• Tidak ada hasil yang ditemukan

nn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "nn"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT PERNYATAAN TIDAK MENGISI KRS/KPRS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : RICO DEZI ARFIANSYAH NPM : 0341011156

Jurusan : Manajemen Pemasaran

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya, tidak lagi mengikuti perkuliahan pada semester…….dan tidak mengisi KRS dan KPRS pada semester yang akan dating. Walaupun pada semester tersebut saya tidak mengikuti perkuliahan, tetapi kewajiban saya membayar SPP tetap saya laksanakan. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila ada ketidakbenaran dengan pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan akademik Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 25 Mei 2010 Yang membuat pernyataan.

(2)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG

Jl.Prof.Dr.Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Kota Bandar Lampung

TANDA TERIMA SKRIPSI/LAPORAN KARYA ILMIAH

Yang Bertanda Tangan Dibawah ini : Nama : RICO DEZI ARFIANSYAH NPM : 0341011156

Jurusan : Manajemen Pemasaran

Judul Skripsi : Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan

Pembelian Kerupuk Palembang Pada PD Tenda Biru di Bandar Lampung

Telah Menyerahkan Skripsi/Karya Ilmiah masing-masing 1 (satu) aksemplar Kepada :

Yang Menerima Nama Tanda Tangan

1. Ketua Jurusan / Program : Hj. Aidasari, S.E,M.Si. ……….

2. Perpustakaan Pusat : ……… ………

3. Tempat Penelitian : PD Tenda Biru ……….

Bandar Lampung 26 Mei 2010 Yang Menyerahkan

Rico Dezi ARfiansyah NPM. 0341011156

Keterangan

(3)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini yang semakin berkembang

mengakibatkan persaingan antara perusahaan atau industri semakin tajam.

Keadaan tersebut menuntut para pelaku perusahaan atau industri untuk lebih

mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan atau industri tersebut.

Karena kondisi persaingan ini, konsumen dengan bebas dapat memilih produk

yang diinginkannya sehingga pihak perusahaan harus secara aktif meningkatkan

citra perusahaan melalui produk yang ditawarkan. Keadaan ini dapat membuat

perusahaan akan terus bertahan dalam persaingan, bahkan dapat mengungguli

perusahaan lain.

Produk merupakan variabel pemasaran yang paling mendasar dari bauran

pemasaran karena produk merupakan penawaran nyata oleh perusahaan pada

pasar. Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 11) produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Konsumen akan

berusaha memuaskan suatu kebutuhan dan mencari manfaat-manfaat tertentu pada

(4)

atau ciri-ciri tertentu dengan kemampuan yang beragam dalam memberikan

manfaat yang dicari dan dalam memuaskan kebutuhan tersebut.

Tidak semua perusahaan mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan dan

keinginan konsumen. Oleh karena itu, perlu bagi perusahaan melakukan

penelitian yang mendalam untuk mengetahui seberapa besar produk yang dibuat

perusahaan mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian yaitu dengan

melakukan kegiatan pemasaran, karena pemasaran merupakan kegiatan bisnis

yang digunakan untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut Menurut Staton, William J (1999 : 5) :

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan – kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial.

Berdasarkan defenisi di atas, dapat simpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu

kegiatan terpadu yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen dengan merencanakan penjualan produk, menetapkan harga,

mendistribusikan dan mempromosikan produk yang dihasilkan ke pasar yang

dituju serta memberikan kepuasan kepada konsumen melalui penyampaian produk

yang dihasilkan perusahaan sebagai upaya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Biasanya sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk, ada

beberapa faktor yang akan dipertimbangkan konsumen tersebut agar dapat

memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapannya. Adapun faktor – faktor tersebut

adalah berhubungan dengan atribut produk yang dibuat perusahaan meliputi

merek, kemasan, rasa, ukuran dan yang lainnya.

(5)

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol desain ataupun kombinasi lainnya

yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan

berfungsi juga sebagai pembeda antara produk perusahaan dengan pesaingnya.

Kemasan merupakan kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus

suatu produk dimana wadah tersebutu berfungsi sebagai pelindung, alat promosi

dan diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Rasa merupakan ciri khas yang

ada didalam sebuah produk dan dapat menunjukkan senang atau tidaknya

seseorang terhadap produk tersebut. Ukuran merupakan bentuk besar kecilnya

dari produk yang dibuat oleh perusahaan.

Jika pertimbangan – pertimbangan tersebut sesuai dengan yang diharapkan

konsumen, maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk menarik minat

konsumen dalam melakukan pembelian. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan

untuk mempelajari dan memahami perilaku konsumen dan model perilaku

konsumen.

Menurut Engel F James, Blackwell D Roger, Miniard W Paul (1999 : 45) :

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termaksuk proses keputusan yang mendahului dan meyusuli tindakan ini.

Perusahaan Dagang Tenda Biru yang berlokasi di Jl.Z.A Pagar Alam No 32

Gedung Meneng Bandar Lampung, merupakan salah satu industri kecil yang

bergerak dalam bidang makanan ringan. Saat ini perusahaan memproduksi

kerupuk Palembang dengan berbagai Macam diantaranya Kerupuk Kemplang,

Kerupuk Pilus, Kerupuk ikan, Kerupuk udang, yang diberi merek kerupuk

(6)

Dalam memasarkan produk yang dihasilkan tentu perusahaan menghadapi

berbagai kendala salah satunya adalah dari perusahaan pesaing yang

menghasilkan produk sejenis, karena semakin banyak perusahaan – perusahaan

yang berdiri baik perusahaan skala kecil maupun perusahaan skala besar. Oleh

karena itu, perlu bagi perusahaan mempelajari dan memahami macam – macam

perilaku konsumen, karena dengan mengetahui perilaku konsumen perusahaan

akan lebih mudah untuk menawar dan menghasilkan produk yang dibutuhkan dan

diinginkan serta diharapkan konsumen.

Analisis mengenai perilaku konsumen yang paling penting adalah mengetahui

kebutuhan dan motivasi konsumen dalam memutuskan pembelian. Kebutuhan

merupakan sesuatu yang mendasari perilaku konsumen. Tidak mungkin

memahami perilaku konsumen tanpa mengetahui kebutuhannya. Kebutuhan

timbul dari dalam diri yang disebut motif, sedangkan untuk menggerakkan motif

diperlukan adanya energi dimana energi tersebut membangkitkan dorongan dalam

diri yang disebut motivasi.

Selain itu juga, perlu bagi perusahaan untuk mengetahui jenis – jenis dari bauran

pemasaran yang merupakan salah satu alat yang digunakan perusahaan untuk

meningkatkan hasil penjualan dan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran

tersebut terhadap keputusan pembelian terutama pada produk dan atributnya.

Menurut Kotler, Philip ( 2000 : 410) :

(7)

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran

merupakan serangkaian variabel pemasaran yang terdiri dari produk, harga,

promosi, dan saluran distribusi. Namun karena perusahaan perlu mendapatkan

tanggapan dan memberikan jasa dalam memasarkan produk yang dihasilkan,

maka perusahaan harus memperhatikan bauran pemasaran lainnya yaitu sumber

daya manusia, proses dan prasarana fisik sebagai pendukung keberhasilan

perusahaan.

1. Strategi Produk

Produk merupakan salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran, yang

ditawarkan kepada konsumen baik yang berupa produk atau jasa yang dapat

dimiliki atau dikonsumsi sehingga memberikan kepuasan. Produk yang dihasilkan

perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, karena

apabila perusahaan menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen, maka perusahaan tersebut akan sulit

maningkatkan hasil penjualan dan tidak dapat bertahan lama dalam persaingan.

Menurut Kotler, Philip ( 2000 : 70) :

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, dan digunakan atau dikonsumsi.

Strategi produk yang dilakukan oleh PD Tenda Biru adalah mamasarkan produk

keberbagai supermarket yang ada di Bandar Lampung diantaranya adalah Mini

Market Surya, MM gedung Meneng, Panarian, Alfa dan yang lainnya dengan

(8)

1.a Jenis Produk

Jenis produk yang dihasilkan perusahaan adalah Kerupuk dan diberi merek

Kerupuk Palembang yang dibuat dari Tepung terigu, gula, minyak sayur, garam,

vanili,Ikan, Udang berikut nama-nama produk kerupuk palembang tersebut :

Tabel 1. Jenis –jenis Kerupuk Palembang Pada PD Tenda Biru

No Jenis Kerupuk Ukuran (Gram) dalam Kermasan

1. Kerupuk Pilus 225 2 Kerupuk Ikan 225 3 Kerupuk Kemplang 225 4 Kerupuk Udang 225 Sumber : PDTenda Biru , 2009

Kemasan kerupuk Palembang terbuat dari kertas berwarna coklat dan dipadukan

dengan warna merah dan hijau yang dibentuk seperti tas kecil berukuran 225

Gram dan ada juga dikemasan plastik dan dicetak dan diberi merk kerupuk

palembang didepan kemasan tersebut. Produk perusahaan juga telah terdaftar di

DEP. KES. RI.No. SP. 260/08.01/01.

Adapun Target dan Realisasi Penjualan Kerupuk Palembang Pada PD Tenda Biru

dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 2. Target dan Realisasi Penjualan Kerupuk Palembang Pada PD Tenda Biru 2005 – 2008

Tahun Target (Kg) Realisasi (Kg) Pencapaian Target (%)

2005 11.000 10.430 94,81 2006 12.000 10.750 89,58 2007 15.000 13.000 86,66 2008 15.000 12.500 83,33 Rata – rata pencapaian 88,07

(9)

Berdasarkan Tabel 2 diatas, dapat diketahui bahwa target penjualan kerupuk

Palembang” pada PD Tenda Biru belum mencapai target yang ditetapkan, ini

terlihat pada Tahun 2005 sampai Tahun 2008, dimana pencapaian target

perusahaan mengalami fluktuasi. Pencapaian target terendah terlihat pada tahun

2008 dimana perusahaan merencanakan penjualan kerupuk Palembang sebesar

15.000 Kg, ternyata yang terealisasi hanya mencapai 12.500 Kg dengan

pencapaian target sebesar 83, 33%, sehingga jumlah rata – rata keseluruhan

pencapaian target perusahaan adalah sebesar 88, 07 %.

2.Strategi Harga

Harga merupakan inti dari kegiatan pemasaran untuk menghasilkan laba atau

keuntungan. Keputusan harga dapat terlaksana dengan baik bila pemasar

memiliki informasi mengenai sikap, perilaku konsumen serta informasi detail

mengenai pesaing.

Menurut Staton, J William (1999 : 208) :

Harga merupakan nilai suatu barang atau jasa yang di ukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.

Bagi suatu perusahaan penentuan harga produk diharapkan dapat menghasilkan

keuntungan dan hal ini merupakan syarat keberhasilan dalam mempertahankan

kelangsungan perusahaan dimasa mendatang.

Harga yang dilakukan oleh PD Tenda Biru adalah menetapkan harga dibawah

harga pesaing. Untuk menarik minat konsumen agar mau membeli produk yang

(10)

dalam jumlah besar (minimal 100 bungkus). Selain itu perusahaan memberikan

bonus sebesar 1 Kg apabila pembelian diatas 25 Kg.

Adapun perbandingan harga penjualan kerupuk kemplang dan pesaing dapat

dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3. Harga Penjualan Kerupuk Palembang PD Pak Raden (Harga

Pesaing dalam Rupiah)

No Jenis Kerupuk Ukuran Gram Kerupuk Kemplang (Rp) Kerupuk Pilus (Rp) Kerupuk Ikan (Rp) Kerupuk Udang (Rp) 1. Kerupuk

Palembang

225 5.700 5.700 8.4000 8.400

Sumber : PD Pak Raden , 2009.

Tabel 4. Harga Penjualan Kerupuk Palembang PD Tenda Biru

No Jenis Kerupuk Ukuran Gram Kerupuk Kemplang (Rp) Kerupuk Pilus (Rp) Kerupuk Ikan (Rp) Kerupuk Udang (Rp) 1. Kerupuk

Palembang

225 5.500 5.500 8.000 8.000

Sumber : PD Tenda Biru , 2009.

Berdasarkan Tabel 4 diatas, dapat diketahui bahwa harga Kerupuk Palembang PD

Tenda Biru yang ditetapkan oleh perusahaan untuk Jenis Kempalng dan Pilus

adalah Rp.5.500 sedangkan jenis kerupuk ikan dan Udang adalah Rp.8.000.

3. Strategi Promosi

Salah satu unsur yang penting dalam kegiatan pemasaran adalah promosi, karena

promosi merupakan sarana komunikasi antara perusahaan dengan konsumen yang

(11)

produk. Dalam hal ini ada empat yang merupakan bauran promosi (Promotional

Mix), yaitu :

1. Periklanan (Advertising)

2. Penjualan perorangan (Personal Selling)

3. Publisitas (Publicity)

4. Promosi dan penjualan (Sales Promotion)

Keempat unsur promosi tersebut telah dilaksanakan oleh PD Tenda Biru guna

memperkenalkan produknya kepada konsumen.

4. StrategiSaluran Distribusi

Salah satu strategi pemasaran yang memudahkan konsumen untuk mendapatkan

produk yang mereka butuhkan yaitu dengan mendistribusikan produk – produk

yang dihasilkan perusahaan pada tempat – tempat yang tepat dan lokasi yang

banyak peminatnya.

Menurut Kotler, Philip ( 2005 : 181) :

Saluran distribusi adalah beberapa organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

Proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai

tambah produk melalui fungsi – fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan

kegunaan bentuk, tempat, waktu dan kepemillikan dan mampu memperlancar arus

saluran distribusi secara fisik maupunm non-fisik. Peranan saluran distribusi

seringkali menjadi penentu keberhasilan suatu perusahaan dalam memasarkan

(12)

Saluran distribusi yang digunakan oleh PD Tenda Biru adalah terlihat pada

Gambar 1 dibawah ini.

Perusahaan Pengecer Konsumen

Gambar 1 : Saluran Distribusi PD Tenda Biru Sumber : PD Tenda Biru, 2009.

Berdasarkan Gambar 1 di atas, PD Tenda Biru melakukan kegiatan distribusi

langsung dan tidak langsung. Pada saluran distribusi langsung, konsumen dapat

membeli produk yang dibutuhkan secara langsung yaitu dengan datang ke

perusahaan. Sedangkan untuk saluran distribusi tidak langsung maka

perusahhan menjalin kerjasama dengan pedagang perantara seperti supermarket

dan toko – toko tertentu. Segmentasi Pasar pengkonsumsi Kerupuk Palembang

Wilayah pemasarannya hanya mencakup daerah Bandarlampung dan

sekitarnya.karena letaknya perusahaan berdekatan dengan universitas yang ada

Bandar lampung terutama kampus UBL, STIMIK,UMITRA, dan UNILA. Jadi

mahasiswa menjadi proyeksi utama ntuk penjualan makanan ringan Kerupuk

Palembang ini.

5. Strategi People (Orang – Orang atau Sumber Daya Manusia)

Organisasi atau perusahaan digerakkan oleh orang – orang. Orang merupakan

aktor utama dalam perusahaan. Perbaikan atau perubahan yang dilakukan

terhadap sebuah sistem tertentu tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak

(13)

didalam perusahaan. Yang membuat agak berbeda adalah setiap orang adalah

unik, karena setiap orang mempunyai perilaku yang berbeda – beda serta nilai –

nilai tersendiri.

Oleh karena PD Tenda Biru termasuk golongan industri kecil tentu jumlah

karyawan yang dipekerjakan juga tidak begitu banyak tergantung pada kapasitas

produksi dan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan sehingga dapat

memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut.

Karyawan yang bekerja di PD Tenda Biru adalah kebanyakan dari keluarga dan

orang – orang atau masyarakat yang ada disekitar perusahaan. Jumlah karyawan

yang bekerja diperusahaan sebanyak 8 orang dan kemampuan masing – masing

karyawan bervariasi sesuai dengan bidang yang dikerjakan. Teknologi yang

digunakan perusahaan masih sangat terbatas dan masih bersifat tradisional

sehingga akan berpengaruh pada perkembangan perusahaan.

Kelima bauran pemasaran tersebut harus diketahui dan dipahami dengan baik

oleh perusahaan, agar lebih mudah untuk membuat strategi kedepan dan

merancang atribut – atribut produk yang berkualitas dan diminati oleh konsumen.

Pada penelitian ini penulis hanya membahas pada salah satu alat bauran

pemasaran yaitu produk, karena produk merupakan faktor pertama yang

digunakan perusahaan untuk memperkenalkan, menawarkan produk atau jasa

yang dihasilkan kepada konsumen dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

atribut – atribut produk yang terdiri dari merek, kemasan, rasa dan ukuran

(14)

Berdasarkan uraian data yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ” Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan

Pembelian Kerupuk Palembang Pada PD Tenda Biru di Bandarlampung”.

1.2Permasalahan

Setiap perusahaan tentu memiliki ciri khas atribut produk yang berbeda – beda,

tergantung pada jenis usaha yang dijalankannya. Salah satu cara untuk membuat

atribut produk yang baik adalah dengan mengetahui dan memahami tanggapan

konsumen terhadap produk yang ditawarkan seperti pada rasa, kemasan, merek

dan ukuran. Maka perusahaan harus mengetahui, rasa seperti apa yang sesuai

dengan selera konsumen. Kemasan seperti apa yang diminati konsumen. Merek

yang bagaimana agar dapat memudahkan konsumen mengingat dan

menghapalnya. Dan ukuran produk seperti apa yang sesuai dengan keinginan

konsumen. Semua ini harus diketahui dengan baik oleh perusahaan yaitu dengan

mengadakan riset yang tujuannya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

atribut produk terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu

produk, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian.

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahannya adalah ” Apakah rasa,

kemasan, merek, dan ukuran pada kerupuk palembang berpengaruh terhadap

(15)

1.3Tujuan dan kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh rasa, kemasan, merek dan ukuran kerupuk

Palembang terhadap keputusan pembelian di PD Tenda Biru yang

berlokasi di Jl, Z.A Pagar Alam No.32 Gedung Meneng Bandar Lampung.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Sebagai sumbangan pemikiran dan masukan bagi PD Tenda Biru untuk

mengetahui variabel-variabel mana yang belum sesuai dengan keinginan

dan kebutuhan konsumen sehingga perusahaan akan mudah untuk

melakukan pengembangan.

1.4 Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan tentu memiliki berbagai macam strategi untuk menjual produk

yang dihasilkan agar sampai dan diminati oleh konsumen. Baik perusahaan kecil

maupun besar semuanya berorientasi pada kebutuhan, keinginan dan kepuasan

yang akan diberikan kepada konsumen. Untuk dapat mengetahui dan memahami

perilaku konsumen maka perlu bagi perusahaan untuk mengadakan penelitian,

dengan tujuan untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, harapan

serta bagaimana cara memberikan kepuasan kepada konsumen yang akhirnya

konsumen tersebut memutuskan untuk membeli produk perusahaan. Oleh karena

itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui alat yang terdapat pada

bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi saluran

(16)

harus benar – benar dimengerti oleh perusahaan bagaimana cara menyusun dan

mengelolannya, sehingga akan menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan.

Dari ketujuh alat bauran pemasaran tersebut, maka penulis melakukan penelitian

dengan memfokuskan pada atribut produk, karena produk merupakan strategi

pertama yang harus digunakan perusahaan untuk mempengaruhi keputusan

pembelian. Produk juga memiliki atribut – atribut yang dapat dijadikan

perusahaan untuk membedakan produknya dengan produk pesaing. Diantara

atribut – atribut produk tersebut adalah merek, kemasan, rasa dan ukuran. Merek

merupakan nama, istilah, tanda, simbol desain ataupun kombinasi lainnya yang

mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berfungsi

juga sebagai pembeda antara produk perusahaan dengan pesaingnya. Kemasan

merupakan kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu

produk dimana wadah tersebut berfungsi sebagai pelindung, alat promosi dan

diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Sedangkan rasa merupakan ciri khas

yang ada didalam suatu produk dan dapat menunjukkan senang atau tidaknya

seseorang terhadap produk tersebut. Ukuran merupakan bentuk besar kecilnya

dari produk yang dibuat oleh perusahaan.

Apabila perusahaan dapat mengelola atribut produk tersebut dengan baik maka

akan lebih mudah bagi perusahaan untuk merebut peluang bisnis yang ada

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak begitu memperhatikan atribut yang

ada pada produk, karena kualitas produk merupakan pilihan pertama bagi

(17)

Perusahaan diharapkan mampu mengembangkan atribut produk atau jasanya,

dengan memberikan berbagai keistimewaan dan keandalan sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Semakin menarik atribut yang ditawarkan

maka akan menimbulkan kesan tersendiri bagi konsumen yang berkunjung dan

memutuskan untuk membeli, sebaliknya semakin buruk atribut yang melekat pada

produk tentu akan membuat konsumen tidak tertarik untuk melakukan pembelian

sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

tersebut. Untuk lebih jelasnya, uraian tersebut dapat digambarkan dalam bagan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran

1.5Hipotesis

Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang, permasalahan dan

kerangka pemikiran yang telah diuraikan adalah sebagai berikut :

Atribut produk yang terdiri dari rasa, kemasan, merek dan ukuran berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian kerupuk Palembang pada PD Tenda Biru. Atribut

Produk

Rasa Kemasan Merek Ukuran

Keputusan Membeli

(18)

1.6Metode Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data yaitu dengan cara:

1. Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur, laporan-laporan

maupun dengan melihat data-data sekunder yang berkaitan dengan penulisan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan langsung kepada pihak Perusahaan yaitu PD Tenda

Biru dengan cara observasi, pencatatan data yang berkaitan dengan penelitian.

3. Penyebaran Angket

Penyebaran angket dilakukan dengan memberikan angket yang berisi 20

pertanyaan kepada pengguna atau pembeli produk kerupuk Palembang

1.6.2 Metode Penentuan Sampel

Sampel yang dipilih berdasarkan metode non-random sampling yaitu memilih

sejumlah nama secara sengaja dari konsumen yang sudah pernah membeli produk

Kerupuk Palembang . Menurut Suparmoko, seperti yang dikutip oleh Mumtazah

(2003 : 10) apabila populasinya tidak diketahui maka pengambilan sampel dapat

dilakukan dengan berdasarkan syarat distribusi normal. Dalam hal ini, penulis

(19)

1.7 Definisi Operasional Variabel

Beberapa ketentuan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Keputusan pembelian adalah suatu alasan tentang bagaimana konsumen

menentukan pilihan terhadap pembelian suatu produk yang sesuai dengan

kebutuhan, keinginan serta harapannya, sehingga dapat menimbulkan

kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk tersebut yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya keluarga, harga, pengalaman, dan kualitas produk.

2. Rasa merupakan tanggapan konsumen terhadap ciri khas yang ada didalam

suatu produk seperti rasa manis, asin, cokelat, keju dan yang lainnya, yang

dipengaruhi oleh faktor kualitas, keanekaragaman, selera dan inovasi rasa

yang terdapat pada produk tersebut

3. Kemasan yaitu seluruh kegiatan untuk merancang dan memproduksi bungkus

atau kemasan yang meliputi bentuk, warna, ukuran dan bahan.

4. Merek

Yaitu sebuah nama, istilah, tanda atau simbol yang dapat menunjukkan citra,

letak gambar, sebagai pembeda dengan produk pesaing dan dapat dijadikan

sebagai kebanggan.

5. Ukuran

Kapasitas yang terdapat pada suatu produk yang dapat diliht dari jenis ukuran,

bentuk ukuran, bobot dan jumlah nilai bilangan angka yang terdapat pada

(20)

1.8 Skala Pengukuran Variabel

Dalam menghitung variabel – variabel yang diteliti, dilakukan dengan

memberikan skor dari masing – masing jawaban. Pemberian skor tersebut

ditentukan dengan skala interval (sumber : Nazir, Moh 2003 : 131). Hal ini

dilakukan untuk mengansumsikan jawaban tingkat keputusan pembelian terhadap

tiap item pertanyaan. Adapun skor jawaban dari setiap item pertanyaan

mempunyai bobot sebagai berikut :

Tabel 5. Skala Interval

No Pilihan Responden (Jawaban)

Bobot nilai (Interval)

1 A 76 – 100 2 B 51 – 75 3 C 26 – 50 4 D 0 – 25

3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

1 Uji Validitas

Untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan alat ukur atau media

kuesioner, maka diperlukan pengujian validitas dengan mencari nilai korelasi

Product Moment Pearson (r) pada masing-masing pertanyaan atau variabel dan

dikonsultasikan dengan tabel r. Nilai korelasi r dihitung dengan rumus :

 

  

2 2



2

 

2

 

    Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

(21)

Y = Jumlah skor dari seluruh variabel

n = Banyaknya variabel sampel yang dianalisa

(Sumber : Umar, 2002: 103).

Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut valid, maka nilai korelasi tersebut

diuji dengan uji-t (t-Test) dengan rumus sebagai berikut :

t0 =

2 1 1 xy xy r n r  

Selanjutnya nilai tersebut dikonsultasikan pada nilai t tabel dengan alpa 5 %

apabila nilai t hitung besar dari t tabel maka kuesioner sebagai alat pengukur

dinyatakan valid. Jika t hitung kurang dari t tabel maka kuesioner sebagai alat

pengukur dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi kuisioner alat ukur

dalam mengukur hal yang sama pada responden yang berbeda. Suatu alat

pengukur dikatakan dapat diandalkan jika dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif

sama. Untuk mencari nilai indeks realibilitas dari Spearman Brown, digunakan

rumus sebagai berikut :

11

r =

xy xy x    1 2 Keterangan : 11

r = Reabilitas instrumen

xy

 = Indeks Korelasi antara dua belah instrumen

(22)

Selanjutnya indeks realibilitas diuji – t (t-test) dan dikonsultasikan dengan nilai t

tabel pada alpa 5 % dan derajat kebebasan n-1.

1.9 Metode Analisis Data

1.9.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan dengan cara pendekatan teoritis terhadap

variabel-variabel yang berhubungan dengan keputusan pembelian melalui data dari hasil

kuesioner pembeli kripik pisang ”Kenali” pada PD Tenda Biru di Bandarlampung.

1.9.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier

berganda dengan rumus sebagai berikut:

Y = f ( X1, X2, X3, X4, ..., Xn )

Berdasarkan tujuan penelitian, persamaan diatas dapat dimodifikasi menjadi:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ et

Keterangan : Y = Keputusan Pembeliaan

a = Intercept

b = Koefisien regresi

X1 = Rasa

X2 = Kemasan

X3 = Merek

X4 = Ukuran

(23)

1.10 Rancangan pengujian Hipotesis

1. Pengujian Keberartian secara Keseluruhan

Pengujian keberartian pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat secara

keseluruhan dilakukan dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan

95% dengan derajat kebebasan bagi pembilang (v1) dan bagi pembilang (v2).

Kriteria pengujiannya adalah:

 Ho ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel

 Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung ≤ F tabel

2. Pengujian Keberartian secara Parsial

Pengujian keberartian pengaruh peubah bebas secara parsial terhadap peubah

terikat dilakukan dengan menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95%

dengan derajat kebebasan (df) = n – k -1

Kriteria pengujiannya adalah:

a. Uji Positif

 Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel

 Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung ≤ t tabel

b. Uji Negatif

 Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel negatif

 Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung ≤ t tabel negatif

3. Elastisitas

Digunakan untuk mengetahui apakah variabel X berpengaruh terhadap

(24)

Adapun variabelnya yaitu :

y x b

E i i

i

 

Keterangan :

Ex = Keelastisan Variabel Ke i Terhadap Y

Bi = Koefisien Regresi Variabel Ke i

Xi = Rata-Rata Variabel Bebas Ke i

Y = Rata-Rata Keputusan Pembelian

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran

Perusahaan berusaha untuk memasarkan produknya dengan tingkat penjualan

yang tinggi, namun hal ini tidak akan selalu berjalan dengan baik. Adanya

perusahaan-perusahaan yang sejenis, menimbulkan berbagai kendala dan ancaman

bagi perusahaan dalam memasarkan produknya. Dalam iklim persaingan yang

ketat perusahaan harus dapatmenerapkan strategipemasaran yang tepat dengan

tujuan untuk meningkatkan penjualan produk dan agar dapat menarik perhatian

konsumen untuk mau membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan.

Menurut Kotler (2005: 10), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang

dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan

menurut Stanton (1996: 7), pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan

bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan,

dan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan

(26)

kepada pihak lain melalui proses perencanaan, pemberian harga, promosi, dan

distribusi akan barang dan jasa, guna memenuhi kebutuhan dan keinginan

individu maupun kelompok.

2.2 PengertianBauran Pemasaran

Perusahaan harus dapat membuat suatu keputusan mendasar dalam pengeluaran

pemasaran, alokasi pemasaran, dan bauran pemasaran untuk merencanakan

program pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (1999: 47), bauran

pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat

dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang

dinginkan di dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu

yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap

produknya.

