Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayahnya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul :
“Gaya
kepemimpinan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada PT. Mitra
Indah Bali (MBI)”
, dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3.
Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas
5.
Bapak Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, MM, Ak. Selaku Dosen Pembimbing
Utama yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,
pengarahan, dorongan, dan saran kepada penulis.
6.
Ibu Dra. Ec. Dwi Suhartini, M.Aks. selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan,
dorongan, dan saran kepada penulis.
7.
Segenap staff pengajar (dosen) serta seluruh karyawan terutama Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya.
8.
Staff karyawan PT. Mitra Indah Bali (MBI), yang telah membantu dalam
penyediaan data-data yang dibutuhkan penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
9.
Orang-orang tercinta bapak, ibu, adik, tante, teman, serta seluruh keluarga
besar di Surabaya, yang telah memberikan dukungan berupa moril maupun
materiil, dan dengan nasehat, doa, serta kasih sayangnya, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan Rahmat-Nya atas semua bantuan yang
berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu
pengetahuan.
Surabaya,
November
2010
DAFTAR ISI
...
iv
DAFTAR GAMBAR
...
vii
DAFTAR TABEL
...
viii
DAFTAR LAMPIRAN
...
x
ABSTRAKSI
...
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...
1
1.2 Rumusan Masalah ...
5
1.3 Tujuan Penelitian ...
5
1.4 Manfaat Penelitian ...
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ...
7
2.2 Landasan Teori...
13
2.2.1 Kinerja Manajerial ...
13
2.2.1.1. Pengertian Kinerja Manajerial ...
13
2.2.1.2. Tugas-Tugas Penting yang Dilaksanakan Manajer...
13
2.2.1.3. Tingkat-Tingkat Manajer ...
14
2.2.1.4. Keterampilan-Keterampilan Manajer...
14
2.2.1.5. Kegiatan-Kegiatan Manajerial ...
15
2.2.1.6. Manajer Gagal Mendelegasikan...
16
2.2.1.7. Tujuan dan Pentingnya Penilaian Kinerja...
17
2.2.1.8. Manfaat Penilaian Kinerja...
17
2.2.2 Anggaran ...
18
2.2.2.1. Pengertian Anggaran...
18
2.2.2.2. Fungsi Anggaran ...
20
2.2.2.3. Tujuan Penyusunan Anggaran ...
21
2.2.2.4. Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran...
21
2.2.4. Teori yang Melandasi Hubungan Partisipasi Penyusunan
Anggaran dengan Kinerja Manajerial...
26
2.2.5. Teori yang Melandasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan
terhadap Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran
dengan Kinerja Manajerial ...
28
2.3. Kerangka Pikir ...
29
2.4. Hipotesis...
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...
32
3.1.1. Definisi Operasional...
32
3.1.2. Pengukuran Variabel...
33
3.2. Teknik Penentuan Sampel...
36
3.2.1. Obyek dan Populasi ...
36
3.2.2. Sampel...
37
3.3. Teknik Pengumpulan Data...
37
3.3.1. Jenis Data ...
37
3.3.2. Pengumpulan Data ...
38
3.4. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas Data...
38
3.4.1. Uji Validitas ...
38
3.4.2. Uji Reliabilitas ...
39
3.4.3. Uji Normalitas Data ...
39
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...
40
3.5.1. Uji Asumsi Klasik ...
40
3.5.2. Uji Hipotesis ...
42
3.5.3. Uji Kecocokan Model (Uji F) ...
43
4.1.4. Manajemen dan Teknologi...
48
4.1.4.1.
Information Technology
... 48
4.1.4.2.
Merchandising ...
49
4.1.4.3.
Human Resources Department
... 51
4.1.4.4.
Marketing ...
51
4.1.4.5. Layanan Konsumen...
52
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...
53
4.2.1. Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Penyusunan
Anggaran
(X
1)... 53
4.2.2. Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan (X
2) ... 55
4.2.3. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Manajerial (Y)...
56
4.2.4. Uji Validitas ...
57
4.2.5. Uji Reliabilitas ...
62
4.3. Uji Normalitas...
62
4.4. Uji Regresi Linier Sederhana ...
63
4.5. Analisis Regresi Linier Berganda dengan Metode Nilai Selisih
Mutlak... 65
4.5.1. Asumsi Klasik ...
65
4.5.2. Persamaan Regresi Linier Berganda ...
67
4.6. Uji Hipotesis ...
70
4.7. Pembahasan...
72
4.8. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ...
74
4.9. Keterbatasan Penelitian...
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...
77
5.2. Saran...
77
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 2.1
:
Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian
Sekarang...
12
Tabel 4.1
:
Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Penyusunan
Anggaran...
54
Tabel 4.2
:
Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan ………
55
Tabel 4.3
:
Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Manajerial …………
56
Tabel 4.4
:
Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Penyusunan
Anggaran (X
1) Putaran ke-1………..
56
Tabel 4.5
:
Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Penyusunan
Anggaran (X
1) Putaran
ke-2………...
58
Tabel 4.6
:
Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X
2)
Putaran ke-1………...
59
Tabel 4.7
:
Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X
2)
Putaran ke-2………...
59
Tabel 4.8
:
Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X
2)
Putaran ke-3………...
60
Tabel 4.9
:
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y) Putaran
ke-1………
60
Tabel 4.10
:
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y) Putaran
ke-2………
61
Tabel 4.11
:
Hasil Uji Reliabilitas………..
62
Tabel 4.12
:
Hasil Uji Normalitas………..
63
Tabel 4.13
:
Hasil Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran
Lampiran 2A
:
Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel
Partisipasi Penyusunan Anggaran Putaran ke-1
Lampiran 2B
:
Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel
Partisipasi Penyusunan Anggaran Putaran ke-2
Lampiran 3A
:
Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Gaya
Kepemimpinan Putaran ke-1
Lampiran 3B
:
Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Gaya
Kepemimpinan Putaran ke-2
Lampiran 3C
:
Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Gaya
Kepemimpinan Putaran ke-3
Lampiran 4A
:
Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Kinerja
Manajerial Putaran ke-1
Lampiran 4B
:
Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Kinerja
Manajerial Putaran ke-2
Lampiran 5
:
Input Data
Lampiran 6
:
Output Uji Normalitas
Lampiran 7
:
Output Uji Regresi Linier Sederhana
Lampiran 8
:
Output Uji Regresi Linier Berganda dengan Nilai Selisih
Mutlak
Oleh :
Ryza Hadi Wijaya
ABSTRAK
PT. Mitra Bali Indah adalah anak perusahaan dari PT. Catur Mitra Sejati
Sentosa yang merupakan perusahaan ritel untuk bahan bangunan dan home
furnishing yang modern, praktis dan lengkap. Banyaknya perusahaan ritel saat ini
membuat persaingan usaha menjadi semakin ketat menuntut PT. Mitra Bali Indah
untuk menjual produk bahan bangunan yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau kepada konsumen. Pada tahun 2007 terjadi penurunan realisasi
penjualan, kemungkinan disebabkan oleh kurang optimalnya penerapan partisipasi
dalam pembuatan anggaran dan hal ini juga kurang didukung dengan gaya
kepemimpinan yang kondusif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial, dan menguji pengaruh apakah gaya kepemimpinan mampu berperan
sebagai variabel yang memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI).
Populasi dari penelitian ini adalah 30 orang yang terdiri dari 1 outlet pusat
(Bali) dan 2 outlet cabang Surabaya (Kedungdoro dan Wiyung), dan analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda dengan nilai selisih mutlak.
Berdasarkan uraian dan analisa data yang telah dikemukakan, maka dapat
disimpulkan bahwa : (1) partisipasi penyusunan anggaran memberikan kontribusi
positif yang nyata terhadap peningkatan kinerja manajerial, sehingga hipotesis
ke-1 teruji kebenarannya. (2) Gaya kepemimpinan bukanlah variabel yang
memoderasi hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial, sehingga hipotesis ke-2 tidak teruji kebenarannya.
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat khususnya
pertumbuhan di sektor ekonomi, menuntut perusahaan untuk meningkatkan
kinerja dan mengembangkan usahanya agar terus dapat mencapai tujuan
perusahaan. Secara umum tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan laba
dengan mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan. Indonesia dengan
penduduk sebesar 200 juta jiwa dan dengan pertumbuhan bisnis properti
sebesar 5,5 % pertahun, merupakan pasar yang menjanjikan untuk industri
bahan bangunan (Mitra 10 Company Profile, 1). Perubahan permintaan
konsumen dan semakin tingginya tingkat persaingan pasar, merupakan
masalah yang umum dari sebagian besar masalah perusahaan. Agar mampu
bersaing, perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan dan meningkatkan kinerjanya. Salah satu alat bantu untuk
mengukur kinerja perusahaan yang dapat digunakan oleh manajer dalam
merencanakan kegiatan dan tanggung jawabnya adalah anggaran (Suryani,
2004: 1).
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara formal
dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan
perolehan dan penggunaan sumber-sumber organisasi dalam jangka waktu
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran yakni
bahwa anggaran tersebut harus realistis, luwes dan kontinyu. Realistis artinya
tidak terlalu pesimis. Luwes artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang
untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan
kontinyu, artinya membutuhkan perhatian secara terus-menerus, dan tidak
merupakan suatu usaha yang insidentil. (Adisaputro dan Asri, 1992: 8)
Keterlibatan manajer dalam menyusun anggaran sangat mempengaruhi
tingkat keberhasilan penyusunan anggaran. Partisipasi dalam penyusunan
anggaran merupakan suatu pendekatan efektif terhadap peningkatan kinerja
manajerial (Suryani, 2004: 2).
Partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan manajerial
yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial. Para bawahan
yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran
yang disusun akan lebih mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral
untuk menigkatkan kinerja (Suryani: 2004: 2).
Menurut Siswanto (1992: 236) yang dimaksud kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang
lain sehingga orang yang bersangkutan dapat dikerahkan secara maksimal
untuk melaksanakan tugas pokok.
Kinerja manajerial adalah kinerja para individu (manajer) dalam
kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi,
PT. MITRA BALI INDAH (MBI) adalah anak perusahaan dari PT.
CATUR MITRA SEJATI SENTOSA (CMSS), yang merupakan perusahaan
ritel untuk bahan bangunan dan home furnishing yang modern, praktis dan
lengkap. Banyaknya perusahaan ritel saat ini membuat persaingan usaha
menjadi semakin ketat menuntut PT. Mitra Bali Indah untuk menjual produk
bahan bangunan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau kepada
konsumen.
Tabel 1.1 : Data Realisasi Penjualan Tahun 2007 dan 2008
Tahun Anggaran Realisasi Selisih Prosentase
2007
2008
33,421,865,000
35,872,936,000
27,985,246,000
28,600,891,000
(5,436,619,000)
(7,272,045,000)
83,73%
79,73%
Sumber : Bagian Keuangan PT. Mitra Indah Bali cabang Surabaya
Dapat dilihat bahwa terjadi penurunan realisasi penjualan untuk tahun
2007 sebesar 83,73 % dan tahun 2008 sebesar 79,73 %. Tidak terpenuhinya
realisasi penjualan, kemungkinan disebabkan oleh kurang optimalnya
penerapan partisipasi dalam pembuatan anggaran dan hal ini juga kurang
didukung dengan gaya kepemimpinan yang kondusif. Oleh karena itu
perusahaan memerlukan adanya partisipasi penyusunan anggaran dan gaya
kepemimpinan yang sesuai dalam perusahaan agar menghasilkan kinerja yang
lebih baik lagi dalam pencapaian target penjualan.
Tuntutan perusahaan terhadap kinerja manajer yang baik adalah untuk
menjaga kelangsungan operasional perusahaan. Kinerja yang baik dapat
periode dengan hasil yang dicapai selama periode tersebut. Untuk itu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja manajer suatu
perusahaan. Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan digunakan untuk
mengukur hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial.
Alasan dipilihnya partisipasi penyusunan anggaran dan gaya
kepemimpinan :
1. Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran dapat mendorong para
manajer untuk mengidentifikasi tujuan dan target yang ditetapkan oleh
perusahaan serta didukung dengan pemahaman yang cukup baik untuk
menangani tindakan yang harus diambil, guna mencapai hasil yang lebih
baik.
2. Gaya kepemimpinan yang baik dapat mendorong manajer untuk
melakukan tugas mereka dengan baik, benar dan penuh tanggung jawab.
Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian dengan judul
“Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PT. Mitra Bali
Indah (MBI)”.
Alasan digunakannya gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating
adalah untuk menguji apakah gaya kepemimpinan yang berfungsi sebagai
variabel moderating dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh suatu rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI)?
2. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajerial yang dimoderatori oleh gaya kepemimpinan pada PT. Mitra
Bali Indah (MBI)?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan
masalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali
Indah (MBI).
2. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh apakah gaya kepemimpinan
mampu berperan sebagai variabel yang memoderasi pengaruh
partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali
Indah (MBI).
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitan ini diharapkan mempunyai manfaat ganda, disamping
bermanfaat secara teoritis, juga mempunyai manfaat praktis. Adapun manfaat
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi ilmiah yang
bermanfaat untuk pertimbangan dalam rangka meningkatkan kinerja
perusahaan agar lebih produktif, efektif dan efisien.
b. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi universitas agar
dapat menambah kumpulan khasanah bacaan ilmiah bagi perpustakaan
universitas sehingga memberikan informasi bagi pihak lain yang
mengadakan penelitian lebih lanjut.
c. Bagi Peneliti Lain
Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengimplikasikan teori-teori yang
telah diperoleh selama masa studi maupun dari sumber lain sehingga dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang melatarbelakangi penelitian ini antara lain :
1. Joko Sumarno (2005)
a. Judul : “Pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial”.
b. Permasalahan :
1) Apakah terdapat hubungan dan pengaruh positif yang signifikan
antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
2) Apakah komitmen organisasi dapat menjadi moderasi hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
3) Apakah gaya kepemimpinan dapat menjadi moderasi hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
c. Hipotesis :
1) Partisipasi anggaran berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja manajerial.
2) Komitmen organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
3) Gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial.
d. Kesimpulan :
1) Terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang signifikan antara
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
2) Pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan kinerja
manajerial dan partisipasi anggaran adalah positif dan signifikan.
3) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial adalah tidak
signifikan.
2. Slamet Riyadi (2000)
a. Judul : “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel
Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan
Anggaran dan Kinerja Manajerial”.
b. Permasalahan :
Apakah motivasi dan pelimpahan wewenang dalam organisasi yang
berfungsi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan
antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
c. Hipotesis :
1) Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan motivasi
2) Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
pelimpahan wewenang akan mempengaruhi kinerja manajerial.
d. Kesimpulan :
1) Motivasi yang dimiliki manajer tidak mempengaruhi hubungan
antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial.
2) Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
pelimpahan wewenang yang terdesentralisasi secara signifikan
mempengaruhi kinerja manajerial.
3. Usman Effendy (2003)
a. Judul : “Pengaruh gaya kepemimpinan dan ketidakpastian
lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan
kinerja manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO.
b. Permasalahan :
1) Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran akan
meningkatkan kinerja manajerial.
2) Apakah kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran
dengan faktor kontijensi ketidakpastian lingkungan berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.
3) Apakah kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran
dengan faktor kontijensi gaya kepemimpinan berpengaruh
c. Hipotesis :
1) Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan
kinerja manajerial.
2) Kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor
kontijensi ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap
kinerja manajerial.
3) Kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor
kontijensi gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
d. Kesimpulan :
1) Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan
kinerja manajerial sebesar 88,29%.
2) Partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi
ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
3) Partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
4. Irma Suryani (2004)
a. Judul : “Motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variabel
moderating dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
b. Permasalahan :
Apakah motivasi dan derajat pelimpahan wewenang dalam
organisasi yang berfungsi sebagai variabel moderating
mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran
dengan kinerja manajerial.
c. Hipotesis :
1) Diduga terdapat hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan motivasi sebagai variabel moderating yang
akan mempengaruhi kinerja manajerial.
2) Diduga terdapat hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan pelimpahan wewenang sebagai variabel
moderating yang akan mempengaruhi kinerja manajerial.
d. Kesimpulan :
1) Pada hipotesis 1 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara partisipasi penyusunan anggaran dengan motivasi sebagai
variabel moderating yang akan mempengaruhi kinerja
manajerial, yang telah teruji kebenarannya. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil perhitungan hipotesis yang
menggunakan uji F, yang menunjukkan bahwa nilai F hitung
yang diperoleh sebesar 3,9673 > F tabel sebesar 2,7760 dan uji t
yang menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar
2) Pada hipotesis 2 yang menyatakan bahwa diduga terdapat
hubungan antara partisipasi anggaran dengan motivasi sebagai
variabel moderating, yang akan mempengaruhi kinerja
manajerial, yang telah teruji kebenarannya. Hal ini dibuktikan
dengan hasil perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji F,
yang menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh sebesar
14,8732 > F tabel sebesar 2,7760 dan uji t yang menunjukkan
bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar 2,1759 > t tabel
sebesar 2,0032.
Tabel 2.1 : Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
No. Nama Penelitian Judul Variabel
1. Joko Sumarno (2005) “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi anggaran dan Kinerja Manajerial”
Variabel Bebas (x): 1. Komitmen Organisasi 2. Gaya Kepemimpinan 3. Partisipasi Anggaran Variabel Terikat (y):
1. Kinerja Manajerial 2. Slamet Riyadi (2000) “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai
Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial”
Variabel Bebas (x):
1.Partisipasi Penyusunan Anggaran
2. Motivasi
3. Pelimpahan Wewenang Variabel Terikat (y):
1. Kinerja Manajerial
3. Usman Effendy (2003) “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan
Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Kinerja Manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO”
Variabel Bebas (x): 1. Partisipasi Anggaran 2. Gaya Kepemimpinan 3.Ketidakpastiaan Lingkungan Variabel Terikat (y):
1. Kinerja Manajerial
4. Irma Suryani (2004) “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai
Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PT. GARAM (Persero) SURABAYA”
Variabel Bebas (x): 1. Partisipasi Anggaran 2. Motivasi
3. Pelimpahan Wewenang Variabel Terikat (y):
1. Kinerja Manajerial 5. Ryza Hadi Wijaya
(2010)
“Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PT. MITRA BALI INDAH (MBI)”
Variabel Bebas (x): 1. Partisipasi Penyusunan Anggaran
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Kinerja Manajerial
2.2.1.1. Pengertian Kinerja Manajerial
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja) atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang.
Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang manajer dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara, 2005:
67).
Menurut Sumarno (2005: 591), kinerja manajerial adalah kinerja
para individu dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan,
investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi dan
representasi.
Menurut Riyadi (2000: 141), kinerja manajerial adalah kinerja
manajer dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan,
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan staf, negosiasi dan
perwakilan atau representasi.
2.2.1.2. Tugas-Tugas Penting yang Dilaksanakan Manajer
Menurut Handoko (1999: 29) tugas-tugas penting yang
dilaksanakan manajer dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.
b. Manajer memadukan dan mengimbangkan tujuan-tujuan yang saling
c. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan atas
kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan.
d. Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual.
e. Manajer adalah seorang mediator.
f. Manajer adalah seorang politis.
g. Manajer adalah seorang diplomat.
h. Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit.
2.2.1.3. Tingkat-Tingkat Manajer
Menurut Manullang (2004: 18) ada tiga tingkatan manajer yaitu :
a. Top Manager atau manajer tertinggi, disebut juga pucuk pimpinan
yang termasuk dalam golongan ini adalah anggota-anggota board of
manager (dewan direksi) dan presiden perusahaan.
b. Middle Manager atau manajer menengah, yang termasuk tingkatan
ini adalah kepala bagian, kepala divisi dan
kepala-kepala seksi.
c. Supervisory Manager atau first line manager (manajer tingkat
pertama), yang termasuk dalam golongan ini adalah kepala mandor
dan mandor.
2.2.1.4. Keterampilan-Keterampilan Manajer
Keterampilan-keterampilan manajer yang pada umumnya
a. Keterampilan konseptual (conceptual skill) adalah kemampuan
mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh
kepentingan dan kegiatan organisasi.
b. Keterampilan kemanusiaan (human skill) adalah kemampuan untuk
bekerja dengan memahami, memotivasi orang lain, baik secara
individu ataupun kelompok.
c. Keterampilan administrative (administrative skill) adalah seluruh
keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan kepegawaian, dan pengawasan.
d. Keterampilan teknik (technical skill) adalah kemampuan untuk
menggunakan peralatan-peralatan, dan prosedur-prosedur,
teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produk,
penjualan, atau pemesanan dan sebagainya.
2.2.1.5. Kegiatan-Kegiatan Manajerial
Menurut Handoko (1999: 31), kegiatan-kegiatan manajer dapat
diklarifikasikan ke dalam empat kelompok antara lain :
a. Kegiatan pribadi
1) Pengatur waktu
2) Pengembangan karir pribadi
3) Keterlibatan dalam kehidupan sendiri
b. Kegiatan teknis
2) Pemecahan masalah teknis
3) Pelaksanaan fungsi-fungsi teknis
c. Kegiatan administrasi
1) Pemrosesan kertas kerja
2) Penyiapan dan administrasi anggaran
3) Monitoring kebijaksanaan dan prosedur
4) Pemeliharaan stabilitas operasi
d. Kegiatan interaksional
1) Peranan antar pribadi
2) Peranan informasional
3) Peranan pembuatan keputusan
2.2.1.6. Manajer Gagal Mendelegasikan
Delegasi adalah faktor kritis bagi manajemen yang efektif, tetapi
banyak manajer gagal mendelegasikan, atau mendelegasikan dengan
lemah, karena beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut antara lain
(Handoko, 1999: 226) :
a. Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak
pembuatan keputusan.
b. Manajer tidak bersedia menghadapi resiko bahwa bawahan akan
melaksanakan wewenangnya dengan salah satu atau gagal.
d. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak
pembuatan keputusan yang luas.
e. Manajer takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan
efektif sehingga posisinya sendiri terancam.
f. Atau manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk
mendelegasikan tugasnya.
2.2.1.7. Tujuan dan Pentingnya Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. (Mulyadi, 2001: 416)
Tujuan informasi kinerja dapat dikelompokkan dalam empat
kategori (Schuler dan Susan, 1996: 3), yaitu :
a. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar orang.
b. Pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam arti
seseorang dengan berjalannya waktu.
c. Pemeliharaan sistem
d. Dokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia.
2.2.1.8. Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk (Mulyadi,
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personel-personel secara maksimum.
b. Membantu mengambil keputusan yang berkaitan dengan
penghargaan personel seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasikan kebutuhan latihan dan pengembangan personel
dan menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program penelitian.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atasan mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
2.2.2. Anggaran
2.2.3.3. Pengertian Anggaran
Pengertian anggaran menurut Nafarin (2004: 12), anggaran
merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan
uang untuk jangka waktu tertentu.
Menurut Supriyono (2000: 40), anggaran adalah suatu rencana
terinci yang disusun secara sistematis dan dinyatakan secara formal
dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk
menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
aktiva, modal, pendapatan, dan biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan rencana tersebut. Anggaran tersebut menyatakan tujuan
yang hendak dicapai oleh suatu organisasi berkenaan dengan sasaran
kegiatan usaha maupun keuangan tertentu.
Menurut Adisaputro dan Asri (2003: 6), anggaran adalah suatu
pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung
jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
Dari definisi tersebut dapat diambil intinya yakni :
1. Bahwa anggaran harus bersifat formal artinya bahwa anggaran
disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk
tertulis.
2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis artinya bahwa anggaran
disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.
3. Bahwa setiap saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab
untuk mengambil keputusan, sehingga anggaran merupakan suatu
hasil pengambilan keputusan yang berdasar beberapa asumsi
tertentu.
4. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan
pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan
pengawasan.
Dari beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan diatas dapat
ditarik kesimpulan yaitu anggaran merupakan suatu rencana yang
uang yang disusun dalam satuan periode waktu tertentu dan
dijadikan pedoman untuk melakukan operasi perusahaan selama
periode anggaran serta merupakan proyeksi dari hasil operasi
perusahaan.
2.2.3.4. Fungsi Anggaran
Menurut Mulyadi (2001: 502), fungsi anggaran adalah sebagai
berikut :
1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana
kerja.
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan
dilaksanakan perusahaan di masa mendatang.
3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang
menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan
dan menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.
4. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai
pembanding hasil operasi sesungguhnya.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendali yang
memungkinkan manajemen menunjukkan bidang yang kuat
dan lemah bagi perusahaan.
6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan
2.2.3.5. Tujuan Penyusunan Anggaran
Menurut Nafarin (2004: 15), ada beberapa tujuan disusunnya
anggaran antara lain :
1. Dapat digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam
memilih sumber dan investasi dana,
2. Dapat memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan
digunakan,
3. Dapat merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis
investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan,
4. Dapat merasionalkan suber dan investasi dana agar dapat
mencapai hasil yang maksimal,
5. Dapat menyempurnakan rencana yang telah disusun karena
dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat,
6. Dapat menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap
usulan yang berkaitan dengan keuangan.
2.2.3.6. Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran
Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan partisipasi
penyusunan anggaran perusahaan dalam hal ini adalah perumusan.
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosional orang-orang
dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang
manajer diharapkan berpartisipasi secara langsung baik tenaga maupun
memberikan ide-ide segar dan kreatif dalam suatu kegiatan atau
kelompok kerja dan diharapkan mereka bisa bertanggungjawab dari
ide-ide yang mereka berikan.
Keuntungan dari kesuksesan dalam partisipasi adalah dapat
memberikan suatu pengaruh yang sehat pada kepentingan inisiatif dan
moral, dapat menghasilkan rencana yang lebih baik karena adanya
kombinasi pengetahuan dari beberapa individu, seluruh tingkat
manajemen lebih menyadari bagaimana fungsi kombinasi pengetahuan
dari beberapa individu, dapat meningkatkan kerjasama antar bagian.
Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap
manajer dalam melaksanakan program atau bagian program. (Supriyono,
2000: 40).
Partisipasi penyusunan anggaran didefinisikan sebagai keterlibatan
manajer-manajer pusat pertanggungjawaban dalam penyusunan
anggaran (Govindarajan, 2003). Partisipasi penyusunan anggaran
memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam
pembuatan anggaran. Biasanya, tujuan umum dikomunikasikan ke
manajer yang membantu mengembangkan anggaran yang akan
memenuhi tujuan-tujuan ini. Anggaran partisipatif mengkomunikasikan
tujuan anggaran tampaknya akan lebih menjadi tujuan pribadi para
manajer, yang menghasilkan kesesuaian tujuan yang lebih besar.
Peningkatan tanggung jawab dan tantangan inheren dalam proses
tersebut memberikan insentif non-uang yang mengarah pada tingkat
kinerja yang lebih tinggi. Dalam anggaran partisipatif, penekanan
dilakukan pada pemenuhan tujuan secara umum, bukan pada jenis
perusahaan. (Hansen dan Mowen, 2004: 376).
2.2.3. Gaya Kepemimpinan
2.2.3.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Menurut Handoko (1999: 294) kepemimpinan atau leadership
adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi
orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Menurut
Tjiptono dan Diana (2003: 161) gaya kepemimpinan adalah suatu cara
yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya.
Sedangkan gaya kepemimpinan menurut Thoha (2004: 303) adalah
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
Menurut Fielder (1999: 495) gaya seorang individu tetap yang
merupakan pembawaan dari lahir, karena itu situasilah yang menuntut
seorang pemimpin menggunakan gaya kepemimpinannya. ia membagi
a. Berorientasi hubungan pimpinan dan anggota.
Tingkat kepercayaan, keyakinan dan respek bawahan terhadap
pimpinan, dalam hal ini tingkat partisipasi bawahan dalam
pembuatan program tinggi.
b. Berorientasi tugas.
Sampai tingkat mana penugasan pekerjaan diprosedurkan.
Bawahan ditekankan untuk melakukan tugasnya sesuai prosedur
yang ditetapkan atasan, dalam hal ini partisipasi bawahan diabaikan.
2.2.3.2. Jenis-Jenis Teori Kepemimpinan
Menurut Siagian (2002: 83) ada tiga jenis teori kepemimpinan
yang melatarbelakangi model gaya kepemimpinan antara lain :
a. Teori Ciri-Ciri
Teori ini meliputi pengetahuan yang luas, kemampuan bertumbuh,
berfikir inkuisitif, berfikir analitik, daya ingat yang kuat, kemampuan
integrative, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengajar,
rasionalitas, obyektifitas, pragmatism, kemampuan menentukan
skala prioritas secara tajam, naluri tepat waktu, naluri kohesi
organisasional, naluri relevansi yang tinggi, mampu berperan sebagai
teladan, pendengar yang baik, bersikap adaptif, luwes, tegas, berani
mengambil resiko atas dasar perhitungan yang matang, antisipatif,
b. Teori Keperilakuan
Penekanan teori ini terletak pada pentingnya seorang manajer selaku
pejabat pimpinan, mengenali situasi perusahaan yang dipimpinnya
bermuara pada pencarian dan penemuan keseimbangan antar
orientasi tugas dan manusia.
c. Teori Situasional
Makin banyak teori kepemimpinan yang berusaha mendalami teori
situasional membuktikan besarnya hasrat untuk secara ilmiah
mendalami hal-hal yang menyangkut efektifitas kepemimpinan dari
orang yang mendapat kepercayaan menduduki jabatan professional.
2.2.3.3. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
Menurut Tjiptono dan Diana (2003: 161) ada lima macam gaya
kepemimpinan, antara lain :
1. Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan otokratis disebut juga dengan kepemimpinan diktator
atau direktif. Pemimpin dalam mengambil keputusan tanpa
berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya
atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut.
2. Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan
konsultif atau consensus. Pemimpin melibatkan karyawan yang
3. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka,
bebas, atau nondirektif. Orang yang menganut pendekatan ini hanya
sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia
hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan
memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan
strategi dan pemecahannya.
4. Kepemimpinan Berorientasi pada Tujuan
Gaya kepemimpinan ini disebut dengan kepemimpinan berdasarkan
hasil atau berdasarkan sasaran. Orang yang menganut pendekatan ini
meminta anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada
tujuan yang ada.
5. Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan ini dikenal dengan kepemimpinan tak tetap
(fluid) atau kontigensi. Gaya kepemimpinan ini menerapkan suatu
gaya tertentu berdasarkan pertimbangan atas faktor-faktor seperti
pemimpin, pengikut, dan situasi (dalam arti struktur tugas, peta
kekuasaan, dan dinamika kelompok).
2.2.4. Teori Yang Melandasi Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran
dengan Kinerja Manajerial
secara partisipasi disetujui maka karyawan akan menginternalisasikan
tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk
mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran
(Milani, 1975).
Untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja bawahan
mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para manajer hendaknya
memberikan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi.
Dalam hal ini, manajemen partisipatif adalah model yang ideal. (Thoha,
1992: 241).
Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang yang dilakukan
dengan orang lain, semakin beraneka ragam interaksinya dan juga
semakin kuat tumbuhnya sentimen mereka. Semakin banyak interaksi di
antara orang-orang, semakin tinggi kemungkinan aktivitas dan sentimen
yang ditularkan pada orang lain dan semakin banyak sentimen seseorang
dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan-kemungkinan
ditularkan aktivitasnya dan interaksinya. (Thoha, 1992: 242).
Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa manajer
yang dilibatkan dalam penyusunan anggaran akan merasa bertanggung
jawab atas tujuan yang ingin dicapai dan hal itu akan meningkatkan
kinerja para manajer untuk mencapai tujuan mereka. Iklim yang
2.2.5. Teori Yang Melandasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap
Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan
Kinerja Manajerial
Teori Jalur - Tujuan (Path - Goal Theory) yang dikemukakan
oleh Martin Evans dan Robert House berusaha untuk menjelaskan
pengaruh perilaku pimpinan terhadap motivasi, kepuasan, dan
pelaksanaan pekerjaan bawahannya.
Adapun Path - Goal Theory versi House, memasukan empat tipe
atau gaya utama kepemimpinan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Direktif. Tipe ini sama dengan model
kepemimpinan yang otokratis dari Lippit dan White. Bawahan tahu
senyatanya apa yang diharapkan darinya dan pengarahan yang
khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada
partisipasi dari bawahan.
2. Kepemimpinan yang Mendukung (Supportive Leadership).
Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk
menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai
perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.
3. Kepemimpinan Partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimpin
berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari para
bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada
4. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Prestasi. Gaya
kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang
para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula pemimpin
memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu
melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik.
Berdasarkan teori diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
dengan menggunakan salah satu dari empat gaya tersebut dan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti yang diuraikan tersebut, maka
pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan
memotivasikannya, dengan cara mengerahkan mereka pada kejelasan
tugas-tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja
yang efektif. Selain itu dengan adanya partisipasi anggaran memberikan
kesempatan bagi manajer atas maupun bawah untuk ikut menyusun
anggaran. Pada umumnya, tujuan menyeluruh dari anggaran
dikomunikasikan kepada para manajer, yang kemudian membantu
mengembangkan anggaran yang dapat memenuhi tujuan tersebut. Dalam
partisipasi anggaran, penekanan dilakukan pada pemenuhan tujuan
secara umum, bukan pada setiap jenis anggaran.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan landasan teori diatas,
maka dapat dibuatkan premis atau teori pendukung dalam penelitian ini,
Premis 1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
(Slamet Riyadi, 2000: 137).
Premis 2 : Partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan
meningkatkan kinerja manajerial (Brownel dan Mc innes,
1998)
Premis 3 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial. (Sumarno, 2005)
Premis 4 : Untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja
bawahan mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para
manajer hendaknya memberikan suatu iklim yang kondusif
bagi perkembangan pribadi. Dalam hal ini, manajemen
partisipatif adalah model yang ideal (Thoha, 1992: 241).
Premis 5 : Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang yang
dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka ragam
interaksinya dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen
mereka. Semakin banyak interaksi di antara orang-orang,
semakin tinggi kemungkinan aktivitas dan sentimen yang
ditularkan pada orang lain dan semakin banyak sentimen
seseorang dipahami orang lain, maka semakin banyak
Gambar 2.1 : Bagan kerangka pikir
Regresi Linier Berganda
dengan Nilai Selisih Mutlak
2.4. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan premis-premis yang ada, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI).
2. Bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial yang dimoderatori oleh gaya kepemimpinan pada
PT. Mitra Bali Indah (MBI). Partisipasi
Penyusunan Anggaran
(X1)
Gaya Kepemimpinan (X2)
Kinerja Manajerial
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan
kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur variabel tersebut. (Nazir, 2003).
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel terikat
(Y) adalah kinerja manajerial, partisipasi penyusunan anggaran sebagai
variabel bebas (X1) dan sebagai variabel moderating adalah gaya
kepemimpinan (X2).
Konsep dan definisi operasional setiap variabel dengan hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Terikat
Kinerja Manajerial (Y)
Adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial yang meliputi
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan,
b. Variabel Bebas
1. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)
Adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu
(manajer) dalam proses penyusunan anggaran.
2. Gaya kepemimpinan (X2)
Adalah ciri khas yang dipunyai pemimpin dalam memberikan
motivasi dan semangat kepada bawahannya, serta sekaligus
memberikan keputusan atau kebijakan yang baik dalam suatu
organisasi.
3.1.2. Pengukuran Variabel
1. Kinerja Manajerial (Y)
Variabel ini diukur dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan
oleh Isma Coryanata dengan 9 item pertanyaan yang secara garis besarnya
terdiri dari :
1. Keterlibatan: berhubungan dengan keterlibatan responden terhadap
penyusunan anggaran.
2. Kontinuitas: berhubungan dengan kontinuitas / seringnya
responden dalam menyusun anggaran.
3. Pengaruh: berhubungan dengan pengaruh responden terhadap
anggaran.
Variabel ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic
sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negatif
terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003: 25).
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban yang cenderung ke skor 1 menunjukkan bahwa sangat
tidak setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa kinerja
manajer dibawah rata-rata. Sedangkan jawaban yang cenderung ke skor 7
menunjukkan bahwa sangat setuju atas pernyataan yang diberikan, yang
artinya kinerja manajer sudah baik.
2. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)
Variabel ini diukur dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan
oleh Isma Coryanata dengan 6 item pertanyaan yang secara garis besarnya
terdiri dari :
1. Kepercayaan: berhubungan dengan kepercayaan, kedekatan, dan
saling menghargai antara atasan dengan bawahannya.
2. Komunikasi: berhubungan dengan komunikasi antara atasan dan
bawahannya.
3. Pengorganisasian: berhubungan dengan pembangunan pola dan
pengorganisasian di dalam lingkungan kerja.
Variabel ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic
differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya
1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban yang cenderung ke skor 1 menunjukkan bahwa sangat
tidak setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa para
manajer kurang dilibatkan dalam penyusunan anggaran. Sedangkan
jawaban yang cenderung ke skor 7 menunjukkan bahwa sangat setuju atas
pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa para manajer sangat
dilibatkan dalam penyusunan anggaran perusahaan.
3. Gaya kepemimpinan (X2)
Variabel ini diukur dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan
oleh Fleishman et. al. dengan 6 item pertanyaan yang secara garis besarnya
terdiri dari :
1. Peran serta: berhubungan dengan peran serta responden dalam
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian pengevaluasian,
pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan dalam menghadiri
pertemuan.
2. Penilaian: berhubungan dengan seringnya responden melakukan
penilaian kinerja.
Variabel ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic
differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya
sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negatif
1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban yang cenderung ke skor 1 menunjukkan bahwa sangat
tidak setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa gaya
kepemimpinan dari para manajer kurang bagus. Sedangkan jawaban yang
cenderung ke skor 7 menunjukkan bahwa sangat setuju atas pernyataan
yang diberikan, yang artinya bahwa gaya kepemimpinan dari para manajer
sudah bagus.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Obyek dan Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan
kelompok subyek atau obyek yang lain dan kelompok tersebut akan
dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44)
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Mitra Bali
Indah (MBI) yang terdiri dari 1 (satu) outlet pusat (Bali) dan 2 (dua) outlet
cabang (outlet kedungdoro dan outlet wiyung). Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah top, middle, dan lower management yang
semuanya berjumlah 30 orang, yang terdiri dari 1 outlet pusat (Bali) dan 2
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai ciri
dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:
44). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
sampling jenuh / sensus yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2003 : 96). Hal ini
dikarenakan jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang
(Sugiyono, 2003 : 96).
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data primer yaitu
data yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden. Hasil
pengukuran data yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya
akan menjadi dasar analisis data untuk keperluan pengujian hipotesis
penelitian pada variabel bebas dan variabel terikat sebelumnya (Nazir,
1999: 212).
Sumber data diperoleh dari PT. Mitra Bali Indah (MBI) dimana
data yang diambil dari hasil kuesioner yang dibagikan. Dikarenakan
adanya lokasi sumber data yang berada diluar kota, maka kuesioner
dibagikan dengan cara mail survey, yang artinya data akan dikirimkan
3.3.2. Pengumpulan Data
Dalam rangka pengumpulan data primer, menggunakan beberapa
metode sebagai berikut :
a. Observasi
Menggunakan pengamatan secara langsung kepada obyek yang diteliti
guna mencocokkan hasil dari wawancara sehingga mendapatkan
keyakinan terhadap kebenaran data.
b. Wawancara atau Interview
Mengadakan wawancara baik pimpinan maupun staf perusahaan untuk
mendapatkan data yang diperlukan guna menunjang serta
mempermudah penulisan tentang masalah yang diteliti dalam
penelitian.
c. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan
daftar yang telah disiapkan.
3.4. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas Data
3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Suatu
instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan
dengan menggunakan Corrected Item-Total Correlation (CITC) atau
korelasi item dengan total. Suatu pengukuran dapat dikatakan valid
apabila memiliki koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 (Sugiyono, 2005: 124).
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk
menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur
yang digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa
yang ingin diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, hasil
penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang
berbeda. Suatu konstrak atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan Cronbach Alpha ≥ 0,60 (Ghozali, 2005: 41).
3.4.3. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai
metode, diantaranya metode Kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004:
40). Dalam penelitian ini metode Kolmogorov Smirnov merupakan
pedoman dalam pengambilan keputusan apakah sebuah data mengikuti
- Probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal
- Probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak
boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus
dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar.
Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier
berganda yaitu :
1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh ada multikolinieritas
3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar,
maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE,
sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.
1. Autokorelasi
Pengujian Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi antara
kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode
autokorelasi, model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2001: 61).
Pendektesian autokorelasi dalam penelitian ini tidak
dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data yang tidak berdasarkan waktu urut (time series). (Santoso, 2000:
216).
2. Multikolinieritas
Pengujian Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Batas nilai non multikolinieritas
yaitu VIF ≤ 10, maka hal ini dikatakan dalam model regresi ini tidak
terdapat multikolinieritas (Ghozali, 2001: 57).
3. Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidak ada heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan uji Rank Spearman yaitu dengan membandingkan
antara residual dengan seluruh variabel bebas. Menurut Ghozali
- Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas
- Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas
3.5.2. Uji Hipotesis
Menurut Ghozali (2002: 93), ada tiga cara untuk menguji regresi
dengan variabel moderating, salah satunya adalah Uji nilai selisih mutlak.
Sesuai dengan tujuan usulan penelitian ini, maka digunakan analisa regresi
linier sederhana untuk menjawab hipotesis kesatu dan regresi linier
berganda dengan nilai selisih mutlak untuk menjawab hipotesis kedua.
Y = 0 + X1 + e
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3│X1-X2│ + e
(Ghozali, 2002: 97)
Keterangan :
X1 = Partisipasi penyusunan anggaran
X2 = Gaya kepemimpinan
│X1-X2│ = Nilai selisih mutlak antara X1 dan X2
Y = Kinerja manajerial
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
3.5.3. Uji Kecocokan Model (Uji F)
Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan
untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi penyusunan anggaran
(X1), gaya kepemimpinan (X2) serta interaksi terhadap kinerja manajerial
(Y) digunakan uji F, dengan prosedur sebagai berikut :
1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :
H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (Model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk
mengetahui pengaruh X1, X2 dan │X1-X2│terhadap Y).
H1 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (Model regresi yang dihasilkan cocok untuk
mengetahui pengaruh X1, X2 dan│X1-X2│terhadap Y).
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05
3. Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
b. Apabila nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3.5.4. Uji Parsial (Uji t)
Untuk menguji signifikansi tidaknya pengaruh variabel X1, X2 dan
│X1-X2│secara parsial terhadap Y digunakan uji t, dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :
H0 = β1, β2, β3 = 0 (secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh
H1 = β1, β2, β3 ≠ 0 (secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat)
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05
3. Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Indrawijaya, 2000, Perilaku Organisasi, Penerbit Sinar Baru Algensia,
Bandung.
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan, Jilid I,
Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Jogjakarta.
Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Anthony, Govindarajan, 2003, Sistem Pengendalian Manajemen, Buku Dua,
Salemba Empat, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Halim, Tjahjono, Husein, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi,
Cetakan Pertama, Penerbit Akademi manajemen Perusahaan YKPN.
Handoko T. Hani, 1992, Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Jogjakarta.
Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen, 2004, Akuntansi Manajemen, Jilid I,
Edisi Keempat, Terjemahan Ancella A. Hermawan, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mulyadi dan Jhoni Setyawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Nafarin, Mohammad, 2004, Pengganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Nazir, Mohammad, 2003, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2001,
Buku Latihan SPSS Statistik Parametik,
Penerbit PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta
Shim, K. Jae dan Siegel, G. Joe, 2001, Budgeting, Terjemahan Julius Mulyadi,
SE, dan Neneng Natalia, SE, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sudjana, 2002, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Penerbit
Tarsito, Bandung.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi : Beserta Contoh Interpretasi
Hasil Pengolahan Data, Edisi Revisi, Surabaya.
Supriyono, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit
BPFE, Jogjakarta.
Tjiptono, F. dan Diana, A, 2003, Total Quality Manajemen, Yogyakarta.
Jurnal :
Riadi, Eko, 2006, Motivasi sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajer pada PT. PELITA
GUNATAMA PERSADA SURABAYA, Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi, Vol. 6,
No. 1, Maret 2006.
Riyadi, Slamet, 2000, Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel
Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran
dan Kinerja Manajerial, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2,
Juli 2000.
Susilowati, Endah, 2004, Analisis Pengawasan Intern, Gaya Kepemimpinan dan
Persepsi Bawahan terhadap Perilaku Atasan untuk Meningkatkan Kinerja
Manajerial pada PT. TELKOM DIVRE V SURABAYA, Jurnal Penelitian
Ilmu Ekonomi, Vol. 4, No. 1, Maret 2004.
Sumarno, Joko, 2005, Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial.
Skripsi :
Effendy, Usman, 2003, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Ketidakpastian
Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan
Kinerja Manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO.