• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio pada Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia tahun 2010/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio pada Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia tahun 2010/2013"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

29

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

PRICE EARNING RATIO PADA SEKTOR PERTANIAN

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010/2013

PURMAI HARONA SITANGGANG

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

31

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio pada Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia tahun 2010/2013 adalah benar-benar hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Purmai Harona Sitanggang

(4)
(5)

33

ABSTRAK

PURMAI HARONA SITANGGANG. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi

Price Earning Ratio pada Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia tahun 2010/2013. Dibimbing oleh MUSA HUBEIS.

Salah satu analisis penilaian saham yang paling sering digunakan oleh investor adalah price earning ratio (PER), karena dapat digunakan untuk menilai apakah investasi modal yang dilakukan menghasilkan laba/rugi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor current ratio (CR), debt to equity ratio

(DER), price to book value (PBV), firm size (Size) dan operational profit margin

(OPM) terhadap PER. Metode pengambilan contoh dilakukan dengan teknik

purposive sampling terhadap 7 contoh dan analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi linear berganda yang didahului dengan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan peubah bebas CR, DER, Size, dan OPM mempunyai pengaruh nyata dan negatif terhadap PER, sedangkan peubah PBV mempunyai pengaruh nyata dan positif terhadap PER. Secara bersamaan seluruh peubah bebas berpengaruh nyata terhadap PER. Hasil koefisien determinan adalah 59,7% peubah PER dapat dijelaskan oleh peubah bebas dan sisanya (40,3%) dijelaskan oleh peubah lain. Kata Kunci : bursa efek Indonesia, faktor-faktor, price earning ratio, sektor

pertanian,

ABSTRACT

PURMAI HARONA SITANGGANG. Analysis the factors that Influences Price Earning Ratio in the Agricultural Sector in the Indonesian Stock Exchange years 2010/2013. Supervised by MUSA HUBEIS.

One of analysis assessment that usually used by investors is price earning ratio (PER), because it can be used to assess whether investment capital can generate profit or loss. This research was intended to analyze the influences of current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), firm size (Size) and operational profit margin (OPM) to PER. The method to take the sample used purposive sampling method with seven samples and the method of data analysis used statistic descriptive and multiple linear regression analysis which initial by classical test. The hypothesis test used the F test and t test. The result show that variable independent of CR, DER, Size and OPM have significant and negative influences on PER, however variable PBV have significant and positive influences on PER. Simultaneously, all independent variable also influences on PER. The result of determinant coefficient is 59,7% variable of PER can be explain with independent variable and the less (40,3%) explained by other variable.

(6)
(7)

35

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

PRICE EARNING RATIO PADA SEKTOR PERTANIAN

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010/2013

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(8)
(9)

37

Judul : Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio pada Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia tahun 2010/2013

Nama : Purmai Harona Sitanggang NIM : H24124102

Disetujui oleh

Prof Dr Ir H Musa Hubeis. MS Dipl Ing DEA Pembimbing

Diketahui Oleh,

Dr Mukhamad Najib STP MM Ketua Departemen

(10)
(11)

39

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta Barat, Kecamatan Kalideres Propinsi DKI Jakarta pada tanggal 08 Juli 1989. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara, dari Bapak Alm Harjon Sitanggang dan Ibunda Purnama Naibaho.

Tahun 1995-2001, penulis mengawali pendidikan sekolah dasar (SD) di SD Strada Bina Mulia 1 Cengkareng Jakarta Barat, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) Strada Pelita 2 Cengkareng Jakarta Barat pada tahun 2001-2004. Tahun 2004-2007 Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 56 Jakarta Barat. Pada tahun 2007-2010 Penulis mendapatkan Undangan dari Diploma 3 Institut Pertanian Bogor untuk melanjutkan kuliah pada Program Diploma Jurusan Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Gizi di Institut Pertanian Bogor. Penulis ikut berperan aktif dalam organisasi Forum Mahasiswa Kristen Diploma 3 Institut Pertanian Bogor dari tahun 2008-2010.

Tahun 2010-2012 Penulis bekerja pada salah satu perusahaan manufaktur di Jakarta Barat, PT MN Indonesia sebagai Staff QC. Pada tahun 2012 Penulis melanjutkan pendidikan pada Program Alih Jenis Manajemen, Departeman Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis ikut berperan aktif dalam organisasi Komunitas Mahasiswa Kristen Program Sarjana Alih Jenis Institut Pertanian Bogor dan Executive of Management

(12)
(13)

41

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas segala hikmat dan karuniaNya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 adalah analisis faktor-faktor yang memengaruhi price earning ratio pada sektor pertanian di bursa efek Indonesia tahun 2010/2013. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis. MS. Dipl. Ing. DEA selaku pembimbing skripsi, Bapak Alim Setiawan S,STP. M.Si selaku pembimbing akademik, staff Indonesian Capital Market Library, Dr. Ir. Ibu Anggraini Sukmawati, MM dan Bapak Dr. Ir. Budi Purwanto, ME selaku dosen penguji, Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut., MM selaku dosen Quality Control (QC) dan dosen moderator beserta segenap dosen program sarjana alih jenis manajemen dan staff pendukung sekretariat yang telah membantu dalam proses akademis hingga penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, abang-abang serta keluarga, atas doa, motivasi dan kasih sayangnya. Selain itu, kepada teman PSAJM 10, teman COOL, teman KMK PSAJ dan teman kostan yang telah memberi masukan, doa dan motivasi. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

(14)
(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Investasi 3

Saham 4

Model Penilaian Saham 4

Price Earning Ratio 4

Current Ratio 4

Debt to Equity Ratio 4

Price to Book Value 4

Firm Size 5

Operational Profit Margin 5

Penelitian Terdahulu yang Relevan 5

METODE PENELITIAN 7

Kerangka Pemikiran Penelitian 7

Lokasi dan Waktu 8

Pengumpulan Data 8

Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Perusahaan Contoh yang Terpilih 10

Statistik Deskriptif 11

Uji Asumsi Klasik 13

(16)

Pengaruh CRTerhadap PER 17

Pengaruh DER Terhadap PER 17

Pengaruh PBV Terhadap PER 18

Pengaruh Size Terhadap PER 18

Pengaruh OPM TerhadapPER 19

Implikasi Manajerial 19

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 20

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 20

(17)

DAFTAR TABEL

1 Nilai PER rataan per tahun 2

2 Penelitian terdahulu yang relevan 5

3 Jumlah perusahaan yang diamati 11

4 Hasil statistik deskriptif 12

5 Hasil uji durbin-watson 14

6 Hasil uji multikolinearitas 14

7 Hasil uji koefisien determinasi 15

8 Hasil uji F 16

9 Hasil uji t 17

DAFTAR GAMBAR

1 Perdagangan saham di industri BEI tahun 2013 2

2 Kerangka pemikiran penelitian 8

3 Hasil p-plot PER 13

4 Hasil p-plot transformasi ln 13

5 Hasil uji heterokedastisitas 15

6 Perbandingan size dan PER 19

7 Perbandingan OPM dan PER 19

DAFTAR LAMPIRAN

1 Perusahaan yang terdaftar di BEI 23

2 Jumlah hasil data 24

(18)
(19)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada era globalisasi yang semakin berkembang, masyarakat mulai mempertimbangkan kegiatan investasi yang dapat menjadi salah satu alternatif untuk menghasilkan sejumlah dana. Menurut Tandelilin (2010), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Dalam aktivitasnya, investasi dapat dikenal dalam bentuk investasi riil dan keuangan. Investasi keuangan adalah suatu kegiatan investasi yang dilakukan pada pasar modal yang melibatkan kontrak tertulis seperti saham biasa dan obligasi.

Pasar modal memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara. Menurut Tandelilin (2010), pasar modal adalah pertemuan antara dua pihak yang memiliki dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) melalui kegiatan jual beli sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Dalam melakukan kegiatan investasi di pasar modal, investor harus memiliki kemampuan analisis saham dan informasi yang mendukung saat melakukan interpretasi dalam pemilihan saham.

Pendekatan analisis yang digunakan dalam menilai suatu harga saham adalah analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data pasar seperti harga saham, volume penjualan saham dan indeks harga saham, sedangkan analisis fundamental menggunakan data yang berasal dari keuangan perusahaan seperti laba, dividen, penjualan, dll. Menurut Tandelilin (2010), pendekatan fundamental yang sering digunakan dalam penilaian saham adalah analisis price earning ratio (PER).

Menurut Aji (2012), hal yang menjadi alasan mengapa menggunakan PER dalam penelitian ini adalah menilai kewajaran dari saham, karena PER dapat memudahkan judgement penganalisis. Hal ini dikarenakan PER mencerminkan harga pasar saham umum dan laba per lembar saham. Analisis PER sering dipakai oleh investor, karena dapat menilai apakah investasi modal yang dilakukan menghasilkan laba/rugi.

Dalam transaksi saham yang dilakukan investor berlangsung di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Bursa Efek Indonesia terdapat sembilan sektor perusahaan, yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, barang konsumsi, properti, real estate dan konstruksi bangunan, infrastruktur, utilitas dan transportasi, perbankan, perdagangan, jasa dan investasi.

(20)

2

Gambar 1 Perdagangan saham di industri BEI tahun 2013 (BEI 2013)

Tabel 1 Nilai PER rataan per tahun (BEI)

Peubah Rataan

2010 2011 2012 2013 PER 17,136 11,490 13,800 25,863

Pada Gambar 1, sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki frekuensi perdagangan saham dan market capital saham paling rendah. Sedangkan pada Tabel 1, dapat dilihat nilai PER rataan dari sektor pertanian untuk tahun 2013 mengalami peningkatan dengan PER tinggi (25,863), sehingga terdapat kemungkinan rendahnya frekuensi perdagangan saham di sektor pertanian dikarenakan investor melihat harga saham sektor pertanian mahal. Hal ini dapat berdampak terhadap market capital saham.

Dalam hal ini PER yang tinggi belum tentu dapat mencerminkan kinerja yang baik, karena PER yang tinggi dapat disebabkan turunnya rataan pertumbuhan laba perusahaan, sedangkan PER yang rendah mempunyai potensi untuk meningkat, sehingga investor tidak hanya terpaku pada PER. Oleh karena itu, dalam membuat keputusan investasi saham investor mempertimbangkan segi lain pada laporan keuangan seperti current ratio (CR), debt equity ratio (DER),

price book value (PBV), firm size (size) , operational profit margin (OPM) dan prospek perusahaan di masa datang.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka dilakukan penelitian berjudul ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRICE EARNING RATIO PADA SEKTOR PERTANIAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010/2013.

(21)

3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh secara simultan dari CR, DER, PBV, size dan OPM terhadap perubahan PER ?

2. Bagaimana pengaruh secara parsial CR, DER, PBV, size dan OPM terhadap perubahan PER ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh secara simultan dari faktor CR, DER, PBV, size dan OPM terhadap perubahan PER.

2. Menganalisis pengaruh secara parsial dari faktor CR, DER, PBV, size dan OPM terhadap perubahan PER.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah :

1. Bagi investor dapat dijadikan sebagai sarana informasi dan menambah wawasan dalam penilaian saham terhadap sektor pertanian, sehingga dapat membantu dalam menyusun dan menetapkan strategi pembelian atau portofolio saham.

2. Bagi perusahaan adalah bahan pertimbangan dalam strategi penciptaan nilai perusahaan bagi pemegang saham atau investor.

3. Bagi civitas akademik dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya dan menambah wawasan.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi PER dengan fokus pada sektor pertanian berbasis data laporan keuangan triwulan dan metode analisis regresi linear berganda tahun 2010-2013.

TINJAUAN PUSTAKA

Investasi

(22)

4

Saham

Menurut Fahmi dan Hadi (2010), saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu usaha perusahaan atau perseroan terbatas.

Model Penilaian Saham

Menurut Tandelilin (2010), dua pendekatan untuk menentukan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental, yaitu :

1. Present value (Metode kapitalisasi pendapatan)

Pada metode ini yang dilakukan adalah menukar nilai suatu saham pada saat ini dengan menggunakan tingkat bunga tertentu dan manfaat yang diharapkan diterima oleh pemiliknya. Berdasarkan metode ini, maka nilai saat ini suatu saham sama dengan present value arus kas yang diharapkan diterima oleh pemiliknya.

2. PER (Metode kelipatan laba)

Pada metode ini menggunakan laba perusahaan dalam memperkirakan nilai saham suatu perusahaan. Metode ini disebut earning multiplier yang menunjukkan rasio dari harga saham terhadap yang diterimanya.

Price Earning Ratio

Menurut Nazwirman (2008), PER adalah hasil bagi antara harga saham dan laba bersih per saham. Bagi investor, semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus, karena saham tersebut termasuk ke dalam kategori murah, namun tergantung pada interpretasi investor terhadap perusahaan tersebut (Mardiyanto 2009).

Current Ratio

Menurut Houston (2010), CR menunjukkan tentang kewajiban lancar yang ditutupi oleh aset yang diharapkan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat. Makin tinggi jumlah aktiva lancar (relatif terhadap utang lancar), maka semakin tinggi rasio lancar, berarti semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan (Mardiyanto 2009).

Debt to Equity Ratio

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), DER merupakan salah satu rasio dari rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. DER merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (Winarti 2013).

Price to Book Value

(23)

5 perusahaan harus dari satu kelompok usaha yang memiliki sifat bisnis yang sama. PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Menurut Aji (2012), perusahaan yang memiliki kinerja yang baik, biasanya memiliki rasio PBV di atas satu. Semakin tinggi rasio ini, maka pasar semakin percaya pada prospek perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin 2006).

Firm Size

Menurut Santosa (2009), firm size (size) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam hal mendanai operasi dan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan, sehingga semakin besar sebuah perusahaan maka semakin besar pula penjualannya dan berdampak pada laba perusahaan. Size dapat dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan dan nilai total aktiva. Namun pada penelitian ini, size dilihat pada nilai total aktiva perusahaan.

Operational Profit Margin

Jika profit margin (PM) tidak sebanding dengan operating assets turnover

(OAT), maka perusahaan belum mencapai tingkat pengembalian yang memuaskan untuk investor (Sumarsid 2010). Menurut Arif dan Tuntun (2009), OPM digunakan untuk mengukur persentase dari tiap rupiah hasil penjualan yang tersisa setelah biaya dan pengeluaran dikurangi interest, taxes dan preferred stock dividend. Rasio OPM memiliki tujuan untuk mengukur hubungan antara penjualan dengan laba bersih operasi.

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian mengenai peubah yang memengaruhi PER telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Untuk itu berdasarkan penelitian terdahulu pada Tabel 2, maka penelitian ini menganalisis mengenai faktor-faktor yang memengaruhi PER dengan peubah bebas yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Peubah yang dianalisis pada penelitian ini adalah CR, DER, PBV, size

dan OPM. Pada penelitian juga dianalisis sektor yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu di sektor pertanian dengan tahun analisis 2010-2013. Tabel 2 Penelitian terdahulu yang relevan

Nama Penulis / Judul

Penelitian Peubah Keterbatasan dan Saran Tesis : Santosa Y (2009) –

(24)

6

Lanjutan Tabel 2

Hasil :

Faktor leverage, DPR, size, earning growth dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh secara nyata terhadap PER

Faktor leverage dan arus kas operasi secara parsial tidak berpengaruh secara nyata terhadap PER

Faktor DPR, earning growth dan size secara parsial berpengaruh secara nyata terhadap PER

ROE, CR, IT, TA dan Pertumbuhan Laba secara parsial berpengaruh positif terhadap PER

ROE, CR, IT, TA dan Pertumbuhan Laba secara simultan berpengaruh nyata terhadap PER

Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2001-2006”

8 contoh dari 30 perusahaan yang diamati dengan kriteria tertentu

DER, DPR dan size tidak berpengaruh nyata terhadap PER

ROA berpengaruh nyata terhadap PER, tetapi dengan koefisien negatif Nama Penulis / Judul Penelitian Peubah Keterbatasan dan

Saran

Skripsi : Aji MS (2012) – Univ Diponegoro Semarang Judul : “Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-2010)”

- DER - DPR - PBV - ROE - CR - Size

- PER Hasil :

ROE mempunyai pengaruh nyata dan negatif terhadap PER

PBV dan size mempunyai pengaruh nyata dan positif terhadap PER saham perusahaan manufaktur.