Variabel bauran pemasaran terdiri atas 4 komponen yang dikenal dengan 4P

(Product-Price-Place-Promotion) sebagai berikut:

1. Produk (Product)

Yaitu segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan. Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan produk

tersebut, misalnya :

a. Jenis produk yang akan dijual seperti kualitas, desain, atribut,

kemasan, dan lain sebagainya.

(27)

2. Harga (Price)

Yaitu jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk mendapatkan produk.

Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan harga antara lain: tingkat harga

yang direncanakan, kebijakan pemberian harga, dan sebagainya.

3. Tempat (Place)

Yaitu kegiatan-kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia untuk

konsumen sasaran. Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan

tempat/distribusi antara lain: pengidentifikasian, perekrutan, dan

penghubungan berbagai penyedia fasilitas pemasaran untuk menyediakan

produk dan pelayanan yang efisien kepada pasar sasaran.

4. Promosi (Promotion)

Yaitu kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan

membujuk konsumen untuk membelinya. Kebijakan dan prosedur yang

menyangkut upaya memperkenalkan produk kepada konsumen tersebut,

misalnya: cara-cara promosi yang akan ditempuh, penetapan anggaran untuk

promosi, dan sebagainya.

Program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen bauran pemasaran

menjadi suatu program yang terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai

tujuan-tujuan pemsaran perusahaan. Keempat unsur dalam bauran pemasaran tersebut

berkaitan satu sama lain, keputusan dalam satu elemen akan mempengaruhi

tindakan pada elemen yang lain. Dari berbagai elemen bauran pemasaran yang

ada, manajemen harus memilih kombinasi yang sesuai dengan lingkungannya.

Bauran pemasaran memberlakukan sarana taktis perusahaan untuk membangun

(28)

2.3 Pengertian Produk

Pengertian produk tidak dapat dilepaskan dengan kebutuhan (need), karena

produk merupakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Suatu

produk dikatakan berhasil apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan atau

selera konsumennya. Keberhasilan suatu produk tidak hanya diukur dari

kemampuan produk itu untuk memenuhi kebutuhan sejumlah kecil manusia saja,

tetapi haruslah diukur dari keberhasilannya memenuhi kebutuhan sejumlah

manusia yang cukup luas. Menurut Gitosudarmo (2000: 177), produk adalah

segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun

organisasi.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 346), produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Stanton

(1996: 222), produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak

nyata (intangible) didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise

pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin

diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah

segala sesuatu yang bersifat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) yang

ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, atau dikonsumsi yang

diharapkan dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan manusia atau organisasi.

(29)

idea. Produk juga bisa berwujud dan bisa tidak berwujud. Produk yang berwujud

biasa disebut sebagai barang, sedangkan produk yang tidak berwujud disebut jasa.

2.3.1. Tingkatan Produk

Menurut Assauri (2002: 184), pada dasarnya produk yang dibeli konsumen dapat

dibedakan atas tiga tingkatan:

a. Produk inti (core product)

Merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen tersebut. b. Produk formal (formal product)

Merupakan bentuk, model, kulitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

c. Produk tambahan (augemented product)

Produk tambahan adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan dan pengangkutan secara cuma-cuma.

2.3.2. Klasifikasi Produk

Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelas besar menurut jenis konsumen yang

menggunakannya, yaitu produk konsumen (consumer products), dan produk

industri (industrial products). Dalam definisi secara luas, produk juga meliputi

entitas yang dapat dipasarkan seperti organisasi, orang, distribusi, serta ide (Kotler

dan Armstrong, 2001: 349).

a. Produk Konsumen

Produk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya mengklasifikasikan barang-barang ini menurut cara membeli konsumen. Produk konsumen meliputi:

1. Produk sehari-hari (convenience product)

(30)

a. Produk kebutuhan pokok adalah produk yang dibeli konsumen secara reguler, seperti kecap, pasta gigi, atau beras.

b. Produk impuls adalah produk yang dibeli hampir tanpa perencanaan dan usaha mencari seperti permen batangan dan majalah.

c. Produk emergensi adalah produk yang dibeli bila kebutuhan benar- benar penting. Contohnya, payung, dan obat-obatan.

2. Produk Shopping (shopping product)

Produk Shopping adalah produk dan jasa konsumen yang jarang dibeli, sehingga pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas, harga, dan gayanya dengan cermat. Ketika membeli produk dan jasa ini, konsumen menghabiskan waktu dan tenaga yang cukup besar dalam mengumpulkan informasi dan membuat pembandingan. Contohnya, mebel, pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga utama, serta jasa hotel dan motel.

3. Produk spesial (specialty product)

Produk spesial adalah produk konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi merek yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan usaha khusus untuk memperolehnya. Misalnya merek serta jenis mobil tertentu, peralatan fotografi yang mahal, pakaian yang dirancang oleh desainer, serta jasa medis atau bantuan hukum. 4. Produk yang tidak dicari (unsought product)

Produk yang tidak dicari adalah produk konsumen dimana keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui oleh konsumen pun, tidak terpikir oleh mereka untuk membelinya. Sebagian besar inovasi baru yang penting tidak dicari (unsought) sampai konsumen menyadarinya lewat iklan. Contohnya adalah asuransi jiwa dan donor darah untuk Palang Merah.

b. Produk Industri

Adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebh lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Perbedaan antara produk konsumen dengan produk industri didasarkan pada tujuan dibelinya produk itu. Tiga kelompok produk dan jasa industri meliputi:

1. Bahan dan Suku cadang

Bahan dan suku cadang meliputi bahan baku, bahan manufaktur, dan suku cadang. Bahan baku terdiri dari produk pertanian (gandum, kapas, ternak, buah-buahan dan sayuran) dan produk alami (ikan, kayu, minyak mentah, dan bijih besi). Bahan manufaktur dan suku cadang terdiri dari komponen bahan (besi, benang, semen, kawat) dan komponen suku cadang (motor kecil, ban, cetakan). Sebagian besar bahan manufaktur dan suku cadang dijual langsung kepada pemakai industri.

2. Barang Modal

Barang modal adalah produk industri yang membantu produksi atau operasi, termasuk pemasangan dan peralatan tambahan. Pemasangan terdiri dari pembelian utama seperti bangunan (pabrik, kantor) dan peralatan tetap (generator, mesin penabur benih, sistem komputer besar, elevator). Peralatan tambahan meliputi peralatan pabrik yang dapat

(31)

3. Perlengkapan dan Jasa

Perlengkapan meliputi perlengkapan operasi (minyak bumi, batubara, kertas, pensil) dan alat-alat perbaikan dan pemeliharaan (membersihkan jendela, memperbaiki komputer) serta jasa konsultasi bisnis, konsultasi manajemen, iklan. Jasa-jasa seperti ini biasanya diserahkan dengan menandatangani kontrak.

2.4 Atribut Produk

Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen melalui produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari

manfaat-manfaat tertentu yang ada pada suatu produk. Konsumen melihat setiap

produk sebagai kumpulan dari sifat-sifat dan ciri-ciri tertentu dengan kemampuan

yang berbeda dalam memberikan manfaat yang dicari dan dapat memuaskan.

Konsumen membedakan ciri-ciri produk mana yang diliht relevan atau menonjol,

mereka akan memberikan perhatian yang lebih pada produk yang dapat

memberikan manfaat yang dicari. Ciri-ciri produk tersebut tercermin dari

atribut-atribut yang melekat pada sebuah produk.

Atribut produk adalah kualitas, fitur (features), dan rancangan yang terdapat

dalam suatu produk dan mempengaruhi keputusan pembelian dalam pembelian

suatu produk (Kotler dan Armstrong, 2001: 354). Sementara itu Stores (Kaplan

dan Norton, 1996: 78), menyatakan bahwa “product attributes for its consumer

value propositions: price, fashion ,and quality”, yang artinya bahwa atribut

produk dapat mengidentifikasikan tiga tujuan sebagai atribut utama untuk

(32)

Pengertian atribut produk menurut Simamora (2002: 79) adalah:

Atribut produk meliputi dimensi-dimensi yang terkait dengan produk atau merek, seperti performans, conformans, daya tahan, keandalan, desain, gaya, reputasi, dan lain-lain. Selain dimensi-dimensi produk, atribut produk juga menyangkut apa saja yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menonton, memperhatikan suatu produk, seperti harga, ketersediaan produk, merek, harga jual kembali, ketersediaan suku cadang, harga suku cadang, layanan setelah penjualan dan seterusnya.

Menurut Tjiptono (2002: 103), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang

dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan

dan sebagainya. Sedangkan menurut Gitosudarmo (2000: 188), atribut produk

adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar

produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh

pembeli.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa atribut

produk merupakan unsur-unsur dari produk, seperti rasa, kemasan, merek, ukuran,

dan lain-lain, yang dipandang penting oleh konsumen serta dijadikan bahan

pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Atribut

produk dapat berupa sesuatu yang berwujud atau tangible maupun sesuatu yang

tidak berwujud atau intangible. Atribut yang berwujud dapat berupa rasa,

kemasan produk, ukuran, merek, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berwujud

misalnya nama baik dan sudah terkenal dari perusahaan penghasil barang tersebut.

Atribut yang tidak berwujud biasanya menunjukkan aspek nonteknis sedangkan

(33)

Atribut-atribut suatu produk di samping tercermin dalam produknya sendiri

seperti bentuknya, daya tahannya, warnanya, aromanya, terdapat pula atribut yang

terdiri dari kemasan, merek, gambar, logo, atau trade marknya maupun labelnya.

Suatu atribut merupakan satu kesatuan dari bermacam-macam atribut yang

membentuknya, dalam hal ini setiap produk mempunyai kemampuan yang

berbeda-beda dalam memberikan kepuasan kepada konsumen. Kepuasan adalah

faktor internal yang sulit dilihat dan diukur, sehingga konsumen akan memandang

produk dari bermacam-macam sudut pandang yang berbeda. Suatu produk akan

dipergunakan oleh konsumen jika atribut-atribut yang dimiliki produk dianggap

dapat memenuhi bahkan melebihi harapan dan keinginannya.

Untuk menentukan atribut mana yang paling penting dalam proses pembelian,

suatu atribut harus dianggap penting bagi konsumen dan dirasakan bahwa atribut

tersebut merupakan suatu alternatif yang berbeda dari atribut produk yang lain

yang pernah dimiliki oleh konsumen tersebut. Apabila suatu produk memiliki

atribut yang unik dan lain daripada yang lain, maka atribut tersebut menjadi suatu

faktor yang penting.

2.4.1. Merek (Brand)

Nama merek diperlukan untuk membedakan dalam memasarkan produk hasil

produksi suatu pabrik dengan pabrik yang lain. Konsumen memandang merek

sebagai bagian penting dari produk, dan pemberian merek dapat menambah nilai

suatu produk. Penentuan merek dari produk yang dipasarkan merupakan salah

(34)

dikarenakan merek itu hendaknya mudah diingat, mudah dibaca, dan mudah

dibedakan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 357), merek (Brand) adalah nama, istilah,

tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan

untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan

membedakannya dari produk pesaing. Menurut Stanton (1996: 269), merek

merupakan nama, istilah simbol, atau disain khusus, atau beberapa kombinasi

unsur-unsur ini ini yang dirancang untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang

ditawarkan penjual.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa merek merupakan nama,

istilah, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya untuk mengidentifikasi

barang dan jasa yang ditawarkan penjual dan untuk membedakannya dari produk

pesaingnya. Merek mempermudah konsumen mengidentifikasi produk atau jasa

yang mungkin menguntungkan mereka. Merek juga bisa membuat pembeli yakin

akan memperoleh kualitas barang yang sama jika mereka akan membeli ulang.

Assauri (2002: 186), menyatakan pemberian merek pada suatu produk

dimaksudkan untuk beberapa alasan, yaitu:

1. Untuk tujuan identifikasi, guna mempermudah penanganan (handling) atau mencari jejak (tracing) produk yang dipasarkan.

2. Melindungi produk yang unik dari kemungkinan ditiru pesaing.

3. Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang ditawarkan dan untuk mempermudah konsumen menemukan produk tersebut itu kembali.

4. Sebagai landasan untuk mengadakan diferensiasi harga.

Assauri (2002: 187), juga menyatakan bahwa merek itu pada dasarnya

(35)

1. memberikan identifikasi terhadap suatu produk, sehingga para konsumen

mengenal merek dagang yang berbeda dengan produk lain.

2. untuk menarik calon pembeli.

Gitosudarmo (2000: 196), menyatakan bahwa produk yang memakai merek dapat

memberikan atau manfaat tidak hanya bagi penjual tetapi juga bagi pembeli

(konsumen) maupun masyarakat, yaitu:

1. Keuntungan penggunaan merek bagi penjual (produsen) a. memudahkan untuk memproses pemesanan.

b. mendapat perlindungan terhadap ciri khas produk. c. mengetahui kesetiaan pembeli terhadap produknya.

d. Merek yang baikdapat membantu membangun citra perusahaan. e. Membantu stabilitas harga

f. Mengurangi perbandingan harga bagi pembeli g. Menimbulkan loyalitas pembeli terhadap produk kita

2. Keuntungan penggunaan merek bagi pembeli (konsumen) a. memudahkan pembeli dalam mengenal mutu produk. b. Menimbulkan keseragaman mutu produk yang bermerek. c. Melindungi konsumen, karena produsennya jelas.

d. Ada kecenderungan produsen meningkatkan kualitas produknya.

3. Keuntungan pemberian merek bagi masyarakat a. mutu produk biasanya lebih baik dan konsisten

b. dapat mempertinggi tingkat inovasi di dalam masyarakat. c. Meningkatkan efisiensi di pihak pembeli.

2.4.2. Kemasan

Kemasan adalah keseluruhan kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau

kemasan suatu produk.

Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan :

a. Kemasan memenuhi sasaran : keamanan ( safety ) dan kemanfaatan

(36)

b. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan. Dengan melalui

kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya

mencegah pertukaran oleh produk pesaing.

c. Manajemen bisa mengemas produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan

memperoleh laba. Ada bentuk dan ciri kemasan yang sedemikian menariknya

sehingga pelanggan bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh

kemasan istimewa ini.

2.4.3. Ukuran Produk

Ukuran suatu produk mempunyai hubungan yang erat dengan kebiasaan membeli

jumlah kebutuhan konsumen. Ini berati kebutuhan antara konsumen yang satu

dengan konsumen yang lainnya berbeda – beda, sehingga perlu menyediakan

produk dengan berbagai macam ukuran. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat

menyesuaikan antara kebutuhannya dengan ukuran produk yang ada.

2.4.4. Rasa Produk

Rasa merupakan salah satu atribut produk yang paling penting di mata konsumen.

Konsumen akan berusaha mencari produk yang paling berkualitas tinggi, karena

menyangkut kepuasan konsumen. Oleh karena itu suatu perusahaan harus

memperhatikan Rasa serta Kualitas produk yang akan diluncurkan kepasaran.

2.5 Konsep Perilaku Konsumen

Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan

(37)

pembelian barang-barang tersebut dibutuhkan studi tersendiri. Perusahaan pun

berkepentingan dengan hampir setiap kegiatan manusia dalam sistem ini, karena

perilaku konsumen merupakan bagian dari kegiatan manusia. Sehingga bila

membicarakan perilaku konsumen itu berarti membicarakan kegiatan manusia,

hanya dalam lingkup yang lebih terbatas. Menurut Dharmmesta dan Handoko

(2000: 10):

Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dalam perilaku konsumen yaitu: proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis.

Sedangkan menurut Saladin dan Oesman (2002: 2) :

Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah aktivitas langsung terlibat dalam memperoleh dan menggunakan barang-barang ataupun jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Jadi, perilaku konsumen merupakan aktivitas manusia yang meliputi: kegiatan mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menilai tingkat kepuasan, sehingga akhirnya menjurus pada citra.

Menurut Engel dkk (1994: 4) perilaku konsumen adalah sebagai tindakan individu

yang secara langsung terlibat dalam upaya memperoleh dan menggunakan

barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului

dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Perilaku konsumen adalah dinamis, artinya konsumen begerak sepanjang waktu.

Implikasinya adalah generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu

jangka waktu, produk, dan konsumen tertentu. Dalam strategi pemasaran berarti

(38)

berbeda. Strategi yang berhasil untuk titik tertentu dapat saja gagal pada titik yang

lain. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh (afeksi) dan

kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar. Untuk memahami konsumen dan

mengembangkan strategi pemasaran kita harus memahami apa yang dipikirkan

(kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang mereka lakukan serta kejadian

sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan

dilakukan konsumen, Widianingsih (2008).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perilaku

konsumen terdapat dua hal pokok yaitu:

a. Tindakan individu untuk menilai, mendapatkan, menggunakan,

mengevaluasi serta menghabiskan suatu barang atau jasa untuk

memuaskan kebutuhan.

b. Proses pengambilan keputusan

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga hal yaitu pengaruh lingkungan,

perbedaan, dan pengaruh individu serta proses psikologis. Menurut Dharmmesta

dan Handoko (2000: 16) perilaku konsumen dipengaruhi tiga faktor yaitu:

a. Faktor-faktor eksternal yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial dan

referensi serta keluarga

b. Faktor individual atau internal yang menentukan perilaku

c. Proses pengambilan keputusan oleh individu.

Berdasarkan uraian di atas maka perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai

suatu kegiatan yang dilakukan individu untuk mendapatkan suatu barang dan jasa

serta keputusannya untuk melakukan pembelian dan menggunakan suatu barang

(39)

2.6 Model Perilaku Konsumen

Menurut Saladin dan Oesman (2002: 7):

Pemodelan adalah suatu upaya penyederhanaan yang disajikan dengan memperlihatkan bagaimana rangsangan masuk dalam kotak hitam (pembeli konsumen) sehingga menghasilkan suatu jawaban tertentu. Model perilaku konsumen adalah sebagai kerangka kerja penyederhanaan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen.

Pemodelan perilaku konsumen sangat membantu pemasar untuk melihat dan

menganalisis perilaku seseorang dalam membeli suatu barang atau jasa. Dengan

demikian dapat dilihat bagaimana proses tahapan pembelian konsumen. Model

[image:39.595.111.524.328.540.2]

perilaku konsumen menurut Kotler (2003: 203):

Gambar 3

Model Perilaku Konsumen

Model perilaku konsumen di atas merupakan model yang paling sederhana. Model

ini menggambarkan tahap yang dilalui seorang konsumen untuk melakukan

pembelian. Tahap-tahap tersebut diawali dengan adanya stimulus dari pemasaran

yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi serta stimulus lainnya berupa

ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Kedua stimulus ini yang akan

mempengaruhi kepribadian konsumen. Kepribadian ini yang akan menjadi motif

(40)

yang masuk melalui kotak hitam pembeli sehingga motif ini memungkinkan

konsumen untuk melakukan pembelian.

2.7 Pengambilan Keputusan

Berbagai macam keputusan harus dilakukan setiap harinya oleh setiap konsumen,

namun terkadang konsumen tidak menyadari bahwa ia telah melakukan suatu

pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda

bergantung pada keputusan pembelian. Pengambilan keputusan dapat meliputi

bagaimana memilih, membeli, menggunakan dan mengevauasi barang atau jasa.

Menurut Peter dan Olson (1999: 163)

Pengambilan keputusan adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.

Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental

yang dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Kotler, (2003: 224)

menggambarkan adanya 5 lima tahapan dalam suatu proses pembelian (buying

(41)

[image:41.595.264.369.80.409.2]

Gambar 4 Proses Pembelian

1. Pengenalan Kebutuhan (Problem/Need Recognition)

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan yang

dirasakan konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang

diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses

keputusan. Kebutuhan ini mungkin saja sudah dikenal dan dirasakan konsumen

jauh-jauh sebelumnya, mungkin juga belum. Para pemasar perlu mengidentifikasi

keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari

sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling

sering membangkitkan minat akan kategori produk. Pengenalan

masalah

Evaluasi alternatif Pencarian informasi

Perilaku pascapembelian

(42)

2. Pencarian Informasi (Information Search)

Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa,

selanjutnya konsumen mencari infomasi baik yang disimpan dalam ingatan

(informasi internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal).

Konsumen menghadapi resiko dalam arti bahwa setidaknya seorang konsumen

akan menyebabkan timbulnya dampak tertentu, yang tidak dapat diantisipasikan

dengan kepastian penuh, beberapa dampak yang muncul kiranya tidak akan

menyenangkan konsumen berupaya mengurangi ketidakpastian tersebut. Ada

empat sumber keputusan konsumen yaitu :

a. Sumber pribadi : Keluarga, teman-teman, tetangga dan kenalan

b. Sumber komersial : Periklanan, petugas penjualan, kemasan, dan

pemajangan

c. Sumber umum : Media massa dan organisasi konsumen

d. Sumber pengalaman : Pernah menangani, memuji dan mempergunakan

produk atau jasa.

Bila konsumen berusaha untuk menghimpun informasi lebih banyak, maka dapat

dibedakan menjadi dua bagian yaitu perhatian yang kuat ditandai dengan

konsumen yang lebih tanggap akan barang tertentu dan melakukan pencarian aktif

sehingga konsumen akan berusaha mencari semua sumber informasi yang

mungkin atas suatu produk. Sumber-sumber informasi pokok yang akan

diperhatikan konsumen dan pengaruh relatif dari sikap informasi itu terhadap

(43)

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternative)

Setelah pencarian informasi konsumen akan menghadapi sejumlah merek yang

dapat dipilih. Pemilihan ini melalui suatu proses evaluasi alternatif tertentu.

Sejumlah konsep tertentu akan membantu memahami proses ini, yakni :

a. Konsumen akan mempertimbangkan berbagai sifat produk dan

keunggulannya

b. Produsen yang memasukkan ciri yang menonjol dari suatu produk sebagai

sesuatu yang paling penting. Produsen harus lebih mempertimbangkan

kegunaan ciri-ciri tersebut dari pada penonjolannya.

c. Konsumen biasanya membangun seperangkat kepercayaan terhadap sebuah

merek sesuai dengan ciri dan keunggulannya.

d. Fungsi kegunaan menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan

kepuasan dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk

masing-masing ciri.

e. Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa merek melalui prosedur

penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian yang berbeda

untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak ciri dan obyek.

4. Keputusan Pembelian (Puchase Decision)

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek

yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk

niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dua faktor yang dapat berada

diantara niat pembelian dan keputusan pembelian :

a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang

(44)

negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi

keinginan konsumen untuk menuruti orang lain.

b. Situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat

pembelian

Menurut Dharmmesta dan Handoko, (2000: 110)

Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus di ambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.

5. Perilaku Pasca Pembelian (Past Purchase Behavior)

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan

atau ketidakpuasan. Bila konsumen merasa puas maka hal ini akan menjadi

penguat bagi individu untuk mengadakan tanggapan berulang, yaitu membeli

kembali merek produk tersebut pada kesempatan berikutnya.

Kelima tahapan di atas tidak selalu dilalui konsumen dalam melakukan

pembelian, terutama jika pembelian itu bersifat emosional. Dalam penelitian ini,

variabel yang terkait adalah sampai dengan keputusan pembelian akan mengarah

pada kepuasan konsumen, sedangkan dalam hal ini hanya akan membahas

pengaruh lingkungan tokoyaitu citra toko, atmosfer toko, dan teater toko terhadap

(45)

2.8 Struktur Keputusan Membeli

Menurut Dharmamesta & Handoko (2000: 102) keputusan membeli yang diambil

oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan.

Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen:

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau

menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus

memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli

produknya serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu.

Keputusan tersebut menyengkut pula ukuran, mutu, suara, corak dan

sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk

mengetahui kesukaan konsumen tenang produk bersangkutan agar dapat

memaksimumkan daya tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merek

harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap

merek memilki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus

mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan di mana produk tersebut akan dibeli.

Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui

(46)

5. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang

akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih daru

satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk

sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan

pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli

suatu produk. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian.

Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan

pemasarannya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tenang metode atau cara pembayaran

produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut

akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya.

Dalam hal ini perusahaan harus mengatahui keingianan pembeli terhadap cara

pembayaranya.

Dalam suatu pembelian barang, keputusan yang harus diambil tidak selalu

berurutan seperti di atas. Pada situasi pembelian seperti penyelesaian masalah

extensive, keputusan yang diambil bermula dari keputusan tentang penjual karena

penjual dapat membantu merumuskan perbedaan-perbedaan di antara

(47)

keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam

mengambil keputusan tentang pembeliannya.

2.9 Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Membeli

Philip Kotler, ( 1997, hal. 153 ) mengemukakan bahwa faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, seperti yang disajikan pada gambar

[image:47.595.119.565.285.538.2]

dibawah.

Gambar 5

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian

1. Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku.

Peran budaya, sub – budaya dan kelas sosial pembeli sangatlah penting.

BUDAYA  Kultur  Subkultur  Kelas sosial SOSIAL  Kelompok Acuan  Keluarga

 Peran dan Status

KEPRIBADIAN

 Usia dan tahap siklus hidup Pekerjaan

 Keadaan ekonomi

 Gaya hidup

 Kepribadian dan konsep diri

(48)

a. Budaya

Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

b. Sub - Budaya

Sub - budaya terdiri dari bangsa, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.

Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar

sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Strata tersebut kadang

– kadang berbentuk sistem kasta dimana anggota kasta yang berbeda

dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan

kasta mereka. Kelas sosial menunjukan preferensi produk dan merek yang

berbeda dalam banyak hal. Beberapa pemasar memusatkan usaha mereka pada

satu kelas sosial.

2. Faktor Sosial

Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi

oleh faktor – faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan

status.

a. Kelompok Acuan

Kelompok Acuan adalah seseorang terdiri dari semua kelompok yang

memiliki pengaruh langsung ( tatap muka ) atau tidak langsung terhadap sikap

atau perilaku seseorang.

Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok acuan pelanggan mereka.

(49)

berbeda – beda. Kelompok acuan mempunyai pengaruh kuat atas pilihan

produk dan pilihan merk.

b. Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang ekstensif. Anggota

keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

c. Peran dan Status

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.

Setiap peran memiliki status. Orang – orang memilih produk yang

mengkonsumsikan peran dan status mereka dalam masyarakat.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik

tersebut adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya

hidup, serta kepribadian dan kosep diri pembeli.

a. Usia dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Konsumsi

juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Pemasar sering memilih kelompok

berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka. Namun perlu

ditambahkan bahwa rumah tangga yang menjadi sasaran tidak selalu

berdasarkan konsep keluarga.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar

berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas

(50)

c. Keadaan Ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan

ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan ( tingkat,

kestabilan, pola waktu ), tabungan dan aktiva ( persentase yang lancar atau

likuid ), hutang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap atas belanja atau

menabung.

d. Gaya hidup

Orang – orang yang berasal dari sub – budaya, kelas sosial, dan pekerjaan

yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Pemasar mencari

hubungan antara produk mereka dan gaya hidup kelompok. Dengan demikian

pemasar dapat dengan lebih jelas mengarahkan merek pada gaya hidup

achiever. Copywriter iklan kemudian dapat menggunakan kata – kata dan

simbol yang menarik bagi achiever.

e. Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi

perilaku pembeliannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan

menggunakan ciri – ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi,

ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembeli seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu

motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakina

Gambar

Gambar 3 Model Perilaku Konsumen
Gambar 4 Proses Pembelian
Gambar 5
Gambar 4 : Strtuktur Organisi PD Tenda Biru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Asam p-hidroksibenzoat memiliki gugus Hidroksi (-OH) pada posisi para, terdapatnya gugus hidroksi pada posisi para tidak akan menghambat terbentuknya ester dari gugus

Ketentuan peralihan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pelaksanaan pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Kecamatan Tanjungpinang Timur tercatat ± 94 nama ruas jalan yang di tetapkan walikota namun hanya sekitar ± 31 jalan yang termasauk kedalam kategori

Buku “KECAMATAN GENUK DALAM ANGKA TAHUN 2012“ ini merupakan bentuk penyajian data yang setiap tahun kami laporkan kepada Instansi yang lebih tinggi dari tingkat

3 Pertanyaan sentral dalam tulisan ini adalah: apakah hukum internasional dapat digunakan atau dipilih oleh para pihak sebagai hukum yang akan diterapkan oleh badan

Tulisan ini pada dasarnya bertujuan untuk menawarkan solusi dalam rangka mensinergiskan out put ‘ produk/hasil ’ implementasi kebijakan dan kewenangan dalam

Pengadaan barang dan jasa juga tak hanya sebatas pada pemilihan rekanan proyek dengan bagian pembelian (purchasing) atau perjanjian resmi kedua belah pihak saja, tetapi mencakup

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pengaruh Motivasi menjadi hal yang dapat mempengaruhi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara Pada