• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SDN 2 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SDN 2 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN MENGGUNAKAN TIPE MAKE A MATCH

SISWA KELAS IV SDN 2 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG kelulusan minimum, aktivitas siswa masih rendah, sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah. Metode pembelajaran yang disampaikan pada pelajaran matematika, yaitu metode ceramah, sehingga masih belum dapat mengaktifkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika. Tipe pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini adalah tipe pembelajaran Make A Match. Dengan menerapkan pembelajaran Make A Match diharapkan kerjasama antar siswa dapat lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di dalam kelas. Langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan tatap muka. Pertemuan tatap muka tersebut diselingi dengan satu kali pertemuan tes kemampuan hasil belajar tiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan tipe pembelajaran Make A Match

dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas siswa dari siklus I adalah 56,64 dengan kategori cukup aktif, dan nilai rata-rata aktivitas siswa dari siklus II adalah 72,26 dengan kategori aktif, dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan tipe pembelajaran Make A Match

mengalami peningkatan, begitupun dengan persentase hasil belajar siswa yang terlihat pada siklus I dalam kategori tuntas sebesar 12,5% dan tidak tuntas sebesar 9,4% meningkat pada siklus II dengan kategori tuntas sebesar 15,62% dan tidak tuntas 0%.

(3)
(4)
(5)
(6)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ... 16

3.2 Prosedur Penelitian ... 16

3.3 Sumber Data ... 18

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 19

3.5 Teknik Analisis Data ... 21

3.6 Tahapan Penelitian Tindakan ... 24

(7)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 28

4.2 Prapenelitian ... 28

4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 30

4.3.1 SIKLUS I ... 30

4.3.2 SIKLUS II ... 40

4.4 Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) telah dilaksanakan sejak pemerintahan berupaya merubah paradigma penyelenggaraan sistem pendidikan dengan memberikan otonomi pendidikan dan sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan semakin pesat dan semakin menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk meningkatkan SDM tersebut tentunya mutu pendidikan harus ditingkatkan. Menyadari pentingnya proses peningkatan SDM pemerintah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini di akui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan, dan diberikan sarana dan prasarana yang berarti modal material yang cukup besar, namun sampai saat ini Pendidikan Nasional masih berkutat dengan permasalahan klasik yaitu: kwalitas pendidikan.

(9)

2

yang tinggi diperlukan proses belajar yang baik dan bermutu. Selanjutnya agar mutu pendidikan dapat meningkat sebaiknya setiap sekolah berusaha untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tersebut memerlukan guru yang profesional karena guru memegang peranan penting dan terlibat langsung dengan peserta didik.

Proses pendidikan telah mengalami perubahan menjadi proses pembelajaran, atau perubahan paradigma belajar karena belajar harus berpusat pada siswa, dan pembelajaran dapat dilakukan dari berbagai sumber. Hal ini adalah salah satu upaya dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan, dimana guru berperan penting untuk mengatur, mengelola, memfasilitasi dan membantu siswa, sehingga tercipta kondisi belajar yang kondusif dalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya.

Berkenaan dengan hasil belajar, aktivitas dan penerapan tipe yang digunakan selama proses belajar-mengajar di SDN 2 Sawah Lama Bandar Lampung didapatkan beberapa temuan, di antaranya:

1.1.1. Nilai rata-rata pelajaran Matematika

(10)

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Ulangan Harian Mata Pelajaran Matematika di SDN 2 Sawah Lama Bandar Lampung

No URAIAN Ulangan harian ke

1 2 3

1 Rata-rata Ulangan Harian 50,00 53,68 52,26

2 Jumlah Peserta 32 32 32

3 KKM 60 60 60

4 Jumlah Siswa yang tuntas (≥KKM)

14 15 17

5 Jumlah Siswa yang belum tuntas (≤KKM)

18 17 15

6 Persentase ketuntasan klasikal 43,75% 46,87% 53,12% Sumber : Daftar Nilai Ulangan Harian Matematika Kelas 4 Semester 1 Tahun 2012/2013

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa hasil belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah, dan secara klasikal belum tuntas belajar.

1.1.2 Penerapan Tipe Pembelajaran

Guru Matematika di SDN 2 Sawah Lama Bandar Lampung menggunakan metode ceramah sebagai metode yang dominan dengan mengharapkan siswa duduk, diam dengan mencatat dan menghapal, dan pola penyampaian yang kurang terstruktur sehingga hal ini di duga mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi.

(11)

4

pembelajaran aktif. Siswa diajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Salah satu tipe pembelajaran aktif yang dipilih oleh peneliti yaitu tipe Make a-Match merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa memilih kartu soal dan jawaban yang telah disediakan oleh pengajar, lalu sebagian siswa mencocokkan antara kartu soal yang telah dipilih dengan kartu jawaban yang telah dipilih oleh siswa lain. Penerapan tipe Make a-Match ini dalam pembelajaran matematika melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep terarah lebih baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa

2. Rendahnya aktivitas siswa dalam mengerjakan soal-soal pada proses pembelajaran matematika

(12)

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pembelajaran dengan menggunakan tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika di SDN 2 Sawah Lama Bandar Lampung?

2. Bagaimanakah penerapan tipe Make A Match dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Sawah Lama Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Sawah Lama Bandar Lampung melalui penerapan tipe Make A Match.

2. Meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Sawah Lama Bandar Lampung melalui penerapan tipe Make A Match.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

(13)

6

2. Bagi Guru

1) Memberikan masukan kepada guru tentang penerapan tipe Make A Match terhadap peningkatan hasildan aktivitas belajar siswa. 2) Sebagai alternatif bagi guru dalam usaha meningkatkan mutu

pembelajaran dengan menerapkan tipe Make A Match. 3. Bagi Sekolah

1) Memberikan masukan yang baik untuk mengadakan pembaharuan dalam rangka memajukan program pembelajaran di sekolah. 2) Memperluas pengetahuan tentang tipe Make A Match untuk

menambah pengetahuan tentang tipe pembelajaran yang sudah ada.

(14)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Teori Belajar

a. Teori Belajar Brunner

Romzah (2006:18-19), menyatakan bahwa teori belajar Brunner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan kembali peristiwa atau benda tersebut dalam pikirannya, yaitu satu tipe mental tentang peristiwa atau benda yang dialaminya atau dikenalnya. Menurut Brunner dalam Romzah (2006: 23-25), hal-hal tersebut dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi dua tahapan yaitu:

1. Tahapan Enaktif atau tahapan kegiatan.

(15)

8

2. Tahap Ikonik atau tahap gambar bayangan

Pada tahap ini anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pikirannya tentang benda atau peristiwa yang telah dialami atau dikenalnya dengan tahap enaktif, walaupun peristiwa itu telah berlalu atau benda real itu tidak ada lagi dihadapnnya (tahap Pra Operasional dari Peaget).

b. Teori Belajar Kognitif

Menurut teori belajar kognitif, belajar merupakan satu proses terpadu yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh pemahaman dan struktur kognitif baru, atau untuk mengubah pemahaman dan struktur kognitif lama (Asra dan Sumiati, 2007:47). Memperoleh pemahaman berarti menangkap makna suatu subjek yang dihadapi. Sedangkan strutur kognitif adalah persepsi atau tanggapan seseorang tentang keadaan dalam lingkungan sekitarnya.

Belajar merupakan transfer pengetahuan dengan tujuan bahwa siswa setelah memperoleh pembelajaran yang baru dapat pandangan luas. Mampu mengembangkan pengetahuan yang telah didapatkan, sehingga belajar yang dialami siswa bermanfaat bagi dirinya dan orang disekitarnya. Unsur penting yang memberi pengaruh terhadap keberhasilan dari belajar adalah proses belajar antara lain, yaitu:

(16)

2. Situasi lingkungan yang memberi rangsangan untuk terjadinya proses belajar,

3. Respon atau reaksi terhadap suatu rangsangan tersebut (Asra dan Sumiati, 2007:48).

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Istilah hasil belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu hasil dan belajar. Istilah hasil di dalam Kamus Ilmiah Populer (Satrio, 2005: 467) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai.

Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Menurut Dimyati (2006:38), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

(17)

10

menjadikan motivasi untuk lebih giat dalam belajar sehingga mencapai hasil yang lebih baik. Sedangkan bagi guru tidak hanya menilai hasil murid saja, tetapi sekaligus ia juga menilai hasil usahanya sendiri.

Ketuntasan hasil belajar didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika SDN 2 Sawah Lama yaitu 60. Bila nilai siswa ≥ 60, maka dikategorikan tuntas (T), bila nilai siswa < 60, maka dikategorikan belum tuntas (BT).

Kesimpulan tentang hasil belajar adalah akhir proses pembelajaran dimana guru dapat mengklasifikasikan tingkat kemampuan belajar siswa melalui hasil belajar siswa yang berupa nilai. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat termotivasi dan terus meningkatkan kemampuannya. Sedangkan bagi guru, hasil belajar siswa merupakan penilaian apakah seorang guru berhasil menyampaikan ilmu yang ia miliki atau tidak.

3. Aktivitas Belajar

(18)

Sanjaya (2007 : 132) menyatakan bahwa belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai tujuan yang diharapkan. Aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Hamalik (2007:91) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan atau aktivitas dalam pembelajaran bermanfaat bagi siswa yaitu, siswa memperoleh pengalaman langsung, mengembangkan pribadi, memupuk kerjasama, disiplin belajar, mengembangkan minat, kemampuan berfikir, kritis, dan terakhir suasana proses belajar mengajar di kelas menjadi hidup atau dinamis.

Aktivitas belajar meliputi aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar dua aktivitas tersebut saling terkait, sehingga dalam pembelajaran peserta didik diharapkan mempunyai keserasian antara aktivitas fisik dengan aktivitas mental yang dilakukan sehingga akan menghasilkan pembelajaran yang optimal.

Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan positif terhadap suatu peristiwa dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya.

(19)

12

2.2 Tipe Pembelajaran Make A Match

Tipe pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap hasil belajar siswa, terutama pada pelajaran matematika. Dalam hal ini tipe pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada satu tipe pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru matematika harus bisa memilih dan menentukan tipe pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran.

Perkembangan pembelajaran sekarang ini, banyak tipe pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif sehingga siswa tertarik dan tidak merasa bosan. Salah satu tipe pembelajaran tersebut adalah tipe pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

a. Pengertian Make A Match

Menurut Lorna Curran dalam Triastuti (2013: 04), Make A Match

(20)

b. Kelebihan dan kekurangan Make A Match

Kelebihan dari tipe pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

adalah : 1) mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, 2) materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik perhatian, dan 3) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal.

Kekurangan Make A Match adalah 1) diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan; 2) waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa bermain-main dalam pembelajaran, dan 3) guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai.

c. Beberapa langkah yang diterapkan dalam menerapkan tipe Pembelajaran Make A Match (dalam Suyatno, 2009 : 121) yaitu: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu bagian kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban.

2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu

3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya

4) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

5) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

(21)

14

7) Kesimpulan /penutup

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka yang diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan, hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah jika pembelajaran matematika operasi hitung bilangan dilaksanakan menggunakan tipe pembelajaran Make A Match dengan langkah-langkah yang tepat maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Sawah Lama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

2.4 Penelitian yang Relevan

Arbaroni (2011), dengan judul penelitian “Penerapan Tipe Pembelajaran

Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengenai Fungsi Menu dan Icon pada Program Pengolah Data (PTK pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kalasan)”. Penelitian ini membuktikan

bahwa tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar TIK khususnya mengenai Fungsi Menu dan Icon pada program pengolahan data.

(22)

melalui Make A Match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

2.5 Kerangka Berpikir

Keberhasilan dalam pembelajaran dapat dilihat dari tingkat aktivitas siswa melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tepat akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Siswa dengan aktivitas dan hasil belajar yang rendah menjadi masalah jika tidak segera diperbaiki. Pemecahan masalah ini dilakukan dengan menerapkan tipe pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Tipe pembelajaran aktif yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah tipe Make A Match.

Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Hasil dan aktivitas belajar siswa rendah

Pembelajaran dengan tipe Make A Match

Aktivitas belajar meningkat Hasil belajar

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini terfokus pada siswa SD Negeri 2 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Kelas IV dengan jumlah siswa 32 orang, terdiri dari 16 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.

2. Lokasi Penelitian

Tindakan penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Waktu Penelitian

Tindakan penelitian dilakukan pada Semester Ganjil, dari bulan Agustus s/d September 2013.

3.2 Prosedur Penelitian

(24)

mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas. Prosedur penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Dst Gambar 2. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas (Arikunto, 2007:56)

Refleksi

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi

(25)

18

Penjelasan alur diatas adalah:

1. Perencanaan, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Pelaksanaan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya penggunaan media dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Observasi, observasi dibagi dalam 2 siklus, dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan dan indikator yang diakhiri dengan tes unjuk kerja diakhir masing-masing siklus.

4. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

3.3 Sumber Data

(26)

1. Data kualitatif yang terdiri atas:

a) Data aktivitas siswa dari setiap siklus selama pembelajaran dengan menggunakan tipe pembelajaran Make A Match.

b) Data hasil observasi pengamatan guru mitra dalam mengamati tindakan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II.

2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi belajar yang diberikan pada akhir siklus.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi dan tes: a. Observasi

Observasi dilakukan observer untuk mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran. Data aktivitas siswa dan aktivitas guru diperoleh dari observasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan siswa yang terdapat dalam lembar observasi.

Aspek yang diamati yaitu perilaku yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Memperhatikan penjelasan guru

(27)

20

3. Kerjasama antar siswa selama pembelajaran berlangsung 4. Kecepatan dan ketepatan mengerjakan tugas

b. Tes

Tes yang diberikan adalah tes awal dan tes pada setiap akhir siklus. Tes awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa siswa terhadap materi awal yang akan disampaikan. Tes akhir dari tiap siklus dilakukan untuk menentukan poin peningkatan individu. Tes ini juga dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari setiap siklus.

2. Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas, bahwa pengumpulan datanya menggunakan:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi diisi oleh observer dengan cara memberi nilai pada lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh informasi secara rinci mengenai proses selama pembelajaran yang telah dilaksanakan. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.

b. Soal Tes Tertulis

(28)

indikator penyelesaian masalah yang akan diukur, sehingga dapat melihat keberhasilan kegiatan.

3.5 Teknik Analisis Data

1. Data Kualitatif

Data ini di ambil pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas siswa yang dimunculkan dari prilaku siswa yang diamati selama pembelajaran.

2. Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi belajar yang diberikan pada akhir siklus. Tes yang diberikan berupa tes tertulis.

(29)

22

Tabel 3.1. Lembar Data Aktivitas Belajar Siswa

No. Nama Siswa

Aspek yang

diamati Skor %

Aktivitas Kategori A B C ....

1. 2. 3. ...

Jumlah Skor Skor Maksimum

Nilai Rata-rata

Proses Analisis untuk data aktivitas siswa:

a. Skor yang diperoleh masing-masing siswa adalah skor dari setiap aspek aktivitas.

b. Presentase setiap siswa diperoleh dengan rumus: % aktivitas siswa =

x 100% c. Nilai aktivitas setiap siswa

d. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus: Nilai rata-rata aktivitas siswa =

(30)

Tabel 3.2. Kategori Aktivitas Siswa

Rentang Persentase Kategori

85% - 100%

Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes formatif merupakan gambaran mengenai tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Data ini berbentuk nilai-nilai hasil evaluasi tes tertulis.

Kriteria nilai yang diperoleh siswa dapat dilihat berdasarkan pedoman berikut:

(31)

24

3.6 Tahapan Penelitian Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Siklus I

1. Perencanaan

a. Menentukan standar kompetensi.

b. Menentukan kompetensi dasar dan indikator.

c. Menentukan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran. d. Merancang kegiatan belajar mengajar.

e. Sumber atau alat pelajaran. f. Penilaian.

g. Menyusun lembar observasi siswa

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Menjelaskan materi pembelajaran operasi hitung bilangan. b. Membagi siswa dalam 2 kelompok, kelompok soal dan jawaban. c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan tahapan

tipe pembelajaran Make A Match. d. Mengerjakan soal menggunakan kartu.

(32)

3. Observasi

Pengamatan yang dilakukan observer dalam menggunakan media kartu yaitu dengan meminta bantuan pada teman sejawat pada saat pelaksanaan pembelajaran.

Observasi yang dilakukan terhadap ahtivitas dan hasil belajar siswa adalah:

a. Menemukan kesulitan dan kekurangan siswa pada aspek aktivitas yang diamati.

b. Mendata hasil belajar siswa yang sudah mencapai hasil 60 dan yang belum mencapai 60.

4. Refleksi

Berkaitan dengan hasil observasi tentang kegiatan dan hasil belajar siswa maka penelitian berkolaborasi dengan pengamat dan menetapkan:

a. Apa yang telah dicapai siswa pada pembelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan menggunakan tipe pembelajaran

Make A Match.

b. Apa yang belum dicapai siswa pada pembelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan menggunakan tipe pembelajaran

Make A Match.

(33)

26

d. Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam siklus berikutnya.

b. Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:: a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan

materi.

b. Menyiapkan instrument penelitian terdiri dari lembar observasi untuk untuk kegiatan guru dan siswa serta lembar hasil belajar siswa.

c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan tindakan

a. Menjelaskan materi pembelajaran operasi hitung bilangan. b. Membagi siswa dalam 2 kelompok, kelompok soal dan jawaban. c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan tahapan

tipe pembelajaran Make A Match. d. Mengerjakan soal menggunakan kartu.

a. Pasangan siswa bergantian ke depan untuk menjelaskan jawaban dari soal yang mereka miliki.

(34)

pembelajaran. Pada tahap ini akan diketahui aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I.

4. Refleksi

Berdasarkan siklus II aktivitas belajar siswa sudah mengalami peningkatan setiap aspek yang diamati, hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan hingga mencapai 100%. Untuk itu penelitian ini di anggap berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :

1. Terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I dan siklus II melalui pembelajaran Make A Match.

2. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran Make A Match pada pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Sawah Lama Bandar Lampung dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 65 dan siklus II sebesar 75.

2. Penerapan model pembelajaran Make A Match pada pelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Sawah Lama Bandar Lampung dengan nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 56,64 dan siklus II sebesar 72,26 kategori cukup aktif dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 15,62.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis menyarankan: 1. Hendaknya guru mata pelajaran Matematika dapat menerapkan model

(36)
(37)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, 2006. Teori Belajar dari http://id.wikipedia.org/wiki. (13 Januari 2013, 20:46)

Darsono. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta. Daryanto, 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran. PT. Gava Media. Yogyakarta. Dasim, Suparlan. 2008. PAKEM. PT. Ganesindo. Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman dan Sutikno. 2008. Strategi Belajar Mengajar. PT. Refika Aditama.

Bandung.

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. PT.Bumi Aksara. Jakarta. Hermawan, Zaman dan Riyana. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. PT.

Upi Press. Jakarta.

Nunung. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Universitas Lampung: Lampung. Rina. 2007. Pengertian Media dan Kegunaannya. PT. Gramedia. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Perdana Media Group. Jakarta. Satrio. 2005. Kamus Ilmiah Populer. Jakarta.

(38)

Suyatno. 2009. Model Pembelajaran Make A Match.

http://blogspot.com/2009/10.Model-Pembelajaran-Make-A-Match/. Diakses pada tanggal 27 Agustur 2013.

Widyanti,M.Si,Dra. 2008. Tipe Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika. Yogyakarta.

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Lampiran

DAFTAR NAMA SISWA/I KELAS IV SDN 2 SAWAH LAMA

No Nama Siswa Kelas Keterangan

1. Adelia Nur Afifah IV (empat) Perempuan

2. Aisyah Rahmi IV (empat) Perempuan

3. Ahmad Dhani IV (empat) Laki-laki

4. Anggita Seka Putri IV (empat) Perempuan

5. Anisa Aulia IV (empat) Perempuan

6. Brilian Hibatullah IV (empat) Laki-laki

7. Citra Haryanti IV (empat) Perempuan

8. Darius L.Simamora IV (empat) Laki-laki

9. Davi Atallah Syam IV (empat) Laki-laki

10. Destiana Syafitri IV (empat) Perempuan

11. Dira Putri A. IV (empat) Perempuan

12. Fikar Pratama IV (empat) Laki-laki

13. Ikmal Nur Karim IV (empat) Laki-laki

14. Israq Prastio IV (empat) Laki-laki

15. Krisna Adi Kuncoro IV (empat) Laki-laki

16. Lazuardi Nur. R IV (empat) Laki-laki

17. M. Fadillah Ilham IV (empat) Laki-laki

18. M. Ilham Ridho IV (empat) Laki-laki

19. M. Ryan Ilham IV (empat) Laki-laki

20. Natasya Angelika IV (empat) Perempuan

21. Presilia Putri IV (empat) Perempuan

22. Ria Devani IV (empat) Perempuan

23. Sabrina Suci R. IV (empat) Perempuan

24. Bibit Sulistio IV (empat) Laki-laki

25. Titah Zusela IV (empat) Perempuan

26. Azkia Tri Dinanti IV (empat) Perempuan

27. Siti Robi’ah IV (empat) Perempuan

28 Sugeng Haryanto IV (empat) Laki-laki

29. Wahyu Nugroho IV (empat) Laki-laki

30. Agustin Rahmawati IV (empat) Perempuan

31. Steven IV (empat) Laki-laki

32. Destri Saputri IV (empat) Perempuan

Katerangan :

(44)
(45)
(46)
(47)

Lampiran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Sawah Lama Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV (Empat)/ 1 (Satu)

Pertemuan : 2 x Pertemuan

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit

Standar Kompetensi :

Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar :

Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung bilangan

Indikator :

Melalui Make A Match :

1. Mengidentifikasi sifat operasi hitung pada bilangan 2. Menentukan sifat-sifat operasi hitung bilangan

3. Menentukan menyelesaikan operasi hitung bilangan menggunakan sifat komutatif, assosiatif, atau distributif

I. Tujuan Pembelajaran

Dengan diberi arahan oleh guru :

1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat operasi hitung pada bilangan 2. Siswa dapat menentukan sifat-sifat operasi hitung bilangan

(48)

III. Metode Pembelajaran

Make A Match

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan Awal (10 menit)

 Memeriksa kehadiran peserta didik dan kerapihan kelas

 Memberi penjelasan tentang manfaat materi terhadap pembelajaran selanjutnya

 Untuk membangkitkan motivasi belajar, peserta didik diberi pertanyaan-pertanyaan tentang pecahan

 Membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok soal dan kelompok jawaban.

Kegiatan Inti (50 menit) a. Eksplorasi

 Penyajian pokok bahasan meliputi pokok-pokok bahasan secara garis besar

 Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan tipe pembelajaran Make A Match

 Peserta didik memperhatikan penjelasan materi secara singkat tentang sifat-sifat operasi hitung bilangan

b. Elaborasi

 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

(49)

 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan peserta belajar

 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik

c. Konfirmasi

 Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan dan isyarat kepada peserta didik

 Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar

 Guru berfungsi sebagai nara sumber dan fasilisator yang menjawab pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

 Memberi alasan agar peserta didik dapat mengecek hasil tugas

 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif

Kegiatan Akhir (10 menit)

 Siswa dan guru menyimpulkan hasil prosentase

 Siswa mencatat hasil kesimpulan

 Siswa menjawab pertanyaan lisan untuk mengetahui daya ingat dan

Kegiatan Awal (10 menit)

 Memeriksa kehadiran siswa dan kerapihan kelas

(50)

Kegiatan Inti (50 menit) a. Eksplorasi

 Penyajian pokok bahasan meliputi pokok-pokok bahasan secara garis besar

 Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan tipe Make A Match

 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang operasi hitung bilangan

 Masing-masing pasangan menjelaskan jawaban dari soal yang mereka terima, guru menjadi moderator dalam memfasilitasi diskusi kelas

 Setelah proses pembelajaran selesai, peserta didik diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan pada akhir siklus

b. Elaborasi

 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan

 Memberikan kesempatan untuk berpikir menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut

 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar

 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik

c. Konfirmasi

 Memberi umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan dan isyarat kepada peserta didik

(51)

 Guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilisator yang menjawab pertanyaan, peserta didik yang mengalami kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

 Memberi acuan agar peserta didik dapat mengecek hasil tugas

 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam kelompoknya

Kegiatan Akhir (10 menit)

 Siswa dan guru menyimpulkan hasil presentase

 Siswa mencatat hasil kesimpulan

 Guru memberikan pujian pada siswa yang mendapatkan nilai memuaskan

 Memberi refleksi mengenai materi yang telah disampaikan dengan memberikan pertanyaan lisan kepada peserta didik tentang penggunaan operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah sebagai tindak lanjut

 Mengucapkan salam untuk menutup pelajaran

V. Sumber

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2007

2. Buku Paket Matematika Kelas IV SD/MI. Penerbit: Yudisthira.

VI. Penilaian Jenis

1. Tes Tertulis

Soal-soal evaluasi tertulis dalam bentuk isian dan essay 2. Kinerja/Perbuatan

(52)

Hj. Mardiani, S.Pd Maisyaroh

(53)

Lampiran

Tes Kemampuan Hasil Belajar Siklus I

Materi : Operasi Hitung Bilangan Waktu : 50 menit

Nama : ... Kelas : ... Petunjuk

1. Baca soal dengan teliti jika kurang jelas tanyakan kepada guru! 2. Tidak diperkenankan bekerjasama dan melihat buku catatan! 3. Periksa kembali jawaban sebelum diserahkan pada guru! Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

A.Bentuk soal sifat komutatif

1. 218 524 3. 18 34

B. Bentuk soal assosiatif (pengelompokan)

5. (45 + 28) + 52 45 + (28 +52)

C.Bentuk soal distributif

(54)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Sawah Lama Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV (Empat)/ 1 (Satu) Pertemuan : 2 x pertemuan Alokasi Waktu : 4 x 35 menit

Standar Kompetensi

Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar

Mengurutkan bilangan

Indikator

Melalui Make A Match : 1. Membaca bilangan ribuan 2. Menulis bilangan ribuan

3. Menentukan bentuk panjang suatu bilangan 4. Menentukan nilai tempat bilangan

I. Tujuan Pembelajaran

Dengan diberi arahan oleh guru :

1. Peserta didik dapat membaca bilangan ribuan 2. Peserta didik dapat menulis bilangan ribuan

(55)

4. Peserta didik mampu menentukan nilai tempat bilangan

II. Materi Ajar

Operasi hitung bilangan

III. Metode Pembelajaran

Make A Match

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan Awal (10 menit)

 Memeriksa kehadiran peserta didik dan kerapihan kelas

 Memberi penjelasan tentang manfaat materi terhadap pembelajaran selanjutnya

 Untuk membangkitkan motivasi belajar, peserta didik diberi pertanyaan-pertanyaan operasi hitung bilangan

 Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok

Kegiatan Inti (50 menit) a. Eksplorasi

 Penyajian pokok bahasan meliputi pokok-pokok bahasan secara garis besar

 Menjelaskan kepada peserta didik maksud langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan tipe pembelajaran Make A Match

 Peserta didik memperhatikan penjelasan materi secara singkat tentang operasi hitung bilangan

 Guru menjadi moderator dalam memfasilitasi diskusi kelas

 Guru memberi penguatan pada siswa yang mampu menjawab dengan benar

(56)

mereka

b. Elaborasi

 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

 Memberikan kesempatan untuk berpikir menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut

 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan peserta belajar

 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik

c. Konfirmasi

 Memberi umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan dan isyarat kepada peserta didik

 Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar

 Guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilisator yang menjawab pertanyaan, peserta didik yang mengalami kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

 Memberi acuan agar peserta didik dapat mengecek hasil tugas

 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam kelompoknya

Kegiatan Akhir (10 menit)

 Siswa dan guru menyimpulkan hasil prosentase

 Siswa mencatat hasil kesimpulan

(57)

 Guru memberikan pujian pada siswa yang mendapatkan nilai sangat baik

 Guru memberikan tindak lanjut dan mengucapkan salam untuk menutup pelajaran

Pertemuan II

Kegiatan Awal (10 menit)

 Memeriksa kehadiran peserta didik dan kerapihan kelas

 Sebagai apersepsi mengingat kembali tentang materi yang lalu yaitu tentang operasi hitung bilangan

 Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok

Kegiatan Inti (50 menit) a. Eksplorasi

 Penyajian pokok bahasan meliputi pokok-pokok bahasan secara garis besar

 Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan tipe Make A Match

 Peserta didik memperhatikan penjelasan materi secara singkat tentang operasi hitung bilangan

 Setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapat satu buah kartu berisi soal atau jawaban

 Siswa yang mendapatkan kartu berisi soal harus mencari pasangan kartu jawaban yang sesuai di dalam kelompoknya

 Masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang peserta didik yang akan menjelaskan jawaban kelompoknya, guru menjadi moderator dalam memfasilitasi diskusi kelas

(58)

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan

 Memberikan kesempatan untuk berpikir menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut

 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar

 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik

c. Konfirmasi

 Memberi umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan dan isyarat kepada peserta didik

 Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar

 Guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilisator yang menjawab pertanyaan, peserta didik yang mengalami kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

 Memberi acuan agar peserta didik dapat mengecek hasil tugas

 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam kelompoknya

Kegiatan Akhir (10 menit)

 Siswa dan guru menyimpulkan hasil prosentase

 Siswa mencatat hasil kesimpulan

 Guru memberikan pujian pada siswa yang mendapatkan nilai memuaskan

 Memberi refleksi mengenai materi yang telah disampaikan dengan memberikan pertanyaan lisan kepada peserta didik tentang operasi hitung bilangan

(59)

V. Sumber

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2007

2. Buku Penunjang Matematika Kelas IV Karangan M. Khafid dan Suyati. Penerbit: Erlangga, Hal. 40-45

VI. Penilaian

Jenis

1. Tes Tertulis

Soal-soal evaluasi tertulis dalam bentuk isian dan essay 2. Kinerja/Perbuatan

Aktifitas peserta didik dalam tanya jawab dan penerapan tipe pembelajaran Make A Match

Mengetahui Bandar Lampung, Mei 2013

Kepala Sekolah Guru Kelas

Hj. Mardiani, S.Pd Maisyaroh

(60)

Tes Kemampuan Hasil Belajar Siklus II

Materi : Operasi Hitung Bilangan Waktu : 50 menit

Nama : ... Kelas : ...

Petunjuk

1. Baca soal dengan teliti jika kurang jelas tanyakan kepada guru! 2. Tidak diperkenankan bekerjasama dan melihat buku catatan! 3. Periksa kembali jawaban sebelum diserahkan pada guru!

Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. 2146 dibaca ...

2. Bilangan tiga ribu dua puluh dua di tulis ...

3. Nilai tempat ratusan pada bilangan 5.775 ditempati oleh angka ... 4. 5.005 dibaca ...

5. Ditoko A sepatu jenis X harganya Rp. 245.000,- dan ditoko B harganya Rp. 235.000. Roy memilih membeli sepatu jenis X di toko B. Mengapa? 6. Tuti dan Rexi anak Pak Maman. Menjelang hari raya Pak Maman

memberikan uang kepada Tuti Rp. 185.000,- dan kepada Rexi Rp. 195.000. Tuti merasa kecewa. Mengapa?

(61)

Lampiran

Lembar Observasi Guru dalam Pembelajaran

(Siklus I)

Nama SD : SD Negeri 2 Sawah Lama

Nama Guru yang Observasi : Maisyaroh

Kelas / Semester : IV / 1 (satu)

Materi Pokok : Matematika

Sub Pokok Bahasan : Mengidentifikasi Sifat-sifat operasi

hitung bilangan

No. Aspek yang diamati

Skor Nilai

1. Persiapan sarana pembelajaran

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menggali pengetahuan awal siswa

4. Menghubungkan dengan pelajaran

yang lalu

5. Motivasi minat belajar

82

1. Menguasai materi pelajaran.

2. Kesesuaian materi dengan indikator.

3. Berperan sebagai fasilitator.

4. Mengajukan pertanyaan kepada siswa

di kelas.

5. Memberi waktu tunggu kepada siswa

untuk menjawab.

6. Memberi kesempatan siswa untuk

bertanya

7. Memberi kesempatan pada siswa

untuk menjawab pertanyaan dengan

berdiskusi tenang.

8. Menggunakan media, alat dan bahan

(62)

3. Penutup

1. Membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan

2. Memberi tugas kepada siswa

3. Tindak lanjut

Bandar Lampung, ... 2013

Observer Mahasiswa

Hj. SUKINAH, S.Pd M A I S Y A R O H

NIP. 196512041985032002 NPM. 1013069070

Mengetahui,

Kepala SDN 2 Sawah Lama

Hj. MARDIANI, S.Pd

(63)

Lampiran

Lembar Observasi Guru dalam Pembelajaran

(Siklus II)

Nama SD : SD Negeri 2 Sawah Lama

Nama Guru yang Observasi : Maisyaroh

Kelas / Semester : IV / 1 (satu)

Materi Pokok : Matematika

Sub Pokok Bahasan : Mengurutkan Bilangan

No. Aspek yang diamati

Skor Nilai

1. Persiapan sarana pembelajaran

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menggali pengetahuan awal siswa

4. Menghubungkan dengan pelajaran

yang lalu

5. Motivasi minat belajar

86

1. Menguasai materi pelajaran.

2. Kesesuaian materi dengan indikator.

3. Berperan sebagai fasilitator.

4. Mengajukan pertanyaan kepada siswa

di kelas.

5. Memberi waktu tunggu kepada siswa

untuk menjawab.

6. Memberi kesempatan siswa untuk

bertanya

7. Memberi kesempatan pada siswa

untuk menjawab pertanyaan dengan

berdiskusi tenang.

8. Menggunakan media, alat dan bahan

9. Kejelasan dalam menyampaikan

(64)

kesimpulan

2. Memberi tugas kepada siswa

3. Tindak lanjut

Bandar Lampung, ... 2013

Observer Mahasiswa

Hj. SUKINAH, S.Pd M A I S Y A R O H

NIP. 196512041985032002 NPM. 1013069070

Mengetahui,

Kepala SDN 2 Sawah Lama

Hj. MARDIANI, S.Pd

(65)

Lampiran

Data Perhitungan Aktivitas Siswa Siklus I

(Pertemuan ke-1)

No Nama Siswa

Aspek yang

(66)

B.Berdiskusi/bertanya antara siswa dan guru selama proses pembelajaran. C.Kerjasama antar siswa selama pembelajaran berlangsung.

D.Kecepatan dan ketepatan mengerjakan tugas. Kriteria penilaian :

 Skor 1 sangat kurang

 Skor 2 kurang

 Skor 3 cukup

 Skor 4 baik

 Skor 5 sangat baik

Nilai =

x 100

Kategori Aktivitas Siswa

No. Rentang Persentase Kategori

1. 85% - 100% Sangat Aktif

2. 70% - 84% Aktif

3. 55% - 69% Cukup Aktif

4. 40% - 54% Kurang Aktif

5. 0% - 39% Sangat Kurang Aktif

Bandar Lampung, ... 2013

Observer Mahasiswa

Hj. SUKINAH, S.Pd M A I S Y A R O H

NIP. 196512041985032002 NPM. 1013069070

Mengetahui,

Kepala SDN 2 Sawah Lama

(67)

Lampiran

Data Perhitungan Aktivitas Siswa Siklus I

(Pertemuan ke-2)

No Nama Siswa

Aspek yang

(68)

B.Berdiskusi/bertanya antara siswa dan guru selama proses pembelajaran. C.Kerjasama antar siswa selama pembelajaran berlangsung.

D.Kecepatan dan ketepatan mengerjakan tugas. Kriteria penilaian :

 Skor 1 sangat kurang

 Skor 2 kurang

 Skor 3 cukup

 Skor 4 baik

 Skor 5 sangat baik

Nilai =

x 100

Kategori Aktivitas Siswa

No. Rentang Persentase Kategori

1. 85% - 100% Sangat Aktif

2. 70% - 84% Aktif

3. 55% - 69% Cukup Aktif

4. 40% - 54% Kurang Aktif

5. 0% - 39% Sangat Kurang Aktif

Bandar Lampung, ... 2013

Observer Mahasiswa

Hj. SUKINAH, S.Pd M A I S Y A R O H

NIP. 196512041985032002 NPM. 1013069070

Mengetahui,

Kepala SDN 2 Sawah Lama

(69)

Lampiran

Data Perhitungan Aktivitas Siswa Siklus II

(Pertemuan ke-1)

No Nama Siswa

Aspek yang

(70)

B.Berdiskusi/bertanya antara siswa dan guru selama proses pembelajaran. C.Kerjasama antar siswa selama pembelajaran berlangsung.

D.Kecepatan dan ketepatan mengerjakan tugas. Kriteria penilaian :

 Skor 1 sangat kurang

 Skor 2 kurang

 Skor 3 cukup

 Skor 4 baik

 Skor 5 sangat baik

Nilai =

x 100

Kategori Aktivitas Siswa

No. Rentang Persentase Kategori

1. 85% - 100% Sangat Aktif

2. 70% - 84% Aktif

3. 55% - 69% Cukup Aktif

4. 40% - 54% Kurang Aktif

5. 0% - 39% Sangat Kurang Aktif

Bandar Lampung, ... 2013

Observer Mahasiswa

Hj. SUKINAH, S.Pd M A I S Y A R O H

NIP. 196512041985032002 NPM. 1013069070

Mengetahui,

Kepala SDN 2 Sawah Lama

(71)

Lampiran

Data Perhitungan Aktivitas Siswa Siklus II

(Pertemuan ke-2)

No Nama Siswa

Aspek yang

(72)

B.Berdiskusi/bertanya antara siswa dan guru selama proses pembelajaran. C.Kerjasama antar siswa selama pembelajaran berlangsung.

D.Kecepatan dan ketepatan mengerjakan tugas. Kriteria penilaian :

 Skor 1 sangat kurang

 Skor 2 kurang

 Skor 3 cukup

 Skor 4 baik

 Skor 5 sangat baik

Nilai =

x 100

Kategori Aktivitas Siswa

No. Rentang Persentase Kategori

1. 85% - 100% Sangat Aktif

2. 70% - 84% Aktif

3. 55% - 69% Cukup Aktif

4. 40% - 54% Kurang Aktif

5. 0% - 39% Sangat Kurang Aktif

Bandar Lampung, ... 2013

Observer Mahasiswa

Hj. SUKINAH, S.Pd M A I S Y A R O H

NIP. 196512041985032002 NPM. 1013069070

Mengetahui,

Kepala SDN 2 Sawah Lama

(73)

Lampiran

Hasil Belajar Siswa dalam Tes Formatif pada Siklus I

(74)

1. Kategori Standar Nilai Ketuntasan

 70 – 100 = Tuntas

 60 = Tuntas (KKM)

 10-50 = Tidak Tuntas

2. Kategori Nilai Hasil Tes Formatif

 81 – 100 = Sangat Baik

 61 – 80 = Baik

 51 – 60 = Cukup Baik

(75)

Lampiran

Hasil Belajar Siswa dalam Tes Formatif pada Siklus II

(76)

3. Kategori Standar Nilai Ketuntasan

 70 – 100 = Tuntas

 60 = Tuntas (KKM)

 10-50 = Tidak Tuntas

4. Kategori Nilai Hasil Tes Formatif

 81 – 100 = Sangat Baik

 61 – 80 = Baik

 51 – 60 = Cukup Baik

(77)
(78)
(79)
(80)
(81)

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Ulangan Harian Mata Pelajaran     Matematika di SDN 2 Sawah Lama Bandar Lampung
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Gambar 2. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas (Arikunto, 2007:56)
Tabel 3.1.  Lembar Data Aktivitas Belajar Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

ern issues by way of trying to establish a new Qur'ànic exegesis, void of the heary classical reliance on tadition in the classical commen- taries of the Qur'àn. In

Berkaitan dengan masalah di atas, pada kegiatan pembelajaran yang terjadi di MTs Muhammadiyah 7 Sambirejo Sragen ditemukan keragaman masalah sebagai berikut: (1)

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil pemecahan masalah matematika siswa SMP kelas VIII ditinjau dari Spiritual Quotient (SQ) tinggi yang

763.328,48 juta, dan sektor pertanian memberikan distribusi sebesar 39,28% dari keseluruhan persentase PDRB Kabupaten Ngawi (BPS, 2004) namun tentu saja hal ini harus

Media pemanas dapat memanfaatkan sirkulasi air panas yang ada radiator pada saat bekerja untuk mendinginkan mesin atau bisa juga dilakukan dengan menggunakan media

Kendala yang dihadapi dan cara menanganinya dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan Media Audio Visual di SMP N 3 Bawen ..... Program Tahunan

Pada strategi ini, pakar menggunakan pendekatan konsep pemasaran yang lebih dikenal dengan positioning , yaitu upaya menarik minat Gen-Y terhadap industri perbankan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu