• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Pelelangan Di Kantor Konsultan Dan Kontraktor Sarana Mulia Hakiki Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Pelelangan Di Kantor Konsultan Dan Kontraktor Sarana Mulia Hakiki Bandung"

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SARANA MULIA HAKIKI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

ASEP SUKMAWAN

10109809

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)
(5)

i

KONTRAKTOR SARANA MULIA HAKIKI BANDUNG Oleh

Asep Sukmawan 10109809

Sarana Mulia Hakiki merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konsultan dan kontraktor. Proses pengadaan barang dari pihak supplier merupakan salah satu kegiatan utama. Namun, terdapat masalah pada proses pengadaan barang yang berlangsung saat ini, pendokumentasian belum tersusun dan tersimpan dengan baik yaitu masih terdiri dari beberapa data dalam bentuk excel, word, serta tulisan manual. Sehingga cukup menyulitkan bagian logistik dalam menyusun dan melakukan pencarian data. Selain itu, proses pengadaan barang juga memerlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk menentukan supplier terbaik pemenang dalam proyek pengadaan barang. Selama ini, proses pemilihan supplier hanya dilihat berdasarkan aspek harga. Sementara, Sarana Mulia Hakiki juga tidak ingin ada keluhan dari pemilik proyek karena kualitas yang tidak sesuai.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dibangun sistem informasi pelelangan untuk memenuhi kebutuhan di kantor sarana mulia hakiki. Sistem ini dibangun untuk memperbaiki pendokumentasian pada proses pengadaan barang. Sementara sebagai solusi dalam penentuan supplier terbaik, sistem infomasi ini menggunakan metode

AHP (analythical Hierarchy Process) sebagai sistem pendukung keputusan. Metode

ini menghitung bobot kriteria setiap supplier sehingga dihasilkan nilai performansi tiap supplier.

Sistem ini telah melewati tahap pengujian di kantor sarana mulia hakiki. Dari hasil pengujian, sistem ini dapat membantu memperbaiki sistem pendokumentasian pengadaan barang serta telah dapat memberikan rekomendasi dalam penentuan supplier terbaik berdasarkan perangkingan nilai performansi tiap supplier.

(6)

ii

IN CONSULTANTS AND CONTACTORS OFFICE SARANA MULIA HAKIKI BANDUNG

By

Asep Sukmawan 10109809

Sarana Mulia Hakiki is a company specializing in the field of consultants and contractors. The process of procurement of goods from the supplier is one of the main activities. However, there are problems in the process of procurement of goods taking place currently, documentation has not yet been made and stored properly that is still made up of some of the data in the form of excel, word, and writing manuals. So it is quite complicate the logistics in composing and performing the search data. In addition, the process of procurement of goods also require a decision support system to determine the winner in the best supplier project procurement of goods. During this process, the selection of suppliers based on price only visible aspect. While, Sarana Mulia Hakiki does not want any complaints from the owner of the project because the quality is not appropriate.

Based on the above issues, then the auction information system built to meet the needs in the Office Sarana Mulia Hakiki. This system was built to improve the documentation of the process of procurement of goods. While as a solution supplier in determining the best, this information system using AHP method (analythical Hierarchy Process) as decision support systems. This method to calculate the weighting of each criterion so that the resulting value of the performance of suppliers for each supplier.

This system has passed the testing stage in Office means noble essential. From the results of testing, this system can help improve documentation of procurement of goods as well as the system has been able to provide recommendations based on best supplier in the determination of the value of the performance of each supplier.

(7)

iii Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan sanjungan penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. Yang Maha Tahu dan Pemberi petunjuk sebenar-benar petunjuk, yang menunjuki siapa saja yang dikehendaki. Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurah kepada junjunan kita, Nabi Muhammad S.A.W. pemberi informasi yang amanah dan penyampai risalah yang penuh kasih sayang. Shalawat dan Salam semoga tercurah juga kepada segenap keluarga yang mulia, para sahabatnya yang sangat setia kepada nabinya, dan seluruh kaum mukmin yang mengikuti Sunnahnya sampai hari kiamat.

Dengan mengucapkan al-hamdulillah, Tugas Akhir ini yang berjudul “SISTEM

INFORMASI PELELANGAN DI KANTOR KONSULTAN DAN

KONTRAKTOR SARANA MULIA HAKIKI BANDUNG” dapat penulis selesaikan dengan baik. Tentu saja tidak lepas berkat dorongan, bantuan dan bimbingan secara moril, materiil dan spiritual dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

(8)

iv

Katsiiro. Hanya Alloh yang bisa membalas semuanya.

3. Seluruh keluarga besar tercinta di Tasikmalaya dan Bandung yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua dukungan moral, materi,

kasih sayang dan doa’nya selama ini.

4. Ibu Mira K. Sabariah, S.T, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Irfan Maliki S.T, selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas semua bimbingan dan pencerahannya selama menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Bapak Andri Heryandi S.T, selaku Dosen Wali.

7. Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

8. Adityo Trimurdani, Mulia Kartikasari, Eko Julianto, kebersamaan yang tidak akan pernah terlupakan sampai kapanpun. Tidak hanya sebagai sahabat kalian adalah keluarga bagiku.

9. Defi Mahardani, Rijal “Rijaldo” Mahrizal, Ratna Kumala Dewi, Aulia Safri

Reza, Tubagus Drajat Suja’i, Henki “ Om Henk” Zamzami, Ridlwan “Tegil”

Agung, atas segala bantuan, dukungan dan kebersamaannya selama ini. saya sungguh beruntung telah mengenal kalian semua.

(9)

v

dukungan dan keceriaannya yang selalu membuat semangat karena hidup itu indah!

12. Semua rekan dan sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan dan dukungannya.

Seperti pepatah mengatakan “Tiada Gading yang Tak Retak”, maka dari

itu penulis mengakui baik laporan maupun simulasi sistem yang dibuat dalam Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah S.W.T. semata. Harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis pribadi, dan umumnya bagi seluruh pembaca laporan Tugas Akhir ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2012

(10)

vi

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR SIMBOL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan . ... 2

1.4Batasan Masalah... 3

1.5Metodologi Penelitian ... 4

(11)

vii

2.1.1. Sejarah Berdirinya Sarana Mulia Hakiki ………... 8

2.1.2. Strukur Organisasi Sarana Mulia Hakiki………. 8

2.2Landasan Teori... 10

2.2.1 Definisi Pengadaan Barang... 10

2.2.2 Definisi Lelang……….. 13

2.2.3 Fungsi Lelang... 14

2.2.4 Peran Lelang Dalam Perekonomian... 15

2.2.5 Berbagai Kelebihan Lelang... 15

2.2.6 Sifat Lelang... 16

2.2.7 Manfaat Lelang... 17

2.2.8 Metode Pengambilan Keputusan... 18

2.2.8.1Analytic Hierarchy Process (AHP)... 18

2.2.8.2Kelebihan Dan Kekurangan AHP... 21

2.2.8.3 Prinsip Kerja AHP... 22

2.2.8.4 Langkah-langkah Perhitungan AHP... 23

2.2.9 Konsep Dasar Sistem... 27

2.2.9.1 Karakteristik Sistem... ... 28

2.2.9.2 Klasifikasi Sistem... 31

(12)

viii

2.2.10.3 Nilai Informasi... 34

2.2.10.4 Komponen Sistem Informasi... 34

2.3 Basis Data... 36

2.3.1 Pengertian Basis Data... 36

2.3.2 Sistem Pengelola Basis Data... 37

2.3.3 Bahasa Basis Data... 37

2.3.4 Pemodelan Sistem... 38

2.3.4.1 Diagram Konteks... 39

2.3.4.2 Entity Relationship Diagram (ERD)... 39

2.3.4.3 Data Flow Diagram (DFD)... 40

2.3.4.4 Kamus Data... 43

2.4 Perangkat Lunak Pendukung... 43

2.4.1 Delphi 7.0... 43

2.4.2 SQL... 44

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... . 47

3.1 Analisis Sistem……… 47

3.1.1 Analisis Permasalahan ………. 48

3.1.2. Analisis Prosedur Yang Berjalan... 48

(13)

ix

3.1.2.3 Prosedur Pengumuman Pemenang Proyek

Pengadaan Barang……….. 53

3.1.2.4 Analisis Aturan Bisnis... 54

3.1.3 Analisis Pengkodean………. .. 55

3.1.4 Penyelesaian Pemilihan Supplier Dengan Menggunakan Metode AHP……… 57

3.1.5 Perhitungan Bobot Kriteria Pemilihan Supplier Menggunakan Metode AHP... 59

3.1.5.1 Matriks Perbandingan Subkriteria... 67

3.1.5.1.1 Kualitas... 67

3.1.5.1.2 Harga... 70

3.1.5.1.3 Waktu Pengiriman... 74

3.1.5.1.4 Ketepatan Jumlah... 77

3.1.5.1.5 Costumer Care... 80

3.1.6 Menghitung Hasil... 83

3.1.7 Penentuan Nilai Performansi Supplier... 84

3.1.8 Analisis Kebutuhan Non Fungsional... 87

3.1.8.1 Analisis Perangkat Keras……….. 88

(14)

x

Analisis Basis Data………..

3.1.11 Analisis Kebutuhan Non Fungsional……… 92

3.1.11.1 Diagram Konteks……….. 92

3.1.11.2 Data Flow Diagram (DFD)………... 92

3.1.11.3 Spesifikasi Proses………. 100

3.1.11.4 Kamus Data……….. 111

3.2 Perancangan Sistem………. 116

3.2.1 Skema Relasi………... 117

3.2.2 Struktur Tabel………. 119

3.2.3 Perancangan Antar Muka………... 122

3.2.3.1 Perancangan Struktur Menu………... 122

3.2.3.1.1 Perancangan Struktur Menu Untuk Admin 122 3.2.3.1.2 Perancangan Struktur Menu Untuk Kepala Logistik ……… 123

3.2.3.2 Spesifikasi Antar Muka………... 123

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN... 137

4.1 Implementasi... 137

4.1.1 Perangkat Lunak Pendukung... 137

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras... 137

(15)

xi

4.2.1 Kasus dan Hasil Pangujian Alpha... 148

4.2.2 Kesimpulan Pengujian Alpha... 161

4.2.3 Pengujian Betha... 161

4.2.3.1 Wawancara Pengguna... 162

4.2.3.1.1 Wawancara Pengujian Betha Untuk Admin... 162

4.2.3.1.2 Wawancara Pengujian Betha Untuk Kepala Logistik... 163

4.2.4 Kesimpulan Hasil Pengujian Betha... 165

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 166

5.1 Kesimpulan... 166

5.2 Saran... 166

(16)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sarana Mulia Hakiki merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konsultan dan kontraktor. Proses pengadaan barang dari pihak supplier

merupakan salah satu kegiatan utama.

Pada kantor konsultan dan kontraktor Sarana Mulia Hakiki Bandung, proses pengadaan barang membutuhkan pendokumentasian serta membutuhkan penunjang keputusan dalam menentukan supplier pemasok barang yang dibutuhkan dalam proyek yang dilaksanakan oleh Sarana Mulia Hakiki. Proses pendokumentasian pengadaan barang yang ada saat ini di Sarana Mulia Hakiki Bandung belum tersusun dan tersimpan dengan baik, yaitu masih terdiri dari beberapa data excel dan word serta beberapa tulisan manual. Sehingga cukup kesulitan serta membutuhkan waktu yang cukup lama ketika membutuhkan data tertentu karena harus menyesuaikan dan melakukan pencarian antara data excel, word, serta tulisan manual tadi. Sarana Mulia Hakiki juga membutuhkan satu sistem penunjang keputusan yang bisa membantu mereka dalam menentukan supplier pemasok barang. Selama ini, proses pemilihan supplier hanya dilihat berdasarkan aspek harga. Sementara, Sarana Mulia Hakiki juga tidak ingin ada keluhan dari pemilik proyek karena kualitas yang tidak sesuai. Oleh karena itu dibutuhkan sistem penunjang keputusan dalam memilih supplier terbaik.

(17)

membantu mengurangi kesulitan yang selama ini dialami oleh pihak Sarana Mulia Hakiki.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan serta observasi yang di lakukan di kantor konsultan dan kontraktor Sarana Mulia Hakiki Bandung, terdapat beberapa permasalahan, diantaranya :

1. Pendokumentasian proses pengadaan barang belum tersusun dan tersimpan secara baik.

2. Dibutuhkan Sistem penunjang keputusan dalam memilih supplier terbaik dalam memasok barang.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan suatu sistem informasi pelelangan di kantor konsultan dan kontraktor Sarana Mulia Hakiki Bandung.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari sistem informasi pelelangan ini adalah sebagai berikut :.

1. Memperbaiki sistem pendokumentasian pengadaan barang.

2. Memenuhi kebutuhan akses informasi tentang data pelelangan pengadaan barang.

(18)

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan ini dapat dilakukan secara terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu diterapkan batasan-batasan permasalahan yang akan dibahas didalamnya, antara lain.

1. Data yang diolah adalah data jenis barang, data barang, data supplier, data pemasok barang, data proyek, data penawaran barang, data penawaran

supplier, data kriteria, subkriteria, data bobot kriteria, serta data nilai

performansi supplier.

2. Pengaksesan informasi dilakukan oleh pihak intern instansi dengan pembatasan hak akses.

3. Penelitian hanya di khususkan untuk pendokumentasian dan proses pemilihan supplier.

4. Supplier peserta proyek adalah supplier yang pernah mengikuti tender di Sarana Mulia Hakiki.

5. Setiap supplier bisa memberikan penawaran lebih dari satu barang sesuai dengan spesialisasi supplier.

6. Kriteria yang dibutuhkan dalam memilih supplier yaitu kriteria kualitas, harga, waktu pengiriman, ketepatan jumlah, serta costumer care sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

7. Penilaian performansi supplier berdasarkan barang yang ditawarkan, bukan berdasarkan jenis barang.

(19)

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah analisis deskriptif. Adapun tahapan analisis deskriptif adalah sebagai berikut :

1. Tahap pengumpulan data a. Survey

Analisis dilakukan pada sistem perusahaan yang sedang berjalan dengan melakukan wawancara, pemeriksaan dokumen-dokumen yang terkait, meminta data kepada karyawan perusahaan secara langsung guna mendapatkan informasi mengenai profil perusahaan, struktur organisasi, tugas wewenang masing-masing pihak yang berkaitan dalam proses lelang, serta bagaimana sistem yang berjalan saat ini.

b. Studi Pustaka

Didalam penelitian ini, penulis mencari buku-buku yang berkaitan dengan topik pembahasan skripsi. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh dasar dalam pengembangan sistem yang akan dibangun. Sehingga penulis berharap aplikasi ini akan berjalan dengan baik dan benar.

2. Tahap pembuatan aplikasi.

Tahap yang dilakukan untuk pembangunan sistem ini menggunakan metode waterfall referensi Sommerville. Adapun tahap-tahap model waterfall

(20)

Analisis

Design

Coding

Uji Coba

Pemeliharaan

Gambar 1.1 Model Waterfall referensi Sommerville

Tahapan-tahapan dari model waterfall ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis Permasalahan

Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap sistem pengadaan barang dan pelelangan yang sedang berjalan saat ini.

2. Desain

Pada tahap desain akan dilakukan perancangan antarmuka program. 3. Pembuatan Coding

Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain dimana kami menterjemahkan perancangan kedalam bentuk bahasa yang dapat mengerti oleh komputer.

4. Pengujian

(21)

5. Pemeliharaan

Pada tahap pemeliharaan akan dilakukan penyesuaian apabila perangkat lunak mengalami perubahan seperti lingkungan eksternal yang berubah. Misalnya perangkat keras yang digunakan berubah ataupun system operasi yang berubah.

Khusus untuk tahap pemeliharaan, tidak dilakukan karena tahap pembangunan perangkat lunak hanya akan sampai tahap pengujian.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penyusunan skripsi, maka ditetapkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(22)

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan analisis terhadap seluruh spesifikasi sistem yang mencakup analisis prosedur yang sedang berjalan, pengkodean, kebutuhan non fungsional, user dan analisis basis data beserta solusi yang diberikan. Selain melakukan analisis sistem, pada bab ini juga melakukan perancangan antar muka atau mendesain sistem secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis tersebut. Tools untuk memodelkan sistem menggunakan Data Flow

Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD).

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini membahas tentang implementasi dari tahapan analisis dan perancangan sistem ke dalam sebuah perangkat lunak (dalam bentuk bahasa pemrograman). Serta kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan dalam membangun sistem. Bab ini juga berisi pengujian terhadap sistem, apakah sistem tersebut sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(23)
(24)

8 2.1 Tinjauan Perusahaan

2.1.1 Sejarah Berdirinya Sarana Mulia Hakiki

Pada awal mulanya, Sarana Mulia Hakiki merupakan dua perusahaan yang berbeda, yaitu CV. Mandiri Prima Perkasa yang bergerak di bidang kontraktor dan CV. Bina Sarana yang bergerak di bidang jasa konsultan. Baru pada tahun 2007 kedua perusahaan tersebut bergabung untuk kemudian berganti nama menjadi Sarana Mulia Hakiki.

Sarana Mulia Hakiki merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konsultan dan kontraktor. Pengadaan barang dan jasa dan yang meliputi : penyeleksian kelayakan bahan / material dan menentukan bahan / material yang akan digunakan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan serta pemilihan supplier merupakan salah satu kegiatan utama.

2.1.2 Struktur Organisasi Sarana Mulia Hakiki

Secara umum struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang memperlihatkan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antar fungsi dan wewenang atas pekerjaan yang dibebankan kepaadanya.

(25)

Presiden Direktur

General Manager

Kepala Divisi Logistik Kepala Divisi Pelaksanaan Kepala Divisi Perencanaan

Dan Pengawasan

Manager SDM Manager Teknik

Manager Administrasi Dan Keuangan Manager Marketing Dan

Bisnis

Gambar 2.1 Struktur organisasi Sarana Mulia Hakiki

Untuk penelitian ini dilakukan di divisi logistik yang didalamnya terdapat kepala logistik, admin staff logistik dan checker. Berikut Job description setiap bagian di divisi logistik :

1. Kepala Logistik

Sebagai koordinator bagian logistik. Kepala logistik yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses di bagian logistik. Termasuk didalamnya proses lelang pengadaan barang.

2. Admin Staff Logistik

Bertanggung jawab terhadap data-data di bagian logistik. Bagian ini yang akan mengurusi dan mengolah data-data lelang pengadaan barang.

3. Checker

Checker merupakan staff ahli bagian logistik bertugas sebagai quality

(26)

laporan tentang kualitas, harga, serta informasi supplier peserta lelang lainnya. Laporan ini akan menjadi acuan bagi kepala logistik dalam memberikan nilai performansi.

Berikut struktur organisasi di bagian logistik :

Kepala Divisi Logistik

Checker/Staff Logistik Admin Logistik

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bagian Logistik

2.2 Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan menerangkan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan pengadaan barang, aplikasi sistem informasi pelelangan di kantor konsultan dan kontraktor Sarana Mulia Hakiki Bandung, baik mengenai sistem informasi, database dan aplikasi pembangun sistem maupun teori tentang pelelangan itu sendiri.

2.2.1 Definisi Pengadaan Barang

Menurut Keppres No. 80, pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah : kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

(27)

bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dalam lingkungan unit kerja/proyek tertentu.

Sedangkan yang dimaksud dengan penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.

Adapun pembagian pengadaan barang dan jasa yang biasanya di tenderkan, diantaranya :

1. Pengadaan barang

Barang yang dimaksud biasanya berupa barang jadi, atau setengah jadi. Seperti: pengadaan keperluan kantor, kendaraan, pengadaan seragam, pengadaan barang-barang konstruksi, dan sebagainya.

2. Pengadaan jasa konsultansi

Jasa konsultasi yang dimaksud biasanya terkait dengan keahlian seseorang dalam hal jasa pengawasan dan perencanaan konstruksi seperti: arsitek, dan juga non konstruksi, seperti: jasa kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

3. Pengadaan jasa pemborongan

Jasa pemborongan ini biasanya terkait dengan benda-benda tidak bergerak, seperti: pembangunan gedung, perbaikan jalan raya, jembatan, perumahan, penggalian kabel, dan sebagainya.

4. Pengadaan jasa lainnya

(28)

Sedangkan dilihat dari sifat kontraknya, ada beberapa yaitu : 1. Kontrak Lump Sum

Jenis kontrak ini bersifat tetap dan pasti. Pemenang tender harus menyelesaikan kontrak pengadaan barang dan jasa sampai pekerjaan tersebut selesai sesuai dengan jangka waktu penyelesaian yang sudah ditentukan. Apabila ada risiko dalam penyelesaian pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pemenang tender.

2. Kontrak harga satuan

Jenis kontrak ini bersifat tetap dan pasti, berdasarkan harga satuan pekerjaan dengan spesifikasi tertentu. Sehingga pembayarannya dilakukan atas dasar pengukuran bersama atas volume pekerjaan.

3. Kontrak gabungan lump sum dan dan harga satuan

Jenis kontrak ini, merupakan gabungan antara lump sum dengan harga satuan.

4. Kontrak terima jadi

Pada jenis kontrak ini, seluruh pekerjaan diselesaikan dengan waktu tertentu sampai kontruksi dan peralatan penunjang lainnya dapat berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

5. Kontrak persentase

(29)

6. Kontrak tahun tunggal

Pada jenis kontrak ini, pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran untuk satu tahun masa anggaran negara.

7. Kontrak tahun jamak

Pada jenis kontrak ini, pelaksanaan pekerjaan mengikat dana anggaran untuk satu tahun lebih masa anggaran negara dengan persetujuan pejabat pemerintah.

8. Kontrak pengadaan tunggal

Pada jenis kontrak ini, dilaksanakan oleh satu kontraktor untuk menyelesaikan proyek dalam waktu tertentu.

9. Kontrak pengadaan bersama.

Pada jenis kontrak ini, dilaksanakan oleh beberapa kontraktor untuk menyelesaikan proyek dan waktu tertentu secara bersama berdasarkan kesepakatan.

2.2.2 Definisi Lelang

Pengadaan barang dan jasa erat kaitannya dengan pelelangan. Karena pada umumnya sebelum tahap pengadaan barang, harus melewati proses pelelangan terlebih dahulu.

(30)

harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang. Sedangkan yang dimaksud melelangkan atau memperlelangkan adalah :

1. Menjual dengan jalan lelang.

2. Memberikan barang untuk dijual dengan jalan lelang. 3. Memborongkan pekerjaan.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa bahwa pengertian lelang tidak dibatasi pada penjualan barang- barang saja, tetapi meliputi pemborongan pekerjaan.

2.2.3 Fungsi Lelang

Lembaga lelang dalam aplikasinya di masyarakat memilki fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi privat yang tercermin pada saat digunakan masyarakat yang secara sukarela memilih menjual barang miliknya secara lelang untuk meraih harga yang optimal.

(31)

2.2.4 Peran Lelang Dalam Perekonomian

Berikut beberapa peran lelang dalam perekonomian:

1. Lelang mampu memberi jawaban yang pasti mengenai harga/nilai suatu barang dalam hal subjektifitas seseorang berpengaruh terhadap kualitas barang, kratifitas pembuatan dan dan nilai artistic suatu barang.

2. Lelang mampu member jawaban yang pasti mengenai harga/nilai suatu barang pada situasi perekonomian tidak menentu.

3. Lelang mampu member jawaban yang pasti mengenai status kepemilikan suatu barang.

4. Harga yang terbentuk pada lelang dapat dijadikan standar dan barometer

(price reference) dalam sektor perekonomian tertentu.

2.2.5 Berbagai Kelebihan Lelang

Penjualan dengan cara lelang mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya sebagai berikut :

1. Adil, karena lelang dilaksanakan secara terbuka (transparan), tidak ada prioritas diantara peserta lelang, kesamaan hak dan kewajiban antara peserta akan menghasilkan pelaksanaan lelang yang objektif.

2. Aman, karena lelang disaksikan, dipimpin dan dilaksanakan oleh Pejabat Lelang selaku pejabat umum yang bersifat independen.

(32)

4. Mewujudkan harga yang wajar, karena pembentukan harga lelang pada dasarnya menggunakan sistem penawaran yang bersifat kompetitif dan transparan.

5. Memberikan kepastian hukum, karena dari setiap pelaksanaan lelang diterbitkan risalah lelang yang merupakan akta otentik, yang mempunyai pembuktian sempurna.

2.2.6 Sifat Lelang

Sifat lelang dapat ditinjau dari dua sudut. Yaitu sudut sebab barang itu dijual, dan dari sudut penjual dalam hubungannya dengan barang yang akan di lelang.

Sifat lelang ditinjau sudut sebab barang itu dijual dibedakan menjadi lelang eksekusi dan lelang non eksekusi.

1. Lelang eksekusi adalah penjualan barang yang bersifat paksa atau eksekusi Pengadilan Negeri yang menyangkut bidang pidana atau perdata dalam kaitannya dengan pengurusan piutang Negara serta putusan dari kantor pelayanan pajak dalam masalah perpajakan. Dalam hal ini penjualan lelang dilakukan atas barang-barang milik tergugat atau penanggung hutang atau atau wajib pajak yang sebelumnya telah disita eksekusi. 2. Lelang non eksekusi adalah lelang barang milik atau dikuasai Negara yang

(33)

Sifat lelang ditinjau dari sudut penjual dalam hubungannya dengan barang yang akan di lelang dibedakan menjadi lelang wajib dan lelang sukarela.

1. Lelang wajib adalah lelang yang dilaksanakan atas permintaan pihak yang menguasai / memiliki suatu barang yang berdasarkan perundang – undangan harus dijual secara lelang.

2. Lelang Sukarela adalah lelang yang dilaksanakan atas permintaan masyarakat / pengusaha yang secara sukarela menginginkan barangnya di jual.

2.2.7 Manfaat Lelang

Manfaat lelang bisa ditinjau dari sudut penjual maupun pembeli.

Manfaat lelang bagi penjual :

1. Mengurangi kecurigaan/tuduhan kolusi dari masyarakat (dalam lelang inventaris pemerintah, BUMN/BUMD) atau dari pemilik barang (dalam lelang eksekusi) karena penjualannya dilakukan secara terbuka untuk umum, sehingga masyarakat umum dapat mengontrol pelaksanaannya.

2. Menghindari kemungkinan adanya sengketa hukum.

3. Penjualan lelang sangat efisien karena didahului dengan pengumuman, sehingga peserta lelang dapat terkumpul pada saat hari lelang.

(34)

5. Penjual mendapatkan harga jual yang optimal karena sifat penjualan lelang yang terbuka (transparan) dengan penawaran harga yang kompetitif.

Manfaat lelang bagi pembeli :

1. Penjualan lelang didukung oleh dokumen yang sah karena system lelang mengharuskan pejabat lelang meneliti lebih dulu tentang legalitas subjek dan objek lelang.

2. Dalam hal barang yang akan di beli adalah barang tidak bergerak berupa tanah, pembeli tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk membuat akta jual beli ke PPAT tetapi dengan risalah lelang, pembeli dapat langsung ke kantor pertanahan setempat untuk balik nama. Hal tersebut karena risalah lelang merupakan akta otentik dan statusnya sama dengan akta notaris.

2.2.8 Metode Pengambilan Keputusan

Dalam penelitian ini digunakan metode pengambilan keputusan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode AHP digunakan dalam menentukan supplier terbaik dalam proses pengadaan barang.

2.2.8.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)

(35)

L. Saaty, seorang ahli matematika University Of Pittsburgh di Amerika Serikat, pada awal tahun 1980-an.

AHP yang dikembangkan oleh saaty ini memecahkan yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak kompleksitas ini desebabkan oleh banyak hal diantaranya struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan serta ketidakpastian tersedia dan statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali. Adakalanya timbul masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit sehingga datanya tidak dapat dicatat secara numerik (kuantitatif), namaun secara kualitatif, yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi. Namun, tidak menutup kemungkinan, bahwa model-model lainya ikut dipertimbangkan pada saat proses pengambilan keputusan dengan pendekatan AHP, khususnya dalam memahami para keputusan individual pada saat proses penerapan pendekatan ini.

Peralatan utama pada model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat empat aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP yaitu:

1. Reciprocal Comparison adalah pengambilan keputusan harus dapat membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensi tersebut harus memenuhi syarat reciprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan sekala x, maka B lebih disukai daripada A dengan sekala 1/x. 2. Homogeneity adalah preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam

(36)

satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru.

3. Independence adalah preferensi dinyatakan dengan mengamsusikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatife-alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat diatasnya.

4. Expectation adalah untuk tujuan pengambilan keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambilan keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.

(37)

2.2.8.2 Kelebihan dan Kelemahan AHP

Metode AHP telah banyak penggunaannya dalam berbagai skala bidang keidupan. Kelebihan metode AHP ini dibandingan dengan pengambilan keputusan kriteria majemuk lainmya adalah:

1. Struktur yang berhierarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkosistensi berbagai kriteria dan alternatife yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

4. Metode AHP memiliki keunggulan dari segi proses pengambilan keputusan dan akomodasi untuk atribut-atribut baik kuantitatif maupun kualitatif.

5. Metode AHP juga mampu menghasilkan hasil lebih konsisten dibandingkan dengan metode-metode lainnya.

6. Metode pengambilan keputusan AHP memilki sistem yang mudah dipahami dan digunakan.

Kelemahan-kelemahan penggunaan metode AHP yaitu:

1. Responden yang dilibatkan harus memiliki pengetahuaan yang cukup dalam (expert) mengenai permasalahan dan tentang AHP itu sendiri. 2. AHP tidak dapat diterapkan pada suatu perbedaan sudut pandangyang

sangat tajam atau ekstrim dikalangan responden.

(38)
[image:38.595.109.517.221.595.2]

keakuratan perbandingan yang dapat dipertanggungjawabkan, untuk itu Saaty menetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9 untuk menilai secara perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen dengan elemen lain (Lihat tabel 2.1).

Tabel 2.1 Skala penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas Kepentingan

Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama

pentingnya

Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lain.

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya. 5 Elemen yang satu sedikit

lebih penting dari pada elemen yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan atas elemen lainnya

7 Satu elemen jelas lebih penting dari pada elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 Nilai – nilai antara dua nilai perbandingan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan. Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka bila dibandingkan

dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.

2.2.8.3 Prinsip Kerja AHP

(39)

dibanding dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada system tersebut. (Marimin, 2004). 2.2.8.4Langkah-langkah Perhitungan AHP

Untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dibuat ini,maka digunakan perhitungan bobot dengan metode AHP. Adapun tahap-tahap dalam proses perhitungan bobot antara lain:

a. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki seperti gambar dibawah ini :

Goal

Objectives

Sub-Objectives

[image:39.595.125.501.386.651.2]

Alternatives

(40)

b. Perhitungan bobot kriteria dengan cara:

1. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang bersumber pada tabel 2.2 yang menggambarkan kontribusi relative atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing kriteria dengan kriteria lainnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan diskusi dan pendapat dari narasaumber yang bergerak dibidang yang berhubungan bagian kurikulum dengan menilai tingkat kepentingan suatu kriteria dibandingkan kriteria lainnya.

2. Menghitung Total Prioritas Value untuk mendapatkan bobot kriteria dengan cara seperti yang terlihat pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.2 Penjumlahan Kolom

K1 K2 … Kn

K1 Nilai perbandingan K11 +… … +…

K2 Nilai perbandingan K12 +… … +…

K3 Nilai perbandingan K13 +… … +…

: : : : :

Kn Nilai perbandingan K1n +… … +…

ΣKolom

Tabel 2.3 Penjumlahan Baris

K1 K2 … Kn TPV

K1 Nilai perbandingan K11 /

Σkolom

+… … +… Σbaris1n/n

K2 Nilai perbandingan K12 /

Σkolom

+… … +… Σbaris2n/n

K3 Nilai perbandingan K13 /

Σkolom

+… … +… Σbaris3n/n

: : : : : :

Kn Nilai perbandingan K1n /

Σkolom

(41)

Keterangan : K = Kriteria

n = Banyaknya Kriteria TPV = Total Priority Value

Nilai TPV yang didapat merupakan nilai bobot untuk setiap kriteria. c. Memeriksa konsitensi matriks perbandingan suatu kriteria.

Adapun langkah-langkah dalam memeriksa konsistensi adalah sebagai berikut:

1. Pertama bobot yang didapat dari nilai TVP dikalikan dengan nilai-nilai elemen matriks perbandingan yang telah diubah menjadi bentuk desimal, dan dilanjutkan dengan menjumlahkan entri-entri pada setiap baris, dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini :

Tabel 2.4 Perkalian TVP dengan elemen matriks

K TPV K1 TPV K2 TPV Kn

K1 Nilai perbandingan K11 * TPV K1 … Nilai perbandingan K1n * TPV Kn

K2 … … …

K3 … … …

Kn Nilai perbandingan Kn1 * TPV Kn … Nilai perbandingan Knn * TPV Knn

2. Kemudian jumlah setiap barisnya, dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut: Tabel 2.5 Penjumlahan Baris Setelah Perkalian

K TPV K1 TPV K2 … TPV Kn Σbaris

K1 Nilai perbandingan K11 * TPV K1 +… … +… Σbarisk1

K2 … +… … +… …

K3 … +… … +… …

(42)

3. Kemudian mencari λmaks, pertama-tama mencari nilai rata-rata setiap

kriteria atau subkriteria yaitu jumlah hasil pada langkah no. 2 diatas yaitu Σbaris dibagi dengan TVP dari setiap kriteria.

Σbaris K1 TPV K1 λmaks K1

… ÷ … = … Σbaris Kn TPV Kn λmaks Kn

Kemudian akan diperoleh λmaks dengan cara sebagai berikut :

λmaks= λmaks K1+ … + … + λmaks Kn ÷ n

Keterangan :

λmaks = nilai rata – rata dari keseluruhan kriteria

n = jumlah matriks perbandingan suatu kriteria

4. Setelah mendapatkan λmaks, kemudian mencari Consistency Index ( CI

), yaitu dengan persamaan : CI = λmax – n

n – 1

(43)

Tabel 2.6 Ketentuan Random Index (RI)

Orde Matrik s

1 2 3 4 5 6 7 8 9

RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45

Orde Matrik s

10 11 12 13 14 15

RI 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59

CR = CI RI

6 Matriks perbandingan dapat diterima jika Nilai Rasio Konsistensi ≤ 0.1, jika nilai CR > 0.1 maka pertimbangan yang dibuat perlu diperbaiki.

2.2.9 Konsep Dasar Sistem

(44)

2.2.9.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu : a) Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponem sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut dengan supra system.

b) Batas Sistem

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c) Lingkungan Luar Sistem

(45)

dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

d) Penghubung Sistem

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya yang mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari suatu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e) Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masalah perawatan (maintenance input) dan masukkan sinyal (signal input). maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

f) Keluaran Sistem

(46)

g) Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukkan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.

h) Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukkan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Gambar 2.4 Karakteristik Suatu Sistem

prose Outp

Sub siste

input

Sub siste

Sub siste Sub

siste

Sub siste

penghubu

Batas Lingkungan luar Batas sistem

(47)

2.2.9.2 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstrack system) dan sistem phisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran/ide-ide yang tidak tanpak secara phisik. Sistem phisik merupakan sistem yang ada secara phisik.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melaui proses alam, tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebutnya dengan man machine system.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi antara bagiannya sudah dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

(48)

tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukkan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar/subsistem yang lainnya.

2.2.10 Konsep Dasar Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan luruh, kerdil dan akhirnya berakhir.

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya [3]. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejdian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Didalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perbuatan dati suatu nilai yang disebut dengan transaksi.

2.2.10.1 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.

(49)

Gambar 2.5 Siklus Informasi

2.2.10.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktunya (timeliness) dan relevan (relevance).

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi smpai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya

Proses (model)

Output (information) Input

(Data)

Dasar data

Data (ditangkap)

Hasil Tindakan

Penerima

(50)

nilai informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikkan kemampuan untuk memprediksi, atau menegaskan ekspektasi semula.

2.2.10.3 Nilai Informasi

Nilai dari informasi (Value of Information) ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sebagian informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai tetapi dapat ditaksir nilai keefektifannya.

2.2.10.4 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data (database block), dan blok kendali (control block)[3]. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

(51)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Prodek dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat” (tool-box) dalam sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menrima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui komputer, pemrogram, operator pengolah kata, spesialis telekomunikasi, analis sistem, penyimpan data dan lain sebagainya.

5. Blok Basis Data

(52)

komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.

6. Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.3 Basis Data

2.3.1 Pengertian Basis Data

Basis data terdiri dari dua kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat berkumpul, sedangkan data representasi fakta dunia nyata yang mewakili sauatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti Fansyah :

(53)

2. Kumpulan file / tabel / arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.

2.3.2 Sistem Pengelola Basis Data

Pengolahan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus / spesifik. Perangkat lunak inilah ( disebut DBMS) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, keakuratan data dan sebagainya. Jogianto.

Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV, FoxBase, MS-Access, Paradoks, MS-SQLServer, Orecle

Borland-Interbase. Salah satu tujuan DBMS adalah untuk menyediakan fasilitas atau antar

muka ( interface ) dalam melihat data ( yang lebih ramah / userfriendly ) kepada pemakai.

2.3.3 Bahasa Basis Data

(54)

Sebuah Bahasa Basis Data ada dua bentuk yaitu:

1. Data Definition Language (DDL)

2. Data Manipulation Language (DML)

Struktur atau skema basis data yang menggambarkan desain basis data secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yang disebut Data Definition Language (DDL), dengan bahasa inilah dapat dibuat tabel baru, membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur penyimpanan tabel, dan sebagainya. Yang mana hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut kamus data ( Data Dictionary ).

Sedangkan Data Manipulation Language (DML) merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi data dapat berupa:

1. Penyisipan atau penambahan data baru dari suatu basis data 2. Penghapusan data dari suatu basis data

3. Pengubahan data dari suatu basis data

Data Manipulation Language (DML) merupakan bahasa yang bertujuna

memudahkan pemakai untuk mengakses data sebagaimana direprentasikan oleh model data.

2.3.4 Pemodelan Sistem

(55)

serangkaian model representasi teknis dari sistem. Saat ini ada dua yang mendominasi landscape pemodelan analisis. Yang pertama analisis terstruktur, adalah pemodelan klasik dan yang kedua adalah analisis berorientasi objek.

2.3.4.1 Diagram Konteks

Diagram Konteks adalah diagram tingkat tinggi dari Diagram Alir Data yang merupakan gambaran global dari sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam maupun keluar suatu sistem dan merupakan alat yang digunakan untuk melihat batasan antara sistem dengan eksternal entity.

2.3.4.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antara data, karena hal ini relatife kompleks. Dengan ERD kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan. ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur yaitu :

1. Entity

Adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.

2. Atribut

(56)

3. Hubungan

Relationship sebagaimana halnyaentiti maka dalam hubungan pun harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan anatara entity dengan isi dari hubungan itu sendiri.

Relasi anatar dua file atau dua tabel dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu:

1. One to One Relationship

Yang berarti entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak entitas pada entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

2. One to Many Relationship

Yang berarti entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan banyak entitas pada satu himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B nerhubungan paling banayk dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

3. Manu yo Many Relationship

(57)

2.3.4.3Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang akan dikenakan pada data tersebut.

DFD sering digunkan untuk mengambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat, dan sebagainya). Atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, hard disk, tape, disket dan sebagainya).

DFD merupakan alat yang cukup popular saat ini, karena dapat menggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD merupakan dokumentasi dari sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.

Beberapa simbol yang akan digunaka di dalam DFD antara lain menurut Jogianto adalah sebagai berikut:

1. Kesatuan luar ( External Entity )

(58)

a. Suatu kantor, departemen atau devisi dalam perusahaan tetapi di luar sistem yang sedang dikembangkan.

b. Orang atau sekelompok orang di organisasi tetapi di luar sistem yang sedang dikembangkan.

c. Suatu organisasi atau orang di luar organisasi.

d. Sistem informasi yang lain di luar sistem yang sedang dikembangkan. e. Sumber asli dari suatu transaksi.

f. Penerimaan akhir dari suatu laporan yang dihasilkan oleh sistem. 2. Aliran Data (Data Flow)

Aliran data di DFD diberi symbol suatu panah. Aliran data ini mengalirdiabtara proes (process) , simpan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Aliran data ini menunjukan aliran dari data yang dapat berupa masukkan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

3. Proses

Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses yang digambarkan secara umum. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.

4. Berkas atau Simpanan Data (Data Store)

Berkas atau simpanan data merupkan simpanan dari data yang dapat berupa:

(59)

3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. 4. Suatu tabel acuan manual.

5. Suatu agenda atau buku.

2.3.4.4Kamus Data

Kamus data dapat mendefinisikan dengan lengkap data yang mengalir diantara proses, penyimpanan data, dan entitas. Data yang mengalir tersebut dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil diproses sistem. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir pada konteks diagram dan DFD.

2.4 Perangkat Lunak pendukung

Berisi tentang teori singkat mengenai software pembangun sistem yang dipergunakan.

2.4.1 Delphi 7.0

Delphi adalah compiler (penterjemah) bahasa Delphi (awalnya dari pascal) yang merupakan bahasa tingkat tinggi sekelas dengan basic, C. Bahasa pemrograman di Delphi disebut bahasa procedural yaitu bahasa atau sintaknya mengikuti urutan tertentu. Delphi disebut juga Visual Programming artinya komponen – komponen yang ada tidak hanya berupa teks tetapi muncul berupa gambar – gambar.

(60)

lingkungan pengembangan visual yang dapat diatur sesuai kebutuhan, menghasilkan file terkompilasi yang berjalan lebih cepat, serta kemampuan mengakses data dari bermacam – macam format.

Delphi menggunakan bahasa objek pascal didalam lingkungan pemrograman visual. Kombinasi ini menghasilkan sebuah lingkungan pengembangan aplikasi yang berorientasi objek (Object Oriented Programming). Dengan konsep seperti ini, maka pembuatan aplikasi menggunakan Delphi dapat dilakukan dengan cepat dan menghasilkan aplikasi yang tangguh. Form dan komponen yang ada didalamnya, misalnya, dapat disimpan dalam suatu paket komponen yang dapat digunakan kembali, atau dimodifikasi seperlunya saja.

Khususnya untuk pemrograman database, Delphi menyediakan objek yang sangat kuat, canggih dan lengkap, sehingga memudahkan pemrograman dalam merancang, membuat dan menyelesaikan aplikasi database yang diinginkan. Selain itu, Delphi juga dapat menangani data dalam berbagai format database, misalnya format MS.Access, Oracle, Foxro, Informix dan lain – lain. Format database yang dianggap asli dari Delphi adalah Paradox dan dBase. Keunggulan yang dimiliki oleh Borland Delphi yaitu :

1. Memiliki banyak fitur.

2. Dapat merancang dan membuat tampilan aplikasi yang bagus. 3. Mudah dalam penulisan coding.

(61)

2.4.2 SQL

SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa standar yang

digunakan untuk mengakses basis data relasional. SQL mempunyai kemampuan diantaranya :

1. Query (memperoleh data).

2. Pendefinisan struktur data. 3. Pengubahan data.

4. Pengaturan sekuritas, dll.

Antarmuka SQL terhadap DBMS diantaranya : 1. SQL sebagai bahasa administrasi data

Dalam hal ini SQL dipakai oleh DBA untuk menciptakan serta mengendalikan pengaksesan basis data.

2. SQL sebagai Query interaktif

Pengguna dapat memberikan perintah-perintah untuk mengakses basis data yang sesuai dengan kebutuhannya.

3. SQL sebagai bahasa pemrograman basis data

Pemrograman dapat menggunakan perintah-perintah SQL dalam program aplikasi yang dibuat guna mengakses basis data.

4. SQL sebagai bahasa Client/Server

(62)

data yang ada pada server. Dalam hal ini sistem operasi antara server dengan client boleh berbeda. Di lingkungan PC, pengaksesan data antar DBMS yang berbeda dapat dilakukan dengan mudah berkat adanya ODBC (Open Database Connectivity).

Pernyataan-pernyataan SQL digunakan untuk melakukan beberapa tugas seperti : update data pada database, atau menampilkan data dari database. Beberapa software RDBMS dapat menggunakan SQL, seperti : Oracle, Sybase, Microsoft Access, Ingres, dsb. Setiap software database mempunyai bahasa

perintah / sintaks yang berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai arti dan fungsi yang sama.

(63)

47 BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Sebelum memasuki tahapan perancangan program, tahapan analisis dilakukan agar nantinya dalam merancang program tidak terjadi kesalahan. Dikarenakan hal tersebut adalah tahapan penting sebelum memasuki tahapan selanjutnya, apabila pada tahap ini terjadi kesalahan maka tahapan selanjutnya sudah dipastikan akan terjadi kesalahan.

Analisis sistem bertujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan sekarang dan kebutuhan atau keinginan dari orang yang akan menggunakan aplikasi ini.

Tujuan dari perancangan sistem secara garis besar adalah untuk menghasilkan bentuk perancangan yang dapat memenuhi kebutuhan akan penyelesaian masalah secara tepat dan benar.

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

(64)

perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan, serta analisis user yang terlibat.

3.1.1 Analisis Permasalahan

Analisis permasalahan merupakan sebuah asumsi dari permasalahan yang akan diuraikan dalam prosedur-prosedur pengolahan data pada proses pelelangan pengadaan barang di kantor Sarana Mulia Hakiki Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sarana Mulia Hakiki masih terdapat permasalahan dan kekurangan dalam pengolahan data dan efektifitas dalam proses pelelangan pengadaan barang. Masalah timbul berawal dari sistem pendokumentasian proses pelelangan pengadaan barang yang kurang tersusun dan tersimpan dengan baik karena terdiri dari berbagai data excel, word, serta data tulisan manual. Sehingga memakan waktu dalam proses pencarian dan pengolahan data. Selain itu, Sarana Mulia Hakiki juga ingin meningkatkan kualitas dalam pemilihan supplier peserta dan supplier pemenang lelang pengadaan barang.

3.1.2 Analisis Prosedur Yang Berjalan

Tujuan analisis prosedur adalah untuk mengetahui suatu proses yang ada dalam sistem dan siapa saja pelakunya dan mengecek peran dari pihak yang terkait, serta untuk mengetahui apakah informasi yang dibutuhkan atau dihasilkan oleh suatu pihak sudah sesuai dengan kebutuhan.

(65)

3.1.2.1Prosedur Penawaran Proyek Pengadaan Barang

Adapun pengolahan alur penawaran proyek pengadaan barang yaitu : 1. Admin staff logistik membuat surat permintaan penawaran dan daftar

harga kepada para supplier yang akan ikut dalam proses pengadaan barang.

2. Supplier peserta pengadaan barang menerima surat permintaan penawaran dari admin staff logistik.

3. Selanjutnya, supplier akan mengisi harga dan keberadaan barang dari data penawaran pengadaan barang yang diberikan oleh admin logistik.

4. Data penawaran pengadaan barang yang sudah diisi dengan spesifikasi harga dan barang diserahkan ke pihak admin logistik.

5. Admin staff logistik menerima penawaran barang yang sudah diisi spesifikasi harga dan keberadaan barang dari para supplier.

6. Data penawaran barang yang diterima dari supplier peserta lelang pengadaan barang kemudian di cek kembali oleh admin logistik, apakah sudah sesuai dengan pengajuan dari pihak logistik atau tidak. Jika tidak, maka data penawaran barang akan dikembalikan kepada supplier untuk diisi sesuai pengajuan pihak logistik.

7. Jika sudah lengkap, Admin staff logistik kemudian mencatat data penawaran barang dari supplier beserta spesifikasi harganya yang selanjutnya akan dicetak dan dijadikan arsip di bagian logistik.

(66)

Supplier Admin Logistik

Proses Pengisian/ Penginputan

Harga

Penginputan data yang di butuhkan

proyek

A1

A2

Surat Penawaran Barang Dengan Spesifikasi Harga Surat Penawaran

Barang Dengan Spesifikasi Harga

Lengkap

Penginputan Data Penawaran Dari

Supplier

Data Penawaran Supplier.xls

Pencetakan Data Penawaran Barang Dari Supplier

Data Penawaran Barang Yang

Sudah Diisi

Tidak

Ya

Surat Permintaan Penawaran Dan

Daftar Harga Barang Surat Permintaan

Penawaran Dan Daftar Harga

Barang

[image:66.595.155.518.81.678.2]

(67)

Keterangan :

A1 : Arsip data penawaran barang yang sudah diisi A2 : Arsip data penawaran barang dari supplier

3.1.2.2Prosedur Penentuan Pemenang Proyek Pengadaan Barang

Adapun pengolahan untuk alur penentuan pemenang proyek pengadaan barang yaitu :

1. Admin memberikan data surat penawaran barang dengan spesifikasi harga dari dari supplier kepada checker.

2. Selanjutnya checker akan memeriksa terhadap kualitas dan kondisi barang yang ditawarkan oleh supplier. Apakah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan atau tidak. Jika tidak, maka penwaran barang dari supplier tersebut akan ditolak. Jika sesuai, data penawaran tersebut di serahkan kepada kepala logistik sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan supplier terpilih.

3. Kepala logistik menerima data surat penawaran barang dengan spesifikasi harga yang sudah di cek dari checker. Kemudian kepala logistik akan memberikan penilaian dan bobot terhadap performansi supplier berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan. Penilaian dari kepala logistik akan menentukan supplier mana yang keluar sebagai pemenang dalam tender pengadaan barang.

(68)

5. Admin kemudian mencatat data supplier terpilih untuk proyek pengadaan barang yang selanjutnya data – data tersebut akan dijadikan arsip di bagian logistik.

Adapun flowmap proses penentuan pemenang proyek pengadaan barang dapat dilihat pada gambar 3.2 :

Admin Logistik Checker Kepala Logistik

Data Barang Yang Sudah Di Cek Sesuai Kriteria

Pengecekan kualitas dan kondisi barang

yang ditawarkan supplier

Data Barang Yang Sudah Di Cek Sesuai Kriteria

Penentuan Nilai Kualitas Dan Performansi Supplier

Data Barang Yang Sudah Di Cek Sesuai Kriteria Penentuan Pemenang Proyek Pengadaan Barang Data Pemenang Proyek Pengadaan Barang Data Pemenang Proyek Pengadaan Barang Sesuai Kriteria Penawaran Barang Supplier Ditolak

Data Nilai Supplier Berdasarkan Kriteria Yang Sudah Ditentukan

Data Nilai Supplier Berdasarkan Kriteria Yang Sudah Ditentukan A3 Penawaran Barang Supplier Ditolak A4 A5 A6 Rekap Data

Pemenang Proyek

Gambar

Tabel 2.1 Skala penilaian Perbandingan Berpasangan
Gambar 2.3 Struktur Hierarki AHP
Gambar 3.1 flowmap Penawaran Proyek Pengadaan Barang
Gambar 3.2  flowmap Proses Penentuan Pemenang Proyek Pengadaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

IPM di Kota Tegal selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. Meningkatnya IPM ini menunjukkan adanya peningkatan kesehatan masyarakat Kota Tegal. Selain indikator

Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan I dalam menerapkan Penerapan Problem Solving pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Kutowinangun 10

Abstrak : Hakikat tindak tutur itu adalah tindakan yang dinyatakan dengan makna atau fungsi ( maksud dan tujuan ) yang melekat pada tuturan. Beberapa permasalahan yang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab terjadinya konflik elit dan proses terjadinya konflik elit dalam pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Gorontalo Tahun

o$ter P0 +ayanan & P0 Poli Ana$ P0 U,P* Tim P;,P* ,epala Pus$esmas ;endesain ruang pemeri$saan agar mendapat cu$up sinar mata.ari dan sir$ulasi udara yang bai$!. ;en/alani

praktek kerja profesi apoteker bidang Apotek yang telah.. mengupayakan terlaksananya praktek kerja

Pelaksanaan pembelajaran Pendididikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak peserta didik di SMPN 1 Kota Sorong terlaksana cukup baik. Hal ini dapat dicermati bahwa guru

menyembunyikan perahu nelayan dan lokasi dengan aktifitas masyarakat yang tinggi yaitu dekat dermaga yang padat aktifitas, sehingga dapat dilihat