• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas pemberdayaan ekonomi Masyarakat pedesaan berbasis perternakan dan penggemukan Sapi : studi pada program sabansa yayasan bina insani kamil di mekarwangi, sukawening garut jawa barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas pemberdayaan ekonomi Masyarakat pedesaan berbasis perternakan dan penggemukan Sapi : studi pada program sabansa yayasan bina insani kamil di mekarwangi, sukawening garut jawa barat"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

INDRA AZHAR AHMAD NIM : 106046101635

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

(Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh :

Indra Azhar Ahmad NIM: 106046101635

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A. Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si.

NIP. 195811281994031001 NIP.150408861

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2010

(4)

(Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

INDRA AZHAR AHMAD NIM: 106046101635

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A. Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si NIP. 195811281994031001 NIP.198110132008011006

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1431 H / 2010 M

(5)

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat )” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat.

Jakarta, 18 Juni 2010 Dekan,

Prof. DR. H. M. Amin Suma, S.H, M.A, M.M. NIP: 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

1. Ketua : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, M.A, M.M. (……….)

NIP. 195505051982031012

2. Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H (……….)

NIP. 197407252001121001

3. Pembimbing I : DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A. (……….)

NIP. 195811281994031001

4. Pembimbing II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si. (……….)

NIP. 198110132008011006

5. Penguji I : Dra. Afidah Wahyuni, M.Ag. (……….)

NIP. 196804081997032002

6. Penguji II : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H (……….)

NIP. 197407252001121001

(6)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H Mei 2010 M

INDRA AZHAR AHMAD

(7)

INDRA AZHAR AHMAD. NIM 106046101635. Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat). Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M.

Isi: xiv + 118 halaman + 17 lampiran, 60 literatur (1973-2010).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan yang menjadikan penggemukan sapi sebagai basis pelaksanaan program. Selama ini pendekatan yang pemerintah lakukan dalam program pemberdayaan masyarakat hanya pendekatan ekonomi semata tanpa memperhatikan unsur kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat sehingga program tersebut tidak tepat sasaran. Maka Yayasan Bina Insan Kamil menggagas program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan di desa Mekarwangi, Kecamatan Sukawening, Garut melalui pendekatan kultur lokal masyarakat setempat yaitu melalui usaha penggemukan sapi potong.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanasi dan eksploratif. Pengumpulan data melalui observasi ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi terhadap laporan keuangan yayasan terkait program. Analisis data menggunakan teknik Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi kinerja keuangan yayasan, Wilcoxon Signed Rank Test untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi ekonomi peternak binaan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, dan analisis terhadap prinsip-prinsip ekonomi Islam yang diterapkan dalam pelaksanaan program.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa usaha penggemukan sapi di daerah Mekarwangi sebagai basis program pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan salah satu cara yang terbilang cukup efektif dalam meningkatkan pendapatan para peternak binaan, membuka lapangan pekerjaan di desa, mengurangi arus urbanisasi ke kota, dan merubah status sosial dari buruh tani menjadi peternak/pemilik sapi. Yayasan juga telah melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam pelaksanaan program.

Kata Kunci: Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, SABANSA, Peternakan, Penggemukan Sapi

Pembimbing I : DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A.

NIP. 195811281994031001

Pembimbing II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si.

NIP.198110132008011006

(8)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya, shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul “Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan

Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di

Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat), maka penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada :

1. Bapak Prof. DR. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A. dan Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si, Dosen Pembimbing I dan II atas segenap waktu, arahan, motivasi, dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.

(9)

vii

pengumpulan literatur, dan staf dari berbagai perpustakaan di beberapa universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

7. Bapak H. Zaenal Muttaqien, Ketua Yayasan Bina Insan Kamil, Mbak Kiki dan pengurus Yayasan BIK lainnya, yang banyak membantu penulis dalam memperoleh data program SABANSA hingga selesainya skripsi ini, dan Zidni Robbi Rodliyah, SEI, yang telah memberikan ide dalam penulisan skripsi ini. 8. Keluarga Ust. Saefuddin, tokoh masyarakat desa Mekarwangi atas segala arahan,

masukan, dan bantuannya dalam mengumpulkan peternak binaan untuk perolehan data lapangan di desa Mekarwangi.

9. Ayahanda Rojikin, Ibunda Maspuriah, S.Pd. dan adik-adikku (Kikie Rakhmawaty dan Arifah Khairunnisa), yang senantiasa memberiku semangat dan motivasi sehingga terselesaikannya skripsi ini

10.Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006, terutama PSC 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan.

11.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jazakumullahu Khairul Jaza.

Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H Mei 2010 M

(10)

Berbasis Peternakan Dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat )” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah.

Jakarta,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. NIP: 195505051982031012

1. Ke tua : Dr. Euis Am a lia , M. Ag (……….) NIP: 197107011998032002

2. Se kre ta ris : H. Ah. Azha rud d in La thif, M.Ag ., M.H

(……….) NIP: 197407252001121001

3. Pe m b im b ing I : Dr. H. Sup riya d i Ahm a d , M.A. (……….) NIP. 195811281994031001

4. Pe m b im b ing II : Mo ha m m a d Nur Ria nto Al Arif, M.Si.

(……….) NIP.150408861

5. Pe ng uji I : (……….)

(11)
(12)

Puji serta syukur selayaknya hanya kita panjatkan kehadirat Rabb Semesta Alam, Sumber

Segala Ilmu Pengatahuan, Allah SWT, atas segala limapahan karunia dan rahmatNya yang tak

terkira, serta atas segala Ilmu dan hidayah sampai kepada penulis, sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa selau penulis panjatkan kepada Da`i sejati yang

membawa umat manusia, sehingga hingga saat ini dapat merasakan indahnya Islam Rasulullah

Muhammad saw. Serta dengan tauladannya sehingga kita dapat merasakan izzah dan besarnya

Dien Islam. Semoga penulis tergolong dari ummatnya dengan turut serta dalam “gerbong kereta

dakwah” ini melalui bidang ekonomi islam.

Dibalik terselesaikannya skripsi ini, tentunya tak lepas berkat pertolongan Allah yang

juga diberikan melalui hamba-hambaNya yang insya Allah akan mendapat ganjaran yang lebih

utama dariNya, Penulis hanya mampu mengucapkan terimakasi kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, selaku Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad dan Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si, selaku dosen

pembimbing atas segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing

penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.

(13)

ii

5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.

6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Mas

Farhan, SEI, atas kemudahan yang penulis rasakan selama pengumpulan literatur, serta staf

dari berbagai perpustakaan dari beberapa universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

7. Bapak H. Zaenal Muttaqien, selaku Ketua Yayasan Bina Insan Kamil dan Mbak Kiki serta

pengurus Yayasan BIK lainnya, yang banyak membantu penulis dalam memperoleh data

program SABANSA hingga selesainya skripsi ini serta Zidni Robbi Rodliyah, SEI, yang telah

memberikan ide dalam penulisan skripsi ini.

8. Keluarga Ust. Saefuddin dan istri selaku tokoh masyarakat desa Mekarwangi atas segala

arahan dan masukan serta bantuannya dalam perolehan data lapangan di desa Mekarwangi.

9. Ayahanda Rojikin, dan Ibunda Maspuriah, beserta adik-adikku tersayang(Kikie Rakhmawaty

dan Arifah Khairunnisa), yang senantiasa memberiku semangat dan motivasi sehingga

terselesaikannya skripsi ini

10.Keluarga besar Drs. H. Sahroni dan Hj. Nunung Nurhayati yang memberikan support kepada

penulis baik berupa do`a maupun nasehat-nasehat penyemangat.

11.Teman-teman di jurusan Muamalat perbankan syariah, khususnya angkatan 2006, terutama

PSC 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan

Jakarta, Mei 2010

(14)

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN... iii

LEMBAR PENYATAAN... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 7

C. Pembatasan Masalah………. 8

D. Perumusan Masalah……….. 9

E. Tujuan Penelitian………... 9

F. Manfaat Penelitian………. 10

G. Metodologi Penelitian... 11

H. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu……….. 16

I. Sistematika Penulisan………. 25

BAB II PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT YANG EFEKTIF A. Kerangka Teori... 27 1. Teori Efektivitas ...

a. Pengertian Efektivitas ... b. Hal-Hal yang Mempengaruhi Efektivitas... c. Cara-Cara Mengukur Efektivitas... 2. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat...

27 27 28 30 34

(15)

d. Karakteristik Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat... e. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat... f. Bentuk-Bentuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat... 3. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat yang Efektif... a. Aspek Kemitraan Usaha Menurut Ginandjar Kartasasmita.. b. Lima Aspek Pendekatan Menurut Surjadi...

41 41 43 44 44 47 4. Prinsip-Prinsip Umum Ekonomi Syariah...

a. Prinsip Tauhid... b. Prinsip Mashlahah... c. Prinsip Keadilan... d. Prinsip Khalifah... e. Prinsip Kebebasan... f. Prinsip Tanggung jawab... g. Prinsip Ma’ad... h. Prinsip Ownership... i. Prinsip Nubuwwah... j. Prinsip Work and Productivity... k. Prinsip Jaminan Sosial...

51 51 52 54 55 56 56 58 58 59 61 61 B. Kerangka Konseptual... 63 C. Hipotesis... 64 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, YAYASAN, DAN

PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 66 1. Letak Geografis... 2. Keadaan Penduduk... 3. Tingkat Pendidikan...

66 67 70

[image:15.612.112.531.107.693.2]
(16)

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Bina Insan Kamil... 2. Kegiatan Yayasan Bina Insan Kamil...

74 75 C. Gambaran Umum Program SABANSA... 77

1. Latar Belakang... 2. Konsep Program SABANSA... 3. Peran Yayasan Bina Insan Kamil...

77 79 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Penerapan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Usaha Peternakan dan

Penggemukan Sapi... 84

1. Karakteristik Peternak Binaan... 2. Karakteristik Program Penggemukan Sapi...

3. Kendala yang Dihadapi dalam Program SABANSA ...

84 85 87 B. Analisis Efektivitas Model Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Pedesaan Berbasis Penggemukan Sapi... 90 1. Analisis Program Berdasarkan Kerangka Teoritis...

a. Aspek Kemitraan Usaha Ginandjar Kartasasmita... b. Aspek Pemberdayaan Surjadi... 2. Analisis Program Berdasarkan Perhitungan Keuangan... 3. Analisis Perubahan Kondisi Ekonomi Peternak Binaan... . 4. Analisis Dampak Program terhadap Kehidupan Sosial... .

90 90 91 92 96 99 C. Analisis Kesesuaian Program Berdasarkan Prinsip-Prinsip

Ekonomi Syariah... 101 1. Prinsip Mashlahah...

2. Prinsip Keadilan... 3. Prinsip Khalifah... 4. Prinsip Kebebasan...

101 102 104 105

(17)

8. Prinsip Nubuwwah... 9. Prinsip Work and Productivity... 10.Prinsip Jaminan Sosial...

106 107 107 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 109

B. Saran... 111

DAFTAR PUSTAKA... 113

LAMPIRAN... 118

(18)

Tabel 3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa Mekarwangi Tahun 2010………..68 Tabel 3.3 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Mekarwangi 2010 ……….69 Tabel 3.4 Data Pendidikan Di Kecamatan Sukawening Tahun 2010………….70 Tabel 3.5 Kualitas Angkatan Kerja Desa Mekarwangi Tahun 2010………71 Tabel 3.6 Perumahan Desa Mekarwangi Tahun 2010……….72 Tabel 3.7 Jumlah Sarana Kesehatan Kecamatan Sukawening Tahun 2010…….74 Tabel 3.8 Manfaat Pelaksanaan Program SABANSA……….83 Tabel 4.1 Laporan Arus Kas Penjualan Sapi Tahun 2008………..……….94 Tabel 4.2 Laporan Arus Kas Penjualan Sapi Tahun 2009………..……….95

[image:18.612.115.528.152.543.2]
(19)

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Sukawening ……….66

Grafik 4.1 Umur Peternak Binaan……….84

Grafik 4.2 Jumlah Tanggungan Keluarga Peternak Binaan………..85

Grafik 4.3 Tingkat Pendidikan Peternak Binaan………...85

Grafik 4.4 Pekerjaan Peternak Binaan Sebelum Adanya Program………...86

[image:19.612.112.523.145.545.2]
(20)

xiv

Hasil Perhitungan SPSS……….118

Panduan Wawancara………..120

Hasil Wawancara dengan Pengelola SABANSA Yayasan BIK………...…122

Hasil wawancara dengan Tokoh Masyarakat Desa Mekarwangi………..126

Laporan Keuangan Yayasan Tahun 2008-2009………128

Surat Penelitian/Wawancara Ke Yayasan BIK……….129

Surat Penelitian/Wawancara Ke Kelurahan Mekarwangi……….130

Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi……….131

[image:20.612.115.525.145.543.2]

Surat Keterangan Dari Kelurahan/Desa Mekarwangi………...132

Tabel Z………...133

Brosur BIK-Qurban………...134

(21)

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan dan pengangguran memang sudah sekian lama menjadi momok

bagi bangsa Indonesia dan hingga sekarang masih belum menunjukkan tanda-tanda

menghilang, bahkan terus meningkat terutama di kelompok masyarakat pedesaan.

Dalam hal penanggulangan kemiskinan ini, pemerintah telah melakukan berbagai

upaya untuk menanggulangi dan menghapus kemiskinan. Berbagai program telah

dirumuskan dan dilaksanakan di lapangan, serta tidak sedikit pula dana telah

dikucurkan ke masyarakat, seperti terus memacu pertumbuhan ekonomi nasional,

menyediakan fasilitas kredit bagi masyarakat miskin antara lain melalui pemberian

bantuan dana IDT, JPES, PPK, membangun infrastruktur di permukiman kumuh,

pengembangan model pembangunan kawasan terpadu, termasuk melaksanakan dan

meningkatkan kualitas program pembangunan, dan lain-lain1.

Menurut Yusuf Wibisono2, upaya yang telah dilakukan pemerintah ini

sejalan dengan ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, kemiskinan dipandang sebagai

salah satu ancaman terbesar bagi keimanan (QS 2: 268). Islam memandang bahwa

kemiskinan sepenuhnya adalah masalah struktural karena Allah telah menjamin rizki

setiap makhluk yang telah, sedang, dan akan diciptakannya (QS 30:40; QS 11:6) dan

1

Bagong Suyanto , “Perangkap Kemiskinan Dan Model Pemberdayaan Masyarakat Miskin,” Jurnal Dialog Kebijakan Publik II. Edisi 3 (September 2008): h, 32.

1 2

(22)

telah menutup peluang bagi kemiskinan kultural dengan memberi kewajiban mencari

nafkah bagi setiap individu (QS 67:15). Di dalam ajaran Islam pula, kepala keluarga

memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota keluarganya. Jika

tidak mampu, maka kewajiban tersebut jatuh ke tangan kerabat dekat. Jika tidak

mampu juga, kewajiban tersebut jatuh ke negara. Dengan demikian Islam mendorong

negara mengentaskan kemiskinan dengan cara memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat. Hal ini menyiratkan Islam sebagai sebuah risalah paripurna dan ideologi

hidup sangat memerhatikan masalah kemiskinan.

Namun, harus diakui bahwa upaya penanggulangan kemiskinan yang

dilakukan pemerintah hingga kini masih belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Data kemiskinan yang didapat penulis menggambarkan bahwa di tahun 2004, BPS

memerkirakan jumlah orang miskin 36,1 juta orang atau 16,6 persen dari total

penduduk Indonesia. Namun angka ini sangat konservatif. Bank Dunia memerkirakan

angka kemiskinan hanya 7,4 persen dengan garis kemiskinan satu dolar AS sehari.

Namun, jika garis kemiskinan dinaikkan menjadi dua dolar AS sehari, maka angka

kemiskinan melonjak menjadi 53,4 persen atau sekitar 114,8 juta jiwa3. Angka ini

kurang lebih sama dengan jumlah seluruh penduduk Malaysia, Vietnam, dan

Kamboja. Angka kemiskinan tahun 2005 adalah 16,6% naik menjadi 17,8 % pada

tahun 2006. Pada tahun 2007 memang ada penurunan menjadi 16,6% tetapi kondisi

3

(23)

ini diprediksi tidak akan tahan lama karena angka kemiskinan akan kembali

meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Wijaya Adi sebagaimana dikutip oleh Euis Amalia, mengatakan bahwa

kenaikan harga BBM akan memicu peningkatan angka pengangguran sebesar 9,7 juta

jiwa atau sebesar 8,6% dari seluruh angkatan kerja. Jumlah pengangguran pada Bulan

Februari 2008 tercatat 9,43 juta atau 8,46% dari seluruh jumlah angkatan kerja, lebih

rendah jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2007 yang mencapai 10,55

juta atau 9,75% dari jumlah angkatan kerja. Dengan kondisi seperti ini penduduk

miskin pada Desember 2008 akan bertambah menjadi 41,7 juta jiwa atau 21,92%.

Target yang ingin dicapai adalah mengurangi angka pengangguran menjadi 5,1%

tahun 2009 dan mengurangi angka kemiskinan menjadi 8,2% tahun 2009. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa alokasi BLT yang dialokasikan bagi 19,1 juta

keluarga miskin sebenarnya hanya menambah penghasilan semu, sementara kenaikan

harga BBM akan mengakibatkan harga-harga naik yang pada gilirannya membuat

penduduk miskin semakin banyak4.

Dari gambaran data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk sebagian

pihak, berbagai bantuan dan program yang telah diupayakan pemerintah memang

cukup bermanfaat. Tetapi masih banyak penduduk Indonesia baik di desa maupun di

kota yang hidup terbelit kemiskinan. Di sisi lain, tak bisa diingkari, fakta bahwa

4

(24)

kendati jumlah orang miskin menurun, namun kesenjangan dalam banyak hal justru

semakin lebar.

Pengalaman selama ini telah banyak memperlihatkan, bahwa pendekatan

pemerintah dalam mengatasi kemiskinan baik di tingkat nasional, regional maupun

lokal umumnya adalah dengan menerapkan pendekatan ekonomi semata, yang

seringkali kurang mengabaikan peran kebudayaan dan konteks lokal masyarakat.

Lambatnya perkembangan ekonomi rakyat disebabkan sempitnya peluang untuk

berpartisipasi dalam pembangunan yang mana hal itu merupakan konsekuensi dari

kurangnya penguasaan dan pemilikan asset produksi terutama tanah dan modal.

Karena pada umumnya masyarakat miskin tidak memiliki surplus pendapatan untuk

bisa ditabung bagi pembentukan modal. Pendapatan yang diperoleh hanya cukup

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pokok sehari-hari. Di samping itu, faktor lain

yang menyebabkan berbagai program pengentasan kemiskinan menjadi kurang

efektif tampaknya adalah berkaitan dengan kurang dibangunnya ruang gerak yang

memadai bagi masyarakat miskin itu sendiri untuk memberdayakan dirinya. Acap

kali terjadi, kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan penduduk

miskin justru terjebak menjadi program yang melahirkan ketergantungan baru, dan

bahkan mematikan potensi swakarsa lokal5.

Untuk itu diperlukan suatu model pemberdayaaan ekonomi masyarakat

miskin dengan mengedepankan konteks kebudayaan dan lokal kemasyarakatan di

5

(25)

mana program tersebut diadakan. Dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat

dengan mengedepankan kearifan lokal, semenjak tahun 2007 telah dilakukan pilot

project pengembangan ekonomi masyarakat melalui usaha penggemukan sapi oleh

Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) di desa Cibuntu dan Mekarwangi kecamatan

Sukawening Kabupaten Garut Jawa Barat sebanyak 43 sapi dan desa Ngasem

Jumapolo Kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah sebanyak 25 ekor, dengan

melibatkan hampir sekitar 30 kepala keluarga dhu’afa.

Yayasan yang pada awal berdirinya di tahun 1992 ini bergerak di bidang

perekonomian ummat dengan berbasis pada baitul maal, dan merupakan pelopor

baitul maal di Indonesia dengan pendirinya H. M. Zainal Muttaqin dan Aries Mufti

menggagas program SABANSA (SATU BANTU SATU) yaitu suatu program

pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis peternakan dan penggemukan

sapi, dengan memberdayakan masyarakat lokal yang secara ekonomi tidak mampu

dan tergolong kaum dhu’afa. Langkah-langkah yang dilakukan pihak yayasan adalah

menyediakan sejumlah anak sapi dan diberikan kepada peternak binaan untuk

dikembangbiakan dan digemukan. Yayasan juga bertindak sebagai agen penjualan

dari sapi-sapi yang telah digemukkan oleh para peternak binaan pada setiap momen

Idul Adha.

Namun dalam pelaksanaan program ini terdapat kendala teknis menyangkut

moral hazard dari para peternak binaan, manajemen pengelolaan dan pencatatan

keuangan yayasan yang belum terkoordinir dengan baik dan lokasi program yang

(26)

di daerah Karang Anyar- Jawa Tengah namun dapat bertahan di daerah Cibuntu dan

Mekarwangi Jawa Barat, sehingga mulai April 2008 program SABANSA mulai

difokuskan di desa Mekarwangi dan Cibuntu , suatu pedesaaan yang tertinggal secara

ekonomi namun religius dalam ibadah di daerah Garut dengan kultur lokal

kemasyarakatan mayoritas bekerja sebagai petani dan peternak sapi/kambing.

Program pemberdayaan ini telah mengangkat sekitar 17 kepala keluarga

peternak binaan di Desa Mekarwangi dan Cibuntu bangkit dari jurang kemiskinan

dan jerat para tengkulang menuju kepada kehidupan ekonomi dan sosial yang lebih

baik, mengurangi arus urbanisasi warga Garut ke kota Jakarta serta membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

Beranjak dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

mekanisme yang diterapkan oleh Yayasan Bina Insan Kamil dalam menjalankan

program pemberdayaan masyarakat di Garut dan pengaruh program SABANSA

dalam pemberantasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan

dalam penelitian berjudul : “Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

(27)

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang timbul dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat

pedesaan melalui program SABANSA dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pilot project program pemberdayaan ekonomi berbasis penggemukan sapi yang

diujicobakan di desa Ngasem Jumapolo, Karang Anyar mengalami kegagalan

karena moral hazard dari petani yang menjual bibit sapi yang telah diberikan

yayasan. Tidak adanya tokoh masyarakat yang menjadi pengawas yayasan di

lokasi program membuat permasalahan ini tidak cepat diketahui oleh pihak

yayasan. Namun di desa Mekarwangi program ini berjalan dengan baik, karena

keuletan warga dalam beternak sapi dan memiliki tokoh masyarakat yang juga

merupakan bagian dari pengurus yayasan sebagai pengawas langsung peternak

binaan membuat desa Mekarwangi lebih terkontrol dan ditetapkan oleh yayasaan

sebagai tempat program SABANSA ini dilanjutkan. Hal ini berdampak pada

jumlah penerima program ini berkurang dari total 30 kepala keluarga menyisakan

17 kepala keluarga di desa Mekarwangi.

2. Program SABANSA yang difokuskan oleh yayasan Bina Insan Kamil di desa

Mekarwangi baru berjalan selama dua tahun sehingga belum terlihat peningkatan

yang signifikan dalam aspek pendapatan peternak binaan. Namun keberhasilan

yang dapat terlihat adalah menekan laju urbanisasi penduduk desa

Mekarwangi-Garut untuk pergi bekerja di sektor informal di kota Jakarta karena dengan

program SABANSA ini mereka mempunyai kesibukan dalam mengurus

(28)

3. Keterbatasan modal yang dimiliki oleh yayasan Bina Insan Kamil. Hal ini

menyebabkan tiap peternak binaan tidak mendapatkan dana yang ideal dalam

proses penggemukan sapi. Sedangkan tujuan yang dikejar oleh yayasan adalah

sebanyak mungkin penduduk yang dapat dilibatkan dalam upaya pemberdayaan

ekonomi ini.

4. Kurangnya SDM dari yayasan yang bertindak sebagai pengawas di daerah

penggemukan sapi mengakibatkan pengawasan terhadap kinerja para peternak

kurang terkontrol dengan baik.

5. Proses pemasaran sapi dalam kurun waktu dua tahun berjalan hanya terfokus

pada Idul Adha saja. Padahal dalam masa Idul Adha persaingan dalam menjual

sapi cukup tinggi sehingga resiko untuk sapi hasil penggemukan yayasaan tidak

terjual cukup tinggi. Namun di tahun 2010 ini yayasan telah mendirikan rumah

makan ”Sate Hatoya“ dengan menu berbahan dasar daging sapi sebagai sarana

pemanfaatan sapi program SABANSA selain dari penjualan di masa Idul Adha.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini fokus dan tidak melebar, maka permasalahan

yang ingin diteliti pada penelitian ini dibatasi pada program pemberdayaan ekonomi

masyarakat pedesaan berbasis peternakan dan penggemukan sapi yang diprakarsai

oleh Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) di desa Mekarwangi-Garut. Program ini

berfokus pada pengembangbiakan dan penggemukan sapi potong dengan melibatkan

(29)

BANTU SATU (SABANSA)‘‘ khususnya dampak program ini terhadap keadaan ekonomi dan sosial para peternak binaan.

Data-data yang dianalisis adalah data program SABANSA yang telah tercatat

di yayasan dari April 2008 sampai Februari 2010 karena sampai saat ini penulis

meneliti, program SABANSA ini masih terus berlangsung.

D. Perumusan Masalah

Masalah yang diteliti oleh penulis dapat dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana model program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan

berbasis peternakan dan penggemukan sapi melalui program SABANSA?

2. Apakah model pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis

peternakan dan penggemukan sapi sudah berjalan efektif?

3. Apakah program SABANSA sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Syariah?

E. Tujuan Penelitian

Seiring dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka yang akan

menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis penerapan program pemberdayaan ekonomi masyarakat

pedesaan berbasis usaha peternakan dan penggemukan sapi melalui program

(30)

2. Menganalisis efektivitas model pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan

berbasis peternakan dan penggemukan sapi dan pengaruhnya terhadap

pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa Mekarwangi, Kecamatan

Sukawening-Garut.

3. Menganalisis kesesuaian program SABANSA dengan prinsip-prinsip

Ekonomi Syariah.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini bisa dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

1. Bagi akademisi dan pemerhati kaum marginal lainnya, diharapkan penelitian

ini dapat memberikan wawasan dan bahan untuk pengembangan dan

penelitian tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan lebih lanjut.

2. Bagi masyarakat, hal ini dapat memberikan gambaran tentang potensi

peternakan sapi dalam meningkatkan perekonomian keluarga, juga dapat

mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pemberantasan

kemiskinan. Bagi Yayasan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan

evaluasi terhadap kinerja program SABANSA yang telah berjalan serta dapat

dijadikan rujukan untuk dapat menggaet mitra usaha dalam memenuhi sektor

permodalan program pemberdayaan ini

3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan pilihan metode

(31)

masukan untuk menciptakan model pemberdayaan ekonomi masyarakat

pedesaan yang lebih efektif dan sesuai dengan kultur budaya setempat.

G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk pada penelitian eksplanasi, yaitu menjelaskan tentang

mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi dengan menghubungkan pola-pola yang

berbeda namun memiliki keterkaitan. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk

penelitian eksploratif yaitu bertujuan untuk melihat pola, gagasan atau merumuskan

hipotesis bukan untuk menguji hipotesis6. Penelitian eksploratif juga dilakukan untuk

lebih memaham i karakteristik dari suatu masalah, mengingat sangat sedikit sekali

penelitian-penelitian yang telah dilakukan tentang suatu fenomena yang perlu

dipahami7.

2. Pendekatan Penelitian

Menurut pendekatannya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yaitu

suatu pendekatan penelitian yang bersifat objektif, mencakup pengumpulan dan

analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik8.

6

Hermawan, Asep, Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis,( Jakarta: LPFE Trisakti, 2003) , h.2.

7

Ibid, h.3.

8

(32)

3. Kriteria Data

Menurut cara perolehannya, data penelitian ini terdiri atas dua kategori, yaitu:

a. Data primer merupakan data-data yang peneliti peroleh dari lapangan (field

research). Dalam hal ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data

melalui indepth interview dengan petani/peternak penerima dan pelaksana

program, tokoh masyarakat desa, dan aparatur desa.

b. Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari Yayasan Bina Insan

Kamil (BIK) berupa dokumen mengenai prosedur program SABANSA,

laporan keuangan program SABANSA, juga dari berbagai literatur baik dalam

bentuk buku, jurnal ilmiah, majalah, koran, internet dan lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:

a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke Desa

Sukawening, Mekarwangi, Garut-Jawa Barat. Tujuannya untuk mengetahui

keadaan sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian berkaitan dengan

program SABANSA yang dijalankan oleh yayasan Bina Insan Kamil dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

b. Wawancara (interview), yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak

yayasan Bina Insan Kamil dan peternak binaan program SABANSA.

c. Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data

berdasarkan laporan keuangan yayasan Bina Insan Kamil dan laporan-laporan

(33)

5. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan

Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi yang dijalankan oleh Yayasan Bina

Insan Kamil (BIK) di Desa Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat. Melibatkan

sekitar 17 kepala keluarga dhu’afa, yang rata-rata bekerja sebagai buruh tani dengan

penghasilan minim dan frekuensi kerja tidak tetap. Program ini telah berjalan dari

tahun 2007 dan masih berjalan sampai sekarang. Namun data yang dianalisis adalah

data yang tercatat di yayasan dari tahun 2008 sampai 2009.

6. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis efektivitas model, data yang terkumpul akan dianalisis

melalui pendekatan kuantitatif. Pengujian melalui analisis kuantitatif digunakan

untuk mengukur dampak program SABANSA terhadap peternak binaan secara

ekonomi terhadap 2 (dua) aspek, yaitu kinerja keuangan dan perubahan kondisi

ekonomi.

a) Kinerja Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan petani/peternak binaan, digunakan rumus

Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio). Pada bagian ini, penulis

menganalisis arus kas dan mengukurnya menggunakan Profitability Index atau

Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio) dengan rumus9:

9

(34)

Keterangan:

PI = Profitability Index, yaitu salah satu metode penilaian investasi

dengan menghitung perbandingan antara nilai sekarang (present

value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang

akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi

yang telah dilaksanakan

PV = Present Value, yaitu nilai sekarang dari arus kas masuk akan datang

dari proyek tersebut

Di mana apabila hasil analisis rasio lebih besar (>) dari 1, maka kinerja

keuangan berada dalam posisi yang baik dan bisa diterima. Namun jika hasil analisis

rasio lebih kecil (<) dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi yang tidak

baik dan tidak dapat diterima10.

b) Perubahan Kondisi Ekonomi

Pengukuran terhadap perubahan kondisi ekonomi peternak binaan dan

hubungannya terhadap pelaksanaan program menggunakan tes statistik

nonparametrik Wilcoxon Signed Rank Test (uji dua sampel berhubungan) dengan

rumus sebagai berikut:

10

(35)

Keterangan:

E = Mean (rataan hitung)

σ = Simpangan baku

T = Jumlah jenjang/rangking

n = Jumlah sampel

Untuk landasan pengujian dipergunakan nilai T. H0 diterima apabila T ≥ Tα.

H0 ditolak apabila T< Tα11.

Metode statistik nonparametrik digunakan karena nilai data variabel tergolong

kepada data nonmetrik. Data nonmetrik adalah data kualitatif yang dapat berbentuk

suatu atribut, karakteristik atau kategori atau dikotomi. Yang termasuk data

nonmetrik adalah tipe data nominal atau ordinal.

Data nominal adalah data di mana sebutan seperti “laki-laki” atau

“perempuan” diberikan kepada item dan tidak ada implikasi di dalam sebutan tersebut

bahwa item yang satu lebih tinggi atau lebih rendah daripada item lainnya. Sedangkan

data ordinal hanya memberikan informasi tentang apakah suatu item lebih tinggi,

lebih rendah, atau sama dengan item lainnya; data ini sama sekali tidak menyatakan

ukuran perbedaan12.

Data mengenai kondisi ekonomi dimaksud meliputi kondisi pendapatan

peternak, jumlah sapi dan nilai aset yang dimiliki. Kondisi ekonomi responden

dibandingkan antara sebelum dan sesudah diberikan program, apakah terjadi

11

Djarwanto, Statistik Non Parametrik, ( Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 26

12

(36)

peningkatan atau-kah penurunan. Dari hasil penghitungan tersebut, dapat dilihat

pengaruh antara variabel dependen (kondisi ekonomi petani/peternak) dan

independen (program pemberdayaan)13.

Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan mengunakan program

SPSS, untuk efektivitas dan efisiensi serta menghindari human error.

H. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Sudah terdapat beberapa penelitian sebelumnya tentang masalah

pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pemberantasan kemiskinan:

1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Petani Terpadu Binaan PT. Gulf Resources (GRISSIK) Ltd. (Studi Kasus Di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin)

Riki junaidi (2003)14 meneliti tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial

perusahaan PT. Gulf terhadap masyarakat petani yang berada di wilayah operasi

perusahaan di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin. Di mana

kondisi perekonomian petani tersebut berada dalam garis kemiskinan dan lahan yang

ada tidak tergarap karena ketiadaan modal untuk menggarap lahan tersebut. Untuk itu

13 Jogiyanto HM, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman, (Yogyakarta: BPFE, 2004) h. 65.

14

(37)

PT. Gulf berusaha membantu para petani dengan memberikan permodalan,

pengetahuan dan keahlian dalam menggarap lahan sehingga dengan bekal itu semua

diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup para petani di sekitar PT. Gulf.

Sasaran dari program ini adalah aspek ekonomi petani, yaitu tumbuhnya usaha

ekonomi produktif di pedesaan seperti peternakan, perikanan, dan pertanian yang

dapat membantu meningkatkan pendapatan para petani. Tujuan umum dari penelitian

ini adalah mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan pemberdayaan ekonomi

masyarakat melalui program petani terpadu binaan PT. Gulf Resources Ltd.

Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendeskripsikan perubahan tingkat

pendapatan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan setelah dilaksanakannya program

pemberdayaan oleh PT.Gulf, dan untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan program.

Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan

analisis deskriptif. Hasil penelitian ini diketahui bahwa proses yang dilalui dalam

pelaksanaan program meliputi langkah persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan

bertahap, yaitu sosialisasi program, penentuan petani binaan, pelatihan di Bogor,

pengajuan proposal, penyiapan lahan, pencairan dana program, pelaksanaan,

monitoring, evaluasi dan pelaporan. Di mana kesimpulan yang didapat adalah

program ini boleh dikatakan telah meningkatkan pendapatan petani binaan namun

peningkatan pendapatan tersebut tidak merata antara petani yang satu dengan yang

lain. Hal ini disebabkan adanya penyimpangan-penyimpangan baik yang dilakukan

(38)

Perbedaan penelitian ini terletak pada metode penelitian yang digunakan, di

mana Riki menggunakan pendekatan penelitian kualitatif sedangkan penulis

menggunakan penelitian kuantitatif. Perbedaan juga tampak pada objek penelitian di

mana Riki berfokus pada berbagai macam usaha yang diberikan PT. Gulf untuk

memberdayakan petani miskin di wilayah operasionalnya sebagai bagian dari CSR

perusahaan, sedangkan penulis terfokus pada peternakan dan penggemukan sapi

potong yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Kamil yang mempunyai unsur sosial

juga mempunyai aspek bisnis.

2. Efektifitas Program Pemberdayaan Ekonomi Untuk Orang Tua Dan Anak Jalanan Di Surabaya (Studi Kasus Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Program Pengembangan Minat Dan Bakat Di Yayasan Arek Lintang Surabaya)

Moh. Roubal Arif Khan (2002)15 meneliti tentang efektivitas program

pemberdayaan ekonomi untuk anak-anak jalanan dan keluarganya yang digagas oleh

Yayasan Arek Lintang- sebuah organisasi non pemerintah yang menangani anak

jalanan di wilayah Surabaya- melalui program pengembangan kewirausahaan bagi

orang tua dan pengembangan minat dan bakat bagi anak-anak jalanan. Serta

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas program.

15

(39)

Pengumpulan data melalui observasi lapangan, studi dokumenter, wawancara

pada seluruh peserta program yaitu 16 orang tua dan 16 anak jalanan dan wawancara

mendalam pada 5 orang tua dan 5 anak jalanan. Metode penelitian yang digunakan

menggunakan analisis evaluatif dengan jenis penelitian gabungan antara kuantitatif

dengan kualitatif. Analisis data menghasilkan kesimpulan bahwa program

pengembangan kewirausahaan bagi orang tua tidak berjalan efektif, sedangan

program pengembangan bakat dan minat anak jalanan berjalan cukup efektif dilihat

dari bertambahnya kesadaran orang tua untuk tidak membiarkan anaknya bekerja di

jalanan, berkurangnya aktifitas anak di jalanan bahkan ada yang sudah lepas dari

jalanan, dan adanya kegiatan produktif anak jalanan untuk mengisi waktu luang.

Secara garis besar program pemberdayaan ekonomi yang diterapkan oleh Yayasan

Arek Lintang bisa dikatakan belum mencapai hasil yang diharapkan.

Perbedaan pada penelitian ini adalah di objek penelitian, di mana Moh. Roubal

Arif Khan mengambil objek orang tua dan anak-anak jalanan sebagai bagian dari

program pemberdayaan ekonomi dengan mengkhususkan pada program

pengembangan minat dan bakat anak-anak serta kewirausahaan bagi orang tua

sedangkan penulis mengambil objek para buruh tani miskin yang diberdayakan untuk

menggemukan bibit sapi potong dengan sistem bagi hasil antara pihak yayasan dan

(40)

3. Dampak Zakat Poduktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Dan Faktor2 Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mustahik (Studi Kasus Pendayagunaan Zakat Produktif Oleh Dompet Dhu’afa),

Rafiqoh Ahmad Hamzah (2008)16 melakukan penelitian dalam rangka menjawab

pertanyaan tentang sejauhmana implementasi zakat produktif melalui program

pendampingan yang dilakukan masyarakat mandiri DD berpengaruh terhadap

pemberdayaan ekonomi mustahik (mitra) serta apakah karakteristik mitra dan nilai

bantuan yang diberikan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha mereka.

Data-data dianalisis dengan menggunakan metode eksplanatory kualitatif yang

menganalisis hubungan kausalitas antara dependen variabel dan independen variabel,

di mana IV (Independen Variabel) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan usaha mustahik dengan indikator karakteristik mustahik dan nilai

bantuan. Sementara DV (Dependen Variabel) adalah keberhasilan pemberdayaaan

ekonomi mustahik yang diukur dari kelanjutan usaha, perkembangan usaha,

kepemilikan aset produktif dan tingkat penghasilan.

Kesimpulan besar yang dihasilkan tesis ini adalah program pendampingan yang

dilakukan Masyarakat Mandiri berhasil memberdayakan dan meningkatkan taraf

hidup sebanyak 33 mitra atau 82,5% dari total responden. Di samping itu beberapa

indikator dari karakteristik mustahik yaitu umur dan jumlah tanggungan, berpengaruh

16

(41)

terhadap keberhasilan usaha. Umur berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha

dengan potensi keberhasilan terbesar pada mitra yang berusia antara 30 sampai 39

tahun. Jumlah tanggungan mitra berpengaruh negatif terhadap keberhasilan usaha.

Potensi keberhasilan usaha ada pada mitra yang jumlah tanggungannya berkisar

antara 1-3 orang, sementara rata-rata jumlah tanggungan yang menjadi ancaman bagi

keberhasilan usaha adalah 4-5 orang.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada objek penelitiannya, di mana Rafiqoh

meneliti tentang pemberdayaan zakat produktif dalam meningkatkan taraf hidup mitra

binaannya menggunakan elemen dana zakat sebagai modal usaha. Sedangkan penulis

dalam objek penelitiannya terhadap yayasan Bina Insan Kamil, menggunakan elemen

dana pribadi dari yayasan sebagai modal usaha dalam memberdayakan masyarakat di

dasa Sukawening, sedangkan penerapan aspek zakat dilakukan yayasan dalam bentuk

pemberian anak sapi dari peternak binaan yang telah berhasil kepada peternak

dhu’afa lainnya yang belum dapat mengikuti program ini secara cuma-cuma.

4. Pengaruh Program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat) Terhadap Perekonomian Para Mustahik (Studi Pada Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Bandung)

Afriyani (2006)17 mencoba meneliti tentang pengaruh program MISYKAT yang

dijalankan oleh LAZ DPU DT Bandung terhadap peningkatan perekonomian para

(42)

mitra binaannya yang menggunakan dana tersebut sebagai tambahan modal usaha.

Data-data dianalisis dengan metode penelitian deskriptif analitis, yaitu

mendeskripsikan data yang diperoleh baik data kuantitatif maupun kualitatif dan

memaparkan secara keseluruhan untuk dilakukan analisis lebih lanjut sesuai dengan

karakter dan jenis datanya masing-masing.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana

(Simple Random Sampling) dengan sampel responden sebanyak 20% dari 175

nasabah MISYKAT DPU DT yaitu berjumlah 35 orang. Sedangkan data kualitatif

dianalisis dengan metode content analisys yaitu suatu cara dalam menganalisis data

bertitik tolak kepada kerangka teori18.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah program pemberdayaan di

MISYKAT DPU DT dapat berjalan dengan baik tidak terlepas dari proses

pendampingan baik dari sisi ruhiyah maupun dari sisi usaha anggota. Serta

mengungkapkan tentang pengaruh zakat terhadap perekonomian para mustahik yang

ternyata pengaruhnya positif dalam meningkatkan pendapatan para mustahik (kaum

perempuan miskin di sekitar pesantren Daarut Tauhid).

Penelitian ini juga menggunakan dana zakat dalam memberdayakan masyarakat

dengan berfokus pada pemberian modal usaha kepada para mustahiq zakat melalui

usaha MISKYAT. DPU DT sebagai lembaga pengelola hanya bertindak sebagai

17

Afriyani, “Pengaruh Program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat) terhadap Perekonomian Para Mustahik (Studi Pada Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Bandung)” (Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)

18

(43)

pendamping mitra binaan dalam mengembangkan usaha mitra binaannya yang

beraneka macam, karena mitra diberikan keluasan dalam berusah di berbagai bidang.

Hal ini yang membedakan dengan penelitian penulis di mana pihak Yayasan Bina

Insan Kamil telah menetapkan bahwa usaha yang digeluti berfokus pada peternakan

dan penggemukan sapi potong, sehingga proses pendampingan dan pengorganisasian

manajemen juga lebih terfokus hanya pada usaha peternakan dan penggemukan sapi

potong saja.

5. Efektivitas Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Masjid

Muhyil Qoyyim (2009)19 menganalisis efektivitas/pengaruh model

pemberdayaan ekonomi masyarakat yang menjadikan masjid sebagai basis

pelaksanaan program dengan metode penelitian eksplanasi. Objek penelitian ini

adalah program Pemberdayaan Pedesaan oleh Masyarakat secara Mandiri melalui

Lembaga Keagamaan yang merupakan program dari Kementrian Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal yang bermitra dengan Perhimpunan Pengembangan

Pesantren dan Masyarakat (P3M).

Efektivitas model pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid ini

dianalisis dengan analisis Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio untuk

menganalisis pengaruh program terhadap kondisi kinerja keuangan mitra binaan,

19

(44)

Wilcoxon Signed Rank Test untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi

ekonomi mitra binaan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, dan analisis

SWOT menggunakan Matriks Kearns untuk menganalisis apa yang sudah baik dan

apa yang masih belum baik dari pelaksanaan program ini menurut perspektif mitra

binaan. Penulis juga memaparkan ide strategis pengembangan program berdasarkan

kerangka yang disajikan oleh Subir Chowdury.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa menjadikan masjid sebagai basis

program pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu cara yang terbilang cukup

efektif mengingat posisi masjid sangat berdekatan dengan masyarakat, sehingga

mengetahui permasalahan riil yang dihadapi masyarakat dan memiliki keleluasaan

untuk bersama masyarakat merumuskan langkah advokasinya.

Penelitian ini hampir mendekati pada penelitian yang penulis lakukan, sehingga

metode penelitian yang dilakukan oleh Muhyil Qoyyim dijadikan rujukan penulis

untuk meneliti. Perbedaannya hanya terletak di jenis usaha yang diteliti oleh Muhyil

Qoyyim masih luas, meliputi bidang perdagangan, pertanian, peternakan dan jasa,

serta menggunakan peran lembaga masjid sebagai pengelola dalam mendistribusikan

bantuan dana usaha kepada mitra binaannya (jamaah masjid). Sedangkan penelitian

yang penulis lakukan sudah spesifik hanya pada usaha peternakan dan penggemukan

(45)

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 1428 H / 2007 M. Dalam skripsi ini

penulis menyusun lima bab uraian, di mana dalam tiap-tiap bab dilengkapi dengan

masing-masing sub-bab yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis memaparkan Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan (review) Kajian Terdahulu, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT YANG EFEKTIF Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan kepustakaan yang memuat

deskripsi tentang teori yang digunakan dalam proses penelitian dan pembahasan,

kerangka konseptual serta hipotesis. Dalam hal ini berisi tentang teori efektivitas,

teori pemberdayaan ekonomi masyarakat, teori pemberdayaan ekonomi masyarakat

yang efektif.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, YAYASAN BINA INSAN KAMIL DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Bab ini memuat tentang gambaran umum yayasan Bina Insan Kamil,

gambaran umum program SABANSA serta gambaran umum desa Mekarwangi,

(46)

dihadapi, letak geografis desa, jumlah penduduk, mata pencarian penduduk, kondisi

sosial ekonomi penduduk, dan lain-lain.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat deskripsi data hasil temuan di lapangan yang berisi tentang

pelaksanaan program SABANSA yang meliputi karakteristik petani/peternak binaan,

kendala yang hadapi dalam menjalankan program. Juga menganalisis dampak

program dari sisi efektivitasnya terhadap kondisi ekonomi petani/peternak program

serta kinerja keuangan Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) yang dianalisis dengan

menggunakan analisis Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio)

untuk analisis kinerja keuangan, Uji Statistik Wilcoxon Signed Rank Test dengan

bantuan program SPSS untuk analisis perubahan kondisi ekonomi/pengaruh program

terhadap kondisi ekonomi petani/peternak binaan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis menyimpulkan kesimpulan dari semua hasil temuan

penelitian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran untuk

(47)

A. Kerangka Teori 1. Teori Efektivitas a. Pengertian Efektivitas

Salah satu konsep utama dalam mengukur prestasi kerja adalah efektivitas. Efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai beberapa arti antara lain: (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruh, dan kesan), (2) Manjur atau mujarrab, (3) Membawa hasil, berhasil guna (usaha tindakan) dan mulai berlaku. Dari kata itu muncul pula keefektifan yang diartikan dengan keadaan, berpengaruh, hal terkesan, kemanjuran, dan keberhasilan1.

Menurut ahli manajemen Peter Brucker, efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things). Efektivitas merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara atau peralatan yang tepat2. Sedangkan efektivitas diartikan sebagai padanan kata yang menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain bahwa suatu usaha dapat dikatakan efektif jika usaha tersebut mencapai tujuannya.

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2007) h. 284.

2T. Hani Handoko, Manajemen Edisi ke 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), h. 7

(48)

Secara ideal efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran yang agak pasti, sehingga ada standarisasi tercapainya suatu tujuan dan lain sebagainya3.

b. Hal-Hal yang Menghambat Efektivitas

Setidaknya ada 7 (tujuh) hal yang berpotensi menghambat efektivitas kerja, di antaranya4:

Pertama, tidak memiliki tujuan yang jelas dan target terukur. Tanpa tujuan yang jelas dan target terukur, semua yang kita lakukan menjadi tidak fokus. Inilah yang kemudian menjadikan waktu dan energi menjadi tidak efektif. Sayangnya, kita seringkali bekerja tanpa tahu untuk apa kita bekerja. Kita-pun shalat, namun seringkali tidak tahu untuk apa kita shalat. Sehingga tujuan yang jelas dan target yang terukur mutlak diperlukan agar setiap langkah kerja yang kita lakukan efektif.

Kedua, tidak memiliki rencana detail. Setelah memiliki tujuan jelas serta target yang terukur, kita pun dituntut memiliki rencana detail. Rencana detail layaknya peta yang akan memandu setiap langkah, sehingga waktu yang kita miliki benar-benar efektif. Tanpa adanya peta, lagi-lagi kita akan terjebak pada penghamburan waktu dan energi.

Ketiga, tidak teratur dalam hidup. Ketidakteraturan ini biasanya akan mendatangkan banyak masalah. Tidak teratur makan misalnya, akan

3

Kanisius, Ensiklopedi Umum, (Jakarta: Kanisius, 1973) h. 36.

4

(49)

mengundang penyakit maag. Demikian pula tidak teratur dalam bekerja, berolahraga, belajar, dan sebagainya.

Keempat, komunikasi yang tidak baik. Sekitar 70% (Tujuh puluh persen) aktivitas hidup kita diisi dengan komunikasi. Maka, siapa pun yang ingin efektif dalam bekerja, harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Banyak masalah yang lahir dari miscommunication. Masalah sepele saja bisa menghancurkan rumah tangga bila suami dan istri tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Demikian pula di kantor, di pasar, di sekolah dan di mana pun. Satu penyebab gagalnya komunikasi adalah kuatnya dugaan/prasangka dan tidak lengkapnya informasi yang kita terima tentang sesuatu hal. Maka pastikan, komunikasi kita memenuhi unsur penyampaian yang tenang, sopan, fasih, apik, lembut dan secukupnya. Sedangkan isinya harus benar, manfaat dan tak menyakiti.

(50)

Keenam, bersikap emosional. Selain menggangu suasana, sikap emosional akan menghambat efektivitas kerja. Orang yang emosional cenderung membesar-besarkan masalah, pendendam, dan menuntut. Bila sudah demikian, waktu-waktu produktif kita akan banyak yang terbuang percuma. Karena itu, mustahil sebuah pekerjaan akan berkualitas bila dilakukan dalam keadaan emosional.

Ketujuh, menunda-nunda pekerjaan. Setiap waktu memiliki haknya sendiri- sendiri. Saat kita menunda sebuah pekerjaan, maka pada saat bersamaan kita telah mengambil hak sepenggalan waktu dan ini menjadi awal datangnya masalah baru. Setiap detik yang kita lalui adalah rangkaian keputusan. Maka pilihlah keputusan terbaik. Salah satunya dengan tidak menunda-nunda pekerjaan.

c. Cara-Cara Mengukur Efektivitas

Dalam melakukan pengukuran terhadap aspek efektivitas pada penelitian ini, penulis berfokus pada konsep pembahasan efektivitas dilihat dari segi manajemen khususnya manajemen biaya (keuangan) dan dari studi kelayakan bisnis. Dalam perspektif manajemen biaya, efektivitas sebuah perusahaan sering diukur dengan membandingkan laba operasi sesungguhnya dengan yang dianggarkan. Perbedaan antara laba operasi sesungguhnya dengan laba operasi yang dianggarkan dalam suatu periode tertentu disebut selisih laba operasi5.

5

Blocher dkk, Manajemen Biaya; Dengan Tekanan Strategik Jilid 2,(Jakarta: Salemba Empat,

(51)

Namun, selisih laba operasi tidak dapat menjelaskan penyebab dari perbedaan atau membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengurangi perbedaan yang sama di masa datang sehingga perlu dilakukan analisis pendekatan terhadap efisiensi dari operasi keuangan perusahaan yang berubah-ubah tersebut, yaitu dengan menggunakan analisis Anggaran Fleksibel.

Anggaran fleksibel adalah sebuah anggaran yang menyesuaikan pendapatan dan biaya yang mengalami perubahan dalam pencapaian output. Dengan perubahan output (unit yang diproduksi terjual pada perusahaan manufaktur, jumlah pasien per hari untuk rumah sakit, jumlah siswa untuk sekolah) pendapatan dan biaya perusahaan juga berubah dari yang dianggarkan. Anggaran fleksibel dapat membantu manajemen dalam menjawab pertanyan penting tentang operasi, seperti6:

1) Mengapa laba bersih menurun?

2) Mengapa harga pokok penjualan meningkat dari 69 menjadi 71% ? Dapatkah manajemen melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya hal yang sama di masa datang?

3) Mengapa biaya penjualan dan umum naik menjadi Rp 150.000,- ?

4) Apa alasan dari memburuknya hasil operasi? Apakah disebabkan perubahan pada:

a) Unit terjual b) Harga jual

6

(52)

c) Mix penjualan d) Biaya produksi

e) Biaya umum dan penjualan

Anggaran fleksibel memampukan manajemen untuk menganalisis hasil operasi dan perubahan pada kondisi operasi secara detail serta membantu untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Total penjualan dan biaya dari anggaran fleksibel dihitung dengan formula7:

Total penjualan = Jumlah unit terjual x harga jual dianggarkan tiap unit Total biaya = Total biaya variabel + total biaya tetap

= (jumlah unit terjual x biaya variabel dianggarkan tiap unit) + biaya tetap dianggarkan

Penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam studi kelayakan bisnis, jika dilihat dari aspek keuangan, maka dapat menggunakan metode analisis rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio-rasio keuangan ini meliputi rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio efisiensi, rasio Leverage dan rasio profitabilitas.

Studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu menganalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi. Pada umumnya ada empat metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode penilaian investasi Payback Period, Net Present Value, Internal Rate Of Return, Probilability Index Serta Break Even Point8.

7

Ibid., h. 729.

8

(53)

Berdasarkan ketersediaan data di tempat penulis meneliti, maka metode penilaian investasi yang dapat dihitung dan dianalisis hanya metode probitability index. Pemakaian metode profitability index (PI) ini caranya adalah dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan9.

Keterangan:

PI = Profitability Index, yaitu salah satu metode penilaian investasi dengan menghitung perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan

PV = Present Value, yaitu nilai sekarang dari arus kas masuk akan datang dari proyek tersebut

Di mana apabila hasil analisis rasio lebih besar (>) dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi yang baik dan bisa diterima. Namun jika hasil analisis rasio lebih kecil (<) dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi yang tidak baik dan tidak dapat diterima10.

9

Ibid.,h. 201.

10

(54)

2. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat a. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

1)Pemberdayaan

Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti tenaga atau kekuatan. Pemberdayaan adalah upaya membangun sumber daya dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya11.

Istilah pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah asing empowerment.

Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan. Bahkan dua istilah ini, dalam batas-batas tertentu bersifat

interchangeable atau dapat dipertukarkan. Dalam pengertian lain, pemberdayaan atau pengembangan adalah upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat12.

Pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

11

Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE, 2000) Cet I. h. 263

12

Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam; Dari

(55)

sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya13.

Sementara itu menurut Jim Ife, ‘’pemberdayaan adalah penyediaan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan ketrampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa depan mereka lebih baik. Menurut Gunawan Sumohadiningat, pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang dimiliki dhu’afa dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimiliki mereka serta berupaya untuk mengembangkannya14, dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakn pilihan-pilihan. Dengan paparan di atas, jelaslah bahwa proses pengembangan dan pemberdayaan pada akhirnya akan menyediakan sebuah ruang kepada masyarakat untuk mengadakan

13

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2003) cet ke 1, h. 56.

14

Gunawan Sumihadiningrat, Pembangunan Daerah Dan Pengembangan Masyarakat,

(56)

pilihan. Sebab, manusia atau masyarakat yang dapat memajukan pilihan-pilihan dan dapat memilih dengan jelas adalah masyarakat yang punya kualitas15.

2)Ekonomi

Menurut para ahli, perkataan ekonomi berasal dari bahasa yunani, oicos

dan nomos. Oicos berarti rumah dan nomos berarti aturan. Jadi ekonomi adalah aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga rakyat (volkhuisudin) maupun dalam rumah tangga negara (staatshuishouding)

Jadi, ekonomi merupakan suatu tata cara aturan yang ada dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap alat pemuas kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud disini berkaitan dengan aktivitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi jasa-jasa dan barang-barang langka16.

3)Masyarakat

Merujuk pada Ron Shaffer, Steve Deller dan Dave Marcouiller bahwa sebagian besar definisi yang ada tentang masyarakat merujuk pada area, kumpulan dan sosial ekonomi interaksi. Maka, definisi masyarakat yang dgunakan adalah sekelompok orang yang secara keberadaaan fisik dibatasi

15

Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, h.42.

16

Asep Usman Ismail, Pengamalan Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa, (Jakarta:

(57)

dgn geografis, politik, sosial dan ekonomi, dan dengan hubungan komunikasi yang intens17. Ada lima pendekataan dalam studi tentang masyarakat ( Long, Anderson dan Blubaugh 1973; Sanders 1966; Wilkinson 1992 dalam Ron Shaffer dkk, 2004 ; 2-3) yang dimaksud tersebut meliputi18: pendekatan kualitatif, ekologi, etnografi, sosiologi dan ekonomi.

(a) Pendekatan kualitatif, merupakan perspektif yang memandang masyarakat sebagai suatu tempat hidup, pendekatan ini melihat pada perumahan, sekolah dan perilaku individu-individu yang ada dalam komunitas.

(b) Pendekatan ekologi, adalah suatu studi dari masyarakat sebagai unit kewilayahan, secara khusus distribusi kewilayahan dari kelompok-kelompok orang, mereka berinteraksi dalam komunitas dan di antara komunitas.

(c) Pendekatan etnografi adalah studi dari masyarakat sebagai suatu pedoman hidup. Pada pendekatan ini bersandar pada keseluruhan dimensi kebudayaaan masyarakat, tidak hanya aspek demografi, ekonomi dan geografi.

(d) Pendekatan sosiologi, memandang masyarakat sebagai suatu sistem sosial dan terkonsentrasi pada hubungan sosial yang ada di dalam

17

Ibid., h. 222.

18

(58)

masyarakat yang bentuknya berada dalam kelompok-kelompok, dan sistem-sistem yang lebih besar yang kedudukannya berada di dalam atau di luar masyarakat.

(e) Pendekatan ekonomi, melihat pada hubungan-hubungan antara bidang-bidang ekonomi dengan rumah tangga. Seperti pertanian, tipe-tipe pekerjaan dan keterampilan-keterampilan. Di samping itu pendekatan ini juga mempertimbangkan sumber-sumber daya (alam, manusia, keuangan, dan material) yang ditemukan dalam masyarakat.

Jadi bisa disimpulkan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat be

Gambar

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, YAYASAN, DAN
Tabel  3.1
Gambar 2.1 Rancang Bangun Ekonomi Syariah………………………………….51
Tabel Z……………………………………………………………………………...133
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2013 lalu menunjukkan bahwa media sosial twitter merupakan media sosial

penjelasan lebih lanjut sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Om Santhi Santhi Om, Namo Buddaya, Salam Kebajikan. YANDRI SUSANTO, S.PT./F-PAN):

Not infrequently the death anxiety felt excessively, causing symptoms that can be observed.This study aimed to analyze the factors associated with death anxiety

PBB telah menjelaskan dan memberikan pernyataan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya merupakan pelanggaran HAM terhadap

Jika diasumsikan tidak terjadi perubahan intenstias tanam padi (I) dan produktivitas usaha tani (Y) sepanjang tahun pengamatan maka produksi Padi yang dapat

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Metode tutor sebaya adalah cara mengajar yang dilakukan dengan menjadikan teman dalam kelompok peserta didik yang dipandang memiliki kemampuan atau kompetensi