• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan hasil belajar matematika siswa yang diajar mengunakan pendekatan pembelajarn kooperatif dengan metode grop investigation dengan siswa yang diajar dengan metode ekspositori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan hasil belajar matematika siswa yang diajar mengunakan pendekatan pembelajarn kooperatif dengan metode grop investigation dengan siswa yang diajar dengan metode ekspositori"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

LILY RAPIKAL KURNIAWAN

NIM : 1981714433

- 1 _ , , '

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

fakultセ@

ILMU TARBIYAH DAN l<EGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAl<ARTA

(2)

SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI

Skripsi

Diajukan Kepada FakuJtas IJmu Tarbiyah dan Keguniau

Untuk Memenuhi Syarat- syarat unmk meucapai Gebr Sarjana Pendidikan

Pembimbing I

Drs. H.M. 'Ali Hamzah

Oleh:

Lily Rapikal Kurniawan 1981714433

em.·

ゥセゥョァNii@

LOQnセO|@

Drs. Soekardi H.P.

JURUSAN PENDIDIKAN MA TEMA TJKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

bantuannya dalam menyelesaikan skripsi 1111, semoga kita selalu dekat dan

bersama sekalipun di dalam hati

Penulis berharap skripsi ini dapat ュセュ「・イゥォ。ョ@ kontribusi dalam bidang ilmu

p1:ngetuhuun khususnyu di bidang pcndidikan Malcmutiku.

Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada

khususnya.

Jakarta, I 4 Juli 2005

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

KAT A PENG ANT AR ... .

l)AFTAR ISi ... iv

])Al?TAR TABEL ... vi

l>AFTAR GAMBAI{ ... vii

DAFT AR LAMP IRAN ... viii

BAB I : PEN])AIIULUAN A. Pernilihan Pokok Masalah ... . B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Metode Pembahasan ... 6

D. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II : DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis ... 9

I. Belajar dan Has ii Belajar ... 9

2. Pembelajanm Kooperatif ... 12

3. Metode l·:kpositori ... 23

(5)

A. Tujuan Penelitian ... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Metode Pen el itian ... 33

D. Populasi dan Teknik Pcngambilun Sampel... ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 35

F. Teknik Pengurnpulan Data ... 38

G. Teknik Analisa Data ... 38

H. Hipotesis Statistik ... 4 I BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 42

B. Pengujian lnstrumen l'enclitian ... 45

C. Pengujian Pcrsyaratar, Analisis ... 46

D. Interpretasi Data ... 52

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 53

B. Saran-saran ... 54

DAFT AR PUST AKA ... 56

(6)

Metode Group Investigation ... 42

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen 43

Tabcl 3 Data Hasil Belajar Makmatika Yang Diajar Menggunakan

Metode Ekspositori . .. . .... ... ... . ... .... ... .... ... ... ... . . ... ... . ... . . .. . .. . . . 44

Tabel 4 Distribusi f'rekuensi Hasil Bclajar Matematika Kelas Kontrol .... 44

Tabel 5 Perhitungan Uji Normalitas Kcbs Ekspcrimcn ... 46

[image:6.595.59.458.199.559.2]
(7)

Eksperimen ... . ... . . .. ... .. . . ... . . .... .... .... . ... . ... .... . ... . .. . . ... . .. . . .. . .. . . . ... . 4 3

Gambar 2 Grafik Distribusi Frekucnsi Hasil Bclajar Matematika Kelas

Kontrol ... 45

Gambar 3 Gratik Hasil Pengujian Ilipotesis Antara Hasil Belajar Matematika

Siswa Yang Diajar Menggnnakan Pendekatan Pembelajaran

Kooperatif Dengan Mctode Group Investigation Dengan Hasil

[image:7.595.54.461.210.604.2]
(8)

Lampiran 2 Lembara Kegiatan Si:;wa Kelompok ... 64

Lampiran 3 Instrumen Penelitian ... 86

Lampiran 4 Data Mentah Pengujian V:iliditns ... 88

Lampiran 5 Kunci Jawaban Jnstrumen Penelitian ... 89

Lampiran 6 Distribusi Frekuensi Kel<is Ebperimen ... 94

Lampiran 7 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ... 95

(9)

A. Pemilihan Pokok Masalah

Matematika dipandang sebagai dasar bagi pengembangan ilmu dan teknologi karena melalui belajar malematika dapat dibentuk pola berpikir ilmiah sehingga matematika sebagai suatu rnata pelajaran di sekolah sangat diperlukan karena dapat mengembangkan pola berpikir deduktif. Locke seperti yang dikutip oleh Sujono, mcnycbutkan bahw11 matematika merupakan pengetahuan yang eksak, benar, dan langsung menuju sasaran sehingga membentuk disiplin dalam berpikir.1

Akan tetapi menurut Maier, bagi banyak orang matematika mcnimbulkan kenangan masa sekolah yang merupaKan beban berat.2 Matematika sebagai bahan pelajaran di sekolah baik tingkat dasar nwupun tingkat lanjutan terkenal sebagai pelajaran yang tidak disenangi olch siswa . .Jika keadaan ini bertahan terus dalan1 waktu yang panjang, tentu akan sangat berpengaruh bagi hasil belajar siswa baik pada pelajaran matematika ataupun yang lainnya, dan akan memberi dampak yang buruk pula bagi pertumbuhan pendidikan nasional bahkan proses belajar mengajar matematika sendiri sampai saat ini ma&il) menunjukkan adanya

kekurangan-1

Sujono, Pengajarnn Matema_tika Untuk Tingkat Menengah. Jakarta: P2LPTK 1988, h. 8.

2

(10)

kekurangan. Seperti kenyataan hasil survei pengukuran dan penilaian pendidikan oleh The Third International Mcdhematics and Study-Repeat tahun 1999 yang menunjukkan bahwa kemampuan matematika anak-anak ·di Indonesia sangat rendah.3

Tcrcapainya tujuan pcndidikan pacla umurnnya dinilai dari pcrolchan pcngetahuan, sikap clan ketcrampilan. Proses helajar mcngajar matematika hcndaknya ticlak tcrbatas pada keteraI:lpilan mcngerjakan soal scbagai aplikasi dari konsep-konsep matcmatika yang tclah clipclajarinya, melainkan perlu untuk lebih mementingkan pemahaman pad<> proses terbentuknya suatu konsep.4 Guru hendaknya tidak menyajikan materi pelajarnn clalam bentukjacli, dengan clemikian penyajian pelajaran matematika haruslah diatur sedemikian rupa hingga menantang siswa untuk berpikir lebih ャ。ョェオセL@ sehingga mengajarkan matematika tidak sama seperti mengajarkan ilmu-ilmu sosial, siswa tidak hanya menghafalkan informasi-informasi yang cliterima, tetapi juga harus memahami dan mengerti secara keseluruhan clan sekaligus menguasai informasi tersebut.

Fla! yang perlu clitckankan adalah bahwa proses belajar mengajar juga merupakan suatu Jcontak sosial antara ウセウ。ュ。@ siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, dan tujuan tersebut dapat dicapai apabila di dalam proses belajar mengajar ter:iadi suatu suasana yang menyenangkan clana bermakna

3

Budiono, "Kemampuan Matematika d•m IPA Anak Indonesia Sangat Rendah", Kompas, 2000, (Pers.08/12/00).

4

Erinan Suhcrman, Pctuniuk ャセイ。ォエゥォオQョ@ Strateg.i Bclajar Mengfilill:, Bandung : Univcrsitas Pcndidikan

(11)

bagi siswa dan guru. Berkaitan dengr.n ha! ini, perlu adanya variasi pengajaran yang harus dapat merangs«ng dan melibatkan siswa aktif, baik secara fisik, intelektual dan emosionalnya. Pemilihan metode pengajaran matematika hendaklah dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, seperti dikemukakan oleh Hudoyo bahwa strategi ytmg diambil da:am rangka pembaharuan pcndidikan saat ini, hendaknya guru mampu melibatkan siswanya secara aktif dalam proses belajar mengajarnya sehingga dapat mcningkatkan daya krcativitas dan berpikir kritis siswa se1ta dapat memperkuat motivasi mereka unluk belajar.5

Suatu variasi pembelajaran di mana siswa belajar, bekerja, dan berinteraksi di dalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat saling bekerjasama, saling membantu, berdiskusi dalam memahami materi pelajaran maupun mengerjakan tugas kelompok adalah pembelajaran kooperatif. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat melibatkan siswa akti

r

adalah metode Group

Investigation yang telah dikembangkan dan diteliti oleh Shlomo Sharan dan Yael

Sharan di Universitas Tel Aviv. Metode yang dimaksud adalah metode yang dilaksanakan di sebuah kelas bisa yang perencanaannya disesuaikan agar siswa belcerja di dalam beberapa kelompok dengan menggunakan penemuan siswa bekerja di dalam beberapa kelompok 、セョァ。ョ@ menggunakan penemuan secara kooperatif, diskusi kelompok, merencanakan dan mempersiapkan tugas akhir, kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada seluruh kelas.

5

Hennan I-Iudoyo. Peng.,cmi.bangan _KuriKuJ11_ut_.Matc1natika dan p」ャョォウ。カLオキョyjljAlN{I⦅セャャゥllN@ Aセセセィ|AZゥL@

(12)

Pada umumnya setiap siswa di dalam suatu kelas berbeda-beda, baik dari segi biologis, fisiologis, dan psikologis. Perbedaan ini menyebabkan kemampuan dalam menangkap dan memahami suatu materi pelajaran pun beragam, ada yang cepat, sedang, lambat, bahkan cara setiap anak dalam mempelajari sesuatu berbeda-beda. Di samping sebagai individu-individu yang berbeda, siswa juga mernpakan makhluk sosial, di mana siswa yang satu dengan siswa lainnya mempunyai saling ketergantungan dan saling membutuhkan. ·rerlebih Jagi pada siswa SL TP yang berusia antara 12-14 tahun, pada tahap ini siswa mulai mengalihkan perhatian dari hubungan i.1tim keluarga kepada kei:jasmna antar teman dan sikap-sikap terhadap teman kerja atau belajar.6 Hal ini menjadi dasar yang kuat bagi siswa, khususnya siswa SLTP untuk berkelompok seperti diungkapkan oleh Davidson bahwa "morever, human beings have strong affiliative needs for contact and communication with others"7 (setiap manusia

rnerniliki kebutuhan berkelornpok yang kuat untuk saling berhubungan dengw1

berkomunikasi dengan yang lainnya). Keterlibatan siswa di dalam proses belajar

mengajar baik secara fisik maupun emosional tentu saja dapat memotivasi mereka untuk datang ke sekolah, karena rnereka <lapat saling mempengaruhi <lan sal ing berinteraksi di sekolah, yang bias1i rtike1ml <lengan interaksi teman schaya. lkgitu pula dalam menghadapi kecenderungan gaya yang ketertarikan mereka dalam

6

Joula E.P., Agar Anak Pintar Matematika, Jakai1a : Puspa Swara, 1998, h.2.

7

(13)

mempelajari sesuatu sebaiknya dijadikan dasar dalam menyusun rencana dan metode yang akan digunakan di dalam proses belajar mengajar.

Agar siswa dapat lebih memahami pelajaran secara mendalam, dapat dilakukan dengan earn perubahan lingkungan belajar di mana siswa dapat membentuk kelompok-kelompok untuk mcmbagi tugas, saling bcrdiskusi, saling membantu dalam memahami r.iateri pelajaran se11a bekerjasama dalam mengerjakan tugas dan mempersiapkan presentasi kelompok. Siswa yang kurang mengerti dapat dibantu oleh temannya yang lebih mengerti dalam bentuk tutorial sebaya atau berdiskusi dalam mengerjakan tugas dan mempersiapkan prescntasi. Perubahan lingkungan belajar ini dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation. Untuk itu perlu kiranya diteliti tentang Perbanding'm Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dit\jar Menggunakan Pendekatan l'embelajaran Kooperatif dengan Metode Uroup

(14)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar tujuan penelitian jelas dan terarah, maka ada beberapa ha! yang harus di batasi yaitu: "Siswa-siswa yang akan di observasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II MTs Ruhul lJJum Jakarta.

Hasil belajar yang dimaksud adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika yang ditunjukkan oleh nilai tes pada pokok bahasan yang dipclajari yailu: jajar gcnjang, bclah kclupal, laying-layang, dm1 lrapcsium bcrupa

tes esai

Berdasarkan pada identilil:ac;i ma&alah dan pembatasm1 111asalah yang ll:lah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti yaitu : "Apakah ada perbcdaan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan pendckatan pembelajaran kooporatif dengan metode group investigation dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar diatas menggunakan metode ekspositori".

C. Metode Pembahasan

(15)

1. Penelitian kepustakaan, yaitu menyusun data dari beberapa literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang akan <libahas.

2. Penelitian lapangan, dalam penelitian Japangan ini penulis menggunakan pedoman:

a) Observasi yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung kondisi dan kegiatan di Kelas II MTs Ruhul lllum Jakarta Timur guna memperoleh kelengkapan data yang mendukung penulisan skripsi ini.

b) Tes, penulis memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar matematika.

Secara teknis, penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi IA 1N Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh IAIN Jakarta Press, Ceta:kan Pertama, Tahun 2000.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

a) Bab I Pendahuluan ケセュァ@ bcrisi pemilihan pokok masalah, pembatasan dan perumusan 'l!asalah, metode pembahasan, dan sistematika penulisan.

(16)

c) BabIII

d) Bab IV

e) Bab V

pembelajaran kooperatif, kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis.

Metodologi penelitian yang berisi tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, met0de penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan hipotesis statistik.

Hasil penelitian yang berisi deskripsi data dan pengujian persyaratan analisis dan analisis data dan interprestasi data.

(17)

A. Deskripsi Teoritis

I. Belajar dan Hasil Belajar

Belajar memiliki arli yang berhubungan dengan pcrubahan, yang meliputi tingkah laku maupun pada beberapa aspek dari kepribadian individu. Perubahan ini dengan sendirinya dialami oleh setiap manusia karena perkembangan manusia sejak lahir sampai dewasa merupakan basil dari proses belajar. Manusia melaki.;kan perubahan-perubahan tingkah laku, bahkan secara mental, emosional, dan spiritual melalui proses belajar sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang dari belum mampu ke arah mamp1:1:.

Adanya perubahan deri belum mampu menjadi mampu

itu

yang menandakan セ、。ョケ。@ proses bdajar. Hal ini sesuai dengan definisi belajar menurut Soemanto yang mengemukakan bahwa belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, bukan sekedar pengalaman, ·

「オォセ@

suatu hasil, dimana proses tersebut berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbag1i perbuatan untuk mencapai tujuan.1

Di

dalam
(18)

buku Psikologi Pengaja:·ar, WinKel mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap.2

Berdasarkan uraian d1 atas, belajar adalah suatu proses yang dilakukan manusia untuk me!ldapatkan suatu basil dalam interaksi aktif dengan lingkungannya. Jadi dalam proses belajar, sangat diperlukan suasana aktif dan ada proses saling memberi dan menerima, sehingga dengan interaksi aktif dan sating bertukar informasi dapat terjadi perubahan-perubahan yang relatif berbekas.

Di dalam proses belajar mengajar, interaksi aktif yang terjadi di kelas melibatkan siswa yang beragam dengan latar belakang dan sifat pembawaan individu masing-masing. Dengan segala perbedaan yang ada pada siswa, mereka dapat saling membantu dengan saling berdiskusi, bekerjasama dan saling melengkapi kekurangan masing-masing dalam memahami suatu pokok bahasan clan menyelesaikan tugas. lnteraksi ini bersifat dinamis sehingga dapa! menghasilkan suatu perubahan yang relatif menetap dan membekas di dalam diri siswa. Kondisi ini dapat tercapai apabila didukung olch lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang memungkinkan siswa dapat saling berinteraksi dengan baik. Demikian pula halnya dengan belajar matematika, di dalam diri siswa dan terdapat

2

(19)

perubahan yang relatif membekas jika didukung oleh lingkungan yang

kondusif.

Belajar matematika adalah belajar mengenai ilmu tentang struktur dan

hubungan-hubungannya yang memcrlukan simbol, dimana

simbol-simbol tersebut penting untuk !T'embantu memanipulasi aturan-aturan dengan

operasi yang ditetapkan.3

rn

dalam buku Cooperative Learning in

Mathematics, Davidson mengemukakan bahwa "such experiences need to

consider theree ingredients in other for learning to occur: maturity, physical

experience, and social interaction" (hal-hal yang mempengaruhi proses

belqjar matemalika dapat berlangsung dengan baik adalah faktor interaksi

sosial, faktor kedewasaan, dan f(1k1or pengalaman fisik).4 Sehingga jelas

bahwa di dalam belajar matematika dibutuhkan lingkungan yang kondusif di

samping kesiapan mental dan pengalaman siswa terhadap struktur dan

simbol-simbol matematika.

Jika belajar adalah suatu proses perubahan tingkah Iaku, rnaka

perubahan tingkah laku yang diharapkan disebut hasil belajar. Hal ini sesuai

dengan yang ditmgkapkan oleh Sudjana bahwa basil belajar adalah perubahan

tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.5

Menurut Nasution, hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada

3

Herman Hudoyo, Mengajar Belajar Matematika, Jakarta: Depdikbud, 1988, h. 3.

4

Neil Davidson (ed), Cooperative Learning in Mathe'11atics, USA : Addison Wesley Company, 1990, h. 23-24.

(20)

individu, bukan hanya pcrubahan rncngcnai pcngctahuan, lelapi .1uga

perubahan untuk membentuk kecak'lpan, kebiasaan, sikap, pengertian,

penguasaan, dan pcnghargaan dalarn diri pribadi individu yang belajar.6

Sedangkan menurut Djamarah, helajar dikatakan berhasil jika IL\juan

instrnksional khususnya tercapai.7 Olch karena itu dalarn penilaian hasil

belajar, peranan tujuan instruksional khusus yang berisi rnmusan kernampuan

dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai oleh siswa menjadi unsur penting

scbagai dasar dan acuun pcnilaian.

2. Pcmbelajaran Koopcratif

a. Pcngcrtian Pcmbclajaran Koop<'ratif

Pembelajaran knopcratif mcnurut Slavin adalah "these strategics

are designed to eliminate the competition found in most classroom, which

discourages students from helping each other" (.rnlah satu metude

pengajaran dimana siswa beke1ja di dalam kelompok-kelompok kecil

sehingga mereka saling memban/11 antara satu dengan yang lainnya dalam

mempelajari suatu pokok baiwsan;.8 Selain itu, menurut Jacobsen et al:

"Coopertive learning is generic term for teaching strategies

designed to foster group cooperation and interaction among

students. These strategies are designed to eliminate the competition

6

S. Nasution M.A, Didaktik Azas-azas Mengajar, Bandung : Jemmars, 1986, h. 38.

7

(21)

found in most cla.>srooms, which tends to produce "winners and

losers" and a classrooc1 pecking order and which discourages

students from ィ・ャ

jゥョセ@ each other."9

"Pembelajaran kooperatif adalah sebuah bentuk dari strategi mcng:,jar yang diJisain unluk mcndukung ォ」セェ。ウ。ュ。@ di dalam kelompok dan interaksi di antara siswa. Stralegi ini dibuat untuk mengurangi kompetisi yang ditemukan di banyak ruang kelas, yang dapat menimhulkan "siapa menang dan siapa kalah" dan menurunkan ュッエゥカ。セゥ@ siswa untuk saling membantu dengan tujuan yang sama."

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif adalah suatu

variasi pcmbclqjaran di mana siswa bclajar, bekc1:ja, clan bcrintcraksi di

dalarn kelompok-kelompok kecil. Di dalam kelompok-kelompok kecil

tcrsebul, siswa saling beke1:jasama, saling membantu, bcrdiskusi, dan

beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta bekerjasama

dalam ュ・ョァ・セェ。ォ。ョ@ tugas kelompok atau proyek, baik dalam tutorial sebaya, latihan maupun koreksi dari teman sebaya. Selain kelompok belajar

kooperatif, a<la beberapa kclompok belajar tradisional, yang sering

diterapkan di sekolah, sep.:rli kelompok diskusi, kclompok tugas, dan

kelompok belajar lainnya, aka11 tetapi kelompok bclajar kooperatif memiliki beberapa perbedaan, jika dibandingkan dengan kelompok belajar

9

Jacobsen, Enggcd, Kauchack, .Methods_ for 'fcaching : A Skill Approach, Ohio : Merril Publishing

(22)

tradisional. Pcrbcclaan kedua kclompok di alas dapat dilihat pada label l

berikut : 10

Tabel 1 : Perbedaan kelompok Belqjar Kooperatif dengan Kelompok Be/ajar Tradisional

Kelompok Belajar Kooperatif

I. Adanya saling ketergantungan pcsilif

2. Adanya akuntabilitas incliviclu :i. Kclompok hctcrogcn

4. Te1jacli saling transfer sikap kepemimpinan

5. Sama bcrtanggungjawab lc:rhadap anggota kelompok yang lain

6. Menekankan pacla penyelesaian lugds dan mempertahankan hubungan 7. Keterampilan sosial cliajarkan secr.ra

langsung

8. Guru melakukan obscrvasi

9. Guru memperhatikan proses kelompok belajar sehing a efoktif

Kelompok Belajar Tradisional

- - - · ·

I. Tidak ada saling kctergantungan positif

2. Tidak ada akuntibilitas incliviclu :i. Kelompok homogcn

4. Hanya bergantung kepada satu orang pemimpin

5. Tanggungjawab hanya untik cliri sencliri

6. Hanya menekankan pada penyelesaian tugas

7. Keterampilan sosial hanya diasumsikan dan cliabaikan

8. Guru mengabaikan fungsi kelompok belajar

9. Guru tidak memperhatikan proses kelom ok belajar

Pembelajaran kooperatif rnemiliki banyak bcntuk, cliantaranya

STAD (Student Teams Achievement Division), TOT (Teams Games

Tournament), TAI (Teams Accelemted /nstructi1111), CIRC (Cooperative

Integrated Reading and Composition) clan Jigsaw If yang telah

dikembangkan oleh John Hopkins University. Sclain itu ada bcberapa

metocle pembelajaran kooperatif yaitu Group Investigation, learning

Together, Co-op Co-op, clan scbagainya. Metode jigsaw, Group

Joseph A. ( ed), Cirle of Leaming : Cooporation in The Classroom, Alexanderia : Association for

Supervision and Cun-iculum Development, h. I 0, dik11Jip langsung oleh Casidin, Skripsi : "Pcnerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Teacr.s Games Tournaments (TGT) pada Pcng1\jaran

[image:22.595.69.487.186.562.2]
(23)

Investigation dan Co-op Co-op adalah mctocle-mctode pembelajaran

kooperatif yang mcngcclcpankan tcntang spcsialisasi tugas setiap anggota

kelompok di dalam kelompol' ..

Spesialisasi tugas setiap anggota kelompok mendukung penuh

aclanya akuntabilitas inclividu agar setiap siswa dapat memberikan

konlribusinya kepada kelompok. Dalam hal ini setiap siswa bertanggung

jawab untuk sualu bagian yang tcrpisah dari tugas tcman-tcmannya di

dalam satu kelompok. Tugas kelompok menjacli benar-benar tergantung

pada tugas indiviclu.11 Selain itu, dcngan mcmberikan tugas-tugas yang

berbeda-beda dapat membantu m-::nghindari adanya perbandingan antar

individu di clalam suatu kclompok.

Adapun prinsip-prinsip dasar clari pembelajaran kooperalif adalah :

1) saling ketergantungan positif (positive interdependent), 2) intcraksi tatap

muka (dace to face promotive interaction), 3) tanggung jawab individu

(individual accountability), 4) kcterampilan sosial (social skills) clan 5)

proses kelompok bela,jar (r.;roup processing).12 Mcnurut Lie scperti yang

dikutip oleh Anam, acla beberap:i manfaat clari proses pcmbelajarnn

kooperatif, yaitu :

1. Siswa dapa! meningkatkan kemampuannya untuk bcke1jasarna dcngan

yang lain.

11

Slavin, .Qp,J,J!, !.. I 11.

12

[).Johnson and R.'r. Johnson, '"llnplt:1nc•1aing Cnupcn1tivc Learning", l'he Education {)igcst, Ii

63-64, dikutip Iangsung oleh lJian Zahro. SkrtH?j : "Penen1pan Pe1nbclajaran Kooperatif dengUn 1nctode

(24)

2. Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan.

3. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat.

4. Mengurangi kecemasan siswa (kurang percaya diri). 5. Meningkatkan motivasi, harga diri. dan sikap positif.

' k k ' b l ' . 11 6. Memng ·at ·an prestas1 e a,r:1r s1swa. ·

Walaupun pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan,

akan tctapi apabila tidak dikonstruKsikan dengan baik akan mcnimbulkan

kelemahan yaitu efek fi'ee rider. Efek fi·ee rider adalah suatu kondisi

dimana beberapa anggota kelornpok yang mengerjakan semua alau

sebagian peke1:jaan dalam pembelajaran sedangkan yang lainnya tidak

melakukan aktivitas. 14 Dengan k<ita lain, aktivitas belajar hanya dilakukan

oleh sebagian anggota kelompok saja.

b. Landasan Teori Belajar Kooperatif

Landasan teori yang mend11kung pembelajaran kooperatif ada dua

kategori, yaitu teori motivasi dw teori kognitif.15

1) T_eori Motivasi

Motivasi adalah sesuatu yang kompleks, yang menycbabkan

terjadinya perubahan energi pada diri seseorang yang berkaitan dengan

kejiwaan, perasaan, atau emosi untuk melakukan sesuatu yang didorong

" Khoirul Anam, "Implementing Cooperat; ve Learning dalam Pembelajaran Geografi, Adaptasi Model

[セァウ。BGN@ dan Fie!? Study'', Bulctin Pclangi Pendidihn, Volume 3 No. 2, 2000, h. 2-3. Slavm, Op. Cit. h. 19.

(25)

karena adanya tujuan, kebutuhar. atau kcingii\an.16 Selain itu, motivasi

memiliki tingkatan-tingkatan dari bawah ke atas, yaitu kebutuhan

fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan cinta dan kasih,

serta kebutuhan untuk mewujuckan diri sendiri.17 Dengan kata lain,

motivasi merupakan suatu kondisi yang mcndorong sescorang untuk

melakukan pcrbuatan demi エ」イセ。ー。ゥョケ。@ suatu tujuan.

Di dalarn pembelajarnn kooperatit: siswa belajar dan bckei:ia di

dalam kelompoknya, sehingga dapat エ・セェ。、ゥ@ ikatan ke1jasama dan ikatan

sosial yang kuat antar anggota kelornpok. Setiap anggota membcrikan

kontribusinya dalam menge1jakan tugas kelompok dan tugas individu.

Hal ini menandakan kebutuhan siswa untuk diterima dan dilwrgai scrta

dapat mewujudkan din sc11diri dapat tcrcapai, schingga kondisi ini dapat

memotivasi siswa untuk lcbib herscmangat dalam bclajar.

Ada beberapa kategori motivasi, yaitu :

a) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena adanya

rangsangan dari l uar.

b) Motivasi intrinsik, y<;ill• mot:vasi yang timbul dari dalam diri orang

itu sendiri.18

16

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Bela jar Mengajar, Jaka1ta: Rajagrafindo Persada, h. 73. 17

Nasution, Op. Cit, h. 78.

(26)

Di dalam pcmbelajaran di kelcs, siswa SD dan SLTP biasanya rnasih

terdorong olch motivasi ・ォエイゥQQセゥォL@ misalnya ingin dipuji, mcnclapatkan

nilai yang bertugas clan sebagainya. Padahal kedua kategori motivasi

ektrinsik clan intrinsik sangat diperlukan untuk belajar atas keinginannya

sendiri dan akhirnya dapat menikmati hasil dari usahanya tersebu!.

2) Tcori Kognitir

.lilrn tcori motivasi dari pembelajaran kooperatif mcnekankan

pada tujuan kooperalif da;iat rncmotivasi siswa untuk mclakukan ォ」セゥ。@ akademik. muka tcori kognilif lcbih menckankan pada cll:k duri

kerjasama tersebut pada diri masing-masing sisa. Ada dua katcguri

utama yang mcrupakan bagian dari teori kognitiJ: yaitu : 1''

a) Teori Perkcmbangan

Pada psikologi perkernbangan disebutkan bahwa masa anak

lanjut, yaitu usia 12-13 tahun. anak mulai mengalihkanperhatian dari

hubungan intim kcluarga kepada kerjasama antar teman dan

sikap-sikap terhadap ke1:ja atau belajar.20 Damon dan Murray berpendapat

mengenai asumsi das0r dm·i teori pcrkembangan, yaitu bahwa "the

interaction among student develop to be ekspett main conseps"21

''' Slavin, Op. Cit, h. 17-18.

(27)

(interaksi antar siswa dapat meningkatkan penguasaan

konsep-konsep penting).

Di dalam pembelajaran kooperatif, terjadi tutorial di untaru siswa dalam memahami materi dan menyelesaikan tugas kelompok ataupun individu. Pengutahuan siswa tentang materi sebelum terjadinya tutorial sebaya akan tersusun kembali berdasarkan diskusi kelompok yang diungkapkan siswa dengan kata-kata yang mt1dah dimengerti oleh temannya.

b) Teori Elaborasi Kognitif

Wittrock mengemukakan bahwa "in student cognitive psychologies if inform has saving in mind and connects to new inform then his to do cognitif structure one more"22 di dalam psikologi kognitif, jikr;; informasi yang telah tersimpan dalam ingatan

dan selanjutnya dihubungkan dengan informasi yang baru, maka

siswa harus melakukan penstrukturan kognitifnya kembali). Ketika

siswa melakukan proses belajar, ia akan mendapatkan pengetahuan baru, maka ia harus m'::nstrukturkan kembali pengetahuannya tersebut dengan pengetahuan yang te\ah ada sebelumnya, sehingga siswa tersebut akan memperoleh pemahaman ya,ng lebih baik.

21

Slavin, Op. Cit, h. 17.

22

(28)

'

Di dalam pembela;iara'l kooperatif, di dalam kelompok-kelompok, akan terjadi proses tutorial di imtara siswa, di mana siswa yang lebih menguasai konsep atau ュ。エセイゥ@ pelajaran (tutor) akan memberikan penjelasan kepada siswa lain dalam kelompoknya (tutee). Ketika seorang siswa menjadi

tutor, ia akan mentrasfer pengetahuannya kepada siswa yang lain, sehingga

siswa tersebut akan memperoleh suatu pemahaman yang lebih baik dibandingkan sebelunmya. Peningkatan pemahaman juga terjadi pada siswa yang diberikan penjelasan (tutee ). Mengenai hubungan kedua teori di atas dalam mendukung pencapaian perolehan belajar dapat dilihat pada gambar 1.

Motivasi untuk

-

belajar

,_

Tutor sebaya

Tujuan

·-Pemodalan kelompok Motivasi untu!( teman sebaya

berdasarkan mendorong Mempertinggi

pada belajar belajar teman

-

>---Elaborasi basil belajar

anggota sekelompok

kognitif kelompok

f-Motivasi untuk Latihan teman

セ@ membantu

[image:28.595.77.495.203.657.2]

sebaya belajar teman

(29)

3) Metode Group Investigation

23 Ibid, h. 111.

Group investigation pertama kali dilakukan olch .Thon Dewey.

Metode Group Investigation bcrawal dari premis (anggapan) bahwa

hubungan sosial dan intelektual sangat mempengaruhi kegiatan belajar

mengajar. Metode Group Investigation tidak dapat dilakukan di dalam

lingkungan pendidikan yang Lidak memiliki dialog inte1pcrsonal atuu

yang dapal mernpcrburuk uspek sosiul di dalam kclns.23 Maksud dun

tttjuan metode ini adalah untuk mengembangkan kcterampilan

berpartisi pasi dalam proses sosial (kelompok) melalui

mengkombinasikan keterampilan interpersonal dan inkuiri ilmiah

(akademik), sehingga aspek perkembangan pribadi menjadi sangat

penting.24 Intcraksi kcrjasmna clan komunikasi di antara teman sekelas

adalah hal yang harus dicapai telebih dulu melalui kelompok kecil,

dimana tukar pikiran di untara anggota dan penemuan kooperatif dapat

dilakukan.

Pcmbelajaran koopcratif yang menggunakan mctodc Group

Investigation, siswa meacari sendiri materi pelajaran yang akan

dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku

pelajaran atau siswa darat bertanya ke9ada gum atau orang Jain. Dalam

hal ini, guru tidak berperan sebagai sumber informasi dan pembelajaran

2

(30)

tidak berpusat kepada gurn melainkan lebih berpusat kepada siswa.

Guru menyediakan sumber orang yaitu orang selain guru, yang dapat

memberikan jawaban 。ーセ「ゥャ。@ siswa mengalami masalah dan fasilitator,

yaitu orang yang dapat memb-erikan apa-apa yang dibutuhkan siswa. Hal

penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah :

I. Membutuhkan Keman.puan Kelompok

Di dalam mcngerjak.in setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan berbagai kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mcncari informasi dari bcrbagai sumber di dalam atau di luar kelas. Siswa kemudian mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kcrja. 2. Rencana Kooperatif

Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di depan kelas. 3. Perun Guru

Guru menyediakan sumber orang dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok, memperhatikan siswa mengatnr pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.25

Di dalam pendekatun pembelajaran kooperatif yang menggunakan

metode Group lnvestigrition, kemajuan siswa melalui 6 tahap, dapat

dilihat pada tabel 2 berikct :26

Tabel 2 : Enam tahapan kemajcan siswa di dalam pendekatan Pembelajaran Kooperatif dengan metode Group Investigation.

Tahap I

Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelomook

Tahap2

25 Slavin, Op. Cit, h. l 12-113.

26

Ibid, h. 112-116.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka seli<lild. Kelompok dibentuk berdasarkan keinginan siswa.

[image:30.595.60.495.196.678.2]
(31)

Merencanakan tugas

Tahap 3

Membuat penyelidikan

seluruh anggota. Kemudian membuaf pexencahaan masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber ana vang akan dioakai.

Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengeva\uasi informasi, membuat kesimpulan dan m.;gaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan barn dalam mencapai sol usi masal<1h kelomook.

・MMMMMMMMMMMMMMャMBMGNcNcNcBMMMMMMMMMGMGMMMMMMMMセᄋᄋMMᄋMセMMMャ@

Tahap4

Mempersiapkan tugas akhir

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan mereka presentasikan didepan kelas

Tahap 5 Siswa ュ・ューイ・ウ・ョエ。セゥォ。ョ@ hasil kerjanya. Kelompok Presentasi tugas akhir vang Jaiu tetap mengikuti.

Tahap 6 Soal ulangan mencakup selurnh topik yang telah '-"'E-'-v""alc:.uccas"-'i _______ --l_d_i_se_l_id_iki dan dipres_e __ n_ta_s_il_,an _ _ _ _ _ _ _ _ セ@

' ᄋセ@ '

3. Mctodc Ekspositori

Mengajar dengan menggunakan metode ekspositori maksudnya

menyampaikan ilmu pengetahuan kcpada siswa, di mana tingkah laku siswa di

dalam kelas dan perkembangan pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh

guru. 27 Metode ckspositori hampir sama dcngan metode ccramah dalam ha!

guru sebagai pemberi informasi atau bahan pelajarnn dan meajadi pusat

kegiatan pembelajaran dan mt>n_iadi pusat kegiatan pembelajaran. Materi yang

disampaikan disusun secara sistematik. Guru mcmbcrikan informasi, menerangkan konsep secara lisan dan memberi kescmpatan kcpada siswa

untuk bertanya. Siswa meJldcmgarkan, menyirnak, dan mcncatat apa yang 27

(32)

disampaikan oleh

guru,

menge1jakari soal latihan dan bertanya bila tidak mengerti. Guru juga menjelaskan lagi kepada siswa secara individual atau klasikal. Secara garis besar prosedur pengajaran dengan metode ekspositori adalah:

1. Preparasi

Guru mempersiapkan bal1au selengkapnya secara sistematis dan rapi. 2. Apersepsi

Guru memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang akan di ajarkan.

3. Presentasi

Gum menyajikan bahan rengajaran dengau cara memberikan ceramah, menyumh siswa membaca bahan yang sudah siap diajarkau dari buku teks tertentu atau ditulis sendiri oleh guru.

4. Resitasi

Guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau siswa disuruh untuk menyatakan kembali dengau kata-kata sendiri (resitasi) tentaug pokok-pokok masalah yang dipelajari, baik yang dipelajari secara lisan maupun tulisan.28

Pada metode ini siswa terlihat lebih aktif daripada dibandingkan dengan menggunakan metode ccramah, akan tetapi di dalam metode ekspositori seringkali terjadi komunikasi satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Menurut Jacobsen et al, ada beberapa ciri-ciri penggunaan metode ekspositori, yaitu :

a) Gum dapat berinteraksi dengan kelas. Interaksi tersebut dapat berupa tanyajawab dan guru memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab. b) Pengajaran berpusat kepada

guru,

walaupun tidak begitu dominan.

c) Pelajaran dimulai dengan memberikan rumus-rnmus kemudian dilanjutkan dengan memberikan contoh-contoh soal.29

28

Djamarah dan Zain, Op. Cit, h. 23-24.

29

(33)

Berdasarkan uraian di atas mcngenai proses belajar mengajar yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation

clan yang menggunakan metode ekspositori, maka dapat dibuat suatu kesimpulan mengenai beberapa perbedaan dari kedua metode pembelajaran tcrsebut. Hal ini dapal dilihal dari tabd 3 berikut :

1 ubel 3 : Perbedaan Proses Belajar Mengajar Antara yang Menggunakan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation,. dengan yang Menggunakan Metode Ekspositori

Pembelajaran Kooperatif dengan Metode GrouJJ Investigation 1. Pembelajaran berpusat kepada

siswa.

2. Siswa duduk di dalam ke-lompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. 3. Siswa Jebih banyak

ber-komunikasi dengan teman dalam satu kelompok, saling bekerjasanm dalam mengerja-kan tugas kelompok atau mem-persiapkan presentasi.

Metode Ekspositori

1. Pembelajaran berpusat kepada guru. 2. Siswa duduk menghadap ke depan,

tidak di dalam kelompok, dan sclulu memperhatikan guru.

3. Siswa tidak di tuntut untuk banyak berkomunikasi dengan teman, atuu untuk bekerjasama dalam mem-pelajari materi pelajaran.

4. Siswa mencari sendiri infor- 4. Siswa lebih banyak mendapatkan masi mengenai materi peh,jaran informasi dari guru karena gum dari buku, bertanya kepada

I

sebagai pusat pengajaran clan gmu, atau dari luar kelas. sumber informasi.
(34)

4. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Koopcratif

dengan Metode Group lllvestigatio11 dengan Metodc Ekspositori

Berdasarkan uraian diatas mengenai proses belajar mengajar yang

menggunakan pendekatan pembelaj«ran kooperatif dengan metode Group

Investigation dan yang menggunakan metode ekspositori, maka dapat dibuat

suatu kesimpulan mengenai hcberapa keunggulan dan kclemahan kc.:dua

metode tersebut :

l. Keunggulan pcndekatan pembdajaran kooperatif dengan mctode Group Investigation.

a. Suasana belajar kooperatif memiliki peranan yang besar dalam

peningkatan hasil belajar, karnr.a kelompok siswa yang belajar memilii

kemampuan helerogen.

b. Suasana kooperatif memiliki peranan yang besar dalarn menumbuhkan

kepribadian siswa yang sehat.

c. Siswa dapat mcnghilang:(an miskonsepsi, bahkan terjadi peningkatan

pemaharnan siswa tentang konsep materi.

d. Pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga siswa termotivasi untuk

belajar dan tidak bosan dalam r,1engikuti pembelajaran serta merangsang

(35)

Walaupun pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan,

akan tetapi apabila tidak dikontruksikan dengan baik akan menimhulkan

kelemahan yailu :

a. Efek free rider. Efek free rider adalah suatu kondisi dimana hcbcrapa

anggota kelompok yang mengerjakan semua atau sebaghm peke1:jaan

dalam pembelajaran, sedangkan yang lainnya tidak melakukan aktivitas.

2. Kelebihan Metode Ekspositori

Metode ekspositori mempunyai kelcbihan dari metode lain

Kelebihan metode ekspositori yang diungkapkan oleh Djamarah dan Zain

antara lain :

a. Guru mudah menguasai ke1as.

b. Mudah mcngorganisasi!«m tcmpat duduk atau kclas

c. Dapat diikuti dengan jumlah siswa yang ban yak.

d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya

e. Guru mudah menerangkan dengan baik.30

Sedangkan menurut Sudinnan N. dan kawan-kawan kelebihan metode

ekspositori sebagai berikut :31

a. Metode ini murah clan mudah dilaksanakan oleh guru, hanya

bennodalkan suara yang adr., guru dapat melaksanakannya.

30

Syaiful Bahra Ojamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar dan Mengajru:, Jakarta : Rineka Cipta,

1995, h.i ゥセN@

31

(36)

b. Materi yang banyak dit'"rangirnn atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh

guru dalam waktu singkat. Sedangkan materi yang sedikit dapat

disampaikan guru dalam waktu agak panjang dengan berbagai contoh

dan kaitannya dengan hal-hal lain.

c. Guru dapat menjelaskan dengan menonjolkan bagian-bagian materi

yang penting.

d. Melalui metode ini guru dcngan mudah mcnguasai kelas.

e. Organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana.

Dari kelebihan-kelebihan mc!od-: ekspositori yang telah disebutkan,

kelebihan paling utama c'alum metode ekspositori adalah : "Guru akan

Iebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam mendengarkan pelajaran".

Hal ini disebabkan mereka melaknkan kegiatan yang sama. Jadi bila ada

siswa tidak mendengarkan atau mempunyai kesibukan sendiri akan segera

dikctahui, dan kemudian mcreka dibcri teguran atau peringatan sehingga

mereka kembali memperhatikan pt>lajaran dari guru.

Selain mempunyai kelebihan, metode ckspositori juga mempunyai

kelemahan-kelemahan, yailu ZS セ@

a. Siswa cenderung dalam keada&n pasif.

b. Bila selalu digunakan dan terlalu lama maka membuat s1swa menjadi

(37)

c. Guru meyimpulkan bahwa ;iswa menge1ti atau tertarik pada materi yang

sangat sukar sekali ditentukaa.

d. Siswa memberi penf;ertian Jain pada ucapan guru.

e. Tidak memberi kesempatan berkembangnya 'self activity, self expression,

and self selection.

f. Siswa berkecendrungan menghafal.

B. Kerangka Bcrpikir

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan

suatu hasil dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, sehingga dengan

interaksi aktif dan saling bertukar informasi dapat te1jadi perubahan-perubahan

yang relatif berbckas. Di dalam proses belajar mengajar, interaksi aktif yang

terjadi di kelas melibatkan siswa yang beragam dengan latar belakang dan sifat

pembawaan individu masing-masing. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan

ke<;epatan dari setiap siswa dalam mer:erima dan memahami suatu pelajaran.

Karena selain sebagai individu, siswa merupakan makhluk sosial yang tentunya

antara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Dengan segala perbedaan

yang ada pada siswa, mereka dapat saling membantu dengan saling berdiskusi,

bekerjasama dan saling melengkap'. kekurangan masing-masing dalam

memahami suatu pokok bahasan d<:n menyelesaikan tugas. Pemenuhan

kebutuhan tersebut merupakan ha: ;rang penting dan sangat berpengaruh dalam

(38)

belajar karena motivasi belajar mcrupakan kekuatan pendorong yang ada dalam

diri siswa untuk mencapai tujuan bel.1jarnya. Dengan adanya kenyataan bahwa

siswa merupakan makhluk sosial clan setiap siswa di dalam kelas sangat

berbeda-beda, guru dapat meqjadikan hal ini sehagai dasar dalam mencntukan metode apa

yang sebaiknya diterapkan di dalam pros.:!s belajar mengajar di sekolah.

Model pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan agar s1swa

dapat saling membantu sehingga dapat memenuhi kebutuhannya salah satunya

adalah model pendekatan pembelaji.ran kooperatif dengan metode Group

Investigation. Model pendekatan pembelajaran ini merupakan sebuah alternatif

pengajaran yang dapat memberikan suasana baru dalam kcgiatan belttjar

mengajar. Kegiatan belajar ini dilaksanakan di sebuah kelas biasa yang

pereneanaannya disesuaikan agar siswa bekerja di dalam beberapa kelompok

dengan menggunakan penemuan secara kooperatif, diskusi kelompok,

merencanakan clan mempersiapkan tugas akhir, kemudian mempresentasikan

penemuan mereka kepada seluruh kelas. Di dalam proses kegiatan belajar dengan

menggunakan model pembelajaran ini C:iharapkan dapat terjadi interaksi aktif

antara siswa baik secara fisik, intelektual dan emosional. lntcraksi ini dapat

dalam bentuk saling membag; tugas, berdiskusi, sating mcmbm1lu dalum

memahruni materi pelajarru1 serta bckerjasama dalam mengerjakan lapornn dan

mempersiapkan presentasi kelompok. Siswa ym1g kurang mengerti dapal dibantu

oleh temannya yang lebih mengerti dalam kelompok kerja terscbut baik dalam

(39)

mempersiapkan presentasi kelompok. Dengan tutorial lseba)CaJni,

ウゥセキ。@

yang

kurang mengerti dapat memahami pelajaran sedangkan bagi yang lebih

menguasai materi pelajaran akan semakin memahami pelajaran tersebut.

Belajar matematika memerlukan kesiapan mental, kemampuan kognitif

yang tinggi. Kemampuan menemukan dan penguasaan konsep-konsep

matcmatika dapat melibatkan seluruh potensi siswa yang dalam bentuk diskusi,

tanya jawab, mengcrjakan laporan bcrsama-sama, atau berlatih bersama.

Pcmbelajaran di kelas yang dapat menciptakan kondisi tersebut adalah dengan

mcmbuat kclompok-kelompok kecil, schingga siswa diharapkan dapat

0

berdiskusi, bertanya, dan beke1jasama dengan siswa lainnya mengenai suatu

pelajaran serta dapat mempresentasikarn1ya. Upaya tersebut juga dalam rangka

memenuhi kcbutuhan siswa unt•.1k ョセ」ョァ。ォエオ。ャゥウ。ウゥォ。ョ@ diri, dan kcbutuhan untuk diakui dalam kclompok. Pcmbcli>jaran ini diharapkan dapat meningkatkan

motivasi siswa dan te1:jadinya claborasi kognitif siswa, dengan demikian diduga

penerapan pendekataJ1 pembchijaran kooperatif dcngan · metode Group

Investigation akan dapat mempertinggi pencapaian basil bclajar matematika

(40)

C. Pengajuan Hipotcsis

Berdasarkan deskripsi teoritis oan kerangka berpikir, maka hipolesis

pcnelitian :

H0 : Tidak ada perbcdaan yang signilikan antara basil belajar siswa yang diajar

dengan pendekatan pembelajarn koopratif dengan mctodc group

investigation dcngan siswa yang diujar dengan mctodc cksposilori.

H; :Tcrdapat pcrbedaan yang :;ignilikan antara basil bclajar siswa yang diajar dengan pendekatan pem1Jelajara koopratif dengan mctodc group

(41)

A. Tujuan Penelitian

Penclitian ini bcrtujuan untuk mcndapatkan infornrnsi apakah hasil

bclajar matematika siswa yang diajar tnenggunakan pendekatan pcmbclajaran kooperatif dengan metode group investigation lebih tinggi daripada hasil

belajar matematika siswa yang diajar ctengan metode ekspositori.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Ruhul Ulum

Jakarta Kelas II Semester I tanun ajaran 2004/2005, pada tanggal 09

November 2004 - 30 Desccmb<.:r 2004.

C. Metode Penelitian

Metode pcnelitian yang digunak.an adalah metode penelitian quasi ckspcrirnen, dcngan rancangan pcnclitian two group randomized subjec/ post

test only.

Rancangan penelitian tersebut di,1yatakan sebagai berikut :

---Kelompok Variabel Be

(R) E XE

- ..

(R) p Xp

(42)

Keterangan :

E : Kelas eksperimen P : Ke las kontro I

XE : Per\akuan yang dilakukan pada ke1as eksperimen

x,. :

Perlakuan yang dilakukan pada kelas kontrol

Y : Test akhir

R ; Proses pemilihan subjek sectcra ranclom1

D. Populasi dan Tcknik Pcngambilan Sampcl

Tcknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik multi stage random sampling dengan :

I. Popu lasi target

Populasi target pada ー・ョ」ャゥエセ。セ@ ini adalah seluruh siswa Madrasah Tsanawiyah Ruhul Ulu:n Jakarta tahun ajaran 2004/2005.

2. Populasi エ・セェ。ョァォ。オ@

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah scluruh s1swa kelas II Madrasah Tsanawiyah Ruhul Ulum tahun ajaran 2004/2005.

3. Sampel

a. Proseddur pengambilan sampel

(43)

b. Ukuran sampel

Ukuran sampel sebanyak JO (tiga puluh) siswa yang diambil dari

seluruh siswa kelas 11-B yang diajar menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif 、セョァ。ョ@ metol:e group investigation, dan

sebanyak 30 (liga puluh) c;1s·N:i diambil secara acak dari seluruh siswa

kelas 11-C yang 、ゥセェ。\@ menggunakan metode ekspositori.

E. Instrumen Penelitian

I. Konsep

lnstrumen penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah

tes hasil belajar matematika berbentuk essay pada pokok jajaran genjang,

belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.

Sebelum tcs akhir diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok konlrol <libcrikan matcri <lan bcbcrapa kali perlemuan. Sctclah kcdua kclompok

tersebut selesai melaksanakan proses belajar mengajar maka dibuatlah tes

atau evaluasi sebagai alat pengumpul data yang terdiri dari 15 soal essay

dengan bentuk soal yang sama pada masing-masing kelompok, selanjutnya

1 Gusti Ngurah Agung, A1etode Penelitian Sosia/, Pengt:rtian dan Pe1nakaian Prak/is, Jakarta : PT.

(44)

hasil dari tes tersebut akan diolah untuk dijadikan sebagai data penelitian. Tes ini mengukur ranah ォッァョゥセゥヲL@ yaitu pemahaman, aplikasi dan analisis

pad apokok bahasan jajar genjang, belab kctupat, layang-layang dan trapesium. Sebelum digunakan soal tersebut diuji coba untuk mengetahui apakah soal

lersebut memenuhi persyaratm1 validitas dan rcliabililas. Kisi-kisi Soal lntrumen Tes Matematika

No PokokBahasan Soal No Pemahaman Aplikasi Analisis jrnl

-·-+---1---- .... _,

MMMMMセMOMMMMMᄋMMMM

... ---·-

··----1 Jajaran Genjang Mセ@

; - " " 4

MKMセMNLNNMNLNMMNLMMMMMM _ _ 4 ___ セセMMM - - - - ---·--·----· MMMMMセMMMM

-1---2 Be lah ketupat 5

'1

3 Layang-layang

4 Trapesium

l---+---1---+----6 " 4

7 "

8 9 10 11 12 13

14

15

---·---· .. ---.. ---...

----:;;·---

---"

セMMMMMMBMMMMMMKMMMGセMMMAMM

" 4

セMMMMKMMMMGMMMKMMMMM|MMMM

"

4 4 7 15 GMMMMセMMMMMMMM .. --- -.---MMMMMMMMMMQMMMMMGMMMMセ@ MMMMセMMᄋᄋMM ---

··-2. Uji validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep

yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Uji

validitas dalarn penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment

(45)

n:Exy - ('Lx)(:Ey)

rxy = GセBBサョ]iク]NL]⦅]ceクヲスサ[]ョi]ケ]L]MZ⦅]M

=(:E=,y=)=;

2 }

Dima11a: rxy = Koefisie11 korelasi a11tara variabel x da11 variabel y, dua

variabel yar.g dikorelasikan.2 X

=

Skor butir soal

Y = Skor total

11

=

Banyaknya siswa

Untuk mengetahui valid atau tidak valid11ya butir soal, maka fhitung

dibandingkan dengan rinbct product moment maka soal tersebut valid dan

jika fhitung lebih kecil dari r1obet ュセk。@ soal tersebut tidak valid.

3. U_ii Rcliabilitas

Reliabilitas alat penelitian adalah ketepalan atau keajegan alat

tersebut dalam menilai apa yang dinilai, artinya kapanpun alat penilaian

tersebut digu11aka11 akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji rcliabilitas

yang digunakan adalah dengan mengg1makan rumus alpha cronbach,3 yaitu :

:E 2 _ (:Ex )'

r11

= [ -

11

-][1 -

:Ea]_]

dengan

a

=

x

N

11 - I a' N

I •

Ketera11gan :

r11

=

Reliabilitas instrumen

2

Suharsi1ni Arikunto. Dasar-tlasar l!.valuasi Pendhlikan, Jnknrlll : r·r. Ricka C:ipta, 1999, Edisi

Revisi, h. 72

(46)

a'

'

n

a'

'

l:x , .• 2

2..X

N

· Jumlah varian skor tiau-tiap butir soal

=

Varian total

= Banyaknya butir soal yang valid

= Banyaknya butir soal yang valid

Jumlah skor seluruh siswa pada tiap-tiap butir soal

Jumlah kuadrat skor scluruh siswa pada tiap-tiap bulir soul

-- Banyak siswa

F. Teknik Pcngumpulan Data

Data yang dipcrnkh dalam pcnclitian ini mcrupakan data basil bclajar

matcmatika siswa dalam mcnyclcsaikan soal essay pada pokok jajaran genjang, belah kctupat, layang-layang dan trapcsium pada kclompok

ckspcrimcn dcngan pendckalan pcmbelajaran koopcratif mctodc group

investigation dan kelompok kontroi dengan metode ekspositori.

G. Teknik Analisa Data

Sebelum mengadakan uji hipotesis maka dilakukan pcmeriksaan data

pcnelitian melallui uji persyaratan analisis scbagai berikut:

I. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan langkah-langkah sebagai bcrikut :

(47)

H0 : Data sampcl bcrasal dari populasi bcrdistribusi normal H1 : Data sampcl berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. b. Urutkan data sampel dari yang keci: ke besar.

c. Tentukan nilai Z dari masiolg-ma:;ing data dengan rumus :

Dimana:

X =Data

. (X- X

Z=-·---S

X = Rata-rata data tunggal S

=

S impangan baku

d. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z dan scbut dcngan F(Z) yang mempunyai rumus F(Z) = 0,5

±

Z.

e. Hitungan frekucnsi komulatif dari rnasing-masing nilai Z dan scbut dengan S(Z).

t: Hitung selisih F(Z) - S(Z) kemudian d itentukan harga mutlaknya.

g. Ambil harga l ... 1ii1ung yang paling bcsar kc1nuc..lian dibanJingkan dengan

nilai L1nbe1 dari tabel Liliefors.

Kriteria pengujian : terima Ho jika L1n1ung < Liabcl· 2. Uji 1-lomogen itas

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t dengan signifikan

a

= 0,05
(48)

1. Jika a,1 = a,2 , maka uji t yang digunakan : 4

t=

Dengan derajat kebebasan

=

•11 + n2 ·-2

Keterangan :

x1 Rata-rata bclajar kelas cksperirnen

x2

=

Rata-rata belajar kelas kontrol

S Simpangan baku gabungan kclas eksperirnen dan kelas kontrol n 1 = Banyaknya data kelas eksperimen

n2 Banyaknya data kelas kontrol

kriteria pengujian :

Tcrima Ho j ika l1uwng < la

2. Jika u.1

*

u.2, maka uji t yang digunakan :

t= Xt - X2

s12 セ|セ[@

- +

n1 nz

Dengan derajat kcbcbasan = n, + n2 -· 2

x1 Rata-ra!a bclajar kclas ckspcri1rcn

x2

=

Rata-rata belajar kelas kontrol

111

=

Banyaknya data kclas eksperimen

4

Ronald E. Walpok dan llay1nond 11. !'vtyen·, 1986, lln1u Peluang dan ._)'talistik l !11111k /11sinr11r du11

(49)

n2 = Banyaknya data kelas kontro I

S1 = Vvriasi hasil bclajar ォセャ。GG@ ckspcrirnen S2 Variasi hasil belajar k1·las kPntrol

Kriteria pengujian :

terirna Ho jika lhdnng <ta

uji normalitas dan hornogenitas sebagai syarat dan analisis data dilakukan

sebclum analisis statistik uji nonnalita.; mcnggunakan uji liliefors dan uji

hornogcnitas rncnggunakan uji lishcr Jcngan total ix= 0,05.

H. Hipotesis Statistik

Ho : µ 1 = µ 2 (Tidak ada perbecaan antara hasil belajar maternatika dengan

n1ctodc Kro1111 in1•cstip,(Jfio11 dengan 1nclode cksposilori).

H 1 : セャ@ 1

*

µ2 (Ada pcrbedaan antara hasil belajar rnaternatika dengan rnetode

group investigation dengaa metode ekspositori)

Kcterangan :

Ho Hipotesis nol

H1 1-lipotesis tandingan

µ1

=

Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pernbelajaran kooperatif metode group invcstigalion.
(50)

Bcrdasarkan hasil tes yang tclah dibcrikan kcpada siswa, maka dapat

diperoleh dua kelompok nilai, yaitu kelompok eksperimen (X) dan kelompok

kontrol (Y). kelompok eksperimen (X) adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif metode group investigation,

sedangkan kelompok kontrol (Y) adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan metode ekspositori.

1. Hasil belajar siswa yang diajr.r dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

[image:50.595.60.521.216.681.2]

metode group investigation.

Tabel :1

Data basil belajar Matcmatika yang diajar menggunakan mctode J!roun mvestif!stion

- - - - ·

Resp. lid Tes Resp. Hsi Tes

I 95 16 75

-2 95 17 75

3 93 18 73

4 90 19 73

セ@

5 90 20 70

-6 88 21 67

f--·

-7 88 22 67

8 85 23 63

9 83 24 63

IO 83 25 58

I I 80 26 53

-12 79 27 48

13 79 28 48

14 77 29 44

--

- -
(51)

fabcl 2

Dist ribusi Frckucnsi as1 cla ar a tern a ti a e as < セイ@

,

-H ·11l M .k K I Ek irnen

Interval Titik Frck. J1rck.

Kclas Tcngah Absolut Rclatif (%)

40-49 44,5 4 13,3

-50-59 54,5 2 6,7

60-69 64,5 4 13,3

-70- 79 74.'.i 9 30

80- 89 84,5 6 20

---90-99 94,5 5 16,7

Jurnlab 30 100

MMMMMセMMセᄋ@ ---·--- ... ""---·-

-Dari data hasil belajar dengirn menggunakan pembelajaran kooperatif

metode group investigation diperolch rentangan nilai 55, dengan skor

[image:51.595.89.465.113.634.2]

tertinggi 95 dan skor terendah 4•l, rnta-rata nilai kelas sebesar 73,2 dan simpangan baku scbcsar l 5 ,506.

Grafik Distribusi Frckuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Ekspcrimen

10

8

, ;;;

6 i:::

<l.>

"'

.-'<

"'

4

._.

セ@

2

0

-,

.

' ' v

39.5 49.5 59.5 G9,5 79.5 89.5 99.5

Interval Kelas

Gambar I

(52)

2. Basil Belajar Siswa yang diajar dcni;vn menggunakan mctode Ekspositori

Tabet : 3

Data basil bclajar matclllalika yang diajar dcngan metodc ckspositori

MMセMM

-Resp. Hsi Tef. Resp. Hsi Tes

I 93 16 63

2 90 17 58

- --.... _ .. -

---· 1 ·-

---·-_____

.. ___________

3 89 18 58

セM

·-4 89 19 58

5 87 20 54

6 85 21 54

7 83 22 54

8 80 23 49

9 77 24 45

JO 72 25 45

I 1 72 26 41

-12 69 27 41

13 67 28 38

-14 67 29 35

15 63 30 35

Tabcl 4

Di stn us1 •re mcns1 as1 ·1i . F l . H "IB c a.1ar I . M atematt a "k K e as I K ont rol

Interval Titik I Frek. Frck.

Kc las Tengah

I

Absolut Relatif (%)

35-44 39,5 I 5 16,7

45-54 49,5 6 20

55-64 59,5 5 16,7

65- 74 69,5 5 16,7

75-84 79,5 3 10

85 -· 94 8'J,5 6 20

Jumlah 30 100

·

-Dari data di alas, hasil bclajar matcmatika kelompok siswa yang diajar

dengan menggunakan metode ckspositori diperoleh rcntangan nilai 58.

(53)

Pengujian reliabilitas dilaknkan untuk mengetahui apakah instumen tes matcri jajar gcnjang, bclah ''clL•pal, l:•yang-luyang dan lrapcsium dapat

dipcrcaya atau tiduk pad a scgi kcajcgan instru1ncn lerscbut. Pad a pcrh itunga11

item-item yang valid diperolch nilai reliabilitas sebesar 0,782 untuk instrumcn tes materi .1a.1ar gen.1a•1g, 1)elah kctupat, layang-layang dan trapesium.Berdasarkan kritf')ria, maka soal tersebut dianggap memiliki realibilitas yang tinggi.

C. Pcngujian Pcrsyaratan Analisis

Adapun persyaratan analisis data yang perlu dipenuhi yaitu :

I. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan mcnggunakan uji liliefors pada taraf

signifikan 5 %. Hasil perhitungar: uji normalitas sebagai berikut:

Tabet :5 er I UDl!llD

p h't U" N 111 orma 1tas

r

KI Ek c as 1 soenmen

x F Fx x' Fx'

z

F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)

40 I 40 1600 1600 -2.14 0.0162 0.03 0.01380 44 1 44 1936 1936 -1.89 0.0294 0.07 0.0406 48 2 96 2304 4608 -1.63 0.0516 0.13 0.0784 53 1 53 2809 - 2809 -1.30 0.0968 0.17 0.0732 58 I 58 3364 3364 -0.98 0.1635 0.20 0.0365

· -

--63 2 126 3969 7938 -0.66 0.2546 0.27 0.0154 67 2 134 4489 8978 -0.40 0.3446 0.33 0.0146 70 1 70 4900 4900 -0.21 0.4168 0.37 0.0620 73 2 146 5329 :0658 -0.02 0.492 0.43 0.0138 75 3 225 5625 16875 0.1 J 0.5438 0.53 0.0248 77 1 77 5929

--

セN@ 5929 0.24 0.5948 0.57 0.0143

I

79 2 158 6241 124!Q 0.37 0.6443 0.63 0.0000

- -

- · -

---

---·-·-- ---·- -·--- MセセMMMMMNMM --·-···-·----·----"'·---
(54)

85 1 88 2 90 2 93 I

95 2 30

セM

-;

.\ = ---

L.Fx

L.F

2197 30

= 73,2

85 7225 7225 176 7744 15488 180 8100 16200 93 8649 8649 190 9025 18050 I

2197 167867

0.76 0.7764 0.77 0.0011 0.95 0.8289 0.83 0.0401 1.08 0.8599 0.90 0.0320 1.27 0.898 0.93

1.40 0.9192 1.00

s

=

[n_:zyx' -

HセOxIG@

"' f

n(n - I)

0.0808

30 x 167867 - (2197)2 -

·-30(29)

50360 I 0 - 4826809 870

= セRTPLTV@

=

15,506

Dari hasil perhitungan di atas dipcrolch L1,;,,,,,g < L1ahc1 (0.080 < 0.161)

maka terima l-10 yang bcrarti data sampel kelompok X bcrasal dari sampel

berdistribusi normal.

Ta l>cl : 6

Pcrhitungan Uji Normalitas Hasil Bclajar Matcmatika Kl e omno k K t l on ro

x F Fx Fx•

z

F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)
(55)

80 I 80 6400 b40'.l 83 I 83 6889 6889

85 I

- - -

85 7225 7225

セᄋMMM セMMM

87 I 87 7569 7569

- -

__ ,_..,_. ____

MMセMMMMMMM ----.

··---89 2 178 7921 15842

--- - · --·---·- --- ·-···

---90 I 90 8100 8100

-

----

·

-93 I 93 8649 8649

- - - ---

---10 1911 111 I •)5

y ••. L:Fx

L.F

1911

=

30

=

63,7

0.90 0.8159 0.767 0.049 1.07 0.8599 0.800 0.060 1.18 0.881 0.833 0.048

- - -

----I .29 0.9015 0.867 0.035

--

-I .40 ---- ---0.9192 0.933 0.014

---.--"'- ---MMMMセMMMᄋM .. MMMMセMM

1.46 0. 92 79 0.967 0.039

· - -f - - -

-1.62 0.94 74 I .000 0.053

- MセMMMM ---·- セMMMMMMMM ---- ᄋᄋᄋMMMMMMMセMMMM

nE(X2 - HセOxI R@ n(n - I)

=

{セァ⦅@

x 131195 - ( 1911

セャ@

f

30(29)

9395850 - 3651921

·-=

{283929

v

870

= セSRVLSUU@

= 18,065

870

Dari basil perhitungan di alas dipcrolch Lh;1

,,,,g

< f,1,,0o1 ( 0.093 < 0,161) maka terima Ho yang berarli data sampel kelompok Y berasal dari sampcl berdistribusi normal.

2. Uji homogenitas variansi a. Jumlah sampel :

111 = 30

(56)

b. Derajat kebebasan

Pembilang : dk1

=

n - I

=

29

Penyebut : dk2

=

n - 1

=

29

Vari.an terbesar 326 355

=

'

= I 357

c. Fhitung Varian terkecil 240,461 '

Dimana:

s

y 2 n:EF,x, 2

- (:EF,x,)2

=

セ@ セ@ セ@ セ@

n2(n2 - I)

30(167867) - (2197)2 30(131I95) - (l 91 1)2

=

=

30(29) 30(29)

5036010 - 4826809 3935850 - 3651921

=

870 870

209201 283929

= - - - =

870 870

=

240,461 326,355

d. F (0,05; dk = 29; 29) dcngan menggunakan tabcl distribusi F di dapal

Fiabcl 1,84 dari data dipernleh F11itung == 1,357 < F1ahcl

=

1,84. Schingga terima H0 yang berarti \'arian kcoua populasi homogen.

3. Uji hipotesis penelitian

(57)

d. Sehingga diperolch :

- 73,2 - 63,7

t - -16,83 x j(l130') :·-r =(l=/ 3=0=)

9,5

=

16,83 x (0,22) 9,5

3,7 2,57

[image:57.595.87.465.61.611.2]

dari pcrhilungan di alas dipcroich l111

""'£

=

2,57 > liuhcl セ@ 2,00 {l1»1ungjaluh sebelah kanan nilai l1ahcl).

Grafik Hasil Pcngujian Hipotcsis Antara Hasil Bchljar Matcmatika Siswa Yang Dia.jar Mcnggunakan Pcm bclajaran Koopcratif Dengan Group Investigation Dcngan Hasil Bcla,iar Matcmatika Siswa Yang

Diaja r Mcnggnna ka a Mctodc Eksposito ri

Distribusi student dk = 58

Pcneri mu au Ho

Gambar

Tabel Data Hasil Belajar Matemalika Yang Diajar Menggunakan Metode Group Investigation .....................................................
Gambar 2 Grafik Distribusi Frekucnsi Hasil Bclajar Matematika Kelas
Tabel 1 : Perbedaan kelompok Belqjar Kooperatif dengan Kelompok Be/ajar Tradisional
Gambar 1 : Skema Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Polres Rembang Polda Jateng akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan

Penelitian yang kami lakukan ini berjudul “ Implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Gresik (Studi tentang Pembangunan Tanggul di Desa Bungah

Tujuan Penelitian: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian Insomnia pada lansia di Puskesmas

[r]

[r]

Pembelajaran Quantum (SPQ) terhadap pencapaian akademik Bahasa Indonesia, Sains, dan Matematik, (2) mengukur dampak SPQ terhadap pencapaian akademik

Setelah diadakan tahapan Evaluasi Pelelangan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku, serta memperhatikan Surat Penetapan Pemenang dari Pokja Penyediaan Jasa Jaminan

Tuntasnya, benarlah bahawa ibu bapa haruslah membentuk sahsiah anak-anak mereka untuk menjadi insan yang cemerlang dari segi fizikal mahupun rohani mereka