(25)

7 Lanjutan Tabel 2

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian

PER mengidentifikasikan kelayakan pembelian saham dan kepercayaan yang dapat investor taruh ketika mengambil keputusan pembelian saham. Perusahaan dengan PER rendah mungkin dapat menurunkan minat investor terhadap harga saham (Aji 2012). Namun perlu diperhatikan, apakah PER yang tinggi dikarenakan turunnya pertumbuhan laba perusahaan.

Pada penelitian ini dilakukan analisis faktor-faktor yang diduga memengaruhi PER. Faktor-faktor tersebut dianalisis dan diimplementasikan ke dalam bentuk regresi untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap PER baik secara simultan maupun secara parsial. Faktor-faktor tersebut adalah CR, DER, PBV, size dan OPM. Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 2.

Berdasarkan kerangka pada Gambar 2, maka hipotesis penelitian adalah: H10 = CR, DER, PBV, size dan OPM tidak berpengaruh terhadap PER

H11 = CR, DER, PBV, size dan OPM berpengaruh terhadap PER

H20 = CR tidak berpengaruh terhadap PER

H21 = CR berpengaruh terhadap PER

H30 = DER tidak berpengaruh terhadap PER

H31 = DER berpengaruh terhadap PER

H40 = PBV tidak berpengaruh terhadap PER

H41 = PBV berpengaruh terhadap PER

H50 = Size tidak berpengaruh terhadap PER

H51 = Size berpengaruh terhadap PER

H60 = OPM tidak berpengaruh terhadap PER

H61 = OPM berpengaruh terhadap PER

Nama Penulis / Judul Penelitian Peubah Keterbatasan dan Saran Jurnal : Hayati N (2010) – Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Banjarmasin

Judul : “Faktor-faktor yang Memengaruhi

Price Earning Ratio sebagai salah satu kriteria Keputusan Investasi Saham

Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia”

EPS, ROA, ROE, DER dan PBV secara simultan memengaruhi PER.

DPR berpengaruh negatif PER dan EPS, ROA, ROE secara parsial berpengaruh positif terhadap PER.

(26)

8

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di BEI dengan waktu pelaksanaan penelitian yang berlangsung selama 6 bulan, dimulai dari bulan April sampai bulan September 2014.

Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data sekunder yang digunakan adalah melalui laporan keuangan triwulan pertama dari periode 2010 sampai dengan triwulan ketiga tahun 2013 dari perusahaan sektor pertanian, bahan pustaka, jurnal, penelitian terdahulu dan buku-buku, serta literatur-literatur lain yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari website BEI, Indonesia Capital Market Library (ICAMEL) dan website perusahaan sektor pertanian.

Analisis Data

Data dan informasi yang telah didapat kemudian dikumpulkan dan dihitung atau diolah secara manual maupun dengan bantuan software komputer yaitu Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Science (SPSS) 17 untuk dianalisis secara kuantitatif dengan analisis regresi linear berganda yang kemudian diinterpretasikan oleh peneliti. Perhitungan dari peubah-peubah pada penelitian ini adalah:

Peubah bebas berpengaruh terhadap peubah terikat

(27)

9

Menurut Melati (2011), statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk kuantitatif, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Uji Asumsi klasik 1. Normalitas

Menurut Rouf (2010), uji normalitas merupakan pengujian yang paling banyak digunakan untuk analisis statistik parametrik dan asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah data tersebut terdistribusikan secara normal. Normal atau tidak berdasarkan dari data dengan mean atau rataan. Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara probability plot normal.

2. Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat adanya korelasi antar anggota serangkaian data observasi. Prasyarat analisis autokorelasi menginginkan model yang digunakan secara tepat dapat menggambarkan rataan peubah terikat dalam setiap observasi dimana dl<DW<du (Noor 2014). Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW), dimana tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2<DW<+2 (Sunyoto 2009)

3. Multikolinearitas

Menurut Noor (2014), tujuan pada uji ini adalah menguji apakah dalam regresi ditemukan korelasi antar peubah bebas yang kuat/tinggi. Untuk menguji adanya kolinearitas ganda digunakan uji variance inflation factors (VIF) dan

tolerance dengan nilai VIF<10 4. Heteroskedastisitas

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas melalui grafik scatterplot antara Z

prediction (ZPRED) yang merupakan peubah bebas dan nilai residualnya (SRESID) adalah peubah terikat (Sunyoto 2009). Menurut Noor (2014), tujuan uji ini untuk mengetahui apakah model regresi terdapat kesamaan ragam dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Analisis Regresi Linear Berganda

(28)

10

b1 – b5 = koefisien regresi dari tiap-tiap peubah bebas e = galat

Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi PER, maka metode analisis yang dilakukan adalah analisis regresi linear berganda, yang diikuti dengan pengujian hipotesis (uji F, uji t dan koefisien determinasi).

a. Uji koefisien determinasi (R2)

Nilai R2 digunakan untuk mengukur seberapa besar model tersebut mampu menjelaskan peubah terikat. Nilai koefisien determinasi R2 adalah antara 0 dan 1 yang memiliki arti besarnya pengaruh antar peubah (Hayati 2011)

b. Uji pengaruh secara simultan (uji F)

Uji pengaruh secara simultan bertujuan menganalisis pengaruh secara bersama-sama peubah bebas terhadap peubah terikat pada tingkat nyata 5% (Wulianti W 2013).

c. Uji pengaruh secara parsial (uji t)

Uji pengaruh secara parsial bertujuan menunjukkan seberapa besar pengaruh satu peubah bebas secara parsial terhadap peubah terikat pada tingkat nyata 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perusahaan Contoh yang Terpilih

Perusahaan sektor pertanian yang terdapat di BEI adalah dua puluh perusahaan (Lampiran 1). Contoh diambil dengan metode purposive sampling dan diperoleh tujuh contoh dengan 100 data pengamatan dan telah dilakukan pengurangan data yang merupakan pencilan, sehingga dapat merusak proses analisis dan pengolahan data pada penelitian ini (Lampiran 2). Proses seleksi perusahaan contoh yang diamati dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3, maka tujuh perusahaan yang dianalisis adalah Bisi Internasional Tbk (BISI), PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Gozco

(29)

11 Tabel 3 Jumlah perusahaan yang dianalisis

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di BEI 20 2 Perusahaan sektor manufaktur yang tidak tercatat di BEI (IPO

sebelum tahun 2010) 7

3

Perusahaan sektor pertanian yang tidak membagikan dividen selama empat tahun secara berturut-turut dari tahun 2010-2013 dan kelengkapan data 2010-2013

6

Jumlah perusahaan yang diamati 7

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik dari peubah penelitian. Karakteristik peubah tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil pada Tabel 4, diketahui jumlah contoh adalah 100 pada 7 perusahaan.

Pada hasil statistik nilai minimum CR dimiliki oleh PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) tahun 2013 sebesar 0,48 dan nilai maksimum dimiliki oleh Bisi Internasional Tbk (BISI) tahun 2012 sebesar 14,43. Sedangkan rataan nilai CR industri adalah 2,789. Jika dibandingkan dengan rataan industry, maka AALI pada tahun 2013 mengalami kesulitan di dalam membayar kewajiban lancarnya, sehingga menyebabkan posisi AALI berada pada posisi keuangan yang lemah. Sedangkan jika dibandingkan dengan nilai rataan industri maka BISI pada tahun 2012 mengalami kelebihan dana yang menganggur dan dapat mengakibatkan penurunan pada laba perusahaan, sehingga BISI pada tahun 2012 belum memiliki pengelolaan manajemen keuangan yang baik.

Kemudian hasil statistik DER nilai minimum dimiliki oleh BISI tahun 2012 sebesar 0,09 dan nilai maksimum dimiliki oleh PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) tahun 2013 sebesar 2,32. Sedangkan nilai DER rataan industri adalah 0,674. Jika dibandingkan pada rataan industri, BISI tahun 2012 memiliki kinerja keuangan yang baik karena BISI mampu dalam menutupi hutang oleh modal sendiri, sehingga akan membuat risiko dari tingkat likuidasi rendah. Sedangkan jika dibandingkan dengan rataan industri maka TBLA tahun 2013, memiliki kinerja keuangan yang kurang baik dalam menutupi hutang oleh modal sendiri. Hal ini dapat berdampak kreditor menjadi enggan dalam meminjamkan uang terhadap perusahaan dan pada akhirnya dapat berdampak pada kebangkrutan jika meminjam dalam jumlah yang cukup besar, sehingga menyebabkan kepercayaan kepada investor terhadap kinerja perusahaan semakin rendah.

(30)

12

nilai buku akuntansinya dan menunjukkan bahwa investor tertarik, serta memiliki kepercayaan terhadap prospek AALI pada tahun 2010.

Hasil statistik size menunjukkan nilai minimum dimiliki oleh BISI tahun 2010 sebesar 1,36E12 dan nilai maksimum dimiliki oleh PT Sinar Mas Agro

Resources and Technology Tbk (SMAR) tahun 2013 sebesar 1,84E13. Sedangkan nilai size rataan industri adalah 6,18E12. Jika dibandingkan dengan rataan industri, maka SMAR pada tahun 2013 memiliki kemampuan dalam mendanai operasi dan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan dan berdampak pada laba perusahaan, sehingga dapat menarik investor pada saham perusahaan. Sedangkan jika dibandingkan dengan rataan industri, maka BISI pada tahun 2010 belum memiliki kemampuan dalam mendanai operasi dan investasi yang menguntungkan dibandingkan perusahaan lain pada sektor pertanian. Hal ini berdampak ketidaktertarikan investor terhadap saham perusahaan.

Hasil statistik nilai OPM minimum dimiliki oleh GZCO tahun 2013 sebesar 0,03 dan nilai maksimum dimiliki oleh LSIP tahun 2011 sebesar 0,45. Sedangkan nilai OPM rataan industri adalah 0,217. Jika dibandingkan dengan rataan industri, maka GZCO pada tahun 2013 memiliki kinerja perusahaan yang paling kurang produktif dibandingkan kinerja enam contoh perusahaan lain dan akan mengurangi tingkat kepercayaan investor dalam investasi. Sedangkan jika dibandingkan dengan rataan industri, maka LSIP pada tahun 2011 memiliki kinerja yang paling produktif dibandingkan kinerja enam contoh perusahaan lain dan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap investasi.

Kemudian Hasil statistik PER menunjukkan nilai minimum dimiliki oleh LSIP tahun 2010 sebesar 2,86 dan nilai maksimum dimiliki oleh SGRO tahun 2010 sebesar 79,45. Sedangkan nilai PER rataan industri adalah 16,248. Jika dibandingkan dengan rataan industri, maka LSIP pada tahun 2010 memiliki harga saham yang paling murah jika dibandingkan dengan enam contoh perusahaan lain. Sedangkan jika dibandingkan dengan rataan industri, maka SGRO pada tahun 2010 merupakan harga saham yang paling mahal, jika dibandingkan dengan enam contoh perusahaan lain.

Tabel 4 Hasil statistik deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

(31)

13 Uji Asumsi Klasik

Agar memperoleh model regresi linear berganda yang dapat dipertanggung jawabkan dan hasil yang diperoleh bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), maka harus memenuhi asumsi klasik. Syarat asumsi klasik adalah data berdistribusi normal, tidak ada multikolineritas, tidak ada autokorelasi dan tidak ada heteroskedastisitas.

1. Normalitas

Pada penelitian ini digunakan cara termudah dalam melihat distribusi data yaitu P-plot atau normal probability plots. Apabila grafik memperlihatkan data yang bergerak mengikuti garis linear diagonal, maka disimpulkan data berdistribusi normal, atau memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 3 Hasil p-plot PER

Berdasarkan Gambar 3, terlihat pola distribusi PER menjorok ke kiri, yang berarti data tidak terdistribusi normal. Menurut Santosa (2009) untuk menangani hal itu maka dilakukan transformasi data yang dilakukan dengan mentransformasi data tersebut ke ln (Lampiran 4). Dari hasil transformasi didapat distribusi seperti Gambar 4. Berdasarkan Gambar 4, terlihat data berada pada garis diagonal grafik normal plot, sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

(32)

14

2. Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier berganda terdapat korelasi antara peubah bebas pada periode t dengan peubah bebas pada periode t-1 (periode sebelumnya). Hasil dari pengujian autokorelasi menggunakan Durbin Watson terdapat pada Tabel 5.

Berdasarkan hasil uji Tabel 5, angka D-W 0,653 yang menunjukkan nilai tersebut berada pada nilai antara -2 dan +2, sehingga dapat diartikan tidak terjadi autokorelasi pada persamaan regresi.

Tabel 5 Hasil uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 0,653

a. Predictors: (Constant), Ln_OPM, Ln_PBV, Ln_CR, Ln_size, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_PER

3. Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara peubah bebas. Untuk menguji adanya kolinearitas ganda digunakan nilai VIF < 10.

Berdasarkan Tabel 6, terlihat hasil VIF seluruh peubah di bawah 10. Hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas antar peubah dalam persamaan ini, atau dapat dilihat dari nilai tolerance dari semua peubah bebas tidak ada yang bernilai di bawah 0,1, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar peubah bebas dalam persamaan regresi ini.

Tabel 6 Hasil uji multikolinearitas

Coefficientsa a. Dependent Variable: Ln_PER 4. Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan ragam dari pengamatan satu ke pengamatan lain. Analisis uji asumsi heteroskedastisitas melalui grafik scatterplot.

(33)

15 atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y dan di kanan dan di kiri angka 0 pada sumbu x, maka disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas dalam persamaan regresi ini.

Gambar 5 Hasil uji heterokedastisitas

Analisis Regresi Linear Berganda

Setelah memenuhi syarat asumsi klasik, maka dilakukan pengujian hipotesis, sehingga diketahui nyatanya pengaruh masing-masing peubah bebas terhadap peubah terikat dan bentuk persamaan regresinya.

Uji Koefisien Determinant (R2)

Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi total variasi dalam peubah terikat yang diterangkan oleh peubah bebas. Berdasarkan hasil uji pada Tabel 7, besarnya adjusted R square adalah 0,597 atau 59,7% peubah PER dapat dijelaskan oleh peubah bebas, sedangkan sisanya (40,3%) dijelaskan oleh peubah lain diluar model regresi linier berganda yang diteliti. Nilai standard error of estimate 0,406 yang menunjukkan besarnya kemungkinan kesalahan model regresi linear berganda dalam menjelaskan peubah terikat adalah 40,6%.

Tabel 7 Hasil uji koefisien determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std, Error of the Estimate

1 0,786a 0,618 0,597 0,406

a. Predictors: (Constant), Ln_OPM, Ln_PBV, Ln_CR, Ln_size, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_PER

Uji Statistik F (Simultan)

(34)

16

seperti CR, DER, PBV, size dan OPM secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap peubah terikat PER.

Tabel 8 Hasil uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig

1 Regression 24,995 5 4,999 30,364 0,000a

Residual 15,476 94 0,165

Total 40,471 99

a. Predictors: (Constant), Ln_OPM, Ln_PBV, Ln_CR, Ln_size, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_PER

Uji Statistik t (Parsial)

Uji ini digunakan untuk menguji apakah peubah bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. Jika t hitung > t tabel atau hasil sig < α, maka peubah bebas berpengaruh secara parsial terhadap peubah terikat dan sebaliknya. Pada hasil nilai t peubah bebas yang negatif menandakan memiliki pengaruh negatif terhadap peubah terikat. Pada hasil uji statistik t, nilai t hitung yang terdapat pada Tabel 8, kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel pada α 5% adalah 1,984 dan nilai sig dibandingkan dengan α 5%.

Berdasarkan hasil pada Tabel 8, maka secara parsial peubah bebas berpengaruh terhadap peubah terikat, karena nilai t hitung > 1,984 dan sig < 5%. Pada peubah CR, koefisien regresi linear berganda -0,449 menunjukkan setiap peningkatan 1% CR memengaruhi penurunan PER 0,449 satuan. Pada Tabel 9, koefisien regresi linear berganda DER -0,543 menunjukkan setiap peningkatan 1% DER memengaruhi penurunan PER 0,543 satuan. Pada peubah PBV, koefisien regresi linear berganda 0,601 menunjukkan setiap peningkatan 1% PBV memengaruhi peningkatan PER 0,601 satuan. Pada Tabel 9, koefisien regresi linear berganda size -0,456 menunjukkan setiap peningkatan 1% size

(35)

17 Tabel 9 Hasil uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui persamaan regresi linear berganda dari penelitian ini adalah :

Ln_PER = 14,142 – 0,449 Ln_CR – 0,543 Ln_DER + 0,601 Ln_PBV – 0,456 Ln_Size– 0,722 Ln_OPM + e

Dari hasil perhitungan regresi linear berganda didapatkan hasil konstanta 14,142. Hal ini menunjukkan apabila peubah CR, DER, PBV, size dan OPM dianggap konstan, maka besarnya peubah terikat PER 14,142. Hasil perhitungan regresi linear berganda menunjukkan seluruh peubah menunjukkan pengaruh nyata secara bersama terhadap nilai PER. Peubah-peubah yang menunjukkan tanda negatif yaitu CR, DER, size dan OPM. Tanda negatif menunjukkan semakin tinggi nilai peubah CR, DER, size dan OPM, maka semakin rendah nilai nyata PER. Sedangkan peubah yang menunjukkan tanda positif adalah PBV, Tanda positif menunjukkan semakin tinggi nilai peubah PBV, maka semakin tinggi nilai nyata PER.

Pengaruh CR Terhadap PER

Pada hasil penelitian didapatkan, CR berpengaruh nyata dan negatif terhadap PER. Nilai CR merupakan nilai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi CR berarti perusahaan memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga risiko yang dimiliki investor semakin kecil. Tetapi CR yang terlalu tinggi menunjukkan dana yang menganggur, maka mengakitbatkan tingkat laba berkurang. Jika laba berkurang, maka menurunkan nilai PER, karena PER menggambarkan hubungan harga saham dengan EPS dan harga saham menggambarkan kapitalisasi dari laba yang diharapkan pada masa mendatang.

Pengaruh DER Terhadap PER

(36)

18

oleh modal sendiri. Semakin tinggi nilai DER, maka risiko yang dihadapi oleh perusahaan semakin tinggi, hal ini menyebabkan kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan semakin rendah dan akan menciptakan harga saham yang lebih rendah. Harga saham yang rendah akan berdampak terhadap PER yang semakin kecil. Sehingga pengelolaan hutang pada perusahaan sangat penting hal ini dapat berpengaruh terhadap penghasilan keuntungan dan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan dan membayar hutang, serta kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh PBV Terhadap PER

Pada hasil penelitian didapat kan, PBV berpengaruh nyata dan positif terhadap PER. Nilai PBV merupakan perbandingan antara kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku saham. Nilai PBV dapat menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai terhadap kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan. Semakin tinggi PBV, maka semakin tinggi nilai perusahaan, hal ini membuat investor tertarik untuk melakukan investasi ke perusahaan tersebut. Semakin banyaknya investor yang tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut maka akan meningkatkan harga saham tersebut di pasar modal, sehingga meningkatkan PER.

Pengaruh Size Terhadap PER

Pada hasil penelitian didapatkan, size berpengaruh nyata dan negatif terhadap PER. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Natalia, 2005.

firm size adalah besarnya perusahaan yang dapat dilihat dari nilai total asset. Nilai

Size menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasi dan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan, sehingga semakin besar sebuah perusahaan maka akan semakin besar pula penjualannya dan berdampak pada laba perusahaan. Peningkatan ini akan berdampak positif pada PER pada masa yang akan datang karena akan dinilai positif oleh para investor. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang didapat. Namun nilai size yang negatif dapat menyatakan aset yang dimiliki oleh perusahaan belum dikelola dengan optimal, sehingga size

(37)

19

Gambar 6 Perbandingan size dan PER

Pengaruh OPM Terhadap PER

Pada hasil penelitian OPM berpengaruh nyata dan negatif terhadap PER, dimana OPM adalah perbandingan antara penjualan dengan laba bersih operasi. Semakin besar OPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut. Hasil laba bersih perusahaan akan berpengaruh terhadap

earning per share (EPS) dari suatu perusahaan. Hasil dari EPS tersebut kemudian akan berdampak terhadap nilai dari PER. Nilai dari EPS adalah laba bersih perusahaan dibandingkan jumlah saham beredar. Oleh karena itu, semakin besar OPM, maka akan semakin kecil PER, hasil ini sama dengan hasil dari analisis regresi, dimana OPM berpengaruh nyata dan negatif terhadap PER. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Perbandingan OPM dan PER

Implikasi Manajerial

(38)

20

1. Hasil penelitian ini menunjukkan CR, DER, PBV, size dan OPM menunjukkan pengaruh nyata terhadap PER, sehingga rasio ini baik digunakan untuk mempertimbangkan harga saham pada saat transaksi. Investor sebaiknya memperhatikan rasio-rasio tersebut dalam kinerja keuangan perusahaan, karena informasi dari rasio tersebut mempunyai pengaruh terhadap harga saham sehingga investor tepat dalam pengambilan keputusan investasi.

2. Bagi perusahaan dalam mengendalikan kinerja perusahaan juga harus memperhatikan tentang peubah CR, DER, PBV, size dan OPM, sehingga saham perusahaan tersebut dapat diminati oleh investor. Perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik akan berdampak pada harga saham yang baik dengan demikian akan diminati oleh investor.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi PER dengan peubah bebas, yaitu CR, DER, PBV, size dan OPM di BEI. Model regresi linear berganda menujukkan 59,7% peubah PER dapat dijelaskan oleh peubah-peubah terikat, sehingga dapat ditarik kesimpulan berikut :

1. Faktor CR, DER, PBV, size dan OPM secara bersama-sama (simultan) berpengaruh nyata terhadap PER pada perusahaan sektor pertanian di BEI. 2. Faktor CR, DER, size dan OPM secara parsial berpengaruh nyata dan negatif

terhadap PER pada perusahaan sektor pertanian di BEI, Di sisi lain, faktor PBV berpengaruh nyata dan positif terhadap PER pada perusahaan sektor pertanian di BEI.

Saran

1. Seorang investor sebelum mengambil keputusan investasi perlu memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi seperti CR, DER, PBV, size

dan OPM pada laporan keuangan perusahaan pada sektor pertanian. Untuk perusahaan yang ingin meningkatkan PER, perlu memperhatikan faktor-faktor seperti CR, DER, PBV, size dan OPM.

2. Penelitian selanjutnya lebih baik menambahkan obyek yang diamati untuk melihat pengaruh peubah terhadap sektor atau obyek lain, disamping menggunakan periode penelitian yang lebih lama dan menambah peubah bebas eksternal untuk memprediksi PER saham seperti suku bunga, tingkat inflasi dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Aji MS. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio

(39)

21 Arif A, Tuntun A. 2009. Analisis Perbedaan Besaran Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktor yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Sebelum dan Sesudah Pemenuhan Good Corporate Governance Berdasarkan Keputusan-399/BEI/07-2001. J Info Perp Akun Keua Publ, 4(2) : 140-141. Arisona VP. 2013. Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio pada

Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. 1(1) : 105.

Astuti UP. 2007. Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal terhadap Kinerja Keuangan dan Perekonomian Daerah di Provinsi Bengkulu: Suatu Pendekatan Ekonometrika [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[BEI] Bursa Efek Indonesia. 2013. Data Statistik IDX. Bursa Efek Indonesia [Internet]. Jakarta; [diunduh pada 30 Mei 14]. Tersedia pada http://www.idx.com.

Darmadji T, Fakhruddin HM. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta (ID): Salemba Empat.

Fahmi I, Hadi YL. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung (ID): Alfabeta.

Hasanah N. 2009. Faktor-faktor Fundamental yang Memengaruhi Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2001-2006 [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Hayati N. 2010. Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio (PER) Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia. JMA. 11(1):53-62

Houston B. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Terjemahan). Jakarta (ID): Salemba Empat.

Krisnadi KN. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio Saham Perusahaan Non Financial yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Studi Empiris pada Periode 2001-2003) [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Mardiyanto H. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta (ID): PT Grasindo Melati SM. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Jember.

Mulia FH, Nurdhiana. 2012. Pengaruh Book Value, Price to Book Value, Earning Per Share dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham Perusahaan

Noor J. 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi dan Manajemen. Jakarta (ID): PT Grasindo

(40)

22

Santosa Y. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Leverage, Dividen Payout Ratio,

Earning Growth, Size dan Arus Kas Operasi terhadap Price Earning Ratio

(PER) di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2004 s.d 2006 [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Sumarsid. 2010. Pengaruh Rentabilitas Operating Profit Margin terhadap Harga Pasar Saham PT Bukit Asam. Tbk. J Man Bis Ali. 5(10) : 35.

Sunyoto D. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta (ID): Media Pressindo.

Tandelilin E. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Winarti RH. 2013. Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Net Profit Margin terhadap Return on Equity. J Adm Bis. 14(3) : 2-5.

Wulianti W. 2013. Pengaruh Price Earning Ratio dan Market to Book Ratio

terhadap Earnings Growth (Studi pada Perusahaan Food and Beverages

(41)

23 Lampiran 1 Perusahaan yang terdaftar di BEI

Perusahaan Tahun

PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) 2008 √

PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) 2011 -

PT Sinar Mas Agro Resources and

Technology Tbk (SMAR) 1992 √

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk

Bisi Internasional Tbk (BISI) 2007 √

(42)

24

(43)
(44)

26

Lampiran 3 Hasil transformasi ke ln

(45)
(46)

Gambar

Gambar 1  Perdagangan saham di industri BEI tahun 2013 (BEI 2013)
Tabel 2  Penelitian terdahulu yang relevan
Gambar 2  Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 3  Hasil p-plot PER
+4

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan kognitif siswa pada Standar Kompetensi Menangani Surat/Dokumen Kantor Kompetensi Dasar

Menurut Sugiyono (2013:59) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Tahap terakhir pengembangan difokuskan untuk pemantapan UMSurabaya sebagai universitas unggul di Asia Tenggara, pada akhir tahap ini reputasi UMSurabaya sebagai

a non-selected control line C-line. Several studies have indicated that a higher RFI is related to a higher activity level. Differences in activity may suggest underlying differences

Hal ini terbukti bahwa dengan pemberian EN dapat menurunkan infeksi sebesar 0,64 % dibanding PN, penelitian lain menunjukkan bahwa kasus infeksi lebih banyak terjadi pada pasien

A dvances in software for automated processing and production of 3D models from image sequences greatly expand the usability of low-cost camera systems in

Pohon : Batang tunggal atau kadang-kadang bercabang, Akar : Serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, Batang : batang beruas-ruas namun bila sudah tua

Salah satu model pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran Everyone is a Teacher Here