• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Body Dissatisfaction dengan Psychological Well-Being pada Remaja - Ubaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Body Dissatisfaction dengan Psychological Well-Being pada Remaja - Ubaya Repository"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Iflacha Abdillah (5120216), Hubungan antara Body Dissatisfaction dengan Psychological Well-Being Pada Remaja. Skripsi Sarjana Strata 1. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Laboratorium Psikologi Perkembangan (2016).

ABSTRAK

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja seringkali membuat remaja merasa tidak puas terhadap tubuhnya yang meliputi, bentuk, berat, perut, dan pinggul. Perasaan tidak puas terhadap tubuhnya dapat menyebabkan remaja merasa tidak nyaman dan tidak bahagia pada kehidupannya. Kondisi ini menunjukkan psychological well-being yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara body dissatisfaction dengan psychological well-being pada remaja.

Subjek penelitian ini berjumlah 209 siswa SMA “X” di Surabaya dari kelas X-XII. Pengumpulan data menggunakan angket terbuka, BSQ (Body Shape Questionnaire) dan SPWB (Scale Psychological Well-Being). Data yang diproses dianalisis dengan teknik analisis statistik product moment.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada korelasi signifikan antara body dissatisfaction dengan psychological well-being pada remaja (r = -0.001, p (0.959)>0.05). Peran body dissatisfaction dapat menjadi faktor yang berpengaruh pada psychological well-being yang tidak signifikan pada remaja. Body dissatisfaction dapat menjadi salah satu bagian dalam kepribadian yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi psychological well-being. Body dissatisfaction juga dapat menjadi salah satu self-acceptance yang merupakan bagian dari dimensi psychological well-being. Kehidupan remaja terlihat cukup baik secara sosial dan ekonomi. Hal ini hampir membuat remaja tidak mempermasalahkan kondisi fisik mereka dan menjadikan remaja dapat menjalani kehidupan dengan baik. Saran untuk penelitian selanjutnya, psychological well-being dapat dikaitkan dengan beberapa faktor yang kemungkinan memperngaruhi psychological well-being seperti dukungan sosial dan status sosial ekonomi.

Referensi

Dokumen terkait

Remaja difabel membutuhkan sebuah dukungan dalam mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya. Psychological well being diartikan sebagai sebuah dorongan yang mampu membantu

orientasi religius intrinsik rata-rata sebesar 19,76% sedangkan tingkat psychological well–being remaja di panti asuhan berada pada kategori tinggi dengan rata-rata sebesar

Wanita dan pria dewasa awal akan merasa sejahtera apabila mereka memiliki tubuh yang ideal namun, jika individu tidak memiliki tubuh yang ideal maka individu

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil adanya hubungan yang positif dan signifikan antara emotional intelligence dengan psychological well-being pada remaja

diadaptasiolehWahyu (2015) danRyff Psychological Well Being Scale yang diadaptasiolehAbdillah (2016).Data yang diperolehdianalisisdenganteknikkorelasi

Subjek Willy memiliki enam dimensi pada teori psychological well being, yaitu dimensi penerimaan diri, dimensi hubungan positif dengan orang lain, dimensi otonomi, dimensi

Huungan antara ketidakpuasan bentuk tubuh dengan kepercayaan diri remaja pada korban body shaming di SMK Al- Gina.. Analisis faktor sosio-kultural terhadap dimensi body image pada

Koefisien determinasi R2 sebesar 0,194 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel penerimaan diri memiliki kontribusi 19,4% terhadap body dissatisfaction pada remaja perempuan dan sisanya