• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKN 1104733 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKN 1104733 Chapter1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang

penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah

diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang di selenggarakan

oleh pemerintah adalah puskesmas dan Rumah Sakit. Fasilitas pelayanan

kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam

membina peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh

dan terpadu kepada masyarakat.

Dengan kata lain puskesmas dan Rumah Sakit mempunyai wewenang dan

tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan

menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya

pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan

kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak

membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam

kandungan sampai tutup usia. Dalam konteks pelayanan, pemerintah memang sudah

harus menerapkan sistem jemput bola, dan bukan hanya menunggu bola. Dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dibutuhkan pembiayaaan

kesehatan yang cukup, guna memenuhi hak mendasar masyarakat tersebut.

Guna mewujudkan komitmen tersebut, maka pemerintah bertanggung jawab atas

pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan

(2)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan,

diantaranya adalah melalui PT. Askes (Persero) dan PT. Jamsostek (Persero) yang

melayani antara lain pegawai negeri sipil,TNI, penerima pensiun, veteran, dan

pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah

memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema

tersebut masih terfragmentasi, terbagi-bagi sehingga biaya Kesehatan dan mutu

pelayanan menjadi sulit dikendalikan. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun

2004 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini

mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk

termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara

jaminan sosial.

Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program

Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya

telah dimulai sejak awal tahun 2014. Program tersebut selanjutnya disebut sebagai

program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Respon masyarakat terhadap JKN

sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan layanan kesehatan yang

meningkat tajam.Sejak diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional/JKN per

tanggal 1 Januari 2014, pesertanya bertambah terus .Menurut Direktur

Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan, Sri Endang Tidarwati

Wahyuningsih, sampai dengan tanggal 10 Desember 2014 total peserta BPJS

telah mencapai 131,9 juta peserta. Jumlah peserta yang cukup besar ini

berdampak kepada aspek pendanaan yang harus disediakan oleh pemerintah.

Pelaksanaan lebih lanjut program JKN dituangkan dalam pengalokasian dana

jaminan kesehatan/JKN, sebesar Rp.33Triliun atau 3,7% pada APBN 2014 .

Rendahnya pendanaan kesehatan dan cakupan asuransi kesehatan sosial di

(3)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam melindungi penduduknya dari proses pemiskinan karena mahalnya biaya

kesehatan (Hasbullah Thabrany,2008). Untuk penduduk miskin di Kabupaten

Kuningan telah terjamin oleh program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas) yang dananya berasal dari Anggaran Pemerintah Belanja Negara

(APBN) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesmasda) yang

dananya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

Kuningan. Akibat diberlakukan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di

Kabupaten Kuningan ternyata menimbulkan implikasi-implikasi dalam

pelaksanaannya antara lain dengan digratiskannya pelayanan kesehatan di

puskesmas menimbulkan dorongan masyarakat di Kabupaten Kuningan untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan secara berlebih di puskesmas.

Tabel 1.1

Data Awal Penelitian

No Masalah Sumber Keterangan

1. Peningkatan pasien secara berlebih khususnya yang telah terdaftar menggunakan Kartu

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Kuningan , bahwa peserta jamkesmas di Kabupaten Kuningan bertambah, dari sebelumnya 305.834 jiwa menjadi 444.737 jiwa di tahun 2014 dan terus meningkat sampai awal tahun 2015 menjadi 504.000 jiwa. Meningkatnya paserta secara drastis ini terjadi setelah

diberlakukanya kebijakan mengenai kesehatan gratis (BPJS)

(4)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai penyakit yang di deritanya.

3. Tidak adanya sistem data yang akurat

Bapak IF

( Pengguna BPJS)

Masih adanya Puskesmas yang tidak memiliki data yang valid mengenai pasien yang terdaftar tidaknya sebagai pasien yang tidak mampu. Hal ini disebabkan karena kurangnya

komunikasi dengan BPS setempat yang menimbulkan kurangnya data yang akurat di setiap puskesmas 4. Perilaku tenaga kesehatan yang

bersikap kurang ramah.

