1
PEMANENAN RANGGAH MUDA
(Vehet)
SEBAGAXT-BAHAN
NILAI.~SAHA
PENANGKARAN
L ~ ~ ~ ~ ; 4 - T ~ ~ ~ ~
(Cewus titnorensis
de Blainville)
PERUM PERHUTANI Dl J O N G G O L J A W A
BARAT
J O S N I MANNES
E03495023
JURUSAN KONSERVASI SUMUERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
RINGKASAN
JOSNI MANNES (1999). Pernanenan Ranggah M u d a (Velvet) Sebagai Tambahan Nilai Uasaha Penangkaran Rusa Tinior (Cervus lirnore~rsis d e Blainville) Perurn Perhutani Di Jonggol Jama Barat (dibawah bimbingan Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si. d a n Ir. Tutnt Sunarminto, M S . ) .
Keanekaragaman hayati satwaliar Indonesia memiliki potensi yang c u h p tinggi yang dapat mendatangkan devisa negara. Potensi yang c u h p tinggi tersebut mencakup nilai ekologi, biologi,
estetika, sumber plasma nutfali, rekreasi alam, pendidikan dan ilmu pengetahuan. Rusa dapat dinianfaatkan dagingnya sebagai sumber protein hewani yang rendah kolesterol. Sedangkan kulit msa dapat dimanfaatkan sebagai bahan b a h indushi kerajinan kulit. Ranggah muda msa (Velvet) berguna sebagai bahan baku obat-obatan tradisional Cina dan Korea Selatan.
Rusa timor (Cervlis lir~iorozsis) merupakan sanvaliar yang mempunyai potensi yang cerah untuk di ken~bangkan di masa depan. Untuk itu perlu diketahui aspek-aspek yang bemilai ekonomis tinggi dari organ-organ tubuh msa selain daging dan h l i t . Ranggah muda msa merupakan bagian tubuli msa yang bemilai ekonomis tinggi sehingga diperlukan penelitian tentang besamya produksi ranggah muda sekali pemanenan pada suatu penangkaran rusa timor.
Penelitian ini bertujuan :
1.
Untuk mengetahui kondisi biologis dan total produksi ranggah muda rusa timor (Cervirs rh~orertsis) dari usaha penangkaran rusa di Jonggol pada kondisi optimal.2. Untuk mengztahui nilai ekonomis dari penjualan ranggah muda dan penjualan rusa timor dalam sekali pemanenan pada kondisi optimal di penangkaran rusa di Jonggol.
3.
Untuk mengetahui kelayakan secara finansial usahs penangkaran msa timor di Jonggol.Penelitian dilakukan di penangkaran msa timor Jonggol yang masuk dalam wilayah KPH Bogor,
i3KPII Jong_eol, RF'H Cariu. Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan yaitu mulai 1 Jaouari - 28 Febnlari !999. Peralatan y?.ng digunaknn selama prnelitinr? adalnh : Karr??ra. a!a! tulis dan alat. hitung, alat peaib~lldinl: ranyga!] rysa yalg telah diuhxr dimrnsinya dan seperangkat komputei dengan sofhvare microsoft exccl.
Hasil pengamatan dan penghitungan terhadap karakteristik populasi rusa timor bahwa ukuran populasi msa timor saat ini telah mencapai 51 ekor dengan nisbah kelamin 1 : 3 dengan kelas umur dewasa produktif sejumlah 21 ekor dengan sex ratio 1 : 3, kelas umur anak 15 ekor dengan sex ratio 1 : 2 dan kelas umur tua sejumlah 8 ekor dengan sex ratio 1 : 3. Daya dukung areal penangkaran (K) sebesar 97 ekor (Teddy, 1998). Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan populasi yang tinggi, dengan laju pertumbuhan populasi ram-rata dengan model pertumbuhan poppulasi logistik sebesar (r) 0,72 (dari hasil data tahun 1995-1998). Laju pertumbuhan populasi tersebut tergolong tinggi bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan populasi bagi rnamalia ukuran sedang yaitu sebesar 0,25 pada kondisi bebas di alam (van Lavieren, 1983). Untuk pengusahaan rusa timor yang berorientasi
ekonomis dan ekologis pertumbuhan populasi tersebut sangat menunjang tetapi ukuran populasi yang kecil akan menyebabkan kuota panen lestari yang kecil pula sehingga hams dibentuk ukvran populasi optimal. Ukuran populasi optimal didapat dari pcngcmbangan model pengusahaan hipotetik yaitu model pengusahaan dengan ukuran populasi aktual dengan penambahan fasilitas yang menunjang pengusahaan penangkaran rusa secara intensif. Ukuran populasi optimal dengan ukuran populasi awal
sebesar 1389 ekor dengan nisbah kelamin 1 : 4 dengan kelas umur anak 15 ekor dengan sex ratio 1:2, kelas umur dewasa 1358 ekor dengan sex ratio 1 : 4 dan kelas umur tua 16 ekor dengan sex ratio 1 : 3 daya dukung penangkaran msa (K) sebesar 2778 ekm.
Menurut Caughley (1977) kuota panen lestari untuk model pemanenan dengan pola pertumbuhan populasi logistik dapat dimmuskan sebagai berikut : MSY = % rm x % K. pengusahaan penangkaran
rusa timor pada kondisi aktual dan hipotetik dapat rnemauen maksimal sebesar 25 ekor msa setiap tahunnya. Sedangkan pada pengusahaan optimal dapat memanen maksimal sebesar 727 ekor setiap
tahunnya. Pemanenan daging rusa timor dilakukan sebesar 80% dari kuota paner. maksimalnya untuk mempertahankan populasi msa induk yang tetap produktif. Sehingga pada akhir daur masih terdapat sebanyak 1577 ekor rusa timor produktif (>
'
K). llal tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan populasi untuk masa pengusahaan selanjumya tetap mksimal.Pemanenan ranggah muda dilakukan pada rusa limor jaritan yang telah bemmur 2 3 tahurl. Prod~lktivitas rx g g a h mcda msa timcr dart hzrga rsnggah muda didekati mrlalui usaha penangkaran msa sika (Cenurs rrippor~ pseurlnxis) di Vietnam. Karakteristik habitat msa sika, ukuran tubuh msa sika jantan, berat hadan nlsa jantan dewasa dan min~mum breeding age rusa betina sama dengan rusa timor. Pertumbuhan ranggah muda pada rusa-msa trupis hingga dapat dipanen berkisar antara 40-70 hari. Produktivitas ranggah muda msa timor sebesar 0.42 kglranggahlekor (0,84kg/ekor) dengan masa produktif hingga 18 tahun, sehingga masa pemanfazrarl rangah muda selama 15 tahun (tahun ke-l
-
tahun ke-15).
luas areal yang dibutnhkan untuk penyediaan pakan seluas (2778 ekor x 5,88 kghahari) / 250 kgniahari = 65,34 ha. Luas areal aktual penangkaran rusa timor di jonggol seluas 5 hektar sehingga '
perlu perluasan areal seluas 60,34 hektar untuk pengusahaan penangkaran pada kondisi optimal. Pengelolaan habitat menyangkut sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada areal peiiangkaran rusa didapat dari hasil analisis perilaku. Hasil analisis perilaku menunjukan bah~va terdapat perilaku berkubang dan pembentukan teritori pada rusa jantan beranggah keras, sehingga diperlukan pembuatan areal-areal berlumpur yang dapat digunakan rusa jantan untuk berkubang. Pembentukan teritori pada
rusa jantan menuntut adanya luasan areal yang mendukung pembentukan teritori tersebut Menurut Tim Fakultas Kehutanan IPB (1991) dalam satu hektar dapat menampung 20 ekor rusa jantan dewasa,
seliingga luasan areal yang dibutulkan seluas 277 ekor 1 20 ekor per ha = 13,85 liektar. Luasan penambalian luasan areal yang dilakukan lebili dari cukup untuk pembentukan teritori rusa jantan. Perilaku rusa timor yang memakan rumput, dedaunan dan buah-buahan yang jatuh serta beristirahat di bawah pohon yang rindang mengindikasikan bahwa perlunya ditanam pohon-polion di tengah kebun runiput yang dapat digunakan rusa untuk tempat beristirahat dan sebagai sumber pakan.
Analisa finansial dengan menggunakan harga jual daging seekor msa berumur 1,5 tahun sebesar Rp. 1.800.000 dan harga ranggah muda sebesar Rp. 1.267.500ikg dan masa pengusahaan penangkaran selama 18 iahun. Dengan nilai tingkat suku bunga sebesar 20%, pengusahaan penangkaran rusa timor pada kondiii aktual dan hipotetik belum layak untuk dilaksanakan karena nilai NPV < 1, BCR < 1 dan IRR < 20%. Hal tersebut disebabkan karena kecilnya kuota panen daging dan mggah muda sehingga tidak dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Pengusahaan penangkaran pada kondisi optimal layak untuk dilaksanakan, karena secara finansial dengan pemanenan daging dan ranggah muda dapat meningkarlran nilai NPV, DCR dan IRR. Nilai NPV, BCR dan 1P.R pengusahaan rusa timor pada kondisi optimal dengan pemanenan daging dan ranggah muda, yaitu : NPV = 914.243, BCR = l , l 6 dan IR! = 24%.
Pananenan raiiggal~ muda msa timor meningkatkan nilai NPV, BCK dan IRR pada kondisi hipotetik dan kondisi optimal Tambahan nilai dari hasil pemanenan ranggah muda rusa timor pad2 knniisi !ii?otctik dapat meningiiaikan nilai NPV sebeser 53.743 d e n ~ a n kontrihusi pccingkatan setcsar 2,57% bila dihacdingkan dengan pemanenan daging saja. Sedangkan pada kondisi optimal peninekatan nilai NPV sebesar 1.126.105 dengan kontribusi peningkatan sebesar 53 1.53%.
sebesar Rp. 1.267.500 /kg dan nilai ekonomis seekor msa timor berumur 1,5 tahun sebesar
Rp. 1.800.000. Hasil analisis finansial menunjukan bahwa usaha penangkaran rusa timor dapat dilaksanakan pada kondisi optimal. Hal tersebut di tunjukan dengan nilai NPV > 1, BCR >I dan IRR > 20%. Hasil analisis sensitivitas untuk mengantisipasi perubahan biaya atau pendapatan menunjukan hahwa usaha penangkaran rusa timor dapat tidak layak apabila tidak tejadi kenaikan biaya sebesar
Judul Penelitian : PEMANENAN RANGGAH MI[lDA (Velvet) SEBAGAI T-MRAHAh' NILAI USAHA PENANGKARAN RUSA T I M O R (Cervus fimorertsis d e Blainville) PERUM PERHUTANI DI JONGGOL JAWA BARAT
Nama Mahasislva : JOSNI MANNES
NRP : E03495023
Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing 11,
(Ir. Aeus Privono Kartono, M S . ) Tanggal :
(Ir. Tutut Sunanninto. M.Si.) Tanggal :
Mengetahui :
Junlsan Konservasi Sumberdaya Hutan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1976 yang mempakan anak ketiga dari empat bersaudara dari ayah Djintar Mam Tampnbolon dan ibu Kartini Pasaribu.
Jenjang pendidikan penulis dimulai di Taman Kanak-kanak Dwi Harapan I1 Setiabudi, Jakarta Selatan pada tahun 1982. Pada Tahun I983 penulis melan9tkan ke Sekolah Dasar Negeri 01 Pagi Karet Kuningan, Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 1989. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Pertama Santo Fransiskus Asisi Menteng Dalam, Jakarta Pusat hingga lulus taliun 1992, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 81 (Lab School) Jakarta Timur dan lulus taliun 1995. Pada tahun 1995 penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama, Fakultis Kehutanan Institut Pertanian Bogor melalui program USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Kemudian tahun 1996 penulis memasuki Jumsan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut
Pellanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tulian Yang Maha Esa atas Rahmat dan Berkatnya yang telah memberikan kekuatan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi berjudul " Pemanenan Ranggah Muda (Velvet) Sebagai Tamballan Nilai Usaha Penangkaran Rusa Timor (Cervus fir11orensis de Blainville) Pemm Perhutani di Jonggol Jawa Barat" dengan baik.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada hulan Januari hingga akhir Febmari 1999 di Penangkaran Rusa di Jonggol, yang termasuk wilayah RPH Cariu, BKPH Jonggol, KPH Bogor Jawa Barat.
Pada kesempatan ini, perke~iankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan pengliargaan yang
tak terhingga kepada :
1. Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si. dan 11. Tutut Sunaminto, M S . sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk selama pelaksanaan penelitian hingga akbir
penulisan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Yusram Masijaya, M.Sc. yang telah berkenan mewakili J u N S ~ ~ Teknologi Hasil Hutan menjadi penguji dan memberikan masukan serta arahan demi penyempumaan skripsi ini
3. Ir. Bahruni, MS. yang telah berkenan mewakili Jurusan Manajemen Hutan untuk menguji penulis dan meniherikan kritik, saran, serta arahan demi penyempumaan skripsi ini.
4. Ir. Andi Punvadi, MM. selaku KKPH Bogor yang telah memberikan izin dan bantuan atas terselenggaranya penelitian ini.
5 . Bapak Onda Sudrajad selaku KRPH Cariu dan Bapak Suminta yang telah banyak membantu selama
pelaksanaan penelitian.
6. Keluargaku tercitrta : Bapa, Mama, Kakak Reni, kakak Esra serta adikku Fredi yang telah memberikan dorongan moril, materili dan kasih sayaug yang tulus kepada penulis.
7. Regina Summa Siahaan yang selalu setia menemani penulis dalam duka maupun suka serta memberikan aorongan moril selama penelitian.
8. Saudara-saudaraku seperjuangan di Wisma Jet Plane d m sahahat-szhabatk~iu yan: rel3ll banyak nietnbantu dalam penyslrnggaraan seminar skripsi dan ujian akhir.
9. Semua piliak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yalig telah membuat semua ini tenbujud. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleli karena itu penulis selalu menerima dengan senang hati segala kritik dan saran demi kesempurnaan sk-ipsi ini. Namun demikian penulis mengharapkan semoga yang tertuang dalam tulisan ini dapat hermanfaat hagi semua pihak yang memhutuhkannya.
DAFTAR IS1
Hal RINGKASAN
...
KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakan
11. TMJAUAN PUSTAKA A. Bio-Ekologi Rusa Tirnor
D. Kelayakan Ekono
111. KEADAAN LMUM LOKASI
A. Letak dan Status Areal
...
B. Iklim dan Tanah C. Topografi dan Hidrologi D. Aksesibilitas
IV. METODA PENELITIAN
B. Bahan dan Peralatan
a. Penzukuran Ranggah ivfuda b. Perilaku Dusa Tinlor
d. Usaha Penangkaran Rusa 'rimor 2. Prosedur Pengamatsn
D. Analisa Data
2. Analisis Finansial 3. Uji Hipotesis Peril
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Populasi
1. Smktur Populasi 2. Pertumbuhan Populas B. Perilaku Rusa Timor C. Pengaturan Populasi
aman 1 vii
1. Ukuran Populasi 2. Kuota Panen Lesta
2. Pertumbuhan Ranggah Muda Rusa Timor 3. Produksi Ranggah Muda Rusa Timor
1. PengeluaradBiaya
3. Analisis NPV, BCR dan IRR ...
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
B. Saran ... DAFTAR PUSTAICA
6
Tanduk pada rusa janlan mulai tumbuh pada umur 8 bulan dan pertumbuhan yang paling baik adalah
pada saal umur 15-17 bulan. Pada saal berakhirnya peri ode perkawinan biasanya dilandai dengan
ronloknya landuk tua ru"a.
Panjang ekor rusa meneapai 12 sampai 15 em. Bulu lengkuk rusa janlan pada saal birahi
ledihal lebal sedangkan pada rusa belina ledihal sedikil alau jarang. Untuk rusa jan Ian tua bulunya
akan berwarna kelabu dan lebih gelap. Pada bagian dalam lelinga rusa lerdapal bagian yang berwarna
putih kekuning-k:..Iningan. Pada bagian dada terdapat bercak yang berukuran keeil atau tidak ada sarna
sekali, sedangkan bagian dagu lidak ada bereak-bereak. Bagian dahi lebih gelap di bandingkan dengan
bagian-bagian lainnya dari kepala (van Bemmel, 1949 dalam Schroder, 1976).
Rusa timor mulai dapat melahirkan pada umur 2 talmo. Periode kawin rusa timor berkisar
pada bulan luni - Juli dengan masa bunting selama 8-9 bulan. Periode melahirkan pada rusa timor
pada bulan lanuari - Marel danjumlah anak rusa yang dilahirkan setiap periodenya sebanyak satu ekor
per induk. Peluang kelahiran anak rosa jantan dengan rusa betina sebesar I : 3. Lama waktu mengasuh
bayi selama 3 - 4 bulan (Hoogerwerf, 1970).
Menurut Schroder (1976), tanduk rusa terdiri atas lima bagian yaitu : base, anterior branch.
posterior branch, anterior terminal branch, posterior terminal branch. Tanduk rusa berbentuk panjang
dan langsing dengan ukuran panjang maksimum 75 em dan diameler maksimum 12 em. Panjang
lengkorak rusajanlan 21-29 em dan rusa belina 27-29 em. Bulu rusa lebal, kusul lelapi lembul hampir
menyerupai wool.
Menurul Schroder (1976), selelah masa kawin berakhir maka ranggah tua rusa janlan akan
langgal dan akan tumbuh ranggah muda. Ranggah muda leesebul diselimuli cleh membran yang
berbulu halus yang disebul "velvet". Selama pertumbuhan ranggah muda lersebul lerdapal ban yak
jaringan sa luran darah yang mensuplai darah untuk pertumbuhan ranggah muda tersebut. Pada kondisi mas.] pertumbuhan, ranggah muda tersebut sangat sensitif terhadap pelukaan yang dapat menyebabkan Il1feksi. Pertumbuhan ranggah muda sampai terjadi penu langanJkeras (proses kalsifikasi) pada rusa lropis temtama rusa sika (Ct?rvus nippon pseudaxis) selama I OO-J?5 hari (Lopes, 1993).
Il. Populasi
Menurul Alikodra (1993), populasi adalah kelompok organisme yang lerdiri dari
individu-individu satu spesies yang marnpu menghasilkan keturunan yang sarna dengan tetuanya. Anggota kelompok ini tidak atau jarang melakukan hubungan dengan spesies yang sarna dari kelornpok lainnya.
Suatu populasi dapal menempali wilayahnya yang sempil sampai luas, lergantung daya dukung
habilalnya dan karaklerislik spesies lersebut. Populasi dapal dijumpai pada suatu wilayah yang dapal
memenuhi segala kebutuhannnya. Habilal adalah lempal untuk berlindung, berkembang biak, makan
8
C. Perilaku
Perilaku satwa dapat diartikan sebagai ekspresi satwa yang disebabkan oleh karena semua
faktor yang mempengaruhinya. Setiap perilaku ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam
maupun dari luar (Suratmo, 1979). Faktor yang mempengaruhi perilaku satwa biasanya disebut
sebagai rangsangan, stimulant atau agent. Sedangkan aktivitas yang disebabkan oleh rangsangan tersebut dikenal dengan sebutan respon. Respon satwa terhadap semua faktor rangsangan yang
berbentuk perilaku pada dasarnya berasal dari suatu dorongan dasar di dalam diri semua satwa, yaitu
survive atau untuk tetap hidup.
Secara sosiologis satwa, tanduk dapat mempunyai fungsi sebagai simbul status sosial pejantan
pacta saat musim kawin, selain sebagai alat bertarung. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalarn
musim kawin, bentuk ranggah lebih berperan penting untuk kepentingan dominasi kelompok
dibandingkan dengan ukuran badan pejantan itu sendiri (Bartos, 1990).
Faktor-faktor yang menentukan perkembangan perilaku satwa menurut Manning (1978)
diantaranya adalah:
3. Instinct dan Learning
Faktor yang menyebabkan satwa dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Hal tersebut
didasarkan pada sistem syaraf sebagai bagian dari struktur satwa yang diwariskan dari tetuanya
(Instinct). Kemampuan satwa untuk memodifikasi perilaku berdasarkan pengalamannya atau
keadaan yang dihadapinya disebut learning.
b. Early Experiences (Pengalarnan pertarna)
Perkembangan per!Iaku yang dimulai sejak satwa masih mudc. yang secara konsisten
mempengaruhi pola perilaku yang akan dilakukannya pada masa yang akan datang. Pengaruh
pengalaman ini sangat besar sekali pengaruhnya bagi perilaku salwa.
c. Imprinting
Iltlprinting biasunyu dalam suaiu penditian dilakukan pada tempat pt:rtama satwa dilahirkan dan
merupakan tempat untuk menetap satwa yang sulit dirubah. Lorentz dnlam S'Jf3tmo
n
979)men::!rangkan bahwa imprinting merupakan bentuk yang unik dari learning, bentuk ini tidak bisa
dirubah dan dlbatasi hanya pada saat periode sensitif setelah kelahiran.
d. Motivasi
Motivasi merupakan proses internal yang menentukan perubahan perilaku yang disebabkan
9
D. Kelayakan Ekonomi 1. Prospek Pasar
Diantara berbagai jenis satwaliar, rusa merupakan satwaliar yang paling populer untuk
dimanfaatkan (Alikodra, 1993). Pemanfaatan rusa ini terutama untuk diambil daging, kulit, dan
tanduknya. Pada rumah makan - rumah makan di daerah Sumatera banyak menyajikan makanan
berupa sate dan rendang daging rusa. Ranggah tua rusa banyak dimanfaatkan sebagai kancing, gagang
atau pegangan pisau, pegangan tongkat serta sebagai obat-obatan (Schroder, 1976). Ranggah muda
rusa dapat dimanfaatkan sebagai sumber ammonia dan mineral yang penting bagi tubuh sehingga
dimanfaatkan secara ekstensif sebagai obat-obatan tradisional di Cina (Lydekker, 1889). Kulit rusa
digunakan sebagai bahan pembuat jaket, tas tangan, dompet dan sepatu. Sekitar tahun 1920- I 930 kulit
rusa menjadi komoditi eksport yang mampu menyediakan kurang lebih 130.000 lembar kulit rusa
keluar negeri.
Dengan adanya berbagai macam pemanfaatan, ternyata rusa timor memiliki nilai ekonomi
yang cukup tinggi. Suita (1990) dalam penelitiannya menyatakan ballWa restoran-restoran di DK!
Jakarta yang mengkonsumsi daging rusa import harganya relatif tinggi yaitu Rp. 40.000 - Rp.
50.000Ikg. Berdasarkan survei desa sekitar kawasan yang dilindungi di Afrika Barat menyatakan
bahwa harga daging rusa adalah $1.50-2.00/empat kg (Robinson, 1982 dalall1 MacKinnon, 1990).
Menurut survey yang dilakukan di kota Jakarta tahun 1990, dibutuhkan 50 ekor rusa setiap
bulannya. Sampai saat ini pemenuhan kebutuhan daging rusa tersebut masih hams diimport dari New
Zealand. Dimana harga jual daging rusa tersebut mencapai Rp. 40.000,00 - Rp. 50.000 per kilogram
(Suita,1990).
Pertumbuhan rusa yang cukup tinggi terutama dari bobot badannya menjadi faktor penunjang
dalam pemenuhan pemlintaan daging msa. Pada rusa yang berumur I tahun memiliki bobot standar
60 kilogram dengan berat karkas 600/'1 dari !Jabot hidup tttau sama del,gan 36 kg k:lrKaS (Fnkultas
Kehutanan lPG, 199 I).
Produk lain yang tak kalah pentingnya yang dihasilkan dari bagian tubuh rusa adalah ranggah
muda rusa (velvet) selain ekor ; otot kaki dan alat reproduksi jantan yang kesemuanya dieksport ke
Cina dan Korea Selatan sebagai bahan baku obat-obatan tradisiona1. Ranggah muda merupakan
jaringan hidup yang diselimuti oleh membran yang banyak dialiri oleh pembuluh darah. Ranggah
muda ini akan tumbuh sampai terjadi pengerasan atau proses kalsifikasi. Ranggah muda yang bcmilai
ekonomis adalah ranggah muda yang dihasilkan dari rusa yang telah berumur ?: 3 tahun. Pemanfaatan
ranggah muda rusa tropis telah dilakukan di Vietnam pad a rusa sika (Cervus nippon pselldaxis) dcngan
Gambar 5. Metoda pengukuran ranggah muda (velvet)
Keterangan :
A : Panjang Ranggah B : Panjang Cabang Pertama C : Panjang Cabang Kedua D : Diameter Ranggah
18
Pengamatan perilaku dilakukan terhadap tiga ekor rosa timor yang memiliki perbedaan
pertumbuhan ranggah. Pengamatan perilaku ini dilakukan oleh tiga orang yang masing-masing
mengamati seekor rusa, y30g dilakukan sebanyak tiga kali setiap hari dengan lama waktu pengamatan dua jam. RClltang waktu pengamatan terscbut dibagi atas 45 menit pengamatan sebelum makaG, 30
men it saat makan dan 45 menit sesudah makan. Perilaku rusa yang tcramati dan frekwcnsi kejadian pada pcrilaku tersebut clieatat dan dihttung. Pengamatan tersebut difokuskan pada perubahan peri!aku yang disehabkan karena perbedaan kondisi ranggalJ. Hal tcrscbut dilakukan karena rusa - rusa terse but
muhi mU11(,111 (dapat teramati) dari semak-semak sekitar 45 menit sebelum pemberian pakan.
C. Analisis Data
1. Pengaturan Kuota Pemanenan Daging dan Ranggah Muda I Velvet
Pengaturan struktur umur dan nisbah kelamin rusa timor di penangkaran Jonggol dilakukan untuk membentuk populasi optimal yang bernilai ekonomis. Penentuan ukuran populasi optimal yang dimaksud dilakukan dengan mempertimbangkan kelayakan usaha berdasarkan komponen-komponcn biaya dan pendapatan yang diperoleh setiap tahutmya pada masa pengusahaan penangkaran rusa timor.
Dengan diketahuinya seluroh komponen biaya yang dikeluarkan maka dapat diketahui kuota panen
[image:30.580.186.428.63.262.2]19
Kuota panen tersebut digunakan untnk mendapatkan daya dukung habitat penangkaran rusa pada
kondisi optimal dengan menggunakan rumus :
r=
In(¥'-)-In(¥.)
LIt
r
1- nセ@
MSY = セ@ K x 'lS fm
Keterangan :
MSY = Kuota panen rusa maksimal yang lestari
K = Daya dukung habitat
r", = Laju pertumbuhan populasi intrinsik r = Laju Pertnmbuhan Populasi Logistik
No = Ukuran Populasi awal
N, = Uk'Uran populasi pada saat tahun ke-t
N
=
Ukuran populasi betina produktif pada saat pemanenanUmur rusa timor yang dapat dipanen secara baik untnk dimanfaatkan dagingnya adalah 1,5
tahun (18 bulan) karena pada umur tersebut kandungan lemak pada daging rusa (karkas) berada pada
tingkat rendah yaitn 6%. Hal ini berhubungan dengan permlntaan pasar yakni konsumen lebih
menghendaki daging dengan kandungan lemak yang rendah (Drew, 1997 dalam Moore et.al, 1985).
Pemanenan ranggah muda rusa timor dilakukan setelah ranggah tna rusa tanggal dan tumbuh
mencapai tingkat pertumbuhan 80% sebelum terjadinya penulangan/pengerasan. Dengan demikian
rusa jantan yang akan dipanen ranggah mudanya berada pada kelas umur dewasa ( ::: 3 tahun ).
2. Analisis Finansial
Analiois fina!1si.1 di!akukan dengan menggunakan pendek.tan Discounted Cash Flow.
Parameter yang dihitnng adalah NPV, BCR dan IRR. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam anal isis
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lamanya satu periode ー・ョァセAッセ。。ョ@ penangkaran adalah 18 tahun karena umur tertua dapat
melahirkan adalah 20 tahun sedangkan umur termuda dapat melahirkan adalah 2 tahun.
2. Suku bunga yang berlaku adalah 20%
3. Biaya dan harga pada tahun yang akan datang dianggap kon:.;tan, pengeluaran dan penerimaan
mengalami laju inflasi yang sarna.
4. Harga yang digunakan diselaraskan menurut harga yang berlaku pada tahun 1999.
5. Biaya sewa lahan = 0 karena usaha penangkaran rusa timor di Perum Perhutani dilakukan untuk
memanfaatkan lahan-lahan non produktif seperti kelas hutan Tanah Kosong (TK).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pertumbuhan ranggah muda rusa timor (Cervus timorensis) berlangsung selama 100 - 125
hari, setelah ranggah keras rusa tanggal yang menandai berakhirnya masa kawin rusa jan tan. Kejadian
tanggal dan tumbuhnya ranggah muda rusa timor terjadi sekali dalam setiap tahun. Kondisi bioiogis
rusa timor beranggah muda dapat terlihat pada perubahan perilaleunya bila dibandingkan dengan rusa
jantan beranggah keras. Pada rusa beranggah keras terdapat perilaleu bercumbu, berkelahi dan
berkubang yang intensif, dimana perilaleu tersebut tidak dijumpai pada rusa beranggah muda. Rusa
beranggah muda cenderung untuk hidup berkelompok dan tidak memiliki teritori yang jelas. Perilaku
rusa jan tan beranggah keras tersebut dipengaruhi oleh kondisi siklus kawinnya, sedangkan rusa
beranggah muda cenderung untuk mengamankan diri dengan cara berkelompok karena tidak memiliki
alat pertahanan diri. Produksi ranggah muda pada rusa timor berumur :': 3 tahun sebesar 0,84
kg/ekor/tahun. Pada kondisi optimal dapat diproduksi ranggah muda rusa timor sebanyak 3992 kg
selama masa pengusahaan penangkaran (tahun ke-I - 15) dengan masa pengusahaan untuk ranggah
muda selama 15 tahun.
Nilai ekonomis ranggah muda rusa timor sebesar Rp. 1.267.5001kg ($ 195) berdasarkan
asumsi harga yang berlaleu di Indonesia sebesar 75% dar; harga yang berlaleu tahun 1993 di wilayah
Vietnam. Pada kondisi optimal selama masa pengusahaan penangkaran diperoleh hasil dari
pemanenan ranggah muda sebesar Rp. 505.986.000.
Hasil anal isis finailsial te:-hadap ketiga kondisi usaha penangkaran rusa timor di JonggoI
dengan memproduksi daging dan ranggah muda menunj!.ik:m bah\ .... a usaha pada kondisi aktual dan
hipctctik belum layak secara finansial karen a nilai NPV < 1, BCR <1 dan IRR < 20%. Usaha
penangkaran fUsa timor di Jonggcl dapat dilaksanakan pada kondisi optimal dengan memproduksi
daging dan ranggah muda. HasH analisis fimmsial pada kondisi optimal menunjukan bahwa dengan
masa pengusahaan 18 tahun nilai NPV = 914.243, BCR = 1,16 dan IRR = 24%. Hasil te,sebut
menunjukan b3hwa usaha penangkaran rusa timor di Jonggol layak secara finansial dan lestari bila
1
PEMANENAN RANGGAH MUDA
(Vehet)
SEBAGAXT-BAHAN
NILAI.~SAHA
PENANGKARAN
L ~ ~ ~ ~ ; 4 - T ~ ~ ~ ~
(Cewus titnorensis
de Blainville)
PERUM PERHUTANI Dl J O N G G O L J A W A
BARAT
J O S N I MANNES
E03495023
JURUSAN KONSERVASI SUMUERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
RINGKASAN
JOSNI MANNES (1999). Pernanenan Ranggah M u d a (Velvet) Sebagai Tambahan Nilai Uasaha Penangkaran Rusa Tinior (Cervus lirnore~rsis d e Blainville) Perurn Perhutani Di Jonggol Jama Barat (dibawah bimbingan Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si. d a n Ir. Tutnt Sunarminto, M S . ) .
Keanekaragaman hayati satwaliar Indonesia memiliki potensi yang c u h p tinggi yang dapat mendatangkan devisa negara. Potensi yang c u h p tinggi tersebut mencakup nilai ekologi, biologi,
estetika, sumber plasma nutfali, rekreasi alam, pendidikan dan ilmu pengetahuan. Rusa dapat dinianfaatkan dagingnya sebagai sumber protein hewani yang rendah kolesterol. Sedangkan kulit msa dapat dimanfaatkan sebagai bahan b a h indushi kerajinan kulit. Ranggah muda msa (Velvet) berguna sebagai bahan baku obat-obatan tradisional Cina dan Korea Selatan.
Rusa timor (Cervlis lir~iorozsis) merupakan sanvaliar yang mempunyai potensi yang cerah untuk di ken~bangkan di masa depan. Untuk itu perlu diketahui aspek-aspek yang bemilai ekonomis tinggi dari organ-organ tubuh msa selain daging dan h l i t . Ranggah muda msa merupakan bagian tubuli msa yang bemilai ekonomis tinggi sehingga diperlukan penelitian tentang besamya produksi ranggah muda sekali pemanenan pada suatu penangkaran rusa timor.
Penelitian ini bertujuan :
1.
Untuk mengetahui kondisi biologis dan total produksi ranggah muda rusa timor (Cervirs rh~orertsis) dari usaha penangkaran rusa di Jonggol pada kondisi optimal.2. Untuk mengztahui nilai ekonomis dari penjualan ranggah muda dan penjualan rusa timor dalam sekali pemanenan pada kondisi optimal di penangkaran rusa di Jonggol.
3.
Untuk mengetahui kelayakan secara finansial usahs penangkaran msa timor di Jonggol.Penelitian dilakukan di penangkaran msa timor Jonggol yang masuk dalam wilayah KPH Bogor,
i3KPII Jong_eol, RF'H Cariu. Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan yaitu mulai 1 Jaouari - 28 Febnlari !999. Peralatan y?.ng digunaknn selama prnelitinr? adalnh : Karr??ra. a!a! tulis dan alat. hitung, alat peaib~lldinl: ranyga!] rysa yalg telah diuhxr dimrnsinya dan seperangkat komputei dengan sofhvare microsoft exccl.
Hasil pengamatan dan penghitungan terhadap karakteristik populasi rusa timor bahwa ukuran populasi msa timor saat ini telah mencapai 51 ekor dengan nisbah kelamin 1 : 3 dengan kelas umur dewasa produktif sejumlah 21 ekor dengan sex ratio 1 : 3, kelas umur anak 15 ekor dengan sex ratio 1 : 2 dan kelas umur tua sejumlah 8 ekor dengan sex ratio 1 : 3. Daya dukung areal penangkaran (K) sebesar 97 ekor (Teddy, 1998). Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan populasi yang tinggi, dengan laju pertumbuhan populasi ram-rata dengan model pertumbuhan poppulasi logistik sebesar (r) 0,72 (dari hasil data tahun 1995-1998). Laju pertumbuhan populasi tersebut tergolong tinggi bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan populasi bagi rnamalia ukuran sedang yaitu sebesar 0,25 pada kondisi bebas di alam (van Lavieren, 1983). Untuk pengusahaan rusa timor yang berorientasi
ekonomis dan ekologis pertumbuhan populasi tersebut sangat menunjang tetapi ukuran populasi yang kecil akan menyebabkan kuota panen lestari yang kecil pula sehingga hams dibentuk ukvran populasi optimal. Ukuran populasi optimal didapat dari pcngcmbangan model pengusahaan hipotetik yaitu model pengusahaan dengan ukuran populasi aktual dengan penambahan fasilitas yang menunjang pengusahaan penangkaran rusa secara intensif. Ukuran populasi optimal dengan ukuran populasi awal
sebesar 1389 ekor dengan nisbah kelamin 1 : 4 dengan kelas umur anak 15 ekor dengan sex ratio 1:2, kelas umur dewasa 1358 ekor dengan sex ratio 1 : 4 dan kelas umur tua 16 ekor dengan sex ratio 1 : 3 daya dukung penangkaran msa (K) sebesar 2778 ekm.
Menurut Caughley (1977) kuota panen lestari untuk model pemanenan dengan pola pertumbuhan populasi logistik dapat dimmuskan sebagai berikut : MSY = % rm x % K. pengusahaan penangkaran
rusa timor pada kondisi aktual dan hipotetik dapat rnemauen maksimal sebesar 25 ekor msa setiap tahunnya. Sedangkan pada pengusahaan optimal dapat memanen maksimal sebesar 727 ekor setiap
tahunnya. Pemanenan daging rusa timor dilakukan sebesar 80% dari kuota paner. maksimalnya untuk mempertahankan populasi msa induk yang tetap produktif. Sehingga pada akhir daur masih terdapat sebanyak 1577 ekor rusa timor produktif (>
'
K). llal tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan populasi untuk masa pengusahaan selanjumya tetap mksimal.Pemanenan ranggah muda dilakukan pada rusa limor jaritan yang telah bemmur 2 3 tahurl. Prod~lktivitas rx g g a h mcda msa timcr dart hzrga rsnggah muda didekati mrlalui usaha penangkaran msa sika (Cenurs rrippor~ pseurlnxis) di Vietnam. Karakteristik habitat msa sika, ukuran tubuh msa sika jantan, berat hadan nlsa jantan dewasa dan min~mum breeding age rusa betina sama dengan rusa timor. Pertumbuhan ranggah muda pada rusa-msa trupis hingga dapat dipanen berkisar antara 40-70 hari. Produktivitas ranggah muda msa timor sebesar 0.42 kglranggahlekor (0,84kg/ekor) dengan masa produktif hingga 18 tahun, sehingga masa pemanfazrarl rangah muda selama 15 tahun (tahun ke-l
-
tahun ke-15).
luas areal yang dibutnhkan untuk penyediaan pakan seluas (2778 ekor x 5,88 kghahari) / 250 kgniahari = 65,34 ha. Luas areal aktual penangkaran rusa timor di jonggol seluas 5 hektar sehingga '
perlu perluasan areal seluas 60,34 hektar untuk pengusahaan penangkaran pada kondisi optimal. Pengelolaan habitat menyangkut sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada areal peiiangkaran rusa didapat dari hasil analisis perilaku. Hasil analisis perilaku menunjukan bah~va terdapat perilaku berkubang dan pembentukan teritori pada rusa jantan beranggah keras, sehingga diperlukan pembuatan areal-areal berlumpur yang dapat digunakan rusa jantan untuk berkubang. Pembentukan teritori pada
rusa jantan menuntut adanya luasan areal yang mendukung pembentukan teritori tersebut Menurut Tim Fakultas Kehutanan IPB (1991) dalam satu hektar dapat menampung 20 ekor rusa jantan dewasa,
seliingga luasan areal yang dibutulkan seluas 277 ekor 1 20 ekor per ha = 13,85 liektar. Luasan penambalian luasan areal yang dilakukan lebili dari cukup untuk pembentukan teritori rusa jantan. Perilaku rusa timor yang memakan rumput, dedaunan dan buah-buahan yang jatuh serta beristirahat di bawah pohon yang rindang mengindikasikan bahwa perlunya ditanam pohon-polion di tengah kebun runiput yang dapat digunakan rusa untuk tempat beristirahat dan sebagai sumber pakan.
Analisa finansial dengan menggunakan harga jual daging seekor msa berumur 1,5 tahun sebesar Rp. 1.800.000 dan harga ranggah muda sebesar Rp. 1.267.500ikg dan masa pengusahaan penangkaran selama 18 iahun. Dengan nilai tingkat suku bunga sebesar 20%, pengusahaan penangkaran rusa timor pada kondiii aktual dan hipotetik belum layak untuk dilaksanakan karena nilai NPV < 1, BCR < 1 dan IRR < 20%. Hal tersebut disebabkan karena kecilnya kuota panen daging dan mggah muda sehingga tidak dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Pengusahaan penangkaran pada kondisi optimal layak untuk dilaksanakan, karena secara finansial dengan pemanenan daging dan ranggah muda dapat meningkarlran nilai NPV, DCR dan IRR. Nilai NPV, BCR dan 1P.R pengusahaan rusa timor pada kondisi optimal dengan pemanenan daging dan ranggah muda, yaitu : NPV = 914.243, BCR = l , l 6 dan IR! = 24%.
Pananenan raiiggal~ muda msa timor meningkatkan nilai NPV, BCK dan IRR pada kondisi hipotetik dan kondisi optimal Tambahan nilai dari hasil pemanenan ranggah muda rusa timor pad2 knniisi !ii?otctik dapat meningiiaikan nilai NPV sebeser 53.743 d e n ~ a n kontrihusi pccingkatan setcsar 2,57% bila dihacdingkan dengan pemanenan daging saja. Sedangkan pada kondisi optimal peninekatan nilai NPV sebesar 1.126.105 dengan kontribusi peningkatan sebesar 53 1.53%.
sebesar Rp. 1.267.500 /kg dan nilai ekonomis seekor msa timor berumur 1,5 tahun sebesar
Rp. 1.800.000. Hasil analisis finansial menunjukan bahwa usaha penangkaran rusa timor dapat dilaksanakan pada kondisi optimal. Hal tersebut di tunjukan dengan nilai NPV > 1, BCR >I dan IRR > 20%. Hasil analisis sensitivitas untuk mengantisipasi perubahan biaya atau pendapatan menunjukan hahwa usaha penangkaran rusa timor dapat tidak layak apabila tidak tejadi kenaikan biaya sebesar
Judul Penelitian : PEMANENAN RANGGAH MI[lDA (Velvet) SEBAGAI T-MRAHAh' NILAI USAHA PENANGKARAN RUSA T I M O R (Cervus fimorertsis d e Blainville) PERUM PERHUTANI DI JONGGOL JAWA BARAT
Nama Mahasislva : JOSNI MANNES
NRP : E03495023
Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing 11,
(Ir. Aeus Privono Kartono, M S . ) Tanggal :
(Ir. Tutut Sunanninto. M.Si.) Tanggal :
Mengetahui :
Junlsan Konservasi Sumberdaya Hutan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1976 yang mempakan anak ketiga dari empat bersaudara dari ayah Djintar Mam Tampnbolon dan ibu Kartini Pasaribu.
Jenjang pendidikan penulis dimulai di Taman Kanak-kanak Dwi Harapan I1 Setiabudi, Jakarta Selatan pada tahun 1982. Pada Tahun I983 penulis melan9tkan ke Sekolah Dasar Negeri 01 Pagi Karet Kuningan, Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 1989. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Pertama Santo Fransiskus Asisi Menteng Dalam, Jakarta Pusat hingga lulus taliun 1992, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 81 (Lab School) Jakarta Timur dan lulus taliun 1995. Pada tahun 1995 penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama, Fakultis Kehutanan Institut Pertanian Bogor melalui program USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Kemudian tahun 1996 penulis memasuki Jumsan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut
Pellanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tulian Yang Maha Esa atas Rahmat dan Berkatnya yang telah memberikan kekuatan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi berjudul " Pemanenan Ranggah Muda (Velvet) Sebagai Tamballan Nilai Usaha Penangkaran Rusa Timor (Cervus fir11orensis de Blainville) Pemm Perhutani di Jonggol Jawa Barat" dengan baik.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada hulan Januari hingga akhir Febmari 1999 di Penangkaran Rusa di Jonggol, yang termasuk wilayah RPH Cariu, BKPH Jonggol, KPH Bogor Jawa Barat.
Pada kesempatan ini, perke~iankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan pengliargaan yang
tak terhingga kepada :
1. Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si. dan 11. Tutut Sunaminto, M S . sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk selama pelaksanaan penelitian hingga akbir
penulisan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Yusram Masijaya, M.Sc. yang telah berkenan mewakili J u N S ~ ~ Teknologi Hasil Hutan menjadi penguji dan memberikan masukan serta arahan demi penyempumaan skripsi ini
3. Ir. Bahruni, MS. yang telah berkenan mewakili Jurusan Manajemen Hutan untuk menguji penulis dan meniherikan kritik, saran, serta arahan demi penyempumaan skripsi ini.
4. Ir. Andi Punvadi, MM. selaku KKPH Bogor yang telah memberikan izin dan bantuan atas terselenggaranya penelitian ini.
5 . Bapak Onda Sudrajad selaku KRPH Cariu dan Bapak Suminta yang telah banyak membantu selama
pelaksanaan penelitian.
6. Keluargaku tercitrta : Bapa, Mama, Kakak Reni, kakak Esra serta adikku Fredi yang telah memberikan dorongan moril, materili dan kasih sayaug yang tulus kepada penulis.
7. Regina Summa Siahaan yang selalu setia menemani penulis dalam duka maupun suka serta memberikan aorongan moril selama penelitian.
8. Saudara-saudaraku seperjuangan di Wisma Jet Plane d m sahahat-szhabatk~iu yan: rel3ll banyak nietnbantu dalam penyslrnggaraan seminar skripsi dan ujian akhir.
9. Semua piliak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yalig telah membuat semua ini tenbujud. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleli karena itu penulis selalu menerima dengan senang hati segala kritik dan saran demi kesempurnaan sk-ipsi ini. Namun demikian penulis mengharapkan semoga yang tertuang dalam tulisan ini dapat hermanfaat hagi semua pihak yang memhutuhkannya.
DAFTAR IS1
Hal RINGKASAN
...
KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakan
11. TMJAUAN PUSTAKA A. Bio-Ekologi Rusa Tirnor
D. Kelayakan Ekono
111. KEADAAN LMUM LOKASI
A. Letak dan Status Areal
...
B. Iklim dan Tanah C. Topografi dan Hidrologi D. Aksesibilitas
IV. METODA PENELITIAN
B. Bahan dan Peralatan
a. Penzukuran Ranggah ivfuda b. Perilaku Dusa Tinlor
d. Usaha Penangkaran Rusa 'rimor 2. Prosedur Pengamatsn
D. Analisa Data
2. Analisis Finansial 3. Uji Hipotesis Peril
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Populasi
1. Smktur Populasi 2. Pertumbuhan Populas B. Perilaku Rusa Timor C. Pengaturan Populasi
aman 1 vii
1. Ukuran Populasi 2. Kuota Panen Lesta
2. Pertumbuhan Ranggah Muda Rusa Timor 3. Produksi Ranggah Muda Rusa Timor
1. PengeluaradBiaya
3. Analisis NPV, BCR dan IRR ...
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
B. Saran ... DAFTAR PUSTAICA