• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - BAB II Linda Irawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - BAB II Linda Irawati"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Penelitian tentang pengaruh kualitas audit dan corporate governance terhadap integritas laporan keuangan membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Oktadella, 2011) mendefinisikan teori keagenan sebagai hubungan yang didalamnya terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Terdapat dua macam bentuk hubungan keagenan, yaitu antara manajer dan pemegang saham (shareholders) dan antara manajer dan pemberi pinjaman (bondholders). Karena perbedaan kepentingan ini, masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi diri sendiri.

(2)

memperbesar laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Makin tinggi laba, harga saham dan makin besar deviden, maka agen dianggap berhasil sehingga layak mendapat insentif yang tinggi sebaliknya agenpun memenuhi tuntutan principal agar mendapatkan kompensasi yang tinggi. Sehingga bila tidak ada pengawasan yang memadai maka sang agen dapat memainkan beberapa kondisi perusahaan agar seolah-olah target tercapai.

Agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent (Nasution dan Doddy, 2007). Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut ―nexus ofcontract‖. Agent termotivasi untuk memaksimalkan

pemenuhan kebutuhan ekonomi danpsikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi.

2. Integritas Laporan Keuangan

(3)

menyesatkan. Selain itu, laporan keuangan yang memiliki integritas tinggi juga membantu mereka mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi (Herlin, 2009). Laporan keuangan dikatakan memiliki integritas bila laporan keuangan tersebut memenuhi prinsip dan syarat kualitas laporan keuangan.

Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur (Mayangsari dalam Herawaty, 2007). Integritas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menampilkan kondisi suatuperusahaan yang sebenarnya, tanpa ada yang ditutup–tutupi atau disembunyikan. Jadi, apabila seorang auditor mengaudit laporan keuangan yang tidak berintegritas (tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya) maka, peluang seorang auditor untuk dituntut akan semakin besar. Karena apabila laporan keuangan yang tidak berintegritas itu ternyata laporan keuangan yang overstate akan sangat merugikan bagi pengguna laporan keuangan tersebut (Hardiningsih, 2010). Pemakai laporan keuangan diantaranya:

1. Pihak Internal

(4)

apakah akan membeli gedung untuk kanntor cabang baru atau tidak.

2. Pihak Eksteral / External a. Investor

Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaandan begitu juga sebaliknya.

b. Pemegang saham / pemilik perusahaan

Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.

c. Pemerintah

(5)

d. Kreditur

Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer/pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi. e. Pihak Lainnya

Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan/informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar/mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.

(6)

Pengukuran integritas laporan keuangan yang diproksikan dengan konservatisme dimana ditentukan menggunakan asumsi metode perusahaan yangdigunakan yaitu metode persediaan, penyusutan, metodeamortisasi, danpengakuan biaya riset (Widya, 2004).

3. Kualitas Audit

Kualitas audit sebagai suatu kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggarannya yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kemungkinan teknikal auditor sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor tersebut. Kualitas audit ini sangat penting kaena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (De Angelo, 1981 dalam Hardiningsih, 2010). Laporan keuangan yang berkualitas, relevan dan dapat dipercaya dihasilkan dari audit yang dilakukan secara efektif oleh auditor yang berkualitas. Pemakai laporan keuangan lebih percaya pada laporan keuangan yang diaudit oleh auditor yang dianggap berkualitas dibandingkan dengan auditor yang kurang berkualitas, karena mereka menganggap bahwa untuk mempertahankan kredibilitasnya auditor akan lebih berhati-hati dalam melakukan proses audituntuk mendeteksi salah saji atau kecurangan.

(7)

kehilangan klien. Namun, apakah reputasi auditor dapat dijadikan proksi kualitas audit yang reliable masih diragukan karena tingginya kegagalan audit yang terungkap akhir-akhir ini. Kualitas audit ditentukan oleh dua halyaitu, kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit.

Ketika auditor ditugaskan untuk melakukan audit, maka kualitas dari tugas yang ia jalankan lebih berhubungan dengan kualitas diri sebagai orang pribadi dibandingkan dengan kualitasKantorAkuntan dimana ia bernaung. Auditor memang mendasarkan pekerjaannya pada prosedur audit yang dimiliki oleh Kantor Akuntan tersebut (Hardiningsih, 2010). Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut, tetapi akan membutuhkan pengembangan keahlian lebih daripada auditor pada umumnya.

(8)

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia, Pengelompokan data KAP yang berafiliasi dengan “The Big four” berdasarkan (www. Ppajp.depkeu.go.id) yaitu:

Tahun 2010

a) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja — affiliate of Ernst & Young.

b) KAP Osman Bing Satrio — affiliate of Deloitte. c) KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja —affiliate of KPMG .

d) KAP Haryanto Sahari — affiliate of Price Waterhouse Cooper.

