33

IV.2.6 Pin……….. 34

IV.2.7 Gantungan Pintu……… 35

IV.2.8 Flag Chain………... 35

DAFTAR PUSTAKA……… viii

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia memiliki banyak cerita daerah, dan cerita rakyat yang mengisahkan kejadian kejadian di masa lampau. Seperti cerita Tangkuban Perahu, Malin Kundang, Ciung Wanara, Roro Jongrang, Yuyu Kangkang, Roro Mendut, dll. Cerita tersebut hanya sebagian saja, karena di Indonesia sendiri mempunyai suku dan budaya yang beranekaragam. Setiap cerita bisa menjadi ciri dalam suku dan budaya suatu daerah. Bisa jadi daerah tersebut terkenal karena cerita rakyatnya atau cerita daerahnya. Seperti Bandung terkenal dengan Sangkuriang, di Padang terkenal dengan Malin Kundang.

Di Jawa Barat, khususnya Garut sendiri terkenal dengan berbagai macam cerita daerah. Seperti legenda Candi Cangkuang, Curug Orog, Pasar Ceplak, Babad Limbangan, Legenda Situbagendit dll. Banyak daerah yang namanya dilatarbelakangi oleh cerita – cerita tersebut. Dan kejadian – kejadian yang ada di dalam cerita, sangat di percaya oleh orang – orang disekitarnya.

Cerita-cerita legenda sudah turun temurun diwariskan oleh nenek moyang. Asal muasal cerita telah ada dari generasi ke generasi bahkan sudah menjadi cerita untuk menemani anaknya tidur. Seiring berkembangnya jaman, cerita tersebut sudah dikemas menjadi buku cerita. Jenis-jenis buku tersebut berbeda – beda. ada yang hanya tulisan saja dan ada yang memakai visual atau gambar. Cerita ini sudah pernah diangkat dalam per filman Indonesia juga. Jadi Penyebaran cerita rakyat sudah dilakukan di berbagai media cetak dan elektronik.

(17)

2 di balas nenek tua dengan menancapkan tongkatnya, Akhirnya Nyi Endit pun tenggelam bersama hartanya. Jadi dapat disimpulkan keserakahan akan menimbulkan dampak buruk bagi yang melakukan. Bila pesan moral ini diterapkan di kehidupan sehari hari niscaya jalan yang ditempuh pasti memudahkan untuk mencapai keberhasilan.

Cerita “Legenda Situ Bagendit” ini bisa menjadi cerita yang sangat diminati anak-anak. Karena cerita ini mempunyai nilai pembelajaran hidup seorang yang hanya mengiginkan harta dan materi saja. Cerita rakyat seperti Situ Bagendit ini perlahan-lahan mulai dilupakan oleh rakyatnya sendiri, karena banyaknya cerita-cerita dari luar yang dikemas secara baik. Cerita Situ Bagendit bisa bertahan bila cerita ini dikemas mengikuti perubahan jaman agar tidak kalah bersaing dengan cerita - cerita dari luar. Dan juga dukungan dari generasi muda membudayakan cerita rakyat agar tidak tenggelam di makan jaman.

Dengan adanya masalah mengenai legenda ini maka penulis mengadakan perancangan dengan judul “Perancangan Komik Legenda Situbagendit. Dan dengan adanya perancangan ini diharapkan penulis bisa memberikan kontribusi solusi untuk memecahkan masalah ini.

I.2 Identifikasi Masalah

Setelah menyimak permasalahan di atas, dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang melatarbelakangi kurangnya minat baca cerita Legenda Situ Bagendit pada anak adalah:

 Cerita Rakyat Legenda Situ Bagendit yang kalah bersaing dengan cerita

lain dalam menarik perhatian anak-anak.

 Sebagian anak - anak yang mengaggap cerita rakyat Legenda Situ

Bagendit sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.

 Kurangnya minat membaca buku cerita Legenda Situ Bagendit bagi anak -

(18)

3

I.3 Fokus Masalah

Dari penjabaran diatas maka fokus permasalahan terletak pada kurangnya minat baca anak terhadap cerita rakyat Legenda Situ Bagendit yang sebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya komik/cergam dari luar yang dianggap lebih menarik. Diperlukan sebuah solusi yang tepat untuk kembali merebut perhatian anak-anak agar berkeinginan untuk membaca buku cerita rakyat Legenda Situ Bagendit, salah satunya dengan merancang sebuah buku untuk anak-anak yang bermuatan moral dan menarik dari segi visual.

I.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan buku cerita bergambar ini adalah:

 Untuk menarik minat membaca anak terhadap cerita rakyat “Legenda

Situbagendit”.

 Anak-anak diharapkan bisa mengetahui dan menangkap pesan-pesan moral yang terdapat dalam cerita rakyat “Legenda Situbagendit”.

 Orang tua dapat menanamkan pesan moral dan membantu menerapkannya

agar anak- anak dapat memahami semua dalam usia dini.

 Sebagai salah satu upaya untuk melestarikan cerita rakyat “Legenda

(19)

4

BAB II

KOMIK LEGENDA SITU BAGENDIT

II.1 Komik

Scott McCloud (1993,h:9) menjelaskan “ko-mik. Kt. Benda. 1. Gambar-gambar serta lambang-lambang lain yang terjukstaposisi dalam turutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya”. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

Banyak jenis istilah komik yang mungkin pernah kita dengar, di Indonesia sendiri ada yang menyebutnya sebagai Cergam (Cerita bergambar), Gamcer (Gambar bercerita), dan dalam bidang akademik komik dikenal dengan istilah Sequential Art. Di negara Jepang komik dikenal sebagai Manga, dan lain halnya dengan di China disana dikenal dengan istilah Manhua, sedangkan di Korea orang-orang menyebutnya dengan Manhwa.

