Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
PENGARUH BENTUK KEMASAN IKLAN DAN HARGA TERHADAP
TINGKAT PEMAKAIAN PRODUK SABUN LUX DI KALANGAN
MAHASISWA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
LENAWATI TAMPUBOLON
052407132
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
PENGARUH BENTUK KEMASAN IKLAN DAN HARGA TERHADAP TINGKAT PEMAKAIAN PRODUK SABUN LUX DIKALANGAN
MAHASISWA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
LENAWATI TAMPUBOLON 052407132
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNEVERSITAS SUMATERA UTARA
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH BENTUK KEMASAN, IKLAN
DAN HARGA TERHADAP TINGKAT
PEMAKAIAN PRODUK SABUN LUX
DIKALANGAN MAHASISWA
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : LENAWATI TAMPUBOLON
Nomor Induk Mahasiswa : 052407132
Program Studi : D-III STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2008
Diketahui/ Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing,
Ketua,
Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Open Darnius S, M.Sc
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
PENGARUH BENTUK KEMASAN IKLAN DAN HARGA TERHADAP TINGKAT PEMAKAIAN PRODUK SABUN LUX DIKALANGAN
MAHASISWA
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2008
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Kristus Sumber segala berkat, atas segala dan kasih karunia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.
Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada Drs. Open Darnius, M.Sc, selaku dosen pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan, bimbingan dan nasehat serta penuh kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Panduan ringkas, padat dan profesional telah diberikan kepada saya untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada ketua dan sekretaris Departemen Dr. Saib Suwilo, M. Sc, dan Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, semua sahabat-sahabat saya selama kuliah 3 tahun ini.
Dan secara khusus saya mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua saya yang saya kasihi O.Tampubolon dan T. Sitanggang, saudara-saudara saya, adik-adik saya yang selalu memberikan dukungan semangat dan doa, dan semua orang yang saya kenal yang tak tersebutkan namanya satu persatu terima kasih atas pengorbanan dan bimbingannya selama ini serta terimakasih atas segala dukungan, semangat, dan perhatian yang telah diberikan selama saya kuliah sampai dengan terselesainya Tugas Akhir ini. Semoga Tuhan Yesus membalasnya dan memberkati kita semua.
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
2.1.2 Menurut Sumbernya 12
2.1.3 Menurut Jenisnya 12
2.2Positioning 13
2.2.1 Strategi Positioning 13
2.3Teknik Pengambilan Sampel 14
2.3.1 Convinience Sampling 16
2.3.2 Judgement Samnpling 17
2.3.3 Quota Sampling 17
2.3.4 Simple Random Sampling 18
2.3.5 Statified Random Sampling 18
2.3.6 Cluster Sampling 19
2.4Analisa Regresi 19
2.4.1 Regresi Linier Sederhana 20
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
2.4.3 Uji Regreasi linier berganda 23
2.5Analisa Korelasi 24
2.6Model Regresi Logistik 25
2.6.1 Pengertian Regresi Logistik 25
Bab 3 Analisa dan Evaluasi 28
3.1 Data yang Diperoleh 28
3.2 Pengujian Kecukupan Sampel 28
3.3 Penetuan dan Pengkodean Nama Variabel 30
3.4 Menentukan atau Mencari Persamaan Regresi Dummy 30
3.4.2 Pengasumsian Regresi 32
3.5 Pengujian Kelinieran Regresi Dummy 34
3.5.2 Pengujian Koefisien Regresi 35
Bab 4 Implementasi Sistem 38
4.1 Pengertian 38
4.2 Statistik dan Komputer 38
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diera globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis begitu ketat, dimana
para konsumen lebih selektif dalam mengkonsumsi suatu produk yang dipengaruhi
oleh suatu perusahaan dimana perusahaan tersebut dituntut untuk dapat memiliki suatu
keunggulan dalam bersaing, misalnya keunggulan dalam kemasan suatu produk,
kemasan harga, iklan dan lain-lain. Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan
kemasan, iklan yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan penjualan. Produk
unilever merupakan salah satu yang sangat memperhatikan kemasan, iklan dari
produknya terutama pada kemasan sabun, hal itu terlihat dari usaha perusahaan
tersebut dalam mempromosikan produk mereka baik dalam bentuk kemasan, iklan
maupun harga, dimana media merupakan perusahaan yang menjual ruang dan waktu
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
kabar, majalah, media elektronik : televisi, bioskop, video dan media luar ruang:
papan reklame, poster, spanduk dan lain-lain.
Oleh karena itu, promosi memegang peranan yang sangat penting di dalam
rangkaian pemasaran, karena promosi adalah berkaitan langsung dalam upaya untuk
memperkenalkan produk kepada konsumen dengan memikat hati mereka melalui
pemberian kesan-kesan baik yang mampu diingat dan dirasakan oleh konsumen. Jika
konsumen telah kenal terhadap produk perusahaan, maka diharapkan akan memiliki
minat untuk membeli produk tersebut.
Dengan era yang sudah over comunication dan juga over iklan ini, pembuat
iklan harus kreatif. Jangan sampai pesan yang disampaikan dalam iklan, menjadi tidak
tersampaikan karena konsumen merasa kesal melihat iklan yang ditayangkan. Lebih
lagi, jika menginginkan iklan yang dibuat teringat di benak konsumen.
. Dengan demikian berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik
menganalisa apakah benar pengaruh bentuk kemasan, iklan dan harga mempengaruhi
minat konsumen dalam menggunakan produk tersebut, dimana salah satu bentuk
promosi sabun lux menyatakan bahwa lux merupakan sabun mandi yang sangat
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
strategi promo yang cukup cerdas ditengah maraknya aneka sabun sejenis yang
sedang berkembang. Untuk mengetahui hal tersebut, maka penulis memilih judul :
“ Pengaruh Bentuk Kemasan, Iklan, dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian
Produk Sabun Lux Dikalangan Mahasiswa “
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam perkembangannya di Indonesia sabun Lux selalu menggunakan bintang film
berkarakter (mempunyai ciri khas) sebagai ikonnya serta kemasan dalam bentuk cair
(botol) maupun dalam bentuk batangan, untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan
penjualan. Dalam upaya peningkatan tersebut diperlukan suatu hal yang menarik yaitu
suatu usaha pihak perusahaan untuk dapat memberi perangsang bagi konsumen.
Sesuai dengan uraian yang telah disinggung pada latar belakang dalam tulisan
ini, maka masalah timbul adalah apakah memang benar ada pengaruh Harga yang
merupakan variabel bebas (Independent Variable) dari Bentuk kemasan dan Iklan
yang merupakan variabel dummy (Dummy Variable) terhadap Tingkat Pemakaian
Produk Sabun Lux yang merupakan variabel tak bebas (Dependent Variable)
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
1.2 Batasan Masalah
Untuk mengarahkan agar peneliti tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan,
maka penulis membuat batasan masalah pada tugas akhir ini. Adapun batasan
permasalahannya, yaitu :
a. Hal yang diamati sebagai faktor yang mempengaruhi Tingkat Pemakaian Produk
Sabun Lux hanyalah Bentuk kemasan, Iklan, dan Harga dan hanya dikalangan
mahasiswa yang selalu memakai sabun lux.
b. Tingkat Pemakaian Sabun Lux yang diuji adalah dalam satuan bulan.
1.4 Manfaat dan Tujuan
Manfaat dari tulisan ini adalah sebagai bahan evaluasi dalam meneliti dan mengetahui
Pengaruh Harga, Bentuk kemasan dan Iklan terhadap Tingkat Pemakaian Produk
Sabun Lux dikalangan Mahasiswa, sedangkan bagi penulis, penelitian ini merupakan
wujud dari pada penerapan ilmu yang telah didapat selama ini dalam perkuliahan,
khususnya dalam bidang statistik yaitu dengan menggunakan analisis regresi atas
variabel dummy (dummy variable).
Tujuan dari tulisan ini adalah :
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
dalam bentuk kemasan sabun biasa/batangan maupun dalam kemasan sabun cair/
botol dan Iklan media elektonik dan media cetak terhadap Tingkat Pemakaian Sa-
bun Lux dikalangan Mahasiswa.
b. Menambah wawasan dan memperkaya literature dalam bidang statistik yang ber-
hubungan dengan analisis regresi atas variabel dummy (Dummy variable).
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian atau pengumpulan data mengenai Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux,
Bentuk kemasan, Iklan, serta Harga diperoleh dari Mahasiswa, dengan membagikan
kuesioner pada akhir bulan April sampai awal bulan Mei tahun 2008.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu :
1. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data yang diperoleh seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti. Dalam
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
dilapangan maupun dilaboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survey atau
percobaan (eksperimen).
2. Data sekunder yaitu data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh oarang
yang berepentingan dengan data tersebut. Data sekunder pada umumnya digunakan
oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau
diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber
seperti BPS, Mass Media, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.
Adapun data yang diperoleh untuk penulisan ini merupakan data primer yang
berasal dari membagikan kuesioner pada mahasiswa, pada akhir bulan April sampai
awal bulan mei 2008.
1.6.2 Metode Pengolahan Data
1. Uji Kecukupa n Sampel (Sampel Size)
Sebelum melakukan analisa data, langkah awal yang harus dilakukan adalah
pengujian terhadap anggota sampel. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh dapat diterima sampel. Rumus yang digunakan untuk
menentukan jumlah data pada tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan 5%
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
N1 =
2. Penentuan Variabel
Menentukan variabel pada kelompok data seperti :
a. Variabel bebas atau independent variable yaitu sebagai Xi
b. Variabel dummy atau dummy variable yaitu sebagai Di
c. Variabel tak bebas atau dependent variable yaitu sebagai Yi
3. Menentukan atau mencari persamaan regresi variabel dummy dengan persamaan :
Yˆ = 0 + 1D1 + 2D2 + Xi
Yˆ = 0 + 1Bentuk kemasan + 2Iklan + Harga
4. Mengasumsikan E(ui) = 0, dari regresi atas variabel dummy
Dengan mengasumsikan E(ui) = 0, kita dapat memperoleh regresi sebagai berikut :
Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Cair/Botol dan Iklan media
Elektronik
E(Yi | D1 = 0, D2 = 0, Xi) = 0 + Xi
Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Biasa/Batangan dan Iklan media
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
E(Yi | D1 = 1, D2 = 0, Xi) = ( 0 + 1) + Xi
Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Cair/Botol dan Iklan media
Cetak
E(Yi | D1 = 0, D2 = 1, Xi) = ( 0 + 2) + Xi
Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Biasa/Batangan dan Iklan media
Cetak
E(Yi | D1 = 1, D2 = 1, Xi) = ( 0 + 1 + 2) + Xi
5. Uji kelinieran Regresi
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kelinieran koefisien-koefisien regresi yang
didapat dan seberapa besar kontribusinya.
Perumusan Hipotesa :
H0 = Tidak ada kelinieran harga dari bentuk kemasan baik kemasan sabun lux biasa/
batangan maupun sabun lux cair/botol terhadap tingkat pemakaian sabun lux di
kalangan mahasiswa.
H1 = Ada kelinieran harga dari bentuk kemasan baik kemasan sabun lux biasa/
batangan maupun sabun lux cair/botol terhadap tingkat pemakaian sabun lux di
kalangan mahasiswa.
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
F =
6. Pengujian Koefisien Regresi atas Variabel Dummy
Setelah mendapat kelinieran regresi di atas, maka kita perlu mengetahui apakah inter-
cept diferensial 1 dan 2 secara individual terkait (signifikan) secara statistik.
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
1.7 Tinjauan Pustaka
Buku Gurajati Damodar, Zain Sumarno, 1978. Ekonometrika Dasar, Bandung,
Erlangga. Pada halaman 263 s/d 269 dibahas tentang peranan variabel yang
menjelaskan yang bersifat kualitatif dalam analisis regresi. Akan ditunjukkan bahwa
pengenalan variabel kualitatif, seringkali disebut Variabel Dummy, membuat model
regresi linier suatu alat yang sangat fleksibel yaitu mampu untuk menangani banyak
masalah menarik yang dijumpai dalam studi empiris.
Buku Prof. J. Supranto, M. A., APU, 2004 mengenai Statistika Pasar Modal
Keuangan dan Perbankan, edisi revisi, Jakarta, Rinika Cipto. Pada halaman 232 s/d
260 menjelaskan tentang Analisis Korelasi dan Regresi Linier Berganda, yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan variabel tak bebas Y dengan beberapa
variabel bebas X (lebih dari satu).
Sudjana, 1992. Metode Statistika, Edisi Keenam, Bandung, Tarsito. Pada
halaman 330 s/d 354 akan dijelaskan tentang uji Kelinieran Regresi, yakni menguji
apakah model-model linier yang telah diambil itu benar-benar cocok dengan
keadaannya ataukah tidak. Jika hasil pengujian mengatakan model linier kurang cocok
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
1.8 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Ba
tasan Masalah, Manfaat dan Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan
Sistematika Penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang menyangkut pengertian
dan penyelesaian permasalahan atau landasan penulisan bab-bab beri
kutnya.
BAB 3 : ANALISA DAN EVALUASI
Bab ini menguraikan pembahasan mengenai pengolahan dan analisa
yang terdapat pada landasan teori.
BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menerangakan pemakaian sistem yang telah dirancang dan
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 5 : KESIMPULAN
Bab ini menerangkan kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban
atas permasalahan serta saran berupa pernyataan atau judul keluar me
ngatasi permasalahan yang timbul.
DAFTAR PUSTAKA
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 DATA
Data adalah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik melalui berbagai
analisis dapat melahirkan berbagai informasi.
2.1.1 Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya data dibagi atas dua bagian yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah serangkaian observasi dimana tiap observasi yang terdapat
dalam sampel atau populasi tergolong dalam salah satu kelas-kelas yang saling lepas
dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka.
Contoh :
Jenis kelamin umpamanya ada dua yaitu laki-laki diberi angka 1, perempuan diberi
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
dengan dua kali laki-laki. Tetapi yang disebutkan bahwa angka-angka tersebut
hanyalah lebel belaka. Banyak contoh-contoh data kualitatif lainnya seperti status
pekerjaan, status perkawinan dan sebagainya.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah serangkaian observasi atau pengukuran yang dapat
dinyatakan dengan angka-angka.
Contoh :
1. Data tinggi mahasiswa USU, misalnya 1,5 meter; 1,7 meter dan sebagainya.
2. Data berat bayi lahir di rumah sakit, misalnya 3,5 kg; 3,0 kg dan sebagainya.
2.1.2. Menurut Sumbernya
Menurut sumbernya data dapat dibedakn menjadi dua bagian yaitu :
a. Data intern
Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari dalam suatu instansi
(lembaga, organisasi).
Contohnya :
1. Catatan-catatan akuntansi
2. Catatan-catatan produksi
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
4. Catatan-catatan penjualan, dan lain-lain.
b. Data Ekstern
Data ekstern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari luar instansi.
Contohnya :
Suatu perusahaan pada tahun 1999 mempunyai pegawai sebanyak 100 orang biaya
operasional perusahaan sebesar 2 milyar rupiah dan keuntungan perusahaan sebesar
1 milyar rupiah. Untuk mengetahui posisi perusahaan relatif terhadap perusahaan
lain sejenis, maka diperlukan data dari luar perusahaan itu sendiri.
Data ekstern ini dapat dibagi atas dua bagian yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data yang diperoleh seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti. Dalam
metode pengumpulan data primer, peneliti/observer melakukan sendiri observasi
dilapangan maupun dilaboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survey atau
percobaan (eksperimen).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan dengan data tersebut. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti
BPS, Mass Media, Lembaga pemerintahan atau swasta dan sebagainya. Yang
menjadi perhatian dalam penggunaan data sekunder adalah sumber data, batasan
konsep yang digunakan, serta tingkat ketelitian dalam pengumpulan data.
2.1.3 Menurut Jenisnnya
Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu :
a. Data Kontiniu
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran
Contoh :
Tinggi badan, kecepatan sebuah mobil, volume suatu kaleng, luas lapangan bola dan
lain sebagainya.
b. Data Diskrit
Data yang diperoleh dari hasil perhitungan.
Contohnya :
1. Jumlah mahasiswa matematika stambuk 2005 adalah 40 orang.
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
2.2 POSITIONING
Positioning produk merupakan kunci dalam memasarkan berbagai jenis produk.
Positoning merupakan suatu konsep untuk menempatkan produk yang beredar di
pasaran berdasarkan persepsi dan preferensi para konsumen atas produk tersebut.
Konsep positioning berawal dari struktur pasar, posisi kompetisi perusahaan dan
konsep substitusi serta kompetisi diantara produk-produk sejenis.
Positioning mencakup tiga arti kata, yaitu :
1. Tempat, yaitu tempat yang diduduki oleh produk di pasar.
2. Tingkatan, yaitu bagaimana kompetisi produk dengan para pesaing dalam
berbagai dimensi evaluasi.
3. Sikap mental terhadap produk tersebut, yaitu meliputi pemahaman, pengaruh,
dan kecenderungan.
Menurut Philip Kotler (1988), yang dimaksud dengan positioning adalah
tindakan merancang produk, serta pembauran pemasarannya agar dapat tercipta kesan
tertentu dalam ingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen memahami
dan menghargai apa yang dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan para
pesaingnya.
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
1. Who, yaitu mengenai kelompok pemakai produk.
2. What benefit, yaitu mengenai keuntungan yang akan diberikan produk kepada para
pemakainya.
3. Where, yaitu mengenai penempatan produk oleh para anggota kelompok pemakai
produk didalam pikiran jasa, terutama bagaimana jasa membandingkan produk
tersebut dengan produk pesaing sebagai produk substitusi.
Menurut Kotler, tugas untuk penentuan posisi meliputi tiga langkah, yaitu :
1. Mengenali seperangkat keunggulan bersaing yang dapat dimanfaatkan.
2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat.
3. Secara efektif memberikan isyarat kepada pasar tentang konsep penentuan posisi
perusahaan.
2.2.1 STRATEGI POSITIONING (Pendekatan menurut David A. Aaker dan
John G. Myers).
Strategi positioning ini berfokus pada pengembangan suatu kampanye periklanan
perusahaan. Ada 7 buah strategi positioning, yaitu :
1. Positioning mengunakan karakteristik produk dan manfaat bagi konsumen
(consumer benefit). Strategi ini menghubungkan obyek dengan karakteristik
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
a. BMW dengan slogan Fascinating Power & Elegance-The Unmistakable, yaitu
berusaha memperoleh citra keunggulan performansi dan efesiensi rekayasa.
b. Toyota, faktor ekonomis dan keandalan.
2. Positioning dengan harga-kualitas. Contoh : Matahari Dept. Store.
3. Positioning pada pemakaian produk atau aplikasinya. Contoh : Larutan Penyegar
Cap Kaki Tiga.
4. Positioning pleh pemakai produk, yaitu produsen menggunakan model/tokoh
terkenal untuk memposisikan produknya. Contoh : Sabun Lux yang menggunkan
model Tamara.
5. Positioning oleh kelas produk. Contoh Kopi Nescafe sebagai kopi instant.
6. Positioning oleh simbol budaya. Contoh Malboro dengan American Cowboy.
7. Positioning oleh pesaing. Disini pesaing digunkan sebagai referensi secara
eksplisit.
a. Produsen memakai citra pesaing yang kuat sebagai pembantu untuk
mengkomunikasikan citra dirinya.
b. Produsen berpendapat tidak penting bagaimana konsumen memandang
produknya. Yang lebih penting adalah konsumen yakin produknya memberi yang
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Setelah perusahaan mengembangkan suatu strategi penetuan posisi yang
jelas.perusahaan harus mengkominikasikan penentuan posisi itu secara efektif.
