BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang berada di bumi, yang
terdiri dari komponen biotik maupun abiotik. Lingkungan hidup abiotik terdiri
dari tanah, air, udara dan matahari. Adapun yang dimaksud lingkungan hidup
biotik yaitu terdiri dari makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009,
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab 1 Pasal 1
dirumuskan bahwa:
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Menurut Otto Soemarwoto dalam (Nursid Sumaatmadja, 2012, hlm. 80)
menyatakan bahwa:
Environment adalah istilah Inggris untuk lingkungan. Di Indonesia banyak digunakan istilah lingkungan hidup atau lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan suatu organisasi hidup ialah segala sesuatu di sekeliling organisme itu yang berpengaruh pada kehidupannya.
Lingkungan hidup erat kaitannya dengan manusia, karena ia memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia. Lingkungan hidup selain menjadi
tempat tinggal bagi manusia, ia juga digunakan sebagai pemuas kebutuhan
manusia, misalnya pohon ditebang untuk diolah menjadi barang-barang rumah
tangga. Pemanfaatan lingkungan hidup bagi kebutuhan manusia harus diimbangi
dengan pengelolaan yang baik, maka akan tercipta keseimbangan dalam
kehidupan.
Keseimbangan antara keberadaan lingkungan hidup dan aktivitas manusia
dapat menciptakan kehidupan yang harmoni. Kehidupan harmoni berarti adanya
kualitas udara, air dan tanah yang baik bagi manusia, serta aktivitas manusia yang
ramah terhadap lingkungan dan pengelolaannya. Apabila keseimbangan ini dapat
berlangsung dengan baik, maka idealnya lingkungan hidup memiliki kualitas
tinggi, misalnya tanah subur, udara sejuk, air berlimpah, hutan hijau, dan
keanekaragaman spesies tanaman dan hewan akan terhindar dari kepunahan.
Lingkungan hidup berkualitas hanya dapat tercipta apabila manusia
sebagai makhluk hidup yang memiliki kelebihan dari makhluk hidup lainnya
dapat menjaga dan mengelolanya dengan baik. Pengelolaan dan penjagaan
tersebut dapat dilakukan apabila manusia memiliki kesadaran akan pentingnya
lingkungan hidup sebagai penyeimbang kehidupan. Sebagaimana dikemukakan
oleh Mellyana dkk. (2013, hlm. 4-5) bahwa “kesadaran lingkungan adalah
perubahan dalam diri seseorang atau kelompok orang yang terwujud dalam
pemikiran, sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab dalam pemanfaatan
lingkungan”. Kesadaran lingkungan dapat diperoleh salah satunya melalui pendidikan di lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah merupakan segala sesuatu yang berada di sekolah,
baik bangunan, tanaman, udara, tanah, air dan lain sebagainya. Unsur-unsur
lingkungan sekolah saling mempengaruhi satu sama lain dalam proses pendidikan.
Lingkungan dalam dunia pendidikan didefinisikan oleh Ngalim Purwanto (2009,
hlm. 63) yang mengungkapkan bahwa
Dalam pendidikan, lingkungan merupakan setiap pengaruh yang terpancar dari orang-orang lain, binatang, alam, kebudayaan, agama, adat istiadat, iklim dan sebagainya, terhadap diri manusia yang sedang berkembang.
Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa lingkungan hidup tidak dapat
dipisahkan dari pendidikan, karena keduanya merupakan satu kesatuan utuh salah
satunya dapat berupa pendidikan lingkungan hidup. Nurjhani dalam (Lendrawati
dkk, 2013, hlm. 24) mengemukakan bahwa
menata kehidupan dalam kesalarasan dengan alam. (c) Aspek Psikomotorik, pendidikan lingkungan hidup berperan meniru, memanipulasi dalam upaya meningkatkan budaya mencintai lingkungan.
Secara umum, lingkungan hidup merupakan suatu pengaruh dalam proses
perkembangan manusia. Proses perkembangan manusia dapat dilakukan di
keluarga sebagai elemen utama pembentuk kepribadian seseorang, sekolah dan
masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting
dalam proses perkembangan manusia dengan cara mengembangkan dan membina
potensi, minat serta karakter siswa sehingga dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang bermakna bagi pembangunan nasional. Pembangunan nasional dan
pendidikan yang berkualitas akan muncul dari sekolah yang menyeimbangkan
antara pengembangan ilmu pengetahuan dengan pembinaan karakter siswa.
Adapun yang dimaksud dengan karakter dikemukakan oleh Dharma
Kusuma dkk (2012, hlm. 11) bahwa ”suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku anak itulah yang disebut karakter”. Definisi lain secara khusus diungkapkan oleh Zaenul, F (2012, hlm. 20-21) bahwa
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Pembinaan karakter merupakan suatu proses berkelanjutan yang
dilakukan seseorang sebagai suatu identitas diri. Pembinaan karakter diperoleh
melalui proses pendidikan baik secara formal dan informal, secara langsung
melalui proses pembelajaran, pengalaman hidup dan tempat tinggal. Pembinaan
karakter dalam pendidikan dijelaskan pula dalam Undang-undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, yang menyatakan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
penjelasan tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah kepribadian, karena
dalam kamus Psikologi, arti karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak
etis atau moral.
Karakter yang baik dapat dimiliki dengan pembinaan yang dilakukan sejak
usia dini. Pembinaan karakter yang dilakukan di sekolah dapat diberikan kepada
siswa melalui berbagai cara baik melalui pengintegrasian dengan setiap mata
pelajaran, maupun aktivitas di luar pembelajaran seperti pembiasaan di
lingkungan sekolah.
Karakter yang perlu dimiliki oleh siswa terdiri dari 18 nilai karakter yang
dikembangkan di sekolah. Berikut merupakan 18 nilai karakter yang harus
dikembangkan disekolah dijelaskan oleh Zaenul, F (2012, hlm. 40) yaitu, religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan
tanggung jawab. Salah satu dari nilai karakter adalah karakter peduli lingkungan.
Karakter peduli lingkungan sangat penting dimiliki oleh siswa. Pada dasarnya
sekolah merupakan suatu sistem sosial dimana siswa melakukan interaksi sosial
dengan guru, teman sebaya, dan lingkungan hidup. Dengan demikian lingkungan
hidup tidak dapat dipisahkan dari aktivitas siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh
Andriana Marsianti (2014) yang dilansir dalam http://www.rakyatpos.com bahwa
Karakter peduli lingkungan yaitu suatu sikap yang dimiliki seseorang untuk memperbaiki dan mengelola lingkungan secara benar dan bermanfaat sehingga dapat dinikmati secara terus menerus tanpa merusak keadaannya, turut menjaga dan melestarikan sehingga ada manfaat yang berkesinambungan.
Kepedulian lingkungan merupakan sikap yang dimiliki seseorang dalam
bertindak terhadap lingkungannya seperti mengelola, menjaga dan melestarikan.
Pembinaan karakter peduli lingkungan dibentuk melalui pengetahuan, sikap dan
tindakan.
Namun, pada kenyataannya hingga saat ini karakter kepedulian siswa
belum menunjukan karakter yang baik. Aktivitas manusia dalam kehidupan
membuang sampah tidak pada tempatnya, penggunaan teknologi canggih yang
tidak ramah lingkungan, pemakaian kendaraan bermotor yang mengakibatkan
polusi, serta penebangan hutan yang dilakukan terus menerus, sehingga
mengakibatkan hutan menjadi gundul. Aktivitas-aktivitas tersebut mengakibatkan
kondisi lingkungan hidup yang semakin memprihatinkan. Menurut I Gusti Putu
Diva Awatara (2011, hlm. 105) menyatakan bahwa “kerusakan lingkungan yang
terjadi saat ini juga bersumber dari kesalahan perilaku manusia terhadap cara
pandang dan kesalahan eksplorasi sumber daya alam”.
Hasil dari sebuah penelitian dalam buku “Islamic Green Living” (2011,
hlm. vi) mengungkapkan bahwa akibat dari aktivitas transportasi yang ada di
kota-kota besar Indonesia pada tahun 90-an saja telah menunjukan angka yang
sangat memprihatinkan. Menurut penelitian tersebut, di kota Jakarta misalnya
telah menyumbang pencemaran CO sebesar 98,80% yang berasal dari kendaraan
bermotor.
Aktivitas manusia yang tidak memiliki karakter kepedulian lingkungan,
menimbulkan suatu permasalahan lingkungan hidup secara global yang kompleks,
yang kini sedang menjadi perhatian masyarakat dunia yaitu pemanasan global.
