. .. .
NCANA
(TPICB)
RUSDIARTO HARUN SUBARI
G26.1737
JURUSAN STATISTIICA
FAKULTAS MATEMATIICA DAN ILMU PENGETAIIUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
-
-.
;RINGKASAN
A w%..~--
, I*,* a.
RUSDIARTO HARUN SUBARI.
P e r b a n d i n q a n
ciri3t.tri-
w a n i t a
k a w i n u s i a
15-49t a h u n d i Kabupaten C i l a c a p d a n Banyumas
b e r d a s a r k a n t i n q k a t
p a r t i s i p a s i
k e l u a r g a b e r e n c a n a
(TPKB)
.
Dibawah b i m b i n g a n Bapak B a r i z i s e b a q a i k e t u a d a n
I b u M a r l i n a Dumasari s e b a q a i a n g q o t a .
T u ju a n p e n e l i ti a n i n i a d a l a h membandinqkan ciri -ciri
w a n i t a k a w i n b e r u m u r
1 5 - 4 9t a h u n d i K a b u p a t e n C i l a c a p
y a n g mempunyai
T P K Br e n d a h d 8 n K a b u p a t e n Banyumas y a n q
mempunyai TPKB t i n q q i . C i r i - c i r i yanq y a n q d i b a h a s a n t a r a
l a i n
:Umur w a n i t a , j u m l a h
a n a k
y a n g m a s i h h i d u p ,
p e n d i d i k a n w a n i t a , p e n d i d i k a n s u a m i n y a , p e n q e t a h u a n
t e n t a n g a l a t / c a r a k o n r a s e p s i , penerimaan m e d i a i n f o r m a s i /
k o m u n i k a s i , s t a t u s p e k e r j a a n w a n i t a d a n j e n i s p e k e r j a a n
s u a m i
.
Data y a n q d i g u n a k a n dalam p e n e l i t i a n i n i a d a l a h h a s i l
S u r v e i D e m o q r a f i d a n K e s e h a t a n I n d o n e s i a d i K a b u p a t e n
C i l a c a p d a n B a n y u m a s P r o p i n s i Jawa T e n q a h t a h u n
1 9 9 1 ,y a n q d i l a k s a n a k a n
o l e h
B i r o P u s a t S t a t i s t i k . M e t o d e
a n a l i s i s y a n q
d i g u n a k a n
a d a l a h
b e r u p a a n a l i s i s
e k s p l o r a t i f d a t a y a n g m e r u p a k a n s a l a h s a t u l a n g k a h a w a l
u n t u k m e m p e r o l e h s u a t u p e t u n j u k a t a u i n f o r m a s i y a n q
t e r k a n d u n q d a l a m d a t a .
PERBANDINGAN CIRI-CIRI WANITA KAWlN USlA 15-49 TAHUN
Dl KABUPATEN CILACAP DAN BANYUMAS BERDASARKAN
TINGKAT PARTISIPAS1 KELUARGA BERENCANA (TPKB)
Oleh
:
RUSDIARTO HARUN SUBARI
G26.1737
Karya Ilmiah
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Statistika
pada
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alaln
Institut Pertanian Bogor
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul tulisan
:PERBANDINGAN CIRI-CIRI WANITA KAWIN
USIA
15-19TAHUN DI KABUPATEN CILACAP
DAN
BANYUMAS
BERDASARKAN
TINGKAT
PARTISIPASI KELUARGA BERENCANA
(TPKB)
Nama mahasiswa
:RUSDIARTO
HARUNSUBARI
NOmOr P0k0k
:626.
1737Menyetujui
1.
Komisi ~ e m b i m b i n g
ARIZI, M.E.S)
(Ir. ~ a r l i n a
Dumasari)
Anggota
ua Jurusan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1965 di
Magelang (Jawa Tengah) dari ibu yang bernama Mumtozijah
dan bapak yang bernama H.S Ruslan Amin. Penulis adalah
putra ke tiga dari lima bersaudara.
Jenjang pendidikan dasar yang ditamatkan penulis
tahun 1978 di SD Bhayangkari (Magelang) dan pendidikan
menenqah pertama di SMP Pierre Tendean tahun 1981 di kota
yanq sama. Pada tahun 1984 penulis menamatkan pendidikan
menenqah atas di SMA Muhammadiyah Magelang, kemudian pada
tahun 1987 penulis menyelesaikan pendidikan tinggi pada
Akademi Ilmu Statistik (AIS) di Jakarta.
Sejak tahun 1987 penulis bekerja di Kantor Statistik
Propinsi Jawa Tengah, dan tahun 1991 penulis mendapat
kesempatan tugas belajar ke IPB melalui program STAID.
KATA PENGANTAR
Seqala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah
SWT.
Atas karunia-Nya penulis dapat meyelesaikan karya ilmiah
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Karya ilmiah ini memgambil topik tentang perbandingan
ciri-ciri wanita kawin usia 15-49 tahun di Kabupaten
Cilacap dan Banyumas berdasarkan tinqkat partisipasi
keluarga berencana (TPKB) dengan analisis
bersif
at
eksploratif dari data hasil Survei Demografi dan Keseha-
tan Indonesia tahun 1991.
Rasa terima kasih dan penghargaan yang setingqi-
tingqinya penulis sampaikan kepada Prof. DR. BARIZ1,M.E.S
selaku pembimbing utama dan Ir. Marlina Dumasari selaku
pembimbing kedua yang banyak memberikan pengarahan dan
sumbangan pikiran. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih
pula kepada DR. Ir. Aunuddin selaku ketua jurusan
Statistika yang turut memberikan fasilitas serta
pengarahan.
Terakhir dan teristimewa penulis sampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga, kepada Bapak dan ibunda
tercinta, kakak-kakak dan adik-adik serta istri dan
anakku tersayang, atas segala pengorbanan, pengertian dan
dorongan yang diberikan sehingga karya tulis ini selesai.
Akhirnya penulis berharap semoqa tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi yanq memerlukannya.
Bogor, September 1993
DAFTAR
IS1
Halaman
Kata Pengantar
...
iii
Daftar Isi
...
v
Daftar Tabel
...
vi
Daftar Lampiran
...
vi
Pendahuluan
...
1Latar Belakang
...
1
Tujuan Penelitian
...
1
...
Keadaan Demografis
1
Tinjauan Pustaka
...
2Karakteristik PUS
...
2Statistika
...
3Bahan dan Metode
...
3Ruang lingkup
...
3...
Metode Pengambilan Contoh
4
Peubah-peubah yang Diamati
...
4
Konsep dan Definisi
...
5Metode Penelitian
...
6Hasil dan Pembahasan
...
6Kesimpulan
...
9Saran
...
10Daftar Pustaka
...
10DAFTAR TABEL
Teks
Halaman
Deskripsi umur wanita di Cilacap dan Banyumas
...
6Deskripsi jumlah anak yang masih hidup di
...
Cilacap dan Banyumas
7
Sebaran persentase pendidikan wanita di Cilacap
dan Banyumas
...
7
Sebaran persentase pendidikan suami di daerah
Cilacap dan Banyumas
...
7Sebaran persentase penerimaan media informasil
...
komunikasi di Cilacap dan Banyumas
8Sebaran persentase pengetahuan tentang alat/
...
cara kontrasepsi di Cilacap dan Banyumas
8Sebaran persentase pengetahuan tempat alatl
cara kontrasepsi
diperoleh
di Cilacap dan
Banyumas
...
9
Sebaran persentase status
pekerjaan wanita
...
di daerah Cilacap dan Banyumas
9
Sebaran persentase jenis pekerjaan suami di
...
daerah Cilacap dan Banyumas
9Lampi
ran
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Teks
Histogram dan diagram kotak qaris umur wanita
di Cilacap dan Banyumas
...
Histogram dan diagram kotak garis jumlah anak
....
yanq masih hidup di Cilacap dan Banyumas
Latar Belakang
Program keluarga berencana mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang s e j a h t e r a d e n g a n pengendalian kelahiran. Usaha keluarga berencana pada dasarnya ditekankan pada usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan menggunakan berbagai alat/ cara kontrasepsi.
Salah satu ukuran yang lazim digunakan untuk menilai keberhasilan program keluarga berencana di suatu daerah adalah tingkat partisipasi k e l u a r g a berencana (TPKB) yaitu proporsi dari banyaknya pasangan usia subur yang memakai salah satu a l a t l c a r a k o n t r a s e p s i t e r h a d a p banyaknya pasangan usia subur.
Pada tahun 1991 menurut hasil dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari 35 daerah tingkat dua yang ada di Jawa Tengah, K a b u p a t e n C i l a c a p d a n Banyumas mempunyai perbedaan TPKB yang cukup besar. Dimana TPKB d i Cilacap sebesar 31.25 persen sedangkan TPKB di Banyumas sebesar 55.93, berarti p e r b e d a a n n y a s e k i t a r 2 4 persen
lebih.
K e a d a a n i n i tentu s a j a menarik untuk ditelaah, mengingat kedua daerah tersebut letaknya bersebelahan, kemudian dari segi luas wilayah dan jumlah penduduknya relatif tidak berbeda jauh apalagi adat istiadatnya. Sedangkan pelaksa- naan program keluarga berencana beserta prasarana pendukung relatif t i d a k berbeda jauh. Hal ini mengisyaratkan perlunya diketahui ciri-ciri apa saja dari pasangan usia subur di kedua daerah tersebut.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk membandingkan ciri-ciri wanita kawin usia 15-49 tahun di Kabupaten Cilacap (TPKB rendah) dan di Kabupaten Banyumas (TPKB tinggi).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mernberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang ber- kepentingan, sehingga dapat sebagai masukan dalam merumuskan kebijak- sanaan program.keluarga berencana dimasa yang akan datang.
KEADAAN DEMOGRAFIS
Hasil d a r i S e n s u s P e n d u d u k tahun 1980 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Cilacap dan Banyumas masing-masing sebanyak 1 333 395 jiwa dan 1 225 471 jiwa. Kemudian hasil Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduknya berkembang menjadi 1 487 245 jiwa dan 1 348 569 jiwa. Berarti dalam k u r u n waktu 1980-1990 rata-rata pertumbuhan pertahunnya s e b e s a r 1 , 1 0 u n t u k Kabupaten Cilacap dan 0.96 untuk Kabupaten Banyumas.
A d a b e b e r a p a faktor y a n g terdapat pada pasangan usia subur menurut Budi Utomo dkk (1980) yang akan mempengaruhi motivasi dalam melaksanakan usaha pencegahan kehamilan, faktor-faktor tersebut antara lain: intensitas dari pelak- s a n a a n p r o g r a m , tersedianya alat/cara kontrasepsi dan ciri-ciri yang terdapat pada pasangan usia subur seperti umur, pendidikan, jumlah anak, status pekerjaan dan p e n g e t a h u a n tentang keluarga berencana.
KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR
UMUR IBU
U m u r ibu atau wanita erat kaitannya dengan kemampuan repro- d u k s i d a n kenyataan menunjukkan bahwa semakin tua umur wanita, akan semakin banyak jumlah anak- nya. Namun demikian, tidak berarti mengabaikan wanita usia muda. Usaha pemerintah dalam pelaksanaan program keluarga berencana lebih ditujukan pada penduduk umur muda, karena keikutsertaan penduduk umur muda ini diharapkan dapat merupakan k u n c i keberhasilan program keluarga berencana, (Eckholm E &
Newland K, 1977).
JUbUAH ANAK YANG MASIH HIDUP
S a m a s e p e r t i halnya dengan umur, jumlah anak juga akan mem- pengaruhi sikap terhadap keluarga berencana. Kepustakaan menyebutkan b a h w a b e s a r n y a jumlah anak d i negara berkembang seperti halnya I n d o n e s i a m e r u p a k a n salah satu pendorong yang kuat bagi seorang wanita untuk menjalankan praktek keluarga berencana. Ini berarti, p r a k t e k k e l u a r g a berencana d i negara berkembang lebih banyak di- tujukan untuk menghentikan kehamilan
dari pada ditujukan untuk mencegah kehamilan, ( ~ c k h o l m E & Newland K,
1977).
PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor y a n g m e n e n t u k a n t i n g k a t pengetahuan seseorang. Meningkatnya pendidikan wanita dapat mengubah pandangan hidup tradisional yang menganggap bahwa wanita hanyalah sebagai ibu rumahtangga yang hanya tinggal di rumah mengurus anak-anak dan suami, ke arah pandangan yang lebih maju yang mendorong wanita untuk bekerja di luar rumah dan ikut mengambil b a g i a n dalam pengambilan keputusan d i rumah- tangga. Kesemuanya ini tentu saja akan rnendorong wanita lebih menyukai keluarga k e c i l y a n g a k a n lebih memberikan keleluasaan bergerak kepada mereka dibandingkan dengan keluarga besar (Supraptilah B dan B. Suradji, 1979).
STATUS DAN JENIS PEKERJAAN
Teori nature beranggapan, bahwa sudah menjadi kodrat wanita untuk menjadi lebih lemah d a n karena itu tergantung kepada laki-laki dalam banyak ha1 untuk hidupnya. Hal ini menimbulkan semacam pembagian tugas, dimana wanita bekerja dalam lingkungan rumahtangga sedangkan laki-laki mempunyai tugas mencari nafkah diluar rumah untuk keluarganya (Budiman, 1981).
Dalam proses teori ini ber- kembang terus sampai kepada adanya emansipasi wanita, dimana wanita- wanita terampil bekerja sebagaimana layaknya laki-laki. Dengan adanya perubahan dalam struktur ekonomi yang terjadi dalam proses pembangunan, partisipasi wanita dalam angkatan kerja semakin besar.
makin bertambah. Karena itu dapat d i k a t a k a n b a h w a w a n i t a yang bekerja cenderung untuk menginginkan j u m l a h a n a k y a n g lebih s e d c k i t d i b a n d i n g k a n dengan wanita yang t i d e bekerja (Bukit dan Bakir,
1984).
Sedangkan Jenis pekerjaan laki- laki atau suami merupakan peng- gambaran dari tingkat sosial ekonomi k a r e n a e r a t k a i t a n n y a dengan jumlah pendapatan. Sedangkan tingkat pendapatan jelas sangat berpengaruh t e r h a d a p keikutsertaannya pada program keluarga berencana.
