PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT OPTIMAL
TERHADAP PROFITABILITAS BPR SUPRA
WAHANA ARTA KOTA BOGOR
SANTIKO ALIF NURDYANTO
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas BPR Supra Wahana Arta Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsiini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015
Santiko Alif Nurdyanto
ABSTRAK
SANTIKO ALIF NURDYANTO. Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas BPR Supra Wahana Arta Kota Bogor. Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI.
Kinerja profitabilitas BPR Supra Wahana Arta (BPR SWA) sebagai
lembaga keuangan menunjukkan penurunan kinerja selama periode 2010-2014.
BPR SWA seharusnya mampu membuat strategi yang tepat dalam menyalurkan kredit sehingga dapat memperoleh profitabilitas yang optimal. Secara umum, tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh portofolio kredit optimal terhadap ROA dan ROE. Portofolio kredit dianalisis menggunakan analisis regresi berganda dan analisis portofolio optimal model Markowitz. Hasil uji menunjukkan variabel portofolio kredit berdasarkan skala usaha secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE. Namun, portofolio berdasarkan jenis penggunaan secara simultan hanya berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil portofolio kredit optimal berdasarkan skala usaha menghasilkan ROA 23,02% dan ROE 74,42%. Sedangkan berdasarkan jenis penggunaan menghasilkan ROA 23,30%.
Kata kunci: analisis regresi berganda, Bank Perkreditan Rakyat, portofolio kredit optimal, model Markowitz
ABSTRACT
SANTIKO ALIF NURDYANTO. The Effects of Optimal Credit Portfolio on Profitability of BPR Supra Wahana Arta Bogor. Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
Profitability performance of BPR Supra Wahana Arta (BPR SWA) as financial institutions has shown to decline in the period 2010-2014. The BPR
SWA actually should be able to make a proper strategy in channeling credits, which can give optimal profitability. In generally, the objectives of this research were to analyze the influence of optimal credit portfolio on ROA and ROE. Credit portfolio analyzed using the multiple regression analysis and Markowitz’s portfolio optimization model. The results showed credit portfolio based on business scale simultaneously have significant effect on ROA and ROE. However, portfolio based on type of use simultaneously have significant effect only on ROA. The optimal credit portfolio based on business scale result ROA 23,02% and ROE 74,42%. While based on type of use, its result ROA 23,30%.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT OPTIMAL
TERHADAP PROFITABILITAS BPR SUPRA
WAHANA ARTA KOTA BOGOR
SANTIKO ALIF NURDYANTO
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah portofolio kredit, dengan judul Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas BPR Supra Wahana Arta Kota Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku dosen pembimbing, dan Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc serta Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Edi Kristiawan, SE, MM, CRBD dan Ibu Dayuh Ima Triani dari BPR Supra Wahana Arta yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2015
DAFTAR ISI
Lokasi dan Waktu Penelitian 7
Metode Pengumpulan Data 7
Metode Pengolahan dan Analisis Data 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Gambaran Umum BPR Supra Wahana Arta 11
Kinerja Profitabilitas 11
Portofolio Kredit BPR SWA 12
Analisis Regresi Berganda 14
Pengaruh Portofolio Kredit Terhadap Profitabilitas 16
Portofolio Kredit Optimal 18
Evaluasi Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas 20
Implikasi Manajerial 20
SIMPULAN DAN SARAN 21
DAFTAR PUSTAKA 22
DAFTAR TABEL
1 Nilai ROA dari BPR SWA dan BPR Kota Bogor 2
2 Jenis kredit 4
3 Rasio profitabilitas 5
4 Penelitian terdahulu 6
5 Analisis regresi berganda 9
6 Komposisi penyaluran kredit BPR SWA berdasarkan skala usaha 12
7 Komposisi penyaluran kredit BPR SWA berdasarkan jenis penggunaan 13
8 Suku bunga kredit berdasarkan skala usaha 13
9 Suku bunga kredit berdasarkan jenis penggunaan 13
10 Hasil uji analisis regresi berganda 14
11 Persamaan regresi 16
12 Nilai rata-rata imbal hasil dan standar deviasi kredit skala usaha 18
13 Correlation Matrix kredit berdasarkan skala usaha 18 14 Covariance Matrix kredit berdasarkan skala usaha 19
15 Risiko dan tingkat pengembalian portofolio pembanding 19
16 Nilai rata-rata imbal hasil dan standar deviasi kredit jenis penggunaan 19
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian 8
2 Grafik perkembangan ROA dan ROE 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 1 25
2 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 2 28
3 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 3 31
4 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 4 34
5 Nilai Aset, EBT, Pendapatan Operasional, Beban Operasional BPR Kota
Bogor 37
6 Analisis trend profitabilitas BPR SWA 38
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan perdagangan global menuntut setiap negara atau wilayah untuk terus meningkatkan kekuatan daya saing mereka lewat berbagai sistem maupun aturan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu
sistem perdagangan bebas yang dibuat oleh negara-negara ASEAN untuk dapat
meningkatkan perekonomian di wilayah ASEAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki tugas pokok sebagai perantara antara pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang kelebihan dana. Dalam fungsinya sebagai lembaga intermediasi, bank berperan penting dalam peningkatan perekonomian negara yakni melalui penyaluran kredit kepada dunia usaha. Kredit merupakan cara bank untuk menyalurkan dana yang berhasil dihimpunnya.
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia perbankan menuntut perbankan untuk meningkatkan kinerja keuangan menjadi perbankan yang sehat, kuat, dan efisien. Salah satu langkah yang dilakukan adalah pengelolaan
penyaluran kredit agar dapat memperoleh kinerja profitabilitas yang optimal.
Selain harus memperhatikan kinerja profitabilitas, terdapat risiko kredit yang harus diperhatikan. Perbankan dalam mengelola kreditnya meminimalkan risiko melalui portofolio kredit. Teori portofolio dapat diartikan sebagai pembagian atau penyebaran pada beberapa sektor guna meminimalisasi risiko dan memperoleh
return yang tinggi (Candradewi 2008).
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai salah satu jenis bank yang menyalurkan kredit kepada masyarakat, berperan penting dalam memfasilitasi peningkatan perekonomian di wilayah operasinya. Dalam dunia usaha, penyaluran kredit mikro dan kredit kecil kepada usaha kecil berpengaruh terhadap penerimaan usaha yang merupakan indikator kinerja usaha kecil, penerimaan usaha merupakan komponen utama pendapatan bersih usaha yang akan mendorong perekonomian usaha kecil (Nuswantara 2012). Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat, BPR menghadapi berbagai risiko. Risiko kredit bermasalah merupakan salah satu risiko yang dihadapi oleh BPR sebagai salah satu jenis lembaga keuangan mikro (Bhinadi 2010).
BPR Supra Wahana Arta (SWA) sebagai salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang berperan menunjang pembangunan perekonomian di wilayah Kota Bogor juga melakukan pembagian penyaluran kredit kepada masyarakat berdasarkan berbagai kategori. Kategori yang digunakan antara lain berdasarkan skala usaha yaitu mikro, kecil, dan menengah serta berdasarkan jenis penggunaan yaitu produktif dan konsumtif. Namun, BPR Supra Wahana memiliki profitabilitas
yang kurang baik dibandingkan dengan BPR Kota Bogor lainnya. Secara rata-rata,
ROA BPR SWA pada 2010-2014 adalah 4,52%. Jauh lebih rendah dari rata-rata
2
Tabel 1 Nilai ROA dari BPR SWA dan BPR Kota Bogor
Bank Rasio Tahun
Rata -rata 2010 2011 2012 2013 2014
BPR SWA ROA (%) 7,78 2,35 4,19 5,13 3,17 4,52 BPR KOTA BOGOR ROA (%) 11,71 8,84 8,69 7,20 6,11 8,51
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
BPR SWA dalam menjalankan usahanya memperoleh kinerja profitabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan BPR di Kota Bogor. Dengan demikian, BPR SWA perlu meningkatkan kinerja profitabilitasnya agar memperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan usahanya. Penyaluran kredit kepada masyarakat dalam berbagai jenis kredit merupakan sumber utama pendapatan BPR SWA agar dapat menghasilkan laba. Untuk meningkatkan kinerja, BPR SWA memerlukan informasi yang tepat mengenai dampak dari portofolio kredit terhadap profitabilitasnya sehingga dapat dirumuskan sebuah strategi agar dapat meningkatkan profitabilitasnya. Penelitian ini menganalisis pengaruh portofolio kredit optimal kepada profitabilitas BPR SWA sehingga dapat memberikan informasi bagi BPR SWA untuk dapat menjalankan fungsi intermediasi dengan baik dan menjaga tingkat kesehatan bank sekaligus dapat bersaing dengan perbankan lainnya.
Perumusan Masalah
Portofolio yang digunakan BPR SWA menghasilkan profitabilitas yang kurang baik. Dalam menata strategi portofolio perlu diketahui pengaruh komposisi portofolio yang ada terhadap profitabilitas BPR SWA sebagai bahan evaluasi portofolio kredit. Berdasarkan hal ini, maka dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana portofolio kredit yang dibentuk BPR SWA?
2. Bagaimana pengaruh portofolio kredit terhadap profitabilitas BPR
SWA?
3. Bagaimana portofolio kredit optimal BPR SWA?
4. Bagaimana pengaruh portofolio kredit optimal terhadap profitabilitas
BPR SWA?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis portofolio kredit BPR SWA
2. Menganalisis pengaruh portofolio kredit terhadap profitabilitas BPR
SWA
3. Menganalisis portofolio kredit optimal BPR SWA
4. Menganalisis pengaruh portofolio kredit optimal terhadap profitabilitas
3
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi pihak-pihak yang memerlukannya, antara lain:
1. Bagi perusahaan BPR SWA dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
dan informasi dalam penyusunan strategi penyaluran kredit
2. Bagi dunia akademis, dapat digunakan sebagai rujukan bagi penelitian
selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BPR SWA. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh portofolio kredit berdasarkan skala usaha dan jenis penggunaan terhadap profitabilitas, yakni ROA dan ROE. Selain itu penelitian ini mengidentifikasi kombinasi portofolio kredit optimal menggunakan metode Markowitz serta pengaruh kombinasi portofolio kredit optimal terhadap profitabilitas. Data yang digunakan adalah laporan keuangan BPR SWA periode 2010-2014.
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Kredit
Menurut Veithzal dan Rivai (2006) tujuan kredit mencakup lingkup yang luas. Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari kredit yaitu:
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh nasabah
2. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha-usaha
nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah
diterimanya sehingga unsur profitability dan safety yang diharapkan dapat
menjadi kenyataan.
Jenis Kredit
Pembagian jenis kredit bergantung kepada tiap-tiap perbankan. Pada
4
Tabel 2 Jenis kredit
Jenis Kredit Penjelasan
Berdasarkan skala usaha (plafon)
Mikro Kredit dengan plafon Rp0 sampai dengan maksimum
Rp50juta
Kecil Kredit dengan plafon Rp50juta sampai dengan
maksimum Rp500juta
Menengah Kredit dengan plafon Rp500juta sampai dengan
maksimum Rp5miliar Berdasarkan skala usaha (kriteria usaha)
Usaha Mikro Kredit yang diberikan kepada usaha dengan kriteria
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp50juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp300juta.
Usaha Kecil Kredit yang diberikan kepada usaha dengan kriteria
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50juta
sampai dengan paling banyak Rp500juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300juta sampai dengan paling banyak Rp2,5miliar.
Usaha Menengah Kredit yang diberikan kepada usaha dengan kriteria
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500juta sampai dengan paling banyak Rp10miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2,5miliar sampai dengan paling banyak Rp50miliar.
Berdasarkan jenis penggunaan
Produktif Pemberian kredit untuk keperluan produktif seperti
membiayai keperluan modal kerja (kredit modal kerja) atau membiayai pembelian barang modal dan jasa yang diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi dan relokasi proyek dan atau pendirian usaha baru (kredit investasi) (Siamat 2005).
Konsumtif Pemberian kredit untuk keperluan konsumsi dengan
5
Portofolio Kredit
Menurut Sunandar (2014) portofolio merupakan kombinasi atau gabungan
atau sekumpulan aset, baik berupa aset real maupun aset finansial yang dimiliki
oleh investor. Menurut Bodie et al. (2006) teori portofolio adalah mencari
kombinasi perangkat aset berisiko yang meminimumkan varian untuk setiap target imbal hasil yang dihasilkan. Portofolio model Markowitz pada prinsipnya membentuk portofolio berdasarkan analisis risiko dan keterkaitan antara risiko yang dilihat dari varian dengan imbal hasil yang diharapkan dan memperhitungkan beberapa imbal hasil yang seharusnya diperoleh untuk memberi kompensasi suatu risiko tersebut serta korelasi di antara perangkat aset tersebut (Markowitz 1952; Kusnitarini 2008). Jadi portofolio kredit merupakan
penempatan kredit-kredit ke dalam suatu portofolio sehingga dicapai hasil yang
optimal.
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba dalam suatu ukuran yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang ditentukan. Rasio profitabilitas adalah pengukuran efisiensi dan kinerja perusahaan dalam menciptakan keuntungan (Fraser dan Ormiston 2004; Buchory 2014). Rasio rentabilitas berguna untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba secara konsisten (Reddy dan Prasad 2011; Sunindyo dan Qohhar 2011). Pada penelitian ini rasio yang digunakan adalah :
Tabel 3 Rasio profitabilitas
Rasio Penjelasan
Return on Asset (ROA) Rasio yang mengukur efisiensi dari perusahaan dalam mengelola total investasi di dalam aset.
ROA=Laba Sebelum PajakTotal Aset x 100%
Return on Equity (ROE) Rasio yang mengukur efisiensi dari perusahaan dalam mengelola ekuitas.
6
Penelitian Terdahulu
Tabel 4 Penelitian terdahulu
Judul Penelitian (Peneliti) Analisis Posisi Kredit Per Sektor Ekonomi pada
Perbankan di Indonesia yang Memiliki Risiko Kredit Terkecil (Candradewi 2008)
Metode Analisis Metode Markowitz
Hasil Penelitian Setiap kategori perbankan di Indonesia memiliki
komposisi sektor ekonomi yang berbeda-beda dalam
pemberian kredit dengan risiko kredit terkecil kecuali pada sektor ekonomi listrik, gas, dan air.
Judul Penelitian (Peneliti) Analisis Portofolio Kredit (Konsumtif dan Produktif)
dan Pengaruhnya Terhadap Laba (Studi Kasus PT Bank X Tbk) (Rismayanti 2009)
Metode Analisis Analisis Regresi Berganda, Analisis Trend
Hasil Penelitian Kontribusi pendapatan bunga pada Bank X
didominasi oleh kredit modal kerja 14% dan kredit investasi 9,96%. Sementara kontribusi kredit konsumsi berada pada 2,62% dengan pendapatan
bunga dari kredit konsumsi mengalami trend
meningkat. Kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi berpengaruh secara nyata terhadap laba. Portofolio kredit optimal yang terbentuk yaitu 58,07% kredit modal kerja, 25,62% kredit investasi dan 16,31% kredit konsumsi dengan laba sebesar Rp224 451juta
Judul Penelitian (Peneliti) Analisis Portofolio Kredit (Konsumtif dan Produktif)
dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Bunga Kredit (Studi Kasus PT Bank X Tbk) (Widyaningrum 2010)
Metode Analisis Analisis Regresi Berganda, Analisis Trend
Hasil Penelitian Perkembangan pendapatan bunga kredit produktif dan
konsumtif mengalami trend yang meningkat. Hasil
analisis regresi berganda menunjukkan secara keseluruhan kredit konsumtif dan kredit produktif berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan bunga kredit
Judul Penelitian (Peneliti) Analisis Portofolio Kredit Perbankan Umum dan
Syariah Berdasarkan Sektor Ekonomi (Zuhdi et al.
2013)
Metode Analisis Metode Markowitz, Value at Risk
Hasil Penelitian Kombinasi sektor ekonomi berdasarkan metode
Markowitz pada bank umum didapatkan sektor lain
-lain 57,05%, perdagangan 25,37%, konstruksi 9,95%, pengangkutan 4,84%, dan listrik 1,56%. Sedangkan pada bank syariah, jasa dunia usaha 39,88%, lain-lain
7
METODE
Kerangka Pemikiran
BPR Supra Wahana Arta (SWA) merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang menjalankan fungsi intermediasi keuangan dengan menyalurkan kredit kepada masyarakat. Sebagai badan usaha, bank juga berkewajiban untuk meningkatkan kinerja keuangan, salah satunya yaitu kinerja profitabilitas yang diukur berdasarkan ROA dan ROE. Penyaluran kredit kepada masyarakat akan menghasilkan pendapatan bunga kredit yang merupakan sumber pendapatan dari bank. Agar dapat mengelola penyaluran kredit secara optimal diperlukan strategi yang tepat dalam menyalurkan kredit. Jenis-jenis kredit yang disalurkan dilihat
berdasarkan skala usaha, yaitu mikro, kecil, dan menengah serta berdasarkan jenis penggunaan, kredit produktif dan kredit konsumtif.
Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh portofolio kredit terhadap profitabilitas. Metode Markowitz digunakan untuk mencari portofolio kredit optimal agar dapat menentukan kombinasi kredit yang meminimalkan risiko. Hasil kombinasi portofolio kredit yang optimal akan digunakan untuk mengidentifikasi profitabilitas yang diperoleh berdasarkan analisis regresi berganda yang menunjukkan pengaruh tiap komponen dari portofolio kredit terhadap profitabilitas. Hasil evaluasi mengenai portofolio kredit diharapkan dapat membantu perusahaan untuk membuat strategi mengenai kebijakan kredit. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada BPR SWA. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2015.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan publikasi BPR Kota Bogor dan data keuangan BPR SWA pada periode 2010-2014.
8
: tidak termasuk lingkup penelitian
Persaingan BPR
- Kredit Menengah, dan
Jenis Penggunaan :
berdasarkan Skala usaha :
- Kredit Mikro - Kredit Kecil
- Kredit Menengah, dan
Jenis Penggunaan :
- Kredit Produktif
- Kredit Konsumtif
9
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan analisis model Markowitz. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh portofolio kredit terhadap profitabilitas. Sedangkan analisis model Markowitz digunakan untuk mengidentifikasi kombinasi portofolio kredit optimal. Perangkat lunak yang
digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah software SPSS 22 dan
program solver dalam microsoft excel.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel independen atau lebih terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi berganda secara umum adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 +….+ βnXn+e
Sebuah model regresi yang baik harus memenuhi beberapa asumsi. Karena itu, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji normalitas, uji heterokesdastisitas, dan uji autokorelasi (Sunyoto 2009) dan uji signifikansi dari variabel secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji T. Pada penelitian ini α yang digunakan adalah 0,05.
Tabel 5 Analisis regresi berganda
Pengujian Kriteria
Uji Multikolinearitas Uji yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat
korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen yang digunakan dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas digunakan pengujian variance inflation factor (VIF) masing-masing
variabel independen. Model regresi memiliki gejala multikolinearitas apabila memiliki nilai VIF > 10.
Uji Normalitas Uji yang dilakukan untuk mengetahui distribusi
kenormalan data dari nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Uji normalitas dilakukan dengan uji
Kolmogorov Smirnov (KS). Residual terdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi > α (Priyatno 2014).
Uji Heteroskedastisitas Menguji apakah sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual. Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Spearman’s rho
dengan mengkorelasikan variabel independen dengan residualnya. Tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi > α (Priyatno 2014).
Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota
observasi yang disusun menurut waktu atau tempat. Uji
autokorelasi dilakukan dengan uji Run test residual
10
Lanjutan Tabel 5 Analisis Regresi Berganda
Pengujian Kriteria
Uji F Uji statistik F bertujuan untuk menguji apakah semua
variabel independen yang dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Dengan daerah penolakan p-value < α.
Hipotesis untuk uji statistik F adalah :
H0 : βk = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang
signifikan variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen
H1 : βk ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen
Uji t Uji statistik t bertujuan untuk menguji seberapa jauh
pengaruh satu variabel terikat secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dengan daerah penolakan p-value < α. Hipotesis untuk uji statistik t
adalah :
H0 : β1 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang
signifikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
H1 : β1 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
Analisis Portofolio Optimal
Pendekatan Markowitz dalam memilih portofolio optimal adalah dengan mengevaluasi portofolio berdasarkan imbal hasil yang diharapkan dan risiko yang diukur dari varian serta korelasinya yang disebut portofolio efisien (Keeken 2001; Sunandar 2014). Portofolio efisien merupakan portofolio yang mempunyai risiko terkecil dengan nilai harapan imbal hasil tertentu atau nilai harapan imbal hasil terbesar dengan risiko tertentu yang merupakan kandidat portofolio optimal (Bodie et al. 2006). Persamaan untuk portofolio efisien adalah :
minimumkan σ2= ∑ ∑wiwjcov(ri,rj)
σ2 = varian portofolio
wi = proporsi kredit i
wj = proporsi kredit j
cov(ri,rj) = kovarian kredit i dan kredit j
Selanjutnya, mengevaluasi portofolio efisien berdasarkan portofolio pembanding
menggunakan program solver pada aplikasi microsoft excel untuk membentuk
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum BPR Supra Wahana Arta
PT Bank Perkreditan Rakyat Supra Wahana Arta (BPR SWA) Bogor didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia Nomor W7-09287 HT 0101-TH Tahun 2007. PT BPR Supra Wahana
Arta Bogor mulai beroperasi pada tanggal 19 Oktober 2007 dan menjalankan fungsi intermediasi lembaga keuangan untuk masyarakat mikro, kecil, dan
menengah. BPR SWA beralamatkan di Jalan Pajajaran No. 96 P-Q Bogor, 16153.
Kinerja Profitabilitas
Profitabilitas merupakan sebuah ukuran untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang ditentukan. Gambar 2
memperlihatkan perkembangan ROA dan ROE dari BPR SWA periode 2010
-2014.
Gambar 2 Grafik perkembangan ROA dan ROE
Rata-rata ROA dari BPR SWA mengalami penurunan sebesar 2,18% setiap
tahunnya. Penurunan terbesar terjadi antara 2010 dan 2011 senilai 3,93% atau sebesar 49,82%. Hal ini terjadi karena ada peningkatan beban bunga pada tahun
2011. Hasil analisis trend menunjukkan bahwa nilai ROA memiliki trend menurun
dari tahun 2010-2017 sedangkan nilai ROE memiliki trend meningkat pada
periode yang sama (Lampiran 6).
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012 2013 2014
ROA 6.95 7.25 7.30 7.88 3.95 3.01 2.59 2.35 2.72 2.68 3.46 4.19 3.76 3.98 4.41 5.13 4.56 3.88 3.22 3.17 ROE 7.83 11.8 11.7 12.9 7.33 6.66 5.58 5.31 6.84 7.99 12.6 15.2 13.7 15.3 18.5 18.9 17.8 17.5 14.4 13.2
0
12
Portofolio Kredit BPR SWA
Komposisi kredit mikro pada Tabel 6 setiap tahunnya terus menurun dari 88,44% pada tahun 2010 hingga menjadi 22,41% pada tahun 2014. Sebaliknya, komposisi kredit kecil terus meningkat dari hanya 11,56% pada tahun 2010 hingga menjadi 75,23% pada tahun 2014. Hal ini disebabkan nominal penyaluran
kredit kecil pada tahun 2010-2014 terus bertumbuh dengan rata-rata pertumbuhan
per-kuartal sebesar 23,74% sedangkan kredit mikro hanya tumbuh sebesar 2,74%
pada periode yang sama. Peningkatan yang tinggi pada kredit kecil diakibatkan adanya kerja sama antara BPR SWA dengan beberapa instansi yang melakukan peminjaman pada skala kredit kecil.
Tabel 6 Komposisi penyaluran kredit BPR SWA berdasarkan skala usaha
Tahun Jenis Kredit
Sumber : Laporan Keuangan BPR SWA
Komposisi kredit konsumtif setiap tahun terus mendominasi penyaluran
kredit, secara rata-rata komposisi kredit penyaluran kredit adalah 19,62% kredit
13
Sumber : Laporan Keuangan BPR SWA
Tabel 7 Komposisi penyaluran kredit BPR SWA berdasarkan jenis penggunaan
Tahun Jenis Kredit
BPR SWA dalam menyalurkan kreditnya membebankan bunga kepada debitur berdasarkan suku bunga kredit yang ada. Suku bunga yang ditetapkan oleh direksi BPR SWA akan menjadi gambaran dalam pendapatan dari penyaluran
kredit pada tiap-tiap jenis kredit. Tabel 8 dan Tabel 9 menampilkan suku bunga
kredit berdasarkan tiap-tiap jenis kredit. Pada penelitian ini, suku bunga yang
ditentukan khusus karena adanya kerja sama atau program lainnya diabaikan.
Tabel 8 Suku bunga kredit berdasarkan skala usaha
Jenis Kredit Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Mikro (%) 37,80 37,80 37,80 41,50 44,50
Kecil (%) 21,25 21,25 21,25 26,00 26,00
Menengah (%) 20,50 20,50 20,50 24,00 24,00
Sumber : Laporan Keuangan BPR SWA (diolah).
Tabel 9 Suku bunga kredit berdasarkan jenis penggunaan
Jenis Kredit Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Produktif (%) 34,12 32,84 31,48 29,81 33,72
Konsumtif (%) 34,52 29,08 26,33 30,10 29,55
14
Analisis Regresi Berganda
Persamaan regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh perubahan portofolio kredit terhadap ROA dan pengaruh perubahan portofolio kredit terhadap ROE. Persamaan regresi berganda secara umum untuk pengaruh portofolio kredit berdasarkan skala usaha terhadap profitabilitas, yaitu:
ROA = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 (1)
Sedangkan persamaan regresi berganda secara umum untuk pengaruh portofolio kredit berdasarkan jenis penggunaan terhadap profitabilitas, yaitu :
ROA = β0 + β4X4 + β5X5 (3)
Tabel 10 Hasil uji analisis regresi berganda
Uji Persamaan Regresi Berganda
Persamaan 1 Persamaan 2 Persamaan 3 Persamaan 4
15
Lanjutan Tabel 10 Hasil uji analisis regresi berganda
Uji Persamaan Regresi Berganda
Persamaan 1 Persamaan 2 Persamaan 3 Persamaan 4
16
Pengaruh Portofolio Kredit Terhadap Profitabilitas
Persamaan yang terbentuk berdasarkan hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 11. Hasil uji analisis regresi berganda pada Tabel 10, menunjukkan bahwa persamaan 1,2, dan 3 telah memenuhi semua asumsi bahwa persamaan tidak terdapat masalah multikolinearitas, terdistribusi normal, tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, dan tidak terdapat masalah autokorelasi. Sedangkan persamaan 4 tidak di uji analisis regresi berganda karena tidak ada korelasi antara variabel X4 atau X5 terhadap variabel Y2.
Persamaan 1 menunjukkan pengaruh portofolio kredit berdasarkan skala usaha terhadap ROA. Koefisien determinasi atau R-square dari persamaan ini
adalah 52,5% (Lampiran 1) yang menunjukkan bahwa 52,5% keragaman dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh keragaman dari variabel independen. Sedangkan sisanya sebesar 47,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Konstanta 7,235 menunjukkan bahwa apabila tidak ada penyaluran kredit pada kredit kecil dan kredit menengah, maka ROA akan memiliki nilai 7,235%. Hal ini disebabkan apabila tidak ada penyaluran kredit pada kredit kecil dan kredit menengah, maka penyaluran kredit akan disalurkan kepada kredit mikro sehingga tetap dapat menghasilkan pendapatan bunga. Selain itu, terdapat pendapatan lain dari berbagai sumber yang dapat membentuk ROA.
Pada X2, koefisien regresi -0,066 menunjukkan pengaruh negatif dari
penyaluran kredit kecil terhadap ROA, sehingga ROA akan menurun sebanyak
0,066% ketika komposisi penyaluran kredit kecil meningkat sebanyak 1% (ceteris
paribus). Kondisi ini dapat dijelaskan bahwa pada periode 2010-2014, komposisi
penyaluran kredit kecil dengan bunga yang lebih rendah terus meningkat, sehingga membuat nilai ROA pada periode sama yang memiliki kecenderungan menurun. Pengaruh yang signifikan dari komposisi kredit kecil terhadap ROA terjadi karena penyaluran kredit kecil memiliki komposisi tertinggi secara rata
-rata selama periode 2010-2014, sehingga kredit kecil memiliki dampak yang besar
dalam membentuk ROA.
Pada X3, koefisien regresi 0,204 menunjukkan pengaruh positif dari
17
Persamaan 2
Persamaan 2 menunjukkan pengaruh portofolio kredit berdasarkan skala usaha terhadap ROE. Koefisien determinasi atau R-square dari persamaan ini
adalah 58,5% (Lampiran 2) yang menunjukkan bahwa 58,5% keragaman dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh keragaman dari variabel independen. Sedangkan sisanya sebesar 41,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini
Konstanta 7,805 menunjukkan bahwa apabila tidak ada penyaluran kredit pada kredit kecil dan kredit menengah, maka ROE akan memiliki nilai 7,805%. Hal ini disebabkan apabila tidak ada penyaluran kredit pada kredit kecil dan kredit menengah, maka penyaluran kredit akan disalurkan pada kredit mikro sehingga tetap menghasilkan pendapatan bunga. Selain itu, terdapat pendapatan lain dari berbagai sumber yang dapat membentuk ROE.
Pada X2, koefisien regresi 0,055 menunjukkan pengaruh positif dari
penyaluran kredit kecil terhadap ROE, sehingga ROE akan meningkat sebanyak
0,055% ketika komposisi kredit kecil meningkat sebanyak 1% (ceteris paribus).
Berdasarkan data historis pada periode 2010-2014, komposisi penyaluran kredit
kecil terus meningkat, sejalan dengan nilai ROE pada periode sama yang memiliki
kecenderungan meningkat namun tidak signifikan. Hal ini terjadi karena dengan
meningkatnya penyaluran kredit kecil, pertumbuhan laba setelah pajak juga secara
rata-rata tumbuh sebesar 9,50%, sementara ekuitas secara rata-rata hanya tumbuh
sebesar 3,65% karena bank lebih bergantung pada sumber dana pihak ketiga. Perbedaan pertumbuhan ini menghasilkan peningkatan ROE yang sejalan dengan peningkatan komposisi penyaluran kredit kecil, namun tidak berdampak signifikan.
Pada X3, koefisien regresi 0,861 menunjukkan pengaruh positif dari
penyaluran kredit menengah terhadap ROE, sehingga ROE akan meningkat sebanyak 0,861% ketika komposisi kredit menengah meningkat sebanyak 1% (ceteris paribus). Pengaruh yang signifikan dari komposisi kredit menengah terhadap ROE terjadi karena kredit menengah memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit kecil sehingga beban akibat adanya kredit macet berkurang sehingga menghasilkan ROE yang tinggi.
Persamaan 3
Persamaan 3 menunjukkan pengaruh portofolio kredit berdasarkan jenis
penggunaan terhadap ROA. Koefisien determinasi atau R-square dari persamaan
ini adalah 67,6% (Lampiran 3) yang menunjukkan bahwa 67,6% keragaman dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh keragaman dari variabel independen. Sedangkan sisanya sebesar 32,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Konstanta -0,302 menunjukkan bahwa apabila tidak ada penyaluran kredit
pada kredit produktif, maka ROA akan memiliki nilai -0,302%. Hal ini
disebabkan apabila tidak ada penyaluran kredit pada kredit produktif, maka penyaluran kredit akan disalurkan pada kredit konsumtif. Namun, suku bunga kredit konsumtif yang rendah memungkinkan pendapatan yang dihasilkan oleh bunga kredit tidak dapat menutupi beban yang dihasilkan sehingga tercipta ROA yang negatif.
Pada X4, koefisien regresi 0,236 menunjukkan pengaruh positif dari
18
sebanyak 0,236% ketika komposisi kredit produktif meningkat sebanyak 1% (ceteris paribus). Pengaruh yang signifikan dari kredit produktif terhadap ROA terjadi, karena pada saat perubahan komposisi penyaluran kredit maka pendapatan yang dihasilkan dari bunga kredit akan berubah dikarenakan suku bunga kredit yang berbeda antara kredit produktif dan kredit konsumtif.
Persamaan 4
Persamaan 4 menunjukkan pengaruh portofolio kredit berdasarkan jenis penggunaan terhadap ROE. Tidak ada pengaruh dari komposisi kredit produktif maupun konsumtif terjadi nilai ROE bergerak fluktuatif naik turun tanpa mengikuti pergerakan dari komposisi kredit produktif ataupun kredit konsumtif. Hal ini terjadi karena ROE bergerak sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan berdasarkan suku bunga kredit yang ada. Selain itu, hal ini juga didukung dengan pertumbuhan ekuitas yang lambat. Karena persamaan ini tidak dapat mencerminkan kondisi sesungguhnya, maka selanjutnya persamaan 4 tidak digunakan dalam penelitian ini.
Portofolio Kredit Optimal
Portofolio optimal merupakan portofolio yang memiliki ekspektasi imbal hasil tertentu dengan risiko terendah. Pada penelitian ini, data historis imbal hasil yang digunakan adalah perkiraan imbal hasil yang diterima setiap tahun selama
periode 2010-2014 berdasarkan suku bunga kredit BPR SWA dan jumlah
penyaluran kredit tiap jenis kredit.
Portofolio kredit optimal berdasarkan skala usaha
Metode analisis Markowitz digunakan untuk menentukan kombinasi portofolio kredit optimal berdasarkan skala usaha. Berdasarkan perhitungan dengan bantuan microsoft excel, diperoleh nilai rata-rata imbal hasil dan nilai
standar deviasi yang menggambarkan risiko kredit (Tabel 12), Correlation Matrix
(Tabel 13), Covariance Matrix (Tabel 14).
Tabel 12 Nilai rata-rata imbal hasil dan standar deviasi kredit skala usaha
Nilai Jenis Kredit
Mikro Kecil Menengah
Rata-rata imbal hasil (%) 28,20 16.34 16,31
Standar deviasi (%) 2,71 1,74 0,77
Tabel 13 Correlation Matrix kredit berdasarkan skala usaha
Jenis kredit Jenis Kredit
Mikro Kecil Menengah
Mikro 1,00000 0,91675 0,89092
Kecil 0,91675 1,00000 1,00000
19
Tabel 14 Covariance Matrix kredit berdasarkan skala usaha
Jenis kredit Jenis kredit
Skala Usaha
Mikro Kecil Menengah
Mikro 7,32736 4,32099 1,85447
Kecil 4,32099 3,03189 1,33895
Menengah 1,85447 1,33895 0,59131
Selanjutnya adalah menghitung rata-rata, standar deviasi, dan varian dari
portofolio pembanding untuk mengevaluasi portofolio efisien. Pada penelitian ini komposisi untuk portofolio pembanding yang digunakan adalah komposisi penyaluran kredit berdasarkan skala usaha pada tahun 2014.
Tabel 15 Risiko dan tingkat pengembalian portofolio pembanding
Varian portofolio (%) 3,61
Standar deviasi portofolio (%) 1,90
Mean portofolio (%) 19,00
Portofolio optimal dari masing-masing jenis kredit ditentukan
menggunakan bantuan program solver dalam microsoft excel. Pada penelitian ini,
program solver digunakan untuk mendapatkan nilai varian terendah yang
menghasilkan mean portofolio yang sama dengan portofolio pembanding.
Perhitungan yang dilakukan solver menghasilkan bobot portofolio kredit optimal
berdasarkan skala usaha yaitu 22,63% kredit mikro, 0% kredit kecil, dan 77,37% kredit menengah akan membentuk varian terendah yakni 1,38%.
Portofolio kredit optimal berdasarkan jenis penggunaan
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan microsoft excel, diperoleh nilai
rata-rata imbal hasil dan nilai standar deviasi yang menggambarkan risiko kredit
(Tabel 16).
Tabel 16 Nilai rata-rata imbal hasil dan standar deviasi kredit jenis penggunaan
Nilai Jenis Kredit
Produktif Konsumtif
Rata-rata imbal hasil (%) 23,71 21,96
Standar deviasi (%) 3,37 3,89
20
Evaluasi Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas
Komposisi bobot optimal untuk masing-masing jenis kredit akan
mempengaruhi profitabilitas dari BPR SWA. Portofolio kredit optimal berdasarkan skala usaha adalah 22,63% kredit mikro, 0,00% kredit kecil, dan 77,37% kredit menengah. Menggunakan persamaan 1 dan persamaan 2 maka didapatkan nilai ROA 23,02% dan nilai ROE 74,42%. Nilai ROA dan ROE yang semakin meningkat menunjukkan bahwa komposisi portofolio kredit optimal dengan menurunkan penyaluran kredit kecil berdampak baik bagi kinerja keuangan. Sedangkan portofolio kredit optimal berdasarkan jenis penggunaan adalah 100% kredit produktif dan 0% kredit konsumtif. Menggunakan persamaan 3 maka didapatkan nilai ROA 23,30%. Peningkatan nilai ROA menunjukkan komposisi portofolio kredit optimal dengan meningkatkan penyaluran kredit kepada kredit produktif berdampak baik bagi kinerja keuangan BPR SWA.
Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial yang dapat mempengaruhi peningkatan ROA dan
ROE BPR Supra Wahana Arta dapat dilakukan dengan langkah-langkah :
1. Peningkatan kinerja portofolio kredit
a. Perusahaan perlu menyeimbangkan portofolio kreditnya, komposisi kredit
mikro atau suku bunga kredit kecil sebaiknya ditingkatkan untuk meningkatkan imbal hasil yang dihasilkan.
b. Perusahaan perlu memperhatikan suku bunga tiap jenis kredit, penyaluran
kredit yang pesat terjadi pada kredit kecil, namun hal ini tidak menghasilkan imbal hasil yang sesuai dengan beban yang ada karena suku bunga yang ditawarkan untuk kredit kecil cukup rendah. Sementara sumber dana yang diandalkan berasal dari dana pihak ketiga yang menimbulkan beban. Apabila nilai penyaluran kredit tidak menghasilkan imbal hasil yang sesuai maka akan memberikan dampak kinerja yang buruk bagi perusahaan.
c. Perusahaan perlu memperhatikan target-target kinerja keuangan bagi
perusahaan. Target kinerja akan lebih baik apabila mempertimbangkan kondisi bank pesaing sebagai pembanding.
2. Peningkatan pemasaran kredit
a. Perusahaan perlu untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha untuk
dapat meningkatkan pertumbuhan kredit produktif. Untuk meningkatkan pertumbuhan kredit produktif dapat memberikan insentif dalam bentuk
kemudahan administrasi atau keringanan collateral.
b. Perusahaan perlu untuk memberikan target pencapaian penyaluran kredit
untuk tiap jenis kredit, bukan berdasarkan nilai baki debet secara keseluruhan sehingga strategi portofolio kredit yang disusun dapat tercapai.
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia manajemen risiko
21
diperlukan kemampuan sumber daya yang baik dalam menjaga kualitas kredit yang disalurkan.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Portofolio kredit pada BPR SWA terdiri atas portofolio kredit berdasarkan
skala usaha yang terdiri dari kredit mikro, kredit kecil, dan kredit menengah serta portofolio kredit berdasarkan jenis penggunaan yang terdiri dari kredit produktif dan kredit konsumtif. Secara rata-rata komposisi portofolio kredit
berdasarkan skala usaha periode 2010-2014 tersusun dari 48,58% kredit
mikro, 49,65% kredit kecil, dan 1,77% kredit menengah. Namun, pada akhir tahun 2014 komposisi portofolio kredit didominasi oleh kredit kecil dengan 75,23%, 22,41% kredit mikro, dan 2,36% kredit menengah. Sedangkan komposisi portofolio kredit berdasarkan jenis penggunaan secara rata-rata tersusun dari 19,62% kredit produktif dan 80,38% kredit
konsumtif.
2. Pengujian menggunakan uji F dan uji T menunjukkan bahwa secara
simultan portofolio kredit berdasarkan skala usaha berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE, secara parsial hanya komposisi kredit kecil yang berpengaruh signifikan terhadap ROA dan hanya komposisi kredit menengah yang berpengaruh signifikan terhadap ROE. Portofolio kredit berdasarkan jenis penggunaan berpengaruh signifikan terhadap perubahan
ROA, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.
3. Komposisi portofolio kredit optimal untuk kredit berdasarkan skala usaha
yaitu 22,63% kredit mikro, 0,0% kredit kecil, dan 77,37% kredit menengah, dengan varian 1,38%. Sedangkan komposisi untuk kredit berdasarkan jenis penggunaan yaitu 100% kredit produktif dan 0% kredit konsumtif, dengan varian 11,38%.
4. Menggunakan persamaan 1 dan persamaan 2 yang menggambarkan
pengaruh portofolio kredit optimal berdasarkan skala usaha terhadap profitabilitas maka didapatkan nilai ROA 23,02% dan nilai ROE 74,42%. Nilai ROA dan ROE yang semakin meningkat menunjukkan bahwa komposisi portofolio kredit optimal dengan menurunkan penyaluran kredit kecil berdampak baik bagi kinerja keuangan. Menggunakan persamaan 3 maka didapatkan nilai ROA 23,30%. Peningkatan nilai ROA menunjukkan komposisi portofolio kredit optimal dengan meningkatkan penyaluran kredit kepada kredit produktif berdampak baik bagi kinerja keuangan BPR SWA
Saran
22
kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, BPR Supra Wahana Arta harus memberikan perhatian lebih pada komposisi penyaluran kredit karena tiap jenis kredit akan memberikan imbal hasil yang beragam melalui target penyaluran kredit pada tiap jenis kredit bukan hanya berdasarkan keseluruhan penyaluran kredit. Kemudian, meningkatkan strategi pemasaran pada kredit mikro dan produktif melalui intensif seperti kemudahan administrasi atau keringanan
collateral karena kedua jenis kredit ini memiliki imbal hasil yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyie HO, Akotey JO. 2013. Credit Risk Management and Profitability of Rural
Banks in the Brong Ahafo Region of Ghana. European Journal of
Business and Management. 5(24):24-33.
Agustina P. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Asraf. 2014. Pengaruh Produk, Proses, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Memilih Produk Kredit BPR Swadaya Anak Nagari dengan
Faktor Sosial Sebagai Variabel Moderator. E-Journal Apresiasi Ekonomi.
2(3):129-141.
Bhinadi A. 2010. Probabilitas Kredit Bermasalah Pada Bank Perkreditan Rakyat.
Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. 11(1):51-62.
[BI] Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/22/PBI/2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta (ID): Bank Indonesia.
[BI] Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 8/26/PBI/2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta (ID): Bank Indonesia.
[BI] Bank Indonesia. 2012. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Jakarta (ID): Bank Indonesia.
[BI] Bank Indonesia. 2009. Hasil Kajian Kredit Konsumsi Mikro, Kecil, dan Menengah untuk Kegiatan Produktif. Jakarta (ID): Bank Indonesia.
Bodie Z, Kane A, Marcus AJ. 2006. Investment 6th edition : Edisi Bahasa
Indonesia. Dalimunthe Z, Wibowo B, penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Investment 6th ed.
Buchory HA. 2014. Analysis of The Effect of Capital, Credit Risk and Profitability to Implementation Banking Intermediation Function (Study on Regional Development Bank All Over Indonesia Year 2012).
International Journal of Business, Economics, and Law. 4(1):133-144.
Candradewi, N. 2008. Analisis Posisi Kredit Per Sektor Ekonomi Pada Perbankan di Indonesia yang Memiliki Risiko Kredit Terkecil [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Fraser LM, Ormiston A. 2004. Understanding Financial Statement Seventh
edition. New Jersey (US): Pearson Education.
Gujarati D. 2007. Dasar-dasar ekonometrika : Edisi ketiga. Mulyadi J, Andri Y,
penerjemah; Barnadi D, Hardani W, editor. Jakarta (ID): Penerbit
23
Gumayantika R, Irwanto AK. 2010. Analisis Sistem Manajemen Risiko Kredit dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan dengan Penerapan Model
Program Komputer (Studi Kasus PT Bank Jabar Cabang Ciamis). Jurnal
Manajemen dan Organisasi. 1(3):203-218.
Hadinoto S, Retnadi D. 2006. Micro Credit Challenge. Jakarta (ID): Gramedia.
Hamada M. 2010. Commercialization of Microfinance in Indonesia: The Shortage
of Funds and The Linkage Program. Journal The Developing Economies.
48(1):156-176.
Husnan S. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta
(ID): Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Keeken MN. 2001. Membentuk Portofolio Beresiko yang Optimal dengan Seleksi Portofolio Markowitz [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kurniawan W. 2012. Analisis Portofolio Optimal Saham Sektor Konstruksi dan
Semen di Bursa Efek Indonesia dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kusnitarini Y. 2008. Pembentukan Optimalisasi Portofolio Kredit Dengan Metode Markowitz (Studi Kasus PT. BPR Pusaka Dana, Tangerang, Banten) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Markowitz, H. 1952. Portofolio Selection. The Journal of Finance. 7(1):77-91.
Mills EFE, Amowine N. 2013. The Rural Bank Profitability Nexus: Evidence
from Ghana. International Journal of Application or Innovation in
Engineering and Management. 2(4):506-513.
Nurfafih E. 2014. Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Risiko Kredit, dan Intermediasi terhadap Penyaluran Kredit,Profitabilitas, dan Likuiditas BPR di Provinsi DKI Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Nuswantara B. 2012. Peranan Kredit Mikro dan Kecil Terhadap Kinerja Usaha
Kecil dan Ekonomi Wilayah di Provinsi Jawa Tengah [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Statistik Perbankan Indonesia [internet]. [diunduh 2015 Januari 15]. 12(11). Tersedia pada : http://www.ojk.go.id. [OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Laporan Keuangan BPR Konvensional.
[internet]. [diunduh 2015 Februari 5]. 12(11). Tersedia pada : http://www.ojk.go.id.
Pratiwi E. 2014. Penentuan Bobot Portofolio Optimal dengan Metode Resampled Efficient Frontier untuk Perhitungan Value at Risk Pada Data Berdistribusi Normal [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Priyatno D. 2014. SPSS 22 : Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta (ID): Penerbit
Andi.
Putri FL. 2010. Analisis Risiko Portofolio Pembiayaan pada BPRS Al Salaam Amal Salman Cabang Cinere Depok [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Reddy DM, Prasad KVN. 2011. Evaluating Perfomance of Regional Rural Banks
: An Application of CAMEL Model. Journal of Arta, Science and
Commerce. 2(4): 61-67.
24
Royani, A. 2008. Pengaruh Portofolio Kredit Terhadap Pendapatan Bunga Kredit dan Kredit Bermasalah (Studi Kasus PT Bank X) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan
Perbankan Edisi kelima. Jakarta (ID): Lembaga Penerbit FE UI.
Sunandar, D. 2014. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal dengan Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal : Studi Kasus Indeks IDX30 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Susanti LR. 2007. Pengaruh Perubahan Kredit Sektor Ekonomi Terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sunindyo A, Qohhar TA. 2011. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT
BPR Artomoro Semarang Periode 2008-2010. Jurnal Teknis. 6(2):78-84.
Sunyoto D. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta (ID): Medpress.
Trihendradi C. 2012. Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi.
Widyaningrum DAY. 2010. Analisis Portofolio Kredit (Konsumtif dan Produktif) dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Bunga Kredit (Studi Kasus PT Bank X Tbk) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Wiyono G. 2013. Analisis Potensi Rasio CAMEL Sebagai Indikator Sinyal Kondisi Bermasalah Bank Perkreditan Rakyat Konvensional Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Akuntansi. 1(1):59-79.
Veithzal AP, Rivai P. 2006. Credit Management Handbook. Jakarta (ID):
Rajagrafindo Persada.
Zuhdi AR, Adawiyah WR, Najmudin. 2013. Analisis Portofolio Kredit Perbankan
Umum dan Syariah Berdasarkan Sektor Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan
25 Lampiran 1 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 1
26
Lanjutan Lampiran 1 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 1
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
27 Lanjutan Lampiran 1 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 1
Uji F
28
Lampiran 2 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 2
29 Lanjutan Lampiran 2 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 2
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
30
Lanjutan Lampiran 2 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 2
Uji F
31 Lampiran 3 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 3
32
Lanjutan Lampiran 3 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 3
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
33 Lanjutan Lampiran 3 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 3
Uji F
34
Lampiran 4 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 4
35 Lanjutan Lampiran 4 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 4
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
36
Lanjutan Lampiran 4 Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 4
Uji F
37 Lampiran 5 Nilai Aset, EBT, Pendapatan Operasional, Beban Operasional BPR
Kota Bogor
Jumlah Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
BPR SUPRA WAHANA ARTA
ASET 11.291.335 16.605.478 31.685.120 41.398.812 54.996.400 EBT 889.850 389.782 1.327.601 2.124.681 1.743.115
BPR SUMBER EKONOMI
ASET 8.355.608 9.223.803 10.610.084 11.979.001 12.303.029 EBT 1.790.202 1.113.102 1.488.084 1.494.865 1.514.710
BPR RAMA GANDA
ASET 18.611.724 21.469.040 22.887.868 23.654.637 26.645.546 EBT 2.301.407 2.505.359 2.391.834 1.844.583 1.436.892
BPR MITRA DAYA MANDIRI
ASET 20.273.542 25.206.678 34.421.350 35.809.457 41.899.670 EBT 1.774.835 1.596.262 3.030.593 1.718.049 1.339.107
BPR DUTA PAKUAN
ASET 27.991.145 39.720.396 41.161.999 49.568.789 56.358.802 EBT 2.132.998 4.050.573 2.231.016 2.984.166 2.411.675
BPR BP KOTA BOGOR
ASET 26.094.032 32.561.012 40.127.973 61.535.055 80.692.724 EBT 3.185.852 3.402.319 3.700.699 4.290.653 6.698.610
38
Lampiran 6 Analisis trend profitabilitas BPR SWA
Pada penelitian ini, analisis trend menggunakan model trend inverse. Persamaan
yang terbentuk untuk ROA yaitu :
Yt=3,447+ 4,886t
Gambar 1 Analisis trend ROA
Sedangkan untuk ROE persamaan yang terbentuk yaitu :
Yt=13,321- 6,886t
Gambar 2 Analisis trend ROE
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
P
2010 2011 2012 2013 2014 2015
P
erse
ntase
Analisis Trend ROE
39
Lanjutan Lampiran 6 Analisis trend profitabilitas BPR SWA
Tabel 1. Tabel nilai ROA dan ROE serta analisis trend
Tahun Rasio
40
Lampiran 7 Grafik penyaluran kredit BPR SWA
Gambar 3 Grafik komposisi penyaluran kredit berdasarkan skala usaha
Gambar 4 Grafik komposisi penyaluran kredit berdasarkan jenis penggunaan 0
Penyaluran Kredit Berdasarkan Skala Usaha
Penyaluran Kredit Berdasarkan Skala Usaha
Produktif
41
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 01 Mei 1992 dari Rahandyanto Herawan dan Suci Yulinursanti. Penulis adalah putra pertama dari tiga bersaudara.
Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Panggang 1 Jepara (1998-2004),
Sekolah Menengah Pertama Mardi Waluya Bogor (2004-2007), dan Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Bogor (2007-2010).