Tahun 2011-2012

a) KAP Purwantono, Suherman dan Surja — affiliate of Ernst & Young.

b) KAP Osman Bing Satrio dan rekan — affiliate of Deloitte. c) KAP Sidharta, dan Widjaja —affiliate of KPMG.

d) KAP Tanudiredja, Wibisana dan rekan — affiliate of Price Waterhouse Cooper.

4. Corporate Governance

(9)

Governance merupakan tata kelola yang baik pada suatu usahayang dilandasi oleh etika profesional dalam berusaha atau berkarya. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: 01 Tahun2011 menjelaskan tentang lima prinsip utama Good Corporate Governance (GCG) yaitu:

1) Transparansi (Transparency), adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. 2) Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif

3) Pertanggungjawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

4) Kemandirian (Independency), yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan danpengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

(10)

Dalam penelitian ini, praktek corporate governance diproksi dengan menggunakan, komite audit, komisaris independen dan kepemilikan institusional.

1. Komite Audit

Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keadaan (Herawaty, 2007). Komite audit merupakan sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota independen (Jati, 2009). Komite audit ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik, komite audit juga bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen. Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern.

2. Komisaris Independen

(11)

Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi integitas suatu laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar manajemen perusahaan (Herawaty, 2007). Oleh karena itu, untuk menjamin pelaksanaan Good Corporate Governanace (GCG) maka perlu dibentuk komisaris independen.

3. Kepemilikan Institusional

(12)

keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan investment banking (Veronica dan Utama, 2005).

(Desi, 2012) Kepemilikan isntitusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Presentasi saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang merupakan salah satu alat ukur kinerja perusahaan.

B. Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan harus memiliki integritas agar semua orang yang memiliki kepentingan terhadap informasi yang terkandung dalam laporan keuangan mendapatkan informasi yang jujur dan handal, namun pada kenyataannya, kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi telah meningkat beberapa tahun belakangan ini, hal ini menunjukan bahwa informasi yang disampaikan di laporan keuangan tidak adil bagi pengguna laporan keuangan.

(13)

laporan keuangan, kecuali komite audit dan komisaris independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Penelitian (Jama’an, 2008), dengan judul pengaruh mekanisme corporate goverance, dan kualitas kantor akuntan publik terhadap integritas informasi laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek jakarta (BEJ) pada tahun 2003-2006 menunjukkan bahwa variabel struktur corporate governance memiliki pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap integritas laporan keuangan sedangkan spesialisasi industri auditor berpengaruh signifikan namun dengan arah negatif.

Penelitian yang dilakukan oleh (Astria, 2011) tentang analisis pengaruh audit tenure, struktur corporate governance, ukuran kap terhadap integritas laporan keuangan yang menunjukan mekanisme Good Governance berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

Penelitian (Desi, 2012) dengan judul pengaruh kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaaan go-public yang tercatat di bursa efek indonesia (BEI) pada tahun 2006-2010 menunjukan kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

(14)

bahwa mekanisme corporate governance tidak berpengaruh terhadap integritas laporan kecuali komite audit.

Penelitian yang dilakukan oleh (Gayatri, Sri, 2013) meneliti tentang pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan dan leverage terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 menyimpulkan corporate governance berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan, hanya variabel kepemilikan institusional yang tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Gambaran Kerangka Pemikiran

Kualitas Audit

INTEGRITAS

LAPORAN

KEUANGAN

Komite Audit

Komisaris Independen

(15)

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1: Kualitas audit, Komite Audit, Komisaris Independensi, dan Kepemilikan Institusional secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.

H2: Kualitas Audit berpengaruh negatif signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

H3: Komite Audit berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

H4: Komisaris Independen berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Ini tidak mungkin akan berlaku kerana setiap unit darah yang diderma di negara ini diuji untuk antibodi AIDS. Antibodi AIDS adalah bahan-bahan yang dihasilkan oleh tubuh

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

Tata Usaha pada UPTD Tindak Darurat Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda Eselon

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas

Total pendanaan untuk sub sektor persampahan hingga tahun 2015 mencapai ……… sedangkan sub sektor yang membutuhkan dana terkecil diduduki oleh sub sektor drainase

CD Interaktif Model Simulasi saat ini sudah menjadi keharusan bagi madrasah atau sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis ICT atau bagi madrasah atau sekolah

Mahasiswa mampu mengidentifikasi zat aktif dari herbal, mekanisme kerja zat tersebut dan pemanfaatannya dalam dunia keperawatan. Herbal anti

Untuk tujuan ini, baik Fakultas maupun Sekolah menyediakan sumber daya akademik maupuan sumber daya pendukung akademik (laboratorium, studio, perpustakaan), bukan