(Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
INDRA AZHAR AHMAD NIM : 106046101635
K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
(Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat )
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh :
Indra Azhar Ahmad NIM: 106046101635
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A. Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si.
NIP. 195811281994031001 NIP.150408861
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, April 2010
(Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
INDRA AZHAR AHMAD NIM: 106046101635
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A. Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si NIP. 195811281994031001 NIP.198110132008011006
K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H
PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1431 H / 2010 M
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat )” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat.
Jakarta, 18 Juni 2010 Dekan,
Prof. DR. H. M. Amin Suma, S.H, M.A, M.M. NIP: 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
1. Ketua : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, M.A, M.M. (……….)
NIP. 195505051982031012
2. Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H (……….)
NIP. 197407252001121001
3. Pembimbing I : DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A. (……….)
NIP. 195811281994031001
4. Pembimbing II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si. (……….)
NIP. 198110132008011006
5. Penguji I : Dra. Afidah Wahyuni, M.Ag. (……….)
NIP. 196804081997032002
6. Penguji II : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H (……….)
NIP. 197407252001121001
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H Mei 2010 M
INDRA AZHAR AHMAD
INDRA AZHAR AHMAD. NIM 106046101635. Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat). Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M.
Isi: xiv + 118 halaman + 17 lampiran, 60 literatur (1973-2010).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan yang menjadikan penggemukan sapi sebagai basis pelaksanaan program. Selama ini pendekatan yang pemerintah lakukan dalam program pemberdayaan masyarakat hanya pendekatan ekonomi semata tanpa memperhatikan unsur kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat sehingga program tersebut tidak tepat sasaran. Maka Yayasan Bina Insan Kamil menggagas program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan di desa Mekarwangi, Kecamatan Sukawening, Garut melalui pendekatan kultur lokal masyarakat setempat yaitu melalui usaha penggemukan sapi potong.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanasi dan eksploratif. Pengumpulan data melalui observasi ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi terhadap laporan keuangan yayasan terkait program. Analisis data menggunakan teknik Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi kinerja keuangan yayasan, Wilcoxon Signed Rank Test untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi ekonomi peternak binaan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, dan analisis terhadap prinsip-prinsip ekonomi Islam yang diterapkan dalam pelaksanaan program.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa usaha penggemukan sapi di daerah Mekarwangi sebagai basis program pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan salah satu cara yang terbilang cukup efektif dalam meningkatkan pendapatan para peternak binaan, membuka lapangan pekerjaan di desa, mengurangi arus urbanisasi ke kota, dan merubah status sosial dari buruh tani menjadi peternak/pemilik sapi. Yayasan juga telah melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam pelaksanaan program.
Kata Kunci: Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, SABANSA, Peternakan, Penggemukan Sapi
Pembimbing I : DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A.
NIP. 195811281994031001
Pembimbing II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si.
NIP.198110132008011006
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya, shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul “Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan
Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di
Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat), maka penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada :
1. Bapak Prof. DR. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A. dan Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si, Dosen Pembimbing I dan II atas segenap waktu, arahan, motivasi, dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.
vii
pengumpulan literatur, dan staf dari berbagai perpustakaan di beberapa universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
7. Bapak H. Zaenal Muttaqien, Ketua Yayasan Bina Insan Kamil, Mbak Kiki dan pengurus Yayasan BIK lainnya, yang banyak membantu penulis dalam memperoleh data program SABANSA hingga selesainya skripsi ini, dan Zidni Robbi Rodliyah, SEI, yang telah memberikan ide dalam penulisan skripsi ini. 8. Keluarga Ust. Saefuddin, tokoh masyarakat desa Mekarwangi atas segala arahan,
masukan, dan bantuannya dalam mengumpulkan peternak binaan untuk perolehan data lapangan di desa Mekarwangi.
9. Ayahanda Rojikin, Ibunda Maspuriah, S.Pd. dan adik-adikku (Kikie Rakhmawaty dan Arifah Khairunnisa), yang senantiasa memberiku semangat dan motivasi sehingga terselesaikannya skripsi ini
10.Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006, terutama PSC 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan.
11.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jazakumullahu Khairul Jaza.
Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H Mei 2010 M
Berbasis Peternakan Dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat )” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah.
Jakarta,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. NIP: 195505051982031012
1. Ke tua : Dr. Euis Am a lia , M. Ag (……….) NIP: 197107011998032002
2. Se kre ta ris : H. Ah. Azha rud d in La thif, M.Ag ., M.H
(……….) NIP: 197407252001121001
3. Pe m b im b ing I : Dr. H. Sup riya d i Ahm a d , M.A. (……….) NIP. 195811281994031001
4. Pe m b im b ing II : Mo ha m m a d Nur Ria nto Al Arif, M.Si.
(……….) NIP.150408861
5. Pe ng uji I : (……….)
Puji serta syukur selayaknya hanya kita panjatkan kehadirat Rabb Semesta Alam, Sumber
Segala Ilmu Pengatahuan, Allah SWT, atas segala limapahan karunia dan rahmatNya yang tak
terkira, serta atas segala Ilmu dan hidayah sampai kepada penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa selau penulis panjatkan kepada Da`i sejati yang
membawa umat manusia, sehingga hingga saat ini dapat merasakan indahnya Islam Rasulullah
Muhammad saw. Serta dengan tauladannya sehingga kita dapat merasakan izzah dan besarnya
Dien Islam. Semoga penulis tergolong dari ummatnya dengan turut serta dalam “gerbong kereta
dakwah” ini melalui bidang ekonomi islam.
Dibalik terselesaikannya skripsi ini, tentunya tak lepas berkat pertolongan Allah yang
juga diberikan melalui hamba-hambaNya yang insya Allah akan mendapat ganjaran yang lebih
utama dariNya, Penulis hanya mampu mengucapkan terimakasi kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad dan Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si, selaku dosen
pembimbing atas segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing
penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.
ii
5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.
6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Mas
Farhan, SEI, atas kemudahan yang penulis rasakan selama pengumpulan literatur, serta staf
dari berbagai perpustakaan dari beberapa universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
7. Bapak H. Zaenal Muttaqien, selaku Ketua Yayasan Bina Insan Kamil dan Mbak Kiki serta
pengurus Yayasan BIK lainnya, yang banyak membantu penulis dalam memperoleh data
program SABANSA hingga selesainya skripsi ini serta Zidni Robbi Rodliyah, SEI, yang telah
memberikan ide dalam penulisan skripsi ini.
8. Keluarga Ust. Saefuddin dan istri selaku tokoh masyarakat desa Mekarwangi atas segala
arahan dan masukan serta bantuannya dalam perolehan data lapangan di desa Mekarwangi.
9. Ayahanda Rojikin, dan Ibunda Maspuriah, beserta adik-adikku tersayang(Kikie Rakhmawaty
dan Arifah Khairunnisa), yang senantiasa memberiku semangat dan motivasi sehingga
terselesaikannya skripsi ini
10.Keluarga besar Drs. H. Sahroni dan Hj. Nunung Nurhayati yang memberikan support kepada
penulis baik berupa do`a maupun nasehat-nasehat penyemangat.
