• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Komite Madrasah Dalam Mendukung Pencapaian Kinerja Kepala Madrasah Di Mi Miftahul Anwar Tapos Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Komite Madrasah Dalam Mendukung Pencapaian Kinerja Kepala Madrasah Di Mi Miftahul Anwar Tapos Depok"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

MIFTAHUL ANWAR TAPOS DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Dede Evah Hudoefah

NIM. 107018201085

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Kinerja Kepnla Madrasah di Mi Miftahul Anwar Tapos Depok" yang disusun oleh Dede Evah Hudoefah NIM : 107018201085, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dinyatakan Lulus dalam ujian munaqosah pada 01 Oktober 2013 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 24 Oktober 2013

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia

(Ketuajurusan)

Dr. Hasyim Asy'ari" M.Pd NrP. 19661009 199303 1 004

Tanggal

Penguji I

Drs. Mu'arif SAM. M.Pd NrP. 19650717 199403 1 005

Penguji II

Zahrudin. Lc. M.Pd

l,rIP. 197303A22005U I AA2

Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah

Tanda Tangan

$l )i&

"'flr""

W

(3)

PENCAP.{IAN KINERJA KEPALA MADRASA,H DI MI MIFTAHT]L

A}I-WAR TAPOS DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh

Dede Evah Hudoefah NrM. 107018201085

Di bawah Bimbingan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAI{

JT'RUS${ KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAIY KEGT]RUAN

TJNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULAII

JAKARTA

2013MJ l434El

(4)

skripsi berjudul : "PERAN KOMITE MADRASAH DALAM

MENDUKUNG PENCAPAIAN KINERJA KEPALA MADRASAH DI NII MIFTAHUL ANWAR TAPOS DEPOK" disusun oleh Dede Evah Hudoefah dengan Induk Mahasiswa 107018201085. Jurusan KI Manajemen Pendidikan. Telah melalcukan uji referensi dari karya ilmiah yang telah di buat untuk diujikan pada siding munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas.

Jakarta, 06 September 2013

Yang Mengesahkan:

Pembimbing

(5)

Nama NIM Jurusan Alamat Depok

NIP

JurusanlProdi

MEIIYATAKAFT DENGAI{ SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudut Peran Komite Madrasah Dalam

Mendukung Pencapaian Kinerjr Kepala Madrasah di MI Miftahul Anwar Tapos Depok adalahbenarhasil karya sendiri di bawah bimbingan:

Nama Pembimbing : Drs. Masyhuri, AM, M.Pd :

Yang bertandatangan di bawah ini: : Dede Evah Hudoefah : 107018201085

: Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan

: Jl.Masjid Al Amsir Rt 03/06 Kel. Leuwinanggung Kec. Tapos

: 19500518 198703 1 002

: Kependi dikan Islam/lvlanaj emenPendidikan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesunggUhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi ap3rbila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 05 September 2013 Yar-re-Mepy$ekarl,-..

(6)

i

Alhamulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang

telah tercurahkan, sehingga setelah melalui proses yang cukup panjang akhirnya

skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada

baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta seluruh penerus

perjuangannya yang telah membawa umatnya kepada jalan kebenaran.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi untuk meraih jenjang Strata

satu (S1) yang berjudul “Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Kepala

Sekolah di MI Miftahul Anwar Tapos Depok” banyak mengalami tantangan dan

kendala, baik yang berkaitan dengan pengaturan waktu, pengumpulan data,

pembiayaan dan sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras

disertai dorongan yang kuat dari semua pihak, maka kesulitan dan hambatan tersebut

dapat diatasi dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, sudah sepantas nya penulis mengucapkan puji syukur yang

sedalam-dalamnya kehadirat Allah SWT Yang Maha Agung dan mengucapkan

terimakasih yang setinggi- tingginya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya ucapan terimakasih penulis sampaikan

pula kepada :

1. Nurlena Rifa’I, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Kependidikan Islam Manajemen

Pendidikan

3. Drs. Masyhuri, MA, M.Pd Dosen pembimbing skripsi penulis ucapkan

terimakasih yang tak terhingga atas saran, kritik dan masukan yang telah

mengarahkan dengan sabar dan penuh harapan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Udin Syamsudin S.Pd., Kepala MI Miftahul Anwar beserta staff MI Miftahul

Anwar Tapos Depok yang telah berkenan memberikan informasi-informasi yang

(7)

ii

dan motivasi yang sangat besar tak terhingga.

6. Suami terkasih Abdul Mutholib, yang sudah menjadi teman, sahabat dan kakak

yang baik, yang selalu siap membantu, memotivasi dan memberikan kata-kata

bijak dengan penuh cinta kasih, sehingga penulis selalu termotivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

7. Anak tercinta Queensha Rafhania Mutholib (Alh) yang telah memberikan

kebahagian yang luar biasa, semoga Allah selalu menjadikan bidadari surga dan

senantiasa ditempatkan ditempat paling mulia.

8. Adik Mahfudz Anwar dan Khilda Zulfa Naziah yang selalu mendukung dan

memotivasi penulis dan mengajarkan arti kesabaran dan tanggung jawab.

9. Sahabat Mardinah, Atiyatu zakiyah, Richa Rahma Fadilah, Fatmawati, adik Siti

Suci Lestari dan Nur, yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan rasa

kekeluargaan yang erat. Semoga Allah selalu memberikan kebahagian.

10.Keluarga besar KI- Manajemen Pendidikan khususnya angkatan 2007 kelas A

dan B yang telah mengajarkan penulis arti sebuah persahabatan dan kedewasaan

dalam berfikir.

11.Keluarga besar Pondok Pesantren Daar El Hikam, yang telah mengajarkan

penulis ilmu agama dan mengajarkan kesabaran yang luar biasa . Semoga Allah

limpahkan rahmat dan kebahagian untuk Aby Bahrudin beserta keluarga.

12.Seluruh pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu, namun tidak

mengurangi rasa terimakasih dan penghargaan penulis kepadanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak

terdapat kekurangan baik dari segi isi, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik

Akhirnya, kepada Allah SWT, penulis panjatkan doa semoga bantuan dan

amal mereka diberi balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga penelitian

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin Ya

Rabbal Alamin

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Jakarta, 05 September 2013

(8)

iii

Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan. Judul

Skripsi “Peran Komite Madrasah Dalam Menukung Pencapaian Kinerja

Kepala Madrasah Di MI Miftahul Anwar Tapos Depok

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran komite madrasah disuatu lembaga pendidikan dan untuk mengetahui peran komite Madrasah dalam mendukung pencapian kinerja kepala Madrasah dalam melakukan evaluasi, pengawasan, kebijakan, program, penyelenggaraan dan mutu pendidik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara factual dan akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran komite madrasah dalam mendukung pencapaian kinerja kepala madrasah belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan belum optimalnya peran komite madrasah dalam mendukung pencapaian kinerja kepala madrasah yang sesuai dengan acuan dan pedoman kerja komite sekolah yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Nasional.

Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan kinerja komite madrasah melakukan kordinasi yang lebih baik dengan pihak sekolah dan mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu di MI Miftahul Anwar Tapos Depok. Dalam hal administrasi, komite sekolah lebih meningkatkan sistem dokumentasi dan manajemen kearsipan komite sekolah dengan lebih baik dan teratur. Komite sekolah diharapkan ikut mengawasi proses belajar mengajar di kelas agar dapat memberikan saran yang terbaik dalam proses belajar mengajar.

Rekomendasi untuk kepala madrasah, lebih aktif dalam bekerjasama dengan komite madrasah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kepala madrasah diharapkan lebih aktif dalam memberikan dan menggali inovasi-inovasi baru yang ada dalam masyarakat, sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan dukungan masyarakat terhadap pendidikan. Kepala madrasah dapat menjadikan komite madrasah partnership dalam rangka peningkatan fungsi manajemen berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan di MI Miftahul Anwar Tapos Depok

(9)

iv

Kata Pengantar ... i

Abstraks ... iii

Daftar Isi... iv

Daftar Tabeli ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah. ... 5

C. Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Kepala Sekolah 1. Pengertian Kinerja ... 8

2. Model-model Teori Kinerja ... 9

3. Kinerja Kepala Sekolah... 9

4. Peran Kepala Sekolah ... 12

5. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Ideal ... 22

6. Tugas-tugas Kepala Sekolah ... 23

B. Peran Komite Sekolah 1. Pengertian Peran... 25

2. Pengertian Komite Sekolah ... 26

3. Peran dan Fungsi Komite Sekolah ... 26

4. Tujuan Komite Sekolah... 30

5. Perinsip Pembentukan Komite Sekolah ... 31

6. Program Komite Sekolah ... 31

7. Keanggotaan dan Kepengurusan Komite Sekolah ... 32

(10)

v

B. Teknik Pengumpulan Data ... 43

C. Teknik Pengolahan Data ... 44

D. Teknik Analisa Data ... 45

E. Kisi-kisi Wawancara ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Miftahul Anwar Tapos Depok ... 50

1. Sejarah Berdirinya MI Miftahul Anwar Tapos Depok ... 50

2. Letak Geografis ... 51

3. Profil Kepala Sekolah ... 51

4. Profil Ketua Komite MI Miftahul Anwar ... 51

5. Profil Sekolah MI Miftahul Anwar ... 52

6. Visi dan Misi MI Miftahul Anwar ... 52

B. Kronologi Data ... 53

1. Latar Belakang Kelahiran Komite Sekolah MI Miftahul Anwar .. 53

2. Tujuan Komite sekolah MI Miftahul Anwar ... 54

3. Program Kerja Komite Sekolah MI Miftahul Anwar ... 55

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

1. Mekanisme Pemilihan Komite Sekolah MI Miftahul Anwar ... 57

2. Keanggotaan Komite Sekolah MI Miftahul Anwar ... 60

3. Pelakasanaan Peran Komite Sekolah MI MIftahul Anwar ... 62

4. BAB V PENUTUP DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80

(11)

vi

Tabel 1Peran Komite Sekolah Sebagai Pemberi Pertimbangan

[image:11.595.137.528.176.625.2]

(Advisory Agency) ... 35

Tabel 2 Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency ... 37

Tabel 3 Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol (Controlling Agency ... 38

Tabel 4 Peran Komite Sekolah Sebagai Mediator (Mediator Agency) ... 40

Tabel 5 Bagan Struktur Organisasi Komite Sekolah ... 42

(12)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang

terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka

Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha

pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pengembangan dan

perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan,

pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga

kependidikan lainnya

Pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan,

karena hal ini menyangkut masa depan bangsa, ini berarti suatu kemajuan bangsa

terletak pada kualitas manusianya, maka kualitas manusia hanya bisa dibina

melalui pendidikan.1

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah sesuai dengan paradigma

baru manajemen pendidikan, disarankan perlunya memberdayakan masyarakat

dan lingkungan sekolah secara optimal. Hal ini penting karena sekolah

memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan,

sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan program

tersebut. Disisi lain masyarakat memerlukan jasa sekolah untuk mendapatkan

program –program pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. Jalinan itu dapat

terjadi, jika kepala sekolah aktif dan dapat membangun hubungan yang saling

menguntungkan (mutualisma).

Sutisna mengemukakan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu : (1)

Untuk mengembangkan pemahaman tentang maksud- maksud dan sarana- sarana

di sekolah, (2) Untuk menilai program sekolah, (3) Untuk mempersatukan orang

tua murid dan guru dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhan anak didik, (4) Untuk

1
(13)

mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah dalam era

pembangunan, (5) Untuk membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat

terhadap sekolah, (6) Untuk memberi tahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah,

(7) Untuk mengarahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan

peningkatan program sekolah. 2

Sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh

masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah mempunyai

kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan penerangan kepada

masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan dan keadaannya,

dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan

dan tuntutan masyarakat.

Keterlibatan masyarakat dalam sekolah telah memperoleh peran yang

cukup besar, yang menempatkan masyarakat sebagai bagian dalam proses

pendidikan yang berlangsung. Melalui wadah yang dinamakan komite sekolah/

dewan sekolah yang diharapkan bahwa para stakeholder pendidikan mengambil

peran yang maksimal, sehingga sekolah mampu memberikan yang terbaik bagi

pelanggannya (customer).3

Komite Sekolah/Madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan

berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan,

arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan

pada tingkat satuan pendidikan.4

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sisdiknas,

komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat

dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan

pendidikan. Baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun

2

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2006) hal. 163

3

Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta :PT Sarana Panca Karya Nusa,

2009), hal.161

4

Departemen Agama Republik Indonesia, Memahami Paradigma Baru Pendidikan

(14)

jalur pendidkan luar sekolah.5 Dalam rangka pelaksanaan otonomi pendidikan

sebagai salah satu bagian dari otonomi daerah, maka untuk meningkatkan peran

serta masyarakat dibidang pendidikan, diperlukan suatu wadah yang dapat

mengakomodasikan pandangan, aspirasi dan menggali potensi masyarakat untuk

menjamin terciptanya demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas pendidikan.

Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan tidak hanya menjadi

tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah propinsi,

Kabupaten/Kota, dan pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat atau stakeholder

pendidikan. Hal ini sesuai dengan konsep partisipasi berbasis masyarakat

(community based participation) yang kini tidak hanya menjadi wacana, tetapi

mulai dilaksanakan di Indonesia. Inti dari penerapan tersebut adalah bagaimana

agar sekolah dan semua yang berkompeten atau stakeholder pendidikan dapat

memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. Untuk itu diperlukan kerjasama

yang sinergis dari pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat atau stakeholder

lainnya secara sitematik sebagai wujud peran serta dalam melakukan pengelolaan

pendidikan melalui Dewan Pendidikan dan komite sekolah.

Kepala sekolah merupakan pihak yang bersentuhan langsung dengan

proses pelaksanaan pendidikan sekolah. Kemampuan professional sangat

diperlukan guna mewujudkan sekolah yang efektif. Kepala sekolah merupakan

pengelola yang tidak hanya dipandang dari sudut manajerial saja tetapi harus

mampu menangkap laju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga

segala aktiftas yang dijalankan oleh sekolah akan dapat mendukung terciptanya

sekolah yang efektif.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa peran komite sekolah dan kepala sekolah

sangat berperan besar dalam menentukan maju mundurnya suatu sekolah, namun

kepala sekolah memiliki tugas yang sangat besar dan tanggung jawab yang besar

pula untuk memajukan kualitas sekolah. Salah satu tujuan pembentukan Komite

Sekolah adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini berarti peran serta

5Undang- undang Republik Indonesia No. 20 Th 2003 tentang Sisdiknas

(15)

masyarakat sangat dibutuhkan dalam peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya

sekadar memberikan bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan

bantuan yang berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan

suatu sekolah.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat harus

diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu

dalam dunia pendidikan terutama di sekolah-sekolah harus mampu menyelaraskan

diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu diantaranya

berkaitan dengan kinerja Kepala Sekolah dalam rangka mewujudkan sekolah

efektif, mengingat kondisi yang ada sekarang ini, manajerial Kepala Sekolah serta

kinerja seorang manajer (pemimpin) yang menjadi perhatian di kalangan

pendidikan masih memprihatinkan. Pengelolaan pendidikan belum dilakukan

secara optimal. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya kinerja kepala

sekolah yang masih rendah dan ketidakmampuan untuk menyelaraskan diri

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Paradigma pendidikan yang memberikan wewenang luas kepada sekolah

dalam mengembangkan berbagai potensinya memerlukan peningkatan

kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerial, agar dapat

mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolahnya. Kepala

sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus

dimiliki dasar kepemimpinan yang kuat, setiap kepala sekolah harus memiliki

kunci sukses kepemimpinannya. 6

Kepala sekolah harus memiliki visi dan misi serta strategi manejemen

pendidikan secara utuh. Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah

sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap

komponen sekolah (who is behind the school). Kemampuan kepala sekolah

tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kepemimpinan serta tugas

yang dibebankan kepadanya karena tidak jarang kegagalan pendidikan dan

6

E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimponan Kepala Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara,

(16)

pembelajaran di sekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah

terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut menunjukan

bahwa berhasil tidaknya suatu sekolah dalam mencapai tujuan serta mewujudkan

visi dan misi. Dalam prosesnya interaksi berkualitas yang dinamis antara kepala

sekolah, guru, tenaga administrasi dan peserta didik memainkan peran yang

sangat penting, terutama dalam menyesuaikan berbagai aktifitas sekolah dengan

tuntutan globalisasi, tuntutan situasi, kondisi dan lingkungannya. Semuanya

sangat menuntut kompetensi dan profesionalitas kepala sekolah, untuk

memungkinkan tercapainya interaksi berkualitas yang dinamis.7 Namun pada MI

Miftahul Anwar kinerja Kepala Madrasah masih belum memuaskan, kemampuan

Kepala Madrasah belum berjalan baik, ini terlihat dari beberapa program kepala

madrasah yang belum banyak tercapai. Dan Komite madrasah yang belum

mampu menjalankan perannya, sehingga mempengaruhi kinerja kepala madrasah

dan menjadikan kinerja madrasah rendah.

Sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang semakin meningkat dewasa ini, maka

pengelolaan pendidikan perlu dibenahi selaras dengan tuntutan perubahan yang

dilandasi oleh adanya kesepakatan, komitmen, kesadaran, kesiapan membangun

budaya baru dan profesionalisme dalam mewujudkan “Masyarakat Sekolah” yang

memiliki loyalitas terhadap peningkatan mutu sekolah.

Dilihat dari pentingnya komite sekolah dan kinerja kepala sekolah, agar

peran serta fungsinya dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan uraian diatas,

maka dalam penelitian ini penulis mengkaji “Peran Komite Madrasah Dalam Mendukung Pencapaian Kinerja Kepala Madrasah di MI Miftahul Anwar Tapos Depok”

B. Fokus Masalah

Masalah yang dapat penulis identifikasi yang berhubungan dengan

peran strategis komite sekolah dalam meningkatkan profesionalisme

kepala sekolah adalah :

7
(17)

1. Kurangnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggraan

pendidikan

2. Kurangnya evaluasi dan Pengawasan terhadap kinerja, kebijakan,

program, penyelenggraan dan hasil/ mutu pendidikan.

3. Kurangnya peran komite sekolah dalam proses peningkatan mutu

pendidikan di sekolah

4. Kurangnya fasilitas dalam mengkomunikasikan program kerja sekolah

pada wali murid, masayarakat dan dunia usaha dalam upaya peningkatan

mutu pendidikan.

5. Komite sekolah belum menjadi penampung aspirasi, ide, tuntutan dan

berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan masayarakat.

C. Perumusan Masalah

Dilihat dari pembatasan masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana komite Madrasah dalam mendukung pencapaian kinerja

kepala madrasah ?

b. Bagaimana Komite madrasah sebagai pendukung pencapaian kinerja

kepala madrasah memberikan masukan dan rekomendasi untuk

perbaikan sesuai dengan program kerja kepala Madrasah ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mendeskripsikan peran komite madrasah disuatu lembaga

pendidikan

b. Untuk mengetahui peran komite Madrasah dalam mendukung

pencapian kinerja kepala Madrasah dalam melakukan evaluasi,

pengawasan, kebijakan, program, penyelenggaraan dan mutu

(18)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Pengurus komite sekolah, mengungkapkan beberapa kendala atau

hambatan terhadap peran dan fungsi komite sekolah yang dapat

digunakan oleh pengurus komite sekolah sebagai tataran

pelaksanaannya, serta keberadaaannya dalam meningkatkan kualitas

pendidikan.

