• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Untuk Visualisasi Suara Jantung Manusia Pada Platform Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aplikasi Untuk Visualisasi Suara Jantung Manusia Pada Platform Android"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI UNTUK VISUALISASI SUARA JANTUNG MANUSIA PADA PLATFORM ANDROID

SKRIPSI

JULIA ANNISA SITEPU 091402038

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

APLIKASI UNTUK VISUALISASI SUARA JANTUNG MANUSIA PADA PLATFORM ANDROID

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Teknologi Informasi

JULIA ANNISA SITEPU 091402038

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul : APLIKASI UNTUK VISUALISASI SUARA JANTUNG MANUSIA PADA PLATFORM ANDROID

Kategori : SKRIPSI

Nama : JULIA ANNISA SITEPU

Nomor Induk Mahasiswa : 091402038

Program Studi : SARJANA (S1) TEKNOLOGI INFORMASI

Departemen : TEKNOLOGI INFORMASI

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

(FASILKOMTI) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diluluskan di

Medan, Juli 2014

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

M. Fadly Syahputra, B.Sc.,M.Sc.IT Romi Fadillah Rahmat, B.Comp.Sc.M.Sc NIP. 198301292009121003 NIP. 198603032010121004

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Teknologi Informasi Ketua,

Muhammad Anggia Muchtar, ST. MM.IT

(4)

PERNYATAAN

APLIKASI UNTUK VISUALISASI SUARA JANTUNG MANUSIA PADA PLATFORM ANDROID

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, serta shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Informasi, Program Studi S1 Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara, semua dosen serta pegawai di Program Studi S1 Teknologi Informasi.

2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Informasi, Muhammad Anggia Muchtar, ST. MM.IT dan M. Fadly Syahputra, B.Sc.,M.Sc.IT.

3. Seluruh dosen Departemen Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer USU yang telah mengajarkan dan memberikan dukungan, arahan dan bantuannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

ibu Hj. Etty Nurhayati Ginting yang selalu sabar dalam mendidik, membimbing dan membesarkan penulis. Dan untuk seluruh abang dan kakak penulis, Andy, Mervin, Deny, Winda, Dedek yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.

6. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang selalu memberikan dukungan, Nurul Khadijah, S.TI, Yunisya Aulia Putri, Ade Tambunan, Ridzuan Ikram Fajri, serta seluruh anggota group SEM*, angkatan 09 dan teman-teman mahasiswa Teknologi Informasi lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

7. Dan Ammar Adianshar yang selalu mendukung, mendengarkan, memberikan semangat dan doa kepada penulis selama dalam pengerjaan skripsi ini.

(7)

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan semakin memberikan kemudahan dalam mediagnosa penyakit jantung. Perekaman suara jantung merupakan salah satu contoh perkembangan tersebut. Hasil auskultasi dari stetoskop tidak bisa dilihat secara visual dan tidak pernah tersimpan didalam stetoskop, sehingga tidak bisa didengar bersama dokter lain sebagai bahan diskusi. Maka diperlukan suatu implementasi yang dapat menampilkan karakteristik suara jantung agar dapat terlihat secara visual. Seiring dengan perkembangan komputasi mobile, maka dibuat aplikasi untuk visualisasi suara jantung pada platform android, yang diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan diskusi dan pembelajaran bagi penggunanya. Visualisasi yang dibuat merupakan tampilan grafik dari sinyal suara jantung normal dan abnormal, serta menampilkan informasi durasi S1, S2, systole, dan diastole. Hasil visualisasi yang cukup maksimal didapatkan dengan menggunakan file dengan tipe .wav. Berdasarkan pengujian terhadap delapan jenis data suara jantung yang digunakan, maka diperoleh hasil bahwa durasi diastole lebih lama dibandingkan dengan systole, dan durasi suara jantung pertama lebih lama dibandingkan dengan suara jantung kedua.

(8)

APPLICATION FOR VISUALIZATION HEART SOUND

ON ANDROID PLATFORM

ABSTRACT

The development of science and technology in health area increasingly to give convenience in diagnose of cardiovascular. Recording heart sound is one of the example of that development. The results of the stethoscope auscultation can not be seen visually and never stored in stethoscope, so it can not be heard with another doctor for discussion. It requires an implementation that enables identification of heart sound characteristic as well as visually. In line with the development of mobile computing, an application for visualization of heart sounds is possible on android platform, that expected to serve as a basis for discussion and learning of its users. The visualization of graphics and signal or normal and abnormal heart sounds, and information displays of S1, S2, systole, and diastole duration. The optimum visualization result obtained by using .wav files. Based on the study on eight kinds of heart sound data are tested, the result shown that duration of diastole was longer than systole, and first heart sound duration was longer than second heart sound.

(9)

DAFTAR ISI

Persetujuan i

Pernyataan ii

Pernghargaan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar isi vii

Daftar tabel x

Daftar gambar xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 3

1.6. Metodologi Penelitian 4

1.7. Sistematika Penulisan 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 7

2.1. Auskultasi Jantung 7

2.2. Karakteristik Suara Jantung 9

2.3. Phonocardiogram 12

2.4. Audio 13

2.5. File WAVE 14

2.6. Visualisasi 17

2.7. Penelitian Terdahulu 18

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 20

(10)

3.4. Arsitektur Umum Aplikasi 23

3.5. Perancangan Tampilan Antarmuka 25

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 29

4.1. Implementasi Sistem 29

4.1.1. Kebutuhan sistem 29

4.1.2. Tabel pada MySql 30

4.1.3. Tampilan awal aplikasi 31

4.1.4. Tampilan login aplikasi 32

4.1.5. Tampilan data pasien 32

4.1.6. Tampilan halaman visualisasi 34

4.1.7. Tampilan pengisisan data pasien 34

4.2. Pengujian Sistem 35

4.2.1. Rencana pengujian sistem 35

4.2.2. Kasus dan hasil pengujian sistem 36

4.2.3. Pengujian kinerja sistem 41

4.2.4. Hasil pengujian data 50

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 52

5.1. Kesimpulan 52

5.2. Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 53

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 18

Tabel 4.1 Rencana Pengujian Sistem 36

Tabel 4.2 Pengujian Halaman Awal 37

Tabel 4.3 Pengujian Login Dokter 37

Tabel 4.4 Pengujian Input Data Pasien 38

Tabel 4.5 Pengujian Pilih Data Pasien 40

Tabel 4.6 Pengujian Halaman Visualisasi 40

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Daerah Auskultasi Jantung 8

Gambar 2.2 Bagian Jantung 9

Gambar 2.3 Phonocardiogram Jantung 13

Gambar 2.4 Bentuk Gelombang 14

Gambar 2.5 Struktur WAV 15

Gambar 2.6 Interpretasi file WAVE 17

Gambar 3.1 Flowchart Aplikasi 22

Gambar 3.2 Diagram Aktivasi Aplikasi 23

Gambar 3.3 Arsitektur Umum 24

Gambar 3.4 Rancangan Halaman Awal 26

Gambar 3.5 Rancangan Halaman Login Dokter 26

Gambar 3.6 Rancangan Halaman Data Pasien 27

Gambar 3.7 Rancangan Halaman Visualisasi 27

Gambar 4.1 Tabel dokter 30

Gambar 4.2 Tabel pasien 31

Gambar 4.3 Tabel suara 31

Gambar 4.4 Tampilan Awal Aplikasi 32

Gambar 4.5 Tampilan Halaman Login 33

Gambar 4.6 Tampilan Halaman Data Pasien 33

Gambar 4.7 Tampilan Halaman Visualisasi 34

Gambar 4.8 Tampilan Halaman Pengisian Data Pasien 35

Gambar 4.9 Normal Heart Sound 41

Gambar 4.10 Mitral Stenosis 42

Gambar 4.11 Aortic Stenosis 44

Gambar 4.12 Mitral Regurgitation 45

(13)
(14)

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan semakin memberikan kemudahan dalam mediagnosa penyakit jantung. Perekaman suara jantung merupakan salah satu contoh perkembangan tersebut. Hasil auskultasi dari stetoskop tidak bisa dilihat secara visual dan tidak pernah tersimpan didalam stetoskop, sehingga tidak bisa didengar bersama dokter lain sebagai bahan diskusi. Maka diperlukan suatu implementasi yang dapat menampilkan karakteristik suara jantung agar dapat terlihat secara visual. Seiring dengan perkembangan komputasi mobile, maka dibuat aplikasi untuk visualisasi suara jantung pada platform android, yang diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan diskusi dan pembelajaran bagi penggunanya. Visualisasi yang dibuat merupakan tampilan grafik dari sinyal suara jantung normal dan abnormal, serta menampilkan informasi durasi S1, S2, systole, dan diastole. Hasil visualisasi yang cukup maksimal didapatkan dengan menggunakan file dengan tipe .wav. Berdasarkan pengujian terhadap delapan jenis data suara jantung yang digunakan, maka diperoleh hasil bahwa durasi diastole lebih lama dibandingkan dengan systole, dan durasi suara jantung pertama lebih lama dibandingkan dengan suara jantung kedua.

(15)

APPLICATION FOR VISUALIZATION HEART SOUND

ON ANDROID PLATFORM

ABSTRACT

The development of science and technology in health area increasingly to give convenience in diagnose of cardiovascular. Recording heart sound is one of the example of that development. The results of the stethoscope auscultation can not be seen visually and never stored in stethoscope, so it can not be heard with another doctor for discussion. It requires an implementation that enables identification of heart sound characteristic as well as visually. In line with the development of mobile computing, an application for visualization of heart sounds is possible on android platform, that expected to serve as a basis for discussion and learning of its users. The visualization of graphics and signal or normal and abnormal heart sounds, and information displays of S1, S2, systole, and diastole duration. The optimum visualization result obtained by using .wav files. Based on the study on eight kinds of heart sound data are tested, the result shown that duration of diastole was longer than systole, and first heart sound duration was longer than second heart sound.

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Teknologi sangat berperan aktif diberbagai bidang untuk membantu kita dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pada bidang kedokteran stetoskop memiliki peranan penting. Stetoskop merupakan salah satu cara yang efektif untuk menilai penyakit kardiovaskular (Tang, et al, 2010). Stetoskop menggunakan teknik auskultasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit jantung melalui suara jantung (Mohammad, 2006). Hasil dari suara yang didengar akan digunakan ahli medis sebagai dasar dalam mendiagnosa penyakit jantung.

(17)

Phonocardiogram disingkat PCG atau disebut stetoskop elektrik suatu alat yang mampu mendengar suara jantung. Phonocardiogram adalah teknik dalam penelusuran suara jantung dan pencatatan getaran akustik jantung melalui suatu transduser mikrofon yang akan direkam dan ditampilkan pada osiloskop. Dengan adanya hasil PCG dari pasien, ahli medis dapat mendengar kembali, menganilisis dan mengolah data tersebut sesuai dengan kebutuhan .

Saat ini sudah banyak penelitian teknologi informasi yang bergerak dibidang kedokteran bagian kardiologi, seperti penelitian Lisa Anggraeni dan Achmad Rizal yang berjudul Pengenalan Suara Jantung menggunakan Metode Linear Predictive Coding dan JST-BP yang menyimpulkan bahwa secara umum pre-processing menggunakan Linear Predictive Coding memberikan hasil yang menjanjikan untuk pengenalan suara jantung secara otomatis. Dan juga penelitian yang dilakukan oleh S. M. Debbal yang berjudul Computerized Heart Sound Analysis yang menyimpulkan bahwa teknik Fast Fourier Transform pada PCG mampu memberikan informasi yang lebih bagi para dokter untuk memperoleh nilai kualitatif dan kuantitatif dalam mendiagnosis penyakit.

Suara jantung dapat digunakan lebih efisien dengan dokter ketika mereka ditampilkan secara visual (Debbal, 2009). Hal ini dapat mempermudah para dokter untuk menganalisis sinyal suara jantung manusia. Seiring dengan berkembangnya penelitian yang diterapkan didalam perangkat mobile, maka penulis akan mencoba membuat “Aplikasi Untuk Visualisasi Suara Jantung Manusia Pada Platform Android”. Penelitian ini dibuat dikarenakan masih belum banyak ditemukan penelitian kardiologi berbasis android.

1.2 Rumusan Masalah

(18)

Maka dari itu, diperlukan suatu implementasi yang dapat menampilkan karakteristik suara jantung agar dapat terlihat secara visual beserta dengan informasi mengenai suara jantung pertama, suara jantung kedua, systole, dan diastole sebagai bahan diskusi dan pembelajaran bagi penggunanya.

1.3Batasan Masalah

Pada penelitian ini diajukan beberapa batasan masalah, yaitu :

1. Data yang digunakan merupakan rekaman suara jantung manusia dari data digital Litmann Stethoscope dan bertipe .wav

2. Proses visualisasi sampai kepada tahapan pre-processing awal suara jantung. 3. Informasi yang ditampilkan berupa durasi suara jantung pertama, suara jantung

kedua, systole, dan diastole jantung.

4. Perancangan dilakukan untuk aplikasi mobile berbasis android dan bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemrograman Java.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan visualisasi suara jantung manusia agar dapat didengar dan dilihat dalam bentuk grafik pada platform android. Dengan demikian aplikasi yang dirancang dapat digunakan sebagai bahan diskusi dan pembelajaran bagi penggunanya.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian penelitian ini adalah :

1. Memudahkan penggunanya dalam mempelajari karakteristik suara jantung. 2. Menambah wawasan mengenai pengenalan suara jantung, visualisasi audio,

serta komputasi mobile berbasis android.

(19)

1.6 Metodologi Penelitian

Ada beberapa tahapan yang akan dilakukan pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan referensi yaitu dari buku, artikel, paper, jurnal, makalah, maupun situs-situs dari internet. Studi literatur yang dilakukan berkaitan dengan pengenalan suara, suara jantung manusia, pengenalan android, dan library android.

2. Idetifikasi Masalah

Pada tahap ini penulis melakukan identifikasi masalah yang akan diselesaikan pada aplikasi ini.

3. Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil studi literatur untuk mengetahui dan memahami bagaimana melakukan proses visualisasi suatu file suara pada android.

4. Perancangan Aplikasi

Pada tahap ini dilakukan perancangan arsitektur, perancangan data dan perancangan antarmuka. Proses perancangan dilakukan berdasarkan hasil analisis studi literatur yang telah didapatkan.

5. Implementasi Aplikasi

(20)

6. Pengujian

Pada tahap ini dilakukan proses pengujian dan percobaan terhadap aplikasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan sebelumnya serta memastikan program yang dibuat berjalan seperti yang diharapkan.

7. Dokumentasi

Pada tahap ini dilakukan pembuatan dokumentasi aplikasi, lengkap dengan analisis yang diperoleh.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari lima bagian utama, yaitu:

Bab 1 : Pendahuluan

Bab ini berisi berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab 2 : Landasan Teori

Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori pendukung penelitian skrispsi.

Bab 3 : Analisis dan Perancangan Sistem

Pada bab ini berisikan paparan analisis terhadap permasalahan dan penyelesaian persoalan terhadap bagaimana proses pemvisualisasian suatu file suara. Bab ini juga berisi perancangan sistem dan perancangan antara muka dari aplikasi yang dibuat.

Bab 4 : Implementasi dan Pengujian Sistem

(21)

Bab 5 : Kesimpulan dan saran

(22)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Di dalam landasan teori ini, akan dibahas tentang teori – teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari aplikasi yang akan dibuat.

2.1 Auskultasi Jantung

Suara jantung adalah suara yang dikeluarkan oleh jantung akibat aliran darah melalui jantung. Dokter biasanya menggunakan stetoskop ketika memeriksa pasien untuk mendengarkan suara jantung, yang memberikan informasi penting tentang kondisi jantung.

Stetoskop berasal dari bahasa Yunani yang artinya stethos yaitu dada dan skopein yaitu memeriksa. Jadi stetoskop adalah sebuah alat medis yang digunakan untuk memeriksa suara dalam tubuh (Amrullah, 2012). Stetoskop banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernafasan.

Stetoskop menggunakan teknik auskultasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit jantung melalui suara jantung (Mohammad Saptaaji , 2006). Pemeriksaan dilakukan dengan cara mendengar bunyi akibat vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian hemodemanik darah dalam jantung.

(23)

Suara yang sama dapat diinterpretasikan berbeda oleh dokter yang berbeda (Lisa Anggraeni, et al, 2007 ). Auskultasi jantung berguna untuk menemukan suara-suara yang diakibatkan oleh adanya kelainan pada struktur jantung dengan perubahan-perubahan aliran darah yang ditimbulkan selama siklus jantung.

Gambar 2.1 Daerah Auskultasi Jantung (Amrullah, 2012)

Beberapa aspek bunyi yang perlu diperhatikan :

a. Nada berhubungan dengan frekuensi tinggi rendahnya getaran.

b. Kerasnya (intensitas), berhubungan dengan ampitudo gelombang suara.

c. Kualitas bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan bermacam-macam jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen bunyi yang terdengar. Bunyi jantung pada auskultasi dapat juga terdengar bunyi akibat kejadian hemodemanik darah yang dikenal sebagai desiran atau bising jantung (cardiac murmur).

(24)

2.2 Karakteristik Suara Jantung

Suara jantung dihasilkan oleh gerakan-gerakan mekanis yang terjadi selama jantung berdetak. Suara ini terjadi karena gerakan dinding jantung, menutupnya dinding dari aliran darah. Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri, dan bilik kanan, dapat dilihat pada gambar 2.1. Sebagai alat pemompa darah, jantung mempunyai otot-otot yang kuat. Dinding jantung bagian bilik mempunyai otot yang lebih tebal dari pada dinding jantung bagian serambi. Otot dinding jantung bagian bilik lebih tebal karena kerja bilik lebih berat, yaitu memompa darah ke seluruh tubuh.

Gambar 2.2 Bagian Jantung (Amrullah, 2012)

(25)

Pembuluh darah adalah saluran yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung atau sebaliknya. Berdasarkan arah aliran darah pembuluh darah dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena).

Berdasarkan dari bagian-bagian jantung terdapat beberapa jenis suara jantung normal dan tidak normal, diantaranya :

a. Normal Heart Sound

Menghasilkan dua suara yang dapat didengarkan pada stetoskop. Sering dinyatakan dengan lub-dub atau disebut suara jantung pertama (S1) dan suara jantung kedua (S2). Suara lub (S1) muncul akibat dua penyebab yaitu : penutupan katub atrioventrikular (katub mitral dan trikuspidalis) dan kontraksi otot-otot jantung. Sedangkan suara dub (S2) disebabkan dari penutupan katub semilunaris (katub aorta dan pulmonal).

b. Aortic Stenosis

Penyempitan pada lubang katup aorta yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta. Faktor yang menyebabkan menyempitnya katup aorta pada seseorang seperti; jantung reumatik, kelainan katup bawaan, termasuk di dalamnya ketidakteraturan metabolisme, hiperkolesterolemia, dan penumpukan kalsium pada katup.

c. Aortic Regurgitation

Suatu kerusakan katup jantung yang ditandai dengan penutupan yang salah dari katup aorta sehingga menyebabkan terjadinya aliran balik darah dari aorta (pembuluh arteri terbesar yang menerima darah dari ventrikel kiri dan mengalirkannya keseluruh tubuh) masuk ke ruang jantung kiri bawah (ventrikel kiri).

(26)

d. Mitral Stenosis

Suatu kerusakan katup jantung yang ditandai dengan penyempitan katup mitral. Katup mitral adalah adalah katup yang terdiri dari dua kelopak yang terletak diantara ruang jantung kiri atas (atrium kiri) dan ruang jantung kiri bawah (ventrikel kiri). Katup ini membantu untuk meregulasi aliran darah dari atrium ke ventrikel dengan cara membuka ketika atrium berkontraksi dan menutup ketika ventrikel berkontraksi untuk mencegah darah mengalir kembali kedalam atrium.

e. Mitral Regurgitation

Suatu kerusakan katup jantung yang ditandai dengan adanya aliran balik darah dari ruang jantung kiri bawah (ventrikel kiri) ke ruang jantung kiri atas (atrium kiri) dikarenakan penutupan katup mitral yang salah. Ada dua jenis regurgitasi katup mitral tergantung lamanya kondisi ini berlangsung: Regurgitasi Katup Mitral Akut dan Regurgitasi Katup Mitral Kronis.

f. Midsystolic Click

Midsystolic Click adalah suara frekuensi yang tinggi pada pertengahan systole yang dihasilkan dari penghentian mendadak katup prolaps mitral 'ke atrium oleh korda.

g. Ventricular Septal Defect

(27)

h. Atrial Septal Defect

Merupakan salah satu kelainan jantung bawaan. Atrial septal defect ditandai dengan kecacatan pada interatial septung yang memungkinkan pulmonary venous kembali dari atrium kiri untuk secara langsung menuju katup kanan.

2.3 Phonocardiogram

Phonocardiogram adalah teknik dalam penelusuran suara jantung dan pencatatan getaran akustik jantung melalui suatu transduser mikrofon yang akan direkam dan ditampilkan pada osiloskop. Suatu mikrofon yang dirancang khusus ditempatkan pada dinding dada sehingga getaran yang dihasilkan oleh jantung dapat diterima,diperkuat, serta direkam (Amrullah, 2012). Suara-suara ini mengindikasikan laju dan ritme jantung dalam memompa darah. Suara ini juga memberikan informasi tentang efektifitas pemompaan jantung dan aktifitas katup-katup jantung

Suara jantung dapat digunakan lebih efisien dengan dokter ketika mereka ditampilkan secara visual (Debbal, 2009). Dengan adanya hasil PCG dari pasien, ahli medis dapat mendengar kembali, melihat perekaman secara visual, serta dapat menganilisis dan mengolah data tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Dalam keadaan normal suara jantung menghasilkan dua suara yang berbeda yang sering dinyatakan dengan lub-dub atau disebut suara jantung pertama (S1) dan suara jantung kedua (S2). Suara lub atau suara jantung pertama (S1) muncul akibat dua penyebab yaitu : penutupan katub atrioventrikular (katub mitral dan trikuspidalis) dan kontraksi otot-otot jantung. Sedangkan suara dub atau suara jantung kedua (S2) disebabkan dari penutupan katub semilunaris (katub aorta dan pulmonal).

(28)

sedangkan diastole interval antara suara jantung S2 dan S1. Secara jelas dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Phonocardiogram Jantung (Debbal, 2009)

Jantung juga menghasilkan suara ketiga (S3) dan keempat (S4) tetapi lebih rendah dalam intensitas dan normalnya tidak dapat didengar. Jantung yang tidak normal akan menimbulkan suara tambahan yang disebut dengan murmur (Anggraeni & Rizal, 2007). Suara ketiga (S3) bernada rendah dan dalam keadaan normal terdengar ± 0,015 sampai 0,017 detik setelah bunyi jantung II, terjadi akibat getaran cepat dari aliran darah saat pengisian cepat dari ventrikel. Dapat terdengar pada anak sampai dewasa muda. Sedangkan suara keempat (S4) disebabkan kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke ventrikel yang kompliansnya menurun. Suara keempat (S4) kadang terdengar pada dewasa muda 0,08 detik sebelum bunyi jantung I dengan intensitas rendah.

2.4 Audio

Audio atau suara adalah sesuatu yang dihasilkan oleh benda yang mengalami getaran sehingga menghasilkan gelombang yang berada di udara (Oky D., 2010). Bentuk gelombang yang berulang-ulang pada waktu tertentu disebut suatu periode. Suatu bentuk gelombang yang tidak menghasilkan suara yang periodik sama seperti sebuah noise.

(29)

perambatan gelombang bunyi sampai ke telinga pendengar yang dinyatakan dalam satuan m/s.

Gambar 2.4 Bentuk Gelombang (Oky, 2010) Dari gambar 1.3 maka dapat disimpulkan :

 Panjang gelombang suara (wavelength) dirumuskan = c/f  Dimana c = kecepatan rambat bunyi

 Dimana f = frekuensi

Frekuensi suara manusia adalah 20 Hz – 20 KHz. Suara yang berada pada range pendengaran manusia disebut dengan audio, dan gelombangnya sebagai accoustic signal. Suara yang berada diluar range pendengaran manusia dapat dikatakan sebagai noise, yaitu getaran yang tidak teratur dan tidak berurutan dalam berbagai frekuensi serta tidak dapat didengar manusia. Sistem multimedia menggunakan suara yang berada dalam range pendengaran manusia.

2.5File WAVE

(30)

Pada dasarnya file WAVE merupakan format kasar dimana sinyal suara langsung direkam dan dikuantisasi menjadi data digital . Data digital audio dalam file WAVE bisa memiliki kualitas yang bermacam-macam. Kualitas dari suara yang dihasilkan ditentukan dari bitrate, samplerate, dan jumlah channel. Sinyal suara yang direpresentasikan file WAVE dalam bentuk discrete, berupa deret bilangan yang merepresentasikan amplitudo dalam domain waktu.

[image:30.595.201.424.273.550.2]

File WAVE terdiri dari 3 bagian, yaitu main chunk, format chunk, dan data chunk seperti pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Struktur file WAVE (Wilson, 2003) Adapun penjelasan mengenai gambar 2.5 dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Deskripsi format file WAVE

Offset Ukuran Nama Deskripsi

0 4 ChunkID “RIFF” dalam bentuk ASCII

(31)
[image:31.595.108.531.138.535.2]

Tabel 2.1 Deskripsi format file WAVE (lanjutan)

Offset Ukuran Nama Deskripsi

4 8 12 16 20 4 4 4 4 2 ChunkSize Format Subchunk1ID Subchunk1Size AudioFormat

(36 + Subchunk2Size) atau (4 + (8 + Subchunk1Size) + (8 + Subchunk2Size)) “WAVE” (0x57415645 big endian form) “fmt” (0x666d7420 big endian form) 16 untuk PCM

PCM = 1

Nilai lebih dari 1 mengindikasi beberapa bentuk kompresi

22 2 NumChannels Mono = 1, Stereo = 2, dll

24 4 SampleRate 8000, 44100, dll

28 4 ByteRate SampleRate * NumChannels *

BitsPerSample/8

32 2 BlockAlign NumChannels * BitsPerSample/8

34 2 BitsPerSample 8 bits = 8, 16 bits = 16, dll

36 4 Subchunk2ID “data” (0x64617461 big-endian form)

40 4 Subchunk2Size NumSamples * NumChannels *

BitsPerSample/8

44 * Data Data aktual suara

Sebagai contoh, di sini adalah representasi 72 byte awal dari file WAVE dengan byte ditampilkan sebagai angka heksadesimal:

(32)

Gambar 2.6 Interpretasi file WAVE (Wilson, 2003)

2.6Visualisasi

Visualisasi adalah suatu bentuk penyampaian informasi yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu dengan gambar, animasi atau diagram yang bisa dieksplor,dihitung dan dianalisis datanya. Visualisasi memberikan cara untuk melihat yang tidak terlihat (Guruh, 2011).

Model dasar dalam melakukan proses visualisasi informasi yaitu, data mentah (dalam format tertentu) akan diolah sedemikian rupa sehingga bisa diekstrak dan disaring menjadi bentuk data yang dapat dianalisis seperti data dalam struktur pohon, vektor dan metadata. Data abstrak ini kemudian akan dipetakan (proses visualisasi data abstrak) dalam berbagai bentuk representasi seperti Grafik, Map dsb. Representasi ini kemudian akan dirender menjadi gambar. Didalam bentuk sebagai gambar, data memiliki parameter grafik yang bisa diatur seperti posisi, skala, perbesar/perkecil.

(33)

Didalam android salah satu contoh perkembangan visualisasi adalah Aplikasi Ringroid. Pada aplikasi ini file suara yang diputar akan divisualisasi berdasarkan domain waktu. Ringroid juga dilengkapi dengan fitur pemotongan file suara sehingga memungkinkan user untuk mengedit suatu file. Aplikasi Ringroid merupakan salah satu rujukan yang digunakan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

2.7Penelitian Terdahulu

Di bagian ini akan dijabarkan beberapa penelitian terdahulu. Saat ini sudah banyak penelitian teknologi informasi yang bergerak dibidang kedokteran bagian kardiologi. Untuk lebih jelasnya, pada tabel 2.1 akan dijelaskan penelitian – penelitian yang telah dibuat sebelumnya.

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu

No. Judul Tahun Keterangan

1

2

Pengenalan Suara Jantung menggunakan Metode Linear Predictive Coding dan JST-BP

Computerized Heart Sound Analysis 2007 2009 Pre-processing menggunakan Linear Predictive Coding memberikan hasil yang menjanjikan untuk pengenalan suara jantung secara otomatis

(34)

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu (lanjutan)

No. Judul Tahun Keterangan

3

4

Analisa Sinyal

Electrocardigraphy dan Phonocardiography Secara Simultan Menggunakan Continuous Wavelet Transform

Segmentasi Suara Jantung S1 dan S2 Menggunakan Kurva Amplop

2012

2012

kuantitatif dalam mendiagnosis penyakit. Frekuensi dominan banyak berada pada bunyi suara jantung pertama (S1)

Periode sistolik

(35)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pada bab berikut ini, akan dibahas beberapa hal diantaranya data yang digunakan, flowchart dari sistem, diagram aktivasi dari sistem, dan analisis perancangan sistem dalam melakukan proses visualisasi suara.

3.1 Data yang digunakan

Data yang digunakan merupakan rekaman suara jantung manusia dari data digital Litmann Stethoscope. File suara yang digunakan dalam bentuk format .wav. Adapun file rekaman suara jantung normal dan tidak normal yang digunakan, diantaranya : 1. Suara jantung normal (Normal Heart Sound)

2. Regurgitasi katup aorta (Aortic Regurgitation) 3. Stenosis katup aorta (Aortic Stenosis)

4. Regurgitasi katup mitral (Mitral Regurgitation) 5. Stenosis katup mitral (Mitral Stenosis)

6. Midsystolic Click

7. Ventricural Septal Defect

8. Defek septum atrium (Atrial Septal Defect)

3.2Analisis Sistem

(36)

Tahapan yang dirancang dari proses visualisasi suara jantung yang akan dibuat dalam penelitian ini yaitu ;

1. Memasukkan file rekaman suara jantung.

2. Melakukan pengecekan terhadap file rekaman masukan.

3. Apabila file masukan adalah format *.wav, maka sistem akan melakukan pembacaan isi file menggunakan fungsi CheapWAV pada koding. Namun apabila file masukan tidak dalam format *.wav maka sistem tidak akan membaca isi file dan sistem juga akan berhenti.

4. Struktur file wav terdiri atas tiga bagian, diataranya main chunk (header), format chunk, dan data chunk. Dengan menggunakan fungsi CheapWAV pada koding maka akan dilakukan pembacaan dari struktur file wav yang digunakan. Adapun proses pembacaan isi file wav yaitu :

- Pengecekan main chunk (header) Pengecekan main chunk (header) , sesuai dengan struktur RIFF, file wav diawali dengan byte yang berisi „RIFF‟ , lalu diikuti dengan byte yang menyatakan ukuran file, dan byte berikutnya berisi „WAVE‟ yang menyatakan bahwa file tersebut berisi file WAV. - Menguraikan format chunk , berupa informasi suara dengan menggunakan

„fmt‟. Didalam bagian ini juga akan diambil nilai file size, numchannels, sample rate, byterate, blockalign, bitpersample

- Selanjutnya melakukan pengecekan pada data chunk. Bagian ini dimulai dengan „data‟ dan diikuti dengan byte berikutnya yang menyatakan besarnya data dalam byte, lalu selebihnya adalah data digital audio-nya. 5. Hasil yang didapatkan dari proses pembacaan isi file dalam bentuk byte akan

dinyatakan dalam bentuk integer.

6. Kemudian dilakukan pemilihan zoomlevel yang digunakan untuk proses penggambaran visualiasi. Zoomlevel yang digunakan adalah zoomlevel = 2 7. Selanjutnya dilakukan proses penggambaran grafik dengan menggunakan

fungsi:

protected void drawWaveformLine(Canvas canvas, int x, int y0, int y1,

Paint paint) { canvas.drawLine(x, y0, x, y1, paint);

for (i = 0; i < width; i++) { Paint paint;

(37)

if (i + start >= mSelectionStart && i + start < mSelectionEnd) { paint = mSelectedLinePaint; } else {

drawWaveformLine(canvas, i, 0, measuredHeight, mUnselectedBkgndLinePaint);

paint = mUnselectedLinePaint; }

drawWaveformLine( canvas, i,

ctr - AtThisZoomLevel[start + i], ctr + 1 + AtThisZoomLevel[start + i], paint);

Secara jelas flowchart yang dibuat dapat dilihat pada gambar 3.1.

Start

Cek tipe file

File = wav

Membaca isi

file wav

visualisasi stop

ya

tidak

Pengambilan nilai informasi file wav

Zoomlevel = 2 Input file

[image:37.595.215.415.297.625.2]

suara

Gambar 3.1 Flowchart

3.3Diagram Aktivasi Aplikasi

(38)
[image:38.595.178.453.171.442.2]

proses rancangan aplikasi secara keseluruhan. Diagram aktivasi yang peneliti buat menampilkan aktivitas dalam aplikasi yang dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Diagram Aktivasi Aplikasi

Jika user telah sukses melalukan login maka sistem akan mengarahkan pada halaman pasien. Halaman pasien berupa data informasi pasien seperti, nama pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, dan nama file suara pasien. Dengan adanya data tersebut user dapat memilih data pasien mana yang ingin divisualisasikan. Setelah user memilih pasien maka sistem selanjutnya mengarah pada halaman visualisasi suara dengan menampilkan visualisasi suara jantung pasien.

3.4Arsitektur Umum Aplikasi

(39)

komponen dalam suatu aplikasi. Rancangan keseluruhan aplikasi yang akan dibuat dalam bentuk arsitektur umum yang dapat dilihat pada gambar 3.3

Status Login Database

Copy file Login Pilih suara

Hasil visualisasi dan informasi

suara START

[image:39.595.110.559.167.349.2]

ANDROID

Gambar 3.3 Arsitektur Umum

Penjelasan dari komponen-komponen yang terdapat pada general architecture adalah sebagai berikut:

a. Database

Pada aplikasi ini digunakan database Mysql dengan nama database visualisasi. Dalam database ini terdapat tiga table diantaranya table dokter, table pasien, dan juga table suara.

b. Copy file

Merupakan tahapan untuk membaca dan meng-copy seluruh file kedalam aplikasi ketika ingin dijalankan. Pada aplikasi ini proses membaca dan meng-copy file ditampilkan dalam bentuk loading bar.

c. Login

(40)

d. Pilih suara

Setelah melakukan login, maka aplikasi akan mengarah pada halaman data pasien. Selanjutnya user dapat memilih salah satu data pasien yang suaranya ingin divisualisasikan.

e. Hasil visualisasi dan informasi

Ketika user telah memilih data pasien, maka aplikasi akan masuk ke halaman utama berupa tampilan visualisasi dari suara jantung pasien. Selain menampilkan hasil visualisasi, pada halaman ini juga akan ditampilkan informasi yang terkandung didalam suara jantung tersebut.

3.5Perancangan Tampilan Antarmuka

Untuk memudahkan seorang user dalam menggunakan atau mengakses sebuah aplikasi dibutuhkan suatu interface (antarmuka aplikasi).

Antarmuka aplikasi merupakan sebuah alur komunikai antara user dengan aplikasi. Dengan kata lain antarmuka aplikasi digunakan sebagai media antara user dan komputer agar dapat berinteraksi satu sama lain. Sehingga user dapat lebih mudah mengerti dalam menggunakan aplikasi tersebut.

(41)
[image:41.595.244.424.157.362.2]

1. Rancangan halaman awal

Gambar 3.4 Rancangan Halaman Awal

Seperti pada gambar 3.4, halaman ini ditampilkan sebuah logo untuk memaksimalkan penampilan dari aplikasi. Untuk masuk ke halaman selanjutnya user diarahkan untuk melakukan tap to continue.

2. Rancangan halaman login dokter

[image:41.595.244.425.528.731.2]
(42)

Seperti pada gambar 3.5, rancangan pada halaman login dilengkapi dengan teksfield untuk pengisian username, password, dan juga dilengkapi dengan tombol login.

[image:42.595.250.419.230.419.2]

3. Rancangan halaman data pasien

Gambar 3.6 Rancangan Halaman Data Pasien

Sesuai dengan gambar 3.6 pada halaman data pasien akan berisikan seluruh data pasien seperti nama pasien, umur, jenis kelamin, dan nama file suara.

4. Rancangan halaman visualisasi

[image:42.595.239.430.546.726.2]
(43)

Seperti pada gambar 3.5, untuk perancangan halaman visualisasi akan dilengkapi dengan:

Canvas , sebagai tempat untuk menampilkan hasil visualisasi suara jantung  Tombol rewind , untuk dapat memutar ulang file suara

 Tombol fast forward, untuk mempercepat pemutaran file suara  Tombol play, untuk memutar file suara

(44)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan implementasi perancangan yang telah dijelaskan pada bab3 serta melakukan pengujian dari sistem yang telah dibuat. Tahapan ini bertujuan untuk menampilkan hasil tampilan akhir sistem yang dibangun.

4.1 Implementasi Sistem

Sesuai dengan hasil analisis dan perancangan yang telah dibuat, akan diimplementasikan ke dalam sebuah sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman java berbasis android dan database MySQL.

4.1.1 Kebutuhan sistem

Kebutuhan sistem pada aplikasi visualisasi suara jantung manusia berbasis android, meliputi perangkat keras dan perangkat lunak.

a. Perangkat keras

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk implementasi sistem adalah sebagai berikut:

- Processor : Intel Core 2 Duo (2.1 GHz) - RAM : 2 Gb

(45)

b. Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan untuk implementasi sistem adalah sebagai berikut:

- Sistem Operasi Windows 7 - Xampp Control Panel versi 2.5 - Eclipse Java Galileo -win32 - Mysql versi 5.0.7

- SDK Manager

4.1.2 Tabel pada MySql

Pada database MySql peneliti membuat sebuah database dengan nama visualisasi yang terdiri dari tiga tabel, diantaranya tabel dokter, tabel pasien, dan tabel suara. Adapun isi dari masing-masing tabel akan dijelaskan satu persatu.

a. Tabel dokter

[image:45.595.113.522.542.672.2]

Pada tabel dokter terdapat lima field diantaranya, id_dokter, nama_dokter, email, username, dan password.

(46)

f. Tabel pasien

[image:46.595.112.552.216.327.2]

Pada tabel pasien terdapat lima field diantaranya, id_dokter, id_pasien, nama_pasien, umur, dan j_kelamin.

Gambar 4.2 Tabel pasien c. Tabel suara

Pada tabel suara terdapat tiga field diantaranya, id_suara, id_pasien, dan nama_suara.

Gambar 4.3 Tabel suara

4.1.3 Tampilan awal aplikasi

Pada saat memulai aplikasi maka sistem akan menampilkan imageview dan juga loading bar yang merupakan tahapan untuk membaca dan mengopy seluruh file kedalam aplikasi ketika ingin dijalankan.

[image:46.595.106.539.435.553.2]
(47)
[image:47.595.245.387.100.317.2]

Gambar 4.4 Tampilan Awal Aplikasi

4.1.4 Tampilan login aplikasi

(48)
[image:48.595.244.388.102.319.2]

Gambar 4.5 Tampilan Halaman Login 4.1.5 Tampilan data pasien

Tampilan berikutnya dari aplikasi ini berupa tabel identitas dari pasien. Tampilannya berupa informasi data pasien yang terdiri dari nama pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, dan file suara jantung pasien . Untuk menghasilkan tampilan berupa list, penulis menggunakan library JSNOP Parser. Secara jelas dapat dilihat pada Gambar 4.6 .

[image:48.595.246.385.503.711.2]
(49)

4.1.6 Tampilan halaman visualiasi

[image:49.595.239.391.275.506.2]

Pada halaman ini terdiri dari canvas sebagai tempat tampilan hasil visualiasi. Hasil dari tampilan visualiasasi pada aplikasi ini berupa tampilan grafik hasil dari visualisasi file suara jantung yang sedang diputar . Selain itu juga terdapat beberapa tombol yaitu, tombol play, tombol rewind, tombol next, tombol zoom out, dan tombol zoom in. Secara jelas dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut

Gambar 4.7 Tampilan Halaman Visualiasi

4.1.7 Tampilan pengisian data pasien

(50)
[image:50.595.236.396.103.346.2]

Gambar 4.8 Tampilan Halaman Pengisian Data Pasien

4.2 Pengujian Sistem

Pengujian sistem penting dilakukan untuk menguji dan memastikan bahwa komponen-komponen yang terdapat pada sistem telah berjalan dan sesuai dengan fungsi yang diharapkan.

Metode pengujian yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode black box atau functional testing. Pada metode black box, pengujian tidak dilakukan pada source code, tetapi hanya berfokus pada kebutuhan fungsional sistem berdasarkan input dan output dari sistem tersebut (Sommerville, 2004).

4.2.1 Rencana Pengujian Sistem

(51)

Tabel 4.1 Rencana Pengujian Sistem

No. Komponen sistem yang diuji Butir uji

1 Halaman awal Loading bar, tap to continue

2 Halaman input data pasien Form data pasien 3 Halaman login dokter Form login

Tombol login

4 5

Halaman data pasien Halaman visualisasi

Informasi verifikasi dalam melakukan login

Menampilkan seluruh data pasien Menampilkan visualisasi suara yang diputar

Menampilkan informasi file suara yang digunakan

Tombol Play

Tombol Pause

Tombol Rewind

Tombol Next

Tombol Zoom out

Tombol Zoom in

4.2.2 Kasus dan hasil pengujian sistem

Adapun kasus dan hasil pengujian aplikasi dengan menggunakan teknik black box pada tabel 4.1 adalah sebagai berikut:

a. Pengujian halaman awal

(52)
[image:52.595.108.524.107.340.2]

Tabel 4.2 Pengujian Halaman Awal

No. Skenario uji Hasil yang diharapkan Hasil

Pengujian

1. Tampilan loading bar Akan menampilkan loading bar yang menandakan aplikasi sedang melakukan copy file .

Berhasil

2. Tap to continue Setalah menekan sembarang pada halaman awal, maka aplikasi akan mengarah ke halaman selanjutnya

Berhasil

b. Pengujian login dokter

Pada tabel 4.3, dilakukan pengujian sistem untuk dapat login ke dalam aplikasi. Adapun user yang melakukan login pada aplikasi ini adalah dokter.

Tabel 4.3 Pengujian Login Dokter

No. Skenario uji Hasil yang diharapkan Hasil

Pengujian

1. Mengisi username dan password user dokter : data benar

[image:52.595.114.524.498.710.2]

Akan muncul angka 1, kemudian mengarah pada halaman data pasien berupa tabel data pasien

Berhasil

2. Mengisi username dan password user dokter : data salah

Akan muncul angka 0, menandakan data yang diisi tidak tersimpan didalam database.

(53)

c. Pengujian input data pasien

Pada tabel 4.4, akan dilakukan pengujian untuk input data pasien. Input data pasien dilakukan oleh dokter untuk menambah daftar pasien :

Tabel 4.4 Pengujian Input Data Pasien

No. Skenario uji Hasil yang diharapkan Hasil

Pengujian

1. Pada halaman data pasien pilih menu , kemudian pilih tombol tambah pasien

Sistem akan mengarahkan user ke halaman form input pasien

Berhasil

2.

3.

Masukkan data dengan mengisi semua form yang tersedia

Tidak mengisi beberapa data pada form yang tersedia

Ketika tombol simpan data dipilih, maka sistem akan masuk kehalaman tabel data pasien

Ketika tombol simpan data ditekan, maka sistem tidak akan menampilkan data yang diisi tidak lengkap ke halaman tabel data pasien

Berhasil

Berhasil

d. Pengujian pilih data pasien

(54)
[image:54.595.108.523.107.317.2]

Tabel 4.5 Pengujian Pilih Data Pasien

No. Skenario uji Hasil yang diharapkan Hasil

Pengujian

1. Pada halaman data pasien , user memilih nama pasien yang suara jantungnya akan visualisasi

Sistem akan mengalihkan user ke halaman visualisasi suara jantung. Halaman ini akan menampilkan hasil visualisasi suara yang diputar beserta menampilkan informasi yang terdapat dari suara tersebut

Berhasil

e. Pengujian halaman visualisasi

Pada tabel 4.6 berikut, akan dilakukan pengujian terhadap seluruh tombol yang berada pada halaman visualisasi:

Tabel 4.6 Pengujian Halaman Visualisasi

No. Skenario uji Hasil yang diharapkan Hasil

Pengujian

1.

2.

3.

User menekan tombol pause

User menekan tombol play

User menekan tombol Zoom out

Ketika tombol pause ditekan, sistem akan memberhentikan sementara suara jantung yang sedang diputar

Ketika tombol play ditekan, maka sistem akan memutar file Suara yang dipilih

Ketika tombol Zoom out ditekan, maka sistem akan memperbesar tampilan grafik

Berhasil

Berhasil

[image:54.595.107.529.456.734.2]
(55)
[image:55.595.107.520.91.446.2]

Tabel 4.6 Pengujian Halaman Visualisasi (lanjutan)

No. Skenario uji Hasil yang diharapkan Hasil

Pengujian

4.

5.

User menekan tombol Zoom out

User menekan Tombol Rewind

dari visualisasi suara jantung yang sedang diputar

Ketika tombol Zoom out ditekan, maka sistem akan memperkecil tampilan grafik dari visualisasi suara jantung yang sedang diputar

Ketika tombol Rewind ditekan, maka sistem akan memutar ulang suara jantung dari awal

Berhasil

Berhasil

4.2.3 Pengujian kinerja sistem

Pada bagian ini penulis akan menampilkan seluruh hasil visualisasi dari data suara jantung yang digunakan. Adapun hasil pengujian kinerja sistem yang didapatkan yaitu :

a. Normal heart sound

(56)
[image:56.595.218.412.156.448.2]

sedangkan diastole interval antara suara jantung S2 dan S1. Hasil proses visualisasi suara jantung normal dapat dilihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.9 Normal Heart Sound

Dari hasil visualisasi suara jantung normal pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa grafik pertama merupakan hasil dari suara jantung pertama . Setelah suara jantung pertama maka grafik mulai menurun yang menandakan adanya interval menuju suara jantung kedua yang disebut dengan systole. Setelah kejadian systole maka grafik mulai menaik yang menandakan terdengarnya suara jantung yang kedua. Setelah terdengar suara jantung yang kedua maka grafik mulai kembali menurun dalam waktu yang sedikit lebih lama. Hal ini disebut dengan diastole, yang merupakan interval dari suara jantung kedua menuju ke suara jantung pertama pada grafik berikutnya. Adpaun informasi yang diperoleh dari proses visualisasi suara jantung normal, yaitu :

 Suara jantung pertama (S1) : 0,640 detik  Suara jantung kedua (S2) : 0,520 detik

Systole : 0,120 detik

(57)

b. Mitral Stenosis

[image:57.595.217.414.351.650.2]

Kerusakan katup jantung yang ditandai dengan penyempitan katup mitral. Katup ini membantu untuk meregulasi aliran darah dari atrium ke ventrikel dengan cara membuka ketika atrium berkontraksi dan menutup ketika ventrikel berkontraksi untuk mencegah darah mengalir kembali kedalam atrium. S1 pada mitral stenosis organik sangat mengeras, S2 dapat normal atau terpecah keras bila sudah terjadi hipertensi pulmonal. Bising yang khas ialah bising mid-diastolik dengan aksentuasi presistolik (bising presistolik) bernada rendah, berkualitas rumbling seperti suara guntur, dan terdengar paling baik di apeks. Hasil proses visualisasi dapat dilihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 Mitral Stenosis

(58)

pertama maka grafik mulai menurun yang menandakan adanya interval menuju suara jantung kedua yang disebut dengan systole. Setelah kejadian systole maka grafik mulai menaik yang menandakan terdengarnya suara jantung yang kedua. Setelah terdengar suara jantung yang kedua maka grafik mulai kembali menurun dalam waktu yang sedikit lebih lama. Hal ini disebut dengan diastole , yang merupakan interval dari suara jantung kedua menuju ke suara jantung pertama pada grafik berikutnya. Adpaun hasil yang diperoleh dari proses visualisasi suara jantung mitral stenosis, yaitu :

 Suara jantung pertama (S1) : 0,520 detik  Suara jantung kedua (S2) : 0,320 detik

Systole : 0,160 detik

Diastole : 0,320 detik

c. Aortic Stenosis

(59)
[image:59.595.219.412.106.401.2]

Gambar 4.11 Aortic Stenosis

Dari hasil visualisasi yang didapat pada jantung keadaan aortic stenosis, interval antara S1 dan S2 atau disebut dengan systole tidak dapat terlihat. Hal ini dikarenakan pada saat systole terdengar banyak bising jantung atau disebut dengan murmur. Sehingga sulit didapatkan secara pasti durasi dari S1, S2, dan systole. Informasi yang diperoleh dari proses visualisasi aortic stenosis yaitu :

 Suara jantung pertama (S1) : 1,280 detik  Suara jantung kedua (S2) : 0,840 detik

Systole : 0,400 detik

Diastole : 0,600 detik

d. Mitral Regurgitation

(60)
[image:60.595.217.414.157.452.2]

lamanya kondisi ini berlangsung, yaitu regurgitasi katup mitral akut dan regurgitasi katup mitral kronis. Hasil proses visualisasi dapat dilihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Mitral Regurgitation

Sesuai dengan hasil visualisasi dari suara jantung mitral regurgitation yang terdengar, maka dari S1 menuju S2 suara lub-dub jantung terdengar seperti datar . Dan pada saat systole ada terdengar bising jantung, sedangkan pada saat diastole tidar terlalu terdengar bising jantung. Hasil informasi yang diperoleh dari proses visualisasi suara jantung mitral regurgitation yaitu :

 Suara jantung pertama (S1) : 1,12 detik  Suara jantung kedua (S2) : 0,720 detik

Systole : 0,400 detik

(61)

e. Aortic Regurgitation

Kerusakan katup jantung yang ditandai dengan penutupan yang salah dari katup aorta sehingga menyebabkan terjadinya aliran balik darah dari aorta (pembuluh arteri terbesar yang menerima darah dari ventrikel kiri dan mengalirkannya keseluruh tubuh) masuk ke ruang jantung kiri bawah (ventrikel kiri). Hasil proses visualisasi dapat dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Aortic Regurgitation

[image:61.595.220.411.250.540.2]
(62)

 Suara jantung pertama (S1) : 10,2 detik  Suara jantung kedua (S2) : 9,76 detik

Systole : 4,20 detik

Diastole : 5,48 detik

f. Ventricular Septal Defect

[image:62.595.227.404.361.619.2]

Pada defek septum ventrikel terdapat komplikasi antara suara jantung pertama dan suara jantung kedua. Bising yang khas aialah bising pansistolik di sela iga ke-3 dan ke-4 tepi kiri sternum yang menjalar ke sepanjang tepi kiri sternum. Biasanya makin kecil defek makin keras bising yang terdengar karena arus turbulen. Hasil proses visualisasi dapat dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Ventricular Septal Defect

(63)

dari suara jantung ventricular septal defect yang diperoleh dari proses visualisasi yaitu :

 Suara jantung pertama (S1) : 0,120 detik  Suara jantung kedua (S2) : 0,840 detik

Systole : 0,440 detik

Diastole : 0,640 detik

g. Midsystolic Click

[image:63.595.218.412.369.660.2]

Suara frekuensi yang tinggi pada pertengahan systole yang dihasilkan dari penghentian mendadak katup prolaps mitral ke atrium oleh korda. Hasil proses visualisasi dapat dilihat pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Midsystolic Click

(64)

dengan suara jantung normal. Pada hasil grafik yang pertama merupakan hasil dari suara jantung pertama. Suara jantung pertama dalam keadaan normal berlangsung 0,64 detik, sedangkan pada midsystolic click berlangsung selama 0,68 detik. Setelah suara jantung pertama maka grafik mulai menurun yang menandakan adanya interval menuju suara jantung kedua yang disebut dengan systole. Setelah kejadian systole maka grafik mulai menaik yang menandakan terdengarnya suara jantung yang kedua. Setelah terdengar suara jantung yang kedua maka grafik mulai kembali menurun dalam waktu yang sedikit lebih lama. Hal ini disebut dengan diastole , yang merupakan interval dari suara jantung kedua menuju ke suara jantung pertama pada grafik berikutnya. Pada dasarnya durasi diastole lebih lama dibandingkan dengan systole. Adpaun hasil informasi yang diperoleh dari proses visualisasi, yaitu :

 Suara jantung pertama (S1) : 0,680 detik  Suara jantung kedua (S2) : 0,560 detik

 Systole : 0,120 detik

 Diastole : 0,360 detik

h. Atrial Septal Defect

(65)
[image:65.595.224.407.102.384.2]

Gambar 4.16 Atrial Septal Defect

Dari hasil visualisasi yang didapat menunjukkan bahwa pada saat systole terdapat banyak bising jantung. Hal ini ditandai dengan tidak terlihatnya jarak atau interval antara suara jantung yang pertama dengan suara jantung yang kedua. Untuk hasil visualisasi diastole cukup jelas terlihat, dan pada diastole juga terdapat sedikit bising jantung. Hasil informasi yang diperoleh dari suara jantung atrial septal defect dari proses visualisasi yaitu :

 Suara jantung pertama (S1) : 1,32 detik  Suara jantung kedua (S2) : 0,880 detik

 Systole : 0,440 detik

 Diastole : 0,600 detik

4.2.4 Hasil Pengujian Data

(66)

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Data

No Nama suara S1(detik) S2(detik) Systole(detik) Diastole(detik)

1 Normal Heart Sound 0,64 0,52 0,12 0,36

2 Mitral Stenosis 0,52 0,32 0,16 0,32

3 Aortic Stenosis 1,28 0,84 0.40 0,60

4 Mitral Regurgitation 1,12 0,72 0,40 0,56

5 Midsystolic Click 0,68 0,56 0,12 0,36

6 Ventricural Septal Defect 1,20 0,84 0,44 0,64

7 Atrial Septal Defect 1,32 0.88 0,44 0,60

8 Aortic Regurgitation 1,39 0,89 0,14 0,21

(67)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan implementasi dan pengujian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan:

1. Dari aplikasi yang dirancang telah mampu menampilkan hasil visualisasi berupa gambar grafik pada platform android. Selain itu juga ditampilkan informasi mengenai suara jantung pertama, suara jantung kedua, systole, dan diastole.

2. Dari hasil visualisasi suara jantung yang diuji maka durasi diastole lebih lama dibandingkan dengan durasi systole, dan suara jantung pertama (S1) lebih lama dibandingkan dengan suara jantung kedua (S2).

5.2 Saran

Untuk menghasilkan aplikasi yang lebih baik dan maksimal maka dibutuhkan saran dari pihak manapun untuk melengkapi kekurangan yang ada pada aplikasi ini. Saran dari penulis yaitu :

1. Sistem ini dapat dikembangkan dengan mereduksi noise yang terdapat di dalam file rekaman suara jantung.

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, L.& Rizal, A. 2007.Pengenalan Suara Jantung Menggunakan Metode Linear Predictive Coding dan JST-BP. STT Telkom Bandung.

Amrullah. 2012. Visualisasi Keluaran Fonokardiograf dengan Menggunakan Komputer Pribadi. DepartemenFisika Sub JurusanFisikaMedik

Atbi. A.,Debbal. S.M., Meziani.F., Meziane.A., 2013.Separation of Heart Sounds and

Heart Murmurs by Hilbert Transform Envelogram.Genie-Biomedical Laboratory

(GBM), Department of Electronics, Faculty of Technology, University of Aboubekr

Belkaid–Tlemcen,Algeria

Debbal, S. M. 2009. Computerized Heart Sounds Analysis. Genie - Biomedical Laboratory (GBM), Department of Electronic Faculty of Science Engineering University Aboubekr Belkaid, Algeria.

Gunawan, I., Gunadi, K. 2005. Pembuatan Perangkat Lunak WAVE Manipulator Untuk Memanipulasi File WAV. Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra

Guruh. 2011. Definisi Visualisasi, Animasi dan Simulasi. (online).http://guruh-al-

horford-fst08.web.unair.ac.id/artikel_detail-24313-Defenisi20Visualisasi,%20Animasi%20dan%20Simulasi%20.html. (5 Januari 2014)

(69)

News Medical. 2010. Kelainan Denyut Jantung. (Online). http://www.news medical.net/health/Heart-Rate-Abnormalities%28Indonesian%29.aspx.25April 2013.

Nurlaili, I. 2011. Pendeteksi Suara Jantung S1 dan S2 Menggunakan High Frequency Signatures. IT Telkom, Bandung.

Oky Dwi Nurhayati.2010. Pengolahan Audio. (Online). http://eprints.undip.ac.id/ 20105/1/Multi_pert2.pdf.28 Mei 2013.

Pressman, R.S. 2010.Software Engineering: A Practitioner‟s Approach. 7th Edition. McGraw-Hill: New York.

Rizal, A. & Suryani, V. 2007.Aplikasi Pengolahan Sinyal Digital pada Analisis dan Pengenalan Suara Jantung dan Paru untuk Diagnosis Penyakit Jantung dan Paru Secara Otomatis.STT Telkom Bandung.

Siregar, W. S. 2005. Klasifikasi Suara Jantung Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan. IT Telkom, Bandung.

Sommerville, I. 2004. Software Engineering. 7th edition. Pearson/Addison-Wesley: New York.

Suprayitno, EkoAgus, Hendradi, Rimuljo, Arifin, Achmad. 2012. Analisa Sinyal Electrocardiography dan Phonocardiography Secara Simultan Menggunakan Continuous Wavelet Transform. Bidang Keahlian Teknik Elektronika, Program Pascasarjana Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

(70)

Texas Heart Institute. 2014.Heart Sound and Murmur.(Online) http://texasheart.org/Education/CME/explore/events/eventdetail_5469.cfm (4April 2014)

Gambar

Gambar 2.5 Struktur file WAVE (Wilson, 2003)
Tabel 2.1 Deskripsi format file WAVE (lanjutan)
Gambar 3.1 Flowchart
Gambar 3.2 Diagram Aktivasi Aplikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlu adanya kebijakan pemerintah daerah dalam menyusun anggaran belanja yang lebih memperhatikan dampaknya secara langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,

Penelitian juga menunjukkan asam laurat yang terkandung dalam VCO mampu membakar lemak dari sumber lain, dan dengan cepat menjadikan energi dan meningkatkan metabolisme. Energi

If you pass a function to any of these methods, it will be invoked once in the context of each element (with the element index as its only argument) and should return the

“ Pengaruh Rasio Reaktan dan Jumlah Katalis pada Sintesis Metil Ester Sulfonat Berbasis Metil Ester Dengan Agen Sulfonasi H 2 SO 4 ” dengan baik.. Adapun tujuan

Dari dua hadits di atas, dapat diterangkan bahwa untuk lafazh riwayat Muslim menunjukkan larangan mandi bagi orang junub di dalam air yang tenang secara mutlak, baik air

Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi, yang memungkinkan anak akan berlaku liar

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut kamus umum bahasa indonesia

Kesesuaian Persepsi Dan Harapan Nasabah Atas Kualitas Jasa PT... ADLN Perpustakaan