• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SDT 1002210 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SDT 1002210 Chapter1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk

meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani,

rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga sangat berperan

dalam sebuah pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa

bergantung pada cara menggali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya

manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan

kepada anggota masyarakatnya termasuk kepada peserta didik. Seperti yang

diungkapkan oleh Munandar (2002:4) bahwa:

Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.

Hal ini juga tercermin dalam rumusan tujuan pendidikan nasional dan

tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, yaitu: pendidikan nasional berdasarkan

pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Semua itu tentunya menjadi

(2)

Dari sekian banyak unsur pendidikan, kurikulum merupakan salah satu

unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses

berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Secara etimologis, kurikulum

merupakan tejemahan dari kata curriculum dalam bahasa Inggris, yang berarti

rencana pelajaran. Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan

pendidikan.Kurikulum sebagai jembatan untuk mendapatkan ijazah.Banyak

definisi kurikulum yang pernah dikemukakan para ahli dan secara konseptual

Oliviadalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007) mengungkapkan bahwa kurikulum adalah “perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat”.

Di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan perubahan kurikulum dan

yang terbaru yaitu kurikulum 2013 sudah disahkan dan penerapan untuk beberapa

jenjangpun sudah dimulai di tahun pembelajaran 2013/2014. Proses pembelajaran

pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach).

Pendekatan scientific adalah konsep dasar yang menginspirasi atau

melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik

yang ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap

(attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dengan proses

pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta

didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.Pendekatan pembelajaran ilmiah

(scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada

pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana

dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk

jejaring atau presentasi.

Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan sensitivitas dan

(3)

menyeluruh. Pendidikan seni di sekolah juga lebih berorientasi pada penyiapan

siswa sebagai apresiator seni yang mendapat pengalaman baik apresiasi, kreasi

dan demonstrasi (bagaimana siswa belajar menari), bukan sebagai seniman

(bagaimana siswa pandai menari). Oleh karena itu, “...Pengalaman kreatif bagi anak mesti menjadi bagian utama dalam pendidikan” (Masunah, Juju & Narawati,2003:249-250).Untuk memunculkan kegiatan ini, tugas guru sebagai

pendidik adalah bagaimana membuat rencana dan prospek dalam menata

panggung belajar.

Konteks menata panggung belajar mempunyai empat aspek: suasana,

landasan, lingkungan, dan rancangan.

1. Suasana kelas ; cara mengajar menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap pengajar terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar. 2. Landasan adalah kerangka kerja ; tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi pengajar dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar. 3. Lingkungan adalah cara pengajar menata ruang kelas ; pencahayaan warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal yang mendukung proses belajar. 4. Rancangan adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi. (De PorterBobbi, dkk. 1999:14)

Jika keempat aspek diatas berjalan dengan selaras, maka akan

menciptakan rasa memiliki dan penghargaan. Siswa akan termotivasi untuk

mengikuti pelajaran dengan senang hati, bukan karna keterpaksaan. Ini akan

menjadi awal yang baik, karena dengan adanya motivasi belajar dari dalam diri

siswa, mereka akan mudah mengapresiasi dalam pembelajaran seni tari, baik itu

proses mengamati, menghayati, mengevaluasi, dan memeprsiapkan diri melalui

berbiacara dan mempraktikkan gerakan-gerakan tarian yang diamatinya. Seperti

yang diuraikan oleh Bastomi(1982) dalam Nurmala (2012:2) yaitu:

(4)

terjadi proses penyesuaian antara nilai dari objek melalui pengamatan dengan penghayat. 3. mengevaluasi; yaitu kemampuan memberi kritik pada seni, dan 4. berapresiasi; yaitu bila perasaan orang yang berapresiasi telah tergetar oleh seni dan hanyut bersama-sama seni itu, seakan-akan ia merasakan sendiri apa yang dirasakan oleh pencipta seni itu.

Saat peneliti melakukan kegiatan pra-observasi di SMPN 29 Bandung,

peneliti menemukan bahwa siswa masih terbatas dalam proses pencapaian sebuah

apresiasi pada pelajaran seni budaya. Hal ini ditunjukkan dimana siswa masih

kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, kurang percaya diri dalam

menyampaikan aspirasi dan pendapat mereka saat guru mengajukan sebuah

pertanyaan, kurangnya kreativitas dalam bereksplorasi gerak, kurangnya

kemampuan menganalisis dan berobservasi sehingga menyebabkan kurangnya

pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan. Kurangnya apresiasi siswa

ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor baik itu metode pengajaran yang

digunakan, model, maupun pendekatanyang dilakukan oleh guru yang

menyebabkan kurangnya kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan

mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi. Karena

dewasa ini, model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

di sekolah adalah model yang pusat pembelajarannya ada pada siswa (student

centered). Artinya siswa yang harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Fawaid & Mirza (2009:31) mengemukakan empat rumpun model mengajar yakni

sebagai berikut:

1). Model pemrosesan informasi (Information Processing Models) yang berorientasi pada pengembangan kemampuan peserta didik dalam mengolah dan menguasai informasi yang diterima mereka dengan menitikberatkan pada aspek intelektual akademis.2).Model

(5)

(Behaviorial Models) yang berorientasi kepada kemampuan menguasai fakta, konsep, keterampilan, dan kemampuan mengurangi kecemasan serta meningkatkan ketenangan dengan menitikberatkan pada aspek perbuatan perilaku yang dapat diamati.

Terkait mengenai hal tersebut, peneliti tertarik untuk menerapkan model

pembelajaran Advance Organizer sebagai salah satu alternatif pembelajaran

bermakna yang termasuk ke dalam rumpun model mengajar model pemrosesan

informasi. Dengan model ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan

kemampuannya dalam mengolah dan menguasai informasi yang diterima mereka

dengan menitikberatkan pada aspek intelektual akademis, sehingga tingkat

apresiasi siswa pun dapat meningkat.

Model pembelajaran Advance Organizer adalah menyediakan apa yang David Ausubel sebut sebagai “intellectual scaffolding” atau perancah intelektual, pada siswa untuk menyusun gagasan-gagasan dan fakta-fakta yang mereka temui

selama pembelajaran. Dalam istilah Indonesia, Advance Organizer dimaknai

pengaturan awal, pembangkit motivasi dan lain-lain.Dalam pendekatan ini, guru

menyajikan bahan ajar dalam suatu urutan sekuensial, terorganisasi, dan dalam

bentuk menyeluruh, dan siswa menerima bahan yang dapat dipakai dengan cara

yang paling efisien. Semakin bahan itu diorganisasi dan terfokus, maka siswa

akan semakin belajar sepenuhnya.

Jadi, mengapa tidak menyediakan perancah (gagasan-gagasan) terlebih dahulu (dalam materi kali ini) ?Biarlah siswa berada dalam rahasia struktur, yang meliputi pemahaman tentang bagaimana perancah itu secara terus-menerus muncul melalui penelitian-penelitian berikutnya, sehingga pemikiran dapat aktif sebagai kemajuan pembelajaran. (Ausubel dalam Fawaid & Mirza, 2009:279)

Pada model pembelajaran Advance Organizer, model pembelajaran

dilakukan secara deduktif, yaitu dari umum ke khusus.Dalam arti sebenarnya

AdvanceOrganizer ini artinya kesadaran siswa terhadap struktur pengetahuan

yang sedang dimilikinya sehingga informasi baru dapat dikaitkan dengan

(6)

pengait. Saat ini, pengertian Advance Organizer mungkin dianggap sebagai alat

yang dapat dipakai untuk memberikan suatu bahan pendahuluan (preview)

terhadap bahan yang dipelajari untuk membantu siswa mengorganisasi,

mengingat, dan mengkaitkan dengan pengetahuan sebelumnya terhadap

pengetahuan baru yang akan dipelajari.Advanced Organizer mencakup bahan

pengajaran verbal sederhana, chart, diagram, dan peta semantik. Seperti yang

diterjemahkan oleh Fawaid & Mirza (2009:288-291) menjelaskan bahwa, “sintaksis model Advance Organizer mencakup tiga tahapan besar, yaitu presentasi Advance Organizer, presentasi materi, dan penguatan pengolahan kognitif”.

Dalam penyajian model Advance Organizer ini peneliti menggunakan

media pembelajaran untuk membantu dalam proses penyampaian materi di dalam

kelas. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media gambar dan video tari,

karena dengan media tersebut siswa dapat menganalisis dengan mengamati,

bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi secara langsung

sehingga dapat merangsang siswa untuk meningkatkan apresiasinya, dan

kemampuan analisis tersebut adalah bagian daripada pendekatan scientific.

Berdasarkan kondisi dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian di dalam kelas dengan judul: “IMPLEMENTASI

ADVANCE ORGANIZERBERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICPADA

PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI

SISWA KELAS VII DI SMPN 29 BANDUNG”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

teridentifikasi masalah yaitu masih kurangnya kemampuan siswa pada proses

pencapaian sebuah apresiasi. Banyak faktor yang menyebabkan masih lemahnya

apresiasi siswa tersebut baik karena metode yang digunakan, model, maupun

(7)

siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau

presentasi. Atas permasalahan ini peneliti merasa penting untuk melakukan

sebuah penelitian.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut :

1. Bagaimana kemampuan apresiasi siswa sebelum diterapkan model

pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientificdi kelas VII-C

SMPN 29Bandung ?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni tari melalui model pembelajaran

Advance Organizerberbasis pendekatan scientificuntuk meningkatkan

apresiasi siswa kelas VII-C SMPN 29Bandung ?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Advance Organizerberbasis

pendekatan scientific dalam peningkatan apresiasi siswa pada pembelajaran

seni tari di kelas VII-C SMPN 29Bandung ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,

yang dipaparkan berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui kemampuan apresiasi siswa kelas VII SMPN 29 Bandung

dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan modelAdvance

Organizerberbasis pendekatan scientific.Dimana, Advance Organizer adalah salah

satu model dalam rumpun pemrosesan informasi. Dan pendekatan scientific

adalah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.

2. Tujuan Khusus

(8)

a. Memperoleh data kemampuan apresiasi siswa sebelum diterapkan model

pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific pada

pembelajaran seni tari di SMP Negeri 29 Bandung.

b. Memperoleh data proses penerapan model pembelajaran Advance Organizer

berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari untuk

meningkatkan apresiasi siswa di SMP Negeri 29 Bandung.

c. Memperoleh data hasil penerapan model Advance Organizer berbasis

pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari terhadap peningkatan

apresiasi siswa di SMP Negeri 29 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Memberikan pemahaman mengenai penerapan model Advance Organizer

berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa dalam

pembelajaran seni tari.

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, karena peneliti dapat

mengetahui secara mendalam tentang model pembelajaran Advane Organizerdan

pendekatan scientific yang merupakan pendekatan ilmiah dalam proses

pembelajaran kurikulum 2013, sehingga penelitian ini bermanfaat bagi para

pendidik khususnya di bidang mata pelajaran seni budaya, selain itu dapat

menambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan peneliti.

b. Siswa

Penelitian ini bermanfaat bagi siswa karena dapat mengukur sejauh mana

(9)

menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Dalam kegiatan belajar

mengajar, siswa akan lebih aktif dan mengembangkan kreativitas diri mereka

dengan pendekatan ilmiah yakni dengan proses mengamati, menanya, menalar,

mencoba, dan membentuk jejaring (presentasi), sehingga apresiasinya terhadap

seni tari dapat meningkat.

c. Guru Seni Budaya

Pendidik dapat mengukur sejauh mana model pembelajaran Advance

Organizer berbasis pendekatan scientificdapat diterapkan dalam proses

pembelajaran dan dapat tersampaikan secara maksimal atau tidak materinya. Dan

dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam kegiatan

belajar mengajar.

d. Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Bandung

Agar pihak sekolah dapat mengetahui bagaimana para pendidik dalam

menjalankan profesinya sebagai guru seni budaya di sekolah, apakah dengan

model pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientific yang

digunakan tersebut, materinya dapat tersampaikan dengan baik secara menyeluruh

atau tidak.

e. Jurusan Pendidikan Seni Tari

Sebagai sumber literatur bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang

ada di sekolah melalui model-model pembelajaran tertentu, serta dapat

memberikan konstribusi dalam menambah sumber pustaka yang dapat dijadikan

bahan bacaan bagi para mahasiswa yang masih menimba ilmu di UPI.

F. Struktur Organisasi Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN

Bab I berisi uraian tentang latar belakang penelitianyang dilakukan yaitu

karena permasalahan lemahnya kemampuan apresiasi siswa pada pembelajaran

seni tari di SMPN 29 Bandung, maka peneliti menggunakan model Advance

(10)

apresiasi siswa. Identifikasi masalah penelitian, yaitu lemahnya kemampuan

apresiasi siswa tersebut mungkin dikarenakan kurangnya kesempatan siswa untuk

mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atu presentasi pada

proses belajar mengajar. Rumusan masalah penelitian, bagaimana kemampuan

apresiasi siswa sebelum diimplementasikan model Advance Organizer berbasis

pendekatan scientific, proses pembelajaran seni tari melalui model pembelajaran

Advance Organizer berbasis pendekatan scientific, dan peningkatan apresiasi

siswa setelah diimplementasikan model Advance Organizer berbasis pendekatan

scientific. Tujuan penelitian untuk memperoleh data tingkat kemampuan apresiasi

siswa melalui implementasi Advance Organizer berbasis pendekatan scientific.

Manfaat penelitian yang dilakukan khususnya bagi peneliti sendiri, bagi siswa,

guru seni budaya dan keterampilan, bagi sekolah, dan bagi jurusan peneliti.

Struktur organisasi penelitian yang berisi rincian tentang urutan penulisan dari

setiap bab dan bagian dari bab I hingga bab terakhir.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

Bab II berisi uraian kajian pustaka yang memiliki peran sangat penting

dimana pada bagian ini berisi tentang teori-teori yang sedang dikaji dalam

penelitian dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti,

kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian yang berfokus pada kajian penelitian

terdahulu,pembelajaran seni tari (di dalamnya memaparkan pengertian

pembelajaran, komponen-komponen pembelajaran dan aplikasinya dalam

pembelajaran seni tari), karakteristik siswa sekolah menengah pertama dan

implikasinya dalam pembelajaran seni tari, model pembelajaran Advance

Organizer(di dalamnya memaparkan model-model pembelajaran, pengertian

Advance Organizer, langkah-langkah Advance Organizer dan aplikasinya pada

proses pengajaran), pendekatan scientific (di dalamnya memaparkan kurikulum

(11)

dalamnya memaparkan pengertian apresiasi, dimensi apresiasi, dan fungsi, tujuan,

dan manfaat apresiasi),dan model pembelajaran Advance Organizer berbasis

pendekatan scientific dengan materi melakukan gerak tari berdasarkan unsur

ruang, tenaga, dan waktu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab III berisi uraian tentang metode penelitianyang digunakan, termasuk

beberapa komponen lainnya yaitu, lokasinya di SMPN 29 Bandung, populasinya

yaitu seluruh siswa kelas VII dengan jumlah 620 orang, dan sampel penelitiannya

yaitu seluruh siswa kelas VII-C yang berjumlah 34 orang. Desain penelitian mulai

dari persiapan penelitian sampai pelaksanaan penelitian. Metode penelitianyang

digunakan yaitu metode quasi experiment dengan menggunakan pola one-group

pretest-posttest design. Definisi operasional penjabaran dari judul penelitian

berdasarkan batasan-batasan istilah yang digunakan. Instrumen penelitianyang

terdiri dari pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman dokumentasi, dan

tes.Teknik pengumpulan datayang terdiri dari studi pustaka, observasi langsung,

observasi berperanserta, wawancara, studi dokumentasi,dan tes. Analisis datayang

berisi pemaparan data mengenai kemampuan apresiasi siswa yang didapatkan

melalui data-data kuantitatif, dilihat dari perhitungan pre-test dan post-test selama

penelitian dilaksanakan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi uraian yang terdiri atas dua hal utama, yakni hasil penelitian

atau pemaparan data, dan pembahasan hasil penelitian atau pembahasan data, di

dalam bab ini juga terdapat hasil data saat melakukan pre-test dan post-test, dan

juga ada hasil data dari pengujian uji hipotesis uji-t.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan bagian terakhir dalam sistematika penulisan skripsi

(12)

hasil penelitian berdasarkan hasil analisis pada bab IV diperoleh data tingkat

apresiasi siswa signifikan meningkat. Sedangkan untuk saran atau rekomendasi

yang ditulis setelah simpulan ditunjukkan kepada para pengguna hasil penelitian

yang bersangkutan yaitu pihak sekolah, guru seni budaya dan keterampilan, siswa,

dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang

Referensi

Dokumen terkait

Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi dari berbagai sumber belajar dan mengolah informasi, diharapkan peserta didik dapat

Pada penelitian ini digunakan pendingin udara sebagai media pendinginan dalam proses pemesinan Pengamatan akan difokuskan pada pengaruh kecepatan spindle, kecepatan pemakanan

Setelah diverifikasi, pada administrator, dapat melakukan pengelolaan data master yang berupa data master pengguna, data master jenis class, data master class, data master parameter

Diberitahukan kepada Calon Mahasiswa Baru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun Akademik 2014/2015 yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

• Rupiah ditutup pada harga Rp 13.965 per dollar AS pada penutupan perdagangan hari Jumat (13/09) atau mengalami apresiasi sebesar 0,21% dari penutupan pasar..

Dari penjelasan Tabel 12 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah personel Polresta Barelang yang mengikuti pelatihan fungsi teknis kepolisian realisasi mencapai 293

Mewujudkan penyelesaian masalah perubahan iklim, maka penelitian ini bertujuan membuat model pelestarian lingkungan berbasis masyarakat di wilayah pesisir Desa

Melalui model pembelajaran inkuiri dengan menggali informasi, merancang dan melakukan investigasi sederhana dan berperan aktif dalam mengolah informasi, diharapkan Peserta didik