• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN DALAM LANJUTAN 2.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAGIAN DALAM LANJUTAN 2.docx"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis SWOT Usahatani Cabai Merah Keriting 3.1.1 Identifikasi Faktor Internal

Idenfikasi faktor internal, mengambarkan kekuatan dan kelemahan analisis SWOT usahatani cabai merah keriting di desa maku kecamatan dolo kabupaten sigi.

A. Faktor Kekuatan (

Streghts

)

1. Pengalaman Berusahatani Cabai Merah Keriting

Pengalaman bertani bagi petani cabai merah keriting erat kaitannya dengan umur petani, semakin tua umur petani semakin banyak pengalaman dalam berusahatani namun tingkat inovasi teknologi yang dianjurkan semakin menurun. Namun sebagian besar petani cabai merah keriting berusia produktif, sehingga mampu menerima dan menyebar luaskan teknologi baru dianjurkan oleh setiap petugas kepada anggota kelompok tani lainnya, sehingga potensi tersebut merupakan kekuatan pada pengembangan komoditas cabai merah keriting di Desa Maku.

2. Lokasi Berusahatani Cabai Merah Keriting Strtegis

Lahan yang luas untuk bercocok tanam cabai merah keriting merupakan salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya produksi cabai itu sendiri. Semakin subur lahan yang tersedia maka semakin besar hasil produksi yang di hasilkan dan semakin besar pula pendapatan petani.

3. Waktu Panen Dapat Dipercepat Jika Keadaan Pasar Menguntungkan Bagi Petani

(2)

B. Faktor Kelemahan (

Weakness

)

1. Sarana Transportasi kurang memadai

Petani di desa maku hanya mengandalkan alat transportasi dari pengumpul sehingga itu akan menambah biaya transportasi , masalah ini menjadi kelemahan karna kurag alat trasnportasi sehingga petani harus rela membayar kepada pengumpul untuk biaya transportasi. 2. Penerapan Teknologi Budidaya Cabai Merah Keriting Rendah

Penerapan teknologi pertanian dibidang budidaya cabai merah keriting akan menambah gairah petani untuk menanam cabai merah keriting. Dengan teknologi baru petani berharap akan mengurangi biaya produksi, dengan demikian keuntungan berusahatani cabai merah keriting akan meningkat. Pada umumnya petan icabai merah keriting di Desa Maku masih melakukan budidaya cabai merah keriting secara tradisional. Hal in imenyebabkan factor ini sebagai salah satu kelemahan dalam pengembangan komoditas cabai merah keriting di Desa Maku.

3. Daya Tahan Cabe Merah Keriting Rendah

Daya tahan cabe kriting sangat lemah jika pemasaan terlambat dilakukan maka akan membuat kulitias menurun karena hanya dalam beberapa hari cabe merah kriting bisa busuk .

Tabel 1. Matriks IFAS (

Internal Factor Analysis Sumary

)

N o.

Faktor Strategi Internal Bobot Rating

Bobot × Ratin

g

1 2 3 4

(3)

1. Pengalaman Berusahatani Cabai Merah Keriting 0,176 4 0,704 2. Lokasi Berusahatani Cabai MerahKeriting Strtegis 0,176 4 0,704

3. Waktu Panen Dapat Dipercepat Jika Keadaan Pasar Menguntungkan Bagi Petani

0,16

2 3 0.486

Sub. Total 0,514 11 1,894

Kelemahan (

Weakness

)

1. Sarana Transportasi Kurang Memadai 0,162 2 0,324 2. Penerapan Teknologi Budidaya Cabai Merah Keriting Rendah 0,162 3 0,486 3. Daya Tahan Cabe Merah KeritingRendah 0,162 3 0,486

Sub . Total 0,486 8 1,296

Total (S+W) 1 19 3,19

Tabel 1 menunjukkan bahwa total yang diperoleh Tabel IFAS yaitu sebesar 3,19 dengan skor kekuatan sebesar 1,894 dan skor kelemahan sebesar 1,296. Hal ini menunjukkan faktor kekuatan yang dimiliki oleh usahatani cabai merah keriting lebih besar dari faktor kelemahan, oleh karena itu usaha cabai merah keriting di Desa Maku dapat lebih dimanfaatkan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki untuk lebih meningkatkan usahatani ke depan.

Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai rating dan bobot faktor internal strategi pengembangan usahatani cabai merah keriting di Desa Maku di peroleh hasil pengurangan antara faktor Kekuatan (

Strenghts

) dan Kelemahan (

Weakness

) yaitu 1,894 - 1,296 = 0,598 yang dijadikan sebagai sumbuh X, maka sumbu X dalam diagram SWOT adalah 0,598.

3.1.2 Identifikasi Faktor Eksternal

Identikasi faktor eksternal, mengambarkan peluang dan ancaman analisis SWOT usahatani cabai merah keriting di desa maku kecamatan dolo kabupaten sigi.

A. FaktorPeluang (

Opportunities

)

(4)

Cabe merah keriting merupakan salah satu komoditi pangan yang jumlah konsumsinya cukup tinggi sehingga layak untuk di budidayakan karena mempunyai peluang usaha yang menguntungkan, seiring dengan berjalannya itu usaha cabai merah di desa maku merupakan usaha yang di prioritaskan oleh masyarakat di desa maku.

2. Permintaan Pasar Cukup Tinggi

Permintaan cabai merah keriting dipengaruhi oleh kondisi pasar local maupun pasar regional, agar tercipta harga cabai merah keriting yang relative stabil maka di perlukan kerja sama yang baik antara kelompok tani, koperasi, dan transparansi harga. Cabemerah keriting salah satu komoditas yang mampu memberikan profit yang besar bagi masyarakat tani di Desa Maku. Pengembangan usahatani cabai merah keriting ditinjau dari aspek ekonomi yang sangat menguntungkan.

3. Adanya Dukungan Pemerintah

Adanya dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan factor strategis yang sangat dibutuhkan perannya dalam menciptakan kondisi factor strategis lain yang dapat memberikan dukungan secara optimal bagi pengembangan usahatani. Bentuk kebijakan yang diterima oleh para petani cabai merah keriting dalam mendukung pengembangan usahatani cabai merah keriting adalah adanya bantuan dari pemerintah berupa benih dan pupuk.

B. Faktor Ancaman (

Threats

) 1. Adanya Hama danpenyakit

(5)

hama maupun penyakit yang menyerang tanaman cabai merah keriting. Serangan hama dan penyakit sangat mempengaruhi produksi tanaman cabai merah keriting, adanya hama dan penyakit mengakibatkan rendah pencapaian potensi produksi.

2. Fluktuasi Harga

Naik turunnya harga cabai keriting di pasaran akibat dari sedikitnya produksi cabai dan banyaknya cabai menumpuk di pasar , saluran pemasaran yang panjang juga mempengaruhi harga karena jika rantai pemasaran sangat panjang otomatis harga akan miningkat akibat biaya transportasi

3. Semakin Bayak Jenis Cabe

Cabai memiliki barbagai jenis antara lain cabe besar, cabe merah, cabe rawit, dan cabe paprika banyaknya jenis cabe akan menambah persaingan dalam pemaasaran cabe itu sendiri.

Tabel 2. Matriks EFAS (

Eksternal Factor Analysis Sumary

)

N o.

Faktor Strategi Internal Bobot Rating

Bobo t × Ratin

g

1 2 3 4

Peluang (

Opportunity

)

1. Meningkatknya konsumsi cabe merah keriting

0.20

7

4 0.828

2.

Permintaan Pasar Cukup Tinggi

0.13

Sub. Total 0.466 10 1,605

Ancaman (

Threats

) 1.

Adanya Hama dan penyakit

0.17

(6)

2.

Fluktuasi Harga

0.17

2

3 0.516

3. Semakin Banyak Jenis Cabai

0.19

2 0.38

Sub. Total 0.534 8 1,412

Total (O+T) 1 18 3,017

Tabel 2 menunjukkan bahwa total yang diperoleh Tabel EFAS yaitu sebesar 3,017 dengan skor peluang sebesar 1,605 dan skor kelemahan sebesar 1,412. Hal ini menunjukkan faktor peluang yang dimiliki oleh usahatani cabai merah keriting lebih besar dari faktor ancaman, oleh karena itu usaha cabai merah keriting di Desa Maku dapat lebih dimanfaatkan faktor-faktor peluang yang dimiliki untuk lebih meningkatkan usahatani ke depan.

Hasil kualitatif antara faktor

internal

dan faktor

eksternal

yang berada pada usahatani cabai merah keriting di Desa Maku akan diformulasikan pada diagram SWOT agar dapat diketahui letak kuadran usahatani cabai merah keriting. Titik tersebut dapat dijadikan acuan dalam menentukan strategi dilihat sisi kuadrannya.

Berdasarkan hasil dari pembobotan faktor

internal

dan faktor

eksternal

dapat disimpulkan sebagai berikut seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Skoring Faktor Internal dan Faktor Eksternal Usahatani Cabai Merah

Keriting di Desa Maku

Kriteria Nilai dapat diketahui strategi nilai sebagai berikut:

(7)

Nilai skoring dapat diformulasikan pada diagram SWOT seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram SWOT

Strategi pengembangan usahatani cabai merah keriting pada kuadran 1, dimana pada posisi ini sebuah usaha maupun industri memiliki posisi yang kuat dan berpeluang untuk berkembang.

3.2 Penentuan Strategi Pengembangan Usahatani Cabai Merah Keriting

Strategi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian tindakkan yang ditujukan untuk mencapai suatu sasaran jangka panjang berdasarakan kajian dan penelitian yang sudah dilakukan, maka strategi pengembangan sistem agribisnis komoditas harus dilakukan formulasi efisiensi denintegrasi simpul-simpul pada setiap subsistem agribisnis (Sabarman, 2007).

Tabel 3. Matriks Swot Pengembangan Cabai Merah Keriting Di Desa Maku

PELUANG

KEKUATAN KELEMAHAN

(8)

IFAS/EFAS

Strenghts

(S)

1. Pengalaman Berusahatani Cabai Merah Keriting.

2. Lokasi Berusahatani Cabai Merah Keriting Strtegis.

3. Waktu Panen Dapat Dipercepat Jika

3. petani masih susah mendapatkan keriting dengan pola diversifikasi tanaman.

(9)

2. Fluktuasi Harga.

3. Semakin Banyak Jenis Cabai.

permintaan.

2. meningkatkan daya tahan produk dengan lebih aktif mengenai penyuluhan teknis budidaya dan pasca panen

dan daya saing produk.

Gambar

Tabel 1 menunjukkan bahwa total yang diperoleh Tabel IFAS yaitu
Tabel 2. Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Sumary)
Tabel 2 menunjukkan bahwa total yang diperoleh Tabel EFAS yaitu
Gambar 1. Diagram SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang akan dideskripsikan adalah mengenai kualitas instrumen yang dikembangkan, untuk penilaian kinerja meliputi validitas dan reliabilitas, serta kualitas

Dalam penulisan ini, penulis mengunakan pendekatan Analysis Content (isi), sehingga hasil penelitiannya tidak berupa angka-angka melainkan berupa interpretasi dan

pesan teks yang terdapat pada kelas ini akan digunakan oleh MessageSender untuk melakukan pengiriman pesan... 4.1.5

Berdasarkan pola pemikiran yang dimaksud, dimana desa berwenang mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat,

et vivent dans des régions où la tuberculose est fortement endémique. Le suivi à long terme de ces enfants après vaccination est souhaitable. Les nourrissons VIH positifs

apabila dl kerrudian hari ternyata !erdapat kekeliruan dalaln keputusan

Brughstaler dan Dichev (997) menggunakan variabel perubahan MV, BV, dan E serta variabel kontrol middle range (DM) dan high range (DH) yang diperoleh dari cutoff E/BV

Salah satu cara yang ia lakukan adalah memotivasi seluruh karyawan untuk jauh lebih baik dalam bekerja sehingga prestasi yang pernah dicapai akan terus meningkat, dengan kata