ABSTRAK
PERANAN DINAS PENDAPATAN DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
Oleh
REDDYAH RENATA SUHARNO
Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Kota Bandar Lampung di bidang
pendapatan daerah. Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dispenda Kota
Bandar Lampung dalam Tahun Anggaran 2013 belum maksimal. Hal ini terbukti
dari target penerimaan PAD dengan realisasinya tidak mencapai target.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui Peranan Dinas Pendapatan
dalam Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung pada
Tahun 2013 dan faktor-faktor penghambatnya. Metode penelitian ini adalah
penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota
Bandar Lampung pada hakikatnya sudah melaksanakan peranannya sesuai tugas
pokok dan fungsinya dalam pengelolaan PAD Tahun 2013 meliputi perencanaan
Nomor 63 Tahun 2011 namun belum maksimal. Hal ini terbukti dari SDM
aparatur Dispenda Kota Bandar Lampung masih sangat lemah dan kurang
disiplin, regulasi tentang PAD yang belum tepat dan masih perlu dispesifikasikan
yang berakibat tumpang tindih pemungutan pada objek retribusi yang sama
dengan SKPD lain, pemetaan potensi PAD tidak dikaji ulang sesuai dengan
kondisi objektif di lapangan sehingga target TA 2013 tidak tercapai. Faktor-faktor
penghambat pengelolaan PAD di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 yaitu: SDM
masih sangat lemah dan kurang disiplin, Regulasi tentang PAD yang belum tepat
dan masih perlu dispesifikasikan, Penetapan Target PAD Tahun Anggaran 2013
tidak dikaji ulang pemetaan potensi PAD sehingga tidak mencapai target, serta
sarana dan prasarana masih kurang memadai.
ABSTRACT
ROLE OF REVENUE GOVERNMENT TO MANAGEMENT REGIONAL ECONOMIC OF BANDAR LAMPUNG IN 2013
by
REDDYAH RENATA SUHARNO
Revenue regional government of Bandar Lampung has the main task to
implement part of Dublin City Government affairs in the field of regional income.
Implementation of the main duties and functions of Bandar Lampung in Revenue
for Fiscal Year 2013 is not maximized. This is evident from the PAD revenue
target realization did not hit the target.
The purpose of this thesis is to determine the role of revenue government to
management regional economic of bandar lampung in 2013 and the inhibiting
factors. This research method is qualitative research.
The results showed that the revenue regional government of Bandar Lampung
ampung essentially already carrying out their role in accordance duties and
functions in the management in 2013 revenue targets include planning,
implementing collection, supervision, evaluation and reporting as set out in
discipline, regulation have the right and the result still needs to be specified
overlap levy collection on the same object with the other on education, mapping
potential revenue not be reviewed in accordance with the objective conditions on
the ground so that the management regional economic of bandar lampung 2013
targets are not achieved. Factors inhibiting the management regional economic of
bandar lampung in 2013, namely: HR is still very weak and lack of discipline,
regulation is not right and still need to be specified, Determination of target
revenue in 2013 are not re-examined so that the mapping of potential revenue
does not reach the target, and facilities are still inadequate.
RIWAYAT HIDUP
Reddyah Renata Suharno, dilahirkan di Metro pada tanggal 15
Februari 1992, anak dari pasangan Bapak Drs.Suharno,M.M
dan Ibu Suparti S.kep. Penulis merupakan anak Kedua dari
tiga bersaudara.
Jenjang akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan di Taman
Kanak- kanak (TK) Pertiwi Bangunrejo pada tahun 1996-1998 kemudian Sekolah
Dasar (SD) Negeri I Bangunrejo pada tahun 1998-2004, kemudian melanjutkan ke
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri I Bangunrejo dan lulus pada
tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 9 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2010. Selanjutnya
tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung dengan mengikuti
jalur PKAB (Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat).
Penulis sangat meyakini bahwa pengembangan diri sebagai manusia harus dicari
dan dikembangkan sehingga menjadi sebuah pengalaman dalam hidup kita dimasa
depan. Penulis, banyak mendapatkan hal-hal yang baru serta bermanfaat dalam
menjalani proses sebagai seorang mahasiswa yang aktif dibeberapa lembaga
MOTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada
Allah-
lah hendaknya kamu berharap”
{QS. Al-Insyirah (Kelapangan):5-7}
”Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu,
Sesungguhnys Allah beserta orang-
orang yang sabar”
(Al-Baqorah, 154)
”
Hidup ini indah ketika dapat menjalani berdampingan dengan
orang lain
”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan hasil karya yang sederhana Untuk orang-orang yang luar biasa dalam hidupku:
“
Bapak dan Ibu tercinta
”
yang telah mempersembahkan
arti kehidupan melalui jerih payah, peluh keringat, rintihan, petuah
dalam proses hidup yang cukup panjang..
serta selalu memberikan curatan kasih sayang, dukungan, dan
doa’anya serta restu yang tiada hentinya hingga sekarang dan sampai
nanti .
“
Saudara Kandungku
”
Ajeng Saraswati Suharno dan Dimas Probo Suharno
Terima kasih atas Semangat,curahan kasih sayang dan bantuan yang
telah kalian berikan..
Seluruh
keluarga besarku
dan teman terbaik yang selalu
memberi warna dan pelajaran padaku, dari yang
mengajarkan kepada Etha arti hidup sampai membantu
dalam proses penyusunan karya yang sederhana ini .
PARA GURUKU
Dari jenjang TK Sampai Perkuliahan, terimakasih atas bimbingan
serta ilmu yang bermanfaat
“ALMAMATER KU
UNIVERSITAS LAMPUNG
TERCINTA”
SANWACANA Bismillahirahmanirrahim.
Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Peranan Dinas Pendapatan Dalam
Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Bandar Lampung Tahun
2013” yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis.
Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
saran,masukan serta motivasi dalam proses bimbingan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Yana Ekana P.S, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik dan
dosen Pembahas skripsi terima kasih atas kesediannya memberikan
bimbingan, saran, kritik serta motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Jajaran Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung terimakasih atas wawasan ilmu dan warna-warni
kehidupan, mohon maaf apabila banyak hal yang kurang berkenan.
7. Seluruh Staf Jurusan Ilmu Pemerintahan, terimakasih telah banyak membantu
penulis.
8. Seluruh Staf Administrasi dan Karyawan TU Fisip Unila yang membantu dan
melayani urusan administrasi perkuliahan, terimakasih atas bantuanya
9. Semua responden di Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung yang telah
memberikan informasi dan bantuan kepada Penulis.
10.Motivator besar dan yang teristimewa kepada kedua Orang Tuaku yang telah
membesarkan serta memberikan curahan kasih sayang yang tak pernah
kurang dengan sepenuh hati. Untuk Bapak, sosok seorang ayah yang luar
biasa terimakasih untuk pengalaman, ajaran serta didikanya selama ini untuk
kepercayaan yang telah diberikan. Untuk ibu, sosok seorang wanita yang
sangat luar biasa terimakasih untuk semua nasehat dan kepercayaan yang
telah diberikan. Maaf Etha untuk keterlambatan kelulusan ini, karena proses
yang Etha jalanin tidak mudah dan Etha janji akan membahagiankan dan
12.Terima kasih untuk Chairunnisa Abi Mursid S.E dan Ahmad Ferhat S.E kalian
saudaraku, walaupun kalian selangkah lebih awal tapi Etha akan
mengejarnya. Ingat janji kita tak akan pernah pecah walau badai datang,
sukses untuk kita.
13.Terima kasih untuk Okta Purnama S.IP, Bapak ketua Angkatan sekaligus
teman terbaik dan istimewa disaat senang dan susah. Dukungan, motivasi dan
suntikan semangat yang luar biasa. Terimakasih juga untuk kesediaanya
mendengar keluh kesah dalam proses pembuatan skripsi ini. Tetap seperti ini
ya kak, sukses untuk kita dan masa depan.
14.Terima kasih Yoan Yunita S.IP tetap semangat sayang kita masih harus
berjuang, Siska Fitria S.IP tetap semangat sayang makin dewasa ya, Tano
Gupala S.IP lekas selesaikan skripsinya semangat, Iin Tanjudin S.IP mulai
berpikir mana yang harus diprioritaskan, Aditya Darmawan S.IP, Syintia Dwi
Utami S.IP, Novandra Yudha S.IP, Robby Ruyudha S.IP, Novrico S.IP,
Raditya Febrian S.IP, Ekky Julian S.IP, Gandi Afriandi S.IP, Ridho Jupanter
S.IP, Novie Nurhana S.IP, Ade wardidin S.IP, Anugerah Robbiantori S.IP,
Putra Ramadhan S.IP, Tiffani Anandini S.IP, Pebri Dwi S.IP, Kevin S.IP,
Komang Jaka S.IP, Pranada Genta S.IP, Andrialius S.IP, Antariski S.IP, Aris
gunawansyah S.IP, Maulana Rendra S.IP, Ali wirawn S.IP, Riyan Maulana
S.IP, Diki rinaldi S.IP, Prasaputra S.IP, Dani Setiawan S.IP, Yosita Manara
S.IP, Beti S.IP, Fitri Oki S.IP, Bella S.IP, Ferdita S.IP, Devi S.IP, Dinda S.IP,
Riendi S.IP, Mirzan S.IP , Aditya Arif S.IP, Riky Ardian S.IP, Anggi dwi
15.Buat teman-teman lintas Jurusan Irfan Satria Nugraha S.Kes, Pandu Prabowo
S.IKom, Cerlich Rilasa, Jani Sulistiana, Adhanti Liza dan lainya.
Temen-teman lintas Fakultas Tika Oktaviana, Elisya Febriani, Ayu Pratama, Santi,
Prima, Rudi, Andri . Teman – teman KKN Kalirejo M. Hakiem Sedoputra,
M. Adityarahman, Rizella, Antoni, Dian Kencana, Gita, Vidia, Duta, Andi
Yusuf. Teman- teman TK,SD,SMP dan SMA yang tidak bisa disebutkan satu
persatu terimakasih kalian telah memberikan warna.
16.Untuk Seluruh Kanda Yunda yang sama–sama berproses di Jalan Tondano35,
terimakasih atas pengalaman organisasi yang tidak penulis temui dibangku
kuliah, HMI Komsospol UNILA Yakin Usaha Sampai.
17.Terimakasih untuk Adinda 2012 dan 2013 Arum, Dita, Nisa, Intan, Ayu,
Nefia, Vico, Nico, Darji, Rosim, Juanda, Nugraha, M.Hezbi, Tias dan yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
18.Terima kasih untuk seluruh keluarga besar Ilmu Pemerintahan.
19.Berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung terwujudnya kelulusan ini, semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan kalian dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin Amin Amin
Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis
i A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 15
C. Tujuan Penelitian ... 15
D. Kegunaan Penelitian... 15
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Peranan ... 17
1. Pengertian Peranan ... 17
2. Teori-Teori Peranan... 18
3. Unsur Pokok Penilaian Peranan ... 20
B. Tinjauan Tentang Pengelolaan ... 23
1. Pengertian Pengelolaan ... 23
2. Fungsi Pengelolaan ... 26
a. Perencanaan (Planning) ... 27
b. Pelaksanaan (implementing) ... 28
c. Pengawasan (Controlling) ... 29
d. Laporan dan Evaluasi (evaluating) ... 29
C. Tinjauan tentang Pertumbuhan Ekonomi.. ... 31
1. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi.. ... 31
2. Pertumbuhan Ekonomi Daerah ... 33
3. Konsep Desentralisasi Fiskal dalam Pendapatan Perekonomian Daerah... 35
D. Tinjauan Tentang Keuangan Daerah.. ... 37
1. Pajak Daerah ... 38
ii
IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung.. ... 65
1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung.. ... 65
2. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung ... 66
3. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung ... 67
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Peranan Dinas Pendapatan dalam Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung pada Tahun 2013... 71
1. Perencanaan Target PAD.. ... 72
2. Pelaksanaan Pemungutan PAD.. ... 82
3. Pengawasaan atas Penatausahaan PAD ... 85
4. Pelaporan dan Evaluasi Realisasi PAD ... 87
B. Analisis Hasil Pembahasan Peranan Dinas Pendapatan dalam Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung pada Tahun 2013... 96
1. Perencanaan Target (planning) Pendapatan Asli Daerah (PAD).. ... 101
a. Perencanaan Target PAD ... 101
b. Mengetahui Potensi PAD ... 103
c. Arah Kebijakan Pengelolaan PAD ... 105
2. Pelaksanaan Pemungutan (implementing) Pendapatan Asli Daerah (PAD).. ... 105
3. Pengawasaan (controlling) atas Penatausahaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 108
iii
2. Rasio Efektifitas PAD Kota Bandar Lampung ... 122 3. Rasio Pertumbuhan PAD Kota Bandar Lampung ... 124 4. Rasio Efisiensi PAD Kota Bandar Lampung ... 129 b. Laporan dan Evaluasi Realisasi Penerimaan PAD Terbesar Per SKPD ... 130 c. Laporan dan Evaluasi Realisasi PAD Terbesar Per UPTD ... 131 d. Hubungan Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung dengan SKPD Lain Pengelola PAD ... 131 C. Faktor-Faktor Penghambat Dinas Pendapatan dalam Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung pada Tahun 2013.. ... 133
VI.SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 139 B. Saran.. ... 140
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia adalah negara kesatuan sebagaimana diatur dalam Pasal 1
ayat (1) UUD 1945. Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan
kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan
Otonomi Daerah perlu lebih menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi,
peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan
potensi dan keanekaragaman daerah yang seyogyanya pula disertai dengan
asas-asas umum pemerintahan yang baik (good governance).
Penyelenggaraan otonomi daerah tidak terlepas dari pelaksanaan hubungan
kekuasaan antara Pemerintah Pusat dan daerah melahirkan adanya 2 (dua)
macam organ pemerintahan di daerah, yaitu Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Wilayah. Pemerintah Daerah adalah organ daerah otonom yang
berhak mengurus rumah tangganya sendiri dalam rangka desentralisasi,
sedangkan Pemerintah Wilayah adalah organ Pemerintah Pusat di
wilayah-wilayah administratif dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi yang terwujud
saja tidak terkait dengan kewenangan yang muncul dari otonomi daerah
(Syaukani, 2005:21).
Salah satu asas dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah asas desentralisasi,
yakni memberikan keleluasaan organ daerah otonom untuk mengurus rumah
tangganya sendiri. Konsep asas desentralisasi terjadi penyerahan wewenang
sepenuhnya dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah tentang urusan
tertentu, sehingga Pemerintah Daerah dapat mengambil prakarsa sepenuhnya,
baik yang menyangkut policy, perencanaan, pelaksanaan, maupun
pembiayaannya. Pemerintah Daerah melaksanakan urusan pemerintahan yang
dilimpahkan agar menjadi urusan rumah tangganya sendiri (Syaukani,
2005:27).
Desentralisasi merupakan sebuah proses di mana Pemerintah Daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah.
Pemerintah Daerah memiliki kewenangan untuk menjalankan segala urusan
pemerintahan kecuali urusan pemerintahan yang berkaitan dengan urusan
Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal
Nasional, dan Agama karena merupakan urusan pemerintahan yang hanya
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat (Fakrulloh, 2004:27).
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Kabupaten atau Kota merupakan urusan yang berskala Kabupaten
atau Kota meliputi:
a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. penanganan bidang kesehatan; f. penyelenggaraan pendidikan; g. penanggulangan masalah social; h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;
i. fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; j. pengendalian lingkungan hidup;
k. pelayanan pertanahan;
l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; m. pelayanan administrasi umum pemerintahan; n. pelayanan administrasi penanaman modal; o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan
p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Penyelenggaran urusan wajib Pemerintah Daerah telah dijelaskan dalam
Undang Nomor 12 Tahun 2008 perubahan kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Khusus mengenai
urusan keuangan diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan keuangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.
Perimbangan keuangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah
merupakan subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas
antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Pemberian sumber keuangan
Negara kepada Pemerintah Daerah didasarkan atas penyerahan tugas kepada
Pemerintah Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal.
Kota Bandar Lampung merupakan salah satu Daerah Otonom di Indonesia.
perangkat daerah Kota Bandar Lampung diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten
atau Kota. Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan tugas Otonomi
Daerah khususnya mengenai pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dilaksanaan oleh salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yakni
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandar Lampung sebagaimana
diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 3 Tahun 2011
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
Bandar Lampung.
Berdasarkan ketentuan Pasal 32 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung dijelaskan bahwa tugas pokok dan
fungsi Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandar Lampung yakni:
(1) Dinas Pendapatan Daerah merupakan unsur pelaksana tugas Walikota, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Kota di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Dinas Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah;
b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan daerah;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan daerah; d. pelayanan administratif; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota di bidang pendapatan daerah.
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandar Lampung mempunyai
Lampung di bidang pendapatan daerah. Pendapatan daerah merupakan unsur
pokok dalam keuangan daerah. Peranan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)
Kota Bandar Lampung dalam Tahun Anggaran 2013 pada dasarnya sudah
dilaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsinya namun belum maksimal. Hal
ini terbukti dari target penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
realisasinya tidak mencapai target sebagaimana dikutip dari sumber media
masa Lampung Post Online sebagai berikut:
Bandar Lampung (Lampost.Co): Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung pada Tahun 2013 tidak mencapai target. PAD secara keseluruhan Tahun 2013 mencapai Rp 374,096 miliar. Kemudian pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2013, PAD ditingkatkan dan ditargetkan mencapai Rp 418,1 miliar lebih. Pada akhir Desember 2013 atau sampai pada triwulan keempat, PAD Kota Bandar Lampung mencapai sekitar Rp 356,6 miliar lebih atau sekitar baru 86,01 persen dari target yang ditentukan sebesar Rp 418,1
miliar. “PAD kita baru mencapai sekitar Rp 356,6 miliar atau sekitar 86,01 persen, memang tidak mencapai target”, kata Wali Kota Bandar Lampung Herman HN, usai peresmian fly over Gajah Mada – Ir. Djuanda. Menurut Herman, tak tercapainya target PAD Tahun Anggaran 2013 dikarenakan PAD di beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah tak tercapai. Selain itu, lonjakan atau peningkatan target PAD di beberapa sektor memang tinggi. "Karena ada beberapa Satker yang PAD-nya memang stagnan (berhenti), kalau sudah seperti itu, mau di apain lagi, serta ada beberapa kendala lainnya. Dan kedepan akan kita evaluasi," ungkapnya. Namun menurut Herman, kedepan atau pada Tahun Anggaran 2014 mendatang, pihaknya optimis dan tetap akan berupaya maksimal dalam merealisasikan PAD ini agar mencapai target atau over target. "Ya ke depan, pada tahun 2014 akan kita maksimalkan kinerja satker-satker agar PAD kita mencapai target di semua sektor. Karena target PAD kita Tahun 2014 sekitar Rp 438 miliar," kata wali kota kesepuluh di Bandar Lampung ini (http://lampost.co/berita/pad-bandar-lampung-tak-capai-target, diakses tanggal 28 Maret 2014, pukul 19:45 WIB).
Merujuk pada sumber media masa tersebut bahwa dalam pencapaian target
PAD pada Tahun Anggaran 2013 Kota Bandar Lampung tidak tercapai. Hal
Bandar Lampung dalam pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya belum berjalan maksimal. Pengelolaan PAD oleh Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandar Lampung Tahun 2013 masih
mengalami berbagai permasalahan dalam pencapaian target penerimaan
Pendapatan Asli Daerah sehingga tidak mampu mencapai target yang
ditetapkan dalam APBD-P. Hal ini berarti bahwa selain defisit, realisasi
penerimaan PAD pada Tahun Anggaran 2013 menurun dibandingkan dengan
Tahun Anggaran sebelumnya.
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandar Lampung memiliki peran
yang sangat penting dalam pengelolaan PAD. Berdasarkan data dari Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandar Lampung berikut ini dapat dilihat
bahwa Realisasi Pendapatan tidak mencapai dari target yang sudah ditentukan
sehingga terjadi defisit realisasi penerimaan dalam pengelolaan PAD dalam
Tahun Anggaran 2013 dalam tabel berikut:
Tabel 1. Pencapaian Target, Realisasi, dan Sisa PAD Tahun Anggaran 2013
No Tahun
1. 2013 Rp.418.111.740.815 Rp.359.628.303.287 Defisit Rp.58.483.437.527
Sumber: Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Pencatatan Pendapatan (SIAPPAD) Daerah Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung 2013
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pada Tahun Anggaran 2013,
target PAD Kota Bandar Lampung tidak tercapai dan mengalami defisit.
Jumlah Satuan Kerja Perangkat Daearah (SKPD) yang ada di Kota Bandar
fungsi pengelolaannya dibantu dengan UPTD SKPD yang bersangkutan,
sehingga dalam hal terjadi defisit maka perlu dilakukan peningkatan dari
sektor yang masih sangat rendah dalam memenuhi pencapaian target PAD.
Dinas Pendapatan dalam menjalankan peranannya memiliki UPTD di setiap
kecamatan yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan PAD khususnya
dalam pemungutan PAD dari beberapa jenis PAD seperti Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, dan Retribusi Pasar serta PBB
sektor Pedesaan atau Perkotaan. Sumber-sumber penerimaan PAD berasal dari
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan, dan Lain-Lain PAD yang Sah. Adapun Realisasi Penerimaan
PAD dari Sumber Penerimaan Pajak Daerah Terbesar dan terkecil SKPD per
30 Desember 2013 sebagai berikut:
Tabel 2. Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Pajak Daerah Terbesar dan terkecil SKPD per 30 Desember 2013
NO SKPD Target Dalam
Rp.264.651.003.114 Rp.238.118.796.465 89,97% Rp.26.532.206.648 Defisit
2 Dinas
Perhubungan Rp.5.364.247.192 Rp.2.527.275.700 47,11% Rp.2.836.971.492 Defisit
3 BPPLH Rp.1.500.840.000 Rp.2.008.965.167 133,86% Rp.508.125.167 Surplus
Sumber: Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Pencatatan Pendapatan (SIAPPAD) Daerah Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung 2013
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa Realisasi Penerimaan PAD dari
Sumber Penerimaan Pajak Daerah per 30 Desember 2013 SKPD terbesar
yakni Dinas Pendapatan Daerah yang bersumber dari Pajak Hotel, Pajak
sektor Pedesaan atau Perkotaan sedangkan Realisasi Penerimaan PAD dari
Sumber Penerimaan Pajak Daerah SKPD tingkat ke dua yakni Dinas
Perhubungan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Raya dan sebagainya. Realisasi Penerimaan PAD
dari Sumber Penerimaan Pajak SKPD terkecil yakni BPPLH namun SKPD
dengan ketercapaian target dan realisasi Penerimaan PAD hanya dicapai oleh
BPPLH dengan Persentase Realisasi Pendapatan sebesar 133,86% selain itu
SKPD lain juga masih belum tercapai sebagaimana diuraikan dalam lampiran
data Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Pajak Tahun
Anggaran 2013.
Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Retribusi Daerah
Terbesar dan terkecil SKPD per 30 Desember 2013 sebagai berikut:
Tabel 3. Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Retribusi Daerah Terbesar dan terkecil SKPD per 30 Desember 2013
NO SKPD Target Dalam
Perhubungan Rp.10.411.983.912 Rp.7.810.133.930 75,01% Rp.2.601.849.982 Defisit
2
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Rp.8.501.000.000 Rp.4.183.421.000 49,21% Rp.4.317.579.000 Defisit
3
Dinas Pengelolaan Pasar
Rp.4.600.000.000 Rp.3.640.386.025 79,14% Rp.959.613.975 Defisit
4
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Rp.50.000.000 Rp.55.355.000 110,71% Rp.5.355.000 Surplus
5
Dinas Pekerjaan Umum
Rp.259.728.000 Rp.252.637.050 97,25% Rp.7.142.950 Defisit
7
Dinas Kelautan dan Perikanan
Rp.126.000.000 Rp.23.080.000 18,32% Rp.102.920.000 Defisit
8 Dinas
Pendidikan Rp.30.024.000 Rp.42.563.200 141,76% Rp.12.539.200 Surplus
9 Dinas
Pertanian Rp.260.000.000 Rp.250.382.000 100,15% Rp.382.000 Defisit
10
Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Rp.49.564.250.000 Rp.34.122.201.192 68,84% Rp.15.442.048.807 Defisit
11 Dinas
Koperindag Rp.26.250.000 Rp.48.100.000 183,24% Rp.21.850.000 Surplus
Sumber: Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Pencatatan Pendapatan (SIAPPAD) Daerah Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung 2013
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Realisasi Penerimaan PAD dari
Sumber Penerimaan Retribusi Daerah per 30 Desember 2013 SKPD terbesar
yakni Badan Penanaman Modal dan Perizinan yang bersumber dari retribusi
kepengurusan perizinan umum, retribusi penanaman modal asing dan
sebagainya. Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Retribusi
Dinas Perhubungan yang bersumber dari retribusi angkutan umum dan jalan
raya, retribusi parkir sebagainya.
Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Retribusi Dinas
Kebersihan dan Pertamanan yang bersumber dari retribusi kebersihan dan
sampah, retribusi tata kota dan sebagainya. Realisasi Penerimaan PAD dari
Sumber Penerimaan Retribusi Dinas Pengelolaan Pasar yang bersumber dari
retribusi pasar. Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Retribusi
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang bersumber dari retribusi
Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Retribusi Dinas
Pekerjaan Umum yang bersumber dari retribusi pembangunan. Realisasi
Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Retribusi BPKAD yang bersumber
dari retribusi asset daerah. Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber
Penerimaan Retribusi Dinas Kelautan dan Perikanan yang bersumber dari
retribusi pengolahan kekayaan laut. Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber
Penerimaan Retribusi Dinas Pertanian yang bersumber dari retribusi hasil
pengolahan pertanian.
Realisasi Penerimaan PAD terkecil SKPD yakni Dinas Kelautan dan
Perikanan. SKPD dengan ketercapaian target dan realisasi Penerimaan PAD
dicapai oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan Persentase
Realisasi Pendapatan sebesar 110,71% dan Dinas Pendidikan dengan
Persentase Realisasi Pendapatan sebesar 141,76% serta Dinas Koperindag
dengan Persentase Realisasi Pendapatan sebesar 183,24% sedangkan SKPD
lain masih belum tercapai sebagaimana diuraikan dalam lampiran data
Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Retribusi Daerah Tahun
Anggaran 2013.
Selanjutnya Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Terbesar dan terkecil SKPD
Tabel 4. Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Terbesar dan terkecil SKPD per 30 Desember 2013
NO SKPD Target Dalam
1 PD Bank Pasar Rp.5.550.000.000 Rp.5.568.508.701 100,33% Rp.18.508.701 Surplus
2 PT. Bank
Lampung Rp.2.400.000.000 Rp.2.418.737.568 100,78% Rp.18.737.568 Surplus
3 PDAM Rp.250.000.000 Rp.250.000.000 100,00% Rp.0 Balance
Sumber: Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Pencatatan Pendapatan (SIAPPAD) Daerah Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung 2013
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa Realisasi Penerimaan PAD dari
Sumber Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan per
30 Desember 2013 SKPD terbesar yakni PD Bank Pasar yang bersumber dari
pengelolaan asset PD Bank Pasar. Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber
Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan SKPD PT.
Bank Lampung yang bersumber dari pengelolaan asset PT. Bank Lampung
sedangkan dan terkecil SKPD yakni PDAM. Dalam hal ini seluruh SKPD
mengalami ketercapaian target sebagaimana diuraikan dalam lampiran data
Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran 2013. Realisasi
Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah Terbesar
Tabel 5. Realisasi Penerimaan PAD dari Sumber Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah Terbesar dan terkecil SKPD per 30 Desember 2013
NO SKPD Target Dalam
Kota Rp.136.762.500 Rp.892.177.390 652,36% Rp.18.508.701 Surplus
2 BPKAD Rp.12.934.300.000 Rp.11.411.472.286 88,23% Rp.1.522.827.713 Defisit
3
Dinas Pengelolaan Pasar
Rp.26.674.192.000 Rp.16.723.061.000 62,69% Rp.9.951.131.000 Defisit
4 BLUD Rp.24.596.608.097 Rp.25.849.692.680 105,09% Rp.1.253.084.583 Surplus
Sumber: Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Pencatatan Pendapatan (SIAPPAD) Daerah Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung 2013
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa Realisasi Penerimaan PAD dari
Sumber Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah per 30 Desember 2013 SKPD
terbesar yakni BLUD sedangkan dan terkecil SKPD yakni BPKAD. SKPD
dengan ketercapaian target dan realisasi Penerimaan PAD dicapai oleh
Sekretariat Kota Bandar Lampung dengan Persentase Realisasi Pendapatan
sebesar 652,36% dan BLUD dengan Persentase Realisasi Pendapatan sebesar
105,09% sedangkan SKPD lain masih belum tercapai.
Capaian target dan realisasi penerimaan PAD untuk tingkat Kecamatan dari
berbagai sektor PAD hingga 30 Desember 2013 dengan ketercapaian terbesar
terdapat di Kecamatan Tanjung Karang Pusat sebagaimana dijelaskan dalam
Tabel 6. Realisasi Penerimaan PAD Kecamatan Tanjungkarang Pusat per 30 Desember 2013
NO Kelurahan Target Dalam
APBD-P
1 Durian Payung Rp.1.068.152.672 Rp.708.913.195 75%
2 Gotong Royong Rp.729.831.423 Rp.464.224.976 60%
3 Palapa Rp.387.732.732 Rp.204.008.213 54%
4 Kaliawi Rp.279.290.985 Rp.100.625.034 40%
5 Kelapa Tiga Rp.838.529.739 Rp.550.548.110 68%
6 Pasir Gintung Rp.330.126.957 Rp.211.054.680 72%
7 Kaliawi Persada Rp.408.627.776 Rp.225.013.456 60%
JUMLAH Rp.4.042.292.284 Rp.2.464.387.664 66%
Sumber: Laporan Target dan Realisasi PAD Kecamatan Tanjungkarang Pusat Bulan Januari smapai Desember 2013
Merujuk pada data-data Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandar
Lampung menunjukkan bahwa peran Dispenda Kota Bandar Lampung masih
belum maksimal dalam melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi PAD.
Intensifikasi merupakan suatu kegiatan peningkatan intensitas terhadap suatu
subyek dan obyek PAD yang potensial namun belum tergarap atau terjaring
serta memperbaiki kinerja peningkatan PAD.
Ekstensifikasi yaitu upaya memperluas subyek dan obyek PAD potensial serta
penyesuaian tarif pajak dan retribusi daerah. Sumber-sumber PAD yang bisa
dioptimalkan seperti pariwisata, hiburan, peningkatan jumlah wajib pajak,
pajak barang mewah, home industry perdagangan, retribusi daerah dan
sebagainya, jika dikelola secara maksimal akan membantu mempercepat
Sektor hiburan yang terus meningkat di Kota Bandar Lampung dapat
menambah jumlah objek PAD seperti tempat-tempat hiburan dan rekreasi,
para pengusaha hiburan untuk melaksanakan usahanya pasti mengurus Surat
Izin Usaha dan dokumen-dokumen lain yang dikenakan pajak maupun
retribusi. Kota Bandar Lampung yang memiliki banyak kekayaan sumber daya
alam, pengelolaan kekayaan alam itu berbanding lurus dengan peningkatan
jumlah wajib pajak dan retribusi daerah.
Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung sebagai salah satu SKPD memiliki
peran penting untuk memaksimalkan pengelolaan keuangan daerah hasil
penerimaan dari sumber-sumber PAD sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandar
Lampung Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti memandang perlu mengkaji lebih
lanjut berbagai masalah pengelolaan PAD, sehingga peneliti menganggap
perlu diadakan penelitian mengenai “Peranan Dinas Pendapatan dalam
Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandar Lampung Tahun
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Peranan Dinas Pendapatan dalam Pengelolaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung pada Tahun 2013?
2. Apakah faktor-faktor penghambat Dinas Pendapatan dalam Pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung pada Tahun 2013?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan skripsi ini
adalah untuk mengetahui Peranan Dinas Pendapatan dalam Pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung pada Tahun 2013 dan
faktor-faktor penghambatnya.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran,
informasi, menjadi bahan referensi dalam ilmu pemerintahan dan
menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu tentang
manajemen pemerintahan dalam Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
pemerintahan Kota Bandar Lampung khususnya Dinas Pendapatan dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Peranan
1. Pengertian Peranan
Definisi peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan, yakni apabila
organisasi melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
dia menjalankan suatu peranan. Pengertian peranan menurut Soekanto berarti
suatu fungsi yang dibawakan organisasi ketika menduduki jabatan tertentu,
organisasi dapat menjalankan fungsinya karena posisi yang didudukinya
tersebut (Soekanto, 2009:73).
Pengertian peranan menurut R. Linton adalah “the dynamic aspect of status”
yakni, organisasi menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya.
Menurut Biddle dan Thomas, menjelaskan bahwa peran adalah suatu konsep
prihal apa yang dapat dilakukan organisasi yang penting bagi struktur sosial
masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan
posisi atau tempat organisasi dalam masyarakat (Soekanto, 2009:82).
Menurut Levinson mengemukakan bahwa peranan dapat mencakup tiga hal
yaitu:
b) Suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Sebagai perilaku organisasi yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Soekanto, 2009:87).
Menurut Merton mengatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai pola
tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari organisasi yang menduduki
status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-set).
Perangkat peran merupakan kelengkapan dari hubungan-hubungan
berdasarkan peran yang dimiliki oleh organisasi karena menduduki
status-status sosial khusus (Soekanto, 2009:91).
Berdasarkan beberapa definisi peranan menurut para ahli tersebut, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa peranan adalah tindakan untuk
menjalankan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan peranan yang
dipegangnya. Peranan merupakan tindakan organisasi untuk menjalankan
tugas dan kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Teori-Teori Peranan
a. Teori Peranan dalam Ilmu Sosial
Teori peranan dalam ilmu sosial, menekankan pada fungsi yang
dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat
memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut. Dalam
konsep sederhana, seorang pemimpin adalah orang yang menjalankan
amanat dan memberikan kesejahteraan sosial terhadap masyarakat.
kebijakan seorang pemimpin yang melaksanakan tugasnya (Soekanto,
2009:93).
b. Teori Peranan dalam Hubungan dengan Kinerja
Teori peranan dalam hubungan dengan kinerja menurut pendapat David
Berry menjelaskan bahwa organisasi diharapkan menjalankan
kewajiban-kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya.
Konsep dalam teori ini seperti lembaga pemerintah yang dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan tujuan dan harapan
sebagaimana peranan yang dipegang oleh lembaga pemerintah tersebut
(Soekanto, 2009: 94).
Menurut Soekanto (2009:95) Peranan dalam hubungan dengan kinerja
terdapat dua macam harapan, yaitu:
1) harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau
kewajiban-kewajiban dari pemegang peran.
2) harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap
masyarakat.
c. Teori Peranan dalam Perspektif Sosiologi
Peranan dalam Perspektif Sosiologi menurut Robert M. Z. Lwang bahwa
peranan dipandang sebagai suatu pola perilaku yang diharapkan dari
sesorang yang memiliki status atau posisi tertentu dalam organisasi. Dalam
perspektif Sosiologi, Antropologi dan Psikologi Sosial, peran (role)
Theory. Konsep perspektif sosiologi, kegiatan yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Peranan
ini dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil (Soekanto, 2009:97).
Teori-teori peranan tersebut jika diaplikasikan dengan peranan Dinas
Pendapatan dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka menurut
peniliti dalam konsep pengelolaan PAD mendasari teori peranan dalam
hubungan dengan kinerja, secara konsepnya bahwa Dinas Pendapatan
merupakan suatu organisasi pemerintah daerah yang memiliki tugas pokok
dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung, oleh sebab itu Dinas Pendapatan
dalam peranannya menjalankan kewajiban-kewajibannya. Teori peranan ini di
dalam pengelolaan PAD meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
laporan dan evaluasi.
3. Unsur Pokok Penilaian Peranan
Menurut pendapat David Berry dijelaskan bahwa dalam unsur pokok penilaian
peranan antara lain:
a. Menetapkan perencanaan, tujuan, sasaran, dan arah kebijakan organisasi. b. Melaksanakan indikator dan ukuran kinerja.
c. Melakukan pengawasaan tingkat ketercapaian tujuan dan pentausahaan sasaran-sasaran organisasi.
Unsur pokok penilaian peranan menurut pendapat David Berry dalam
Soekanto (2009:99) dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Menetapkan perencanaan, tujuan, sasaran, dan arah kebijakan organisasi. Perencanaan merupakan keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan adalah pernyataan secara umum (belum secara eksplisit) tentang apa yang ingin dicapai organisasi. Sasaran merupakan tujuan organisasi yang sudah dinyatakan secara eksplisit dengan disertai batasan waktu yang jelas. Arah kebijakan organisasi adalah arahan yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Perencanaan, tujuan, sasaran, dan arah kebijakan organisasi tersebut ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan misi organisasi. Berdasarkan perencanaan, tujuan, sasaran, dan arah kebijakan organisasi tersebut selanjutnya dapat ditentukan indikator dan ukuran kinerja secara tepat.
2) Melaksanakan indikator dan ukuran kinerja. Pelaksanaan indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung. Pelaksanaan indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan sasaran dan arah kebijakan. Pelaksanaan indikator kinerja dapat berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama (critical success
factors) dan indikator kinerja kunci (key performance indicator). Faktor
keberhasilan utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Sedangkan pelaksanaan indikator kinerja kunci merupakan serangkaian kegiatan pelaksanaan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun nonfinansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja. Indikator ini dapat digunakan oleh organisasi untuk mendeteksi dan memonitor capain kinerja.
4) Laporan dan evaluasi kinerja (feedback, penilaian kinerja organisasi, meningkatkan kualitas dan akuntabilitas). Laporan dan evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Capaian kinerja organisasi dapat dinilai dengan skala pengukuran tertentu. Informasi capaian kinerja dapat dijadikan feedback dan reward-punishment, penilaian kemajuan organisasi dan dasar peningkatan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa penilaian peranan juga
merupakan salah satu faktor penting dalam pengimplementasian strategi
pengelolaan organisasi. Hal ini penting karena standar penilaian peranan
merupakan salah satu tahapan dalam siklus strategi pengelolaan organisasi.
Dengan memahami siklus strategi pengelolaan organisasi tersebut dapat
diketahui bahwa penilaian peranan merupakan tahapan yang sangat vital bagi
keberhasilan implementasi strategi pengelolaan organisasi.
Rencana strategis yang telah ditetapkan oleh organisasi membutuhkan wahana
untuk mewujudkannya dalam bentuk aktivitas keseharian organisasi.
Implementasi rencana strategi pengelolaan organisasi akan dapat mencapai
kualitas yang diinginkan jika ditunjang oleh pola penilaian peranan yang
berada dalam koridor strategi pengelolaan organisasi. Jadi, diperlukan adanya
suatu penilaian peranan terhadap pelaku organisasi sektor publik, sebagai
orang yang diberi amanah oleh masyarakat. Penilaian tersebut akan melihat
seberapa jauh peranan yang telah dihasilkan dalam suatu periode tertentu
dibandingkan dengan yang telah direncanakan.
Penilaian peranan terhadap kinerja suatu organisasi dalam melaksanakan
peranannya sangat penting, baik bagi pihak yang memberikan amanah
dapat digunakan untuk menilai peran dan kinerja para manajer sektor publik,
apakah mereka telah menjalankan peranannya sesuai dengan yang
diamanahkan atau tidak. Sedangkan bagi yang diberi amanah, penilaian
peranan dapat digunakan sebagai media untuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan amanah yang telah dipercayakan. Selain itu penilaian peranan
juga dapat digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui seberapa jauh
prestasi strategi pengelolaan organisasi. Mengingat dalam strategi pengelolaan
organisasi juga tidak terlepas dari konsep dasar strategi pengelolaan yang pada
hakikatnya mencakup perencanaan (planning), pelaksanaan (implementing),
pengawasan (controlling), laporan dan evaluasi (evaluating).
B. Tinjauan tentang Pengelolaan
1. Pengertian Pengelolaan
Pengertian pengelolaan dapat diartikan sebagai pengaturan atau pengurusan.
Menurut pendapat beberapa ahli mengartikan pengelolaan sebagai pengaturan,
pentausahaan, dan pengadministrasian. Pengelolaan diartikan sebagai suatu
rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu (Arif, 2009:17).
Menurut Griffin dalam Arif (2009:23) mendefinisikan pengelolaan sebagai
berikut:
“Superintendence is the process of planning and decision making,
organizing, leading and controlling and organization human,
financial, physical and information recources to archieve
Proses pengelolaan melibatkan fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh
pengelola, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (implementing),
pengawasan (controlling), laporan dan evaluasi (evaluating). Oleh karena itu,
pengelolaan diartikan sebagai proses merencanakan, melaksanakan,
mengawasi, menyusun laporan dan mengevaluasi dengan segala aspeknya
agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Pengertian pengelolaan telah banyak dibahas para ahli yang antara satu
dengan yang lain saling melengkapi. Pengelolaan merupakan proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Hal ini menekanan bahwa pengelolaan
tersebut dititik beratkan pada proses dan sistem. Oleh karena itu, apabila
dalam sistem dan proses perencanaan, pelaksanaan, sistem pengawasan,
laporan dan evaluasi tidak baik, proses pengelolaan secara keseluruhan tidak
lancar sehingga proses pencapaian tujuan tidak berjalan maksima (Darise,
2009:35).
Berdasarkan definisi pengelolaan secara garis besar tahap-tahap dalam
melakukan penegelolaan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
laporan dan evaluasi. Perencanaan merupakan proses dasar dari suatu kegiatan
dan merupakan syarat mutlak dalam suatu kegiatan pengelolaan. Kemudian
pelaksanaan berkaitan dengan pelaksanaan dari perencanaan yang telah
ditetapkan. Sementara itu pengawasan diperlukan untuk monitoring kegiatan
agar menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan pengawasan yang dekat.
menentukan apakah individu atau kelompok memperoleh dan
mempergunakan sumber-sumbernya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan (Darise, 2009:37).
Setiap kegiatan pengelolaan sangatlah diperlukan untuk seluruh sumber daya
organisasi demi terwujudnya cita-cita atau misi organisasi yang
bersangkutaan, demikian halnya dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Pengelolaan sangat penting untuk memaksimalkan pengelolaan PAD.
Kegiatan manajerial yang baik adalah pra syarat dalam pengelolaan PAD yang
baik. Pengelolaan dapat dipahami sebagai suatu proses pengaturan seluruh
sumber daya dalam sebuah organisasi yang di dalamnya terdapat kerja sama
demi tercapaiannya tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa pengertian
pengelolaan yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
a. George R. Terry dalam Ishak Arif (2009:37) menyatakan bahwa pengelolaan adalah kegiatan yang merencanakan, melaksanakan, mengontrol dan mengawasi, serta melakukan evaluasi unsur-unsur dasar manusia, benda-benda, mesin-mesin, metode-metode, uang dan pasar, memberikan kepemimpinan pada usaha-usaha manusia untuk mencapai tujuan dari badan usaha.
b. Sarwoto (1998:22) bahwa pengelolaan sebagai proses menghimpun dan meluncurkan pekerjaan dari orang-orang yang dikoordinasi secara kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.
c. Sondang P. Siagian (2004:18) berpendapat bahwa pengelolaan adalah kemampuan dan ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
d. M. Manulang (2007:54) memberikan pengertian bahwa: pengelolaan adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan baik ilmu seni agar dapat menyelesaiakan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pada
dasarnya para ahli dalam memberikan pengertian tidak terlepas dari beberapa
hal yang sangat penting dalam pengelolaan yaitu:
1) adanya wadah dan alat pencapaian tujuan
2) adanya proses atau fungsi tertentu termasuk kerjasama dalam mencapai
tujuan
3) adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.
2. Fungsi Pengelolaan
Pembahasan tentang pengelolaan adalah pembahasan tentang beberapa fungsi
fundamental yang harus dilaksanakan untuk memperoleh gambaran utuh
tentang apa yang mesti dilakukan demi tercapapianya tujuan bersama. Berikut
beberapa pendapat para ahli mengenai fungsi pengelolaan. Menurut Luther
Gulk dalam Sutopo (2001:24) fungsi pengelolaan meliputi:
a) Perencanan (planning)
b) Pengorganisasian (organizing) c) Penyusunan pegawai (staffing) d) Pemberian bimbingan (directing) e) Pengkoordinasian (coordinating) f) Pelaporan (reporting)
g) Penganggaran (budgeting)
Menurut Harol Kont dalam Sutopo (2001:25) merumuskan fungsi pengelolaan
sebagai berikut :
Selanjutnya menurut George R. Terry dalam Sutopo (2001:27) memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang fungsi pengelolaan antara lain:
1) Perencanaan (planning) 2) Pelaksanaan (implementing) 3) Pengawasan (controlling)
4) Laporan dan Evaluasi (evaluating)
Berdasarkan beberapa rumusan fungsi pengelolaan oleh para ahli dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnnya rumusan tersebut hanya berkisar pada
empat fungsi sebagaimana yang dirumuskan oleh George R. Terry. Fungsi
pengelolan dalam teori George R. Terry dapat diuraikan sebagai berikut:
a). Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah fungsi yang sangat vital yang bukan hanya tugas seorang
pemimpin tetapi juga harus melibatkan setiap orang dalam sebuah organisasi
guna menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara
mencapainya. Batasan atau pengertian perencanaan bermacam-macam sesuai
dengan pendapat para ahli sebagai berikut:
1) Menurut Siagian (2004:33), menjelaskan bahwa perencanaan (planning) adalah keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, perencanaan juga diartikan sebagai perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan bagaimana tata cara mencapai tujuan itu. Perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukanya tindakan dalam mencapai tujuan organisasi, dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada. Adapun aspek perencanaan meliputi:
a). Apa yang dilakukan? b). Siapa yang melakukan? c). Di mana akan melakukan?
d). Apa saja yang diperlikan agar tercapainya tujuan dapat dilakukan? e). Bagaimana melakukannya?
2) Menurut Manulang (2007: 51) mendefinisikan bahwa perencanaan adalah apa yang harus dicapai (penentuan waktu secara kuantitatif) dan bila hak itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab, dan mengapa harus dicapai. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses perumusan tentang apa yang akan dilakukan dan dan bagaimana pelaksanaannya.
3) Menurut Martoyo (1998:47) menjelaskan bahwa kunci keberhasilan dalam suatu pengelolaan atau manajemen tergantung atau terletak pada perencanaanya. Perencanaan merupakan suatu proses dan kegiatan pimpinan (manager) yang terus menerus, artinya setiap kali timbul sesuatu yang baru. Perencanaan merupakan langkah awal setiap pengelolaan. Perencanaan merupakan kegiatan yang akan dilakukan di masa depan dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebuah perencanaan yang baik adalah yang rasional, dapat dilaksanakan dan menjadi panduan langkah selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan tersebut sudah mencapai permulaan pekerjaan yang baik dari proses pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan uraian tersebut, perencanaan pada hakekatnya merupakan proses pemikiran yang sistematis, analisis, dan rasional untuk menentukan apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukanya, siapa pelaksananya, dan kapan kegitan tersebut harus dilakukan.
b). Pelaksanaan (implementing)
Menurut George R. Terry dalam Sarwoto (2008:14) yang dimaksud dengan
pelaksanaan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan dan
usaha-usaha organisasi. Pelaksanaan dilakukan setelah fungsi perencanaan,
agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan perencanaan maka sangat ditekankan
pada bagaimana cara atau strategi seorang pemimpin pegawainya. Hal ini
sangat penting untuk menghindari agar bawahan tidak melaksanakan tugasnya
di bawah tekanan atau paksaan tetapi atas dasar pilihan sadar dengan penuh
c). Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan suatu bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari
pihak yang lebih atas kepada pihak yang dibawahnya. Istilah pengawasan
dalam bahasa indonesia asal katanya adalah “awas” sehingga pengawasan
merupakan kegiatan mengawasi, dalam arti melihat sesuatu dengan seksama.
Pengertian pengawasan menurut George R. Terry dalam Sarwoto (2008:22)
yaitu:
Pengawasan merupakan suatu upaya agar apa yang telah direncanakan sebelumnya diwujudkan dalam waktu yang telah ditentukan serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kesulitan dalam pelaksanaannya, sehingga berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebut dapat diambil suatu tindakan tertentu guna memperbaikinya, demi tercapainya tujuan.
Menurut Sarwoto (2008:26) Pengawasan atau kontrol yang merupakan bagian
terakhir dari fungsi pengelolaan dilaksanakan untuk mengetahui:
1). Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya.
2). Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian, penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, penyimpangan dan pemborosan.
3). Untuk mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang penyimpangan, dan pemborosan.
4). Untuk meningkatkan efisien dan efektifitas organisasi.
Tujuan pengawasan menurut Sarwoto (2008:31) adalah:
1). Menentukan dan menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan sebelum kesulitan itu terjadi.
2). Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi.
3). Mendapatkan efisiensi dan efektifitas.
d) Laporan dan Evaluasi (evaluating)
Laporan dan evaluasi merupakan kegiatan membandingkan, mengukur yang
rencana-rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Menurut Lester dan
Stewart dalam Agustino (2008:185) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan
salah satu dari proses untuk menilai apakah tujuan kegiatan yang dilaksanakan
telah tercapai atau tidak. Tetapi evaluasi tidak hanya sekedar mengahasilkan
sebuah kesimpulan mengenai tercapai atau tidaknya suatu kegiatan atau
masalah telah terselesaikan, tetapi evaluasi juga berfungsi sebagai klarifikasi
dan kritik terhadap nilai-nilai yang membantu dalam penyesuaian dan
perumusan masalah pada proses kegiatan selanjutnya.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per / 15 / M.Pan / 7 /
2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi menyebutkan bahwa
evaluasi adalah suatu kegiatan menilai hasil suatu kegiatan yang sedang atau
sudah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini berbeda
dengan monitoring dimana monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan
sedang diimplementasikan.
Menurut Agustino (2008:186) mengatakan bahwa evaluasi merupakan
aktivitas fungsional, kegiatan pemberian nilai atas suatu fenomena, yang di
dalamnya terkandung pertimbangan nilai (value judgement tertentu).
Fenomena yang dinilai adalah berbagai fenomena mengenai tujuan dan
sasaran, kelompok sasaran yang ingin dipengaruhi, instrumen yang
Selanjutnya, menurut Martoyo (1998:68), menjelaskan bahwa evaluasi adalah
suatu proses untuk menentukan apa yang harus dikerjakan, apa yang sedang
dikerjakan, nilai proses dan hasil pelaksanaan pekerjaan atau tugas,
melakukan koreksi-koreksi atas kesalahan-kesalahan atau sesuai rencana
sebagainya.
C. Tinjauan tentang Pertumbuhan Ekonomi
1. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, yang mencerminkan aspek
dinamis dari suatu perekonomian yang mengambarkan bagaimana suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Teori
pertumbuhan menurut Nurlina (2004:20) para ekonom mempunyai pandangan
yang berbeda tentang proses pertumbuhan suatu perekonomian sebagai
berikut:
a) Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut Adam Smith dalam Nurlina (2004:25) adalah ahli ekonomi klasik
yang pertama kali mengemukakan pentingnya kebijaksanaan laisezfaire
(kebijaksanaan pajak dan zakat) atas sistem dan mekanisme untuk
memaksimalkan perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Adam Smith
mengemukakan bahwa faktor manusia sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi adalah dengan melakukan spesialisasi dalam meningkatkan
produktivitas. Pertumbuhan ekonomi dapat tercapai akibat adanya
pembentukan akumulasi modal yang bersumber dari adanya surplus dalam
b) Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Menurut Joseph Schumpeter dalam Nurlina (2004:29) perkembangan
ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1). Adanya akumulasi kapital yang merupakan faktor penting dalam pembangunan ekonomi;
2). Perkembangan merupakan proses gradual
3). Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif; 4). Adanya pemikiran yang optimis terhadap perkembangan; 5). Aspek internasional merupakan faktor bagi perkembangan.
Menurut paham neo-klasik tingkat bunga dan tingkat pendapatan
menentukan tingginya tingkat tabungan. Pada tingkat teknologi tertentu,
tingkat bunga akan menentukan tingkat investasi. Apabila permintaan
terhadap investasi berkurang maka tingkat bunga akan turun dan hasrat
menabung turun. Dalam hal ini perkembangan teknologi merupakan salah
satu faktor pendorong kenaikan pendapatan nasional (Nurlina, 2004:31).
c) Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern
Menurut Rostow dalam Nurlina (2004:37) pembangunan ekonomi adalah
suatu transformasi dari suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat
modern melalui tahapan sebagai berikut:
1). Masyarakat tradisional (the traditional society); 2). Prasyarat lepas landas (the precondition for take-off); 3). Lepas landas (the take-off);
4). Tahap kematangan (the drive to maturity);
Pertumbuhan ekonomi sebagai kemampuan jangka panjang untuk
menyediakan berbagai jenis barang ekonomi yang terus meningkat kepada
masyarakat. Kemampuan ini tumbuh atas dasar kemajuan teknologi,
institusional dan ideologi yang diperlukannya.
2. Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Dalam konsep dasar ekonomi makro indikator yang digunakan dalam
mengukur pertumbuhan ekonomi, adalah produk domestik bruto (PDB).
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir
yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu (Nurlina,
2004:39).
Dalam konsep regional Produk Domestik Bruto dikenal sebagai Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan indikator ekonomi
makro suatu daerah, yang menggambarkan ada atau tidaknya perkembangan
perekonomian daerah. Dengan menghitung PDRB secara teliti dan akurat baik
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dapat diambil
beberapa kesimpulan mengenai keberhasilan pembangunan di suatu daerah,
yang memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang mewakili peningkatan
produksi di berbagai sektor lapangan usaha yang ada (Nurlina, 2004:41).
Berdasarkan rumusan pengertian di atas, maka dalam konsep regional,
pertumbuhan ekonomi daerah adalah angka yang ditunjukkan oleh besarnya
tingkat pertumbuhan produk domestik regional bruto suatu daerah yang diukur
gambaran PDRB yang mencerminkan adanya laju pertumbuhan ekonomi
dapat dilihat dalam data sektor-sektor ekonomi yang meliputi pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih,
bangunan, perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan persewaan dan jasa perusahaan dan jasa-jasa lainnya.
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari data konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, pembentukan modal bruto, perubahan persediaan,
ekspor dan impor. Sedangkan pertumbuhan ekonomi daerah dirumuskan
sebagai berikut:
PDRBt - PDRBt-1
PED = x 100
PDRBt-1
Keterangan;
PED = Pertumbuhan Ekonomi Daerah
PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto Periode Tertentu PDRBt-1 = Produk Domestik Regional Bruto Periode Sebelumnya
Analog dengan keseimbangan pendapatan nasional, keseimbangan pendapatan
regional daerah atau PDRB dipengaruhi oleh pendapatan pemerintah daerah
dan belanja pemerintah daerah. Pendapatan daerah dibedakan menjadi
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer (PT), Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah (LPYS). Sebagaimana diuraikan sebelumnya
bahwa kinerja keuangan daerah digambarkan oleh realisasi pendapatan daerah