• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKN 1103498 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKN 1103498 Chapter1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang berada di bumi, yang

terdiri dari komponen biotik maupun abiotik. Lingkungan hidup abiotik terdiri

dari tanah, air, udara dan matahari. Adapun yang dimaksud lingkungan hidup

biotik yaitu terdiri dari makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009,

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab 1 Pasal 1

dirumuskan bahwa:

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Menurut Otto Soemarwoto dalam (Nursid Sumaatmadja, 2012, hlm. 80)

menyatakan bahwa:

Environment adalah istilah Inggris untuk lingkungan. Di Indonesia banyak digunakan istilah lingkungan hidup atau lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan suatu organisasi hidup ialah segala sesuatu di sekeliling organisme itu yang berpengaruh pada kehidupannya.

Lingkungan hidup erat kaitannya dengan manusia, karena ia memegang

peranan penting dalam kehidupan manusia. Lingkungan hidup selain menjadi

tempat tinggal bagi manusia, ia juga digunakan sebagai pemuas kebutuhan

manusia, misalnya pohon ditebang untuk diolah menjadi barang-barang rumah

tangga. Pemanfaatan lingkungan hidup bagi kebutuhan manusia harus diimbangi

dengan pengelolaan yang baik, maka akan tercipta keseimbangan dalam

kehidupan.

Keseimbangan antara keberadaan lingkungan hidup dan aktivitas manusia

dapat menciptakan kehidupan yang harmoni. Kehidupan harmoni berarti adanya

(2)

kualitas udara, air dan tanah yang baik bagi manusia, serta aktivitas manusia yang

ramah terhadap lingkungan dan pengelolaannya. Apabila keseimbangan ini dapat

berlangsung dengan baik, maka idealnya lingkungan hidup memiliki kualitas

tinggi, misalnya tanah subur, udara sejuk, air berlimpah, hutan hijau, dan

keanekaragaman spesies tanaman dan hewan akan terhindar dari kepunahan.

Lingkungan hidup berkualitas hanya dapat tercipta apabila manusia

sebagai makhluk hidup yang memiliki kelebihan dari makhluk hidup lainnya

dapat menjaga dan mengelolanya dengan baik. Pengelolaan dan penjagaan

tersebut dapat dilakukan apabila manusia memiliki kesadaran akan pentingnya

lingkungan hidup sebagai penyeimbang kehidupan. Sebagaimana dikemukakan

oleh Mellyana dkk. (2013, hlm. 4-5) bahwa “kesadaran lingkungan adalah

perubahan dalam diri seseorang atau kelompok orang yang terwujud dalam

pemikiran, sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab dalam pemanfaatan

lingkungan”. Kesadaran lingkungan dapat diperoleh salah satunya melalui pendidikan di lingkungan sekolah.

Lingkungan sekolah merupakan segala sesuatu yang berada di sekolah,

baik bangunan, tanaman, udara, tanah, air dan lain sebagainya. Unsur-unsur

lingkungan sekolah saling mempengaruhi satu sama lain dalam proses pendidikan.

Lingkungan dalam dunia pendidikan didefinisikan oleh Ngalim Purwanto (2009,

hlm. 63) yang mengungkapkan bahwa

Dalam pendidikan, lingkungan merupakan setiap pengaruh yang terpancar dari orang-orang lain, binatang, alam, kebudayaan, agama, adat istiadat, iklim dan sebagainya, terhadap diri manusia yang sedang berkembang.

Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa lingkungan hidup tidak dapat

dipisahkan dari pendidikan, karena keduanya merupakan satu kesatuan utuh salah

satunya dapat berupa pendidikan lingkungan hidup. Nurjhani dalam (Lendrawati

dkk, 2013, hlm. 24) mengemukakan bahwa

(3)

menata kehidupan dalam kesalarasan dengan alam. (c) Aspek Psikomotorik, pendidikan lingkungan hidup berperan meniru, memanipulasi dalam upaya meningkatkan budaya mencintai lingkungan.

Secara umum, lingkungan hidup merupakan suatu pengaruh dalam proses

perkembangan manusia. Proses perkembangan manusia dapat dilakukan di

keluarga sebagai elemen utama pembentuk kepribadian seseorang, sekolah dan

masyarakat.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting

dalam proses perkembangan manusia dengan cara mengembangkan dan membina

potensi, minat serta karakter siswa sehingga dapat menghasilkan sumber daya

manusia yang bermakna bagi pembangunan nasional. Pembangunan nasional dan

pendidikan yang berkualitas akan muncul dari sekolah yang menyeimbangkan

antara pengembangan ilmu pengetahuan dengan pembinaan karakter siswa.

Adapun yang dimaksud dengan karakter dikemukakan oleh Dharma

Kusuma dkk (2012, hlm. 11) bahwa ”suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk

perilaku anak itulah yang disebut karakter”. Definisi lain secara khusus diungkapkan oleh Zaenul, F (2012, hlm. 20-21) bahwa

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Pembinaan karakter merupakan suatu proses berkelanjutan yang

dilakukan seseorang sebagai suatu identitas diri. Pembinaan karakter diperoleh

melalui proses pendidikan baik secara formal dan informal, secara langsung

melalui proses pembelajaran, pengalaman hidup dan tempat tinggal. Pembinaan

karakter dalam pendidikan dijelaskan pula dalam Undang-undang RI No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, yang menyatakan

bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

(4)

penjelasan tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah kepribadian, karena

dalam kamus Psikologi, arti karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak

etis atau moral.

Karakter yang baik dapat dimiliki dengan pembinaan yang dilakukan sejak

usia dini. Pembinaan karakter yang dilakukan di sekolah dapat diberikan kepada

siswa melalui berbagai cara baik melalui pengintegrasian dengan setiap mata

pelajaran, maupun aktivitas di luar pembelajaran seperti pembiasaan di

lingkungan sekolah.

Karakter yang perlu dimiliki oleh siswa terdiri dari 18 nilai karakter yang

dikembangkan di sekolah. Berikut merupakan 18 nilai karakter yang harus

dikembangkan disekolah dijelaskan oleh Zaenul, F (2012, hlm. 40) yaitu, religius,

jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau

komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan

tanggung jawab. Salah satu dari nilai karakter adalah karakter peduli lingkungan.

Karakter peduli lingkungan sangat penting dimiliki oleh siswa. Pada dasarnya

sekolah merupakan suatu sistem sosial dimana siswa melakukan interaksi sosial

dengan guru, teman sebaya, dan lingkungan hidup. Dengan demikian lingkungan

hidup tidak dapat dipisahkan dari aktivitas siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh

Andriana Marsianti (2014) yang dilansir dalam http://www.rakyatpos.com bahwa

Karakter peduli lingkungan yaitu suatu sikap yang dimiliki seseorang untuk memperbaiki dan mengelola lingkungan secara benar dan bermanfaat sehingga dapat dinikmati secara terus menerus tanpa merusak keadaannya, turut menjaga dan melestarikan sehingga ada manfaat yang berkesinambungan.

Kepedulian lingkungan merupakan sikap yang dimiliki seseorang dalam

bertindak terhadap lingkungannya seperti mengelola, menjaga dan melestarikan.

Pembinaan karakter peduli lingkungan dibentuk melalui pengetahuan, sikap dan

tindakan.

Namun, pada kenyataannya hingga saat ini karakter kepedulian siswa

belum menunjukan karakter yang baik. Aktivitas manusia dalam kehidupan

(5)

membuang sampah tidak pada tempatnya, penggunaan teknologi canggih yang

tidak ramah lingkungan, pemakaian kendaraan bermotor yang mengakibatkan

polusi, serta penebangan hutan yang dilakukan terus menerus, sehingga

mengakibatkan hutan menjadi gundul. Aktivitas-aktivitas tersebut mengakibatkan

kondisi lingkungan hidup yang semakin memprihatinkan. Menurut I Gusti Putu

Diva Awatara (2011, hlm. 105) menyatakan bahwa “kerusakan lingkungan yang

terjadi saat ini juga bersumber dari kesalahan perilaku manusia terhadap cara

pandang dan kesalahan eksplorasi sumber daya alam”.

Hasil dari sebuah penelitian dalam buku “Islamic Green Living” (2011,

hlm. vi) mengungkapkan bahwa akibat dari aktivitas transportasi yang ada di

kota-kota besar Indonesia pada tahun 90-an saja telah menunjukan angka yang

sangat memprihatinkan. Menurut penelitian tersebut, di kota Jakarta misalnya

telah menyumbang pencemaran CO sebesar 98,80% yang berasal dari kendaraan

bermotor.

Aktivitas manusia yang tidak memiliki karakter kepedulian lingkungan,

menimbulkan suatu permasalahan lingkungan hidup secara global yang kompleks,

yang kini sedang menjadi perhatian masyarakat dunia yaitu pemanasan global.

Hal ini diperkuat dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi yang berlangsung pada 1-5

September 2002 di Johannesburg mengenai WSSD (World Summit on Sustainable

Development). Dimana hasil dari konferensi tersebut mengungkapkan bahwa

lingkungan global terus mengalami kerusakan (Siahaan, 2007, hlm. 120).

Kerusakan lingkungan hidup global berupa pemanasan global bila tidak

dilakukan upaya-upaya penanggulangan akan berakibat buruk baik dalam jangka

waktu pendek maupun panjang bagi generasi muda selanjutnya. Sebuah jurnal

penelitian oleh Syahri (2010, hlm. 13) menyatakan bahwa:

Dampak pemanasan global dalam jangka pendek; di Indonesia kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global akan meningkatkan berbagai macam penyakit terhadap manusia, juga akan berpengaruh langsung terhadap ketahanan pangan, karena tumbuhan terganggu.

Adapun beberapa dampak utama pemanasan global dalam jangka panjang

(6)

Beberapa dampak pemansan global dalam jangka panjang antara lain sebagai berikut: tenggelamnya pulau dan kota, secara perlahan air laut naik kedarat setinggi 1 meter. Kenaikan permukaan air laut berpotensi menenggelamkan 50 meter daratan dari garis pantai kepulauan Indonesia.

Dampak dari pemanasan global apabila dibiarkan, akan berakibat buruk

bagi kelangsungan hidup generasi selanjutnya. Dengan demikian diperlukan

upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup, baik berupa

preventif maupun upaya penanggulangan. Upaya preventif dapat dilakukan

melalui pendidikan di sekolah dengan pembinaan karakter kepedulian siswa

terhadap lingkungan.

Upaya pembinaan karakter kepedulian lingkungan siswa selaras dengan

program sekolah adiwiyata yang merupakan hasil kesepakatan bersama antara

Kementerian Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional

melalui KEPMEN 07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005.

Adiwiyata merupakan sebuah penghargaan yang diberikan kepada sekolah

yang berbudaya dan berwawasan lingkungan. Dari penyataan tersebut maka dapat

dikatakan bahwa sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang peduli terhadap

lingkungan yang bersih, sehat dan juga indah. Diwujudkan dengan aktivitas

pembinaan siswa untuk dapat memiliki kepedulian dalam memelihara dan

melestarikan lingkungannya.

SMP Negeri 6 Bandung termasuk sekolah yang telah menerapkan program

adiwiyata. Sekolah ini memiliki visi yang salah satu nilainya adalah peduli

lingkungan. Dalam mewujudkan visi tersebut melalui program Adiwiyata

dilakukan melalui pembinaan berkelanjutan, seperti pengintegrasian dalam setiap

mata pelajaran, budaya saling mengingatkan, ekstrakurikuler Sispeling, LISAP

(Lihat Sampah Pungut), one day without waste, kegiatan Road Show Event,

lomba kebersihan kelas, bank sampah, pengolahan limbah sampah, pemisahan

sampah organik dan anorganik, GPS (Gerakan Pungut Sampah) serta LDKS

(Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) yang merupakan rangkaian kegiatan dalam

(7)

Dari hasil observasi awal, kegiatan pembinaan di SMP Negeri 6 Bandung

tersebut cukup memberikan dampak terhadap karakter kepedulian lingkungan

siswa. Melalui berbagai kegiatan peduli lingkungan, siswa merasa semakin

terarah untuk memiliki pemahaman, kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi

terhadap lingkungan di sekitarnya, yang diwujudkan melalui perilaku membuang

sampah ditempatnya, menjaga lingkungan hidup disekitarnya, baik di sekolah

maupun di luar sekolah. Oleh karena itu, program Adiwiyata ini dijadikan upaya

mengurangi kerusakan lingkungan dengan penyadaran dan pembinaan karakter

peduli lingkungan.

Program Adiwiyata sesuai dengan hasil dari pertemuan para pakar

lingkungan di New York pada tahun 1987, yang memunculkan sebuah hipotesis

yang belum pernah terfikirkan sebelumnya. Pertemuan ini merupakan evaluasi

dari pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan di Stockholm pada tahun 1972,

menyebutkan bahwa yang memberikan kontribusi besar dalam upaya pelestarian

lingkungan adalah moral atau karakter serta agama (Ziaulhaq, 2011, hlm. vi).

Hasil jurnal penelitian yang dilakukan oleh Syahri (2010, hlm. 9) juga

mengungkapkan bahwa “ masalah lingkungan hidup merupakan masalah moral,

persoalan perilaku manusia”.

Selain itu, juga diperkuat pendapat yang dikemukakan oleh Kepala Badan

Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kota Bandung, Ahmad Rekotomo

(2012) yang dilansir dalam http://www.pikiranrakyat.com mengungkapkan bahwa

Sekolah harus meningkatkan perannya dalam membentuk karakter peduli lingkungan kepada siswa. Pasalnya saat ini permasalahan lingkungan menjadi isu dunia dan tidak dapat diselesaikan hanya dengan upaya teknis semata. Yang terpenting adalah perubahan paradigma dan perilaku secara bertahap dan berkesinambungan dan pembinaan perilaku ini adalah hal strategis yang harus dilakukan sekolah dengan cara yang menyenangkan Berdasarkan uraian tersebut maka yang perlu ditekankan disini dalam

penanganan permasalahan lingkungan hidup adalah pembentukan moral dan

karakter manusia dalam memperlakukan lingkungan hidupnya. Dengan demikian

hal ini sesuai dengan salah satu tujuan dari pengembangan pendidikan karakter

(8)

Karakter kepedulian lingkungan berkaitan erat dengan pendidikan

kewarganegaraan, karena hakikatnya sumber karakter bangsa Indonesia adalah

Pancasila. Sebagaimana diungkapkan oleh Qomaruzzaman, B (2011, hlm. 88)

bahwa “Pancasila sebagai sumber karakter”. Pancasila terdiri dari sila-sila yang

menjadi pedoman dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dari pedoman Pancasila,

apabila dilaksanakan dengan baik, tingkah laku warga negara dalam bertindak

baik terhadap diri sendiri, masyarakat dan lingkungan akan mencerminkan

karakter Pancasila.

Menurut Qomaruzzaman, B (2011, hlm. 89-90) menyatakan bahwa

Sebagai makhluk sosial, manusia berkarakter adalah memberikan perbaikan bagi kehidupan bersama dengan mentalitas berkelimpahan. Sebagai warga negara, manusia berkarakter berarti dapat mengutamakan persatuan dan kesatuan serta mengupayakan penyelesaian masalah-masalah kebangsaan dengan cara-cara yang menjamin persatuan dan kesatuan.

Dengan demikian, karakter peduli lingkungan berasal dari ideologi bangsa,

Pancasila. Karakter peduli lingkungan berdasarkan nilai Pancasila

diimplementasikan dalam partisipasi warga negara, karena warga negara yang

baik adalah warga negara yang taat hukum dan turut berpartisipasi dalam upaya

menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan, salah satunya adalah masalah

lingkungan hidup. Pada dasarnya, karakter warga negara yang baik merupakan

tujuan utama dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu “to be good citizen”.

Menurut Wahab dan Sapriya dalam (Nur Ilmi S, 2013, hlm. 2)

mengemukakan mengenai warga Negara yang baik sebagai berikut:

Lebih lanjut dikemukakan pula bahwa warga negara yang baik adalah warga negara yang mematuhi dan melaksanakan hukum serta aturan dan ketentuan perundang-undangan dengan penuh rasa tanggung jawab, tidak merusak lingkungan, tidak mencemari air dan udara sekitarnya serta memelihara dan memanfaatkan lingkungannya secara bertanggung jawab. Dari penjelasan di atas warga negara yang baik salah satunya adalah warga

negara yang memiliki kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup dalam

keseimbangan kehidupan serta memelihara dan memanfaatkan dengan

(9)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul skripsi

Peranan Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6 Bandung”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis

dapat mengidentifikasikan masalah, yaitu:

1. Kondisi lingkungan hidup yang semakin memprihatinkan, kerusakan

lingkungan bersumber dari perilaku manusia yang tidak mempedulikan

lingkungan

2. Adanya Keputusan Menteri Lingkungan Hidup KEPMEN

07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005 tentang program Adiwiyata,

menuntut sekolah untuk dapat menerapkan kepedulian lingkungan hidup di

lingkungan sekolah

3. Belum semua sekolah menerapkan program Adiwiyata di lingkungan sekolah

4. Sekolah yang telah mampu menerapkan program Adiwiyata masih perlu

diteliti lebih lanjut bagaimana penerapan pembinaan karakter kepedulian

lingkungan siswa

C. RUMUSAN MASALAH

Secara umum penelitian dirumuskan: “Bagaimana Peranan Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6

Bandung?. Adapun secara khusus dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan program Adiwiyata di SMP Negeri 6 Bandung?

2. Bagaimana proses pembinaan karakter peduli lingkungan pada siswa di SMP

Negeri 6 Bandung?

3. Hambatan apa saja yang selama ini ditemukan dalam melakukan pembinaan

karakter peduli lingkungan melalui program Adiwiyata di SMP Negeri 6

Bandung serta bagaimana upaya dalam mengatasi hambatan tersebut?

(10)

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

bagaimana peranan program Adiwiyata dalam membina karakter peduli

lingkungan siswa di SMP Negeri 6 Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi perencanaan program Adiwiyata di SMP Negeri 6

Bandung

b. Untuk mengidentifikasi proses pembinaan karakter peduli lingkungan hidup

pada siswa di SMP Negeri 6 Bandung

c. Untuk mengidentifikasi hambatan dan upaya apa saja yang selama ini

ditemukan dalam melakukan pembinaan karakter peduli lingkungan melalui

program Adiwiyata di SMP Negeri 6 Bandung

E. MANFAAT PENELITIAN

Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

manfaat secara:

1. Teoritis

Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan dan sarana informasi bagi dunia pendidikan mengenai

pentingnya pengembangan pendidikan yang berbasis pada wawasan lingkungan,

yang dimulai dari kesadaran tiap individu khususnya para siswa.

2. Praktis

a. Penulis

Bagi penulis penelitian berguna sebagai sarana dalam memperluas

(11)

pengetahuan mengenai pembinaan karakter siswa sebagai komponen masyarakat

yang peduli lingkungan.

b. Sekolah

1) Sekolah dengan program Adiwiyata dapat menjadi sekolah percontohan untuk

sekolah yang lain dalam menerapkan sekolah berbasis budaya dan

berwawasan lingkungan dan menjadi kesan yang baik bagi masyarakat pada

umumnya.

2) Sekolah dapat menjadi wadah dalam membina karakter siswa sebagai warga

negara Indonesia melalui program Adiwiyata, sehingga siswa memiliki

kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup disekitarnya.

c. Guru

Guru diharapkan mampu membina karakter siswa melalui program

Adiwiyata, dengan menjadikannya alternatif dalam pembelajaran yang ingin

menonjolkan keaktifan, rasa tanggung jawab, dan kepedulian siswa yang dapat

diintegrasikan dengan materi mata pelajaran.

d. Siswa

Siswa dapat lebih aktif, bertanggung jawab, memperoleh pemahaman

lingkungan dan peduli terhadap lingkungan. Kepedulian ini kemudian menjadi

suatu kebiasaan baik, baik di lingkungan sekolah itu sendiri maupun di

lingkungan masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan

hidup.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan pada bagian awal berisikan judul yaitu, “Peranan

Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP

Negeri 6 Bandung”, pernyataan mengenai maksud karya ilmiah yaitu diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Kewarganegaraan, nama dan kedudukan tim pembimbing, pernyataan tentang

keaslian karya ilmiah, kata pengantar, abstrak yang menjelaskan secara singkat isi

(12)

Sistematika penulisan penelitian ini meliputi lima bab, BAB I yaitu

pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,

Identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

Pada BAB II yaitu kajian pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-

dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori

yang mendukung penelitian penulis.

Pada BAB III membahas mengenai metodologi penelitian. Pada bab ini

penulis menjelaskan pendekatan yang digunakan, metodologi penelitian, teknik

pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang

penulis teliti. Pada bab ini pula penulis menentukan subjek penelitian yang

diperlukan dalam proses pengumpulan data.

Pada bagian BAB IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab

ini penulis menganalisis hasil data tentang Peranan Program Adiwiyata dalam

Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6 Bandung.

Selanjutnya, pada BAB V yaitu kesimpulan dan saran. Dalam bab ini

penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup

dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam

skripsi.

Di bagian akhir penulisan, penulis melampirkan daftar pustaka dan

lampiran-lampiran lain yang mendukung selama penelitian berlangsung, disertai

Referensi

Dokumen terkait

HASIL UJI KEKERASAN TABLET LEPAS LAMBAT IBUPROFEN Batch I.. Kekerasan Tablet

KEGIATAN YANG BISA DILAKUKAN OLEH WISATAWAN YANG BERKUNJUNG KE MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA No. Tempat Kegiatan yang di

Distribusi frekuensi usia dan paritas ibu hamil yang anemia di wilayah kerja Puskesmas Guguak Panjang Bukittinggi diketahui bahwa sebagian besar responden

Selain itu emisi CH 4 dapat juga berasal dari Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) baik yang berupa reaktor atau kolam ( lagoon ) dan septic tank atau cubluk dari rumah

UD Citra Fajar Utama adalah industri kayu olahan dengan produk flooring Perusahaan tidak memiliki dokumen Pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau

Walaupun terdapat berbagai konsep lain dalam ekonomi politik internasional seperti regionalisme ekonomi 2 , Revolusi Industri 4.0 3 , kemiskinan 4 , lingkungan 5

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan perkembangan bahasa pada anak prasekolah usia 5-6 tahun setelah dilakukan terapi

telah mengalami perubahan di mana pariwisata bukan hanya dilakukan oleh kalangan atas, akan tetapi telah merangkul orang-orang dari kelas rendah. Dengan demikian, kelas tidak