• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik Pada Pemanfaatan Lahan Irigasi Bajayu Langau, Paya Lombang Di Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik Pada Pemanfaatan Lahan Irigasi Bajayu Langau, Paya Lombang Di Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI TEKNIK

PADA PEMANFAATAN LAHAN IRIGASI BAJAYU LANGAU,

PAYA LOMBANG DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Randi Gunawan

Alumnus PWD SPs USU

Abstract: North Sumatra province is potyential in agriculture sector. Irrigation improvement and development is a necessary condition for agricultural development. The government should pay prior attention on the improvement of medium and small irrigation. The irrigation agency of North Sumatra will enforce the operation and maintenance of water control by involving farmers and stakeholders.

Keywords: technically economic feasible and irrigation land utilization

PENDAHULUAN

Guna mengantisipasi penurunan produktivitas pangan terhadap peningkatan kebutuhan pangan nasional di masa yang akan datang, maka Pemerintah Indonesia lebih menggalakkan lagi usaha ekstensifikasi dan intensifikasi secara terpadu. Yang mana sasarannya adalah untuk mempertahankan dan sekaligus meningkatkan stabilitas ketersediaan pangan nasional, agar pada masa mendatang tindak timbul kesenjangan antara laju produktivitas pangan dengan laju peningkatan kebutuhan pangan.

Usaha ekstensifikasi dan intensifikasi secara terpadu ini oleh Pemerintah Indonesia lebih dititikberatkan pada lahan-lahan potensial yang berada di luar Pulau Jawa. Yang mana selain ketersediaan lahannya yang jauh lebih luas dan belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal, juga dikarenakan tingkat kepadatan penduduknya yang relatif lebih jarang dibanding Pulau Jawa sehingga pengaturan tata ruang pengembangan daerah relatif lebih mudah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya perubahan fungsi lahan sebagaimana yang terjadi di Pulau Jawa. Pengembangan areal potensial pada Daerah Irigasi Bajayu/Langau/Paya Lombang di Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara adalah merupakan salah satu bentuk realisasi pemanfaatan lahan secara optimal sesuai dengan potensinya. Dilihat dari keadaan faktor lingkungan dan tataguna lahan untuk tanah pertanian, areal rencana ini mempunyai prospek yang cukup bagus.

Dengan memperhatikan potensi sumber daya alam melalui pembuatan sistem jaringan irigasi serta pengoperasian dan

pemeliharaan yang baik diharapkan produksi pertanian akan lebih meningkat, sehingga pendapatan masyarakat akan meningkat.

Harapan masyarakat setempat terutama masyarakat petani untuk dapat meningkatkan hasil produksi panen adalah sangat relevan bila dikaitkan dengan kegiatan pengadaan/ peningkatan jaringan irigasi. Untuk itu perlu disiapkan rencana jaringan irigasi teknis agar harapan masyarakat setempat tersebut dapat menjadi kenyataan.

HIDROKLIMATOLOGI

Hidroklimatologi merupakan keadaan rerata cuaca suatu daerah atau tempat dalam periode/waktu tertentu, dan pada umumnya dipengaruhi oleh letak geografis dan ketinggian daerah tersebut. Variasi iklim ini ditentukan oleh berbagai parameter, antara lain: intensitas curah hujan, hari hujan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari.

Adapun hasil analsis hidrologi daerah irigasi Bajayu sebagai berikut:

Sumber Air dari Sungai Padang

Æ Debit andalan yang paling

minimum sebesar 10,48 m3/dt

Æ Debit andalan yang paling

maksimum sebesar 55,24 m3/dt

Æ Kebutuhan air irigasi (NFR)

sebesar 1,09 lt/dt/ha

Æ Altenatif yang terpilih adalah

alternatif 21

Æ Luas DAS 946,00 km2

(2)

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007

30

Bangunan Utama

Bangunan utama jenis ini dipakai pada sungai yang mempunyai debit air cukup tetapi muka air sungai tersebut rendah. Dengan demikian bangunan utama bendung berfungsi sebagai peninggi muka air sungai.

Komponen bangunan utama/bendung Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau direncanakan meliputi sebagai berikut:

Luas Areal Irigasi Rencana 3812,90 ha sebelah kiri dan 4000 ha di sebelah kanan Pada Sungai Padang

a.

