144
Nama Lengkap
: Saeful Anwar
Tempat, Tanggal Lahir
: Ciamis, 23 April 1988
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
No.Telepon
: 085722995632
: saeful.anwar21@gmail.com
Alamat Lengkap
: Jl. Cikaso No. 8, Rt. 13 / Rw. 03 Cikaso Banjarsari
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FORMAL
Tahun
Tempat Pendidikan
Keterangan
1995 – 2001
SDN 1 Cikaso Banjarsari
Berijazah
2001 – 2004
MTS Al-Amien Cikaso Banjarsari
Berijazah
2004 – 2007
MAN Sukajadi Pamarican
Berijazah
2008 – 2013
Tercatat Sebagai Mahasiswa Jenjang Strata Satu,
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Komputer Indonesia Bandung
-Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Hormat Saya,
THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AN
BY TAKING ACTION
(Case Study on the Industrial Sector Manufacturing Co
and Metal Goods Were Listed on the Indonesia Stock Exchang
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Sy
Guna
PROGRAM STUDI AKUNTAN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND LIQUIDITY
BY TAKING ACTION AGAINST PROFITABILITY
Case Study on the Industrial Sector Manufacturing Company Metal
and Metal Goods Were Listed on the Indonesia Stock Exchang
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
SAEFUL ANWAR
21108152
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2013
D LIQUIDITY
AGAINST PROFITABILITY
mpany Metal
and Metal Goods Were Listed on the Indonesia Stock Exchange)
iii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Shalawat
serta sallam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
karena
dengan
rahmat
dan
pertolongan-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini tentang
“Pengaruh Struktur Modal dan
Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Logam dan Barang dari Logam yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
ujian sidang guna memperoleh gelar sarjana ekonomi yang dibimbing oleh Ibu Dr.
Surtikanti, SE., M.Si., Ak.,
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunannya. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik atupun saran yang
sifatnya membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan yang
bagi peningkatan kemampuan penulis dimasa yang akan datang.
iv
Komputer Indonesia Bandung.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung dan sekaligus
sebagai dosen pembimbing. Terimakasih atas bimbingannya selama ini, terima
kasih telah membantu memberikan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si, Selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
5. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si, Selaku Dosen Wali Ak-4.
Terimakasih atas doa dan dukungannya.
6. Seluruh Staff Dosen Pengajar Universitas Komputer Indonesia yang telah
membekali penulis dengan pengetahuan.
7. Staff Sekretariat Jurusan Program Studi Akuntansi (Mba Dona dan Mba
Senny), terimakasih untuk pelayanan dan informasinya.
8. Seluruh staff dan karyawan Pusat Informasi Pasar Modal yang turut
membantu terlaksananya Skripsi ini.
v
11. Untuk orang yang selalu ada di hati, yang selalu siap dalam memberikan
semangat serta doanya.
12. Sahabat-sahabat Ak-4, Asep Santosa, Irvan Saefulloh, Aldino Gumilar
Rahayu, Almanda Primadona, dan semua teman – teman yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas persahabatan, dukungan dan
bantuannya.
13. Teman – teman Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas
Komputer Indonesia ’08 serta semua pihak yang telah banyak membantu
penulis dalam pengerjaan Skripsi, yang belum atau tidak tertulis.
Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk semuanya, atas
segala bantuan dan dukungannya selama ini. Semoga Allah SWT membalas lebih
dari semua kebaikanya yang telah kalian berikan kepada penulis, Amin.
Wassalam Wr. Wb.
Bandung, Februari 2013
vi
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
ABSTRACT ……….i
ABSTRAK ... ………..ii
KATA PENGANTAR.... ………..iii
DAFTAR ISI .. ………...vi
DAFTAR TABEL . ………x
DAFTAR GAMBAR... ……….xi
DAFTAR LAMPIRAN .. ……….xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 11
1.2.1 Identifikasi Masalah... 11
1.2.2 Rumusan Masalah ... 12
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 13
1.3.1 Maksud Penelitian ... 13
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 13
1.4 Kegunaan Penelitian ... 14
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 14
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 15
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 15
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 15
vii
2.1.1.1 Pengertia Struktur Modal... 17
2.1.1.2 Komponen Struktur Modal ... 18
2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal... 23
2.1.1.4 Pengukuran Struktur Modal... 25
2.1.2 Likuiditas ... 26
2.1.2.1 Pengertian Likuiditas... 26
2.1.2.2 Rasio Likuiditas ... 27
2.1.3 Profitabilitas ... 28
2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas ... 28
2.1.3.2 Rasio Profitabilitas ... 29
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya... 31
2.2 Kerangka Pemikiran ... 34
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 39
2.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas... 39
2.2.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas... 39
2.3 Hipotesis ... 41
BAB III OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 43
3.2.1 Desain Penelitian ... 45
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 47
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data... 50
3.2.3.1 Sumber Data ... 50
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data... 50
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 70
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 70
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan... 70
4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 80
4.1.1.3 Deskripsi Jabatan (
Job Description
) ... 82
4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Logam
dan barang dari logam yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia... 94
4.2 Analisis Deskriptif ... 96
4.2.1 Analisis Kondisi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Logam dan Barang dari Logam yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ... 96
4.2.2 Analisis Kondisi Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Logam dan Barang dari Logam yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia ... 102
4.2.3 Analisis Kondisi Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Logam dan Barang dari Logam yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ... 106
4.3 Analisis Verifikatif ... 111
4.3.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Secara
Parsial... 119
4.3.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Secara Parsial ... 120
4.3.3 Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas
Secara Simultan ... 121
ix
(ROE) ... 124
4.3.4.3 Koefisien Determinasi Struktur Modal dan Likuiditas
Terhadap Profitabilitas (ROE) ... 125
4.4 Pengujian Hipotesis ... 126
4.4.1 Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas
(ROE) Secara Parsial ... 126
4.4.2 Pengaruh Struktur Modal Secara Parsial Terhadap Profitabilitas
(ROE) ... 126
4.4.3 Pengaruh Likuiditas Secara Parsial Terhadap Profitabilitas
(ROE) ... 129
4.4.4 Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas
(ROE) ... 131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan... 136
5.2 Saran... 138
DAFTAR PUSTAKA... 140
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... 144
140
Abdul Hasyim Batubara. 2010. Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas Pada PT.
Bumi Flora.Unpab Medan.
Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Kinerja Keuangan
Perusahaan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Agus Sartono. 2001.
Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Ali Kesuma. 2009.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1,
Maret 2009: 38-45.
Andi Supangat. 2007.
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Non
Parametik. Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media Group.
Arifin. 2007.
Pengaruh Penerapan Prosedur Pengendalian Intern Terhadap
Efektivitas Pencapaian Laba pada Kanoptel PT. Telkom Kota Gorontalo.
Bambang Riyanto.
2001.
Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Edisi Keempat,
Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Brigham. E. F. & Weston J. F. 2005.
Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Alih
Bahasa: Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Edisi Kesembilan. Jilid Dua.
Jakarta: Erlangga.
Budi Rahardjo. 2007.
Keuangan & Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan.
Edisi
Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bukhori. 2009.
Kinerja Industri Menurun. Diakses pada 8 Oktober 2012 dari
World
Wide Web: http://www.datacon.co.id/index1ind.html.
Damodar N. Gujarati. 2003. Ekonometrika Dasar: Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Darsono dan Ashari. 2005.
Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: ANDI.
Djam’an Satori dan Aan Komariah. 2011.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan
Ketiga. Bandung: CV. Alfabeta.
Eugene F. Brigham & Joel F. Houston. 2006.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Buku Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Eugene F. Brigham & Joel F. Houston. 2009.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Buku Satu. Jakarta: Salemba
Empat.
Eugene F. Brigham & Joel F. Houston. 2010.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesebelas. Buku Satu. Jakarta: Salemba
Empat.
Hardono Mardiyanto. 2008. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Husein Umar. 2011.
Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Iwan Gunawan. 2012. Analisis Lingkungan Global dalam Bisnis. Jurnal Westphalia,
Vol. 11, No. 1 (Januari-Juni 2012) Issn 0853-2265.
James C. Van Horne & John M. Wachowicz. 2005. Financial Management
(Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan). Yang Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan
Deny Arnos Kwary. Edisi Keduabelas, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
James C. Van Horne & John M. Wachowicz. 2007. Financial Management
(Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan). Yang Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan
Deny Arnos Kwary. Edisi Keduabelas, Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.
John J. Wild, K.R. Subramanyam & Robert F. Halsey. 2005.
Financial Statement
Analysis: Analisis Laporan Keuangan. Yang Diterjemahkan Oleh: Yanivi S.
Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.
Jonathan Sarwono. 2006.
Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Masyhuri dan Zainuddin. 2008.
Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan
Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Michell Suharli. 2007.
Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat.
Moh Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
M.S. Hidayat. 2012. Kinerja Industri Menurun. Diakses pada 7 September 2012 dari
World Wide Web: http://www.kemenperin.go.id.
Mursidah Nurfadillah. 2011.
Analisis Pengaruh Earning per Share, Debt to Equity
Ratio dan Return on Equity Terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk.
April 2011, Volume 12 Nomor 1.
Riduwan dan Sunarto. 2007.
Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi,
Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya. 2006.
Metodologi Penelitian Keuangan:
Prosedur, Ide dan Kontrol. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sofyan Syafri Harahap. 2001.
Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Satu
Cetakan Ketiga. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sofyan Syafri Harahap. 2009.
Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2000.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan..
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan
YKPN.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan Keempat. Bandung: CV.
Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Panelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi). Edisi Pertama.
Yogyakarta: EKONISIA.
Umi Narimawati. 2008. Analisis Multifariat untuk Penelitian Ekonomi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah: Paduan Awal Menyusun
Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis.
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, dunia ekonomi sedang dalam proses menuju ekonomi
global
atau
lebih terkenal dengan istilah
globalisasi
(Iwan Gunawan, 2012).
Peningkatan
integrasi antar negara dapat dilihat melalui adanya perkembangan dramatis dalam
arus penyeberangan barang, jasa dan juga modal dari suatu negara ke negara lain
(Iwan Gunawan, 2012). Dengan demikian istilah
globalisasi
sesungguhnya secara
sederhana dipahami sebagai suatu proses pengintergrasian ekonomi nasional
bangsa-bangsa ke dalam suatu sistem ekonomi
global
(Iwan Gunawan, 2012).
Pelaksanaan operasi suatu organisasi / perusahaan haruslah berpedoman
kepada rencana kerja yang telah ditetapkan oleh kebijaksanaan manajemen
perusahaan tersebut, baik mengenai pengelolaan maupun pengadaan (Abdul Hasyim
Batubara, 2010). Dengan demikian kelangsungan perusahaan tersebut di masa yang
akan datang akan lebih terjamin, oleh karena itu berbagai faktor yang membantu
pencapaian tujuan perusahaan harus dilaksanakan dengan baik (Abdul Hasyim
Batubara, 2010). Faktor utama yang perlu mendapat perhatian adalah keadaan
keuangan perusahaan (Abdul Hasyim Batubara, 2010).
Untuk mengetahui seberapa baik keadaan keuangan dari suatu perusahaan,
maka perlulah dilakukan analisis hubungan sumber–sumber dana serta hubungan
antara hasil yang dicapai perusahaan dengan pengklasifikasian dana yang
diinvestasikan pada aktiva / harta (
assets
) perusahaan (Abdul Hasyim Batubara,
2010). Langkah penting dalam menilai atau menganalisis kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dan posisi keuangan dari perusahaan dalam satu periode akuntansi
adalah dengan analisis laporan keuangan perusahaan (Abdul Hasyim Batubara, 2010).
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan, kinerja serta potensi
perusahaan ada beberapa perhitungan yang harus diperhatikan, yaitu:
(1) Likuiditas, adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau dengan kata lain
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, (2)
Solvabilitas, adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang, (3) Rentabilitas atau Profitabilitas, adalah kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dalam periode tertentu, (4) Aktivitas Usaha, adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk melakukan segala usaha atau kegiatannya secara
stabil (Abdul Hasyim Batubara, 2010).
Perusahaan dan penyedia modal, kreditor dan investor semuanya melakukan
analisis laporan keuangan, jenis analisis bervariasi menurut minat masing-masing
pihak, di lain pihak, klaim pemegang obligasi bersifat jangka panjang (James C. Van
Horne & Jhon M. Wachowicz, 2007:192). Dengan demikian, para pemegang obligasi
lebih tertarik dengan kemampuan arus kas perusahaan untuk menyelesaikan utang
dalam periode waktu yang panjang (James C. Van Horne & Jhon M. Wachowicz,
2007:192). Mereka dapat mengevaluasi kemampuan ini dengan cara menganalisis
struktur modal perusahaan (James C. Van Horne & Jhon M. Wachowicz, 2007:192).
Keputusan struktur modal juga merupakan hal penting, pentingnya struktur
modal ini karena adanya pilihan kebutuhan antara memaksimalkan
return
lingkungan bisnis yang kompetitif (David Sukardi Kodrat, 2009). Struktur modal
perusahaan merupakan kombinasi dari saham-saham yang berbeda (saham biasa dan
saham preferen) atau bauran seluruh sumber pendanaan jangka panjang yang
digunakan perusahaan (David Sukardi Kodrat, 2009). Pada umummya, suatu
perusahaan dapat memilih berbagai alternatif struktur modal, persoalannya adalah
apakah perusahaan akan mampu menggunakan utang yang besar atau menggunakan
utang yang sangat kecil, sumber – sumber pendanaan yang dapat digunakan
perusahaan antara lain :
leasing, warrant, convertible bond, forward contract
atau
trade bond swaps
(David Sukardi Kodrat, 2009).
Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan modalnya dalam dua
bentuk yaitu: modal jangka pendek dan modal jangka panjang (Lukman Syamsuddin,
2011:207). Utang-utang lancar adalah merupakan sumber-sumber jangka pendek,
sedangkan pinjaman jangka panjang dan modal sendiri adalah sumber-sumber modal
yang panjang (Lukman Syamsuddin, 2011:207). Utang lancar yang terdiri dari utang
dagang, utang surat-surat berharga (
notes payable
) (Lukman Syamsuddin, 2011:207).
Di samping itu juga, kreditur jangka pendek lebih tertarik untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang yang segera harus dilunasi
(Jumingan, 2006:121). Dalam jangka pendek jumlah aktiva lancar yang dimiliki akan
menemukan kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya
(Jumingan, 2006:121). Dengan kata lain kreditur jangka pendek lebih tertarik pada
tingkat likuiditas perusahaan (Jumingan, 2006:121).
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Lukman Syamsuddin, 2011:41).
Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan,
tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu
menjadi uang kas (Lukman Syamsuddin, 2011:41). Salah satunya pengukuran
likuiditas ialah dengan menggunakan CR (
current ratio
), di mana CR (
current ratio
)
ini merupakan salah satu
ratio financial
yang sering digunakan. Tingkat
current ratio
Rasio
likuiditas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Sofyan Syafri Harahap, 2009:301).
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban
lancar (Sofyan Syafri Harahap, 2009:301). Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya (Sofyan Syafri Harahap, 2009:301).
Hanya perusahaan yang memiliki likuiditas baik yang akan membagikan
labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai (Micchel Suharli, 2007).
Sebaliknya, pihak manajemen perusahaan akan menggunakan potensi likuiditas yang
ada
untuk melunasi kewajiban jangka pendek ataupun
mendanai operasi
perusahaannya (Micchel Suharli, 2007).
Dalam analisis laporan keuangan ini, digunakan perhitungan rasio likuiditas
dan rasio profitabilitas dengan maksud untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan mengukur efisiensi perusahaan dalam
menggunakan aktiva untuk mencapai laba, sehingga dapat diketahui tingkat likuiditas
dan profitabilitas perusahaan (Abdul Hasyim Batubara, 2010).
Syamsuddin, 2011:59). Para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak
manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini, karena disadari
betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan (Lukman
Syamsuddin, 2011:59). Salah satunya pengukuran profitabilitas ialah dengan
menggunakan ROE (
return on equity
), ROE (
return on equity
) merupakan suatu
pengukuran dari penghasilan (
income
) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan
(baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan (Lukman Syamsuddin, 2011:64). Secara
umum tentu saja semakin tinggi
return
atau penghasilan yang diperoleh semakin baik
kedudukan pemilik perusahaan (Lukman Syamsuddin, 2011:64).
Profitabilitas digunakan untuk memperkirakan risiko yang terkandung dalam
suatu proyek secara lebih akurat (Lukman Syamsuddin, 2011:491). Profitabilitas
dapat dikatakan sebagai presentase kemungkinan terjadinnya suatu hasil, dengan
menentukan profitabilitas dari suatu hasil “
expected value
” dari suatu proyek yang
sedang dianalisa (Lukman Syamsuddin, 2011:491).
Expected value
dari suatu proyek
adalah merupakan hasil rata-rata tertimbang (
weighted average return
) dimana
penimbang atau
weigh
yang digunakan adalah profitabilitas dari masing-masing hasil
(Lukman Syamsuddin, 2011:491).
penurunan pertumbuhan itu terutama akibat tekanan kinerja beberapa kelompok
industri tekstil dan produk tekstil, alas kaki, kulit, dan produk kulit, serta logam dan
barang dari logam
(
M.S. Hidayat, 2012
).
Selain masalah melemahnya pasar ekspor, maka industri manufaktur
menghadapi masalah kesulitan likuiditas, ketika perbankan menjadi lebih hati-hati
dalam menyalurkan kredit dengan suku bunga yang masih tinggi (Anshari Bukhori,
2009). Industri manufaktur paling terpukul oleh krisis finansial
global
karena dua hal,
pasar yang menyusut baik dipasaran ekspor maupun pasar dalam negeri, biaya
produksi yang tinggi karena harga-harga bahan baku impor masih tinggi dengan
lemahnya nilai tukar rupiah, dan kesulitan likuiditas karena bank masih belum berani
menurunkan suku bunga walaupun suku bunga BI
rate
sudah menurun (Anshari
Bukhori, 2009).
Equity Ratio
) dan
Return on Equity
mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat pada
tabel 1.1 sebagai berikut.
Tabel 1.1
Tabel Keuangan
Struktur Modal (
Debt Equity Ratio
) dan Profitabilitas
(Return on Equity)
N
o
Nama Perusahaan
Tahun
2008
2009
Kondisi
DER
ROE
(%)
DER
ROE
(%)
DER
ROE
1
PT. Alaska Industrindo Tbk
4.28
19.34
2.86
29.83
2
PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk
2.76
1.23
2.21
1.09
3
PT. Betonjaya Manunggal Tbk
0.28
54.08
0.08
19.95
4
PT. Citra Tubindo Tbk
1.06
32.78
0.85
19.08
5
PT. Indal Alumunium Industry Tbk
7.12
2.74
6.38 -16.72
6
PT. Sumber Energy Andalan Tbk
2.84
-50.19
0.59
10.77
7
PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
-1.72
10.04 -1.66
-0.37
8
PT. Jayapari Steel Tbk
0.48
27.04
0.30
1.00
9
PT. Lion Metal Works Tbk
0.26
28.36
0.19
19.75
10
PT. Lionmesh Prima Tbk
1.16
30.59
0.64
37.09
11
PT. Hanson International Tbk
-1.01 156.03 -1.01
-9.54
12
PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
2.90
13.25
2.32
11.29
(Sumber: Laporan keuangan, data diolah)
manufaktur sektor industri logam dan barang dari logam yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mulai dari DER maupun ROE pada tahun 2008 dan 2009.
Pada tahun 2009 ROE pada PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk turun
menjadi 1.09%, PT. Betonjaya Manunggal Tbk turun menjadi 19.95%, PT. Citra
Tubindo Tbk turun menjadi 19.08%, PT. Indal Aluminium Industry Tbk turun
menjadi -16.72%, PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk turun menjadi -0.37%, PT.
Jayapari Steel Tbk turun menjadi 1.00%, PT. Lion Metal Works Tbk turun menjadi
19.75%, PT. Pelangi Indah Canindo Tbk turun menjadi 11.29%, dan
PT. Hanson
International Tbk yang turun menjadi -9.54%, tetapi kondisi DER nya tetap (tidak naik tidak
turun). Kecuali pada PT. Alaska Industrindo Tbk yang naik menjadi 29.83% dan PT.
Lionmesh Prima Tbk yang naik menjadi 37.09%. ROE yang menurun dari
perusahaan-perusahaan tersebut pada tahun 2009 diasumsikan bisa disebabkan karena
beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan utang yang terlalu banyak,
disamping itu juga diketahui bahwa penggunaan hutang akan menimbulkan
kewajiban finansial, baik dalam bentuk pembayaran bunga maupun angsuran pokok,
pinjaman (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti 2002:323). Karena itu tidak diinginkan
penggunaan hutang akan menimbulkan kesulitan likuiditas bagi perusahaan, dalam
arti ketidakmampuan membayar bunga dan angsuran pokok pinjaman (Suad Husnan
dan Enny Pudjiastuti 2002:323). Hubungan tersebut adalah penggunaan dari
masing-masing jenis modal mempunyai pengaruh berbeda terhadap laba yang diperoleh
perusahaan (Sutrisno
,
2003:289). Penggunaan modal asing akan menurunkan
laba, bunga sendiri juga dimanfaatkan sebagai pengurang pajak yang harus ditangung
oleh perusahaan (Sutrisno
,
2003:289).
Di sisi lain, hal yang berbeda terlihat pada PT. Alaska Industrindo Tbk yang
naik menjadi 29.83% dan PT. Lionmesh Prima Tbk yang naik menjadi 37.09%, dan
PT. Sumber Energy Andalan Tbk naik menjadi 10.77%. Kenaikan ROE pada
perusahaan-perusahaan tersebut, diasumsikan karena DER nya menurun. Selain itu
juga hal ini diperkirakan perusahaan meminimalkan atau mengurangi jumlah
pinjaman dari
eksternal
perusahaan sehingga kewajiban yang ditanggung perusahaan
cenderung kecil dan laba yang dihasilkan bisa maksimal, dan dampaknya terhadap
perusahaan peningkatan ROE ini akan membuat investor tertarik dalam berinvestasi.
Dari fenomena tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian
tentang “Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Logam dan Barang dari Logam yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas maka identifikasi masalah yang
ada menunjukan bahwa:
dan
PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
mengalami penurunan hal ini akan menyebabkan berkurangnya keuntungan bagi
perusahaan, serta dampaknya terhadap pemilik modal.
2. Dengan turunnya kondisi struktur modal pada
PT. Alumindo Light Metal Industry
Tbk,
PT. Betonjaya Manunggal Tbk, PT. Citra Tubindo Tbk, PT. Indal Alumunium
Industry Tbk, PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk, PT. Jayapari Steel Tbk,
PT. Lion
Metal Works Tbk, dan PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia seharusnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Namun
kenyataannya tidak demikian, karena tingkat penurunan
Debt Equity Ratio
juga di
ikuti dengan turunnya
Return on Equity.
Hal ini dikemukakan oleh peneliti
sebelumnya David Sukardi Kodrat (2009), yang menyatakan bahwa Semakin
besar penggunaan utang, semakin besar pula risikonya sehingga biaya modal
sendiri akan bertambah.
3.
Debt Equity Ratio
yang turun tidak selalu disertai dengan kenaikan profitabilitas.
1.2.2 Rumusan Masalah
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi struktur modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Logam dan barang dari logam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimana kondisi profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Logam dan barang dari logam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Seberapa besar pengaruh struktur modal dan likuiditas terhadap profitabilitas,
baik secara parsial maupun secara simultan pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Logam dan barang dari logam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1
Maksud Penelitian
Adapun maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh
dan mengumpulkan data dan informasi serta untuk mengetahui bagaimana Pengaruh
Struktur Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Logam dan Barang dari Logam yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
1.3.2
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi struktur modal pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Logam dan Barang dari Logam yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui kondisi profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Logam dan Barang dari Logam yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan likuiditas terhadap
profitabilitas, baik secara parsial maupun secara simultan pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Logam dan Barang dari Logam yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk
dijadikan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan.
1.4.1 Kegunaan Praktis
a. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang pengaruh struktur
modal dan likuiditas terhadap profitabilitas.
b. Bagi perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
dan pertimbangan dalam memberikan kontribusi bagi perusahaan dalam
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
c. Bagi karyawan di perusahaan
masing-masing sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang nantinya akan
berdampak pada posisi informasi pelaporan keuangan.
1.4.2 Kegunaan Akademis
a) Bagi pengembangan ilmu akuntansi, memberikan referensi tentang
keterkaitan antara pengaruh struktur modal dan likuiditas terhadap
profitabilitas.
b) Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin
mengkaji dalam bidang yang sama.
c) Bagi penulis, dapat menambah wawasan pengetahuan dan daya pikir sebagai
bagian dari proses belajar, sehingga dapat lebih memahami bagaimana
aplikasi dan menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan dengan
praktis yang sesungguhnya di dunia nyata.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Logam
dan Barang dari Logam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang beralamat di Jl.
Veteran No. 10 Bandung.
1.5.2 Waktu Penelitian
Berikut ini adalah tabel waktu pelaksanaan kegiatan penelitian:
Tabel 1.2
Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian
NO KEGIATAN BULAN
Oktober 2012
November 2012
Desember 2012
Januari 2013
Februari 2013 I Tahap Persiapan
1. Persiapan Judul
2. Pengajuan Judul 3. Mencari Perusahaan
II Tahap Pelaksanaan
1. Penulisan UP 2. Bimbingan UP 3. Seminar UP 4. Sidang UP 5. Revisi UP 6. Penelitian Skripsi 7. Bimbingan Skripsi 8. Pelaporan Skripsi
III Tahap Pelaporan
1. Menyiapkan Draf Skripsi 2. Sidang Akhir Skripsi
3. Penyempurnaan Laporan Skripsi
17
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Struktur Modal
2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal
Sumber pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi kedalam dua kategori
yaitu pendanaan
internal
berupa modal sendiri yang diperoleh dari sumber laba
ditahan dan pendanaan
eksternal
berupa modal pinjaman yang diperoleh dari para
kreditor atau yang disebut dengan hutang dari pemilik, peserta atau pengambil bagian
dalam perusahaan atau yang disebut sebagai modal. Proporsi atau bauran dari
penggunaan modal sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan
disebut struktur modal perusahaan.
Menurut Sutrisno (2003:289), struktur modal adalah:
“Merupakan perimbangan antara modal asing atau hutang dengan modal
sendiri”.
Sedangkan menurut Agus Sartono (2001:484), struktur modal adalah:
“Perimbangan pembiayaan perusahaan jangka panjang permanen yang
dicerminkan oleh utang jangka panjang, saham preferen dan modal sendiri
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan
perimbangan pembiayaan perusahaan antara modal asing atau hutang jangka panjang
dengan modal sendiri.
2.1.1.2 Komponen Struktur Modal
Struktur modal suatu perusahaan terdiri dari beberapa komponen, yaitu
diantaranya:
a. Modal sendiri
Menurut Bambang Riyanto (2001:240), modal sendiri adalah sebagai berikut:
“Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik dan
tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya”.
Sedangkan Menurut Suad Husnan (2000:276), modal sendiri adalah:
“Sumber dari dalam (
internal financing
) berasal dari hasil operasi perusahaan
yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan. Sedangkan sumber dari luar
(
external financing
) dapat dalam bentuk saham biasa atau saham preferen”.
Berdasarkan pengertian di atas, modal sendiri dapat disimpulkan sebagai dana
yang berasal dari pemegang saham di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang
tidak tertentu.
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, dapat dikemukakan bahwa setiap
perusahaan harus mempunyai sejumlah modal sendiri minimum yang diperlukan
untuk menjamin keberlangsungan hidup perusahaan. Besaran modal sendiri yang
lebih dominan dari modal asing, dalam struktur modal perusahaan mutlak diperlukan,
b. Utang jangka pendek
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:147-162), utang jangka
pendek terdiri dari:
1. Pendanaan spontan
Pendanaan spontan yang paling banyak digunakan oleh perusahaan adalah
hutang dagang. Daya tarik dari pendanaan spontan adalah bahwa
perusahaan tidak perlu melakukan negosiasi atau perundingan formal
untuk menambah atau mengurangi dana yang diperlukan. Secara umum
terdapat tiga tipe hutang dagang, yaitu
open account
,
notes payable
, dan
trade acceptance
.
Open account
merupakan tipe yang paling popular, dan
tipe ini menunjukan bahwa penjual mengirimkan barang ke pembeli
dilengkapi dengan faktur yang menyebutkan barang yang dikirim dan
syarat-syarat pembayaran. Setelah pembeli menandatangani tanda
penerimaan barang, pembeli berarti menyatakan berhutang kepada
penjual.
Notes payable
berarti pembeli membuat surat pernyataan
berhutang secara resmi kepada penjual, disertai kapan akan dilunasi
hutang tersebut. Sedangkan
trade acceptance
berarti penjual menarik draft
kepada pembeli yang menyatakan kapan draft tersebut akan dibayar.
2. Pendanaan yang memerlukan negosiasi
Sumber dana ini menunjukan bahwa perusahaan harus melakukan
perjanjian formal untuk memperolehnya. Sumber pendanaan bisa berasal
dan perusahaan pembiayaan. Untuk menghimpun dana yang berasal dari
money market
perusahaan menerbitkan instrument keuangan yang dijual
kepada para pemodal, baik langsung ataupun lewat dealer. Sedangkan
short term loan
sering berwujud kredit modal kerja.
3. Perhitungan tingkat bunga
Salah satu faktor yang sering menjebak calon debitur adalah informasi
tentang tingkat bunga. Kreditur mungkin menyebut tingkat bunga yang
relatif rendah, tetapi tidak menjelaskan bagaimana basis perhitungannya.