Ibu NN

(Pengguna BPJS)

Adanya tenaga atau petugas kesehatan yang masih

5. Pembagian kelas pada pengguna BPJS.

6 Kurang pahamnya cara mendaftar program BPJS

7 Kurangnya petugas dan infrastruktur

Bapak NA (Pasien BPJS )

Adanya perbedaan antar pasien umum dan pasien BPJS. Dimana para pasien sering kali diterlantarkan oleh petugas nya sendiri selain itu juga adanya pembatasan waktu rawat inap bagi pasien BPJS, dan terbatasnya kuota kamar untuk pasien program BPJS.

Sumber: diambil dari dokumentasi pra penelitian peneliti bulan Februari 2015

Hal ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien

yang cukup tinggi bila dibandingkan sebelum dilaksanakan kebijakan ini.

Sebenarnya indikator keberhasilan program pelayanan kesehatan gratis dapat

(5)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesehatannya di puskesmas yang kian meningkat. Dengan adanya implikasi dari

pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan seperti

peningkatan kunjungan pasien yang dilayani di puskesmas dan keterlambatan

pada mekanisme pembayaran pengganti jasa medis dikhawatirkan dapat berakibat

terhadap kinerja dari petugas kesehatan sehingga dapat mempengaruhi pula mutu

pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan

gratis di Kabupaten Kuningan.

Tabel 1.2

Data Awal Penelitian

No Data Masalah Jumlah

1 Pasien Gratis Meningkatnya pasien secara drastis yang menggunakan program BPJS.

dari 305.834 jiwa menjadi 444.737 jiwa di tahun 2014 dan meningkat menjadi 504.000 jiwa di awal 2015.

2 Keluhan Masyarakat  Adanya pembeda-bedaan kelas antara pasien pengguna BPJS dengan pasien pada umumnya.

 Mekanisme pengambilan obat dimana sering terjadinya antrian panjang ketika proses. pengambilan obat

(6)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Fasilitas :

 Kamar rawat inap  Kurangnya kamar rawat inap bagi pengguna program BPJS.

 Pembatasan waktu pengguna kamar rawat inap bagi pasien pengguna program BPJS.

 Obat-obatan  Pemberian obat tidak sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.

 Harus mengeluarkan uang untuk membayar obat yang tidak ada.

 Sering terjadi kekosongan obat sehingga pasien harus membeli obat di tempat lain seperti di apotek.

Sumber: diambil dari dokumentasi pra penelitian peneliti bulan Februari 2015

Menurut data BPS Kabupaten Kuningan masyarakat yang mendaftar untuk

menjadi pasien pengguna BPJS meningkat setiap tahunya dimana pada tahun

2014 terjadi kenaikan dari 305.834 jiwa menjadi 444.737 jiwa dan terus

meningkat hingga awal 2015 yaitu menjadi 504.000 jiwa. Akibat dampak dari

kunjungan pasien yang cukup tinggi banyak pasien yang seharusnya mendapatkan

haknya tetapi tidak dan begitupun sebaliknya, itu dikarenakan puskesmas tidak

memiliki sistem data yang akurat disetiap puskesmas di Kabupaten Kuningan

tentang berapa jumlah pasien yang dilayani oleh jaminan kesehatan gratis oleh

pemerintah Kabupaten baik di tingkat pelayanan kesehatan dasar (puskesmas)

maupun pada tingkat pelayanan kesehatan lanjutan ( Rumah Sakit ).

Selain itu juga sikap dan perilaku tenaga kesehatan harus diperhatikan

dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan gratis bagi masyarakat adalah sikap

dan perilaku tenaga kesehatan sebagai pemberi layanan kesehatan. Profesionalitas

(7)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seorang tenaga atau petugas kesehatan yang melayani pasien harus bersikap adil,

dimana adil disini yaitu tanpa adanya pandang bulu antar sesama pasien baik itu

pasien yang menggunakan program kesehatan gratis ataupun pasien pada

umumnya. Perlu ditegaskan juga bahwa pelayanan kesehatan gratis tidak berarti

bahwa tenaga kesehatan tanpa imbal jasa dalam memberikan pelayanan kesehatan

gratis pada pasien. Pasienlah yang mendapat gratis karena tidak mengeluarkan

sepeserpun untuk pelayanan kesehatan yang diterimanya, karena biaya tersebut

ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan, yang membayarkannya

melalui pagu dana yang telah disiapkan baik pada tingkat puskesmas maupun

pada tingkat rumah sakit dan juga pasien berhak mendapatkan pelayanan secara

maksimal tanpa membandingakan satu sama lain antara yang mendapatkan

pelayanan kesehatan gratis ataupun dengan pasien yang berobat secara normal.

Pada dasarnya semua warga Indonesia sama dimata pemerintah, tidak

membeda-bedakan status sosial, kasta ataupun derajat dimana telah diamanatkan

dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) yang berbunyi “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3) yang isinya “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Jelas bahwa apa yang telah tertulis di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada dasarnya semua warga masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan

kesehatan yang maksimum tanpa terkecuali dan pemerintah pun wajib

memberikan pelayanan yang maksimum kepada masyarakatnya dengan tanpa

terkecuali.

Melihat data-data dan fakta-fakta yang telah penulis uraikan di atas, maka

penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana implementasi di atas yaitu

kebijakan mengenai kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan. Maka dari itu

(8)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis

menemukan berbagai permasalahan dalam implementasi Kebijakan Pemerintah

Kabupaten Kuningan Tentang Pelayanan Kesehatan Gratis. Oleh karena itu,

penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Masih adanya tenaga atau petugas kesehatan yang masih bersikap kurang

professional dalam menjalankan tugasnya dan masih adanya perbedaan kelas

antara pengguna dan non pengguna BPJS sehingga membuat pengguna merasa

dibeda-bedakan dalam pelayanan.

2. Terdapat beberapa Puskesmas yang tidak memiliki data yang valid mengenai

pasien yang terdaftar tidaknya sebagai pasien yang tidak mampu;

3. Belum adanya solusi dari permasalahan pelayanan kesehatan gratis ini sehingga

menimbulkan berbagai persoalan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis ialah:

bagaimana implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam upaya

pelayanan kesehatan gratis? Mengingat luasnya kajian permasalahan pada

penelitian ini, maka penulis membatasi masalah ke dalam beberapa rumusan,

sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten

Kuningan?

2. Bagaimana pemanfaatan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas oleh

masyarakat Kabupaten Kuningan?

3. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pelayanan

kesehatan gratis di Puskesmas?

4. Bagaimana alternatif kebijakan dalam memperbaiki pelaksanaan pelayananan

(9)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana

implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam upaya pelayanan

kesehatan gratis sebagai realisasi hak warga Negara.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih khusus

sebagai berikut:

1. Menganalisis pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten

Kuningan.

2. Menganalisis pemanfaatan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas oleh

masyarakat Kabupaten Kuningan.

3. Mengetahui sejauh mana presepsi pasien terhadap pelaksanaan kebijakan

pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas.

4. Mengidentifikasi alternatif kebijakan guna penyempurnaan pelaksanaan

pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan lebih bermakna bila bermanfaat baik bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat. Maka dari

itu, penelitian ini mempunyai kegunaan secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang sejauh mana

implementasi Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam memberikan pelayanan

kesehatan gratis terhadap masyarakat yang kurang mampu di Kabupaten

Kuningan dan sejauh mana upaya Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam

(10)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga masyarakat Kabupaten Kuningan mampu memahami dan menganalisis

kebijakan-kebijakan yang dikelurkan Pemerintah Kabupaten Kuningan.

Penilitian ini memiliki peranan penting bagi mahasiswa PKn yang mana

jika dilihat dari objek kajian civics salah satunya adalah untuk mengkaji

kebijakan-kebijakan pemerintah sebagai bentuk partisipasi aktif dalam Sistem

Politik Indonesia. Penelitian ini memberikan deskriptif mengenai salah satu dari

objek kajian itu sehingga dapat memberikan gambaran mengenai implementasi

suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah selain itu juga kegunaan

teoritis yang diperoleh dari penelitian ini akan memberikan wawasan keilmuan

bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan

sumbangan konsep-konsep baru, yang diharapkan akan menunjang terhadap

pengembangan keilmuan dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, khususnya

bidang ilmu hukum.

2. Secara Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam praktek kehidupan sehari-hari,

diantaranya :

a) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemanfaatan

kesehatan gratis

b) Memberikan sumbangsih pemikiran kepada masyarakat terkait dengan

pentingnya kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan RI

dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan .

c) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak pembuat dan

pelaksana kebijakan sebagai bahan evaluasi kebijakan untuk kemudian

diadakan tindak lanjut berupa peninjauan kembali terhadap Peraturan daerah

tersebut.

3. Dari Segi Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi baru

mengenai implementasi kebijakan bagi seluruh elemen yang ada di Kabupaten

(11)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemikiran dan analisisnya untuk menanamkan kesadaran, bahwa pemerintah dan

masyarakat Kabupaten Kuningan memiliki kewajiban yang sama dalam

mewujudkan Kabupaten Kuningan yang tertib dan aman melalui pelaksanaan

Peraturan Daerah.

F. Struktur Organisai Skripsi

Struktur organisasi skripsi dalam penyususnan ini meliputi lima bab, yaitu:

:Bab I tentang Pendahuluan dimana berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi

skripsi yang merupakan sistematika penyusunan skripsi. Bab II yaitu tentang

Kajiam Pustaka berisi tentang konsep-konsep atau teori-teori utama dan pendapat

para ahli yang terkait dengan bidang yang dikaji, yaitu peran guru PKn,

pendidikan karakter, kedisiplinan, dan kenakalan remaja. Bab III tentang Metode

Penelitian berisikan tentang rincian mengenai lokasi dan subjek penelitian,

metode penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data. Bab IV tentang Hasil

Penelitian dan Pembahasan memuat tentang pembahasaan mengenai hasil

penelitian di lapangan, dan terakhir Bab V yaitu tentang Kesimpulan dan Saran

dimana di bab ini memuat tentang kesimpulan dari keseluruhan proses kegiatan

(12)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang belum dikenal sebagai

Dengan terhasilnya buku ini, penulis berharap agar penyalahtafsiran tentang buruh kanak-kanak khususnya buruh kanak-kanak asing dapat diperbetulkan dengan memahami

Perubahan nilai pH lada hijau kering selama penyimpanan dalam kemasan LDPE, PP, dan aluminium foil pada suhu 20 0 C, 30 0 C, dan 40 0 C dapat dilihat pada Lampiran 6..

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara dinamika kondisi oseanografi (suhu permukaan Laut dan konsentrasi klorofil-a) dengan hasil

Hal di atas di sebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar yang selema ini dilakukan adalah dengan cara membiarkan siswa belajar pasif,mereka hanya

Geokimia percontoh endapan sungai aktif - 80 mesh daerah Sulawesi bagian utara dengan analisis kandungan unsur Ag, Co, Cr, Cu, Fe, K, Li, Mn, Ni, Pb, dan Zn dapat

Most quantitative Analytical chemistry in organic chemistry is conducted using HPLC with UV detectors.. One wavelength may not be the best for all compound in

sistem interaksi yang direpresentasikan dalam model kognitif dan terdiri dari model hirarki yang merepresentasikan tugas user dan struktur goal/tujuan, model linguistik