• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil fraksi protein anak sapi friesian holstein yang diberi pakan dengan tambahan mineral Zn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil fraksi protein anak sapi friesian holstein yang diberi pakan dengan tambahan mineral Zn"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL FRAKSI PROTEIN ANAK SAPI

Friesian Holstein

YANG

DIBERI PAKAN DENGAN TAMBAHAN MINERAL Zn

DANNY NUGROHO

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Fraksi Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral Znadalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2014

(4)
(5)

ABSTRAK

DANNY NUGROHO. Profil Fraksi Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral Zn. Dibimbing oleh SUS DERTHI WIDHYARI dan ANITA ESFANDIARI.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajariprofil kadar total protein, albumin, globulindan rasio albumin-globulin (rasio A/G) anak sapiFriesian Holstein (FH) yang diberi tambahan mineral Zinc (Zn) dalam pakannya.Penelitian ini menggunakan sembilan ekor anak sapi FH yang sehat secara klinis dan berumur antara 6-10 bulan. Anak sapi dibagi kedalam tiga kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor, yaitu kelompok kontrol (diberi pakan tanpa suplementasi Zn), kelompok yang diberi pakan dengan suplementasi Zn 60 ppm dankelompok yang diberi pakan dengan suplementasi Zn 120 ppm. Pengambilan sampel darahdilakukan melalui vena jugularis. Sampel darah diambil pada saat sebelum dan setelah diberi perlakuan setiap bulan selama tiga bulan, untuk dianalisis terhadap kadar total protein, albumin, globulin dan rasio albumin-globulin (rasio A/G). Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa kadar total protein berfluktuasi antara 6,4-7,87g/dl. Kadar albumincenderung meningkat dan berkisar antara 3,57-3,9 g/dl, kadar globulin cenderung menurun berkisar antara 2,67-4,25 g/dl, dan rasio A/G cenderung meningkat berkisar antara 0,88-1,43selama pengamatan berlangsung. Secara umum, profil fraksi protein dalam darah pada anak sapi FH yang diberi suplementasi mineral Zn sebesar 60 ppm dan 120 ppm selama 3 bulanberada pada kisaran normal.

Kata kunci:Zn, total protein, albumin, globulin, rasio albumin-globulin.

ABSTRACT

DANNY NUGROHO. Protein Fraction Profiles of Friesian Holstein Calves Supplemented by Zn.Supervised by SUS DERTHI WIDHYARI and ANITA ESFANDIARI.

The objective of this experiment was to study the effects of zinc supplementation in Friesian Holstein (FH) calves on total protein, albumin, globulin and albumin-globulin ratio (A/Gratio) profiles. Nine healthy Holstein calves,6-8 months of age were used in this experiment. Calves were divided into three groups. Each group were consisted of three calves i.e. with zero(control), 60 ppm and 120 ppmof Zn supplementation, respectively. Blood samples were taken from jugular vein prior to and every month following Zn supplementation for three months for total protein, albumin, globulin and albumin-globulin ratio (A/Gratio) analysis. Result of this experiment indicated that the concentration of total protein were fluctuative in all groups (6.4-7.87 g/dl). Albumin concentration tended to increase with therange from of 3.57 to 3.9 g/dl,while globulin concentration tended to decrease with range2.67 to 4.25 g/dl. A/G ratio tended to increase between 0.88 to 1.43. In conclusion, the profiles of protein on calves supplemented by 60 ppm and 120 ppmof Zn for 3 months were in a normal range.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

pada

FakultasKedokteran Hewan

PROFIL FRAKSI PROTEIN ANAK SAPI

Friesian Holstein

YANG

DIBERI PAKAN DENGAN TAMBAHAN MINERAL Zn

DANNY NUGROHO

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi: Profil Fraksi Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral Zinc

Nama : Danny Nugroho NIM : B04100205

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Drh Agus Setiyono, MS, Ph.D, APVet Wakil Dekan FKH IPB

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh subhanahu wa ta’ala atas limpahan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan skripsi ini dengan baik.Judul yang dipilih dalam penelitian adalah “Profil Fraksi Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral Zn”.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Kedua orang tua Ibu Ninuk Dwi Astuti, Bapak Aswin H. Djafar, adik Dimas Prasetyo dan Putri Cahaya Rani, serta segenap keluarga besar penulis atas

segala do’a, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis.

2. Dr Drh Sus Derthi Widhyari,MSi danDr Drh Anita Esfandiari,MSiselaku pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan, ilmu, dan bimbingan kepada penulis. Drh Kusdiantoro Mohammad, MSi selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan selama proses perkuliahan dan seluruh keluarga besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan seluruh pihak yang telah membantu kelancaran studi penulis, baik selama kuliah maupun dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Saudara-saudaraBrotherhood,Alm. Baheramsyah, Edy, Reza, Oka, Oki, Raya, Oky, Rian, Helmi, Jodi yang selalu memberikan penulis inspirasi, semangat, motivasi dalam memberikan makna dari menjalani hidup.

4. Sahabat-sahabat Jancukers, Adit, Asrang, Ari, Singgih, Deka, Alif, Dayat yang selalu membantu dan memberikan warna-warni kehidupan selama penulis berada di Bogor.

5. Seluruh keluarga di Asrama Mahasiswa Kalimantan Barat Bogor yang telah membantu kelancaran studi penulis.

6. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Meishytah Eka Aprilianti atas seluruh kebaikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan masa studi di IPB dengan baik.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Sapi Friesian Holstein 2

Mineral Zn 2

Fraksi Protein 3

METODE PENELITIAN 4 Waktu dan Tempat Penelitian 4

Bahan dan Alat 4

Hewan Percobaan 4

Pengambilan Sampel Darah 5

Pemeriksaan Kadar Total Protein, Albumin, Globulin dan Rasio A/G 5

Pengolahan Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Kadar Total Protein 5

Kadar Albumin 7

Kadar Globulin 7 Rasio Albumin/Globulin (A/G) 8

SIMPULAN DAN SARAN 9

Simpulan 9

Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 9

(13)

9 8 Rataan kadar total protein (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan dengan tambahan mineral Zn

Rataan kadar albumin (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan dengan tambahan mineral Zn

Rataan kadar globulin (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan dengan tambahan mineral Zn

Rataan rasio A/Ganak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan dengan tambahan mineral Zn

DAFTAR TABEL

1 2 3

4

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sapi merupakan salah satu komoditas penghasil protein hewani yang memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan produktivitas sapi untuk memenuhi kecukupan gizi masyarakat Indonesia. Produktivitas sapi ditentukan oleh beberapa faktor seperti lingkungan, genetik dan manajemen pemeliharaan. Pemeliharaan dan pemberian pakan yang baik akan membantu sapi mencapai produktivitas yang optimal.

Kualitas dan kuantitas pakan akan berpengaruh terhadap kesehatan, produksi dan reproduksi sapi. Pakan yang diberikan harus dalam keadaan baik, mudah didapat dan mengandung zat-zat yang dapat memenuhi kebutuhan tubuh sapi. Zat yang diperlukan oleh sapi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.Selain pakan utama, suplemen juga diberikanuntuk menambah nilai nutrisi yang sudah ada di dalam pakan sapi.

Pakan pada umumnya hanya mengandung mineral Zn dengan kadar berkisar antara 20-30 mg/kg bahan kering (Suprijati 2013). National Research Council (NRC) merekomendasikan pemberian tambahanmineral Zn dalam pakan sebanyak 40 – 60 ppm untuk membantu mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh sapi.Mineral Zn diperlukan dalam jumlah yang sedikit namun memiliki fungsi yang esensial dalam memenuhi kebutuhan tubuh sapi.

Mineral Zn dibutuhkan oleh sapi untuk berbagai proses metabolisme dan menjaga fungsi fisiologis tubuh. Mineral Zn juga berperan dalam membantu pertumbuhan mikroba rumen yang akan mendegradasi protein dalam pakan. Defisiensi mineral Zn akan mengakibatkan proses pencernaan protein dalam pakan menjadi tidak optimal, sehingga kadar total protein dalam darah menjadi rendah (Underwood& Suttle 2001).

Protein dalam darah berperan dalam proses pembekuan darah, mempertahankan tekanan osmosis dan mekanisme pertahanan tubuh(Nelson & Cox 2004).Mineral Zn sangat penting untuk perkembangan tubuh sapi dan sistem kekebalan yang optimal. Profil fraksi protein dalam darah dapat menjadi indikator status kesehatan pada anak sapi.Informasi tentang profil fraksi protein pada anak sapi yang disuplementasi mineral Zn belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kadar total protein, albumin, globulin dan rasio albumin-globulin (rasio A/G) pada anak sapi FH yang diberi tambahan mineral Zn dalam pakannya.

Manfaat Penelitian

(16)

2

FH yang diberi tambahan mineral Zn dalam pakannya. Penambahan mineral Zn dalam pakan diharapkan dapat membantu proses pencernaan sehingga mengoptimalkan kadar fraksi protein pada anak sapi.

TINJAUAN PUSTAKA

Sapi Friesian Holstein

Sapi Friesian Holstein(FH) dikenal juga dengan nama Fries Holland. Bangsa sapi ini di Amerika disebut Holstein, dan di Eropa disebut denganFriesian(Sudono et al.2003). Sapi ini memiliki populasi terbesar hampir di seluruh dunia, baik di negara subtropis maupun tropis, termasuk Indonesia (Aak 1995). Rambut sapi FH pada umumnya berwarna hitam dan putih, kadang– kadang merah dan putih dengan batasan warna yang jelas (Sudono et al.2003).

Periode umur yang menentukan tercapainya potensi genetik sapi FH betina dalam mencapai tingkat reproduksi dan produksi susu yang tinggi adalah pada saat periode pertumbuhan mulai dari umur lepas sapih (4-5 bulan) sampai siap untuk kawin pertama (15-16 bulan). Sapi pejantan yang memiliki kualitas semen yang baik dapat meningkatkan mutu genetik sapi dalam membuahi betina. Kemampuan tertinggi pejantan membuahi betina dicapai pada umur 5-7 tahun dan dapat dipertahankan hingga umur 15 tahun (Aak 1995).

Pemenuhan terhadap kebutuhan nutrisi sapi betina pada periode umur 4-10 bulan sangat penting dalam menunjang pembentukan alveoli dan kelenjar susu dalam menghasilkan susu. Pemenuhan terhadap kebutuhan energi pada umur 4-10 bulan juga sangat penting untuk dapat menghasilkan bobot badan yang ideal (Niezen et al. 1996).

Mineral Zn

Mineral Zn merupakan mikromineral esensial yang diperlukan bagi hewan dan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Zn adalah unsur inorganik yang berarti tidak dapat dikonversikan dari zat gizi lain sehingga harus selalu tersedia dalam makanan atau pakan yang dikonsumsi (Bender 1993). Mineral Zn membantu mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme yang ada di dalam rumen hewan ruminansia untuk mencerna pakan berserat melalui proses fermentasi (Underwood & Suttle 2001).Mineral Zn dapat ditemukan pada beberapa jaringan tubuh, terutama pada hati,ginjal, tulang, otot, pankreas, mata, kelenjar prostat, kulit, rambut, bulu, dan kuku (King & Keen 1999). Mineral Zn diekskresikan melalui pankreas, empedu, kelenjar keringat dan urin (Cheeke 2005).

(17)

3 Defisiensi Zn berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia maupun hewan. Manusia atau hewan yang kekurangan Zn dapat mengalami dermatitis, diare, kehilangan bobot badan, dan hipogonadism. Defisiensi Zn akan menjadikan hewan dalam cekaman fisiologis yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya beberapa enzim dan beberapa fungsi metabolik lainnya (Berg & Austin 1987).

Batas aman bagi sapi untuk mengkonsumsi Zn adalah kurang dari 500 mg/kg. Kelebihan Zn akan memberikan efek negatif seperti terganggunya penyerapan mineral Cu dan Fe, reaksi degeneratif pada hati, ginjal dan pankreas (Allen et al. 1983). Bakteri selulolitik di dalam rumen akan menurun akibat kadar Zn yang berlebih sehingga sapi mengalami penurunan berat badan, konsumsi, dan efesiensi penggunaan ransum (Eryavuz & Dehority2009).

Fraksi Protein

Total protein merupakan kumpulan unsur-unsur kimia darah yang berada di dalam plasma atau serum. Peningkatan dan penurunan fraksi total protein di dalam tubuh berhubungan dengan status kesehatan tubuh (Kaslow 2010). Oleh karena itu sapi membutuhkan pakan yang mengandung protein yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Menurut Rastogi (2007) mineral Zn diperkirakan memberikan pengaruh terhadap kadar protein dalam darahpada hewan ternak.Penambahan mineral Zn pada pakan akan mengaktifkan enzim proteolitik di dalam rumen yang akan menghidrolisa protein menjadi asam amino. Peningkatan aktivitas enzim ini akan meningkatkan kadar protein dalam plasma (Linder 1992). Aktifitas enzim dan mikroba yang ada di dalam rumen akan terganggu apabila kadar mineral Zn di dalam tubuh rendah. Gangguan ini akan mengakibatkan tidak berubahnya protein pakan yang akan mengakibatkan rendahnya kadar total protein dalam serum (Underwood & Suttle 2001). Kisaran normal kadar total protein pada sapi perah adalah 7,68±1,17g/dl (Earley et al. 2006).

Albumin merupakan fraksi protein yang memiliki kemampuan larut di dalam air. Albumin memiliki kadar garam dalam jumlah sedang dan mudah terkoagulasi jika terpapar oleh panas. Albumin di dalam darah merupakan protein plasma yang diproduksi di dalam hati. Albumin dalam darah dapat mencapai 60% dari total protein plasma(Nelson & Cox 2004).Kisaran normal kadar albumin pada sapi perah adalah 3,54±0,45 g/dl (Earley et al. 2006).

Albumin menjalankan banyak fungsi penting bagi tubuh antara lain membantu penggunaan asam lemak bebas, menjaga osmolalitas plasma darah dan cairan interstisial dan membantu ekskresi bilirubin (Nelson & Cox 2004).Albumin juga memiliki fungsi dalam mengatur penyerapan Zn, karena sekitar 67% Zn yang ada di dalam plasma berikatan dengan albumin (Prasad 1991).

(18)

4

memengaruhi kadar albumin pada kambing peranakan etawa periode sekitar partus.

Globulin merupakan salah satu fraksi protein darah utama selain albumin (Nelson & Cox 2004). Globulin terbagi menjadi tiga subfraksi yaitu α-globulin,

-globulin, dan -globulin. Alfa-globulin dan -globulin memiliki fungsi dalam

pengangkutan fraksi lemak dalam protein, serta -globulin yang berfungsi sebagai antibodi.Mandal dan Dass (2010) melaporkan bahwa tidak ada perubahan kadar globulin yang signifikan pada kelompok sapi crossbreed yang diberi tambahan Zn dalam pakan. Kadar globulin normal pada sapi adalah 4,16±1,15 g/dl (Earley et al. 2006).

Rasio albumin/globulin (A/G) adalah parameter yang digunakan untuk interpretasi adanya perubahan kadar fraksi protein dalam darah. Nilai rasio A/G dapat digunakan untuk menentukan adanya kelainan pada organ hati yang terjadi ketika kadar albumin berada dibawah kadar normal dan kadar globulin diatas normal. Kasus seperti kanker, penyakit ginjal, infeksi HIV, penyakit autoimun, memperlihatkan kadar albumin dalam darah yang rendah. Rasio A/G dapat digunakan juga sebagai parameter status gizi individu (Goldwasser & Feldman 1997).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Oktober 2013. Pengambilan sampel darah anak sapi dilakukan di peternakan rakyat desa Citapen kecamatan Ciawi Bogor, Jawa Barat. Pemeriksaan sampel darah dilakukan di Laboratorium komersial di Bogor dan Laboratorium Patologi Klinik Divisi Penyakit Dalam, Departemen Klinik, Reproduksi dan PatologiFakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi spektrofotometer, sentrifus, disposablesyringe, tabung reaksi, gelas piala, pipet, dan tabung ependorf. Bahan bahan yang digunakan antara lain seperangkat kit total protein dan albumin, sampel darah sapi, aquades, Zn biokomplek, serta pakan sapi berupa rumput dan konsentrat.

Hewan Coba

Penelitian ini menggunakan sembilan ekor anak sapi Friesian Holstein yang sehat secara klinis, umur antara 6-10 bulan. Pakan yang diberikan berupa rumput dan konsentrat. Pakan diberikan setiap hari sesuai kebutuhan menurut NRC (1980). Air minum diberikan secara ad libitum.

(19)

5 kelompok yang diberi pakan dengan suplementasi Zn 60 ppmdan kelompok yang diberi pakan dengan suplementasiZn 120 ppm.

Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan sampel darahdilakukan pada saat sebelum dan setelah diberi perlakuan setiap bulan selama tiga bulan. Sampel darah diambil melalui vena jugularis sebanyak 10 ml menggunakan disposable syringe.Sampel darahdidiamkan pada suhu ruangsampai keluar serum kemudian disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Serum yang diperoleh dipisahkan dan disimpan dalam tabung ependorf. Serum yang diperolehkemudian disimpan dalam freezer sampai analisis dilakukan. Serum dianalisis terhadap kadar total protein, albumin, globulin dan rasio A/G.

Pemeriksaan Kadar Total Protein, Albumin, Globulin, dan Rasio A/G

Pemeriksaan kadar total protein dan albumin dilakukan menggunakan alat spektrofotometerdengan menggunakan kit komersial. Kadar globulin diperoleh dari pengurangan antara kadar total protein dengan kadar albumin. Setelah kadar globulin diperoleh, dihitung rasio albumin terhadap globulin (rasio A/G).

Pengolahan Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam (Analysis of Variance/ANOVA). Jika terdapat pengaruh perlakuan, akan dilanjutkan dengan uji bedaTukey (Tukey`s Multiple Range Test).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Total Protein

Tabel 1 menyajikan hasil pengamatan terhadap kadar total protein anak sapi FH sebelum dan setelah pemberian pakan dengan tambahan Zn dalam pakannya. Secara umum, kadar total protein cenderung mengalami penurunan setelah pemberian pakan dengan tambahan Zn.

Tabel 1 Rataan kadar total protein (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan dengan tambahan mineral Zn

Perlakuan Waktu Pengamatan (bulan)

0 1 2 3

Kontrol 7,8 ± 0,40 6,47 ± 0,31 7,47 ± 0,99 7,2 ± 0

Zn 60 ppm 7,87 ± 0,99 6,6 ± 0,20 6,93 ± 0,42 7,07 ± 0,46

(20)

6

Kadar total protein selama pengamatan berfluktuasi antara 6,4 – 7,87 g/dl. Kadar total protein pada semua kelompok perlakuan cenderung menurun pada bulan pertama setelah suplementasi mineral Zn. Namun demikian, kadar total protein pada semua kelompok perlakuan pada penelitian ini masih berada dalam kisaran referensi normal menurut Earley et al. (2006) yaitu 7,68±1,17g/dl. Hasil analisa statistik memperlihatkan bahwa kadar total protein tidak berbeda nyata antar kelompok perlakuan (P>0,05).

Penurunan kadar total protein pada bulan pertama setelah pemberian Zn diduga berhubungan dengan kondisi fisologis, adaptasi pakan dan kandungan protein dalam pakan. Menurunnya kadar total protein dalam darah pada anak sapi diduga dikarenakan kebutuhan protein anak sapi yang meningkat dan kandungan protein dalam pakan yang kurang memenuhi kebutuhan protein anak sapi. Terjadinya peningkatan kadar total protein setelah bulan pertama diduga karena anak sapi mulai beradaptasi terhadap pakan yang diberikan. Brown et al (2006) melaporkan anak sapi yang diberikan tambahan pakan konsentrat sebanyak 55-90% bahan kering selama kurang dari 14 hari tanpa proses adaptasi akan menunjukkan penurunan kesehatan selama pemberian pakan.

Kadar total protein dalam darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, stres akibat cuaca yang ekstrem dan kandungan nutrisi dalam pakan yang diberikan. Sapi yang baru lahir memiliki kadar total protein dan albumin yang tinggi sedangkan kadar globulin sangat rendah. Kadar total protein akan meningkat seiring dengan meningkatnya umur sapi. Temperatur lingkungan yang ekstrem akan menyebabkan sapi mengalami hipotermia atau hipertermia. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar total protein dan albumin di dalam darah serta peningkatan kadar globulin dalam darah (Kaneko et al.2008).

Kadar total protein di dalam darah juga dipengaruhi oleh jumlah protein dalam pakan yang diberikan. Protein dalam pakan akan memberikan pengaruh langsung terhadap kadar total protein dalam darah, karena protein dalam pakan akan dicerna dan diubah menjadi protein yang beredar di dalam darah (Kaneko et al 2008).

Hasil penelitian ini sejalan dengan El Hendy et al. (2001), dimanakelompok tikus yang diberi suplementasi Zn dalam pakannya memperlihatkan kadar total protein dan globulin darah yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tikus kontrol.Daghash dan Mousa (1999) juga melaporkan bahwa tidak ada perubahan terhadap kadar total protein pada sapi yang berada dibawah cekaman iklim yang panas setelah penambahan Zn dalam pakannya.

(21)

7 Kadar Albumin

Hasil pengamatan kadar albumin anak sapi FH sebelum dan setelah pemberian pakan dengan tambahan Zn dalam pakannya disajikan pada Tabel 2. Secara umum, kadar albumin pada semua kelompok perlakuan cenderung meningkat sampai dengan akhir pengamatan.Hasil penelitian ini sejalan dengan Mandal dan Dass (2010) yang melaporkan bahwa terjadi peningkatan rataan kadar albumin pada sapi crossbreed yang diberi tambahan Zn dalam pakannya selama rentang 120 – 150 hari.Kadar albumin pada penelitian iniselama pengamatan berfluktuasi antara 3,57-3,9 g/dl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar albumin dalam darah tetap terjaga pada kisaran nilai normal. Kadar albumin pada semua kelompok perlakuanmasih berada pada kisaran referensi normal menurut Earley et al. (2006), yaitu 3,54±0,45 g/dl. Hasil analisa statistik memperlihatkan kadar albumin berbeda nyata antara kelompok perlakuan Zn 60 ppm dan Zn 120 ppm dengan kelompok kontrol pada bulan pertama setelah pemberian Zn (P<0,05). Tabel 2 Rataan kadar albumin (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi

pakan dengan tambahan mineral Zn

Perlakuan Waktu Pengamatan (bulan)

0 1 2 3

Kontrol 3,67 ± 0,16a 3,8 ± 0,10a 3,76 ± 0,23a 3,9 ± 0,07a

Zn 60 ppm 3,62 ± 0,05a 3,65 ± 0,03b 3,88 ± 0,05a 3,87 ± 0,07a

Zn 120 ppm 3,58 ± 0,01a 3,57 ± 0,01b 3,9 ± 0,05a 3,76 ± 0,13a

Keterangan: Huruf superskrip yang berbedapada kolom yang sama menyatakan terdapat perbedaan nyata pada taraf uji 5% (P<0.05)

Kadar albumin pada kelompok Zn 60 ppm dan 120 ppm mencapai nilai tertinggi pada bulan ke-2 setelah suplementasi Zn. Peningkatan kadar albumin ini diduga karena pemberian Zn dalam pakan akan meningkatkan metabolisme dan kadar albumin dalam darah.Azizzadeh et al. (2005) melaporkan penyerapan Zn dipengaruhi oleh sumber Zn yang digunakan, kandungan Zn dalam pakan dan umur sapi.

Kadar albumin dapat mencapai 35-50% dari total protein dalam darah. Kandungan protein dalam pakan merupakan faktor yang dapat memengaruhi kadar albumin dalam darah. Kondisi sapi pada masa kebuntingan dan laktasi juga dapat memengaruhi kadar albumin dalam darah. Kadar albumin cenderung menurun selama kebuntingan dan laktasi

.

Albumin disintesis dan disekresikan oleh hepatosit di dalam hati. Sintesis albumin dikontrol oleh tekanan osmotik koloid serta dapat dipengaruhi oleh hormon seperti insulin, tiroksin dan kortisol. Albumin akan menjaga osmolalitas plasma darah sehingga cairan di dalam darah tidak mengalir menuju rongga interstisial (Kaneko et al. 2008).

Kadar Globulin

(22)

8

bulan pertama setelah suplementasi Zn.Kadar globulinselama pengamatan berfluktuasi antara 2,67 – 4,25g/dl. Hasil analisa statistik memperlihatkan bahwa kadar globulin anak sapi FH tidak berbeda nyata antar kelompok perlakuan (P>0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar globulin pada semua kelompok perlakuan pada bulan pertama setelah suplementasi Zn berada dibawah kisaran referensi normal menurut Earley et al. (2006), yaitu 4,16±1,15 g/dl. Hasil pengamatan kadar globulin anak sapi FH sebelum dan setelah pemberian pakan dengan tambahan Zn dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Rataan kadar globulin (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi protein. Kecenderungan penurunan kadar globulin ini dapat diakibatkan oleh kandungan protein dalam pakan yang rendah, dan kebutuhan protein yang meningkat pada anak sapi FH.Menurut Kaneko et al. (2008) kadar globulin dalam darah dapat dipengaruhi oleh umur sapi, kandungan protein dalam pakan dan aktivitas sel limfoid dalam menghasilkan globulin. Hasil ini didukung oleh Mandal dan Dass (2010) yang melaporkan bahwa tidak ada perubahan signifikan terhadapkadar globulin pada sapi crossbreed yang diberi tambahan Zn dalam pakannya selama rentang 120 – 150 hari.Penurunan kadar globulin dalam darah berhubungan dengan rendahnya imunitas tubuh sehingga sapi rentan terhadap penyakit (Kaslow 2010).

Rasio Albumin/Globulin (Rasio A/G)

(23)

9 Tabel 4 Rasio albumin/globulin anak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan

dengan tambahan mineral Zn

Rasio A/G merupakan penghitungan terhadap distribusikadar albumindan globulin dalam darah. Peningkatan rasio A/G dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu meningkatnya kadar albumin disertai kadar globulin yang tetap dalam darah, kadar albumin yang tetap disertai menurunnya kadar globulin dalam darah, dan meningkatnya kadar albumin disertai penurunan kadar globulin dalam darah. Penurunan rasio A/G dapat terjadi jika kadar globulin meningkat disertai penurunan atau tetapnya kadar albumin dalam darah (Kanekoet al. 2008). Rasio A/G juga dapat digunakan sebagai parameter status gizi individu (Goldwasser & Feldman 1997). Menurut Jain (1993), nilai rasio A/G dapat memberikan informasi tentang fungsi hati, keadaan hipotiroidisme, hiperglukokortikoid, dan peningkatan diet protein.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Secara umum profil fraksi protein dalam darah pada anak sapi FH yang diberi suplementasi Zn sebesar 60 ppm dan 120 ppm selama 3 bulan berada pada kisaran normal. Kadar fraksi total protein, albumin dan globulin pada anak sapi FH terendah dijumpai pada bulan pertama setelah suplementasi Zn.

Saran

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkanprofil fraksi protein yang optimal pada anak sapi FH yang diberi tambahan mineral Zn dalam pakan denganmenggunakan sumber suplemen mineral Zn yang berbeda, dosis pemberian lebih bervariasi dan selang waktu pengamatan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Aak.1995.Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Yogyakarta (ID): Kanisius. Alberghina D, Ferrantelli V, Giannetto C, Piccione G, Vazzana I, 2011. Reference

(24)

10

Allen JG,Masters HG, Peet RL. 1983. Zinc Toxicity in Ruminants. JPath 93: 363-377.

Azizzadeh M. Mohri M. Seifi HA. 2005. Effect of Oral Zinc Supplementation on Hematology, Serum Biochemistry, Performance, and Health in Neonatal Dairy Calves. Comp Clin Path. 14:67–71.

Bender AD. 1993. Introduction to Nutrition and Metabolism. London (GB): UCL Pr.

Berg A, Austin J. 1987. Nutrition Policies and Programs: A Decade of Redirection in Food Policy: Integrating Supply, Distribution and Consumption. Washington (US): Brookings Institute Pr.

Brown MS, Ponce CH,Pulikanti R. 2006. Adaptation of Beef Cattle to High Concentrate Diets: Performance and Ruminal Metabolism. J Animal Sci. 84: 25-33. Deficiency on Hematological and Biochemical Parameters and Concentrations of Zinc, Copper and Iron in Growing Rats. Toxicol. 167:163–170.

Eryavuz A, Dehority BA. 2009. Effects of Supplemental Zinc Concentration on Cellulose Digestion and Cellulolytic and Total Bacterial Numbers in Vitro. Anim Feed Sci Technol. 151:185-193

Goldwasser P, Feldman J. 1997. Association of SerumAlbumin and Mortality Risk. J Clin Epidemiol.50 (6):693-703.

Jain NC. 1993. Essentials of Veterinary Hematology. Philadelphia(US): Lea &Febiger.

Kaneko JJ, Harvey JW, Bruss ML. 2008. Clinical Biochemistry of DomesticAnimal.6th Ed. New York (US): Elsevier Inc.

Kaslow JE. 2010. Analysis of Serum Protein. Santa Ana(US): 720 North Tustin Avenue Suite 104.

King JC, Keen CL. 1999. Modern Nutrition in Health and Disease. 9th Ed.New York(US): Rose Tree Corporate Center.

Lieberman S, Bruning N. 1990. The Real Vitamin and Mineral Book. New York (US): Garden City Park.

Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah. Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: NutritionalBiochemistry and Metabolism.

Mandal GP,Dass RS. 2010. Haematobiochemical Profile of Crossbred Calves Supplemented With Inorganic and Organic Source of Zinc.Indian J Anim

Res. 44(3): 197- 200.

Nelson DL, Cox MM. 2004. Lehninger Principles of Biochemistry. 4th Ed. New York (US): W. H. Freeman.

(25)

11 [NRC] National Research Council. 1980. Recommended dietary Allowances. 9th

Ed. Washington (US): National Academy Press.

Prasad AS. 1991. Discovery of Human Zinc Deficiency and Studies in an Experimental Human Model. Am J Clin Nutr 53:403-412.

Rastogi SC. 2007. Essential of Animal Physiology. 4th Ed. New Delhi (IN): New Age International.

Sudono A, Rosdiana F, Setiawan B. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif.Jakarta (ID):Agromedia Pustaka.

Suprijati. 2013. Seng Organik sebagai Imbuhan Pakan Ruminansia. Wartazoa 23: 142-157

Underwood EJ, Suttle NF. 2001. The Mineral Nutrition of Livestock. Wahington (US): CABI Publishing.

(26)

12

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 4 April 1992 sebagai putra pertama dari pasangan Bapak Aswin dan Ibu Ninuk. Penulis bersekolah di SD Muhammadiyah 2 Pontianak, SMP Negeri 10 Pontianak, dan SMA Negeri 03 Pontianak, kemudian penulis melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor sebagai mahasiswa Kedokteran Hewan melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD).

Gambar

Tabel 4  Rasio albumin/globulin anak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan dengan tambahan mineral Zn

Referensi

Dokumen terkait

Ber dasar kan sur at penetapan pemenang untuk paket peker jaan dan kegiatan : Kegiatan : Pembangunan Sar ana dan Pr asar ana Per hubungan Udar a Peker jaan : Per encanaan

Dalam konteks Islam, faktor kemaslahatan umum diutamakan dalam pembuatan keputusan berkaitan GMF. Maka, sewajarnya pengguna Islam memegang nilai kepentingan umum yang

Seiring dengan kewenangan otonomi daerah, Kabupaten Natuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan, yang hingga tahun 2008 menjadi 17 kecamatan dengan

Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Ditujukan kepada pemilik tanah dan penggarap sebaiknya perjanjian pelaksanaan bagi hasil di Desa Bumen jangan dilakukan dalam bentuk

Karena probabilitas jauh lebih besar dari 0.05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan return on

untuk antena adalah yang memiliki konstanta dielektrik yangpaling rendah dari rentang tersebut karena akan menghasilkan efisiensi yang lebih baik, bandwidth yang lebar serta

Diharapkan dengan memanfaatkan sampah sayur dan buah didapatkan hasil etanol yang lebih optimum melalui proses pretreatment , hidrolisis enzim menggunakan kapang

DAPATAN KAJIAN, CADANGAN DAN KESIMPULAN Tidak Terdapat Peningkatan Tahap Pengetahuan Dan 5.1 Kesedaran Terhadap Alam Sekitar Bagi Kumpulan Kawalan KK Terdapat Peningkatan