BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinnya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, 2005: 95).
Belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur strukturmatematika yang terdapat dalam materi-materi yang dipelajari serta menjalankan hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur itu. Lain dari itu peserta didik lebih mudah mengingat matematika itu, bila yang dipelajari merupakan pola yang terstruktur. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar matematika mempunyai empat aspek yaitu fakta, konsep, prinsip dan keterampilan.
Dari hasil pengamatan pembelajaran matematika di SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2010-2011 ditemukan beberapa kelemahan diantaranya dalam media belajar yang digunakan guru hanya terpaku pada buku paket saja. Guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan serta masih mendominasi kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif, sementara peserta didik pasif.
Guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang membuat peserta didik mengaitkan pengetahuan awal yang dimilikinya untuk memperoleh pengetahuan baru dan dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berakibat pada peserta didik kurang termotivasi dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika, sehingga hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik dilihat dari peroleha nilai matematika yang masih berada dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 70, hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
NO. KRITERIA RENTANG
NILAI PESERTA DIDIKBANYAK PRESENTASI
1 Tinggi ≥ 70 4 18%
2 Sedang 60 – 69 6 27%
JUMLAH 22 100% Sumber: Nilai Ulangan Matematika Semester 2 Tahun Pelajaran 2010-2011
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis (Suhito, 2000:12). Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, peserta didik dan konteks pembelajaran (Depdiknas, 2003:1). Sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat memilih model pembelajaran serta media yang cocok dengan materi atau bahan ajaran.
Gambaran permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep matematika. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan di atas adalah memilih model pembelajaran yang menarik dan dapat memotivasipeserta didik untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahmodelsnowball throwing
melibatkan peserta didik untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan peserta didik dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti akan melaksanakan perbaikan pembelajaran matematika peserta didik melalui modelsnowball throwing pada peserta didikkelas IV SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Belum semua guru menerapkan aktivitas belajar matematika melalui model snowball throwingdalam proses pembelajaran.
2. Masih dijumpai kegiatan pembelajaran yang kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif, sementara peserta didik pasif.
3. Sebagian besar peserta didik kelas IV SD Negeri 3 Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran masih mendapatkan nilai dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.
4. Sistem evaluasi lebih menitikberatkan pada ranah kognitif, sementara ranah afektif dan psikomotor belum dilaksanakan secara maksimal.
5. Rendahnya motivasi belajar matematika peserta didik. 6. Rendahnya aktivitas belajar peserta didik.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada: Rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika melalui modelsnowball throwingpeserta didikkelas IV SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka masalah penelitian dapat dirumuskan adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran. Adapun permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah model snowball throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar pada
pembelajaran matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran?
2. Apakah model snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran?
E. Tujuan Penelitian
Tujuanpenelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran matematika melalui model snowball throwing pada peserta didik kelas IV SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012-2013.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika melalui model snowball throwing pada peserta didik kelas IV SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012-2013.
1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar terutama dalam pelajaran matematika. 2) Dapat meningkatkan hasil belajar terutama dalam pelajaran matematika. 2. Bagi Guru
1) Meningkatkan wawasan guru dalam menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai, inovatif dan kreatif sehingga dapat menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM).
2) Sebagai pedoman guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Bagi Sekolah
1) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan dilingkungan SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran.
2) Dapat dijadikan contoh strategi pembelajaran di lingkungan SD Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran.
4. Bagi Peneliti
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi peneliti, untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Teori Belajar
Menurut teori konstruktivisme, prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada
peserta didik. Peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan di dalam
benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi
kesempatan peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri,
dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi
mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi peserta didik anak tangga yang
membawa peserta didik ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan peserta
didik sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur dikutip dari Nova,
2010: 1).
Suparno (1997:56) mengatakan bahwa konstruktivisme adalah satu paham dimana
peserta didik membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang ada. Dalam proses ini, peserta didik akan
menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk
membangun pengetahuan baru.
Teori ini menekankan pada peserta didik untuk mencari cara sendiri untuk setiap
Teori kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai
model perseptual, yaitu proses untuk membangun atau membimbing peserta didik
dalam melatih kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman terhadap suatu
objek. Teori kognitif menyatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan dirinya.
Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat
terlihat sebagai tingkah laku yang nampak (Holil, 2008).
Hakikat belajar menurut teori ini dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajar yang
berkaitan dengan penataan infomasi, reorganisasi, perseptual, dan proses
internal.Menurut teori kognitif belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman
yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diikut.
Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru
beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang (N.N, 2010).
Dapat diartikan bahwa teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Teori kognitif lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan
dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus-stimulus yang datang kepada
dirinya.
Secara formal belajar dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang dikaitkan dengan
kegiatan sekolah. Belajar merupakan fisik atau badaniah yang hasilnya berupa
perubahan-perubahan dalam fisik itu, misalnya, dapat berlari, mengendarai, berjalan, dan sebagainya.
Belajar selain merupakan aktivitas fisik juga merupakan kegiatan rohani atau psikis.
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan
secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari
(Djamarah,1994: 21).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2002: 729) menyebutkan ”belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan tergantung pada kekuatan
harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik
hasil itu bagi orang bersangkutan”
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
(Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, 2005: 97).Menurut Hamalik (2002:57)
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi
(peserta didik dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas
(ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
Berdasarkan pengertian-pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga
tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik.
C. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas peserta didik dalam proses belaja mulai dari
kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada
belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat
penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2001: 93). Dalam aktivitas belajar ada
beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa
lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru
sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh peserta didik.
Senada dengan hal di atas, Gie (1985: 6) mengatakan bahwa:“Keberhasilan peserta didik
dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran.
Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang
dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan
pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.”
Keaktifan peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan atau motivasi peserta didik untuk belajar. Peserta didik dikatakan
memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada
guru dan peserta didik lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu
timbul dari peserta didik mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang
akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984) menyatakan bahwa ”hal yang paling
mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan peserta didik”.
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang
tinggi antara guru dengan peserta didik ataupun dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini
akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing
peserta didik dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang
timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan
adanya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif,
seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005: 31), belajar
aktif adalah “suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik
secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa
perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor”.
Dalampengertian yangsempit, aktivitas pembelajaran merujuk padasistempendidikandalam menfasilitasi peserta didikuntukmenjadiagenperubahanmelaluipengalaman, pengetahuan,keterampilan,dankemampuanyang dilakukannya sendiri serta memperolehmetodeuntukbelajar mandiri.Fondasi teori ini didasarkanpadateoriVygotskytentangcultural historical theory,yang mengatakan bahwapendidikanmembawadampak pada pengembangan.Dengan demikian, yang dimaksud dengan aktivitas pembelajaran adalahaktivitas ataukegiatan apa saja dari suatu individu yang dikelola dengan maksud untuk memperbaikiketerampilan, pengetahuan dan kompetensi (Yaumi, 2012).
pengembangan.Dalamteoriaktivitasunitanalisisnyaadalahkegiatandiarahkanpadaobyekyangmemotivasiaktiv itas,memberikanarahyang spesifik. Kegiatanterdiriatas tindakanberdasarkan tujuanyang harusdilakukanuntukmemenuhi objek. Tindakan sadar dantindakanyang berbedadapatdilakukan untukmemenuhitujuan yangsama.Tindakandiimplementasikanmelaluipelaksanaanotomatis. Pelaksanaantidakdiarahkanpada tujuan yang terpisah-pisah, melainkandilakukanpenyesuaiantindakanberdasarkansituasiyang dihadapi.KegiatanTeoriberpendapat bahwaunsuraktivitas tidaktetap,tetapidinamisbisaberubahsesuai denganperubahankondisi (Yaumi, 2012).
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan
dalam proses interaksi (guru dan peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan belajar.
D. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,
dari sisi peserta didik hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Menurut Hamalik
(2001: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana,2004: 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley
membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2)
Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22).
Hasil Belajardiperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan
peserta didik dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Hasil
belajar peserta didik di sekolah juga dapat dilihat pada angka raport atau ada daftar nilai
nilai mereka, setidak-tidaknya dapat menjadikan motivasi untuk lebih giat dalam belajar
sehingga mencapai prestasi yang lebih baik.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh peserta didik setelah peserta didik
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
E. ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing a. Model Pembelajaran
Guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program pembelajaran.
Mengelola di sini menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan
dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasikan
media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan
strategi pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi
pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.Nah, berikut ini ulasan singkat tentang perbedaan istilah tersebut (Ian, 2012)
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana
Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan
tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat
perkembangan peserta didik (peserta didik), kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.
Guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepatbagi peserta
didik.Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guruharus
memperhatikan keadaan atau kondisi peserta didik, bahan pelajaran serta
sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaanmodelpembelajaran
dapatditerapkan secara efektif dan menunjangkeberhasilanbelajar peserta
didik.
Dari berbagai pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
peserta didik apabila dalam pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan situasi,
kondisi, dan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
b. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok.Setiap peserta didik yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah)
dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu proses belajar yang membutuhkan partisipasi
dan kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dapat memungkinkan peserta
didik untuk belajar konten akademik dan keterampilan-keterampilan dalam bidang sosial
dan perilaku sosial dan kemampuan peserta didik (Slavin, 1994:3).
Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas,
struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur
tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggotakelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik peserta didik
meningkat dan peserta didik dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial.Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja
sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
adalah suatu proses belajar yang membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok
yang akan menumbuhkan motivasi dalam belajar, karena dengan cara ini akan terjadi
kompetisi di antara sesama anggota kelompok dan memungkinkan peserta didik untuk
belajar secara nyata bagaimana terlibat, bertingkah laku, bekerjasama, kompromi, saling
memberikan dukungan antar individu dalam kelompok, merasakan, bersikap, bernilai dan
berpartisipasi dalam kelompok yang sangat penting artinya bagi kehidupannya di
masyarakat dan bangsanya pada masa mendatang.
c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Model pembelajaran snowball throwing merupakan salah satu modelcooperative learning.
Menurut Saminanto dalam Krishna (2012: 1) “Modelpembelajaran snowball throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju”. Model pembelajaran ini
melatih peserta didik untuk lebih tanggap menerima pesan dari peserta didik lain dalam
bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada
Modelsnowball throwing merupakan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada peserta didik serta dapat
digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan peserta didik
dalam materi tersebut(Rhum, 2010).
Model ini memilki kelebihan diantaranya:
1. Ada unsur permainan yang menyebabkan model ini lebih menarik perhatian peserta didik.
2. Penggunaan model pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan keaktifan belajar peserta didik ini dirasakan cukup efektif karena mampu menumbuh kembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang ada dalam diri peserta didik.
3. Peserta didik akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari (Ras, 2011: 2).
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kelebihan model pembelajaran snowball throwingadalah sebagai berikut:
1. Melatih kesiapan peserta didik. 2. Saling memberikan pengetahuan.
Sedangkan kekurangan model pembelajaran snowball throwing yaitu: 1. Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar peserta didik.
2. Tidak efektif.
Adapun langkah-langkah pembelajaran modelsnowball throwing menurut Suprijono dan Saminanto (dalam Khrisna, 2012: 1), langkah-langkah pembelajaran model snowball throwing adalah:
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4. Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ± 5 menit.
6. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7. Evaluasi 8. Penutup
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran snowball throwing melatih peserta didik untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan
menyampaikan pesan tersebut pada temannya pada satu kelompok.Melalui penggunaan
model pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan keaktifan belajar untuk peserta didik SD membuat peserta didik mampu menumbuh kembangkan potensi
intelektual, sosial, dan emosional yang ada dalam dirinya, sehingga kelak mereka mampu
berkomunikasi dan berinteraksi sosial lebih matang, arif, dan dewasa. Selain itu, mereka
juga akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif,
serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada
dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari.
F. Pembelajaran Matematika
Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan, dan
ruang; tak lebih resmi, seorang mungkin mengatakan adalah penelitian bilangan dan angka.
Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan
tergambar dalam filosofi matematika (www.wikipedia.org). Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan,
hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan. (Alwi, 2002:723)
Ebbutt dan Straker dalam Yusuf (2011) mengemukakan hakikat dan karakteristik matematika sekolah yang selanjutnya disebut sebagai matematika, adalah sebagai berikut: a. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
b. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan. c. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving)
d. Matematika sebagai alat berkomunikasi.
Menurut Depdiknas (2004) tujuan pengajaran matematika di SD sebagaiberikut:
1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari).
2) Menumbuhkan kemampuan peserta didik, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika.
3) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik di bangku SD setelah selesai
mempelajari matematika bukan saja diharapkan memiliki sikap kritis, jujur, cermat, dan
cara berpikir logis dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga harus
mampu menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan
matematika yang cukup kuat sebagai bekal untuk mempelajari matematika lebih lanjut dan
dalam mempelajari ilmu-ilmu lain.
G. Penelitian Yang Relevan
Penelitian Widianingsih (2011) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Snowball
Dharma Turen Kelas X APK 1 Program Keahlian Administrasi Perkantoran)”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran snowball throwing yang
dilakukan pada standar kompetensi Memberikan Pelayanan Pada Pelanggan peserta didik
kelas X APK 1 di SMK Widya Dharma Turen dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
peserta didik.
Model pembelajaran ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas V SD pada mata pelajaran IPA materi daur air. Penelitian tersebut dilaksanakan
oleh Supiyon,beliau adalah salah satu tenaga pendidik di Kabupaten Tegal, lulusan PGSD
Universitas Negeri Semarang (Dwitantra).
H. Kerangka Berpikir
Rendahnya pencapaian nilai akhir peserta didik menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang
dilakukan selama ini belum efektif. Nilai akhir dari evaluasi belajar belum mencakup
penampilan dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, sehingga sulit untuk
mengukur keterampilan peserta didik.
Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang diharapkan, usaha yang dapat dilakukan
oleh guru adalah dengan memperhatikan peserta didik, menguasai materi pembelajaran dan
memilih model pembelajaran yang tepat.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan aktivitas
untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan peserta
didik dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik.
Dengan demikian kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
I. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut: Apabila model snowball throwing digunakan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar pada peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 3Negeri Sakti Kabupaten
PesawaranTahun Pelajaran 2012 - 2013.
J. Indikator Pencapaian
Sebagai indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan adalah
apabila prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model snowball throwing telah menunjukkan peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya. Penelitian dengan menggunakan model snowball throwing ini
Model Pembelajaran Snowball Throwing
Aktivitas Belajar
Hasil Belajar
dikatakan berhasil jika ≥75% peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan KKM yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah model snowball throwingdapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar Matematika. Hal ini didasarkan pada beberapa temuan yang
diperoleh yaitu:
1) Penggunaan model pembelajaran snowball throwing membuat peserta didik lebih aktif
dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran, lebih berani mengeluarkan pendapat dan
mengajukan pertanyaan, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dan
dapat bekerjasama dalam memahami materi pelajaran Matematika yang diberikan
sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar Matematika peserta didik.
2) Penggunaan model snowball throwing dapat meningkatkan aktivitas peserta didik.
Hal ini dapat dilihat dari penilaian aktivitas peserta didik yang semakin meningkat
pada setiap siklus. Pada siklus 1 rata-rata aktivitas belajar pertemuan 1 dan 2 mencapai
58,46% sedangkan siklus 2 rata-rata aktivitas belajar pertemuan 1 dan 2 mencapai
61,48%.
3) Hasil belajar Matematika melalui model snowball throwingmenunjukkan peningkatan
terhadap hasil belajar peserta didik, hal ini terlihat dari hasil perbandingan tes akhir
siklus 1 den tes akhir siklus 2 yaitu meningkatnya perolehan hasil tes dimana jumlah
sebanyak 15 orang peserta didik atau sekitar 68,18% dengan nilai rata-rata 65dan
meningkat pada siklus 2 menjadi 20 orang atau sekitar 90,91% dengan nilai rata-rata
mencapai 73,64.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti dapat mengemukakan
beberapa saran dalam penerapan model snowball throwing, yaitu sebagai berikut:
1) Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru yang
menggunakan model snowball throwingdalam penelitian tindakan kelas ini, untuk
selanjutnya dapat menerapkan model pembelajaran ini dalam proses pembelajaran di
kelas.
2) Guru harus betul-betul memahami model pembelajaran yang diterapkan di dalam
kelas sehingga jika ada peserta didik yang tidak pahamakanmodel pembelajaran
tersebut maka guru dapat menjelaskannya dengan baik.
3) Sekolah sebagai pihak yang sebagai pihak yang memiliki kewenangan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan pada tingkat sekolah hendaknya
memberikan fasilitas pendukung dalam melaksanakan berbagai model pembelajaran
yaitu dengan melengkapi sumber pustaka atau buku-buku penunjang dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4) Kepada peneliti sendiri harus terus meningkatkan pengetahuan mengenai
model-model pembelajaran dan penulisan penelitian tindakan kelas, agar dapat
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING
PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN
T.P 2012-2013
(Skripsi)
Oleh DEPRINAWATI NPM.1013109005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING
PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN
T.P 2012-2013
(Skripsi)
Oleh DEPRINAWATI NPM.1013109005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING
PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN
T.P 2012-2013
Oleh DEPRINAWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi PGSD Strata 1 Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LEMBAR PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Penguji : Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd.
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Nelly Astuti, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Deprinawati
NPM : 1013109005
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL
SNOWBALL THROWING PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI
KABUPATEN PESAWARAN T.P 2012-2013
Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan
menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah
dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan ini yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah
penulisan karya ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.
Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar saya sanggup dituntut
berdasarkan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.
Negeri Sakti, Januari 2013 Yang membuat pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
DEPRINAWATI, lahir di Menggala, pada tanggal 23 Desember 1965, anak ke 4
dari 4 bersaudara pasangan Bapak M. Amin Bahri (Alm) dan Ibu Alya Simah
(Alm). Menikah dengan Muslimin dan dikarunia dua orang anak yang diberi nama
Ari Prajadinata dan Rapiyansah.
Pada tahun 1977, peneliti menyelesaikan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah,
melanjutkan ke SMP Negeri 1 Menggala lulus tahun 1981, tahun 1984 lulus dari
SPG Negeri 2 Tanjung Karang. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke
Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program S-1
PGSD.
Peneliti memulai karir pada tahun 1985 sebagai Guru di SD Negeri 3 Kebagusan
Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran kemudian tahun 2000 peneliti
36
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta: Balai Pustaka.
Aqib, Zainal, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi, dkk, (1990), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional, (2003), Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi
Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Matematika, Jakarta:
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Depdiknas.
Depdiknas,(2004),Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Sistem Belajar Mengajar, Jakarta: Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri, (1994), Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional
Dwitantra, Prawindya, (2011) Model Pembelajaran Snowball Throwing,
http://igkprawindyadwitantra.blogspot.com/2011/09/model-pembelajaran-snowball-throwing.html, di akses tanggal 5 November 2012
Gie, The Liang, (1985), Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta: Gajahmada University Press.
Hamalik, Oemar, (2001), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2002), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Holil, Anwar, (2008), Teori Perkembangan Kognitif Piaget,
37
Ian, (2012), Pengertian Pendekatan Metode, Teknik, Model, Strategi Pembelajaran, http://jaririndu.bogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html.
Ibrahim, (2012), Makalah Model Pembelajaran Koopertatif,
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-model-pembelajaran.html
Komalasari, Kokom,(2010),Pembelajaran Kontekstual, Bandung: PT Refika Aditama.
Krishna, (2012), Model Pembelajaran Snowball Throwing,
http://dataserverku.blogspot.com/2012/02/model-pembelajaran-snowball-throwing.html, di akses tanggal 5 November 2012
Nasution, S, (2002), Berbagai Pendekatan Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara.
N.N, (2010), Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya,
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2165545-teori-belajar-kognitif-dan-penerapannya/#ixzz1OBKeSi55, di akses tanggal 10 November 2012.
Nova, (2010), Learning Theories,
http://www.nova.edu/~cozart/learningtheories.htm di akses tanggal 10 November 2012.
Nur, (2000),Pengajaran Berpusat Kepada Siswa DanPendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas NegeriSurabaya University Press.
Ras Eko Budi Santoso, (2011), Model Pembelajaran Snowball Throwing, http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-snowball-throwing.html, di akses tanggal 6 November 2012.
Rhum, (2010), Contoh Metode Pembelajaran Snowball,
http://rhum4hnd3soq.blogspot.com/2010/10/contoh-metode pembelajaran/snowball/html di akses tanggal 20 Oktober 2012
Sardiman (2001), Interaksi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo.
Setyawan, Heru, (2012), Pengertian Model Pembelajaran dari Berbagai Tokoh Pendidikan, http://zonainfosemua.blogspot.com/pengertian-model
pembelajaran-dari-berbagai-tokoh-pendidikan.html
Slavin, Robert, E, (1995), Cooperative Learning: Theory, Research and Practise,
Second Edition, Boston-London-Toronto-Sydney-Tokyo-Singapore: Allyn
38
Sudjana, Nana, (2004), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdikarya.
Suhito,(1990),Strategi Pembelajaran Matematika, Semarang:FPMIPA IKIP
Semarang.
Suparno, Paul, (1997), Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Susi, (2009), Hakekat Matematika,
matematika.htmlsusi9una.blogspot.com/2009/12/hakekat-matematika.html di akses tanggal 10 Oktober 2012
Thursan, Hakim, (2000), Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara.
Trinandita, (1984), Prestasi Belajar,
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/ diakses tanggal 25 Oktober 2012
Widianingsih, Fitri (2011), Penerapan Model Pembelajaran Snowball
ThrowingUntuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Peserta
didikDalam Memahami Standar Kompetensi Memberikan Pelayanan Pada Pelanggan (Studi Pada SMK Widya Dharma Turen Kelas X APK 1 Program Keahlian Administrasi Perkantoran), Skripsi: Universitas Negeri Malang.
Winkel, W.J.S, (1996), Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: PT Gramedia.
Wikipedia, (2010), Hakikat Matematika,
http://www.wikipedia.org/hakikat-matematika/. Di akses tanggal 12 Juni 2012.
Yaumi, Muhammad, (2012), Aktivitas Pembelajaran dan Teori Aktivitas, Makasar: Learning Centre UIN Alauddin.
Yusuf, Karmawati, (2011), Hakikat Matematika,
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING
PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN
T.P 2012-2013
Oleh Deprinawati
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan serta masih mendominasi kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, sehingga membuat peserta didik pasif dalam kegiatan pembelajaran dan hal ini berakibat pada rendahnya hasil belajar matematika peserta didik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, (2) meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik melalui model snowball throwing.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 3 Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran dengan subyek penelitian adalah peserta didik kelas IV. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan 4 langkah kegiatan, meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik dan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model snowball throwing.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) model snowball throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika peserta didik, hal ini terlihat dari penilaian aktivitas peserta didik yang semakin meningkat dari siklus 1 hingga siklus 2. Pada siklus 1 aktivitas peserta didik mencapai rata-rata 58,46% dan meningkat pada siklus 2 menjadi 61,48%. (2) Hasil belajar matematika peserta didik melalui model snowball throwing menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik yang meningkat dari siklus 1 dengan nilai rata-rata 65 menjadi 73,64 pada akhir siklus 2. Dengan demikian model snowball throwing dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika.
i LEMBAR MOTTO
Pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh seseorang,
Tapi pendidikan adalah sebuah proses seumur hidup
ii LEMBAR PERSEMBAHAN
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya
maka peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Snowball Throwing Pada
Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran
T.P 2012-2013”. Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
meraih gelar Sarjana pada Program S-1 PGSD.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun material
dalam penyelesaian penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd, sebagai dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini
iv
4. Dra. Nelly Astuti, M.Pd, sebagai dosen pembahas yang dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan dan masukan pada peneliti hingga skripsi ini selesai.
5. Bapak/Ibu Dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama
peneliti menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
6. Teman-teman peserta Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah banyak
memberikan semangat dan bantuan.
7. Suamiku Muslimin dan anak-anakku Ari Prajadinata dan Rapiyansah atas do’a
dan dukungan yang selama ini diberikan.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Peneliti mengakui bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Peneliti harapkan untuk perbaikan
lebih lanjut dan masukan bagi Peneliti sebagai pedoman acuan dalam penelitian yang
akan datang.
Negeri Sakti, Januari 2013
vi
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Teknik Analisis Data ... 27
1. Analisis Data Non Tes ... 27
2. Analisis Data Tes ... 27
F. Indikator Keberhasilan ... 30
G. Desain Penelitian... 30
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Hasil Penelitian Siklus 1 ... 36
a. Tahap Perencanaan... 36
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus 1... 37
c. Observasi Tindakan... 40
d. Refleksi ... 46
B. Hasil Penelitian Siklus 2... 47
a. Tahap Perencanaan... 47
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus 2... 48
c. Observasi Tindakan... 51
d. Refleksi ... 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran... 63
DAFTAR PUSTAKA
vii DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Rata-Rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar
Peserta Didik Siklus 1 Pertemuan 1... 41 4.2 Rata-Rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar
Peserta Didik Siklus 1 Pertemuan 2 ... 43 4.3 Rata-Rata Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus 1 Pertemuan 1 dan 2 ... 45 4.4 Hasil Tes Formatif Peserta Didik Siklus 1 ... 46 4.5 Rata-Rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar
Peserta Didik Siklus 2 Pertemuan 1 ... 52 4.6 Rata-Rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar
viii DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian... 24
2. Alur Dasar Penelitian... 25
3. Diagram Aktivitas Peserta Didik Siklus 1 Pertemuan 1 ... 42
4. Diagram Aktivitas Peserta Didik Siklus 1 Pertemuan 2 ... 44
5. Diagram Aktivitas Peserta Didik Siklus 2 Pertemuan 1 ... 53
6. Diagram Aktivitas Peserta Didik Siklus 2 Pertemuan 2 ... 55
7. Diagram Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus 1 dan 2... 60
ix DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Pengantar Penelitian ... 68
2. Surat Keterangan Penelitian... 69
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 70
4. Lembar Kegiatan Siswa 1 Siklus 1 ... 76
5. Lembar Soal Tes Formatif Siklus 1 ... 78
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 79
7. Lembar Kegiatan Siswa Siklus 2 ... 85
8. Lembar Soal Tes Formatif Siklus 2 ... 87
9. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus 1 Pertemuan 1... 88
10. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus 1 Pertemuan 2... 90
11. Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus 1 Pertemuan 1 ... 92
12. Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus 1 Pertemuan 2 ... 94
13. Hasil Tes Matematika Siklus 1 ... 96
14. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus 2 Pertemuan 1... 97
15. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus 2 Pertemuan 2... 99
16. Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus 2 Pertemuan 1 ... 101
17. Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus 2 Pertemuan 2 ... 103
18. Hasil Tes Matematika Siklus 2 ... 105
19. Gambar Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 ... 106