MIFTAHUL ANWAR TAPOS DEPOK
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Dede Evah Hudoefah
NIM. 107018201085PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Kinerja Kepnla Madrasah di Mi Miftahul Anwar Tapos Depok" yang disusun oleh Dede Evah Hudoefah NIM : 107018201085, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dinyatakan Lulus dalam ujian munaqosah pada 01 Oktober 2013 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 24 Oktober 2013
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia
(Ketuajurusan)
Dr. Hasyim Asy'ari" M.Pd NrP. 19661009 199303 1 004
Tanggal
Penguji I
Drs. Mu'arif SAM. M.Pd NrP. 19650717 199403 1 005
Penguji II
Zahrudin. Lc. M.Pd
l,rIP. 197303A22005U I AA2
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Tanda Tangan
$l )i&
"'flr""
W
PENCAP.{IAN KINERJA KEPALA MADRASA,H DI MI MIFTAHT]L
A}I-WAR TAPOS DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
Dede Evah Hudoefah NrM. 107018201085
Di bawah Bimbingan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAI{
JT'RUS${ KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAIY KEGT]RUAN
TJNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULAII
JAKARTA
2013MJ l434El
skripsi berjudul : "PERAN KOMITE MADRASAH DALAM
MENDUKUNG PENCAPAIAN KINERJA KEPALA MADRASAH DI NII MIFTAHUL ANWAR TAPOS DEPOK" disusun oleh Dede Evah Hudoefah dengan Induk Mahasiswa 107018201085. Jurusan KI Manajemen Pendidikan. Telah melalcukan uji referensi dari karya ilmiah yang telah di buat untuk diujikan pada siding munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas.
Jakarta, 06 September 2013
Yang Mengesahkan:
Pembimbing
Nama NIM Jurusan Alamat Depok
NIP
JurusanlProdi
MEIIYATAKAFT DENGAI{ SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudut Peran Komite Madrasah Dalam
Mendukung Pencapaian Kinerjr Kepala Madrasah di MI Miftahul Anwar Tapos Depok adalahbenarhasil karya sendiri di bawah bimbingan:
Nama Pembimbing : Drs. Masyhuri, AM, M.Pd :
Yang bertandatangan di bawah ini: : Dede Evah Hudoefah : 107018201085
: Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan
: Jl.Masjid Al Amsir Rt 03/06 Kel. Leuwinanggung Kec. Tapos
: 19500518 198703 1 002
: Kependi dikan Islam/lvlanaj emenPendidikan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesunggUhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi ap3rbila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 05 September 2013 Yar-re-Mepy$ekarl,-..
i
Alhamulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang
telah tercurahkan, sehingga setelah melalui proses yang cukup panjang akhirnya
skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta seluruh penerus
perjuangannya yang telah membawa umatnya kepada jalan kebenaran.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi untuk meraih jenjang Strata
satu (S1) yang berjudul “Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Kepala
Sekolah di MI Miftahul Anwar Tapos Depok” banyak mengalami tantangan dan
kendala, baik yang berkaitan dengan pengaturan waktu, pengumpulan data,
pembiayaan dan sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras
disertai dorongan yang kuat dari semua pihak, maka kesulitan dan hambatan tersebut
dapat diatasi dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, sudah sepantas nya penulis mengucapkan puji syukur yang
sedalam-dalamnya kehadirat Allah SWT Yang Maha Agung dan mengucapkan
terimakasih yang setinggi- tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya ucapan terimakasih penulis sampaikan
pula kepada :
1. Nurlena Rifa’I, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Kependidikan Islam Manajemen
Pendidikan
3. Drs. Masyhuri, MA, M.Pd Dosen pembimbing skripsi penulis ucapkan
terimakasih yang tak terhingga atas saran, kritik dan masukan yang telah
mengarahkan dengan sabar dan penuh harapan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Udin Syamsudin S.Pd., Kepala MI Miftahul Anwar beserta staff MI Miftahul
Anwar Tapos Depok yang telah berkenan memberikan informasi-informasi yang
ii
dan motivasi yang sangat besar tak terhingga.
6. Suami terkasih Abdul Mutholib, yang sudah menjadi teman, sahabat dan kakak
yang baik, yang selalu siap membantu, memotivasi dan memberikan kata-kata
bijak dengan penuh cinta kasih, sehingga penulis selalu termotivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Anak tercinta Queensha Rafhania Mutholib (Alh) yang telah memberikan
kebahagian yang luar biasa, semoga Allah selalu menjadikan bidadari surga dan
senantiasa ditempatkan ditempat paling mulia.
8. Adik Mahfudz Anwar dan Khilda Zulfa Naziah yang selalu mendukung dan
memotivasi penulis dan mengajarkan arti kesabaran dan tanggung jawab.
9. Sahabat Mardinah, Atiyatu zakiyah, Richa Rahma Fadilah, Fatmawati, adik Siti
Suci Lestari dan Nur, yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan rasa
kekeluargaan yang erat. Semoga Allah selalu memberikan kebahagian.
10.Keluarga besar KI- Manajemen Pendidikan khususnya angkatan 2007 kelas A
dan B yang telah mengajarkan penulis arti sebuah persahabatan dan kedewasaan
dalam berfikir.
11.Keluarga besar Pondok Pesantren Daar El Hikam, yang telah mengajarkan
penulis ilmu agama dan mengajarkan kesabaran yang luar biasa . Semoga Allah
limpahkan rahmat dan kebahagian untuk Aby Bahrudin beserta keluarga.
12.Seluruh pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu, namun tidak
mengurangi rasa terimakasih dan penghargaan penulis kepadanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak
terdapat kekurangan baik dari segi isi, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik
Akhirnya, kepada Allah SWT, penulis panjatkan doa semoga bantuan dan
amal mereka diberi balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga penelitian
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin Ya
Rabbal Alamin
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Jakarta, 05 September 2013
iii
Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan. Judul
Skripsi “Peran Komite Madrasah Dalam Menukung Pencapaian Kinerja
Kepala Madrasah Di MI Miftahul Anwar Tapos Depok”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran komite madrasah disuatu lembaga pendidikan dan untuk mengetahui peran komite Madrasah dalam mendukung pencapian kinerja kepala Madrasah dalam melakukan evaluasi, pengawasan, kebijakan, program, penyelenggaraan dan mutu pendidik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara factual dan akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran komite madrasah dalam mendukung pencapaian kinerja kepala madrasah belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan belum optimalnya peran komite madrasah dalam mendukung pencapaian kinerja kepala madrasah yang sesuai dengan acuan dan pedoman kerja komite sekolah yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Nasional.
Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan kinerja komite madrasah melakukan kordinasi yang lebih baik dengan pihak sekolah dan mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu di MI Miftahul Anwar Tapos Depok. Dalam hal administrasi, komite sekolah lebih meningkatkan sistem dokumentasi dan manajemen kearsipan komite sekolah dengan lebih baik dan teratur. Komite sekolah diharapkan ikut mengawasi proses belajar mengajar di kelas agar dapat memberikan saran yang terbaik dalam proses belajar mengajar.
Rekomendasi untuk kepala madrasah, lebih aktif dalam bekerjasama dengan komite madrasah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kepala madrasah diharapkan lebih aktif dalam memberikan dan menggali inovasi-inovasi baru yang ada dalam masyarakat, sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan dukungan masyarakat terhadap pendidikan. Kepala madrasah dapat menjadikan komite madrasah partnership dalam rangka peningkatan fungsi manajemen berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan di MI Miftahul Anwar Tapos Depok
iv
Kata Pengantar ... i
Abstraks ... iii
Daftar Isi... iv
Daftar Tabeli ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1
B. Fokus Masalah. ... 5
C. Perumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Kepala Sekolah 1. Pengertian Kinerja ... 8
2. Model-model Teori Kinerja ... 9
3. Kinerja Kepala Sekolah... 9
4. Peran Kepala Sekolah ... 12
5. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Ideal ... 22
6. Tugas-tugas Kepala Sekolah ... 23
B. Peran Komite Sekolah 1. Pengertian Peran... 25
2. Pengertian Komite Sekolah ... 26
3. Peran dan Fungsi Komite Sekolah ... 26
4. Tujuan Komite Sekolah... 30
5. Perinsip Pembentukan Komite Sekolah ... 31
6. Program Komite Sekolah ... 31
7. Keanggotaan dan Kepengurusan Komite Sekolah ... 32
v
B. Teknik Pengumpulan Data ... 43
C. Teknik Pengolahan Data ... 44
D. Teknik Analisa Data ... 45
E. Kisi-kisi Wawancara ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Miftahul Anwar Tapos Depok ... 50
1. Sejarah Berdirinya MI Miftahul Anwar Tapos Depok ... 50
2. Letak Geografis ... 51
3. Profil Kepala Sekolah ... 51
4. Profil Ketua Komite MI Miftahul Anwar ... 51
5. Profil Sekolah MI Miftahul Anwar ... 52
6. Visi dan Misi MI Miftahul Anwar ... 52
B. Kronologi Data ... 53
1. Latar Belakang Kelahiran Komite Sekolah MI Miftahul Anwar .. 53
2. Tujuan Komite sekolah MI Miftahul Anwar ... 54
3. Program Kerja Komite Sekolah MI Miftahul Anwar ... 55
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56
1. Mekanisme Pemilihan Komite Sekolah MI Miftahul Anwar ... 57
2. Keanggotaan Komite Sekolah MI Miftahul Anwar ... 60
3. Pelakasanaan Peran Komite Sekolah MI MIftahul Anwar ... 62
4. BAB V PENUTUP DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 80
vi
Tabel 1Peran Komite Sekolah Sebagai Pemberi Pertimbangan
[image:11.595.137.528.176.625.2](Advisory Agency) ... 35
Tabel 2 Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency ... 37
Tabel 3 Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol (Controlling Agency ... 38
Tabel 4 Peran Komite Sekolah Sebagai Mediator (Mediator Agency) ... 40
Tabel 5 Bagan Struktur Organisasi Komite Sekolah ... 42
1
A. Latar Belakang MasalahPendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka
Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha
pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pengembangan dan
perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan,
pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
kependidikan lainnya
Pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan,
karena hal ini menyangkut masa depan bangsa, ini berarti suatu kemajuan bangsa
terletak pada kualitas manusianya, maka kualitas manusia hanya bisa dibina
melalui pendidikan.1
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah sesuai dengan paradigma
baru manajemen pendidikan, disarankan perlunya memberdayakan masyarakat
dan lingkungan sekolah secara optimal. Hal ini penting karena sekolah
memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan,
sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan program
tersebut. Disisi lain masyarakat memerlukan jasa sekolah untuk mendapatkan
program –program pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. Jalinan itu dapat
terjadi, jika kepala sekolah aktif dan dapat membangun hubungan yang saling
menguntungkan (mutualisma).
Sutisna mengemukakan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu : (1)
Untuk mengembangkan pemahaman tentang maksud- maksud dan sarana- sarana
di sekolah, (2) Untuk menilai program sekolah, (3) Untuk mempersatukan orang
tua murid dan guru dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhan anak didik, (4) Untuk
1
mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah dalam era
pembangunan, (5) Untuk membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat
terhadap sekolah, (6) Untuk memberi tahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah,
(7) Untuk mengarahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan
peningkatan program sekolah. 2
Sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh
masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah mempunyai
kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan penerangan kepada
masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan dan keadaannya,
dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan
dan tuntutan masyarakat.
Keterlibatan masyarakat dalam sekolah telah memperoleh peran yang
cukup besar, yang menempatkan masyarakat sebagai bagian dalam proses
pendidikan yang berlangsung. Melalui wadah yang dinamakan komite sekolah/
dewan sekolah yang diharapkan bahwa para stakeholder pendidikan mengambil
peran yang maksimal, sehingga sekolah mampu memberikan yang terbaik bagi
pelanggannya (customer).3
Komite Sekolah/Madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan,
arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan.4
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sisdiknas,
komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan
pendidikan. Baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun
2
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2006) hal. 163
3
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta :PT Sarana Panca Karya Nusa,
2009), hal.161
4
Departemen Agama Republik Indonesia, Memahami Paradigma Baru Pendidikan
jalur pendidkan luar sekolah.5 Dalam rangka pelaksanaan otonomi pendidikan
sebagai salah satu bagian dari otonomi daerah, maka untuk meningkatkan peran
serta masyarakat dibidang pendidikan, diperlukan suatu wadah yang dapat
mengakomodasikan pandangan, aspirasi dan menggali potensi masyarakat untuk
menjamin terciptanya demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas pendidikan.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan tidak hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah propinsi,
Kabupaten/Kota, dan pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat atau stakeholder
pendidikan. Hal ini sesuai dengan konsep partisipasi berbasis masyarakat
(community based participation) yang kini tidak hanya menjadi wacana, tetapi
mulai dilaksanakan di Indonesia. Inti dari penerapan tersebut adalah bagaimana
agar sekolah dan semua yang berkompeten atau stakeholder pendidikan dapat
memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. Untuk itu diperlukan kerjasama
yang sinergis dari pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat atau stakeholder
lainnya secara sitematik sebagai wujud peran serta dalam melakukan pengelolaan
pendidikan melalui Dewan Pendidikan dan komite sekolah.
Kepala sekolah merupakan pihak yang bersentuhan langsung dengan
proses pelaksanaan pendidikan sekolah. Kemampuan professional sangat
diperlukan guna mewujudkan sekolah yang efektif. Kepala sekolah merupakan
pengelola yang tidak hanya dipandang dari sudut manajerial saja tetapi harus
mampu menangkap laju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga
segala aktiftas yang dijalankan oleh sekolah akan dapat mendukung terciptanya
sekolah yang efektif.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa peran komite sekolah dan kepala sekolah
sangat berperan besar dalam menentukan maju mundurnya suatu sekolah, namun
kepala sekolah memiliki tugas yang sangat besar dan tanggung jawab yang besar
pula untuk memajukan kualitas sekolah. Salah satu tujuan pembentukan Komite
Sekolah adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini berarti peran serta
5Undang- undang Republik Indonesia No. 20 Th 2003 tentang Sisdiknas
masyarakat sangat dibutuhkan dalam peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya
sekadar memberikan bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan
bantuan yang berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan
suatu sekolah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat harus
diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu
dalam dunia pendidikan terutama di sekolah-sekolah harus mampu menyelaraskan
diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu diantaranya
berkaitan dengan kinerja Kepala Sekolah dalam rangka mewujudkan sekolah
efektif, mengingat kondisi yang ada sekarang ini, manajerial Kepala Sekolah serta
kinerja seorang manajer (pemimpin) yang menjadi perhatian di kalangan
pendidikan masih memprihatinkan. Pengelolaan pendidikan belum dilakukan
secara optimal. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya kinerja kepala
sekolah yang masih rendah dan ketidakmampuan untuk menyelaraskan diri
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Paradigma pendidikan yang memberikan wewenang luas kepada sekolah
dalam mengembangkan berbagai potensinya memerlukan peningkatan
kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerial, agar dapat
mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolahnya. Kepala
sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus
dimiliki dasar kepemimpinan yang kuat, setiap kepala sekolah harus memiliki
kunci sukses kepemimpinannya. 6
Kepala sekolah harus memiliki visi dan misi serta strategi manejemen
pendidikan secara utuh. Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah
sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap
komponen sekolah (who is behind the school). Kemampuan kepala sekolah
tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kepemimpinan serta tugas
yang dibebankan kepadanya karena tidak jarang kegagalan pendidikan dan
6
E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimponan Kepala Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara,
pembelajaran di sekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah
terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut menunjukan
bahwa berhasil tidaknya suatu sekolah dalam mencapai tujuan serta mewujudkan
visi dan misi. Dalam prosesnya interaksi berkualitas yang dinamis antara kepala
sekolah, guru, tenaga administrasi dan peserta didik memainkan peran yang
sangat penting, terutama dalam menyesuaikan berbagai aktifitas sekolah dengan
tuntutan globalisasi, tuntutan situasi, kondisi dan lingkungannya. Semuanya
sangat menuntut kompetensi dan profesionalitas kepala sekolah, untuk
memungkinkan tercapainya interaksi berkualitas yang dinamis.7 Namun pada MI
Miftahul Anwar kinerja Kepala Madrasah masih belum memuaskan, kemampuan
Kepala Madrasah belum berjalan baik, ini terlihat dari beberapa program kepala
madrasah yang belum banyak tercapai. Dan Komite madrasah yang belum
mampu menjalankan perannya, sehingga mempengaruhi kinerja kepala madrasah
dan menjadikan kinerja madrasah rendah.
Sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang semakin meningkat dewasa ini, maka
pengelolaan pendidikan perlu dibenahi selaras dengan tuntutan perubahan yang
dilandasi oleh adanya kesepakatan, komitmen, kesadaran, kesiapan membangun
budaya baru dan profesionalisme dalam mewujudkan “Masyarakat Sekolah” yang
memiliki loyalitas terhadap peningkatan mutu sekolah.
Dilihat dari pentingnya komite sekolah dan kinerja kepala sekolah, agar
peran serta fungsinya dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan uraian diatas,
maka dalam penelitian ini penulis mengkaji “Peran Komite Madrasah Dalam Mendukung Pencapaian Kinerja Kepala Madrasah di MI Miftahul Anwar Tapos Depok”
B. Fokus Masalah
Masalah yang dapat penulis identifikasi yang berhubungan dengan
peran strategis komite sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
kepala sekolah adalah :
7
1. Kurangnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggraan
pendidikan
2. Kurangnya evaluasi dan Pengawasan terhadap kinerja, kebijakan,
program, penyelenggraan dan hasil/ mutu pendidikan.
3. Kurangnya peran komite sekolah dalam proses peningkatan mutu
pendidikan di sekolah
4. Kurangnya fasilitas dalam mengkomunikasikan program kerja sekolah
pada wali murid, masayarakat dan dunia usaha dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan.
5. Komite sekolah belum menjadi penampung aspirasi, ide, tuntutan dan
berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan masayarakat.
C. Perumusan Masalah
Dilihat dari pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana komite Madrasah dalam mendukung pencapaian kinerja
kepala madrasah ?
b. Bagaimana Komite madrasah sebagai pendukung pencapaian kinerja
kepala madrasah memberikan masukan dan rekomendasi untuk
perbaikan sesuai dengan program kerja kepala Madrasah ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mendeskripsikan peran komite madrasah disuatu lembaga
pendidikan
b. Untuk mengetahui peran komite Madrasah dalam mendukung
pencapian kinerja kepala Madrasah dalam melakukan evaluasi,
pengawasan, kebijakan, program, penyelenggaraan dan mutu
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1. Pengurus komite sekolah, mengungkapkan beberapa kendala atau
hambatan terhadap peran dan fungsi komite sekolah yang dapat
digunakan oleh pengurus komite sekolah sebagai tataran
pelaksanaannya, serta keberadaaannya dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.
2. Penyelenggara pendidikan, memberikan sumbangan pemikiran dan
masukan akan pentingnya peran dan fungsi Komite Sekolah yang
berguna dalam upaya peningkatan komitmen dan kinerja Kepala
Sekolah dalam mewujudkan “Masyarakat Sekolah” yang memiliki
8
A. Kinerja Kepala Sekolah 1. Pengertian Kinerja
Para ahli memberikan banyak batasan mengenai istilah kinerja, walaupun
perumusannya berbeda namun secara prinsip tampaknya memiliki arti yang
sejalan mengenai proses pencapaian hasil. Hadari Nawawi berpendapat “ Kinerja
adalah prestasi seseorang dalam suatu keahlian tertentu, dalam melaksanakan
tugas atau pekerjaannya yang didelegasikan dari atasan dengan efektif dan
efisien”.1
Menurut E. Gibson, dkk., mengungkapkan kinerja sebagai prestasi kerja
yaitu hasil yang diinginkan dari prilaku.2 Wahjosumijo merumuskan “ pengertian
kinerja sebagi sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam
rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja”.3
Menurut
Kammars “ Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang bearti kemauan
dan kemampuan melakukan pekerjaan”.4 Mulyasa menjelaskan bahwa “Kinerja
dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau
untuk kerja”.5
Dari pengertian yang telah dikemukkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja adalah pencapaian atau prestasi kerja dari seseorang yang memiliki
kemauan, kemampuan dan prilaku yang baik dalam melakukan pekerjaannya
dalam usaha menerapan konsep gagasan dengan efektif dan efisien sehingga
tercapai tujuan yang ditetapkan oleh lebaga pendidikan.
1
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : PT Gunung Agung, 1999), h.34
2
Ralph E. Gibson, dkk., Organisasi dan Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 1992), h. 120
3
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritis dan Permasalahnnya,
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), h. 430
4
Kammars, M. Dachnel, Model Pengelolaan dan Penelitian Kurikulum, Konvensi
Nasional Indonesia II, Kurikulum Abad 21, (Jakarta : Gramedia , 1992), h. 72
5
2. Model- Model Teori Kinerja
Untuk memahami tentang kinerja, berikut ini beberapa model Kinerja :
1. Model Vromian
Menurut model ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara
kemampuan (ability) dan motivasi. Hubungan perkalian tersebut
mengandung arti bahwa : jika seorang rendah pada salah satu komponen
maka prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah
merupakan hasil dari motivasi yang rendah dengan kemampuan rendah
2. Model Lawler dan Porter
Lawler dan Porter mengemukakan bahwa “ Performance = effort x Ability
x role Perception “. Effort Yaitu banyaknya energy yang dikeluarkan
seseorang dalam situasi tertentu, abilities adalah karakteristik individu
seperti intelegensi, keterampilan, sifat sebagai kekuatan potensi untuk
berbuat dan melakukan sesuatu. Sedangkan Role Perception adalah
kesesuaian antara usaha yang dilakukan seseorang dengan pandangan
atasan langsung tentang tugas yang harusnya dikerjakan
3. Model Ander dan Butzin
Jika semua teori tentang kinerja dikaji maka di dalamnya melibatkan dua
komponen utama yakni “ability” dan “motivasi”. Perkalian antara ability
dan motivasi menjadi sangat popular, sehingga banyak sekali dikutip oleh
para ahli dalam membicarakan kinerja. Orang yang tinggi ability nya tetapi
rendah motivasinya akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian
halnya orang yang bermotivasi tinggi tetapi abilitynya rendah.6
3. Kinerja Kepala Sekolah
Wahjosumidjo mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin dan penanggung jawab sangat berpengaruh dalam menentukan
kemajuan sekolah dituntut memiliki kemampuan administrasi, memiliki
komitmen tinggi dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah
harus melakukan peningkatan profesionalismenya, berangkat dari
kemauan dan kesedian kepada bawahan, yang bersifat memprakarsai dan
6
didasari pertimbangan yang matang, bersifat demokrasi dan lebih
mempertimbangkan kematangan bawahan.7
Kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan
pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan kearah peningkatan prestasi peserta didik. Menurut Sellis
yang dikutip Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah
Profesional (2004), untuk menjadi kepala sekolah yang professional harus
memperhatikan hal- hal sebagai berikut :
1. Mempunyai visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu
bagi sekolahnya maupun tenaga kependidikan dan peserta didik;
2. Mempunyai komitmen yang jelas dan mengkomunikasikan
perannya berkaitan pada proses peningkatan kualitas;
3. Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan
kebijakan sekolah;
4. Dapat meyakinkan peserta didik, orang tua dan masyarakat;
5. Kepala sekolah mendukung pengembangan tenaga kependidikan
serta melakukan inovasi terhadap sekolah;
6. Menjalani struktur organisasi yang menggambarkan tanggung
jawab yang jelas;
7. Mengembangkan komitmen yang bersifat organisasional maupun
budaya yang membangun tim kerja yang efektif;
8. Mengembangkan mekanisme yang cocok untuk melakukan
monitoring dan evaluasi; 8
Dari beberapa konsep diatas, kepala sekolah dalam mengelola
lembaga pendidikan, sekolah harus mempunyai visi, misi serta komitmen
yang jelas. Kepala sekolah juga membangun tim kerja yang kompak,
karena setiap lembaga pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
ada dukungan dari berbagai pihak.
7
Wahjosumidjo, Op. Cit, h. 78
8
Sekolah diharapkan akan selalu memusatkan segala perhatian dan
kemampuan secara optimal untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai
dengan tuntutan masyarakat. Ketaatan dalam menjalankan segala peraturan
perundang undangan dan kebijakan yang telah digariskan ini akan
mendukung keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya dengan penuh
pengabdian, kesadaran,dan tanggung jawabnya. Pemenuhan persyaratan
untuk menjadi kepala sekolah/madrasah baik yang bersifat syarat umum
maupun syarat teknis, menjadi suatu keharusan bagi setiap pendidik.
Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada
sekolah dalam mengembangkan potensinya memerlukan peningkatan
kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerialnya, agar
dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban
sekolahnya. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti
diungkapkan Supriadi bahwa “erat hubungannya antara mutu kepala
sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah,
iklim udaya sekolah, dan menurunkan prilaku nakal peserta didik”. Selain
itu kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara
mikro. Yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di
sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28
tahun1990 bahwa “ kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan
tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan
sarana dan prasarana.
Menyadari hal tersebut kepala sekolah dihadapkan pada tantangan
untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana
dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam
krangka ini dirasakan perlunya peningkatan manajemen kepala sekolah
secara profesioanal untuk mensukseskan program –program pemerintah
manajemen berbasis sekolah, kurikulum berbasis kompetensi, dan
lain-lain. Yang semuanya menuntut peran aktif dan kinerja kepala sekolah.9
Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan
hendaknya memiliki pengertian dan pengetahuan yang luas tentang
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran disekolah. Adapun
keterampilan yang harus dimiliki kepala sekolah adalah :
1) Keterampilan kepemimpinan
2) Keterampilan pendidikan dan pengajaran
3) Keterampilan teknis yaitu yang berhubungan dengan penggunaan
alat- alat penunjang pendidikan.
4) Kemampuan konseptual
5) Keterampilan hubungan manusia.10
Disamping keterampilan tersebut kepala sekolah juga diwajibkan
memiliki kompetensi sebagai berikut :
1. Kecakapan dalam mengatur tenaga personel sekolah, meliputi
guru, murid dan karyawan
2. Kecakapan dalam hal mengelola sarana dan pra sarana sekolah
3. Kecakapan dalam hal mengelola keuangan sekolah dan
pembiayaan
4. Kecakapan untuk kerjasama antara sekolah dengan masyarakat
5. Kemampuan untuk memimpin dan memplopori perbaikan dan
pelaksanan kurikulum sekolah atau perbaikan pengajaran bersama
dengan staf yang dipimpinnya.11
4. Peran Kepala Sekolah
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat
kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai
dimensi yang satu sama lain berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan
9
E. Mulyasa, Ibid, h. 24
10
Made Pidarta, Manjemen Pendidikan Indonesia, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2004),cet. Ke
2, h. 204-231
11
Soekarto Indrafachrudi,dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, ( Jakarta : Badan
bersifat unik menunjukan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki
cirri-ciri tertentu yang tidak dimiliki organisasi lain. Ciri-cirri-ciri yang menempatkan
sekolah memiliki karakter tersendiri dimana terjadi proses belajar mengajar,
tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia. Karena
sifatnya yang kompleks dan unik tersebut sekolah sebagai organisasi
memerlukan tingkat kordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah
keberhasilan kepala sekolah.
Kepala sekolah berhasil apabila mereka memahami keberadaan
sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu
melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai yang diberi tanggung jawab
untuk memimpin sekolah.
Ada tiga macam peranan pemimpin dilihat dari otoritas dan status
formal seorang pemimpin.
1. Peranan hubungan antar perseorangan (Interpersonal Roles)
Peranan ini timbul akibat otoritas formal dari seorang manajer
meliputi:
a. Figurehead
Figurehead berarti lambang. Dalam pengertian sebagai lambang
kepala sekolah mempunyai kedudukan yang selalu melekat dengan
sekolah . Kepala sekolah dianggap sebagai lambang sekolah. Oleh
sebab itu seorang kepala sekolah harus selalu dapat memelihara
integritas diri agar peranannya sebagai lambang tidak menodai nama
baik sekolah
b. Kepemimpinan (Leadership)
Peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala
sekolah untuk menggerakan seluruh sumber daya yang ada disekolah,
sehingga lahir etos kerja dan produktifitas yang tinggi dalam mencapai
tujuan. Fungsi kepemimpinan ini sangat penting sebab di samping
berperan sebagai penggerak juga berperan untuk melakukan control
segala aktifitas guru, staf dan sisa sekaligus untuk meneliti persoalan-
[image:24.595.135.513.280.556.2]c. Penghubung (Liasion)
Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan menjadi penghubung
antara kepentingan sekolah dengan lingkungan diluar sekolah.
Sedangkan secara internal liasion kepala sekolah menjdi alat perantara
antara wakil-wakil para guru, staf, siswa dalam menyelesaikan
kepentingan mereka. Tujuan liasion adalah untuk memperoleh
informasi dari berbagai pihak untuk keberhasilan kepala sekolah.
2. Peran Informasional (Informasional Roles)
Kepala sekolah berperan untuk menerima dan menyebarluaskan
atau meneruskan informasi kepada guru, staf, siswa dan orang tua siswa.
Dalam fungsi informasional inilah kepala sekolah berperan sebagai pusat
urat syaraf (Nerve Center) sekolah.
Ada tiga macam peran kepala sekolah sebagai informasional yaitu :
a. Sebagai monitor
Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap
lingkungan, yaitu kemungkinan adanya informasi-informasi yang
berpengaruh terhadap penampilan sekolah
b. Sebagai disseminator
Kepala sekolah bertanggug jawab untuk menyebarluaskan dan
membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, siswa dan orang tua
murid
c. Spokeman
Kepala sekolah menyebarkan (transmits) informasi kepada
lingkungan diluar yang dianggap perlu. Dalam fungsi ini kepala
sekolah berperan sebagai wakil resmi sekolah.
3. Sebagai Pengambil Keputusan
Peran sebagai pengambil keputusan merupakan peran yang paling
penting dari kedua macam peran yang lain, yaitu interpersonal dan
informational roles
Ada empat macam peran kepala sekolah sebagai pengambil
a. Entrepreneur
Dalam peran ini kepala sekolah selalu berusaha untuk memperbaiki
penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran
program-program yang baru, serta melakukan survei untuk mempelajari
berbagai persoalan yang timbul dilingkungan ekolah
b. Orang yang memperhatikan gangguan ( disturbance- handler)
Gangguan yang timbul pada suatu sekolah tidak hanya diakibatkan
kepala sekolah yang tidak memperhatikan situasi, tetapi bisa juga
akibat kepala sekolah yang tidak mampu mengantisipasi semua akibat
pengambilan keputusan yang telah diambil
c. Orang yang menyediakan segala sumber (a resource allocator)
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menentukan siapa yang
akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan.
Sumber-sumber yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, dana ,
peralatan dan berbagai kekayaan sekolah yang lain. Seorang kepala
sekolah harus secara terus menerus meneliti dan menentukan
bagaimana sumber-sumber tersebut dapat diadakan dan dibagikan
d. A negotiator roles
Dalam fungsi ini kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan
pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar. Untuk menjalin dan
memenuhi kebutuhan baik sekolah maupun dunia usaha. Dalam kerja
sama ini meliputi penempatan lulusan, penyesuaian kurikulum, tempat
praktik tenaga pengajar dan sebagainya. Fungsi negosiator akan lebih
banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah kejuruan, khususnya dengan
pihak dunia usaha dan industri.12
Kaitannya kinerja kepala sekolah dapat dilihat melalui peran dan
fungsinya, kepala sekolah sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan
pendidikan menurut BSNP mempunyai fungsi sebagai berikut :
12
a. Kepala Sekolah Sebagai Educator
Kepala sekolah harus memiliki strategi untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menurut E Mulyasa
“sebagai educator,kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor
pengalaman akan sangat mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah,
terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan
terhadap pelaksanaan tugas nya. Pengalaman semasa menjadi guru, menjadi
wakil kepala sekolah, atau menjadi anggota organisasi kemasyarakatan
sangat mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan
pekerjaannya, demikian halnya pelatihan dan penataran yang pernah
diikutinya”.13
Dari sudut yang berbeda, menurut Cece wijaya dan Tabrani Rusyan dimana kepala sekolah sebagai seorang pendidik (Educator) juga harus mempunyai kemampuan professional keguruan yaitu :
1) Menguasai bahan yang diajarkan
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Menggunakan sumber media mengajar
4) Mengelola interaksi belajar mengajar
5) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
6) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
7) Memahami perinsip-perinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan untuk keperluan pengajaran.
Kepala sekolah sebagai pendidik harus mengetahui materi yang
akan diajarkan, serta mampu merencanakan program belajar mengajar.
Kepala sekolah juga menyediakan media belajar sebagai alat bantu untuk
proses pembelajaran serta mampu menciptakan interaksi dalam belajar
mengajar dengan melakukan bimbingan atau penyuluhan terhadap siswa.
Kepala sekolah harus mengetahui pengelolaan administrasi sekolah dan
mampu mengevaluasi hasil-hasil penelitian pendidikan dalam keperluan
13
pengajaran. Dengan demikian kinerja kepala sekolah berarti prestasi atau
kontribusi yang diberikan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai pemimpin dan mengatur
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga berusaha
melakukan pendidikan pembinaan mental, moral, fisik dan atistik kepada
tenaga kependidikan serta memberikan motivasi agar para tenaga
kependidikan merasa nyaman dengan profesinya.14
b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Menurut E. Mulyasa “dalam rangka melakukan peran dan
fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau
kooperatif, member kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. 15
Kepala sekolah sebagai manajer harus mampu memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerja sama yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensinya, serta
mendorong para pendidik terlibat dalam berbagai kegiatan yang menunjang
program sekolah
Tani Handoko berpendapat “Kepala sekolah sebagai manajer harus
mampu mengawasi dan bertanggung jawab atas kesatuan kerja
keseluruhan devisi yang mencakup atau beberapa kegiatan- kegiatan
fungsional dalam satuan kerja”. 16
c. Kepala Sekolah Sebagai Administator
Kepala sekolah sebagai administrator harus memiliki hubungan
yang erat dengan berbagai akifitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan dan dokumentasi seluruh program sekolah. Secara
spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola
14
E. Mulyasa, Ibid, h. 98-99
15
E. Mulyasa, Ibid, h. 103-104
16
kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi
peserta didik, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola
administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan
tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang
produktifitas sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus mampu menjabarkan
kemampuan diatas dalam tugas-tugas operasional sebagai berikut.
Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam
penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran, penyusunan
kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, penyusunan
kelengkapan data administrasi kegiatan praktikum, dan penyusunan
kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di
perpustakaan.
Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus
diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi peserta
didik,kegiatan ekstrakurikuler, hubungan sekolah dengan orang tua peserta
didik. Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan
dalam pengembangan kelengkapan data administarasi tenaga guru, srta
pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan non
guruseprti pustakawan, laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan
teknisi.
Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus
diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi gedung
dan ruang , mesin kantor, data adminitrasi buku atau bhan pustaka ,
pengembangan kelengkapan data administrasi alat laboratorium srta
pengembangan kelengkapan data administrasi alat bengkel dan workshop.
Kemampuan mengelola administrasi kearsipan hanya diwujudkan
dalam pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, surat
keluar, surat keputusan dan kelengkapan administrasi surat edaran.
Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam
pengembangan administrasi keuangan rutin yang bersumber dari
harus dipertanggungjawabkan dan dana bantuan operasional,
pengembangan proposal untuk mendapatkan keuangan dan proposal untuk
mencari kemungkinan dalam mendapatkan bantuan keuangan dari
berbagai pihak yang tidak mengikat. 17
d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan
tindakan preventif agar para tenaga kependidikan tidak melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah
terhadap tenaga kependidikannya khususnya guru, disebut supervisi klinis,
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesionalguru dan
meningatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif.
Salah satu supervisi akademik yang populer adalah supervisi klinis yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga
inisiatif tetap berada di tangan kependidikan
2) Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama
kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan
3) Instrument dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru
dan kepala sekolah
4) Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan
mendahulukan interpretasi guru
5) Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka dan
supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan
guru daripada member saran dan pengarahan
6) Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap yaitu pertemuan
awal, pengamatan dan umpan balik
17
7) Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai
supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai
hasil pembinaan
8) Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk menigkatkan suatu
keadaan dan memecahkan suatu masalah.
e. Kepala Sekolah Sebagai Leader
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk
dan pengawasan, meningkatkan motivasi kerja tenaga kependidikan.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalis dari kepribadian seperti pengetahuan terhadap kependidikan
misalnya memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami kondisi
siswa, menyusun program tenaga kependidikan, menerima msukan dan
kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuannya.
Menganalisis visi dan misi dalam tindakan. Kemampuan mengambil
keputusan seperti mengambil keputusan untuk kepentingan internal
sekolah. Mulyasa mengemukakan bahwa ”Kemampuan berkomunikasi
dalam menuangkan gagasan dengan tenaga kependidikan, siswa, orang tua
dan masyarakat “.18 Menurut wahjosumidjo “ Kepala sekolah sebagai
pimpinan harus dapat mempengaruhi dan meyakinkan (persuase)
baahannya agar mereka mempunyai kemauan sesuai dengan
kemampuannya untuk melakukan pekerjaannya secara maksimal agar
mencapai tujuan organisasi pendidikan”. 19
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader
dapat dianalisis dari kepribadian,pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan
dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai
leader akan tercermin dalam sifat-sifat (1) jujur, (2) percaya diri, (3)
tanggung jawab, (4) berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa
besar, (6) emosi yang stabil, (7) teladan.
18
E. Mulyasa, Ibid, h. 15- 16
19
Pengetahuan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan akan
tercermin dalam kemampuan : memahami kondisi tenaga kependidikan
(guru dan non guru), memahami kondisi dan karakteristik peserta didik,
menyusun program pengembangan tenaga kependidikan, menerima
masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk meningkatkan
kepemimpinannya.
Memahami terhadap visi dan misi sekolah akan tercermin dari
kemampuannya untuk : mengembangkan visi sekolah, mengembangkan
misi sekolah dan melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi
kedalam tindakan. Kemampuan mengambil keputusan akan tercermin dari
kemampuannya dalam mengambil keputusan bersama tenaga
kependidikan disekolah, mengambil keputusan untuk kepentingan internal
sekolah dan mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah.
kemampuan komunikasi akan tercermin dari kemampuannya untuk
berkomunikasi cesara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah,
menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, berkomunikasi secara lisan
dengan peserta didik, berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan
masyarakat sekitar lingkungan sekolah.
f. Kepala Sekolah Sebagai Innovator
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia
melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,
rasional dan objektif, pragmatis, keteledanan, disiplin serta adaptable dan
fleksibel.
Konstruktif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan dalam
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala
sekolah harus berusaha mendorong dan membina setiap tenaga
kependidikan agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan
tugas-tugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga kependidikan.
Kreatif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan disekolah, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan
optimal dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan kepada
masing-masing tenaga kependidikan.
Delegatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan disekolah, kepala sekolah harus
berupaya mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai
dengan deskripsi tugas, jabatan serta kemampuanmasing-masing.
Integratif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha
mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi
untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien dan produktif.
Rasional dan objektif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus
berusaha bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.
Pragmatis dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha
menetapkan kegiatan utau target berdasarkan kondisi dan kemampuan
nyata yang dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan serta kemampuan
yang dimiliki sekolah. keteladanan dimaksudkan bahwa dalam
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala
sekolah harus berusaha memberikan teladan dan contoh yang baik.
Adaptable dan fleksibel dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan, kepala sekolah harus mampu
beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha
menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para
tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya.
g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator kepala sekolah harus memilki setrategi yang
tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
dorongan, penghargaan secara efektif dan menyediakan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar. 20
5. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Ideal
Terry mengemukakan bahwa untuk dapat memberdayakan setiap
individu dalam tingkat persekolahan, kepala sekolah seyogyanya dapat
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemberdayaan (create an
environment to empowerment), memperlihatkan idealism pemberdayaan
(demonstrates empowerment ideals), penghargaan terhadap segala usaha
pemberdayaan (encourages all endeavors toward empowerment) dan
penghargaan terhadap segala keberhasilan pemberdayaan (applauds all
empowerment successes). Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa upaya
pemberdayaan bukanlah hal yang sederhana melainkan didalamnya
membutuhkan kerja keras dan kesungguhan dari kepala sekolah. Jika kepala
sekolah sudah mampu meberdayakan seluruh warga sekolah, maka akan
tumbuh dinamika organisasi yang diwarnai dengan pemikiran kreatif dan
inovatif dari setiap anggotanya.
Agar lembaga pendidikan mempunyai daya dukung dalam era
desentralisasi pendidikan, diperlukan kepala sekolah yang ideal yang
mempunyai cirri-ciri khusus yaitu
1. Fokus pada kelompok
2. Melimpahkan wewenang
3. Merangsang kreatifitas
4. Member semangat dan motivasi
5. Memikirkan program penyertaan bersama
6. Kreatif dan proaktif
7. Memperhatikan sumber daya manusia
8. Membicarakan persaingan
9. Membangun karakter
10.Kepemimpinan yang tersebar
11.Bekerja sama dengan masyarakat.21
20
6. Tugas- Tugas Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah
harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankaan. Adapun tugas-tugas
dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97)
adalah:
1. Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.
Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di
lingkungan sekolah.
Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
Kepala sekola bertindak dan bertanggungjawab atas segala
tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan
oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat
dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah
Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah
harus mampu menghadapi berbagai persoalan.Dengan segala
keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur
pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila
terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan
sekolah.
Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional.
Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu
analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi
yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu
keseluruhan yang saling berkaitan.
Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah.
Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya
terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang
berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah
harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
21
Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat
membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan
kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat
berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan
prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban
masing-masing, (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai
pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam
pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang
dipimpinnya.
Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada
satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa masalah. Demikian
pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dn
kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala
sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat
menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
B. Pengertian Peran Komite Sekolah 1. Pengertian peran
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah “ perangkat tingkah yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dalam masyarakat” 22
Menurut Bruce J. Cohen yang diterjemahkan oleh Sahat Simamore
“ peran adalah suatu prilaku yang diharapkan oleh orang lain dari
seseorang yang menduduki status tertentu.23
Sementara Soerjono Soekanto berpendapat bahwa : “Peranan
merupakan aspek dinamis kedudukan, apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan
suatu peranan , peranan merupakan suatu hal yang penting karena ia
mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayan, kamus besar Bahasa Indonesia. (Jakarta :
Balai Pustaka 1999), hal. 664
23
batas tertentu seperti meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang
yang bersangkutan akan menyesuaikan perilaku sendiri dengan prilaku
orang-orang sekelompoknya. Hubungan- hubungan sosial atau yang ada
dalam masyarakat merupakan hubungan antara peran individu dalam
masyarakat. Peranan diatur oleh norma- norma yang berlaku”.24
Peran sangat penting dalam kehidupan manusia, karena menurut
pengertian diatas peran harus dilaksanakan dalam masyarakat, seperti
perlunya peran komite sekolah di dalam suatu lembaga pendidikan, peran
orang tua dalam mendidik anak- anaknya agar lebih baik, peran Negara
dalam mengentaskan kemiskinan dan begitu pula peran- peran yang baik
untuk mewujudkan kehidupan lebih aman dan tentram.
Berdasarkan definisi peran diatas dapat disimpulkan bahwa peran
dapat diwujudkan oleh yang lebih tinggi tingkatannya didalam suatu
masyarakat. Hal tersebut dapat terlaksana jika terdiri dari beberapa
manusia tidak individualisme.
2. Pengertian Komite Sekolah
Komite sekolah berasal dari dua kata yaitu “komite” dan “sekolah”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Komite berarti “sejumlah orang
yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas tertentu”.25
Menurut Nanang Fatah dalam bukunya Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan. Komite sekolah merupakan salah satu badan atau lembaga
non profit dan non politis dibentuk berdasarkan musyawarah yang
demokratis oleh para stakeholder pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap
peningkaan kualitas proses dan hasil pedidikan.26
Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu , pemerataan dan efesiensi
24
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali, 1988 ), cet. Ke 9,
h.263
25
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (
Jakarta : Balai Pustaka, 2000), h. 584
26
Nanang Fatah, Sistem Manajemen Mutu Pendidikan , (Bandung : Remaja Rosda Karya,
pengelolaan pendidikan disatuan pendidikan. Dibentuk berdasarkan
musyawarah yang demokratis oleh stakeholder pendidikan.27
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komite sekolah adalah
badan mandiri atau lembaga non politis dan non profit yang beranggotakan
orang tua /wali peserta didik komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat
yang dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan
yang berlangung di sekolah-sekolah yang ada di lingkungan
masing-masing.
3. Peran dan Fungsi Komite Sekolah
Efektifitas peran masyarakat dalam komite sekolah sangatlah
bergantung kepada kreatifitas dari lembaga tersebut dalam melahirkan dan
menjalankan bentuk- bentuk dukungannya terhadap program- program
sekolah. Makna kreatifitas dalam kelembagaan dewan sekolah melekat
pada orang-orang yang mengisi organisasi terebut. Proses-proses kegiatan
yang diajalankan oleh lembaga adalah produk-produk yang dapat
dihasilkan oleh lembaga. Kelembagaan dewan sekolah perlu diisi oleh
orang- orang yang kreatif , mau bekerjasama dan berkorban demi
kepentingan sekolah, sehingga kegiatan- kegiatan yang dijalankannya
benar-benar mengarah pada bantuan pelaksanaan kegiatan program
sekolah dan sekolah dapat melahirkan keluaran-keluaran yang
mencerminkan upaya dan kerja keras.28
Komite sekolah memiliki kedudukan yang kuat, karena telah
tertulis dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, khususnya dalam Pasal 54 ayat 1, 2 dan 3 yaitu:
1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan
27
Bedjo Sujanto , Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ( Jakarta , Sagung Seto,
2007), h. 61
28
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta :PT Sarana Panca Karya Nusa,
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu pelayanan pendidikan
2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana dan
pengguna hasil pendidikan
3. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah
Kemudian dalam Pasal 56 ayat (1), (2), (3), dan (4) yaitu :
1. Masyarakat berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan
yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program
pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/ madrasah
2. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana,
serta pengawasan pendidikan pada tingkat Nasional, Provinsi dan
Kabupaten / Kota yang tidak mempunyai hubungan hirarki
3. Komite sekolah atau madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan
berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
4. Ketentuan mengenai pembentukan dewan pendidikan dan komite
sekolah/ madrasah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2 dan 3 diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.29
Dalam rangka memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah,tugas para dewan pendidikan dan komite sekolah antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Pemberi pertimbangan (Advisory Agency) dalam memberdayakan
masyarakat dan lingkungan sekolah, serta menentukan dan
melaksanakan kebijakan pendidikan
29
Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Guru dan Dosen Undang-Undang Republik Indonesia
b. Pendukung (Supporting Agency) kerja sama sekolah dengan
masyarakat, baik secara financial, pemikiran, maupun tenaga dalam
penyelenggaraan pendidikan
c. Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dan output pendidikan
d. Mediator (Mediator Agency) antara pemerintah (Executive) dengan
masyarakat di satuan pendidikan.
e. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
f. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan atau
organisasi), dunia kerja dan pemerintah dalam rangka penyelnggaraan
pendidikan yang berkualitas
g. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai
kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan
h. Mendorong orang tua dan masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi
dalam pendidikan guna mendukung peningkatan kualitas, relevansi
dan pemerataan pendidikan
i. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap perencanaan,
kebijakan, programdan output pendidikan.30
Untuk menjalankan perannya komite sekolah mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Mendorong perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat
(perorangan/organisasi/dunia usaha) dan pemerintah berkenaan
dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
d. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan
pendidikan mengenai:
30
1. kebijakan dan program pendidikan
2. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
3. Kriteria kinerja satuan pendidikan
4. Criteria tenaga kependidikan
5. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam
pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan
pendidikan.
6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.31
Komite sekolah dapat melaksanakan fungsinya sebagai partner dari
kepala sekolah dalam mengadakan sumber-sumber daya pendidikan dalam
rangka melaksanakan pengelolaan pendidikan, yang dapat mewujudkan
fasilitas bagi guru dan siswa untuk belajar sehingga pembelajaran menjadi
semakin efektif. Keber