Tubuh Bendung Aek Paya

Lombang/Langau & Bajayu

Lebar bendung: 55,00 meter

Tinggi Mercu: 3.50 meter

Jumlah pintu penguras: 4.00 buah

Lebar pintu penguras: 2.00 meter

Konstruksi tubuh bendung: Beton

bertulang K225

b.

Intake

Jumlah Pintu: 6.00 buah

Lebar Pintu: 1.80 meter

Konstruksi Beton bertulang K225

c.

Kantong Lumpur

Panjang Kantong Lumpur: 300.00

meter

Lebar kantong lumpur: 7.00 meter

Konstruksi Kantong lumpur:

Pasangan batu kali 1:4

d.

Pembilas

Lebar pintu pembilas: 1.80 meter

Junlah pintu pembilas: 6.00 buah

e.

Bangunan Pengatur dan Bangunan Ukur

Sebelah kanan

Jumlah pintu: 6.00 buah

Lebar pintu: 1.80 meter

METODE Lokasi

Secara administrasi lokasi pekerjaan Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera

Utara (seperti terlihat dalam Gambar 1).

Daerah proyek dapat dicapai melalui jalan

darat dari Medan ke Lokasi Proyek sejauh ±

93 km dari kota Medan, dengan kondisi jalan aspal cukup bagus dan ada sebagian jalan yang rusak dari Kecamatan Bandar Khalifah ke lokasi proyek ,di mana rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:

• Medan – Tebing Tinggi: ± 85 km

• Tebing Tinggi-Lokasi Proyek: ± 8 km

Secara Geografis lokasi proyek terletak pada posisi 30 20’00”- 30 29’00” LU ~ 990 10’00” - 990 15’00” BT.

Lokasi Pro\yek

(3)

Teknik Pengumpulan Data

Data sekunder lainnya dihimpun dari instansi terkait seperti: (1) Dinas Pengairan Propinsi Sumatera Utara, (2) Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Kabupaten/Kota, (3) Kantor Statistik Propinsi/Kabupaten/Kota, (4) Bappeda, (5) BMG, (6) Penelitian terdahulu dan instansi lainnya.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini mengunakan data sekunder. Data sekunder terkait dengan pemanfaatan air Sungai Bah Bolon untuk pertanian, domestik, perkotaan, industri yang bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi/Kabupaten/Kota, Kantor Statistik Propinsi/Kabupaten/Kota, Bappeda, BMG, dan instansi lainnya.

HASIL

Usulan Pola Tanam

Realisasi Proyek ini dimaksudkan untuk mewujudkan fasilitas jaringan irigasi yang mampu memberikan penjatahan air secara terus menerus dan tepat guna serta tepat waktu sehingga dapat mengoptimalkan tataguna lahan di areal rencana. Selain itu, dengan adanya studi ini akan dapat memperluas areal persawahan yang ada di samping juga akan meningkatkan intensitas tanam. Di mana dengan demikian, diharapkan manfaat yang akan diperoleh masyarakat/ petani setempat terutama dari sektor pertanian akan dapat meningkat.

Sehubungan dengan usaha meningkatkan intensitas tanam dan memperluas lahan siap olah, maka pola tanam rencana yang

diusulkan adalah Padi-Padi-Palawija serta

intensitas pengembangan 300% dengan persentase 160% untuk padi dan 140% untuk palawija dengan besaran kebutuhan air irigasi (NFR) sebesar 1,09 lt/det/Ha.

Usulan Budidaya Padi Sawah

Pelaksanaan kegiatan pertanian pada saat ini dilakukan secara manual, di mana sistem bertani tersebut terlihat tidak akan dapat dirubah dalam jangka pendek. Sedangkan inovasi yang diharapkan dari adanya Studi adalah meliputi intensitas tanam, pemakaian pupuk, pemberantasan hama dan pemanfaatan air yang efektif dan efisien. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka dipandang perlu mengaplikasikan

pedoman operasi dan pemeliharaan yang ada serta mengikuti petunjuk dan bimbingan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) setempat.

Dengan selesainya Studi diusahakan melakukan pembinaan dan penyuluhan bagi petugas (PPL). Usaha pembinaan tersebut antara lain:

1.

Cara bertani yang baik dengan memanfaatkan

teknologi, sarana dan prasarana yang tersedia atau dapat disediakan.

2.

Perlunya dukungan KUD untuk

memenuhi kebutuhan kegiatan pertanian serta pemasaran hasil produksi.

3.

Perlunya para petani untuk memeliharan

jaringan irigasi yang telah dibangun.

4.

Kesadaran kepada setiap para petani

terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam masalah kegiatan pertanian.

Untuk berhasilnya tujuan studi, penyebaran informasi untuk perbaikan usaha tani bagi para petani akan dapat manfaat langsung dari studi perlu dilakukan sedini mungkin. Untuk tujuan ini agar dibuat pilot proyek pelatihan para petani di sekitar lokasi studi di bawah bimbingan BPP Pertanian.

Estimasi Hasil Produksi

Hasil panen yang yang akan datang diharapkan akan meningkat mengingat mengikuti laju pertumbuhan Kabupaten Serdang Bedagai.

Setelah Studi selesai, hasil pertanian akan meningkat karena tersedianya air sesuai dengan kebutuhan dan berlangsungnya penyuluhan pertanian. Diharapkan hasil produksi pertanian dengan adanya proyek berkisar antara 4 s.d. 5 ton/ha.

Intensitas Tanam, Pola Tanam, dan Produksi Tanam

Intensitas tanam padi yang dapat dicapai akibat adanya proyek ini adalah

sebesar 160%, palawija sebesar 140%

Intensitas tanam ini dapat ditingkatkan

hingga mencapai 300% dengan cara

(4)

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007

32

Analisis Pendapatan Petani

Masyarakat petani merupakan pelaku utama dalam menghadapi dampak dari proyek ini, baik dampak yang bersifat positif maupun yang negatif. Salah satu dampak positif yang ada adalah dampak ekonomi

terhadap peningkatan pendapatan petani di

lingkungan proyek tersebut. Ini mengakibatkan kelayakan proyek dari sektor ekonomi sangat ditentukan seberapa besar dampak proyek tesebut terhadap peningkatan pendapatan petani dibandingkan kondisi sekarang dengan kondisi yang akan datang.

Harga satuan dalam analisis pendapatan petani ditentukan sebagai berikut:

Æ Harga satuan dari beras, kedelai, dan

pupuk didasarkan pada World Bank Commodity Orice Forrecast May 1996 dengan MUV Index 1990-1997=1.2182.

Æ Nilai Tukar 1 US dollar = Rp. 10.000

(Tahun 2005).

Æ Beras dan kedelai dihitung dengan harga

rata-rata import dan export party.

Berdasarkan hasil analisis pendapatan petani pada tabel di bawah ini diperkirakan pendapatan petani untuk padi per satuan hektar pada kondisi pengembangan tanpa proyek sebesar Rp. 1.376.809,-. Angka ini mengalami peningkatan pada kondisi pengembangan dengan proyek, yakni sebesar Rp. 5.565.138,-. Untuk palawija per satuan hektar pada kondisi pengembangan tanpa proyek sebesar Rp. 898.205,-. Angka ini mengalami peningkatan pada kondisi pengembangan dengan proyek, yakni sebesar Rp. 2.083.829.

Tabel 1. Harga Ekonomi Gabah ( Harga tetap 1993) pada Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

(5)

Tabel 2. Harga Ekonomi Palawija (Harga Tetap 1996) pada Daerah IrigasiPaya Lombang/Langau/Bajayu

Sumber: World Bank Commodity Orice Forrecast May 1996.

Tabel 3. Harga Ekonomi Pupuk (Harga Tetap 1996) pada Daerah IrigasiPaya Lombang/Langau/Bajayu

(6)

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007

34

Tabel 4. Analisa Usaha Tani Padi per Hektar Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

Sumber: Hasil Analisis, 2007.

Tabel 5. Analisa Usaha Tani Palawija per Hektar Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

Sumber: Hasil Analisis, 2007.

Biaya Proyek Komponen Proyek

Perkiraan harga satuan dengan harga standar tahun 2005 untuk Kabupaten Deli Serdang/Serdang Bedagai dan volume dari pada bangunan diperoleh dari perhitungan hasil perencanaan, meliputi:

1.

Pekerjaan bendung dan pelengkapnya.

2.

Saluran primer dan sekunder.

3.

Saluran tersier.

4.

Saluran pembuang.

5.

Bangunan pelengkap.

6.

Dan lain-lain.

(7)

Perkiraan Biaya

Dalam pelaksanaan konstruksi, seluruh komponen proyek yang diusulkan dapat dilaksanakan dalam 10(sepuluh) tahun anggaran. Total biaya konstruksi dari komponen proyek yang ada, diperkirakan

sebesar Rp. 182.033.908.821,04,-. Secara

rinci biaya konstruksi masing-masing komponen proyek yang ada disajikan pada Tabel 6.

Jadwal pembiayaan proyek diusulkan dibagi sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek yang diusulkan. Namun jadwal pembiayaan proyek ini direncanakan selama 10 (sepuluh) tahun anggaran.

Asumsi-asumsi dasar dalam merencanakan jadwal pembiayaan proyek adalah:

Æ Faktor konversi finansial-ekonomi untuk

konstruksi sebesar 0,90.

Æ Dalam perhitungan biaya-biaya ekonomi,

keuntungan kontraktor sebesar 10% tidak dimasukkan sehingga nilai konversinya sama dengan 0.

Æ Pajak sebesar 10% hanya masuk dalam

biaya finansial saja dan tidak termasuk dalam biaya ekonomi sehingga nilai konversinya = 0.

Berdasarkan perhitungan terlihat jumlah total pembiayaan proyek selama 10 (sepuluh) tahun anggaran berdasarkan nilai ekonomi

adalah sebesar Rp. 189.224.248.219

,-sedangkan berdasarkan nilai finansial adalah

sebesar Rp. 264.813.828.857,-. Adapun

rencana penjadwalan pembiayaan pekerjaan dapat dilihat Tabel 7.

Tabel 6. Biaya Konstruksi Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

No. Jenis Kegiatan Jumlah

Harga

Rp.

I. Pekerjaan Persiapan 288.080.919,78

II. Pekerjaan konstruksi bendung dan 23.162.480.673,88

Bangunan pelengkapnya 22.936.506.796,27

III. Pekerjaan jaringan utama dan tersier

- Pengambilan Sebelah Kiri 50.951.294.464,28

- Pengambilan Sebelah Kanan 82.745.895.466,82

IV. Fasilitas umum 1.949.650.500,00

Dibulatkan 200.237.299.700,00

Terbilang

Dua Ratus Milyar Dua Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu

Tujuh ratus Rupiah

(8)

W

AHA

NA

H

IJA

U

Ju

rnal

Perenc

an

aan

&

P

en

gem

ban

gan W

ila

yah

,

Vol.

3,

No.1

, Agustus 2

007

36

Tabel 7. Rencana Jadwal Pembiayaan

(9)

Analisis Ekonomi

Analisa ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan IRR, BCR, dan NPV. Untuk analisis ini didasarkan pada asumsi sebagai berikut:

Discount rate sebesar 10%.

• Usia guna proyek adalah selama 50

tahun.

• Lama konstruksi adalah 10 tahun.

• Pengembangan lahan secara optimal

diperkirakan sesudah 10 tahun, sehingga dalam jangka waktu tersebut benefit meningkat secara linier.

• 1 US$ = Rp 10.000,-

• Bunga Bank berkisar 12,50%.

Berdasarkan asumsi tersebut maka dibuat suatu cashflow seperti pada Tabel 9. Dari hasil perhitungan tersebut didapat hasil sebagai berikut:

NPV = Rp. 88.553.686.470 ,- BCR = 1,80

IRR = 17,69%

Dari Tabel 8, maka dapat diketahui

bahwa rencana pengembagan irigasi Paya

Lombang/Langau/Bajayu mempunyai nilai

ekonomis yang baik untuk saat ini.

Tabel 8. Analisis Ekonomi Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

(10)

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007

38

Tabel 9. Analisis Sensitivitas Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu (COST NAIK 20% BENEFIT TETAP)

Sumber: Hasil Analisis, 2007.

Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kelayakan ekonomisnya jika terjadi perubahan biaya maupun benefitnya. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan sebesar 20%. Hasil dari perhitungan analisis sensitivitas adalah sebagai sebagai berikut:

• Cost naik 20% dan benefit tetap:

NPV = Rp. 68.802.543.037,-

BCR = 1,53

IRR = 15,96%

Untuk analisis sensitivitas dengan mengetahui kelayakan ekonomisnya jika terjadi perubahan biaya maupun benefitnya. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan sebesar 20%. Hasil dari perhitungan analisis sensitivitas adalah sebagai sebagai berikut:

• Cost tetap dan Benefit turun 20%:

NPV = Rp.48.675.965.057,-

BCR = 1,44

IRR = 15,43%

Untuk analisis sensitivitas dengan mengetahui kelayakan ekonomisnya jika terjadi perubahan biaya maupun benefitnya. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan sebesar 20%. Hasil dari perhitungan analisis sensitivitas adalah sebagai sebagai berikut:

• Cost naik 20% dan Benefit turun 20%:

NPV = Rp 28.924.821.624 ,-

BCR = 1,22

(11)

Tabel 10. Analisis Sensitivitas Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau (COST TETAP BENEFIT TURUN 20%)

(12)

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007

40

Tabel 11. Analisis Sensitivitas Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu (COST NAIK 20% BENEFIT TURUN 20%)

Sumber: Hasil Analisis, 2007.

KESIMPULAN

Berdasarkan berbagai uraian di atas dan pengkajian analisis dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1.

Dari segi teknis rencana pengembangan

irigasi layak untuk dikembangkan lebih lanjut.

2.

Dari segi ekonomis kelayakan rencana

pengembangan pertanian saat ini adalah baik, hal ini ditunjukkan dengan besarnya EIRR (17,69%).

3.

Dari segi sosial, rencana pengembangan

irigasi memang dibutuhkan mengingat areal pertanian yang ada saat ini belum optimal pemanfaatannya.

SARAN

1. Disarankan tingkatkan koordinasi

bersama antar instansi terkait lainnya dalam melestarikan pengembangan irigasi.

2. Lakukan rehabilitasi dan modernisasi

sarana dan prasarana pengairan.

3. Disarankan keikutsertaan swasta dalam

(13)

DAFTAR RUJUKAN

Aldy Shady M. 1991. ”Is Irrigation Sustainable? An Approach to Sustainable International Irrigation Development” dalam Canadian Water Resorces Journal, Vol. 16 No. 4 Tahun 1991.

Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten dalam Angka.

Hansen, VE. Israelsen, OW. dan Stringham, GE. 1990. Irrigation Principles and Practices, Jhon Willey & Son Press New York.

Hopper. WD. 1976 “The Development of agriculturel in Developing Countries” dalam jurnal Scientific American Vol. 235 No. 3 1996.

Mardjono, 1991, Irigasi dalam Kerangka Pengembangan Wilayah Sungai, dalam Irigasi di Indonesia Penerbit Penerbit Lembaga penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Lokasi Studi
Tabel 1. Harga Ekonomi Gabah ( Harga tetap 1993) pada Daerah Irigasi Paya
Tabel 2. Harga Ekonomi Palawija (Harga Tetap 1996) pada Daerah Irigasi Paya
Tabel 4. Analisa Usaha Tani Padi per Hektar Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu
+6

Referensi

Dokumen terkait

Beliau adalah pedoman/ teladan di segala bidang kehidupan. Lihat saja kehidupannya dapat menjadi teladan bagi pedagang, raja dan orang-orang yang berkecipung dalam

Dengan demikian, semakin tinggi nilai CAR semakin besar kemampuan modal yang dimiliki oleh bank untuk menanggung risiko dari setiap kredit yang berisiko dan mampu membiayai

Disebabkan jangka waktu kegiatan suatu usaha hutan rakyat cukup panjang, maka tidak seluruh biaya bisa dikeluarkan pada saat yang sama, demikian pula hasil yang diperoleh dari

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaikbaiknya. BUDIYANI

Dengan diumumkannya PEMENANG kepada peserta lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan, apabila masih terdapat kesalahan di dalam penetapan pemenang

Hasii perhitungan menunjukkan bahwa dua metoda yang dipakai yaitu metoda statistik dan metoda numerik Wilks memberikan hasii curah hujan yang mendekati satu sama lain untuk

istirahat, namun seperti yang telah disebutkan, trem&r hebat biasanya berkaitan dengan disfungsi serebelum> Trem&r yang melibatkan tangan dijelaskan

Penelitian bertujuan : mengetahui pertumbuhan Gracilaria gigas Harvey yang ditanam dengan teknik semprot dan metode apung pada sistem penanaman bertingkat serta