• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Pelaksanaan Verifikasi Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Panduan Pelaksanaan Verifikasi Wilayah"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju meningkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, karakter yang kuat, dan daya saing bangsa merupakan program prioritas pemerintah untuk pembangunan pendidikan di Indonesia. Sejak diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, pembangunan pendidikan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui mekanisme pemberian bantuan yang beberapa diantaranya diberikan langsung ke sekolah. Mekanisme ini dirasakan efektif ketika jumlah dana yang disalurkan menjangkau semua sekolah. Sehubungan dengan kesanggupan penyediaan dana oleh pemerintah yang semakin meningkat tajam mendekati angka 20% dari APBN, maka mekanisme pemberian program bantuan ke sekolah harus disesuaikan. Salah satu dari tahapan proses mekanisme verifikasi yang semula dilaksanakan pada setiap sekolah yang akan menerima program bantuan, kini menjadi tidak relevan lagi, dan se agai pe yesuaia peru aha adalah Verifikasi Wilayah .

Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah yang tersusun ini telah dilengkapi dengan strategi dan prosedur pelaksanaan. Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini tentu masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut berdasarkan pengalaman lapangan dan masukan dari berbagai pihak. Dengan diterbitkannya Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini diharapkan pelaksanaan di lapangan akan menjadi lebih baik dan terarah sehingga hasil kerja petugas verifikasi wilayah lebih efektif, efisien, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyempurnaan Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini.

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Dasar Hukum ... 3

BAB II PELAKSANAAN VERIFIKASI WILAYAH ... 4

A. Pelaksanaan ... 4

B. Tugas dan Tanggungjawab ... 4

BAB III DESKRIPSI INSTRUMEN VERIFIKASI WILAYAH ... 5

A. Data Dasar ... 5

B. Usulan Bantuan ... 16

BAB IV MEKANISME PEMBARUAN DATA ONLINE ... 20

A. Sekolah ... 20

B. Ketua MKKS ... 24

C. Dinas Pendidikan Provinsi ... 28

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan pengembangan pendidikan kejuruan merupakan hal substansial yang harus dilaksanakan secara efektif, efisien, dan akuntabel. Menyikapi tuntutan tersebut, Direktorat pembinaan SMK melakukan pengembangan mekanisme pelaksanaan verifikasi wilayah SMK calon penerima program bantuan yang sumber dananya berasal dari APBN.

Verifikasi yang semula dilakukan pada setiap program bantuan, diubah menjadi verifikasi wilayah yang mencakup keseluruhan bantuan yang berbasis data SMK di Provinsi. Verifikasi Wilayah adalah kegiatan pembaharuan, pemeriksaan, dan validasi data/usulan kebutuhan SMK yang dilaksanakan secara terpadu untuk semua jenis program bantuan yang disalurkan oleh Direktorat Pembinaan SMK. Pembaharuan data dilaksanakan di Dinas Pendidikan Provinsi dengan melibatkan seluruh SMK, sedangkan pemeriksaan dan pembuktian kebenaran data dilakukan dengan mengambil sampel secara acak pada beberapa SMK.

Hasil verifikasi wilayah akan dipergunakan sebagai salah satu dasar penyusunan dan pelaksanaan program pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan pendistribusian bantuan peningkatan dan pengembangan SMK.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan pelaksanaan verifikasi wilayah, antara lain:

1. Verifikasi perlu dilakukan secara komprehensif-terintegrasi sehingga verifikasi terhadap SMK calon penerima program bantuan Direktorat Pembinaan SMK dapat dilakukan lebih efisien.

(5)

2

dan tepat waktu karena instrumen verifikasi wilayah yang digunakan memuat aspek-aspek utama kebutuhan yang dipersyaratkan pada setiap program bantuan. Aspek utama setiap program bantuan yang diverifikasi ke lapangan akan dimanfaatkan untuk memetakan SMK berdasarkan kebutuhan program bantuan. Dengan demikian seluruh SMK yang akan menjadi calon penerima program bantuan untuk 1 (satu) tahun ke depan sudah dapat dipetakan pada tahun yang sedang berjalan.

3. Berdasarkan data dari sejumlah SMK dan beberapa petugas verifikasi tingkat pusat, diketahui bahwa 1 (satu) lokasi SMK bisa didatangi lebih dari 1 (satu) petugas verifikasi pusat untuk program bantuan berbeda. Hal ini sering terjadi karena setiap petugas verifikasi hanya dipersiapkan untuk memverifikasi 1 (satu) program bantuan yang melekat pada tugas dan fungsi Subdit. Oleh karena itu, penerapan konsep verifikasi wilayah diharapkan dapat mencegah terjadinya pengulangan verifikasi pada lokasi yang sama, karena 1 (satu) kali verifikasi telah menjangkau untuk seluruh program bantuan.

Verifikasi wilayah harus disikapi secara positif oleh semua pihak dengan berpartisipasi aktif demi perbaikan verifikasi wilayah ke depan.

B. Tujuan

Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah yang tersusun dalam rangka pelaksanaan pemberian program bantuan untuk pengembangan SMK, bertujuan untuk:

1. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas pelaksanaan verifikasi;

(6)

3

3. Membangun sistem verifikasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK);

C. Dasar Hukum

Ketentuan hukum yang menjadi pijakan dan menaungi pelaksanaan konsep Verifikasi Wilayah agar para pihak memiliki kepastian langkah dalam melaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;

5. Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

6. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

(7)

4 BAB II

PELAKSANAAN VERIFIKASI WILAYAH

A. Pelaksanaan

Verifikasi wilayah dilaksanakan di region yang telah ditentukan oleh Direktorat Pembinaan SMK. Pembagian setiap region tempat pelaksanaan Verifikasi Wilayah memperhatikan antara lain:

1. Jumlah SMK: Jumlah SMK yang mengikuti Verifikasi Wilayah tidak boleh melebihi 200 SMK.

2. Region ditentukan berdasarkan wilayah yang belum melakukan update Verifikasi Wilayah sehingga keterbacaan data yang dihasilkan tidak maksimal.

B. Tugas dan Tanggungjawab 1. Dinas Pendidikan Provinsi

a) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi wilayah dengan petugas verifikasi Direktorat Pembinaan SMK dan Ketua MKKS; b) Melakukan validasi data dan usulan sekolah, melalui aplikasi

verifikasi wilayah. 2. Ketua MKKS

a) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi wilayah dengan Dinas Pendidikan Provinsi;

b) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi wilayah dengan SMK yang ada dalam satu Region;

c) Mengunggah data/usulan kebutuhan seluruh SMK di Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi verifikasi wilayah.

3. Kepala sekolah

a) Melakukan pembaruan data/usulan sekolah pada aplikasi verifikasi wilayah.

(8)

5

BAB III

DESKRIPSI INSTRUMEN VERIFIKASI WILAYAH

A. Data Dasar SMK

Instrumen Usulan terbagi ke dalam 2 (dua) jenis data, yaitu: Data Dasar SMK dan Data Usulan Bantuan. Data Dasar SMK merupakan data kondisi SMK sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebutuhan jenis bantuan. Pada bagian ini akan dijelaskan penjelasan petunjuk pengisian dan pembaruan dari setiap data. Data Dasar SMK terdiri dari:

1. Nomor

Diisi dengan nomor sesuai urutan sekolah.

2. Nama SMK

SMK Negeri/Swasta/SMK yang telah mendapat ijin operasional dan memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) di Kabupaten/Kota. Nama SMK ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

3. Kategori Sekolah

Diisi sesuai dengan Kategori SMK: Potensi Rujukan/ Reguler/ Aliansi/ Konsorsium/ Pesantren/ USB. Bisa diisi lebih dari 1 (satu) kategori 8  Rujukan : Sekolah yang memiliki siswa lebih dari 1.000

siswa.

 Reguler : Sekolah rata-rata pada umumnya yang memiliki siswa 601 – 1.000 siswa.

 Aliansi : Sekolah yang memiliki jumlah siswa 201 – 600 Siswa.

(9)

6

 Pesantren/Komunitas : SMK yang menerapkan pembelajaran karakter berbasis Pesantren/komunitas dan menerapkan pola asrama.

Contoh Pengisian:

Pesantren, Reguler  jika sekolah tersebut termasuk dalam kategori SMK di pesantren dan merupakan sekolah reguler.

4. Jumlah Siswa Mendaftar

Diisi sesuai dengan jumlah pendaftar ke SMK pada tahun ajaran 2017/2018.

Contoh pengisian :

200  Jika jumlah siswa yang mendaftar ke SMK adalah 200 siswa

5. Jumlah Siswa Diterima

Diisi sesuai jumlah siswa yang diterima di SMK pada tahun ajaran 2017/2018.

Contoh pengisian :

100  jika jumlah siswa yang diterima di SMK adalah 100 siswa

6. Jumlah Siswa

Jumlah siswa (Kelas X, XI, XII, dan/atau XIII) pada sekolah ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

7. Jumlah Santri yang Mondok

Diisi dengan jumlah siswa yang tinggal di asrama pesantren.

Contoh Pengisian:

(10)

7 8. Daftar Paket Keahlian

Daftar paket keahlian/kompetensi keahlian (Kelas X, XI, XII, dan/atau XIII) pada SMK, ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

9. Paket Keahlian/Kompetensi Keahlian dengan Siswa Terbanyak

Diisi sesuai paket Keahlian/Kompetensi Keahlian dengan siswa terbanyak pada tahun ajaran 2017/2018. Apabila terdapat dua paket keahlian dengan siswa sama banyaknya, maka boleh diisikan lebih dari dua.

Contoh pengisian :

Teknik Sepeda Motor, Teknik Pemesinan  apabila paket keahlian dengan siswa terbanyak adalah paket keahlian Teknik Sepeda Motor dan Teknik Pemesianan

10. Jumlah Rombel

Rombongan Belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satuan kelas dalam satu SMK. Data ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

11. Jumlah Guru Produktif PNS

Guru Produktif adalah guru yang mengampu mata pelajaran produktif pada suatu SMK yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Contoh Pengisian:

(11)

8 12. Jumlah Guru Produktif Non PNS

Guru Produktif adalah guru yang mengampu mata pelajaran produktif pada suatu SMK yang berstatus Non Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Contoh Pengisian:

10  jika guru pengajar berstatus Non PNS yang mengajar di sekolah tersebut berjumlah 10 (tujuh belas) orang.

13. Jumlah Guru Mapel Umum (PNS)

Guru mapel umum (PNS) adalah guru yang mengajar mata pelajaran normatif/adaptif yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Contoh Pengisian :

17  jika terdapat guru mapel normatif/adaptif yang berstatus PNS yang mengajar di sekolah tersebut berjumlah 17 (tujuh belas) orang.

14. Jumlah Guru Mapel Umum (Non PNS)

Guru mapel umum (Non PNS) adalah guru yang mengajar mata pelajaran normatif/adaptif yang berstatus Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)

Contoh Pengisian :

17  jika terdapat guru mapel normatif/adaptif yang berstatus PNS yang mengajar di sekolah tersebut berjumlah 17 (tujuh belas) orang.

15. Jumlah Ruang Teori

Ruang Teori adalah ruang pembelajaran teori yang dimiliki suatu SMK. Jumlah ruang teori ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

16. Jumlah Ruang Praktik Siswa (RPS)

(12)

9

ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

17. Lahan Pertanian(A)/ Peternakan(B)/ Kolam(C)/ KJA(D)

Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan kegiatan praktik. Secara khusus, Lahan Pertanian/Peternakan/ olam/Keramba Jaring Apung (KJA) adalah sebidang tanah untuk melaksanakan kegiatan praktik pada paket-paket keahlian pada bidang pertanian/perikanan. Pembaruan data pada instrumen verifikasi wilayah dilakukan dengan mengisi jumlah Lahan Pertanian/Peternakan/Kolam/Keramba Jaring Apung (KJA) yang dimiliki Sekolah.

Contoh pengisian:

3A, 5B  Jika satu sekolah memiliki 2 (dua) lahan pertanian dan 5 (lima) lahan peternakan.

18. Ruang Hotel Bisnis

Ruang Hotel Bisnis adalah ruang yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya bisnis bidang perhotelan yang dikelola sekolah seperti lobi, resepsionis, restoran, kamar hotel, ruang pertemuan, dan lain-lain.

Contoh pengisian:

20  jika satu sekolah memiliki 20 ruang yang digunakan sekolah untuk menjalankan bisnis perhotelan.

19. Laboratorium Mata Pelajaran Adaptif

(13)

10 20. Perpustakaan

Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. Jumlah Perpustakaan ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

21. Kapasitas Asrama (Boarding School)

Diisi dengan daya tampung siswa yang tinggal di asrama. Apabila jumlah siswa yang tinggal di asrama kurang atau lebih dari daya tampung maka data yang diisikan adalah sesuai daya tampungnya.

Contoh pengisian :

50  Jika daya tampung ideal asrama adalah 50 siswa, walaupun di asrama ditinggali lebih atau kurang dari 50 siswa

22. Jumlah Ruang yang Rusak (Sedang/Berat)

Jumlah ruang belajar yang rusak adalah jumlah ruang yang rusak sedang dan rusak berat. Untuk rusak ringan dapat menggunakan dana BOS. Penentuan tingkat kerusakan adalah berdasarkan perhitungan analisis kerusakan dari dinas Pekerjaan Umum (PU) daerah setempat.

Contoh pengisian:

12  jika terdapat 12 (dua belas) ruang yang rusak

23. Total Luas Lahan SMK

Luas lahan yang dimiliki oleh SMK ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

24. Lahan Kosong Siap Bangun

(14)

11

pertanian, taman, lapangan upacara, ruang terbuka, atau lahan antar bangunan.

Contoh pengisian:

100  jika satu sekolah memiliki lahan kosong siap bangun seluas 100 meter persegi.

25. Lahan Cor/Dak

Diisi luas lahan cor/dak beton di lantai dua yang siap bangun. Satuan lahan dalam meter persegi (m2).

Contoh pengisian:

96  jika satu sekolah memiliki lahan cor/dak beton siap bangun seluas 96 meter persegi.

26. Bukti Kepemilikan Lahan

Diisi dengan Bukti kepemilikan lahan yang menerangkan bahwa lahan tersebut atas nama Pemerintah Daerah/Yayasan, atau masih dalam proses mengurus legalitas lahan.

Contoh pengisian:

Pemerintah  jika kepemilikan lahan atas nama pemerintah Yayasan  jika kepemilikan lahan atas nama yayasan

Dalam Proses Pengurusan  jika masih dalam proses mengurus legalitas lahan

27. Listrik

(15)

12 28. Internet

Diisi dengan kecepatan internet di suatu sekolah untuk mendukung pembelajaran dan proses pembaharuan Data Pokok Pendidikan. Satuan dalam Mbps.

(catatan: 1 Mbps = 1.024 Kbps; 0,5 Mbps = 512 Kbps; dan seterusnya)

Contoh Pengisian:

2  jika satu sekolah memiliki kecepatan internet sebesar 2 Mbps

29. Jumlah Alat (set per Ruang Praktik yang Ada)

Perhitungan Peralatan pada suatu sekolah berdasarkan pada jumlah set alat praktik yang dimiliki di setiap ruang praktik. Sebagai catatan jika dalam satu ruang praktik terdapat alat praktisi utama yang cukup untuk digunakan sepertiga jumlah siswa dalam satu rombel, sudah bisa disebut 1 (satu) set.

Contoh pengisian:

10  jika satu sekolah memiliki 10 (sepuluh) set peralatan praktik

30. Jumlah Industri yang Membuka Kelas Khusus

Jumlah industri yang membuka kelas khusus di SMK yang sesuai dengan Kompetensi Keahlian.

Contoh Pengisian :

2  Apabila SMK memiliki kelas Industri (Kompetensi Keahlian Pemasaran dengan Alfamart/Indomaret, Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor dengan Ahas Honda Motor/Yamaha)

31. Memiliki BKK yang terdaftar di Disnaker

SMK memiliki BKK yang sudah terdaftar di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten/Kota.

(16)

13

Ada  Jika sekolah memiliki BKK yang sudah terdaftar di Disnaker Kab/Kota

Tidak ada  Jika sekolah belum memiliki BKK yang sudah terdaftar di Disnaker Kab/Kota

32. Jumlah Unit Produksi

Diisi dengan jumlah jenis unit produksi yang dimiliki sekolah (misal: suatu sekolah memiliki unit produksi pembuatan kerajinan kulit, pembuatan peralatan permesinan, pembuatan pagar, minimarket, dll).

Contoh pengisian :

2  Apabila sekolah memiliki 2 unit produksi

33. Jumlah Jenis Produk Hasil Unit Produksi

Diisi dengan banyaknya jenis produk yang dihasilkan oleh unit produksi pada SMK. Misal suatu SMK memiliki unit produksi pada bidang tata boga dan jenis produk yang dihasilkan adalah makanan dan unit produksi pada bidang tata busana jenis produk yang dihasilkan adalah pakaian.

Contoh pengisian :

2  SMK memiliki 2 jenis produk hasil unit produksi

(17)

14 35. Jumlah Industri Pasangan

Diisi jumlah banyaknya industri pasangan yang sudah bekerjasama dengan sekolah.

Contoh pengisian :

5  Jika satu sekolah memiliki industri pasangan sebanyak 5 industri

36. Teaching Factory (Ada/Tidak)

Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dengan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar. Suatu sekolah disebut telah memiliki Teaching Factory jika sekolah tersebut sudah memiliki kemampuan untuk membuat produk berbasis kompetensi keahlian dan memiliki nilai ekonomi atau daya jual dan diterima oleh pasar.

Contoh pengisian:

Ada  Jika SMK memiliki Teaching Factory Tidak  jika SMK tidak memiliki Teaching Factory

37. Technopark (Ada/Tidak)

Technopark pada satu SMK adalah sekolah yang menjadi pusat inovasi produksi, showroom/tempat penawaran untuk kumpulan/hasil dari Teaching Factory.

Contoh pengisian:

Ada  Jika suatu sekolah merupakan Technopark Tidak  jika suatu sekolah bukan merupakan Technopark

38. Jumlah Siswa Berprestasi Nasional(A) / Internasional (B) / Nasional dan Internasional (C)

(18)

15 Contoh pengisian :

3A, 2B  Apabila SMK memiliki 3 siswa berprestasi Nasional dan 2 siswa berprestasi Internasional

39. Jumlah Siswa Layak PIP (Yatim)

Diisi dengan jumlah siswa yatim yang layak mendapatkan PIP pada tahun ajaran 2017/2018.

Contoh pengisian :

10  Jika di sekolah terdapat 10 siswa yatim yang layak mendapatkan PIP

40. Jumlah Siswa Layak PIP (Miskin)

Diisi dengan jumlah siswa miskin yang layak mendapatkan PIP pada tahun ajaran 2017/2018.

Contoh pengisian :

(19)

16

B.

USULAN BANTUAN

Data usulan bantuan merupakan data kebutuhan sarana dan prasarana setiap SMK, disesuaikan dengan isian pembaharuan dari data dasar. Pada bagian ini akan dijelaskan penjelasan petunjuk pengisian dan pembaruan dari setiap data. Data Usulan meliputi:

41. RKB

Diisi dengan jumlah kekurangan RKB. RKB adalah pembangunan ruang kelas baru (RKB) dimulai dari semula tanah kosong, selanjutnya didirikan menjadi bangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan/atau dapat dibangun di lantai kedua yang sudah dipersiapkan dak beton. Jumlah Ruang Kelas yang dibutuhkan dihitung sebesar minimal 70% dari Rombel yang ada. Bantuan RKB Reguler diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.

(catatan: Jumlah RKB yang dibutuhkan dihitung sebesar 70% dari jumlah rombel yang ditetapkan).

Contoh pengisian:

6  jika sekolah mengusulkan bantuan RKB reguler sebanyak 6 (enam) ruang

42. Rehabilitasi

Diisi dengan usulan jumlah ruang yang memerlukan rehabilitasi berat/sedang.

Contoh pengisian:

5  jika sekolah mengusulkan rehabilitasi ruang belajar sebanyak 5 (lima) ruang.

43. RPS

(20)

17

1 (satu) jenis RPS dan selanjutnya kebutuhan RPS dalam suatu paket keahlian tertentu dihitung dengan proporsi tiga rombongan belajar memerlukan 1 (satu) RPS. Bantuan RPS diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.

Contoh pengisian:

5  jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan RPS sebanyak 5 (lima) ruang.

44. Lahan Pertanian(A) / Peternakan(B) / Kolam(C) / KJA(D)

Diisi dengan usulan jumlah kekurangan/usulan Ruang Praktik Pertanian/ Peternakan/ Kolam/ KJA. Bantuan akan diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.

Contoh pengisian:

3A, 5B  Jika sekolah tersebut kekurangan dan mengusulkan 3 (tiga) lahan pertanian dan 5 (lima) lahan peternakan.

45. Ruang Hotel Bisnis

Diisi dengan usulan jumlah usulan ruang praktik perhotelan yang akan digunakan sebagai hotel bisnis. Bantuan akan diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.

Contoh pengisian:

10  jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan Ruang Hotel Bisnis sebanyak 10 (ruang) ruang.

46. Perpustakaan (Ruang)

(21)

18 Contoh pengisian:

1  jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan Ruang Perpustakaan sebanyak satu ruang.

47. SMK Berbasis Industri Keunggulan Wilayah

Diisi dengan usulan SMK Berbasis Industri Keunggulan Wilayah dengan prioritas di bidang bahan baku yang diolah menjadi produk keunggulan/seni/geografis/sejarah.

Contoh pengisian:

Ya  Jika mengusulkan Tidak  Jika tidak mengusulkan

48. SMK di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Diisi dengan usulan di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Contoh pengisian:

Ya  Jika mengusulkan Tidak  Jika tidak mengusulkan

49. SMK yang melaksanakan Kelas Industri

Diisi dengan usulan SMK yang melaksanakan Kelas Industri.

Contoh pengisian:

Ya  Jika mengusulkan Tidak  Jika tidak mengusulkan

50. Peralatan Praktik (Set)

(22)

19

Kekurangan/Usulan RPS, kemudian dikurangi dengan Set Peralatan yang telah ada).

Contoh pengisian:

12  jika sekolah mengusulkan bantuan Peralatan Praktik sebanyak 12 (dua belas) set.

51. Kehadiran

Diisi dengan kehadiran sekolah pada saat pelaksanaan Verifikasi Wilayah. Apabila hadir ditulis angka 1 dan tidak hadir angka 0, ditambah dengan hasil pengecekan data yang ditampilkan, apabila data update (A) sedangkan data belum update (B)

Contoh pengisian:

- Diisi 1A jika sekolah hadir dan data update - Diisi 1B jika sekolah hadir dan data tidak update - Diisi 0A jika sekolah tidak hadir dan data update - Diisi 0B jika sekolah tidak hadir dan data tidak update

52. Paraf Sekolah

(23)

20

BAB IV

MEKANISME PEMBARUAN DATA ONLINE

Untuk mempermudah proses pembaruan data verifikasi wilayah, selanjutnya pembaruan/update data verifikasi wilayah akan dilaksanakan secara online. Pembaruan data dilakukan oleh sekolah dengan memperbarui data pada instrumen verifikasi wilayah, kemudian instrumen verifikasi wilayah akan diunggah ke aplikasi verifikasi wilayah online oleh pengelola verifikasi wilayah di Dinas Pendidikan Provinsi.

Urutan proses pengisian data verifikasi wilayah dapat mengikuti panduan urutan berikut :

A. SEKOLAH

1. Sekolah login ke dalam aplikasi verifikasi wilayah online dengan menggunakan akses username dan password yang sudah terdaftar di jaringan akses DAPODIK.

(24)

21

(25)

22

4. Jika sekolah anda sudah ditemukan,selanjutnya klik dua kali pada data sekolah anda untuk memperbarui data atau centang pada data sekolah anda kemudian klik tombol ubah.

Pada form pengisian data verifikasi wilayah dibagi kedalam 3 tabular, yaitu :

1) Data Dasar

Berisi data dasar sekolah yang meliputi data jumlah siswa,jumlah guru dll.

2) Data Usulan

(26)

23 3) Dokumen Terkait

Tabular ini digunakan apabila sekolah ingin melampirkan dokumen gambar yang berkaitan dengan kondisi sekolah maupun yang berkaitan dengan data kebutuhan yang di usulan.

5. Sampai pada tahap ini berarti data Verifikasi Wilayah untuk sekolah anda telah selesai di perbarui.

(27)

24 B. KETUA MKKS

Ketua MKKS login ke dalam aplikasi Verifikasi Wilayah Online dengan akses khusus yang di terima dari pengelola aplikasi Verifikasi Wilayah di Direktorat Pembinaan SMK. Tugas utama ketua MKKS adalah membuat pengesahan data verifikasi wilayah kepada Dinas Pendidikan Provinsi secara online melalui aplikasi. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Login kedalam aplikasi verifikasi wilayah dengan akses username dan password yang diterima khusus untuk ketua MKKS dari Ditpsmk.

(28)

25

3. Setelah mengunduh file excel yang berisi data rekap seluruh sekolah, maka ketua MKKS harus mencetak data tersebut kemudian melengkapi paraf semua kepala sekolah untuk setiap data sekolah dan memberikan tanda tangan ketua mkks pada bagian bawah kiri.

(29)

26

4. Setelah paraf masing-masing kepala sekolah dan tanda tangan ketua MKKS terisi secara lengkap, maka cetakan tersebut harus di scan dan disimpan dalam bentuk file pdf untuk selanjutnya di lampirkan di pengajuan pengesahan ke Dinas Pendidikan Provinsi.

(30)

27

Klik pada icon seperti yang diberi tanda kota merah pada gambar atas, kemudian pilihkan file scan PDF yang sudah berisi paraf dan tanda tangan Ketua MKKS. Jika sudah e ilih s a file PDF, klik to ol si pa . Sehingga tampilan akan menjadi seperti pada gambar di bawah ini:

(31)

28 C. DINAS PENDIDIKAN PROVINSI

1. Login ke aplikasi verifikasi wilayah melalui alamat http://psmk.kemdikbud.go.id/verwil dengan menggunakan username dan password khusus Dinas Pendidikan Provinsi.

(32)

29

3. Selanjutnya Dinas Pendidikan Provinsi mengunduh lembar pengesahan de ga ara klik pada li k Le ar Pe gesaha ke udia periksa kembali apakah data yang dilampirkan pada proses pengajuan ini sudah sesuai dengan data yang terdapat pada menu 3.1 Data Master. Jika sudah sesuai,maka cetak lembar pengesahan tersebut kemudian lengkapi dengan tanda tangan Kepala Dinas atau KABID SMK pada kolom tanda tangan Dinas Provinsi.

(33)

30

BAB V

PENUTUP

Gambar

gambar yang berkaitan dengan kondisi sekolah maupun yang
gambar diatas dan melampirkan cetakan lampiran pengesahan yang

Referensi

Dokumen terkait

petunjuk Petunjuk menggunak an aplikasi 5 Login Gagal Username: haha Password : xxxx Gagal login 6 Login berhasil Username: helga Password : xxxxx Login berhasil,

8.0 Usulan RKPD usulan Operator Kecamatan 1.0 Login Operator SKPD Verifikasi kec Verifikasi skpd Username, Password Username ,Password Kegiatan Admin Web 6.0 Konten Web 7.0 Batas

Mengetikkan username dan password dengan data yang benar kemudian klik tombol login Username: anisa (benar) Password: 123 (benar) Sistem menerima akses login , kemudian

Pada Gambar 1.1 terdapat isian username dan password yang wajib untuk diisi. Username dan Password dapat diisi sesuai dengan Username dan Password Akun MyITS. Kemudian setelah

8.0 Usulan RKPD usulan Operator Kecamatan 1.0 Login Operator SKPD Verifikasi kec Verifikasi skpd Username, Password Username ,Password Kegiatan Admin Web 6.0 Konten Web 7.0 Batas

login gagal login 2 Mengetikan username dan password tidak diisi atau kosong kemudian klik tombol login Username : diana123 Password : (kosong) Sistem akan menolak akses user

Mengetikkan username dan password dengan data yang benar kemudian klik tombol login Username: lia (benar) Password: yulianti (benar) Sistem menerima akses login ,

Menginputkan username dan password yang tidak terdaftar untuk login Username dan passwors yang tidak terdaftar tidak berhasil login Tidak berhasil membuka halaman utama