II.1.1 Kategori Komik

Eisner (2008, h:147) menjelaskan klasifikasi komik (sequential art) menurut bentuk dan kegunaanya secara garis besar terbagi dua, yakni instruksi dan hiburan. Komik berkala, novel grafis, instruksional manual dan storyboard adalah kendaraan paling akrab untuk 2 kegunaan tersebut. Dihalaman yang sama Eisner mengkategorikannya menjadi:

a. Entertainment Comics (komik hiburan)

(20)

5 b. Graphic Novel (novel grafis)

Komik yang menceritakan kehidupan seseorang, fiksi maupun non fiksi.

c. Web Comics (komik dalam laman internet)

Komik dalam bentuk file digital yang terdapat dalam laman internet.

d. Technical-instructional Comics (komik tehnikal-instruksional}

Dalam arena visual-instruksional aplikasi sekuensial digunakan untuk mengajarkan sesuatu yang spesifik dikarenakan keterbatasan teks (huruf) yang menjelaskanya.

e. Attitudinal Instructional Comics (komik tentang petunjuk perilaku)

Fungsi lain instruksional media ini adalah pengkondisian perilaku melakukan sebuah pekerjaan. Orang belajar dengan cara mengimitasi perilaku yang di gambarkan dan pembaca dalam hal ini, dapat dengan mudah menghubungkan/menjembatani tindakan yang ada dalam komik dengan pengalamannya sendiri.

f. Storyboard

Beberapa film idenya berasal dari komik. Komik digunakan untuk kebutuhan papan cerita (story board) dalam menentukan sekuen dalam film. Gambaran dalam komik muncul menjembatani kesenjangan antara naskah film dan fotografi dari film. Dalam prakteknya storyboard menyarankan shoot (sudut kamera) dan membayangkan bagaimana sebuah scene dihadirkan dengan pengaturan pencahayaanya.

(21)

6

II.I.2 Komik dalam Aspek Komunikasi Visual

Komunikasi visual merupakan komunikasi yang menggunakan unsur dasar bahasa visual sebagai kekuatan utamanya dalam menyampaikan komunikasi. Unsur dasar visual tersebut ialah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, dan pesan. Sedangkan sebagai bidang studi desain komunikasi visual adalah keilmuan terapan terintegrasi yang mengkaji konsep komunikasi dan ungkapan kreatifnya, beserta teknik dan medianya, untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual sehingga pesan terterima dan atau berfungsi sebagaimana tujuannya. (McCloud, 2001, h:20) Seperti diketahui, komik memiliki banyak arti, yang disesuaikan dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara umum, komik sering diartikan sebagai cerita bergambar. Menurut Scout McCloud (2001, h:20), komik dapat memiliki arti gambar - gambar serta lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik bukan cuma bacaan bagi anak - anak. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat. Saat ini komik telah berfungsi sebagai media hiburan yang dapat disejajarkan dengan berbagai jenis hiburan lainnya seperti film, TV, dan bioskop. Komik juga menjadi media komunikasi visual yang lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur.

II.2.3 Bahasa Komik

Balon Kata

(22)
[image:22.595.117.299.536.704.2]

7 membuat terlihat unsur yang tak terlihat, yaitu suara. Menurut McCloud (2001, h:134) ikon sinestetis yang paling banyak digunakan adalah balon kata, yang berfungsi untuk menggambarkan suara dalam bentuk media khusus visual, selalu berubah dan dapat membuat gambar yang netral menjadi yang kaya dengan perasaan dan pengalaman. Gambaran balon kata menurut Eisner (2008, h:25) :

Gambar II.1 Berbagai jenis balon kata.

Sumber : Eisner (1996)

Gambaran di atas dari kiri ke kanan, bentuk pertama memperlihatkan pembicaraan normal, bentuk kedua adalah apa yang ada dalam pikiran dan bentuk yang ketiga suara keras yang berasal dari radio atau suara mesin yang keras.

Panel

Panel adalah salah satu ciri khas komik, panel hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Menurut Eisner (2008, h:44) panel berfungsi sebagai kontainer, panel bekerja untuk menampung dan membatasi mata pembaca.

Berikut bentuk dari panel serta arti dari bentuknya :

Panel A: berbentuk persegi panjang:vmenggambarkan aksi waktu sekarang.

(23)

8

II.2 Legenda

Menurut Gaffan (Aliana, dkk., 1984, h:3), legenda adalah dongeng tentang terjdinya suatu tempat. Ciri-ciri legenda antara lain adalah beberapa dongeng atau cerita, bukan sejarah yang penuh kegaiban, berhubungan dengan kenyataan dalam alam, dan terikat oleh suatu daerah

II.2.1 Penggolongan Legenda

Jan Harold Brunvard (Danandjaja, 1984, h: 67) mengemukakan penggolongan legenda sebagai berikut:

a) Legenda Keagamaan (Religious Legends) Legenda keagamaan meliputi legenda orang-orang suci, misalnya legenda suci Nasrani, legendaWali Sanga di Pulau Jawa, legenda Syeh Siti Jenar, legenda Makam Pangeran Panggung. Hagiography (legends of Saints) merupakan legenda suci Nasrani yang telah diakui dan disyahkan oleh Gereja Katholik Roma.

Hagiography sendiri berarti tulisan karangan, atau buku mengenai kehidupan orang-orang yang saleh. Ia merupakan bagian kasusastraan agama dan masih merupakan foklor karena versi asalnya masih tetap hidup diantara rakyat tradisi lesan.

b) Legenda Alam Gaib (Supernatural Legends) CW. Von Sydow ( Sulastin Sutrisno, DaruSuprapto, dan Sudaryanti, 1991, h: 469 ) memberikan nama legenda alam gaib dengan sebutan memorate, yaitu kisah pengalaman seorang pribadi mengenai pengalaman dengan makhluk dari dunia gaib, seperti : hantu, roh halus, siluman, dan sebagainya. Legenda ini berfungsi untuk membenarkan suatu kepercayaan (takhayul). Yang termasuk legenda alam gaib adalah mengenai tempat-tempat angker, orang sering mendapat larangan-larangan untuk melewatinya dan harus mengadakan ritual tertentu agar tidak terkena akibat dari tempat angker tersebut.

(24)

9 termasuk juga raja, pangeran, dan orang dari kalangan rakyat biasa yang gagah berani.

 Legenda Setempat ialah suatu kisah yang ada kaitan eratnya dengan

suatu tempat tertentu. yang termasuk legenda setempat antara lain Mengenai nama suatu tempat, asal bentuk aneh suatu daerah, dan lain-lain.

II.3 Legenda Situbagendit

II.3.1 Sinopsis Legenda Situbagendit

Menurut cerita pada umumnya, pada zaman dulu Situ Bagendit merupakan sebuah perkampungan dengan kondisi alam yang sangat subur. meski daerah tersebut subur, penduduknya hidup dalam jerat kemiskinan. Hal ini dikarenakan ada seorang janda kikir bernama Bagende Endit atau yang lebih dikenal dengan nama Nyi Endit. Janda kaya raya ini memaksa penduduk menjual seluruh hasil panen mereka kepadanya dengan harga murah, dan saat persediaan makanan penduduk sudah menipis, Nyi Endit kembali menjualnya dengan harga yang berlipat-lipat.

Suatu hari datanglah seorang nenek tua yang meminta sedikit makanan dan minuman kepada Nyi Endit, namun Nyi Endit memarahi nenek itu dan mengusirnya. Lalu nenek itu menancapkan tongkatnya ke dalam tanah. Beberapa centeng pun tidak dapat mengangkat tongkat itu, Saat tongkat itu dicabut oleh nenek menyemburlah air dari dalam tanah. Semakin lama genangan air itu semakin besar, sehingga menenggelamkan Nyi Endit dan seluruh hartanya. Akhirnya, genangan air yang luas itu dikenal dengan nama Situ Bagendit.

II.3.2 Nilai Moral Cerita Legenda Situbagendit

(25)

10 kepada hal-hal yang bersifat positif. Contohnya, mencuri merupakan suatu perbuatan yang merugikan orang lain. Oleh karena itu, manusia dilarang untuk melakukan perbuatan tersebut karena adanya nilai kejahatan yang terkandung di dalamnya.

Moral adalah ajaran tentang baik-buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban; akhlak; budi pekerti; dan susila (Depdikbud, 1990, h: 592). Menurut Darusuprapta (1990, h: 1) ajaran moral adalah ajaran yang berkaitan dengan perbuatan dan kelakuan yang pada hakikatnya merupakan pencerminan akhlak dan budi pekerti. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Edgel dan Magnis (dalam Darusuprapta, 1990, h: 1) yang menyatakan bahwa ajaran moral merupakan kaidah atau aturan yang menentukan hal-hal yang dianggap baik atau buruk, serta menerapkan apa yang sebaiknya dilakukan oleh manusia terhadap manusia lain. Dengan demikian, moral adalah aturan yang disepakati secara umum mengenai perbuatan serta semua hal yang dianggap baik dan buruk termasuk dalam hubungan dengan manusia lain.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Legenda Situ Bagendit diantaranya adanya ajaran moral bahwa memberi kepada yang membutuhkan atau fakir miskin itu merupakan keniscayaan, perbuatan yang tidak baik akan dibalas dengan hukuman yang setimpal, bersyukur kepada Tuhan YME atas nikmat yang diberikan agar terhindar dari sifat kikir, tamak, dan sombong.

Legenda Situ Bagendit, tokoh yang ada dalam cerita ini sangat fenomenal sehingga tokoh ini akan dikenal oleh pembaca. Tokoh Nyi Endit merupakan seorang yang mempunyai harta melimpah tetapi dia mempunyai sifat kikir, tamak, dan sombong. Sehingga dengan sifat-sifatnya itu menyebabkan ia dan kekayaannya ditenggelamkan oleh air.

II.3.3 Persepsi Legenda Situbagendit Di Kalangan Anak-anak

(26)

11 Legenda Situbagendit bukanlah nama yang asing di telinga mereka, namun kebanyakan dari responden mengenal cerita legenda ini hanya sebatas cerita tanpa mengenal isi dan norma yang ada. Jadi perlu adanya media informasi untuk anak seputar pengetahuan tentang Legenda Situbagendit.

II.4 Permasalahan Cerita

Seiring berkembangnya Bangsa Indonesia, malahan semakin banyak bentuk kebudayaan di Indonesia yang semakin lama semakin terlupakan dari peradabannya, diantaranya cerita rakyat yang kini hampir jarang di temui di toko-toko buku, walaupun ada hanya beberapa, dan sebagian hanya dapat ditemukan di perpustakaan tertentu, salah satunya cerita rakyat Legenda Situbagendit.

Salah satu penyebab hilangnya cerita Legenda Situbagendit adalah perubahan budaya tutur di masyarakat dalam menceritakan cerita rakyat, perubahan ini di karenakan masyarakat mulai mengganggap bahwa budaya bertutur makin lama makin hilang sedangkan membiasakan diri dengan budaya tulis akan membuat sebuah tulisan menjadi lebih bertahan lama dan lebih banyak bisa dibaca dan dipelajari masyarakat.

II.5 Solusi

Solusinya adalah bagaimana Legenda Situ Bagendit bisa disampaikan pesan moralnya dengan cara membuat komik. Alasan pembuatan komik karena anak – anak lebih menyukai media ini. Dengan adanya gambar akan menarik perhatian anak untuk membacanya.

II.6 Target Audiens

Dengan adanya masalah dalam cerita tersebut, maka solusi yang tepat adalah membuat segmentasi pasar. anak – anak memahami dan menerapkan nilai – nilai

yang terkandung dalam cerita “Legenda Situbagendit”, sehingga cerita ini tetap

(27)

12

 Demografis:

Usia: 9 sampai dengan 12 tahun. Dimungkinkan dalam usia tersebut dapat menyerap pesan dan nilai moral yang akan disampaikan.

Jenis kelamin: Laki-laki/Perempuan

Nilai moral yang disampaikan tidak terbatas bagi semua jenis kelamin, karena hal yang akan disampaikan merupakan contoh yang baik untuk diterapkan.

Tingkat ekonomi: menengah bawah - menengah - menengah keatas Komik ini bisa dibaca semua kalangan Karena di Indonesia sendiri sudah dapat subsidi dari pemerintah untuk membangun taman bacaan bagi masyarakat yang kurang mampu.

 Geografis:

Target audience dari komik ini ditujukan untuk anak-anak yang berada di wilayah Jawa Barat. Selain itu juga target audience juga bertempat tinggal di daerah perkotaan dengan jalur distribusi yang dalam jangkauan, dalam arti bisa didapati di toko buku.

 Psikografis:

Para pembaca dari komik ini adalah anak-anak yang memiliki kecenderungan berimajinasi dan tertarik kepada satu tokoh atau figur idola tertentu. Anak-anak usia 9-12 tahun sangat berenergi dan memiliki kesabaran yang besar. Saatnya bagi mereka untuk mulai merasa tumbuh dan mandiri. Mereka mulai memiliki buku sahabat ataupun teman baik yang dapat melakukan sesuatu bersama-sama, termasuk berbagi dan bertukar (Larrick, 1964, h:75).

(28)

13

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Didalam suatu perancangan diperlukan strategi - strategi yang dapat mendukung dan memenuhi tujuan dari perancangan tersebut. Dalam perancangan komik ini strategi yang digunakan adalah Strategi Komunikasi dan strategi kreatif.

III.1Pendekatan Komunikasi

III.1.1.1 Pendekatan Verbal

Pendekatan komunikasi dilakukan dengan membuat sebuah komik cerita Legenda Situ Bagendit, dengan pertimbangan cerita tersebut menceritakan kisah Legenda secara lengkap. Komunikasi yang dilakukan dalam pembuatan komik ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para generasi muda, tentang pesan moral yang disampaikan dalam kisah cerita Legenda Situ Bagendit. Dari komunikasi ini, diharapkan anak - anak mengerti dan memahami tentang kisah tersebut, sehingga diterapkan dalam kehidupan sehari - hari.

Materi Pesan

- Belajar jadi orang yang bijaksana.

- Tidak serakah terhadap kekayaan semata.

- Belajar dari pengalaman, karena pengalaman adalah guru yang terbaik. - Tidak selalu mementingkan diri sendiri karena sifat mementingkan diri

sendiri akan menimbulkan sebuah penyesalan.

- Bersabar disaat menjalani cobaan, karena semua cobaan pasti mempunyai makna tersendiri.

(29)

14 pemilihan font. Melalui cara ini, diharapkan pesan yang hendak disampaikan dapat dicerna dengan mudah oleh audiens.

III.1.1.2 Pendekatan Visual

Dalam pembuatan komik ini, didalam cerita dihadapkan gaya bertutur melebih lebihkan atau hiperbolik. Tujuannya adalah memberikan humor dalam cerita sehingga menarik bagi anak-anak.

Beberapa contoh gambar yang menunjukan gaya hiperbolik:

Gambar III.1 Gambar Hiperbolik

III.1.2Strategi Kreatif

(30)

15

III.1.3Strategi Media

III.1.3.1 Media Utama

[image:30.595.244.383.211.402.2]

Media yang dibuat adalah buku komik tentang Cerita Legenda Situ Bagendit. Komik ini dibuat dengan menggunakan gaya ilustrasi yang lebih menekankan pada mini karakter agar menyesuaikan dengan anak- anak.

Gambar III.2 Gambar komik

III.1.3.2 Media Pendukung

Media Pendukung yang digunakan, antara lain: 1. Poster

2. T-Shirt

3. X Banner

4. Pembatas Buku 5. Stiker

6. Pin

7. Flag chain

(31)
[image:31.595.113.513.85.572.2]

16

Gambar III.3 Gambar Media Pendukung

III.1.4 Strategi Distribusi

(32)

17 Komik ini untuk pertama akan dilakukan di kota Bandung sebelum dicoba kekota besar lainya.

Juga sebagai strategi media distribusi yang efektif, komik ini akan disebar melalui pameran – pameran pendidikan di Sekolah tertentu, karena muatan dalam komik ini merupakan pendidikan.

III.2. KONSEP VISUAL III.2.1 Format Desain

Format yang digunakan dalam pembuatan Komik Legenda Situ Bagendit adalah format komik ukuran A5 (14,8 cm x 21 cm) dengan menggunakan kertas

[image:32.595.249.424.339.530.2]

Artpaper 120 gram untuk cover dan HVS 80 gram untuk isi.

Gambar III.4 format desain

III.2.2 Tata Letak (layout)

Untuk layout, menggunakan layout komik pada umumnya dengan arah baca dari kanan ke kiri. Dari ilustrasi yang di buat kemudian dilayout ulang per adegan menggunakan software Photoshop.

(33)
[image:33.595.205.433.83.232.2]

18

Gambar III.5 Tata letak (Layout)

III.2.3 Tipografi

Cerita yang ditampilkan dalam komik ini adalah cerita jenaka. Untuk memperkuat karakter yang dimunculkan, font yang dipilih untuk judul (headline) adalah font AustinsHand yang mempunyai karakter huruf mirip seperti tulisan tangan anak-anak.

Aplikasi Media:

(34)

19 Untuk font teks dialog dan narasi pada halaman isi adalah VTCSundaykomix . Dipilih karena karakternya yang simple agar sesuai dengan media yang digunakan.

[image:34.595.248.376.277.463.2]

Aplikasi Media:

Gambar III.7 font VTCSundaykomix

III.2.4 Ilustrasi

Awal dari pembuatan komik adalah membuat sketsa dengan menggunakan teknik manual, dengan menggunakan pensil HB dan 2B di buku gambar. Dari sketsa manual kemudian dipindai menggunakan alat pemindai. Setelah melalui proses pindai, hasil dari proses pindai berupa file jpg diedit dengan menggunakan

(35)
[image:35.595.157.491.105.209.2]

20 Studi karakterpun dilihat dari beberapa referensi, seperti:

Gambar III.8 Referensi

Sumber : http://www.luiscius.com

Studi karakter:

Tabel III.1 Studi Karakter

Referensi Sketsa Hasil akhir

karakter wanita pada jaman dulu

(sumber: fotofoto.com )

karakter nenek pada jaman dulu

(sumber:

[image:35.595.132.512.279.709.2]
(36)

21

III.2.5 Warna

Warna dapat digunakan sebagai simbolisme, penggambaran maksud tertentu, pemberi pusat perhatian dan memberi kesan volume. Komik ini dikemas dengan sentuhan gaya Manga yang lebih menekankan pada karakter agar menyesuaikan dengan anak anak, Dalam pewarnaan Cover tetap mengandalkan warna pada umumnya, agar anak-anak memahami maksud gambaran tersebut. Sedangkan untuk isi sendiri menggunakan warna hitam putih, seperti komik-komik lainya.

Cover

[image:36.595.164.449.257.745.2]
(37)

22

III.2.6 StoryLine

Storyline merupakan pengembangan dari sinopsis

- Hari masih sedikit gelap dan embun masih bergelayut di dedaunan, namun para penduduk sudah bergegas menuju sawah mereka. Hari ini adalah hari panen, Nyi Asih dan Kang Kosim bergegas menuai padi yang telah menguning.

- Dengan semangat mereka menuai padi tersebut, tak lama kemudian semangat itu hilang karena para centeng Nyi Endit datang menghampiri mereka. Para centeng itu mengingatkan agar besok nyi asih harus sudah menyiapkan padi yang akan di beli Nyi Endit.

- Dengan wajah penuh ketakutan Nyi Asih dan Kang Kosim mengiyakannya. Lalu para centeng pun pulang dengan senangnya karena melihat ekspresi Nyi Asih dan Kang Kosim.

- Pada siang hari di rumah Nyi Endit, Nyi Endit baru terbangun dari tdurnya. Nyi Endit langsung menghampiri centeng-centengnya, menanyakan apakah para petani sudah menyiapkan pesananya.

- Para centeng yang lagi pesta duren terpesona melihat kegendutan Nyi Endit. Para centengya pun dengan bangganya menceritakan kejadian di rumah Nyi Asih. Nyi Endit pun tertawa terbahak bahak mendengar cerita centeng tersebut, lalu tanpa disadari ada nyamuk yang masuk dalam mulut nyi endit. Nyi Endit pun tersedak seperti tidak bisa bernafas dan para centeng pun segera memukul punggung Nyi Endit. - Dengan keadaan centeng yang tambun nyi endit langsung terpental

karena kekuatan pukulan si centeng itu. Nyi Endit pun marah besar dan menyuruh para centeng segera berdiri di jadikannya sasaran latihan tembak Nyi Endit. Setelah puas mengerjai centengnya Nyi Endit masuk kedalam rumah.

(38)

23 - Saat berjalan kaki Nyi Endit tidak sengaja menginjak kotoran kebo. Serasa seperti menginjak bom Nyi Endit berteriak histeris. Para centengpun langsung memakai rompi anti peluru guna mengangkat kaki Nyi Endit. Dan Nyi Endit kesal dan menyuruh salah satu centengnya membeli slop baru yang ada di pasar tradisional. Barja pun pergi dengan cepatnya tanpa tahu ukuran slop Nyi Endit.

- Sesampainya di penjual slop, Barja pun bingung karna penjual menanyakan ukuran kaki Nyi Endit. Dengan semangat Barja membawa semua ukuran slop yang ada. Set. Jam berlalu, Nyi Endit sudah mulai kehilangan kesabaran. Nyi Endit menyuruh Oman menyusul Barja ke pasar tradisional, tapi tak lama kemudian ada seseorang yang berlari sampai mengucangkan tanah di sekitar.

- Nyi Endit pun heran ternyata dya Barja yang bertubuh tambun bisa berlari sekencang itu. Dengan nafas ngos-ngosan Barja memperlihatkan slop yang dibawanya sambil memberikan senyuman kecil kepada Nyi Endit.

- Lalu Nyi Endit mencoba salah satu slop, ternyata kekecilan sehingga Oman dan Barja bernyanyi “ hahahaha hihihihi slopnya kekecilan

hahahaha hihihihi selopnya kekecilan”. Nyi Endit pun marah kepada para centengnya, sembari mencoba slop yang lainya ternyata slopnya

kegedean. Dan para centeng bernyanyi lagi “hahahaha hihihihi slopnya kegedean hahahaha hihihihi slopnya kegedean” diiringi dengan tertawa

terbahak bahak. Nyi Endit kesal dan melemparkan slop yang ditanganya kearah centeng dan centeng pun menghindarinya dengan gesitnya. - Karena kecapean Nyi Endit menyudahinya dan mencoba kembali

mencari slop yang pas dikakinya. Setelah lama mencoba akhirnya ada juga yang pas dengan kakinya. Dengan berdiri tegap seraya tertawa

terbahak bahak “ hahahahah akulah pahlawan bertopeng hahahaha” .

para centengpun heran melihat tingkah Nyi Endit.dan dengan muka yang dingin Nyi Endit mengajak mereka kembali pulang kerumah. - Keesokan harinya yang ditandai dengan kokokan ayam rumah Nyi

(39)

24 di beli Nyi Endit. Nyi Asih sangat kesal sekali karna hasil kerja keras mereka dibeli dengan harga murah sedangkan jika Nyi Asih kehabisan padi , Nyi Asih harus membeli padi tersebut dengan harga mahal.

- Lalu dengan hati legowo Kang Kosim meredakan amarah Nyi Asih. Kang Kosim memberitahukan jika kita Bersabar disaat menjalani cobaan, pasti setiap cobaan mempunyai makna tersendiri ditambah lagi jika kita tidak menjualnya ke Nyi Endit pasti para centeng itu membuat kerusakan dirumah.

- Lalu tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu rumah. “Duk duk

duk” nyi asih mana pesenan beras Nyi Endit suara Barja yang terdengar lantang. Dengan kerasnya Oman memukul pintu, tetapi Oman yang bertubuh kurus tidak mengetahui pintu rumah yang terbuat dari kayu jati sehingga membuat tanganya memar . sambil mengeluarkan air mata Oman meniup tanganya .

- Nyi Asih dan Kang Kosim tertawa dalam hati saja karena takut dimarahin oleh duo centeng tersebut. Lalu Kang Kosim memberikan padi yg diminta Nyi Endit.dan Nyi Endit memberikan harga yang murah untuk padi yang dia beli. Dengan mengeluarkan air mata, Nyi Asih meminta agar di lebihkan dari biasanya. Tetapi Nyi Endit malah memarahi sambil menyuruh centeng mengangkat padi tersebut. Lalu Nyi Endit pergi ke petani lainya..

- Sesaat setelah Nyi Endit pergi, datanglah Nenek Tua berjalan dengan memakai tongkat. Nenek Tua ini menanyakan dimana rumah Nyi Endit. Nyi Asih pun terkejut karena Nenek itu ingin kerumah Nyi Endit. Nyi Asih pun menanyakan keperluan Nenek ke rumah Nyi Endit, nenek hanya terdiam saja. Dalam hati nenek kesulitan penduduk di desa ini dilakukan hanya seorang saja, jdi penderitaan ini harus cepat diakhiri. - Nenek pun langsung memberi tahukan bahwa akan ada banjir besar di

(40)

25 ke desa ini adalah untuk menghukum Nyi Endit atas perilakunya terhadap desa ini. Lalu nenekpun mulai berjalan mencari rumah Nyi Endit sedangkan Nyi Asih hanya terdiam tak percaya.

- Sementara di rumah Nyi Endit. Nyi Endit dan para centengnya berpesta pora karena mendapatkan beras dari penduduk desa dengan harga murah. Nyi Endit menanyakan kepada Barja dan Oman apakah padi uda semua dimasukin kelumbung. Barja menjawab sudah semua Nyi sampai sampai lumbung kita tidak bisa menampung lagi. Nyi Endit pun senang karna kekayaanya akan mulai bertambah lagi. akhirnya mereka melanjutkan pestanya.

- Tidak lama kemudian, datanglah nenek nenek yang berjalan dengan sedikit bungkuk. Nenek itu meminta sedekah kepada para centengnya. Para centeng yang lagi menikmati makananya terganggu dengan adanya nenek tua ini. Karena nenek tua tidah dihiraukan oleh para centeng, Nenek tua membuat para centeng marah dengan melempar kerikil batu ke dalam rumah Nyi Endit.

- Mendengar suara ribut ribut Nyi Endit keluar dari rumahnya. Nyi Endit melihat secara sinis ada nenek tua di depan rumahnya. Lalu Nyi Endit menyuruh centeng agar mengusirnya. Nenek pun gigih ingin meminta sedekah kepada Nyi Endit. Karena Nyi Endit murka Nyi Endit melemparkan duren yang ada di dekatnya kepada nenek, dan nenekpun mengtangkisnya dengan tongkat yang dia pegang.

(41)

26 - Akhirnya para centeng mencoba membantu Nyi Endit mencabut tongkatnya. Dengan senyum kecilnya si nenek ber sumpah serapah bahwa air yang akan keluar adalah air mata penderitaan penduduk desa yang telah kau buat. Tak lama kemudian tongkat itupun tercabut. Tetapi pancuran air keluar sedikit demi sedikit, dan semakin deras. Nenekpun tertawa bahagia sekali melihat hukuman nyi endit dan tiba tiba nenek itu menghilang dengan jurus bom ninja.

- Nyi Endit ketakutan dengan mengigit jari jarinya. Nyi Endit menyuruh centeng centengnya menutup pancuran airnya. Barja dengan ide yang cemerlang menggunakan vacum cleaner segera menyedot semburan air. Karena Genangan air tak terbendung membuat vacum cleanernya

meledak dan Barja dibuat gosong olehnya.

- Oman pun ga kalah ide, dia memanggil dinas kebakaran agar meyedot genangan air ini. Lama kelamaan genangan air sudah sudah diatas perut. Oman dan Barja pun menyerah. Mereka mengeluarkan banana boat untuk menghindari banjir. Nyi Endit marah karena ditinggalkan pengikut setianya.

(42)

27

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1 Proses Pembuatan Komik

Dalam pembuatan komik ini terdapat tahapan - tahapan proses hingga menjadikan suatu komik. Pertama - tama menentukan cerita yang diambil, bisa langsung dari buku novel, buku biografi dan lain sebagainya. Cerita untuk komik ini diambil dari cerita legenda di daerah Garut. Pengembangan cerita diawali dari sebuah sinopsis yang kemudian dikembangkan lagi menjadi storyline, scenario dan

storyboard. Setelah itu, melakukan studi karakter dari beberapa komik sunda. Mengingat pembuatan komik ini berdasarkan cerita legenda Jawa Barat. Kemudian dilanjutkan dengan proses penyederhanaan dari beberapa karakter di komik sunda. Setelah proses pembentukan karakter selesai, pembuatan ilustrasi dimulai dengan dengan sketsa menggunakan pensil B, kemudian dipertebal dengan pensil 2B. Setelah itu hasil sketsa dipindai menggunakan alat pemindai atau scanner. Hasil scan kemudian diedit dengan menggunakan software

photoshop, untuk menaikkan level dan kontras. Setelah melalui proses editing

diphotoshop, kemudian membuat panel untuk memisahkan gambar per adegan dan membuat balon kata untuk dialog dan sinopsis.

[image:42.595.113.512.506.733.2]

a b c d

(43)
[image:43.595.250.378.193.378.2]

28 Kemudian setelah semua selesai, melakukan pengecekan dan revisi ulang terhadap teks yang dibuat apabila terjadi kesalahan. Setelah itu memasuki proses cetak. Untuk kertas yang dipakai adalah Art Paper 240 gram untuk Cover dan 80 gram untuk bagian isi komik.

Gambar IV.2 Isi Komik Sumber Pribadi

(44)

29

4.2 Media Promosi

Setelah membuat suatu komik, komik tersebut tentu harus diperjual belikan kepada pembeli. Agar pembeli mengetahui dan tertarik akan komik yang telah dibuat, maka harus dilakukan promosi. Promosi tersebut dilakukan dengan membuat media - media promosi. Perancangan media promosi ini menggunakan elemen – elemen visual yang terdapat dalam komik, elemen tersebut antara lain:

4.2.1 Poster

Untuk media promosi komik ini, digunakan poster sebagai media informasi yang menerangkan telah terbitnya buku ini. Layout poster dibuat agar lebih terfokus kepada contoh buku dan judulnya.

Media promosi ini ditujukan untuk anak-anak dan orang tuanya. Karena itu layout

[image:44.595.249.374.407.584.2]

yang digunakan agak lebih simple namun tetap bisa terlihat jelas.

Gambar IV.4 Poster Sumber Pribadi

Spesifikasi : Ukuran A3 (42X29,7 cm) Bahan Media Art Paper

(45)

30

4.2.2 X-Banner

X-Banner digunakan sebagai media promosi yang akan ditempatkan pada meja kasir atau stand di toko buku. Media ini berfungsi untuk memberikan informasi tentang keberadaan buku ini.

[image:45.595.257.369.270.628.2]

Konsep yang digunakan sama seperti konsep pada media promosi poster. Hal ini dilakukan agar orang yang telah melihat posternya bisa langsung mengenalinya. Bahwa buku yang mereka liat di poster saat ini ada dan sedang dijual.

Gambar IV.5 x banner Sumber Pribadi

Spesifikasi : Ukuran 160 X 60 cm Bahan Media Albatros

(46)

31

4.2.3 Stiker

Stiker ini merupakan media promosi langsung yang diberikan disisipkan kedalam komik ini. Disini stiker berfungsi sebagai media pengingat yang fleksibel dan praktis untuk ditempelkan dimana saja. Pada tiap pembelian media utama maka akan mendapatkan 3 stiker sebagai bonus.

[image:46.595.254.381.297.534.2]

Desain stiker mengambil beberapa ilustrasi yang ada pada buku ini. Yaitu dengan Hal ini dimaksudkan agar anak-anak bisa terus mengingat tokoh ini. Sedangkan untuk bahannya, digunakan kertas stiker standar yang tidak transparan.

Gambar IV.6 stiker

Sumber Pribadi

Spesifikasi : Ukuran 9 X 6 cm

Bahan Media Artpaper 80 gram (laminasi doff)

(47)

32

4.2.4 Pembatas Buku

Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan menandai halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.

[image:47.595.198.425.297.496.2]

Pembatas buku juga menjadi salah satu media promosi langsung lainnya yang disisipkan di dalam buku sebagai hadiah. Desain pembatas buku ini sendiri ada 4 yaitu desain dengan ilustrasi tokoh utama cerita ini.

Gambar IV.7 Pembatas buku

Sumber Pribadi

Spesifikasi : Ukuran 15 X 5 cm

(48)

33 4.2.5 T-shirt

Sebagai media pengingat, T-shirt ini dapat digunakan untuk promosi buku ini. Media ini dapat digunakan oleh anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.

Gambar IV.8 T-Shirt

Sumber Pribadi

Spesifikasi : Ukuran All size

Print Screen

[image:48.595.189.432.174.586.2]
(49)

34

4.2.6 Pin

[image:49.595.236.386.203.436.2]

Desain pin menggunakan elemen gambar tokoh karakter komik dan di beri elemen headline judul. Pin ditempatkan di dalam komik sebagai hadiah kepada pembeli.

Gambar IV.9 Pin

Sumber Pribadi

Spesifikasi :Ukuran 5,5 X 5,5 cm

Bahan Media Artpaper 80 gram (laminasi doff)

(50)

35 4.2.7 Gantungan kunci

[image:50.595.216.412.149.280.2]

Gantungan kunci ini ditempatkan di dalam komik sebagai hadiah kepada pembeli. Gantungan yang menceritakan keadaan pada si pembaca

Gambar IV.10 Gantungan kunci

Sumber Pribadi

Spesifikasi :Ukuran 5 X 15 cm

Bahan Media Stiker Polyposter dan Polyfoam

(laminasi doff) Cetak Offset

4.2.8 Flag Chain

Flag Chain ini ditempatkan di dalam Stand saat peluncuran komik dan pameran sehingga para pembeli mengetahui keberadaan komik Legenda Situbagendit di letakan .

Gambar IV.11 Bendera Gantung

Sumber Pribadi

Spesifikasi :Ukuran 24X 21 cm

[image:50.595.126.497.516.593.2]
(51)

36

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, h. Maulana, B., Zpalanzani, A.2006. Histeria Komikita: membedah komikita masa lalu, sekarang dan masa depan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Bonneff, M. 1976. Komik Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Darusuprapta, 1990. Ajarkan Moral Usia Dini. Jakarta: PT. Elex Media Komputendo

Eisner, w. 2008. Comics and Sequential Art: Principles and practices from the legendary cartoonist. New York: W.W. Norton & Company

McCloud, S.1993. Understanding Comics (3 th ed). Jakarta:KPG.

(52)

58

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Imam Udzkur Hidayatullah

Tempat Tanggal Lahir : Denpasar, 14 Juni1989

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Diploma (D3) Desain Komunikasi Visual

Alamat : Saluyu Indah XIV no 222 Riung Bandung

Kec. Cipamokolan Bandung

Telepon/HP : 085721206066

E-mail : bie.awesome@gmail.com

Pendidikan

1. SDN Pucang 3 Sidoarjo1996-2001 2. SMP Negeri 6 Sidoarjo 2001-2004 3. SMA Antartika Sidoarjo 2004-2007

Gambar

Gambar  II.1 Berbagai jenis balon kata.
Gambar III.2 Gambar komik
Gambar III.3 Gambar Media Pendukung
Gambar III.4 format desain
+7

Referensi

Dokumen terkait

2011.. Situs Rumah Komik dan Baca Komik Online di Komikara merupakan suatu inovasi bagi para komikus dalam negeri. Ada tiga hal mendesak yang melatar belakangi

- Kurangnya media informasi yang diberikan kepada masyarakat Kota Bandung sehingga masih banyak masyarakat khususnya generasi muda yang belum tahu dan paham mengenai adanya.

Pendekatan komunikasi dalam pembuatan konsep perancangan promosi Foker Cake adalah agar pesan yang ingin disampaikan pada masyarakat di Bandung dapat diterima dengan

Media informasi ini pesan utamanya adalah ingin memberitahukan kepada masyarakat khususnya para pengrajin sepatu di Cibaduyut mengenai hal-hal yang berhubungan dengan berbagai

Dalam pembuatan media kampanye tujuan komunikasi sangatlah penting agar pesan yang disampaikan dapat tepat sasaran dan dipahami masyarakat, adapun tujuanya adalah

Berdasarkan hal tersebut, media komunikasi seperti komik dewasa ini sudah menjadi sarana untuk menyampaikan pesan dalam kehidupan masyarakat luas yang dituangkan dalam bentuk

Perancangan komik mengenai tradisi pernikahan Tionghoa ini diharapkan dapat membantu generasi muda Tionghoa untuk lebih memahami tradisinya, serta menumbuhkan minat mereka

Berdasarkan hal tersebut, media komunikasi seperti komik dewasa ini sudah menjadi sarana untuk menyampaikan pesan dalam kehidupan masyarakat luas yang dituangkan dalam bentuk