• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun beberapa pencapaian mutu yang dilakukan pada PT Sumi. 1. Menyusun prosedur pembelian bahan baku berkualitas sesuai standard

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Adapun beberapa pencapaian mutu yang dilakukan pada PT Sumi. 1. Menyusun prosedur pembelian bahan baku berkualitas sesuai standard"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pencapaian Kinerja Mutu pada PT. Sumi Asih Oleochemical Industry Adapun beberapa pencapaian mutu yang dilakukan pada PT Sumi Asih adalah sebagai berikut:

1. Menyusun prosedur pembelian bahan baku berkualitas sesuai standard yang telah ditetapkan, yang kemudian dilakukan pengujian mutu oleh urusan laboratarium meliputi pengujian grade menyangkut klasifikasi stearine (bahan baku Asam Stearat dan Glycerine) berdasarkan kelayakan stearine tersebut untuk diproduksi serta kandungan kotorannya.

2. Pemeliharaan mesin produksi

3. Melengkapi produk dengan fasilitas laboratorium untuk pengujian produk. 4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dengan

mengadakan pelatihan sesuai tugas dan pekerjaannya serta melaksanakan usaha-usaha pengembangan sistem dan alat produksi untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja.

5. Melakukan pendokumentasian terhadap pencapaian mutu yang teiah ditetapkan sehingga memungkinkan adanya evaluasi secara berkala

dengan melakukan pembandingan antara standard mutu dengan mutu yang telah dicapai.

6. Melakukan audit mutu untuk menjamin kepastian mutu secara periodik

dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk urusan Quality Assurance,

(2)

54

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian mutu pada PT Sumi Asih Oleochemical Industry adalah dengan : 1. Quality Cost Index

Analisis berikut dilakukan dengan suatu tujuan melihat index pencapaian kinerja mutu dari suatu proses produksi. Seperti disebutkari, menurut teorinya perusahaan manufaktur yang menerapkan program zero defect akan mempunyai quality cost index ideal 100. berikut akan disajikan perhitungan besamya quality cost index dengan dasar waktu satu

tahun.

a. Dari hasil pengemlompokan aktivitas yang terkait dengan biaya kualitas terdapat 5 (lima) aktivitas yang berkaitan dengan inspeksi dan quality control yaitu supervisi proses produk, pengujian bahan baku, pengujian barang jadi, kalibrasi alat produksi dan uji, dan audit system mutu. Kelima aktivitas ini mengkonsumsi biaya tenaga kerja dan biaya overhead secara total seperti tercantum dibawah ini : (angka-angka

dapat dilihat pada lampiran 4)

Supervisi proses produksi = Rp. 111.083.564,07

Pengujian Bahan Baku - Rp. 111.932.382,80

Pengujian Barang Jadi =Rp. 77.088.554,25 Kalibrasi Alat Produksi dan uji = Rp. 43.102.223,13 Audit Sistem Mutu - Rp. 88.083.975,19 Rp. 554.172.404,11

(3)

b. Waste yang terjadi adalah 1018 unit. Harga jual rata-rata seeluruh

produk adalah 342.453,34. Maka nilai waste pada harga jual (misalkan

waste tersebut dijual) adalah:

1018 unit x 342.453,34 = Rp. 348.617.500,12

c. Hasil penjualan seluruh kedua produk sesuai data yang terdapat pada

laporan keuangan tahun 2003 adalah Rp 31.505.707.425,00

d. Maka sesuai rumus pada bab II Quality Cost Index

= 100+ 100 (348.617.500,12+ Rp.554.172.404,l I) Rp 31.505.707.425,00

= 100 + 2,865

= 102,86

Maka dari hasil perhitungan yang diperoleh hasil bahwa

Quality cost index adalah 102,86. Sesuai teori apabila quality cost index berada sampai kisaran 105 dapat dilcatakan kinerja mutu secara keseluruhan menunjukkan hasil yang bagus.

2. Perbandingan Terhadap Harga Jual

Salah satu perbandingan yang bisa dilakukan untuk tujuan anlisis adalah membandingkan total biaya mutu dengan harga penjualan baik untuk setiap produk maupun secara keseluruhan. Sesuai perhitungan diatas

(4)

56

dapat dapat diketengahkan bahwa rasio perbandingan biaya mutu

glycerine dengan penjualan perunit:

Prevention Cost perunit Glycerine = Rp 6.159,48

Appraisal Cost perunit Glycerine = Rp 20.568,67

Failure Cost perunit Glycerine = Rn 13.656.76

Total COQ perunit Glycerine = Rp 40.384,91

Harga jual produk glycerine adalah Rp 1.049.550,75 dengan demikian presentase total biaya mutu terhadap harga jual produk adalah:

Total CQQ perunit = Rp 40.384,91 =3,84% Harga jual perunit Rp 1.049.550,75

Apabila dirinci maka dapat dilihat seperti di bawah ini;

Prevention Cost perunit Glycerine = Rp 6.159,48/Rp 1.049.550,75

= 0,58%

Appraisal Cost perunit Glycerine = Rp 20.568,67/Rp 1.049.550,75

= 1,96%

Failure Cost perunit Glycerine = Rp 13.656,76/Rp 1.049.550,75

= 1,30%

Rp40.384,91/Rp 1.049.550,75 - 3,84%

Perbandingan biaya mutu dengan harga jual untuk satu jenis produk lainnya dapat dilihat pada tabel 4.1 :

(5)

TabeH.l

Perbandingan Biaya Kualitas Terhadap Harga Jual No 1. 2. 3. Item Prevention Cost Appraisal Cost Failure Cost Total COQ Glycerine 0,58% 1,96% 1,30% 3,84% Asam Stearat 0,48% 1,22% 1,29% 2,99%

Sumber: Data diolah (2005)

Dari tabel diatas dapat dilihat secara koraparatif besarnya biaya perjenis biaya dari setiap jenis produk dengan harga jualnya. Dari

angka-angka diatas terlihat bahwa perbandingan total COQ terhadap harga jual perunit relatif tidak begitu besar dengan kisaran 2-4 % tampaknya kinerja

mutu dapat dikatakan memuaskan. Data ini lebih bennanfaat apabila

terdapat data pembanding dari perusahaan sejenis karena rasio total cost of

quality dengan harga jual akan menunjukkan batasan relatif biaya kualitas

yang boleh dikeluarkan perusahaan ketika kompetisi harga meningkat maka indikator ini dapat memberikan sinyal adanya pengeluaran biaya mutu yang berlebihan.

Secara sederhana kita dapat membuat analisis internal dengan membandingkan biaya mutu antar produk. Produk glycerine mengkonsumsi biaya mutu relatif lebih banyak dibandingkan dengan lain yaitu 3,84% dibanding asam stearat yang mengkonsumsi 2,99%.

(6)

Produk Glycerine bukan berarti mempunyai kinerja mutu yang

Iebih buruk daripada produk asam stearat. Apabila dilihat lebih jauh maka

tingginya total biaya mutu produk glycerine karena dalam struktur biaya

mutu glycerine menggunakan 0,58% bmya pencegahan, 1,96% biaya

penilaiannya dan 1,30% biaya kegagalannya

Seperti telah dikemukakan tadi bahwa biaya mutu yang dikonsumsi

oleh glycerine relatif Iebih tinggi terhadap asam stearat dan biaya

kegagalan tertinggi pun justru terjadi pada glycerine sedangkan pada asam

stearat biaya pencegahannya rendah yaitu 0,48*/o maka menghasilkan

biaya kegagalan yang terjadi yaitu 1,29%. Hal ini dapat terjadi karena

aktivitas pencegahan yang dilakukan untuk produk glycerine dan asam

stearat kurang maksimum dan biaya pencegahan yang timbul rendah maka

hasilnya biaya kegagalan untuk kedua produk tersebut tinggi.

Dengan

demikian,

apabila

analisis

dikaitkan

dengan

semboyan/klausa! yang menyebutkan bahwa untuk menurunkan biaya

kualitas secara keseluruhan maka "do it right in the first time", dengan

melakukan investasi maksimum pada biaya pencegahan maka biaya

kegagalan akan menurun diikuti dengan turunnya biaya mutu secara

keseluruhan dan klausal kedua menyatakan bahwa akan terjadi trade-off

antara biaya-biaya tersebut sehingga sulit untuk mencari bauran yang

dapat meminiinmalkan biaya mutu secara optimal. Maka manajemen

dalam hal ini Quality Assurance hams segera mencari cara untuk

melakukan trade-off antara biaya pencegahan dan biaya penilaian. Selain

(7)

itu yang juga perlu menjadi perhatian manajemen pada rasio-rasio tersebut diatas adalah kemungkinan hilangnya penjualan yang potensial.

B. Perhitungan Biaya Mutu dengan Pendekatan Activity Based Costing

System pada PT. Sumi Asih OleochemicaJ Industry /. Prevention Cost

Glycerine

a. Riset dan pengembangan

Cost Of Activity COQperR&D = Banyaknya R & D = Rp 122.881.704,68 35 kali = Rp 3.510.905,84

Maka COQ perproduk untuk aktivitas ini bisa dihitung:

_ Rate COQ per R & D x Frekuensi R & D COQ perunit

Jumlah produk

^ ^3.510.905,84x10 5.700

= Rp 6.159,48 perunit Glycerine

Jadi total biaya pencegahan perunit glycerine = Rp 6.159,48

2. Appraisal Cost

a. Audit sistem mutu

(8)

60

r^r\n ■ a-. Cost Of Activity

COQ perjam audit = ^—

Banyaknya jam audit = RP 88.083.975,19

9846

= Rp 8.946,16/jam audit

Maka COQ perproduk untuk aktivitas ini bisa dibilang: Rate COQ perjam x jam audit used

COQ perunit

Jumlah produk Rp 8.946,16x4.923

5.700

= Rp 7.726,65 perunit Glycerine b. Supervisi proses produk

Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus adalah:

Cost Of Activity COQ perjam pemeriksaan =

Banyaknya jam pemeriksaan

= Rp 111.083.564,07 4.980 jam - Rp 22.305,93

Maka COQ perproduk untuk aktivitas ini bisa dihitung:

COQttemnit = RateC°Q/J5"1 pemeriksaaa xjam pemeriksaai used

Jumlahproduk = Rp 22.305,93x1085

5.700

= Rp 4.245,95 perunit Glycerine c. Pengujian bahan baku

(9)

r™ ^ +- Cost Of Activity COQ pertesting = Banyaknya testing = Rp 111.392.382,80 4055 = Rp27.470,37/testing

Maka COQ perproduk untuk aktivitas ini bisa dihitung:

_ Rate COQ pertesting x testing COQ perunit

Jumlah produk Rp 27.470,37x930 kali

5.700

= Rp 4.482,01 perunit Glycerine

d. Kalibrasi alat produksi dan uji

Kalibrasi merupakan kegiatan pengujian untuk mengukur presisi alat-alat mekanis. Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus:

™~ . Cost Of Activity COQ pertesting = J Banyaknya testing = Rp 43.102.223,13 210 = Rp 205.248,68 / testing

Maka COQ perproduk untuk aktivitas ini bisa dihitung:

Rate COQ pertesting x testing COQ perunit

Jumlah produk Rp 205.248,68x70

5.700

= Rp 2.520,60 perunit Glycerine e. Pengujian barang jadi

(10)

62

Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus: ,-™ ^ *: Cost Of Activity COQpertestmg = — Banyaknya testing = Rp 77.088.554,25 1010 = Rp 76.325,30/testing

Maka COQ perproduk untuk aktivitas ini bisa dihitung: Rate COQ pertesting x testing

COQ perunit Jumlah produk = Rp 76.325,30x119 5.700 = Rp 1.593,46 perunit Glycerine 3. Failure Cost a. Scrap/Waste

Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus: Cost Of Activity

COQ perunit rusak =

Banyaknya unit rusak = Rp 408.478.160,08

1018 unit = Rp401.255,55/unit

Maka COQ perproduk untuk aktivitas ini bisa dihitung: Rate COQ perunit x unit rusak

COQ perunit

Jumlah produk = Rp 401.255,55x194

(11)

= Rp 13.656,76 perunit Glycerine

Dengan perhitungan-perhitungan di atas, maka biaya mutu perunit Glycerine adalah:

Prevention Cost perunit Glycerine = Rp 6.159,48

Appraisal Cost perunit Glycerine = Rp 20.568,67

Failure Cost perunit Glycerine = Rp 13.656.76 Total COQ perunit Glycerine = Rp 40.384,91

Sama seperti perhitungan di atas secara singkat Cost Of Quality untuk

Referensi

Dokumen terkait

bersama untuk melakukan perencanaan terpadu dan berkelanjutan dalam rangka membangun Madura ke arah yang lebih baik, dengan harapan bisa “memroteksi” budaya Madura

bahwa untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf b, dipandang perlu membentuk Panitia Pelaksana, Tim Sosialisasi dan Pembina Kegiatan Pesta Kesenian

Objek pada penelitian Hidayat (2008) bersumber pada media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos,  sedangkan objek penelitian ini yaitu tuturan kru bus jurusan Solo-Semarang.  Alih

 Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Kabupaten Banjarnegara sesuai dengan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor: 700/1290

yang positif dan signifikan dari sistem pengendalian intern terhadap penerimaan kas Pemerintah Provinsi Jawa

Dalam pameran tersebut para rekanan kerja sesama travel agent melakukan penawaran kepada para klien yang datang menghadiri pameran dan menarik para klien untuk dapat membeli

Kebutuhan energi listrik di kabupaten Bolaang Mangondow, Sulawesi utara dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan pembangunan

diketahui bahwa sebagian besar perawat memiliki tindakan yang tidak sesuai dalam pencegahan infeksi nosokomial seperti tidak mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien,