• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI ARTER DESA HURUN KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG (FEASIBILITY STUDY OF MICRO HYDRO POWER PLANT (MHP) ON ARTER RIVER AT HURUN VILLAGE PADANG CERMIN DISTRICT PESAWAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI ARTER DESA HURUN KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG (FEASIBILITY STUDY OF MICRO HYDRO POWER PLANT (MHP) ON ARTER RIVER AT HURUN VILLAGE PADANG CERMIN DISTRICT PESAWAR"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

MIKROHIDRO (PLTMH) PADA SUNGAI ARTER DESA HURUN

KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

LAMPUNG

Oleh

EDO TRINANDO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI ARTER DESA HURUN KECAMATAN

PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG

Oleh

EDO TRINANDO

Listrik sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Di negara Indonesia listrik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat dan industri. Pasokan energi listrik di Indonesia ditargetkan dapat menggunakan 5% berasal dari energi terbarukan, hal itu telah dicantumkan pada peraturan Pemerintah no 3 tahun 2005. Salah satu pembangkit listrik yang berpotensi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), yang merupakan satu implementasi dari green energy initiative yaitu mendorong energi terbarukan. Jika potensi PLTMH dapat dikembangkan, maka paling tidak 12.000 MWh atau sebesar 14% dari kebutuhan energi total Indonesia tahun 2005 dapat disumbang dari PLTMH.

Tujuan dari tugas akhir ini: “Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sungai Arter di Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Lampung” adalah untuk merencanakan suatu pembangkit listrik tenaga air skala kecil yang dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan sebagai pemenuhan energi listrik di Indonesia terutama untuk masyarakat yang belum bisa menikmati listrik dari PLN.

Prosedur untuk memperoleh data untuk Head bersih menggunakan metode selang plastik serta menggunakan metode perhitungan, sehingga Head bersih didapat sebesar 11,15 m. Untuk menentukan besarnya debit air, metode yang digunakan adalah metode benda apung, serta melakukan beberapa perhitungan dan didapatlah debit air sebesar 66,7 l/s. Dan daya yang dihasilkan sebesar 5,10 Kw. Dari ketiga data maka turbin yang cocok digunakan adalah turbin jenis cross flow.

(3)

FEASIBILITY STUDY OF MICRO HYDRO POWER PLANT (MHP) ON ARTER RIVER AT HURUN VILLAGE PADANG CERMIN DISTRICT PESAWARAN

REGION LAMPUNG

BY

EDO TRINANDO

Electricity is very important in human life. In Indonesia,electricity is a basic necessity for society and industry. Electrical energy supply in Indonesia is targeted to use the 5% comes from renewable energy, it has been included in the government regulation No. 3 of 2005. One of the power plants that are potentially is Micro Hydro Power (MHP), which is an implementation of the green energy initiative to encourage renewable energy step. If the MHP potential can be developed, then at least 12,000 MWh or 14% of Indonesia's total energy needs in 2005 are contributed by the MHP.

The purpose of this final project: " Feasibility Study of micro hydro power plant (MHP) on arter river at hurun village Padang Cermin district Pesawaran region lampung " is to plan a hydroelectric small scale power plant that can be used and applied as a fulfillment of electrical energy in Indonesia, especially for people who can not enjoy electricity.

The Procedures to obtaining data for Head cleaner using a plastic hose method and calculation method, so the net head of 11.15 m obtained. To determine the amount of water flow, the method used is the method of floating objects, as well as doing some calculations and obtained intake capacity of 66.7 l / s. And the resulting power of 5.10 Kw. The data result from the third turbine is suitable types of cross flow turbine.

(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

1. Sumber Energi Tak Terbaharui ... 6

2. Sumber Energi Terbaharui ... 8

B. PLTMH ... 13

1. Keuntungan PLTMH ... 16

2. Prinsip Kerja PLTMH ... 16

3. Komponen PLTMH ... 17

(7)

2. Turbin Kaplan & Propeller ... 21

3. Turbin Pelton ... 22

4. Turbin Turgo ... 23

5. Turbin Crossflow ... 24

D. Klasifikasi Turbin Air ... 30

1. Berdasarkan Model Aliran Air Masuk Runner ... 30

2. Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerja ... 32

E. Kriteria Pemilihan Jenis Turbin ... 33

1. Berdasarkan Kecepatan Spesifik ... 34

2. Berdasarkan Head dan Debit ... 36

3. Berdasarkan Nilai Efisiensinya ... 40

F. Daya Yang Dihasilkan Turbin ... 41

III.METODOLOGI PENELITIAN

C. Metode Pengumpulan Data ... 45

1. Pembuatan Formulir ... 45

2. Data Primer ... 47

(8)

D. Metode Pengolahan Data ... 51

E. Diagram Alir ... 52

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A.Kondisi Daerah Studi ... 53

B.Data Primer... 56

1. Debit Sungai (Metode Benda Apung) ... 56

2. Data Head Gross ... 59

3. Diameter Pipa Penstock ... 59

4. Menentukan Head Efektif ... 60

5. Daya ... 63

7. Diameter Pully Generator dan Pully Turbin ... 83

D.Estimasi Biaya ... 85

1. Biaya Penduduk Menggunakan Listrik PLN ... 85

2. Biaya Penduduk Menggunakan Listrik PLTMH ... 86

(9)

A. Simpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA

(10)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

bumi dan gas akan semakin meningkat. Pada beberapa dasawarsa mendatang,

kita harus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tersebut, karena

bahan bakar fosil adalah sumber daya yang terbatas dan suatu saat pasti akan

habis (Vienna 1981).

Menurut data Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025 yang

dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM)

pada tahun 2005, cadangan minyak bumi di Indonesia pada tahun 2004

diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 18 tahun dengan rasio

perbandingan antara cadangan dan produksi minyak bumi pada tahun tersebut.

Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan

batubara 147 tahun.Untukmengurangi ketergantungan sumber daya alam yang

bersumber dari fosil tersebut maka para ilmuwan mulai mengambil inisiatif

energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan, energi

alternatif tersebut antara lain energi air, angin, biomassa, matahari dan

geothermal. Energi alternatif ini dalam jangka panjang jika diperbaharui

sungguh-sungguh maka akan memainkan peranan yang sangat penting dalam

(11)

peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1989 tentang penyediaan pemanfaatan

tenaga listrik, menyatakan bahwa penyediaan tenaga listrik dilakukan dengan

memanfaatkan seoptimal mungkin sumber energi primer setempat dengan

kewajiban mengutamakan pemanfaatan sumber energi terbarukan. Dalam

rangka diversifikasi energi dan pemafaatan energi terbarukan tersebut, pasokan

tenaga listrik pada tahun 2020 ditargetkan dapat menggunakan minimal 5%

berasal dari energi terbarukan.

Salah satu pembangkit listrik skala kecil yang potensial adalah Pembangkit

Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), yang merupakan satu implementasi dari

green energy initiative yaitu mendorong energi terbarukan, efisiensi energi dan

energi bersih. Program pembangunan PLTMH bertujuan untuk mendorong

kegiatan ekonomi masyarakat terutama di lokasi yang potensial namun belum

dioptimalkan. PLTMH memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan

pembangkit listrik jenis lainnya, seperti bersih lingkungan, tidak konsumtif

terhadap pemakaian air, lebih awet (tahan lama / long life), biaya operasinya

lebih kecil dan sesuai untuk daerah terpencil. Disamping itu perawatan

mekanik dan elektrik PLTMH lebih mudah. Dari sisi sosial-ekonomi PLTMH

ini dapat dioperasikan oleh masyarakat desa atau lembaga lokal, serta

menunjang pengembangan aktivitas ekonomi produktif.

PLTMH adalah salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) low

head dengan kapasitas kurang dari 500 Kilo Watt (kW). Potensi total PLTMH

di Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 500 Mega Watt (MW), yang sudah

(12)

lokasi-lokasi baru. Jika potensi PLTMH dapat dikembangkan maka paling

tidak 12.000 MWh atau sebesar 14% dari kebutuhan energi total Indonesia

tahun 2005 dapat disumbang dari PLTMH. Potensi tenaga air tersebar hampir

di seluruh Indonesia dan diperkirakan mencapai 75.000 MW, sementara

pemanfaatanya baru sekitar 2,5 % dari potensi yang ada. Jika studi potensi

PLTMH dapat diintensifkan, maka presentase sumbangan PLTMH terhadap

kebutuhan energi nasional meningkat juga.

Pada pelaksanaan studi kelayakan sumber energi listrik terbarukan dan

pemanfaatannya, penulis tertarik untuk mengkaji potensi PLTMH yang dapat

dimanfaatkan pada sungai Arter Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Mengetahui besarnya debit dan head di sungai Arter Desa Hurun

Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinisi Lampung.

2. Menentukan jenis turbin air yang sesuai dengan kondisi head dan debit air

sungai Arter di Desa Hurun.

3. Merancang turbin mikrohidro dengan dimensi dan jumlah sudu sesuai head

(13)

Batasan masalah diberikan agar pembahasan dari hasil yang didapatkan lebih

terarah. Adapun batasan masalah yang diberikan pada penelitian ini adalah :

1. Pengambilan data debit air dan head dilakukan secara langsung (primer).

2. Studi potensi ini hanya menentukan jenis turbin sampai desain turbin hasil

perancangan.

3. Pemilihan material turbin tidak dibahas dalam penelitian ini.

4. Panjang poros menyesuaikan dimensi turbin.

5. Gesekan air pada tepi sungai pada pengukuran kecepatan laju air diabaikan.

D. Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah,

metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan landasan teori secara umum serta hal-hal yang

perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembangunan suatu

pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi beberapa tahapan persiapan sebelum pengujian,

(14)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan pembahasan serta hasil data yang didapat dari

penelitian dan pembahasannya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Energi

Definisi energi, energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha.

Energi merupakan besaran yang kekal, artinya enegi tidak dapat diciptakan dan

dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pada

dasarnya sumber energi di dunia banyak dan tersebar dimana-mana. Tetapi hanya

sebagian saja yang dimanfaatkan oleh manusia yaitu energi dari minyak bumi,

bahan fosil dan gas alam, sedangkan sumber energi lain seperti sampah dedaunan,

kayu, angin, air, matahari, dan gelombang pasang sedikit sekali dimanfaatkan.

Menurut dari sumber didapatnya energi, energi terbagi menjadi 2 antara lain :

1. Sumber Energi Tak Terbaharui

Ialah sumber daya alam yang apabila digunakan secara terus-menerus akan

habis. Sumber energi ini yaitu yang berasal dari minyak bumi, bahan fosil, dan

gas alam. Semua sumber ini memerlukan proses yang panjang untuk

mendapatkannya dan kemudian dapat dimanfaatkan, sebagai contoh minyak bumi

membutuhkan proses berjuta-juta tahun. Sebaliknya, pengekplotasianya dilakukan

terus-menerus dan bisa dibayangkan pasti persediaannya akan menipis dan

mungkin akan habis. Hal inilah mengakibat harga minyak bumi dunia melonjak

dengan tajam sampai mendekati 100 dolar AS/barel. Menurut data Blueprint

(16)

Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun 2005, cadangan minyak

bumi di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan akan habis dalam kurun waktu

18 tahun dengan rasio cadangan/produksi pada tahun tersebut. Sedangkan gas

diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun.

Oleh karena itu sekarang ini para ahli berlomba untuk mencari alternatif sumber

energi.

Biasanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui berasal dari

barang tambang (minyak bumi dan batu bara) dan bahan galian (emas, perak,

timah, besi, nikel dan lain-lain). Sumber energi ini banyak digunakan disegala

sektor sekarang ini. Dan berikut adalh hasil tambang dan galian.

a. Minyak Bumi

Minyak bumi berasal dari hewan (plankton) dan jasad-jasad renik yang telah mati

berjuta-juta tahun.

 Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang.

 Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor.

 Kerosin untuk bahan baku lampu minyak.

 Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel.

 LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas.

 Oli ialah bahan untuk pelumas mesin.

 Vaselin ialah salep untuk bahan obat.

 Parafin untuk bahan pembuat lilin.

(17)

b. Batu Bara

Batu bara berasal dari turmbuhan purba yang telah mati berjuta-juta tahun yang

lalu. Batu bara banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan industri

dan rumah tangga. Dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.

 Biji Besi untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain.

 Tembaga merupakan jenis logam yang mempunyai warna

kekuning-kuningan, lunak dan mudah ditempa.

 Bauksit sebagai bahan dasar pembuatan alumunium.

 Emas dan Perak untuk perhiasan.

 Nikel untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.

 Gas alam untuk bahan bakar kompor gas.

 Mangaan untuk pembuatan pembuatan besi baja.

 Besi dan Timah besi berasal dari bahan yang bercampur dengan tanah, pasir

dan sebagainya. Besi merupakan bahan endapan dan logam yang berwarna

putih. Timah berasal dari bijih-bijih timah yang tersimpan di dalam bumi.

2. Sumber Energi Terbaharui

Konsep energi terbaharui diperkenalkan pada tahun 1970 sebagai bagian

dari usaha mencoba bergerak melewati pengembangan bahan bakar nuklir dan

fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat diisi

kembali oleh alam, proses berkelanjutan. Di bawah definisi ini, bahan bakar nuklir

dan fosil tidak termasuk ke dalamnya. Sumber energi ini belumlah banyak

(18)

sekitar yaitu angin, air, biogas, biomass dan energi matahari. Beberapa contoh

energi terbarukan antara lain :

a. Energi Geothermal

Energi ini merupakan energi pancaran dan radiasi yang dapat digunakan

untuk memasak. Geothermal adalah energi yang dihasilkan dengan cara

mengambil panas bumi. Ada 3 macam power plants yang digunakan

untuk mendapatkan energi dari energi geothermal, yaitu dry steam,flash,

dan binary. Dry steam plants mengambil uap panas bumi dan langsung

digunakan untuk menggerakan turbin yang memutar generator penghasil

listrik. Flash plants mengambil air panas, biasanya bersuhu lebih dari

2000C, dari tanah yang kemudian mendidih pada saat naik ke permukaan

dan kemudian dipisahkan antara air panas dan uap panas yang dialirkan

ke turbin. Untuk binary plants, air panas mengalir melalui heat

exchangers, mendidihkan cairan organik yang memutarkan turbin. Uap

panas yang dimampatkan dan sisa dari cairan geothermal, dari ketiga cara

diatas disuntikkan lagi ke batuan panas agar menghasilkan panas lagi.

Energi geothermal berasal dari penguraian radioaktif di pusat Bumi, yang

membuat Bumi panas dari dalam, dan dari matahari, yang membuat panas

permukaan bumi.

b. Energi Sustainable

Seluruh energi terbaharui secara definisi juga merupakan energi

sustainable, yang berarti mereka tersedia dalam waktu jauh ke depan yang

(19)

tenaga nuklir bukan energi diperbaharui, namun pendukung nuklir dapat

sustainable dengan penggunaan reaktor breeder menggunakan

uranium-238 atau thorium atau keduanya. Di sisi lain banyak penentang nuklir

menggunakan istilah sustainable sebagai sinonim untuk energi terbaharui,

dan oleh karena itu tidak memasukkan nuklir ke dalam energi terbaharui

modern (sustaniable).

c. Energi Surya

Karena kebanyakan energi terbaharui pusatnya adalah "energi surya"

istilah ini sedikit membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah

energi yang dikumpulkan langsung dari cahaya matahari. Tenaga surya

dapat digunakan untuk:

Menghasilkan listrik menggunakan sel surya

 Menghasilkan listrik menggunakan pembangkit tenaga panas surya

 Menghasilkan listrik menggunakan menara surya

 Memanaskan gedung, secara langsung

 Memanaskan gedung, melalui pompa panas

 Memanaskan makanan, menggunakan oven surya.

d. Energi Angin

Karena matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak merata, maka

terbentuklah angin. Energi kinetik dari angin dapat digunakan untuk

menjalankan turbin angin, beberapa mampu memproduksi tenaga 5 MW.

Tenaga keluaran adalah fungsi kubus dari kecepatan angin, maka turbin

(20)

dalam praktek sangat sedikit wilayah yang memiliki angin yang bertiup

terus menerus. Namun begitu di daerah pesisir atau daerah di ketinggian,

tersedia angin yang cukup konstan. Pada tahun 2005 telah ada ribuan

turbin angin yang beroperasi di beberapa bagian dunia, dengan perusahaan

"utility" memiliki kapasitas total lebih dari 47.317MW. Kapasitas

merupakan output maksimum yang memungkinkan dan tidak menghitung

"load factor". Ladang angin baru dan taman angin lepas pantai telah

direncanakan dan dibuat di seluruh dunia. Ini merupakan cara penyediaan

listrik yang tumbuh dengan cepat di abad ke-21 dan menyediakan

tambahan bagi stasiun pembangkit listrik utama. Kebanyakan turbin yang

digunakan menghasilkan listrik sekitar 25% dari waktu (load factor 25%),

tetapi beberapa mencapai 35%. Load factor biasanya lebih tinggi pada

musim dingin. Ini berarti bahwa turbin 5 MW dapat memiliki output

rata-rata 1,7 MW dalam kasus terbaik.

e. Energi Biomass

adalah sumber renewable energy atau energi terbarukan karena energi ini

berasal dari matahari. Melalui proses photosintesa, tanaman menangkap

tenaga matahari . Tumbuhan biasanya menggunakan fotosintesis untuk

menyimpan tenaga surya, air, dan CO2. Bahan bakar bio adalah bahan

bakar yang diperoleh dari biomass - organisme atau produk dari

metabolisme mereka, seperti kotoran dari sapi merupakan energi

terbaharui. Biasanya bahan bakar bio dibakar untuk melepas energi kimia

(21)

menjadi listrik menggunakan sel bahan bakar adalah bidang penelitian

yang sangat aktif. Dalam hal ini biomass berfungsi sebagai aki tempat

penyimpanan energi surya. Biomass yang diproduksi dengan teknik

pertanian, seperti biodiesel, ethanol, dan bagasse (seringkali sebuah

produk sampingan dari pengkultivasian Tebu) dapat dibakar dalam mesin

pembakaran dalam atau pendidih. Pembuatan biomass harus melalui

beberapa proses seperti berikut: harus dikembangkan, dikumpulkan,

dikeringkan, difermentasi dan dibakar. Seluruh langkah ini membutuhkan

banyak sumber daya dan infrastruktur.

f. Energi Air (Hydropower)

Energi dapat digunakan dalam bentuk gerak atau perbedaan suhu. Karena

air ribuan kali lebih berat dari udara, maka aliran air yang pelan pun dapat

menghasilkan sejumlah energi yang besar. Air merupakan sumber energi

yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi

potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga

air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir.

Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud

energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak

dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang

memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Kalau

listrik yang dihasilkan tidak terlalu besar, teknologi yang digunakan

disebut microhydro, listrik dari cara ini maksimal menghasilkan 100 kW.

(22)

penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki

abad 19, turbin air mulai dikembangkan. (Prayitno, 2005)

B. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit

listrik berskala kecil (kurang dari 200 kW), yang memanfaatkan tenaga (aliran) air

sebagai sumber penghasil energy. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan

dan layak disebut clean energy karena ramah lingkungan. Dari segi teknologi,

PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan , serta

mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang. Secara ekonomi, biaya

operasi dan perawatannya relative murah, sedangkan biaya investasinya cukup

bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. PLTMH biasanya dibuat dalam skala

desa di daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga

air yang digunakan dapat berupa aliran air pada system irigasi, sungai yang

dibendung atau air terjun (Ismono, 1999). Pada gambar 1 dapat kita lihat contoh

gambar dari PLTMH

Gambar 1. Pembangkit Listrik Mikrohidro (Laymand, 1998)

Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit

(23)

sumber daya (resources) penghasil listrik yang memiliki kapasitas aliran dan

ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun

ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi yang bias dimanfaatkan

untuk menghasilkan energi listrik. Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan

kenyataan bahwa air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan

ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada volume aliran air per

satuan waktu (flow capacity), sedangkan beda ketinggian daerah aliran sampai ke

instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white

resources dengan terjemahan bebas bias dikatakan “energi putih”, dikatakan

demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini menggunakan sumber

daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan

bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air

mengalir. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air

(sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikrohidro mendapatkan energi

dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya,

mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi

jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi

energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air

dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air

menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah

pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk

(24)

putaran poros turbin akan diubah menjadi sebuah energi listrik oleh sebuah

generator.

Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar,

misalnya dengan ketinggian air 2.5 m dapat dihasilkan listrik 400 watt. Relatif

kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala

besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang

diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan

salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan

lingkungan. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan

mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA dibawah

ukuran 200 kW digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem

pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi

listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.

Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air

dibedakan sesuai pada tabel berikut :

Tabel 1. Pembangkit listrik berdasarkan daya

(25)

1. Keuntungan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

a. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini

cukup murah karena menggunakan energi alam.

b. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah

terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit

latihan.

c. Tidak menimbulkan pencemaran.

d. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.

e. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan

sehingga ketersediaan air terjamin.

2. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Pembangkit listrik tenaga air skala piko pada prinsipnya memanfaatkan

beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran

irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga

menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator

dan generator menghasilkan listrik. Sebuah skema mikrohidro memerlukan dua

hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga yang

dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk

ketinggian dan aliran (energi potensial) kedalam bentuk energi mekanik dan

(26)

3. Komponen-Komponen PLTMH

Pada gambar 2 dapat kita lihat bentuk skema dari PLTMH

Gambar 2. Skema PLTMH (Laymand, 1998)

Komponen PLTMH secara umum terdiri dari :

a. Bendungan (Weir) dan Intake

Pada umumnya instalasi PLTMH merupakan pembangkit listrik tenaga air

jenis aliran sungai atau saluran irigasi langsung, jarang yang merupakan

jenis waduk (bendungan besar). Konstruksi bangunan intake untuk

mengambil air langsung dapat berupa bendungan (weir) yang melintang

sepanjang lebar sungai atau langsung membagi aliran air sungai tanpa

dilengkapi bangunan bendungan. Lokasi intake harus dipilih secara cermat

untuk menghindarkan masalah di kemudian hari. Pada gambar 3 dapat kita

lihat gambar bendungan (weir) dan intake.

(27)

b. Bak Pengendap (Settling Basin)

Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari

air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi

komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir. Pada gambar 4 dapat

kita lihat Bak pengendap (Settling Basin).

Gambar 4. Bak Pengendap (Laymand, 1998)

c. Saluran Pembawa (Headrace)

Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi

dari air yang disalurkan. Pada gambar 5 dapat kita lihat saluran Pembawa

(Headrace).

Gambar 5. Saluran Pembawa (Laymand, 1998)

d. Headtank (Bak Penenang)

Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air

(28)

dalam air seperti pasir, kayu-kayuan. Pada gambar 6 dapat kita lihat Bak

Penenang (Headtank).

Gambar 6. Bak Penenang (Laymand, 1998)

e. Penstock (PipaPesat).

Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan

air dari bak penenang (forebay tank). Perencanaan pipa pesat mencakup

pemilihan material, diameter penstock, tebal dan jenis sambungan

(coordination point). Pemilihan material berdasarkan pertimbangan

kondisi operasi, aksesibility, berat, sistem penyambungan dan biaya.

Diameter pipa pesat dipilih dengan pertimbangan keamanan, kemudahan

proses pembuatan, ketersediaan material dan tingkat rugi-rugi (fiction

losses) seminimal mungkin. Ketebalan penstock dipilih untuk menahan

tekanan hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi. Pada gambar 7

(29)

Gambar 7. Penstock (Laymand, 1998)

f. Turbin Air

Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi

mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air

menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu

turbin impuls dan turbin reaksi.

g. Generator

Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi

mekanik menjadi energi listrik. Berikut gambar dari Generator

(30)

C. Turbin Air

Berikut jenis dari turbin air :

1. Turbin Francis

Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang

diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan

rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah.

Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu

pengarah pada turbin Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah

yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk

penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah

yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat. Gambar 9 menunjukkan

sketsa dari turbin Francis.

Gambar 9. Turbin Francis ( Haimerl, L.A., 1960)

2. Turbin Kaplan & Propeller

Turbin Kaplan dan Propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial.

(31)

tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu. Gambar 10

merupakan bentuk dari turbin Kaplan.

Gambar 10. Turbin Kaplan ( Haimerl, L.A., 1960)

3. Turbin Pelton

Turbin Pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu

set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari

satu atau lebih alat yang disebut nozzle. Turbin Pelton adalah salah satu

dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin ini cocok digunakan

untuk head tinggi. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang

simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan

mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke

kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan

membebaskan sudu dari gaya-gaya samping sehingga terjadi konversi

energi kinetik menjadi energi mekanis. Turbin Pelton untuk pembangkit

skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 m tetapi untuk skala

mikro head 20 m sudah mencukupi. Gambar 11 merupakan bentuk dari

(32)

Gambar 11. Turbin Pelton (Haimerl, L.A., 1960)

4. Turbin Turgo

Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 m s/d 300 m. Seperti turbin

Pelton turbin Turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda.

Pancaran air dari nozzle membentur sudu pada sudut 20º. Kecepatan

putar turbin Turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya

dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga

menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan. Pada

Gambar 12 menunjukkan bentuk turbin Turgo.

(33)

5. Turbin Cross-Flow

Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin

aksi (impulse turbine). Prinsip kerja turbin ini mula-mula ditemukan

oleh seorang insinyur Australia yang bernama A.G.M. Michell pada

tahun 1903. Kemudian turbin ini dikembangkan dan dipatenkan di

Jerman Barat oleh Prof. Donat Banki sehingga turbin ini diberi nama

Turbin Banki kadang disebut juga Turbin Michell-Ossberger (Haimerl,

L.A., 1960). Pada dasarnya turbin ini bekerja menggunakan tenaga

jatuhan air sehingga turbin akan berputar, dan putaran itu akan

menggerakkan generator yang akan menghasilkan listrik. Berikut

gambar 13 prinsip kerja turbin Cross-Flow.

Gambar 13. Prinsip kerja turbin Cross-Flow (Haimerl, 1960)

Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan

dibanding dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro

lainnya. Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat

biaya pembuatan penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir

(34)

ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil dan lebih kompak dibanding

kincir air. Diameter kincir air yakni roda jalan atau runnernya biasanya

2 meter ke atas, tetapi diameter Turbin Cross-Flow dapat dibuat hanya

20 cm saja sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan jauh lebih sedikit,

itulah sebabnya bisa lebih murah. Demikian juga daya guna atau

effisiensi rata-rata turbin ini lebih tinggi dari pada daya guna kincir air.

Hasil pengujian laboratorium yang dilakukan oleh pabrik turbin

Ossberger Jerman Barat yang menyimpulkan bahwa daya guna kincir

air dari jenis yang paling unggul sekalipun hanya mencapai 70 %

sedang effisiensi turbin Cross-Flow mencapai 82 % ( Haimerl, L.A.,

1960 ). Tingginya effisiensi Turbin Cross-Flow ini akibat pemanfaatan

energi air pada turbin ini dilakukan dua kali, yang pertama energi

tumbukan air pada sudu-sudu pada saat air mulai masuk, dan yang

kedua adalah daya dorong air pada sudu-sudu saat air akan

meninggalkan runner. Adanya kerja air yang bertingkat ini ternyata

memberikan keuntungan dalam hal effektifitasnya yang tinggi dan

kesederhanaan pada sistim pengeluaran air dari runner. Untuk Turbin

Cross Flow dengan Q/Qmak = 1 menunjukan effisiensi yang cukup

tinggi sekitar 80%, disamping itu untuk perubahan debit sampai dengan

Q/Qmak = 0,2 menunjukan harga effisiensi yang relatif tetap ( Meier,

(35)

Turbin Cross-Flow dapat dioperasikan pada debit 20 m3/s hingga 10

m3/s dan head antara 1 s/d 200 m. Turbin Cross-Flow secara umum

dapat dibagi dalam dua tipe yaitu ( Meier, Ueli, 1981 )

1. Tipe T1, yaitu Turbin Cross-Flow kecepatan rendah .

2. Tipe T3, yaitu Turbin Cross-Flow kecepatan tinggi.

Kedua tipe turbin tersebut lebih dijelaskan oleh gambar.

Gambar 14. Dua Tipe Turbin Cross-Flow ( Meier, Ueli, 1981 )

(36)

Dari kesederhanaannya jika dibandingkan dengan jenis turbin lain,

maka Turbin Cross-Flow yang paling sederhana. Sudu-sudu Turbin

Pelton misalnya, bentuknya sangat pelik sehigga pembuatannya harus

dituang. Demikian juga runner Turbin Francis, Kaplan dan Propeller

pembuatannya harus melalui proses pengecoran/tuang. Tetapi runner

Turbin Cross-Flow dapat dibuat dari material baja sedang (mild steel)

seperti ST.37, dibentuk dingin kemudian dirakit dengan konstruksi las.

Demikian juga komponen-komponen lainnya dari turbin ini semuanya

dapat dibuat di bengkel-bengkel umum dengan peralatan pokok mesin

las listrik, mesin bor, mesin gerinda meja, bubut dan peralatan kerja

bangku, itu sudah cukup. Dari kesederhanaannya itulah maka Turbin

Cross-Flow dapat dikelompokan sebagai teknologi tepat guna yang

pengembangannya di masyarakat pedesaan memiliki prospek cerah

karena pengaruh keunggulannya sesuai dengan kemampuan dan

harapan masyarakat.

Dari beberapa kelebihan Turbin Cross-Flow itulah, maka sampai

saat ini pemakaiannya di beberapa negara lain terutama di Jerman Barat

sudah tersebar luas, bahkan yang dibuat oleh pabrik Turbin Ossberger

sudah mencapai 5.000 unit lebih, sebagaimana diungkapkan oleh Prof.

Haimerl (1960) dalam suatu artikelnya.

Selanjutnya Prof. Haimerl (1960) menyatakan pula bahwa setiap

unit dari turbin ini dapat dibuat sampai kekuatan kurang lebih 750 kW,

(37)

debit air sampai 3.000 l/s. Cocok digunakan untuk PLTMH, penggerak

instalasi pompa, mesin pertanian, workshop, bengkel dan lain

sebagainya.

Gambar 16. Model Rakitan Turbin Cross-Flow (Haimerl, L.A., 1960)

Keterangan : 1. Elbow 6. Rangka pondasi

2. Poros katup 7. Rumah turbin

3. Katup 8. Tutup turbin

4. Nozel 9. Poros runner

5. Runner

Komponen -komponen turbin yang penting adalah sebagai berikut :

a. Sudu Pengarah

biasanya dapat diatur untuk mengontrol kapasitas aliran yang masuk

turbin.

b. Roda Jalan atau Runner Turbin

pada bagian ini terjadi peralihan energi potensial fluida menjadi energi

(38)

c. Poros Turbin

pada poros turbin terdapat runner dan ditumpu dengan bantalan radial

dan bantalan axial.

d. Rumah Turbin

biasanya berbentuk keong atau spiral, berfungsi untuk mengarahkan

aliran masuk sudu pengarah.

e. Pipa Hisap

Berfungsi mengalirkan air yang ke luar turbin ke saluran luar.

Turbin Cross-Flow menggunakan nozzle persegi panjang yang lebarnya

sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai

sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis.

Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energi nya

(lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin.

Gambar 17. Runner Cross-Flow (Cole, 2004)

Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang

piringan paralel. Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air

(39)

reservoir air maka head adalah beda ketinggian antara muka air pada

reservoir dengan muka air keluar dari kincir air/turbin air. (James

J.Doland, 1984).

D. Klasifikasi Turbin air

Dengan kemajuan ilmu Mekanika fluida dan Hidrolika serta

memperhatikan sumber energi air yang cukup banyak tersedia di pedesaan

akhirnya timbullah perencanaan-perencanaan turbin yang divariasikan terhadap

tinggi jatuh ( head ) dan debit air yang tersedia. Dari itu maka masalah turbin air

menjadi masalah yang menarik dan menjadi objek penelitian untuk mencari

sistim, bentuk dan ukuran yang tepat dalam usaha mendapatkan effisiensi turbin

yang maksimum.

Pada uraian berikut akan dijelaskan pengklasifikasian turbin air berdasarkan

beberapa kriteria (Dietsel, 1989).

1. Berdasarkan Model Aliran Air Masuk Runner.

Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi

menjadi tiga tipe yaitu :

a. Turbin Aliran Tangensial

Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial atau

tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar, contohnya

(40)

Gambar 18. Turbin Aliran Tangensial (Haimerl, L.A., 1960)

b. Turbin Aliran Aksial

Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros

runner, Turbin Kaplan atau Propeller adalah salah satu contoh dari tipe

turbin ini. Gambar 19 menunjukkan Model Turbin Aliran Aksial.

Gambar 19. Model Turbin Aliran Aksial (Haimerl, L.A., 1960)

c. Turbin Aliran Aksial - Radial

Pada turbin ini air masuk ke dalam runner secara radial dan keluar

runner secara aksial sejajar dengan poros. Turbin Francis adalah termasuk

dari jenis turbin ini. Gambar 20 menunjukkan Model Turbin Aliran Aksial –

(41)

Gambar 20. Model Turbin Aliran Aksial- Radial (Sumber : Haimerl, L.A.,

1960

2. Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerjanya.

Dalam hal ini turbin air dapat dibagi atas dua tipe yaitu :

a. Turbin Impuls.

Semua energi potensial air pada turbin ini dirubah menjadi menjadi energi

kinetis sebelum air masuk/ menyentuh sudu-sudu runner oleh alat pengubah

yang disebut nozel. Yang termasuk jenis turbin ini antara lain : Turbin Pelton

dan Turbin Cross-Flow.

b. Turbin Reaksi.

Pada turbin reaksi, seluruh energi potensial dari air dirubah menjadi energi

kinetis pada saat air melewati lengkungan sudu-sudu pengarah, dengan

demikian putaran runner disebabkan oleh perubahan momentum oleh air. Yang

termasuk jenis turbin reaksi diantaranya : Turbin Francis, Turbin Kaplan dan

(42)

Gambar 21. Empat Macam Runner Turbin Konvensional (Sumber : Haimerl,

L.A., 1960)

E. Kriteria Pemilihan Jenis Turbin

Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan

kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat

spesifik.

Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan dimanfaatkan

untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan

jenis turbin, sebagai contoh : turbin Pelton efektif untuk operasi pada head

tinggi, sementara turbin Propeller sangat efektif beroperasi pada head rendah.

Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang

tersedia (Ismono, 1999).

Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator.

Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan

(43)

putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow berputar

sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.

Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut (Keller2, 1975)

dikelompokkan menjadi:

Low head power plant

Medium head power plant

High head power plant

Gambar 22. Tingkat head sumber air (Vienna, 1981)

Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan

mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem

operasi turbin, yaitu :

1. Berdasarkan Kecepatan Spesifik (Ns)

Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator.

Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan

(44)

yang diinginkan, sementara turbin pelton dan Cross-Flow berputar sangat lambat

(low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi. Faktor tersebut

seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan spesifik, Ns", yang didefinisikan:

4

Output turbin ditentukan dengan persamaan (Fox dan Mc Donald, 1995)

P = ρ x Q x H x  x g (2)

Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu berdasarkan

(45)

masing-masing, tabel 2. menjelaskan batasan kecepatan spesifik untuk beberapa turbin

kovensional .

Tabel 2. Kecepatan Spesifik Turbin Konvensional

No Jenis Turbin Kecepatan Spesifik

1. Pelton dan kincir air 10 ≤ Ns ≤ 35

2. Francis 60 ≤≤ Ns 300

3. Cross-Flow 40 ≤ Ns ≤ 200

4. Kaplan dan propeller 250 ≤ Ns ≤ 1000

(Celso Penche, 1998)

Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan dan pemilihan

jenis turbin akan menjadi lebih mudah. Dengan mengetahui besaran kecepatan

spesifik maka dimensi dasar turbin dapat didestimasi (diperkirakan).

2. Berdasarkan Head dan Debit.

Dalam pemilihan jenis turbin, hal spesifik yang perlu diperhatikan antara lain

menentukan tinggi head bersihnya dan besar debit airnya.

berikut adalah pengertian tentang head dan debit.

a. Head Bersih (Net Head)

Head bersih adalah selisih antara head ketinggian kotor dengan head kerugian

di dalam sistem pemipaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro tersebut.

Head kotor (gross head) adalah jarak vertical antara permukaan air sumber

dengan ketingian air keluar saluran turbin (tail race) untuk turbin reaksi dan

keluar nozel untuk turbin impuls.

Head kerugian didalam sistem pemipaan yaitu berupa head kerugian didalam

pipa dan head kerugian pada kelengkapan perpiaan seperti sambungan , katup,

(46)

a) Head kerugian aliran didalam pipa (Major Losses) dapat ditentukan

dengan menggunakan persamaan (Fox dan Mc Donald, 1995)

V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s),

f = Keofisien kerugian gesek,

g = Percepatan grafitasi ( 9,8 m/s2),

L = Panjang pipa (m)

D = Diameter dalam pipa (m)

b) Minor losses

Head kerugian aliran didalam sistem kelengkapan pipa dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan ( Penche, C, 1998) :

Inlet loss (ℎ )

fe= Koefisien 0,5 dalam skema mikrohidro

(47)

hv= Valve loss (m)

fv = Keofisien jenis katup (valve)

fv = Koefisien 0.1 (katup butterfly)

Bend loss (loses belokan)= Ho

Hf He Hv

H oo

o 10   (6)

c) Maka besar total rugi-rugi (losses) yang terjadi adalah:

Rugi-rugi (Losses) = Major Losses + Minor losses (7)

d) Sehingga nilai Head bersih setelah dikurangi rugi-rugi adalah

H net = H gross – Losses (8)

Namun karena head kerugian pada kelengkapan pipa kecil maka kerugian

ini dapat diabaikan.

Tabel 3. Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan head (Dietsel, 1989)

Jenis Turbin Variasi Head (m)

Kaplan dan Propeller 2 < H <20

(48)

lain debit atau aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang

melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem

satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/s).

Prinsip pelaksanaan pengukuran debit adalah mengukur luas penampang basah,

kecepatan aliran dan tinggi muka air tersebut.

Debit dapat dihitung dengan Persamaan ( Penche, C, 1998) :

Q = A . V (m3/s) (9)

Keterangan :

Q = Debit (m3/s)

A = Luas bagian penampang basah (m2)

V = Kecepatan aliran rata-rata pada luas bagian penampang

basah (m/s)

Berikut ini pemilihan pengoperasian turbin air berdasarkan head dan debit:

a) Head yang rendah yaitu dibawah 40 m tetapi debit air yang besar, maka

Turbin Kaplan atau propeller cocok digunakan untuk kondisi seperti

ini.

b) Head yang sedang antara 10 m sampai 200 m dan debit relatif cukup,

maka untuk kondisi seperti ini gunakanlah Turbin Francis atau

Cross-Flow.

c) Head yang tinggi yakni di atas 200 m dan debit sedang, maka

(49)

(Laymand, 1998)

Grafik 1. Pemilihan pengoperasian jenis turbin berdasarkan head dan flow

3. Berdasarnya Nilai Efisiensinya

a. 0.8 - 0.85 untuk turbin Pelton

b. 0.8 - 0.9 untuk turbin Francis

c. 0.7 - 0.8 untuk turbin Cross-Flow

(50)

Kurva di bawah ini akan lebih menjelaskan tentang perbandingan effisiensi

dari beberapa turbin konvensional. Pada gambar 21 dapat kita lihat grafik

efisiensi beberapa turbin.

Grafik 2. Effisiensi beberapa turbin dengan pengurangan debit sebagai

variabel (Sumber : Haimerl, L.A., 1960)

Dari kurva tersebut ditunjukan hubungan antara effisiensi dengan pengurangan

debit akibat pengaturan pembukaan katup yang dinyatakan dalam perbandingan

debit terhadap debit maksimumnya.

F. Daya Yang Dihasilkan Turbin.

Dari kapasitas air V dan tinggi air jatuh H diperoleh Daya keluaran turbin.

Daya keluaran turbin dihitung menggunakan persamaan ( SKAT, 1990)

(51)

Dimana:

Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi jatuh air, dengan

kapasitas aliran sama, akan mempuyai energi potensial yang lebih besar

(52)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di sungai Arter Desa Hurun kecamatan Padang

Cermin. Rentang waktu penelitian antara bulan Maret 2013 hingga Juli

2013.

B.Alat dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Busur Kayu

Gambar 23. Busur Kayu

2. Meteran.

(53)

Alat ini digunakan untuk mengukur ketinggian (head).

Gambar 25. Selang Plastik

4. Benang Nilon

Alat ini digunakan untuk mengukur ketinggian (head).

(54)

1. Pembuatan Formulir

Formulir A.

(55)

Formulir B.

Gambar 28. Formulir B Potensi data-data PLTMH

Pengumpulan data awal pada lokasi dengan cara pembuatan furmulir yang

berisikan informasi awal dari suatu lokasi yang akan ditinjau seperti yang

dicontohkan pada 2 lembar formulir yang dikembangkan oleh kantor PNPM

tingkat propinsi seperti diatas.

Metode penelitian yang dilakukan untuk melaksanakan studi potensi

(56)

Data primer adalah data yang didapat dari pengukuran langsung di

lokasi sungai Arter di Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin, Lampung

meliputi beda ketinggian (head), debit aliran air.

Materi penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah melakukan

studi kelayakan pemanfaatan sungai Arter untuk Pembangkit Listrik Tenaga

Mikrohidro (PLTMH) dan desain rancangan pembuatan Turbin Mikrohidro.

a. Data Primer Head dan Debit Aliran.

b. Rancangan Turbin mikrohidro.

3. Pengukuran Head

Head yang diukur tersebut merupakan head kotor (head gross), setelah

di kurangi dengan faktor gesekan dan faktor kehilangan (losses) lainya

ketika air mengalir maka akan menjadi head bersih (head net).

Pengukuran head ini menggunakan alat pengukuran sederhana yaitu

menggunakan sehelai benang nilon dan selang plastik. Cara kerjanya

yaitu :

a. Pengukuran dimulai diatas elevasi perkiraan permukaan air pada

(57)

Gambar 29. Cara mengukur permukaan air dengan posisi forebay

(Sutarno, 1993).

b. Pengukuran kedua dan selanjutnya dengan melanjutkan pada titik

yang lebih rendah dari pengukuran sebelumnya

Gambar 30. Pengukuran dari titik tertinggi ke titik terendah (Sutarno, 1993).

c. Lanjutkan pengukuran sampai di lokasi turbin akan di tempatkan.

Jumlah kan seluruh hasil pengukuran untuk mendapatkan total

(58)

Gambar 31. Jumlah hasil pengukuran seluruhnya (Sutarno, 1993).

4. Pengukuran Debit Air Primer.

Suatu sungai akan sangat bervariasi alirannya di sepanjang tahun,

pengukuran dilakukan pada saat aliran terendah (musim kemarau).

Rata-rata aliran terendah digunakan sebagai dasar dalam perencanaa PLTMH.

Pengukuran debit aliran secara langsung ketempat penelitian

(pengukuran primer).

Rumus dasar menghitung debit ( Penche, C, 1998) :

Q = A . V

Dimana :

Q = Debit (m3/s)

A = Luas bagian penampang basah (m2)

V = Kecepatan aliran rata-rata pada luas bagian penampang basah (m/s).

Adapun langkah-langkah menghitung debit air adalah sebagai berikut :

a. Memilih bagian sungai yang relatif lurus dan penampangnya

(59)

membagi dalam beberapa segmen, minimal 3 segmen. Kemudian

mengitung luas dari masing-masing segmen tersebut, dan

menghitung luas penampang secara keseluruhan.

Gambar 32. Membagi dalam berbagai segmen (Sutarno, 1983).

c. Menjatuhkan benda apung tersebut beberapa meter sebelum garis

start yang telah ditentukan.

d. Mengukur waktu yang perlukan benda apung tersebut untuk

melewati jarak yang telah ditentukan.

e. Menghitung kecepatannya dengan rumus :

= �� ��

(60)

permukaan, nilai perkiraan untuk kecepatan rata-rata aliran sungai

tersebut dapat dihitung dengan mengalikan kecepatan aliran

permukaan yang mendekati bagian tengah aliran dengan faktor

koreksi, dimana:

Menghitung kecepatan dari rata-rata kecepatan

aliran sungai tersebut dengan menmggunakan

rumus :

� = �� �

g. Menghitung debit air sungai tersebut dengan rumus :

Q = ��� 1000 1

D. Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh diolah baik primer maupun data sekunder ke dalam

rumus empiris, kemudian data dari perhitungan disajikan dalam bentuk

tabulasi dan grafik dan dari perhitungan tersebut dapat diketahui besarnya

potensi yang dapat digunakan sebagai PLTMH untuk sungai Arter Desa

(61)

Gambar 33. Diagram Alir Penelitian Start

Studi Literatur

Pengambilan Data Primer

1. Debit & Head

2. Data Kependudukan

Data Hasil Penelitian

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai Head Efektif & Debit

Estimasi Biaya PLTMH

Daya out put

(62)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan pengambilan data dan perhitungan dari data-data yang

diperoleh maka dapat disimpulkan :

1. Berdasarkan hasil perancangan turbin air dengan asumsi efesiensi 70%

maka potensi sungai Arter Desa Hurun dapat menghasilkan daya listrik

5,107 kW, daya ini jika digunakan untuk 51 rumah maka setiap rumah

mendapat pasokan listrik sebesar 100 watt.

2. Berdasarka output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air yang bisa

digunakan di Desa Hurun tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga

Mikrohidro (PLTMH), karena besar daya yang dihasilkan 5,10 kW.

3. Pemilihan jenis turbin yang digunakan dipengaruhi oleh debit dan tinggi

jatuh air. Berdasarkan pengambilan data pada lokasi dan dilakukan

perhitungan berdasarkan rumus yang ada maka didapat debit aliran (Q)

0,0667 m3/s dan head efektif 11,15 m maka jenis turbin air yang tepat

(63)

10 tahun adalah ± Rp 166.881.852,-

5. Sungai Arter Desa Hurun telah masuk dalam kategori layak didirikan

Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) karena telah memenuhi ±10 %

kebutuhan listrik penduduk yang belum dapat menggunakan listrik PLN.

B. Saran

Adapun saran-saran penulis sampaikan adalah :

Kelebihan daya yang dihasikan PLTMH dapat digunakan untuk keperluan

rekreasi, pendidikan dan industri kecil seperti ; mesin pemotong rotan, mesin

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Arter A, Meier U., 1990, Hydraulics Engineering Manual, H. Harrer, St. Gallen, Switzerland.

Doland J. James. 1984. Hydro Power Engineering, A Textbook for Civil Engineers. The

Ronald Press company. New York.

Dietsel, F.1989. Turbin pompa. Erlangga. Jakarta

Fox, Robert W. dan Alan T Mcdonald.1995. introduction to Fluid Mechanics 3rdedition. John

Willey & Sons. USA.

Haimerl, L.A.(1960). The Cross Flow Turbine. Jerman Barat

Ismono H.A., 1999. Perencanaan Turbin Air Tipe Cross Flow Untuk Pembangkit Listrik

Tenaga Mikrohidro di Institud Teknologi Nasional Malang. Skripsi.

Keller2, (1975). Hydraulic Machine. New Delhi : Metropolitan Book Co Private Ltd

Mockmore C.A., Merryfield fred, 1949. The Banki Water Turbine. Bulletin Series No. 25

Engineering Experimental Station, Oregon State System of Higher Education,

Oregon State College, Corvalis.

Penche, Celso. (1998). Guide on How to Develop a Small Hydropower Plant. European

Small Hydropower Association (ESHA). German

Prayitno, 2005 . Diktat Kuliah Turbin Air . MST – UGM, Yogyakarta

SKAT,1990. Hydraulic Engineering Manual, Harnessing Water Power On a Small scale.

(65)

Sungai. USU Repository.

Sularso, Kiyokatsu S,.1987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Penerbit

Pradnya Paramita. Jakarta.

Vienna dan Radler S. 1981 . Triebwasserweg und spezifische Probleme von

Hochdruckanlagen. In: Kleinwasserkraftwerke, Projektierung und Entwurf.

University for Soil Culture, Intitute for Water Management.

Laymad, 1998. On How Develop A Small Micro Hydropower Site

Http://europa.eu..int/en/com/dg17/dg17home.htm ,20 April 2013.

Gambar

gambar dari  PLTMH
Gambar 3. Bendungan ( weir) dan intake (Laymand, 1998)
Gambar 5. Saluran Pembawa (Laymand, 1998)
Gambar 8. Generator (Laymand, 1998)
+7

Referensi

Dokumen terkait

budaya pada responden (siswa) di SD Nasima yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hak dapat melakukan kegiatan ekstrakurikuler (hobi dan atau kegiatan. yang disukai)

Dari studi lapangan yang penulis lakukan terdapat beberapa perempuan yang berpartisipasi (bekerja) sebagai pengrajin kerupuk ubi, Khususnya dilakukan dikalangan Ibu-ibu Rumah

Hasil penelitian menunjukkan pendapatan bersih yang diperoleh usaha pembuatan keripik keladi Di Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa dalam melakukan usahanya sebesar Rp

Sub tema pelaksana dapat teridentifikasi dari tiga kategori, yaitu kader (P1,P2,P4) yang dipersiapkan dengan memberdayakan mahasiswa PSIK FK UNDIP sebagai

Besarnya risiko menderita pneumonia dapat dilihat dari nilai OR= 1,497 dengan nilai 95%CI= (0,427-5,246) artinya kepadatan hunian rumah yang tidak memenuhi syarat

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan dari siklus I sampai siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran sosiologi

Penelitian ini menggunakan metode Regresi Linier Berganda untuk membantu masalah faktor-faktor yang mempengaruhi laba rugi bagi perusahaan dan kinerja perusahaan terutama di

Fast Response Three Phase Induction Motor Using Indirect Field Oriented Control (IFOC) Based On Fuzzy-Backstepping.. Rizana Fauzi, Dedid Cahya Happyanto, Indra