Hal ini diperkuat dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi yang berlangsung pada 1-5
September 2002 di Johannesburg mengenai WSSD (World Summit on Sustainable
Development). Dimana hasil dari konferensi tersebut mengungkapkan bahwa
lingkungan global terus mengalami kerusakan (Siahaan, 2007, hlm. 120).
Kerusakan lingkungan hidup global berupa pemanasan global bila tidak
dilakukan upaya-upaya penanggulangan akan berakibat buruk baik dalam jangka
waktu pendek maupun panjang bagi generasi muda selanjutnya. Sebuah jurnal
penelitian oleh Syahri (2010, hlm. 13) menyatakan bahwa:
Dampak pemanasan global dalam jangka pendek; di Indonesia kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global akan meningkatkan berbagai macam penyakit terhadap manusia, juga akan berpengaruh langsung terhadap ketahanan pangan, karena tumbuhan terganggu.
Adapun beberapa dampak utama pemanasan global dalam jangka panjang
Beberapa dampak pemansan global dalam jangka panjang antara lain sebagai berikut: tenggelamnya pulau dan kota, secara perlahan air laut naik kedarat setinggi 1 meter. Kenaikan permukaan air laut berpotensi menenggelamkan 50 meter daratan dari garis pantai kepulauan Indonesia.
Dampak dari pemanasan global apabila dibiarkan, akan berakibat buruk
bagi kelangsungan hidup generasi selanjutnya. Dengan demikian diperlukan
upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup, baik berupa
preventif maupun upaya penanggulangan. Upaya preventif dapat dilakukan
melalui pendidikan di sekolah dengan pembinaan karakter kepedulian siswa
terhadap lingkungan.
Upaya pembinaan karakter kepedulian lingkungan siswa selaras dengan
program sekolah adiwiyata yang merupakan hasil kesepakatan bersama antara
Kementerian Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional
melalui KEPMEN 07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005.
Adiwiyata merupakan sebuah penghargaan yang diberikan kepada sekolah
yang berbudaya dan berwawasan lingkungan. Dari penyataan tersebut maka dapat
dikatakan bahwa sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang peduli terhadap
lingkungan yang bersih, sehat dan juga indah. Diwujudkan dengan aktivitas
pembinaan siswa untuk dapat memiliki kepedulian dalam memelihara dan
melestarikan lingkungannya.
SMP Negeri 6 Bandung termasuk sekolah yang telah menerapkan program
adiwiyata. Sekolah ini memiliki visi yang salah satu nilainya adalah peduli
lingkungan. Dalam mewujudkan visi tersebut melalui program Adiwiyata
dilakukan melalui pembinaan berkelanjutan, seperti pengintegrasian dalam setiap
mata pelajaran, budaya saling mengingatkan, ekstrakurikuler Sispeling, LISAP
(Lihat Sampah Pungut), one day without waste, kegiatan Road Show Event,
lomba kebersihan kelas, bank sampah, pengolahan limbah sampah, pemisahan
sampah organik dan anorganik, GPS (Gerakan Pungut Sampah) serta LDKS
(Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) yang merupakan rangkaian kegiatan dalam
Dari hasil observasi awal, kegiatan pembinaan di SMP Negeri 6 Bandung
tersebut cukup memberikan dampak terhadap karakter kepedulian lingkungan
siswa. Melalui berbagai kegiatan peduli lingkungan, siswa merasa semakin
terarah untuk memiliki pemahaman, kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi
terhadap lingkungan di sekitarnya, yang diwujudkan melalui perilaku membuang
sampah ditempatnya, menjaga lingkungan hidup disekitarnya, baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Oleh karena itu, program Adiwiyata ini dijadikan upaya
mengurangi kerusakan lingkungan dengan penyadaran dan pembinaan karakter
peduli lingkungan.
Program Adiwiyata sesuai dengan hasil dari pertemuan para pakar
lingkungan di New York pada tahun 1987, yang memunculkan sebuah hipotesis
yang belum pernah terfikirkan sebelumnya. Pertemuan ini merupakan evaluasi
dari pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan di Stockholm pada tahun 1972,
menyebutkan bahwa yang memberikan kontribusi besar dalam upaya pelestarian
lingkungan adalah moral atau karakter serta agama (Ziaulhaq, 2011, hlm. vi).
Hasil jurnal penelitian yang dilakukan oleh Syahri (2010, hlm. 9) juga
mengungkapkan bahwa “ masalah lingkungan hidup merupakan masalah moral,
persoalan perilaku manusia”.
Selain itu, juga diperkuat pendapat yang dikemukakan oleh Kepala Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kota Bandung, Ahmad Rekotomo
(2012) yang dilansir dalam http://www.pikiranrakyat.com mengungkapkan bahwa
Sekolah harus meningkatkan perannya dalam membentuk karakter peduli lingkungan kepada siswa. Pasalnya saat ini permasalahan lingkungan menjadi isu dunia dan tidak dapat diselesaikan hanya dengan upaya teknis semata. Yang terpenting adalah perubahan paradigma dan perilaku secara bertahap dan berkesinambungan dan pembinaan perilaku ini adalah hal strategis yang harus dilakukan sekolah dengan cara yang menyenangkan Berdasarkan uraian tersebut maka yang perlu ditekankan disini dalam
penanganan permasalahan lingkungan hidup adalah pembentukan moral dan
karakter manusia dalam memperlakukan lingkungan hidupnya. Dengan demikian
hal ini sesuai dengan salah satu tujuan dari pengembangan pendidikan karakter
Karakter kepedulian lingkungan berkaitan erat dengan pendidikan
kewarganegaraan, karena hakikatnya sumber karakter bangsa Indonesia adalah
Pancasila. Sebagaimana diungkapkan oleh Qomaruzzaman, B (2011, hlm. 88)
bahwa “Pancasila sebagai sumber karakter”. Pancasila terdiri dari sila-sila yang
menjadi pedoman dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dari pedoman Pancasila,
apabila dilaksanakan dengan baik, tingkah laku warga negara dalam bertindak
baik terhadap diri sendiri, masyarakat dan lingkungan akan mencerminkan
karakter Pancasila.
Menurut Qomaruzzaman, B (2011, hlm. 89-90) menyatakan bahwa
Sebagai makhluk sosial, manusia berkarakter adalah memberikan perbaikan bagi kehidupan bersama dengan mentalitas berkelimpahan. Sebagai warga negara, manusia berkarakter berarti dapat mengutamakan persatuan dan kesatuan serta mengupayakan penyelesaian masalah-masalah kebangsaan dengan cara-cara yang menjamin persatuan dan kesatuan.
Dengan demikian, karakter peduli lingkungan berasal dari ideologi bangsa,
Pancasila. Karakter peduli lingkungan berdasarkan nilai Pancasila
diimplementasikan dalam partisipasi warga negara, karena warga negara yang
baik adalah warga negara yang taat hukum dan turut berpartisipasi dalam upaya
menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan, salah satunya adalah masalah
lingkungan hidup. Pada dasarnya, karakter warga negara yang baik merupakan
tujuan utama dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu “to be good citizen”.
Menurut Wahab dan Sapriya dalam (Nur Ilmi S, 2013, hlm. 2)
mengemukakan mengenai warga Negara yang baik sebagai berikut:
Lebih lanjut dikemukakan pula bahwa warga negara yang baik adalah warga negara yang mematuhi dan melaksanakan hukum serta aturan dan ketentuan perundang-undangan dengan penuh rasa tanggung jawab, tidak merusak lingkungan, tidak mencemari air dan udara sekitarnya serta memelihara dan memanfaatkan lingkungannya secara bertanggung jawab. Dari penjelasan di atas warga negara yang baik salah satunya adalah warga
negara yang memiliki kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup dalam
keseimbangan kehidupan serta memelihara dan memanfaatkan dengan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul skripsi
“Peranan Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6 Bandung”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
dapat mengidentifikasikan masalah, yaitu:
1. Kondisi lingkungan hidup yang semakin memprihatinkan, kerusakan
lingkungan bersumber dari perilaku manusia yang tidak mempedulikan
lingkungan
2. Adanya Keputusan Menteri Lingkungan Hidup KEPMEN
07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005 tentang program Adiwiyata,
menuntut sekolah untuk dapat menerapkan kepedulian lingkungan hidup di
lingkungan sekolah
3. Belum semua sekolah menerapkan program Adiwiyata di lingkungan sekolah
4. Sekolah yang telah mampu menerapkan program Adiwiyata masih perlu
diteliti lebih lanjut bagaimana penerapan pembinaan karakter kepedulian
lingkungan siswa
C. RUMUSAN MASALAH
Secara umum penelitian dirumuskan: “Bagaimana Peranan Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6
Bandung?. Adapun secara khusus dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan program Adiwiyata di SMP Negeri 6 Bandung?
2. Bagaimana proses pembinaan karakter peduli lingkungan pada siswa di SMP
Negeri 6 Bandung?
3. Hambatan apa saja yang selama ini ditemukan dalam melakukan pembinaan
karakter peduli lingkungan melalui program Adiwiyata di SMP Negeri 6
Bandung serta bagaimana upaya dalam mengatasi hambatan tersebut?
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
bagaimana peranan program Adiwiyata dalam membina karakter peduli
lingkungan siswa di SMP Negeri 6 Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi perencanaan program Adiwiyata di SMP Negeri 6
Bandung
b. Untuk mengidentifikasi proses pembinaan karakter peduli lingkungan hidup
pada siswa di SMP Negeri 6 Bandung
c. Untuk mengidentifikasi hambatan dan upaya apa saja yang selama ini
ditemukan dalam melakukan pembinaan karakter peduli lingkungan melalui
program Adiwiyata di SMP Negeri 6 Bandung
E. MANFAAT PENELITIAN
Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
manfaat secara:
1. Teoritis
Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan dan sarana informasi bagi dunia pendidikan mengenai
pentingnya pengembangan pendidikan yang berbasis pada wawasan lingkungan,
yang dimulai dari kesadaran tiap individu khususnya para siswa.
2. Praktis
a. Penulis
Bagi penulis penelitian berguna sebagai sarana dalam memperluas
pengetahuan mengenai pembinaan karakter siswa sebagai komponen masyarakat
yang peduli lingkungan.
b. Sekolah
1) Sekolah dengan program Adiwiyata dapat menjadi sekolah percontohan untuk
sekolah yang lain dalam menerapkan sekolah berbasis budaya dan
berwawasan lingkungan dan menjadi kesan yang baik bagi masyarakat pada
umumnya.
2) Sekolah dapat menjadi wadah dalam membina karakter siswa sebagai warga
negara Indonesia melalui program Adiwiyata, sehingga siswa memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup disekitarnya.
c. Guru
Guru diharapkan mampu membina karakter siswa melalui program
Adiwiyata, dengan menjadikannya alternatif dalam pembelajaran yang ingin
menonjolkan keaktifan, rasa tanggung jawab, dan kepedulian siswa yang dapat
diintegrasikan dengan materi mata pelajaran.
d. Siswa
Siswa dapat lebih aktif, bertanggung jawab, memperoleh pemahaman
lingkungan dan peduli terhadap lingkungan. Kepedulian ini kemudian menjadi
suatu kebiasaan baik, baik di lingkungan sekolah itu sendiri maupun di
lingkungan masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
hidup.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan pada bagian awal berisikan judul yaitu, “Peranan
Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP
Negeri 6 Bandung”, pernyataan mengenai maksud karya ilmiah yaitu diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Kewarganegaraan, nama dan kedudukan tim pembimbing, pernyataan tentang
keaslian karya ilmiah, kata pengantar, abstrak yang menjelaskan secara singkat isi
Sistematika penulisan penelitian ini meliputi lima bab, BAB I yaitu
pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,
Identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Pada BAB II yaitu kajian pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-
dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori
yang mendukung penelitian penulis.
Pada BAB III membahas mengenai metodologi penelitian. Pada bab ini
penulis menjelaskan pendekatan yang digunakan, metodologi penelitian, teknik
pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang
penulis teliti. Pada bab ini pula penulis menentukan subjek penelitian yang
diperlukan dalam proses pengumpulan data.
Pada bagian BAB IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab
ini penulis menganalisis hasil data tentang Peranan Program Adiwiyata dalam
Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6 Bandung.
Selanjutnya, pada BAB V yaitu kesimpulan dan saran. Dalam bab ini
penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup
dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam
skripsi.
Di bagian akhir penulisan, penulis melampirkan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran lain yang mendukung selama penelitian berlangsung, disertai