• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kecombrang Dan Konsentrasi Dekstrin Terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sari Buah Nenas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penambahan Ekstrak Kecombrang Dan Konsentrasi Dekstrin Terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sari Buah Nenas"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KECOMBRANG

DAN KONSENTRASI DEKSTRIN TERHADAP MUTU

MINUMAN BUBUK INSTAN SARI BUAH NENAS

AZARA YUMNI DAULAY 060305040

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KECOMBRANG

DAN KONSENTRASI DEKSTRIN TERHADAP MUTU

MINUMAN BUBUK INSTAN SARI BUAH NENAS

SKRIPSI

Oleh :

AZARA YUMNI DAULAY

060305040

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KECOMBRANG

DAN KONSENTRASI DEKSTRIN TERHADAP MUTU

MINUMAN BUBUK INSTAN SARI BUAH NENAS

SKRIPSI

Oleh :

AZARA YUMNI DAULAY

060305040/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(4)

Judu l Skripsi : Pengaruh Penambahan Ekstrak Kecombrang dan Konsentrasi Dekstrin Terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sari Buah Nenas

Nama : Azara Yumni Daulay

NIM : 060305040

Departemen : Teknologi Pertanian Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing,

Prof.Dr.Ir.Zulkifli Lubis, M.App,Sc Ridwansyah STP, M.Si

Ketua Anggota

Mengetahui :

(5)

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KECOMBRANG

DAN KONSENTRASI DEKSTRIN TERHADAP MUTU

MINUMAN BUBUK INSTAN SARI BUAH NENAS

SKRIPSI

OLEH :

AZARA YUMNI DAULAY

060305040/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Skripsi Sebagai salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing,

Prof.Dr.Ir.Zulkifli Lubis, M.App,Sc

2010

Ridwansyah STP, M.Si

Ketua Anggota

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(6)

ABSTRAK

Azara Yumni D. : Pengaruh Penambahan Ekstrak Kecombrang dan Konsentrasi Dekstrin terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sari Buah Nenas, dibimbing oleh Zulkifli Lubis dan Ridwansyah.

Ekstrak kecombrang (Etlingera elatior) belum banyak diteliti sebagai salah satu bahan untuk perpaduan antara ekstrak kecombrang dan sari buah nenas untuk menjadi suatu produk minuman bubuk instan yang diharapkan dapat mengurangi penyakit berbahaya bagi masyarakat di masa mendatang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2010 di Laboratorium Analisa Kimia Pangan, Fakultas Pertanian USU, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Parameter yang dianalisis adalah kadar air, kadar vitamin C, daya larut, TSS, bilangan peroksida serta uji organoleptik aroma, rasa dan kehalusan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak kecombrang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali nilai organoleptik kehalusan dan konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali bilangan peroksida dan nilai organoleptik aroma. Interaksi kedua faktor itu memberikan pengaruh sangat nyata pada kadar vitamin C. Pengunaan ekstrak kecombrang dengan konsentrasi 20% dan konsentrasi dekstrin 15% menghasilkan mutu yang terbaik terhadap minuman bubuk instan sari buah nenas.

Kata kunci : Ekstrak Kecombrang, Dekstrin, Sari Buah Nenas, Minuman Bubuk Instan.

ABSTRACT

Azara Yumni D. : The Effect of Kecombrang Extracts and Dextrin Concentration on The Instan Powder superrised fruit Pineapple Juice, by Zulkifli Lubis and Ridwansyah.

Research on the ekstrak of Kecombrang (Etlingera elatior) are not many done as a source in making instan drink powder. This research was done to tried various types and ownership options, ranging from the liquid, carbonated until that instant, but among all types of drinks are hard pressed to find a safe, clean and healthy. This study with the combination Etlingera elatior extract and pineapple juice into an instant powdered beverage product that is expected to reduce the risk of disease dangerous to the public in the future. This research was conducted in April – June 2010 in the Laboratory of Chemical Analysis of Ingredients, Collage of Agriculture, USU, using completely randomized design. The parameters analyzed were moisture content, vitamin C, water solubility, number of peroxides and organoleptic values of flavor, taste and fineness.

The results of the research showed that the concentration of the kecombrang extract effected parameters gave higly significantly different effect for all parameters observed except the value of fineness organoleptic and dextrin concentration gave higly significantly different effect for all parameters observed except peroxide numbers and values of flavor. The interaction of these two factors were highly significant effect on content of vitamin C. The use kecombrang extract concentration 20% yield of good quality and dextrin concentration 15% gave the best quality of instan pineapple fruit extract powder drinks.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Azara Yumni D, lahir di Medan pada tanggal 29 November 1988. Anak

ke-1 dari tiga bersaudara dari ayahanda Ir.H. Saipul Bahri Dly, M.Si dan ibunda

Ir.Hj. Ichroni Hsb, beragama Islam.

Pada tahun 1995, penulis memasuki SD Negeri 060827 di Medan dan

lulus pada tahun 2000. Kemudian memasuki jenjang pendidikan SLTP

di SLTP Negeri 15 di Medan dan lulus pada tahun 2003. Selanjutnya penulis

memasuki jenjang pendidikan SLTA di SMU Negeri 2 Medan dan lulus pada

tahun 2006. Penulis memasuki Departemen Teknologi Pertanian dengan Program

Studi Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara, Medan melalui jalur SPMBM pada tahun 2006.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif anggota Organisasi

Agriculture Technology Moslem (ATM) tahun 2006 – 2009, juga aktif sebagai

pengurus Ikatan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (IMTHP) pada tahun

2007-2008, dan menjadi anggota pada tahun 2008-2010. sebagai pengurus

angkatan I Organisasi UKM-Fotografi USU pada tahun 2007 – 2009, sebagai

anggota HMI komisariat Fakultas Pertanian USU periode 2008-2009. Penulis juga

pernah menjadi asisten di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan mulai tahun

2008 – 2010. Penulis telah mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pabrik

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan berkah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul

skripsi ini adalah “Pengaruh Penambahan Ekstrak Kecombrang Dan

Konsentrasi Dekstrin Terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sari Buah Nenas”.

Pada kesempatan ini penulis mengahaturkan pernyataan terima kasih

sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan,

memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada Prof.Dr.Ir.Zulkifli Lubis, M.App,Sc selaku ketua komisi

pembimbing dan Ridwansyah STP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing

yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada

penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai pada ujian

akhir.

Di samping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf

pengajar dan pegawai di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Departemen

Teknologi Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu

per satu di sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Juli 2010

(9)
(10)

Pembuatan Sari Nenas ... 24

Pembuatan Minuman Bubuk Instan ... 25

Pengamatan dan Pengukuran Data ... 25

Penentuan Kadar Air ... 26

Penentuan Kadar Vitamin C ... 26

Penentuan Daya Larut dalam Air ... 27

Penentuan TSS ... 27

Penentuan Bilangan Peroksida ... 27

Uji Organoleptik Aroma ... 28

Uji Organoleptik Rasa ... 28

Uji Organoleptik Tekstur ... 29

SKEMA PENELITIAN ... 30

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang Terhadap Parameter yang Diamati... 33

Pengaruh Konsentrasi Dekstrin Terhadap Parameter yang Diamati ... 34

Kadar Air (%) Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang Terhadap Kadar Air (%) ... 36

Pengaruh Konsentrasi Dekstrin Terhadap Kadar Air (%) ... 36

Kadar Vitamin C (mg/100 gr bahan) Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang Terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 gr bahan) ... 38

Pengaruh Konsentrasi Dekstrin Terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 gr bahan) ... 40

Pengaruh Interaksi Konsentrasi Ekstrak Kecombrang dan Konsentrasi Dekstrin Terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 gr bahan) ... 42

Daya Larut (%) Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang Terhadap Daya Larut (%) ... 44

Pengaruh Konsentrasi Dekstrin Terhadap Daya Larut (%) ... 46

Total Soluble Solid (ºBrix) Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang Terhadap Total Soluble Solid (ºBrix) ... 47

Pengaruh Konsentrasi Dekstrin Terhadap Total Soluble Solid (ºBrix) ... 49

Bilangan Peroksida (mleq/kg p.v) Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang Terhadap Bilangan Peroksida (mleq/kg p.v) ... 44

(11)

Uji Organoleptik Rasa (Numerik)

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap

Nilai Organoleptik Rasa(Numerik) ... 55

Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Nilai Organoleptik Rasa(Numerik) ... 55

Uji Organoleptik Tekstur (Numerik) Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Nilai Organoleptik Tekstur (Numerik) ... 59

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 61

Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(12)

DAFTAR TABEL

7. Pengaruh Ekstrak Kecombrang terhadap Parameter yang Diamati ... 32

8. Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Parameter yang

Diamati ... 34

9. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Kadar Air (%) ... 35

10. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 gr bahan) ... 37

11. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 gr bahan) ... 39

12. Uji SLR Pengaruh Interaksi Konsentrasi Ekstrak Kecombrang dan Dekstrin terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 gr bahan) ... 41

13. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap Daya Larut (%) ... 43

14. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Daya Larut (%) ... 45

15. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap TSS (°Brix) ... 46

(13)

17. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap

Bilangan Peroksida (mleq/kg p.v) ... 50 18. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap

Nilai Organoleptik Aroma (Numerik) ... 52 19. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap

Nilai Organoleptik Rasa (Numerik) ... 54 20. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap

Nilai Organoleptik Rasa (Numerik) ... 56 21. Uji SLR Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap

(14)

DAFTAR GAMBAR

5. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap Kadar Vitamin C ... 38

6. Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Kadar Vitamin C ... 40

7. Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Kadar Vitamin C ... 42

8. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap

Daya Larut ... 44

9. Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Daya Larut (%) ... 45

10. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap TSS (°Brix) ... 47

11. Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap TSS (°Brix) ... 49

12. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap Bilangan Peroksida (mleq/kg p.v) ... 51

13. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap Nilai Organoleptik Aroma (Numerik) ... 53

14. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kecombrang terhadap Nilai Organoleptik Rasa (Numerik) ... 55

15. Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Nilai Organoleptik Rasa (Numerik) ... 57

(15)

ABSTRAK

Azara Yumni D. : Pengaruh Penambahan Ekstrak Kecombrang dan Konsentrasi Dekstrin terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sari Buah Nenas, dibimbing oleh Zulkifli Lubis dan Ridwansyah.

Ekstrak kecombrang (Etlingera elatior) belum banyak diteliti sebagai salah satu bahan untuk perpaduan antara ekstrak kecombrang dan sari buah nenas untuk menjadi suatu produk minuman bubuk instan yang diharapkan dapat mengurangi penyakit berbahaya bagi masyarakat di masa mendatang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2010 di Laboratorium Analisa Kimia Pangan, Fakultas Pertanian USU, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Parameter yang dianalisis adalah kadar air, kadar vitamin C, daya larut, TSS, bilangan peroksida serta uji organoleptik aroma, rasa dan kehalusan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak kecombrang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali nilai organoleptik kehalusan dan konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali bilangan peroksida dan nilai organoleptik aroma. Interaksi kedua faktor itu memberikan pengaruh sangat nyata pada kadar vitamin C. Pengunaan ekstrak kecombrang dengan konsentrasi 20% dan konsentrasi dekstrin 15% menghasilkan mutu yang terbaik terhadap minuman bubuk instan sari buah nenas.

Kata kunci : Ekstrak Kecombrang, Dekstrin, Sari Buah Nenas, Minuman Bubuk Instan.

ABSTRACT

Azara Yumni D. : The Effect of Kecombrang Extracts and Dextrin Concentration on The Instan Powder superrised fruit Pineapple Juice, by Zulkifli Lubis and Ridwansyah.

Research on the ekstrak of Kecombrang (Etlingera elatior) are not many done as a source in making instan drink powder. This research was done to tried various types and ownership options, ranging from the liquid, carbonated until that instant, but among all types of drinks are hard pressed to find a safe, clean and healthy. This study with the combination Etlingera elatior extract and pineapple juice into an instant powdered beverage product that is expected to reduce the risk of disease dangerous to the public in the future. This research was conducted in April – June 2010 in the Laboratory of Chemical Analysis of Ingredients, Collage of Agriculture, USU, using completely randomized design. The parameters analyzed were moisture content, vitamin C, water solubility, number of peroxides and organoleptic values of flavor, taste and fineness.

The results of the research showed that the concentration of the kecombrang extract effected parameters gave higly significantly different effect for all parameters observed except the value of fineness organoleptic and dextrin concentration gave higly significantly different effect for all parameters observed except peroxide numbers and values of flavor. The interaction of these two factors were highly significant effect on content of vitamin C. The use kecombrang extract concentration 20% yield of good quality and dextrin concentration 15% gave the best quality of instan pineapple fruit extract powder drinks.

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Minuman dan makanan merupakan kebutuhan setiap makhluk hidup.

Manusia sebagai makhluk hidup memiliki kemampuan untuk mengolah,

memproduksi serta memanfaatkan seluruh kandungan isi alam yang telah

diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pada zaman modern ini begitu banyak

masyarakat mengkonsumsi berbagai jenis minuman dan makanan dalam berbagai

macam produk di pasaran. Padahal produk-produk tersebut banyak yang ternyata

dibuat menggunakan zat yang berbahaya bagi kesehatan.

Masyarakat sekarang sudah sulit untuk membedakan mana yang baik dan

yang buruk untuk dikonsumsi bagi kesehatan tubuh. Kesulitan itu dapat

dibuktikan dengan melihat produk-produk minuman dan makanan yang sudah

diberi penambahan-penambahan zat tambahan seperti penyedap rasa, pengawet,

pemanis buatan, pewarna dan segala sesuatu yang berasal dari bahan-bahan kimia.

Akibatnya lama-kelamaan justru akan menimbulkan berbagai penyakit, bahkan

setelah itu mengko nsumsi obat-obatan pula. Akhirnya terbentuklah resiko

berbahaya ataupun dapat terjadi mutasi pada tubuh yang membuat penyakit dalam

tubuh akhirnya kebal terhadap obat. Maka salah satu dampaknya adalah

meningkatnya sel kanker karena mengkonsumsi bahan-bahan berbahaya tersebut.

Maka untuk itu perlu mengkonsumsi antioksidan.

Antioksidan merupakan salah satu senyawa yang dapat menghambat

radikal bebas pada tubuh yang bertujuan mencegah berbagai resiko penyakit

(17)

penyakit-penyakit berbahaya bagi kesehatan. Antioksidan secara alami banyak

terdapat pada berbagai jenis tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan yang bila

dikonsumsi dapat menangkal radikal bebas serta mengurangi resiko terjangkit

penyakit berbahaya pada tubuh.

Sumatera Utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki

potensi alam yang besar. Berbagai jenis buah-buahan dan sayuran yang sangat

baik untuk kesehatan terdapat disini. Namun kelemahan cara berfikir dan

kurangnya kemampuan masyarakatnya untuk mempelajari, mengolah dan

mengembangkan potensi alam tersebut membuat daerah ini jauh tertinggal

dibandingkan daerah lain di dalam maupun luar negeri.

Dalam masalah ini, saya ingin mengangkat salah satu jenis tanaman di

daerah ini yang sebenarnya sangat baik fungsinya. Kecombrang atau yang biasa

dikenal masyarakat Sumatera Utara sebagai kencong atau kincung atau honje di

kalangan masyarakat Sunda itu telah lama dipergunakan sebagai penyedap

masakan untuk mendapatkan rasa asam yang sedap dan menyegarkan. Salah satu

masakan batak yang terkenal menggunakannya adalah “Daun Ubi Tumbuk”.

Ternyata bunga kecombrang memiliki kadar antioksidan yang tak kalah dibanding

antioksidan pada teh hijau.

Masyarakat umumnya kurang menyadari mengapa suatu bahan

ditambahkan ke dalam suatu masakan, seperti kecombrang ini yang di tambahkan

pada yang jelas kita ketahui pada masakan sayuran daun ubi atau daun singkong.

Begitu pula penambahan pada berbagai jenis masakan lain seperti jahe,bawang,

ketumbar, garam, gula, dan sebagainya . Kecombrang selain sebagai antioksidan

(18)

Produk minuman segar di Indonesia sangat banyak sekali dengan berbagai

macam pilihan jenis dan rasa, mulai dari yang cair, berkarbonasi hingga yang

instan. Namun diantara semua jenis minuman tersebut sulit sekali menemukan

yang aman, bersih dan sehat. Minuman-minuman tersebut belum tentu aman

dikonsumsi semua jenis kalangan dan umur, bersih cara pengolahan dan

penyimpananya serta sehat tidak berefek samping bagi kesehatan untuk jangka

pendek maupun panjang.

Minuman sari buah instan banyak sekali fungsinya selain bentuknya yang

instan sehingga mudah dibawa, baik untuk kesehatan karena buah-buahan

mengandung berbagai vitamin yang dibutuhkan untuk daya tahan tubuh. Selain itu

minuman sari buah instan tersebut memiliki daya simpan yang cukup lama yang

sering disebut awet.

Kecombrang dapat dijadikan pengawet alami serta memiliki senyawa

antioksidan berupa vitamin E (Tokoferol). Fungsi vitamin E adalah sebagai

antioksidan, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner,

sebagai sintesis DNA, mencegah keguguran dan sterilisasi dan sebagainya.

Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh dan

berfungsi untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Bila dalam tubuh kebutuhan

vitamin dan mineral mencukupi, maka segala jenis penyakit dapat dicegah.

Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat.

Hingga kini diketahui hanya lima spesies makhluk hidup yang ternyata

membutuhkan vitamin C, yaitu manusia, kera, marmot (Guinea pig), kelelawar

(19)

cepat dari alat pencernaan kita masuk ke dalam peredaran darah dan dibagikan ke

seluruh jaringan tubuh.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak kecombrang dan dekstrin dengan

berbagai konsentrasi terhadap mutu dan uji organoleptik minuman bubuk instan

sari buah nenas.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar sarjana teknologi pertanian di Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan dapat pula berguna sebagai

sumber informasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembuatan

minuman bubuk sari buah instan.

Hipotesis Penelitian

Adanya pengaruh penambahan ekstrak kecombrang dan dekstrin dengan

berbagai konsentrasi terhadap mutu dan uji organoleptik minuman bubuk instan

(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Kecombrang dan Nenas Kecombrang

Bunga yang di Sumatera dikenal dengan nama puwas pinjung ini

bunganya memang banyak disukai, terutama dimanfaatkan sebagai bahan

masakan. Seperti yang sering terlihat dijajakan di pasar-pasar kecil sampai ke

super market. Bagi yang suka, kecombrang memang sedap bila dibuat pecal.

Selain itu juga bisa menghalau bau badan. Kecombrang mengandung minyak

atsiri yang sering dimanfaatkan untuk menghilangkan bau badan atau keringat.

Orang tua zaman dulu memanfaatkan kecombrang untuk membersihkan darah.

Untuk itu biasanya bunganya dimakan sebagai pecal atau dibuat masakan seperti

sering dilakukan orang-orang Tapanuli Selatan. Di Malaysia air rebusan

kecombrang dipakai mengobati sakit telinga sedang daunnya dipakai sebagai

pencuci luka (Trubus, 1988).

Tumbuhan kecombrang (Etlingera eliator) merupakan tumbuhan yang

tersebar cukup luas di Indonesia. Penggunaan Etlingera eliator sebagai bahan obat

sangat banyak ragamnya. Tumbuhan ini digunakan sebagai bahan pangan dan

juga dapat digunakan untuk pengobatan (Antoro, 1995).

Kecombrang termasuk dalam divisi spermatophyta, subdivisi

angiospermae, kelas monocotyledone, bangsa zingiberales, suku 5 zingiberaceae,

marga Nicolaia, dan jenis Nicolaia speciosa Horan. Setiap daerah mempunyai

nama khusus untuk kecombrang, misalnya Kala (Gayo), Puwar kijung

(21)

(Gorontalo), Katimbang (Makasar), Salahawa (Seram), Petikala (Ternate dan

Tidore). Kecombrang secara umum juga disebut sebagai Kantan di wilayah

Malaya (Sudarsono, 1994).

Tanaman kecombrang merupakan tanaman tahunan yang berbentuk semak

dengan tinggi 1-3 m. Tanaman ini mempunyai batang semu, tegak, berpelepah,

membentuk rimpang, dan berwarna hijau. Daunnya tunggal, lanset, ujung dan

pangkal runcing tetapi rata, panjang daun sekitar 20-30 cm dan lebar 5-15 cm,

pertulangan daun menyirip, dan berwarna hijau. Bunga kecombrang merupakan

bunga majemuk yang berbentuk bongkol dengan panjang tangkai 40-80 cm.

Panjang benang sari ± 7,5 cm dan berwarna kuning. Putiknya kecil dan putih.

Mahkota bunganya bertaju, berbulu jarang dan warnanya merah jambu. Biji

kecombrang berbentuk kotak atau bulat telur dengan warna putih atau merah

jambu. Buahnya kecil dan berwarna coklat. Akarnya berbentuk serabut dan

berwarna kuning gelap (Syamsuhidayat, 1991).

Pada dasarnya, yang disebut dengan bunga kecombrang adalah suatu

karangan bunga yang terdiri atas bagian bunga, daun pelindung, daun gagang,

daun gantilan, kelopak, mahkota, putik, dan buah. Bunga kecombrang adalah

bunga majemuk yang terdiri atas bunga-bunga kecil di dalam karangan bunga dan

muncul pada saat bunga sudah tua (Soedarsono, 1994).

Kecombrang bagi sebagian orang mungkin kurang dikenal. Tanaman ini

mirip bunga hias dan beraroma harum segar. Saat berbentuk bunga, warnanya

makin cantik dan aromanya makin tajam.. Hampir seluruh bagian dari tumbuhan

ini bisa dimanfaatkan. Dalam kecombrang terkandung zat aktif seperti saponin,

(22)

akan mengurangi bau badan yang kurang enak bagi orang yang

mengkonsumsinya. Kecombrang juga kaya vitamin dan mineral. Khasiat lain dari

kecombrang adalah memperbanyak ASI, dan pembersih darah. Hal ini sangat baik

bagi ibu yang sedang menyusui. Di beberapa kalangan masyarakat, kecombrang

dipercaya sebagai penetral kolesterol .

Manfaat Kecombrang

Kelopak bunga kecombrang dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan

bersama sambal di

bagian dari

Kuncup bunga serta "polong" nya menjadi bagian pokok dari

juga menjadi peredam bau amis sewaktu memasa

kecombrang menjadi unsur penting dalam

Honje nama lain kecombrang juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun

dengan dua cara: mengosokkan langsung batang pohon honje ke tubuh dan wajah

atau dengan mememarkan pelepah batang daun honje hingga keluar busa yang

harum yang dapat langsung digunakan sebagai sabun. Tumbuhan ini juga dapat

digunakan sebagai obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk

gubahan hiasan manakala tunas bunga ini dijadikan bahan memasak dalam

masakan

antioksidan yang amat baik untuk kesehatan (Infotek, 2009).

Penelitian yang telah dilakukan pada rimpang lengkuas (A. galanga) yang

(23)

fenolik, flavonoid, minyak atsiri, terpena, asam organik tanaman, asam lemak,

ester asam lemak tertentu, dan alkaloid tanaman ini mempunyai aktivitas

antimikroba (Haraguchi et al., 1998).

Berdasarkan penelitian, kecombrang bermanfaat sebagai antimikroba.

Antimikroba adalah bahan yang bisa mencegah pertumbuhan bakteri, kapang dan

khamir pada makanan. Hal ini telah menunjukkan bahwa ekstrak bunga

kecombang dari etil asetat dan etanol yang telah mampu menghambat

7 pertumbuhan jenis bakteri yaitu Stapyllocaccus aures, L.monocytogenes,

Bacillus cereus, S. Typhimurium, E Coli, A Hydrophila dan P aeruginosa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas antibakteri bunga kecombrang antara lain pH,

NaCl (garam), dan pemanasan. Pada pH asam aktivitas anti bakteri bunga

kecombrang lebih ampuh dibanding pH basa (8-9). Penambahan NaCl dalam

jumlah tertentu akan meningkatkan aktivitas antibakterinya. Meskipun dipanaskan

pada suhu 100ºC sampai 30 menit, antibakteri pada kecombrang masih aktif.

Bunga kecombrang mungkin dapat digunakan sebagi pengawet alami untuk

makanan tetapi masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut (Naufalin, 2005).

Tanaman Nenas (Ananas comosus)

Buah nenas (Ananas comosus) muda mempunyai mata berwarna kelabu

atau hijau muda, kelopak kecil-kecil yang menutupi separuh dari mata dan

berwarna kelabu keputih-putihan sehingga buah tampak kelabu. Apabila buah

telah tumbuh maksimal (tua atau mature) dan sejalan dengan proses pematangan

maka warnanya berubah. Warna mata pada buah nenas red Spanish menjadi

cokelat kemerahan, kuning atau oranye muda. Untuk jenis smooth cayenne seperti

(24)

Nenas yang matang enak dimakan segar, rasanya manis, ada pula yang

manis asam. Buah yang matang terasa gatal di tenggorokan karena kandungan

asam oksalat yang tinggi. Buah matang dapat dibuat pula minuman (jus) atau

kalengan (canning). Daunnya dapat diolah menjadi serat (benang) yang bagus

sebagai bahan pakaian. Didalam buah terdapat zat bromelin yang bersifat sebagai

pemecah protein (pelunak daging), tetapi daya proteolitiknya lebih rendah

daripada papain (Sunarjono, 2000).

Tanaman tahan terhadap tanah asam yang mempunyai pH 3-5, tetapi

paling baik adalah pH tanah antara 5-6,5. Oleh karena itu, tanaman nenas bagus

pula dikembangkan di lahan gambut. Tanaman nenas dapat tumbuh di tempat

terbuka, tetapi dapat pula tumbuh subur di tempat ternaungi pohon besar. Namun,

di tempat terbuka yang mendapat sinar matahari terik, buahnya sering hangus.

Di daerah beriklim kering (4-6 bulan kering), tanaman ini masih mampu berbuah,

asalkan kedalaman air tanah antara 50-150cm. Hal ini disebabkan akarnya

dangkal, tetapi tanaman mampu menyimpan air (Rismunandar, 1983).

Manfaat Nenas (Ananas comosus) untuk Kesehatan

Nenas memiliki segala macam manfaat. Berdasarkan kandungan

nutrisinya, ternyata kulit buah nenas mengandung karbohidrat dan gula yang

cukup tinggi. Kulit nenas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 %

karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan

karbohidrat dan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nenas yang

memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia,

salah satunya etanol melalui proses fermentasi. Efek farmakologis dan hasil

(25)

sapi telah dilakukan. Ternyata, pada penambahan 3,4 ml sari buah nenas diperoleh

populasi bakteri terendah, yaitu 37,60x 10' sel/ml dan kadar lemak tertinggi

7,594%. Pada penambahan 3,2 ml sari buah nenas diperoleh kadar protein

tertinggi 19,138% (Nasution, 1993).

Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nenas adalah

buahnya. Buah nenas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai

macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirop dan lain-lain. Rasa

buah nanas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas.

Di samping itu, buah nenas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah

nenas mengandung enzim bromelin, (enzim protease yang dapat menghidrolisa

protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan

daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga

Berencana

Meskipun terasa asam buah nenas tidak berbahaya bagi penderita maag

didalamnya terdapat kandungan phytochemical yang ternyata dapat menurunkan

pH tinggi hingga dapat mengontrol asam lambung. Untuk menambah khasiatnya

nenas lebih baik dikonsumsi secara utuh. Seperti untuk campuran selada buah dan

es buah. Tetapi perlu diingat juga, nanas yang telah diolah menjadi dodol nanas,

kripik nanas atau olahan nanas lainnya, zat gizi atau enzimnya yang sudah tidak

utuh lagi (Chaney, 1979).

Buah nenas juga sangat baik dikonsumsi oleh penderita darah tinggi

karena dapat mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi kadar kolesterol darah

sehingga dapat mencegah stroke. Enzim bromelin yang terkandung di dalam

(26)

respiration-induction yang dimiliki nenas menyebabkan nenas dapat mengurangi demam dan

mempercepat pengeluaran racun dari dalam tubuh

Selain buahnya, bagian tanaman nenas yaang lain dapat pula dimanfaatkan

seperti kulit buah. Kulit buah nenas dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan

ternak yang disebut silase. Silase adalah produk fermentasi an-aerobik bakteri

asam laktat yang berasal dari hijauan dengan kadar air tinggi yang merupakan

bahan pakan yang tidak mengganggu kelancaran sistem pencernaan

Limbah nenas, baik hasil pengalengan maupun limbah tanaman dapat

dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak dan ikan. Nilai gizi limbah

pengalengan nenas lebih tinggi dibandingkan dengan limbah tanaman nenas.

Penyusun utama limbah pengalengan nenas adalah karbohidrat mudah larut

terutama gula. Limbah pengalengan nenas mengandung provitamin A sekitar

80.000 I.U berdasarkan bahan kering. Pemanfaatan limbah nenas dalam bentuk

kering atau dalam bentuk dedak lebih menguntungkan dari pada bentuk segar atau

basah (Kreasi Kita, 2010).

Tak hanya buahnya saja yang berkhasiat, tetapi bagian lain dari nanas

juga berkhasiat seperti, kulit yang berfungsi untuk membersihkan batu marmer.

Daun nanas berfungsi sebagai piretik (penurun panas).

cukup tinggi sekitar 12 mg dalam 78 gr nanas (Infogizi, 2010).

Buah nenas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh

penyakit sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir dan kurang

darah. Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dapat diobati dengan diolesi

(27)

cairannya untuk pakan ternak. Buah nenas dapat dikonsumsi dalam keadaan segar

atau dijadikan produk olahan, dan dapat diolah menjadi berbagai makanan yang

lezat seperti buah kalengan, manisan, selai, sari buah dan beberapa produk lain

seperti keripik nenas (Dunia Buah, 2010).

Komposisi Kecombrang dan Nenas

Komposisi Kimia Kecombrang (Etlingera elatior)

Tanaman Kecombrang, kantan, atau honje (Etlingera elatior) yang

berwarna kemerah-merahan ini adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan

bahan sayuran. Nama lainnya adalah kincung (Medan) serta siantan (Malaya).

Ora

tersebut dapat dilihat dari fungsi unsur-unsur yang terkandung didalamnya.

Adapun kompisisi kimia kecombrang adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Komposisi Kimia Kecombrang (Etlingera elatior)

Kecombrang Nilai Khasiat per 100 gr Bahan

(28)

Komponen bioaktif pada ekstrak kecombrang berbeda-beda sesuai dengan

polaritasnya. Komponen fitokimia ekstrak heksana terdiri dari steroid,

triterpenoid, alkaloid, dan glukosida. Komponen fitokimia ekstrak etil asetat

adalah steroid, terpenoid, alkaloid, flavonoid, dan glikosida. Sedangkan ekstrak

etanol menghasilkan komponen fenolik, terpenoid, alkaloid, saponin, dan

glikosida. Rendemen ekstrak yang diperoleh sangat rendah yaitu 2,9% untuk

ekstrak etanol, 2,4% untuk ekstrak etil asetat, dan 9,1% untuk ekstrak heksana.

Rendemen ekstrak dihitung sebagai % (v/b) pada setiap ml ekstrak/100 gram

bubuk kecombrang (Naufalin, 2005).

Komposisi Nenas (Ananas comosus)

Nenas juga mengandung vitamin A yang dapat membantu untuk menjaga

kesehatan mata. Nenas merupakan sumber antioksidan alami yang dapat

membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap berbagai macam penyakit dan

mampu meningkatkan konsentrasi darah putih (leukosit). Sehingga tidaklah

berlebihan jika Ericht Hinkrichs menyebutkan dalam bukunya “Pineapple : King

of the Fruit” (Hinkrichs, 1978).

Nenas juga mengandung phytochemical yang baik untuk kesehatan.

Phytochemical adalah zat, bukan gizi yang dapat dijumpai pada tumbuhan yang

memiliki aktifitas biologi yang menguntungkan tubuh, yakni sebagai antioksidan.

Selain itu nenas juga mengandung enzim bromelain yang dapat mengubah protein

pada susu daging dan gelatin sehingga membuat bahan makanan menjadi lembut.

Karena sifatnya itu, nenas dapat mengempukan daging dengan meletakkan

potongan nenas di atasnya, namun jangan terlalu lama supaya tidak mengalami

(29)

Tabel 2. Kandungan Gizi Nenas dalam 100 g bahan

Kandungan Gizi Jumlah

Energi 50,00 kal

Protein 0,40 g

Lemak 0,20 g

Karbohidrat 13,00 g

Kalsium 19,00 mg

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat oksidasi di

dalam bahan pangan. Antioksidan penting terutama dalam melindungi lemak,

bahan pangan yang dapat dibuat dengan lemak sabun, produk karet, produk

petroleum, pelumas, plastik, kosmetika dan beberapa obat-obatan. Antioksidan

efektif dalam mengurangi ketengikan oksidasi polimerisasi tetapi tidak

mempengaruhi hidrolisis atau reversi. Beberapa produk yang digunakan dalam

indutri pangan membutuhkan stabilitas dengan antioksidan (Blackie, 1991).

Salah satu cara yang merusak makanan melibatkan oksidasi lemak yaitu tidak adanya

perlindungan dan ketika hal ini terjadi, makanan mengalami kerusakan rasa, kerusakan bau dan

kadang-kadang kerusakan warna. Antara tindakan yang diambil mencegah degradasi oksidatif

makanan adalah penambahan senyawa kimia tertentu yang karena pengaruh tersebut makanya

dinamakan antioksidan (Nickerson and Ronsivalli, 1991).

Selama ini masyarakat sudah dibombardir oleh pemberitaan yang

menyebutkan bahwa senyawa antioksidan banyak terdapat dalam teh hijau.

(30)

berfungsi menangkal radikal bebas di udara sekitar. Padahal, cukup banyak

tumbuhan lainnya yang kaya akan senyawa antioksidan dan biayanya jauh lebih

murah. Kecombrang yang dikenal masyarakat Sumatera Utara sebagai kencong

atau kincung atau honje di kalangan masyarakat Sunda itu telah lama

dipergunakan sebagai penyedap masakan untuk mendapatkan rasa asam yang

sedap dan menyegarkan. "Ternyata kecombrang memiliki kadar antioksidan yang

tak kalah dibanding teh hijau (Suara Karya-Online, 2010).

Minuman Bubuk Instan

Minuman bubuk instan diartikan sebagai produk pangan berbentuk butir –

butiran (serbuk/tepung) yang penggunaannya mudah melarut dalam air dingin

atau air panas. Teknologi yang banyak digunakan di industri untuk memproduksi

produk serbuk instan adalah pengeringan. Teknologi seperti ini cocok untuk

produk yang dapat memiliki nilai ekonomi tinggi dan sifatnya mudah mengalami

kerusakan akibat panas, seperti sari buah, dan lain-lain

Minuman kesehatan adalah minuman yang mengandung unsur-unsur zat

gizi atau non zat gizi baik dalam bentuk cair maupun serbuk dapat diminum dan

memberikan pengaruh terhadap satu atau sejumlah terbatas fungsi dalam tubuh

tetapi yang bersifat positif, sehingga dapat menyehatkan tubuh (Muchtadi, 1992).

Sari buah instan adalah sari buah yang dibuat dari berbagai jenis

buah-buahan, dengan penambahan beberapa bahan menjadi serbuk/bubuk yang siap

saji, tinggal diseduh air, langsung siap disajikan. Dengan dibuat instan, tentu

produknya menjadi lebih awet karena kadar airnya menjadi rendah, serta praktis

(31)

Fungsi gula dalam produk ini bukanlah rasa manis saja meskipun sifat ini

sangat penting. Jadi gula bersifat menyempurnakan pada rasa asam dan cita-rasa

lainnya dan juga memberikan rasa berisi pada minuman karena memberikan

bentuk kekentalan pada minuman (Honig, 1963).

Syarat Mutu Bubuk Minuman

Syarat standarisasi berdasarkan ketentuan peraturan SNI agar minuman

bisa diproduksi dalam jumlah besar dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat yaitu:

Tabel 3. Syarat Mutu Minuman Bubuk Menurut (SNI 01-4320-1996)

No. Kriteria uji Satuan Persyaratan

1 Warna Normal

7 Bahan tambahan makanan 8.1 Pemanis buatan

Sakarin Tidak boleh ada

Siklamat Tidak boleh ada

8.2 Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-022

9 Cemaran logam

12.1 Cemaran mikroba

12.2 Angka Lempeng Total Koloni/gr 3 x 10 3

12.3 Coliform ppm/gr < 3

Sumber : (Istafid, 2009).

(32)

Penganekaragaman konsumsi pangan pada dasarnya merupakan upaya

perubahan perilaku manusia dalam memilih pangan untuk dikonsumsi. Selain dari

faktor pengetahuan dan faktor ekonomi, hal ini banyak dipengaruhi oleh

ketersediaan pangan di pasar/tempat-tempat makan dalam bentuk mudah diolah,

mempunyai daya simpan, bersih dan aman serta memenuhi cita rasa (indrawi)

dalam hal kemasan, bentuk, rupa, rasa, tekstur dan suhu. Hal ini perlu disesuaikan

dengan kebiasaan makan serta perkembangan sistem sosial, budaya dan ekonomi

masyarakat. Untuk inilah sangat diperlukan pengembangan teknologi yang tepat

guna, untuk mengubah berbagai bahan pangan menjadi bahan pangan siap olah

bahkan instan (Prakoso, 1989).

Gula

Secara kimia, polisakarida adalah paling kompleks di antara semua

karbohidrat. Istilah polisakarida berarti banyak gula disatukan bersama.

Kebanyakan dari gula tersebut mengandung ratusan atau bahkan ribuan gula

sederhana. Tiga polisakarida yang sangat penting dalam gizi manusia adalah pati,

glikogen dan selulose. Yang keempat yaitu dekstrin, mungkin dapat ditambahkan

pada daftar tersebut, tetapi karena fungsinya terutama sebagai produk perombakan

antara dalam hidrolisis pati, maka tidak dimasukkan (Suhardjo, dkk., 1986).

Beberapa gula misalnya glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa dan laktosa

mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda misalnya dalam hal rasa

manisnya, kelarutan di dalam air, energi yang dihasilkan, mudah tidaknya

difermentasi oleh mikroba tertentu, daya pembentukan caramel jika dipanaskan

dan pembentukan kristalnya. Gula - gula tersebut dengan konsentrasi yang tinggi

(33)

pengawet. Beberapa di antaranya yaitu gula-gula pereduksi dapat bereaksi dengan

protein membentuk warna gelap yang dikenal sebagai reaksi “browning”. Pada

umumnya gula-gula tersebut di atas lebih cepat dimanfaatkan oleh tubuh daripada

karbohidrat lain (Winarno, 2002).

Dekstrin

Dekstrin adalah karbohidrat yang dibentuk selama hidrolisis pati menajdi

gula oleh panas, asam dan atau enzim. Maltosa, sukrosa dan laktosa adalah

disakarida yang memiliki rumus empiris sama (C12H22O11) tetapi berbeda dalam

struktur. Dekstrin dan pati memiliki rumus umum yang sama , – [Cx(H2O)y)]n –

(y = x – 1), yang mana unit glukosa bersatu dengan yang lainnya membentuk

rantai (polisakarida) tetapi dektrin memiliki ukuran lebih kecil dan kurang

kompleks dibandingkan pati. Dektrin larut dalam air tetapi dapat diendapkan

dengan alkohol. Dektrin memiliki sifat seperti pati. Beberapa dekstrin bereaksi

dengan iodin memberikan warna biru dan larut dalam alkohol 25% (disebut

amilodekstrin) sedang yang lainnya berwarna coklat-kemerahan dan larut dalam

alkohol 55% (disebut eritrodekstrin) dan yang lainnya tidak membentuk warna

dengan iodin serta larut dalam alkohol 70 (disebut akhrodekstrin), yang juga

diidentifikasi sebagai desktrosa ekuivalen (DE) . DE yang tinggi menunjukkan

adanya depolimerisasi pati yang besar. Maltodekstrin adalah produk dengan DE

rendah

Dekstrin merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk

melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat

dalam makanan lewat saluran (tube feeding). Cairan glukosa dalam hal ini

(34)

besar dari sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil

sehingga tidak menimbulkan diare. Pati yang dipanaskan secara kering (dibakar)

seperti halnya proses membakar roti akan menghasilkan dekstrin. Molekul

sakarida bila bertambah kecil, akan meningkatkan daya larut dan kemanisannya.

Oleh karena itu, dekstrin lebih manis daripada pati dengan daya larut lebih tinggi

dan lebih mudah dicernakan (Almatsier, 2001).

Bahan pengikat merupakan bahan jenis pati seperti gum arab, kanji,

gelatin dan alginate penting dalam hal pencampuran yang teliti dan dalam jumlah

yang tepat dalam penambahan bahan pengikat, bila terlalu banyak akan

menyebabkan granula menjadi terlalu keras. Namun bila terlalu sedikit tidak akan

cukup untuk mengikat partikel-partikel bubuk (Jackson, 1995).

Semakin tinggi dekstrin yang tercampur pada bahan maka semakin

menurun Total Soluble Solid (TSS). Hal ini terjadi karena perombakan

karbohidrat atau turunannya menjadi gula-gula sederhana seperti glukosa bahkan

arabinosa menjadi bahan-bahan yang dapat larut (Gaman dan Sherrington, 1992).

Pengaruh pengeringan terhadap kadar vitamin C pada bahan

Makanan yang mengandung vitamin C umumnya adalah buah-buahan dan

sayuran, terutama buah dan sayuran segar. Buah yang mengandung vitamin C

tidak selalu berwarna kuning, misalnya pada jambu biji yang merupakan buah

dengan kandungan vitamin C paling tinggi yang dapat kita konsumsi. Beberapa

buah yang tergolong tinggi kandung vitamin C-nya, yaitu berries, nenas, dan

jeruk. Sementara buah yang tergolong tidak asam seperti pisang, apel, pear, dan

peach rendah kandungan vitamin C-nya, apalagi bila produk tersebut dikalengkan.

(35)

melebihi yang dibutuhkan (megadose), kelebihan tersebut akan dibuang dalam

urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap

hari (Nasyir, 2000).

Vitamin C mudah larut dalam pemasakan dibanding vitamin-vitamin

lainnya. Tidak dapat dihindarkan kehilangan vitamin C akibat pemasakan dimana

besarnya kehilangan asam askorbat akibat penyiapan dan pemasakan buah dan

sayuran sangat tergantung pada metode yang digunakan. Jika tidak ditangani

dengan hati-hati, maka kehilangan asam askorbat akan menjadi besar. Dari semua

jenis vitamin, vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak, mudah

teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, alkali, enzim, oksidator

(36)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian direncanakan dilakukan pada bulan April sampai Mei di

Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan (AKBP), Departemen Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Kecombrang

yang diekstrak dan dicampurkan dengan sari buah nenas diperoleh dari ”Pasar

Terang bulan”. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

gula, air, dan jenis zat penstabil yang digunakan adalah dekstrin.

Reagensia

Adapun reagensia yang digunakan dalam penelitian adalah dekstrin,

Aquadest, Pati 1%, Iodium 0,01 N, NaOH 0,1 %, Cloroform, Asam Asetat,

larutan KI jenuh 20%, Na-thiosulfat 0,01 N.

Alat

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian adalah Erlenmeyer, Beaker

glass, pipet tetes, timbangan, Hand-refractometer, gelas ukur, gelas piala, panci stainless steel, oven, loyang, sendok pengaduk, sendok, cawan porselen, labu

ukur, kertas label, kain saring, kertas saring, plastik loyang, sarung tangan karet,

serbet, termometer, corong, masker, blender, baskom, piring, gelas minuman,

(37)

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)

faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu :

Faktor I : Ekstrak Kecombrang (K)

K1 = 0 % b/v

K2 = 10 % b/v

K3 = 20 % b/v

K4 = 30 % b/v

Faktor II : Jumlah Dekstrin (D)

D1 = 5 gr

D2 = 10 gr

D3 = 15 gr

D4 = 20 gr

Banyaknya kombinasi perlakuan (Tc) adalah 4 x 4 = 16, maka jumlah

ulangan (n) adalah sebagai berikut :

Tc (n-1) > 15

16 (n-1) > 15

16n – 16 > 15

16n > 31

(38)

Model Rancangan

Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

dengan model :

Ŷijk = µ + αi+ βj+ (αβ)ij+ εijk

Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor D pada taraf ke-j

dengan ulangan ke-k

µ : Efek nilai tengah

αi : Efek dari faktor K pada taraf ke-i

βj : Efek dari faktor D pada taraf ke-j

(αβ)ij : Efek interaksi faktor K pada taraf ke-i dan faktor D pada taraf ke-j

εijk : Efek galat dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor D pada taraf ke-j dalam

ulangan ke-k

Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata maka

dilanjutkan dengan uji LSR (Least Significant Range).

PELAKSANAAN PENELITIAN

- Pembuatan Ekstrak Kecombrang

Bunga kecombrang segar yang dipanen kemudian dicuci dan dibersihkan

dari kotoran. Kemudian dipotong-potong kecil dan diblender dengan

perbandingan bunga dengan air sebesar 1:2 hingga halus. Kemudian di saring

dengan menggunakan kain saring hingga diperoleh ekstrak kecombrang.

- Pembuatan Sari Buah Nenas

Buah nenas yang telah dipanen dicuci dan dikupas kulitnya. Kemudian

dibuang matanya dan dicuci. Bagian-bagian nenas yang baik dipotong kecil-kecil

(39)

Selanjutnya di saring dengan menggunakan kain saring hingga di peroleh sari

buah nenas.

− Pembuatan Minuman Bubuk Instan

Ditimbang ekstrak kecombrang dengan konsentrasi 0%, 10%, 20% dan

30% dengan sari buah nenas sebanyak 100 gr. Dicampurkan ekstrak kecombrang

dengan sari buah nenas dan dituang ke dalam panci yang telah bersih. Kemudian

ditambahkan gula pada masing-masing perlakuaan sebanyak 100 gr. Kemudian

dimasak sambil di aduk terus hingga mendidih. Kemudian ditambahkan dekstrin

dengan konsentrasi 5 gr; 10 gr; 15 gr dan 20 gr pada setiap campuran ekstrak

kecombrang dan sari buah nenas dan diaduk terus hingga mengental kemudian api

dimatikan dan dibiarkan selama 5 menit. Kemudian dituangkan kedalam loyang,

diratakan. Setelah itu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 60ºC hingga

kering. Setelah kering dihaluskan dan diayak sebesar 20 mesh hingga terbentuk

sari bubuk instan. Kemudian dikemas dalam plastik dan dilakukan pengamatan.

Pengamatan dan Pengukuran Data

Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisa sesuai

dengan parameter sebagai berikut :

1. Penentuan Kadar Air

2. Penentuan Kadar Vitamin C

3. Penentuan Daya Larut dalam Air

4. Penentuan TSS

5. Penentuan Bilangan Peroksida

(40)

Penentuan Kadar Air (Apriyantono, dkk., 1989)

Kadar Air ditentukan dengan cara menimbang contoh seberat 5 gram dalam

aluminium foil yang telah diketahui beratnya. Lalu dikeringkan dalam oven pada

suhu 105 ˚C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator selama 15

menit, lalu ditimbang. Dipanaskan kembali dalam oven selama 30 menit,

didinginkan kembali dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang. Perlakuan

ini diulangi sampai didapat berat yang konstan. Kemudian dihitung pengurangan

berat yang merupakan banyaknya air yang diuapkan dalam bahan dengan

perhitungan :

% Kadar air = Berat awal – Berat Akhir x 100 % Berat awal

Penentuan Kadar Vitamin C (Sudarmadji, et al., 1984)

Kandungan Vitamin C ditentukan dengan cara titrasi yaitu sebanyak 10 ml

contoh yang telah dihaluskan. Dimasukkan ke dalam beaker glass ukuran 200 ml

dan ditambahkan aquadest kemudian diaduk hingga merata dan disaring dengan

kertas saring. Filtrat diambil sebanyak 10 ml dengan menggunakan gelas ukur

kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 2-3 tetes larutan

pati 1% lalu dititrasi dengan menggunakan larutan Iodium 0,01 N hingga terjadi

perubahan warna biru sambil dicatat berapa ml Iodium yang terpakai.

Kadar Vitamin C dapat dihitung dengan menggunakan rumus yaitu :

ml Iod. 0,01 N x 0,88 x FP x 100 Vitamin C (mg/100 g bahan) =

Berat contoh (g)

(41)

Penentuan Daya Larut dalam Air (Apriyantono, dkk., 1989)

Ditimbang sampel 2 gram kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100

ml. Ditambahkan air panas sampai tanda tera dan dikocok. Kemudian dibiarkan

beberapa jam sambil sesekali digoyangkan. Diambil filtratnya sebanyak 10 ml dan

dimasukkan dalam cawan porselen. Dipanaskan di dalam oven selama 3 jam

hingga beratnya konstan, lalu ditimbang.

(A-B)

Penentuan Kadar Total Soluble Solid (TSS), (AOAC, 1984)

Penentuan Total Soluble Solid dilakukan dengan menggunakan

Hand-refraktometer. Dibuat larutan sari markisa bubuk instan kemudian

diteteskan pada lensa Hand-refraktometer. Lalu dilihat batas terang dan gelap,

angka yang tertera pada batas tersebut merupakan nilai

o

Brix = Nilai yang tertera x FP

dimana FP = Faktor Pengencer.

Penentuan Bilangan Peroksida (Rona dan Ridwansyah., 2008).

Penentuan bilangan peroksida dilakukan dengan diawali pembuatan

larutan campuran dari Asam asetat dengan Chloroform (3:2 v/v). Kemudian

ditimbang sampel sebanyak 5 gr ke dalam gelas piala dan ditambahkan 30 ml

(42)

0,5 ml KI jenuh, lalu gelas ditutup dan dikocok perlahan-lahan selama 1 menit.

Contoh tersebut dibuka tutupnya dan ditambahkan 30 ml aquades dan 1-2 ml

indikator pati. Kemudian contoh dititrasi dengan Na-thiosulfat 0.01 N sampai

warna yang hitam kebiruan menghilang (titik akhir titrasi). Dihitung Bilangan

Peroksida dengan rumus :

Bilangan Peroksida (mleq/kg pv) = V x N x 100 W Keterangan :

V = ml Na-thiosulfat (ml)

N = Normalitas Na-thiosulfat (0.1 N)

W = Berat Contoh (gr)

Organoleptik Aroma (Soekarto, 1985)

Uji organoleptik digunakan dengan menggunakan panelis sebanyak 10

orang. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan

berdasarkan skala numerik. Untuk skala rasa adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Skala Uji Hedonik (Aroma)

Skala Hedonik Skala Numerik

Sangat Suka 4

Suka 3

Agak Suka 2

Tidak Suka 1

Organoleptik Rasa (Soekarto, 1985)

Uji organoleptik digunakan dengan menggunakan panelis sebanyak 10

orang. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan

(43)

Tabel 5. Skala Uji Hedonik (Rasa)

Skala Hedonik Skala Numerik

Sangat Suka 4

Suka 3

Agak Suka 2

Tidak Suka 1

Organoleptik Kehalusan (Soekarto, 1985)

Uji organoleptik dilakukan dengan menggunakan panelis sebanyak 10

orang. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan

berdasarkan skala numerik. Uji organoleptik yang digunakan untuk menentukan

tingkat kehalusan dilakukan berdasarkan skala numerik sebagai berikut :

Tabel 6. Skala Uji Hedonik (Kehalusan)

Skala Hedonik Skala Numerik

Sangat Halus 4

Halus 3

Kasar 2

(44)

Pencucian

Pemotongan Kecil-kecil

Penyaringan dengan Kain saring

Ekstrak Kecombrang

Ampas di buang Kecombrang

Di Blender kecombrang dengan air (1:2)

Skema Penelitian

(45)

Pencucian

Pemotongan Kecil-kecil

Penyaringan dengan kain saring

Sari Buah Nenas

Ampas di buang Pengupasan

Di Blender Nenas dengan air (2:1)

Buah Nenas

(46)

Dekstrin : D1 = 5 gr

D2 = 10 gr

D3 = 15 gr

D4 = 20 gr

1. Penentuan Kadar Air

2. Penentuan Kadar Vitamin C 3. Penentuan Daya Larut dalam Air 4. Penentuan TSS

5. Penentuan Bilangan Peroksida 6. Uji Organoleptik Aroma, Rasa dan

Kehalusan

Pengeringan oven pada suhu 60ºC

Penghalusan Didiamkan hingga dingin Pendidihan sampai mengental

Sari buah Nenas

Pengemasan

Pengamatan dan Pengukuran Data Penuangan dalam loyang

Pengayakan 20 mesh

(47)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kecombrang

dan dekstrin memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Pengaruh

penambahan konsentrasi kecombrang dan dekstrin terhadap mutu minuman bubuk

instan sari buah nenas terhadap parameter yang diamati dapat dijelaskan di bawah

ini.

Pengaruh konsentrasi kecombrang terhadap parameter yang diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi kecombrang

memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar vitamin C, daya larut, TSS,

bilangan peroksida, nilai uji organoleptik terhadap aroma, nilai uji organoleptik

terhadap rasa dan nilai uji organoleptik kehalusan.

Pengaruh konsentrasi kecombrang terhadap parameter yang diamati dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Pengaruh konsentrasi ekstrak kecombrang terhadap parameter yang diamati

Peroksida Nilai Organoleptik

Kecombrang

Tabel 7 memperlihatkan bahwa konsentrasi ekstrak kecombrang

memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat

(48)

sebesar 3,983 %. Kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu

sebesar 102,325 mg/100 gr bahan dan terendah terdapat pada perlakuan K4 yaitu

sebesar 22,000 mg/100 gr bahan. Daya larut tertinggi terdapat pada perlakuan

K4 yaitu sebesar 90,659 % dan terendah pada perlakuan K1 sebesar 89,904 %.

Total Soluble Solid (TSS) tertinggi terdapat pada K1 yaitu sebesar 11,625 °Brix

dan terendah pada K4 yaitu sebesar 8,625 °Brix. Bilangan peroksida tertinggi

terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 5,665 (mleq/kg pv) dan terendah pada

perlakuan K4 sebesar 3,720 (mleq/kg pv). Nilai uji organoleptik aroma tertinggi

terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 3,075 dan terendah terdapat pada

perlakuan K1 yaitu sebesar 2,800. Nilai uji organoleptik rasa tertinggi terdapat

pada perlakuan K3 yaitu sebesar 2,850 dan terendah terdapat pada perlakuan K4

yaitu sebesar 2,563. Nilai uji organoleptik kehalusan tertinggi terdapat pada

perlakuan K4 yaitu sebesar 2,975 dan terendah terdapat pada perlakuan K1 yaitu

sebesar 2,875.

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap parameter yang diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin memberikan

pengaruh terhadap kadar air, kadar vitamin C, daya larut, TSS, bilangan

peroksida, nilai uji organoleptik terhadap aroma, nilai uji organoleptik terhadap

rasa dan nilai uji organoleptik kehalusan.

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap parameter yang diamati dapat

(49)

Tabel 8. Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap parameter yang diamati

Tabel 8. memperlihatkan bahwa konsentrasi dekstrin memberikan

pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat pada

perlakuan K4 yaitu sebesar 4,243 % dan terendah pada perlakuan K1 yaitu sebesar

3,830 %. Kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar

73,725 mg/100 gr bahan dan terendah terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar

44,000 mg/100 gr bahan. Daya larut tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu

sebesar 91,128 % dan terendah pada perlakuan K1 sebesar 89,616 %.

Total Soluble Solid (TSS) Tertinggi terdapat pada K1 yaitu sebesar 10,500 °Brix

dan terendah pada K4 yaitu sebesar 9,625 °Brix. Bilangan peroksida tertinggi

terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 4,943 (mleq/kg pv) dan terendah pada

perlakuan K1 sebesar 4,665 (mleq/kg pv). Nilai uji organoleptik aroma tertinggi

terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 2,975 dan terendah terdapat pada

perlakuan K1 yaitu sebesar 2,888. Nilai uji organoleptik rasa tertinggi terdapat

pada perlakuan K3 yaitu sebesar 2,738 dan terendah terdapat pada perlakuan

K4 yaitu sebesar 2,588. Nilai uji organoleptik kehalusan tertinggi terdapat pada

perlakuan K4 yaitu sebesar 2,975 dan terendah terdapat pada perlakuan K1 yaitu

(50)

Kadar air (%)

Pengaruh konsentrasi kecombrang terhadap kadar air (%)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa

konsentrasi ekstrak kecombrang memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05)

terhadap kadar air minuman bubuk instan sari buah nenas yang dihasilkan,

sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar air (%)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa

konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap kadar air yang dihasilkan.

Hasil pengujian dengan LSR kadar air yang dihasilkan dari setiap

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Dekstrin Terhadap Kadar Air (%)

Jarak LSR Konsentrasi Dekstrin Rataan Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - D1 = 5 gr 3,830 c B

2 0,130 0,179 D2= 10 gr 3,849 c B

3 0,137 0,188 D3= 15 gr 4,094 b A

4 0,140 0,193 D4= 20 gr 4,243 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa D1 berbeda tidak nyata terhadap

perlakuan D2 dan berbeda sangat nyata dengan D3 dan D4. Perlakuan D2 berbeda

sangat nyata terhadap perlakuan D3 dan D4. Perlakuan D3 berbeda nyata dengan

D4. Kadar air minuman bubuk instan sari buah nenas tertinggi terdapat pada

perlakuan D4 yaitu sebesar 4,243 % dan terendah terdapat pada perlakuan D1 yaitu

(51)

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar air minuman bubuk instan

sari buah nenas yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar air (%)

Dari Gambar 4 terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi dekstrin maka

kadar air minuman bubuk instan sari buah nenas yang dihasilkan akan semakin

tinggi. Hal ini disebabkan karena dekstrin bersifat seperti pati yang pada waktu

proses pemanasan (pemasakan) dapat terhidrolisa menjadi gula sehingga bersifat

semi basah dan menyerap air seperti gumpalan. Dekstrin juga memiliki rumus

umum sama dengan pati namun dekstrin memiliki ukuran yang lebih kecil dan

lebih kompleks dibanding pati, sehingga menyebabkan dekstrin dapat mengikat

bahan. Hal ini sesuai dengan literatur Industri Pangan (2010) yang menyatakan

bahwa dekstrin bersifat seperti pati dan dekstrin adalah karbohidrat yang dibentuk

selama hidrolisis pati menjadi gula oleh panas, asam dan atau enzim. Dekstrin dan

pati memiliki rumus umum yang sama , – [Cx(H2O)y)]n – (y = x – 1), yang mana

unit glukosa bersatu dengan yang lainnya membentuk rantai (polisakarida) tetapi

dektrin memiliki ukuran lebih kecil dan kurang kompleks dibandingkan pati.

(52)

Kadar Vitamin C

Pengaruh konsentrasi kecombrang terhadap kadar vitamin C

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa

konsentrasi ekstrak kecombrang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata

(P<0,01) terhadap kadar vitamin C yang dihasilkan.

Hasil pengujian dengan LSR kadar vitamin C yang dihasilkan dari setiap

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Uji LSR pengaruh konsentrasi ekstrak kecombrang terhadap kadar vitamin C (mg/100 gr bahan)

Jarak LSR Ekstrak

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan K2 ,K3 dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata terhadap

perlakuan K3 dan K4. Perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4.

Kadar vitamin C minuman bubuk instan sari buah nenas tertinggi terdapat pada

perlakuan K1 yaitu sebesar 102,325 mg/100 gr bahan dan terendah terdapat pada

(53)

Pengaruh konsentrasi ekstrak kecombrang terhadap kadar vitamin C

minuman bubuk instan sari nenas yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pengaruh ekstrak kecombrang terhadap kadar vitamin C

Hubungan antara pengaruh ekstrak kecombrang terhadap kadar vitamin C

dapat dilihat pada gambar 5 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

ekstrak kecombrang yang ditambahkan pada minuman bubuk instan sari nenas,

maka kadar vitamin C semakin menurun mengikuti garis regresi linier. Nilai kadar

vitamin C tertinggi pada perlakuan K1 diikut i oleh K2 ,K3 dan K4. Hal ini

disebabkan karena pada kecombrang selain mengandung vitamin dan mineral,

juga terdapat banyak kandungan-kandungan lainnya seperti polifenol yang

menurunkan kadar vitamin C yang sebelumnya berasal dari nenas. Hal ini sesuai

dengan literatur Artikelpopuler (2010) yang menyatakan bahwa kecombrang juga

kaya vitamin dan mineral. Dalam kecombrang terkandung zat aktif seperti

saponin, flavonoida, dan polifenol.

(54)

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa

konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap kadar air yang dihasilkan.

Hasil pengujian dengan LSR kadar vitamin C yang dihasilkan dari setiap

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Uji LSR pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C (mg/100 gr bahan)

Jarak LSR Konsentrasi

Dekstrin Rataan

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa D1 berbeda nyata terhadap perlakuan D2

dan berbeda sangat nyata terhadap D3 dan D4. Perlakuan D2 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan D3 dan D4. Perlakuan D3 berbeda tidak nyata dengan D4.

Kadar vitamin C minuman bubuk instan sari buah nenas tertinggi terdapat pada

perlakuan D1 yaitu sebesar 73,725 mg/100 gr bahan dan terendah terdapat pada

perlakuan D4 yaitu sebesar 44,000 mg/100 gr.

Hubungan antara pengaruh dekstrin terhadap kadar vitamin C dapat dilihat

pada gambar 6 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi dekstrin

yang ditambahkan pada minuman bubuk instan sari buah nenas, maka kadar

vitamin C semakin menurun mengikuti garis regresi linier. Hal ini disebabkan

oleh konsentrasi bahan pengikat mempengaruhi bahan kering, yaitu semakin

(55)

pengikatan yang kuat antara bahan dan campuran bahan pengikat dan berkurang

saat pengeringan sehingga nilai vitamin C juga akan menurun. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Jackson (1995) yang menyatakan bahwa semakin banyaknya

bahan pengikat maka konsentrasi sari nenas akan berkurang. Oleh karena itu

diperlukan jumlah yang tepat dalam penambahan bahan pengikat agar cukup

untuk mengikat partikel-partikel bubuk.

Gambar 6. Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C

Pengaruh interaksi antara konsentrasi ekstrak kecombrang dan dekstrin terhadap kadar vitamin C (mg/100 g bahan)

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa interaksi

antara konsentrasi ekstrak kecombrang dan dekstrin memberikan pengaruh

berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar vitamin C dari minuman bubuk

instan sari buah nenas yang dihasilkan.

(56)

Hasil pengujian LSR pengaruh interaksi konsentrasi ekstrak kecombrang

dan dekstrin terhadap kadar viamin C dari bubuk instan sari buah nenas yang

dihasilkan pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi kecombrang dan dekstrin terhadap kadar vitamin C (mg/100 gr)

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 12 terlihat bahwa interaksi antara konsentrasi ekstrak

kecombrang dan dekstrin terhadap kadar viamin C dari bubuk instan sari buah

nenas tertinggi pada perlakuan K1D1 yaitu sebesar 127,70 mg/100 gr bahan dan

kadar vitamin C terendah pada perlakuan K4D3 dan K4D4 yaitu sebesar

Gambar

Tabel 3. Syarat Mutu Minuman Bubuk Menurut (SNI 01-4320-1996) No.  Kriteria uji Satuan Persyaratan
Tabel 4. Skala Uji Hedonik (Aroma)
Tabel 6. Skala Uji Hedonik (Kehalusan)
Gambar 1. Skema pembuatan ekstrak kecombrang (Etlingera elatior).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Empat isolat dapat tumbuh dengan baik pada batu kali, kayu, plastik LLDPE dan plastik PET nam un penempelan biofilm terlihat lebih stabil pada potongan kayu dan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas

The bacteria were grown on Nutrient Agar medium with the spread method for further application of disc paper with a diameter of 5.5 mm which has been soaked in fruit peel extract to

Pengertian dari demand (D) dan suatu beban dapat diartikan sebagai besar pembebanan sesaat dan gardu pada waktu tertentu atau besar beban rata-rata untuk suatu interval

Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penambahan PNF stretching hold relax pada ultrasound terhadap nyeri plantar fasciitis di SMP N

on white shrimp ( Litopenaeusvannamei ), (2) to determine the best concentration for the extract of cherry tomatoes fruits in the inhibition of the contamination.. of

Karena

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga meskipun dengan keterbatasan yang penulis miliki, penulis dapat menyelesaikan