• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KEGIATAN “SARAPAN BERJAMAAH” TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA BAGIAN BUSSINESS ADMINISTRATION SUPPORT PT GUNUNG MADU PLANTATIONS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KEGIATAN “SARAPAN BERJAMAAH” TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA BAGIAN BUSSINESS ADMINISTRATION SUPPORT PT GUNUNG MADU PLANTATIONS)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE ROLE OF INTERPERSONAL COMMUNICATION IN THE "SARAPAN BERJAMAAH " TO EMPLOYEES PERFORMANCE (A CASE STUDY IN THE BUSSINESS ADMINISTRATION SUPPORT PT

GUNUNG MADU PLANTATIONS)

BY

WAHYU SETIANINGRUM

This study aims to determine whether or not the role of interpersonal

communication in the "Sarapan Berjamaah" to employees performance division Bussiness Administrations Support PT Gunung Madu Plantations, by discussing the interpersonal communication that occurs in the "Sarapan Berjamaah" and then look at its relationship to employees performance. In an organization, human relations theory explains that there is a positive relationship between

communication and performance of employees. Communication that occur in both aspects able to improve employees performance. Based on the above, then the research is intended to see how the role of interpersonal communication in the "Sarapan Berjamaah" to employees performance on the BAS PT Gunung Madu Plantations.

This study uses qualitative research methods with a case study approach that uses the entire population in the study as research informants. The research instrument used was an interview guide (interview guidelines). Based on the results of this study it can be seen that

1. Interpersonal communication that occurs within the "Sarapan Berjamaah" has six elements, namely;

a) Opening of self (self disclosure), where from the 8 informants there are 6 people have good self opening, 1 opening of the informant had a self-sufficient and 1 informant has a self-less opening.

b) To build trust, where there are 4 people informants who had the trust and support are good, 3 people informants had enough trust and support and 1 informant who have the trust and support are lacking.

(2)

d) Expressing feelings, where there are 7 people who share her feelings with informants both informants and 1 person who does not share his feelings very well.

e) Receive and support, where the informant can accept and support each other well.

f) The benefits of "Sarapan Berjamaah" of the conflict, where there are 7 people informants who stated that the benefits of "Sarapan Berjamaah" of the conflict and 1 of informant who claimed that the absence of benefits from the "Sarapan Berjamaah" to conflict resolution.

2. BAS employee performance parts PT GMP has 4 elements, where after the activity " Sarapan Berjamaah " can be concluded that;

a) The quality of employees, where employees who had to exceed the

requirements of the job that is only 2 fewer people are becoming more the 5 people, with the remaining employees that only the employee meets the work requirement;

b) The quantity of work increased from the previous employee many employees who sometimes work requirements ie 4 people become more numerous employees who meet the job requirements of 5 persons, with the remaining employees who do not meet the job requirements is 2 people; c) Alertness / can be relied upon, including whether or not to follow

instructions, initiative, care and diligence the work of employees after the breakfast activity occurred a few changes but not too visible;

d) The attitude of the employees of the company, other employees and the work and cooperation made by the employee after the introduction of the "Sarapan Berjamaah" to increase, from a previous occasionally meet job requirements (6 people) and meet the job requirements (1 person) to be increased is that meet employment requirements (4 people) and even exceed the requirements of work (2 people) while the remaining 1 person who sometimes meet job requirements.

(3)

ABSTRAK

PERANAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KEGIATAN “SARAPAN BERJAMAAH” TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(STUDI KASUS PADA BAGIAN BUSSINESS ADMINISTRATION SUPPORT PT GUNUNG MADU PLANTATIONS)

Oleh

WAHYU SETIANINGRUM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peranan komunikasi antarpribadi dalam kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap kinerja pegawai bagian Bussiness Administrations Support PT Gunung Madu Plantations, yaitu dengan membahas mengenai komunikasi antarpribadi yang terjadi dalam kegiatan “Sarapan Berjamaah” kemudian melihat hubungannya terhadap kinerja pegawai.Dalam suatu organisasi, teori hubungan manusia menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara komunikasi dan kinerja pegawainya. Komunikasi yang terjadi dengan baik mampu meningkatkan kinerja pegawai. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana peranan komunikasi antarpribadi dalam kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap kinerja pegawai pada bagian BAS PT Gunung Madu Plantations.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang menggunakan seluruh populasi pada bagian penelitian sebagai informan penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah panduan wawancara (interview guide).Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa: 1. Komunikasi antarpribadi yang terjadi di dalam kegiatan “Sarapan

Berjamaah” memiliki enam unsur yaitu;

a) Pembukaan diri (self disclosure), di mana dari ke-8 informan terdapat 6 orang informan memiliki pembukaan diri yang baik, 1 orang informan memiliki pembukaan diri yang cukup dan 1 orang informan memiliki pembukaan diri yang kurang.

(4)

c) Taraf komunikasi, di mana terdapat 6 orang informan yang melakukan komunikasi dalam taraf hati atau perasaan, 1 orang informan yang melakukan komunikasi dalam taraf menyatakan gagasan atau pendapat dan 1 orang informan yang memiliki komunikasi dalam taraf basa-basi;

d) Mengungkapkan perasaan, di mana terdapat 7 orang informan yang membagi perasaanya dengan baik dan 1 orang informan yang tidak membagi perasaannya dengan baik.

e) Menerima dan mendukung, di mana seluruh informan dapat saling menerima dan mendukung dengan baik.

f) Manfaat kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap konflik yang terjadi, di mana terdapat 7 orang informan yang menyatakan bahwa adanya manfaat kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap konflik yang terjadi dan 1 orang informan yang menyatakan bahwa tidak adanya manfaat dari kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap penyelesaian konflik.

2. Kinerja pegawai bagian BAS PT GMP memiliki 4 unsur, di mana setelah adanya kegiatan “Sarapan Berjamaah” dapat di simpulkan yaitu;

a. Kualitas pegawai, di mana pegawai yang tadinya dapat melebihi persyaratan kerja lebih sedikit yakni hanya 2 orang menjadi lebih banyak yaitu 5 orang, selebihnya pegawai pegawai yang hanya memenuhi persayaratan kerja;

b. Kuantitas kerja pegawai meningkat dari yang sebelumnya banyak pegawai yang kadang-kadang memenuhi persyaratan kerja yakni 4 orang menjadi lebih banyak pegawai yang memenuhi persyaratan kerja yaitu 5 orang, selebihnya pegawai yang tidak memenuhi persyaratan kerja yaitu 2 orang;

c. Kesigapan/dapat atau tidaknya diandalkan yang meliputi mengikuti instruksi yang diberikan, inisiatif, hati-hati dan kerajinan hasil pekerjaan pegawai setelah adanya kegiatan sarapan tersebut terjadi sedikit perubahan namun tidak terlalu terlihat;

d. Sikap para pegawai terhadap perusahaan, pegawai lain dan pekerjaan serta kerjasama yang dilakukan oleh pegawai setelah adanya kegiatan ”Sarapan Berjamaah” meningkat, dari yang sebelumnya kadang-kadang memenuhi persyaratan kerja (6 orang) dan memenuhi persyaratan kerja (1 orang) menjadi meningkat yaitu yang memenuhi persyaratan kerja (4 orang) dan bahkan melebihi persyaratan kerja (2 orang) sedangkan sisanya 1 orang yang kadang-kadang memenuhi persyaratan kerja.

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat berhubungan satu dengan yang lain baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di tempat kerja atau tempat-tempat umum lainnya. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dipungkiri, begitu pula halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, begitupun sebaliknya tanpa komunikasi yang baik maka aktivitas suatu organisasai tidak akan berjalan dengan baik atau macet.

Pentingnya komunikasi di dalam suatu organisasi telah sejak lama diteliti dan dibuktikan oleh para ahli, Chester Barnard (dalam R. Wayne Pace dan Don F. Faules, 1998:56) salah satunya yang mengungkapkan bahwa fungsi eksekutif pertama adalah mengembangan dan memelihara sistem komunikasi. Pernyataan Barnard ini terbukti dalam survey atas para pimpinan dari seratus perusahan terbesar di Amerika, 96% percaya bahwa terdapat hubungan yang pasti antara komunikasi dan kinerja karyawan.

(6)

2

Effendy (2003:59)) sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Berdasarkan definisi tersebut, komunikasi antarpribadi dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan atau kelompok.

Pentingnya komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis, yakni bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi dan para pelaku komunikasi masing-masing memiliki peran yang ganda, menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama (mutual understanding) dan empati. Di situ terjadi rasa saling menghormati didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib, berhak, pantas dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia. Pada akhirnya komunikasi antarpribadi yang terjadi secara efektif akan menimbulkan efek yang positif terhadap para pelakunya.

PT Gunung Madu Plantations merupakan salah satu organisasi perusahaan yang terdiri dari beberapa departemen, masing-masing membawahi beberapa bagian dan sub-bagian. Bagian-bagian dan sub-sub bagian tersebut peneliti asumsikan sebagai kelompok-kecil. Khususnya pada BAS (Bussiness Administration Support) yang merupakan bagian dari Departement SBF (Services,

Bussiness and Financial). Pada bagian BAS terdiri dari tujuh orang karyawan dan

(7)

3

bersama. Hal tersebut menunjukkan asumsi bahwa bagian BAS pada PT Gunung Madu Plantations adalah sebuah kelompok kecil yang di dalanmnya terdapat proses komunikasi antarpribadi.

Bagian BAS PT Gunung Madu Plantations memiliki suatu kegiatan yang sangat menarik di sela-sela kegiatan rutin dari pekerjaan, yakni kegiatan “Sarapan

Berjamaah”. Kegiatan “Sarapan Berjamaah” merupakan kegiatan sarapan secara bersama-sama dalam satu wadah besar yang disebut dengan “tampah”. Kegiatan

ini tidak terjadwal namun sering dilakukan dengan inisiatif dari salah seorang atau beberapa anggota kelompok. Pada saat kondisi pekerjaan yang senggang, maka kegiatan tersebut paling banyak dilaksanakan dua kali satu minggu, namun jika kondisi pekerjaan yang sibuk atau padat, maka dalam waktu satu bulan belum tentu dilaksanakan sama sekali.

Dalam Kegiatan sarapan berjamaah tersebut interaksi komunikasi antarpribadi terjadi lebih intensif dan mendalam, karena mampu mengungkapkan masalah-masalah dan hubungan secara lebih dekat dan lebih dalam. Hal tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap hubungan antara anggota kelompok yang akan semakin baik dan dekat. Bahkan peneliti melihat para anggota bagian BAS seperti halnya anggota sebuah keluarga.

Kegiatan “Sarapan Berjamaah” sendiri dimulai sejak akhir tahun 1997 yang

(8)

4

Dalam suatu organisasi, teori hubungan manusia menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara komunikasi dan kinerja pegawainya. Komunikasi yang terjadi dengan baik mampu meningkatkan kinerja pegawai.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana peranan komunikasi antarpribadi dalan kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap kinerja pegawai pada bagian BAS PT Gunung Madu Plantations.

B. Rumusan Masalah

Pada hasil penelitian ini, peneliti merumuskan masalah yang diteliti yaitu: Bagaimana peranan komunikasi antarpribadi dalam kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap kinerja pegawai bagian Bussiness Administrations Support

PT Gunung Madu Plantations.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peranan komunikasi antarpribadi dalam kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap kinerja pegawai bagian Bussiness Administrations Support PT Gunung Madu Plantations, yaitu dengan membahas mengenai komunikasi antarpribadi yang terjadi dalam kegiatan “Sarapan Berjamaah” kemudian melihat hubungannya

(9)

5

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:

a) Secara teoritis dapat menjadi referensi bagi penelitian lanjutan.

(10)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan mengenai bagaimanakah peranan kegiatan “Sarapan Berjamaah” yang dilakukan di bagian BAS PT GMP

terhadap kinerja pegawai, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Komunikasi antarpribadi yang terjadi di dalam kegiatan “Sarapan Berjamaah” memiliki enam unsur yaitu;

a) pembukaan diri (self disclosure), di mana dari ke-8 informan terdapat 6 orang informan memiliki pembukaan diri yang baik, 1 orang informan memiliki pembukaan diri yang cukup dan 1 orang onforman memiliki pembukaan diri yang kurang.

b) membangun kepercayaan, di mana terdapat 4 orang informan yang memiliki kepercayaan dan dukungan yang baik, 3 orang informan memiliki kepercayaan dan dukungan yang cukup dan 1 orang informan yang memiliki kepercayaan dan dukungan yang kurang.

(11)

103

d) mengungkapkan perasaan, di mana terdapat 7 orang informan yang membagi perasaanya dengan baik dan 1 orang informan yang tidak membagi perasaannya dengan baik.

e) menerima dan mendukung, di mana seluruh informan dapat saling memerima dan mendukung dengan baik.

f) manfaat kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap konflik yang terjadi, di mana terdapat 7 orang informan yang menyatakan bahwa adanya manfaat kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap konflik yang terjadi

dan 1 orang informan yang menyatakan bahwa tidak adanya manfaat dari kegiatan “Sarapan Berjamaah” terhadap penyelesaian konflik.

2. Kinerja pegawai bagian BAS PT GMP memiliki 4 unsur, di mana setelah adanya kegiatan “Sarapan Berjamaah” dapat di simpulkan yaitu;

a) kualitas pegawai, di mana pegawai yang tadinya dapat melebihi persyaratan kerja lebih sedikit yakni hanya 2 orang menjadi lebih banyak yaitu 5 orang, selebihnya pegawai pegawai yang hanya memenuhi persayaratan kerja;

b) kuantitas kerja pegawai meningkat dari yang sebelumnya banyak pegawai yang kadang-kadang memenuhi persyaratan kerja yakni 4 orang menjadi lebih banyak pegawai yang memenuhi persyaratan kerja yaitu 5 orang, selebihnya pegawai yang tidak memenuhi persyaratan kerja yaitu 2 orang;

(12)

104

hasil pekerjaan pegawai setelah adanya kegiatan sarapan tersebut terjadi sedikit perubahan namun tidak terlalu terlihat;

d) sikap para pegawai terhadap perusahaan, pegawai lain dan pekerjaan serta kerjasama yang dilakukan oleh pegawai setelah adanya kegiatan ”Sarapan Berjamaah” meningkat, dari yang

sebelumnya kadang-kadang memenuhi persyaratan kerja (6 orang) dan memenuhi persyaratan kerja (1 orang) menjadi meningkat yaitu yang memenuhi persyaratan kerja (4 orang) dan bahkan melebihi persyaratan kerja (2 orang) sedangkan sisanya 1 orang yang kadang-kadang memenuhi persyaratan kerja.

3. Terdapat hubungan yang pasti antara kegiatan “Sarapan Berjamaah” dengan peningkatan kinerja pegawai bagian BAS PT GMP, yang kemudian dapat diartikan bahwa kegiatan “Sarapan Berjamaah” memiliki

peranan dalam meningkatkan kinerja pegawai bagian BAS PT GMP.

B. Saran

1. Dalam melakukan usaha peningkatan kinerja pegawai melalui kegiatan informal, sebaiknya PT GMP khususnya bagian BAS mengambil waktu di luar jam kerja, sehingga tidak menganggu aktifitas pekerjaan formal. 2. Dalam upaya peningkatan kinerja pegawai, sebaiknya perusahaan/instansi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa (sig 0,722 > 0,05), (2) tidak ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan perbuatan tercela sebagai syarat pemberhentian dari jabatan dan untuk mengetahui kriteria perbuatan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan karunianya, sehingga penulisan skripsi yang bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

sumber belajar, dan sistem penilaian. Penyusunan mata pelajran mautan lokal harus melalui tahapan-tahapan tertentu, melalui dari perencanaan, pelaksanaan,

Penyertaan di enam perusahaan anak tersebut dilakukan dalam rangka mematuhi kebijakan peraturan yang berlaku seperti dari Bapepam, serta untuk menjalin kerjasama bisnis dengan

“Meaningful” yang dimaksudkan adalah bahwa pemberian informasi mengarahkan perhatian pebelajar kepada bagian dari ketrampilan yang harus dikoreksi dan hal ini akan membantu

1.6.3 Berbicara untuk menyampaikan maklumat dengan tepat tentang sesuatu perkara dengan menggunakan ayat yang mengandungi frasa yang sesuai secara bertatasusila. 2.3.1 Membaca

a) Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki peserta didik dengan materi yang akan disajikan. b) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang