• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Metode Pembelajaran

N/A
N/A
diki arif hidayatullah

Academic year: 2023

Membagikan "Makalah Metode Pembelajaran"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PEMBELAJARAN Disusun Untuk Tugas Presentasi Mata Kuliah: Strategi Belajar Mengajar Dosen pembimbing : Mamlakha, M.Pd.

Di Tulis Oleh ;

AHMAD SAEFUDIN: (3210058) Kelas 5B

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

(2)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai Pencapaian tujuan pembelajran merupakan out put/ out come dari sistem yang berjalan. Dalam sebuah sistem tentu ada input-proses-output. Pemebalajaran berada pada posisi tengah yaitu pada proses. Keberlangsunngan proses sangat dipe ngaruhi oleh input yang masukan. Sehingga out put sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses akan berjalan lancar apabila didukung dengan pengetahuan dan komponen-komponen yang memadai.

Banyak pengajar yang dalam

melaksanakan belajar mengajarnya tidak bisa mencapai tujuan/kompetensi yang ditentukan. Penyebabnya adalah pemebelajaran tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa inginnya “begini pengajar melakukan begitu” tidak ada sinergitas antara pengajar dan siswa. Karakteristik siswa merupakan salah satu faktor penyebab efektif dan tidaknya pembelajaran.

Dalam pembelajaran kita mengenal istilah pendekatan pemebelajaran, strategi pemebelajaran dan metode pemebeljaran. Ketiga istilah itulah yang menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini Karena itu merupakan komponen yang sangat mendukung untuk memahami karakteristik siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran. Proses pemebelajaran akan berjalan efektif jika pendidik paham dan mengetahui pendekatan pembelajaran yang berlanjut terhadap pemahaman strategi pembelajaran dan memahami metode pembelajaran. Ketiga komponen ini merupakan satu kesatuan yang akan mendukung terhadap pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan karakteristik siswa.

Penulisan dalam makalah ini kami gunakan metode deskriptif kaji pustaka dengan pendekatan sistem pemebelajaran. Pembelajaran akan berjalan efektif tergantung sitem yang dijalankannya. Kami menduga bahwa pendekatan pembelajaran strategi dan metode pemebelajaranlah yang membuat pemebelajaran berjalan efektif. Kami berharap pembahasan ini akan bermanfaat bagi kelompok kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

(3)

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini diantaranya:

1. Bagaimana melaksanakan pemebelajaran yang efektifdan efisien?

2. Bagaimana pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat?

1.3. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan dalam makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yanng efektif.

2. Untuk mengetahui penekatan pemebelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat.

(4)

BAB II

MELAKSANAKAN PEMEBELAJARAN YANG EFEKTIF

2.1. Pembelajaran yang Efektif dan Efisien

Yang namanya pemebelajaran, tentu tidak akan terlepas dari belajar dan mengajar. Belajar dilakukan oleh peserta didik beserta guru dan mengajar dilakukan oleh guru atau pengajar. Supaya lebih jelas kami kutif definisi belajar dan mengajar dari beberapa ahli sebagai berikut:.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (syah 2010: 87). Sedangkan menurut skiner belajar adalah a proses of progressive behavior adaptation yang artinya suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. mengajar yaitu: proses membimbing dan membantu peserta didik dalam menjalani proses perubahanya sendiri, yakni proses belajar untuk meraih kecakapan cipta,rasa, dan karsa yang menyeluruh dan utuh.(syah 2010: 178). Sedanngkan efektif adalah pengerjaan sesuatu yang benar (majalah talenta 2010: 6). Jadi belajar dan mengajar yang efektif adalah proses perubahan dan bimbingan perubahan secara benar. Yang menjadi permasalahan disini adalah benar yang dimaksudm, apa yang indikatornya? Asumsi kami benar yang dimaksud disini yaitu sesuai dengan apa yang direncanakan atau tepatnya sesuai dengan tujuan.

A. Belajar Efektif

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

a). Kondisi Internal

Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya, motivasinya dan lain halnya.yang terdiri dari aspek fisiologis(kondisi umum jasmani),aspek psikologis daiantaranya ;intelegensi siswa,sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

(5)

b). Kondisi Eksternal

Yang dimaksud dengan kondisi eksternal adalah yang ada diluar diri pribadi manusia. Lingkungan sosial diantaranya: para guru, para tenaga kependidikan dan teman-teman sekelasnya; linngkunngan non sosial daintaranya : gedung sekolah, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa.

c). Strategi Belajar

Belajar yang efektif dapat tercapai apahmbila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin.(slameto 1987: 87) Pendekatannya dapat digunakan pendekatan bigs, yaitu :

a. pendekatan tinggi: speculative, dan achieving b. pendekatan sedang : analitical, dan deep

c. pendekatan rendah : repreduktive dan surface (syah 2010: 136)

Setelah aspek-aspek yang disebut di atas harus diperhatikan selanjutnya kita pahami bagaimana belajar yanng efektif dan efisien itu. Menurut Prof.

Muhibbin Syah efektivitas dan efisiensi belajar yang dicapai siswa ada dua macam yaitu : 1) efisiensi usaha belajar, 2) efisiensi hasil belajar.

Yang dimaksud efisiensi usaha belajar yaitu prestasi belajar yang didapat dengan cara yang benar dan usaha yang hemat dan minim. Prestasinya sama namun caranya berbeda atau dengan bahasa lain sukses sama-sama dengan cara berbeda-beda. Sebagai contoh ada seorang siswa “a” yang intelegensinya tinggi belajarnya giat dan full day sudah pasti dia akan berprestasi, namun tidak mustahil untuk saat ini seorang siswa “b” dengan tingkat intelegen yang rendah belajarnya hanya setengah bahkan seperempat dari anak “a” tetapi bisa mendapatkan prestasi atau hasil yang sama. Apa penyebabnya? Inililah yang dimaksud dengan belajar efektif. Hasil dari efektifitas akan menimbulkan efisien. Belajar yang tidak terlalu lama namun belajar dengan cara dan pendekatan yang benar itulah usaha belajar efisien. Bagaimana cara dan pendekatan yanng benar itu? Pada sub bab laian akan dijelaskan didepan.

Selanjutnya, yang dimaksud efisiensi hasil belajar yaitu prestasi belajar didapat berbeda meskipun dengan cara dan usaha yang sama. Efisiensi hasil belajar ini berbanding terbalik dengan efisiensi usaha belajar. Dalam hal ini seseorang yang lagi belajar mendapatkan hasil yang berbeda lebih baik dari pada

(6)

6 yang lainnya meskipun cara dan usahanya sama. Sebagai contoh disatu kelas terdapat 30 siswa, cara waktu dan tempat belajarnya sama namun pasti akan ada yang lebih diantara yang 30 siswa tadi. Ini dikarenakan guru atau siswa tadi memiliki penedekatan yang benar untuk mendapatkan hasil dari belajarnya.

B. Mengajar Efektif

Di atas telah dibahas bagaimana belajar yang efektif. Pembahasan itu berguna bagi pengajar maupun bagi siswa. Bagi pengajar mengetahui cara belajar efektif berguna sebagai referensi harus bagaimana mereka memandang parasiswanya dan menjalankan proses belajar mengajarnya. Lalu, bagaimana mengajar yang efektif? Pada susbab ini akan kami kupas sedikit tentanng mengajar yang efekif menurut John W. Santrock.

Mengajar merupakan hal yang kompleks karena murid-murid itu bervariasi sehingga tidak akan ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Namun setidaknya seorang guru harus memahami dan mennguasai beragam perspektif dan strategi juga mengaplikasikannya secara fleksibel.

( santrock 2008 : 7). Hal ini membutuhkan dua hal utama yaitu : 1) pengetahuan dan keahlian profesional, dan 2) komitmen dan motivasi.

1) Pengetahuan dan keahlian profesional

Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Memahami strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomuikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-muridnya dengan berbagai karakter dan beragam latar belakang kultural. Sengaja pemabahsan mengenai belajar yang efektif didahulukan karena untuk mengajar yang efektif terlebih dahulu harus mengetahui belajar yang efektif.

2) Komitmen dan Motivasi

Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi.

Aspek ini mencakup sikap yang baikdan perhatian kepada murid.( santrock 2008: 12). Komitmen dan motivasi akan lahir jika seseorang memiliki landasan dalam bekerjanya. Bagi seorang muslim, komitmen dan motivasi itu lahir jika mengajar dijadikan sebagai pengabdian bentuk ibadah kepada allah SWT.

Ibadah tentu berlandaskan ketauhidan. Inti dari katauhidan adalah keikhlasan

(7)

dan keikhlasanlah yang akan membuat seseorang komitmen. Tidak ada tujuan lain selain mengharap ridla Allah SWT.

Dengan keikhlasan sikap guru tidak akan bergantung kepada apapun, entah itu gajih ataupun jabatan akademik guru. Dengan keikhlasan juga sikap dan keperibadian seorang guru akan terbentuk. Guru harus memiliki kompetensi kepribadian mantap, stabil, dewasa, arif, dan dapat menjadi teladan.( Ruswandi dkk 2010 : 35).

2.2. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran

Efektivitas dan efisiensi pemebelajaran akan tercapai jika menggunakan pendekatan, strategi dan metode yang tepat. Pada pembahasa sebelumnya telah dibahas bahwa pembelajaran efektif dan efisien tidak akan tercapai jiks tidak memahami ketiga komponen ini. Pada sub bab inilah akan dibahas mengenai cara untuk mencapai efektivitas dan efisiensi yaitu dengan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran. .

a. Pengertian pendekatan pemebelajaran

Pendekatan pemebelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Akhir-akhir ini pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak dibicarakan orang. CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pembelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dengan konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung.

Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara

(8)

8 utuh, yang berkembang tidak hanya asfek kognitif saja, tetapi aspek afektif dan psikomotor juga. Belajar CTL diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.

Ada tiga hal yang harus kita pahami dalam konteks CTL. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untk menemukan materinya, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalama secara langsung. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkapCTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetap bagaimana materi tersebut dapat mewarnai prilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan di atas akan memengaruhi keberhasilan pemebelajaran.

Apakah guru memeandanng siswa sebagai orang yang sama sekali tidak tahu (objek learning) atau menganggap siswa memiliki berbagai potensi sehingga guru hanya sebagai fasilitator? Yang jelas, Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.

b. Strategi pembelajaran

Secara harfiah, kata “strategi” dapat daiartikan sebagai seni malaksanakan stratagem yakni siasat atau rencana (McLeod,1989) dikutif oleh (syah 2010: 210).

Dalam perspektif psikologi, kata strategi yanng berasal dari bahas yunani itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperngkat langkah untuk memecahakan maslah atau mencapai tujuan (reber, 1988). Selanjutnya menurut Muhibbin Syah, strategi yaitu sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu (syah 2010: 211).

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.

Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something

sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Sanjaya (2008).

(9)

c. Strategi Pembelajaran Afektif

Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yanng Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Rumusan tujuan pendidikan diatas, serat dengan pembentukan sikap. Dengan demikian, tidaklah lengkap manakala dalam strategi pembelajaran tidak membahas strategi pembelajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap dan nilai.

Proses pembentukan sikap 1. Pola pembiasaan

Dalam proses pembelajaran disekolah, baik secara disadari maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan.

Misalnya, siswa yang setiap kali menerima perlakuyan yang tidak mengenakan dari guru, misalnya perilaku mengejek atau perilaku yang menyinggung perasaan anak, maka lama-kelamaan akan timbul rasa benci dari anak tersebut, dan perlahan-lahan anak akan mengalihkan sikap sikap negatif tersebut bukan hanya kepada gurunya itu sendiri, akan tetapi juga kepada mata pelajaran yang diajarinya. Kemudian, anak mengembalikannya ke sikap positif tidaklah mudah baginya.

Belajar membentuk sikap melalui pembiasaan itu jugadilakukan oleh Skinner melalui teorinya conditioning. Proses pembentukan sikap melalui pembiasaan yang dilakukan Watson berbeda dengan proses pembiasaan sikap yang dilakukan Skinner. Pembentukan sikap yang dilakukan Skinner menekankan pada proses peneguhan respons anak. Setiap kali anak menunjukan prestasi yang baik diberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan. Lama-kelamaan, anak berusaha meningkatkan sikap positifnya.

2. Modeling

Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang adalah keinginannya untuk melakukan peniruan (imitasi). Hal ditiru itu adalah perilaku-

(10)

10 perilaku yang diperagakan atau didemonstrasikan oleh orang yang menjadi idolanya.

Pemodelan biasanya dimulai dari perasaan kagum. Anak kagum terhadap kepintaran orang lain, misalnya terhadap guru yang dianggapnya bisa melakukan segala sesuatu yang tidak bisa dilakukannya. Secara perlahan perasaan kagum akan memengaruhi emosinya dan secara perlahan itu pula anak akan meniru perilaku yang dilakukan idolanya.

CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL, yaitu :

1) Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

2) Inkuiri

Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses penemuan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis.

Melalui proses mental itulah diharapkan siswa berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosional, maupun pribadinya.

Secara umum inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu : a. Merumuskan masalah

b. Mengajukan hipotesis c. Mengumpulkan data

d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan e. Membuat kesimpulan

3) Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya bertanya dan menjawabpertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan dari setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir.

4) Pemodelan (Modeling)

Asas modeling adalah proses pembelajaran yang memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberi

(11)

contoh bagaimana cara mengoprasikan suatu alat, cara melafalkan kalimat asing, dan sebagainya.

5) Refleksi(Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dipelajarinya.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.

6) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Dalam CTL keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Oleh sebab itu, penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil belajar seperti tes, akan tetapi proses belajar melalui penilaian nyata.

Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

d. Pengertian Metode Pembelajaran

Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu.

Secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajaran. (Gintings, Abdorrakhman. 2008. h: 42)

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, sehingga dalam menjalankan fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Siregar, Evelin dan Hartini Nara. 2010. h: 80)

Jadi, Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Pertimbangan dalam Pengembangan Metode Pembelajaran

Sebelum menentukan metode pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.

1. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai

Pertimbangan ini merupakan pertimbangan pertama yang harus diperhatikan. Semakin kompleks tujuan yang ingin dicapai maka semakin

(12)

12 rumit juga metode pembelajaran yang harus dibuat, metode dibuat sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran Materi atau pengalaman belajar merupakan pertimbangan kedua yang harus diperhatikan.

3. Pertimbangan dari sudut siswa

Siswa adalah subjek yang akan kita ajar. Keadaan siswa yang berbeda- beda membuat kita untuk merancang metode yang yang sesuai dengan siswa tersebut.

f. Berbagai Metode Pembelajaran

Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan, tetapi ada metode pembelajaran yang mendasar, sedangkan selebihnya adalah kombinasi atau modifikasi dari metode dasar tersebut. Berikut ini adalah metode pembelajaran dasar, yaitu:

1. Metode Ceramah

Dalam metode ceramah guru menyampaikan materi secara lisan dan peserta didik mendengarkan. Keunggulan metode ceramah adalah, dapat digunakan untuk mengajar dalam jumlah peserta didik yang banyak, tujuan pembelajaran dapat disampaikan dengan mudah, dll. Sedangkan kekurangannya adalah, Komunikasi cenderung hanya satu arah, sangat tergantung pada kemampuan komunikasi verbal guru, dll.

2. Metode Tanya Jawab

Materi pembelajaran disampaikan melalui proses tanya-jawab antara guru dengan peserta didik, dan sesama peserta didik. Keunggulan metode tanya jawab adalah, memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara aktif, mendorong siswa untuk berfikir kritis, dll.

3. Metode Diskusi

Dalam metode diskusi proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan berbagi informasi atau pengetahuan diantara sesama peserta didik.

Keunggulan metode diskusi adalah, menumbuhkan sikap ilmiah dan jiwa demokratis, menciptakan suasana belajar yang interaktif, dll. Adapun kekurangannya adalah, pembicaraan dalam diskusi bisa keluar dari topik yang sedang dibahas, diskusi tidak mencapai hasil yang ditentukan jika batas waktu telah tiba.

(13)

4. Metode Peragaan atau Demonstrasi

Metode peragaan dapat digunakan sebagai bagian dari pembelajaran teori maupun praktek. Keunggulan metode peragaan adalah, peserta didik akan lebih mudah memahami materi belajar, akan menciptakan suasana belajar aktif, dll. Sedangkan kekurangannya adalah, memerlukan waktu persiapan yang lebih lama, membutuhkan peralatan yang kadangkala tidak tersedia di sekolah, dll.

5. Metode Bermain Peran

Metode bermain peran sangat efektif digunakan untuk menstimulasikan keadaan nyata. Keunggulan metode bermain peran adalah, mampu melatik kompetensi siswa dalam melakukan kegiatan praktis yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Kekurangan metode ini adalah, tidak semua guru memiliki kompetensi merancang kegiatan simulasi, memerlukan persiapan dan penyiapan yang matang serta membutuhkan banyak waktu dan sumberdaya lainnya, dll.

6. Metode Pembelajaran Praktek

Keunggulan metode pembelajaran praktek adalah, mempermudah dan memperdalam pemahaman tentang berbagai teori yang terkait dengan praktek yang sedang dikerjakan, meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa, dll.

Sedangkan kelemahannya adalah, memerlukan persiapan yang matang meliputi kegiatan dan peralatan yang diperlukan, memerlukan biaya tinggi untuk pengadaan bahan dan peralatan praktek, dll.

7. Metode Tutorial

Metode tutorial adalah metode pembelajaran dengan mana seorang guru memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik secara individual.

Keunggulan metode tutorial adalah, peserta didik memperoleh pelayanan pembelajaran secara individual sehingga permasalahan spesifik yang dihadapinya dapat dilayani secara spesifik pula, seorang peserta didik dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuannya tanpa harus dipengaruhi oleh kecepatan belajar peserta didik yang lain. Sedangkan kelemahannya adalah, memerlukan waktu yang lama karena guru harus melayani peserta didik dalam jumlah banyak, memerlukan kesabaran dan keluasan pemahaman guru tentang materi yang dipelajari siswa.

(14)

BAB III SIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat kami simpulkan, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional yakni melaksanakan pemebelajaran sesusai dengan kompetensi dan karakteristik siswa seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan pendektan, strategi dan metode ssehingga menghasilkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan mfenyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

John. W. Santrock. Psikologi Pendidikan edisi kedua.2008.jakarta:kencana.

Gintings, abdurarakhman. Belajar dan Pemebelajaran.2008. Bandung:

Humaniora.

Siregar, eveline dan hartin. Teori Belajarda dan Pemebeljaran.2010. Bogor:

ghalia indonesia.

Wina, sanjaya. Kurikulum dan Pemebelajaran.20010. Jakarta: Kencana prenada Media Group.

Uus, Ruswandi dan Badrudin. Pengembangangn Kepribadian Guru. 2010.

Bandung: Insan Mandiri.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.1997. Bandung:

Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Guru menggunakan beberapa metode, di antaranya adalah metode ceramah, tanya-ja- wab, diskusi, dan latihan. Metode ceramah merupakan metode mengajar yang dilakukan dengan cara

Metode ini sangat mudah dengan memperkenalkan benda – benda yang ada disekitar kita kedalam bahasa inggris yang di lakukan berulang kali sehingga peserta didik lebih mudah

Metode resitasi adalah metode dimana guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan dengan tujuan untuk merangsang peserta didik agar aktif belajar,

Hanya dengan model pembelajaran ceramah peserta didik tidak fokus pada materi yang disampaikan karena hanya mendengarkan, peserta didik juga tidak banyak memperhatikan

pembelajaran atau belajar mengajar antara lain: peserta didik, pendidik, tujuan pembelajaran, materi atau isi metode pembelajaran, media. Karakteristik peserta didik dalam

Sebelum memilih metode untuk mengajar, seorang guru harus menganalisa terlebih dahulu materi ajar seperti apa yang nantinya akan disampaikan kepada peserta didik.. Apakah

Bila pada lingkungan belajar peserta didik mendukung proses pembelajaran (Media Pembelajaran, prasarana dan sarana) Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi

Menurut Huda, keunggulan dari bentuk kegiatan belajar mengajar Treffinger merupakan selaku selanjutnya memberi peluang pada peserta didik untuk menguasai konsep- rancangan dengan metode