• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN SEBARAN KERUSAKAN HUTAN MANGROVE BERDASARKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KABUPATEN BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMETAAN SEBARAN KERUSAKAN HUTAN MANGROVE BERDASARKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KABUPATEN BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN SEBARAN KERUSAKAN HUTAN MANGROVE

BERDASARKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KABUPATEN

BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

NUR JANNAH HARAHAP NIM. 3101131217

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

vi ABSTRAK

NUR JANNAH HARAHAP. NIM.3101131217. Pemetaan Sebaran Kerusakan Hutan Mangrove Berdasarkan Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi di Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui tutupan lahan pada kawasan hutan mangrove tahun 2014 berdasarkan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografi di Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. (2) Mengetahui sebaran kerusakan hutan mangrove berdasarkan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografi di Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah hutan mangrove yang berada di Kabupaten Batu Bara. Sampel dalam penelitian ini adalah titik pada kawasan hutan mangrove yang mengalami kerusakan dan mudah dijangkau. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Studi Dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tutupan lahan yang ada di Kawasan Hutan Mangrove Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara pada umumnya berupa

vegetasi hutan mangrove seluas 3.827,87 Ha dengan kerapatan tajuk sekitar 40–50%

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Al - hamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas segala Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemetaan Sebaran Kerusakan Hutan Mangrove Berdasarkan Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi di Kabupaten Batu Bara Provinsi

Sumatera Utara”. Adapun tujuan skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas

dalam memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi baik dalam bentuk moral dan material sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Maka dari itu dengan sepenuh hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Dosen Penguji dan juga menjabat sebagai

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.

4. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si selaku dosen pembimbing akademik.

5. Bapak Drs. Nahor M. Simanungkalit, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi.

6. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku dosen penguji.

7. Ibu Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Sc

8. Ibu Dra. Asnidar,M.Si selaku Sekretaris jurusan Pendidikan Geografi.

9. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis

dengan segudang ilmu di bangku perkuliahan.

10. Bapak Hajat Siagian sebagai staff pegawai di Jurusan Pendidikan Geografi yang

telah banyak memberikan informasi kepada penulis.

11. Bapak Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara beserta

(6)

iv

12. Teristimewa kepada kedua Orangtua tercinta, Ayahanda H. Usman Harahap dan

Almh. Ibunda Hj. Rohani Hasibuan yang tidak mengenal kata lelah, dan penuh kasih sayang membesarkan, mendidik, yang selalu mendo’akan dan mendukung penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Kepada Kakak dan Abang tercinta Yusniar Harahap dan Zainal Habibi Harahap yang selalu memberikan semangat dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada Seluruh keluarga besar yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu.

13. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi teristimewa kelas B Reguler

stambuk 2010. Terkhusus kepada sahabat-sahabat terbaikku (Febry, Aisyah, Winda, Yanti, Roganda, Mentari, Nisha, Diki, Baga, Adi, dan Asfih)

14. Seluruh teman – teman konsentrasi Geografi Teknik dan Perencanaan

Pengembangan Wilayah alias Getekers stambuk 2010

15. Teman – teman kost 11B, andong Fitrah Bissmi Harahap, SH dan adek Putri

Pusvasari, S.Pd

16. Sahabatku kak Aminah Hasibuan, S.Pdi yang tak pernah bosan memberikan

motivasi kepada penulis.

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan kebaikan kepada meraka yang telah memberikan bantuan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Medan, 20 Januari 2015 Penulis

(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

B. Penelitian yang Relevan ... 18

(8)

viii

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 23

A. Lokasi Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Analisa Data ... 24

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 26 A. Keadaan Fisik ... 26

B. Keadaan Non Fisik ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil penelitian ... 45

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Kriteria Baku Kerusakan Mangrove Tahun 2004 ... 16

2. Kunci Interpretasi Visual ... 19

3. Luas Wilayah per Kecamatan di Kabupaten Batu BaraTahun2013 ... 28

4. Distribusi Jenis Great Group Tanah di Kabupaten Batu Bara ... 31

5. Distribusi Jenis Great Group Tanah per Kecamatan di Kabupaten Batu Bara ... 32

6. Rata-rata Jumlah Tahunan di Kabupaten Batu Bara ... 34

7. Klasifikasi Tipe Iklim Menurut Schmidth – Ferguson ... 35

8. Sebaran Jenis Batuan di Kabupaten Batu Bara ... 37

9. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 41

10.Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 ... 42

11.Prasarana dan Sarana Pendidikan di Kabupaten Batu Bara Tahun2013 ... 43

12.Pribadatan di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 ... 43

13.Jenis Tutupan Lahan di Kabupaten Batu Bara Tahun 2014... 46

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Persentase TutupanVegetasi ... 11

2. Skema Kerangka Berpikir ... 22

3. Diagram Alir Penelitian ... 25

4. Peta Administrasi Kabupaten Batu Bara ... 27

5. Peta Tutupan Lahan di KawasanHutan Mangrove Kabupaten Batu Bara Tahun 2014 ... .46

6. Kerapatan Tajuk Hutan Mangrove < 40% ………..……...47

7. Kerapatan Tajuk Hutan Mangrove 50 % ………..……...47

8. Kerapatan Tajuk Hutan Mangrove 60 % …………..……….……....48

9. Kerapatan Tajuk Hutan Mangrove70 % ………..…..…....49

10.Peta Kerapatan Tajuk Pada Kawasan Hutan Mangrove Di Kabupaten Batu Bara Tahun 2014……….…………...51

11.Kerusakan Hutan Mangrove Tingkat Ringan...…………...………...53

12.Kerusakan Hutan Mangrove Tingkat Sedang ………….………...54

13.Kerusakan Hutan Mangrove Tingkat Berat..………...55

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal

1. Rata – rata Curah Hujan Tahunan Kabupaten Batu Bara ... 64

2. Bahan Penelitian ... 65

3. Hasil Uji Lapangan ... 66

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sebagai Negara kepulauan, Indonesia terdiri atas lebih dari 17.508 buah pulau

besar dan kecil dengan panjang garis pantai sekitar 81.000 km. Sebagian daerah tersebut ditumbuhi hutan mangrove dengan luas ± 4,2 juta ha. Dipandang dari segi luas areal,

hutan mangrove di Indonesia adalah yang terluas di dunia. Hutan mangrove tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua, dengan luas sangat bervariasi bergantung pada kondisi fisik,

komposisi substrat, kondisi hidrologi, dan iklim yang terdapat di pulau-pulau tersebut. Pada tahun 1982, hutan mangrove di Indonesia tercatat seluas 4,25 juta ha sedangkan

pada tahun 1993 berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kehutanan (1997), luas hutan mangrove menjadi 3,7 juta ha, sehingga terjadi penurunan luas hutan

mangrove yaitu 0,55 juta ha dalam kurun waktu 11 tahun atau laju kerusakan 0,05 juta ha/tahun.

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki hutan mangrove

terluas. Luas keseluruhan hutan mangrove di Sumatera Utara mencapai 48.821,86 ha. Sebanyak 16.432,34 ha dilaporkan dalam keadaan rusak berat, 23.951,67 ha dalam keadaan rusak sedang dan 8.437,85 ha dalam keadaan tidak rusak hutan mangrove di

Sumatera Utara yang masih baik (Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II, 2011)

(13)

2

Kerusakan hutan mangrove juga terjadi di Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera

Utara. Pada tahun 2006 luas hutan mangrove yang ada di Kabupaten Batu Bara seluas 18.000,06 Ha. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2011 luas hutan mangrove yang ada seluas 3.395,47 ha, sehingga terjadi penurunan luas seluas 14.604,59 ha. (Dinas

kehutanan dan Perkebunan Batu Bara, 2011).

Perubahan luas hutan mangrove primer menjadi hutan mangrove sekunder terutama

disebabkan oleh aktivitas manusia. Sebagian manusia dalam memenuhi keperluan hidupnya adalah dengan memanfaatkan ekosistem mangrove. Hal ini dapat dilihat dari adanya alih fungsi lahan (mangrove) manjadi tambak, pemukiman, industri dan

sebagainya maupun penebangan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tutupan lahan mangrove dan peta

sebaran tingkat kerusakan mangrove yang terjadi sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan daerah.

Pembuatan peta yang mutakhir bila dilakukan berdasarkan pengukuran langsung di

lapangan biasanya lebih akurat, namun membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang relatif banyak. Maka dari itu peneliti memanfaatkan hasil teknologi penginderaan jauh

yaitu image citra Quickbird untuk membantu peneliti dalam menganalisis kerusakan

pada daerah penelitian. Selain teknik penginderaan jauh, peneliti juga menggunakan Sistem Informasi Geografi untuk membantu mengolah data citra. Hal lain yang

melatarbelakangi peneliti ialah penerapan aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam pembuatan peta sebaran kerusakan hutan mangrove tahun

(14)

3

penginderaan jauh dan sistem informasi geografi tersebut akan diperoleh informasi

tingkat kerusakan dan tutupan lahan dalam bentuk peta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini ialah 1) Alih fungsi lahan 2) Tutupan lahan di kawasan hutan mangrove 3)

Sebaran kerusakan hutan mangrove 4) Penyebab kerusakan hutan mangrove.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada tutupan lahan, sebaran kerusakan hutan mangrove di Kabupaten Batu Bara, Provinsi

Sumatera Utara yang akan dianalisis dari data penginderaan jauh dan diolah dengan sistem informasi geografi.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah, maka dalam penelitian ini masalah yang

dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tutupan lahan pada kawasan hutan mangrove tahun 2014 berdasarkan

teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografi di Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara?

2. Bagaimana sebaran kerusakan hutan mangrove berdasarkan teknik penginderaan

(15)

4

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui tutupan lahan pada kawasan hutan mangrove tahun 2014 berdasarkan

teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografi di Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.

2. Mengetahui sebaran kerusakan hutan mangrove berdasarkan teknik penginderaan

jauh dan sistem informasi geografi di Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera

Utara.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi rekomendasi kepada pemerintah daerah dan pihak swasta dalam melaksanakan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan

(16)

60

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tutupan lahan kawasan hutan mangrove yang ada di Kabupaten Batu Bara pada

umumnya berupa hutan mangrove seluas 3.827,87 Ha dengan kerapatan tajuk antara

40 – 50% yang artinya kerapatannya termasuk kategori sedang.

2. Kawasan hutan mangrove yang mengalami kerusakan tersebar 81,87% diseluruh

kawasan hutan mangrove di Kabupaten Batu Bara. Kerusakan hutan mangrove tersebut terjadi di bagian daratan kawasan hutan mangrove yang disebabkan oleh

sebagian dari masyarakat menebang pohon mangrove secara liar,

mengalihfungsikan lahan hutan mangrove menjadi perkebunan kelapa sawit, dan

pembukaan tambak udang secara liar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa saran penulis sebagai bahan masukan antara lain:

1. Tutupan lahan kawasan hutan mangrove yang ada di Kabupaten Batu Bara

didominasi oleh kenampakan hutan mangrove seluas 3.827,87 Ha dengan kerapatan

tajuk antara 40 – 50% yang artinya kerapatannya termasuk kategori sedang. maka

dari itu diharapkan kepada pemerintah untuk membuat peraturan tebang tanam

pohon mangrove.

(17)

61

2. Kawasan hutan mangrove yang mengalami kerusakan tersebar 81,87% diseluruh

kawasan hutan mangrove di Kabupaten Batu Bara. Maka dari itu Pemerintah diharapkan untuk membantu masyarakat yang memiliki pendapatan rendah misalnya dengan cara membuka lapangan pekerjaan agar mereka tidak lagi

melakukan perusakan di kawasan hutan mangrove misalnya, pekerjaan menjaga kawasan hutan mangrove agar tidak ada penebangan secara liar, menanam pohon

(18)

62

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1989. Penginderaan Jauh Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/, diakses pada

tanggal 17 mei 2014, pada pukul 22.30 wib.

Aronoff, S. 1989. Remote Censing for GIS Manager (terjemahan). Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

BAKOSURTANAL/BIG dalam Survei Geodesi, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional. 2009

Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II. 2006. Medan. Data Kerusakan Hutan Mangrove di Provinsi Sumatera Utara

Badan Perencanaa Pembangunan Daerah Kabupaten Batu Bara. 2013. Peta Administrasi Kabupaten Batu Bara Tahun 2013.

Budiyanto, E. 2002. Sistem Informasi geografis Menggunakan ArcView GIS.

Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Butler, M.J.A,. Mochot, M.C., Berack, V., and LeBlanc, C. 1998. The Aplication of

Remote Technology to Marine Fisheries. An Introduction Manual. FAO. Fisheries

Technical Paper. Diakses tanggal 14 Juli 2014 Pukul 23.40 WIB. http://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/06/citra-landsat/

BPS Kabupaten Batu Bara. 2013. Kabupaten Batu Bara dalam Angka Tahun 2013

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara. 2013. Data Kerusakan Hutan Mangrove Tahun 2011

Harahap, M.M. 2011. Pemetaan Tingkat Kerusakan Mangrove di Kabupaten Asahan

Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Prodi Kehutanan. Medan: Fakultas Pertanian

USU

Howard, J.A 1996. Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan, teori dan Aplikasi.

Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

http://www.bakosurtanal.go.id/assets/download/sni/SNI/15.%20SNI%207645- 2010%20Klasifikasi%20penutup%20lahan.pdf diakses tanggal 27 desember 2014

Pukul 22.30 WIB

Juhadi dan Dewi. 2002. Sistem Informasi Geografis: Tutorial Arc View. Bandung:

(19)

63

Lumbantoruan, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Pendidikan Geografi. Medan: FIS

UNIMED

Mardiyah, A. 2005. Kesesuaia Lahan Padi Sawah di Kota Langsa. Skripsi. Prodi

Kehutanan. Medan : Fakultas Pertanian USU

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 201. 2004. Tentang Keriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove Pasal 3 dan Pasal 4.

Onrizal. 2010. Perubahan Tutupan Hutan Mangrove di Pantai Timur Sumatera Utara Periode 1977-2006. Jurnal Biologi Indonesia 6 (2)

Pasaribu, N. 2004. Krisis Hutan Mangrove di Sumatera Utara dan Solusinya. Makalah

Pribadi Falsafah Sains. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Prahasta, E. 2009. Sistem Informasi Geografis (SIG); Tutorial ArcView. Bandung:

Informatika.

Purwoko, A dan Onrizal. 2002. Identifikasi Potensi social Ekonomi Hutan mangrove di

SM KGLTL. Makalah Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Dosen Muda

dan Kajian Wanita, Jakarta: Ditjend DIKTI.

Purwoko, A., Riswan dan M.R. Siahaan. 2006. Analisis perubahan Fungsi Lahan di Kawasan Pesisir dengan Menggunakan Citra Satelit Berbasis Sistem Informasi

Geografis. Jurnal Wahana. Medan: Sekolah Pasca Sarjana USU

Putra, S.H. 2012. Pemetaan Perubahan Tutupan Lahan di Pesisir Kota Medan dan

Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Prodi Kehutanan. Medan: Fakultas Pertanian

USU

Berutu,S.D. 2012. Aplikasi Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi untuk Analisis Perubahan Luas Hutan di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun

2000-2010. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial

UNIMED.

Sari, Z.H. 2012. Studi Tentang Kerusakan Hutan Mangrove di Desa Lubuk Kertang

Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Geografi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial UNIMED

Satriya, INB, Haryo DA dan Dian S. 2010. Mangrove Density and Species Mapping Using SPOT Satellite Imagery in Coastal Region of Trenggalek and Malang

Regency. Makalah Seminar Nasional Pasca Sarjana ITS. Surabaya: Institut

(20)

64

Somantri, L. 2008. Pemanfaatan Teknik Penginderaan Jauh Untuk Mengidentifikasi Kerentangan dan Resiko Banjir. Jurnal Geo Jurusan Pendidikan Geografi, Vol. 8, No. 20

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R .Bandung: Alfabeta

Susanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

http://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/06/citra-landsat/ Diakses tanggal 14 Juli 2014 Pukul 23.40 WIB.

Venus, S. 2008. Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Satelit QuickBird di

Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Manajemen Hutan

Fakultas Kehutanan Intstitut Pertanian Bogor. Bogor

Winarso, G dan Purwanto, A.D. 2014. Pendekatan Baru Indeks Kerusakan Mangrove

Menggunakan Data Penginderaan Jauh. Makalah Seminar Nasional

Penginderaan Jauh. http://sinasinderaja.lapan.go.id/.../bukuprosiding_368-379 diakses tanggal 16 Agustus 2014 Pukul 11.03 WIB

Zuidam, V dan Cancelado, Z. 1979. Terrain Analysis and Clasification Using Aerial

Referensi

Dokumen terkait

Penyelamatan pembiayaan (restrukturisasi pembiayaan) adalah istilah teknis yang biasa dipergunakan dari kalangan perbankan terhadap upaya dan langkah-langkah yang

Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) sejalan dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat dan ketersediaan infrastruktur telah terjadi perubahan orientasi petani dalam

1) Perjalanan yang bertanggungjawab, dimana seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ekowisata harus berupaya melakukan perlindungan alam atau setidak-tidaknya

Topik merupakan masalah pokok yang dibicarakan atau dibahas pada suatu makalah; sedangkan judul merupakan label atau nama dari makalah yang ditulis.. Dalam membuat

Penghasilan dari PNS sudah langsung dipotong sebagai zakat oleh bagian keuangan dan disalurkan kepada mustahiq, sedangkan hasil honor dan pendapatan lain dari

Artinya terdapat hubungan positif antara tingkat partisipasi anggota kelompok tani dengan efektivitas Gapoktan pada Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan

Place identity is an important dimension of social and cultural life in urban areas and continuity of place identity is strongly linked to place attachment and sense of belonging.. In