• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN

PENDERITA HIPERTENSI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

QONITA LULUK ARIYANTO J 210.161.054

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI

Abstrak

Latar belakang : Hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi dan hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita hipertensi.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta dengan jumlah sampel sebanyak 92 responden penderita hipertensi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode random sampling dengan cara obervasi menggunakan data demografi dan kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah Rank Spearman.

Hasil : Hubungan korelasi antara tingkat pendidikan dan tingkat kecemasan yaitu -0,452 artinya terjadi hubungan yang arahnya negatif yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka semakin rendah tingkat kecemasannya sedangkan hubungan korelasi antara dukungan keluarga dan tingkat kecemasan yaitu -0,698 artinya terjadi hubungan yang arahnya negatif yaitu semakin tinggi dukungan keluarga responden maka semakin rendah tingkat kecemasannya. Kesimpulan : Kesimpulannyaterdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita hipertensi

Kata Kunci : Pendidikan, Dukungan Keluarga, Kecemasan, Hipertensi

Abstract

Introduction : Hypertension is a condition when a person’s systolic pressure is 140 mmHg or more. Or the diastolic pressure is 90 mmHg or more. Or they are taking hypertension medication and it is influenced by several factors.

Objective : This study aims to determine the correlation between educational level and family support with anxiety levels of hyertension patients.

Method :This research is a quantitative research using cross sectional approach. This research was conducted at health center of Banyuanyar Surakarta. The sample are 92 respondents suffering from hypertension. Sampling in this research using random sampling method by obeservation using demographic data and quetionnaire. Data analysis technique that is udsed is rank spearman.

(6)

2

Result :The correlation between educational level and anxiety level is -0,452. This means that there is a negative correlation, the higher the education level of the respondent the lower the anxiety. Whilw the correlaton between family support and anxiety level is-0,698. This means that there is a negative direction of the correlation, the higher the support of the respondent’s family the lower the level of anxiety.

Conclusion : In conclusion there is a relationship between educational level and family support with anxiety level of hypertension patients.

Keywords: Eduation, Family Support, Anxiety, Hypertension

1. PENDAHULUAN

The Joint National Committee on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society of Hypertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi (Purwanto, 2012).

Menurut data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta (2016), jumlah penderita essential (primary) hypertention di kota Surakarta menduduki peringkat kedua pada 10 besar pola penyakit rawat jalan di puskesmas kota Surakarta yaitu sebanyak 60.581 orang dengan prosentase sebesar 9,59%.Sedangkan, angka kejadian essential (primary) hypertention di Puskesmas Banyuanyar mencapai 1.131 orang, angka itu cukup banyak jika dibandingkan dengan kejadian essential (primary) hypertention di puskesmas lain yang masih dalam daerah kota Surakarta.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Gambirsari Surakarta pada tanggal 7 Juni 2017 dari hasil wawancara kepada 30 penderita hipertensi, beberapa orang mengalami susah tidur ketika dinyatakan tekanan darahnya tinggi, selain itu ada sebagian orang yang mengalami nyeri otot dikarenakan merasa cemas, ada pula yang menjadi lebih emosianal seperti mudah tersinggung dan sering marah-marah. Dalam hal itu mereka merasa dukungan keluarga sangat diperlukan karena dapat mengurangi perasaan cemas mereka namun

(7)

3

kenyataannya dukungan keluarga yang mereka dapatkan cenderung kurang baik, keluarga mereka tidak terlalu memperdulikan hal itu dan hanya menyarankan mereka untuk banyak tidur agar tekanan darahnya kembali normal.

Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengambil judul tentang “Hubungan antara tingkat pendidikandan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita hipertensi”.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional.Populasi penelitian adalah adalah penderita hipertensi di Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta. Sample penelitian sebanyak 92 respondendan menggunakan teknik random sampling.Pengumpulan data menggunakan data demografi dan kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah Spearman Rank.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Responden dalam penelitian ini adalah para penderita hipertensi yang memiliki anggota keluarga di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar, Kota Surakarta sebanyak 92 orang, sedangkanvariabel yang diteliti adalah tingkat pendidikan dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita hipertensi.

3.1Hasil penelitian

3.1.1 Analisis Univariat 3.1.1.1Umur

Tabel 3.1.1.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Prosentase

35-40 tahun 14 15,3%

41-45 tahun 6 6,6%

(8)

4

51-55 tahun 23 24,9%

56-60 tahun 30 32,6%

61-65 tahun 9 9,8%

Total 92 100%

Sumber : Data PrimerDiolah 2018

Berdasarkan tabel 3.1.1.1 diketahui pembagian responden berdasarkan umurya itu paling banyak 56-60 tahun.

3.1.1.2Jenis Kelamin

Tabel 3.1.1.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

Laki-laki 48 52,2%

Perempuan 44 47,8%

Total 92 100%

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan table 3.1.1.2 yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki.

3.1.1.3Status Perkawinan

Tabel 3.1.1.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Status Perkawinan

Status Frekuensi Prosentase

Menikah 54 58,7%

Janda 18 19,6%

Duda 20 21,7%

Total 92 100%

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 3.1.1.3 diketahui pembagian responden berdasarkan status perkawinan yang paling banyak yaitu dengan status perkawinan menikah.

(9)

5 3.1.1.4Orang Terdekat

Tabel 3.1.1.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Orang Terdekat

Kategori Frekuensi Prosentase

Suami/istri 48 40,2%

Anak 29 23,9%

Menantu 10 10,9%

Cucu 5 5,4%

Total 92 100%

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 3.1.1.4 diketahui pembagian responden berdasarkan orang terdekat responden, yang paling banyak dekat dengan suami/istri.

3.1.1.5Tekanan Darah Diatas 140/70

Tabel 3.1.1.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan Tekanan Darah Diatas 140/70

Tipe Hipertensi Frekuensi Prosentase

Hipertensi Derajat I 67 72,8%

Hipertensi Derajat I 25 27,2%

Total 92 100%

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 3.1.1.5 diketahui bahwa

pembagian responden paling banyak mengalami hipertensi derajat I.

3.1.1.6Tingkat Pendidikan

Tabel 3.1.1.6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kategori Frekuensi Prosentase

Dasar: SD-SMP 12 13%

Menengah: SMA 35 38%

PerguruanTinggi 45 48,9%

Total 92 100%

(10)

6

Berdasarkan tabel 3.1.1.6 diketahui pembagian responden berdasarkan pendidikan yang paling banyak yaitu dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi.

3.1.1.7Dukungan Keluarga

Tabel 3.1.1.8 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Keluarga

Kategori Frekuensi Prosentase

TidakBaik 13 14,1%

Cukup 28 30,4%

Baik 51 55,4%

Total 92 100%

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 3.1.1.7 diketahui pembagia nresponden berdasarkan dukungan keluarga yang paling banyak yaitu dengan dukungan keluarga baik.

3.1.1.8Tingkat Kecemasan

Tabel 3.1.1.8 Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Kecemasan

Kategori Frekuensi Prosentase

Ringan 66 71,7%

Sedang 13 14,1%

Berat 5 5,4%

Panik 8 8,7%

Total 92 100%

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 3.1.1.8 diketahui pembagian responden berdasarkan tingkat kecemasan responden, yang paling banyak memiliki tingkat kecemasa nringan.

3.1.2 Analisis Bivariat

Berdasarkan uji Spearman Rank hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan didapatkan hasil nilai R = -0,452. Berdasarkan uji Spearman Rank hubungan dukungan keluargadengan tingkat kecemasan didapatkan hasil nilai R =

(11)

-7 0,698.

3.2Pembahasan

3.2.1 Analisa Bivariat

Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan responden secara signifikan berhubungan dengan tingkat kecemasan penderita hipertensi dengan nilai p= 0,000 dan R= -0,452 hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sifatnya moderat/sedang sedangkan arah hubungan adalah negatif karena nilai R negatif , berarti semkin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah tingkat kecemasan.

Variabel lain yang diteliti dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil

bahwadukungan keluarga responden secara signifikan

berhubungan dengan tingkat kecemasan penderita hipertensi dengan nilaip= 0,000 dan R= -0,698 hal ini menunjukkan bahwa terja dihubungan yang sifatnya kuat sedangkan arah hubungan adalah negatif karena nilai R negatif , berarti semakin baik tingkat dukungan keluarganya maka semakin ringan tingkat kecemasan penderita hipertensi. Penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2012) yang menyatakan bahwa faktor tingkat pendidikan merupakan faktor yang lebih dominan dibanding dengan faktor dukungan keluarga dalam

mempengaruhitingkan kecemasan lansia yang tidak

mempunyai pasangan hidup.

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

(12)

8

paling banyak yaitu dengan tingkat pendidikan perguruan tinggia dan 45 responden dan yang paling sedikit yaitu responden dengan tingkat pendidikan dasar ada 12 responden.

4.1.2 Pembagian respon dan berdasarkan dukungan keluarga yang paling banyak yaitu dengan dukungan keluarga baik ada 51 responden dan yang paling sedikit yaitu responden dengan dukungan keluarga tidak baik ada 13 responden.

4.1.3 Pembagian responden berdasarkan tingkat kecemasan responden, yang paling banyak memiliki tingkat kecemasan ringan ada 66 responden dan paling sedikit memiliki tingkat kecemasan berat ada 5 responden.

4.1.4 Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan

tingkat kecemasan penderita hipertensi. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin ringan tingkat kecemasannya.

4.1.5 Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

tingkat kecemasan penderita hipertensi. Semakin tinggi tingkat dukungan keluarga maka semakin ringan tingkat kecemasannya.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Penderita Hipertensi

Di harapkan adanya upaya untuk menjaga kestabilan tekanan darahnya sehingga mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi lebih lanjut. 4.2.2 Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan refenrensi tambahan

(13)

9 berikutnya.

4.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan agar dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang hipertensi di masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI, (2013). Riset Kesehatan Dasar, diakses dari http:// www.depkes.go.id/ resources/ download/ general/ Hasil%20Riskerdas%202013.pdf

Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta. (2016). Daftar Kasus Penyakit Tidak Menular Puskesmas dan Rumah Sakit. Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2013). Infodatin-Jantung, diakses dari website: http:// www.depkes.go.id/ download.php% 3Ffile% 3Ddownload/ pusdatin/infodatin/infodatin-jantung.pdf

Sitiaga, Sri. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan dan

Dukungan Keluarga dengan Asupan Protein Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang Menjalani Hemodialisa (HD) Rawat Jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. November 2015. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sunbul, Murat., et al. (2013). Depresion and Anxiety are Assosiated with Abnormal Nocturnal Blood Pressure Fall in Hipertensive Patient. InternationalJournal of Clinical and Experimental Hypertension. Vol 36

(14)

10

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu

Wahyuni, Tri. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Dukungan Keluarga

dengan Tingkat Kecemasan Lansia yang Tidak Mempunyai Pasanngan

Hidup di Wilayah Puskesmas Gemolong II. Jurnal Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Februari 2012. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wawan dan Dewi (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Muha Medika.

Gambar

Tabel 3.1.1.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Orang Terdekat
Tabel 3.1.1.8 Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat  Kecemasan

Referensi

Dokumen terkait

the ability to read, write, and think musik-is the right of every human being; (2) music learning must begin with the voice; (3) the education of the musical ear must begin

Before we talk about the details of the XML document design and the XSLT source code, we'll review the actual HTML, zip, and PDF files we need to create. One advantage we had in

It also compiles the Java source code, creates oreilly.jar , and provides a "clean" target to remove all generated files and directories... Directories and files created

Permasalahan yang dihadapi petani pinang di daerah tersebut saat ini tidak hanya pada produktivitas yang rendah tetapi petani juga dihadapkan kepada harga jual pinang yang selain

Sedangkan untuk tingkat terendah terletak pada variabel tabel 3.30 dengan rata-rata sebesar 1,87 mengenai adanya opsi bantuan yang disediakan pada website layanan perpanjangan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa insektisida nabati ekstrak tanaman kemangi dan daun sirih berpengaruh terhadap mortalitas lalat buah, dengan

Satuan Kerja Kegiatan Swakelola Lokasi Pekerjaan Pelaksanaan Pengadaan Pelaksanaan Kegiatan Keterangan... Nilai

memahami dan memecahkan masalah pada menggambar grafik materi fungsi eksponensial, dibanding peserta didik yang mempunyai kecerdasan logis-matematis dan analitik