• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. MITRA BALI INDAH (MBI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. MITRA BALI INDAH (MBI)."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayahnya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul :

“Gaya

kepemimpinan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara

partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada PT. Mitra

Indah Bali (MBI)”

, dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di

Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3.

Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas

(2)

5.

Bapak Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, MM, Ak. Selaku Dosen Pembimbing

Utama yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,

pengarahan, dorongan, dan saran kepada penulis.

6.

Ibu Dra. Ec. Dwi Suhartini, M.Aks. selaku Dosen Pembimbing Pendamping

yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan,

dorongan, dan saran kepada penulis.

7.

Segenap staff pengajar (dosen) serta seluruh karyawan terutama Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Surabaya.

8.

Staff karyawan PT. Mitra Indah Bali (MBI), yang telah membantu dalam

penyediaan data-data yang dibutuhkan penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

9.

Orang-orang tercinta bapak, ibu, adik, tante, teman, serta seluruh keluarga

besar di Surabaya, yang telah memberikan dukungan berupa moril maupun

materiil, dan dengan nasehat, doa, serta kasih sayangnya, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat-Nya atas semua bantuan yang

(3)

berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan

sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu

pengetahuan.

Surabaya,

November

2010

(4)

DAFTAR ISI

...

iv

DAFTAR GAMBAR

...

vii

DAFTAR TABEL

...

viii

DAFTAR LAMPIRAN

...

x

ABSTRAKSI

...

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Rumusan Masalah ...

5

1.3 Tujuan Penelitian ...

5

1.4 Manfaat Penelitian ...

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu ...

7

2.2 Landasan Teori...

13

2.2.1 Kinerja Manajerial ...

13

2.2.1.1. Pengertian Kinerja Manajerial ...

13

2.2.1.2. Tugas-Tugas Penting yang Dilaksanakan Manajer...

13

2.2.1.3. Tingkat-Tingkat Manajer ...

14

2.2.1.4. Keterampilan-Keterampilan Manajer...

14

2.2.1.5. Kegiatan-Kegiatan Manajerial ...

15

2.2.1.6. Manajer Gagal Mendelegasikan...

16

2.2.1.7. Tujuan dan Pentingnya Penilaian Kinerja...

17

2.2.1.8. Manfaat Penilaian Kinerja...

17

2.2.2 Anggaran ...

18

2.2.2.1. Pengertian Anggaran...

18

2.2.2.2. Fungsi Anggaran ...

20

2.2.2.3. Tujuan Penyusunan Anggaran ...

21

2.2.2.4. Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran...

21

(5)

2.2.4. Teori yang Melandasi Hubungan Partisipasi Penyusunan

Anggaran dengan Kinerja Manajerial...

26

2.2.5. Teori yang Melandasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan

terhadap Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran

dengan Kinerja Manajerial ...

28

2.3. Kerangka Pikir ...

29

2.4. Hipotesis...

31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...

32

3.1.1. Definisi Operasional...

32

3.1.2. Pengukuran Variabel...

33

3.2. Teknik Penentuan Sampel...

36

3.2.1. Obyek dan Populasi ...

36

3.2.2. Sampel...

37

3.3. Teknik Pengumpulan Data...

37

3.3.1. Jenis Data ...

37

3.3.2. Pengumpulan Data ...

38

3.4. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas Data...

38

3.4.1. Uji Validitas ...

38

3.4.2. Uji Reliabilitas ...

39

3.4.3. Uji Normalitas Data ...

39

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...

40

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ...

40

3.5.2. Uji Hipotesis ...

42

3.5.3. Uji Kecocokan Model (Uji F) ...

43

(6)

4.1.4. Manajemen dan Teknologi...

48

4.1.4.1.

Information Technology

... 48

4.1.4.2.

Merchandising ...

49

4.1.4.3.

Human Resources Department

... 51

4.1.4.4.

Marketing ...

51

4.1.4.5. Layanan Konsumen...

52

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...

53

4.2.1. Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Penyusunan

Anggaran

(X

1

)... 53

4.2.2. Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan (X

2

) ... 55

4.2.3. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Manajerial (Y)...

56

4.2.4. Uji Validitas ...

57

4.2.5. Uji Reliabilitas ...

62

4.3. Uji Normalitas...

62

4.4. Uji Regresi Linier Sederhana ...

63

4.5. Analisis Regresi Linier Berganda dengan Metode Nilai Selisih

Mutlak... 65

4.5.1. Asumsi Klasik ...

65

4.5.2. Persamaan Regresi Linier Berganda ...

67

4.6. Uji Hipotesis ...

70

4.7. Pembahasan...

72

4.8. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ...

74

4.9. Keterbatasan Penelitian...

76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...

77

5.2. Saran...

77

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Tabel 2.1

:

Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian

Sekarang...

12

Tabel 4.1

:

Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Penyusunan

Anggaran...

54

Tabel 4.2

:

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan ………

55

Tabel 4.3

:

Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Manajerial …………

56

Tabel 4.4

:

Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Penyusunan

Anggaran (X

1

) Putaran ke-1………..

56

Tabel 4.5

:

Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Penyusunan

Anggaran (X

1

) Putaran

ke-2………...

58

Tabel 4.6

:

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X

2

)

Putaran ke-1………...

59

Tabel 4.7

:

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X

2

)

Putaran ke-2………...

59

Tabel 4.8

:

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X

2

)

Putaran ke-3………...

60

Tabel 4.9

:

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y) Putaran

ke-1………

60

Tabel 4.10

:

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y) Putaran

ke-2………

61

Tabel 4.11

:

Hasil Uji Reliabilitas………..

62

Tabel 4.12

:

Hasil Uji Normalitas………..

63

Tabel 4.13

:

Hasil Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran

(8)
(9)
(10)

Lampiran 2A

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel

Partisipasi Penyusunan Anggaran Putaran ke-1

Lampiran 2B

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel

Partisipasi Penyusunan Anggaran Putaran ke-2

Lampiran 3A

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Gaya

Kepemimpinan Putaran ke-1

Lampiran 3B

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Gaya

Kepemimpinan Putaran ke-2

Lampiran 3C

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Gaya

Kepemimpinan Putaran ke-3

Lampiran 4A

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Kinerja

Manajerial Putaran ke-1

Lampiran 4B

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Kinerja

Manajerial Putaran ke-2

Lampiran 5

:

Input Data

Lampiran 6

:

Output Uji Normalitas

Lampiran 7

:

Output Uji Regresi Linier Sederhana

Lampiran 8

:

Output Uji Regresi Linier Berganda dengan Nilai Selisih

Mutlak

(11)

Oleh :

Ryza Hadi Wijaya

ABSTRAK

PT. Mitra Bali Indah adalah anak perusahaan dari PT. Catur Mitra Sejati

Sentosa yang merupakan perusahaan ritel untuk bahan bangunan dan home

furnishing yang modern, praktis dan lengkap. Banyaknya perusahaan ritel saat ini

membuat persaingan usaha menjadi semakin ketat menuntut PT. Mitra Bali Indah

untuk menjual produk bahan bangunan yang berkualitas dengan harga yang

terjangkau kepada konsumen. Pada tahun 2007 terjadi penurunan realisasi

penjualan, kemungkinan disebabkan oleh kurang optimalnya penerapan partisipasi

dalam pembuatan anggaran dan hal ini juga kurang didukung dengan gaya

kepemimpinan yang kondusif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

manajerial, dan menguji pengaruh apakah gaya kepemimpinan mampu berperan

sebagai variabel yang memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja

manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI).

Populasi dari penelitian ini adalah 30 orang yang terdiri dari 1 outlet pusat

(Bali) dan 2 outlet cabang Surabaya (Kedungdoro dan Wiyung), dan analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda dengan nilai selisih mutlak.

Berdasarkan uraian dan analisa data yang telah dikemukakan, maka dapat

disimpulkan bahwa : (1) partisipasi penyusunan anggaran memberikan kontribusi

positif yang nyata terhadap peningkatan kinerja manajerial, sehingga hipotesis

ke-1 teruji kebenarannya. (2) Gaya kepemimpinan bukanlah variabel yang

memoderasi hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja

manajerial, sehingga hipotesis ke-2 tidak teruji kebenarannya.

(12)

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat khususnya

pertumbuhan di sektor ekonomi, menuntut perusahaan untuk meningkatkan

kinerja dan mengembangkan usahanya agar terus dapat mencapai tujuan

perusahaan. Secara umum tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan laba

dengan mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan. Indonesia dengan

penduduk sebesar 200 juta jiwa dan dengan pertumbuhan bisnis properti

sebesar 5,5 % pertahun, merupakan pasar yang menjanjikan untuk industri

bahan bangunan (Mitra 10 Company Profile, 1). Perubahan permintaan

konsumen dan semakin tingginya tingkat persaingan pasar, merupakan

masalah yang umum dari sebagian besar masalah perusahaan. Agar mampu

bersaing, perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan

lingkungan dan meningkatkan kinerjanya. Salah satu alat bantu untuk

mengukur kinerja perusahaan yang dapat digunakan oleh manajer dalam

merencanakan kegiatan dan tanggung jawabnya adalah anggaran (Suryani,

2004: 1).

Anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara formal

dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan

perolehan dan penggunaan sumber-sumber organisasi dalam jangka waktu

(13)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran yakni

bahwa anggaran tersebut harus realistis, luwes dan kontinyu. Realistis artinya

tidak terlalu pesimis. Luwes artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang

untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan

kontinyu, artinya membutuhkan perhatian secara terus-menerus, dan tidak

merupakan suatu usaha yang insidentil. (Adisaputro dan Asri, 1992: 8)

Keterlibatan manajer dalam menyusun anggaran sangat mempengaruhi

tingkat keberhasilan penyusunan anggaran. Partisipasi dalam penyusunan

anggaran merupakan suatu pendekatan efektif terhadap peningkatan kinerja

manajerial (Suryani, 2004: 2).

Partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan manajerial

yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial. Para bawahan

yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran

yang disusun akan lebih mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral

untuk menigkatkan kinerja (Suryani: 2004: 2).

Menurut Siswanto (1992: 236) yang dimaksud kepemimpinan adalah

kemampuan yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang

lain sehingga orang yang bersangkutan dapat dikerahkan secara maksimal

untuk melaksanakan tugas pokok.

Kinerja manajerial adalah kinerja para individu (manajer) dalam

kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi,

(14)

PT. MITRA BALI INDAH (MBI) adalah anak perusahaan dari PT.

CATUR MITRA SEJATI SENTOSA (CMSS), yang merupakan perusahaan

ritel untuk bahan bangunan dan home furnishing yang modern, praktis dan

lengkap. Banyaknya perusahaan ritel saat ini membuat persaingan usaha

menjadi semakin ketat menuntut PT. Mitra Bali Indah untuk menjual produk

bahan bangunan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau kepada

konsumen.

Tabel 1.1 : Data Realisasi Penjualan Tahun 2007 dan 2008

Tahun Anggaran Realisasi Selisih Prosentase

2007

2008

33,421,865,000

35,872,936,000

27,985,246,000

28,600,891,000

(5,436,619,000)

(7,272,045,000)

83,73%

79,73%

Sumber : Bagian Keuangan PT. Mitra Indah Bali cabang Surabaya

Dapat dilihat bahwa terjadi penurunan realisasi penjualan untuk tahun

2007 sebesar 83,73 % dan tahun 2008 sebesar 79,73 %. Tidak terpenuhinya

realisasi penjualan, kemungkinan disebabkan oleh kurang optimalnya

penerapan partisipasi dalam pembuatan anggaran dan hal ini juga kurang

didukung dengan gaya kepemimpinan yang kondusif. Oleh karena itu

perusahaan memerlukan adanya partisipasi penyusunan anggaran dan gaya

kepemimpinan yang sesuai dalam perusahaan agar menghasilkan kinerja yang

lebih baik lagi dalam pencapaian target penjualan.

Tuntutan perusahaan terhadap kinerja manajer yang baik adalah untuk

menjaga kelangsungan operasional perusahaan. Kinerja yang baik dapat

(15)

periode dengan hasil yang dicapai selama periode tersebut. Untuk itu ada

beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja manajer suatu

perusahaan. Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan digunakan untuk

mengukur hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja

manajerial.

Alasan dipilihnya partisipasi penyusunan anggaran dan gaya

kepemimpinan :

1. Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran dapat mendorong para

manajer untuk mengidentifikasi tujuan dan target yang ditetapkan oleh

perusahaan serta didukung dengan pemahaman yang cukup baik untuk

menangani tindakan yang harus diambil, guna mencapai hasil yang lebih

baik.

2. Gaya kepemimpinan yang baik dapat mendorong manajer untuk

melakukan tugas mereka dengan baik, benar dan penuh tanggung jawab.

Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian dengan judul

“Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara

Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PT. Mitra Bali

Indah (MBI)”.

Alasan digunakannya gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating

adalah untuk menguji apakah gaya kepemimpinan yang berfungsi sebagai

variabel moderating dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi

(16)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh suatu rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja

manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI)?

2. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja

manajerial yang dimoderatori oleh gaya kepemimpinan pada PT. Mitra

Bali Indah (MBI)?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan

masalah adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara partisipasi

penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali

Indah (MBI).

2. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh apakah gaya kepemimpinan

mampu berperan sebagai variabel yang memoderasi pengaruh

partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali

Indah (MBI).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitan ini diharapkan mempunyai manfaat ganda, disamping

bermanfaat secara teoritis, juga mempunyai manfaat praktis. Adapun manfaat

(17)

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi ilmiah yang

bermanfaat untuk pertimbangan dalam rangka meningkatkan kinerja

perusahaan agar lebih produktif, efektif dan efisien.

b. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi universitas agar

dapat menambah kumpulan khasanah bacaan ilmiah bagi perpustakaan

universitas sehingga memberikan informasi bagi pihak lain yang

mengadakan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengimplikasikan teori-teori yang

telah diperoleh selama masa studi maupun dari sumber lain sehingga dapat

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang melatarbelakangi penelitian ini antara lain :

1. Joko Sumarno (2005)

a. Judul : “Pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan

terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja

manajerial”.

b. Permasalahan :

1) Apakah terdapat hubungan dan pengaruh positif yang signifikan

antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

2) Apakah komitmen organisasi dapat menjadi moderasi hubungan

antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

3) Apakah gaya kepemimpinan dapat menjadi moderasi hubungan

antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

c. Hipotesis :

1) Partisipasi anggaran berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap kinerja manajerial.

2) Komitmen organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja

(19)

3) Gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja

manajerial.

d. Kesimpulan :

1) Terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang signifikan antara

partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

2) Pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan kinerja

manajerial dan partisipasi anggaran adalah positif dan signifikan.

3) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara

partisipasi anggaran dan kinerja manajerial adalah tidak

signifikan.

2. Slamet Riyadi (2000)

a. Judul : “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel

Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan

Anggaran dan Kinerja Manajerial”.

b. Permasalahan :

Apakah motivasi dan pelimpahan wewenang dalam organisasi yang

berfungsi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan

antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.

c. Hipotesis :

1) Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan motivasi

(20)

2) Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan

pelimpahan wewenang akan mempengaruhi kinerja manajerial.

d. Kesimpulan :

1) Motivasi yang dimiliki manajer tidak mempengaruhi hubungan

antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja

manajerial.

2) Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan

pelimpahan wewenang yang terdesentralisasi secara signifikan

mempengaruhi kinerja manajerial.

3. Usman Effendy (2003)

a. Judul : “Pengaruh gaya kepemimpinan dan ketidakpastian

lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan

kinerja manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO.

b. Permasalahan :

1) Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran akan

meningkatkan kinerja manajerial.

2) Apakah kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran

dengan faktor kontijensi ketidakpastian lingkungan berpengaruh

terhadap kinerja manajerial.

3) Apakah kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran

dengan faktor kontijensi gaya kepemimpinan berpengaruh

(21)

c. Hipotesis :

1) Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan

kinerja manajerial.

2) Kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor

kontijensi ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap

kinerja manajerial.

3) Kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor

kontijensi gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja

manajerial.

d. Kesimpulan :

1) Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan

kinerja manajerial sebesar 88,29%.

2) Partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi

ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja

manajerial.

3) Partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi gaya

kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

4. Irma Suryani (2004)

a. Judul : “Motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variabel

moderating dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja

(22)

b. Permasalahan :

Apakah motivasi dan derajat pelimpahan wewenang dalam

organisasi yang berfungsi sebagai variabel moderating

mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran

dengan kinerja manajerial.

c. Hipotesis :

1) Diduga terdapat hubungan antara partisipasi penyusunan

anggaran dengan motivasi sebagai variabel moderating yang

akan mempengaruhi kinerja manajerial.

2) Diduga terdapat hubungan antara partisipasi penyusunan

anggaran dengan pelimpahan wewenang sebagai variabel

moderating yang akan mempengaruhi kinerja manajerial.

d. Kesimpulan :

1) Pada hipotesis 1 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

antara partisipasi penyusunan anggaran dengan motivasi sebagai

variabel moderating yang akan mempengaruhi kinerja

manajerial, yang telah teruji kebenarannya. Hal ini dapat

dibuktikan dengan hasil perhitungan hipotesis yang

menggunakan uji F, yang menunjukkan bahwa nilai F hitung

yang diperoleh sebesar 3,9673 > F tabel sebesar 2,7760 dan uji t

yang menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar

(23)

2) Pada hipotesis 2 yang menyatakan bahwa diduga terdapat

hubungan antara partisipasi anggaran dengan motivasi sebagai

variabel moderating, yang akan mempengaruhi kinerja

manajerial, yang telah teruji kebenarannya. Hal ini dibuktikan

dengan hasil perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji F,

yang menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh sebesar

14,8732 > F tabel sebesar 2,7760 dan uji t yang menunjukkan

bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar 2,1759 > t tabel

sebesar 2,0032.

Tabel 2.1 : Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

No. Nama Penelitian Judul Variabel

1. Joko Sumarno (2005) “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya

Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi anggaran dan Kinerja Manajerial”

Variabel Bebas (x): 1. Komitmen Organisasi 2. Gaya Kepemimpinan 3. Partisipasi Anggaran Variabel Terikat (y):

1. Kinerja Manajerial 2. Slamet Riyadi (2000) “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai

Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial”

Variabel Bebas (x):

1.Partisipasi Penyusunan Anggaran

2. Motivasi

3. Pelimpahan Wewenang Variabel Terikat (y):

1. Kinerja Manajerial

3. Usman Effendy (2003) “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Kinerja Manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO”

Variabel Bebas (x): 1. Partisipasi Anggaran 2. Gaya Kepemimpinan 3.Ketidakpastiaan Lingkungan Variabel Terikat (y):

1. Kinerja Manajerial

4. Irma Suryani (2004) “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai

Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PT. GARAM (Persero) SURABAYA”

Variabel Bebas (x): 1. Partisipasi Anggaran 2. Motivasi

3. Pelimpahan Wewenang Variabel Terikat (y):

1. Kinerja Manajerial 5. Ryza Hadi Wijaya

(2010)

“Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PT. MITRA BALI INDAH (MBI)”

Variabel Bebas (x): 1. Partisipasi Penyusunan Anggaran

(24)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Kinerja Manajerial

2.2.1.1. Pengertian Kinerja Manajerial

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

(prestasi kerja) atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang.

Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang manajer dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara, 2005:

67).

Menurut Sumarno (2005: 591), kinerja manajerial adalah kinerja

para individu dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan,

investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi dan

representasi.

Menurut Riyadi (2000: 141), kinerja manajerial adalah kinerja

manajer dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan,

investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan staf, negosiasi dan

perwakilan atau representasi.

2.2.1.2. Tugas-Tugas Penting yang Dilaksanakan Manajer

Menurut Handoko (1999: 29) tugas-tugas penting yang

dilaksanakan manajer dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.

b. Manajer memadukan dan mengimbangkan tujuan-tujuan yang saling

(25)

c. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan atas

kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan.

d. Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual.

e. Manajer adalah seorang mediator.

f. Manajer adalah seorang politis.

g. Manajer adalah seorang diplomat.

h. Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit.

2.2.1.3. Tingkat-Tingkat Manajer

Menurut Manullang (2004: 18) ada tiga tingkatan manajer yaitu :

a. Top Manager atau manajer tertinggi, disebut juga pucuk pimpinan

yang termasuk dalam golongan ini adalah anggota-anggota board of

manager (dewan direksi) dan presiden perusahaan.

b. Middle Manager atau manajer menengah, yang termasuk tingkatan

ini adalah kepala bagian, kepala divisi dan

kepala-kepala seksi.

c. Supervisory Manager atau first line manager (manajer tingkat

pertama), yang termasuk dalam golongan ini adalah kepala mandor

dan mandor.

2.2.1.4. Keterampilan-Keterampilan Manajer

Keterampilan-keterampilan manajer yang pada umumnya

(26)

a. Keterampilan konseptual (conceptual skill) adalah kemampuan

mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh

kepentingan dan kegiatan organisasi.

b. Keterampilan kemanusiaan (human skill) adalah kemampuan untuk

bekerja dengan memahami, memotivasi orang lain, baik secara

individu ataupun kelompok.

c. Keterampilan administrative (administrative skill) adalah seluruh

keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan kepegawaian, dan pengawasan.

d. Keterampilan teknik (technical skill) adalah kemampuan untuk

menggunakan peralatan-peralatan, dan prosedur-prosedur,

teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produk,

penjualan, atau pemesanan dan sebagainya.

2.2.1.5. Kegiatan-Kegiatan Manajerial

Menurut Handoko (1999: 31), kegiatan-kegiatan manajer dapat

diklarifikasikan ke dalam empat kelompok antara lain :

a. Kegiatan pribadi

1) Pengatur waktu

2) Pengembangan karir pribadi

3) Keterlibatan dalam kehidupan sendiri

b. Kegiatan teknis

(27)

2) Pemecahan masalah teknis

3) Pelaksanaan fungsi-fungsi teknis

c. Kegiatan administrasi

1) Pemrosesan kertas kerja

2) Penyiapan dan administrasi anggaran

3) Monitoring kebijaksanaan dan prosedur

4) Pemeliharaan stabilitas operasi

d. Kegiatan interaksional

1) Peranan antar pribadi

2) Peranan informasional

3) Peranan pembuatan keputusan

2.2.1.6. Manajer Gagal Mendelegasikan

Delegasi adalah faktor kritis bagi manajemen yang efektif, tetapi

banyak manajer gagal mendelegasikan, atau mendelegasikan dengan

lemah, karena beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut antara lain

(Handoko, 1999: 226) :

a. Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak

pembuatan keputusan.

b. Manajer tidak bersedia menghadapi resiko bahwa bawahan akan

melaksanakan wewenangnya dengan salah satu atau gagal.

(28)

d. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak

pembuatan keputusan yang luas.

e. Manajer takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan

efektif sehingga posisinya sendiri terancam.

f. Atau manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk

mendelegasikan tugasnya.

2.2.1.7. Tujuan dan Pentingnya Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas

operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya

berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. (Mulyadi, 2001: 416)

Tujuan informasi kinerja dapat dikelompokkan dalam empat

kategori (Schuler dan Susan, 1996: 3), yaitu :

a. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar orang.

b. Pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam arti

seseorang dengan berjalannya waktu.

c. Pemeliharaan sistem

d. Dokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia.

2.2.1.8. Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk (Mulyadi,

(29)

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian personel-personel secara maksimum.

b. Membantu mengambil keputusan yang berkaitan dengan

penghargaan personel seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

c. Mengidentifikasikan kebutuhan latihan dan pengembangan personel

dan menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program penelitian.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasan mereka menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.

2.2.2. Anggaran

2.2.3.3. Pengertian Anggaran

Pengertian anggaran menurut Nafarin (2004: 12), anggaran

merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan

uang untuk jangka waktu tertentu.

Menurut Supriyono (2000: 40), anggaran adalah suatu rencana

terinci yang disusun secara sistematis dan dinyatakan secara formal

dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk

menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu

organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.

(30)

aktiva, modal, pendapatan, dan biaya yang dibutuhkan untuk

melaksanakan rencana tersebut. Anggaran tersebut menyatakan tujuan

yang hendak dicapai oleh suatu organisasi berkenaan dengan sasaran

kegiatan usaha maupun keuangan tertentu.

Menurut Adisaputro dan Asri (2003: 6), anggaran adalah suatu

pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung

jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Dari definisi tersebut dapat diambil intinya yakni :

1. Bahwa anggaran harus bersifat formal artinya bahwa anggaran

disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk

tertulis.

2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis artinya bahwa anggaran

disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.

3. Bahwa setiap saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab

untuk mengambil keputusan, sehingga anggaran merupakan suatu

hasil pengambilan keputusan yang berdasar beberapa asumsi

tertentu.

4. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan

pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan

pengawasan.

Dari beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan diatas dapat

ditarik kesimpulan yaitu anggaran merupakan suatu rencana yang

(31)

uang yang disusun dalam satuan periode waktu tertentu dan

dijadikan pedoman untuk melakukan operasi perusahaan selama

periode anggaran serta merupakan proyeksi dari hasil operasi

perusahaan.

2.2.3.4. Fungsi Anggaran

Menurut Mulyadi (2001: 502), fungsi anggaran adalah sebagai

berikut :

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana

kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan

dilaksanakan perusahaan di masa mendatang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang

menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan

dan menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai

pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendali yang

memungkinkan manajemen menunjukkan bidang yang kuat

dan lemah bagi perusahaan.

6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan

(32)

2.2.3.5. Tujuan Penyusunan Anggaran

Menurut Nafarin (2004: 15), ada beberapa tujuan disusunnya

anggaran antara lain :

1. Dapat digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam

memilih sumber dan investasi dana,

2. Dapat memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan

digunakan,

3. Dapat merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis

investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan,

4. Dapat merasionalkan suber dan investasi dana agar dapat

mencapai hasil yang maksimal,

5. Dapat menyempurnakan rencana yang telah disusun karena

dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat,

6. Dapat menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap

usulan yang berkaitan dengan keuangan.

2.2.3.6. Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran

Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan partisipasi

penyusunan anggaran perusahaan dalam hal ini adalah perumusan.

Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosional orang-orang

dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan

(33)

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang

manajer diharapkan berpartisipasi secara langsung baik tenaga maupun

memberikan ide-ide segar dan kreatif dalam suatu kegiatan atau

kelompok kerja dan diharapkan mereka bisa bertanggungjawab dari

ide-ide yang mereka berikan.

Keuntungan dari kesuksesan dalam partisipasi adalah dapat

memberikan suatu pengaruh yang sehat pada kepentingan inisiatif dan

moral, dapat menghasilkan rencana yang lebih baik karena adanya

kombinasi pengetahuan dari beberapa individu, seluruh tingkat

manajemen lebih menyadari bagaimana fungsi kombinasi pengetahuan

dari beberapa individu, dapat meningkatkan kerjasama antar bagian.

Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap

manajer dalam melaksanakan program atau bagian program. (Supriyono,

2000: 40).

Partisipasi penyusunan anggaran didefinisikan sebagai keterlibatan

manajer-manajer pusat pertanggungjawaban dalam penyusunan

anggaran (Govindarajan, 2003). Partisipasi penyusunan anggaran

memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam

pembuatan anggaran. Biasanya, tujuan umum dikomunikasikan ke

manajer yang membantu mengembangkan anggaran yang akan

memenuhi tujuan-tujuan ini. Anggaran partisipatif mengkomunikasikan

(34)

tujuan anggaran tampaknya akan lebih menjadi tujuan pribadi para

manajer, yang menghasilkan kesesuaian tujuan yang lebih besar.

Peningkatan tanggung jawab dan tantangan inheren dalam proses

tersebut memberikan insentif non-uang yang mengarah pada tingkat

kinerja yang lebih tinggi. Dalam anggaran partisipatif, penekanan

dilakukan pada pemenuhan tujuan secara umum, bukan pada jenis

perusahaan. (Hansen dan Mowen, 2004: 376).

2.2.3. Gaya Kepemimpinan

2.2.3.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Menurut Handoko (1999: 294) kepemimpinan atau leadership

adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi

orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Menurut

Tjiptono dan Diana (2003: 161) gaya kepemimpinan adalah suatu cara

yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya.

Sedangkan gaya kepemimpinan menurut Thoha (2004: 303) adalah

norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut

mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.

Menurut Fielder (1999: 495) gaya seorang individu tetap yang

merupakan pembawaan dari lahir, karena itu situasilah yang menuntut

seorang pemimpin menggunakan gaya kepemimpinannya. ia membagi

(35)

a. Berorientasi hubungan pimpinan dan anggota.

Tingkat kepercayaan, keyakinan dan respek bawahan terhadap

pimpinan, dalam hal ini tingkat partisipasi bawahan dalam

pembuatan program tinggi.

b. Berorientasi tugas.

Sampai tingkat mana penugasan pekerjaan diprosedurkan.

Bawahan ditekankan untuk melakukan tugasnya sesuai prosedur

yang ditetapkan atasan, dalam hal ini partisipasi bawahan diabaikan.

2.2.3.2. Jenis-Jenis Teori Kepemimpinan

Menurut Siagian (2002: 83) ada tiga jenis teori kepemimpinan

yang melatarbelakangi model gaya kepemimpinan antara lain :

a. Teori Ciri-Ciri

Teori ini meliputi pengetahuan yang luas, kemampuan bertumbuh,

berfikir inkuisitif, berfikir analitik, daya ingat yang kuat, kemampuan

integrative, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengajar,

rasionalitas, obyektifitas, pragmatism, kemampuan menentukan

skala prioritas secara tajam, naluri tepat waktu, naluri kohesi

organisasional, naluri relevansi yang tinggi, mampu berperan sebagai

teladan, pendengar yang baik, bersikap adaptif, luwes, tegas, berani

mengambil resiko atas dasar perhitungan yang matang, antisipatif,

(36)

b. Teori Keperilakuan

Penekanan teori ini terletak pada pentingnya seorang manajer selaku

pejabat pimpinan, mengenali situasi perusahaan yang dipimpinnya

bermuara pada pencarian dan penemuan keseimbangan antar

orientasi tugas dan manusia.

c. Teori Situasional

Makin banyak teori kepemimpinan yang berusaha mendalami teori

situasional membuktikan besarnya hasrat untuk secara ilmiah

mendalami hal-hal yang menyangkut efektifitas kepemimpinan dari

orang yang mendapat kepercayaan menduduki jabatan professional.

2.2.3.3. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

Menurut Tjiptono dan Diana (2003: 161) ada lima macam gaya

kepemimpinan, antara lain :

1. Kepemimpinan Otokratis

Kepemimpinan otokratis disebut juga dengan kepemimpinan diktator

atau direktif. Pemimpin dalam mengambil keputusan tanpa

berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya

atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut.

2. Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan

konsultif atau consensus. Pemimpin melibatkan karyawan yang

(37)

3. Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka,

bebas, atau nondirektif. Orang yang menganut pendekatan ini hanya

sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia

hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan

memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan

strategi dan pemecahannya.

4. Kepemimpinan Berorientasi pada Tujuan

Gaya kepemimpinan ini disebut dengan kepemimpinan berdasarkan

hasil atau berdasarkan sasaran. Orang yang menganut pendekatan ini

meminta anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada

tujuan yang ada.

5. Kepemimpinan Situasional

Gaya kepemimpinan ini dikenal dengan kepemimpinan tak tetap

(fluid) atau kontigensi. Gaya kepemimpinan ini menerapkan suatu

gaya tertentu berdasarkan pertimbangan atas faktor-faktor seperti

pemimpin, pengikut, dan situasi (dalam arti struktur tugas, peta

kekuasaan, dan dinamika kelompok).

2.2.4. Teori Yang Melandasi Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran

dengan Kinerja Manajerial

(38)

secara partisipasi disetujui maka karyawan akan menginternalisasikan

tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk

mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran

(Milani, 1975).

Untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja bawahan

mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para manajer hendaknya

memberikan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi.

Dalam hal ini, manajemen partisipatif adalah model yang ideal. (Thoha,

1992: 241).

Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang yang dilakukan

dengan orang lain, semakin beraneka ragam interaksinya dan juga

semakin kuat tumbuhnya sentimen mereka. Semakin banyak interaksi di

antara orang-orang, semakin tinggi kemungkinan aktivitas dan sentimen

yang ditularkan pada orang lain dan semakin banyak sentimen seseorang

dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan-kemungkinan

ditularkan aktivitasnya dan interaksinya. (Thoha, 1992: 242).

Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa manajer

yang dilibatkan dalam penyusunan anggaran akan merasa bertanggung

jawab atas tujuan yang ingin dicapai dan hal itu akan meningkatkan

kinerja para manajer untuk mencapai tujuan mereka. Iklim yang

(39)

2.2.5. Teori Yang Melandasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap

Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan

Kinerja Manajerial

Teori Jalur - Tujuan (Path - Goal Theory) yang dikemukakan

oleh Martin Evans dan Robert House berusaha untuk menjelaskan

pengaruh perilaku pimpinan terhadap motivasi, kepuasan, dan

pelaksanaan pekerjaan bawahannya.

Adapun Path - Goal Theory versi House, memasukan empat tipe

atau gaya utama kepemimpinan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Direktif. Tipe ini sama dengan model

kepemimpinan yang otokratis dari Lippit dan White. Bawahan tahu

senyatanya apa yang diharapkan darinya dan pengarahan yang

khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada

partisipasi dari bawahan.

2. Kepemimpinan yang Mendukung (Supportive Leadership).

Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk

menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai

perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.

3. Kepemimpinan Partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimpin

berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari para

bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada

(40)

4. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Prestasi. Gaya

kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang

para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula pemimpin

memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu

melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik.

Berdasarkan teori diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

dengan menggunakan salah satu dari empat gaya tersebut dan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor seperti yang diuraikan tersebut, maka

pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan

memotivasikannya, dengan cara mengerahkan mereka pada kejelasan

tugas-tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja

yang efektif. Selain itu dengan adanya partisipasi anggaran memberikan

kesempatan bagi manajer atas maupun bawah untuk ikut menyusun

anggaran. Pada umumnya, tujuan menyeluruh dari anggaran

dikomunikasikan kepada para manajer, yang kemudian membantu

mengembangkan anggaran yang dapat memenuhi tujuan tersebut. Dalam

partisipasi anggaran, penekanan dilakukan pada pemenuhan tujuan

secara umum, bukan pada setiap jenis anggaran.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan landasan teori diatas,

maka dapat dibuatkan premis atau teori pendukung dalam penelitian ini,

(41)

Premis 1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.

(Slamet Riyadi, 2000: 137).

Premis 2 : Partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan

meningkatkan kinerja manajerial (Brownel dan Mc innes,

1998)

Premis 3 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja

manajerial. (Sumarno, 2005)

Premis 4 : Untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja

bawahan mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para

manajer hendaknya memberikan suatu iklim yang kondusif

bagi perkembangan pribadi. Dalam hal ini, manajemen

partisipatif adalah model yang ideal (Thoha, 1992: 241).

Premis 5 : Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang yang

dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka ragam

interaksinya dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen

mereka. Semakin banyak interaksi di antara orang-orang,

semakin tinggi kemungkinan aktivitas dan sentimen yang

ditularkan pada orang lain dan semakin banyak sentimen

seseorang dipahami orang lain, maka semakin banyak

(42)
[image:42.612.132.505.153.326.2]

Gambar 2.1 : Bagan kerangka pikir

Regresi Linier Berganda

dengan Nilai Selisih Mutlak

2.4. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan premis-premis yang ada, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap

kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI).

2. Bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap

kinerja manajerial yang dimoderatori oleh gaya kepemimpinan pada

PT. Mitra Bali Indah (MBI). Partisipasi

Penyusunan Anggaran

(X1)

Gaya Kepemimpinan (X2)

Kinerja Manajerial

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada

suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan

kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk

mengukur variabel tersebut. (Nazir, 2003).

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel terikat

(Y) adalah kinerja manajerial, partisipasi penyusunan anggaran sebagai

variabel bebas (X1) dan sebagai variabel moderating adalah gaya

kepemimpinan (X2).

Konsep dan definisi operasional setiap variabel dengan hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Terikat

Kinerja Manajerial (Y)

Adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial yang meliputi

perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan,

(44)

b. Variabel Bebas

1. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)

Adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu

(manajer) dalam proses penyusunan anggaran.

2. Gaya kepemimpinan (X2)

Adalah ciri khas yang dipunyai pemimpin dalam memberikan

motivasi dan semangat kepada bawahannya, serta sekaligus

memberikan keputusan atau kebijakan yang baik dalam suatu

organisasi.

3.1.2. Pengukuran Variabel

1. Kinerja Manajerial (Y)

Variabel ini diukur dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan

oleh Isma Coryanata dengan 9 item pertanyaan yang secara garis besarnya

terdiri dari :

1. Keterlibatan: berhubungan dengan keterlibatan responden terhadap

penyusunan anggaran.

2. Kontinuitas: berhubungan dengan kontinuitas / seringnya

responden dalam menyusun anggaran.

3. Pengaruh: berhubungan dengan pengaruh responden terhadap

anggaran.

Variabel ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic

(45)

sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negatif

terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003: 25).

1 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban yang cenderung ke skor 1 menunjukkan bahwa sangat

tidak setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa kinerja

manajer dibawah rata-rata. Sedangkan jawaban yang cenderung ke skor 7

menunjukkan bahwa sangat setuju atas pernyataan yang diberikan, yang

artinya kinerja manajer sudah baik.

2. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)

Variabel ini diukur dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan

oleh Isma Coryanata dengan 6 item pertanyaan yang secara garis besarnya

terdiri dari :

1. Kepercayaan: berhubungan dengan kepercayaan, kedekatan, dan

saling menghargai antara atasan dengan bawahannya.

2. Komunikasi: berhubungan dengan komunikasi antara atasan dan

bawahannya.

3. Pengorganisasian: berhubungan dengan pembangunan pola dan

pengorganisasian di dalam lingkungan kerja.

Variabel ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic

differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya

(46)

1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban yang cenderung ke skor 1 menunjukkan bahwa sangat

tidak setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa para

manajer kurang dilibatkan dalam penyusunan anggaran. Sedangkan

jawaban yang cenderung ke skor 7 menunjukkan bahwa sangat setuju atas

pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa para manajer sangat

dilibatkan dalam penyusunan anggaran perusahaan.

3. Gaya kepemimpinan (X2)

Variabel ini diukur dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan

oleh Fleishman et. al. dengan 6 item pertanyaan yang secara garis besarnya

terdiri dari :

1. Peran serta: berhubungan dengan peran serta responden dalam

perencanaan, investigasi, pengkoordinasian pengevaluasian,

pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan dalam menghadiri

pertemuan.

2. Penilaian: berhubungan dengan seringnya responden melakukan

penilaian kinerja.

Variabel ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic

differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya

sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negatif

(47)

1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban yang cenderung ke skor 1 menunjukkan bahwa sangat

tidak setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa gaya

kepemimpinan dari para manajer kurang bagus. Sedangkan jawaban yang

cenderung ke skor 7 menunjukkan bahwa sangat setuju atas pernyataan

yang diberikan, yang artinya bahwa gaya kepemimpinan dari para manajer

sudah bagus.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Obyek dan Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki

ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan

kelompok subyek atau obyek yang lain dan kelompok tersebut akan

dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44)

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Mitra Bali

Indah (MBI) yang terdiri dari 1 (satu) outlet pusat (Bali) dan 2 (dua) outlet

cabang (outlet kedungdoro dan outlet wiyung). Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah top, middle, dan lower management yang

semuanya berjumlah 30 orang, yang terdiri dari 1 outlet pusat (Bali) dan 2

(48)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai ciri

dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:

44). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

sampling jenuh / sensus yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2003 : 96). Hal ini

dikarenakan jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang

(Sugiyono, 2003 : 96).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data primer yaitu

data yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden. Hasil

pengukuran data yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya

akan menjadi dasar analisis data untuk keperluan pengujian hipotesis

penelitian pada variabel bebas dan variabel terikat sebelumnya (Nazir,

1999: 212).

Sumber data diperoleh dari PT. Mitra Bali Indah (MBI) dimana

data yang diambil dari hasil kuesioner yang dibagikan. Dikarenakan

adanya lokasi sumber data yang berada diluar kota, maka kuesioner

dibagikan dengan cara mail survey, yang artinya data akan dikirimkan

(49)

3.3.2. Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data primer, menggunakan beberapa

metode sebagai berikut :

a. Observasi

Menggunakan pengamatan secara langsung kepada obyek yang diteliti

guna mencocokkan hasil dari wawancara sehingga mendapatkan

keyakinan terhadap kebenaran data.

b. Wawancara atau Interview

Mengadakan wawancara baik pimpinan maupun staf perusahaan untuk

mendapatkan data yang diperlukan guna menunjang serta

mempermudah penulisan tentang masalah yang diteliti dalam

penelitian.

c. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan

daftar yang telah disiapkan.

3.4. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas Data

3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat

pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Suatu

instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan

(50)

dengan menggunakan Corrected Item-Total Correlation (CITC) atau

korelasi item dengan total. Suatu pengukuran dapat dikatakan valid

apabila memiliki koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 (Sugiyono, 2005: 124).

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk

menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur

yang digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa

yang ingin diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, hasil

penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang

berbeda. Suatu konstrak atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan Cronbach Alpha ≥ 0,60 (Ghozali, 2005: 41).

3.4.3. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data

tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai

metode, diantaranya metode Kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004:

40). Dalam penelitian ini metode Kolmogorov Smirnov merupakan

pedoman dalam pengambilan keputusan apakah sebuah data mengikuti

(51)

- Probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal

- Probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak

boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus

dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar.

Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier

berganda yaitu :

1. Tidak boleh ada autokorelasi

2. Tidak boleh ada multikolinieritas

3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar,

maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE,

sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Pengujian Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi antara

kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode

(52)

autokorelasi, model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2001: 61).

Pendektesian autokorelasi dalam penelitian ini tidak

dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data yang tidak berdasarkan waktu urut (time series). (Santoso, 2000:

216).

2. Multikolinieritas

Pengujian Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel bebas. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Batas nilai non multikolinieritas

yaitu VIF ≤ 10, maka hal ini dikatakan dalam model regresi ini tidak

terdapat multikolinieritas (Ghozali, 2001: 57).

3. Heteroskedastisitas

Pengujian Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu cara untuk

mendeteksi ada atau tidak ada heteroskedastisitas adalah dengan

menggunakan uji Rank Spearman yaitu dengan membandingkan

antara residual dengan seluruh variabel bebas. Menurut Ghozali

(53)

- Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas

- Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas

3.5.2. Uji Hipotesis

Menurut Ghozali (2002: 93), ada tiga cara untuk menguji regresi

dengan variabel moderating, salah satunya adalah Uji nilai selisih mutlak.

Sesuai dengan tujuan usulan penelitian ini, maka digunakan analisa regresi

linier sederhana untuk menjawab hipotesis kesatu dan regresi linier

berganda dengan nilai selisih mutlak untuk menjawab hipotesis kedua.

Y = 0 + X1 + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3│X1-X2│ + e

(Ghozali, 2002: 97)

Keterangan :

X1 = Partisipasi penyusunan anggaran

X2 = Gaya kepemimpinan

│X1-X2│ = Nilai selisih mutlak antara X1 dan X2

Y = Kinerja manajerial

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

(54)

3.5.3. Uji Kecocokan Model (Uji F)

Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan

untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi penyusunan anggaran

(X1), gaya kepemimpinan (X2) serta interaksi terhadap kinerja manajerial

(Y) digunakan uji F, dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :

H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (Model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk

mengetahui pengaruh X1, X2 dan │X1-X2│terhadap Y).

H1 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (Model regresi yang dihasilkan cocok untuk

mengetahui pengaruh X1, X2 dan│X1-X2│terhadap Y).

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05

3. Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Apabila nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

3.5.4. Uji Parsial (Uji t)

Untuk menguji signifikansi tidaknya pengaruh variabel X1, X2 dan

│X1-X2│secara parsial terhadap Y digunakan uji t, dengan prosedur

sebagai berikut:

1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :

H0 = β1, β2, β3 = 0 (secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh

(55)

H1 = β1, β2, β3 ≠ 0 (secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05

3. Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Indrawijaya, 2000, Perilaku Organisasi, Penerbit Sinar Baru Algensia,

Bandung.

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan, Jilid I,

Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Jogjakarta.

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Anthony, Govindarajan, 2003, Sistem Pengendalian Manajemen, Buku Dua,

Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Tjahjono, Husein, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi,

Cetakan Pertama, Penerbit Akademi manajemen Perusahaan YKPN.

Handoko T. Hani, 1992, Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Jogjakarta.

Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen, 2004, Akuntansi Manajemen, Jilid I,

Edisi Keempat, Terjemahan Ancella A. Hermawan, Penerbit Erlangga,

Jakarta.

(57)

Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyadi dan Jhoni Setyawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nafarin, Mohammad, 2004, Pengganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Mohammad, 2003, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2001,

Buku Latihan SPSS Statistik Parametik,

Penerbit PT.

Elex Media Komputindo, Jakarta

Shim, K. Jae dan Siegel, G. Joe, 2001, Budgeting, Terjemahan Julius Mulyadi,

SE, dan Neneng Natalia, SE, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudjana, 2002, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Penerbit

Tarsito, Bandung.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi : Beserta Contoh Interpretasi

Hasil Pengolahan Data, Edisi Revisi, Surabaya.

Supriyono, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit

BPFE, Jogjakarta.

(58)

Tjiptono, F. dan Diana, A, 2003, Total Quality Manajemen, Yogyakarta.

Jurnal :

Riadi, Eko, 2006, Motivasi sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara

Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajer pada PT. PELITA

GUNATAMA PERSADA SURABAYA, Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi, Vol. 6,

No. 1, Maret 2006.

Riyadi, Slamet, 2000, Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel

Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran

dan Kinerja Manajerial, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2,

Juli 2000.

Susilowati, Endah, 2004, Analisis Pengawasan Intern, Gaya Kepemimpinan dan

Persepsi Bawahan terhadap Perilaku Atasan untuk Meningkatkan Kinerja

Manajerial pada PT. TELKOM DIVRE V SURABAYA, Jurnal Penelitian

Ilmu Ekonomi, Vol. 4, No. 1, Maret 2004.

Sumarno, Joko, 2005, Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan

terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial.

Skripsi :

Effendy, Usman, 2003, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Ketidakpastian

Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan

Kinerja Manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO.

Gambar

Tabel 1.1 : Data Realisasi Penjualan Tahun 2007 dan 2008
Tabel 2.1 : Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
Gambar 2.1 : Bagan kerangka pikir

Referensi

Dokumen terkait

dengan ini Panitia Jasa Konsultansi dan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Riset Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Mengumumkan Calon

Walau bagaimanapun, soal pembangunan dan agihan tidak boleh diserahkan kepada kuasa pasaran semata-mata; peranan negara masih diperlukan tetapi negara mesti mengubahsuai

Program aplikasi ini dapat berguna untuk menggantikan tugas seorang mekanik dalam mengatasi kerusakan sepeda motor yang berupa anjuran-anjuran teknis, namun program ini belum

Permasalahan dalam penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Hasil Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Kemampuan Penyusunan Menu Ibu Laktasi pada Ibu Menyusui di Puskesmas

Membandingkan waktu yang terjadi selama proses handover3. Menuliskan hasil, menganalisis dan

Mengingat pemanfaatan limbah tulang ikan hasil pengolahan tuna di Indonesia yang belum dilakukan dengan baik, teknologi sintesis hidroksiapatit untuk tulang ikan tuna masih

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan guru SD tentang PHBS pada indikator mencuci tangan, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah dan

Kuliah Kerja Media (KKM) yang diprogramkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Penyiaran bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan