Tugas Hukum Tentang Lembaga-lembaga Negara
Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPD, Hak dan Kewajiban
Anggotanya Serta Kelemahan dari DPD Dalam UUD 1945
Disusun oleh :
Edni Ibnutyas NPM 110110130281
Dosen : Dr. Hernadi Affandi S. H., LLM
Latar Belakang
Reformasi adalah gerakan dalam memulihkan kebebasan dan hak-hak asasi serta hak-hak-hak-hak demokratik lainnya, namun selain itu reformasi juga melahirkan perubahan lain yang tidak kalah penting yaitu melakukan perubahan UUD 1945. Adapula perubahan itu adalah:
1. Perubahan terhadap isi (subtansi) yang sudah ada; 2. Penambahan ketentuan yang sudah ada;
3. Mengebangkan materi muatan yang sudah ada menjadi bab baru;
4. Penambahan sama sekali baru;
5. Penghapusan ketentuan yang sidah ada;
6. Memasukan dan memindahkan beberapa isi penjelasan kedalam batang tubuh, seperti prinsip Negara berdasarkan atas hukum; 7. Perubahan struktur UUD 1945 dan menghapus penjelasan
sebagai bagian dari UUD 1945 (perubahan keempat).1
Didalam perubahan UUD 1945 ditambahkan pula bab tentang DPD atau dewan perwakilan Daerah. DPD pada UUD 1945 yang telah diamandemen ada pada bab VIIA tentang dewan perwakilan daerah. Yang kemudian DPD ini diatur lebih lanjut dalam UU Nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah (MD3). Dewan Perwakilan Daerah adalah adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.2 DPD adalah lembaga Negara yang mememiliki kedudukan yang sama dengan lembaga Negara lain, namun dalam wewenangnya DPD sangat dibatasi.
1 Prof. Dr. H. Bagir Manan, S.H., M. Cl. DPR, DPD dan MPR dalam UUD 1945 Baru. UUI press: Jogyakarta. 2004. hlm. 1
Sejak ditambahkannya DPD manjadi salah satu lembaga Negara, maka sistem perwakilan dan parlemen di Indonesia berubah dari sistem unikameral menjadi sistem bikameral. Perubahan tersebut tidak terjadi seketika, tetapi melalui tahap pembahasan yang cukup panjang baik di masyarakat maupun di MPR RI.
Identifikasi masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan beberapa masalah
1) Bagaimana Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPD dalam sistem pemerintahan Indonesia?
2) Apa saja hak dan kewajiban dari anggota DPD?
3) Bagaimana pembatasan kewenangan DPD dalam UUD 1945?
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini
1) Mengetahui seperti apa fungsi, tugas dan wewenang dari DPD 2) Mengetahui Kelemahan yang diberikan kepada DPD didalam
Pembahasan
A. Fungsi, tugas dan wewenang DPD3
Sesuai dengan konstitusi, format representasi DPD-RI dibagi menjadi fungsi legislasi, pertimbangan dan pengawasan pada bidang-bidang terkait sebagaimana berikut ini.
1. Tugas dan wewenang:
Dapat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR
Ikut membahas RUU
Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Fungsi Pertimbangan
Memberikan pertimbangan kepada DPR
3. Fungsi Pengawasan
Tugas dan wewenang:
Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK
Bidang Terkait : Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam serta sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah; Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN); Pajak, pendidikan, dan agama.
B. Hak dan Kewajiban Anggota DPD4
Sesuai dengan ketentuan Pasal 49 dan 50 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD bahwa Anggota DPD mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
1. Hak Anggota DPD
Menyampaikan usul dan pendapat
Memilih dan dipilih
Membela diri
Imunitas
Protokoler dan
Keuangan dan administratif.
2. Kewajiban Anggota DPD
Mengamalkan Pancasila
Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-undangan
Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
4 http://www.dpd.go.id/subhalaman-hak-dan-kewajiban-anggota. diakses tanggal 6 Juni 2015
Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia
Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah
Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan
Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah pemilihannya
Menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPD dan
Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya.
Berkenaan dengan kewajiban tersebut, hal itu mempertegas fungsi politik legislatif Anggota DPD RI yang meliputi representasi, legislasi dan pengawasan yang dicirikan oleh sifat kekuatan mandatnya dari rakyat pemilih yaitu sifat “otoritatif” atau mandat rakyat kepada Anggota; di samping itu ciri sifat ikatan atau “binding” yaitu ciri melekatnya pemikiran dan langkah kerja Anggota DPD RI yang semata-mata didasarkan pada kepentingan dan keberpihakan pada rakyat daerah.
C. Kelemahan DPD dalam UUD 1945 setelah perubahan
Dalam UUD 1945 setelah perubahan tidak disebutkan secara jelas atau langsung diatur tentang hak dan kewajiban DPD, tidak seperti lembaga Negara yang lain seperti MPR, DPR, atau Presiden yang hak dan kewajibannya diatur secara jelas dalam UUD 1945. Hak dan Kewajiban DPD hanya diatur dalam undang-undang susunan dan kedudukan lembaga Negara.
adanya DPD. DPD bukan merupakan sistem bikameral yang dikhawatirkan akan memperkuat gaya sentrifugal yang mendorong daerah semakin jauh dari pusat.5
Pasal 22D UUD 1945 sangat melemahkan peran DPD dalam bidang legislasi karena hanya memberikan wewenang sangat terbatas. Isi pasal 22D UUD 1945 sendiri yaitu:6
(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang- undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undangundang mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran
5 Safa’at. Muchamad Ali. Menyeoal Kelemahan DPD. Pengajar Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
(4) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syaratsyarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang.
Dalam pasal 20 UUD 1945 disebutkan bahwa yang memegang kekuasaan membentuk undang-undang adalah DPR. Berarti disini DPD hanya mengajukan usul saja. Ini memnjukan bahwa RUU yang diajukan DPD kepada DPR akhirnya menjadi kekuasaan DPR untuk menentukan apakah melanju atau tidak. Jika dilanjutkan maka DPR lah yang mengajukannya untuk dibahas bersama pemerintah.
Pada pasala 22D (2) UUD 1945 menyebutkan bahwa DPD ikut membahas rancangan undang-undang tertentu. Pengertian ikut membahas tersebut terbatas dan hanya pada tahap pertama sebelum DPD membahas dengan pemerintah. Harusnya DPD ikut membahas sampai tahap akhir pembahasan.
Kesimpulan dan saran
Dewan Perwakilan Daerah adalah adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum. DPD adalah lembaga Negara yang mememiliki kedudukan yang sama dengan lembaga Negara lain.
Yang memiliki tugas dan wewenang dapat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. DPD juga memiliki fungsi pengawasan dan fungsi pertimbangan. Namun dalam kewenangannya DPD sangat terbatasi.