Manajemen Sumber Daya Manusia
Key Points:
¤Mengapa manajemen sumber daya manusia (MSDM) penting
¤Proses MSDM:
- Terdiri dari 8 aktivitas: 1. Human resource planning 2. Recruitment / Derecruitment 3. Selection
4. Orientation 5. Training
6. Performance Management 7. Compensation and benefits 8. Career development
- Output proses 1 – 3: Mendapatkan karyawan yang kompeten
- Output proses 4 – 5: Karyawan yang telah beradaptasi dan kompeten, dengan kemampuan dan pengetahuan yang up to date.
- Output proses 6 – 8: Karyawan yang kompeten dan berkinerja tinggi, yang mampu mempertahankan kinerja baik yang dimilikinya hingga jangka waktu yang panjang.
- Proses MSDM dipengaruhi oleh lingkungan eksternal, i.e. serikat pekerja + peraturan pemerintah dan perundang undangan.
¤Human resource planning
- Definisi HUMAN RESOURCE PLANNING - Langkahlangkah perencanaan (2):
1. Mengevaluasi SDM yang ada saat ini, i.e. melalui:
¤Evaluasi persediaan SDM yang dimiliki perusahaan saat ini.
¤Job analysis; Job description; Job specification
2. Mengevaluasi kebutuhan SDM di masa y.a.d. dan membuat program guna memenuhi kebutuhann tersebut.
¤Recruitment / Derecruitment - Definisi RECRUITMENT - Definisi DERECRUITMENT
- Sumbersumber rekrutmen: pencarian dari dalam perusahaan (internal search), iklan, referensi dari karyawan, agen pencari kerja, sekolah/perguruan tinggi (school placement), jasa bantuan
(temporary help services), kontraktor independen dan penyewaan jasa pekerja (employee leasing and independent contractors), dan iklan pada situs web.
¤Selection
- Definisi PROSES SELEKSI - Tujuan SELEKSI
- Matriks selection decision outcomes - Definisi VALIDITY dan RELIABILITY
- Jenisjenis alat seleksi: Formulir aplikasi, tes tertulis, tes simulasi kerja, wawancara, penyelidikan latar belakang, tes fisik/jasmani/kesehatan.
¤Orientation
- Definisi ORIENTASI - Jenis orientasi (2):
work unit orientation
Manajemen Sumber Daya Manusia
¤Employee Training
- Untuk meningkatkan keahlian karyawan, yakni keahlian TECHNICAL, INTERPERSONAL, dan PROBLEM SOLVING.
- Metode pelatihan:
ONTHEJOB TRAINING, e.g. rotasi pekerjaan, penugasan di bawah pengawasan (understudy assignments)
OFTHEJOB TRAINING, e.g. kuliah dalam kelas, film dan video, latihan simulasi, pelatihan pendahuluan (vestibule training) ¤Employee Performance Management
- Apa itu EMPLOYEE PERFORMANCE SYSTEM
- Metodemetode penilaian kinerja karyawan: Esai tertulis,
critical incidents, graphic rating scales, behaviorally anchored rating scales (BARS), pembandingan dengan karyawankaryawan lain (multiperson comparisons), pembandingan dengan tujuan (management by objectives), umpan balik dari orangorang di sekitar karyawan (360 degree feedback).
¤Compensation and Benefits
- Faktorfaktor yang mempengaruhi level kompensasi dan tunjangan: masa kerja dan kinerja karyawan, jenis pekerjaan yang dilakukan, jenis bisnis yang digeluti perusahaan, ada/tidaknya serikat pekerja, tingkat intensitas penggunaan modal/tenaga kerja (padat karya atau padat modal), filosofi yang dianut pihak manajemen, lokasi geografis perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan.
¤Career Development
- DAHULU: Perusahaan bertanggung jawab atas pengembangan karir karyawan, dengan cara menyediakan informasi,
melakukan evaluasi dan pelatihan yang dibutuhkan karyawan guna mewujudkan citacita karirnya.
- KINI: Karyawan itu sendiri yang bertanggung jawab atas pengembangan karirnya, yakni dalam hal perencanaan karir, penetapan tujuan karir, serta pendidikan & pelatihan.
- OPTIMUM CAREER CHOICE: Pilihan karir yang memberikan kesesuaian antara apa yang kita inginkan dengan minat & kemampuan yang kita miliki serta peluang pasar yang ada. - GOOD CAREER CHOICE: Karir/kedudukan yang memberikan kita
peluang untuk berperforma dengan baik, mendorong kita untuk memberikan komitmen terbaik, mendapat kepuasan kerja tinggi, serta memberikan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi kita.
- GOOD CAREER MATCH: Kondisi di mana kita dapat
mengembangkan konsep diri positif, melakukan pekerjaan yang kita anggap penting, dan menjalani hidup sesuai yang kita inginkan.
¤Isuisu terkini dalam MSDM - Keragaman tenaga kerja.
- Pelecehan seksual di tempat kerja.
- Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work
Memahami Kelompok dan Tim
Key Points: ¤Kelompok
- Definisi KELOMPOK
- Perbedaan KELOMPOK dengan TIM
- Perbedaan KELOMPOK FORMAL dengan KELOMPOK INFORMAL
- Contohcontoh kelompok formal; Contohcontoh kelompok informal - Tahapantahapan pembentukan
kelompok (5): 1. Forming 2. Storming 3. Norming 4. Performing 5. Adjourning
- Konsepkonsep dasar mengenai (perilaku) kelompok:
Peran (role)
Norma dan conformity Sistem status
Ukuran kelompok Freerider tendency
Kedekatan/kekompakan kelompok
(group cohesiveness)
Matriks hubungan antara
kekompakan kelompok dengan produktivitas
Manajemen konflik Definisi KONFLIK
Pandangan tentang konflik (3):
1. Pandangan tradisional (traditional view) 2. Pandangan hubungan
manusia (human relations view) 3. Pandangan interaksi
(interactionist view)
Jenis konflik menurut
pandangan interactionist (2): a. Konflik Fungsional b.Konflik Disfungsional
Perbedaan antara konflik
fungsional dan konflik disfungsional [kaitannya dengan konflik tugas (task conflict), konflik hubungan (relationship conflict), dan konflik proses (process conflict)]
Dampak manajemen konflik
terhadap perilaku kelompok
Caracara untuk meredakan konflik (5):
1. Menghindari (avoiding) 2. Mengakomodasi
(accomodating) 3. Memaksa (forcing)
4. Berkompromi (compromising) 5. Berkolaborasi (collaborating) - Pembuatan keputusan oleh kelompok
(group decision making)
Kelebihan:
1. Memberikan informasi yang lebih lengkap
2. Memberikan lebih banyak alternatif solusi
3. Meningkatkan tingkat penerimaan terhadap solusi 4. Meningkatkan legitimasi
Kekurangan:
1. Menyita waktu
2. Adanya dominasi sebagian kecil orang (kelompok minoritas) dalam pembuatan keputusan
3. Adanya tekanan untuk
menyesuaikan pendapat pribadi dengan pendapat kelompok. 4. Tidak jelas siapa yang paling
bertanggung jawab atas keputusan final.
Kapan pembuatan keputusan oleh
kelompok lebih efektif
Kapan pembuatan keputusan secara perorangan lebih efektif
Dampak ukuran (size) kelompok terhadap efektivitas pembuatan keputusan
Teknikteknik untuk meningkatkan
kreativitas pembuatan keputusan secara berkelompok (3): electronic meetings, brainstorming, nominal group technique (NGT).
- Memahami perilaku kelompok
Unsurunsur yang menentukan
kinerja/keberhasilan dan kepuasan kelompok:
Kondisi eksternal yang dialami
kelompok
Sumber daya yang dimiliki
anggota kelompok
Struktur kelompok
Proses yang berlangsung dalam
kelompok
Tingkat kompleksitas dan
interdependensi tugas yang dijalankan kelompok
Model perilaku kelompok ¤Tim
- Definisi WORK TEAM
- Alasan membentuk tim:
Untuk menciptakan esprit de corps Yang terjadi pada tiap proses
Memahami Kelompok dan Tim
Untuk meningkatkan fleksibilitas Untuk memungkinkan manajer
lebih berkonsentrasi pada manajemen stratejik
Untuk memanfaatkan keragaman
tenaga kerja yang ada
Untuk meningkatkan kinerja
- Penggolongan jenis tim:
Berdasarkan TUJUAN/MANFAAT: tim pengembangan produk, tim pemecahan masalah
Berdasarkan STRUKTUR: tim yang diawasi, tim swakelola (selfmanaged team)
Berdasarkan KEANGGOTAAN: tim fungsional, tim lintas fungsional
Berdasarkan DURASI: tim permanen, tim temporer
- Karakteristik/ciriciri tim yang efektif:
Memiliki TUJUAN YANG JELAS yang dipahami oleh setiap anggota kelompok.
Anggota kelompok mempunyai
KEAHLIAN YANG RELEVAN bagi pengerjaan tugas (i.e. keahlian teknis) dan komunikasi dalam kelompok (keahlian interpersonal).
Adanya RASA SALING PERCAYA antara anggota kelompok.
Adanya KOMITMEN BERSAMA.
Adanya KOMUNIKASI YANG BAIK antar anggota kelompok.
Anggota kelompok memiliki
KEAHLIAN BERNEGOSIASI guna menghadapi perbedaanperbedaan yang ada.
Adanya KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF.
Adanya iklim/lingkungan yang
suportif berupa DUKUNGAN
INTERNAL & EKSTERNAL YANG MEMADAI.
- Bentukbentuk fungsi manajemen (planning, organizing, leading,
controlling) yang dilaksanakan dalam mengelola sebuah tim:
Planning: Menetapkan tujuan tim Organizing: Membuat strukturisasi
dan pembagian wewenang dan tugas yang jelas.
Leading: Memperjelas peranan apa
yang dijalankan pimpinan; Mengatasi perselisihan; Mengatur proses komunikasi dalam tim.
Controlling: Mengevaluasi kinerja tim; Menentukan sistem
Memotivasi Karyawan
Key Points: ¤Motivasi
- Definisi 3 unsur utama dalam
definisi motivasi: upaya (effort); tujuan organisasi; kebutuhan.
- Proses motivasi: Kebutuhan yang tidak/belum terpenuhi Tekanan
(tension) Dorongan (drive)
Pencarian (search behavior)
Terpenuhinya kebutuhan
Berkurangnya tekanan (reduction of tension)
¤Teoriteori Motivasi - Teoriteori awal (3):
Maslow’s Hierarchy of Needs
Theory
McGregor’s Theory X & Theory Y Herzberg’s MotivationHygiene
Theory
- Teoriteori kontemporer/masa kini (6):
Three Needs Theory Goalsetting Theory Reinforcement Theory Designing motivating jobs Equity Theory
Expectancy Theory
¤Teori Hierarki Kebutuhan Maslow - Hierarki kebutuhan manusia (5):
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
2. Kebutuhan keamanan (safety needs) 3. Kebutuhan sosial (social needs) 4. Kebutuhan harga diri (esteem needs) 5. Kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization needs)
- Untuk memenuhi kebutuhan pada hierarki di level yang lebih tinggi, kebutuhan pada hierarki yang lebih rendah harus dipuaskan terlebih dahulu.
- Motivasi untuk memenuhi kebutuhan pada suatu level hierarki akan berkurang ketika kebutuhan di level tersebut telah terpenuhi. Motivasi yang selanjutnya timbul adalah motivasi untuk memuaskan kebutuhan pada level selanjutnya. - Kebutuhan fisiologis dan
keamanan Kebutuhan tingkat
rendah (lowerorder needs)
- Kebutuhan sosial, harga diri, dan aktualisasi diri Kebutuhan tingkat
tinggi (higherorder needs) ¤Teori X dan Teori Y McGregor
- TEORI X: Karyawan diasumsikan memiliki ambisi yang rendah, tidak menyukai pekerjaan, ingin
menghindari tanggung jawab, dan pekerjaannya perlu diawasi dari dekat.
- TEORI Y: Karyawan diasumsikan mampu mengarahkan dirinya sendiri, mau menerima bahkan mencaricari tanggung jawab, dan memandang pekerjaan sebagai aktivitas alami/reguler.
- McGregor memandang asumsi Teori Y sebagai asumsi yang paling sesuai dengan kondisi nyata karyawan dan seharusnya digunakan dalam proses manajemen.
- Perilaku manajer dalam memotivasi karyawan akan sesuai dengan asumsi teori yang ia percaya.
¤Teori MotivasiHygiene Herzberg - Faktor INTRINSIK (MOTIVATOR): faktor
faktor yang berkaitan dengan kepuasan kerja (job satisfaction) & motivasi. Contoh: prestasi, pengakuan, tanggung jawab. - Faktor EKSTRINSIK (FAKTOR HYGIENE):
faktorfaktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja (job
dissatisfaction). Disebut ‘hygiene’ karena tidak menimbulkan motivasi kerja. Contoh: kondisi kerja, gaji, hubungan dengan atasan.
- Jika faktor intrinsik terpenuhi, maka akan timbul kepuasan (satisfaction). Jika tidak terpenuhi, akan timbul kondisi tidak adanya kepuasan (no satisfaction).
- Jika faktor ekstrinsik terpenuhi, akan timbul kondisi tidak adanya
ketidakpuasan (no dissatisfaction). Jika tidak terpenuhi, akan timbul kondisi ketidakpuasan (dissatisfaction). - Jadi, untuk memotivasi karyawan,
atasan sebaiknya memakai motivator atau faktor intrinsik karyawan. ¤Teori Tiga Kebutuhan
- Pencetus: David McClelland
- Kebutuhan yang menjadi motif utama dalam bekerja (3):
Memotivasi Karyawan
- Manajer yang memiliki nAch yang tinggi belum tentu dapat menjadi manajer yang baik karena ia hanya mementingkan prestasi dirinya sendiri. Manajer yang baik bersedia membantu rekan/bawahan mencapai tujuan mereka.
- Karakteristik manajer yang sukses: Manajer yang memiliki nAff yang rendah dan nPow yang tinggi. ¤Teori Penetapan Tujuan
- Bahwa tujuan yang SPESIFIK akan meningkatkan kinerja, dan bahwa tujuan yang SULIT, bila diterima karyawan, akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi ketimbang tujuan yang mudah.
- Faktorfaktor yang mempengaruhi hubungan tujuankinerja:
Umpan balik atas upaya pencapaian
tujuan
Komitmen karyawan Muncul
ketika:
Tujuan dipublikasikan.
Karyawan memiliki internal locus of control.
Tujuan disusun sendiri oleh
karyawan, bukan ditetapkan oleh atasan.
Selfefficacy: keyakinan seseorang
bahwa ia mampu melaksanakan tugas yang diembankan padanya.
Budaya yang berlaku di negara
itu.
¤Reinforcement Theory
- Perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi (konsekuensi tertentu menyebabkan perilaku tertentu). - Perilaku tidak diarahkan oleh
kebutuhan, harapan, atau tujuan, melainkan diarahkan oleh halhal eksternal yang disebut reinforcer. - REINFORCER: Konsekuensikonsekuensi
langsung dari suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan perilaku itu terulang lagi.
- Reinforcement Theory menurut B.F. Skinner:
Orang akan melakukan perilaku
yang diharapkan jika ia diberi imbalan untuk itu.
Imbalan tersebut sangat efektif jika
langsung diberikan setelah dikerjakannya perilaku yang diharapkan.
Jika orang yang mengerjakan
perilaku yang diharapkan tidak diberi imbalan atau malah diberi hukuman, maka kemungkinan kecil perilaku tersebut akan terulang. ¤Pendekatan untuk mendesain pekerjaan
yang memotivasi
- Job Enlargement: Ekspansi pekerjaan secara horisontal [=memperluas cakupan pekerjaan (job scope)] - Job Enrichment: Ekspansi pekerjaan
secara vertikal [=meningkatkan tanggung jawab pekerjaan (job depth)] - Job Characteristics Model
Dimensi pekerjaan (5):
1. Skill variety 2. Task identity 3. Task significance
4. Autonomy 5. Feedback
Outcome berupa motivasi kerja,
performa berkualitas, dan kepuasan kerja yang lebih tinggi, serta tingkat absensi dan turnover yang rendah dapat dicapai dengan menciptakan kondisi dimana karyawan belajar memahami (pengetahuan tentang hasil kerja diperoleh dari feedback) bahwa dirinya (tanggung jawab individu diperoleh otonomi kerja) telah menghasilkan performa yang baik atas tugas yang ia tekuni (ketekunan sebagai buah dari pemahaman atas arti pekerjaan yang diperoleh dari skill variety, task identity, dan/atau task significance).
Hubungan antara dimensi
pekerjaan dan outcome dipengaruhi oleh intensitas kebutuhan
bertumbuh (growth need) dari karyawan itu sendiri.
Caracara untuk mendisain
pekerjaan:
Combine tasks menekankan
pada skill variety dan task identity Form natural work units task
identity dan task significance Establish client relationship
skill variety dan feedback Load vertically autonomy Open feedback channels
feedback
Memotivasi Karyawan
- Karyawan akan membandingkan rasio inputoutcome pekerjaannya, yaitu apa yang telah ia berikan (berkaitan dengan pekerjaannya) dengan outcome yang dihasilkan dari pekerjaan tersebut.
- Jika rasio tersebut tidak sama dengan rasio karyawan lainnya, maka ketidakadilan telah terjadi dan karyawan tersebut akan menilai bahwa penghargaan yang ia dapatkan masih kurang / berlebihan.
- Bentuk koreksi terhadap ketidakadilan: peningkatan/ penurunan produktivitas, peningkatan/penurunan kualitas output, peningkatan absensi/pensiun sukarela.
- Bentukbentuk REFEREN (= sumber yang dijadikan dasar pembandingan untuk menilai tingkat keadilan): Orang lain; Sistem; Diri sendiri. ¤Teori Pengharapan (Expectancy Theory)
- Pencetus: Victor Vroom
- Seseorang akan memperlihatkan perilaku tertentu atas dasar
pengharapan bahwa perilaku itu akan diikuti oleh outcome tertentu dan atas dasar seberapa menariknya outcome tersebut bagi orang tersebut.
- Tiga hubungan utama dalam teori ini: 1. Effortperformance linkage
(Ekspektansi/pengharapan) 2. Performancereward linkage
(Instrumentalitas)
3. Attractiveness of reward (Valensi) ¤Integrasi Teoriteori Kontemporer
¤Isuisu terkini tentang motivasi: - Memotivasi tenaga kerja yang
beragam
Jadwal kerja yang fleksibel Pengaruh perbedaan budaya
- Program PAY FOR PERFORMANCE: Skema kompensasi dimana karyawan dibayar atas dasar ukuranukuran kinerja tertentu.
- OPENBOOK MANAGEMENT: Pendekatan motivasional dimana karyawan diberi kesempatan untuk membaca laporan keuangan perusahaan. Karena karyawan merasa diperlakukan sebagai partner bisnis, ia akan termotivasi untuk membuat keputusan yang lebih baik dan memahami implikasi dari
tindakannya terhadap laba bersih perusahaan.
- Memotivasi: Profesional; Karyawan temporer; Karyawan bergaji
minimum dan berketerampilan terbatas.
¤Saransaran untuk memotivasi karyawan:
- Mengakui perbedaan antarindividu. - Mencocokkan individu dengan
pekerjaan.
- Menggunakan tujuan.
- Memastikan bahwa persepsi atas tujuan adalah bahwa tujuan dapat dicapai.
- Melakukan individualisasi imbalan. - Mengaitkan imbalan dengan kinerja. - Memeriksa sistem untuk memastikan
terciptanya keadilan.
Kepemimpinan
Key Points:
¤Perbedaan MANAJER dengan PEMIMPIN ¤Definisi KEPEMIMPINAN
¤Teoriteori awal tentang kepemimpinan: - Trait Theories A leader is born.
- Behavioral Theories A leader can
be made.
Penelitian University of Iowa
1. Democratic style 2. Autocratic style 3. Laissezfaire style
Penelitian Ohio State University
1. Consideration 2. Initiating structure
Penelitian University of Michigan 1. Employee oriented
2. Production oriented
Managerial Grid
1. Concern for people (skala 1–9) 2. Concern for production (skala 1–9)
(1,1): Impoverished mgt (1,9): Country club mgt (5,5): Middleoftheroad mgt (9,1): Task management (9,9): Team management ¤Teoriteori kontinjensi tentang
kepemimpinan:
- Model Kontinjensi Fiedler - Situational Leadership Theory - Leader Participation Model - PathGoal Theory
¤Model Kontinjensi Fiedler - Faktor situasional utama yang
menentukan efektivitas pemimpin (3): 1. Hubungan atasanbawahan
(baik/buruk)
2. Strukturisasi tugas (sangat terstruktur/kurang terstruktur) 3. Kekuasaan yang dimiliki pemimpin
(besar/kecil)
- Gaya kepemimpinan TASK ORIENTED: efektif pada kondisi FAVORABLE dan UNFAVORABLE.
- Gaya kepemimpinan RELATIONSHIP ORIENTED: efektif pada kondisi MODERAT
¤Situational Leadership Theory
- Dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard.
- Fokus: kesiapan bawahan (follower
readiness)
- READINESS: sejauh mana seseorang memiliki kemampuan dan kemauan/kesediaan untuk menyelesaikan suatu tugas. - Dimensi kepemimpinan (2):
1. Taskrelated behavior
2. Relationshiprelated behavior - Gaya kepemimpinan:
TELLING: high task – low relationship
SELLING: high task – high relationship
PARTICIPATING: low task – high relationship
DELEGATING: low task – low relationship
- Gaya kepemimpinan yang efektif: 1. Telling: Jika bawahan tidak mampu
dan tidak bersedia mengerjakan tugas (follower readiness = R1). 2. Selling: Jika bawahan tidak mampu
tapi bersedia mengerjakan tugas (follower readiness = R2).
3. Participating: Jika bawahan memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas tapi tidak bersedia melakukannya (follower readiness = R3).
4. Delegating: Jika bawahan mampu dan bersedia mengerjakan tugas (follower readiness = R4). ¤Leader Participation Model
- Dikembangkan oleh Victor Vroom dan Phillip Yetton.
- Merupakan model yang normatif karena model ini memberikan pilihan norma yang harus diikuti pemimpin dalam menentukan bentuk dan intensitas partisipasi dalam pembuatan keputusan.
- Gaya kepemimpinan menurut leader participation model:
Decide
Consult individually Consult group
Facilitate Delegate ¤PathGoal Theory
- Dikembangkan oleh Robert House. - Tugas pemimpin adalah membantu
bawahan mencapai tujuan mereka dan memberikan pengarahan atau dukungan yang diperlukan guna memastikan bahwa tujuan bawahan sejalan dengan tujuan kelompok atau organisasi.
- Perilaku kepemimpinan:
Directive leader Supportive leader Participative leader Dimensi perilaku
Kepemimpinan
Achievementoriented leader
- Variabel kontinjensi/situasional yang mempengaruhi hubungan perilaku pemimpin dengan outcome
kepemimpinan:
Faktor kontinjensi LINGKUNGAN: struktur tugas, sistem otoritas formal, kelompok kerja
Faktor kontinjensi BAWAHAN: locus of
control, pengalaman, perceived ability ¤Teoriteori kontemporer tentang
kepemimpinan:
- Kepemimpinan transformasional transaksional
- Kepemimpinan karismatikvisioner - Kepemimpinan tim (team leadership)
¤Kepemimpinan Transformasional Transaksional
- Pemimpin TRANSAKSIONAL: memimpin atau memotivasi bawahan menuju pencapaian tujuan dengan
memperjelas peranan dan tugas yang perlu dilakukan bawahan.
- Pemimpin TRANSFORMASIONAL: memimpin dengan memanfaatkan karismanya dalam memberikan inspirasi kepada bawahan untuk menyelaraskan kepentingan pribadi dengan tujuan organisasi dan melihat masalah lama dengan sudut pandang baru.
¤Kepemimpinan KarismatikVisioner - Karakteristik pemimpin karismatik:
memiliki visi.
mampu mengartikulasikan visi
yang dimilikinya.
memperlihatkan perilaku yang di
luar kewajaran/kebiasaan. - Karakteristik pemimpin visioner:
memiliki kemapuan untuk
menjelaskan visi yang dimilikinya kepada orang lain
memiliki kemampuan untuk
menyatakan visi tidak hanya secara verbal namun juga melalui
perbuatan.
memiliki kemampuan untuk
menerapkan visi yang dimilikinya pada konteks kepemimpinan yang berbeda.
¤Kepemimpinan Tim - Peranan pimpinan tim:
1. Penghubung dengan pihak luar (liaison with external constituencies). 2. Pereda masalah (troubleshooter) 3. Pengelola konflik (conflict manager) 4. Pelatih (coach)
¤Isuisu terkini tentang kepemimpinan - Pemimpin dan Kekuasaan
Sumber kekuasaan (5):
1. Legitimate 2. Coercive 3. Reward 4. Expert 5. Referent
- Membina kredibilitas dan kepercayaan
KREDIBILITAS: Derajat kejujuran, kompetensi, dan kemampuan untuk memberikan inspirasi yang dimiliki seseorang
KEPERCAYAAN (trust): Keyakinan pada integritas, karakter dan
kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin.
Dimensi trust: Integritas, kompetensi, konsistensi, kesetiaan, keterbukaan - Kepemimpinan melalui
pemberdayaan
- Isu gender dalam kepemimpinan - Perbedaan gaya kepemimpinan pada
budaya yang berbeda.
- Isu mengenai tidak diperlukannya kepemimpinan
Variabelvariabel yang dapat
Dasardasar Pengendalian
Key Points: ¤Kontrol
- Definisi kontrol/pengendalian - Pendekatanpendekatan untuk
mendesain sistem pengendalian:
market control bureaucratic control clan control
- Mengapa pengendalian perlu dilakukan:
Pengendalian menjadi penghubung
antara fungsi manajemen yang satu dengan fungsi manajemen yang lain.
Untuk mengetahui apakah tujuan
organisasi telah tercapai. Jika tidak tercapai, manajer dapat mengetahui apa penyebabnya.
Dengan pengendalian yang efektif,
manajer dapat mendelegasikan wewenang kepada bawahan dan lebih memberdayakan bawahan. ¤Proses Pengendalian
1.MEASURING: mengukur kinerja aktual Yang diukur: produktivitas, efisiensi, tingkat absensi atau turnover.
2.COMPARING: membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja. 3.TAKING MANAGERIAL ACTION:
do nothing
correct actual performance: immediate corrective action basic corrective action revise the standard
¤Jenisjenis pengendalian
- feedforward control bersifat
preventif/antisipatif; sebelum aktivitas dilakukan
- concurrent control pada saat
aktivitas dilakukan, e.g. pengawasan langsung
- feedback control setelah aktivitas
berakhir, e.g. laporan keuangan. ¤Karakteristik sistem pengendalian yang
efektif: - Akurat - Tepat waktu - Ekonomis - Fleksibel
- Mudah dipahami - Masuk akal - Strategis
- Fokus pada halhal eksepsional - Menggunakan lebih dari satu kriteria - Memberikan masukan mengenai
tindakantindakan korektif yang sesuai untuk dilakukan.
¤Faktorfaktor kontinjensi dalam pengendalian:
- Ukuran organisasi:
Kecil: pengendalian informal dan
personal, dapat dilakukan melalui
management by walking around.
Besar: pengendalian formal,
impersonal, menggunakan banyak peraturan & regulasi.
- Posisi dan level pada hierarki organisasi:
Tinggi: pengendalian melalui
penggunaan banyak kriteria.
Rendah: pengendalian melalui
kriteria yang lebih sedikit dan mudah diukur.
- Derajat desentralisasi:
Sangat terdesentralisasi:
pengendalian dengan
meningkatkan jumlah dan cakupan pengendalian.
Sangat tersentralisasi: kurangi
jumlah pengendalian. - Budaya organisasi:
Terbuka dan suportif: pengendalian
informal dan pengendalian oleh masingmasing pribadi.
Mengancam (threatening):
pengendalian formal oleh pihak luar.
- Seberapa penting suatu aktivitas:
Sangat penting: pengendalian yang
detil dan komprehensif.
Sangat tidak penting: pengendalian
Mengendalikan Kinerja Organisasi
Key Points:
¤Definisi KINERJA
¤Definisi KINERJA ORGANISASI ¤Mengapa pengukuran kinerja organisasi
penting untuk dilakukan
- Better asset management agar aset
yang dimiliki/akan dimiliki dapat menghasilkan nilai optimal bagi organisasi.
- Untuk meningkatkan kemampuan dalam menyediakan produk/jasa dengan nilai terbaik bagi konsumen. - Untuk menjaga/meraih reputasi baik
bagi organisasi.
- Untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan karyawan mengenai pengetahuan organisasi (organizational knowledge).
ORGANIZATIONAL KNOWLEDGE: pengetahuan yang tercipta melalui interaksi sosial dan kegiatan saling membagi informasi, yang
membantu anggota organisasi mengambil tindakan yang sesuai demi pencapaian tujua organisasi. ¤Ukuranukuran kinerja organisasi
- Produktivitas organisasi, i.e. output produksi dibagi dengan input. - Efektivitas organisasi, i.e. mengukur
kesesuaian tujuan organisasi dan seberapa baik organisasi tersebut mencapai tujuannya.
- Peringkat industri
¤Alatalat untuk memonitor dan mengukur kinerja organisasi
- Financial control
Alat ukur tradisional, e.g. rasio
rasio keuangan standar.
Alat ukur keuangan lainnya, e.g.
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added.
EVA menghitung nilai tambah
yang dihasilkan korporat dan divisi dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan total biaya modal tahunan.
MVA menghitung nilai tambah
perusahaan dengan
membandingkan penilaian pasar atas nilai perusahaan (nilai saham yang beredar + total hutang perusahaan) dengan biaya modal yang dikeluarkan.
- Information control
Sistem Informasi Manajemen - Pendekatan Balanced Scorecard
mengukur kinerja dengan melihat 4 hal yang memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan, yaitu:
keuangan
konsumen/pelanggan proses internal
SDM/inovasi/growth asset
- BENCHMARKING: Mencari praktek manajemen terbaik dari perusahaan kompetitor/nonkompetitor untuk digunakan sebagai acuan untuk meraih kinerja superior.
¤Peranan manajer membantu organisai meraih kinerja tinggi:
- Mendesain performance management
system yang dapat mengidentifikasi pengukuran kinerja yang sesuai dan
menyelesaikan masalahmasalah dalam pengukuran kinerja.
- Membantu karyawan merealisasikan ide yang mereka miliki menjadi kenyataan.
- Membantu anggota organisasi membuat keputusan yang tepat selama masa perubahan.
¤Masalahmasalah yang umumnya timbul dalam pengukuran dan pelaporan masalah:
- Terlalu banyak detil. - Pengukuran terlalu
kompleks/rumit.
- Laporan yang isinya bertentangan.
- Tidak adanya hubungan antara data kinerja dan tujuan.
- Sumber data yang tidak relevan. - Kegagalan untuk membuat
pengukuran kinerja yang sesuai (failure to customize).