PENGETAHUAN CARAIALAT KB
Pengetahuan tentang alatjcara kontrasepsi dan tempat-tempat untuk memperolehnya menjadi bagian yang penting baqi seseorang untuk memutuskan apakah akan menerima keluarga berencana dan alatjcara a p a y a n g dipilih. Kesenjangan antara pengetahuan tentang alatjcara k o n t r a s e p s i dan dimana bisa mendapatkan cara tersebut dapat m e n j a d i masalah dalam pemakaian kontrasepsi. Seperti diketahui bahwa ada berbagai jenis alatlcara kontra- sepsi yang masing-masing mempunyai efektifitas maupun efek samping yang berbeda-beda, sehingqa penge- tahuan yang lebih luas diharapkan diikuti lebih tingginya pengqunaan alatjcara kontrasepsi.
M e n u r u t M a s r i Singarimbun (1988), kemanjuran alatjcara kon- trasepsi untuk mencegah kehamilan t e r g a n t u n g pada tiga hal, yakni kemanjuran kontrasepsi itu secara teknis, kemampuan dan pengetahuan pemakaian alat tersebut dengan baik serta motivasi dari pemakai.
PENERIMAAN MEDIA INFORMASI/KOMUNI- KASI
Peranan media komunikasi dalam r a n g k a m e m b e r i k a n pengertian terhadap suatu program telah dirasakan manfaatnya, karena media
komunikasi seperti koranj majalah, radio dan televisi merupakan sarana yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Oleh karena itu faktor ini sudah dijadikan salah satu program yaitu kegiatan penerangan, pendidikan dan komunikasi untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang keluarga berencana.
STATISTIKA
Eksplorasi data merupakan salah satu usaha untuk memperoleh infor- masi atau petunjuk dari data secara cepat, mudah dan cukup mewakili keadaan data,(Tukey, 1977).
Teknik eksplorasi memudahkan kita melihat ke dalam data, mencari informasi untuk menemukan ide ten- tang cara sesuatu bekerja. Cara ini dapat menghasilkan hipotesis yang terkadanq dipakai sebagai langkah awal kegiatan penelitian ilmiah, (Erickson B.H dan T.A Nosanchuk, 1987).
S e c a r a umum i n f o r m a s i y a n g penting yang dapat diperoleh antara lain pemusatan data, penyebaran, nilai ekstrim dan pencilan. Sudah barang tentu informasi ini diperoleh dengan menggunakan suatu alat visual berupa diagram atau grafik yang semakin penting peranannya dalam analisis data,(Aunuddin,l989).
BAHAN DAN hlETODE
Ruang lingkup
Survei ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, namun dalam penelitian ini hanya wilayah K a b u p a t e n Cilacap dan Kabupa-ten Banyumas propinsi Jawa Tengah saja y a n g dianalisis. Responden dalam survei ini adalah wanita usia 15-49 t a h u n y a n g s u d a h kawin. Karena penelitian ini berkaitan dengan keluarga berencana, maka obyek penelitiannya adalah wanita yang berstatus kawin. Jumlah responden dari hasil SMCI ini adalah sebanyak 64 wanita di Kabupaten Cilacap dan 59 wanita di Kabupaten Banyumas.
Metode pengambilan contoh
Metode pengambilan contoh yang digunakan pada SDKI'91 sama dengan metode pada sensus sampel Sensus Penduduk tahun 1990 (SPS90), karena wilayah pencacahan (wilcah) terpilih SDKI'91 merupakan sub-sampel dari sampel SP'90.
Pemilihan wilcah dilakukan dengan metode pengambilan contoh dua tahap. Pada tahap pertama wilcah dipilih dengan peluang sebanding dengan banyaknya rumahtangga. Pada t a h a p k e d u a d a r i setiap wilcah terpilih diambil sejumlah rumah- tangga secara sistematik. Rumah- tangga yang dipilih adalah rumah- tangga yang mempunyai wanita berusia 15-49 tahun yang sudah kawin.
Peubah-peubah yang diamati
Adapun peubah yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan data yang tersedia adalah :
a. Umur wanita
P e n g h i t u n g a n umur d i - lakukan dengan pembulatan ke bawah atau umur menurut ulang tahun yang terakhir, sedang- k a n k a l e n d e r yang digunakan adalah kalender Masehi.
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan ter- tinggi yang ditamatkan. Kategori yang digunakan :
1. Tidak pernah sekolah 2. Tidak tamat SD
3. Tamat SD
4. Tamat SLTP ke atas
c. Jumlah anak
J u m l a h a n a k y a n g masih hidup adalah semua anak yang dilahirkan hidup, yang pada saat pencacahan masih hidup, baik yang tinggal bersama-sama ibunya maupun tinggal di tempat lain.
d. Penerirnaan media informasi /komunikasi
Media informasi/komunikasi didalam penelitian ini meliputi koranlmajalah, radio dan tele- visi. untuk media koran/ maja- lah, penerimaan adalah kegia- t a n responden d a l a m membaca koranlmajalah paling sedikit satu k a l i dalam seminggu. T i d a k d i p e r m a s a l a h k a n j e n i s
artikel yang dibacanya dan siapa y a n g m e m b e l i k o r a n / m a j a l a h tersebut. Sedangkan untuk media radio, penerimaan adalah kegia- tan responden mendengarkan radio satu kali setiap hari atau pada umumnya m e n d e n g a r k a n r a d i o setiap hari. Untuk media tele- visi, ukurannya adalah pernah menonton televisi sedikitnya sekali seminggu, tidak diper- masalahkan siapa pemilik tele- visi tersebut.
e. Status pekerjaan Istri
D a l a m p e n e l i t i a n ini peubah tentang status peker-
jaan istri dikategorikan menjadi bekerja dan tidak bekerja. Batas waktunya adalah selama seminggu
sebelum pencacahan. b. Pendidikan istri/suarni
f. Jenis pekerjaan Suami
Dalam penelitian ini peubah j e n i s pekerjaan suami adalah jenis pekerjaan yang dilaku-kan selama seminggu sebelum survei dan dikategorikan menjadi:
1. ManajerjKaryawan
2 . Tenaga usaha penjualan IPedagang
3. Tenaga usaha pertanian /Petani
4. Tenaga produksijBuruh
5. Tenaga kerja lainnya
g. Pengetahuan alat/cara kon- trasepsi modern
Peubah ini didapat dengan pertama-tama menanyakan kepada r e s p o n d e n u n t u k menyebutkan cara-cara yang dapat dilakukan o l e h s u a t u pasangan u n t u k menunda atau menghindari ter- j a d i n y a kehamilan atau kelahiran. Jika responden tidak secara spontan menyebutkan suatu cara tertentu, maka responden d i t a n y a apakah ia m e n g e n a l i alat/cara yang disebutkan oleh pewawancara. Jadi, wanita dika- takan tahu suatu alat apabila i a secara spontan tahu tentang suatu alatj cara atau ditanyakan satu persatu apakah tahu ten- tang alat/cara tersebut. Dalam penelitian ini hanya alat/cara kontrasepsi modern saja yang d i p a k a i , karena pengetahuan tentang alatjcara tersebut bisa dijadikan ukuran tentang keber- hasilan dari program. Sehingga kategori dari peubah ini adalah:
1. Pi1
2. IUDjAKDRjSpiral
3. Suntikan
4. Kondom
5. Norplantjsusuk KB
6. Sterilisasi wanitaj tubektomi
7. Sterilisasi priaj vasektomi
Untuk s e m u a alat/cara kontrasepsi modern yang di- ketahui oleh responden ditanya- kan kemana responden akan pergi untuk m e n d a p a t k a n alatjcara tersebut seandainya memerlukan. Bila responden menyebutkan salah satu tempat, berarti dianggap mempunyai pengetahuan tentang tempat alatjcara kontrasepsi diperoleh. Sehingga, peubah ini mempunyai kategori yang sama dengan peubah pengetahuan ten- tang alatjcara kontrasepsi.
Konsep dan Definisi
Untuk tidak memberikan keran- cuan akan pemahaman terhadap peubah yang digunakan dalam penelitian ini, maka di bawah ini diberikan beberapa konsep dan definisi dari beberapa istilah yang dipakai :
1. Tingkat partisipasi keluarga berencana (TPKB) adalah banyak- nya wanita kawin yang memakai alatjcara kontrasepsi terhadap banyaknya wanita kawin usia 15-49 tahun.
2. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15-49 tahun.
menggunakan dianggap tidak memakai kontrasepsi. Sedangkan u n t u k alat/cara Pi1 KB, bila t i d a k minum p i 1 2 hari atau lebih maka wanita tersebut sudah t i d a k t e r l i n d u n g l a g i , d a n dianggap tidak memakai kontra- sepsi.
Metode Penelitian
Tahapan analisis dalam peneli- tian ini adalah berupa pembahasan t e n t a n g perbandingan ciri-ciri wanita/suaminya di Kabupaten Cilacap dengan di Kabupaten Banyumas. Ciri- ciri yang akan dilihat antara lain :
umur wanita, jumlah anak yang masih hidup, pendidikan wanita, pendidikan suami, penerimaan media informasif komunikasi, pengetahuan tentang a l a t / c a r a k o n t r a s e p s i , s t a t u s pekerjaan wanita dan jenis pekerjaan suami.
Dalam penelitian ini pembahasan dilakukan dengan metode eksplorasi data untuk membandingkan ciri-ciri dari pasangan usia subur di atas. Untuk peubah umur wanita dan jumlah anak yang masih hidup keterangan yang diambil antara lain ukuran pemusatan, dan penyebaran, sedangkan peubah lainnya hanya dibandingkan persentasenya saja. Sedangkan untuk l e b i h informatif pembahasannya dilengkapi dengan menggunakan cara visual berupa diagram atau grafik.
HASIL DAN PEhlBAHASAN
terlihat juga sama dimana median umur wanita di Banyumas (31 tahun) lebih besar dari pada median umur wanita di Cilacap ( 27 tahun).
Untuk mengetahui pola sebaran- nya pada Lampiran 1 dapat terlihat dimana umur wanita di Cilacap lebih menyebar dan condong pada umur-umur muda, sedangkan sebaran umur wanita di Banyumas relatif lebih simetris. Keadaan sebaran d i Cilacap yang condong pada umur muda tersebut amatlah wajar bila d i h u b u n g k a n dengan TPKB yang rendah, karena mungkin wanita yang berumur muda tersebut masih ingin mempunyai anak lagi.
Tabel 1 : Deskripsi umur wanita di Cilacap dan Banyumas
D e s k r i p s i w r CILACAP BANYUMAS
Junlah u a n i t a
R a t a - r a t a 31.45 32.34
Q u a r t i t 1
P v a r t i l 3 3 9
M i n i m 49
M a x i m 48
Jumlah anak yang masih hidup
Dari hasil SDKI ini diperoleh k e a d a a n bahwa rata-rata maupun median jumlah anak yang masih hidup dari wanita di Cilacap dan Banyumas s a m a sebanyak 2 o r a n g a n a k d a n bentuk sebaran di kedua wilayah tersebut juga tidak berbeda jauh
(lihat Tabel 2 dan Lampiran 2). Dari hasil ini d a ~ a t diterana-
-
kan bahwa rendahnya TPKB di Cilacap mungkin karena banyak yang masih Umur Wanitaingin mempunyai anak lagi, sedangkan Hasil dari survei ini menunjuk-
untuk daerah Banyumas keadaan ini kan bahwa rata-rata umur wanita di
cukup membawa angin segar mengingat Banyumas sebesar 32.34 tahun lebih
tingginya TPKB tidak diikuti dengan t u a dibandingkan dengan rata-rata
tingginya jumlah anak, seperti yang umur wanita di Cilacap yang 31.45
masih banyak terjadi di beberapa tahun walaupun hanya sekitar satu
daerah di Indonesia. tahun perbedaannya (lihat Tabel 1).
[image:13.567.304.519.322.458.2]Tabel 2 : Deskripsi jumlah anak yang masih hidup di Cilacap dan Banyumas
Pendidikan Wanita
Secara teoritis dapat dikatakan bahwa faktor pendidikan mempunyai dampak positif terhadap peran serta dalam berkeluarga berencana. Se- hingga dapat diharapkan bahwa s e m a k i n t i n g g i pendidikan akan memberikan andil yang tinggi terha- d a p s u k s e s n y a program k e l u a r g a berencana. Hal ini mudah dipahami karena semakin tinggi pendidikan seseorang dengan sendirinya akan semakin luas pula pengetahuan dan pola berpikirnya.
Deskripsi Junlah anak yang masih
hidup
Jmlah uanita Rata-rata Median
Standar Deviasi Q u a r t i l 1 Q u a r t i l 3 M i n i m M a x i m
Tabel 3 : Sebaran persentase tingkat pendidikan wanita yang ditamatkan di Cilacap dan Banyumas
ditamatkan
31.25 16.95 Tdk tamat SO 50.00 52.54
Tamat SD 28.81
Tamat SLTP +
Junlah wanita
CILACAP 64 2.83 2 2.13 1 4 0 8
Tabel 3 memberikan gambaran bahwa secara umurn tingkat pendidikan w a n i t a d i C i l a c a p lebih rendah d i b a n d i n g k a n dengan wanita d i Banyumas. Untuk kategori pendidikan tidak sekolah, terlihat proporsi
BANYUHAS 59 2.63 2 1.66 1 4 0 7
wanita di Cilacap lebih besar di- bandingkan dengan proporsi wanita di Banyumas. Namun u n t u k k a t e g o r i pendidikan selanjutnya, keadaannya terbalik dimana proporsi wanita di Banyumas lebih besar dari pada proporsi wanita di Cilacap (lihat juga Lampiran 3). Kenyataan ini dapat dijadikan suatu petunjuk bahwa pendidikan wanita merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan bila ingin suatu daerah mempunyai TPKB besar.
Pendidikan Suami
Secara umum peran suami atau kaum laki-laki masih d i r a s a k a n kurang, malah ada yang apriori terhadap program keluarga berencana dengan alasan tertentu. Sikap itu diduga karena kurangnya pengetahuan mereka terhadap manfaat keluarga berencana sementara pengetahuan erat kaitannya dengan pendidikan.
Hasil dari SDKI menunjukkan bahwa untuk kategori pendidikan tidak sekolah dan tidak tamat SD,
terlihat proporsi suami di Cilacap lebih besar dari pada proporsi suami di Banyumas. Sedangkan untuk kate- gori pendidikan selanjutnya yaitu tamat SD dan tamat SLTP k e atas, proporsi suami d i Banyurnas lebih besar dibandingkan dengan proporsi suami di Cilacap (lihat Tabel dan Lampiran 4).
Tabel 4 : Sebaran persentase tingkat pendidikan suarni di daerah Cilacap dan Banyumas
Tingkat pendidikan
ditamatkan suami
Tidak sekotah Tdk tamat So Tamat SD Tamat SLIP +
I I
[image:14.567.81.285.485.642.2] [image:14.567.318.512.599.703.2]penerimaan media informasi /komu- nikasi
Faktor ini jelas pengaruhnya terhadap penggunaan alat kontrasepsi karena salah satu program dari keluarga berencana adalah kegiatan penerangan, pendidikan dan komunika- si untuk menyebarluaskan pengeta- huan tentang keluarga berencana. Kegiatan ini dilaksanakan melalui media masa berupa surat kabar/ m a j a l a h , r a d i o dan televisi dan kelompok akseptor maupun petugas lapangan keluarga berencana yang dilaksanakan baik di tingkat pusat maupun daerah.
Tampaknya hasil dari survei ini menunjukkan bahwa program di atas bisa dikatakan cukup berhasil. Hal ini karena secara umum wanita di Banyumas mempunyai tingkat peneri- maan media informasi/komunikasi yang l e b i h l u a s d i b a n d i n g k a n dengan wanita di Cilacap (lihat Tabel dan L a m p i r a n 5). S e k i t a r 1 5 persen wanita di Banyumas membaca koranf majalah sedangkan di Cilacap hanya
5 persen, kemudian proporsi untuk m e d i a r a d i o d a n T V d i Banyumas masing-masing sebesar 63 persen dan
71 p e r s e n , sedangkan d i Cilacap hanya 59 persen dan 30 persen.
Tabel 5 : Sebaran persentase peneri- maan media informasi/ komunikasi di Cilacap dan Banyumas
Baca k o r a n l m a j a l a h 15.25
Dengar r a d i o 59.38 62.71
Nonton TV 29.69 71.19
Jumlah u a n i t a
Pengetahuan tentang alatlcara kon- trasepsi dan sumber pelayanannya
Pengetahuan tentang alatlcara
kontrasepsi modern ternyata telah merata baik untuk wanita di Cilacap maupun di Banyumas. Hal ini dapat d i j a d i k a n s u a t u p e t u n j u k b a h w a program penerangan, pendidikan dan komunikasi telah berhasil menyebar- luaskan pengetahuan tentang alatf cara kontrasepsi. Namun demikian, pengetahuan m e n g e n a i a l a t / c a r a kontrasepsi terlihat lebih meluas pada wanita di Banyumas daripada di Cilacap. Hal ini tampak dari persen- tase pengetahuan wanita Banyumas yang selalu lebih besar daripada persentase wanita Cilacap untuk setiap jenis alatlcara kontrasepsi modern (Tabel dan Lampiran 6).
Pil, IUD dan suntikan merupa- kan alatlcara kontrasepsi yang di- kenal sangat luas, dimana lebih dari
[image:15.564.70.278.498.661.2]80 persen wanita di Cilacap yang mengenal, sedangkan d i Banyumas lebih dari 9 0 persen. Sterilisasi wanita m a u p u n p r i a m e r u p a k a n alatfcara kontrasepsi yang kurang dikenal d i b a n d i n g k a n d e n g a n alatlcara lainnya baik di Cilacap maupun di Banyumas. Keadaan ini tentu saja c u k u p memprihatinkan mengingat kedua alat/cara tersebut merupakan alatlcara kontrasepsi yang paling efektif dan mempunyai efek sampingan yang kecil.
Tabel 6 : Sebaran persentase penge- tahuan tentang alatlcara kontrasepsi di Cilacap dan Banyumas
pengetahuan
a 1 a t l c a r a
/
ClLACAP/
BANYUMASI
kontrasepsi [image:15.564.305.556.509.806.2]D a r i alatlcara kontrasepsi y a n g d i k e t a h u i s e b a g i a n besar ( d i a t a s 80 p e r s e n ) tahu d i m a n a mendapatkannya baik untuk wanita'di Cilacap maupun di Banyumas, tetapi secara umum wanita di Banyumas lebih besar proporsinya (Tabel dan Lampi- ran 7)
.
Tabel 7 : Sebaran persentase penge- tahuan tempat alatlcara kontrasepsi diperoleh di Cilacap dan Banyumas
status pekerjaan wanita
Pekerjaan seorang istri merupa- kan faktor yang cukup dominan dalam ha1 penggunaan alat kontrasepsi. Tidak saja waktu yang tersita untuk p e k e r j a a n t e r s e b u t t e t a p i juga k e m a m p u a n f i s i k d a r i wanita sehingga sangat berpengaruh terhadap jumlah anak yang dipunyai.
Pengetahuan tempat a l a t l c a r a k o n t r a - s e p s i d i p e r o l e h
P i 1 I U D / S p i r a l Sunt i kan Kondm
N o r p l a n t l s u s u k Tubektomi V a s e k t m i
[image:16.567.68.272.236.499.2]Jwnlah u a n i t a
Tabel 8 : Sebaran persentase status pekerjaan wanita di daerah Cilacap dan Banyumas
S t a t u s
p e k e r j a a n
I
ClLACAPI
BANYWASI
uani t aClLACAP
9 0 . 0 0 8 7 . 7 2 84.62 87.80 89.36 6 3 . U 71.43
64
I
T i d a k b e k e r j a1
6 2 . 5 01
3 2 . 2 01
BANYUMAS 98.25 96.36 96.49 66.57 98.15 87.50 100.00 59
I
J w n l a h u a n i t a1
641
591
Ternyata hasil dari SDKI (Tabel dan lampiran 8) mendukung pendapat diatas, dimana terlihat 68 persen wanita di Banyumas statusnya bekerja sedangkan di Cilacap hanya 38 persen saja yang bekerja.
Jenis pekerjaan Suami
Jenis pekerjaan suami tentu saja berpengaruh terhadap keadaan ekonomi k e l u a r g a t e r s e b u t d a n keadaan ekonomi ini berpengaruh terhadap penggunaan alatlcara kon- trasepsi.
H a s i l d a r i S D K I ( T a b e l d a n Lampiran 9) menunjukkan bahwa, hanya untuk j e n i s p e k e r j a a n p e t a n i terlihat proporsi suami di Cilacap lebih besar daripada proporsi suami di Banyumas. Sedangkan untuk kate- g o r i j e n i s p e k e r j a a n y a n g lain (manajer, pedagang, buruh dan lain- nya) terjadi sebaliknya.
[image:16.567.308.501.540.659.2]Apabila jenis pekerjaan petani dianggap mempunyai tingkat penda- patan yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang lain, maka dapat disimpulkan bahwa ting
-
kat pendapatan atau keadaan ekonomi rumahtangga berpengaruh terhadap penggunaan alat/ cara kontrasepsi.Tabel 9 : Sebaran persentase jenis pekerjaan suami di daerah Cilacap dan Banyumas
Jenis
pekerjaan ClLACAP BANYUMAS suami
Mana jer Pedagang
Petani 81.25 6 9 . 4 9
Buruh 3 . 3 9
Lainnya 9 . 3 8 1 3 . 5 6
[image:16.567.69.271.571.712.2]D a r i hasil pembahasan yang t e l a h d i l a k u k a n , dapat ditarik kesimpulan bahwa gambaran ciri-ciri dari wanita dan suaminya di Kabupa- t e n C i l a c a p yang mempunyai TPKB rendah dibandingkan dengan Kabupaten Banyumas yang mempunyai TPKB tinggi adalah sebagai berikut :
1. Rata-rata umurnya lebih muda walaupun tidak berbeda jauh ha1 ini karena cukup banyak wanita yang berumur tua.
2. Rata-rata jumlah anak yang masih hidup tidak berbeda jauh. 3. Mempunyai tingkat pendidikan
formal yang lebih rendah baik untuk wanita maupun suaminya.
4. Mempunyai tingkat penerimaan media informasi/komunikasi yang lebih rendah, walaupun sudah cukup besar proporsinya.
5. Pengetahuan terhadap alat/cara kontrasepsi dan tempat men- dapatkannya walaupun lebih rendah namun sudah cukup besar proporsinya.
6. Mempunyai proporsi wanita bekerja yang lebih kecil.
7. Mempunyai proporsi yang lebih besar hanya untuk jenis peker- jaan suaminya petani saja.
S A R A N
DI\
FTAR PUSTA I<AAnderson T.W and L.S Stanley, 1974, Introduction Statistical Analysis
",
Houghton Mifflin Boston.Aunuddin, 1989, "Analisis Data, dengan pendekatan eksploratif"
,
Jurusan Statistika FMIPA IPS Bogor.Budiman A, 1981, " Pembagian kerja secara seksual
",
PT Gramedia, Jakarta.Bukit .D dan T. Bakir, 1983, "
Partisipasi angkatan kerja, kesempatan kerja dan pengang- guran di Indonesia
",
PPSK-UGM Yogyakarta.Eckholm E and K. Newland, 1977, "
Health: The Family Planning Factor
",
World Watch Paper. Erickson B .H dan T.A Nosanchuk,1987, " Hemahami Data Statistika untuk ilmu sosial
",
LP3ES jakarta.
Singarimbun M, 1988, "Pencapaian program Keluarga Berencana di Indonesia"
,
Prisma 311988. Supraptilah B dan B Suradji, 1979," Pengaruh perbedaan sosial ekonomi terhadap fertilitas dan mortalitas masa kanak-kanak di Indonesia
",
LDFE Universitas Indonesia jakarta.Utomo B dkk, 1980,"Current Users DKI Jakarta 1979 " Laporan peneli- tian FKMUI dan BKKBN jakarta.
Lampiran 2 : Histogram dan diagram kotak garis jumlah anak yang masih hidup di Cilacap dan Banyumas
Histogram jumlah anak di Cilacap N = 6 4 Midpoint Count
Histogram jumlah anak di Banyumas N = 59 Midpoint Count
...
CILACAP
-
- - -
-
I+
I---...
BANYUMAS
- - - -
- -
-
I+
I---Lampiran 3
:
Grafik pendidikan istri
"
Tdk sekolah Tdk t m t SD Tamat SD Tamat SLTP +
Tingkat pendidikan istri
CILACAP BANYUMAS
Lampiran
4:
Grafik pendidikan suami
-
Tdk sekolah Tdk tint SD Tamat SD Tamat SLTP
Tingkat pendidikan suami
Lampiran 5
:
Grafik penerimaan media
~ e r s e n
"
Baca koran/maialah Dengar radio Nonton TV
Penerirnaan media informasi
CILACAP BANYUMAS
Lampiran
6
:
Grafik pengetahuan alat KB
"
Pit IUD Suntik K o n d o m Susuk KB Tubcklomi Vaaektomi
Pengetahuan
cara/alat
KB
Lampiran
7
:
Pengetahuan sumber alat KB
peraen
120
V
Pit IUD Suntik Kondom Suauk KB Tubektomi Vaaektomi
Pengetahuan surnber alat KB
la
CILACAP BANYUMASLampiran 8
:
Grafik status pekerjaan
"
Bekerla Tldak bekerja
Status pekerjaan wanita
Lampiran
9
:
Grafik
jenis pekerjaan
peraen
100 i
I
I
I
manaier Pedagang Petani Buruh Lainnya
Jenis pekerjaan
suarni
. .. .
NCANA
(TPICB)
RUSDIARTO HARUN SUBARI
G26.1737
JURUSAN STATISTIICA
FAKULTAS MATEMATIICA DAN ILMU PENGETAIIUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
-
-.
;RINGKASAN
A w%..~--
, I*,* a.
RUSDIARTO HARUN SUBARI.
P e r b a n d i n q a n
ciri3t.tri-
w a n i t a
k a w i n u s i a
15-49t a h u n d i Kabupaten C i l a c a p d a n Banyumas
b e r d a s a r k a n t i n q k a t
p a r t i s i p a s i
k e l u a r g a b e r e n c a n a
(TPKB)
.
Dibawah b i m b i n g a n Bapak B a r i z i s e b a q a i k e t u a d a n
I b u M a r l i n a Dumasari s e b a q a i a n g q o t a .
T u ju a n p e n e l i ti a n i n i a d a l a h membandinqkan ciri -ciri
w a n i t a k a w i n b e r u m u r
1 5 - 4 9t a h u n d i K a b u p a t e n C i l a c a p
y a n g mempunyai
T P K Br e n d a h d 8 n K a b u p a t e n Banyumas y a n q
mempunyai TPKB t i n q q i . C i r i - c i r i yanq y a n q d i b a h a s a n t a r a
l a i n
:Umur w a n i t a , j u m l a h
a n a k
y a n g m a s i h h i d u p ,
p e n d i d i k a n w a n i t a , p e n d i d i k a n s u a m i n y a , p e n q e t a h u a n
t e n t a n g a l a t / c a r a k o n r a s e p s i , penerimaan m e d i a i n f o r m a s i /
k o m u n i k a s i , s t a t u s p e k e r j a a n w a n i t a d a n j e n i s p e k e r j a a n
s u a m i
.
Data y a n q d i g u n a k a n dalam p e n e l i t i a n i n i a d a l a h h a s i l
S u r v e i D e m o q r a f i d a n K e s e h a t a n I n d o n e s i a d i K a b u p a t e n
C i l a c a p d a n B a n y u m a s P r o p i n s i Jawa T e n q a h t a h u n
1 9 9 1 ,y a n q d i l a k s a n a k a n
o l e h
B i r o P u s a t S t a t i s t i k . M e t o d e
a n a l i s i s y a n q
d i g u n a k a n
a d a l a h
b e r u p a a n a l i s i s
e k s p l o r a t i f d a t a y a n g m e r u p a k a n s a l a h s a t u l a n g k a h a w a l
u n t u k m e m p e r o l e h s u a t u p e t u n j u k a t a u i n f o r m a s i y a n q
t e r k a n d u n q d a l a m d a t a .
PERBANDINGAN CIRI-CIRI WANITA KAWlN USlA 15-49 TAHUN
Dl KABUPATEN CILACAP DAN BANYUMAS BERDASARKAN
TINGKAT PARTISIPAS1 KELUARGA BERENCANA (TPKB)
Oleh
:
RUSDIARTO HARUN SUBARI
G26.1737
Karya Ilmiah
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Statistika
pada
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alaln
Institut Pertanian Bogor
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul tulisan
:PERBANDINGAN CIRI-CIRI WANITA KAWIN
USIA
15-19TAHUN DI KABUPATEN CILACAP
DAN
BANYUMAS
BERDASARKAN
TINGKAT
PARTISIPASI KELUARGA BERENCANA
(TPKB)
Nama mahasiswa
:RUSDIARTO
HARUNSUBARI
NOmOr P0k0k
:626.
1737Menyetujui
1.
Komisi ~ e m b i m b i n g
ARIZI, M.E.S)
(Ir. ~ a r l i n a
Dumasari)
Anggota
ua Jurusan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1965 di
Magelang (Jawa Tengah) dari ibu yang bernama Mumtozijah
dan bapak yang bernama H.S Ruslan Amin. Penulis adalah
putra ke tiga dari lima bersaudara.
Jenjang pendidikan dasar yang ditamatkan penulis
tahun 1978 di SD Bhayangkari (Magelang) dan pendidikan
menenqah pertama di SMP Pierre Tendean tahun 1981 di kota
yanq sama. Pada tahun 1984 penulis menamatkan pendidikan
menenqah atas di SMA Muhammadiyah Magelang, kemudian pada
tahun 1987 penulis menyelesaikan pendidikan tinggi pada
Akademi Ilmu Statistik (AIS) di Jakarta.
Sejak tahun 1987 penulis bekerja di Kantor Statistik
Propinsi Jawa Tengah, dan tahun 1991 penulis mendapat
kesempatan tugas belajar ke IPB melalui program STAID.
KATA PENGANTAR
Seqala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah
SWT.
Atas karunia-Nya penulis dapat meyelesaikan karya ilmiah
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Karya ilmiah ini memgambil topik tentang perbandingan
ciri-ciri wanita kawin usia 15-49 tahun di Kabupaten
Cilacap dan Banyumas berdasarkan tinqkat partisipasi
keluarga berencana (TPKB) dengan analisis
bersif
at
eksploratif dari data hasil Survei Demografi dan Keseha-
tan Indonesia tahun 1991.
Rasa terima kasih dan penghargaan yang setingqi-
tingqinya penulis sampaikan kepada Prof. DR. BARIZ1,M.E.S
selaku pembimbing utama dan Ir. Marlina Dumasari selaku
pembimbing kedua yang banyak memberikan pengarahan dan
sumbangan pikiran. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih
pula kepada DR. Ir. Aunuddin selaku ketua jurusan
Statistika yang turut memberikan fasilitas serta
pengarahan.
Terakhir dan teristimewa penulis sampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga, kepada Bapak dan ibunda
tercinta, kakak-kakak dan adik-adik serta istri dan
anakku tersayang, atas segala pengorbanan, pengertian dan
dorongan yang diberikan sehingga karya tulis ini selesai.
Akhirnya penulis berharap semoqa tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi yanq memerlukannya.
Bogor, September 1993
DAFTAR
IS1
Halaman
Kata Pengantar
...
iii
Daftar Isi
...
v
Daftar Tabel
...
vi
Daftar Lampiran
...
vi
Pendahuluan
...
1Latar Belakang
...
1
Tujuan Penelitian
...
1
...
Keadaan Demografis
1
Tinjauan Pustaka
...
2Karakteristik PUS
...
2Statistika
...
3Bahan dan Metode
...
3Ruang lingkup
...
3...
Metode Pengambilan Contoh
4
Peubah-peubah yang Diamati
...
4
Konsep dan Definisi
...
5Metode Penelitian
...
6Hasil dan Pembahasan
...
6Kesimpulan
...
9Saran
...
10Daftar Pustaka
...
10DAFTAR TABEL
Teks
Halaman
Deskripsi umur wanita di Cilacap dan Banyumas
...
6Deskripsi jumlah anak yang masih hidup di
...
Cilacap dan Banyumas
7
Sebaran persentase pendidikan wanita di Cilacap
dan Banyumas
...
7
Sebaran persentase pendidikan suami di daerah
Cilacap dan Banyumas
...
7Sebaran persentase penerimaan media informasil
...
komunikasi di Cilacap dan Banyumas
8Sebaran persentase pengetahuan tentang alat/
...
cara kontrasepsi di Cilacap dan Banyumas
8Sebaran persentase pengetahuan tempat alatl
cara kontrasepsi
diperoleh
di Cilacap dan
Banyumas
...
9
Sebaran persentase status
pekerjaan wanita
...
di daerah Cilacap dan Banyumas
9
Sebaran persentase jenis pekerjaan suami di
...
daerah Cilacap dan Banyumas
9Lampi
ran
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Teks
Histogram dan diagram kotak qaris umur wanita
di Cilacap dan Banyumas
...
Histogram dan diagram kotak garis jumlah anak
....
yanq masih hidup di Cilacap dan Banyumas
Latar Belakang
Program keluarga berencana mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang s e j a h t e r a d e n g a n pengendalian kelahiran. Usaha keluarga berencana pada dasarnya ditekankan pada usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan menggunakan berbagai alat/ cara kontrasepsi.
Salah satu ukuran yang lazim digunakan untuk menilai keberhasilan program keluarga berencana di suatu daerah adalah tingkat partisipasi k e l u a r g a berencana (TPKB) yaitu proporsi dari banyaknya pasangan usia subur yang memakai salah satu a l a t l c a r a k o n t r a s e p s i t e r h a d a p banyaknya pasangan usia subur.
Pada tahun 1991 menurut hasil dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari 35 daerah tingkat dua yang ada di Jawa Tengah, K a b u p a t e n C i l a c a p d a n Banyumas mempunyai perbedaan TPKB yang cukup besar. Dimana TPKB d i Cilacap sebesar 31.25 persen sedangkan TPKB di Banyumas sebesar 55.93, berarti p e r b e d a a n n y a s e k i t a r 2 4 persen
lebih.
K e a d a a n i n i tentu s a j a menarik untuk ditelaah, mengingat kedua daerah tersebut letaknya bersebelahan, kemudian dari segi luas wilayah dan jumlah penduduknya relatif tidak berbeda jauh apalagi adat istiadatnya. Sedangkan pelaksa- naan program keluarga berencana beserta prasarana pendukung relatif t i d a k berbeda jauh. Hal ini mengisyaratkan perlunya diketahui ciri-ciri apa saja dari pasangan usia subur di kedua daerah tersebut.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk membandingkan ciri-ciri wanita kawin usia 15-49 tahun di Kabupaten Cilacap (TPKB rendah) dan di Kabupaten Banyumas (TPKB tinggi).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mernberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang ber- kepentingan, sehingga dapat sebagai masukan dalam merumuskan kebijak- sanaan program.keluarga berencana dimasa yang akan datang.
KEADAAN DEMOGRAFIS
Hasil d a r i S e n s u s P e n d u d u k tahun 1980 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Cilacap dan Banyumas masing-masing sebanyak 1 333 395 jiwa dan 1 225 471 jiwa. Kemudian hasil Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduknya berkembang menjadi 1 487 245 jiwa dan 1 348 569 jiwa. Berarti dalam k u r u n waktu 1980-1990 rata-rata pertumbuhan pertahunnya s e b e s a r 1 , 1 0 u n t u k Kabupaten Cilacap dan 0.96 untuk Kabupaten Banyumas.
A d a b e b e r a p a faktor y a n g terdapat pada pasangan usia subur menurut Budi Utomo dkk (1980) yang akan mempengaruhi motivasi dalam melaksanakan usaha pencegahan kehamilan, faktor-faktor tersebut antara lain: intensitas dari pelak- s a n a a n p r o g r a m , tersedianya alat/cara kontrasepsi dan ciri-ciri yang terdapat pada pasangan usia subur seperti umur, pendidikan, jumlah anak, status pekerjaan dan p e n g e t a h u a n tentang keluarga berencana.
KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR
UMUR IBU
U m u r ibu atau wanita erat kaitannya dengan kemampuan repro- d u k s i d a n kenyataan menunjukkan bahwa semakin tua umur wanita, akan semakin banyak jumlah anak- nya. Namun demikian, tidak berarti mengabaikan wanita usia muda. Usaha pemerintah dalam pelaksanaan program keluarga berencana lebih ditujukan pada penduduk umur muda, karena keikutsertaan penduduk umur muda ini diharapkan dapat merupakan k u n c i keberhasilan program keluarga berencana, (Eckholm E &
Newland K, 1977).
JUbUAH ANAK YANG MASIH HIDUP
S a m a s e p e r t i halnya dengan umur, jumlah anak juga akan mem- pengaruhi sikap terhadap keluarga berencana. Kepustakaan menyebutkan b a h w a b e s a r n y a jumlah anak d i negara berkembang seperti halnya I n d o n e s i a m e r u p a k a n salah satu pendorong yang kuat bagi seorang wanita untuk menjalankan praktek keluarga berencana. Ini berarti, p r a k t e k k e l u a r g a berencana d i negara berkembang lebih banyak di- tujukan untuk menghentikan kehamilan
dari pada ditujukan untuk mencegah kehamilan, ( ~ c k h o l m E & Newland K,
1977).
PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor y a n g m e n e n t u k a n t i n g k a t pengetahuan seseorang. Meningkatnya pendidikan wanita dapat mengubah pandangan hidup tradisional yang menganggap bahwa wanita hanyalah sebagai ibu rumahtangga yang hanya tinggal di rumah mengurus anak-anak dan suami, ke arah pandangan yang lebih maju yang mendorong wanita untuk bekerja di luar rumah dan ikut mengambil b a g i a n dalam pengambilan keputusan d i rumah- tangga. Kesemuanya ini tentu saja akan rnendorong wanita lebih menyukai keluarga k e c i l y a n g a k a n lebih memberikan keleluasaan bergerak kepada mereka dibandingkan dengan keluarga besar (Supraptilah B dan B. Suradji, 1979).
STATUS DAN JENIS PEKERJAAN
Teori nature beranggapan, bahwa sudah menjadi kodrat wanita untuk menjadi lebih lemah d a n karena itu tergantung kepada laki-laki dalam banyak ha1 untuk hidupnya. Hal ini menimbulkan semacam pembagian tugas, dimana wanita bekerja dalam lingkungan rumahtangga sedangkan laki-laki mempunyai tugas mencari nafkah diluar rumah untuk keluarganya (Budiman, 1981).
Dalam proses teori ini ber- kembang terus sampai kepada adanya emansipasi wanita, dimana wanita- wanita terampil bekerja sebagaimana layaknya laki-laki. Dengan adanya perubahan dalam struktur ekonomi yang terjadi dalam proses pembangunan, partisipasi wanita dalam angkatan kerja semakin besar.
makin bertambah. Karena itu dapat d i k a t a k a n b a h w a w a n i t a yang bekerja cenderung untuk menginginkan j u m l a h a n a k y a n g lebih s e d c k i t d i b a n d i n g k a n dengan wanita yang t i d e bekerja (Bukit dan Bakir,
1984).
Sedangkan Jenis pekerjaan laki- laki atau suami merupakan peng- gambaran dari tingkat sosial ekonomi k a r e n a e r a t k a i t a n n y a dengan jumlah pendapatan. Sedangkan tingkat pendapatan jelas sangat berpengaruh t e r h a d a p keikutsertaannya pada program keluarga berencana.
PENGETAHUAN CARAIALAT KB
Pengetahuan tentang alatjcara kontrasepsi dan tempat-tempat untuk memperolehnya menjadi bagian yang penting baqi seseorang untuk memutuskan apakah akan menerima keluarga berencana dan alatjcara a p a y a n g dipilih. Kesenjangan antara pengetahuan tentang alatjcara k o n t r a s e p s i dan dimana bisa mendapatkan cara tersebut dapat m e n j a d i masalah dalam pemakaian kontrasepsi. Seperti diketahui bahwa ada berbagai jenis alatlcara kontra- sepsi yang masing-masing mempunyai efektifitas maupun efek samping yang berbeda-beda, sehingqa penge- tahuan yang lebih luas diharapkan diikuti lebih tingginya pengqunaan alatjcara kontrasepsi.
M e n u r u t M a s r i Singarimbun (1988), kemanjuran alatjcara kon- trasepsi untuk mencegah kehamilan t e r g a n t u n g pada tiga hal, yakni kemanjuran kontrasepsi itu secara teknis, kemampuan dan pengetahuan pemakaian alat tersebut dengan baik serta motivasi dari pemakai.
PENERIMAAN MEDIA INFORMASI/KOMUNI- KASI
Peranan media komunikasi dalam r a n g k a m e m b e r i k a n pengertian terhadap suatu program telah dirasakan manfaatnya, karena media
komunikasi seperti koranj majalah, radio dan televisi merupakan sarana yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Oleh karena itu faktor ini sudah dijadikan salah satu program yaitu kegiatan penerangan, pendidikan dan komunikasi untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang keluarga berencana.
STATISTIKA
Eksplorasi data merupakan salah satu usaha untuk memperoleh infor- masi atau petunjuk dari data secara cepat, mudah dan cukup mewakili keadaan data,(Tukey, 1977).
Teknik eksplorasi memudahkan kita melihat ke dalam data, mencari informasi untuk menemukan ide ten- tang cara sesuatu bekerja. Cara ini dapat menghasilkan hipotesis yang terkadanq dipakai sebagai langkah awal kegiatan penelitian ilmiah, (Erickson B.H dan T.A Nosanchuk, 1987).
S e c a r a umum i n f o r m a s i y a n g penting yang dapat diperoleh antara lain pemusatan data, penyebaran, nilai ekstrim dan pencilan. Sudah barang tentu informasi ini diperoleh dengan menggunakan suatu alat visual berupa diagram atau grafik yang semakin penting peranannya dalam analisis data,(Aunuddin,l989).
BAHAN DAN hlETODE
Ruang lingkup