Pada umumnya terdapat tiga metode perhitungan bunga, yaitu
collect
basis, discount basis,
dan
add on basis.
c. Utang jangka panjang
Menurut Agus Sartono (2001:324), mendefinisikan utang jangka panjang atau
long term loan
adalah:
“Suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur
bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu dan peminjam bersedia
untuk membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman”.
Sedangkan Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:415-424),
utang jangka panjang terdiri dari:
1. Kredit investasi
Jenis pendanaan ini disediakan oleh perbankan, dan masih banyak
dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha. Yang menarik adalah bahwa suku
bunga kredit modal kerja. Meskipun demikian seringkali suatu klausul
yang menyatakan bahwa debitur tidak dapat melunasi kredit investasi
yang diambilnya lebih cepat dari jangka waktu yang disepakati, membuat
tingkat bunga efektif yang ditanggungnya tidak selalu lebih kecil dari
tingkat bunga kredit jangka pendek.
2. Hipotek (
mortgage
)
Hipotek merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan angguanan
aktiva tidak bergerak (tanah, bangunan). Dalam perjanjian kreditnya
disebutkan secara jelas aktiva apa yang dipergunakan sebagai agunan.
3. Obligasi
Bagi penerbit dan pembeli obligasi risiko yang sering dihadapi adalah
resiko karena perubahan suku bunga. Kita tahu apabila suku bunga naik
harga obligasi akan turun (pembeli obligasi rugi), dan apabila suku bunga
turun harga obligasi akan naik (penerbit obligasi yang rugi). Karena itu
kemudian muncul obligasi yang ditawarkan dengan suku bunga
mengambang (
floating rate
).
4. Obligasi konversi
Obligasi konversi merupakan obligasi yang dapat dikonversikan (diubah)
menjadi saham biasa. Pemilik obligasi konversi (
convertible bonds,
selanjutnya disingkat CB), sebenarnya memiliki obligasi dan
opsi call
atas
5. Saham preferen
Saham preferen adalah saham yang memeberikan dividen yang tetap
besarnya. Besarnya dividen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh
oleh perusahaan. Sayangnya pembayaran dividen saham preferen tidak
dapat dipaki sebagai pengurang pajak. Dengan kata lain, pembayaran
dividen saham preferen dilakukan terhadap laba setelah pajak.
6. Saham biasa dan
right
Perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru dan menawarkan kepada
publik umum. Apabila cara ini ditempuh, umumnya perusahaan harus
menggunakan jasa lembaga penjamin (yang akan menjamin bahwa
penerbitan tersebut akan laku terjual semua), atau menawarkan saham
baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini. Keduanya
akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya. Pilihan yang pertama
mengakibatkan perusahaan harus membayar
fee
kepada pihak penjamin,
dan yang kedua berarti distribusi kemakmuran kepada pemegang saham
baru.
7. Penerbitan sekuritas di pasar modal
Perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal pada dasarnya
menghindari proses intermediasi keuangan. Dengan kata lain, pihak yang
kelebihan dana (para investor) menyerahkan langsung dananya ke pihak
yang memerlukan dana (perusahaan). Banyak pihak yang terlibat dalam
tersebut antara lain dimaksudkan agar tidak terjadi penipuan informasi
kepada para pemodal.
2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Terlepas dari pendekatan mana yang akan diambil untuk menentukan struktur
modal yang optimal, para manajer keuangan perlu mempertimbangkan beberapa
faktor yang penting.
Menurut Agus Sartono (2001:248-249), mengemukakan, untuk menentukan
struktur modal yang optimal ada beberapa faktor yang harus diperhatikan,
diantaranya yaitu:
a. Tingkat penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki aliran kas
yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar dari pada
perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil.
b. Struktur asset
Perusahaaan yang memiliki asset tetap dalam jumlah besar dapat
menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari
skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber
dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya asset tetap
c. Tingkat pertumbuhan perusahaan
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana
untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan
mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba.
d. Profitabilitas
Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam
menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaaan
akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang.
e. Variabel laba dan perlindungan pajak
Variabel ini sangat erat kaitannya dengan stabilitas penjualan. Jika
varialibilitas atau
volatilitas
laba perusahaan kecil maka perusahaan
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menanggung beban tetap dari
utang.
f.
Skala perusahaan
Perusahaan besar yang sudah
well-established
akan lebih mudah memperoleh
modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil, karena kemudahan
akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar
pula.
g. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro
Perusahaan perlu menanti saat yang tepat untuk menjual saham dan obligasi.
Secara umum kondisi yang paling tepat untuk menjual obligasi atau saham
2.1.1.4 Pengukuran Struktur Modal
Menurut Budi Rahardjo (2007:119) rasio hutang jangka panjang terhadap
modal sendiri
(long term debt to equity ratio
atau
long term debt to networth ratio)
adalah:
“Perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan jumlah modal
sendiri”.
Sedangkan menurut Suad Husnan & Enny Pudjiastuti (2002:70) Rasio ini
menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.
Debt to equity ratio
ini dinyatakan dalam rumus atau rasio sebagai berikut:
(Sumber: Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002:70)
Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan
Debt to Equity Ratio
(DER) dikarenakan DER mencerminkan besarnya proporsi antara
total debt
(total
hutang) dan
total shareholder’s equity
(total modal sendiri).
Adapun menurut Jumingan (2006:227), menyatakan
Debt to Equity Ratio
,
yaitu rasio antara total utang dengan modal sendiri.
Rasio ini menunjukan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang. Bagi perusahaan makin besar rasio ini akan semakin
menguntungkan, tapi bagi pihak bank makin besar rasio ini berarti akan semakin
besar resiko yang ditanggung atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi.
=
Total
Kewajiban
2.1.2 Likuiditas
2.1.2.1 Pengertian Likuiditas
Menurut Agus Sartono (2001:489), likuiditas adalah:
“Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang
berjangka pendek. Kemampuan ini dapat dilihat dari posisi (perimbangan) kas
perusahaan dan kewajiban financial jangka pendek”.
Sedangkan menurut Lukman Syamsuddin (2011:41), likuiditas adalah:
“Merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk
membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”.
Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas
merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban financial yang berjangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:325), Analisis dari sisi
likuiditas pada dasarnya mendasarkan diri pada pemikiran bahwa arus kas yang
masuk sebagian besar (atau mungkin seluruhnya) bersifat variabel. Artinya, apabila
operasi perusahaan menurun, maka kas masuk akan menurun secara proporsional.
Sedangkan kas keluar, disamping ada yang bersifat variabel, juga ada yang bersifat
tetap. Penggunaan hutang akan menambah proporsi arus kas yang bersifat tetap ini,
karena pembayaran dan angsuran pokok pinjaman bersifat tetap, tidak peduli apakah
mempunyai proporsi kas keluar yang tetap sifatnya dalam jumlah yang besar, maka
perusahaan akan cepat mengalami kesulitan likuiditas (yaitu kas keluar lebih besar
dari kas masuk) pada saat terjadi penurunan penjualan.
2.1.2.2 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas
perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah
untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.
Menurut Agus Sartono (2001:116-118), dengan menggunakan laporan
keuangan yang terdiri atas neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal maka
rasio-rasio tersebut, adalah sebagai berikut:
a.
(Sumber: Agus Sartono, 2001:116).
Semakin tinggi
current ratio
ini berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Aktiva lancar yang
dimaksud termasuk kas, piutang, surat berharga dan persediaan. Dari aktiva lancar
tersebut, persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang
liquid
dibanding dengan
yang lain.
b.
(Sumber: Agus Sartono, 2001:117).
Rasio ini seperti halnya
current ratio
, tetapi hanya memperhitungkan aktiva
lancar yang benar-benar likuid saja, yakni aktiva lancar di luar persediaan. Pengertian
likuiditas sebenarnya mengandung dua dimensi, (1) waktu yang diperlukan untuk
mengubah aktiva menjadi kas dan (2) kepastian harga yang akan terjadi. Dengan
demikian diantara ketiga elemen aktiva lancar tersebut memang piutang lebih likuid
dengan persediaan dan memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mengubah
menjadi kas.
2.1.3 Profitabilitas
2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk tetap bersaing dalam kompetisi dengan
perusahaan-perusahan lainnya, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan
profitabilitas.
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2004:107), mendefinisikan
profitabilitas adalah:
“Hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh
perusahaan”.
Sedangkan menurut Agus Sartono (2001:122), mendefinisikan profitabilitas
adalah:
“Kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
hubungannya
dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor
jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini
misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan
diterima dalam bentuk dividen”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan
hasil akhir dari sebuah kebijakan atau kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
2.1.3.2 Rasio Profitabilitas
Menurut Agus Sartono (2001:123-125), mengemukakan ada beberapa jenis
rasio profitabilitas, diantaranya sebagai berikut:
a.
(Sumber: Agus Sartono, 2011:123).
Semakin
tinggi
profitabilitasnya
berarti
semakin
baik.
Tetapi
perlu
diperhatikan bahwa
gross profit margin
sangat dipengaruhi oleh harga pokok
penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka
gross profit margin
menurun begitu pula sebaliknya.
b.
(Sumber: Agus Sartono, 2001:123).
=
Penjualan
−
Harga
Pokok
Penjualan
Penjualan
Apabila
gross profit margin
selama satu periode tidak berubah sedangkan
net
profit margin
nya mengalami penurunan maka berarti bahwa biaya meningkat relatif
lebih besar dari pada peningkatan penjualan.
c.
(Sumber: Agus Sartono, 2001:123).
Return on investmen
atau
return on assets
menunjukan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
d.
(Sumber: Agus Sartono, 2001:124).
Return on equity
atau
return on net worth
mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga
dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi makin besar maka
rasio ini juga akan makin besar.
e.
=
Laba
Setelah
Pajak
Total
Aktiva
=
Laba
Setelah
Pajak
Modal
Sendiri
(Sumber: Agus Sartono, 2001:124).
Dengan menggunakan hubungan antara perputaran aktiva dengan
net profit
margin
maka dapat dicari
earning power
atau
return on assets ratio
.
Earning power
adalah hasil kali
net profit margin
dengan perputaran aktiva.
f.
(Sumber: Agus Sartono, 2001:124).
Earning power
, merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukan pula tingkat
efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila perputaran
aktiva meningkat dan
net profit margin
tetap maka
earning power
juga akan
meningkat.
[image:47.612.146.485.279.364.2]2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
No
Penulis
Judul
Hasil
Sumber
1.
Ramachan
dran
Azhagaiah
&
The
Impact
of
Capital Structure
on
Pro
fitability
With
Special
The relationship between
capital
structure
and
Pro
fitability, as well as the
unique impact of capital
Managing
Global
Transitions,
Volume
9.
Rentabilitas
Ekonomi =
EBIT
Total
Aktiva
=
Penjualan
Total
Aktiva
X
Candasam
y Gavoury
Reference
to
it
Industry in India
structure
on Pro
fitability
across
the
classes
by
income and assets, reveals
that the pro
fitability of
selected it
firms listed in bse
decrease signi
ficantly with
decrease in either spending
out of business revenue
exp_inc) or decrease in
total debt proportionate to
tas or decreasen current
ratio. Capital structure has
a signi
ficant impact on
pro
fitability of it firms in
India.
Number
4.
Winter 2011.
2.
Balasunda
ram
Nimalatha
san &
Assoc.
Valeriu
Brabete
Capital Structure
And Its Impact On
Profitability:
A
Study Of Listed
Manufacturing
Companies In Sri
Lanka
The
analysis
of
listed
manufacturing
companies
shows that Debt Equity
Ratio is positively and
strongly associated to all
profitability.
Finances-Accounting,
Revista
tinerilor
economist
(the
young
economist
journal).
3.
Simon &
Afolabi,
Babatunde
Capital Structure
and
Industrial
Performance in
Nigeria
(1999-2007)
Based on the panel data
regression analysis used in
this study, it was discovered
that debt financing, equity
financing and debt equity
ratios are significant factors
that
determine
the
profitability.
International
Business and
Management
Vol. 2, No. 1.
2011,
pp.
100-106
ISSN
1923-841 X.
4.
Jian-Shen
Chen
&
Mei-Ching
Chen
Influence
of
capital
structure
and
operational
risk
on
profitability of life
insurance industry
in Taiwan
Second, capital structure
exters
a
significantly
negative
effect
on
profitability.
International
Business
Studies,
National Chi
Nan
5.
Michell
Suharli
Pengaruh
Profitability
dan
Investment
Opportunity
Set
Terhadap
Kebijakan Dividen
Tunai
dengan
Likuiditas Sebagai
Variabel Penguat
(Studi
pada
Perusahaan
yang
Terdaftar di Bursa
Efek
Jakarta
Periode
2002-2003)
Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan bahwa likuiditas
dapat digunakan sebagai
variabel penguat (variabel
moderator)
karena
memberikan
hasil
yang
signifikan
pada
dalam
mempengaruhi profitabilitas
dan kesempatan investasi,
Jurnal
Akuntansi
dan
Keuangan,
Vol. 9, No. 1,
Mei 2007:
9-17.
6.
Abdul
Hasyim
Batubara
Analisis
Rasio
Likuiditas dan
Profitabilitas Pada
PT. Bumi Flora
Hasil penelitian diketahui
bahwa
rasio
likuiditas
perusahaan
sudah
baik,
dimana dari rasio likuiditas
sudah
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya sangat besar dan
rasio profitabilitasnya juga
diketahui sangat baik yang
menunjukkan
adanya
kenaikan
tingkat
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba.
Jurnal Ilmiah
Abdi Ilmu
131Vol.3
No.2
Desember
2010 ISSN :
1979 – 5408.
7.
Qasim
Saleem &
Ramiz Ur
Rehman
Impacts
of
liquidity ratios on
profitability
(Case of oil and
gas companies of
Pakistan)
So it is concluded that
liquidity ratio affect the
profitability.
Interdisciplin
ary Journal
of Research
in
Business
Vol. 1, Issue.
7,
July
2011(PP.95-98).
8.
Mahshid
Shahchera
The
Impact
of
Liquidity Asset on
Iranian Bank
Profitability
Findings of this study show
that the interaction of crisis
dummy and liquid asset
ratio is statistically and
International
Conference
on
2.2 Kerangka Pemikiran
A. Naratif
Secara umum, tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk mencapai
keuntungan sebesar - besarnya guna mempertahankan kelangsungan/kesinambungan
hidup (
going concern
) di tengah persaingan
era globalisasi
. Salah satu tujuan yang
penting dari penilaian adalah untuk menyajikan informasi yang bisa membantu para
investor dan pemakai lainnya untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang
bagi perusahaan.
Laporan keuangan menyediakan informasi yang membantu investor serta
kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai lainnya dalam menilai jumlah,
penetapan waktu, dan ketidak pastian penerimaan kas prospektif dari dividen atau
bunga dari hasil penjualan, penebusan, atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:4), laporan keuangan adalah:
“Hasil dari proses akuntansi yang disebut siklus akuntansi. Laporan keuangan
menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu
periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukan kinerja keuangan
perusahaan yang ditunjukan dengan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan”.
significantly affect bank’s
profitability.
Behavioral
Sciences and
Economics
Issue
Menurut Jumingan (2006:1), Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada hakikatnya merupakan hasil
akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak,
baik pihak yang ada dalam perusahaan maupun pihak yang berada di luar perusahaan.
Informasi yang berguna misalnya tentang kemampuan perusahaan dalam membayar
bunga dan pokok pinjaman, dan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan
besarnya modal sendiri.
Untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan harus dilakukan
analisis laporan keuangan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:190), analisis
laporan keuangan adalah:
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:19), Dengan melakukan analisis
laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi
lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi
indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan serta menunjukan bukti
kebenaran penyusunan laporan keuangan.
Keputusan struktur modal merupakan keputusan yang penting dalam
perusahaan. Keputusan ini penting karena perlu mengoptimalkan
return
sehingga
Menurut Brigham & Weston (2005: 150), mengemukakan sebagai berikut:
“Struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dan ekuitas”.
Sedangkan Menurut David Sukardi Kodrat (2009), dalam jurnalnya
menyatakan sebagai berikut:
“Hasilnya menunjukan bahwa penggunaan utang baik jangka pendek maupun
jangka panjang berpengaruh terhadap penurunan profitabilitas”.
Perusahaan yang terdapat dalam industri biasanya lebih banyak menggunakan
utang jangka pendek daripada jangka panjang. Perusahaan yang banyak
menggunakan aktiva lancar berarti perusahaan tersebut dapat menghasilkan aliran kas
untuk membiayai kegiatan operasional dan investasi perusahaan. Likuiditas
perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah
untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.
Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi, selanjutnya berkaitan dengan
masalah likuiditas ini perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan
tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam keadaan
liquid
dan sebaliknya apabila
perusahaan tidak segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan
inliquid
.
Menurut Budi Rahardjo (2007:115), rasio likuiditas adalah:
“Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
Menurut Michell Suharli (2007), dalam jurnalnya menyatakan sebagai berikut:
“Perusahaan yang memiliki likuiditas lebih baik maka akan mampu
membayar dividen lebih banyak. Pada perusahaan yang membukukan
keuntungan lebih tinggi (profitabilitas tinggi), ditambah likuiditas yang lebih
baik, maka semakin besar jumlah dividen yang dibagikan. Pada perusahaan
yang menginves-tasikan dana lebih banyak akam menyebabkan jumlah
dividen tunai yang dibayarkan berkurang”.
Sedangkan menurut Abdul Hasyim Batubara (2010), dalam jurnalnya
menyatakan sebagai berikut:
“Hasil penelitian diketahui bahwa rasio likuiditas perusahaan sudah baik,
dimana dari rasio likuiditas sudah menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sangat besar dan rasio
profitabilitasnya juga diketahui sangat baik yang menunjukkan adanya
kenaikan tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba”.
Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya
saing antar perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi
akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar
investasi
atau
membuka
investasi
baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan
yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:304), rasio rentabilitas atau disebut