I.1. Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Perdan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo mempunyai fungsi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di
kehutanan. Adapun tugas
a. menyelenggarakan ke
b. menyelenggarakan kegiatan di bidang hortikultura; c. menyelenggarakan kegiatan di bidang kehutanan; d. menyelenggarakan kegiatan di bidang perkebunan; e. melaksanakan kegiatan ketatausahaan;
I.2. Struktur Organisasi
Satuan KerjaKabupaten Kulon Progo
Progo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Dinas Daerah. Beradasarkan Peraturan daerah tersebut, Kehutanan memiliki susunan organisasi sebagai berikut:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Perencanaan
3. Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Tanaman Pangan terdiri dari: 1. Seksi Serealia
2. Seksi Kacang
d. Bidang Hortikultura terdiri dari :
BAB I
PENDAHULUAN
. Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008
dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo mempunyai fungsi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang pertanian dan
tugas Dinas Pertanian dan Kehutanan adalah menyelenggarakan kegiatan di bidang tanaman pangan; menyelenggarakan kegiatan di bidang hortikultura; menyelenggarakan kegiatan di bidang kehutanan; menyelenggarakan kegiatan di bidang perkebunan; melaksanakan kegiatan ketatausahaan;
nisasi
Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan
Beradasarkan Peraturan daerah tersebut, Dina Kehutanan memiliki susunan organisasi sebagai berikut:
Sekretariat terdiri dari:
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Keuangan
Bidang Tanaman Pangan terdiri dari: Seksi Serealia
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
Bidang Hortikultura terdiri dari :
PENDAHULUAN
1
Nomor 3 Tahun 2008, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo mempunyai fungsi penyelenggaraan bidang pertanian dan Dinas Pertanian dan Kehutanan adalah sebagai berikut:giatan di bidang tanaman pangan;
Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Kehutanan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon ganisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan
1. Seksi Sayuran dan Tanaman Obat 2. Seksi Buah
e. Bidang Kehutanan terdiri dari :
1. Seksi Konservasi dan Rehabilitasi
2. Seksi Perhutanan Sosial dan Aneka Usaha f. Bidang Perkebunan terdiri dari :
1. Seksi Produksi dan Perlindungan 2. Seksi Kelembagaan dan Bina Usaha
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (diatur lebih lanjut dalam Per Nomor 5 Tahun 2008)
1. UPTD Perbibitan Tanaman Pangan dan Hortikultura 2. UPTD Perbibitan
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional yang berada di Dinas Pertanian dan Kehutanan adalah
1. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 54 Tahun 2006.
2. Analisis Pasar Hasil Pertanian (APHP), diatur dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 42 Tahun 2012 tentang Kualifikasi JFT pada Pemerintah Daerah
Bagan struktur organisasi Dinas Pertanian disajikan pada Lampiran 2
I.3. Issu Strategis dan Permasalahan
1.3.1. Issu Strategis
Isu-isu strategis yang mempengaruhi pembangunan pertanian kehutananadalah :
1. Terjadinya alih fungsi pertanian.
Seksi Sayuran dan Tanaman Obat Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias Bidang Kehutanan terdiri dari :
Seksi Konservasi dan Rehabilitasi
Seksi Perhutanan Sosial dan Aneka Usaha Perkebunan terdiri dari :
Seksi Produksi dan Perlindungan Seksi Kelembagaan dan Bina Usaha
Unit Pelaksana Teknis Dinas (diatur lebih lanjut dalam Per 5 Tahun 2008)
UPTD Perbibitan Tanaman Pangan dan Hortikultura UPTD Perbibitan Kehutanan dan Perkebunan Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional yang berada di Dinas Pertanian dan Kehutanan adalah
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 54 Tahun 2006.
nalisis Pasar Hasil Pertanian (APHP), diatur dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 42 Tahun 2012 tentang Kualifikasi JFT pada Pemerintah Daerah
Bagan struktur organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan disajikan pada Lampiran 2
. Issu Strategis dan Permasalahan
.1. Issu Strategis
isu strategis yang mempengaruhi pembangunan pertanian
alih fungsi lahan pertanian akibat pembangunan sektor non
2
Unit Pelaksana Teknis Dinas (diatur lebih lanjut dalam Peraturan DaerahUPTD Perbibitan Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kelompok jabatan fungsional yang berada di Dinas Pertanian dan
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), diatur dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 54 Tahun 2006.
nalisis Pasar Hasil Pertanian (APHP), diatur dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 42 Tahun 2012 tentang
dan Kehutanan selengkapnya
isu strategis yang mempengaruhi pembangunan pertanian dan
non-2. Peningkatan Kebutuhan bahan pangan karena peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan penggunaan bahan pangan untuk kepentingan lain
3. Penurunan kualitas sumber daya alam akibat kerusakan lingkungan 4. Dampak adanya gejala perubahan iklim
5. Berlakunya pasar bebas yang berakibat membanjirnya produk impor termasuk produk pertanian ke pasar domestik.
1.3.2. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian dan kehutanan adalah :
1. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian
Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (pemukiman, industri, jasa) menyebabkan berkurangnya luas lahan pertanian.Hal ini berpotensi menurunkan luas tanam dan luas panen sehingga berpotensi juga menurunkan produksi pertanian.
2. Infrastruktur pertanian yang belum memadai
Kondisi infrastruktur (jalan pertanian/perkebunan dan jaringan irigasi) yang belum memadai menyebabkan terjadinya peningkatan biaya produksi.Hal tersebut menyebabkan inefisiensi
dilaksanakan.Dalam hal infrastruktur jalan tidak memadai, menyebabkan biaya angkut sarana produksi dan produk pertanian menjadi mahal.Jaringan irigasi yang tidak memadai menyebabkan biaya pengairan meningkat disebabkan adanya alokasi biaya
dan BBM.
3. Sarana Prasarana yang belum memadai
Sarana prasarana (alat mesin pertanian, benih/bibit, pupuk) yang belum memadai menyebabkan penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi 4. Sumber Daya Manusia
a. Petani
Rendahnya tingkat pendidikan pet menyebabkan rendahnya adopsi teknologi
Peningkatan Kebutuhan bahan pangan karena peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan penggunaan bahan pangan untuk kepentingan lain (Bio Fuel)
Penurunan kualitas sumber daya alam akibat kerusakan lingkungan k adanya gejala perubahan iklim dan pemanasan
Berlakunya pasar bebas yang berakibat membanjirnya produk impor termasuk produk pertanian ke pasar domestik.
.2. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian dan kehutanan
Terjadinya alih fungsi lahan pertanian
Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (pemukiman, industri, jasa) menyebabkan berkurangnya luas lahan pertanian.Hal ini berpotensi menurunkan luas tanam dan luas panen sehingga berpotensi juga menurunkan produksi pertanian.
Infrastruktur pertanian yang belum memadai
Kondisi infrastruktur (jalan pertanian/perkebunan dan jaringan irigasi) yang belum memadai menyebabkan terjadinya peningkatan biaya produksi.Hal tersebut menyebabkan inefisiensi usaha tani yang dilaksanakan.Dalam hal infrastruktur jalan tidak memadai, menyebabkan biaya angkut sarana produksi dan produk pertanian menjadi mahal.Jaringan irigasi yang tidak memadai menyebabkan biaya pengairan meningkat disebabkan adanya alokasi biaya
Sarana Prasarana yang belum memadai
Sarana prasarana (alat mesin pertanian, benih/bibit, pupuk) yang belum memadai menyebabkan penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi Sumber Daya Manusia
Rendahnya tingkat pendidikan petani, umur yang relatif lanjut menyebabkan rendahnya adopsi teknologi
3
Peningkatan Kebutuhan bahan pangan karena peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan penggunaan bahan pangan untukPenurunan kualitas sumber daya alam akibat kerusakan lingkungan dan pemanasan global
Berlakunya pasar bebas yang berakibat membanjirnya produk impor
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian dan kehutanan
Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (pemukiman, industri, jasa) menyebabkan berkurangnya luas lahan pertanian.Hal ini berpotensi menurunkan luas tanam dan luas panen sehingga berpotensi
Kondisi infrastruktur (jalan pertanian/perkebunan dan jaringan irigasi) yang belum memadai menyebabkan terjadinya peningkatan biaya usaha tani yang dilaksanakan.Dalam hal infrastruktur jalan tidak memadai, menyebabkan biaya angkut sarana produksi dan produk pertanian menjadi mahal.Jaringan irigasi yang tidak memadai menyebabkan biaya pengairan meningkat disebabkan adanya alokasi biaya sewa pompa air
Sarana prasarana (alat mesin pertanian, benih/bibit, pupuk) yang belum memadai menyebabkan penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi
b. Petugas Sebagian p yang dibutuhkan 5. Kelembagaan Tani
Kelembagaan tani yang ada (Kelompok Tani, Gapoktan, P3A dan GP3A belum berfungsi
6. Penurunan kualitas sumberdaya lahan dan air
Penurunan kualitas sumber daya lahan yang disebabkan oleh erosi, penggunaan pupuk kimia berlebihan dan pencemaran lingkungan menyebabkan penurunan produksi dan mutu produk pertanian
7. Anomali iklim, Tanaman (OPT)
Anomali iklim, bencana (banjir, kekeringan) dan serangan OPT mengakibatkan gagal panen dan penurunan produksi
8. Rendahnya posisi tawar (pemasaran) Rendahnya posisi tawar petani menye dikendalikan oleh pedagang/tengkulak 9. Fluktuasi harga komoditas pertanian
Fluktuasi harga komoditas pertanian yang disebabkan adanya panen raya dan sifat komoditas pertanian terutama hortikultura yang mudah rusak.
10. Akses permodalan
Akses permodalan yang rendah menyebabkan kurangnya ketersediaan modal usaha tani.
Sebagian petugas teknis belum memenuhi formasi dan kualifikasi yang dibutuhkan
Kelembagaan Tani
Kelembagaan tani yang ada (Kelompok Tani, Gapoktan, P3A dan GP3A belum berfungsi optimal.
Penurunan kualitas sumberdaya lahan dan air
Penurunan kualitas sumber daya lahan yang disebabkan oleh erosi, penggunaan pupuk kimia berlebihan dan pencemaran lingkungan menyebabkan penurunan produksi dan mutu produk pertanian
Anomali iklim, bencana alam, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Anomali iklim, bencana (banjir, kekeringan) dan serangan OPT mengakibatkan gagal panen dan penurunan produksi serta mutu produk Rendahnya posisi tawar (pemasaran)
Rendahnya posisi tawar petani menyebabkan harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/tengkulak
Fluktuasi harga komoditas pertanian
Fluktuasi harga komoditas pertanian yang disebabkan adanya panen raya dan sifat komoditas pertanian terutama hortikultura yang mudah
odalan
Akses permodalan yang rendah menyebabkan kurangnya ketersediaan modal usaha tani.
4
etugas teknis belum memenuhi formasi dan kualifikasiKelembagaan tani yang ada (Kelompok Tani, Gapoktan, P3A dan GP3A
Penurunan kualitas sumber daya lahan yang disebabkan oleh erosi, penggunaan pupuk kimia berlebihan dan pencemaran lingkungan menyebabkan penurunan produksi dan mutu produk pertanian
, serangan Organisme Pengganggu
Anomali iklim, bencana (banjir, kekeringan) dan serangan OPT serta mutu produk
babkan harga di tingkat petani
Fluktuasi harga komoditas pertanian yang disebabkan adanya panen raya dan sifat komoditas pertanian terutama hortikultura yang mudah
II.1. Visi dan Misi
Sebagai penjabaran Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011
dan misi 5 maka visi
Tahun 2011 – 2016 adalah sebagai beriku Progo sebagai penghasil komoditas yang berdaya saing dan berkelanjutan”
Adapun yang dimaksud dengan :
kehutananyang berdaya saing dan berkelanjutan
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan kehutanan yang diusahakan di wilayah Kabupaten Kulon Progo, yang memiliki kemampuan untuk bersaing dengan produk sejenis dari luar daerah baik di dalam wilayah Kabupaten Kul Progo maupun dalam pasar regional dan nasional, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga produksi dapat dilaksanakan berkelanjutan.
Misi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 2016 adalah:
1. Meningkatkan kualitas dan pemasarankomoditas
2. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan
II.2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Pertsebagaimana tertuang dalam Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2011
BAB II
PERENCANAAN
Sebagai penjabaran Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016, terutama pada misi 3
visi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo
2016 adalah sebagai berikut :“Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo sebagai penghasil komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan yang berdaya saing dan berkelanjutan”
Adapun yang dimaksud dengan :Komoditas pertanian/
kehutananyang berdaya saing dan berkelanjutan adalah hasil produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan kehutanan yang diusahakan di wilayah Kabupaten Kulon Progo, yang memiliki kemampuan untuk bersaing dengan produk sejenis dari luar daerah baik di dalam wilayah Kabupaten Kul Progo maupun dalam pasar regional dan nasional, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga produksi dapat dilaksanakan berkelanjutan.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011
Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil serta pengolahan dan pemasarankomoditas pertanian/ perkebunan dan kehutanan
Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan
. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian dan Kehutanan tertuang dalam Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2011-2016 selengkapnya disajikan pada tabel II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
5
Sebagai penjabaran Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati yang tercantum2016, terutama pada misi 3 Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon perkebunan dan kehutanan
pertanian/perkebunan dan
adalah hasil produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan kehutanan yang diusahakan di wilayah Kabupaten Kulon Progo, yang memiliki kemampuan untuk bersaing dengan produk sejenis dari luar daerah baik di dalam wilayah Kabupaten Kulon Progo maupun dalam pasar regional dan nasional, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga produksi dapat dilaksanakan berkelanjutan.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-
kuantitas hasil serta pengolahan dan perkebunan dan kehutanan
Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan
anian dan Kehutanan tertuang dalam Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan
2016 selengkapnya disajikan pada tabel II-1.
KINERJA
Tujuan, Sasaran, Strategi
MISI I : Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil serta pengolahan dan pemasaran komoditas Tujuan Terwujudnya peningkatan produksi komoditas pertanian/ perkebunan dan kehutanan 1. 2.
MISI II : Meningkatkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan Tujuan
Terwujudnya peningkatan pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan dan lestari
Menurunnya luas lahan kritis
II.3. Perencanaan Kinerja
Perjanjian Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 201
dengan memperhatikan Dokumen Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2016 dan dalam hal ini sudah sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015. Perjanjian Kinerja
Tahun 2015 disajikan pada Tabel II
Tahun 2015 secara lengkap terlampir pada Lampiran 1. Tabel II-1
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian dan Kehutanan Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil serta pengolahan dan pemasaran komoditas pertanian/ perkebunan dan kehutanan
Sasaran Strategi 1. Meningkatnya produktivitas komoditas strategispertanian/ perkebunan 2. Meningkatnya produksi kayu yang lestari Peningkatan penerapan teknologi budidaya, panen , pasca panen dan pengolahan komoditas
pertanian/perkebunan dan kehutanan
MISI II : Meningkatkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan
Sasaran Strategi
Menurunnya luas lahan kritis
Peningkatan daya dukung lahan untuk pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan
II.3. Perencanaan Kinerja
Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 201
dengan memperhatikan Dokumen Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016 dan dalam hal ini sudah sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan . Perjanjian Kinerja Perubahan Dinas Pertanian dan Kehutanan disajikan pada Tabel II-2 sedangkan Dokumen Perjanjian Kinerja secara lengkap terlampir pada Lampiran 1.
6
Dinas Pertanian dan KehutananMeningkatkan kualitas dan kuantitas hasil serta pengolahan dan perkebunan dan kehutanan
Kebijakan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Fasilitasi ketersediaan teknologi budidaya, sarana prasarana dan permodalan untuk usaha budidaya, panen dan pasca panen.
MISI II : Meningkatkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan Kebijakan
pemanfaatan sumber
Fasilitasi Pengelolaan sumberdaya lahan dan air serta sumberdaya hutan
Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015disusun dengan memperhatikan Dokumen Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016 dan dalam hal ini sudah sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan 2 sedangkan Dokumen Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja Perubahan Sasaran Strategis Indikator 1 Meningkatnya produktivitas komoditas strategis pertanian/ perkebunan 1. Produktivitas Padi 2. Produktivitas Jagung 3. Produktivitas Kedelai 4. Produktivitas Cabe 5. Produktivitas Bawang Merah 6. Produktivitas Melon 7. Produktivitas Durian 8. Produktivitas Jahe 9. Produktivitas Cengkeh 10 Produktivitas Kakao 11 Produktivitas Tebu Tabel II-2
Perubahan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 201 Indikator Satuan Target Program/Kegiatan
2 3 4 Produktivitas Padi Ku/Ha 63,23 Program Peningkatan Produksi Pertanian/ n 1. Penyelenggaraan Pembibitan Tanaman dan Hortikultura 2. Penyelenggaraan Pembibitan Tanaman Perkebunan dan Kehutanan 3. Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan 4. Peningkatan Produksi Buah Buahan dan Tanaman Hias 5. Peningkatan Produksi Tanaman Serealia 6. Peningkatan Produksi Tanaman Kacang dan Umbi 7. Peningkatan Produksi Sayur Sayuran dan Tanaman Obat Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan 1. Pengembangan Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan 2. Pengembangan Sarana dan Prasarana Hortikultura 3. Pengembangan Sarana Prasarana Produktivitas Jagung Ku/Ha 60,42 Produktivitas Kedelai Ku/Ha 14,49 Produktivitas Cabe Ku/Ha 81,15 Produktivitas Bawang Merah Ku/Ha 81,88 Produktivitas Melon Ku/Ha 204,19 Produktivitas Durian Kg/ Pohon 64,60 Produktivitas Jahe Kg/m2 2,10 Produktivitas Cengkeh Ku/Ha 2,51 Produktivitas Kakao Ku/Ha 4,49 Produktivitas Tebu Ku/Ha 612,58
7
ehutanan Tahun 2015 Program/Kegiatan Anggaran (Rp) 5 6 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebuna Penyelenggaraan Pembibitan Tanaman Pangan dan Hortikultura Penyelenggaraan Pembibitan Tanaman Perkebunan dan Kehutanan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan Peningkatan Produksi Buah-Buahan dan Tanaman Hias Peningkatan Produksi Tanaman Serealia Peningkatan Produksi Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian Peningkatan Produksi Sayur-Sayuran dan Tanaman Obat Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan Pengembangan Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan Pengembangan Sarana dan Prasarana Hortikultura Pengembangan Sarana Prasarana 601.490.200 22.000.000 15.000.000 83.300.000 107.829.800 231.543.500 50.000.000 91.816.900 8.338.325.480 6.247.741.950 560.263.400 1.239.863.730Meningkatnya produksi kayu yang lestari Produksi Kayu Bulat Menurunnya luas lahan kritis
Luas Lahan Kritis
II.4. Program dan Kegiatan Untuk Mencapai
Program dan kegiatanstrategis adalah sebagai berikut :
II.4.1. Sasaran Strategis 1 (Meningkatnya produktivitas komoditas strategis pertanian/perkebunan)
1. Program Peningkatan Produksi a. Kegiatan Hortikultura Perkebunan 4. Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
1. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 2. Penanganan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan 3. Penanganan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Produksi Kayu m3 45.000.,00 Program
Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan 1. Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan 2. Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan
Luas Lahan Kritis Ha 5.013,50 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
1. Konservasi dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
II.4. Program dan Kegiatan Untuk Mencapai Sasaran Strategis
Program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis adalah sebagai berikut :II.4.1. Sasaran Strategis 1 (Meningkatnya produktivitas komoditas strategis pertanian/perkebunan)
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Kegiatan Penyelenggaraan Pembibitan Tanaman Pangan dan
Hortikultura
8
Perkebunan Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil ProduksiPertanian/Perkebunan
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Penanganan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Penanganan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 290.456.400 246.404.900 115.140.000 84.820.000 46.444.900 Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan 165.000.000 107.250.000 57.750.000 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Konservasi dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan 1.490.503.734 1.490.503.734
Sasaran Strategis
yang dilaksanakan untuk mendukung sasaranII.4.1. Sasaran Strategis 1 (Meningkatnya produktivitas komoditas strategis
Pertanian/Perkebunan
b. Kegiatan Kehutanan
c. Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan d. Kegiatan Peningkatan Produksi Buah
e. Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Serealia f. Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Kacang
Umbi-Umbian
g. Kegiatan Peningkatan Produksi Sayur
2. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan a. Kegiatan
b. Kegiatan c. Kegiatan
d. Kegiatan Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 3. Program Peningkatan Mutu dan
Pertanian/Perkebunan a. Kegiatan
Pangan b. Kegiatan
Hasil Perkebunan
c. Kegiatan Penanganan Pasca Panen , Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
II.4.2. Sasaran Strategis 2 (Meningkatnya Produksi Kayu yang Lestari)
1. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan a. Kegiatan
b. Kegiatan Hasil Hutan
II.4.3. Sasaran Strategis 3 (Menurunnya Luas Lahan Kritis)
1. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan a. Kegiatan
Kegiatan Penyelenggaraan Pembibitan Tanaman Perkebunan dan Kehutanan
Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan
Kegiatan Peningkatan Produksi Buah-Buahan dan Tanaman Hias Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Serealia
Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Kacang Umbian
Kegiatan Peningkatan Produksi Sayur-Sayuran dan Tanaman Obat Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan
atan Pengembangan Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Hortikultua
Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kegiatan Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Kegiatan Penanganan Pasca panen dan Pengolahan Hasil Tanaman
Kegiatan Penanganan Pasca panen , Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Kegiatan Penanganan Pasca Panen , Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura
II.4.2. Sasaran Strategis 2 (Meningkatnya Produksi Kayu yang Lestari)
Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan Kegiatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan
Kegiatan Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan
Sasaran Strategis 3 (Menurunnya Luas Lahan Kritis)
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kegiatan Konservasi dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
9
Penyelenggaraan Pembibitan Tanaman Perkebunan danKegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan
Tanaman Hias
Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Kacang-Kacangan dan
Sayuran dan Tanaman Obat Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan
Pengembangan Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan Pengembangan Sarana dan Prasarana Hortikultua
Pengembangan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kegiatan Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Pemasaran Hasil Produksi
engolahan Hasil Tanaman
, Pengolahan dan Pemasaran
Kegiatan Penanganan Pasca Panen , Pengolahan dan Pemasaran
II.4.2. Sasaran Strategis 2 (Meningkatnya Produksi Kayu yang Lestari)
Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran
III.1 Capaian Kinerja Tah
enilaian kinerja Dinas Pertanian dan
berdasarkan penetapan kinerja yang telah ada. Penilaian dilaksanakan untuk mengevaluasi dan mengukur capaian kinerja yang selanjutnya dapat memberikan gambaran keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Katagorisasi kinerja dilaksanakan sesuai dengan tingkat capaian kinerja. Adapun skala nilai peringkat kinerja
Nomor 54 Tahun 2010
No Interval Nilai Realisasi Kinerja 1. 91 ≤ 100
2. 76 ≤ 90 3. 66 ≤ 75 4. 51 ≤ 65 5. ≤ 50
Capaian kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh
Pertanian dan Kehutanan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan beserta target capaian realisasinya disajikan pada Tabel III
sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan sama dengan Indikator Kinerja Utama (IKU).
P
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
III.1 Capaian Kinerja Tahun 2015
enilaian kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan dilaksanakan berdasarkan penetapan kinerja yang telah ada. Penilaian dilaksanakan untuk mengevaluasi dan mengukur capaian kinerja yang selanjutnya dapat memberikan gambaran keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan isasi kinerja dilaksanakan sesuai dengan tingkat capaian kinerja. Adapun skala nilai peringkat kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
disajikan pada Tabel III-1
Tabel III-1
Skala Nilai Peringkat Kinerja
Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Capaian kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh
Pertanian dan Kehutanan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan beserta target nya disajikan pada Tabel III-2. Dalam hal ini Indikator Kinerja sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan sama dengan Indikator Kinerja
AKUNTABILITAS KINERJA
10
Kehutanan dilaksanakanberdasarkan penetapan kinerja yang telah ada. Penilaian dilaksanakan untuk mengevaluasi dan mengukur capaian kinerja yang selanjutnya dapat memberikan gambaran keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan isasi kinerja dilaksanakan sesuai dengan tingkat capaian kinerja. berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Kriteria Penilaian Realisasi Kriteria/ Kode
Capaian kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan beserta target . Dalam hal ini Indikator Kinerja sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan sama dengan Indikator Kinerja
Capaian Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 201 Sasaran Strategis Indikator 1 Meningkatnya produktivitas komoditas strategis pertanian/ perkebunan 1. Produktivitas Padi 2. Produktivitas Jagung 3. Produktivitas Kedelai 4. Produktivitas Cabe 5. Produktivitas Bawang Merah 6. Produktivitas Melon 7. Produktivitas Durian 8. Produktivitas Jahe 9. Produktivitas Cengkeh 10 Produktivitas Kakao 11 Produktivitas Tebu Meningkatnya produksi kayu yang lestari Produksi Kayu Bulat Menurunnya luas lahan kritis
Luas Lahan Kritis
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 201
Dari tabel III-2
dituangkan ke dalam 13 (tiga belas) indikator sasaran (IKU). Pencapaian indikator kinerja pada tahun 201
1. Dari 13 (tiga belas) indikator kinerja, semua Produktivitas Padi, Produktivitas Jagung,
Produktivitas Cabe, Produktivitas Bawang Merah, Produktivitas Melon, Tabel III-2
Capaian Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 201 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
2 3 4 5 Produktivitas Padi Ku/Ha 63,23 64,69 Produktivitas Jagung Ku/Ha 60,42 60,56 Produktivitas Kedelai Ku/Ha 14,49 14,51 Produktivitas Cabe Ku/Ha 81,15 82,10 Produktivitas Bawang Merah Ku/Ha 81,88 95,14 Produktivitas Melon Ku/Ha 204,19 210,74 Produktivitas Durian Kg/Pohon 64,60 64,61 Produktivitas Jahe Kg/m2 2,10 2,11 Produktivitas Cengkeh Ku/Ha 2,51 3,30 Produktivitas Kakao Ku/Ha 4,49 5,22 Produktivitas Tebu Ku/Ha 612,58 612,59 Produksi Kayu meter3 45.000,00 45.305,00
Luas Lahan Kritis Ha 5.013,50 5.013,00
as Pertanian dan Kehutanan, 2015
2 dapat dilihat adanya 3 (tiga) sasaran strategis yang dituangkan ke dalam 13 (tiga belas) indikator sasaran atau Indikator Kinerja Utama
. Pencapaian indikator kinerja pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : Dari 13 (tiga belas) indikator kinerja, semua dapat mencapai target Produktivitas Padi, Produktivitas Jagung, Produktivitas Kedelai, Produktivitas Cabe, Produktivitas Bawang Merah, Produktivitas Melon,
11
Capaian Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015Persentase (%) Kriteria/ Kode 6 102,31 100,23 100,14 101,17 116,21 103,21 100,01 100,48 131,56 116,28 100,00 100,68 100,01
dapat dilihat adanya 3 (tiga) sasaran strategis yang atau Indikator Kinerja Utama adalah sebagai berikut :
dapat mencapai target yaitu Produktivitas Kedelai, Produktivitas Cabe, Produktivitas Bawang Merah, Produktivitas Melon,
Produktivitas Durian, Produktivitas Jahe, Produk Produktivitas Kakao, Produktivitas Tebu
Lahan Kritis
2. Capaian Indikator kinerja
3,30 Ku/Ha (tingkat capaian 13 Tebu yaitu 612,59 Ku/Ha
Dilihat dari skala nilai peringkat kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
capaian semua indikator kinerja
Pencapaian sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan dicerminkan dalam capaian indikator kinerja. Evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran strategis adalah sebagai berikut :
III.1.1 Sasaran
strategispertanian/perkebunan)
Capaian sasaran
produktivitas komoditas strategis pertanian/perkebunan disajikan dalam Tabel III
Formula atau rumus yang digunakan untuk menghitung Produktivitas sebelas komoditas tersebut di atas adalah :
dibagi Luas Panen) .
Produktivitas Padi sebesar 6 target dengan capaian 10
mengalami peningkatan sebesar
(tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 9 produktivitas Padi DIY sebesar 5
sebesar 52,89 Ku/Ha maka capaian produktivitas Padi Kabupaten Kulon Progo masih berada di atasnya.
Produktivitas Jagung sebesar 60, mencapai target dengan capaian 10
2014 mengalami peningkatan sebesar
Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 9 Produktivitas Durian, Produktivitas Jahe, Produk
Produktivitas Kakao, Produktivitas Tebu, Produksi Kayu Bulat
Indikator kinerja tertinggi adalah untuk Produktivitas Cengkeh yaitu Ku/Ha (tingkat capaian 131,56%) dan terendah adalah Produktivitas
12,59 Ku/Ha (tingkat capaian 100,00%).
skala nilai peringkat kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 seperti yang tertuang dalam Tabel III capaian semua indikator kinerja termasuk dalam katagori sangat
Pencapaian sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan dicerminkan dalam capaian indikator kinerja. Evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran strategis adalah sebagai berikut :
ke-1 (Meningkatnya produktivitas komoditas
strategispertanian/perkebunan)
Capaian sasaran ke- 1 diukur melalui 11 (sebelas) indikator kinerja
produktivitas komoditas strategis pertanian/perkebunan yang secara lengkap disajikan dalam Tabel III-3.
atau rumus yang digunakan untuk menghitung Produktivitas sebelas komoditas tersebut di atas adalah : Produksi/Luas Panen
Produktivitas Padi sebesar 64,69 Ku/Ha pada tahun 2015
target dengan capaian 102,31% dan apabila dibandingkan dengan tahun 201 mengalami peningkatan sebesar 1,68%. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 98,19%. Dibandingkan dengan produktivitas Padi DIY sebesar 59,64Ku/Ha dan produktivitas tingkat nasional Ku/Ha maka capaian produktivitas Padi Kabupaten Kulon Progo masih berada di atasnya.
Produktivitas Jagung sebesar 60,56 Ku/Ha pada tahun 201 mencapai target dengan capaian 100,23% dan apabila dibandingkan dengan
mengalami peningkatan sebesar 1,96%. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 98,26
12
tivitas Cengkeh,, Produksi Kayu Bulat dan Luas
tertinggi adalah untuk Produktivitas Cengkeh yaitu %) dan terendah adalah Produktivitas
skala nilai peringkat kinerja berdasarkan Peraturan Menteri seperti yang tertuang dalam Tabel III-1, termasuk dalam katagori sangat tinggi.
Pencapaian sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan dicerminkan dalam capaian indikator kinerja. Evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja
(Meningkatnya produktivitas komoditas
1 diukur melalui 11 (sebelas) indikator kinerja berupa yang secara lengkap
atau rumus yang digunakan untuk menghitung Produktivitas
Produksi/Luas Panen(Produksi
5 dapat mencapai dan apabila dibandingkan dengan tahun 2014 %. Dibandingkan dengan target akhir Renstra %. Dibandingkan dengan tas tingkat nasional Ku/Ha maka capaian produktivitas Padi Kabupaten Kulon Progo
Ku/Ha pada tahun 2015 dapat % dan apabila dibandingkan dengan tahun %. Dibandingkan dengan target akhir 8,26%.Dibandingkan
dengan produktivitas Jagung DIY sebesar 4 nasional sebesar 51,39
Kulon Progo masih berada di atasnya.
Capaian Indikator N0 Indikator Capaian tahun 1. Produktivitas Padi (Ku/Ha) 2. Produktivitas Jagung (Ku/Ha) 3. Produktivitas Kedelai (Ku/Ha) 4. Produktivitas Cabe (Ku/Ha) 5. Produktivitas Bawang Merah (Ku/Ha) 6. Produktivitas Melon (Ku/Ha) 7. Produktivitas Durian (Kg/pohon) 8. Produktivitas Jahe (Kg/m2) 9. Produktivitas Cengkeh (Ku/Ha) 10 Produktivitas Kakao (Ku/Ha) 11 Produktivitas Tebu (Ku/Ha)
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 201
dengan produktivitas Jagung DIY sebesar 44,85 Ku/Ha dan produktivitas tingkat ,39 Ku/Ha maka capaian produktivitas Jagung Kabupaten Kulon Progo masih berada di atasnya.
Tabel III-3
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-1 Tahun 201
Capaian tahun 2014 2015 Capaian (%) Renstra Target Realisasi 63,62 63,23 64,69 102,31 59,40 60,42 60,56 100,23 14,64 14,49 14,51 100,14 81,75 81,15 82,10 101,17 92,43 81,88 95,14 116,21 204,07 204,19 210,74 103,21 64,59 64,60 64,61 100,01 2,10 2,10 2,11 100,48 3,29 2,51 3,30 131,56 5,21 4,49 5,22 116,28 606,42 612,58 612,59 100,00
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015
13
Ku/Ha dan produktivitas tingkatKu/Ha maka capaian produktivitas Jagung Kabupaten
ahun 2015 Target Akhir Renstra (2016) Capaian s.d 2015 terhadap 2016 (%) 65,88 98,19 61,63 98,26 14,58 99,52 81,43 100,82 82,04 115,97 204,27 103,17 64,62 99,98 2,14 98,60 2,63 125,48 4,51 115,74 626,85 97,73
Produktivitas Kedelai
mencapai target dengan capaian 10 tahun 2014 mengalami pen
akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 99,52%.Dibandingkan dengan produktivitas Kedelai DIY sebesar 1
maka capaian produktivitas Kedelai Kabupaten Kulo
atasnya akan tetapi apabila dibandingkan dengan produktivitas Nasional sebesar 15,73 Ku/Ha maka produktivitas Kedelai Kabupaten Kulon Progo berada di bawahnya.
Tercapainya target indikator kinerja
(sebelas) komoditas dan peningkatan produktivitas dari tahun 201
(sepluh) komoditas tersebut di atas disebabkan oleh adanya peningkatan penerapan teknologi sesuai rekomendasi teknis secara intensif, terkenda serangan OPT serta penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana produksi . Di samping itu peningkatan ketersediaan infrastruktur pertanian/perkebunan relatif memberikan kontribusi terhadap pencapaian target tahun 201
tahun 2014.Penurunan produktivitas Komoditas Kedelai dibandingkan Tahun 2014 dikarenakan musim kemarau yang relatif panjang dan penggunaan sebagian benih yang kurang bagus.
Perbandingan target dan tanaman pangan Tahun 201
perbandingan realisasi produktivitas komoditas strategis tanaman pangan 2014 dan Tahun 2015 disajikan pada Gambar III
Produktivitas Kedelai sebesar 14,51 Ku/Ha pada tahun 201
dengan capaian 100,14% dan apabila dibandingkan dengan mengalami penurunan sebesar 0,87%. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar
Dibandingkan dengan produktivitas Kedelai DIY sebesar 1
roduktivitas Kedelai Kabupaten Kulon Progo masih berada di atasnya akan tetapi apabila dibandingkan dengan produktivitas Nasional sebesar Ku/Ha maka produktivitas Kedelai Kabupaten Kulon Progo berada di
Tercapainya target indikator kinerja pada tahun 2015 untuk semua atau 11 dan peningkatan produktivitas dari tahun 201
) komoditas tersebut di atas disebabkan oleh adanya peningkatan penerapan teknologi sesuai rekomendasi teknis secara intensif, terkenda serangan OPT serta penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana produksi . Di samping itu peningkatan ketersediaan infrastruktur pertanian/perkebunan relatif memberikan pencapaian target tahun 2015 dan peningkatan capaian dari Penurunan produktivitas Komoditas Kedelai dibandingkan Tahun 2014 dikarenakan musim kemarau yang relatif panjang dan penggunaan sebagian benih
Perbandingan target dan realisasi produktivitas komoditas strategis tanaman pangan Tahun 2015 disajikan pada Gambar III
perbandingan realisasi produktivitas komoditas strategis tanaman pangan disajikan pada Gambar III-2
14
pada tahun 2015 dapatapabila dibandingkan dengan Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar Dibandingkan dengan produktivitas Kedelai DIY sebesar 13,37 Ku/Ha n Progo masih berada di atasnya akan tetapi apabila dibandingkan dengan produktivitas Nasional sebesar Ku/Ha maka produktivitas Kedelai Kabupaten Kulon Progo berada di
untuk semua atau 11 dan peningkatan produktivitas dari tahun 2014 untuk 10 ) komoditas tersebut di atas disebabkan oleh adanya peningkatan penerapan teknologi sesuai rekomendasi teknis secara intensif, terkendalinya serangan OPT serta penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana produksi . Di samping itu peningkatan ketersediaan infrastruktur pertanian/perkebunan relatif memberikan dan peningkatan capaian dari Penurunan produktivitas Komoditas Kedelai dibandingkan Tahun 2014 dikarenakan musim kemarau yang relatif panjang dan penggunaan sebagian benih
realisasi produktivitas komoditas strategis disajikan pada Gambar III-1 sedangkan perbandingan realisasi produktivitas komoditas strategis tanaman pangan Tahun
Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas Komoditas Strategis Tanaman Pangan Tahun 201
Komoditas Strategis Tanaman Pangan
Produktivitas Cabe target dengan capaian 1
mengalami peningkatan sebesar 0, produktivitas pada tahun
Gambar III-1
Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas Komoditas Strategis Tanaman Pangan Tahun 2015
Gambar III-2
Perbandingan realisasi Produktivitas
Komoditas Strategis Tanaman Pangan Tahun 2014 dan Tahun 2015
Produktivitas Cabe sebesar 82,10 Ku/Ha pada tahun 2015
dengan capaian 101,17% dan apabila dibandingkan dengan tahun 201 mengalami peningkatan sebesar 0,43%. Tercapainya target
pada tahun 2015sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan
15
Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas KomoditasTahun 2014 dan Tahun 2015
5 dapat mencapai dan apabila dibandingkan dengan tahun 2014 ercapainya target dan peningkatan sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan
penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 100,82
sebesar 60,80 Ku/Ha
Ku/Ha maka capaian produktivitas Cabe Kabupaten Kulo atasnya.
Produktivitas Bawang Merah mencapai target dengan capaian 2014 mengalami peningkatan sebesar produktivitas pada tahun
penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana
Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 115,97
DIY sebesar 106,84 Ku/Ha dan produktivitas tingkat nasional
Ku/Ha maka capaian produktivitas Bawang Merah Kabupaten Kulon Progo masih berada di bawahnya.
Produktivitas Melon
mencapai target dengan capaian 10 2014 mengalami peningkatan sebesar produktivitas pada tahun
penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian i
adalah sebesar 103,17
sebesar 182,76 Ku/Ha Ku/Ha dan produktivitas tingkat nasional sebesar 174,30 Ku/Ha maka capaian produktivitas Melon Kabupaten Kulon Progo jauh berada di atasnya.
Produktivitas Durian
mencapai target dengan capaian 100,0
tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar peningkatan produktivitas
peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 99,
penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini
100,82%. Dibandingkan dengan produktivitas cab dan dengan produktivitas tingkat nasional
Ku/Ha maka capaian produktivitas Cabe Kabupaten Kulon Progo masih berada di
Produktivitas Bawang Merah sebesar 95,14 Ku/Ha pada tahun 201
dengan capaian 116,21% dan apabila dibandingkan dengan tahun mengalami peningkatan sebesar 2,93%. Tercapainya target
pada tahun 2015sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana
Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini 97%. Dibandingkan dengan produktivitas Bawang Merah untuk DIY sebesar 106,84 Ku/Ha dan produktivitas tingkat nasional
n produktivitas Bawang Merah Kabupaten Kulon Progo masih
Produktivitas Melon sebesar 210,74 Ku/Ha pada tahun 201
dengan capaian 103,21% dan apabila dibandingkan dengan tahun mengalami peningkatan sebesar 3,27%. Tercapainya target
pada tahun 2015sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian i
103,17%.Dibandingkan dengan produktivitas Melon untuk DIY sebesar 182,76 Ku/Ha Ku/Ha dan produktivitas tingkat nasional sebesar 174,30 Ku/Ha maka capaian produktivitas Melon Kabupaten Kulon Progo jauh berada di
vitas Durian sebesar 64,61 Kg/Pohon pada tahun 201
dengan capaian 100,01% dan apabila dibandingkan dengan mengalami peningkatan sebesar 0,02%. Tercapainya target peningkatan produktivitas pada tahun 2015sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 99,98%.
16
penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi.Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini %. Dibandingkan dengan produktivitas cabe untuk DIY an produktivitas tingkat nasional sebesar 81,61 n Progo masih berada di
pada tahun 2015 dapat dan apabila dibandingkan dengan tahun ercapainya target dan peningkatan sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini %. Dibandingkan dengan produktivitas Bawang Merah untuk DIY sebesar 106,84 Ku/Ha dan produktivitas tingkat nasional sebesar 102,16 n produktivitas Bawang Merah Kabupaten Kulon Progo masih
pada tahun 2015 dapat dan apabila dibandingkan dengan tahun ercapainya target dan peningkatan sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini %.Dibandingkan dengan produktivitas Melon untuk DIY sebesar 182,76 Ku/Ha Ku/Ha dan produktivitas tingkat nasional sebesar 174,30 Ku/Ha maka capaian produktivitas Melon Kabupaten Kulon Progo jauh berada di
pada tahun 2015 dapat dan apabila dibandingkan dengan ercapainya target dan dipengaruhi oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian
Produktivitas Jahe target dengan capaian 100, mengalami peningkatan sebesar produktivitas pada tahun
penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi. Peningkatan produktivitas Jahe yang termasuk komoditas biofarmaka atau tanaman obat sangatdidukung oleh
dan juga kondisi agroklimat Kabupaten Kulon
Kabupaten Kulon Progo sebagai Kabupaten Herbal juga memberikan kondisi yang cukup kondusif bagi berkembangnya komoditas tanaman obat
dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah se 98,60%.
Secara keseluruhan
target yang telah ditentukan dan terjadi peningkatan dibanding Tahun 201 Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam
produktivitas adalah pemenuhan/
unggul, pupuk dan sarana budidaya lainnya. Di samping hal tersebut dampak perubahan iklim
pengganggu tanaman (OPT)
Perbandingan target dan realisasi produktivitas komoditas strategis hortikultura Tahun 201
realisasi produktivitas komoditas 2015disajikan pada Gambar III
Produktivitas Jahe sebesar 2,11 Kg/m2pada tahun 2015
dengan capaian 100,48% dan apabila dibandingkan dengan tahun 201 mengalami peningkatan sebesar 0,72%. Tercapainya target
pada tahun 2015sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan knologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi. Peningkatan produktivitas Jahe yang termasuk komoditas biofarmaka atau
didukung oleh berkembangnya industri obat obatan herbal dan juga kondisi agroklimat Kabupaten Kulon Progo yang relatif sesuai. Penetapan Kabupaten Kulon Progo sebagai Kabupaten Herbal juga memberikan kondisi yang cukup kondusif bagi berkembangnya komoditas tanaman obat
dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah se
keseluruhan produktivitas komoditas hortikultura dapat mencapai target yang telah ditentukan dan terjadi peningkatan dibanding Tahun 201
hal yang perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan peningkatan pemenuhan/ ketersediaan sarana produksi seperti benih/bibit unggul, pupuk dan sarana budidaya lainnya. Di samping hal tersebut
dampak perubahan iklim dan bencana alam sertapengendalian
(OPT) juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Perbandingan target dan realisasi produktivitas komoditas strategis hortikultura Tahun 2015 disajikan pada Gambar III-3 sedangkan perbandingan realisasi produktivitas komoditas strategis hortikultura Tahun 201
disajikan pada Gambar III-4
17
dapat mencapaidan apabila dibandingkan dengan tahun 2014 ercapainya target dan peningkatan sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan knologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi. Peningkatan produktivitas Jahe yang termasuk komoditas biofarmaka atau berkembangnya industri obat obatan herbal Progo yang relatif sesuai. Penetapan Kabupaten Kulon Progo sebagai Kabupaten Herbal juga memberikan kondisi yang cukup kondusif bagi berkembangnya komoditas tanaman obat Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar
produktivitas komoditas hortikultura dapat mencapai target yang telah ditentukan dan terjadi peningkatan dibanding Tahun 2014. kaitannya dengan peningkatan ketersediaan sarana produksi seperti benih/bibit unggul, pupuk dan sarana budidaya lainnya. Di samping hal tersebut, antisipasi pengendalian organisme hal yang penting untuk diperhatikan. Perbandingan target dan realisasi produktivitas komoditas strategis
sedangkan perbandingan Tahun 2014 dan Tahun
Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas Komoditas
Perbandingan realisasi
Gambar III-3
Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas Komoditas Strategis Hortikultura Tahun 2015
Gambar III-4
erbandingan realisasi Produktivitas Komoditas Strategis Hortikultura Tahun 2014 dan Tahun 2015
18
Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas KomoditasProduktivitas Cengkeh mencapai target dengan capaian 2014 mengalami peningkatan
Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar Tercapainya target dan p
tahun 2015 sangat dipengaruhi oleh adanya
terutama pemupukan yang bertujuan untuk memulihkan kondisi tanaman dan meningkatkan produktivitasnya.
Produktivitas Kakao target dengan capaian 116, mengalami peningkatan
(tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar Peningkatan produktivitas
disebabkan oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi
memberikan kontribusi dalam peningkatan produktivitas adalah teknologi sambung samping kakao (side grafting
untuk mengatasi permasalahan tanaman yang sudah tua sebelum dilakukan peremajaan tanaman melalui penanaman tanaman baru.
Produktivitas Tebu target dengan capaian 100, mengalami peningkatan
(tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 9 Adanya peningkatan produktivitas dan ter
disebabkan oleh adanya intensifikasi tebu yang dilaksanakan terutama melalui pemupukan. Di samping hal tersebut,
pengelolaan melalui kerjasama dengan PT. Madukismo berpengaruh terhadap peningkatan minat masyarakat terhadap budidaya
intensif.
Perbandingan target dan realisasi produktivitas komoditas strategis perkebunan Tahun 201
realisasi produktivitas komoditas strategis perkebunan 2015 disajikan pada Gambar III
Produktivitas Cengkeh sebesar 3,30 Ku/Ha pada tahun 201
dengan capaian 131,56% dan apabila dibandingkan dengan tahun ingkatan sebesar 0,42%. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 125,48
Tercapainya target dan peningkatan produktivitas komoditas Cengkeh pada sangat dipengaruhi oleh adanya penerapan teknologi intensifikasi terutama pemupukan yang bertujuan untuk memulihkan kondisi tanaman dan meningkatkan produktivitasnya.
Produktivitas Kakao sebesar 5,22 Ku/Ha pada tahun 201
dengan capaian 116,28% dan apabila dibandingkan dengan tahun 201 ingkatan sebesar 0,3%. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 115,74%.
produktivitas Kakaodan tercapainya target pada tahun 201 oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sarana produksi.Penerapan teknologi yang cukup memberikan kontribusi dalam peningkatan produktivitas adalah teknologi sambung
side grafting). Teknologi ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan tanaman yang sudah tua sebelum dilakukan peremajaan tanaman melalui penanaman tanaman baru.
Produktivitas Tebu sebesar 612,59 Ku/Ha pada tahun 201
dengan capaian 100,00%dan apabila dibandingkan dengan tahun 201 ingkatan sebesar 1,02%. Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini adalah sebesar 97,73%.
Adanya peningkatan produktivitas dan tercapaianya target pada tahun 201 isebabkan oleh adanya intensifikasi tebu yang dilaksanakan terutama melalui pemupukan. Di samping hal tersebut, perbaikan harga tebu serta management kerjasama dengan PT. Madukismo berpengaruh terhadap peningkatan minat masyarakat terhadap budidaya tebu yang dilaksanakan secara
Perbandingan target dan realisasi produktivitas komoditas strategis perkebunan Tahun 2015 disajikan pada Gambar III-5 sedangkan pe
produktivitas komoditas strategis perkebunanTahun 201 disajikan pada Gambar III-6
19
pada tahun 2015 dapatapabila dibandingkan dengan tahun %. Dibandingkan dengan target akhir
48%.
ditas Cengkeh pada penerapan teknologi intensifikasi terutama pemupukan yang bertujuan untuk memulihkan kondisi tanaman dan
pada tahun 2015 dapat mencapai dan apabila dibandingkan dengan tahun 2014 Dibandingkan dengan target akhir Renstra
dan tercapainya target pada tahun 2015 oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan Penerapan teknologi yang cukup memberikan kontribusi dalam peningkatan produktivitas adalah teknologi sambung ni dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan tanaman yang sudah tua sebelum dilakukan
pada tahun 2015 dapat mencapai apabila dibandingkan dengan tahun 2014 Dibandingkan dengan target akhir Renstra
capaianya target pada tahun 2015 isebabkan oleh adanya intensifikasi tebu yang dilaksanakan terutama melalui perbaikan harga tebu serta management kerjasama dengan PT. Madukismo berpengaruh terhadap tebu yang dilaksanakan secara
Perbandingan target dan realisasi produktivitas komoditas strategis 5 sedangkan perbandingan Tahun 2014 dan Tahun
Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas Komoditas
Perbandingan realisasi Produktivitas Komoditas Strategis Perkebunan
Tercapaianya Indikator Kinerja Pr Pertanian/Perkebunan
penerapan teknologi sesuai rekomendasi teknis secara intensif, terkendalinya serangan OPT serta penanganan dampak perubahan iklim dan bencana alam
Gambar III-5
Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas Komoditas Strategis Perkebunan Tahun 2015
Gambar III-6
Perbandingan realisasi Produktivitas Komoditas Strategis Perkebunan Tahun 2014 dan Tahun 2015
Tercapaianya Indikator Kinerja Produktivitas Komoditas Strategis secara umum disebabkan oleh adanya peningkatan penerapan teknologi sesuai rekomendasi teknis secara intensif, terkendalinya serangan OPT serta penanganan dampak perubahan iklim dan bencana alam
20
Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas KomoditasPerbandingan realisasi Produktivitas Komoditas Strategis Perkebunan
oduktivitas Komoditas Strategis adanya peningkatan penerapan teknologi sesuai rekomendasi teknis secara intensif, terkendalinya serangan OPT serta penanganan dampak perubahan iklim dan bencana alam
serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana produksi . Di samping itu peningkatan ketersediaan infrastruktur pertanian/perkebunan relatif memberikan kontribusi terhadap pencapaian target tahun 201
tahun 2014.Terkait dengan penggunaan sumber daya, s Pertanian dan Kehutanan
sangat mendukung dalam pencapaian kinerja. Dalam hal ini terjadi efisiensi Sumberdaya karena sesuai dengan Peraturan Bupati Kulon Progo
Tahun 2008 tentang Kualifikasi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsion pada Pemerintah Daerah dan Peraturan Bupati Nomor
Kualifikasi Jabatan Fungsional Tertentu pada Pe
kebutuhan pegawai adalah 126 orang sementara kondisi riil yang ada (62,70%).
Pencapaian Indikator Kinerja tersebut meningkatnya produkt
merupakan tujuan ke
pertanian/perkebunan dan kehutanan serta mendukun
Dinas Pertanian dan Kehutanan yaitu Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil serta pengolahan dan pemasaran komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan.
Dalam hal ini keberhasilan pencapaian kinerja pelaksanaan Program
1. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Melalui program ini dilaksanakan berbagai kegiatan yang secara umum merupakan pembinaan/pendampingan dan fasilitasi sarana produksi pertanian (benih, pupuk) baik
maupun perkebunan. Selain itu dalam program ini juga dilaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan upaya
Pengganggu Tanaman (OPT)
2. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan Melalui Program ini dilaksanakan kegiatan
memfasilitasi pemenuhan infrastruktur pertanian baik berupa jalan pertanian maupun jaringan irigasi. Pemenuhan infrastruktur pertanian sangat mendukung pencapaian kinerja peningkatan p
pertanian/perkebunan.
serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana produksi . Di samping itu an ketersediaan infrastruktur pertanian/perkebunan relatif memberikan kontribusi terhadap pencapaian target tahun 2015 dan peningkatan capaian dari Terkait dengan penggunaan sumber daya, sumberdaya manusia Dinas Pertanian dan Kehutanan pada Tahun 2015 berupa pegawai sejumlah
sangat mendukung dalam pencapaian kinerja. Dalam hal ini terjadi efisiensi Sumberdaya karena sesuai dengan Peraturan Bupati Kulon Progo
Tahun 2008 tentang Kualifikasi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsion pada Pemerintah Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 20
Jabatan Fungsional Tertentu pada Pemerintah
kebutuhan pegawai adalah 126 orang sementara kondisi riil yang ada
Indikator Kinerja tersebut merupakan pencapaian dari sasaran duktivitas Komoditas Strategis Pertanian/Perkebunan
merupakan tujuan ke-1 yaitu terwujudnya peningkatan produksi komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan serta mendukung perwujudan Misi ke Dinas Pertanian dan Kehutanan yaitu Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil serta pengolahan dan pemasaran komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan.
Dalam hal ini keberhasilan pencapaian kinerja sasaran ke sebagai berikut :
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Melalui program ini dilaksanakan berbagai kegiatan yang secara umum merupakan pembinaan/pendampingan dan fasilitasi sarana produksi pertanian (benih, pupuk) baik untuk tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Selain itu dalam program ini juga dilaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan upaya-upaya pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan
Melalui Program ini dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memfasilitasi pemenuhan infrastruktur pertanian baik berupa jalan pertanian maupun jaringan irigasi. Pemenuhan infrastruktur pertanian sangat mendukung pencapaian kinerja peningkatan p
pertanian/perkebunan.
21
serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana produksi . Di samping ituan ketersediaan infrastruktur pertanian/perkebunan relatif memberikan dan peningkatan capaian dari umberdaya manusia Dinas sejumlah 79 orang sangat mendukung dalam pencapaian kinerja. Dalam hal ini terjadi efisiensi Sumberdaya karena sesuai dengan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 107 Tahun 2008 tentang Kualifikasi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Umum Tahun 2014 tentang Daerah , jumlah kebutuhan pegawai adalah 126 orang sementara kondisi riil yang ada 79 orang
merupakan pencapaian dari sasaran vitas Komoditas Strategis Pertanian/Perkebunan yang
1 yaitu terwujudnya peningkatan produksi komoditas g perwujudan Misi ke- 1 Dinas Pertanian dan Kehutanan yaitu Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil serta pengolahan dan pemasaran komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan. sasaran ke-1 ditunjang oleh
Melalui program ini dilaksanakan berbagai kegiatan yang secara umum merupakan pembinaan/pendampingan dan fasilitasi sarana produksi untuk tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Selain itu dalam program ini juga dilaksanakan upaya pengendalian Organisme
Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan kegiatan yang bertujuan untuk memfasilitasi pemenuhan infrastruktur pertanian baik berupa jalan pertanian maupun jaringan irigasi. Pemenuhan infrastruktur pertanian sangat mendukung pencapaian kinerja peningkatan produktivitas
3. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan
Melalui program ini dilaksanakan kegiatan
penanganan pasca panen dan pengolahan hasil. Adanya keberhasilan penanganan pas
dalam peningkatan produktivitas pertanian.
III.1.2 Sasaran ke- 2 (Meningkatnya produksi kayu yang lestari)
Capaian sasaran ke lengkap disajikan dalam Tabel III
Tabel III-4 menunjukkan bahwa sebesar 45.305,00 m
apabila dibandingkan dengan tahun 201 Dibandingkan dengan
adalah sebesar 95,38%.
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke
N0 Indikator Capaian tahun 201 1. Produksi kayu bulat (m3) 43.300,00
Perbandingan target dan realisasi produksi kayu bulat Tahun 201 perbandingan realisasi Tahun 201
Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/
Melalui program ini dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung penanganan pasca panen dan pengolahan hasil. Adanya keberhasilan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil akan memotivasi petani dalam peningkatan produktivitas pertanian.
(Meningkatnya produksi kayu yang lestari)
Capaian sasaran ke-2 diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja yang secara dalam Tabel III-4.
4 menunjukkan bahwa Produksi Kayu bulat pada tahun 201 ,00 m3 dapat mencapai target dengan capaian 100,
a dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
Dibandingkan dengan target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini %.
Tabel III-4
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-2 tahun 201
Capaian tahun 2014 2015 Capaian (%) Target Renstra (2016) Target Realisasi 43.300,00 45.000,00 45.305,00 100,68 47.500,00
Perbandingan target dan realisasi produksi kayu bulat Tahun 201 rbandingan realisasi Tahun 2014 dan Tahun 2015 disajikan pada Gambar III
22
Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/kegiatan yang mendukung penanganan pasca panen dan pengolahan hasil. Adanya keberhasilan ca panen dan pengolahan hasil akan memotivasi petani
(Meningkatnya produksi kayu yang lestari)
2 diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja yang secara
Produksi Kayu bulat pada tahun 2015 dapat mencapai target dengan capaian 100,68% dan mengalami peningkatan sebesar 4,65%. target akhir Renstra (tahun 2016) capaian indikator ini
2 tahun 2015 Target Akhir Renstra (2016) Capaian s.d 2015 terhadap 2016 47.500,00 95,38
Perbandingan target dan realisasi produksi kayu bulat Tahun 2015 serta disajikan pada Gambar III-7
Target dan Realisasi Produksi Kayu Bulat Tahun 201
Tercapainya target
Tahun 2014 untuk produksi kayu bulat disebabkan oleh keberhasilan penanaman tanaman kehutanan. Dalam hal ini target produksi kayu bulat yang merupakan tujuan ekonomis dapat tercapai tanpa mengesampingkan tujuan konservasi. Upayai pengendalian penebangan tanaman kehutanan
pendekatan perhitungan etat tebang. Etat tebang yang diartikan sebagai volume penebangan kayu yang masih diperkenankan untuk pengelolaan hutan secara lestari di Kabupaten Kulon Progo Tahun 201
produksi kayu bulat sebe
bahwa pengelolaan hutan di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan sesuai kaidah kaidah kelestarian.
Seiring dengan upaya konservasi yang tetap menjadi prioritas, produksi kayu bulat dapat ditingkatkan me
intensif (Silviculture Intensif).
volume kayu (riap) di hutan rakyat
Tercapaianya Indikator Kinerja Produksi Kayu Bulat merupakan pencapaia dari sasaran meningkatnya produksi kayu yang lestari yang merupakan tujuan ke 1 yaitu terwujudnya peningkatan produksi komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan serta mendukung perwujudan Misi ke
Gambar III-7
Target dan Realisasi Produksi Kayu Bulat Tahun 201 Serta Realisasi Tahun 2014
Tercapainya target pada Tahun 2015 dan peningkatan capaian kinerja dari untuk produksi kayu bulat disebabkan oleh keberhasilan penanaman utanan. Dalam hal ini target produksi kayu bulat yang merupakan tujuan ekonomis dapat tercapai tanpa mengesampingkan tujuan konservasi.
i pengendalian penebangan tanaman kehutanan dilaksanakan
pendekatan perhitungan etat tebang. Etat tebang yang diartikan sebagai volume penebangan kayu yang masih diperkenankan untuk pengelolaan hutan secara lestari di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 adalah57.703,55
produksi kayu bulat sebesar 45.305,00 m3 (di bawah etat tebang), dapat dikatakan bahwa pengelolaan hutan di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan sesuai kaidah
Seiring dengan upaya konservasi yang tetap menjadi prioritas, produksi kayu bulat dapat ditingkatkan melalui teknis budidaya tanaman kehutanan secara
Silviculture Intensif). Melalui hal tersebut diharapkan tingkat pertumbuhan di hutan rakyat akan meningkat.
Tercapaianya Indikator Kinerja Produksi Kayu Bulat merupakan pencapaia dari sasaran meningkatnya produksi kayu yang lestari yang merupakan tujuan ke 1 yaitu terwujudnya peningkatan produksi komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan serta mendukung perwujudan Misi ke- 1 Dinas Pertanian dan
23
Target dan Realisasi Produksi Kayu Bulat Tahun 2015dan peningkatan capaian kinerja dari untuk produksi kayu bulat disebabkan oleh keberhasilan penanaman utanan. Dalam hal ini target produksi kayu bulat yang merupakan tujuan ekonomis dapat tercapai tanpa mengesampingkan tujuan konservasi. dilaksanakan melalui pendekatan perhitungan etat tebang. Etat tebang yang diartikan sebagai volume penebangan kayu yang masih diperkenankan untuk pengelolaan hutan secara 57.703,55 m3. Dengan ,00 m3 (di bawah etat tebang), dapat dikatakan bahwa pengelolaan hutan di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan sesuai
kaidah-Seiring dengan upaya konservasi yang tetap menjadi prioritas, produksi lalui teknis budidaya tanaman kehutanan secara hal tersebut diharapkan tingkat pertumbuhan
Tercapaianya Indikator Kinerja Produksi Kayu Bulat merupakan pencapaian dari sasaran meningkatnya produksi kayu yang lestari yang merupakan tujuan ke-1 yaitu terwujudnya peningkatan produksi komoditas pertanian/perkebunan dan