Misalkan suatu perusahaan memilih strategi terbaik dalam kualitas, maka kualitas
dikomunikasikan dengan memilih tanda dan petunjuk fisik yang umumnya digunakan
oleh konsumen untuk menilai kualitas.
Dalam melakukan positioning tak jarang perusahaan melakukan kesalahan.
Ada empat kesalahan utama dalam penentuan posisi :
1. Penentuan posisi yang kurang (under positioning) : Beberapa perusahaan
menyadari bahwa pembeli hanya memiliki gagasan sama tentang merk. Pembeli
tidak benar-benar merasakan sesuatu yang khusus tentang merk itu.
2. Penentuan posisi yang berlebihan (over Positioning) : Pembeli mungkin memiliki
citra terlalu sempit terhadap merk.
3. Penentuan posisi yang membingungkan (confused Positioning) : Pembeli mungkin
memiliki citra membingungkan tentang merk karena perusahaan terlalu banyak
memberi pengakuan atau terlalu sering mengubah posisi merk itu.
4. Penentuan posisi yang meragukan (doubtful Positioning) : Pembeli mungkin sabar
mempercayai yang diakui suatu merk karena harga, keistimewaan atau pembuat
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam suatu survei, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam
populasi, karena disamping menekan biaya yang sangat besar juga membutuhkan
waktu yang lama. Dengam meneliti sebagian dari populasi, kita mengharapkan bahwa
hasil yang didapat akan dapat mengambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Untuk
dapat mencapai tujuan ini, maka cara-cara pengambilan sampel harus memenuhi
syarat-syarat tertentu.
Sebuah sampel harus dipillih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elemeter
mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang
itu tidak boleh sama dengan nol. Disamping itu, pengambilan sampel yang secara acak
(random) haruslah mengunakan metoda yang tepat sesuai dengan ciri-ciri populasi dan
tujuan penelitian.
Penarikan sampel pada dasarnya dapat digolongkan atas dua bagian, yaitu :
1. Non probability Sampling, yaitu sampel yang tidak dapat diketahui reabilitynya
dan tidak diambil secara random. Yang termasuk didalam jenis samplingini adalah
Convenience Sampling, Judgement Sampling, dan Quota Sampling.
2. Probability Sampling, yaitu sampel yang reabilitynya dapat diketahui dengan
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
termasuk didalam jenis sampling ini adalah Simple Random Sampling, Statufied
Sampling, dan Cluster Sampling.
2.3.1 Convinience Sampling
Pengambilan sampel dengan cara ini yaitu dengan cara mengambil anggota populasi
yang dianggap sudah mewakili populasi, misalnya akan dilakukan penelitian terhadp
mahasiswa tingkat persiapan yang memiliki bubuk A. Disini akan diambil sampel
dengan cara menutup mata dan kita panggil mahasiswa yang akan ditanyai. Dari hasil
penelitian sebagian ini kita ambil kesimpulan bagi seluruh mahasiswa tersebut.
2.3.2 Judgement Sampling
Untuk pengambilan sampel dengan cara ini diperlukan tenaga ahli yang menetukan
anggota populasi yang akan menjadi anggota sampel. Misalnya akan diadakan
penelitian tentang penerimaan masayarakat terhadap suatu jenis kosmetika. Para ahli
biasanya mengambil segolongan orang yang selalu memakai kosmetika, jadi tidak
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009 2.3.3 Quota Sampling
Pada quota sampling, sampel yang diambil adalah sekelompok anggota populasi yang
mempunyai karakteristik yang sama, misalnya akan dilakukan tentang masalah
Keluarga Berencana (KB), maka akan dilakukan pengelompokan golongan penduduk,
misalnya kelompok suku batak, aceh, minang, dan sebagainya. Dari tiap golongan
diambil dengan cara sebanding dari jumlah keseluruhan.
2.3.4 Simple Random Sampling
Sampel yang diambil secara random, yaitu setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara yang umum
dipakai adalah dengan mempergunakan tabel random, atau dapat juga dipergunakan
cara undian.
2.3.5 Stratified random sampling
Teknik pengambilan sampel ini adalah teknik sampling diman dapat diadakan
kelompok-kelompok atau tingkatan dari populasi yang akan kita ambil sampelnya.
Tiap-tiap tingkatan (stara) merupakan sub populasi. Pemisahan dalam tiap tingkatan
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
sama dimasukkan kedalam suatu tingkatan. Kemudian dari setiap tingkatan itu
diambil sampelnya dengan cara random sampling.
Jika populasi tidak homogen, terdapat tingkatan (stara) yang masing-masing
homogen, maka dari tiap lapisan dapat diambil sampel secara acak.
Syarat pemakaian teknik pengambilan sampel secara Startified ini adalah :
1. Ada kriteria yang jelas untuk membuat stratifikasi populasi.
2. Perlu ada pendahuluan tentang populasi, tentang variabel yang digunakan sebagai
kriteria stratifikasi.
3. Perlu diketahui jumlah individu secara tepat pada tiap strata.
2.3.6 Cluster Sampling
Pengambilan sampel dengan cara ini hampir sama dengan Stratified random sampling,
bedanya pada cluster sampling penentuan pengelompokan berdasarkan geograpycal,
misalnya atas dasar daerah. Kemudian dari tiap sampel secara random dan dapat pula
secara proporsional dilakukan pengambilan sampel yang dibutihkan.
Cara pengambilan sampel dengan cara cluster sampling ini dapat dilakukan
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
1. Systematic Cluster Sampling, yaitu dengan mendaftarkan seluruh anggota
populasi dan kemudian diambil dengan cara mengambil jarak dari tiap cluster.
2. Area Sampling, yaitu bila pada suatu penelitian dari anggota populasi tidak mun
gkin dibuat daftarnya, maka dibuat area sampling.
2.4 Analisis Regresi
Regresi pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli yang bernama Francis Dalton pada
tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan memperkirakan nilai
rata-rata dari suatu variabel yang dinamakan ”peubah bergantung = dependent
variable”, dengan diketahuinya nilai – nilai dari variebel - variabel yang lainnya yang
dinamakan “peubah bebas = independent variable”.
Hubungan yang terdapat dalam analisis regresi pada umumnya dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara
variabel-variabel bebas (independent variabel) dan variabel tak bebas (dependent
variable).
Analisis regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan
memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Analisis Regresi berguna dalam
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, sehingga dalam
penerapannya lebih bersifat eksploratif.
2.4.1 Regresi Linear sederhana
Regresi linier sederhana adalah regresi yang melibatkan hubungan antara satu variabel
tak bebas dihubungkan dengan satu variabel bebas. Variabel tak bebas adalah variabel
yang nilainya selalu bergantung dengan nilai variabel lain dalam hal ini variabel tak
bebas nilainya selalu dipengaruhi oleh variabel bebas, sehingga sering disebut variabel
terikut sedangkan variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak bergantung
dengan variabel lain. Dan biasanya variabel tak bebas dinotasikan dengan Y dan
variabel bebas dinotasikan dengan X. Hubungan-hubungan itu bila dinyatakan dalam
model matematis akan memberikan persamaan-persamaan tertentu.
Model matematis dalam menjelaskan hhubungan antar variabel dalam analisis
regresi menggunakan persamaan regresi. Persamaan regresi adalah suatu persamaan
matematis yang mendefenisikan hubungan antara dua variabel. Persamaan regresi
digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel tak bebas yang disebut dengan
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana yang menunjukkan
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y
sebagai variabel taj bebas adalah :
Yi = 0 + 1Xi + i dengan = 1,2,...,n
Dimana :
Yi adalah variabel tak bebas ke-i
Xi adalah variabel bebas ke-i
0 adalah intercept (konstanta) yang merupakan titik potong kurva terhadap sumbu Y
1 adalah kemiringan (slope) kurva linier
i adalah kesalahan (error) pada pengamatan ke-.
2.4.2 Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua
atau lebih variabel bebas. Ada kalanya persamaan regresi dalam menganalisis
hubungan antar variabel tidak hanya dipengaruhi oleh faktor atau peubah bebas tapi
dapat pula dipengaruhi oleh dua atau lebih faktor yang mempengaruhinya, maka
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
berganda. Jadi model ini dikembangkan untuk mengestimasi nilai variabel tak bebas Y
dengan menggunakan lebih satu variabel ( X1, X2, ....Xn ).
Model regresi linier berganda merupakan suatu model yang dapat dinyatakan
dalam persamaan linier yang memuat peubah dan parameter. Parameter ini umumnya
tidak diketahui dan dapat ditaksir. Hubungan lebih dari dua variabel bila dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematisnya adalah :
Yi = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 +...+ pXp + i dengan i = 1,2,...,n
Dimana :
Yi adalah variabel tak bebas ke-i
Xi adalah variabel bebas ke-i
0 adalah intercept (konstanta) yang merupakan titik potong kurva terhadap sumbu Y
1 adalah kemiringan (slope) kurva linier
i adalah kesalahan (error) pada pengamatan ke-i
Untuk rumus di atas, yang harus diselesaikan adalah p persamaan dengan p variabel
yang berbentuk :
∑Yi = nb0 + b1∑X1i + b2∑X2i + b3∑X3i + …+ bp∑Xpi
∑X1iYi = b0∑X1i + b1∑X1i2+ b2∑ X1iX2i + b3∑ X1iX3i + … + bp∑ XpiXpi
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
∑X3iYi = b0∑X3i + b1∑X1iX3i + b2∑X2iX3i + b3∑X3i2+ … + bp∑Xpi2
Dengan b1,b2, b3 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan.
2.4.3 Uji Regresi Linier Ganda
Uji regresi linier ganda perlu dilakukan karena untuk mengetahui apakah sekelompok
variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas.
Pada dasarnya pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi secara
keseluruhan atau penguji persamaan regresi menggunakan statistik F yang dirumuskan
sebagai berikut :
dengan derajat kebebasan (dk) = k
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Persamaan penduganya adalah :
Yˆ = b0 + b1 X1 + b2X2 + ....+ bkXk
Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesa ini adalah sebagai
berikut :
1. H0 : o = 1 = ... = k = 0
H1 : minimal satu parameter koefisien regresi yang ≠ 0
2. Pilih taraf nyata yang diinginkan
3. Hitung statistik Fhit dengan menggunakan salah satu dari formula di atas.
4. Keputusan : tolak H0 jika Fhit > Ftabel : k: n-k-1
terima H0 jika Fhit < Ftabel : k: n-k-1
dimana b0, b1...,bk merupakan penduga bagi parameter o, 1... k
dengan keputusan : H0 ditolak jika Fhit > Ftabel : k: n-k-1
H0 diterima jika Fhit < Ftabel : k: n-k-1
2.5 Analisa Korelasi
Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya
atau derajat hubungan garis lurus (linier) antar dua variabel atau lebih. Dengan dua
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
variabel tersebut. Ukuran untuk derajat garis lurus ini dinamakan koefisien korelasi
(the correlation coefisient).
Berdasarkan regresi linier ganda Yˆ = b0 + b1 X1 + b2X2 + ....+ bkXk maka nilai
R dapat ditentukan terlebih dahulu mencari nilai R2 (koefisien determinasi) yang digunakan untuk mengukur proporsi keragaman total dalam variabel total dalam
variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel
penjelas yang ada dalam model persamaan regresi secara bersama.
Nilai R2dapat ditentukan dengan rumus :
R2=
∑
2 i regY JK
Dengan :
JKreg = jumlah kuadrat regresi
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
2.6 Model Regresi Logistik
2.6.1 Pengertian Regresi Logistik
Analisis regresi logistik adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan
antara variabel tak bebas berupa variabel respon yang bersifat kategori (kualitatif) dan
variabel-variabel bebas berubah variabel kualitatif (nominal atau ordinal) maupun
variabel kuantitatif (interval atau rasio).
Variabel bebas dalam regresi logistik adalah varibel yang bertipe kualitatif
maupun kuantitatif. Untuk variabel bebas bertipe kualitatif digunakan dalam variabel
dummy, sedangkan untuk variabel tak bebas dalam model regresi logistik berbentuk
dikotomus (biner atau dua kategori ) maupun polykotomus (banyak kategori).
1. Variabel tak bebas (Y) dalam model regresi logistik berbentuk dikotomus (biner
atau dua kategori) maupun polykotomus (banyak kategori).
Dengan rumus
P(Y = 1| X = xi) (xi)
Maka P(Y = 0| X = x1) = 1- (xi). Dari hal tersebut, ekspektasi dari yi adalah
E(yi)P(Y = yi | X = xi)
= 1 (xi) + 0(1- (xi)
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Untuk model logistik : (x) = ( .... )
bebas digunakan perluasanny yaitu :
(xi) = ( .... )
Dan logitnya adalah :
g (Xi) = 0 + 1X1 +....+ pXpi
sehingga persamaan (2.2) dapat ditulis sebagai :
(Xi) = ( )
2. Variabel bebas (X) dalam regresi logistik yang bertipe kualitatif maka digunakan
variabeldummy (dummy variable)
Dengan rumus :
Y = 0 + 1Di + Xi
Dimana :
Yˆ = Variabel tak bebas (dependen variabel) bersifat kuantitatif
xi = Variabel bebas (independent variabel) bersifat kuantitatif
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Dengan mengasumsikan bahwa unsur gangguan (distrurbance) memenuhi
asumsi yang biasa dari model regresi linear klasik :
dengan :
E(Yi | D1 = 0) =
dan :
E(Yi | D1 = 1) = +
Misalkan :
Regrisi Atas Satu Variabel Kuantitatif Dan Dua Variabel Kualitatif
Teknik variabel dummy dapat dengan mudah diperluas untuk menangani lebih dari
satu variabel kualitatif. Contohnya dalam regresi gaji pengajar perguruan tinggi tetapi
diasumsikan sebagai tambahan terhadap pendapatan dan jenis kelamin, warna kulit
dari pengajar juga penentu (determinan) penting dari gaji. Untuk menyederhanakan,
asumsikan bahwa kulit mempunyai dua kategori : Hitam dan Putih, sekarang
dirumuskan sebagai berikut :
Yi = 0 + 1D1 + 2 D2+ Xi + i
dimana :
Yi dan Xi = gaji tahunan dan tahun pengalaman mengajar
D1 = 1 jika laki-laki
= 0 jika lainnya
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
= 0 jika lainnya
Bahwa tiap dua variabel kualitatif jenis kelamin dan warna kulit, mempunyai dua
kategori dan karenanya memerlukan satu variabel dummy untuk masing-masing.
Dengan mengasumsikan E( i) = 0, dapat diperoleh regresi sebagai berikut :
Rata-rata gaji untuk pengajar wanita berkulit hitam :
E(Yi | D1 = 0, D2 = 0, Xi) = 0 + 1X1
Rata-rata gaji untuk pengajar laki-laki berkulit hitam :
E(Yi | D1 = 1, D2 = 0, Xi) = ( 0 + 1)+ X1
Rata-rata gaji untuk pengajar wanita berkulit putih :
E(Yi | D1 = 0, D2 = 1, Xi) = ( 0 + 2) + X1
Rata-rata gaji untuk pengajar laki-laki berkulit putih :
E(Yi | D1 = 1, D2 = 1, Xi) = ( 0 + 1 + 2) + X1
Sekali lagi, diasumsikan bahwa regresi seperti diatas berbeda hanya dalam
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 3
ANALISA DAN EVALUASI
3.1 Data yang diperoleh
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, regresi logistik akan digunakan untuk
menganalisa data yanng diperoleh dalam penelitian ini. Data yang digunakan
merupakan data pengaruh harga, bentuk kemasan dan iklan dengan tingkat pemakaian
produk sabun lux dikalangan mahasiswa.
Untuk melihat data yang diperoleh, terdapat pada lampiran tabel 3.1.1
3.2 Pengujian Kecukupan Sampel (Sample Size)
Data terdiri dari 41 sampel yang telah diperoleh dari pembagian kuesioner pada
Mahasiswa, perlu diuji terlebih dahulu akan banyak sampel tersebut, apakah sudah
mencukupi dan apakah sudah memenuhi syarat untuk dianalisa. Maka dilakukan
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Untuk melihat nilai-nilai dalam pengujian kecukupan data, terdapat pada
lampiran tabel 3.2.1.
Jadi banyaknya sampel (sample size) untuk ukuran data ini ( N = 41 ) dapat diterima
sebagai ukuran yang sesuai dengan data yang diperoleh dan data ini memenuhi syarat
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
3.3 Penentuan Dan Pengkodean Untuk Nama Variabel
Nama Variabel Pengkodean
a. Tingkat/Jumlah Pemakaian Sabun Lux
(Yi)
Sebagai Variabel Dummy(Boneka)
d. Iklan (D2) :
Media Elektronik
Media Cetak
Sebagai Variabel Dummy(Boneka)
Tidak dikodekan karena data sudah
berbentuk data Kuantitatif.
Tidak dikodekan karena data sudah
berbentuk data Kuantitatif.
1
0
0
1
Untuk melihat data yang telah dikodekan nama variabelnya, terdapat pada
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
3.4 Menentukan atau Mencari Persamaan Regresi Dummy
Dengan persamaan :
Yˆ = 0 + 1D1 + 2D2 + Xi
Yˆ = 0 + 1Bentuk kemasan + 2Iklan + Harga
Untuk melihat nilai-nilai dalam pencarian persamaan regresi dummy, terdapat pada
lampiran tabel 3.4.1.
Dengan keterangan sebagai berikut :
Yi = Tingkat/jumlah pemakaian
Xi = Harga
D1 = Bentuk Kemasan
D2 = Iklan
n = Banyak data
Dari tabel 3.4.1 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
N = 41 ∑YiD1 = 54.5
∑Yi = 78 ∑YiD2 = 52
∑Xi = 151430 ∑YiXi = 266460
∑D1 = 26 ∑D12 = 26
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
∑ Xi2
= 736555700 ∑ D1D2 = 16
∑ D1Xi= 61330 ∑ D2Xi = 112850
Dari data diatas didapat persamaan :
∑Yi = n 0 + 1∑D1 + 2∑D2 + ∑Xi
∑YiD1 = 0∑D1 + 1∑D12+ 2∑ D1D2 + ∑ D1Xi
∑X2iY2i= 0∑D2 + 1∑D1D2 + 2∑D22+ ∑D2Xi
∑YiXi = 0∑Xi + 1∑D1Xi + 2∑D2Xi + ∑Xi2
Dapat disubstitusikan nilai – nilai yng berkesuaian, sehingga diperoleh persamaan :
78 = 41 0 + 26 1 + 28 2 + 151430
54.5 = 26 0 + 26 1 + 16 2 + 61330
52 = 28 0 + 16 1 + 28 2 + 112850
266460= 151430 0 + 61330 1 + 112850 2 + 736555700
Setelah persamaan diatas diselesaikan, maka didapat koefisien :
0 = 1.959845576 1 = 0.295893899 2 = -0.017204745
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Dengan demikian persamaan regresi atas variabel dummy adalah :
Yˆ= 0 + 1D1 + 2D2 + Xi
Yˆ = 1.959845576+ 0.29589D1 - 0.01720D2 – 0.000063Xi
Dimana :
Yi dan Xi = Tingkat Pemakaian/ jumlah pemakaian sabun lux dan harga
D1 = 1 Jika kemasan biasa/ batangan
= 0 Jika kemasan cair/ botol
D2 = 1 jika media cetak
= 0 jika media elektonik
3.4.2 Pengasumsian E(ui) = 0, dari regresi
Dengan mengasumsikan E(ui) = 0, kita dapat memperoleh regresi sebagai berikut :
Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Cair/Botol dan Iklan media
Elektronik
E(Yi | D1 = 0, D2 = 0, Xi) = 0 + Xi
Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Biasa/Batangan dan Iklan media
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
E(Yi | D1 = 1, D2 = 0, Xi) = ( 0 + 1) + Xi
Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Cair/Botol dan Iklan media
Cetak
E(Yi | D1 = 0, D2 = 1, Xi) = ( 0 + 2) + Xi
Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Biasa/Batangan dan Iklan media
Cetak
E(Yi | D1 = 1, D2 = 1, Xi) = ( 0 + 1 + 2) + Xi
Untuk melihat data hasil pengasumsian regresi atas variabel dummy, terdapat pada
lampiran tabel 3.4.3
Dari persamaan pada tabel 3.4.3 diperoleh rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux
terhadap harga dari bentuk kemasan dan iklan
1. Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Cair/Botol dan Iklan media
cetak adalah 1,70
2. Rata-rata tingkat pemakaian sabun lux dari kemasan Biasa/batangan dan iklan
media cetak adalah 0.05
3. Rata-rata tingkat pemakaian sabun lux dari kemasan cair/botol dan iklan media
elektronik adalah 1.72
4. Rata-rata tingkat pmakaian sabun lux dari kemasan biasa/batangan dan iklan
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
3.5 Pengujian Keliniran Regresi atas Variabel Dummy (Dummy Variable)
Sebelum regresi yan diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebi dahulu
perlu diperiksa kelinieran dan keberartiannya. Pemeriksaan ini di tempuh melalui
pengujian hipotesis.
Menguji keberartian regresi atas variabel dummy ini dimaksudkan untuk
meyakinkan, apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian
ada artinya untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan peubah.
Untuk itu dua jumlah kuadrat-kuadrat JK untuk regresi atau ditulis dengan JK
(Reg) dan untuk sisaan dengan JK (S), yang secara umum menggunakan rumus :
i
Dari tabel 3.5.1 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Dapat kita substitusikan nilai-nilai yang berkesesuaian, sehingga, diperoleh :
i
=(0.295893899)(5.0366)+(-0.017204745)(-1.2683)+(-0.0000631)(-21626.3415)
= 2.876742139
Jadi Fhitung dapat dicari dengan :
F =
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Didapat Ftabel = 3.83. Karena Fhitung = 6.193 adalah lebih besar dari Ftabel maka H0
ditolak. Hal ini berarti persamaan regresi atas variabel Dummy, linier.
3.5.2 Pengujian Koefisien Regresi atas Variabel Dummy
Setelah mendapat kelinieran regresi diatas, maka kita telah perlu mengetahui apakah
intercept diferensial 1 dan 2, secara individual terkait (signifikan) secara statistik.
Dengan pengujian koefisien regresi atas variabel dummy perumusan hipotesa
yang dipakai adalah :
H0 = 1 = 0
Dari perhitungan sebelumnya, maka diperoleh harga-harga koefisien :
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
∑
2Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0.334124153
sekitar 33.4% harga dari bentuk kemasan dan iklan yang mempengaruhi Tingkat
pemakaian produk sabun Lux dikalangan mahasiswa dan sekitar 66.6% dipengaruhi
faktor-faktor lain.
Dari analisis data diperoleh :
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Dari hasil perhitungan diperoleh thit = 4.42374 > tabel = 2.04, H0 ditolak maka korelasi
antara harga, bentuk kemasan dan iklan terhadap tingkat pemakaian sabun lux
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 4
IMPLEMENTASI SISTEM
4.1 Pengertian
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain
sistem yang ada dalam desain sistem yang disetujui, menginstal dan memulai sistem
baru atau sistem yang diperbaiki.
Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis
kedalam programming. Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis
menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi sistem yaitu SPSS
15.0 Fr Windows dalam masalah memproleh hasil perhitungan.
4.2 Statistik dan Komputer
Komputer berasal dari kata ‘Computare’ dalam bahasa yunani yang berarti
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Dengan demikian, computer memang diduat nuntuk melakukan pengolahan data yang
didasarkan pada operasi matematika seperti (x, /, +, -) dan operasi logika (<, >, = ).
Perkmbangan tegnologi komputer pun pada intinya berusaha untuk semakin
mendayagunakan kemampuan untuk perhitungan di atas, dengan memperbaiki kinerja
‘otak’ computer atau CPU (Central Processing Unit), dari mulai teknologi XT yang
sudah usang sampai teknologi Pentium IV dewasa ini.
Disisi lain ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun statistik inferensi,
pada dasarnya adalah ilmu yang ‘penuh’ pula dengan operasi perhitungan matematika.
Statistik berasal dari kata ‘Statistik’ yang dapat didefenisikan sebagai data yang telah
terolah yang kemudian mengalami proses pengolahan data. Tentunya proses tersebut
dapat berlangsung hanya dengan berdasarkan pada pengolahan data yang berbasis
perhitungan matematika, sesuatu yang dapat dikerjakan dengan cepat oleh komputer.
Jadi, jika statistik menyedikan cara / metode pengolahan data yang ada, maka
komputer menyediakan sarana pengolahan datanya. Dengan bantuan komputer,
pengolahan data statisik hingga dihasilkan informasi yang relefan menjadi lebih cepat
dan akurat.
Dalam pengolahan data, komputer mempunyai 3 keunggulan utama
dibandingkan manusia yaitu: kecepatan, ketepatan, dan keandalan yang membuat
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
kecepatan yang sangat tinggi dalam mengolah data-data statistik serta menghasilkan
output yang mempunyai (ketepatan) tinggi, komputer juga mempunyai daya tahan
kerja yang tinggi.
4.3 SPSS dan Komputer Statistik
Saat ini banyak beredar berbagai paket program computer statistic dari yang ‘kuno’
dan berbasis DOS seperti microsoft sampai yang berbasis Windows seperti SPSS,
SAS, Ststistica dan lainnya. Dari berbagai software khusus statistik yang beredar
sekarang, SPSS adalah yang paling populer dan paling banyak digunakan pemakai di
seluruh dunia.
SPSS sebagai software statistic, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga
mahasiswa Stanfort University yang diopersikan pada computer mainframe. Pada
tahun 1984, SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (dapat dipakai untuk
computer desktop) dengan nama SPSS/ PC+ dan sejalan dengan mulai populernya
system operasi Windows, SPSS pada ahun 1992 juga mengeluarkan versi Windows.
Hal ini membuat SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statisik
untuk ilmu social (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
proses produksi di pabrik , riset ilmu-ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang
kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Service Solution.
4.4 Mengoperasikan SPSS
Secara umum ada tiga tahapan yang harus dilakukan dengan mengoperasikan SPSS
supaya hasil yang diperoleh berdayaguna yaitu :
1. Tahapan penyiapan data
Mencakup pemasukan (input) data dan penyimpanan data
2. Tahapan proses analisa data
3. Tahapan analisis hasil
Adapun langkah – langkah pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS adalah :
1. Aktifkan Program SPSS pada Windows dengan perintah :
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 4.1 Membuka Program SPSS
2. Pemasukan Data
Langkah – langkah :
2.1 Buka lembar kerja baru
Dari FILE, pilih menu NEW. Lalu klik DATA. Sekarang SPSS siap
membuat vaiabel baru yang diperlukan.
2.2 Mendefenisikan variable dan property yang diperlukan
Langkah berikutnya adalah membuat nama untuk setiap variabel baru,
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
view dapat juga diambil dari menu VIEW lalu sub menu VARIABLE
atau langsung tekan CTRL+T. tampak dilayar :
Gambar 4.2 Tampilan Awal SPSS
Tampak tampilan pemasukan variable baru dengan urutan NAME, TYPE,
WIDTH, DECIMALS, dan seterusnya.
2.3 Pengisian
Oleh karena ini variable pertama, tempatkan pointer pada baris 1.
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Type. Pilih STRING jika dalam data dan pilih bentuk NUMERIC jika
dalam bentuk angka, jadi pilih numeric
Width. Untuk keseragaman , ketik 8
Decimals. Ketik 2, karena data volum kopi sampai dua decimal
Label. Ketik volume kopi sebelumnya
Values. Abaikan pilihan ini karena data tidak dikategorisasikan
Begitu seterusnya sampai value yang keempat.
Tampak dilayar :
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Setelah selesai kemudian Klik Data View untuk pemasukan data.
Letakkan data pada baris pertama variable Tingkat Pemakaian,
kemudian isi data sesuai dengan kasus di atas dengan memasukkan
data.
Tampak dilayar :
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
2. Penyimpanan Data
Data yang diisi dalam SPSS disimpan dengan nama “ SPSSlena”
Adapun langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
Klik menu FILE
Pilih SAVE
Ketik nama file yang hendak disimpan
Klik OK atau enter.
4.5 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Buka lembar kerja baru
Dari menu SPSS, klik menu ANALYZE, pilih submenu GEGRESSION
lalu pilih LINIER seperti gambar berikut :
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
2. Pada kotak lnier regression akan ditampilkan variable –variabel
yang akan diuji. Pindahkan variab Tingkat pemakaian pada vaiabel
terikat (dependent) dan variable harga, bentuk kemasan dan iklan pada
variable bebas (independent).
Tampak dilayar :
Gambar 4.6 : Kotak Dialog Linier Regression
3. Kemudian klik Statistk pada kotak dialog tadi, aktifkan estimate, model fit
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini sangat baik dilakukan untuk melihat upaya untuk memperkenalkan
produk kepada konsumen dimana dengan memikat hati konsumen melalui pemberian
kesan-kesan baik yang mampu diingat dan dirasakan oleh konsumen melalui promosi
baik dalam bentuk kemasan, iklan dan harga suatu produk.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1) Terdapat pengaruh harga, bentuk kemasan dan iklan terhadap tingkat
pemakaian produk sabun lux dikalangan mahasiswa, karena Fhit > Ftabel =
6.193 > 2.83 atau H0 ditolak dengan resiko kekeliruan 5%.
2) Signifikannya variabel harga dari bentuk kemasan dan iklan terhadap
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
4.42374 > 2.04, H0 ditolak maka, korelasi antara harga, bentuk kemasan
dan iklan terhadap tingkat pemakaian sabun lux signifikan, dengan tingkat
kesignifikanannya hanya 33.4% dan 66.6% dipengaruhi oleh variabel lain.
Dengan kata lain terdapat variabel lain yang lebih mempengaruhi.
3) Dari pengasumsian E(µi) diatas diperoleh rata-rata tingkat pemakaian
sabun lux terhadap harga dari bentuk kemasan dan iklan
1. Rata-rata Tingkat pemakaian sabun lux dari Kemasan Cair/Botol dan
Iklan media cetak adalah 1.70
2. Rata-rata tingkat pemakaian sabun lux dari kemasan Biasa/batangan dan
iklan media cetak 0.05
3. Rata-rata tingkat pemakaian sabun lux dari kemasan cair/botol dan iklan
media elektronik adalah 1,72
4. Rata-rata tingkat pmakaian sabun lux dari kemasan biasa/batangan dan
iklan media elektonik adalah 2.02
Jadi disimpulkan bahwa harga dari kemasan biasa/batangan dan iklan media
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat disimpukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1) Dalam mempromosikan suatu produk, hendaklah memberikan
kesan-kesan baik yang mampu diingat dan dirasakan oleh konsumen baik
bentuk kemasan maupun iklan serta harga produk tersebut.
2) Pembuat iklan dalam media cetak juga harus kreatif, jangan sampai
pesan yang disampaikan dalam iklan menjadi tidak tersampaikan
karena konsumen merasa kesal melihat iklantersebut, jika konsumen
telah kenal terhadap produk suatu perusahaan, maka akan membeli dan
menggunakan produk tersebut.
3) Perusahaan diharapkan menurunkan harga dari produk perusahan
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Agung I Gustingurah 2003, Anlisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data Kategorik,
Jakarta, Grapindo Persada.
Gurajati Damodar, Zain Sumarno, 1978. Ekonometrika Dasar, Bandung, Erlangga
Sudjana, 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Supranto. J,1995, Ekonometrik, Edisi Buku Dua, Jakarta, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
FORMAT KUESIONER
Selamat siang, saya Lenawati Tampubolon. Mahasiswa dari Program Studi D3
Statistika USU Stambuk 2005. Saya Memohon kesediaan Saudara untuk mengisi
kuesioner ini, guna menyelesaikan Tugas Akhir saya. Atas kerjasamanya saya
ucapkan terimakasih.
Pengantar Penulis
Nama :
Jurusan :
1 . Berapa banyak anda memakai sabun lux dalam sebulan?
2. Sebutkan salah satu bentuk kemasan sabun lux yang anda gunakan.
a. Bentuk kemasan sabun lux biasa/batangan.
b. Bentuk kemasan sabun lux cair.
3. Berapa harga sabun lux yang anda gunakan?
4. Sebagian orang memilih menggunakan sabun lux setelah melihat iklan sabun lux
dari media elektronik, sedangkan sebagian orang lainnya memilih memakai sabun
lux setelah melihat iklan dari media cetak. Dalam kelompok mana anda.
(pilih salah satu).
a. Media elektronik : tv, radio dll.
Lenawati Tampubolon : Pengaruh Bentuk Kemasan Iklan Dan Harga Terhadap Tingkat Pemakaian Produk Sabun Lux Di Kalangan Mahasiswa, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 3.1.1 Data yang akan diolah
No. Nama/Jurusan Tingkat/Jumlah
Pemakaian
4 Marlina/Sosiologi 2 2500 Biasa Elektonik