11.Teman-teman di jurusan Muamalat perbankan syariah, khususnya angkatan 2006, terutama
PSC 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan
Jakarta, Mei 2010
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN... iii
LEMBAR PENYATAAN... iv
ABSTRAK... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi Masalah... 7
C. Pembatasan Masalah………. 8
D. Perumusan Masalah……….. 9
E. Tujuan Penelitian………... 9
F. Manfaat Penelitian………. 10
G. Metodologi Penelitian... 11
H. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu……….. 16
I. Sistematika Penulisan………. 25
BAB II PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT YANG EFEKTIF A. Kerangka Teori... 27 1. Teori Efektivitas ...
a. Pengertian Efektivitas ... b. Hal-Hal yang Mempengaruhi Efektivitas... c. Cara-Cara Mengukur Efektivitas... 2. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat...
27 27 28 30 34
d. Karakteristik Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat... e. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat... f. Bentuk-Bentuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat... 3. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat yang Efektif... a. Aspek Kemitraan Usaha Menurut Ginandjar Kartasasmita.. b. Lima Aspek Pendekatan Menurut Surjadi...
41 41 43 44 44 47 4. Prinsip-Prinsip Umum Ekonomi Syariah...
a. Prinsip Tauhid... b. Prinsip Mashlahah... c. Prinsip Keadilan... d. Prinsip Khalifah... e. Prinsip Kebebasan... f. Prinsip Tanggung jawab... g. Prinsip Ma’ad... h. Prinsip Ownership... i. Prinsip Nubuwwah... j. Prinsip Work and Productivity... k. Prinsip Jaminan Sosial...
51 51 52 54 55 56 56 58 58 59 61 61 B. Kerangka Konseptual... 63 C. Hipotesis... 64 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, YAYASAN, DAN
PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 66 1. Letak Geografis... 2. Keadaan Penduduk... 3. Tingkat Pendidikan...
66 67 70
[image:15.612.112.531.107.693.2]1. Sejarah Berdirinya Yayasan Bina Insan Kamil... 2. Kegiatan Yayasan Bina Insan Kamil...
74 75 C. Gambaran Umum Program SABANSA... 77
1. Latar Belakang... 2. Konsep Program SABANSA... 3. Peran Yayasan Bina Insan Kamil...
77 79 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Penerapan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Usaha Peternakan dan
Penggemukan Sapi... 84
1. Karakteristik Peternak Binaan... 2. Karakteristik Program Penggemukan Sapi...
3. Kendala yang Dihadapi dalam Program SABANSA ...
84 85 87 B. Analisis Efektivitas Model Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pedesaan Berbasis Penggemukan Sapi... 90 1. Analisis Program Berdasarkan Kerangka Teoritis...
a. Aspek Kemitraan Usaha Ginandjar Kartasasmita... b. Aspek Pemberdayaan Surjadi... 2. Analisis Program Berdasarkan Perhitungan Keuangan... 3. Analisis Perubahan Kondisi Ekonomi Peternak Binaan... . 4. Analisis Dampak Program terhadap Kehidupan Sosial... .
90 90 91 92 96 99 C. Analisis Kesesuaian Program Berdasarkan Prinsip-Prinsip
Ekonomi Syariah... 101 1. Prinsip Mashlahah...
2. Prinsip Keadilan... 3. Prinsip Khalifah... 4. Prinsip Kebebasan...
101 102 104 105
8. Prinsip Nubuwwah... 9. Prinsip Work and Productivity... 10.Prinsip Jaminan Sosial...
106 107 107 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 109
B. Saran... 111
DAFTAR PUSTAKA... 113
LAMPIRAN... 118
Tabel 3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa Mekarwangi Tahun 2010………..68 Tabel 3.3 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Mekarwangi 2010 ……….69 Tabel 3.4 Data Pendidikan Di Kecamatan Sukawening Tahun 2010………….70 Tabel 3.5 Kualitas Angkatan Kerja Desa Mekarwangi Tahun 2010………71 Tabel 3.6 Perumahan Desa Mekarwangi Tahun 2010……….72 Tabel 3.7 Jumlah Sarana Kesehatan Kecamatan Sukawening Tahun 2010…….74 Tabel 3.8 Manfaat Pelaksanaan Program SABANSA……….83 Tabel 4.1 Laporan Arus Kas Penjualan Sapi Tahun 2008………..……….94 Tabel 4.2 Laporan Arus Kas Penjualan Sapi Tahun 2009………..……….95
[image:18.612.115.528.152.543.2]Gambar 3.1 Peta Kecamatan Sukawening ……….66
Grafik 4.1 Umur Peternak Binaan……….84
Grafik 4.2 Jumlah Tanggungan Keluarga Peternak Binaan………..85
Grafik 4.3 Tingkat Pendidikan Peternak Binaan………...85
Grafik 4.4 Pekerjaan Peternak Binaan Sebelum Adanya Program………...86
[image:19.612.112.523.145.545.2]xiv
Hasil Perhitungan SPSS……….118
Panduan Wawancara………..120
Hasil Wawancara dengan Pengelola SABANSA Yayasan BIK………...…122
Hasil wawancara dengan Tokoh Masyarakat Desa Mekarwangi………..126
Laporan Keuangan Yayasan Tahun 2008-2009………128
Surat Penelitian/Wawancara Ke Yayasan BIK……….129
Surat Penelitian/Wawancara Ke Kelurahan Mekarwangi……….130
Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi……….131
[image:20.612.115.525.145.543.2]Surat Keterangan Dari Kelurahan/Desa Mekarwangi………...132
Tabel Z………...133
Brosur BIK-Qurban………...134
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan dan pengangguran memang sudah sekian lama menjadi momok
bagi bangsa Indonesia dan hingga sekarang masih belum menunjukkan tanda-tanda
menghilang, bahkan terus meningkat terutama di kelompok masyarakat pedesaan.
Dalam hal penanggulangan kemiskinan ini, pemerintah telah melakukan berbagai
upaya untuk menanggulangi dan menghapus kemiskinan. Berbagai program telah
dirumuskan dan dilaksanakan di lapangan, serta tidak sedikit pula dana telah
dikucurkan ke masyarakat, seperti terus memacu pertumbuhan ekonomi nasional,
menyediakan fasilitas kredit bagi masyarakat miskin antara lain melalui pemberian
bantuan dana IDT, JPES, PPK, membangun infrastruktur di permukiman kumuh,
pengembangan model pembangunan kawasan terpadu, termasuk melaksanakan dan
meningkatkan kualitas program pembangunan, dan lain-lain1.
Menurut Yusuf Wibisono2, upaya yang telah dilakukan pemerintah ini
sejalan dengan ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, kemiskinan dipandang sebagai
salah satu ancaman terbesar bagi keimanan (QS 2: 268). Islam memandang bahwa
kemiskinan sepenuhnya adalah masalah struktural karena Allah telah menjamin rizki
setiap makhluk yang telah, sedang, dan akan diciptakannya (QS 30:40; QS 11:6) dan
1
Bagong Suyanto , “Perangkap Kemiskinan Dan Model Pemberdayaan Masyarakat Miskin,” Jurnal Dialog Kebijakan Publik II. Edisi 3 (September 2008): h, 32.
1 2
telah menutup peluang bagi kemiskinan kultural dengan memberi kewajiban mencari
nafkah bagi setiap individu (QS 67:15). Di dalam ajaran Islam pula, kepala keluarga
memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota keluarganya. Jika
tidak mampu, maka kewajiban tersebut jatuh ke tangan kerabat dekat. Jika tidak
mampu juga, kewajiban tersebut jatuh ke negara. Dengan demikian Islam mendorong
negara mengentaskan kemiskinan dengan cara memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat. Hal ini menyiratkan Islam sebagai sebuah risalah paripurna dan ideologi
hidup sangat memerhatikan masalah kemiskinan.
Namun, harus diakui bahwa upaya penanggulangan kemiskinan yang
dilakukan pemerintah hingga kini masih belum membuahkan hasil yang memuaskan.
Data kemiskinan yang didapat penulis menggambarkan bahwa di tahun 2004, BPS
memerkirakan jumlah orang miskin 36,1 juta orang atau 16,6 persen dari total
penduduk Indonesia. Namun angka ini sangat konservatif. Bank Dunia memerkirakan
angka kemiskinan hanya 7,4 persen dengan garis kemiskinan satu dolar AS sehari.
Namun, jika garis kemiskinan dinaikkan menjadi dua dolar AS sehari, maka angka
kemiskinan melonjak menjadi 53,4 persen atau sekitar 114,8 juta jiwa3. Angka ini
kurang lebih sama dengan jumlah seluruh penduduk Malaysia, Vietnam, dan
Kamboja. Angka kemiskinan tahun 2005 adalah 16,6% naik menjadi 17,8 % pada
tahun 2006. Pada tahun 2007 memang ada penurunan menjadi 16,6% tetapi kondisi
3
ini diprediksi tidak akan tahan lama karena angka kemiskinan akan kembali
meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Wijaya Adi sebagaimana dikutip oleh Euis Amalia, mengatakan bahwa
kenaikan harga BBM akan memicu peningkatan angka pengangguran sebesar 9,7 juta
jiwa atau sebesar 8,6% dari seluruh angkatan kerja. Jumlah pengangguran pada Bulan
Februari 2008 tercatat 9,43 juta atau 8,46% dari seluruh jumlah angkatan kerja, lebih
rendah jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2007 yang mencapai 10,55
juta atau 9,75% dari jumlah angkatan kerja. Dengan kondisi seperti ini penduduk
miskin pada Desember 2008 akan bertambah menjadi 41,7 juta jiwa atau 21,92%.
Target yang ingin dicapai adalah mengurangi angka pengangguran menjadi 5,1%
tahun 2009 dan mengurangi angka kemiskinan menjadi 8,2% tahun 2009. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa alokasi BLT yang dialokasikan bagi 19,1 juta
keluarga miskin sebenarnya hanya menambah penghasilan semu, sementara kenaikan
harga BBM akan mengakibatkan harga-harga naik yang pada gilirannya membuat
penduduk miskin semakin banyak4.
Dari gambaran data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk sebagian
pihak, berbagai bantuan dan program yang telah diupayakan pemerintah memang
cukup bermanfaat. Tetapi masih banyak penduduk Indonesia baik di desa maupun di
kota yang hidup terbelit kemiskinan. Di sisi lain, tak bisa diingkari, fakta bahwa
4
kendati jumlah orang miskin menurun, namun kesenjangan dalam banyak hal justru
semakin lebar.
Pengalaman selama ini telah banyak memperlihatkan, bahwa pendekatan
pemerintah dalam mengatasi kemiskinan baik di tingkat nasional, regional maupun
lokal umumnya adalah dengan menerapkan pendekatan ekonomi semata, yang
seringkali kurang mengabaikan peran kebudayaan dan konteks lokal masyarakat.
Lambatnya perkembangan ekonomi rakyat disebabkan sempitnya peluang untuk
berpartisipasi dalam pembangunan yang mana hal itu merupakan konsekuensi dari
kurangnya penguasaan dan pemilikan asset produksi terutama tanah dan modal.
Karena pada umumnya masyarakat miskin tidak memiliki surplus pendapatan untuk
bisa ditabung bagi pembentukan modal. Pendapatan yang diperoleh hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pokok sehari-hari. Di samping itu, faktor lain
yang menyebabkan berbagai program pengentasan kemiskinan menjadi kurang
efektif tampaknya adalah berkaitan dengan kurang dibangunnya ruang gerak yang
memadai bagi masyarakat miskin itu sendiri untuk memberdayakan dirinya. Acap
kali terjadi, kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan penduduk
miskin justru terjebak menjadi program yang melahirkan ketergantungan baru, dan
bahkan mematikan potensi swakarsa lokal5.
Untuk itu diperlukan suatu model pemberdayaaan ekonomi masyarakat
miskin dengan mengedepankan konteks kebudayaan dan lokal kemasyarakatan di
5
mana program tersebut diadakan. Dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat
dengan mengedepankan kearifan lokal, semenjak tahun 2007 telah dilakukan pilot
project pengembangan ekonomi masyarakat melalui usaha penggemukan sapi oleh
Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) di desa Cibuntu dan Mekarwangi kecamatan
Sukawening Kabupaten Garut Jawa Barat sebanyak 43 sapi dan desa Ngasem
Jumapolo Kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah sebanyak 25 ekor, dengan
melibatkan hampir sekitar 30 kepala keluarga dhu’afa.
Yayasan yang pada awal berdirinya di tahun 1992 ini bergerak di bidang
perekonomian ummat dengan berbasis pada baitul maal, dan merupakan pelopor
baitul maal di Indonesia dengan pendirinya H. M. Zainal Muttaqin dan Aries Mufti
menggagas program SABANSA (SATU BANTU SATU) yaitu suatu program
pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis peternakan dan penggemukan
sapi, dengan memberdayakan masyarakat lokal yang secara ekonomi tidak mampu
dan tergolong kaum dhu’afa. Langkah-langkah yang dilakukan pihak yayasan adalah
menyediakan sejumlah anak sapi dan diberikan kepada peternak binaan untuk
dikembangbiakan dan digemukan. Yayasan juga bertindak sebagai agen penjualan
dari sapi-sapi yang telah digemukkan oleh para peternak binaan pada setiap momen
Idul Adha.
Namun dalam pelaksanaan program ini terdapat kendala teknis menyangkut
moral hazard dari para peternak binaan, manajemen pengelolaan dan pencatatan
keuangan yayasan yang belum terkoordinir dengan baik dan lokasi program yang
di daerah Karang Anyar- Jawa Tengah namun dapat bertahan di daerah Cibuntu dan
Mekarwangi Jawa Barat, sehingga mulai April 2008 program SABANSA mulai
difokuskan di desa Mekarwangi dan Cibuntu , suatu pedesaaan yang tertinggal secara
ekonomi namun religius dalam ibadah di daerah Garut dengan kultur lokal
kemasyarakatan mayoritas bekerja sebagai petani dan peternak sapi/kambing.
Program pemberdayaan ini telah mengangkat sekitar 17 kepala keluarga
peternak binaan di Desa Mekarwangi dan Cibuntu bangkit dari jurang kemiskinan
dan jerat para tengkulang menuju kepada kehidupan ekonomi dan sosial yang lebih
baik, mengurangi arus urbanisasi warga Garut ke kota Jakarta serta membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
Beranjak dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
mekanisme yang diterapkan oleh Yayasan Bina Insan Kamil dalam menjalankan
program pemberdayaan masyarakat di Garut dan pengaruh program SABANSA
dalam pemberantasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan
dalam penelitian berjudul : “Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang timbul dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat
pedesaan melalui program SABANSA dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pilot project program pemberdayaan ekonomi berbasis penggemukan sapi yang
diujicobakan di desa Ngasem Jumapolo, Karang Anyar mengalami kegagalan
karena moral hazard dari petani yang menjual bibit sapi yang telah diberikan
yayasan. Tidak adanya tokoh masyarakat yang menjadi pengawas yayasan di
lokasi program membuat permasalahan ini tidak cepat diketahui oleh pihak
yayasan. Namun di desa Mekarwangi program ini berjalan dengan baik, karena
keuletan warga dalam beternak sapi dan memiliki tokoh masyarakat yang juga
merupakan bagian dari pengurus yayasan sebagai pengawas langsung peternak
binaan membuat desa Mekarwangi lebih terkontrol dan ditetapkan oleh yayasaan
sebagai tempat program SABANSA ini dilanjutkan. Hal ini berdampak pada
jumlah penerima program ini berkurang dari total 30 kepala keluarga menyisakan
17 kepala keluarga di desa Mekarwangi.
2. Program SABANSA yang difokuskan oleh yayasan Bina Insan Kamil di desa
Mekarwangi baru berjalan selama dua tahun sehingga belum terlihat peningkatan
yang signifikan dalam aspek pendapatan peternak binaan. Namun keberhasilan
yang dapat terlihat adalah menekan laju urbanisasi penduduk desa
Mekarwangi-Garut untuk pergi bekerja di sektor informal di kota Jakarta karena dengan
program SABANSA ini mereka mempunyai kesibukan dalam mengurus
3. Keterbatasan modal yang dimiliki oleh yayasan Bina Insan Kamil. Hal ini
menyebabkan tiap peternak binaan tidak mendapatkan dana yang ideal dalam
proses penggemukan sapi. Sedangkan tujuan yang dikejar oleh yayasan adalah
sebanyak mungkin penduduk yang dapat dilibatkan dalam upaya pemberdayaan
ekonomi ini.
4. Kurangnya SDM dari yayasan yang bertindak sebagai pengawas di daerah
penggemukan sapi mengakibatkan pengawasan terhadap kinerja para peternak
kurang terkontrol dengan baik.
5. Proses pemasaran sapi dalam kurun waktu dua tahun berjalan hanya terfokus
pada Idul Adha saja. Padahal dalam masa Idul Adha persaingan dalam menjual
sapi cukup tinggi sehingga resiko untuk sapi hasil penggemukan yayasaan tidak
terjual cukup tinggi. Namun di tahun 2010 ini yayasan telah mendirikan rumah
makan ”Sate Hatoya“ dengan menu berbahan dasar daging sapi sebagai sarana
pemanfaatan sapi program SABANSA selain dari penjualan di masa Idul Adha.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan penelitian ini fokus dan tidak melebar, maka permasalahan
yang ingin diteliti pada penelitian ini dibatasi pada program pemberdayaan ekonomi
masyarakat pedesaan berbasis peternakan dan penggemukan sapi yang diprakarsai
oleh Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) di desa Mekarwangi-Garut. Program ini
berfokus pada pengembangbiakan dan penggemukan sapi potong dengan melibatkan
BANTU SATU (SABANSA)‘‘ khususnya dampak program ini terhadap keadaan ekonomi dan sosial para peternak binaan.
Data-data yang dianalisis adalah data program SABANSA yang telah tercatat
di yayasan dari April 2008 sampai Februari 2010 karena sampai saat ini penulis
meneliti, program SABANSA ini masih terus berlangsung.
D. Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti oleh penulis dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana model program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan
berbasis peternakan dan penggemukan sapi melalui program SABANSA?
2. Apakah model pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis
peternakan dan penggemukan sapi sudah berjalan efektif?
3. Apakah program SABANSA sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Syariah?
E. Tujuan Penelitian
Seiring dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka yang akan
menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis penerapan program pemberdayaan ekonomi masyarakat
pedesaan berbasis usaha peternakan dan penggemukan sapi melalui program
2. Menganalisis efektivitas model pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan
berbasis peternakan dan penggemukan sapi dan pengaruhnya terhadap
pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa Mekarwangi, Kecamatan
Sukawening-Garut.
3. Menganalisis kesesuaian program SABANSA dengan prinsip-prinsip
Ekonomi Syariah.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini bisa dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. Bagi akademisi dan pemerhati kaum marginal lainnya, diharapkan penelitian
ini dapat memberikan wawasan dan bahan untuk pengembangan dan
penelitian tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan lebih lanjut.
2. Bagi masyarakat, hal ini dapat memberikan gambaran tentang potensi
peternakan sapi dalam meningkatkan perekonomian keluarga, juga dapat
mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pemberantasan
kemiskinan. Bagi Yayasan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan
evaluasi terhadap kinerja program SABANSA yang telah berjalan serta dapat
dijadikan rujukan untuk dapat menggaet mitra usaha dalam memenuhi sektor
permodalan program pemberdayaan ini
3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan pilihan metode
masukan untuk menciptakan model pemberdayaan ekonomi masyarakat
pedesaan yang lebih efektif dan sesuai dengan kultur budaya setempat.
G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk pada penelitian eksplanasi, yaitu menjelaskan tentang
mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi dengan menghubungkan pola-pola yang
berbeda namun memiliki keterkaitan. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk
penelitian eksploratif yaitu bertujuan untuk melihat pola, gagasan atau merumuskan
hipotesis bukan untuk menguji hipotesis6. Penelitian eksploratif juga dilakukan untuk
lebih memaham i karakteristik dari suatu masalah, mengingat sangat sedikit sekali
penelitian-penelitian yang telah dilakukan tentang suatu fenomena yang perlu
dipahami7.
2. Pendekatan Penelitian
Menurut pendekatannya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yaitu
suatu pendekatan penelitian yang bersifat objektif, mencakup pengumpulan dan
analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik8.
6
Hermawan, Asep, Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis,( Jakarta: LPFE Trisakti, 2003) , h.2.
7
Ibid, h.3.
8
3. Kriteria Data
Menurut cara perolehannya, data penelitian ini terdiri atas dua kategori, yaitu:
a. Data primer merupakan data-data yang peneliti peroleh dari lapangan (field
research). Dalam hal ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data
melalui indepth interview dengan petani/peternak penerima dan pelaksana
program, tokoh masyarakat desa, dan aparatur desa.
b. Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari Yayasan Bina Insan
Kamil (BIK) berupa dokumen mengenai prosedur program SABANSA,
laporan keuangan program SABANSA, juga dari berbagai literatur baik dalam
bentuk buku, jurnal ilmiah, majalah, koran, internet dan lainnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:
a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke Desa
Sukawening, Mekarwangi, Garut-Jawa Barat. Tujuannya untuk mengetahui
keadaan sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian berkaitan dengan
program SABANSA yang dijalankan oleh yayasan Bina Insan Kamil dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
b. Wawancara (interview), yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak
yayasan Bina Insan Kamil dan peternak binaan program SABANSA.
c. Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data
berdasarkan laporan keuangan yayasan Bina Insan Kamil dan laporan-laporan
5. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan
Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi yang dijalankan oleh Yayasan Bina
Insan Kamil (BIK) di Desa Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat. Melibatkan
sekitar 17 kepala keluarga dhu’afa, yang rata-rata bekerja sebagai buruh tani dengan
penghasilan minim dan frekuensi kerja tidak tetap. Program ini telah berjalan dari
tahun 2007 dan masih berjalan sampai sekarang. Namun data yang dianalisis adalah
data yang tercatat di yayasan dari tahun 2008 sampai 2009.
6. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis efektivitas model, data yang terkumpul akan dianalisis
melalui pendekatan kuantitatif. Pengujian melalui analisis kuantitatif digunakan
untuk mengukur dampak program SABANSA terhadap peternak binaan secara
ekonomi terhadap 2 (dua) aspek, yaitu kinerja keuangan dan perubahan kondisi
ekonomi.
a) Kinerja Keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan petani/peternak binaan, digunakan rumus
Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio). Pada bagian ini, penulis
menganalisis arus kas dan mengukurnya menggunakan Profitability Index atau
Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio) dengan rumus9:
9
Keterangan:
PI = Profitability Index, yaitu salah satu metode penilaian investasi
dengan menghitung perbandingan antara nilai sekarang (present
value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang
akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi
yang telah dilaksanakan
PV = Present Value, yaitu nilai sekarang dari arus kas masuk akan datang
dari proyek tersebut
Di mana apabila hasil analisis rasio lebih besar (>) dari 1, maka kinerja
keuangan berada dalam posisi yang baik dan bisa diterima. Namun jika hasil analisis
rasio lebih kecil (<) dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi yang tidak
baik dan tidak dapat diterima10.
b) Perubahan Kondisi Ekonomi
Pengukuran terhadap perubahan kondisi ekonomi peternak binaan dan
hubungannya terhadap pelaksanaan program menggunakan tes statistik
nonparametrik Wilcoxon Signed Rank Test (uji dua sampel berhubungan) dengan
rumus sebagai berikut:
10
Keterangan:
E = Mean (rataan hitung)
σ = Simpangan baku
T = Jumlah jenjang/rangking
n = Jumlah sampel
Untuk landasan pengujian dipergunakan nilai T. H0 diterima apabila T ≥ Tα.
H0 ditolak apabila T< Tα11.
Metode statistik nonparametrik digunakan karena nilai data variabel tergolong
kepada data nonmetrik. Data nonmetrik adalah data kualitatif yang dapat berbentuk
suatu atribut, karakteristik atau kategori atau dikotomi. Yang termasuk data
nonmetrik adalah tipe data nominal atau ordinal.
Data nominal adalah data di mana sebutan seperti “laki-laki” atau
“perempuan” diberikan kepada item dan tidak ada implikasi di dalam sebutan tersebut
bahwa item yang satu lebih tinggi atau lebih rendah daripada item lainnya. Sedangkan
data ordinal hanya memberikan informasi tentang apakah suatu item lebih tinggi,
lebih rendah, atau sama dengan item lainnya; data ini sama sekali tidak menyatakan
ukuran perbedaan12.
Data mengenai kondisi ekonomi dimaksud meliputi kondisi pendapatan
peternak, jumlah sapi dan nilai aset yang dimiliki. Kondisi ekonomi responden
dibandingkan antara sebelum dan sesudah diberikan program, apakah terjadi
11
Djarwanto, Statistik Non Parametrik, ( Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 26
12
peningkatan atau-kah penurunan. Dari hasil penghitungan tersebut, dapat dilihat
pengaruh antara variabel dependen (kondisi ekonomi petani/peternak) dan
independen (program pemberdayaan)13.
Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan mengunakan program
SPSS, untuk efektivitas dan efisiensi serta menghindari human error.
H. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sudah terdapat beberapa penelitian sebelumnya tentang masalah
pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pemberantasan kemiskinan:
1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Petani Terpadu Binaan PT. Gulf Resources (GRISSIK) Ltd. (Studi Kasus Di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin)
Riki junaidi (2003)14 meneliti tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan PT. Gulf terhadap masyarakat petani yang berada di wilayah operasi
perusahaan di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin. Di mana
kondisi perekonomian petani tersebut berada dalam garis kemiskinan dan lahan yang
ada tidak tergarap karena ketiadaan modal untuk menggarap lahan tersebut. Untuk itu
13 Jogiyanto HM, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman, (Yogyakarta: BPFE, 2004) h. 65.
14
PT. Gulf berusaha membantu para petani dengan memberikan permodalan,
pengetahuan dan keahlian dalam menggarap lahan sehingga dengan bekal itu semua
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup para petani di sekitar PT. Gulf.
Sasaran dari program ini adalah aspek ekonomi petani, yaitu tumbuhnya usaha
ekonomi produktif di pedesaan seperti peternakan, perikanan, dan pertanian yang
dapat membantu meningkatkan pendapatan para petani. Tujuan umum dari penelitian
ini adalah mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan pemberdayaan ekonomi
masyarakat melalui program petani terpadu binaan PT. Gulf Resources Ltd.
Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendeskripsikan perubahan tingkat
pendapatan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan setelah dilaksanakannya program
pemberdayaan oleh PT.Gulf, dan untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan program.
Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan
analisis deskriptif. Hasil penelitian ini diketahui bahwa proses yang dilalui dalam
pelaksanaan program meliputi langkah persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan
bertahap, yaitu sosialisasi program, penentuan petani binaan, pelatihan di Bogor,
pengajuan proposal, penyiapan lahan, pencairan dana program, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan. Di mana kesimpulan yang didapat adalah
program ini boleh dikatakan telah meningkatkan pendapatan petani binaan namun
peningkatan pendapatan tersebut tidak merata antara petani yang satu dengan yang
lain. Hal ini disebabkan adanya penyimpangan-penyimpangan baik yang dilakukan
Perbedaan penelitian ini terletak pada metode penelitian yang digunakan, di
mana Riki menggunakan pendekatan penelitian kualitatif sedangkan penulis
menggunakan penelitian kuantitatif. Perbedaan juga tampak pada objek penelitian di
mana Riki berfokus pada berbagai macam usaha yang diberikan PT. Gulf untuk
memberdayakan petani miskin di wilayah operasionalnya sebagai bagian dari CSR
perusahaan, sedangkan penulis terfokus pada peternakan dan penggemukan sapi
potong yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Kamil yang mempunyai unsur sosial
juga mempunyai aspek bisnis.
2. Efektifitas Program Pemberdayaan Ekonomi Untuk Orang Tua Dan Anak Jalanan Di Surabaya (Studi Kasus Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Program Pengembangan Minat Dan Bakat Di Yayasan Arek Lintang Surabaya)
Moh. Roubal Arif Khan (2002)15 meneliti tentang efektivitas program
pemberdayaan ekonomi untuk anak-anak jalanan dan keluarganya yang digagas oleh
Yayasan Arek Lintang- sebuah organisasi non pemerintah yang menangani anak
jalanan di wilayah Surabaya- melalui program pengembangan kewirausahaan bagi
orang tua dan pengembangan minat dan bakat bagi anak-anak jalanan. Serta
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas program.
15
Pengumpulan data melalui observasi lapangan, studi dokumenter, wawancara
pada seluruh peserta program yaitu 16 orang tua dan 16 anak jalanan dan wawancara
mendalam pada 5 orang tua dan 5 anak jalanan. Metode penelitian yang digunakan
menggunakan analisis evaluatif dengan jenis penelitian gabungan antara kuantitatif
dengan kualitatif. Analisis data menghasilkan kesimpulan bahwa program
pengembangan kewirausahaan bagi orang tua tidak berjalan efektif, sedangan
program pengembangan bakat dan minat anak jalanan berjalan cukup efektif dilihat
dari bertambahnya kesadaran orang tua untuk tidak membiarkan anaknya bekerja di
jalanan, berkurangnya aktifitas anak di jalanan bahkan ada yang sudah lepas dari
jalanan, dan adanya kegiatan produktif anak jalanan untuk mengisi waktu luang.
Secara garis besar program pemberdayaan ekonomi yang diterapkan oleh Yayasan
Arek Lintang bisa dikatakan belum mencapai hasil yang diharapkan.
Perbedaan pada penelitian ini adalah di objek penelitian, di mana Moh. Roubal
Arif Khan mengambil objek orang tua dan anak-anak jalanan sebagai bagian dari
program pemberdayaan ekonomi dengan mengkhususkan pada program
pengembangan minat dan bakat anak-anak serta kewirausahaan bagi orang tua
sedangkan penulis mengambil objek para buruh tani miskin yang diberdayakan untuk
menggemukan bibit sapi potong dengan sistem bagi hasil antara pihak yayasan dan
3. Dampak Zakat Poduktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Dan Faktor2 Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mustahik (Studi Kasus Pendayagunaan Zakat Produktif Oleh Dompet Dhu’afa),
Rafiqoh Ahmad Hamzah (2008)16 melakukan penelitian dalam rangka menjawab
pertanyaan tentang sejauhmana implementasi zakat produktif melalui program
pendampingan yang dilakukan masyarakat mandiri DD berpengaruh terhadap
pemberdayaan ekonomi mustahik (mitra) serta apakah karakteristik mitra dan nilai
bantuan yang diberikan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha mereka.
Data-data dianalisis dengan menggunakan metode eksplanatory kualitatif yang
menganalisis hubungan kausalitas antara dependen variabel dan independen variabel,
di mana IV (Independen Variabel) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha mustahik dengan indikator karakteristik mustahik dan nilai
bantuan. Sementara DV (Dependen Variabel) adalah keberhasilan pemberdayaaan
ekonomi mustahik yang diukur dari kelanjutan usaha, perkembangan usaha,
kepemilikan aset produktif dan tingkat penghasilan.
Kesimpulan besar yang dihasilkan tesis ini adalah program pendampingan yang
dilakukan Masyarakat Mandiri berhasil memberdayakan dan meningkatkan taraf
hidup sebanyak 33 mitra atau 82,5% dari total responden. Di samping itu beberapa
indikator dari karakteristik mustahik yaitu umur dan jumlah tanggungan, berpengaruh
16
terhadap keberhasilan usaha. Umur berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha
dengan potensi keberhasilan terbesar pada mitra yang berusia antara 30 sampai 39
tahun. Jumlah tanggungan mitra berpengaruh negatif terhadap keberhasilan usaha.
Potensi keberhasilan usaha ada pada mitra yang jumlah tanggungannya berkisar
antara 1-3 orang, sementara rata-rata jumlah tanggungan yang menjadi ancaman bagi
keberhasilan usaha adalah 4-5 orang.
Perbedaan pada penelitian ini terletak pada objek penelitiannya, di mana Rafiqoh
meneliti tentang pemberdayaan zakat produktif dalam meningkatkan taraf hidup mitra
binaannya menggunakan elemen dana zakat sebagai modal usaha. Sedangkan penulis
dalam objek penelitiannya terhadap yayasan Bina Insan Kamil, menggunakan elemen
dana pribadi dari yayasan sebagai modal usaha dalam memberdayakan masyarakat di
dasa Sukawening, sedangkan penerapan aspek zakat dilakukan yayasan dalam bentuk
pemberian anak sapi dari peternak binaan yang telah berhasil kepada peternak
dhu’afa lainnya yang belum dapat mengikuti program ini secara cuma-cuma.
4. Pengaruh Program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat) Terhadap Perekonomian Para Mustahik (Studi Pada Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Bandung)
Afriyani (2006)17 mencoba meneliti tentang pengaruh program MISYKAT yang
dijalankan oleh LAZ DPU DT Bandung terhadap peningkatan perekonomian para
mitra binaannya yang menggunakan dana tersebut sebagai tambahan modal usaha.
Data-data dianalisis dengan metode penelitian deskriptif analitis, yaitu
mendeskripsikan data yang diperoleh baik data kuantitatif maupun kualitatif dan
memaparkan secara keseluruhan untuk dilakukan analisis lebih lanjut sesuai dengan
karakter dan jenis datanya masing-masing.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana
(Simple Random Sampling) dengan sampel responden sebanyak 20% dari 175
nasabah MISYKAT DPU DT yaitu berjumlah 35 orang. Sedangkan data kualitatif
dianalisis dengan metode content analisys yaitu suatu cara dalam menganalisis data
bertitik tolak kepada kerangka teori18.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah program pemberdayaan di
MISYKAT DPU DT dapat berjalan dengan baik tidak terlepas dari proses
pendampingan baik dari sisi ruhiyah maupun dari sisi usaha anggota. Serta
mengungkapkan tentang pengaruh zakat terhadap perekonomian para mustahik yang
ternyata pengaruhnya positif dalam meningkatkan pendapatan para mustahik (kaum
perempuan miskin di sekitar pesantren Daarut Tauhid).
Penelitian ini juga menggunakan dana zakat dalam memberdayakan masyarakat
dengan berfokus pada pemberian modal usaha kepada para mustahiq zakat melalui
usaha MISKYAT. DPU DT sebagai lembaga pengelola hanya bertindak sebagai
17
Afriyani, “Pengaruh Program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat) terhadap Perekonomian Para Mustahik (Studi Pada Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Bandung)” (Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)
18
pendamping mitra binaan dalam mengembangkan usaha mitra binaannya yang
beraneka macam, karena mitra diberikan keluasan dalam berusah di berbagai bidang.
Hal ini yang membedakan dengan penelitian penulis di mana pihak Yayasan Bina
Insan Kamil telah menetapkan bahwa usaha yang digeluti berfokus pada peternakan
dan penggemukan sapi potong, sehingga proses pendampingan dan pengorganisasian
manajemen juga lebih terfokus hanya pada usaha peternakan dan penggemukan sapi
potong saja.
5. Efektivitas Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Masjid
Muhyil Qoyyim (2009)19 menganalisis efektivitas/pengaruh model
pemberdayaan ekonomi masyarakat yang menjadikan masjid sebagai basis
pelaksanaan program dengan metode penelitian eksplanasi. Objek penelitian ini
adalah program Pemberdayaan Pedesaan oleh Masyarakat secara Mandiri melalui
Lembaga Keagamaan yang merupakan program dari Kementrian Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal yang bermitra dengan Perhimpunan Pengembangan
Pesantren dan Masyarakat (P3M).
Efektivitas model pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid ini
dianalisis dengan analisis Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio untuk
menganalisis pengaruh program terhadap kondisi kinerja keuangan mitra binaan,
19
Wilcoxon Signed Rank Test untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi
ekonomi mitra binaan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, dan analisis
SWOT menggunakan Matriks Kearns untuk menganalisis apa yang sudah baik dan
apa yang masih belum baik dari pelaksanaan program ini menurut perspektif mitra
binaan. Penulis juga memaparkan ide strategis pengembangan program berdasarkan
kerangka yang disajikan oleh Subir Chowdury.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa menjadikan masjid sebagai basis
program pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu cara yang terbilang cukup
efektif mengingat posisi masjid sangat berdekatan dengan masyarakat, sehingga
mengetahui permasalahan riil yang dihadapi masyarakat dan memiliki keleluasaan
untuk bersama masyarakat merumuskan langkah advokasinya.
Penelitian ini hampir mendekati pada penelitian yang penulis lakukan, sehingga
metode penelitian yang dilakukan oleh Muhyil Qoyyim dijadikan rujukan penulis
untuk meneliti. Perbedaannya hanya terletak di jenis usaha yang diteliti oleh Muhyil
Qoyyim masih luas, meliputi bidang perdagangan, pertanian, peternakan dan jasa,
serta menggunakan peran lembaga masjid sebagai pengelola dalam mendistribusikan
bantuan dana usaha kepada mitra binaannya (jamaah masjid). Sedangkan penelitian
yang penulis lakukan sudah spesifik hanya pada usaha peternakan dan penggemukan
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 1428 H / 2007 M. Dalam skripsi ini
penulis menyusun lima bab uraian, di mana dalam tiap-tiap bab dilengkapi dengan
masing-masing sub-bab yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis memaparkan Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan (review) Kajian Terdahulu, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT YANG EFEKTIF Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan kepustakaan yang memuat
deskripsi tentang teori yang digunakan dalam proses penelitian dan pembahasan,
kerangka konseptual serta hipotesis. Dalam hal ini berisi tentang teori efektivitas,
teori pemberdayaan ekonomi masyarakat, teori pemberdayaan ekonomi masyarakat
yang efektif.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, YAYASAN BINA INSAN KAMIL DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Bab ini memuat tentang gambaran umum yayasan Bina Insan Kamil,
gambaran umum program SABANSA serta gambaran umum desa Mekarwangi,
dihadapi, letak geografis desa, jumlah penduduk, mata pencarian penduduk, kondisi
sosial ekonomi penduduk, dan lain-lain.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat deskripsi data hasil temuan di lapangan yang berisi tentang
pelaksanaan program SABANSA yang meliputi karakteristik petani/peternak binaan,
kendala yang hadapi dalam menjalankan program. Juga menganalisis dampak
program dari sisi efektivitasnya terhadap kondisi ekonomi petani/peternak program
serta kinerja keuangan Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) yang dianalisis dengan
menggunakan analisis Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio)
untuk analisis kinerja keuangan, Uji Statistik Wilcoxon Signed Rank Test dengan
bantuan program SPSS untuk analisis perubahan kondisi ekonomi/pengaruh program
terhadap kondisi ekonomi petani/peternak binaan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis menyimpulkan kesimpulan dari semua hasil temuan
penelitian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran untuk
A. Kerangka Teori 1. Teori Efektivitas a. Pengertian Efektivitas
Salah satu konsep utama dalam mengukur prestasi kerja adalah efektivitas. Efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai beberapa arti antara lain: (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruh, dan kesan), (2) Manjur atau mujarrab, (3) Membawa hasil, berhasil guna (usaha tindakan) dan mulai berlaku. Dari kata itu muncul pula keefektifan yang diartikan dengan keadaan, berpengaruh, hal terkesan, kemanjuran, dan keberhasilan1.
Menurut ahli manajemen Peter Brucker, efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things). Efektivitas merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara atau peralatan yang tepat2. Sedangkan efektivitas diartikan sebagai padanan kata yang menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain bahwa suatu usaha dapat dikatakan efektif jika usaha tersebut mencapai tujuannya.
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007) h. 284.
2T. Hani Handoko, Manajemen Edisi ke 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), h. 7
Secara ideal efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran yang agak pasti, sehingga ada standarisasi tercapainya suatu tujuan dan lain sebagainya3.
b. Hal-Hal yang Menghambat Efektivitas
Setidaknya ada 7 (tujuh) hal yang berpotensi menghambat efektivitas kerja, di antaranya4:
Pertama, tidak memiliki tujuan yang jelas dan target terukur. Tanpa tujuan yang jelas dan target terukur, semua yang kita lakukan menjadi tidak fokus. Inilah yang kemudian menjadikan waktu dan energi menjadi tidak efektif. Sayangnya, kita seringkali bekerja tanpa tahu untuk apa kita bekerja. Kita-pun shalat, namun seringkali tidak tahu untuk apa kita shalat. Sehingga tujuan yang jelas dan target yang terukur mutlak diperlukan agar setiap langkah kerja yang kita lakukan efektif.
Kedua, tidak memiliki rencana detail. Setelah memiliki tujuan jelas serta target yang terukur, kita pun dituntut memiliki rencana detail. Rencana detail layaknya peta yang akan memandu setiap langkah, sehingga waktu yang kita miliki benar-benar efektif. Tanpa adanya peta, lagi-lagi kita akan terjebak pada penghamburan waktu dan energi.
Ketiga, tidak teratur dalam hidup. Ketidakteraturan ini biasanya akan mendatangkan banyak masalah. Tidak teratur makan misalnya, akan
3
Kanisius, Ensiklopedi Umum, (Jakarta: Kanisius, 1973) h. 36.
4
mengundang penyakit maag. Demikian pula tidak teratur dalam bekerja, berolahraga, belajar, dan sebagainya.
Keempat, komunikasi yang tidak baik. Sekitar 70% (Tujuh puluh persen) aktivitas hidup kita diisi dengan komunikasi. Maka, siapa pun yang ingin efektif dalam bekerja, harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Banyak masalah yang lahir dari miscommunication. Masalah sepele saja bisa menghancurkan rumah tangga bila suami dan istri tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Demikian pula di kantor, di pasar, di sekolah dan di mana pun. Satu penyebab gagalnya komunikasi adalah kuatnya dugaan/prasangka dan tidak lengkapnya informasi yang kita terima tentang sesuatu hal. Maka pastikan, komunikasi kita memenuhi unsur penyampaian yang tenang, sopan, fasih, apik, lembut dan secukupnya. Sedangkan isinya harus benar, manfaat dan tak menyakiti.
Keenam, bersikap emosional. Selain menggangu suasana, sikap emosional akan menghambat efektivitas kerja. Orang yang emosional cenderung membesar-besarkan masalah, pendendam, dan menuntut. Bila sudah demikian, waktu-waktu produktif kita akan banyak yang terbuang percuma. Karena itu, mustahil sebuah pekerjaan akan berkualitas bila dilakukan dalam keadaan emosional.
Ketujuh, menunda-nunda pekerjaan. Setiap waktu memiliki haknya sendiri- sendiri. Saat kita menunda sebuah pekerjaan, maka pada saat bersamaan kita telah mengambil hak sepenggalan waktu dan ini menjadi awal datangnya masalah baru. Setiap detik yang kita lalui adalah rangkaian keputusan. Maka pilihlah keputusan terbaik. Salah satunya dengan tidak menunda-nunda pekerjaan.
c. Cara-Cara Mengukur Efektivitas
Dalam melakukan pengukuran terhadap aspek efektivitas pada penelitian ini, penulis berfokus pada konsep pembahasan efektivitas dilihat dari segi manajemen khususnya manajemen biaya (keuangan) dan dari studi kelayakan bisnis. Dalam perspektif manajemen biaya, efektivitas sebuah perusahaan sering diukur dengan membandingkan laba operasi sesungguhnya dengan yang dianggarkan. Perbedaan antara laba operasi sesungguhnya dengan laba operasi yang dianggarkan dalam suatu periode tertentu disebut selisih laba operasi5.
5
Blocher dkk, Manajemen Biaya; Dengan Tekanan Strategik Jilid 2,(Jakarta: Salemba Empat,
Namun, selisih laba operasi tidak dapat menjelaskan penyebab dari perbedaan atau membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengurangi perbedaan yang sama di masa datang sehingga perlu dilakukan analisis pendekatan terhadap efisiensi dari operasi keuangan perusahaan yang berubah-ubah tersebut, yaitu dengan menggunakan analisis Anggaran Fleksibel.
Anggaran fleksibel adalah sebuah anggaran yang menyesuaikan pendapatan dan biaya yang mengalami perubahan dalam pencapaian output. Dengan perubahan output (unit yang diproduksi terjual pada perusahaan manufaktur, jumlah pasien per hari untuk rumah sakit, jumlah siswa untuk sekolah) pendapatan dan biaya perusahaan juga berubah dari yang dianggarkan. Anggaran fleksibel dapat membantu manajemen dalam menjawab pertanyan penting tentang operasi, seperti6:
1) Mengapa laba bersih menurun?
2) Mengapa harga pokok penjualan meningkat dari 69 menjadi 71% ? Dapatkah manajemen melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya hal yang sama di masa datang?
3) Mengapa biaya penjualan dan umum naik menjadi Rp 150.000,- ?
4) Apa alasan dari memburuknya hasil operasi? Apakah disebabkan perubahan pada:
a) Unit terjual b) Harga jual
6
c) Mix penjualan d) Biaya produksi
e) Biaya umum dan penjualan
Anggaran fleksibel memampukan manajemen untuk menganalisis hasil operasi dan perubahan pada kondisi operasi secara detail serta membantu untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Total penjualan dan biaya dari anggaran fleksibel dihitung dengan formula7:
Total penjualan = Jumlah unit terjual x harga jual dianggarkan tiap unit Total biaya = Total biaya variabel + total biaya tetap
= (jumlah unit terjual x biaya variabel dianggarkan tiap unit) + biaya tetap dianggarkan
Penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam studi kelayakan bisnis, jika dilihat dari aspek keuangan, maka dapat menggunakan metode analisis rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio-rasio keuangan ini meliputi rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio efisiensi, rasio Leverage dan rasio profitabilitas.
Studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu menganalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi. Pada umumnya ada empat metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode penilaian investasi Payback Period, Net Present Value, Internal Rate Of Return, Probilability Index Serta Break Even Point8.
7
Ibid., h. 729.
8
Berdasarkan ketersediaan data di tempat penulis meneliti, maka metode penilaian investasi yang dapat dihitung dan dianalisis hanya metode probitability index. Pemakaian metode profitability index (PI) ini caranya adalah dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan9.
Keterangan:
PI = Profitability Index, yaitu salah satu metode penilaian investasi dengan menghitung perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan
PV = Present Value, yaitu nilai sekarang dari arus kas masuk akan datang dari proyek tersebut
Di mana apabila hasil analisis rasio lebih besar (>) dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi yang baik dan bisa diterima. Namun jika hasil analisis rasio lebih kecil (<) dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi yang tidak baik dan tidak dapat diterima10.
9
Ibid.,h. 201.
10
2. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat a. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
1)Pemberdayaan
Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti tenaga atau kekuatan. Pemberdayaan adalah upaya membangun sumber daya dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya11.
Istilah pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah asing empowerment.
Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan. Bahkan dua istilah ini, dalam batas-batas tertentu bersifat
interchangeable atau dapat dipertukarkan. Dalam pengertian lain, pemberdayaan atau pengembangan adalah upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat12.
Pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
11
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE, 2000) Cet I. h. 263
12
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam; Dari
sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya13.
Sementara itu menurut Jim Ife, ‘’pemberdayaan adalah penyediaan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan ketrampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa depan mereka lebih baik. Menurut Gunawan Sumohadiningat, pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang dimiliki dhu’afa dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimiliki mereka serta berupaya untuk mengembangkannya14, dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.
Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakn pilihan-pilihan. Dengan paparan di atas, jelaslah bahwa proses pengembangan dan pemberdayaan pada akhirnya akan menyediakan sebuah ruang kepada masyarakat untuk mengadakan
13
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2003) cet ke 1, h. 56.
14
Gunawan Sumihadiningrat, Pembangunan Daerah Dan Pengembangan Masyarakat,
pilihan. Sebab, manusia atau masyarakat yang dapat memajukan pilihan-pilihan dan dapat memilih dengan jelas adalah masyarakat yang punya kualitas15.
2)Ekonomi
Menurut para ahli, perkataan ekonomi berasal dari bahasa yunani, oicos
dan nomos. Oicos berarti rumah dan nomos berarti aturan. Jadi ekonomi adalah aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga rakyat (volkhuisudin) maupun dalam rumah tangga negara (staatshuishouding)
Jadi, ekonomi merupakan suatu tata cara aturan yang ada dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap alat pemuas kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud disini berkaitan dengan aktivitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi jasa-jasa dan barang-barang langka16.
3)Masyarakat
Merujuk pada Ron Shaffer, Steve Deller dan Dave Marcouiller bahwa sebagian besar definisi yang ada tentang masyarakat merujuk pada area, kumpulan dan sosial ekonomi interaksi. Maka, definisi masyarakat yang dgunakan adalah sekelompok orang yang secara keberadaaan fisik dibatasi
15
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, h.42.
16
Asep Usman Ismail, Pengamalan Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa, (Jakarta:
dgn geografis, politik, sosial dan ekonomi, dan dengan hubungan komunikasi yang intens17. Ada lima pendekataan dalam studi tentang masyarakat ( Long, Anderson dan Blubaugh 1973; Sanders 1966; Wilkinson 1992 dalam Ron Shaffer dkk, 2004 ; 2-3) yang dimaksud tersebut meliputi18: pendekatan kualitatif, ekologi, etnografi, sosiologi dan ekonomi.
(a) Pendekatan kualitatif, merupakan perspektif yang memandang masyarakat sebagai suatu tempat hidup, pendekatan ini melihat pada perumahan, sekolah dan perilaku individu-individu yang ada dalam komunitas.
(b) Pendekatan ekologi, adalah suatu studi dari masyarakat sebagai unit kewilayahan, secara khusus distribusi kewilayahan dari kelompok-kelompok orang, mereka berinteraksi dalam komunitas dan di antara komunitas.
(c) Pendekatan etnografi adalah studi dari masyarakat sebagai suatu pedoman hidup. Pada pendekatan ini bersandar pada keseluruhan dimensi kebudayaaan masyarakat, tidak hanya aspek demografi, ekonomi dan geografi.
(d) Pendekatan sosiologi, memandang masyarakat sebagai suatu sistem sosial dan terkonsentrasi pada hubungan sosial yang ada di dalam
17
Ibid., h. 222.
18
masyarakat yang bentuknya berada dalam kelompok-kelompok, dan sistem-sistem yang lebih besar yang kedudukannya berada di dalam atau di luar masyarakat.
(e) Pendekatan ekonomi, melihat pada hubungan-hubungan antara bidang-bidang ekonomi dengan rumah tangga. Seperti pertanian, tipe-tipe pekerjaan dan keterampilan-keterampilan. Di samping itu pendekatan ini juga mempertimbangkan sumber-sumber daya (alam, manusia, keuangan, dan material) yang ditemukan dalam masyarakat.
Jadi bisa disimpulkan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat be