• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN FUROSEMIDE PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN FUROSEMIDE PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

SKRIPSI

SITI NURHASANAH

STUDI PENGGUNAAN FUROSEMIDE PADA

PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT

MUHAMMADIYAH LAMONGAN

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

(3)

iii

iii

(4)

iv

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmad dan hidayah Alloh SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN FUROSEMIDE

PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT

MUHAMMADIYAH LAMONGAN, untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bantuan, bimbingan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp. Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr.Hj.Umi Aliyah, MARS. Selaku kepala direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan beserta staf.

3. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

4. Bapak Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt selaku pembimbing I, ibu Dra. Lilik Yusetyani., Apt., Sp.FRS selaku pembimbing II dan ibu Muhtaromah, S.Si., Apt., Sp.FRS selaku pembimbing III (pembimbing lapangan) yang dengan ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing saya dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. dan Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku tim penguji yang telah memberikan saran, masukan dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

6. Seluruh Dosen dan staf Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan saya ilmu yang berharga selama saya mengikuti program sarjana.

(5)

v

v

8. Abah, Ibuk, yang telah memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan materi secara langsung maupun tidak langsung, serta doa yang tulus untuk kesuksesan saya.

9. Terima kasih kepada Andy Prima Saputra yang sudah memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan naskah skripsi ini.

10. Sahabat-sahabatku Nadia, Nada, Ivone, Pipit, Fizha, Wenny dan Ikhsan yang telah banyak memberikan semangat, dukungan, dan waktu untuk mengisi kenangan manis di hari-hariku sehingga tidak membosankan.

11. Sahabat seperjuangan skripri gagal jantung: Pipit dan Hafiz ,terimakasih atas kerjasama, suka duka saat mengerjakan skripsi, semangat serta dukungannya. 12. Terima kasih untuk semua teman-teman skripsi klinis, khususnya Retno, Kiki, Ivon, dan Novi atas informasin dan dukungannya selama menjalani skripsi ini hingga selesai.

13. Teman-teman Farmasi UMM angkatan 2012, khususnya kelas C, terimakasih sudah menjadi bagian dari perjalananku selama menempuh program sarjana ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan, serta doa kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata semoga Alloh SWT membalah kebaikan bapak, ibu, dan saudara sekalian. Semoga skripsi yang saya buat ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin. Terimkasih.

Malang, 19 April 2016

(6)

vi

vi

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN FUROSEMIDE PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Beberapa penyebab gagal jantung diantaranya penyakit jantung iskemik, hipertensi, diabetes, dislipidemia, serta faktor resiko lain seperti perokok dan obesitas. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia, pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular atau 31% dari total kematian yang terjadi didunia. pada tahun 2014 angka kematia akibat penyakit kardiovaskular didunia mencapai 17,3 juta pertahun, dan di perkirakan akan meningkat lebih dari 23,6 juta pada tahun 2030. Di Indonesia penyakit gagal jantung tertinggi terdapat di daerah provinsi Jawa Timur sebanyak 54.826 orang dengan persentase 0,19% sedangkan Maluku Utara memiliki penderita gagal jantung paling sedikit yaitu sebanyak 144 orang (0,02%).

Pada keadaan gagal jantung tubuh akan melakukan respon kompensasi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Sebagai respon terhadap gagal jantung, ada 3 mekanisme primer yang dapat dilihat yaitu meningkatkan aktivitas adrenergik, meningkatkan beban awal akibat sistem renin-angiotensin-aldosteron, dan hipertrofi ventrikel, dengan berlanjutnya kondisi tersebut maka kompensasi menjadi semakin kurang efektif sehingga dapat menimbulkan gejala, meningkatkan kerja jantung, dan memperburuk derajat gagal jantung.

Tujuan terapi gagal jantung adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan menghilangkan atau mengurangi gejala, mencegah dan meminimalkan masuk rumah sakit, memperlambat perkembangan penyakit, serta memperpanjang usia harapan hidup pasien. Tindakan dan pengobatan gagal jantung didasarkan pada beberapa aspek yaitu, mengurangi beban kerja, memperkuat kontraktilitas miokard, mengurangi kelebihan cairan dan garam, melakukan tindakan dan pengobatan khusus terhadapa penyebab, faktor-faktor pencetus dan kelainan yang mendasari. Sehingga, penatalaksanaan gagal jantung berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas dapat dilakukan dengan pemberian terapi ACEI (Angiotensin Converting Enzym Inhibitor), beta bloker, glikosida jantung, dan diuretik.

(7)

vii

vii

mengurangi akumulasi cairan terutama di paru. Furosemide merupakan diuretik kuat yang digunakan untuk terapi gagal jantung. Furosemide bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi natrium dan air pada lengkung henle. Hipokalemia merupakan efek samping yang sering muncul dari penggunaan furosemide, hal ini dapat dapat diatasi dengan pembatasan diet garam atau dengan suplemen KCl. Apabila hipokalemi tidak dapat diatasi maka penambahan diuretik hemat kalium dapat menurunkan eksresi kalium secara bermakna.

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan furosemide pada pasien gagal jantung terkait dosis, frekuensi, rute dan kombinasi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional kerena tidak memberikan perlakuan pada sampel. Rancangan penelitian secara deskriptif untuk mendeskripsikan tentang pola penggunaan furosemide pada gagal jantung dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif yaitu dengan mengelola data RMK pada pasien gagal jantung di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan periode Juli-Desember 2015.

Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan terdapat 85 pasien dengan diagnosa gagal jantung. Dari 85 pasien diperoleh sampel sebanyak 78 yang mendapat terapi furosemide dan 74 pasien yang masuk dalam kriteria inklusi. Angka kejadian gagal jantung pada laki-laki sebanyak 58% (43 pasien) dan perempuan 42% (31 pasien). Gagal jantung banyak terjadi pada usian >47 tahun. Terapi farmakologi yang digunakan untuk gagal jantung adalah diuretik, ACEI (Angiotensin Converting Enzym Inhibitor), ARB (Angiotensin Reseptor Blocker), inotropik, CCB (Calsium Chanel Blocker), dan golongan nitrat. Furosemide digunakan secara tunggal sebanyak 21% (41 pasien) dan kombinasi sebanyak 79% (158 pasien). Dosis furosemide tunggal yang banyak digunakan untuk gagal jantung adalah (3x20mg) iv sebanyak 32% (13 pasien), (1x40mg) po sebanyak 7% (3 pasien), dan (5mg/jam) pump sebanyak 12% (5 pasien), sedangkan kombinasi furosemide dan spironolakton yang banyak digunakan adalah furosemide (3x20mg) iv + spironolakton (1x50mg) po sebanyak 13% (21 pasien), furosemide (1x40mg) po + spironolakton (1x25mg) po sebanyak 9% (15 pasien), dan furosemide (5mg/jam) pump + spironolakton (1x50mg) po sebanyak 8% (13 pasien).

(8)

x

x

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...ii

Lembar Pengujian ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

RINGKASAN ...vi

ABSTRACT ...viii

ABSTRAK ...ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR TABEL ...xivii

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...4

1.3. Tujuan Penelitian ...4

1.4. Manfaat Penelitian ...4

BAB II TUJUAN PUSTAKA ...5

2.1. Jantung ...5

2.2. Definisi Gagal Jantung ...7

2.3. Epidemiologi Gagal Jantung ...8

2.4. Etiologi Gagal Jantung ...8

2.4.1. Penyebab Gagal Jantung Kiri ...9

2.4.2. Penyebab Gagal Jantung Kanan ...11

2.5. Klasifikasi Gagal Gagal Jantung ...11

2.6. Macam-macam Gagal Jantung ...13

2.6.1. Gagal Jantung Kiri ...13

2.6.2. Gagal Jantung Kanan ...13

2.6.3. Gagal Jantung Kongestif ...14

2.6.4. Gagal Jantung Kronis ...14

2.6.5. Gagal Jantung Akut ...14

2.7. Faktor Resiko Gagal Jantung ...15

2.7.1. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dirubah ...15

(9)

xi

xi

2.8. Patofisiologi Gagal Jantung ...18

2.8.1. Respon Kompensatorik ...19

2.8.2. Efek Negatif Respon Kompensatorik ...21

2.9. Manifestasi Klinis Gagal Jantung ...23

2.9.1. Edema Pulmonal ...23

2.9.2. Dyspnea ...23

2.9.3. Orthopnea ...23

2.9.4. Paroxysmal Nocturakl Dyspenea (PND) ...23

2.10. Diagnosa ...24

2.10.1. Anamnesis Pemeriksaan Fisisk Gagal Jantung ...24

2.10.2. Pemeriksaan Penunjang ...24

2.10.3. Pemeriksaan Laboratorium ...25

2.11. Penatalaksanaan Terapi Gagal Jantng ...26

2.11.1. Terapi Non Farmakologi ...27

2.11.2. Terapi Farmakologi ...27

2.11.2.1. Diuretik ...30

2.11.2.1.1. Diuretik Tiazid ...33

2.11.2.1.2. Diuretik Kuat (Loop Diuretic) ...34

2.11.2.1.2.1. Furosemide ...35

2.11.2.2. Angiotensin Converting Enzime Inhibitor (ACEI) ...46

2.11.2.3. Angiotensin Receptor Blocker (ARB) ...47

2.11.2.4. Beta Blocker ...49

2.11.2.5. Obat Inotropik ...49

BABA III KERANGKA KONSEPTUAL ...54

BAB IV METODE PENELITIAN ...56

4.1. Rancangan Penelitian ...56

4.2. Populasi dan Sampel ...56

4.2.1. Populasi ...56

4.2.2. Sampel ...56

4.2.3. Kriteria Data Inklusi ...56

4.2.4. Kreteria Data Eksklusi ...56

(10)

xii

xii

4.4. Instrumen Penlitian ...57

4.5. Tempat dan Waktu Penelitian ...57

4.6. Metode Pengumpulan Data ...57

4.7. Analisis Data ...57

4.8. Definisi Operasional ...58

BAB V HASIL PENELITIAN ...60

5.1. Data Demografis Pasien ...61

5.1.1. Jenis Kelamin ...61

5.1.2. Usia ...61

5.2. Status Pasien ...62

5.3. Distribusi Kelas Gagal Jantung ...62

5.4. Manajemen Terapi Pasien Gagal Jantung ...63

5.4.1. Terapi Farmakologi ...63

5.4.2. Penggunaan Diuretik Pada Pasien Gagal Jantung ...64

5.4.3. Terapi Tunggal Furosemide ...64

5.4.4. Terapi Kombinasi Furosemide ...65

5.4.5. Pergantian Furosimide Kombinasi ke Tunggal ...69

5.4.6. Pergantian Furosimide Tunggal ke Kombinasi ...70

5.6. Lama MasukRumasakit ...71

5.7. Kondisi KRS ( Keluar Rumah Sakit ) ...72

BAB VI PEMBAHASAN ...73

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...88

DAFTAR PUSTAKA ...89

(11)

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Jantung ... 6

2.2. Gagal Jantung ... 7

2.3. Sistem Renin- Aangiotensin-Aldosteron ... 20

2.4. Patofisiologi Gagal Jantung ... 22

2.5.Manifestasi Klinis Gagal Jantung ... 24

2.6. Terapi Farmakologi Gagal Jantung ... 29

2.7. Strategi Pengobatan Gagal Jantung Berdasarkan Progresinya ... 30

2.8. Strategi Pengobatan pada Pasien Gagal Jantung Kronik Simptomatik ... 32

2.9. Sistem Traspor Tubulus dan Tempat Kerja Diuretik ... 33

2.10. Mekanisme Kerja Diuretik Tiazid ... 34

2.11. Struktur Kimia Furosemide (C12H11ClN2O5S) ... 35

2.12. Mekanisme Kerja Diuretik Loop ... 38

2.13. Mekanisme Kerja ACE Inhibitor dan Angiotensi reseptor Blocker (ARB) 48 2.14. Mekanisme Kerja Digoksin ... 50

2.15. Struktur Kimia Digoksin ... 51

3.1. Skema Kerangka Konseptual ... 54

3.2. Skema kerangka Operasional ... 55

5.1. Skema Inklusi dan Ekslusi Penelitian Pasien Gagal Jantung ... 60

5.2. Jenis Kelamin Pasien Gagal Jantung ... 61

5.3. Usia Pasien ... 62

(12)

xiv

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1. Penyebab Gagal Jantung ... 8

II.2. Klasifikasi Gagal Jantung Menurut NYHA ... 12

II.3. Tingkatan gagal jantung menurut ACC/AHA ... 12

II.4. Faktor Resiko Gagal Jantung ... 15

II.5. Hasil Pemeriksaan BNP (B-type Natriuretic Peptide) ... 26

II.6. Tujuan Terapi Gagal Jantung ... 28

II.7. Dosis Diuretik Loop yang Digunakan pada Gagal Jantung ... 35

II.8. Perbandingan Farmakokinetik Forosemide, Bumetanide, dan Torsemide .. 37

II.9. Sediaan Furosemide di Indonesia ... 42

II.10. AT1-Bloker dan Dosisnya untuk Terapi Gagal Jantung ... 49

V.1. Diatribusi Status Pasien Gagal Jantung ... 62

V.2. Distribusi Kelas Pasien Gagal Jantung ... 63

V.3. Terapi Farmakologi ... 63

V.4. Penggunaan Furosemide Pada Pasien Gagal Jantung ... 64

V.5. Pola penggunaan Furosemide Tunggal ... 64

V.6. Pergantian Furosemide Tunggal ... 65

V.7. Terapi Kombinasi Furosemide ... 65

V.8. Pergantian Furosemide Kombinasi ... 66

V.9. Pergantian furosemide Kombinasi ke Tunggal ... 70

V.10. Pergantian Furosemide Tunggal ke Kombinasi ... 70

(13)

xv

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 94

2. Surat Pernyataan Keaslian Tulisan ... 95

3. Ethical Clearence ... 96

4. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 97

(14)

xvi

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ACC : American College of Cardiology

ACE I : Angiotensin Converting Enzym Inhibitor AF : Atrial Fibrilation

AHA : American Heart Association ARB : Angiotensin Reseptor Blocker ASD : Atrian Septal Defect

AT1 : Angiotensin Tipe 1 AT2 : Angiotensin Tipe 2 ATP : Adenosin Triphospat AV : Atrioventrikular

BNP : B-type Natriuretic Peptide Ca2+ : Calsium

CCB : Calsium Chanel Blocker CHD : Chronic Heart Disease CVDs : Cardiovascular Diseases CVP : Central vena Pressure DM : Diabetes Melitus

EBCT : Elektron-Beam Computed Tomography EDP : End-diastolic pressure

HDL : High Density Lipoprotein HF : Heart Failure

IV : Intra Vena

K+ : Kalium

LA : Left Atrium

(15)

xvii

xvii LVEF : Left Ventricle Ejection Fraction LVH : Left Ventricle Hipertrofi

Mg2+ : Magnesium

MR : Mineralocorticoid Reseptor MR : Mitral Regurgitasi

MRI : Coronary Magnetic Resonance Imaging MRS : Masuk Rumah Sakit

KRS : Keluar Rumah Sakit Na+ : Natrium

NCC : Na+ -Cl- cotransporter NKCC2 : Na+ K+ 2Cl− cotransporters NSIDs : Non Steroid Inflamatory Drugs NYHA : New York Heart Association PND : Paroxysmal nocturnal dyspnea PO : Per Oral

RMK : Rekam Medik Kesehatan

RS : Rumah Sakit

TCD : Tubulus convulatus distal WHO : World Health Organization

(16)

89

89

DAFTAR PUSTAKA

Aaronson, P.I., Ward, J.P.T. 2010. Sistem Kardiovaskular. At a Glance edisi ketiga.Jakarta. Erlangga, hal 10, hal 70-71, hal 74-75, hal 112-115.

Anna Reimondos, Iwu Dwisetyani Utomo, Peter McDonald, Terence Hull, Heru Suparno, dan Ariane Utomo, 2012. The 2010 Greater Jakarta Transition to Adulthood Survey Policy Background No. 2, Merokok dan Penduduk Dewasa Muda di Indonesia. Australian Demographic and Social Research Institute The Australian National University

Ahmed Hassaan Qavi, Rida Kamal, and RobertW. Schrier, 2015. Review Article: Clinical Use of Diuretics in Heart Failure, Cirrhosis, and Nephrotic Syndrome. International Journal of Nephrology, Vol 2015, pp. 1-9.

Ali Vazir, Martin R. Cowie, 2013. The use of diuretics in acute heart failure: Evidence based therapy?.World Journal of Cardiovascular Diseases.Vol. 3, pp. 25-34.

Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A., Kradjan, W.A., Williams, B.R., 2013. applied therapeutics: The Clinical Use of Drug. 10th Edition. Philadelphia, PA 19103 USA, WOLTERS KLUWER business, pp. 444-446.

Anh L. Bui, Tamara B. Horwich, Gregg C. Fonarow, 2011. Epidemiology and Risk Profile of Heart Failure. Nat Rev Cardiol. Vol. 8, No. 1, pp. 30-41.

AHA, 2014. New statistical update looks at worldwide heart, stroke health: American Heart Association Annual Statistical Update Report, AHA (American Heart Association). http://newsroom.heart.org/news/new-statistical-update-looks-at-worldwide-heart-stroke-health. Diakses tanggal 15 Juli 2015.

AHA, 2015. Types of Heart Failure, AHA (American Heart Association). http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HeartFailure/AboutHeartFai lure/Types-of-Heart-Failure_UCM_306323_Article.jsp#.VkoRZtKrTIV. Diakses tanggal 17 Oktober 2015.

AHA, 2015. Understand Your Risk of Heart Attack, AHA (American Heart Association).http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HeartAttack/U

nderstandYourRiskofHeartAttack/Understand-Your-Risk-of-Heart-Attack_UCM_002040_Article.jsp#.Vh-UY-xViko. Diakses tanggal 15 Oktober 2015.

(17)

90

90

Anonim, 2014. Info Datin : Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi, hal 3.

Anonim, 2015. B-type Natriuretic Peptide (BNP) Blood Test, Cleveland clinic. http://my.clevelandclinic.org/services/heart/diagnostics-testing/laboratory-tests/b-type-natriuretic-peptide-bnp-bloodtest. Diakses tanggal 27 Oktober 2015.

B. Jáuregui-Garrido1 and I. Jáuregui-Lobera, 2012. Interactions between antihypertensive drugs and food. Nutricion Hospotalaria, Vol.27, No.5, pp.1855-1875.

Brunton, L., Blumenthal, D., Parker, K., Buxton, I., 2011. Goodman &Gilman: Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 531, hal 443, hal 525 , hal 452 -453.

Chris J. Kapelios, Elisabeth Kaldara, Argyrios Ntalianis, Vasilios Sousonis, Evangelos Repasos, Titika Sfakianaki, Styliani Vakrou, Chris Pantsios, John N. Nanas, John V. Terrovitis, 2015. High Furosemide Dose has Determental Effects on Survival of Patients with Stable Heart Failure. Hellenic Journal of Cardiology (HJC), Vol. 56, pp. 154-159.

Davey, P., 2006. At a Glance Medicine, Jakarta : Erlangga, hal 144-145, hal 151, hal 156, hal 157, hal 168.

FDA, 2015. Infusion pump. Food and Drug Administration. http://www.fda.gov/MedicalDevices/ProductsandMedicalProcedures/Gener alHospitalDevicesandSupplies/InfusionPumps/. Diakses tanggal 12 januari 2016.

Granero, G.E., Longhi, M.R., Mora, M.J., Junginger, H.E., Midha, K.K., Shah, V.P., Stavchansky, S., Dressman, J.B., Barends, D.M., 2010. Biowaiver Monographs for Immediate Release Solid Oral Dosage Forms: Furosemide, Journal Of Pharmaceutical Sciences, Vol. 99, No. 6, pp. 2544-2556.

Gunawan, S.G., Nafrialdi, R.S., 2011. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 299, hal 389- 408.

G. Jackson, C R Gibbs, M K Davies, G Y H Lip. 2000. ABC of heart failure Pathophysiology: Clinical review. BMJ. Vol.320, pp. 167-170

G. Michael Felker, MD, MHS; Christopher M. O’Connor, MD; Eugene Braunwald,

(18)

91

91

Hudson, S.A., McAnaw, J., Reid, F., 2012, Congestive Heart Failure, in Walker, R., and Edwards, C., Clinical Pharacy and Therapeutic, 5th Edition, United Kingdom : Churchill Livingstone, pp. 338-339.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2014. ISO Indonesia. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan Jacob C. Jentzer, Tracy A. DeWald, Adrian F. Hernandez. 2010. Combination of

Loop Diuretics With Thiazide-Type Diuretics in Heart Failure. Journal of the American College of Cardiology, Vol. 56, No.19, pp. 1527–1534. Kamangar, N., 2016. Secondary Pulmonary Hypertension. Medscape.

http://emedicine.medscape.com/article/303098-overview. Diakses tanggal 5 februari 2016.

Kasper, D.L., Fauci, A.S., Hauser, S.L., Longo, D.L., Jameson, J.L.J., Loscalzo, J., 2015. Harrison’s: Principles of Internal Medicine. 19th Edition. Uniter Stated: McGraw-Hill Education, pp.1503-1504.

Katzung, B.G., 2012. Farmakologi Dasar & Klinik: Basic & Clinical Pharmacology . Edisi 10, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 178-179, hal 203-204, hal 240-152.

Kee, J.L., Hayes, E.R.,McCuistion, L.E., 2015. Pharmacology: Patient-Centered Nursing Process Approach. Eight Edition, Canada: Elselvier, pp. 599, pp.620.

Klabunde, R.E., 2007. Control of Heart Rate. Cardiovascular Physiology Concepts. http://www.cvphysiology.com/Arrhythmias/E010.htm. Diakses tanggal 30 Januari 2016.

Klabunde, R.E., 2015. Cardiovascular Physiology Concepts. http://www.cvphysiology.com/Cardiac%20Function/CF007.htm.Diakses tanggal 10 Januari 2016.

Lacy, C.H., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2009. Drug Information Handbook: A Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare Professionals. 17th Edition. Lexi-Comp.

L K M De Bruyne. 2003. Mechanisms and management of diuretic resistance in congestive heart failure: Review, Postgrad Med J, Vol. 79, pp 268–271. Martin, J., et.al.,2011. British National Formulary: 61. London, UK: Royal

Pharmaceutical Society, pp. 86-87.

(19)

92

92

Anonim, 2012. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 11, Jakarta: Penerbit Asli (MIMS Pharmacy Guide).

Neal, M.J., 2006. At a Glance : Farmakologi Medis. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga, hal 42-43.

O'Riordan, M. 2015. Diabetics Develop HF Sooner and Die Younger After HF Than Matched Controls: Fremantle Diabetes Study. Madscape. http://www.medscape.com/viewarticle/846057. Diakses tanggal 25 Januari 2016.

Paul, S. 2001. Balancing Diuretic Therapy in Heart Failure: Loop Diuretics, Thiazides, and Aldosterone Antagonists : Madscape. http://www.medscape.com/viewarticle/446542_3. Diakses tanggal 15 Januari 2016.

Price, S.A., Wilson, L.M., 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6, Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC, hal 634-636.

Rilantono, L.I., Baraas, F., Karo karo, S., Roebiono, P.S., 2001. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 120, hal 258-259 .

Ritter, J.M., Lewis, L.D., Mant, T.GK.,Ferro, A.,2008. A Textbook of Clinical Pharmacology and Therapeutics. Fifth Edition. Hodden Education, part of Hachette Livre UK, London

Siswandono, Soekarji, B., 2008. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press, hal 221-222.

Siswanto, B.B., et al, 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung :Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Edisi pertama. Solaro. R.J., 2011. Regulation of Cardiac Contractility.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK54078/. Diakses tanggal 29 Januari 2016.

Swandatani, R.F., 2015. Pengaruh pemberian furosemide dan homecare terhadap nilai HbA1c pada pasien gagal jatung non-diabetic. Jurnal ilmiah mahasiswa Universitas Surabaya, Vol.4, No.1, pp. 3-19.

Sweetman, S.C., 2009. Martindale: The Complate Drug Reference. 36th Edition. London, UK: Pharmaceutical Press, pp. 1292-1294.

Syamsudin, 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal. Jakarta: Penerbit Selemba medika, hal 2, hal, 8-12 ,hal 54 ,hal 60.

(20)

93

93

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19843838. Diakses tanggal 16 Januari 2016.

Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., and Dipiro, C.V., 2009. Pharmacotherapy Handbook. Seventh Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved, pp. 82-84.

(21)

89

(22)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kardiovaskular merupakan suatu sistem yang terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan darah. Fungsi sistem kardiovaskular salah satunya adalah mendistribusikan O2 dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh (Aaronson & Ward, 2010).

Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Dipiro et.al., 2009). Gagal jantung terjadi apabila curah jantung tidak cukup untuk memberikan oksigen yang diperlukan oleh tubuh. Gagal jantung dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu kegagalan sistolik dimana terjadi penurunan kerja mekanik pemompaan dan fraksi ejeksi jantung, dan kegagalan diastolik, yaitu berkurangnya curah jantung karena hilangnya relaksasi yang adekuat. Gagal jantung biasanya ditandai dengan adanya gejala takikardia, penurunan toleransi saat exercise, napas yang pendek, edema perifer dan paru, serta kardiomegali (Katzung, 2012).

Secara etiologi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bui, A.L et al., tentang Epidemiology and Risk Profil of Heart Failure ada beberapa penyebab gagal jantung diantaranya penyakit jantung iskemik, hipertensi, diabetes, dislipidemia, serta faktor resiko lain seperti perokok dan obesitas dapat meningkatkan faktor resiko gagal jantung.

(23)

2

Litbangkes Kementrian Kesehatan RI prevalensi gagal jantung di Indonesia mencapai 0,13 % atau diperkirakan sekitar 229.696 orang dan estimasi penderita penyakit gagal jantung tertinggi terdapat di daerah provinsi Jawa Timur sebanyak 54.826 orang dengan persentase 0,19% sedangkan Maluku Utara memiliki penderita gagal jantung paling sedikit yaitu sebanya 144 orang (0,02%).

Pada keadaan curah jantung yang menurun, tubuh akan melakukan respon kompensasi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Katzung, 2012). Sebagai respon terhadap gagal jantung, ada 3 mekanisme primer yang dapat dilihat yaitu meningkatkan aktivitas adrenergik, meningkatkan beban awal akibat sistem renin-angiotensin-aldosteron, dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon kompensasi bertujuan untuk mempertahankan curah jantung, namun dengan berlanjutnya kondisi tersebut maka kompensasi menjadi semakin kurang efektif sehingga dapat menimbulkan gejala, meningkatkan kerja jantung, dan memperburuk derajat gagal jantung (Price and Wilson, 2006).

Tujuan terapi gagal jantung adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan menghilangkan atau mengurangi gejala, mencegah dan meminimalkan masuk rumah sakit, memperlambat perkembangan penyakit, serta memperpanjang usia harapan hidup pasien (Dipiro, 2009). Tindakan dan pengobatan gagal jantung didasarkan pada beberapa aspek yaitu, mengurangi beban kerja, memperkuat kontraktilitas miokard, mengurangi kelebihan cairan dan garam, melakukan tindakan dan pengobatan khusus terhadap penyebab, faktor-faktor pencetus dan kelainan yang mendasari. Sehingga, penatalaksanaan gagal jantung berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan non-farmakologis (Rilantono et al., 2001)

Terapi farmakologis yang digunakan pada pasien gagal jantung adalah ACE inhibitor, beta bloker, glikosida jantung, dan diuretik (Aaronson and Ward, 2010). Sedangkan terapi non-farmakologis dapat dilakukan dengan mengurangi asupan natrium dan air, serta dengan pemantauan berat badan secara rutin (Nafrialdi, 2011).

(24)

3

menjadi edema interstisial atau paru (Katzung, 2012). Pada keadaan ini diuretik mempunyai peran penting dalam mengurangi akumulasi cairan terutama di paru dengan cara menghambat reabsorbsi natrium dan air pada tubulus ginjal diantaranya tubulus proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal (Kee, 2015). Penurunan kongesti vaskular paru menggunakan diuretik dapat memperbaiki oksigenasi sehingga memperbaiki fungsi miokard, adapun edema yang berkaitan dengan gagal jantung biasanya diterapi dengan diuretik loop (Katzung, 2012). Diuretik loop seperti furosemide, bumetamide dan torsemide lebih poten dalam menginduksi natreuresis dari pada tiazid (Jacobson, 2013). Hipokalemia merupakan masalah yang sering muncul pada penggunaan diuretik loop dan tiazid, hal ini dapat diatasi dengan pembatasan diet garam atau dengan suplemen KCl. Apabila hipokalemi tidak dapat diatasi maka penambahan diuretik hemat kalium dapat menurunkan eksresi kalium secara bermakna (Katzung, 2012).

Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa diuretic loop lebih efektif dibandingkan tiazid untuk manajemen terapi gagal jantung (Vazir and Cowie, 2013). Diuretik tiazid kurang poten apabila digunakan sebagai monoterapi, sehingga dalam kasus gagal jantung sering kali digunakan dalam bentuk kombinasi dengan loop diuretic (Jacob, 2010).

Berdasarkan penelitian retrospektif Chris J. Kapelios, et al tahun 2015 dengan judul High Furosemide has Detrimental Effects on Survival of Patiens with Stable Heart Failure dimana peneliti mengumpulkan 173 resep furosemide, diantaranya 103 pasien di treatmen dengan furosemide ≤ 80 mg yang dimasukkan dalam grup furosemide dosis rendah dan 70 pasien menerima furosemide dengan

dosis ≥80 mg dalam sehari yang merupakan kelompok furosemide dosis tinggi.

Dari hasil studi yang dilakukan furosemide dosis yang tinggi dapat memperburuk fungsi ginjal dan meningkatkan terjadinya hipokalemi dibandingkan dengan pasien yang menggunakan furosemide dengan dosis rendah. Adapun dampak buruk dari kondisi hipokalemi adalah aritmia ventrikular yang merupakan efek samping yang sering terjadi pada diuresis yang berlebihan.

(25)

4

pertimbangan bahwa rumah sakit tersebut merupakan salah satu rumah sakit di daerah Lamongan yang melayani seluruh kalangan masyarakat dengan jumlah pasien dan penyakit yang bervariasi. Dengan dilakukannya penelitian di rumah sakit ini diharapkan dapat memudahkan peneliti untuk memenuhi sampel dalam melakukan penelitian.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan furosemide pada pasien gagal jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pola penggunaan furosemide terkait dosis, frekuensi, rute dan kombinasi pada pasien rawat inap dengan gagal jantung.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui penatalaksanaan terapi obat golongan diuretik pada pasien gagal jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar guru lebih jelas menyampaikan tujuan pembelajaran, sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar guru memberikan kesempatan kepada

Terkait barang bukti yang akan di- hadirkan pada saat persidangan, dapat berupa dokumentasi baik menggunakan kamera mau- pun audio visual (video), ikan hasil tangkapan yang

Penilaian analisis korelasi dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan tingkat keberlanjutan Kawasan Konservasi Pantai Timur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola segregasi dalam pewarisan karakter jumlah anakan, tinggi tanaman, warna pelepah daun, dan warna palea-lemma pada generasi F 2

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh berat isi tanah pasir yang digunakan pada fondasi berbentuk lingkaran dengan ukuran panjang sisi - sisinya 11.30 cm dan 15.20

“...pembunuhan dengan sengaja yang direncanakan secara sistematik, sehi ngga mengakibatkan cacat dan merenggut atau mengancam jiwa orang yang tidak bersalah,

Dari data-data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada,

Setelah menyanyikan lagu ‘Kasih Ibu’, siswa dapat menuliskan ungkapan hormat kepada ibu dalam sebuah syair lagu yang diperdengarkan dengan tepat.. Melalui kegiatan bernyanyi,