BAB II PERBANDINGAN KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAM PEWARISAN MENURUT HUKUM ADAT SUKU MELAYU JAMBI, HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA 2.1 Kedudukan Hukum dan Hak-Hak Anak
Teks penuh
Garis besar
Dokumen terkait
Pada prinsipnya hukum waris itu sama yaitu peralihan hak pewaris atas suatu harta benda kepada orang lain yang berkedudukan sebagai ahli waris dari si pewaris oleh karena
apabila dalam suatu keluarga yang melakukan pengangkatan anak sudah ada anak kandung, maka hak-hak dan kewajiban-kewjiban itu akan dibebankan kepada semua anak-anaknya baik
Kedudukan Anak Angkat Dalam Pembagian Harta Warisan Apabila Ada Anak Kandung Dan Apabila Tidak Ada Anak Kandung Menurut Hukum Waris Adat Di Kecamatan. Susukan
Permasalahan dalam skripsi ini meliputi 2 (dua) hal yaitu ; apakah anak yang beda agamanya dengan pewaris dapat menjadi ahli waris menurut hukum adat waris masyarakat
Apabila semua ahli waris perempuan tersebut ada ketika pewaris meninggal dunia, maka yang dapat menerima bagian adalah ibu, anak perempuan, cucu perempuan garis
Hal ini pulalah yang akan penulis bahas lebih lanjut yaitu terkait dengan bagaimana status dan kedudukan anak perempuan dalam sistem kewarisan adat khususnya dalam masyarakat adat
Istilah-istilah dimaksud tentu saja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengertian hukum waris itu sendiri yaitu, Waris, Warisan, Pewaris, Ahli waris, Mewarisi,7 Berdasarkan
4 Dalam hal waris pengangkatan anak menurut KHI Kompilasi Hukum Islam yaitu terdapat di pasal 171 huruf h anak angkat adalah anak dalam pemeliharaan untuk hidupnya sehari-hari, biaya