PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN REWARD
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
ASIAN AGRI GROUP
Tesis
O l e h
MATHILDA TJANDRA
067017036/AKT
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN REWARD
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
ASIAN AGRI GROUP
Tesis
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
O l e h
MATHILDA TJANDRA
067017036/AKT
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN REWARD SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA ASIAN AGRI GROUP
Nama Mahasiswa : Mathilda Tjandra Nomor Pokok : 067017036 Program Studi : Ilmu Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Erlina, SE, MSi Ak) Ketua
(Dra. Sri Mulyani, MBA. Ak) (Drs. Amlys S. Silalahi, MSi)
Anggota Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.M.Sc)
Telah diuji pada
Tanggal : 01 Maret 2008
PANITIA PENGUJI TESIS:
Ketua : DR. Erlina, SE, MSi,Ak
Anggota : 1. Dra. Sri Mulyani, MBA,Ak
2. Drs, Amlys S. Silalahi, MSi.
3. Prof. DR. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan atas rahmat dan karunia yang
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
“Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
Dengan Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Asian Agri Group“.
Penyusunan tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan
di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis
tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. DR. Ir. T. Chairun Nisa B.MSc, selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof DR. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program
Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan
bertindak sebagai Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan kritik
untuk perbaikan hingga selesainya tesis ini.
4. Ibu Dra. Tapi Andasari Lubis, Ak selaku Sekretaris Program Magister
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan bertindak
sebagai Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan kritik untuk
5. Ibu DR. Erlina, SE, Msi. Ak. Phd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan
penulisan untuk tesis ini.
6. Ibu Dra. Sri Mulyani,Msi Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan
penulisan untuk tesis ini.
7. Bapak Amlys. S. Silalahi, Msi selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan
penulisan untuk tesis ini.
8. Teman-teman seperjuangan Angkatan XI Program Magister Akuntansi-USU
yang telah banyak membantu pada masa perkuliahan.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya dalam penyusunan tesis
baik secara moril maupun material ini kiranya Tuhan akan memberkati kita semua.
Medan, 12 Februari 2008 Penulis
RIWAYAT HIDUP
D
ilahirkan sebagai putri sulung dari pasangan Hans Tjandra dan Drg. Erlinda Widjaya di Medan pada 7 Oktober 1976 dengan nama Mathilda Tjandra. Bertempat tinggal di Komplek Taman Setia Budi Indah. Penulis mempunyai 2 saudara laki-laki.Pendidikan formal penulis menamatkan Sekolah Dasar pada tahun 1988, dilanjutkan dengan Sekolah Menengah Pertama di SMP St. Thomas I dan selesai pada tahun 1991, dan Sekolah Menengah Atas di sekolah yang sama dan selesai pada tahun 1994. Memulai perkuliahan di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Methodist Indonesia pada tahun 1994 dan menyelesaikan dalam kurun waktu empat tahun yaitu tahun 1998. Setelah vakum beberapa tahun pada September tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pascasarjana jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara dan telah menyelesaikannya pada 1 Maret 2008
Untuk pendidikan non formal yang pernah di jalani adalah kursus bahasa Inggris di PPIA sampai level Advance dan Paket Kuliah Komputer 1 tahun di PPK Tricom. Mengikuti beberapa pelatihan, seminar yang menyangkut akuntansi, perpajakan dan leadership baik di kota Medan maupun di luar kota. Selain itu pernah mengikuti kursus musik di Era Musika.
ABSTRAK
Hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerial telah diuji oleh beberapa peneliti dan diperoleh hasil yang bertentangan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan variabel moderating yang digunakan. Penelitian ini menguji pengaruh moderating reward terhadap hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
Subjek penelitian ini seluruh personil yang terlibat dalam penyusunan anggaran (Total 73 personil, yang dievaluasi 56 personil) meliputi manajer, supervisor maupun staf yang ada dikantor pusat maupun di kebun Asian Agri Group. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 6 item untuk indicator partisipasi sebagai variabel bebas dan 7 item indikator reward sebagai variabel moderating sedangkan data untuk kinerja manajerial dari Performance Contract personil yang dinilai dengan Balance Scorecard.
Penelitian ini menghasilkan 2 penemuan sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan. Pertama, partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Kedua, tidak ditemukan pengaruh Interaksi antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan reward terhadap kinerja manajerial.
ABSTRACT
The correlation between participation in budgeting and managerial performance have been tested by some research and has got some difference result. This cause of the differenciate of using moderating variable. This research is for tested the moderating reward toward relationship of participation in budgeting with managerial performance.
The subject of research for all of personal who involve in budgeting ( Total 73 person, evaluation only 56 person ) even the manager, supervisor or staff in the head office or estate Asian Agri Group. Data collected using a questionnaire which consist of six items for participation variable as a independent variable and seven items as a moderating variable and data for dependent variable has been taken from Performance contract personal.
This study resulted in two findings as had been proposed in the research hypotheses. First, participation in budgeting effected significantly toward managerial performance. Second, interactive effect was not found between participation in budgeting and reward toward managerial performance.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... . i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ....………... iii
RIWAYAT HIDUP ....………... v
DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR TABEL ...……… ix
DAFTAR GAMBAR ...……… x
DAFTAR LAMPIRAN ………. xi
BAB I : PENDAHULUAN .……… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Rumusan Masalah ……… 6
1.3 Tujuan Penelitian ……….. 7
1.4 Manfaat Penelitian ……… 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS . 8 2.1 Tinjauan Teori ……….. 8
2.1.1 Anggaran ………. 8
2.1.2 Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran ……… 11
2.1.3 Penghargaan / Reward ……… 12
2.1.5 Balance Scorecard (BSC) ……… 15
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ………. 17
2.3 Kerangka Konseptual ………... 19
2.4 Hipotesis Penelitian ……….. 20
BAB III : METODE PENELITIAN ...………. 21
3.1 Rancangan Penelitian ………... 21
3.2 Populasi dan Sampel ………. 21
3.3 Pelaksanaan Penelitian ... ……… 21
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...………….. 21
3.5 Defenisi Variabel Operasional dan Pengukuran Variabel …….... 22
3.5.1 Independen Variabel ……….... 22
3.5.1.1 Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran ... 22
3.5.1.2 Reward ... 23
3.5.2 Dependen Variabel ……….. 24
3.5.2.1 Kinerja Manajerial ... 24
3.6 Model dan Teknik Analisis Data ……….. 26
3.7 Teknik Analisis Regresi ... 27
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN………. 28
4.1 Pengujian Validitas dan Realibilitas Data ……… 29
4.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 30
4.3.1 Uji Multikolinieritas ... 31
4.3.2 Uji Normalitas ... 33
4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 35
4.3.4 Uji Linearitas ... 37
4.4 Pengujian Hipotesis ... 38
4.4.1 Pengujian Hipotesis 1 ... 38
4.4.2 Pengujian Hipotesis 2 ... 39
4.5 Pembahasan ... 43
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
5.1 Kesimpulan ... 49
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 49
5.2 Saran ... 50
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2-1 : Review Penelitian Sebelumnya ……….. 19
3-1 : Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel …………. 25
4-1 : Analisis Tingkat Pengembalian kuisioner ……….. 29
4-2 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 30
4-3 : Deskripsi Statistik ... 30
4-4 : Pengujian Multikolinearitas …………... 31
4-5 : Pengujian Multikolinearitas dengan matrik ……… 32
4-6 : Pengujian Normalitas dengan Uji Skewness ... 35
4-7 : Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ... 36
4-8 : Pengujian Linearitas dengan Ramsey Test ... 38
4-9 : Ringkasan Pengujian Hipotesis 1 ……… 38
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2-1 : Kerangka Konseptual ………....……… 20
4-1 : Normal Plot Uji Normalitas ... 34
4-2 : Grafik Histogram Uji Normalitas ... 34
4-3 : Grafik Scatterplot Uji Heterokedastisitas ... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 : Jadwal Penelitian ……… 53
2 : Kuesioner Penelitian ………... 54
3 : Performance Contract 2006 ... 56
4 : Hasil Kuesioner Penelitian ...………... 58
5 : Uji Validitas dan Realibilitas data ... 62
6 : Regresi untuk Variabel Partisipasi ... 64
7 : Regresi untuk Variabel Partisipasi & Reward ... 65
8 : Regresi untuk Variabel Partisipasi, Reward dan Kinerja ... 66
9 : Regresi dengan Uji Glejser ... 70
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi kompleksitas kebutuhan perusahaan dalam
meningkatkan pelayanan terhadap pelanggannya mengharuskan setiap komponen
dalam perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk mencapainya. Seiring
dengan kebutuhan ini maka dibutuhkan suatu rencana kerja yang sangat baik dan
terstruktural untuk menyelaraskan tentang kepentingan perusahaan dalam
meningkatkan kinerja seluruh anggotanya demi kelangsungan hidup perusahaan.
Asian Agri (AA) sebagai group perusahaan swasta nasional bergerak dalam
bidang perkebunan (hulu) dan olahan kelapa sawit (hilir) yang tersebar di beberapa
propinsi Sumatera Utara, Riau dan Jambi. Adapun Visi Perusahaan “To be one of the
Largest, Most Profitable, Best Managed and Sustainable Palm Oil Business Group in
the World, a Preferred Supplier to our Customers and the Preferred Employer to our
People”(Menjadi salah satu perusahaan yang terbesar, Menguntungkan, Manajemen
yang baik dan berkelanjutan dalam bisnis kelapa sawit di dunia, melakukan yang
terbaik untuk pelanggan dan karyawan). Misi Perusahaan dituangkan dalam
P.L.A.N.T.E.D. (Professionalism with Integrity-Bersikap profesional, L
eadership-Pemimpin yang baik, Achievement oriented-Pencapaian target, Nurture
Environment responsible-Lingkungan yang mendukung, Responsible to
shareholders-Bertanggungjawab kepada Pemegang saham/pemilik).
Management perusahaan AA sering menemui hambatan antara lain dalam
proses penyusunan anggaran (budget) yang awalnya management/direksi yang
menetapkan target/anggaran yang harus dicapai oleh karyawan baik dalam produk
maupun biaya (sistem top down).
Hasil evaluasi dengan sistem seperti ini dirasakan kurang efektif dan efisien
karena management yang menetapkan tidak mengetahui secara pasti kondisi lapangan
demikian juga dalam hal penilaian kinerja manajer dan karyawan yang menggunakan
sistem tradisional dimana pemberian reward untuk manajer dan karyawan didasarkan
pada faktor keuangan yang dilihat dari EBITDA,ROI, dan rasio operasi tanpa
perhitungan aspek lain yang seharusnya mempengaruhi penilaian kinerja. Sebetulnya
aspek diatas belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang
dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan karena
ROI, Profit Marjin dan Rasio Operasi hanya menggambarkan pengukuran efektivitas
penggunaan aktiva serta laba dalam mendukung penjualan selama periode tertentu.
Dengan mengevaluasi kekurangan secara perlahan AA mulai melakukan
pembenahan dengan menerapkan sistem partisipasi dalam penyusunan anggaran
(bottom up) dimana semua manajer dan karyawan ikut berpartisipasi walaupun secara
tidak langsung duduk dalam suatu forum. Masing-masing department menyusun dan
membawa anggaran departmentnya ke dalam forum yang lebih tinggi untuk
dibicarakan dengan management. Anggaran yang dikerjakan dengan sistem ini dilihat
lebih efisien dan efektif.
Singkatnya, anggaran dapat menggambarkan rencana manajemen secara
komprehensif untuk masa yang akan datang dan bagaimana rencana tersebut dapat
tercapai (Garrison dan Norren,2003).
Perubahan besar lainnya AA mencoba menerapkan sistem Balance Scorecard
(BSC) sejak tahun 2002 dalam menilai kinerja. Metode BSC dipilih untuk
pengukuran kinerja karena BSC mencakupi berbagai sudut pandang/perspektif baik
dari aspek keuangan dan aspek non keuangan.
BSC merupakan sistem manajemen strategik korporasi dalam menghadapi
perubahan teknologi dan keunggulan bersaing serta ketidakpastian (Kaplan dan
Norton,2001) dan membangun sustainabilitas efektivitas kinerja korporasi (Bieker,
2002).
Dalam pendekatan BSC kinerja personal diukur dengan ukuran keuangan
untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dimasa lalu. Disamping itu
ukuran keuangan dilengkapi dengan ukuran nonkeuangan tentang kepuasan customer,
produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis dan komitmen personal yang
menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang.
Menurut Mulyadi(2001) penggunaan ukuran nonkeuangan dilandasi oleh
ditentukan oleh aktiva tidak berwujud (intangible assets) daripada oleh aktiva
berwujud (tangible assets).
Ukuran keuangan semata tidak memberikan gambaran yang riil mengenai
keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial
misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan
karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan
perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996). Menurut Mia (2002) penilaian hanya dengan
melalui sisi keuangan dapat menimbulkan masalah yaitu :
1. Vision Problem, kurangnya manajer korporasi memahami visi organisasi
karena strategi organisasi tidak jelas dan tidak tepat.
2. Human Resources Problem, pengukuran kinerja tidak didasarkan pada target,
sistem reward yang tidak terkait dengan target dan pengukuran kinerja.
3. Operational Problem, perencanaan strategi tidak terkait dengan budget dan
alokasi sumberdaya dan sistem operasi lebih terfokus pada kontrol
operasional.
4. Learning Process Problem, pengukuran kinerja hanya didasarkan pada data
keuangan sedangkan pengukuran kinerja non keuangan hanya untuk tactical
feedback. Akibatnya koordinasi antar manajer dan karyawan lemah, tidak
memiliki sense of belonging terhadap perusahaan.
Pengukuran kinerja manajerial dilakukan untuk dapat menilai keberhasilan
telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan serta
memudahkan management untuk menentukan reward bagi para manajer dan
karyawan. Reward yang diberikan tidak harus dalam bentuk materi misalnya fasilitas
kredit kendaraan, perjalanan ke luar kota/negeri.
Dalam masa peralihan banyak problem yang dihadapi oleh AA terutama
dalam memberikan pemahaman bagi karyawannya. Ada karyawan yang tidak puas
dengan penilaian sistem ini tetapi ada juga yang merasa diuntungkan dengan
penerapan sistem baru.
Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial merupakan penelitian di bidang akuntansi manajemen
yang masih dalam perdebatan karena hubungan kedua variabel tersebut tidak
konsisten. Misalnya Milani (1975) menemukan adanya pengaruh positif antara
partisipasi dalam anggaran dengan prestasi manajer, Brownell (1982) menemukan
hasil bahwa partisipasi manajer dalam anggaran mempunyai pengaruh negatif
terhadap prestasi manajer.
Ketidakkonsisten mengenai hasil penelitian tersebut memberikan minat
peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara kedua
variabel tersebut..
Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Raflia Aulia (2006) yang meneliti tentang partisipasi manajer dalam
moderating pada Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara Wilayah Sumatera Utara.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi manajer dalam
penganggaran dan budgetary slack berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial.
Perbedaan penelitian ini terletak pada penggunaan variabel moderating yaitu reward,
lokasi penelitian, metode penilaian kinerja dengan BSC, dan para manajer dan
karyawan dalam penyusunan anggaran yang menjadi populasi dan sampel dalam
penelitian.
Penelitian ini akan menguji kembali pengaruh partisipasi dalam penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial dengan reward sebagai variabel moderating
yang diukur dengan Balance Scorecard pada Asian Agri di wilayah Sumatera Utara.
Asian Agri dipilih untuk memberikan kontribusi ilmiah yang beragam dari sisi lokasi
objek penelitian dan karena adanya praktek partisipasi penganggaran dan telah
menerapkan sistem BSC dalam mengukur kinerja manajer.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajerial?
2. Apakah reward mempengaruhi hubungan antara partisipasi dalam penyusunan
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial.
2. Mengetahui pengaruh reward terhadap hubungan partisipasi dalam penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai
kalangan baik dalam lingkungan pendidikan maupun umum, antara lain :
1. Akademis,penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan akuntansi
khususnya bidang Akuntansi Manajemen dan Manajemen Strategi.
2. Teoritis, penelitian ini mampu memberikan tambahan informasi dan
menimbulkan inisiatif untuk penelitian – penelitian di bidang Ilmu Akuntansi
khususnya aplikasi metode BSC pada masa yang datang
3. Praktis, sebagai media bagi perusahaan untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dengan diterapkannya metode BSC dalam penyusunan anggaran maupun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1Tinjauan Teori
2.1.1 Anggaran
Secara konseptual defenisi anggaran (Budget) dan penganggaran (Budgeting)
saling terkait. Menurut Chandra (1999) mendefenisikan suatu anggaran sebagai suatu
rencana tindakan kuantitatif yang mencakup satu periode tertentu biasanya satu tahun
dan dipersiapkan untuk suatu organisasi secara menyeluruh atau untuk unit-unitnya,
sedangkan penganggaran merupakan suatu proses mempersiapkan dan
mengimplementasikan suatu anggaran.
Suatu Anggaran merupakan suatu ekspresi terhadap ekspektasi dan rencana
manajemen tentang masa depan perusahaan, institusionalisasi terhadap tujuan
perusahaan, dan membuat setiap orang dalam organisasi peduli terhadap sumberdaya
ekonomik perusahaan, permintaan terhadap sumberdaya ekonomik dan
keterbatasan-keterbatasan atas sumberdaya ekonomik tersebut. Dapat dikatakan anggaran
memainkan peranan penting dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Anggaran juga berperan untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi
Anggaran memiliki beberapa fungsi (Siegel, 1989) antara lain :
1. Anggaran merupakan hasil akhir dari suatu proses perencanaan perusahaan
yaitu merupakan hasil akhir dari negosiasi antara anggota organisasi yang
dominan tentang tujuan operasional untuk masa depan.
2. Anggaran merupakan suatu blueprint for action perusahaan , yang
merefleksikan prioritas utama manajemen dalam alokasi sumberdaya ekonomi
organisasional.
3. Anggaran berperan sebagai alat komunikasi interaktif internal yang
menghubungkan berbagai departemen atau divisi dengan top manajemennya.
4. Anggaran berperan sebagai standar kriteria pengukuran kinerja yang dapat
diperbandingkan dengan hasil operasi aktualnya. Dengan kata lain anggaran
merupakan basis untuk mengevaluasi kinerja dari para manajer pusat biaya
dan pusat laba.
5. Anggaran berperan sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen mengidentifikasikan bidang atau kegiatan perusahaan yang
menguntungkan dan tidak menguntungkan.
6. Anggaran berfungsi mempengaruhi dan memotivasi para manajer dan
karyawan untuk terus bertindak dalam cara-cara yang benar dan konsisten
dengan operasi yang efektif dan efisien dan selaras dengan tujuan
7. Anggaran berperan sebagai alat manajemen untuk mengelola sumberdaya
ekonomik perusahaan yang terbatas secara efisien dan efektif.
Setelah kita mengetahui fungsi dari anggaran kita juga harus memahami langkah –
langkah dasar dalam mengembangkan suatu anggaran antara lain :
a. Manajemen puncak harus memutuskan apa tujuan jangka pendek dari suatu
anggaran yang disusun dan strategi apa yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut.
b. Menentukan sumberdaya ekonomis yang akan dialokasikan untuk mencapai
tujuan suatu anggaran.
c. Mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak dan selanjutnya
dikomunikasikan kepada supervisor dan karyawan yang menjadi pelaksana
dan penentu keberhasilan suatu anggaran.
d. Anggaran tersebut digunakan untuk mengendalikan biaya – biaya dan
mengindentifikasi area bermasalah dalam organisasi dengan membandingkan
secara periodik hasil kinerja aktual dengan tujuan dan sasaran yang telah
dirumuskan.
Dalam mekanisme anggaran ada 5 karakter yang harus diperhatikan
Budgetary Goal Characteristic (Kenis,1979) yaitu :
1. Partisipasi Anggaran
2. Kejelasan tujuan Anggaran.
4. Evaluasi Anggaran
5. Kesulitan Anggaran
2.1.2 Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran (penganggaran) adalah suatu tingkat
keterlibatan dan pengaruh para individu dalam proses penyusunan
anggaran(Brownell,1982) dalam Raflia(2006). Partisipasi secara luas pada dasarnya
merupakan proses organisasional, dimana para anggota organisasi terlibat dan
mempunyai pengaruh dalam suatu pembuatan keputusan yang berkepentingan dengan
mereka.
Partisipasi dalam konteks penyusunan anggaran merupakan proses dimana
para individu yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan
budget emphasis, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target
anggaran (Brownell,1982). Seperti yang dikemukakan Milani (1975) tingkat
keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses
penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran
partisipatif dan anggaran non partisipatif. Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam
proses penyusunan anggaran partisipatif sehingga memungkinkan bagi bawahan
melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran yang menurut mereka
Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran mengarah kepada seberapa
besar tingkat keikutsertaan dalam menyusun anggaran serta pelaksanaannya untuk
mencapai target anggaran. Hal ini diperlukan agar para manajer dan karyawan merasa
lebih puas dan produktif dalam bekerja yang mengakibatkan timbulnya perasaan
ingin berprestasi dengan komitmen yang dimiliki.
Menurut Cherrington (1973) ada tiga tujuan utama yang dapat dicapai melalui
partisipasi dalam penyusunan anggaran (penganggaran) yaitu:
1. akseptasi karyawan terhadap rencana kegiatan perusahaan.
2. peningkatan semangat kerja.
3. peningkatan produktivitas
2.1.3 Penghargaan (Reward)
Dalam pengendalian manajemen selain stuktur organisasi yang memadai
komponen lain yang juga tak kalah penting adalah sistem penghargaan (reward
system). Sistem penghargaan berbasis kinerja (Mulyadi,2001) merupakan salah satu
alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi
personel agar mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Sistem ini
dibutuhkan perusahaan jika perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang menuntut
diperkerjakannnya knowledge workers yaitu tenaga kerja dan alat produksinya
terpadu menjadi satu dalam diri tenaga kerja. Penghargaan atas kinerja personil
Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001) adalah penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya
berdasarkan sasaran,standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara
umum penghargaan (Mulyadi,2001) dapat digolongkan pada dua kelompok :
penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik. Penghargaan intrinsik berupa rasa
puas diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu.
Untuk meningkatkan penghargaan intrinsik, manajemen dapat menggunakan
beberapa teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan
keputusan dan usaha lain yang meningkatkan harga diri seseorang dan yang
mendorong orang untuk menjadi terbaik. Sedangkan penghargaan ekstrinsik terdiri
dari kompensasi yang diberikan kepada personal baik yang berupa kompensasi
langsung, tidak langsung maupun yang berupa kompensasi nonmoneter. Kompensasi
langsung adalah pembayaran langsung berupa kenaikan gaji, pembagian laba,
pemberian bonus yang didasarkan pada kinerja personal. Penghargaan tidak langsung
adalah semua pembayaran untuk kesejahteraan personel seperti asuransi.
Penghargaan nonmoneter dapat berupa sesuatu yang secara extra diberikan
perusahaan kepada personelnya seperti ruang kerja yang memiliki lokasi dan fasilitas
istimewa, tempat parkir khusus, gelar istimewa dan sekretaris pribadi. Untuk
sistem penghargaan yang mampu menumbuhkan semangat personel dalam
menghasilkan kinerja baik dalam hal keuangan maupun non keuangan.
Penerapan sistem penghargaan berbasis kinerja (Mulyadi,2001) dilakukan
melalui empat langkah yaitu :
1. Penetapan asumsi tentang lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
2. Penetapan faktor faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam lingkungan bisnis.
3. Penetapan ukuran kinerja berbasis faktor penentu keberhasilan perusahaan.
4. Penetapan sistem penghargaan berbasis kinerja.
Sedangkan pendistribusian penghargaandilaksanakan melalui tiga tahap yaitu :
a. Penetapan sistem penghargaan.
b. Penilaian kinerja.
c. Pendistribusian penghargaan.
2.1.4 Kinerja Manajerial
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan
operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki
(Helfert, 1996). Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang
Partisipasi pekerja dalam proses anggaran dapat meningkatkan motivasi untuk
mencapai target yang ditetapkan dalam anggaran selain itu menyebabkan respek
bawahan terhadap atasan dan perusahaan bertambah serta hubungan positif antara
partisipasi dengan kinerja manajerial(Milani,1975).
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak
semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya
diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja. Dengan adanya penilaian kinerja,
manajer puncak dapat memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan
kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing pusat
pertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini diharapkan
dapat memberikan motivasi karyawan bekerja lebih efektif dan efisien.
Penilaian kinerja (Mulyadi,2001) dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawannya
seperti promosi, pemberhentian, mutasi.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam
perusahaan. Selain untuk menilai keberhasilan perusahaan pihak manajemen juga
dapat menggunakan kinerja untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.
2.1.5 Balance Scorecard (BSC)
Balance Scorecard (BSC) adalah suatu sistem manajemen yang dapat
digunakan sebagai kerangka sentral dalam berbagai proses manajerial seperti dalam
pengukuran kinerja korporasi yang komprehensif, penentuan tujuan individual dari
tim, tolok ukur pemberian kompensasi, alokasi sumber daya ekonomi, perencanaan,
penganggaran, pemberian umpan balik strategi pembelajaran dan pemberdayaan
karyawan, pembelajaran dan pertumbuhan organisasi secara berkelanjutan,
membangun relasi harmonis dengan pelanggan.
Sejak diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (Kaplan dan Norton,1992) BSC
yang memadukan perspektif pengukuran kinerja finansial (pendekatan tradisional)
dengan perspektif kinerja nonfinansial (pendekatan customer relationship, internal
business processes dan learning and Growth) terus mendapat perhatian luas dari
kalangan akademisi, praktisi dan konsultan bisnis. Balance scorecard sebagai alat
ukur kinerja yang baru memperkenalkan empat proses manajemen baru, yang terbagi
dan terkombinasi antara tujuan strategi jangka panjang dengan peristiwa jangka
pendek, yaitu:
Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam Balanced Scorecard
karena ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi
akibat keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil.
2. Perspektif Pelanggan(Customer).
Pada masa lalu seringkali perusahaan mengkonsentrasikan diri pada
kemampuan internal dan kurang memperhatikan kebutuhan konsumen. Sekarang
strategi perusahaan telah bergeser fokusnya dari internal ke eksternal. Jika suatu unit
bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka
harus menciptakan dan menyajikan suatu produk atau jasa yang bernilai dari biaya
perolehannya. Dan suatu produk akan semakin bernilai apabila kinerjanya semakin
mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan persepsikan konsumen
(Heppy Julianto, 2000).
3. Perspektif Proses Bisnis Internal(Internal Bisnis Process)..
Menurut Kaplan dan Norton 1996, dalam proses bisnis internal, manajer harus
bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan
melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang
diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh
para pemegang saham.
Perspektif keempat dalam Balanced Scorecard mengembangkan pengukuran
dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh. Tujuan dari
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk
mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai
analisis pengaruh partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial (BSC):
1. Penelitian Raflia Aulia (2006) yang meneliti tentang pengaruh partisipasi
manajer dalam penganggaran terhadap kinerja manajerial dengan budgetary
slack sebagai variabel moderating pada PT Perkebunan Nasional. Penelitian
ini menggunakan pengujian sebagai berikut :
a. Uji deskriptif
b. Uji nonresponse bias
c. Uji kualitas data (validitas dan realibilitas)
d. Uji asumsi klasik (multikolineritas, autokorelasi, heterodisitas, normalitas).
e. Uji Hipotesis, dengan hasil :
1. Partisipasi manajer dalam penganggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
2. Penelitian Irawadi (2005) yang meneliti tentang pengaruh partisipasi anggaran
terhadap prestasi manajer pusat pertanggungjawaban dengan motivasi sebagai
variabel mediating pada PT. Astra. Penelitian ini menggunakan pengujian
sebagai berikut :
a. Uji Deskriptif.
b. Uji kualitas data, reliabilitas dan validitas.
c. Uji asumsi klasik.
d. Uji Hipotesis, dengan hasil penelitian sebagai berikut :
1. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap prestasi
manajer pertanggungjawaban.
2. Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan berpengaruh terhadap
motivasi manajer pusat pertanggungjawaban.
3. Prestasi manajer pusat pertanggungjawaban sangat dipengaruhi oleh
keikutsertaannya dalam penyusunan anggaran.
Beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi pedoman peneliti dalam
meneliti pengaruh antara partisipasi manajer dalam penganggaran terhadap kinerja
[image:34.612.110.527.610.709.2]manajerial dapat dilihat pada Tabel 2-1 berikut :
Tabel 2-1 Review Penelitian Sebelumnya
Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Milani (1975) Variabel Independen : Partisipasi Variabel Dependen : Prestasi
Ada pengaruh positif antara partisipasi dalam anggaran dengan prestasi manajer.
Kenis (1979) Variabel Independen : Partisipasi Variabel Dependen : Prestasi
Irawadi(2005) Variabel Independen : Partisipasi Variabel Dependent : Manajer Pertanggungjawaban
Variabel Moderating : Motivasi
Ada pengaruh positif antara partisipasi dalam anggaran dengan motivasi dan motivasi dengan prestasi mangaer
Raflia Aulia(2006) Variabel Independen : Partisipasi Variabel Dependen : Kinerja Manajerial
Variabel Moderating : Budgetary Slack
Partisipasi manajer dalam penganggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Budgetary Slack berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
[image:35.612.120.505.299.576.2]2.3 Kerangka Konseptual
Gambar yang menunjukkan kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada
Gambar 2-1 :
Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
(X1)
Kinerja Manajerial dengan konsep
BSC (Y) H1
Reward (X2)
H2
Gambar 2-1 : Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Reward Sebagai Variabel Moderating.
2.4Hipotesis Penelitian
1.: Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial
2.: Reward berpengaruh terhadap hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Rancangan Penelitian
Penelitian ini pada perusahaan yang telah menerapkan sistem penilaian
kinerja dengan menggunakan metode Balance Scorecard (BSC). Untuk itu dipilih
Asian Agri Group sebagai perusahaan yang telah menerapkan sistem ini.
3.2Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah semua personil yang terlibat dalam proses
penyusunan anggaran baik yang berada di kebun (produksi TBS) maupun di pabrik
(pengelolaan CPO) dan di Kantor Medan yang berjumlah sekitar 100 personil.
3.3Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dimulai dari kegiatan penyusunan proposal yaitu bulan Agustus
2007 sampai pada pengujian instrument, pengolahan data serta pelaporan yang
berakhir pada bulan Desember 2007. Secara matrik dapat dilihat pada lampiran 1
tesis ini.
Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Kisaran, Rantau Prapat dan Medan
dimana perkebunan dan pabrik dari perusahaan Asian Agri beroperasi.
3.4Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian yang digunakan adalah data primer yaitu berupa kuesioner
anggaran 2007 secara acak (Random Sampling System) pada masing-masing daerah
operasional dan data sekunder yang dituangkan dalam Performance Contract
(lampiran 3) personil per 31 Desember 2006 yang dievaluasi setiap enam bulan.
3.5Definisi Variabel Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi dalam penyusunan
anggaran dan reward. Sedangkan sebagai variabel dependen adalah kinerja
Manajerial. Dengan demikian definisi operasional seluruh variabel tersebut adalah
sebagai berikut :
3.5.1 Independen Variabel
3.5.1.1 Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran (X1)
Partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah tingkat keterlibatan dan
pengaruh para individu dalam proses penyusunan anggaran. Teknik pengukuran
dengan menggunakan kuesioner gabungan yang dikembangkan oleh
Milani,K(1975:274-284) “The Relationship of Participation in Budget Setting to
Industrial Supervisor Performance and Attitude” dan Wenztel,Kristi(2002:248-271)
“The influence of Fairness Perceptions and Goal Commitment on Managers
Performance in a Budget Setting” dalam buku Mas’ud (2004:282-284). Kuesioner ini
digunakan untuk menggambarkan peran personil dalam menentukan dan merancang
anggaran untuk departemen tersebut. Setiap responden diminta menjawab 5 butir
pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi, pengaruh yang dirasakan dan
skala 1 menunjukkan partisipasi yang rendah dan skala 5 menunjukkan partisipasi
yang tinggi.
3.5.1.2Reward (X2)
Reward merupakan kompensasi yang diberikan perusahaan terhadap para
personil sesuai dengan penilaian kinerja yang bersangkutan untuk meningkatkan
motivasi karyawan dalam bekerja. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner yang
dikembangkan oleh Mitchell, Vance F. dan Pravin Moudgill (1976:334-349),
“Organizational Behavior and Human Performance, dalam buku
Mas’ud(2004:264-265). Setiap responden diminta menjawab 5 butir pertanyaan yang mengukur
kepuasan bekerja, cara mengatasi tekanan dan batas waktu, cara penilaian, kepuasan
akan penghargaan yang diterima dengan skala pengukuran 1 sampai 5 dimana skala 1
menunjukkan tingkat kepuasan terendah dan angka 5 menunjukkan kepuasan
tertinggi.
Hampir semua organisasi, hubungan antara kinerja dan reward adalah linier.
Dalam Mulyadi (2001), sistem reward berbasis kinerja harus memenuhi kriteria
berikut agar menjadi motivasi bagi personil:
1. Reward yang diberikan harus memiliki dampak positif bagi penerima
sehingga dapat meningkatkan produktivitas mereka.
2. Reward harus dimengerti oleh penerima dimana personal harus
3. Reward diberikan pada waktu yang tepat dan dapat dirasakan dalam
jangka panjang dimana reward akan prestasi diberikan pada waktu yang
tidak terlalu jauh dengan prestasi yang dicapai.
3.5.2Dependen Variabel
3.5.2.1Kinerja Manajerial
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang dalam suatu
organisasi/perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab dalam mencapai
tujuan organisasi.
Kinerja manajerial adalah suatu system yang mengatur pengelolaan kinerja
sumber daya manusia suatu perusahaan(Dessler,1997). Tujuan kinerja manajerial
adalah sebagai berikut :
1. Kinerja karyawan selalu dikelola secara efektif sehingga kinerja karyawan
selalu meningkat.
2. Agar terjadi proses komunikasi timbal balik antara penilai dan yang dinilai
sehingga dapat mengeliminasi berbagai kemungkinan konflik yang timbul.
3. Agar proses perencanaan, pembimbingan, pendokumentasian dan review
kinerja terintegrasi.
4. Mendorong motivasi dan meningkatkan komitmen karyawan.
5. Menciptakan transparansi dan keadilan penilaian.
7. Memberikan masukan kepada perusahaan perihal kinerja seluruh pegawai
sebagai dasar untuk menentukan strategi perusahaan.
Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini terbatas pada kinerja
individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran meliputi manager,
supervisor dan staf. Tujuan dari penerapan ini untuk :
a. meningkatkan efisiensi dan efektivitas
b. kemampuan mengembangkan service terhadap pelanggan
c. memastikan segala proses implementasi berjalan efektif
d. meningkatkan kualitas dan standar perusahaan
Klasifikasi variabel yang digunakan dalam rencana penelitian ini dapat dilihat
[image:41.612.112.529.442.701.2]dalam bentuk matrik Tabel 3-1 dihalaman berikut :
Tabel 3-1 : Defenisi Operasional & Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional
Indikator Skala Pengukuran
1. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran. Var. Independen -> X1
Tingkat keterlibatan dan pengaruh individu
dalam proses penyusunan anggaran
1. Tingkat Partisipasi 2. Kontribusi responden 3. Revisi Anggaran 4. Frekuensi diskusi
Skala Interval
2. Penghargaan/Reward Var. Independen -> X2
Kompensasi yang diberikan kepada manajer / staf sesuai dengan penilaian kinerja yang diukur dengan BSC
1. Penilaian
2. Kepuasan akan peng-hargaan
3. Pencapaian target
Skala Interval
3. Kinerja Manajerial Var. Dependen -> Y
Hasil kerja yang dapat dicapai individu dalam perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
1. Tingkat efisien dan efektif kerja.
2. Service terhadap pelanggan.
3. Implementasi sistem (SAP) berjalan lancar. 4. Mengembangkan dan evaluasi kualitas dan standar perusahaan
3.6 Model dan Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan SPSS yang terdiri dari:
1. Uji Kualitas data. Untuk pengujian instrument dievaluasi melalui uji
reliabilitas dan validitas untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang
dikumpulkan.
2. Statistik Deksriptif . Untuk memberikan gambaran mengenai variable
penelitian yang menunjukkan angka rata-rata, median dan standar deviasi.
3. Uji Asumsi klasik :
a. Uji Multikolinearitas yang bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable.
b. Uji Normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen mempunyai
distribusi normal atau tidak.
c. Uji Heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan
melihat pola diagram dari regresi linier.
d. Uji Linearitas yang bertujuan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji ini akan diperoleh
4. Uji Hipotesis : menguji hipotesis dengan regresi sederhana dengan model
persamaan sebagai berikut :
a. Pengujian hipotesis satu menggunakan regresi sederhana model :
Y = o + 1 X1 + e
Keterangan : Y = Kinerja manajerial X1 = Partisipasi manajer
b. Pengujian hipotesis dua menggunakan regresi bertingkat dengan model :
Tahap I : Y = o + 1 X1 + e
Tahap II : Y = o + 1 X1 + 2 X2 + e
Tahap III : Y = o + 1 X1 + 2 X2 + 3 |X1-X2| + e
Keterangan : Y = Kinerja manajerial X1 = Partisipasi manajer
X2 = Reward
|X1-X2| = Interaksi antara X1dan X2
3.7Teknik Analisis Regresi
Ada tiga cara menguji regresi dengan variabel moderating yaitu : (1) uji
interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak dan (3) uji residual.
Penelitian ini mengunakan uji Nilai Selisih Mutlak ( Frucot and shearon,1991)
dalam buku Ghozali mengajukan model regresi yang agak berbeda untuk menguji
pengaruh moderasi yaitu dengan model nilai selisih mutlak dari variabel independen
(|X1-X2|). Interaksi seperti ini lebih disukai karena ekspektasi sebelumnya
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini mengemukakan tentang analisis data dan pembahasan hasil penelitian
yang meliputi uji validitas dan reliabilitas dengan cronbach Alpha, deskriptif data
dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang mendasari model regresi mulai dari uji
multikolinearitas dengan analisis nilai tolerance dan VIF, uji normalitas dengan
grafik histogram dan normal probability plot, uji heteroskedastisitas dengan metode
grafik dan uji Glejser serta uji linearitas dengan metode Durbin-Watson dan Ramsey
Test.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan pendistribusian kuesioner secara
langsung kepada personil yang ikut berpartisipasi dalam pengerjaan anggaran di
kantor Medan dan di daerah Kisaran sedangkan untuk personil yang berada di daerah
Rantau Prapat dikirim melalui kurir / staf yang kunjungan ke daerah tersebut.
Total personil yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran sebanyak 73
orang maka jumlah kuisioner yang diedarkan sebanyak 73 kuisioner, yang diterima
kembali 64 kuisioner tetapi yang dapat dianalisis hanya 56 kuisioner. Adapun 11
kuisioner tidak kembali sampai batas waktu yang ditentukan dan 6 set tidak di isi
secara lengkap oleh responden dan dicoret oleh responden sehingga data tidak
terbaca. Perhitungan tingkat pengembalian kuesioner disajikan dalam Tabel 4-1
Tabel 4-1 : Analisis Tingkat Pengembalian Kuisioner
No. Keterangan Jumlah %
1. Kuisioner yang dikirim 73 set 100.00 %
2. Kuisioner yang tidak kembali / hilang 11 set 15.06 %
Kuisioner yang kembali 62 set 84.93 %
3. Kuisioner yang rusak / tidak lengkap 6 set 8.22 %
Kuisioner yang dianalisis 56 set 76.71 %
4.1. Pengujian Validitas dan Realibilitas Data
Uji validitas dilakukan dengan uji homogenitas data yaitu dengan melakukan
uji korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor rata-rata. Sedangkan uji
reliabilitas dimaksudkan untuk menentukan tingkat kepercayaan minimal yang dapat
diberikan terhadap kesungguhan jawaban yang diterima. Uji reliabilitas instrumen
penelitian dilaksanakan dengan melihat konsisten koefisien Cronbach Alpha untuk
semua variabel. Menurut Ghozali(2002) instrumen penelitian dikatakan handal
(reliable), jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6.
Dari Tabel 4-2 diperoleh Cronbach’s Alpha untuk 2 variabel ( X1 dan X2 )
sebesar 0.869 dan 0.825 lebih besar dari 0.6 maka instrumen penelitian dinyatakan
reliabel. Selain itu dapat berarti konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan
dapat dipercaya sebesar nilai Cronbach Alpha tersebut
Ringkasan hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4-2 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
No. Variabel Item
Pertanyaan
R Keputusan Cronbach’s
Alpha
1 X.1.1 Partisipasi dalam 0.840 Valid
penyusunan anggaran X.1.2 0.824 Valid
(X.1) X.1.3 0.882 Valid
X.1.4 0.859 Valid
X.1.5 0.825 Valid
X.1.6 0.840 Valid 0.869
2 Penghargaan/Reward X.2.1 0.812 Valid
(X.2) X.2.2 0.779 Valid
X.2.3 0.782 Valid
X.2.4 0.787 Valid
X.2.5 0.785 Valid
X.2.6 0.813 Valid
X.2.7 0.849 Valid 0.825
Sumber : Lampiran 5 Pengolahan data Uji Realibility
4.2. Statistic Deskriptif
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji deskriptif data, maka diperoleh
hasil penelitian pada Tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4-3 : Deskriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation Partisipasi dalam
penyusunanAnggaran(X1)
56 1.00 4.80 3.1143 1.04715
Reward (X2) 56 1.00 5.00 2.9490 0.81015
Kinerja Manajerial (Y) 56 2.00 5.00 3.3571 0.90310
Valid N (listwise) 56
Sumber : Lampiran 6 Pengolahan Data Uji Deskriptif data
4.3. Pengujian Asumsi Klasik
Analisis ini perlu dilaksanakan untuk mengetahui apakah data tersebut bisa
dilaksanakan uji model regresi. Pengujian asumsi klasik untuk menentukan syarat
[image:46.612.110.528.413.579.2]pengujian asumsi klasik meliputi pengujian Multikolonieritas, Autokorelasi,
Heteroskedastisitas, Normalitas, dan Linearitas (Ghozali,2005:91). Dalam penelitian
ini uji autokorelasi tidak dilaksanakan.
4.3.1 Uji Multikolinearitas
Pengujian Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen dan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu penelitian ke
penelitian lainnya.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel-variabel ini
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antara sesama variabel independen sama dengan nol.
[image:47.612.118.527.472.604.2]Ringkasan hasil uji kolerasi multikolinearitas dapat dilihat dari Tabel 4-4 :
Tabel 4-4 : Pengujian Multikolinearitas
Coefficients
Model
Unstandardized Coeficients
Standardized
Coeficients Collinearity Statistics
B Std
Error
Beta t Sig Tolerance VIF
1 (Constant) 3.771 .489 7.705 .000
X1 -.395 .114 -.456 -3.469 .001 .887 1.127
X2 .279 .145 .250 1.922 .060 .907 1.103
AbsInteraksi -.002 .181 -.001 -.011 .991 .975 1.026
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan Tabel 4-4 menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel dalam model regresi karena nilai Tolerance berkisar 0.887 sampai 0.975 dan
Menurut Ghozali (2005) besarnya nilai VIF dianggap tidak terjadi
multikolinearitas bila lebih kecil dari 10. Dengan demikian disimpulkan bahwa model
regresi ini tidak terjadi multikolinearitas.
Hal ini juga dipertegas dengan tabel pengujian multikolinearitas dengan
[image:48.612.111.533.277.428.2]Metode Matrik Korelasi pada Tabel 4-5 sebagai berikut :
Tabel 4-5 : Pengujian Multikolinearitas Dengan Metode Matrik Korelasi
X1 X2 AbsInteraksi
X1 Pearson Correlation 1 .306 .157
Sig. (2-tailed) .022 .247
N 56 56 56
X2 Pearson Correlation .306 1 .058
Sig. (2-tailed) .022 .671
N 56 56 56
AbsInteraksi Pearson Correlation .157 .058 1
Sig. (2-tailed) .247 .671
N 56 56 56
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)
Hasil pengujian berdasarkan Matrik Korelasi pada Tabel 4-5 menunjukkan
koefisien korelasi antar variabel lainnya yaitu sebesar 0.157 atau sebesar 15.70%
maka disimpulkan data tersebut tidak mengalami multikolinearitas.
4.3.2 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan Uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
Normal Probability Plot adalah membandingkan distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali,2005).
Berdasarkan tampilan grafik normal P-P Plot pada Gambar 4-1 berikut yang
diambil dari Lampiran 7, menunjukkan titik – titik menyebar disekitar garis diagonal
serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Hal ini berarti model regresi mempunyai distribusi normal atau mendekati
normal, sehingga regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu
kinerja manajerial berdasarkan masukan variabel independennya.
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob 1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expec
ted Cum Prob
Dependent Variable: Y
[image:49.612.154.453.391.598.2]Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4-1 : Normal P-P Plot Uji Normalitas
Selain dengan grafik uji normalitas data dapat menggunakan uji
kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Hal ini diketahui dari nilai Kolmogorov kolmogorov-Smirnov sebesar 0.599
dinyatakan bahwa data ini merupakan distribusi normal yang didukung oleh Gambar
4-2 sebagai berikut :
3 2 1 0 -1 -2
Regression Standardized Residual
12
10
8
6
4
2
0
Freq
uency
Mean = 3.47E-18 Std. Dev. = 0.972 N = 56
[image:50.612.160.455.202.410.2]Dependent Variable: Y Histogram
Gambar 4-2 : Grafik Histogram
Dengan melihat tampilan grafik histogram dan grafik normal probability plot
pada Gambar 4-1 dan 4-2 disimpulkan bahwa kedua grafik tersebut dapat dikatakan
memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak untuk dipakai.
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati sebab
itu uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik sederhana dengan melihat nilai
kurtosis dan skewness dari residual.
Tabel 4-6 : Uji Normalitas dengan Uji Skewness dan Kurtosis
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 56 .243 .319 -.694 .628
[image:50.612.106.531.617.666.2]Zskewness = Skewness/√6/N dan Zkurtosis = Kurtosis/√24/N
dalam penelitian ini diperoleh nilai Zskewness sebesar 0.743 dan Zkurtosis sebesar
1.061 sedangkan Ztabel untuk data 56 adalah sebesar 2.000.
Jadi dapat disimpulkan nilai Zskewness dan Zkurtosis dibawah nilai tabel
sehingga data terdistribusi normal.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Cara untuk mengetahui adanya masalah heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan uji Glejser dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel
[image:51.612.121.520.505.605.2]independen (Gujarati,2003) dengan persamaan regresi:Ut = + Xt+vt. pada Tabel 4-7
Tabel 4-7 : Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficients Model
Unstandardized Coeficients
Standardized Coeficients
B Std Error Beta t Sig
1 (Constant) .554 .244 2.268 .028
X1 .176 .057 .416 3.107 .003
X2 -.109 .072 -.199 -1.505 .138
AbsInteraksi -.125 .091 -.176 -1.381 .173
a. Dependent Variable: AbsRes
Dari Tabel 4-6 diperoleh hasil output SPSS, menunjukkan bahwa tidak ada
dependen nilai absolut UT (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya
diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
Metode lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidak adanya
masalah heteroskedastisitas dengan melihat residual plot pada persamaan regresi
antar masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Apabila residual plot yang terjadi tidak menggambarkan pola tertentu yang
sistematis, lebih bersifat acak dan berada diatas serta dibawah nol pada sumbu Y,
maka persamaan ini dapat dipakai dalam penelitian memenuhi syarat asumsi
homoskedastisitas dan tidak ada masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian
penelitian dapat dilihat pada Gambar 4-7 :
3 2 1 0 -1 -2
Regression Standardized Predicted Value
3 2 1 0 -1 -2 R e gr es si on Stud en ti ze d Res id ua l
[image:52.612.135.495.374.634.2]Dependent Variable: Y Scatterplot
Dari gambar diatas memperlihatkan titik dalam grafik plot menyebar merata
diatas dan dan dibawah nol pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
pelanggaran asumsi klasik heteroskedastisitas.
4.3.4 Uji Linearitas
Uji linearitas untuk mengetahui spesifikasi model yang digunakan sudah
benar atau tidak. Dari pengujian ini diketahui model sebaiknya dalam bentuk linear,
kuadrat atau kubik.
Pengujian dapat dilakukan dengan Ramsey test (RESET), dengan membuat
[image:53.612.161.472.336.456.2]asumsi bahwa fungsi ini adalah fungsi linear untuk mendapatkan F-hitung.
Tabel 4-8 : Pengujian Linearitas dengan Ramsey Test
Model Summary
Model R R Square Adjusted
R Square
Std Error of the Estimate 1 .889 .791 .774 .42921
a. Predictors : (constant), DFFIT, AbsInteraksi, X2,X1
Hasil tampilan output SPSS menunjukkan bahwa R2new=0.791 dan R2old=0.201 dari
data tersebut diperoleh nilai Fhitung sebesar 143.90. Jadi F hitung > F table maka
dapat disimpulkan model regresi tidak dalam bentuk linier
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Pengujian Hipotesis 1
Setelah pengujian asumsi klasik yang mendasari model regresi terpenuhi,
maka langkah selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.
Hipotesis 1 yang akan diuji adalah ”Pengaruh Partisipasi dalam penyusunan anggaran
Tabel 4-9 : Ringkasan Pengujian Hipotesis 1
Coefficients Model
Unstandardized Coeficients
Standardized Coeficients
B Std Error Beta t Sig
1 (Constant) 4.386 .359 12.231 .000
X1 -.329 -.109 -.380 -3.021 .004
a. Dependent Variable : Y
Informasi tambahan dari lampiran 5 untuk hipotesis 1 :
- R = 0.380
- R2 = 0.145
- Adjusted R2 = 0.129
- F = 9.127
- Sig. F = 0.004
Tampilan output SPSS memberikan besarnya adjusted R2 atau nilai koefisien
determinasi 0.129, hal ini berarti 12.90 % variabel kinerja manajerial yang dapat
dijelaskan oleh variabel partisipasi. Sedangkan sisanya sebesar 87.10 % dijelaskan
oleh sebab lain diluar model seperti variabel motivasi, royalitas,reward dan
komunikasi.
Uji Anova atau F test untuk menilai goodness of fit suatu model. Hasil
pengujian menunjukkan nilai F sebesar 9.127 dengan tingkat signifikansi 0.004.
Karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0.05 maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja manajerial.
Dari uji t variabel partisipasi tidak berpengaruh terhadap kinerja dimana
koefisien parameter sebesar -0.329 dengan tingkat signifikansi 0.004.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan maka persamaan regresi
adalah sebagai berikut :
Jika nilai variable independent = 0, maka kinerja manajerial sebesar 4,386.
Koefisien regresi - 0,329 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 partisipasi dalam
penyusunan anggaran akan mengurangi kinerja manajerial sebesar 0.329. Variabel
independent yang dimasukkan dalam persamaan regresi menunjukkan pengaruh yang
signifikan.
Menurut Milani (1975) tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran
merupakan faktor utama dalam penilaian kinerja manajerial dan membedakan antara
anggaran partisipatif dan non partisipatif, penelitian ini tingkat partisipasi dalam
penyusunan anggaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.
Dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan partisipasi dalam penyusunan
anggaran mempengaruhi kinerja manajerial ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Bryan
dan Locke(1967) yang menunjukkan hubungan negative antara partisipasi manajer
dalam penganggaran terhadap kinerja manajerial dan bertentangan dengan penelitian
Milani(1975), Irawadi (2005) dan Alfar (2006) dimana partisipasi dalam penyusunan
anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial,. Perbedaan ini disebabkan
oleh subjek penelitian dan factor kontekstual yang berbeda seperti wilayah, budaya,
dan sebagainya.
4.4.2 Pengujian Hipotesis 2
Dari pengujian hipotesis 2 dengan pengujian regresi bertingkat. Pengujian
A. Tahap I : pengolahan data X1 melihat pengaruh partisipasi dalam penyusunan
anggaran. Secara persamaan sebagai berikut :
Y = o + 1 X1 + e
B. Tahap II : selanjutnya dikerjakan variabel X1 dan X2 untuk melihat pengaruh
langsung dari masing-masing variabel terhadap Y secara persamaan
dinotasikan sebagai berikut
Y = o + 1 X1 + 2 X2 + e
C. Tahap III : baru di laksanakan uji Selisih Nilai Mutlak. Dimana uji ini
mengandung unsur interaksi (penggabungan dua atau lebih variabel
independen). Dalam penelitian ini pengurangan dilakukan antara variabel X1
dan X2 yang diabsolutkan. Secara Matematis sebagai berikut:
Y = o + 1 X1 + 2 X2 + 3 |X1-X2| + e
[image:56.612.179.462.496.713.2]Hasil dari pengolahan ke 3 tahap diatas dapat dilihat pada Tabel 4-8 berikut :
Tabel 4-10 : Ringkasan Pengujian Hipotesis 2
Koefisien Signifikan T Tahap I
Konstanta 4.386 0.000 12.231
X1 -0.329 0.004 -3.021
R Square (R2) 0.145
R2 Adjusted 0.129
F 9.127 0.004
Tahap II
Konstanta 3.770 0.000 7.984
X1 -0.395 0.001 -3.542
X2 0.279 0.058 1.940
R Square (R2) 0.201
R2 Adjusted 0.171
Tahap III
Konstanta 3.771 0.000 7.705
X1 -0.395 0.001 -3.469
X2 0.279 0.060 1.922
Interaksi -0.002 0.991 -0.011
R Square (R2) 0.201
R2 Adjusted 0.155
F 4.369 0.008
Kesimpulan Bukan Moderating variabel
Sumber : Lampiran 6,7 dan 8 Pengolahan data
Pengolahan data pada tahap 1 masih sama seperti hipotesis 1 sehingga tidak
dibahas mendetail dalam sub bab ini.
Dari pengolahan data tahap 2 menunjukkan variabel partisipasi dalam
penyusunan anggaran mempunyai koefisien sebesar -0.395 dengan tingkat signifikan
0.001 < 0.05 yang berarti partisipasi masih signifikan terhadap kinerja walaupun
pengaruhnya negatif terhadap kinerja, variabel reward mempunyai koefisien 0.279
dengan tingkat signifikan 0.058 >0.05 berarti reward tidak signifikan terhadap =
0.05 hanya pengaruh positif terhadap kinerja. Secara simultan disimpulkan bahwa
variabel partisipasi dan reward signifikan terhadap kinerja.
Dalam pengerjaan data tahap 3 dengan masuknya variabel interaksi
menyebabkan variabel independen tidak signifikan terhadap variabel dependennya,
dimana koefisien partisipasi dalam penyusunan anggaran -0.395 dengan tingkat
signifikansi 0.001, koefisien reward 0.279 dengan signifikansi sebesar 0.060 serta
pada tabel disimpulkan semua variabel diatas baik partisipasi, reward maupun
interaksi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.
Menurut teori pengharapan (Robin,2001) menyatakan bahwa reward
mendorong kinerja seseorang untuk mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan
karena reward merupakan daya tarik tersendiri bagi karyawan.
Jadi dapat dikatakan reward di sini bukan sebagai variabel moderating (yang
mempengaruhi hubungan partisipasi dengan kinerja melainkan sebagai variabel
independen sama seperti unsur partisipasi dalam penyusunan anggaran.
Maka Hipotesis ke 2 yang di uji tentang ”Reward berpengaruh terhadap
hubungan Partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan Kinerja Manajerial”
dinyatakan ditolak.
Dari uraian diatas diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
Kinerja manajerial = 3.771 – 0.395 partisipasi + 0.279 reward -0.002 interaksi
Atau
Y = 3.771 -0.395 X1 + 0.279 X2 – 0.002 |X1-X2|
4.5 Pembahasan
Berdasarkan pengujian pada sub bab sebelumnya ternyata reward tidak
mempengaruhi hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial. Hal ini dimungkinkan mengingat reward yang diberikan oleh
perusahaan bukan di dasarkan pada kinerja manajerial saja tetapi ada faktor – faktor
1. Lama Bekerja
Lama bekerjanya seseorang dalam perusahaan sangat diperhitungkan oleh
management karena semakin lama seorang karyawan bekerja diperusahaan ini
menunjukkan royalitas dia bagi perusahaan terutama bila karyawan yang
bersedia ditempatkan di daerah.
2. Prilaku dan Motivasi
Prilaku dan motivasi seorang karyawan menurut management Asian Agri
mempengaruhi penilaian kinerja seseorang karena prilaku dan motivasi tidak
mungkin dapat dinilai dengan angka walaupun perusahaan ini telah
menerapkan sistem BSC. Motivasi seorang karyawan yang dalam bekerja
hanya memikirkan bagaimana dia mendapatkan yang lebih (hasil dalam BSC
baik) bagi dirinya sendiri tanpa memperdulikan oranglain, dapat mengurangi
reward yang akan diberikan padanya.
3. Keputusan Management
Dari semua ini keputusan management yang sangat penting dan berpengaruh
yang paling besar karena keputusan management tidak dapat diganggu gugat
apapun alasannya.
Balance Scorecard dalam perusahaan secara signifikan meningkatkan
kapasitas pengawasan dengan memberikan pencerahan terhadap upaya pelaksanaan
Perspektif Konsumen
Meningkatkan kepuasan Konsumen
Perspektif Internal Bisnis Perspektif Keuangan
Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan
Bekerja lebih cerdik
untuk mendapatkan hasil yang baik
Keahlian, tempat dan waktu yang tepat
[image:60.612.115.503.107.444.2]Membangun nilai
Gambar 4-4 : Outline Strategi Perusahaan
Dalam uraian le