2. Penyelenggara pendidikan, memberikan sumbangan pemikiran dan

masukan akan pentingnya peran dan fungsi Komite Sekolah yang

berguna dalam upaya peningkatan komitmen dan kinerja Kepala

Sekolah dalam mewujudkan “Masyarakat Sekolah” yang memiliki

(19)

8

A. Kinerja Kepala Sekolah 1. Pengertian Kinerja

Para ahli memberikan banyak batasan mengenai istilah kinerja, walaupun

perumusannya berbeda namun secara prinsip tampaknya memiliki arti yang

sejalan mengenai proses pencapaian hasil. Hadari Nawawi berpendapat “ Kinerja

adalah prestasi seseorang dalam suatu keahlian tertentu, dalam melaksanakan

tugas atau pekerjaannya yang didelegasikan dari atasan dengan efektif dan

efisien”.1

Menurut E. Gibson, dkk., mengungkapkan kinerja sebagai prestasi kerja

yaitu hasil yang diinginkan dari prilaku.2 Wahjosumijo merumuskan “ pengertian

kinerja sebagi sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam

rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja”.3

Menurut

Kammars “ Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang bearti kemauan

dan kemampuan melakukan pekerjaan”.4 Mulyasa menjelaskan bahwa “Kinerja

dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau

untuk kerja”.5

Dari pengertian yang telah dikemukkan di atas, dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah pencapaian atau prestasi kerja dari seseorang yang memiliki

kemauan, kemampuan dan prilaku yang baik dalam melakukan pekerjaannya

dalam usaha menerapan konsep gagasan dengan efektif dan efisien sehingga

tercapai tujuan yang ditetapkan oleh lebaga pendidikan.

1

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : PT Gunung Agung, 1999), h.34

2

Ralph E. Gibson, dkk., Organisasi dan Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 1992), h. 120

3

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritis dan Permasalahnnya,

(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), h. 430

4

Kammars, M. Dachnel, Model Pengelolaan dan Penelitian Kurikulum, Konvensi

Nasional Indonesia II, Kurikulum Abad 21, (Jakarta : Gramedia , 1992), h. 72

5

(20)

2. Model- Model Teori Kinerja

Untuk memahami tentang kinerja, berikut ini beberapa model Kinerja :

1. Model Vromian

Menurut model ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara

kemampuan (ability) dan motivasi. Hubungan perkalian tersebut

mengandung arti bahwa : jika seorang rendah pada salah satu komponen

maka prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah

merupakan hasil dari motivasi yang rendah dengan kemampuan rendah

2. Model Lawler dan Porter

Lawler dan Porter mengemukakan bahwa “ Performance = effort x Ability

x role Perception “. Effort Yaitu banyaknya energy yang dikeluarkan

seseorang dalam situasi tertentu, abilities adalah karakteristik individu

seperti intelegensi, keterampilan, sifat sebagai kekuatan potensi untuk

berbuat dan melakukan sesuatu. Sedangkan Role Perception adalah

kesesuaian antara usaha yang dilakukan seseorang dengan pandangan

atasan langsung tentang tugas yang harusnya dikerjakan

3. Model Ander dan Butzin

Jika semua teori tentang kinerja dikaji maka di dalamnya melibatkan dua

komponen utama yakni “ability” dan “motivasi”. Perkalian antara ability

dan motivasi menjadi sangat popular, sehingga banyak sekali dikutip oleh

para ahli dalam membicarakan kinerja. Orang yang tinggi ability nya tetapi

rendah motivasinya akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian

halnya orang yang bermotivasi tinggi tetapi abilitynya rendah.6

3. Kinerja Kepala Sekolah

Wahjosumidjo mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin dan penanggung jawab sangat berpengaruh dalam menentukan

kemajuan sekolah dituntut memiliki kemampuan administrasi, memiliki

komitmen tinggi dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah

harus melakukan peningkatan profesionalismenya, berangkat dari

kemauan dan kesedian kepada bawahan, yang bersifat memprakarsai dan

6

(21)

didasari pertimbangan yang matang, bersifat demokrasi dan lebih

mempertimbangkan kematangan bawahan.7

Kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan

pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga

kependidikan kearah peningkatan prestasi peserta didik. Menurut Sellis

yang dikutip Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah

Profesional (2004), untuk menjadi kepala sekolah yang professional harus

memperhatikan hal- hal sebagai berikut :

1. Mempunyai visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu

bagi sekolahnya maupun tenaga kependidikan dan peserta didik;

2. Mempunyai komitmen yang jelas dan mengkomunikasikan

perannya berkaitan pada proses peningkatan kualitas;

3. Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan

kebijakan sekolah;

4. Dapat meyakinkan peserta didik, orang tua dan masyarakat;

5. Kepala sekolah mendukung pengembangan tenaga kependidikan

serta melakukan inovasi terhadap sekolah;

6. Menjalani struktur organisasi yang menggambarkan tanggung

jawab yang jelas;

7. Mengembangkan komitmen yang bersifat organisasional maupun

budaya yang membangun tim kerja yang efektif;

8. Mengembangkan mekanisme yang cocok untuk melakukan

monitoring dan evaluasi; 8

Dari beberapa konsep diatas, kepala sekolah dalam mengelola

lembaga pendidikan, sekolah harus mempunyai visi, misi serta komitmen

yang jelas. Kepala sekolah juga membangun tim kerja yang kompak,

karena setiap lembaga pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa

ada dukungan dari berbagai pihak.

7

Wahjosumidjo, Op. Cit, h. 78

8

(22)

Sekolah diharapkan akan selalu memusatkan segala perhatian dan

kemampuan secara optimal untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai

dengan tuntutan masyarakat. Ketaatan dalam menjalankan segala peraturan

perundang undangan dan kebijakan yang telah digariskan ini akan

mendukung keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya dengan penuh

pengabdian, kesadaran,dan tanggung jawabnya. Pemenuhan persyaratan

untuk menjadi kepala sekolah/madrasah baik yang bersifat syarat umum

maupun syarat teknis, menjadi suatu keharusan bagi setiap pendidik.

Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada

sekolah dalam mengembangkan potensinya memerlukan peningkatan

kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerialnya, agar

dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban

sekolahnya. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan

yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti

diungkapkan Supriadi bahwa “erat hubungannya antara mutu kepala

sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah,

iklim udaya sekolah, dan menurunkan prilaku nakal peserta didik”. Selain

itu kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara

mikro. Yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di

sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28

tahun1990 bahwa “ kepala sekolah bertanggung jawab atas

penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan

tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan

sarana dan prasarana.

Menyadari hal tersebut kepala sekolah dihadapkan pada tantangan

untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana

dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam

krangka ini dirasakan perlunya peningkatan manajemen kepala sekolah

secara profesioanal untuk mensukseskan program –program pemerintah

(23)

manajemen berbasis sekolah, kurikulum berbasis kompetensi, dan

lain-lain. Yang semuanya menuntut peran aktif dan kinerja kepala sekolah.9

Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan

hendaknya memiliki pengertian dan pengetahuan yang luas tentang

penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran disekolah. Adapun

keterampilan yang harus dimiliki kepala sekolah adalah :

1) Keterampilan kepemimpinan

2) Keterampilan pendidikan dan pengajaran

3) Keterampilan teknis yaitu yang berhubungan dengan penggunaan

alat- alat penunjang pendidikan.

4) Kemampuan konseptual

5) Keterampilan hubungan manusia.10

Disamping keterampilan tersebut kepala sekolah juga diwajibkan

memiliki kompetensi sebagai berikut :

1. Kecakapan dalam mengatur tenaga personel sekolah, meliputi

guru, murid dan karyawan

2. Kecakapan dalam hal mengelola sarana dan pra sarana sekolah

3. Kecakapan dalam hal mengelola keuangan sekolah dan

pembiayaan

4. Kecakapan untuk kerjasama antara sekolah dengan masyarakat

5. Kemampuan untuk memimpin dan memplopori perbaikan dan

pelaksanan kurikulum sekolah atau perbaikan pengajaran bersama

dengan staf yang dipimpinnya.11

4. Peran Kepala Sekolah

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat

kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai

dimensi yang satu sama lain berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan

9

E. Mulyasa, Ibid, h. 24

10

Made Pidarta, Manjemen Pendidikan Indonesia, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2004),cet. Ke

2, h. 204-231

11

Soekarto Indrafachrudi,dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, ( Jakarta : Badan

(24)

bersifat unik menunjukan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki

cirri-ciri tertentu yang tidak dimiliki organisasi lain. Ciri-cirri-ciri yang menempatkan

sekolah memiliki karakter tersendiri dimana terjadi proses belajar mengajar,

tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia. Karena

sifatnya yang kompleks dan unik tersebut sekolah sebagai organisasi

memerlukan tingkat kordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah

keberhasilan kepala sekolah.

Kepala sekolah berhasil apabila mereka memahami keberadaan

sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu

melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai yang diberi tanggung jawab

untuk memimpin sekolah.

Ada tiga macam peranan pemimpin dilihat dari otoritas dan status

formal seorang pemimpin.

1. Peranan hubungan antar perseorangan (Interpersonal Roles)

Peranan ini timbul akibat otoritas formal dari seorang manajer

meliputi:

a. Figurehead

Figurehead berarti lambang. Dalam pengertian sebagai lambang

kepala sekolah mempunyai kedudukan yang selalu melekat dengan

sekolah . Kepala sekolah dianggap sebagai lambang sekolah. Oleh

sebab itu seorang kepala sekolah harus selalu dapat memelihara

integritas diri agar peranannya sebagai lambang tidak menodai nama

baik sekolah

b. Kepemimpinan (Leadership)

Peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala

sekolah untuk menggerakan seluruh sumber daya yang ada disekolah,

sehingga lahir etos kerja dan produktifitas yang tinggi dalam mencapai

tujuan. Fungsi kepemimpinan ini sangat penting sebab di samping

berperan sebagai penggerak juga berperan untuk melakukan control

segala aktifitas guru, staf dan sisa sekaligus untuk meneliti persoalan-

[image:24.595.135.513.280.556.2]
(25)

c. Penghubung (Liasion)

Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan menjadi penghubung

antara kepentingan sekolah dengan lingkungan diluar sekolah.

Sedangkan secara internal liasion kepala sekolah menjdi alat perantara

antara wakil-wakil para guru, staf, siswa dalam menyelesaikan

kepentingan mereka. Tujuan liasion adalah untuk memperoleh

informasi dari berbagai pihak untuk keberhasilan kepala sekolah.

2. Peran Informasional (Informasional Roles)

Kepala sekolah berperan untuk menerima dan menyebarluaskan

atau meneruskan informasi kepada guru, staf, siswa dan orang tua siswa.

Dalam fungsi informasional inilah kepala sekolah berperan sebagai pusat

urat syaraf (Nerve Center) sekolah.

Ada tiga macam peran kepala sekolah sebagai informasional yaitu :

a. Sebagai monitor

Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap

lingkungan, yaitu kemungkinan adanya informasi-informasi yang

berpengaruh terhadap penampilan sekolah

b. Sebagai disseminator

Kepala sekolah bertanggug jawab untuk menyebarluaskan dan

membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, siswa dan orang tua

murid

c. Spokeman

Kepala sekolah menyebarkan (transmits) informasi kepada

lingkungan diluar yang dianggap perlu. Dalam fungsi ini kepala

sekolah berperan sebagai wakil resmi sekolah.

3. Sebagai Pengambil Keputusan

Peran sebagai pengambil keputusan merupakan peran yang paling

penting dari kedua macam peran yang lain, yaitu interpersonal dan

informational roles

Ada empat macam peran kepala sekolah sebagai pengambil

(26)

a. Entrepreneur

Dalam peran ini kepala sekolah selalu berusaha untuk memperbaiki

penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran

program-program yang baru, serta melakukan survei untuk mempelajari

berbagai persoalan yang timbul dilingkungan ekolah

b. Orang yang memperhatikan gangguan ( disturbance- handler)

Gangguan yang timbul pada suatu sekolah tidak hanya diakibatkan

kepala sekolah yang tidak memperhatikan situasi, tetapi bisa juga

akibat kepala sekolah yang tidak mampu mengantisipasi semua akibat

pengambilan keputusan yang telah diambil

c. Orang yang menyediakan segala sumber (a resource allocator)

Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menentukan siapa yang

akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan.

Sumber-sumber yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, dana ,

peralatan dan berbagai kekayaan sekolah yang lain. Seorang kepala

sekolah harus secara terus menerus meneliti dan menentukan

bagaimana sumber-sumber tersebut dapat diadakan dan dibagikan

d. A negotiator roles

Dalam fungsi ini kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan

pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar. Untuk menjalin dan

memenuhi kebutuhan baik sekolah maupun dunia usaha. Dalam kerja

sama ini meliputi penempatan lulusan, penyesuaian kurikulum, tempat

praktik tenaga pengajar dan sebagainya. Fungsi negosiator akan lebih

banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah kejuruan, khususnya dengan

pihak dunia usaha dan industri.12

Kaitannya kinerja kepala sekolah dapat dilihat melalui peran dan

fungsinya, kepala sekolah sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan

pendidikan menurut BSNP mempunyai fungsi sebagai berikut :

12

(27)

a. Kepala Sekolah Sebagai Educator

Kepala sekolah harus memiliki strategi untuk meningkatkan

profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menurut E Mulyasa

“sebagai educator,kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan

kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor

pengalaman akan sangat mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah,

terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan

terhadap pelaksanaan tugas nya. Pengalaman semasa menjadi guru, menjadi

wakil kepala sekolah, atau menjadi anggota organisasi kemasyarakatan

sangat mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan

pekerjaannya, demikian halnya pelatihan dan penataran yang pernah

diikutinya”.13

Dari sudut yang berbeda, menurut Cece wijaya dan Tabrani Rusyan dimana kepala sekolah sebagai seorang pendidik (Educator) juga harus mempunyai kemampuan professional keguruan yaitu :

1) Menguasai bahan yang diajarkan

2) Mengelola program belajar mengajar

3) Menggunakan sumber media mengajar

4) Mengelola interaksi belajar mengajar

5) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan

6) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

7) Memahami perinsip-perinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan untuk keperluan pengajaran.

Kepala sekolah sebagai pendidik harus mengetahui materi yang

akan diajarkan, serta mampu merencanakan program belajar mengajar.

Kepala sekolah juga menyediakan media belajar sebagai alat bantu untuk

proses pembelajaran serta mampu menciptakan interaksi dalam belajar

mengajar dengan melakukan bimbingan atau penyuluhan terhadap siswa.

Kepala sekolah harus mengetahui pengelolaan administrasi sekolah dan

mampu mengevaluasi hasil-hasil penelitian pendidikan dalam keperluan

13

(28)

pengajaran. Dengan demikian kinerja kepala sekolah berarti prestasi atau

kontribusi yang diberikan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai pemimpin dan mengatur

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga berusaha

melakukan pendidikan pembinaan mental, moral, fisik dan atistik kepada

tenaga kependidikan serta memberikan motivasi agar para tenaga

kependidikan merasa nyaman dengan profesinya.14

b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Menurut E. Mulyasa “dalam rangka melakukan peran dan

fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang

tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau

kooperatif, member kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk

meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga

kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. 15

Kepala sekolah sebagai manajer harus mampu memberdayakan tenaga

kependidikan melalui kerja sama yaitu dengan memberikan kesempatan

kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensinya, serta

mendorong para pendidik terlibat dalam berbagai kegiatan yang menunjang

program sekolah

Tani Handoko berpendapat “Kepala sekolah sebagai manajer harus

mampu mengawasi dan bertanggung jawab atas kesatuan kerja

keseluruhan devisi yang mencakup atau beberapa kegiatan- kegiatan

fungsional dalam satuan kerja”. 16

c. Kepala Sekolah Sebagai Administator

Kepala sekolah sebagai administrator harus memiliki hubungan

yang erat dengan berbagai akifitas pengelolaan administrasi yang bersifat

pencatatan, penyusunan dan dokumentasi seluruh program sekolah. Secara

spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola

14

E. Mulyasa, Ibid, h. 98-99

15

E. Mulyasa, Ibid, h. 103-104

16

(29)

kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi

peserta didik, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola

administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan

tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang

produktifitas sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus mampu menjabarkan

kemampuan diatas dalam tugas-tugas operasional sebagai berikut.

Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam

penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran, penyusunan

kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, penyusunan

kelengkapan data administrasi kegiatan praktikum, dan penyusunan

kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di

perpustakaan.

Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus

diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi peserta

didik,kegiatan ekstrakurikuler, hubungan sekolah dengan orang tua peserta

didik. Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan

dalam pengembangan kelengkapan data administarasi tenaga guru, srta

pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan non

guruseprti pustakawan, laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan

teknisi.

Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus

diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi gedung

dan ruang , mesin kantor, data adminitrasi buku atau bhan pustaka ,

pengembangan kelengkapan data administrasi alat laboratorium srta

pengembangan kelengkapan data administrasi alat bengkel dan workshop.

Kemampuan mengelola administrasi kearsipan hanya diwujudkan

dalam pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, surat

keluar, surat keputusan dan kelengkapan administrasi surat edaran.

Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam

pengembangan administrasi keuangan rutin yang bersumber dari

(30)

harus dipertanggungjawabkan dan dana bantuan operasional,

pengembangan proposal untuk mendapatkan keuangan dan proposal untuk

mencari kemungkinan dalam mendapatkan bantuan keuangan dari

berbagai pihak yang tidak mengikat. 17

d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu melakukan

berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja

tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan

tindakan preventif agar para tenaga kependidikan tidak melakukan

penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah

terhadap tenaga kependidikannya khususnya guru, disebut supervisi klinis,

yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesionalguru dan

meningatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif.

Salah satu supervisi akademik yang populer adalah supervisi klinis yang

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga

inisiatif tetap berada di tangan kependidikan

2) Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama

kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan

3) Instrument dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru

dan kepala sekolah

4) Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan

mendahulukan interpretasi guru

5) Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka dan

supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan

guru daripada member saran dan pengarahan

6) Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap yaitu pertemuan

awal, pengamatan dan umpan balik

17

(31)

7) Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai

supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai

hasil pembinaan

8) Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk menigkatkan suatu

keadaan dan memecahkan suatu masalah.

e. Kepala Sekolah Sebagai Leader

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk

dan pengawasan, meningkatkan motivasi kerja tenaga kependidikan.

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat

dianalis dari kepribadian seperti pengetahuan terhadap kependidikan

misalnya memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami kondisi

siswa, menyusun program tenaga kependidikan, menerima msukan dan

kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuannya.

Menganalisis visi dan misi dalam tindakan. Kemampuan mengambil

keputusan seperti mengambil keputusan untuk kepentingan internal

sekolah. Mulyasa mengemukakan bahwa ”Kemampuan berkomunikasi

dalam menuangkan gagasan dengan tenaga kependidikan, siswa, orang tua

dan masyarakat “.18 Menurut wahjosumidjo “ Kepala sekolah sebagai

pimpinan harus dapat mempengaruhi dan meyakinkan (persuase)

baahannya agar mereka mempunyai kemauan sesuai dengan

kemampuannya untuk melakukan pekerjaannya secara maksimal agar

mencapai tujuan organisasi pendidikan”. 19

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader

dapat dianalisis dari kepribadian,pengetahuan terhadap tenaga

kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan

dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai

leader akan tercermin dalam sifat-sifat (1) jujur, (2) percaya diri, (3)

tanggung jawab, (4) berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa

besar, (6) emosi yang stabil, (7) teladan.

18

E. Mulyasa, Ibid, h. 15- 16

19

(32)

Pengetahuan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan akan

tercermin dalam kemampuan : memahami kondisi tenaga kependidikan

(guru dan non guru), memahami kondisi dan karakteristik peserta didik,

menyusun program pengembangan tenaga kependidikan, menerima

masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk meningkatkan

kepemimpinannya.

Memahami terhadap visi dan misi sekolah akan tercermin dari

kemampuannya untuk : mengembangkan visi sekolah, mengembangkan

misi sekolah dan melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi

kedalam tindakan. Kemampuan mengambil keputusan akan tercermin dari

kemampuannya dalam mengambil keputusan bersama tenaga

kependidikan disekolah, mengambil keputusan untuk kepentingan internal

sekolah dan mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah.

kemampuan komunikasi akan tercermin dari kemampuannya untuk

berkomunikasi cesara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah,

menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, berkomunikasi secara lisan

dengan peserta didik, berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan

masyarakat sekitar lingkungan sekolah.

f. Kepala Sekolah Sebagai Innovator

Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia

melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,

rasional dan objektif, pragmatis, keteledanan, disiplin serta adaptable dan

fleksibel.

Konstruktif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan dalam

meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala

sekolah harus berusaha mendorong dan membina setiap tenaga

kependidikan agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan

tugas-tugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga kependidikan.

Kreatif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga

kependidikan disekolah, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan

(33)

optimal dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan kepada

masing-masing tenaga kependidikan.

Delegatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan

profesionalisme tenaga kependidikan disekolah, kepala sekolah harus

berupaya mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai

dengan deskripsi tugas, jabatan serta kemampuanmasing-masing.

Integratif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha

mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi

untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien dan produktif.

Rasional dan objektif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan

profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus

berusaha bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.

Pragmatis dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha

menetapkan kegiatan utau target berdasarkan kondisi dan kemampuan

nyata yang dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan serta kemampuan

yang dimiliki sekolah. keteladanan dimaksudkan bahwa dalam

meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala

sekolah harus berusaha memberikan teladan dan contoh yang baik.

Adaptable dan fleksibel dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan

profesionalisme tenaga kependidikan, kepala sekolah harus mampu

beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha

menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para

tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya.

g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Sebagai motivator kepala sekolah harus memilki setrategi yang

tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan

(34)

dorongan, penghargaan secara efektif dan menyediakan berbagai sumber

belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar. 20

5. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Ideal

Terry mengemukakan bahwa untuk dapat memberdayakan setiap

individu dalam tingkat persekolahan, kepala sekolah seyogyanya dapat

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemberdayaan (create an

environment to empowerment), memperlihatkan idealism pemberdayaan

(demonstrates empowerment ideals), penghargaan terhadap segala usaha

pemberdayaan (encourages all endeavors toward empowerment) dan

penghargaan terhadap segala keberhasilan pemberdayaan (applauds all

empowerment successes). Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa upaya

pemberdayaan bukanlah hal yang sederhana melainkan didalamnya

membutuhkan kerja keras dan kesungguhan dari kepala sekolah. Jika kepala

sekolah sudah mampu meberdayakan seluruh warga sekolah, maka akan

tumbuh dinamika organisasi yang diwarnai dengan pemikiran kreatif dan

inovatif dari setiap anggotanya.

Agar lembaga pendidikan mempunyai daya dukung dalam era

desentralisasi pendidikan, diperlukan kepala sekolah yang ideal yang

mempunyai cirri-ciri khusus yaitu

1. Fokus pada kelompok

2. Melimpahkan wewenang

3. Merangsang kreatifitas

4. Member semangat dan motivasi

5. Memikirkan program penyertaan bersama

6. Kreatif dan proaktif

7. Memperhatikan sumber daya manusia

8. Membicarakan persaingan

9. Membangun karakter

10.Kepemimpinan yang tersebar

11.Bekerja sama dengan masyarakat.21

20

(35)

6. Tugas- Tugas Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling

berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah

harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankaan. Adapun tugas-tugas

dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97)

adalah:

1. Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.

Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di

lingkungan sekolah.

 Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.

Kepala sekola bertindak dan bertanggungjawab atas segala

tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan

oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat

dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah

 Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah

harus mampu menghadapi berbagai persoalan.Dengan segala

keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur

pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila

terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan

sekolah.

 Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional.

Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu

analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi

yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu

keseluruhan yang saling berkaitan.

 Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah.

Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya

terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang

berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah

harus jadi penengah dalam konflik tersebut.

21

(36)

 Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat

membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan

kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat

berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan

prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban

masing-masing, (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai

pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.

 Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam

pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang

dipimpinnya.

 Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada

satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa masalah. Demikian

pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dn

kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala

sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat

menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.

B. Pengertian Peran Komite Sekolah 1. Pengertian peran

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah “ perangkat tingkah yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dalam masyarakat” 22

Menurut Bruce J. Cohen yang diterjemahkan oleh Sahat Simamore

“ peran adalah suatu prilaku yang diharapkan oleh orang lain dari

seseorang yang menduduki status tertentu.23

Sementara Soerjono Soekanto berpendapat bahwa : “Peranan

merupakan aspek dinamis kedudukan, apabila seseorang melaksanakan

hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan

suatu peranan , peranan merupakan suatu hal yang penting karena ia

mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada

22

Departemen Pendidikan dan Kebudayan, kamus besar Bahasa Indonesia. (Jakarta :

Balai Pustaka 1999), hal. 664

23

(37)

batas tertentu seperti meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang

yang bersangkutan akan menyesuaikan perilaku sendiri dengan prilaku

orang-orang sekelompoknya. Hubungan- hubungan sosial atau yang ada

dalam masyarakat merupakan hubungan antara peran individu dalam

masyarakat. Peranan diatur oleh norma- norma yang berlaku”.24

Peran sangat penting dalam kehidupan manusia, karena menurut

pengertian diatas peran harus dilaksanakan dalam masyarakat, seperti

perlunya peran komite sekolah di dalam suatu lembaga pendidikan, peran

orang tua dalam mendidik anak- anaknya agar lebih baik, peran Negara

dalam mengentaskan kemiskinan dan begitu pula peran- peran yang baik

untuk mewujudkan kehidupan lebih aman dan tentram.

Berdasarkan definisi peran diatas dapat disimpulkan bahwa peran

dapat diwujudkan oleh yang lebih tinggi tingkatannya didalam suatu

masyarakat. Hal tersebut dapat terlaksana jika terdiri dari beberapa

manusia tidak individualisme.

2. Pengertian Komite Sekolah

Komite sekolah berasal dari dua kata yaitu “komite” dan “sekolah”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Komite berarti “sejumlah orang

yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas tertentu”.25

Menurut Nanang Fatah dalam bukunya Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan. Komite sekolah merupakan salah satu badan atau lembaga

non profit dan non politis dibentuk berdasarkan musyawarah yang

demokratis oleh para stakeholder pendidikan pada tingkat satuan

pendidikan dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap

peningkaan kualitas proses dan hasil pedidikan.26

Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu , pemerataan dan efesiensi

24

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali, 1988 ), cet. Ke 9,

h.263

25

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (

Jakarta : Balai Pustaka, 2000), h. 584

26

Nanang Fatah, Sistem Manajemen Mutu Pendidikan , (Bandung : Remaja Rosda Karya,

(38)

pengelolaan pendidikan disatuan pendidikan. Dibentuk berdasarkan

musyawarah yang demokratis oleh stakeholder pendidikan.27

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komite sekolah adalah

badan mandiri atau lembaga non politis dan non profit yang beranggotakan

orang tua /wali peserta didik komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat

yang dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis dalam rangka

meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan

yang berlangung di sekolah-sekolah yang ada di lingkungan

masing-masing.

3. Peran dan Fungsi Komite Sekolah

Efektifitas peran masyarakat dalam komite sekolah sangatlah

bergantung kepada kreatifitas dari lembaga tersebut dalam melahirkan dan

menjalankan bentuk- bentuk dukungannya terhadap program- program

sekolah. Makna kreatifitas dalam kelembagaan dewan sekolah melekat

pada orang-orang yang mengisi organisasi terebut. Proses-proses kegiatan

yang diajalankan oleh lembaga adalah produk-produk yang dapat

dihasilkan oleh lembaga. Kelembagaan dewan sekolah perlu diisi oleh

orang- orang yang kreatif , mau bekerjasama dan berkorban demi

kepentingan sekolah, sehingga kegiatan- kegiatan yang dijalankannya

benar-benar mengarah pada bantuan pelaksanaan kegiatan program

sekolah dan sekolah dapat melahirkan keluaran-keluaran yang

mencerminkan upaya dan kerja keras.28

Komite sekolah memiliki kedudukan yang kuat, karena telah

tertulis dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, khususnya dalam Pasal 54 ayat 1, 2 dan 3 yaitu:

1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta

perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan

27

Bedjo Sujanto , Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ( Jakarta , Sagung Seto,

2007), h. 61

28

Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta :PT Sarana Panca Karya Nusa,

(39)

organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian

mutu pelayanan pendidikan

2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana dan

pengguna hasil pendidikan

3. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud

dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah

Kemudian dalam Pasal 56 ayat (1), (2), (3), dan (4) yaitu :

1. Masyarakat berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan

yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program

pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/ madrasah

2. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan

dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan

pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana,

serta pengawasan pendidikan pada tingkat Nasional, Provinsi dan

Kabupaten / Kota yang tidak mempunyai hubungan hirarki

3. Komite sekolah atau madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan

berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan memberikan

pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta

pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan

4. Ketentuan mengenai pembentukan dewan pendidikan dan komite

sekolah/ madrasah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2 dan 3 diatur

lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.29

Dalam rangka memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah,tugas para dewan pendidikan dan komite sekolah antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Pemberi pertimbangan (Advisory Agency) dalam memberdayakan

masyarakat dan lingkungan sekolah, serta menentukan dan

melaksanakan kebijakan pendidikan

29

Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Guru dan Dosen Undang-Undang Republik Indonesia

(40)

b. Pendukung (Supporting Agency) kerja sama sekolah dengan

masyarakat, baik secara financial, pemikiran, maupun tenaga dalam

penyelenggaraan pendidikan

c. Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dan output pendidikan

d. Mediator (Mediator Agency) antara pemerintah (Executive) dengan

masyarakat di satuan pendidikan.

e. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

f. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan atau

organisasi), dunia kerja dan pemerintah dalam rangka penyelnggaraan

pendidikan yang berkualitas

g. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai

kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan

h. Mendorong orang tua dan masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi

dalam pendidikan guna mendukung peningkatan kualitas, relevansi

dan pemerataan pendidikan

i. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap perencanaan,

kebijakan, programdan output pendidikan.30

Untuk menjalankan perannya komite sekolah mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a. Mendorong perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat

(perorangan/organisasi/dunia usaha) dan pemerintah berkenaan

dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai

kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

d. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan

pendidikan mengenai:

30

(41)

1. kebijakan dan program pendidikan

2. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS)

3. Kriteria kinerja satuan pendidikan

4. Criteria tenaga kependidikan

5. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam

pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan

pendidikan.

6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,

program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan

pendidikan.31

Komite sekolah dapat melaksanakan fungsinya sebagai partner dari

kepala sekolah dalam mengadakan sumber-sumber daya pendidikan dalam

rangka melaksanakan pengelolaan pendidikan, yang dapat mewujudkan

fasilitas bagi guru dan siswa untuk belajar sehingga pembelajaran menjadi

semakin efektif. Keber

Gambar

Tabel 2 Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency .......
Figurehead  berarti lambang. Dalam pengertian sebagai lambang
Peran Komite Sekolah Sebagai Pemberi Pertimbangan Table 1 (Advisory Agency)
Tabel 2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Terlihat dari Gambar 4.9 grafik hasil validasi ahli media pada tahap II semua aspek mengalami peningkatan dan sudah termasuk kriteria sangat baik. Sehingga diperoleh kesimpulan

Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah (Depkes, 2008). Berdasarkan observasi sebelum penelitian pada tangal 15 Maret 2009 yang dilakukan di RSUD Kabupaten

Mekanisme proses pada mesin hemodialisis, darah pompa dari tubuh masuk kedalam mesin dialisis tubuh masuk kedalam mesin dialisis lalu dibersihkan pada dializer(ginjal buatan),

“Apabila perbuatan hukum yang merugikan krediutor dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan untuk kepentingan harta pailit,

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti menyarankan kepada guru khususnya guru sekolah dasar dapat menerapkan model pembelajaran

Nilai R² yang didapatkan pada masing-masing konsentrasi (Gambar 2) yaitu pada kon- sentrasi 0,063 ml/L = 92,3%; konsentra- si 0,158 ml/L = 86,2%; konsentrasi 0,396 ml/L = 95,2%;

Karena jika masing-masing image/ teks yang diolah dalam photoshop tidak dibagi menjadi layer-layer yang terpisah, maka proses editing ulang terhadap gambar/ image yang diolah

Secara sederhana bidan dapat memperkirakan kemungkinan mioma uteri dengan memperhatikan gejala klinik, yaitu terdapat perdarahan menstruasi yang tidak normal, terdapat