• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pembelajaran Tematik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Pembelajaran Tematik"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekayasaan proses pembelajaran dapat didesain oleh guru sedemikian rupa. Idealnya pendekatan pembelajaran untuk siswa pandai harus berbeda dengan kegiatan siswa berkemampuan sedang atau kurang walaupun untuk memahami konsep yang sama karena setiap siswa mempunyai keunikan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap pendekatan, model, strategi, metode, dam teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan.

Untuk itu pada makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang strategi dan metode pembelajaran tematik, mulai dari Makna Strategi Pembelajaran, Jenis-jenis Strategi Pembelajaran, Prosedur dan Mekanisme Perancangan Pembelajaran Tematik, Model Fungsi dan Peran Guru dalam Pembelajaran Tematik, Metode dan Teknik Pembelajaran Tematik, serta Pembelajaran Kontekstual.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat kami rumuskan, yaitu: 1. Bagaimana Makna Strategi Pembelajaran? 2. Apa saja Jenis-jenis Strategi Pembelajaran?

3. Bagaimana Prosedur dan Mekanisme Perancangan Pembelajaran Tematik? 4. Bagaimana Model Fungsi dan Peran Guru dalam Pembelajaran Tematik? 5. Bagaimana Metode dan Teknik Pembelajaran Tematik?

6. Bagaimana Pembelajaran Kontekstual?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana Makna Strategi Pembelajaran. 2. Untuk mengetahui apa saja Jenis-jenis Strategi Pembelajaran.

(2)

4. Untuk mengetahui bagaimana Model Fungsi dan Peran Guru dalam Pembelajaran Tematik.

5. Untuk mengetahui bagaimana Metode dan Teknik Pembelajaran Tematik. 6. Untuk mengetahui bagaimana Pembelajaran Kontekstual.

(3)

A. Makna Stratergi Pembelajaran

Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan kata “stratos” (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).

Mintzberg dan Waters (1983) mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan (strategies are realized as patterns in stream of decisions or actions). Hardy, Langley, dan Rose dalam Sudjana (1986) mengemukakan Strategy is perceived as a plan or a set of explisit intention preceeding and controlling actions (strategi dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.

Pembelajaran (instruction) bermakna sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

(4)

dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

B. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran dikembangkan atau diturunkan dari model pembelajaran. Dari beberapa pengertian di atas, strategi belajar-mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan strategi tertentu, diperlukan seperangkat metode pengajaran.

Menurut J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Adapun jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran yang dikemukakan dalam artikel Saskatchewan Educatioanal (1991):

1. Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)

 Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktik dan latihan, serta demonstrasi.

 Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.

2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction)

(5)

 Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person).

 Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri.

 Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.

3. Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction)

 Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengamalan, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir.

 Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa secara berpasangan.

4. Strategi Belajar Melalui Pengalaman (experiential learning)

 Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas.

 Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar.

 Guru dapat menggunakan strategi ini, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum.

5. Stategi Pembelajaran Mandiri

(6)

adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.

 Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Kekurangannya adalah peserta didik belum dewasa, sulit menggunakan pembelajaran mandiri.

C. Prosedur dan Mekanisme Perancangan Pembelajaran Tematik

Beberapa langkah yang dapat diikuti oleh guru dalam merancang pembelajaran terpadu yaitu sebagai berikut.

Tahap 1 : Penjajakan

Pada langkah ini dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

 Menetapkan tingkatan kelas.

 Menetapkan aspek perkembangan (sesuai tingkatan kelas yang dipilih).

 Menetapkan kompetensi dasar dan indikator yang potensial dan ada keterkaitan konsep.

 Memasukkan kompetensi dasar ke dalam:  Tema

 Indikator dan tujuan pembelajaran  Cakupan konsep kunci

 Cakupan aspek hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai)  Taksiran waktu

Tahap 2 : Penstrukturan

Tahap penstrukturan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

 Menyusun kerangka struktur penyatukaitan konsep kunci dan cakupan aspek hasil belajar yang dapat dimodelkan seperti jala-jala.

 Mengidentifikasi:

(7)

 Sumber dan media pembelajaran

 Lokasi pembelajaran (ruang dan suasana)

 Produk yang diharapkan sebagai hasil belajar (fisik, perilaku, atau bentuk lainnya)

 Menelaah kerangka struktur dan hasil identifikasi untuk mendapatkan:  Konteks dan judul konteks (tema, isu, dan masalah)

 Cakupan tujuan, kegiatan, materi, dan proses secara utuh dalam kurun waktu yang telah ditaksir

Tahap 3 : Perancangan Model Pembelajaran Tematik Pada tahap ketiga ini dilakukan kegiatan sebagai berikut.

Perancangan skenario, pengemasan skenario dalam suatu model yang dipilih yang memuat c.1) dan c.2)

a. Perencanaa skenario b. Pengemasan skenario

Tahap 4 : Uji Coba Model/Penggunaan Model Dalam Pembelajaran

Dalam tahap ini dilakukan pengujian model dan perbaikan. Sebagai contoh dapat dilihat pada bagan berikut ini tentang alur penyusunan perencanaan pembelajaran tematik.

Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema atau topik pemersatu Menetapkan bidang kajian

yang akan dipadukan

Merumuskan indikator pembelajaran terpadu Mempelajari standar

kompetensi dan

kompetensi dasar bidang kajian

Menyusun silabus pembelajaran Memilih/menetapkan tema

(8)

D. Model, Fungsi, dan Peran Guru Dalam Pembelajaran Tematik 1. Team Teaching

Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team, satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan.

2. Guru Tunggal

Pembelajaran tematik integratif dengan seorang guru merupakan hal yang ideal dilakukan. Hal ini disebabkan: guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai dengan tema/topik yang ia kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan guru yang lain. Dan oleh karena tanggung jawab dipikul oleh seorang diri, potensi untuk saling mengandalkan tidak akan muncul.

E. Metode dan Teknik Pembelajaran Tematik

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode dalam sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

1. Metode Ceramah

Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran merupakan cara yang dilakukan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan (lecturer). Metode ini senantiasa bagus jika penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,

Menyusun rencana

(9)

didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Hal yang perlu diperhatikan, hendaknya ceramah mudah diterima, isinya mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (murid) untuk mengikuti dan melakukan dari isi ceramah yang disampaikan.

a. Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah

Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni persiapan, pelaksanaan dan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:

1) Tahap Persiapan

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam menyiapkan ceramah adalah: a) Analisis sasaran (audience), baik dari sisi jumlah, usia, maupun kemampuan

awal yang dimilikinya.

b) Analisis sifat materi yang sesuai dan cukup hanya dituturkan atau diinformasikan.

c) Rancang durasi waktu yang akan digunakan untuk ceramah secara efektif dan efesien serta memperkirakan variasi yang dapat dikembangkan.

d) Memilih dan menetapkan jenis media yang akan digunakan.

e) Siapkan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan upaya memperoleh umpan balik.

f) Berikan contoh dan analogi yang sesuai dengan pengalaman yang pernah diperoleh.

g) Siapkan ikhtisar yang sekiranya akan membantu kelancaran ceramah. 2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan: a) Langkah Pembukaan

b) Langkah Penyajian

c) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah

(10)

2) Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Mudah artinya ceramah hanya mengandalkan suara guru, sehingga tidak terlalu memerlukan persiapan yan rumit.

3) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.

4) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. 5) Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana perlu

ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

6) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

7) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.

2) Ceramah tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.

3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.

4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

a. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 1) Tahap Persiapan

(11)

a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.

b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. c) Lakukan uji coba demonstrasi.

2) Tahap Pelaksanaan a) Langkah Pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

 Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

 Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

 Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa. 3) Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

 Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir.

 Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

 Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

4) Langkah Mengakhiri Demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki kelebihan, diantaranya: 1) Melalui metode demonstrasi, terjadinya verbalisme akan dapat dihindari sebab

(12)

2) Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3) Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih menyakini kebenaran materi pembelajaran.

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyababkan metode ini tidak efektif lagi bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarto penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

3. Metode Diskusi

Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pegetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

(13)

Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:

1) Diskusi Kelas

2) Diskusi Kelompok Kecil 3) Simposium

4) Diskusi Panel 5) Seminar 6) Lokakarya

b. Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi

Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Langkah Persiapan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya:

a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.

b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

c) Mentapkan masalah yang akan dibahas.

d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi.

2) Pelaksanaan Diskusi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah: a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi

kelancaran diskusi.

b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi.

c) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk

mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.

e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.

3) Menutup Diskusi

(14)

a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.

b) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi

Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

 Metode diskusi dapat merangsang siswa lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.

 Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.

 Dapat melatih siswa dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

 Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.

 Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.

 Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.

 Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.

4. Metode Simulasi

(15)

pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan.

a. Jenis-jenis Simulasi

Metode simulasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya: 1) Sosiodrama

2) Psikodrama 3) Role Playing 4) Peer Teaching 5) Simulasi Game

b. Langkah-langkah Simulasi 1) Persiapan Simulasi

a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.

b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.

c) Guru menetapakan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan. d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya

kepada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. 2) Pelaksanaan Simulasi

a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.

c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.

d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.

3) Penutup

a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.

b) Merumuskan kesimpulan.

(16)

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, diantaranya adalah:

1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal siswa dalam menghadapi situasi sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun mengahadapi dunia kerja.

2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.

3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.

Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya:

1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

5. Metode Tugas dan Resitasi

Metode tugas dan resitasi merupakan upaya membelajarkan siswa dengan cara memberikan tugas penghafalan, pembacaa, pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri, atau menampilkan diri dalam menyampaikan suatu (puisi, syair, drama) atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan tuntutan kualifikasi atau kompetensi yang ingin dicapai.

(17)

Menyiapkan pemberian tugas (resitasi) diawali dengan membuat rancangan tugas sesuai dengan kompetensi dan indikator hasil belajar, materi pokok, uraian tugas yang harus dikerjakan, waktu yang dibutuhkan, dimana tugas harus dikerjakan, serta membuat format laporan secara jelas.

b. Jenis dan Langkah-langkah Metode Resitasi

Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboraturium. Langkah-langkah menggunakan metode tugas/resitasi:

1) Fase Pemberian Tugas

Tugas diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan: tujuan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.

2) Langkah Pelaksanaan Tugas

a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.

b) Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya. c) Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.

d) Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sisermatik. 3) Fase Pertanggungjawaban Tugas

Hal yang perlu diperhatikan adalah:

a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan. b) Ada Tanya jawab dan diskusi.

c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau nontes atau cara lainnya.

Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut dengan resitasi.

6. Metode Tanggung Jawab

(18)

komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.

Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini antara lain adalah:

a. Tujuan Yang Akan Dicapai Dari Metode Tanya Jawab

1) Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.

2) Untuk merangsang siswa berpikir.

3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.

4) Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap kompetensi dalam belajar.

5) Melatih murid untuk berpikir dan berbicara secara sistematis berdasarkan pemikiran orisinal.

b. Jenis Pertanyaan

Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran.

1) Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa.

2) Pertanyaan pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan.

c. Teknik Mengajukan Pertanyaan

Berhasil tidaknya tanya jawab, sangat bergantung kepada teknik guru dalam mengajukan pertanyaan. Metode tanya jawab biasanya dipergunakan apabila:

1) Bermaksud mengulang bahan pelajaran. 2) Ingin membangkitkan siswa belajar. 3) Tidak terlalu banyak siswa.

4) Sebagai selingan metode ceramah.

(19)

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasrkan:

 Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama jika kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar.

 Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat yang sama.

 Pengelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.

 Pengelompokkan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja.

 Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat faktor-faktor lain.  Pengelompokkan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok

wanita.

Jika dilihat dari segi proses kerjanya, kerja kelompok ada dua macam, yaitu:

 Kelompok jangka pendek  Kelompok jangka panjang

Untuk mencapai hasil yang baik, faktor yang harus diperhatikan dalam kerja kelompok adalah:

 Perlu adanya motif (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.  Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama,

atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal ini bergantung kepada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan.  Persaingan yang sehat antarkelompok biasanya mendorong anak untuk

belajar.

 Situasi yang menyenangkan antar-anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok.

(20)

Problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Langkah-langkah metode problem solving, yaitu sebagai berikut:  Menyiapkan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan.

 Menuliskan tujuan/kompetensi yang hendak dicapai.

 Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

 Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.  Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.  Menarik kesimpulan.

9. Metode Latihan (Drill)

Sebagai sebuah metode, drill adalah cara memberlajarkan siswa untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat pula mengembangkan sikap dan kebiasaan. Latihan atau berlatih merupakan proses belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, hendaknya guru/pengajar memperlihatkan tingkat kewajaran dari metode Drill.

 Latihan

 Untuk melatih kecakapan mental

 Untuk melatih hubungan dan tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, sibol peta, dll.

Prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill, yaitu sebagai berikut:  Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan

(21)

 Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.  Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.

 Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.

 Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna.

10. Metode Karyawisata (Field-Trip)

Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata disini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.

Langkah-langkah pokok dalam pelaksanaan metode karyawisata, yaitu: a. Perencanaan Karyawisata

1) Merumuskan tujuan karyawisata.

2) Menetapkan objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 3) Menetapkan lamanya karyawisata.

4) Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata. 5) Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan. b. Pelaksanaan Karyawisata

Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas.

c. Tindak Lanjut

Pada akhir karyawisata, siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis, mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.

11. Inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

a. Ciri-ciri Strategi Inkuiri

(22)

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).

3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

b. Prinsip Penggunaan Strategi Inkuiri

1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual 2) Prinsip Interaksi

3) Prinsip Bertanya

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir 5) Prinsip Keterbukaan

c. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Inkuiri

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat megikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1) Orientasi

2) Merumuskan Masalah 3) Merumuskan Hipotesis 4) Mengumpulkan Data 5) Menguji Hipotesis

6) Merumuskan Kesimpulan

d. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial

Strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir itu adalah strategi inkuiri sosial. Inkuiri sosial dapat dipandang sebagai suatu strategi pembelajaran yang berorientasi kepada pengalaman siswa.

Ada tiga karakteristik pemgembangan strategi inkuiri sosial. Pertama, adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas. Kedua, adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri. Ketiga, penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.

(23)

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

 Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

 Strategi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

 Strategi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

 Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, diantaranya:

 Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

 Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru kesulitan menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, strategi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

F. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) 1. Pengertian

(24)

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).

2. Lima Elemen Belajar yang Konstruktif

Menurut Zahorik (1995), terdapat lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran kontekstual.

a) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).

b) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya.

c) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge).

d) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge). e) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan

pengetahuan tersebut.

3. Langkah-langkah CTL

CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut.

a. Kembangkan pemikiran anak akan belajar bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar.

e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

(25)

4. Karakteristik Pembelajaran CTL a. Kerjasama.

b. Saling menunjang.

c. Menyenagkan, tidak membosankan. d. Belajar dengan bergairah.

e. Pembelajaran terintegrasi. f. Menggunakan berbagai sumber . g. Siswa aktif.

h. Sharing dalam teman. i. Siswa kritis guru kreatif.

j. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dll.

(26)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

 Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga pengguna metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.

 Adapun jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran yaitu: 1. Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)

2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction) 3. Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction) 4. Strategi Belajar Melalui Pengalaman (experiential learning) 5. Stategi Pembelajaran Mandiri

 Beberapa langkah yang dapat diikuti oleh guru dalam merancang pembelajaran terpadu yaitu sebagai berikut.

 Tahap 1 : Penjajakan  Tahap 2 : Penstrukturan

 Tahap 3 : Perancangan Model Pembelajaran Tematik

 Tahap 4 : Uji Coba Model/Penggunaan Model Dalam Pembelajaran

 Dalam model fungsi dan peran guru dalam pembelajaran tematik terdapat Team Teaching dan Guru Tunggal.

 Adapun metode dan teknik pembelajaran tematik, yaitu: 1. Metode Ceramah

2. Metode Demonstrasi 3. Metode Diskusi 4. Metode Simulasi

(27)

9. Metode Latihan (Drill)

10. Metode Karyawisata (Field-Trip) 11. Inkuiri

 Pembelajaran kontektual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Strategi dan Metode Pembelajaran Tematik, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan semua yang ada hubungannya dengan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.

(28)

Referensi

Dokumen terkait

dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajaran lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran

Pengertian Mengamati merupakan proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan cara melihat langsung suatu objek

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kebutuhan guru-guru PAUD akan inovasi model- model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak,

Diketahui bahwa kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses

Metode pembelajaran yang digunakan pada kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini selain proses belajar mengajar secara langsung adalah siswa yang dituntut

DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode

Metode mengajar simulasi banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKn, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Apresiasi. Pembinaan kemampuan bekerjasama, komunikasi dan interaksi

Latuheru 1988:14, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi