• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGANPENGENDALISUHUSECARAFAULTTOLERANCEPADA INKUBATORBAYIBERBASISMIKROKONTROLER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGANPENGENDALISUHUSECARAFAULTTOLERANCEPADA INKUBATORBAYIBERBASISMIKROKONTROLER"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

SECARA FAULT TOLERANCE

PADA INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER

PRIMA ANDIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)
(3)

PERANCANGAN PENGENDALI SUHU SECARA FAULT TOLERANCE PADA INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER

Oleh

PRIMA ANDIKA

Bayi yang baru lahir, baik bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) ataupun bayi yang lahir normal belum mampu mempertahankan suhu badannya. Salah satu prosedur standar pasca neonatal adalah semua bayi yang baru lahir harus dimasukkan ke dalam inkubator, jangka waktu yang dibutuhkan tergantung dari tingkat kesehatan, daya tahan dan sistem organ bayi itu sendiri. Rata-rata suhu dalam inkubator bayi adalah hampir sama dengan suhu kandungan (28oC 38oC).

Penentuan set point suhu berdasarkan pada berat badan dan umur bayi, suhu yang direkomendasikan antara 32oC - 36oC. Pemanas yang digunakan berupa tiga buah lampu pijar yaitu 100 watt, 60 watt, 60 watt, dua buah sebagai pemanas utama dan satu pemanas pengganti (backup). Waktu yang dibutuhkan dalam proses pemanasan suhu di dalam inkubator bayi mulai dari suhu ruang di dalam inkubator bayi hingga mencapai suhu set point 32oC sebesar 8.25 menit, sedangkan untuk kenaikan suhu pada masing-masing set point yang berbeda-beda hingga mencapai suhu stabil yaitu rata-rata 1oC/4 menit. Kestabilan suhu inkubator bayi ini dapat dipertahankan dengan baik selama 5 jam dengan masing-masing set point suhu inkubator bayi selama satu jam tanpa melebihi batas ralat yaitu ± 1°C dari suhu setelan yang dikehendaki.

Fault tolerance pada inkubator bayi ini berfungsi untuk melanjutkan kerja dari pemanas yang tidak berfungsi, dimana sistem bekerja pada kondisi disaat pemanas mati yaitu dengan ditandai waktu yang dibutuhkan melebihi batas waktu pada kondisi normal, serta ditambahkan suplai cadangan untuk kondisi saat suplai utama padam.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

DAFTAR ISI

a.Spesifikasi Mikrokontroler ATmega16 ... 18

b. Konfigurasi Pin ATmega16 ... 19

C. Spesifikasi Rancangan Alat... 28

D. Prosedur Kerja ... 29

1. Penentuan Spesifikasi Rancangan ... 30

2. Perancangan Perangkat Keras (Hardware) ... 34

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perangkat Keras ... 41

1. Pengendali Utama ... 41

2. Sensor Suhu LM35 ... 42

3. Liquid Crystal Display(LCD) ... 44

4. Driver Pemanas dan Fan ... 45

5. Power Suply ... 48

6. Keypad ... 49

B. Perangkat Lunak... 50

C. Pengujian Alat ... 56

1. Prosedur Penggunaan Alat ... 56

2. Data Pengamatan ... 59

3. Pengujian Fault Tolerance ... 67

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 70

(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem kendali secara otomatis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

belakangan ini berkembang dengan pesat. Dengan adanya kemajuan di bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan inovasi baru yang berkembang

menuju lebih baik, dan salah satunya dalam bidang kesehatan yaitu dengan

dibuatnya inkubator bayi yang berfungsi menjaga temperatur bayi agar tetap

hangat.

Bayi yang baru lahir, baik bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)

ataupun bayi yang lahir normal belum mampu mempertahankan suhu badannya,

dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan dunia luar[1]. Salah satu

prosedur standar pasca neonatal adalah semua bayi baru lahir harus dimasukkan

ke dalam inkubator, jangka waktu yang dibutuhkan tergantung dari tingkat

kesehatan, daya tahan dan sistem organ bayi itu sendiri.

Bayi prematur adalah bayi yang lahir dalam kondisi yang tidak normal, dengan

disebabkan karena umur kandungan yang belum mencapai masa kelahiran atau

berat badan saat kelahiran di bawah rata-rata bayi normal. Pada proses kelahiran

prematur, temperatur kulit bayi dan suhu badan cenderung mengalami penurunan,

(11)

dengan bayi lebih dingin, hilangnya panas di udara karena pergerakan bayi,

hilangnya panas ke obyek yang lebih dingin yang bukan kontak langsung dengan

bayi, dan hilangnya panas dari permukaan kulit dan paru-paru sehingga

diperlukan proses adaptasi lingkungan di luar rahim dalam kondisi yang

terkontrol. Bayi prematur harus dirawat secara intensif dalam sebuah inkubator

bayi. Prinsip dasar dari inkubator bayi adalah sebagai alat yang berfungsi untuk

memberikan suhu tertentu kepada bayi yang baru lahir (terutama bayi prematur

dan bayi normal yang memiliki berat badan kurang dari standar). Bayi dalam

kondisi tersebut masih memerlukan suhu yang rata-rata sama dengan suhu

kandungan ibu mereka karena bayi prematur tidak bisa beradaptasi dengan suhu

di lingkungan sekitar yang relatif lebih rendah. Di dalam inkubator, bayi akan

memperoleh lingkungan dengan suhu sama dengan lingkungan di dalam

kandungan ibunya yaitu sekitar 28°C – 38°C.

Saat ini masih terdapat klinik-klinik persalinan atau puskesmas yang masih

menggunakan inkubator bayi dengan sistem konvensional dan masih kurangnya

jumlah kepemilikan inkubator. Hal ini disebabkan harga inkubator yang

berteknologi tinggi belum terjangkau dan masalah pendistribusian ke

daerah-daerah terpencil di Indonesia menyebabkan turunnya kualitas pelayanan dalam

perawatan bayi baru lahir.

Tabel 1. Daftar Judul Penelitian

Judul Penelitian Tahun

Rancang Bangun Kendali Intensitas Cahaya Ruang Inkubator Menggunakan

Metode PID Berbasis Mikrokontroler AT89C52 2007

Peracangan dan Pembuatan Pengaturan Suhu Inkubator Bayi Berbasis

Mikrokontroler AT89S51 2010

Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler Dilengkapi Sistem Telemetri Melalui

(12)

3

Penelitian mengenai pengendalian suhu pada inkubator bayi sudah banyak

dilakukan seperti pada tabel di atas, namun dari beberapa penelitian tersebut

hanya mengendalikan suhu agar sesuai dengan set point dan tidak memperhatikan

faktor kegagalan kerja dari sistem yang ada atau kerusakan dari komponen

pengendali tersebut. Oleh karena itu perlu direalisasikan adanya inkubator bayi

yang mampu bekerja secara otomatis dengan pengendalian suhu secara fault

tolerance dan harga terjangkau (tanpa mengurangi aspek tepat guna) dengan

mengadaptasi beberapa keunggulan teknologi dari inkubator buatan luar negeri,

dengan harapan inkubator tersebut dapat digunakan untuk semua kalangan.

Fault tolerance adalah suatu sistem yang dapat melanjutkan tugasnya dengan

benar meskipun terjadi kegagalan perangkat keras (hardware failure) dan

kesalahan perangkat lunak (software error). Fault tolerance dapat dicapai dengan

banyak teknik, salah satunya adalah mendeteksi dan melokasikan fault yang

terjadi dan rekonfigurasi sistem untuk mengganti komponen yang rusak.

Rekonfigurasi adalah proses penghilangan bagian sistem yang rusak dan

memperbaiki sistem pada kondisi atau keadaan operasional. Salah satu proses

yang diperhatikan dalam rekonfigurasi adalah Fault recovery. Fault recovery

adalah proses dari penetapan operasional atau perolehan kembali status

operasional lewat rekonfigurasi jika sekiranya ada fault.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis dalam tugas akhir ini akan merancang

dan membuat piranti pengendali suhu secara fault tolerance pada inkubator bayi

(13)

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat mendesain dan membuat sebuah inkubator bayi kontrol otomatis

dengan pengaturan suhu secara fault tolerance.

2. Memperbarui sistem pengaturan suhu konvensional dengan penambahan

sistem secara fault tolerance.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penggunaan sistem fault tolerance dapat dijadikan salah satu teknik untuk

mendapatkan sistem pengendalian yang mampu bekerja meskipun terdapat

kegagalan.

2. Dengan adanya perancangan ini diharapkan dapat memberikan masukan

mengenai desain inkubator bayi dengan pengaturan suhu secara fault

tolerance.

D. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dihadapi dalam perancangan ini antara lain:

1. Bagaimana jika pemanas terjadi kerusakan atau kegagalan kerja.

2. Bagaimana jika kondisi suplai listrik utama mati.

3. Pengendali suhu yang digunakan.

E. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pembacaan suhu menggunakan sensor LM35 dan pemanas menggunakan

(14)

5

2. Suhu ruang inkubator bayi antara 28 – 38oC.

3. Ukuran inkubator bayi yang digunakan dengan ukuran dan bentuk

modifikasi.

F. Hipotesis

Sesuai dengan prinsip dasar dari inkubator bayi adalah sebagai alat yang berfungsi

untuk memberikan suhu tertentu kepada bayi yang baru lahir (terutama bayi

prematurdan bayi normal yang memiliki berat badan kurang dari standar) dengan

menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat, maka inkubator bayi ini diharapkan:

1. Dapat melanjutkan kerja meskipun terjadi kegagalan kerja dari pemanas,

yaitru ditandai dengan berfungsinya pemanas cadangan.

2. Mampu mempertahankan suhu di dalam ruangan inkubator bayi tetap

stabil dengan range antara 28 – 38 oC.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rumusan

masalah, batasan masalah, hipotesis dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjelaskan tentang Inkubator bayi,

(15)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Memuat langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian, diantaranya waktu dan

tempat penelitian, alat dan bahan, komponen dan perangkat penelitian, prosedur

kerja, perancangan, dan pengujian sistem.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang analisa dan pengolahan dari data yang didapatkan saat

melakukan pengujian.

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang rangkuman hasil penelitian yang telah diuraikan dalam

bab sebelumnya serta saran-saran terkait hasil penelitian yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Inkubator Bayi

Inkubatorbayi adalah sebuah ruang kotak atau bok yang tertutup dengan suhu

yang selalu dijaga agar tidak melebihi batas. Rata-rata suhu dalam inkubatorbayi

adalah hampir sama dengan suhu kandungan ibu (28 – 38oC) karena bayi yang

baru lahir masih belum siap beradaptasi dengan suhu lingkungan luar. Inkubator

bayi berfungsi menjaga temperatur bayi supaya tetap stabil (36,5 –

37,5oC)[1].Inkubatorbayi diciptakan karena banyak proses persalinan bayi yang

belum siap beradaptasi dengan suhu sekitar yang lebih rendah dari pada suhu

kandungan ibu. Terutama untuk bayi yang dilahirkan dalam keadaan

prematuryaitu bayi yang lahir kurang bulan menurut masa gestasinya (usia

kehamilan).

Seperti bayi normal, bayi prematur juga memperoleh kekebalan tubuh dari ibunya.

Tapi, pada bayi prematur kekebalan yang didapat lebih sedikit daripada bayi

normal, karena sebelum daya tahan itu terbentuk cukup, ia sudah harus dilahirkan.

Inilah yang menyebabkan bayi prematur sangat rentan terhadap penyakit infeksi.

Di rumah sakit, bayi yang lahir prematur akan diletakkan dalam alat khusus, yaitu

inkubator. Inkubator merupakan alat yang dilengkapi dengan pengatur suhu dan

(17)

badan <1500 gram, maka suhu dalam inkubator harus berkisar antara

35oC.Apabila berat badannya antara 1500 - 2000 gram, suhu inkubator harus

sekitar 34oC.Dan apabila berat badannya antara 2100 - 2500 gram, suhu inkubator

harus sekitar 33oC.Suhu inkubator akan diturunkan secara bertahap setiap 10-14

hari sebanyak 1oC, sehingga akhirnya bayi bisa menyesuaikan diri dengan

lingkungan luarnya[4].

Selain berfungsi sebagai penghangat, inkubator juga berfungsi melindungi bayi

dari bahaya infeksi. Di tempat ini, tersedia juga alat penyinaran sinar biru bagi

bayi prematur yang mengalami peningkatan kadar bilirubin dalam darahnya (bayi

kuning/jaundice) sebagai akibat hati bayi yang belum bekerja sempurna.Biasanya,

bayi dalam inkubator akan dibiarkan telanjang untuk mempermudah pemantauan,

yang bisa dilihat dari gerak pernafasan serta warna kulit. Dengan demikian, bila

ada kelainan bisa segera diketahui.

Range pengaturan suhu pada Inkubator bayiyaitu berkisar antara 28 – 38oC.

A B

(18)

9

Pada gambar di atas dapat dilihat model dari inkubator bayi yang saat ini

digunakan pada beberapa instansi kesehatan khususnya pada rumah sakit atau pun

klinik persalinan.Pada gambar A merupakan inkubator bayi yang sudah

menggunakan teknologi yang memadai dengan bentuk dan kontrol otomatis serta

dengan tingkat keakuratan yang baik, namun pada gambar B merupakan inkubator

bayi konvensional dimana pengontrolan suhu masih bersifat manual dan dengan

teknologi yang kurang memadai.

B. Fault Tolerance

Fault tolerance adalah suatu sistem yang dapat melanjutkan tugasnya dengan

benar meskipun terjadi kegagalan perangkat keras (hardware failure) dan

kesalahan perangkat lunak (software error). Fault tolerancemerupakan

perlengkapan yang memungkinkan sistem untuk mencapai operasi fault-tolerant.

Istilah fault-tolerant komputing menggambarkan proses pelaksanaan perhitungan

seperti yang dilakukan komputer, dalam carafault-tolerant.

Fault tolerance adalah sistem perlengkapan yang dirancang didalam suatu sistem

untuk mencapai tujuan perancangannya. Sebagai rancangan maka harus

sesuaidengan fungsi dan tujuan kerjanya, hal ini memerlukan pemenuhan

kebutuhan lain.Ada tiga istilah pokok dalam rancangan fault tolerance yaitu, fault,

error,dan failure.Ketiganya mempunyai hubungan sebab dan akibat.Tegasnya,

faultadalah penyebab error, dan error adalah penyebab failure. Fault (kerusakan)

adalah kerusakan fisik, ketidak sempurnaan, ataukerusakan yang terjadi di dalam

(19)

antara konduktor listrik, open atau break dalam konduktor,atau kerusakan fisik

atau ketidaksempurnaan dalam device semikonduktor. Demikianjuga pemakai

ingin membuat katup off, sistem akan mengalami kegagalan.Fault dapat

disebabkan oleh bermacam-macam hal yang terjadi di dalamkomponen

elektronika, diluar komponen, atau selama komponen tersebut atau

prosesperancangan sistem. Hal ini sangat penting untuk memahami semua

kemungkinanpenyebab fault. Untuk memahami bermacam-macam penyebab

fault, kita pertama-tamamemeriksa proses rancangan khusus untuk

mengidentifikasi bidang-bidang dimana fault dapat terjadi.

Kemungkinan penyebab fault dapat dihubungkan dengan permasalahanpada

empat bidang dasar yaitu : spesifikasi, implementasi, komponen, dan faktor luar.

1. Kesalahan spesifikasi (Spesification Mistake)

Ini termasuk algortima, arsitektur, atau spesifikasi perancangan hardware

dansoftware yang salah.

2. Kesalahan implementasi (Implementation Mistake)

Implementasi, yang didefinisikan di sini, adalah proses transformasispesifikasi

hardware dan software ke dalam bentuk fisik hardware dansoftware sebenarnya.

Implementasi dapat memasukkan fault yang disebabkandesign yang jelek,

pemilihan komponen yang jelek, konstruksi jelek,kesalahan perngkodean

software.

3. Kerusakan komponen (Component Defect)

Ketidaksempurnaan manufaktur, kerusakan device acak, dan komponen using

(20)

11

ikatan dalam rangkaian atau korosi logam.Kerusakan komponenpaling umum

dipertimbangkan sebagai salah satu dari beberapa penyebabfault.

4. Gangguan luar (External Disturbance)

Seperti : radiasi, interfensi elektromagnetik, kerusakan akibat perang,kesalahan

operator dan lingkungan yang ekstrim.

Ada tiga bentuk teknik utama usaha memperbaiki atau memelihara unjukkerja

normal sistem yaitu :fault avoidance, fault masking, dan fault tolerance.

a. Fault avoidance

Fault avoidance adalah teknik yang digunakan untuk mencegah fault padatempat

yang pertama. Fault avoidance dapat termasuk hal-hal seperti :tinjauan design,

penyaringan komponen, testing, metode kontrol kualitaslainnya. Jika tinjauan

design misalnya, dilakukan dengan tepat, banyakkesalahan spesifikasi yang dapat

mengakibatkan fault dapat dihilangkan. Jugasistem dapat sering dilindungi untuk

mencegah gangguan luar yangmenimbulakn fault dalam sistem seperti halilintar

atau radiasi. Perlindunganadalah bentuk fault avoidance.

b. Fault masking

Fault masking adalah proses yang mencegah kerusakan dalam sistem darierror

yang masuk ke dalam susunan informasi dari sistem tersebut. Error correcting

memories, sebagai contohnya, memperbaiki data memori sebelumsistem memakai

data.Jadi sistem tidak pernah mengalami dampak kerusakandalam memori.

Contoh lain dari fault masking adalah pengambilan suaramayoritas. Jika komite

tiga orang membuat keputusan dengan voting ya atautidak dalam suatu

(21)

Keputusan yang dihasilkan oleh komite mewakilikeinginan mayoritas anggota

komite dan menutupi (mask) keinginan darianggota yang mungkin saja tidak

setuju dengan mayoritas. Teknik yang samadapat diterapkan pada sistem digital

sedemikian hingga dua modul dapatmenutupi akibat dari modul yang rusak.

c. Fault tolerance

Fault tolerance adalah kemampuan sistem untuk melanjutkan tugasnya

setelahterjadinya kerusakan. Sasaran pokok fault tolerance adalah

mencegahkegagalan (failure) sistem jika sekiranya terjadi. Karena failure

disebabkanlangsung oleh error, istilah fault tolerance dan error tolerance

seringdigunakan saling bertukaran.

Fault tolerance dapat dicapai dengan banyak teknik. Tentu saja fault masking

adalah salah satu pendekatan untuk mentolerir fault yang terjadi.

Pendekatanlainnya adalah mendeteksi dan melokasikan fault yang terjadi dan

rekonfigurasisistem untuk mengganti komponen yang rusak.

Rekonfigurasi adalah proses penghilangan bagian sistem yang rusak

danmemperbaiki sistem pada kondisi atau keadaan operasional. Jika teknik

rekonfigurasidigunakan, perancang harus memperhatikan proses-proses berikut

ini:

1. Fault detection adalah proses pengenalan apakah sebuah fault terjadi. Fault

detection sering digunakan sebelum prosedur pemulihan dapat

(22)

13

2. Fault location adalah proses penentuan dimana fault terjadi sehingga

pemulihan yang tepat dapat diimplementasikan.

3. Fault containment adalah proses pengisolasian fault dan mencegah akbiat

faultmenyebar ke selururh sistem. Fault containment dibutuhkan dalam

semua rancangan fault tolerance.

4. Fault recovery adalah proses dari penetapan operasional atau

perolehankembali status operasional lewat rekonfigurasi jika sekiranya ada

fault.

C. Perangkat Keras

1. Sensor Suhu LM35

Sensor adalah piranti yang menghasilkan sinyal keluaran yang sebanding dengan

parameter yang diindera (sensing).Sensor LM35 adalah sensor suhu yang

memberikan keluaran berupa perubahan tegangan, dengan nilai perubahan

tegangan keluaran yang sebanding dengan perubahan suhu dalam derajat celcius

(oC). Setiap perubahan suhu 1oC akan memberikan perubahan tegangan keluaran

sebesar 10mV, sehingga pada suhu 0 oC keluarannya adalah 0 V dan pada

perubahan suhu 100 oC keluarannya sebesar 1 V.Dengan nilai perubahan suhu

yang linier sensor suhu LM35 tidak memerlukan kalibrasi karena tegangan

keluarannya telah sebanding dengan kenaikan suhu dalam skala derajat celcius

(oC).

Tegangan kerja dari sesor suhu LM35 adalah 4 sampai 30 Volt DC dan arus yang

dibutuhkan sebesar 60 μA, sehingga borosan kalor internal sangat kecil dan panas

(23)

diperoleh dari sensor suhu LM35 adalah rentang pengukuran yang sangat luas

yaitu dari -50 oC sampai 150 oC. Selain itu ada beberapa kelebihan dari sensor

suhu LM35 dari sensor temperatur lain adalah:

 Hasil pengukuran lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan

thermistor.

 Rangkaian sensor tertutup dan tidak bergantung (tidak terpengaruh) pada

oksidasi.

 Sensor suhu LM35 menghasilkan tegangan keluaran lebih besar

dibandingkan dengan thermocouple dan tegangan keluaran tidak perlu

diperbesar.

Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan

ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya

tunggal dengan ketentuan bahwa sensor LM35 hanya membutuhkan arus sebesar

60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas dari

sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang

dari 0,5oC pada suhu 25oC .

Gambar 2.2Sensor suhu LM35

Gambardi atas menunjukan bentuk dari sensor LM35, 3 pin sensor LM35 fungsi

(24)

15

LM35, pin 2 atau tengah sebagai tegangan keluaran atau Vout dan pin 3 sebagai

ground. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap

derajad celcius.Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat

perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV.

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:

a. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan

dansuhumVolt/ºC,sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.

b. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5oC pada suhu 25oC

c. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55oC sampai +150oC

d. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

e. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.

f. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang

dari 0,1 ºC pada udara diam.

g. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1

mA.

h. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

2. Mikrokontroler ATMega16[5]

Mikrokontroler merupakan sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya

sudah terdapat CPU (Central Proccesssing Unit), RAM (Random Acess Memory),

EEPROM (Electrically Erasable Programmable read only Memori),

I/O,Timerdan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung terorganisasi

(25)

pakai.Umumnya mikrokontroler memiliki instruksi manipulasi bit, akses ke I/O

secara langsung,proses interupsi yang cepat dan efisien. Penggunaan

mikrokontrolersudah banyak dapatditemuidalam berbagai peralatan

elektronik,seperti telepon digital,microwave oven, televisi, dan lain

lain.Mikrokontroler juga dapat kita gunakan untuk berbagai aplikasi dalam

industri seperti: sistem kendali, otomasi dan lain-lain.

Keuntungan menggunakan mikrokontroler adalah harganya murah, dapat

diprogram berulangkali.AVR (Alf and Vegard’s Risk processor), merupakanseri

mikrokontrollerCMOS 8-bit buatan atmel,berbasis arsitekturRISC(Reduced

Instruction set Computer ). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus

clock.AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel

dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal. AVR juga mempunyai

in-sistem programmable flash on-chip yang mengizinkan memori program untuk

diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial ATmega16.

Beberapa keistimewaan AVR ATmega16 antara lain:

a) Advanced RISC architecture

 130 powerful instructions-most single clock cycle Execution.

 32 x 8 General purpose fully static operation.

 Up to 16 MIPS throughput at 16 MHz.

 On-chip 2-cycle Multiplier.

b) Non volatile program and data memories.

 8K Bytes of in-system self-programmable flash

(26)

17

 512 Bytes EEPROM.

 512 Bytes internal SRAM..

 Programming Lock for software security.

c) Peripheral Features.

 Two 8-bit Timer / counters with separatet prescalers and compare

mode.

 Two 8-bit Timer with separatet prescalers and compare modes.

 One 16-bit timer with separaatet prescaler, compare mode

 Real time counter with separatet oscillator.

 Four PWM channels.

 8-chanel, 10-bit ADC.

 Programmable serial USART.

d) Special Microcontroller Features.

 Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection.

 Internal calibrated RC Oscillator.

 External and internal interrupt Sources.

 Six sleep modes : idle, ADC noise reduction save,

power-down, standby and extended standby.

e) I /O and Package.

 32 Programmable I /O Lines.

 40-pin PDIP, 44-lead, TQFP, 44-lead PLCC and 44-pad MLF.

f) Operating Voltages.

(27)

 4.5 – 5.5 V for Atmega 16

a. Spesifikasi Mikrokontroler ATmega16

Mikrokontroler ATmega16 memiliki fitur yang lengkap (ADC internal, EEPROM

internal,Timer/Counter, WatchdogTimer, PWM, Port I/O, komunikasi serial,

Komparator).

Gambar 2.3 Blok diagram fungsional ATmega16

Dari Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa ATmega16 memilikibagiansebagai berikut:

 Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu PortA, Port B, Port C, dan Port D.

ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

(28)

19

CPU yang terdiri atas 32 buah register.

Watchdog Timer dengan osilator internal.

SRAM sebesar 1Kbyte.

 Memori Flash sebesar 16 Kbyte dengan kemampuan Read While Write.

 Unit interupsi internal dan eksternal.

Port antarmuka SPI.

EEPROM(Electrically Erasable Programmable Read Only Memori)

sebesar 512 byteyang diprogram saat operasi.

 Antarmuka komparator analog.

PortUSART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 12,5

Mbps.

 Sistem mikroprosesor 16 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal

16 MHz.

b. Konfigurasi Pin ATmega16

(29)

Gambar 2.4 Konfigurasi Pin ATmega16

Konfigurasi pinpada mikrokontroller ATmega16 dapat dilihat pada Gambar 2.3

fungsi dari pin ATmega16tersebut adalah sebagai berikut:

VCC merupakan Pin yang berfungsi sebagai pin masukan catudaya

GND merupakan PinGround

Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC

Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin yang

mempunyai fungsi khusus yaitu Timer/Counter, komparator analog dan

SPI

Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dua arah dan pin yang

mempunyai fungsi khusus, yaitu komparator analog dan Timer

Oscillator

Port D (PD0...PD7) merupakan port I/O dua arah dan pin fungsi khusus

yaitu komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial

RESET merupakan pin yang digunakan untuk mengembalikan kondisi

mikrokontroler seperti semula

XTAL1 dan XTAL2pin untuk eksternal clock

AVCC adalah pin masukan untuk tegangan ADC

AREF adalah pin masukan untuk tegangan referensi eksternal ADC

(30)

21

Arsitektur ATmega16 mempunyai dua memori utama, yaitu memori data

dan memori program. Instruksi ATmega16 semuanya memiliki format 16 atau 32

bit, maka memori flash diatur dalam 8K x 16 bit. Memori flash dibagi kedalam

dua bagian, yaitu bagian program boot dan aplikasi seperti terlihat pada

Gambar 2.4Bootloader adalah program kecil yang bekerja pada saat sistem

dimulai yang dapat memasukkan seluruh program aplikasi ke dalam memori

prosesor.

Gambar 2.5 Memori data AVR ATmega16

 Memori Data

Memori data AVR ATmega16 terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 register umum,

64 buah register I/O dan 1 Kbyte SRAM internal. General purpose

registermenempati alamat data terbawah, yaitu 00 sampai 1F. Sedangkan

memori I/O menempati 64 alamat berikutnya mulai dari 20 hingga 5F.

Memori I/O merupakan register yangkhusus digunakan untuk mengatur fungsi

terhadap berbagai fitur mikrokontroler seperti kontrol register, timer/counter,

fungsi I/O, dan sebagainya. 1024 alamat berikutnya mulai dari 60 hingga 45F

(31)

 Memori Data EEPROM

ATmega16 terdiri dari 512 byte memori data EEPROM 8 bit, data dapat

ditulis/dibaca dari memori ini, ketika catu daya dimatikan, data terakhir yang

ditulis pada memori EEPROM masih tersimpan pada memori ini, atau dengan

kata lain memori EEPROM bersifat nonvolatile. Alamat EEPROM mulai dari 000

sampai 1FF.

d. Perangkat Lunak

Bahasa pemrograman C merupakan salah satu bahasa pemrogramankomputer.

Dibuat pada tahun 1972 oleh Dennis Ritchie untuk Sistem OperasiUnix di Bell

Telephone Laboratories. Meskipun C dibuat untuk memprogram sistem dan

jaringan komputer namun bahasa ini juga sering digunakan dalam

mengembangkan software aplikasi.C juga banyak dipakai oleh berbagai jenis

platform sistem operasi dan arsitektur komputer, bahkan terdapat beberapa

compiler yang sangat populer telah tersedia.C secara luar biasa mempengaruhi

bahasa populer lainnya, terutama C++ yang merupakan extensi dari C.

Dalam memprogram chip mikrokontroler ATmega16 pada proyek tugas akhir ini

digunakan software CodeVision AVR v2.05. CodeVision AVRv2.05 merupakan

software untuk membuat source code program mikrokontroler Atmega16.

3. LCD (Liquid Crystal Display)

!

LCD merupakan suatu jenis penampil (display) yang menggunakan Liquid Crystal

(32)

23

yang menggunakan mikrokontroler.LCD dapat berfungsi untuk menampilkan

suatu nilai hasil sensor,menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi

mikrokontroler, tergantung dengan perintah yang ditulis pada mikrokontroler.

Gambar 2.6LCD 2 x 16 Karakter

LCD yang akan digunakan adalah LCD dengan tipe karakter 2 x 16 yaitu alat

penampil yang dibuat pabrikan umum dijual dipasaran standar dan dapat

menampilkan karakter 2baris dengan tiap baris 16 karakter.

4. Relay[6]

Relay adalah sebuah peralatan listrik yang berfungsi sebagai saklar (switch),relay

bekerja pada saat coilrelay diberikan tegangan atau arus. Pada saat coil diberikan

arus maka pada inti coil akan menjadi magnet yang kemudian menarik

kontak-kontak penghubung pada relay tersebut.Pada relay terdapat dua buah kontak yang

berbeda yakni kontak NO(Normaly Open)danNC (Normaly Close).Pada saat

kumparan coil belum diberikan arus keadaan kontak NO akan terbuka dan pada

saat kumparan coil diberikan arus kontak NO akan terhubung.Untuk kontak

NC(Normaly Close) pada saat kumparan coil belum diberikan arus kontak NC

belum terhubung dan pada saat kumparan coil dialiri arus maka kontak NC

(33)

Gambar 2.7 Relay

Relaydigunakan pada sistem kelistrikan yang bertegangan rendah dan bertegangan

tinggi. Tegangan rendah digunakan untuk mengaktifkan kumparan coil agar

kontak-kontak relay tehubung untuk kontak NO dan tebuka untuk kontak NC.

Sedangkan tegangan tinggi yang terpasang pada kontak-kontak relay baik kontrak

NO atau kontak NC, karena kontak-kontak hubung pada relay dirancang dengan

bahan tembaga yang tahan terhadap tegangan dan arus yang besar sesuai dengan

standar pada relay tersebut.

5. Pemanas(Heater)

Electrical Heating Element (elemen pemanas listrik) banyak dipakai dalam

kehidupan sehari-hari, baik didalam rumah tangga ataupun peralatan dan mesin

industri. Bentuk dan type dari Electrical Heating Element ini bermacam -macam

disesuaikan dengan fungsi, tempat pemasangan dan media yang akan di panaskan.

Panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas listrik ini bersumber dari kawat

ataupun pita bertahanan listrik tinggi (Resistance Wire) biasanya bahan yang

digunakan adalah niklin yang dialiri arus listrik pada kedua ujungnya dan dilapisi

oleh isolator listrik yang mampu meneruskan panas dengan baik hingga aman jika

digunakan.

(34)

25

1. Tubular Heater

- Finned Heater

- Water Heater

- Deffrost Heater

- Cast- in Heater

- Water Heater

Gambar 2.8 Jenis-jenis Tubular Heater

2. Catridge Heater

Gambar 2.9 Jenis-jenis Catridge Heater

3. Band, Nozzle Dan Stripe Heater

- Band Heater

- Nozzle Heater

- Band Ceramiok Heater

- Stripe Heater

- Plate Heater

(35)

- Curve Heater

- Mika Heater

Gambar 2.10 Jenis-jenis Band, Nozzle Dan Stripe Heater

4. Silica dan Ceramik Heater

- Infra Red Heater

- Ceramik Black Body Heater

- Silica Heater

- Quartz Heater

(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu

Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013

sampai dengan Oktober 2013.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu:

1. Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

a) Multitester

b) Termometer Digital

c) Fan DC

d) LCD 2x16

e) IC Mikrokontroler ATMega16

f) IC Regulator

g) MOC 3041

h) Relay 12 V

i) Lampu Pijar

j) LM35

(37)

2. Perangkat kerja yang terdiri atas:

a) Komputer

b) Power supply

c) Downloader AVR

d) Papan projek (Project Board)

e) Bor PCB

f) Solder

g) Kabel penghubung

h) Header Pin

3. Komponen bantu yang terdiri atas:

a) PCB

b) Feritklorit

c) Timah

C. Spesifikasi Rancangan Alat

Spesifikasi alat yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

1) Boks inkubator bayi menggunakan bahan Accrilyc dengan bentuk yang

sama (asli) atau modifikasi.

2) Sensor suhu menggunakan LM35 dan sebagai pemanas menggunakan tiga

buah lampu pijar masing-masing 100 watt, 60 watt, dan 60 watt.

3) Baterai atau accu sebagai suplai cadangan saat suplai utama mati

(portable).

4) Pengaturan suhu secara otomatis dengan mikrokontroler (sensor dan

(38)

29

D. Prosedur Kerja

Langkah kerja dalam tugas akhir ini meliputi:

1) Penentuan spesifikasi rancangan

2) Perancangan perangkat keras/Hardware

3) Perancangan perangkat lunak/Software

4) Pengujian alat

Diagram alir prosedur kerja dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir

(39)

1. Penentuan Spesifikasi Rancangan a. Blok Rancangan Sistem

Secara garis besar blok diagram perancangan perangkat keras dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 3.2. Blok Rancangan Sistem

Secara garis besar prinsip kerja dari peralatan yang digambarkan dari blok

diagram di atas adalah sebagai berikut:

Sensor suhu yang digunakan adalah sensor LM35, dimana sensor 1 dan sensor 2

dipasang pada ruangan inkubator untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi

dengan mengambil nilai rata-rata dari kedua sensor. Sedangkan sensor 3

digunakan untuk mengetahui setiap perubahan suhu pada objek yang ada di dalam

ruangan inkubator. Mikrokontroler yang digunakan adalah Atmega16 sebagai

pemroses data dari semua masukan yang diterjemahkan sebagai keluaran untuk

(40)

31

Sensor suhu akan membaca setiap perubahan suhu yang terjadi di dalam inkubator

dan suhu terhadap objek. Penentuan set point suhu disesuaikan dengan kondisi

objek sesuai standar yang ada, heater atau pemanas bekerja sesaat setelah set point

ditentukan. Setiap perubahan suhu yang terjadi kemudian ditampilkan melalui

LCD, apabila suhu yang terbaca belum mencapai set point maka heater atau

pemanas akan tetap aktif. Fan inlet digunakan sebagai pemerata udara panas dari

ruang pemanas ke ruang di dalam inkubator, sedangkan exhaust fan digunakan

apabila suhu di dalam inkubator terlalu panas atau untuk menurunkan suhu di

dalam inkubator.

Pengendalian suhu ruangan inkubator bayi dilakukan secara fault tolerance,

dimana pembacaan suhu menggunakan sensor yang membandingkan besar suhu

yang terbaca pada masing-masing sensor untuk mendapatkan suhu yang optimal.

Sedangkan untuk proses pemanasan ruangan di dalam inkubator bayi, pemanas

dihidupkan selama suhu mencapai nilai set point, yaitu pemanas 1 dan pemanas 2.

Jika salah satu pemanas tidak berfungsi, maka pemanas cadangan yang

mem-backup.

Gambar 3.3 menunjukkan skema rangkaian pengendali inkubator bayi secara

(41)

Gambar 3.3 Skema rangkaian pengendali secara keseluruhan

(42)

33

Gambar 3.4 Desain Inkubator dan Sirkulasi Aliran Udara

Gambar 3.4 di atas merupakan desain inkubator dan sirkulasi aliran udara yang

akan dibuat, bahan menggunakan bahan yang murah tetapi awet sesuai dengan

tujuan pembuatan alat ini. Sesuai gambar di atas inkubator bayi dibuat dengan

ukuran 90 x 40 x 60 cm dan pada bagian bawah digunakan untuk penempatan

peralatan pengendali dan pemanas.

Udara masuk melalui lubang inlet untuk dipanaskan, udara panas akan

didistribusikan keseluruh ruangan pada boks atas dengan bantuan fan. Sirkulasi

udara di dalam ruangan boks bagian atas seperti terlihat pada gambar 3.4 di atas,

udara panas akan keluar melalui lubang keluaran (outlet) jika panas melewati

batas maksimum dengan bantuan fan hisap.

Boks atas

Arm port

Alas objek

Penampil LCD Switch setting

(43)

2. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Rangkaian yang digunakan dalam perancangan hardware antara lain adalah:

a. Power supply

Power supply umumnya dipakai pada rangkaian listrik yang bertegangan rendah.

Dan dalam penelitian tugas akhir ini power supply menghasilkan output tegangan

yaitu 12V dan 5V DC yang akan dipakai sebagai sumber tegangan untuk

rangkaian mikrokontroler, LCD, driver pemanas dan driver fan.

Gambar 3.5 Rangkaian Power Supply

b. Rangkaian sensor

Rangkaian sensor yang digunakan adalah sensor LM35 yang terlihat seperti

gambar 3.6 yaitu sensor untuk suhu. Sensor ini memiliki 3 buah pin diantaranya:

1)pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan.

2)Pin 2 berfungsi sebagai output tegangan.

(44)

35

.

Gambar 3.6 Rangkaian sensor

Rangkaian sensor suhu ini berfungsi sebagai pendeteksi suhu ruangan di dalam

ruang inkubator bayi. Sensor LM35 bekerja dengan cara merasakan atau

mendeteksi keadaan suhu sekitar menjadi tegangan analog. Pada setiap

perubahan suhu per 10 = 10 mV. Tegangan output inilah yang menjadi sumber

inputan pada mikrokontroler. Suplai yang dibutuhkan berkisar antara 2,5 – 5,5 V.

c. Rangkaian pengendali

Rangkaian pengendali atau kontrol berfungsi untuk mengendalikan kerja dari

rangkaian pemanas serta pengendali fan yang digunakan pada inkubator bayi

seperti terlihat pada gambar 3.7. Rangkaian kontrol ini menggunakan

mikrokontroler ATmega16 yang memiliki fitur membaca nilai output dari

rangkaian sensor suhu.

(45)

Pin yang digunakan pada ATmega16 ini sebagai input adalah pin A0 yang

merupakan pin untuk sensor 1, pin A1 untuk sensor 2, serta pin A2 untuk sensor

3. Sedangkan pin outputnya adalah pin B0, pin B5 dan pin B6 untuk driver

pemanas serta pin B1 digunakan untuk driver fan. Keypad menggunakan pin B2,

B3, dan B4. Untuk LCD digunakan Pin D.

d. Rangkaian pemicu

Gambar 3.8 adalah rangkaian yang digunakan untuk pensaklaran yang dipakai

untuk kipasdanheater juga sekaligus sebagai pemisah antara rangkaian switching

dan mikrokontroler.

Gambar 3.8 Rangkaian Pemicu

Keluaran dari PORTB0 menjadi masukan untuk mengaktifkan optocoupler, pada

kaki 6 MOC3041 terhubung pada kaki 2 BT139 dan sumber. Sedangkan kaki 1

BT139 terhubung pada salah satu beban.

e. Rangkaian LCD

LCD digunakan untuk menampilkan perintah-perintah yang ditulis pada program

(46)

37

terbaca pada pin input ADC dan menampilkan program interupsi dari

mikrokontroler ATmega16.

Gambar 3.9 Rangkaian LCD ke Mikrokontroler

Pada gambar 3.8 diatas dapat dilihat bahwa, kaki 4, 5, 6, 11, 12, 13, 14 pada LCD

dihubungkan kepada port C pada ATmega16, sedangkan kaki 1 dan 3 terhubung

dengan ground.

f. Keypad

Keypad pada rangkaian ini merupakan susunan tombol yang terhubung dengan

mikrokontroler dan berfungs sebagai tombol untuk memberikan nilai setting suhu.

Gambar 3.10 Keypad

Tombol-tombol yang digunakan merupakan saklar push button yang berfungsi

(47)

Tombol-tombol disini difungsikan sebagai saklar untuk mengubah setting suhu

pada set point dimana terdapat 3 (tiga) buah tombol yaitu setting, plus, dan minus.

3. Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang digunakan untuk memprogram mikrokontroler

menggunakan bahasa pemrograman C pada software Code Vision AVR.

Gambar 3.11 Tampilan software Code Vision AVR

Langkah-langkah perancangan perangkat lunak ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pembuatan source code program, kemudian simpan file dengan nama

yang sama dengan ekstensi (.c) (.prj) (.cwp).

2. Source code tadi kemudian di-compile untuk menghasilkan file dengan

(48)

39

Setelah didapatkan file dengan ekstensi .hex maka file tersebut dapat di-download

ke mikrokontroler denga menggunakan AVR Prog AVR yang ada di Code Vision

AVR atau menggunakan aplikasi lain yang berfungsi untuk men-download file

.hex ke mikrokontroler.

Prosedur pembuatan program sampai dengan proses men-download program ke

mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 3.12 di bawah ini.

Gambar 3.12 Diagram alir pembuatan program

Program yang dirancang sebagai kendali pada rangkaian sistem pengendali suhu

pada inkubator bayi mengacu pada perangkat keras yang telah dijelaskan

(49)

Mulai

(50)

69

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan perancangan dan pembuatan inkubator bayi serta mengujinya,

maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem fault tolerance pada inkubator ini dapat berfungsi dengan baik, yaitu

ditandai dengan berfungsinya pemanas cadangan pada kondisi salah satu

pemanas utama mengalami kegagalan kerja. Dimana pada kondisi normal

pencapaian suhu di dalam inkubator bayi dengan waktu rata-rata 4 menit per

1oC.

2. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pemanasan suhu di dalam inkubator

bayi mulai dari suhu ruang di dalam inkubator bayi hingga mencapai suhu set

point 32oC sebesar 8.25 menit, sedangkan untuk kenaikan suhu pada

masing-masing set point yang berbeda-beda hingga mencapai suhu stabil yaitu

rata-rata 1oC per 4 menit.

3. Kestabilan suhu inkubator dapat dipertahankan dengan baik selama 5 jam

dengan masing-masing set point suhu inkubator selama satu jam tanpa

melebihi batas ralat yang diinginkan yaitu ± 1 °C dari suhu setelan yang

(51)

B. Saran

1. Agar diperoleh hasil pengukuran yang lebih baik, maka harus diperhatikan

dalam penggunaan sensor suhu yang mempunyai faktor kesalahan yang kecil.

Sensor suhu LM35 dapat digantikan dengan sensor suhu lain seperti SHT11

yang mempunyai faktor kesalahan yang kecil untuk mendapatkan hasil

pengukuran yang lebih akurat.

2. Pemilihan pemanas yang lebih baik seperti elemen pemanas listrik yang

mampu menghasilkan panas dengan baik dan mampu menjaga panas dengan

stabil, penggunaan lampu pijar mempunyai kekurangan pada cahaya yang

dihasilkan.

3. Dapat ditambahkan pengukuran kelembaban dan kamera pengawas serta

(52)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2006.

[2] Sugito, Heri. Rancang Bangun Sistem Pengaturan Suhu Ruang Inkubator Bayi Berbasis Microcontroller AT89S51. Jurusan Fisika FMIPA Undip Semarang; 2009.

[3] Nurlandi, Farida. Desain Inkubator Bayi Dengan Kontrol Otomatis Yang Ekonomis Untuk Klinik Persalinan (Ecobator). Surabaya: Jurusan Desain Produk Industri FTSP ITS; 2010.

[4] Keterampilan Klinik Menghangatkan Bayi. Lampung: Majelis Pendidikan Tinggi Akbid Muhammadiyah Pringsewu; 2008.

[5] Andrianto, Heri. Pemrograman mikrokontroler AVR ATmega16. Bandung; 2008.

[6] Zuhal. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektonika Daya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 1995.

[7] YP-100 Infact Incubator. Operator and Service Manual. GEA MEDICAL

Gambar

Tabel 1. Daftar Judul Penelitian
Gambar 2.1 Inkubator Bayi
Gambardi atas menunjukan bentuk dari sensor LM35, 3 pin sensor LM35 fungsi
Gambar 2.3 Blok diagram fungsional ATmega16
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian pada hari ini dapat kami sampaikan bahwa dari hasil penyelidikan epidemiologi yang terus dilakukan oleh Tim Surveilans Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Batam

#2019GantiPresiden ini menjadi gerakan organik yang mengalami eskalasi secara luas terjadi karena beberapa hal, yaitu; adanya dukung politik pada level elite, perkembangan

Hasil : Di RSUD Kabupaten Sampang periode tahun 2010 – Mei 2012, menunjukkan kecenderungan peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi, terjadi peningkatan penanganan

Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak biasa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Perubahan yang

Kandungan senyawa kimia yang berupa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon dan senyawa lainnya seperti yang tercantum dalam Tabel 2.1 tersebut tersebar dalam

Bahwa peranan Pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat dan penegak hukum menjadi hal yang sangat penting untuk dilaksanakan untuk memberikan kepastian hukum dan jaminan bagi

kelompok teman sebaya anak!anak menerima umpan balik dari teman!teman mereka tentang kemampuan mereka. 6nak!anak menilai apa!apa yang mereka la kukan, apakah dia lebih baik dari

Laser cutting untuk logam memiliki keunggulan dibandingkan plasma cutting, yaitu pengerjaan menjadi lebih tepat dan penggunaan energi yang lebih sedikit