HUBUNGAN ANTARA PRESTASI KERJA DAN KOMPENSASI Studi Kasus pada Karyawan Bagian Tata Usaha Kantor PG. Gondang Baru Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Susilowati 011334013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI KERJA DAN KOMPENSASI Studi Kasus pada Karyawan Bagian Tata Usaha Kantor PG. Gondang Baru Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Susilowati 011334013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK :
BUNDA MARIA DAN YESUS KRISTUS,, MY SAVIOR
IBU KU TERCINTA YANG ADA DI SURGA
BAPAKKU
KAKAKKU, KEPONAKANKU
v
MOTTO :
“DIBALIK KESUKARAN PASTI ADA KEMUDAHAN”
viii ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA PADA HUBUNGAN ANTARA PRESTASI KERJA DAN KOMPENSASI Studi Kasus : Karyawan Bagian Tata Usaha Kantor PG. Gondang Baru Klaten
Susilowati
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh tingkat pendidikan pada hubungan antara prestasi kerja dan kompensasi; (2) pengaruh masa kerja pada hubungan antara prestasi kerja dan kompensasi.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada karyawan PG. Gondang Baru Klaten. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian tata usaha kantor PG. Gondang Baru. Jumlah populasi penelitian ini adalah 35 karyawan. Metode pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis koefisien regresi yang dikembangkang oleh Chow.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) ada pengaruh negatif dan signifikan tingkat pendidikan pada hubungan antara prestasi kerja dan kompensasi (hasil perhitungan regresi (β3) = – 1,231 dan nilai signifikansi koefisien regresi = 0,001 < α = 0,050); (2) ada pengaruh negatif dan signifikan masa kerja pada hubungan antara prestasi kerja dan kompensasi (hasil perhitungan regresi (β3) = – 0,006 dan
ix ABSTRACT
THE EFFECT OF EDUCATION LEVEL AND THE LENGTH OF THE SERVICE ON THE RELATIONSHIP BETWEEN JOB ACHIEVEMENT AND
COMPENSATION
A Case Study : Labor of Administration Department of PG. Gondang Baru Klaten
Susilowati
Sanata Dharma University Yogyakarta
2009
This study aims to determine : (1) the effect of education level on the relationship between job achievement and compensation; (2) the effect of the length of the service on the relationship between job achievement and compensation.
This study is a case study at labor of PG. Gondang Baru Klaten. Populations of this study are 35 labors. Data collection method is questionnaire. Data analysis is regression coefficient analysis developed by Chow.
The result of study shows that : (1) there is negative and significant effect of education level on the relationship between job achievement and compensation (the result of regression test (β3) = -1,231 and the significance of regression coefficient =
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan yang telah memberikan rahmat dan
kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
Dalam penulisan skripsi ini penulis melibatkan banyak pihak untuk kesempurnaan
dari skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor, yang telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk menimba ilmu dan
mengembangkan kepribadian.
2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan, yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk belajar selama masa perkuliahan.
3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan PIPS yang telah
memberikan arahan, nasehat dan bimbingan.
4. L. Saptono, S. Pd., M.Si selaku Dosen pembimbing, yang telah banyak
memberikan waktu luang untuk membimbing penulisan skripsi ini. Terima
kasih juga untuk nasehat-nasehatnya.
5. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si dan Ig. Bondan Suratno, S. Pd., M.Si yang
telah memberikan waktunya untuk menguji skripsi ini dan memberikan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Staf Pengajar yang telah memberikan banyak bekal ilmu selama masa
perkuliahan.
7. Staf Administrasi yang telah membantu kelancaran administrasi selama masa
perkuliahan.
8. PG. Gondang Baru dan Karyawan bagian tata usaha kantor atas kesempatan
yang telah diberikan kepada penulis untuk memperoleh data-data yang
xi
9. Untuk keluargaku tercinta : Ibuku Bernadheta Suprapti yang ada di surga,
terima kasih atas kasih sayang ibu selama ini. Aku yakin ibu tetep mendampingi
aku setiap saat. Doakan aku slalu bu!. Bapakku, terima kasih atas kesabarannya
selama ini. Untuk kakak dan keponakanku terima kasih atas saran dan
nasehatnya. Untuk ayah terima kasih atas penghiburannya disaat aku ingat ibu
ku dan di saat aku patah semangat,kesabaran,perhatian dan waktunya buat
nemenin dan nungguin aku saat bimbingan ( ayo dilakoni ae mesti kabeh iso
rampung! ) banyak sekali kenangan kita dijalan.
10. Kagem Mbah Atmo matur nuwun sampun maringi papan kangge leren.
11. Buat Cipi, Dewi, Linda dan Iswan yang dengan sabar nungguin ujian dan terima
kasih atas semangatnya. Melly terima kasih atas nasehatnya. Totok makasih
kursus singkat powerpointnya.
12. PAK A ’ 01 terima kasih atas kebersamaan selama kita kuliah.
Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan semua. Terima kasih tak
terhingga penulis haturkan atas segala bantuan saran, nasehat, dan bimbingan selama
penulisan skripsi dari awal hingga selesainya skripsi ini dan juga selama masa
perkuliahan.
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………..i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………ii
HALAMAN PENGESAHAN...………...iii
PERSEMBAHAN..………..iv
MOTTO...……….v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...………vi
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii
ABSTRAK...viii
ABSTRACT...ix
KATA PENGANTAR...x
DAFTAR BAGAN...xvi
DAFTAR TABEL...xvii
DAFTAR LAMPIRAN...xviii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..1
B. Identifikasi Masalah………...3
C. Rumusan Masalah………...4
D. Tujuan Penelitian……….4
xiii BAB 11 KAJIAN TEORI
A. Kompensasi……….……….6
1. Pengertian Kompensasi………...6
2. Bentuk-bentuk kompensasi………….………7
3. Tujuan Kompensasi………8
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompensasi………9
B. Prestasi kerja………..10
1. Pengertian Prestasi Kerja………..10
2. Faktor-faktor yang dinilai dalam pekerjaan………..11
3. Manfaat Penilaian Prestasi Kerja………..14
C. Tingkat Pendidikan………16
1. Pengertian Pendidikan………...16
2. Jenis-jenis Pendidikan………..17
D. Masa Kerja………...17
E. Kerangka Teoritik………..18
F. Hipotesis………21
BAB 111 METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian………..22
B. Tempat dan Waktu Penelitian………22
C. Subyek dan Obyek Penelitian………22
D. Populasi Penelitian……….23
xiv
1. Kompensasi………..23
2. Prestasi Kerja………...25
3. Tingkat Pendidikan………..26
4. Masa Kerja………...26
F. Teknik Pengumpulan Data………27
G. Pengujian Instrumen Penelitian……….27
1. Pengujian Validitas………..27
2. Pengujian Reliabilitas………..31
H. Teknik Analisis Data……….34
1. Analisis Deskriptif………...34
2. Pengujian Prasyarat Analisis Data………...34
a. Uji Normalitas………...34
b. Uji Linieritas………..35
3. Pengujian Hipotesis……….36
a. Pengujian Hipotesis I……….36
b. Pengujian Hipotesis II………37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan………39
B. Lokasi Perusahaan……….40
C. Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang………...41
1. Struktur Organisasi………..41
xv
D. Ketenagakerjaan………45
1. Fasilitas Kerja………..45
2. Penggolongan Karyawan……….48
3. Sistem Penggajian………50
4. Jam Kerja Karyawan………51
E. Bidang Produksi……….51
F. Bidang Pemasaran……….55
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data………...56
1. Deskripsi Responden Penelitian………..56
2. Deskripsi Variabel Penelitian………..56
B. Analisis Data……….60
C. Pembahasan Hasil Penelitian………65
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan………73
B. Keterbatasan Penelitian……….74
C. Saran………..75
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Operasinalisasi Variabel Kompensasi………. 24
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Prestasi Kerja………. 25
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kompensasi……… 29
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi Kerja………. 30
Tabel 5.1 Deskripsi Tingkat Pendidikan………. 57
Tabel 5.2 Deskripsi Masa Kerja……….. 58
Tabel 5.3 Deskripsi Prestasi Kerja……….. 58
Tabel 5.4 Deskripsi Kompensasi………. 59
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas………. 61
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Gambaran Umum Perusahaan……….. 79
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian……….. 82
Lampiran 3. Data Validitas dan Reliabilitas……….. 87
Lampiran 4. Data Induk Penelitian……… 92
Lampiran 5. Data Induk Regresi……….... 95
Lampiran 6. Deskripsi Frekuensi………... 97
Lampiran 7. Perhitungan PAP………... 99
Lampiran 8. Uji Normalitas dan Uji Linieritas……….. 102
Lampiran 9. Uji Regresi………. 105
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan dalam menjalankan proses produksi memerlukan faktor-
faktor produksi seperti sumber daya manusia, tanah dan modal. Di antara
beberapa faktor tersebut sumber daya manusia atau biasa disebut karyawan
merupakan salah satu faktor produksi yang mengalokasikan dan mengelola
segenap sumber daya yang ada. Karenanya, kualitas sumber daya manusia
yang dipekerjakan akan menentukan keberhasilan perusahaan.
Karyawan dalam suatu perusahaan sering dianggap hanya sebagai
salah satu faktor produksi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa bagi
perusahaan. Saat ini anggapan tersebut tidak sesuai lagi karena sesungguhnya
karyawan merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia atau karyawan untuk mengoperasikan
semua kegiatan atau aktivitas yang ada dalam suatu perusahaan.
Pihak perusahaan sering menganggap karyawan atau pekerja yang
membutuhkan perusahaan dan bukan perusahaan yang membutuhkan
karyawan. Akibatnya karyawan hanya dianggap sebagai alat yang dapat
menghasilkan barang atau jasa semata. Karyawan akan lebih termotivasi
untuk bekerja dan berprestasi jika kebutuhan hidupnya dapat dipenuhi dari
harus memperhatikan kelayakan kompensasi yang diberikan bagi
karyawannya. Kompensasi merupakan alasan mendasar yang mendorong
karyawan untuk bekerja dalam tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Apabila perusahaan sangat bijaksana dan tepat dalam memberikan
kompensasi kepada karyawannya, maka karyawan akan lebih termotivasi
untuk bekerja secara optimal.
Jumlah kompensasi yang diterima seorang karyawan umumnya
berhubungan dengan prestasi kerjanya di perusahaan. Semakin berprestasi
seorang karyawan, semakin besar kompensasi yang diterima. Prestasi
karyawan ditunjukkan dengan meningkatkan kualitas pekerjaan yang
dihasilkan oleh karyawan tersebut.
Derajat pengaruh prestasi kerja terhadap kompensasi diduga kuat
berbeda pada karyawan yang memiliki tingkat pendidikan dan masa kerja
yang berbeda. Perusahaan cenderung lebih memilih karyawan yang
berpendidikan karena dengan bekal pendidikan yang dimiliki, karyawan
diharapkan bisa bekerja lebih produktif apabila dibandingkan dengan
karyawan yang tidak berpendidikan. Oleh sebab itu semakin tinggi tingkat
pendidikan karyawan diduga kuat semakin menguatkan derajat pengaruh
prestasi kerja terhadap kompensasi yang diterima karyawan.
Masa kerja adalah lamanya waktu seseorang bekerja. Masa kerja
biasanya diukur dengan bulan atau tahun. Setiap perusahaan pasti
prestasi kerja yang semakin meningkat seiring dengan masa kerja karyawan di
perusahaan. Semakin bertambah lama masa kerja seorang karyawan dalam
suatu perusahaan, diharapkan keterampilan kerja karyawan juga bertambah.
Dengan demikian semakin lama masa kerja diduga semakin menguatkan
derajat pengaruh prestasi kerja terhadap kompensasi yang diterima karyawan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penelitian ini
dimaksudkan untuk menguji derajat pengaruh tingkat pendidikan dan masa
kerja yang berbeda pada hubungan antara prestasi kerja dan kompensasi.
Penelitian ini selanjutnya mengambil judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan
dan Masa Kerja pada hubungan antara Prestasi Kerja dan Kompensasi”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada karyawan bagian Tata Usaha
Kantor Pabrik Gula Gondang Baru di Klaten.
B. Identifikasi Masalah
Ada berbagai faktor yang diduga mempengaruhi tinggi atau rendahnya
pemberian kompensasi. Faktor–faktor tersebut adalah prestasi kerja, tingkat
pendidikan, masa kerja. Secara lebih spesifik penelitian ini dimaksudkan
untuk menguji apakah tinggi atau rendahnya derajat pengaruh prestasi kerja
terhadap pemberian kompensasi berbeda pada karyawan yang mempunyai
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan pada hubungan antara prestasi
kerja dan kompensasi?
2. Apakah ada pengaruh masa kerja pada hubungan antara prestasi kerja dan
kompensasi?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat pendidikan pada
hubungan antara prestasi kerja dan kompensasi.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh masa kerja pada hubungan antara
prestasi kerja dan kompensasi.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi pihak manajemen PG. Gondang Baru .
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan pengetahuan bagi pihak manajemen tentang pengaruh prestasi kerja
2. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi penelitian selanjutnya sehingga akan lebih banyak lagi penelitian
6 BAB II KAJIAN TEORI
A. Kompensasi
1. Pengertian Kompensasi
Kompensasi mempunyai arti penting bagi karyawan karena besarnya
kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para karyawan
itu sendiri. Sedangkan bagi perusahaan kompensasi memudahkan
memperoleh, memelihara dan mempertahankan karyawan yang produktif agar
tetap bekerja pada perusahaan serta meningkatkan prestasi kerja karyawannya.
Dengan kompensasi yang diterima dari perusahaan, karyawan memiliki
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara minimal, yaitu
kebutuhan sandang, pangan, papan atau perumahan, kesehatan, dan
pendidikan. Oleh sebab itu setiap perusahaan dalam menentukan kompensasi
kepada karyawan sebaiknya memperhatikan kompensasi terendah yang akan
diberikan kepada karyawan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara
maksimal. Hal tersebut sejalan dengan Nitisemito (1982:149) yang
menyatakan bahwa setiap perusahaan harus dapat menetapkan kompensasi
yang paling tepat, sehingga dapat menopong tercapainya tujuan perusahaan
Berikut ini beberapa definisi tentang kompensasi :
a. Menurut Nitisemito (1982:149), kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap.
b. Menurut Martoyo (2002:126), kompensasi adalah pengaturan
keseluruhan pemberian balas jasa bagi “employers“ maupun
“ employees“ baik yang langsung berupa uang ( financial ) maupun yang tidak berupa uang ( non –financial ).
c. Menurut Handoko (2001:155), kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
Dari ketiga pendapat di atas, kompensasi dapat disimpulkan bahwa
kompensasi adalah merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk
memberikan penghargaan kepada karyawan atas hasil kerja yang telah
diraihnya baik berupa uang (financial) maupun yang tidak berupa uang
( non – financial ).
2. Bentuk-Bentuk Kompensasi
Sudarsono dalam Arimulyani (2004:17) menyatakan bahwa
penghasilan atau imbalan yang diterima karyawan atau pekerja sehubungan
dengan pekerjaannya dapat digolongkan dalam empat bentuk yaitu :
a. Upah atau gaji dalam bentuk uang
Upah atau gaji terdiri dari gaji pokok ditambah dengan tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan.
b. Tunjangan dalam bentuk natura
c. Fringe benefits
Adalah berbagai jenis keuntungan diluar gaji yang diperoleh karyawan. Sehubungan dengan jabatannya. Bentuk-bentuk fringe benefits yaitu dana pensiun, asuransi, upah dibayar pada hari libur, cuti sakit, sarana olah raga dan rekreasi.
d. Kondisi lingkungan kerja
Mencakup lokasi dan jarak perusahaan dari tempat tinggal, kebersihan mutu tempat kerja, teman kerja dan reputasi perusahaan.
3. Tujuan kompensasi
Hani Handoko (2001:156) menyebutkan tujuan-tujuan pemberian
kompensasi adalah :
a. Memperoleh personalia yang qualified
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar. Karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja. Kadang-kadang tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan untuk menarik para pelamar cakap yang sudah bekerja di berbagai perusahaan lain.
b Mempertahankan para karyawan yang ada sekarang
Bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan yang baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga agar tetap kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.
c. Menjamin keadilan
Administrasi pengupahan dan penggajian untuk memenuhi prinsip keadilan. Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.
d. Menghargai perilaku yang diinginkan
Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif.
e. Mengendalikan biaya – biaya
Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia pada tingkat biaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematik organisasi dapat membayar kurang (underpay) atau lebih
f. Memenuhi peraturan- peraturan legal
Seperti aspek-aspek manajemen personalia lainnya, administrasi kompensasi mengahadapi batasan-batasan legal. Program kompensasi yang baik memperhatikan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan pemerintah yang mengatur kompensasi karyawan.
Menurut Soeprihanto (1987:26), perusahaan memberikan kompensasi untuk beberapa tujuan :
a. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomis atau memberikan “economic security“ rasa aman di bidang ekonomi bagi para karyawan.
b. Untuk mengkaitkan penerimaan dan kontribusi dan produktivitas para karyawan.
c. Untuk mengkaitkan penerimaan dengan sukses financial perusahaan. d. Untuk menjaga keseimbangan dan keadilan dalam pemberian upah
dan gaji kepada para karyawan.
4. Faktor - faktor yang mempengaruhi kompensasi
Faktor - faktor yang mempengaruhi perumusan penetapan kompensasi
menurut Martoyo (2002:127) adalah :
a. Kebenaran dan keadilan
Hal ini mengandung pengertian bahwa pemberian kompensasi kepada masing-masing karyawan atau kelompok karyawan harus sesuai dengan kemampuan, kecakapan, pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan karyawan kepada organisasi. Dengan demikian tiap karyawan merasakan bahwa organisasi telah menghargai jasanya kepada organisasi sesuai dengan pandangannya.
b. Dana organisasi
c. Serikat karyawan
Para karyawan yang tergabung dalam suatu serikat karyawan dapat juga mempengaruhi pelaksanaan atau pun penetapan kompensasi dalam organisasi, sebab suatu serikat karyawan dapat merupakan “simbol kekuatan” karyawan dalam menuntut perbaikan nasib, yang perlu mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen atau pimpinan organisasi.
d. Produktivitas kerja
Produktivitas kerja karyawan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian atas prestasi kerja karyawan. Sedang prestasi kerja karyawan merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi. Karena itu produktivitas kerja karyawan, ikut mempengaruhi pelaksanaan pemberian kompensasi tersebut.
e. Biaya hidup
Penyesuaian besarnya kompensasi, terutama yang berupa gaji atau upah, dengan biaya hidup karyawan beserta keluarganya sehari-hari, harus mendapatkan perhatian pimpinan organisasi atau perusahaan. Namun demikian cukup sulit pula dalam pelaksanaannya, karena biaya hidup seseorang sehari-hari sangat relatif sifatnya, karena tak ada ukuran yang pasti seberapa besar “hidup yang layak” itu.
f. Pemerintah
Fungsi pemerintah untuk melindungi warganya dari tindak sewenang-wenang majikan atau pimpinan organisasi atau perusahaan, dalam pemberian balas jasa karyawan, jelas berpengaruh terhadap penetapan kompensasi. Karena itu pemerintahlah yang ikut menentukan upah minimum ataupun jumlah jam kerja karyawan, baik karyawan pria ataupun wanita, dewasa ataupun anak-anak pada batas umur tertentu.
B. Prestasi Kerja
1. Pengertian Prestasi Kerja
Menurut Simamora (1995:327), kinerja karyawan (employee
performance) adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan. Menurut Mangkuprawira dan Hubies
(2007:152), kinerja karyawan adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu
bersangkutan. Menurut Boentaran (1969:12), prestasi kerja adalah suatu hasil
kerja dari karyawan yang melakukan pekerjaan dalam waktu tertentu sesuai
dengan tugasnya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa prestasi kerja adalah hasil suatu pekerjaan dari seorang karyawan
dalam jangka waktu tertentu.
2. Faktor - Faktor Yang Dinilai dalam Pekerjaan
Menurut Bittel dan Newstorm (1994:222 gambar 9.1) ada beberapa
faktor yang dinilai dalam kinerja yaitu :
a. Mutu Pekerjaan
Mutu pekerjaan meliputi ketepatan, kelengkapan dan kerapian pekerjaan yang diselesaikan tanpa memperhatikan kuantitas. Karyawan yang mencapai prestasi sempurna yaitu karyawan yang jarang berbuat kesalahan, angka cacat atau penolakan di bawah 0,003% dan mutu pekerjaannya selalu luar biasa. Karyawan yang sangat baik adalah karyawan yang hanya kadang-kadang berbuat salah. Cacat atau penolakan secara konsisten kurang 0,010% dan mutu pekerjaan sangat tinggi, tetapi belum sempurna. Karyawan yang sangat diharapkan adalah karyawan yang melakukan kesalahan sesekali mengganggu. Angka cacat atau penolakan jarang melebihi standar yaitu 0,10% dan mutu pekerjaan sedang. Karyawan yang di bawah harapan adalah karyawan melakukan kesalahan dan sering mengganggu. Angka cacat atau penolakan sering melebihi standar yaitu 0,10% dan mutu pekerjaannya kurang. Karyawan yang tidak memuaskan adalah karyawan yang melakukan kesalahan sering mengganggu. Angka cacat atau penolakan selalu melebihi standar yaitu 0,010% dan mutu pekerjaannya mengecewakan.
b. Kuantitas Pekerjaan.
biasanya memenuhi keluaran, volume kerja atau jumlah kerja yang diselesaikan adalah sedang. Karyawan yang dibawah harapan sering gagal memenuhi keluaran, volume kerja atau jumlah kerja yang ditetapkan. Jumlah pekerjaan yang diselesaikan kira - kira 10% kurang dari umumnya (rata-rata).
c. Keandalan
Keandalan meliputi kemampuan memenuhi komitmen dan batas waktu dan luasnya penyeliaan yang diperlukan. Karyawan yang sempurna secara konsisten memenuhi komitmen dan batas waktu dan tidak memerlukan penyeliaan untuk tugas–tugas rutin. Karyawan yang sangat baik memenuhi komitmen atau batas waktu sebanyak 95% atau lebih dan memerlukan sadikit saja penyeliaan untuk tugas–tugas rutin. Karyawan yang sangat diharapkan memenuhi komitmen atau batas waktu sebanyak 90% atau lebih dan memerlukan sekali waktu penyeliaan untuk tugas–tugas rutin. Karyawan yang di bawah harapan memenuhi komitmen atau batas waktu sebanyak 85–95% dan memerlukan pengecekan terus–menerus, walau bentuk tugas–tugas rutin. Karyawan yang tidak memuaskan memenuhi komitmen atau batas waktu kurang dari 85% dan kemajuan pekerjaannya harus selalu dicek.
d. Sikap
Sikap meliputi sikap umum terhadap pekerjaan, teman kerja, penyelia dan perusahaan. Karyawan yang sempurna menunjukkan antusiasme terhadap pekerjaan dan perusahaan, bekerja sama secara bebas dengan rekan sekerja dan selalu menerima saran dan kritik secara konstruktif. Karyawan yang sangat baik tampak puas dengan pekerjaannya, bekerja sama secara bebas dengan rekan sekerja dan biasanya menerima saran-saran atau kritik secara konstruktif. Karyawan yang sangat diharapkan menerima sebagian besar tugas tanpa mengeluh, bekerja sama dengan rekan sekerja bila diperlukan dan mengikuti instruksi-instruksi. Karyawan yang di bawah harapan kerap kali menanyakan kesesuaian dari tugas selalu mengeluh tentang sifat pekerjaan, bekerja sama dengan rekan sekerja bila diperlukan dan sering menolak kritik dan saran. Karyawan yang tidak memuaskan selalu mengeluh tentang pekerjaan dan perusahaan, selalu bernada menolak tugas-tugas, tak mau bekerja sama dengan rekan sekerja dan selalu negatif terhadap kritik dan saran.
e. Inisiatif
tindakan korektif dan telah membuat sedikitnya tiga saran yang matang guna peningkatan kerja formal atau in - formal tahun lalu. Karyawan yang sangat baik biasanya mengenali masalah - masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan memprakarsai tindakan korektif dan telah mengajukan sedikitnya satu saran yang matang guna peningkatan kinerja tahun lalu. Karyawan yang sangat diharapkan kadang-kadang mengenali dan bertindak terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan kadang-kadang mengajukan saran–saran yang matang guna peningkatan mutu kinerja. Karyawan yang dibawah harapan gagal mengenali masalah yang berkaitan dengan pekerjaan atau tak pernah memprakarsai tindakan korektif dan biasanya menunggu perintah untuk melakukan sesuatu. Karyawan yang tidak memuaskan gagal mengenali masalah yang berkaitan dengan pekerjaan atau tak pernah memprakarsai tindakan korektif, selalu menunggu perintah untuk melakukan sesuatu dan tak pernah menunjukkan inisiatif dalam bentuk apapun.
f. Kerumahtanggaan
Kerumahtanggaan meliputi kebersihan dan ketertaatan tempat kerja dan tempat penyimpanan serta keadaan sesudah selesai kerja. Karyawan yang sempurna mempertahankan tempat kerja dan tempat penyimpanan dalam keadaan sangat rapi dan tertata, permukaan tempat kerja bersih dan peralatan selalu tersusun rapi dan atau diambil begitu selesai kerja. Karyawan yang sangat baik 1-2 hari tidak berkerja karena sakit, atau 1 hari absen karena keperluan pribadi atau 1 kali terlambat datang. Karyawan yang sangat diharapkan mempertahankan tempat kerja dan tempat penyimpannan dalam keadaan cukup rapi dan tertata, permukaan tempat kerja cukup bebas dari debu atau sampah dan hanya sesekali peralatan tak dibereskan. Karyawan yang di bawah harapan sering tidak dapat menjaga tempat kerja dan tempat penyimpanan dalam keadaan cukup rapi dan tertata, permukaan tempat kerja sering tidak bersih dan peralatan sering tidak dibereskan sesudah kerja. Karyawan yang tidak memuaskan selalu tak dapat menjaga tempat kerja dan tempat penyimpanan dalam keadaan cukup rapi dan tertata, permukaan tempat kerja sering kali tidak bersih dan peralatan lebih sering tidak dibereskan sesudah jam kerja.
g. Kehadiran
yang di bawah harapan 3-5 hari tidak bekerja karena sakit, atau 3 hari absen karena keperluan pribadi atau 3 kali terlambat datang. Karyawan yang tidak memuaskan lebih dari 5 hari tidak bekerja karena sakit, atau lebih dari 3 hari absen karena keperluan pribadi, atau lebih dari 3 kali terlambat datang.
h. Potensi pertumbuhan dan kemajuan
Potensi pertumbuhan dan kemajuan meliputi potensi meningkatkan pengetahuan tentang pekerjaan dan untuk meningkatkan ke pekerjaan lain dalam bagian atau dalam organisasi. Karyawan yang sempurna pada saat diberi kesempatan dapat mengasimilasi lebih banyak pengetahuan tentang operasi perusahaan dan telah menunjukkan potensi sangat besar bagi kemajuan seluruh organisasi. Bagi karyawan yang sangat baik tidak ada. Karyawan yang sangat diharapkan telah mengasimilasi cukup banyak pengetahuan dan telah menunjukkan potensi cukup untuk kemajuan bagian. Karyawan yang di bawah harapan kesulitan dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dan menunjukkan potensi sedikit saja untuk pengembangan bagian. Karyawan yang tidak memuaskan sangat kesulitan dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dan tak menunjukkan potensi untuk pengembangan bagian.
3. Manfaat Penilaian Prestasi kerja
Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007:157), penilaian prestasi
kerja memiliki kemanfaatan yang dapat ditinjau dari beraragam perspektif
pengembangan perusahaan, khususnya manajemen mutu sumber daya
manusia, yaitu sebagai berikut :
a. Perbaikan kinerja
Umpan balik perbaikan kinerja bermanfaat bagi karyawan, manajer, dan spesialis dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki mutu SDM dan kinerja karyawan
b. Penyesuaian kompensasi
c. Keputusan penempatan
Keputusan penempatan dalam bentuk promosi, perpindahan dan penurunan jabatan biasanya didasari pada kinerja masa lalu dan antisipatif, misalnya dalam bentuk penghargaan karena mutu SDM dan kinerjanya bagus.
d. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan
Kinerja buruk mengindikasikan sebuah kebutuhan untuk melakukan pelatihan kembali. Tiap karyawan hendaknya selalu mampu mengembangkan diri. Hal ini sangat terkait dengan mutu SDM.
e. Perencanaan dan pengembangan karier
Umpan balik kinerja membantu proses pengambilan keputusan tentang karir spesifik karyawan. Kinerja akan merupakan indikator penting dalam perencanaan dan pengembangan karir seseorang.
f. Memperkecil defisiensi proses penempatan staf
Baik buruknya kinerja berimplikasi dalam hal kekuatan dan kelemahan dalam prosedur penempatan staf di departemen SDM. Karena itu, unsur mutu SDM memegang peranan sangat penting di dalam memperkecil defisiensi proses penempatan staf.
g. Keakuratan data dan informasi
Kinerja buruk dapat mengindikasikan kesalahan dalam informasi analisis pekerjaan, rencana SDM atau hal lain dari sistem manajemen personal. Hal ini demikian akan mengarah pada ketidaktepatan dalam keputusan menyewa karyawan, pelatihan dan keputusan konseling. h. Memperbaiki rancangan kesalahan pekerjaan
Kinerja buruk mungkin sebagai sebuah gejala dari rancangan pekerjaan yang keliru. Lewat penilaian dapat didiagnosis kesalahan-kesalahan tersebut dalam upaya memperbaiki kesalahan-kesalahan rancangan pekerjaan.
i. Kesempatan kerja yang sama
Penilaian kinerja yang akurat yang secara aktual menghitung kaitannya dengan kinerja dapat menjamin bahwa keputusan penempatan kesempatan kerja (internal) yang sama bukanlah sesuatu yang bersifat diskriminatif.
j. Tantangan – tantangan eksternal
Kadang-kadang kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (lingkungan pekerjaan), seperti keluarga, finansial, kesehatan atau masalah-masalah lainnya. Jika masalah-masalah tersebut tidak diatasi melalui proses penilaian maka departemen SDM seharusnya mampu menyediakan bantuan.
k. Umpan balik pada SDM
terutama diperlukan dalam pembentukan, pengembangan, dan pemeliharaan mutu SDM.
C. Tingkat Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan
SDM. Setiap perusahaan yang melaksanakan proses seleksi ingin
mendapatkan orang yang tepat. Untuk itu perusahaan harus menetapkan
hal-hal yang diperlukan untuk seleksi. Pendidikan merupakan salah satu faktor
yang diperlukan untuk syarat seleksi dalam menerima karyawan.
Pendidikan mempunyai arti yang berbeda–beda tergantung dengan
definisi oleh para ahli, Zahara Idris (1984:9) menyatakan beberapa pendapat
tentang pendidikan :
a. Menurut Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan - kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
b. Menurut Branata, pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.
c. Menurut Rosseau, pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak–anak. Akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
d. Menurut Langeveld, mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Pendidikan hanya terdapat dalam pergaulan yang disengaja antara orang dewasa dan anak.
2. Jenis - Jenis Pendidikan
Coombs dalam Zahara Idris (1984:58) mengklasifikasikan pendidikan
kedalam 3 bagian yaitu :
a. Pendidikan informal
Adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seorang lahir sampai mati seperti dalam keluarga atau tetangga.
b. Pendidikan formal
Pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
c. Pendidikan non-formal
Semua bentuk pendidikan yang diselenggarakn dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana diluar kegiatan persekolahan.
Dalam bekerja sering kali faktor pendidikan merupakan syarat pokok
untuk memegang fungsi - fungsi tertentu. Untuk mencapai kesuksesan dalam
pekerjaan dituntut pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.
Pendidikan yang lebih tinggi membawa produktivitas yang lebih tinggi dan
memungkinkan tingkat penghasilan yang tinggi pula.
D. Masa Kerja
As’ad dalam Maria Kurniawati (2007:33) mengartikan masa kerja
sebagai lamanya waktu seseorang bekerja dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Siagian (1984:174) mengungkapkan seorang tenaga kerja yang
a. Cakrawala pandangan yang makin luas yang memungkinkan seseorang untuk lebih mampu memahami dan mengantisipasi perubahan dan perkembangan yang pasti akan terjadi.
b. Peningkatan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan penghasilan seseorang sekaligus menambah kepuasan batin yang semakin besar.
c. Kemungkinan promosi yang lebih besar bagi karyawan yang bersangkutan.
Sebuah organisasi atau perusahaan biasanya cenderung memilih
pelamar yang memiliki masa kerja yang lama karena tenaga kerja yang masa
kerjanya lama dipandang lebih memiliki banyak pengalaman, pengetahuan,
ketrampilan dan lebih mampu menjalankan pekerjaannya.
E. Kerangka Teoritik
1. Pengaruh tingkat pendidikan pada hubungan antara prestasi kerja dan
kompensasi
Pemberian kompensasi merupakan alasan yang mendasar bagi
karyawan untuk bekerja di suatu perusahaan. Tinggi rendahnya kompensasi
atau gaji seorang karyawan diduga kuat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
prestasi kerja karyawan tersebut. Seorang karyawan yang memiliki prestasi
kerja tinggi dituntut untuk lebih produktif lagi dalam bekerja. Oleh karena itu,
karyawan yang memiliki prestasi kerja tinggi diduga memiliki tingkat
kompensasi atau gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang
memiliki prestasi kerja yang rendah.
Derajat pengaruh prestasi kerja terhadap pemberian kompensasi
berbeda. Pada karyawan dengan tingkat pendidikan tinggi, pengaruh prestasi
kerja terhadap pemberian kompensasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya rendah. Seorang karyawan yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki ciri-ciri : suka bekerja keras,
berinisiatif tinggi, berusaha menentukan pemecahan masalah dibandingkan
dengan karyawan yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Sedangkan
karyawan yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki ciri-ciri : kurang
berinisiatif, kurang suka berusaha, kurang mencari informasi apabila
menghadapi permasalahan. Oleh karena itu, karyawan yang memiliki tingkat
pendidikan rendah apabila mengalami kegagalan mereka cenderung
menyalahkan lingkungan sekitar.
2. Pengaruh masa kerja pada hubungan antara prestasi kerja dan kompensasi
Pemberian kompensasi merupakan alasan yang mendasari karyawan
dalam bekerja di suatu perusahaan. Tinggi rendahnya pemberian kompensasi
seorang karyawan diduga kuat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya prestasi
kerja seorang karyawan tersebut. Seorang karyawan yang memiliki prestasi
kerja tinggi dituntut untuk lebih produktif lagi dalam bekerja. Oleh karena itu,
karyawan yang memiliki prestasi kerja tinggi diduga memiliki tingkat
kompensasi atau gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang
memiliki prestasi kerja yang rendah.
Derajat pengaruh prestasi kerja terhadap pemberian kompensasi
Masa kerja adalah lamanya seseorang bekerja. Masa kerja diukur dengan
ukuran tahun atau bulan. Karyawan yang masa kerjanya lebih banyak diduga
mempunyai tingkat kompensasi atau gaji yang yang lebih tinggi dibandingkan
dengan karyawan yang masa kerjanya sedikit. Hal ini disebabkan karyawan
yang masa kerjanya lebih banyak pada umumnya mempunyai pengalaman
kerja yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan yang masa kerjanya
lebih sedikit. Karyawan yang memiliki masa kerja lebih banyak akan lebih
terampil, aktif, kreatif, lebih inisiatif dan lebih profesional dalam bekerja.
Oleh karena itu, karyawan yang masa kerjanya lebih banyak diduga memiliki
tingkat kompensasi atau gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan
yang masa kerjanya lebih sedikit.
Berdasarkan kerangka teoritik di atas, paradigma penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Prestasi Kerja Kompensasi
Tingkat Pendidikan
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritik yang disampaikan di atas, maka
dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
a. Ada pengaruh tingkat pendidikan pada hubungan antara prestasi kerja
dan kompensasi
b. Ada pengaruh masa kerja pada hubungan antara prestasi kerja dan
22 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus, yaitu jenis
penelitian dimana kesimpulan yang dihasilkan hanya berlaku untuk obyek
yang diteliti dan untuk jangka waktu tertentu. Jadi kesimpulan yang diperoleh
tidak berlaku umum. Studi kasus dilakukan pada karyawan bagian tata usaha
kantor PG. Gondang Baru, Klaten.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PG. Gondang Baru Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2008.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah karyawan bagian tata usaha kantor di
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah prestasi kerja, kompensasi, tingkat pendidikan
dan masa kerja.
D. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, jadi populasi dalam penelitian
ini adalah karyawan bagian tata usaha kantor PG. Gondang Baru Klaten.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 35 orang.
E. Operasionalisasi Variabel 1. Kompensasi
Kompensasi adalah merupakan salah satu sarana bagi perusahaan
tersebut untuk memberikan penghargaan kepada karyawan atas hasil kerja
yang telah diraihnya baik berupa uang (financial) maupun yang tidak berupa
uang (non-financial). Dimensi pemberian kompensasi mencakup empat
dimensi yaitu : upah atau gaji dalam bentuk uang, tunjangan dalam bentuk
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Kompensasi
Dimensi Indikator No Pertanyaan
Upah atau gaji dalam bentuk uang
1. Gaji pokok
2. Tunjangan 3. Upah lembur
4. Bonus
1,3,8 2,6,5
7 9 Tunjangan dalam natura 1. Beras
2. Gula 3. Makan 4. Seragam 5. Transportasi 6 6 11 12 10
Fringe Benefits 1. Dana pensiun
2. Asuransi 3. Rekreasi 4. Cuti
5. Sarana olah raga
17 4 13 14 16 Kondisi lingkungan kerja 1. Kebersihan lingkungan
kerja 2. Rekan kerja 3. Pelindung kerja
18 19 15
Pengukuran variabel kompensasi didasarkan pada indikator-
indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pertanyaan
dan dinyatakan dalam lima skala sikap. Untuk pertanyaan positif yaitu:
sangat setuju (SS) = 5 ; setuju (S) = 4 ; ragu-ragu (R) = 3 ; tidak setuju (TS) =
2 ; sangat tidak setuju (STS) = 1. Sedangkan untuk pertanyaan negatif yaitu :
sangat setuju (S) = 1 ; setuju (S) = 2 ; ragu-ragu (RR) = 3 ; tidak setuju (TS)
2. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai
persyaratan pekerjaan. Dimensi prestasi kerja mencakup: mutu pekerjaan,
kuantitas pekerjaan, keandalan, sikap, inisiatif, kerumahtanggaan, kehadiran,
potensi pertumbuhan dan kemajuan. Berikut ini disajikan tabel
operasionalisasi variabel prestasi kerja.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Prestasi Kerja
Dimensi Indikator No Pertanyaan
Positif Negatif Mutu Pekerjaan 1. Ketepatan pekerjaan
2. Kelengkapan dan kerapian pekerjaan
1 2
Kuantitas Pekerjaan 1. Jumlah pekerjaanyang dapat diselesaikan
3
Keandalan 1. Kemampuan bekerja dalam batas waktu tertentu
4
Sikap 1. Sikap terhadap pekerjaan 2. Sikap terhadap teman kerja 3. Sikap terhadap perusahaan
5 6 7 Inisiatif 1. Kemampuan mengenali
masalah
2. Memberikan saran - saran
8
9 Kerumahtanggaan 1. Kebersihan tempat kerja
2. Peralatan kerja
10 11
Kehadiran 1. Cuti
2. Absensi
3. Datang terlambat 14
12 13
Potensi pertumbahan dan kemajuan
1. Usaha meningkatkan kualitas kerja
2. Prestasi dalam bagian kerja
15
Pengukuran variabel prestasi kerja didasarkan pada indikator-
indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pertanyaan
dan dinyatakan dalam lima skala sikap. Untuk pertanyaan positif yaitu:
sangat setuju (SS) = 5 ; setuju (S) = 4 ; ragu-ragu (R) = 3 ; tidak setuju (TS) =
2 ; sangat tidak setuju (STS) = 1. Sedangkan untuk pertanyaan negatif yaitu:
sangat setuju (SS) = 1 ; setuju (S) = 2 ; ragu-ragu (RR) = 3 ; tidak setuju (TS)
= 4 ; sangat tidak setuju (STS) = 5.
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan pendidikan formal terakhir yang telah
diselesaikan oleh seorang karyawan. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan
meliputi :
a. S-1 atau S-2 atau S-3 skor 5
b D-1 atau D-2 atau D-3 skor 4
c. SMA atau sederaat skor 3
d. SMP atau sederajat skor 2
e. SD atau sederajat skor 1
4. Masa Kerja
Masa kerja adalah lamanya waktu seseorang bekerja. Masa kerja
diukur dengan ukuran tahun atau bulan. Dalam penelitian ini masa kerja
a. ≤ 5 tahun skor 1
b. 6 - 15 tahun skor 2
c. 16 - 25 tahun skor 3
d. > 25 tahun skor 4
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan yang didistribusikan secara langsung atau
melalui pos untuk diisi oleh responden. Kuesioner ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang kompensasi, prestasi kerja, tingkat pendidikan,
dan masa kerja.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
a. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.
Pengujian validitas dilakukan berdasarkan rumus koefisien
(
)
{
2 2}
{
2( )
2}
∑
∑
∑
∑
∑ ∑
∑
− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan : xyr = Koefisien korelasi Product Moment, uji satu
arah dengan taraf signifikansi
( )
α = 5% N = jumlah sampel atau respondenX = jumlah skor butir setiap pernyatraan Y = jumlah total skor butir pernyataan
∑
2Y = jumlah skor kuadrat variabel Y
∑
2X = jumlah skor kuadrat variabel X
∑
XY = jumlah hasil kali antara X dan YUntuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid
atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut:
• Jika nilai koefisien rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi
5 % maka butir – butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
• Jika nilai koefisien rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi
5% maka butir – butir pertanyaan tersebut tidak valid.
1) Hasil Uji Validitas Kompensasi
Ada 19 butir pernyataan pada variabel kompensasi.
Rangkuman uji validitas untuk variabel kompensasi adalah
Tabel 3 . 3
Hasil Uji Validitas Variabel Kompensasi No r hitung r tabel Keterangan
1 0,521 0,296 Valid
2 0,567 0,296 Valid
3 0,512 0,296 Valid
4 0,516 0,296 Valid
5 0,515 0,296 Valid
6 0,416 0,296 Valid
7 0,514 0,296 Valid
8 0,549 0,296 Valid
9 0,533 0,296 Valid
10 0,472 0,296 Valid
11 0,492 0,296 Valid
12 0,441 0,296 Valid
13 0,714 0,296 Valid
14 0,500 0,296 Valid
15 0,409 0,296 Valid
16 0,538 0,296 Valid
17 0,426 0,296 Valid
18 0,449 0,296 Valid
19 0,495 0,296 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan
pada variabel kompensasi menunjukkan bahwa sebanyak
sembilan belas butir pertanyaan adalah sahih. Pengambilan
keputusan ini dengan membandingkan nilai – nilai rhitung
lebih besar dari pada rtabel. Dengan jumlah data (n)
sebanyak 20 responden dan derajat keyakinan
( )
α = 5%hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung
menunjukkan angka yang lebih besar daripada rtabel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir
dalam pertanyaan variabel kompensasi adalah valid.
2) Hasil Uji Validitas Prestasi Kerja
Ada 16 butir pertanyaan pada variabel prestasi kerja.
Rangkuman uji validitas untuk variabel prestasi kerja
adalah sebagai berikut (lampiran 3 halaman 87) :
Tabel 3 . 4
Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi Kerja No r hitung r tabel Keterangan
1 0,667 0,296 Valid
2 0,741 0,296 Valid
3 0,479 0,296 Valid
4 0,657 0,296 Valid
5 0,718 0,296 Valid
6 0,513 0,296 Valid
7 0,541 0,296 Valid
8 0,794 0,296 Valid
9 0,572 0,296 Valid
10 0,492 0,296 Valid
11 0,521 0,296 Valid
12 0,470 0,296 Valid
13 0,499 0,296 Valid
14 0,495 0,296 Valid
15 0,491 0,296 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan
pada variabel prestasi kerja menunjukkan bahwa sebanyak
enam belas butir pertanyaan adalah sahih. Pengambilan
keputusan ini dilakukan dengan membandingkan nilai –
nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel. Dengan jumlah data
(n) sebanyak 20 responden dan derajat keyakinan
( )
α =5% atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,296. Dari
hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung
menunjukkan angka yang lebih besar dari pada rtabel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir
dalam pertanyaan variabel prestasi kerja adalah valid.
b. Pengujian Reliabilitas
Apabila sudah mengadakan uji validitas dan sudah mendapat
kesimpulan bahwa hasil pengukuran tersebut valid, langkah
selanjutnya adalah menguji reliabilitas instrumen penelitian.
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Pengujian reliabilitas ini dilakukan berdasarkan rumus Alpha
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −
=
∑
22 11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan : 11
r = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan
2
b
∑
σ = jumlah varians butir2
t
σ = varians total
Untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha
( )
α suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikannilai Cronbach Alpha > 0,60. Dengan kata lain, jika nilai
Cronbach Alpha > 0,60 maka kuesioner yang akan digunakan
sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian telah
memenuhi syarat reliabilitas. Tetapi, jika nilai Cronbach Alpha
< 0,60 maka kuesioner tersebut tidak memenuhi syarat
reliabilitas (Gozhali, 2002:42 dalam Maria Kurniawati
2007:52).
1) Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Dengan menggunakan program SPSS for Windows Versi
12. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai
Tabel 3 . 5
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Koefisien Alpha Cronbach Status
Kompensasi 0,861 Reliabel Prestasi kerja 0,900 Reliabel
a) Variabel Kompensasi
Dari sembilan belas pertanyaan pada variabel
kompensasi diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar
0,861. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan
membandingkan nilai Cronbach Alpha dengan 0, 60 .
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Cronbach Alpha
lebih besar dari 0,60. Hal ini berarti bahwa butir – butir
pertanyaan pada variabel kompensasi dapat dikatakan
reliabel.
b) Variabel Prestasi Kerja
Dari enam belas pertanyaan pada variabel prestasi kerja
ini diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,900.
Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Cronbach Alpha dengan 0,60.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Cronbach Alpha
pertanyaan pada variabel prestasi kerja dapat dikatakan
reliabel.
H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan
derajat prestasi kerja, pemberian kompensasi dan tingkat pendidikan.
Pendeskripsian data dilakukan dengan menghitung nilai mean, median,
modus dan standar deviasi.
2. Pengujian Prasayarat Analisis Data
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah
data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang
terjaring berdistribusi normal maka analisis untuk menguji hipotesis
dapat dilakukan. Uji normalitas menggunakan rumus Tes Satu Sampel
Kolmogorov-Smirnov. Adapun persamaan rumusnya sebagai berikut
( Kottler 1985:467)
D = Maksimum
[
Fo( )
x −Sn( )
x]
Keterangan :
D = Deviasi atau penyimpangan
( )
xFo = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis
( )
xApabila nilai probabilitas
( )
ρ yang diperoleh melalui perhitunganlebih kecil dari taraf signifikansi 5% maka signifikan. Artinya sebaran
data variabel adalah tidak normal pada taraf signifikansi 5%.
Sedangkan apabila nilai probabilitas
( )
ρ yang diperoleh melaluiperhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5%, maka tidak
signifikan. Artinya sebaran data variabel adalah normal pada taraf
signifikansi 5%.
b. Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat
hubungan linier atau tidak antara variabel bebas dengan variabel
terikat dari data yang diperoleh. Rumus yang digunakan untuk
menguji linieritas sebagai berikut (Sudjana, 2002:332)
e TC
S S
F 2
2
=
Keterangan :
F = harga bilangan F untuk garis regresi
TC
S2 = varian tuna cocok
e
S2 = kekeliruan
Jika nilai Fhitung yang lebih kecil dari pada Ftabel pada taraf signifikansi
5% dengan derajat kebebasan (k-2) dan (n-k), maka kedua variabel
tersebut dinyatakan mempunyai hubungan linier. Sebaliknya apabila
derajat kebebasan (k-2) dan (n-k), maka kedua variabel dinyatakan
tidak mempunyai hubungan linier.
3. Pengujian hipotesis
a. Pengujian hipotesis I
1. Rumusan Hipotesis 1
Ho = tidak ada pengaruh tingkat pendidikan pada hubungan
antara prestasi kerja dan kompensasi.
Ha = ada pengaruh tingkat pendidikan pada hubungan antara
prestasi kerja dan kompensasi
2. Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan
Pengujian hipotesis penelitian ini didasarkan model persamaan
regresi dari Chow (Gujarati, 1995:512) dengan rumus sebagai
berikut :
(
1 2)
1 32 2 1 1
0 β β β μ
α + + + +
= X X X X
Yi
Keterangan :
i
Y = Variabel pemberian kompensasi
0
α = Konstanta
1
β = Koefiien regresi prestasi kerja
1
X = Variabel prestasi kerja
2
β = Koefisien regresi tingkat pendidikan
2
X = Variabel tingkat pendidikan
β3 = Koefisien regresi interaksi antara variabel prestasi
2 1X
X = Nilai interaksi antara variabel prestasi kerja dan
variabel tingkat pendidikan
1
μ = Variabel pengganggu
Penarikan Kesimpulan :
Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi
variabel X1X2 terhadap Yi, maka dilakukan perbandingan nilai
signifikansi koefisien regresi
( )
β3 dengan taraf signifikansi( )
αyang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis
penelitian ini akan diterima bila nilai signifikansi koefisien regresi
( )
β3 adalah positif dan nilai signifikansi koefisien regresi( )
β3lebih rendah dari taraf signifikansi
( )
α 0,05.b. Pengujian hipotesis II
1. Rumusan Hipotesis 1
Ho= tidak ada masa kerja pada hubungan antara prestasi kerja
dan kompensasi.
Ha = ada pengaruh masa kerja pada hubungan antara prestasi
kerja dan kompensasi.
2. Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan
Pengujian hipotesis penelitian ini didasarkan model persamaan
regresi dari Chow (Gujarati, 1995:512) dengan rumus sebagai
(
1 2)
1 3 2 2 1 10 β β β μ
α + + + +
= X X X X
Yi
Keterangan :
i
Y = Variabel pemberian kompensasi
0
α = Konstanta
1
β = Koefisien regresi prestasi kerja
1
X = Variabel prestasi kerja
2
β = Koefisien regresi masa kerja
2
X = Variabel masa kerja
β3 = Koefisien regresi interaksi antara variabel prestasi kerja dan variabel masa kerja
2 1X
X = Nilai interaksi antara variabel prestasi kerja dan variabel masa kerja
1
μ = Variabel pengganggu
Penarikan Kesimpulan :
Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi
variabel X1X2 terhadap Yi, maka dilakukan perbandingan nilai
signifikansi koefisien regresi
( )
β3 dengan taraf signifikansi( )
αyang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis
penelitian ini akan diterima bila nilai signifikansi koefisien regresi
( )
β3 adalah positif dan nilai signifikansi koefisien regresi( )
β339 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Pabrik Gula Gondang Baru semula bernama Pabrik Gula
Gondangwinangun, yang didirikan pada tahun 1860 oleh NV. Klatensche Cultuur
Maatschapij yang berkedudukan di Amsterdam (Nederland), sedangkan
pengelolaannya dilakukan oleh NV. Mirandolle Voute & Co yang berkedudukan di
Semarang.
Pada tahun 1930 – 1935 karena adanya krisis ekonomi dunia maka
pabrik gula tidak berproduksi atau tidak menggiling tebu. Kemudian pada tahun 1935
– 1942 pabrik berproduksi lagi dan pimpinan perusahaan dipegang oleh orang
Belanda bernama Boerman dan M.F.H. Bremmers.
Pada tahun 1942 – 1954 waktu Jepang menduduki Indonesia, Pabrik
Gula Gondangwinangun dikuasai oleh Jepang dan pimpinan perusahaan dipegang
oleh orang Jepang bernama Niskio dan Inogaki, tetapi masih dibantu oleh orang
Belanda yaitu M.F.H. Bremmers.
Pada tahun 1945 waktu revolusi kemerdekaan Indonesia, pabrik
dikuasai oleh bangsa Indonesia yang kemudian dikelola oleh Badan Penyelenggara
Perusahaan Gula Negara (B.P.P.G.N). Pimpinan perusahaan dipegang oleh orang
Pada tahun 1948 ketika Perang Dunia ke 2 berlangsung, pabrik gula
tidak berproduksi dan baru pada tahun 1950 pabrik mulai berproduksi lagi.
Pada Desember 1957, sesuai dengan Keputusan Pemerintah RI semua
Perusahaan Gula milik Belanda diambil alih oleh Pemerintah RI. Sedangkan
pengawasan diserahkan kepada P.P.N. baru unit Semarang A yang dipimpin oleh
Bapak Soepeno (1957-1960) dan nama Pabrik Gula Gondangwinangun diubah
menjadi Pabrik Gula Gondang Baru PT.
Selanjutnya dengan Peraturan Pemerintah RI No. 164 tanggal 1 Juli
1964 pabrik Gula Gondang Baru PT dimasukkan dalam P.P.N. (Perusahaan
Perkebunan Negara) Jawa Tengah V di Solo dan berganti Pabrik Gula Gondang Baru.
Dengan Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1968 tanggal 13 april 1968
P.P.N Jawa Tengah V dibubarkan dan dibentuk P.N.P (Perusahaan Negara
Perkebunan) XVI yang berkedudukan di Solo dan Pabrik Gula Gondang Baru masuk
dalam lingkungan P.N.P XVI.
Akhirnya dengan Peraturan Pemerintah No 11 tahun 1981 tanggal
1 April 1981 P.N.P XVI dibubarkan dan digabung kedalam P.T.P XV (Persero)
menjadi PT.Perkebunan XV-XVI (Persero) berkedudukan di Solo. Dalam hal ini
Pabrik Gula Gondang Baru masuk didalamnya sampai saat ini.
B. Lokasi Perusahaan
Yang dimaksud dengan lokasi atau letak perusahaan adalah tempat di
Gondangwinangun, Plawikan, Jogonalan, Klaten. Alasan yang menjadi pertimbangan
pemilihan lokasi tersebut adalah :
1. Mendekati bahan mentah
Bahan baku yang dibutuhkan adalah tebu. Pabrik Gula Gondang Baru
memperoleh tebu dari daerah sekitarnya, yang meliputi daerah Kabupaten Klaten
dan Kabupaten Boyolali.
2. Mendekati sumber tenaga
Kebutuhan akan tenaga kerja dapat mudah dipenuhi, karena sebagian besar tenaga
kerja berasal dari daerah di sekitar pabrik, hanya karyawan staf yang kebanyakan
dari luar daerah karena pengadaannya ditentukan oleh Direksi.
3. Transportasi
Pabrik Gula Gondang Baru memiliki fasilitas transportasi yang memadai, seperti
mobil dinas maupun lori-lori. Selain itu, pabrik terletak di pinggir jalan raya
sangat menunjang kelancaran perusahaan dalam mengangkut bahan baku maupun
produk jadi.
C. Struktur Organisasi Perusahaan, Tugas dan Wewenang 1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan ini tiap tahun mengalami penyesuaian
kondisi dan kebutuhan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Struktur organisasi perusahaan pada tahun 2008 adalah sebagai
2. Tugas dan Wewenang a. Administratur
Administratur memegang tanggung jawab terhadap jalannya perusahaan yang
dipimpinnya. Tugas dan wewenang administratur meliputi :
1. Memimpin dan bertanggung jawab penuh kepada perusahaan.
2. Bertanggung jawab atas maju dan mundurnya perusahaan.
3. Memimpin semua kegiatan usaha yang berada dibawahnya.
b. Kepala Bagian Instalasi
Kepala bagian instalasi mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab atas kelancaran mesin-mesin pabrik baik pada waktu giling
maupun tidak giling.
2. Mengadakan perbaikan dan perawatan gedung kantor dan rumah dinas staf.
3. Merupakan stasiun yang bertugas memperbaiki dan memelihara dan memelihara
lokomotif dan kendaraan di atas rel.
4. Bertanggung jawab atas kelancaran atau perbaikan dan perawatan kendaraan jalan
raya.
c. Kepala Bagian Pabrikasi
Kepala bagian pabrikasi mempunyai tugas dan wewnang sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi.
3. Mengawasi kelancaran proses produksi berdasarkan mutu gula yang telah
ditentukan.
4. Mengawasi tugas bagian pengawasan mutu.
d. Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan
Bagian ini bertanggung jawab atas segala urusan tata usaha kantor dan dalam
tugasnya dibantu oleh 4 bagian, yaitu :
1. Bagian Pembukuan
Bagian pembukuan mempunyai tugas dan wewenang mengurusi administrasi
kekayaan perusahaan.
2. Bagian Keuangan
Bagian keuangan mempunyai tugas dan wewenang bertanggung jawab atas
masalah yang sifatnya berhubungan dengan keuangan, baik pemasukan maupun
pengeluaran.
3. Bagian umum, membawai 3 bagian meliputi :
a. Personalia, tugas dan wewenang meliputi :
- Mengurus santunan social
- Hak-hak karyawan
- Pensiun Astek
b. Sekretariat, tugas dan wewenang meliputi :
- Menyelenggarakan surat-surat baik ke dalam maupun keluar perusahaan
c. Poliklinik, tugas dan wewenang meliputi :
- Memelihara kesehatan para karyawan dan keluarganya
4. Bagian Gudang
Bagian gudang mempunyai tugas dan wewenang menginventarisasi barang –
barang yang ada dalam gudang dan menjaga keamanannya.
e. Kepala Bagian Tanaman
Kepala bagian tanaman mempunyai tugas dan wewenang meliputi :
1. Bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku.
2. Memberikan bimbingan teknik kepada petani tebu.
3. Memberikan penyuluhan terhadap petani tebu.
4. Menetukan kebijaksanaan tanaman.
5. menangani pengangkutan tebu.
D. Ketenagakerjaan 1. Fasilitas Kerja
Dalam rangka memberi motivasi kepada para karyawan, PG. Gondang Baru
memberikan jaminan sosial disamping gaji. Jaminan sosial adalah pemberian dari
perusahaan yang diberikan kepada karyawan menurut keadaan, waktu dan
kebutuhan masing – masimg karyawan, antara lain :
a. Hak Pokok
2. Tunjangan sewa rumah, listrik dan air yang diberikan kepada karyawan yang
tidak menempati rumah dinas.
3. Istirahat mingguan yaitu bagi karyawan yang bekerja selama enam hari.
4. Istirahat tahunan yaitu setiap karyawan berhak cuti tahunan selama 12 hari
kerja setelah bekerja selama 12 bulam terus menerus.
b. Hak Pelengkap
1. Upah Lembur, diberikan pada karyawan yang lembur atau yang bekerja di
luar jam kerja atas perintah atasan.
2. Jasa Produksi, diberikan setiap tahun yang besarnya didasarkan atas dasar
efektif produksi gula masing – masing.
3. Pakaian Dinas, pakaian dinas diperoleh dari Direksi yang diberikan setiap
tahun sekali.
4. Kesempatan untuk membeli gula, perusahaan memberikan kesempatan bagi
karyawan untuk membeli gula yang dihasilkan oleh perusahaan dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
5. Asuransi Tenaga Kerja, Diatur menurut PP No 3 Tahun 1977 bahwa setiap
tenaga kerja harus diasuransikan.
6. Tunjangan Cuti Tahunan, karyawan staf dan karyawan bulanan mendapatkan
hak cuti selama 12 hari dan pesangon untuk cuti yang diberikan hanya sekali
7. Penghargaan masa kerja 25 tahun, bagi karyawan staf dan karyawan tetap
yang telah mempunyai masa kerja 25 tahun akan mendapatkan penghargaan
yang berupa piagam, uang tunai dan kenang – kenangan berupa barang.
8. Jaminan hari tua atau pensiun, yaitu setelah berumur 55 tahun.
9. Jaminan kesehatan, berupa penyediaan balai pengobatan, pelayanan kesehatan
diberikan secara cuma – cuma untuk seluruh karyawan dan keluarganya.
c. Hak Tambahan
1. Kesempatan tugas belajar atau pengembangan karier , yaitu kalau memenuhi
syarat di LPP atau Instansi.
2. Biaya pendidikan ditanggung perusahaan.
3. Perjalanan dinas karyawan yang ditugaskan ke luar daerah diberi uang saku
atau biaya perjalanan. Misalnya : uang makan, uang saku dan penginapan.
4. Bantuan kematian, bilamana karyawan meninggal dunia diberikan bantuan
kematian berupa biaya pemakaman, uang duka, uang jasa, upah karyawan
yang meninggal dibayar penuh, kalau keluarganya yang meninggal diberi
bantuan pemakaman.
5. Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK )
Bagi karyawan diberikan kesempatan pemutusan hubungan kerja atas
permintaan sendiri atau tidak diberi pesangon, kalau dari pihak perusahaan
d. Hak lain – lain
1. Peralatan keselamatan kerja, setiap karyawan yang bekerja ditempat
berbahaya yang menurut undang – undang memperoleh alat – alat
keselamatan kerja dari perusahaan.
2. Khusus karyawan wa