• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran

Scaffolding

December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment

Semua sistem perancah (Scaffolding) harus diperiksa oleh HSE inspektur sebelum digunakan di tempat kerja untuk memastikan kepatuhan dengan persyaratan keselamatan. Dia harus melakukan pemeriksaan mingguan di tempat semua perancah, dan ia juga harus mencatat hasil pemeriksaan, menempatkan label (sistem penandaan) setiap perancah untuk mengidentifikasi perancah yang aman dan tidak aman

HSE (Scaffolding) Inspektur harus melaporkan kepada Yard Supervisor/Manager dan HSE Coordinator mengenai perancah aman.

Berikut ini adalah persyaratan umum yang harus diatasi ketika melakukan perencanaan danpemasangan perancah scaffolding untuk digunakan oleh pekerja:

 Ketinggian sistem perancah harus tidak lebih dari 3 “lift” di atas geladak kapal (ketika mendirikan perancah di Kapal Klien),

 Perancah diperlukan setiap kali bekerja di atas dimana tidak dapat dilakukan dengan aman bila menggunakan tangga;

 Perancah dan komponen-komponennya akan, tanpa runtuh, dapat membawa setidaknya 4 kali maksimum yang diizinkan beban kerja. Jangan Overload;

 Penggunaan perancah yang tidak vertikal dilarang,

 Material dari perancah yang digunakan harus dalam kondisi baik dan diperiksa dengan teratur;

 Hal ini tidak diizinkan untuk menghilangkan bagian dari perancah tanpa persetujuan terlebih dahulu,

 Platform scaffold tidak akan bersandar atau menggantung di pagar yang dapat dengan mudah dipindahkan;

 Tangga dan perangkat lain untuk mendapatkan ketinggian tidak boleh digunakan di atas perancah Platform;

 Perancah yang harus dibangun di atas permukaan yang datar dimana mampu mendukung berat maksimum dimaksudkan;

(2)

 Untuk perancah yang akan didirikan di kisi-kisi, standar harus berlapis untuk mendistribusikan berat;

 Perlindungan terhadap cuaca, seperti lembaran/kelambu, tidak akan terikat dengan ketinggian perancah kecuali dijamin dengan struktur independen yang mampu menahan pekerja oleh angin.

Perawatan dalam pemasangan perancah / platform yang harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Scaffold tidak harus menghalangi jalan keluar, atau passage way yang menghambat proses evakuasi saat keadaan darurat;

 Dimana obstruksi peralatan darurat atau melarikan diri rute tidak dapat dihindari, pengaturan keamanan alternatif harus dilakukan sebelum platform dibangun;

 Daerah kerja harus cukup lebar (setidaknya 650 mm lebar) untuk memberikan jalan yang jelas;

 Sebuah cara yang aman untuk akses dan jalan keluar (biasanya dengan tangga) harus disediakan;

 Semua tangga akses harus sesuai dan diikat dengan kuat ke struktur perancah;  Karena pertimbangan yang diambil untuk loading dan dekat dengan bahaya seperti

memindahkan mesin, peralatan listrik, dll .;

 Jika memungkinkan personil tidak harus bekerja atau berjalan di bawah perancah;  Di mana ada bahaya personil terhadap benda-benda yang terjatuh, maka penutup

pelindung harus didirikan antara papan kaki dan pertengahan rel;

 Good housekeeping daerah perancah dan platform harus dipelihara untuk mencegah tergelincir, tersandung dan jatuh. Semua tumpahan dan puing-puing harus dibersihkan segera.

Pemasangan dan Pembongkaran Perancah (Scaffolding):

 Mendirikan dan pembongkaran scaffolding yang benar harus dilakukan hanya dengan disetujui scaffolders yang memiliki sertifikat yang sah, dan personil tidak memenuhi syarattidak boleh mendirikan atau melakukan pembongkaran scaffolding.

 Semua perancah harus dilengkapi dengan pegangan tangan untuk memastikan keamanansaat berada di ketinggian untuk mencegah personil jatuh.

(3)

TANDA DAN RAMBU-RAMBU

Berikut tanda-tanda dan pemberitahuan yang digunakan untuk perancah / scaffolding: Tanda peringatan

Ketika perancah sedang digunakan, tanda peringatan dengan teks “PERHATIAN – KERJA OVERHEAD” dan “Perancah AMAN UNTUK DIGUNAKAN” harus dipasang di mana pekerjaan dilakukan dan / atau orang-orang yang lewat di bawah perancah. Barricade merah putih juga dapat digunakan untuk menutup access bagi orang yang tidak berkepentingan.

Dimana perancah tidak lengkap, tanda peringatan dengan teks “PERANCAH TIDAK LENGKAP – JANGAN DIGUNAKAN “dipasang untuk memblokir access.

Sistem inspeksi

Setiap perancah harus diperiksa segera setelah didirikan dan sekali setiap 7 hari atau setelah ada perubahan, modifikasi atau setelah terpapar kondisi cuaca buruk.

Perancah (Scaffolding)

Fungsi Perancah (Scaffolding)

Perancah (scaffolding) adalah merupakan suatu konstruksi pendukung pada suatu pekerjaan sebuah proyek yang tebuat dari rangka besi yang berbentuk khusus buatan pabrik dengan daya dukung tertentu, dimana pada pekerjaan ringan dapat dipakai sebagai penyangga untuk pekerja, pada pekerjaan yang lebih tinggi.

Perancah terdiri dari rangkaian atau komponen yang disusun dengan arah

vertikal maupun diarangkai secara horisontal dan dipergunakan untuk keperluan yang bersifat sementara.

(4)

Perancah (Scaffolding)

Pada dasarnya perancah berfungsi sebagai:

1. Landasan untuk pekerja dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Penopang atau penyangga bekisting

Perancah dapat digunakan pada pekerjaan bangunan gedung maupun konstruksi lainnya seperti jembatan, tower maupun konstruksi lainnya.

Jenis dan Tipe Perancah (Scaffolding)

Pada awalnya perancah yang banyak digunakan adalah perancah yang terbuat secara tradisional yaitu dari bahan kayu dolken dan bambu. Namun dengan berkembangnya teknologi bekisting sejalan dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja, maka telah banyak dikembangkan perancah dari bahan baja. Perancah scaffolding telah dikembangkan dalam berbagai jenis dan tipe. Perancah (scaffolding) memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan jenis lainnya:

1. Ringan denga berbagai tipe. 2. Bentuk yang rapi.

3. Dapat dipakai berulang kali. 4. Ekonomis

(5)

Pemasangan Scaffolding

Adapun tipe dan jenis scaffolding adalah:

Tipe dan Jenis Scaffolding

Komponen Perancah (Scaffolding)

Untuk mendukung kemudahan pemasangan atau penyetelan serta pada

pembongkaran sebuah perancah maka ada bagian-bagian dari scaffolding yang perlu kita ketahui sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaaan

perancah (steel scaffolding).

Adapun bagian-bagian atau komponen dari perancah adalah: 1) Rangka besi utama (frame).

(6)

Rangka Besi Utama (Frame)

2) Rangka besi penyambung (adjustable frame).

Rangka Besi Penyambung (Adjustable Frame) 3) Jack base (adjustable jack base).

Jack Base (Adjustable Jack Base)

(7)

U-Head Jack (Adjustable Shoring Head)

5) Joint pin.

6) Cross brace (bracing).

Cross Brace (Bracing)

Adapun sistem pembebanan pada scaffolding dapat dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini:

Sistem Pembebanan pada Scaffolding

Cara Penyambungan Perancah (Adjustable Scaffolding)

Pada dasarnya penyetelan perancah sangat sederhana dan mudah namun yang menjadi permasalahan adalah apabila ketinggian bekisting yang akan kitan pasang tidak sesuai dan spesifikasi (ketinggian) scaffolding yang ada. Oleh sebab itu sangat perlu data teknis atau gambar dari pekerjaan bekisting agar dapat merencanakan pemasangan perancah.

(8)

Di bawah ini akan menjelaskan dengan singkat bagaimana cara penyetelan perancah dan cara penyambungannya. Cara penyetelan perancah scaffolding adalah sebagai berikut:

1. Menentukan letak dari scaffolding atau mengatur jarak scaffolding misalnya as balok pada pekerjaan bekisting balok.

2. Memasang base plat atau jack base di atas landasan yang stabil. 3. Menyetel kerangka (frame).

4. Dilanjutkan dengan memasang cross brace pada dua sisi agar elemen perancah dapat berdiri dengan baik.

5. Selanjutnya menyusun frame vertikal berikutnya, atau selesai dengan pemasangan shoring head jika ketinggian perancah dianggap cukup, artinya ketinggian dapat dilakukan dengan mengatur jack dan u-head. 6. Kemudian ketinggian perancah diatur sesuai dengan ketinggian bekisting

(9)

Penyusunan Scaffolding

Tinggi frame tertentu sesuai dengan jenis produksinya sedangkan ketinggian bekisting atau dasar beton terhadap tempat berpijak perancah juga tertentu, sesuai dengan desain dan kondisi setempat.

Untuk memenuhi ketinggian plafon diperlukan, dapat diatur dengan beberapa cara sebagai berikut :

1. Menentukan tebal beton screed tempat berpijak jack base. 2. Mengatur jack base dan u-head jack dengan ulir yang ada.

3. Menyusun frame vertikal dan atau menambah adjusting frame sesuai dengan ketinggian yang diperlukan (lihat gambar)

(10)

4. Panjang ulir jack base dan u-head.

Rangka Besi Penyambung (Adjustable Frame)

Cara Pembongkaran Perancah (Scaffolding)

Pembongkaran scaffolding harus memperhitungkan kekuatan atau umur beton serta memperhatikan kebutuhan pekerjaan berikutnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemantapun terhadap perawat agar pada saat pembongkaran tidak terjadi masalah. Apabila ketentuan beton sudah cukup maka persiapan, maka siap persiapan pembongkaran.

Disamping kekuatan beton juga perlu diperhatikan arah dan bagian mana yang lebih dahulu dibongkar. Langkah pembongkaran perancah (scaffolding) :

1. Didahului dengan penurunan u-head pada bagian tengah bentangan atau daerah momen terbesar ke arah tepi, untuk menghindari penurunan mendadak.

2. Dilanjutkan dengan pembongkaran frame scaffolding.

3. Jika dibutuhkan sebagai perancah pada saat pembongkaran bekisting cetak maka frame lapis pertama tidak dibongkar.

(11)

Sistem Pembongkaran

Persyaratan Perancah (Scaffolding)

Pada masa sekarang telah banyak dikembangkan perancah sebagai upaya untuk mendapatkan cara kerja yang lebih cepat (mudah), hemat dan memiliki bobot yang ringan namun mampu memikul beban yang lebih berat. Walaupun

perancah bersifat sementara dalam sebuah konstruksi bangunan namun harus memiliki persyaratanpersyaratan teknis yang mendasar. Persyaratan tersebut bertujuan untuk mendukung dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan konstruksi bangunan

gedung.

Adapun tuntutan dan persyaratan yang diemban oleh perancah adalah seperti yang disebutkan di bawah ini :

Kuat

Dengan bobot ringan namun mampu memikul beban yang lenih besar.

Awet

Walaupun pada saat pemasangannya berlangsung kasar namun tetap dapat dipergunakan.

(12)

Dengan bobot yang ringan dan ditambah sistem pendukung (asesoris) yang sederhana akan memudahkan dalam pemasangan

Penambahan Sistem Pendukung.

Pemasangan joint pin antar frame harus bertumpu merata. Mudah dikontrol (dipantau).

Dapat dipakai berulang-ulang.

Jika terlalu tinggi dapat ditambah cross brace.

Rangkaiaan Scaffolding

(13)

Pelengkungan Scaffolding

Teratur

Pada saat bekerja dapat dengan mudah dilewati atau adanya jalan lalu lintas di bawah bekisting.

(14)

Perancah (bahasa Inggris: scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalamkonstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipaatau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa

negara Asia seperti Tiongkok, Singapura, danIndonesia, bambu lazim digunakan sebagai perancah. Perancah bambu dipilih bukan hanya karena biaya murah tetapi juga karena perancah bambu tahan gempa.

SCAFFOLDING

Secara umum scaffolding atau staging ialah suatu bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan

pembongkaran. Scaffolding yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseorang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan mempergunakan tangga.

Scaffolding atau staging memiliki potensi bahaya terhadap pekerja ketika memasuki atau meninggalkannya. Agar aman, scaffolding harus terbuat dari material khusus yang diizinkan. Pencegahan bahaya jatuh harus dilakukan terhadap pekerja diatasnya, termasuk pencegahan terhadap benda-benda jatuh.

POTENSI BAHAYA (HAZARD):

- Kegagalan komponen staging atau beban berlebih dapat menimbulkan keruntuhan unit keseluruhan atau sebagian menyebabkan pekerja terjatuh.

- Pekerja jatuh dari staging akibat lemahnya sisi penguat.

- Benda-benda jatuh dari staging dan melukai pekerja dibawahnya.

- Lonjakan (misalnya pergerakan lantai kerja) ketika bekerja dengan floating scaffolding. - Pekerja diatas scaffolding terjatuh ke lantai dibawahnya.

- Benda-benda jatuh dari scaffolding dan mengenai pekerja dibawahnya.

PERSYARATAN:

- Semua scaffolding dan penyangganya harus mampu menyangga beban sesuai rancangannya dengan factor keamanan tidak kurang dari 4.

(15)

- Semua kayu yang digunakan dalam konstruksinya harus lurus dan tidak cacat/rusak. - Scaffolding harus terawat dan dalam kondisi aman. Setiap komponen yang patah, terbakar atau kerusakan lainnya harus diganti.

- Benda-benda tidak stabil seperti drum, box, kaleng, tidak boleh dipergunakan sebagai lantai kerja (platform) ataupun penyangga lantai kerja.

- Scaffolding dalam pemasangan, pemindahan, pembongkaran, perubahan/modifikasi harus dalam pengawasan personil yang berkompeten.

- Pengelasan, pemanasan, riveting, atau pekerjaan dengan api terbuka (open flame) tidak boleh dilakukan diatas staging gantung yang menggunakan fiber rope, dimana wire rope akan mudah rusak akibat kerja panas.

- Lifting bridles pada lantai kerja gantung dari crane harus mempunyi 4 kakisehingga kestabilan lantai kerja terjamin.

- Jika hook crane memiliki kunci pengaman (safety latch), lifting bridles pada lantai kerja gantung dari crane harus terikat dengan shackle ke lifting block, dengan kata lain harus dibuat tindakan pencegahan bahaya lepas dari hook crane.

PAPAN LANTAI KERJA:

- Papan untuk lantai kerja lebarnya tidak boleh kurang dari 2 x 10 inch (50 cm, OSHA). - Lantai staging tidak kurang dari 50 cm lebarnya kecuali dalam hal akibat struktur kapal membuatnya tidak mungkin menyediakan lebar yang dimaksud.

- Papan platform yang dibangun keluar bagian penyangga pada ujung lain, panjangnya sekurangnya 6 inch (15 cm), jika lebih dari 12 inch maka papan harus dikencangkan ke bagian penyangga.

- Papan tidak boleh melampaui beban kerja.

GUARDRAIL DAN TOEBOARD:

- Scaffolding dengan ketinggian lebih dari 5 kaki (150 cm) diatas permukaan, atau dengan jarak tertentu diatas air, harus dilengkapi dengan rel:

Rel atas (top rail) tingginya 42 inch (105 cm) sampai 45 inch (112,5 cm) Rel tengah (mid rail) berada ditengah antara lantai dengan rel atas - Rel terbuat dari 2 x 4 inch (2 x 10 cm) papan, flat bar atau pipa.

Jika menggunakan penyangga kaku, taut wire atau fiber rope harus cukup kuat.

Jika jarak antara penyangga lebih dari 8 kaki (240 cm), rel harus sebanding kekuatannya dengan 2 x 4 inch papan.

(16)

Rel harus kuat dan aman.

Jika terarah dengan kerja panas atau bahan kimia, rel dari fiber rope tidak digunakan. Rel yang terbuat dari rantai juga dapat digunakan mengikuti persyaratan yang berlaku. - Penggunaan rel dapat diabaikan jika struktur kapal menghalangi pemakaiannya. Jika tidak menggunakan rel, pekerja yang bekerja diketinggian lebih dari 5 kaki dan diatas permukaan keras, harus menggunakan harness atau lifelines.

Pekerja yang bekerja diatas air harus dilengkapi dengan buoyant work vest (berupa life jackets atau ring)

- Pekerja harus terlindung dari bahaya jatuh kekapal (akibat swinging) ketika bekerja diatas floating scaffolding.

- Untuk mencegah peralatan dan material jatuh menimpa pekerja dibawah, scaffolding dilengkapi dengan papan kaki (toeboard), berukuran sekurangnya 1 x 4 inch papan.

AKSES KE STAGING:

- Staging dengan ketinggian lebih dari 5 kaki membutuhkan akses seperti ladder ramp, stairway.

- Ramp dan stairway harus dilengkapi dengan handrail setinggi 36 inch (90 cm) juga midrail.

- Tangga harus disediakan sehingga pekerja tidak perlu melangkah lebih dari satu langkah ke lantai kerja.

- Staging yang dibuat dari tangga harus mengikuti persyaratan khusus.

- Staging lebih dari 3 kaki dibawah titik akses membutuhkan sifat dapat berpindah-pindah, langsung atau sejenis Jacob ladder.

Tips cara pemasangan Scaffolding yang benar dan aman

Written by JB Nugraha on June 25, 2014 · Leave a Comment

Dalam pelaksanaan konstruksi, khususnya untuk pembangunan gedung lebih dari satu lantai diperlukan perancah atau scaffolding baik itu terbuat dari kayu ataupun dari bahan logam seperti pipa.

Seringkali para pekerja di lapangan melakukan pemasangan scaffolding secara serampangan jika tidak diawasi dengan baik, padahal banyak kecelakaan kerja yang terjadi di kita ini adalah bangunan ambruk yang salah satu penyebabnya adalah pemasangan scaffolding yang tidak

(17)

sesuai ketentuan atau asal pasang saja. Disini tidak akan dibahas secara menyeluruh

bagaimana memasang scaffolding yang benar dan aman secara keseluruhan, kami hanya akan menyoroti dari sisi penempatan dudukkan untuk scaffolding tersebut.

Penempatan tempat kedudukan ujung dari scaffolding perlu diperhatikan benar, jika tanah atau landasan yang ada miring perlu diratakan dengan baik, jika tanah nya lembek perlu diperkeras ataupun diberi alas yang kuat dan cukup lebar agar tidak terjadi kemungkinan tergelincir akibat tekanan dari atas atau pun ada pergerakan gempa bumi misalnya.

Penempatan dudukkan seperti gambar diatas jelas-jelas sangat membahayakan, pada kasus ini scaffolding di tempatkan pada tanah yang lembek kemudian pada sebagian lokasi diberi penguat dengan dudukan dari balok kayu yang di letakkan asal bisa menahan batang perancah saja.

(18)

Kondisi ini sangat rawan untuk tergelincir. Baik itu balok penahannya maupun batang perancahnya sendiri, walaupun sudah di pakukan pada balok penahan.

Demikian juga pada contoh gambar diatas, penempatan tiang perancah dan sangat tidak dianjurkan di lakukan di proyek pembangunan konstruksi.

Kesadaran para pekerja, mandor serta manajer proyek akan penting nya keselamatan kerja sangat diperlukan, demikian pula peran akhli K3 Konstruksi dalam melakukan identifikasi bahaya K3 dan pengendalian bahaya K3 perlu selalu di ikut sertakan dan diberi peran yang cukup agar bisa melakukan inspeksi dan pengawasan yang baik atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Karena jika sudah terjadi kecelakaan kerja akibatnya sangat fatal, selain dapat menimbulkan korban tewas bagi pekerja juga kerugian atas bangunan konstruksi yang sedang dibangun, kerugian waktu yang terhambat dalam penyelesaian pekerjaan karena kecelakaan/bangunan

(19)

ambruk misalnya, selain itu juga biaya yang akan berlipat-lipat bahkan berpuluh kali lipat yang dibutuhkan dibandingkan dengan biaya yang diperluan untuk pengendalian, jika saja sejak awal sudah di prediksi bahaya mungkin bisa terjadi dan dilakukan pengendaliannya agar bahaya tersebut tidak terjadi.

Demikian semoga memberi manfaat dan menjadi perhatian bersama para pelaku konstruksi di tanah air.

10 Langkah Memeriksa Perancah

secara Visual

Posted on 16/04/2015 by katigaku.id

Perancah (scaffolding) dapat menjadi potensi bahaya besar di tempat kerja kita jika kita tidak memeriksanya dengan benar. Pekerja di atas perancah dapat jatuh dari ketinggian serta pekerja di bawah perancah pun dapat tertimpa perancah atau material di

perancah. Oleh karena itu, setiap perancah harus diperiksa sebelum digunakan untuk pertama kali.

Secara legal, petugas yang berhak menyatakan suatu perancah aman atau tidak adalah Petugas Perancah (scaffolder) yang telah memegang sertifikat Supervisor Perancah dari Kemanekertrans. Hal itu seperti telah diatur dalam Surat Keputusan Dirjen PPK

No.20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi Bangunan Ketetapan Keempat:

Setiap tenaga kerja yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan pemasangan, perawatan, pemeliharaan, dan pembongkaran perancah harus memenuhi syarat kompetensi K3 Perancah.

Banyak aspek yang harus diperiksa untuk memastikan perancah aman. Meskipun demikian, ada 10 langkah memeriksa perancah secara visual:

(20)

 Izin kerja yang lengkap. Izin kerja biasanya meliputi Job Safety Analysis, Sertifikat Scaffolder, dan izin pembuatan perancah. Izin tersebut harus dilengkapi sebelum pembuatan perancah

 Lihat perbandingan bay dan lift (baca: Mengenali Nama Bagian dari Perancah). Perbandingan yang aman adalah 1 bay:3 lift. Perancah dapat dipasang

outrigger/support untuk memperkuat ikatan antara lift dengan bay di bawah.  Periksa landasan pijak perancah dan bagian baseplate serta soleplate dari

perancah. Pastikan bagian tersebut tidak retak ataupun karatan. Jika menggunakan scaffolding beroda, pastikan roda sudah terkunci

 Periksa bagian standard dari perancah, pastikan sudah lurus, tidak berkarat dan kuat. Anda dapat menggunakan waterpass untuk mengukur lurus atau tidaknya bagian standard. Untuk mengukur kekuatan, biasanya bisa dengan dipukul dengan

kunci/tang/raset. Apabila berbunyi nyaring, tandanya sudah kuat karena tidak ada celah udara yang menghalangi suara.

Penggunaan Waterpass

Sumber: https://jumpinjack8.wordpress.com/?s=cara+mengganti+lantai

 Tangga harus dipasang untuk dapat mengakses tingkatan yang lebih tinggi. Tidak diperkenankan untuk naik melalui pipa perancah.

 Periksa semua bagian dari perancah, pastikan tidak karatan atau rusak.

 Periksa semua ikatan perancah (clamp),pastikan sudah terhubung dengan kuat.  Pastikan tempat angkur body harness minimum setinggi pinggang, tidak

diperkenankan untuk mengangkur body harness setinggi kaki. Oleh karena itu, penting untuk memasang mid rail dan top rail di tingkat paling atas dari perancah

 Pastikan semua resiko jatuh telah dikendalikan dengan memasang railing-railing yang diperlukan

(21)

 Setelah yakin aman, beri scafftag hijau yang dipasang di dekat akses tangga perancah.

SOP Pemasangan Scaffolding

SOP ini akan efektif jika digunakan dengan benar dan konsisten. Setiap individu di dalam team harus mendiskusikan prosedur ini secara bersama sama agar mempunyai pemahaman dan pengertian yang sama serta saling mengetahui tugas masing-masing dan standar keselamatan yang akan dicapai pada akhir pekerjaan.

Pengertian Scaffolding :

(mohon di uraikan secara ringkas dan jelas mengenai kegunaan dari peralatan kerja yang dimaksud)

Scaffolding adalah tempat kerja sementara di ketinggian yang dibangun untuk memudahkan dan mengamankan pekerjaan.

(22)

Memudahkan pekerjaan, pemasangan dan penggunaan Scaffolding sesuai standard keselamatan yang ditentukan,sehingga pekerja menjadi leluasa dan aman saat melaksanakan pekerjaan.

Peralatan

1. Kunci Rachet digunakan untuk mengunci Clamp dan mengunci kawat saat pemasangan Scaffolding.

2. Water Pass digunakan untuk memastikan pemasangan scaffolding tegak lurus dan mendatar.

3. Meteran digunakan untuk memastikan ukuran yang dibutuhkan 4. Tang Potong digunakan untuk memotong kawat saat pengikatan. 5. Full Body Harness alat pelindung diri untuk bekerja diketinggian

Material

1. Pipa Scaffolding

2. Clamp Scaffolding (Rigid & Swivel)

3. Plank/Papan Sacafolding lebar 20 cm,tebal 5 cm 4. Wire galvanis/Kawat Galvanis diameter 2 mm 5. Base Plate

Cara Pemasangan

Base Plate & Tiang (standard) Base Plate

Tiang Scaffolding Harus dipasang di atas Base Plate atau Kayu untuk memastikan Tiang tidak akan terbenam bila terbebani

(23)

Tiang (Standard)

Harus dipasang tegak lurus di atas Base

Ledger (Pipa Memanjang)

Dipasang mendatar level dengan menggunakan clamp rigid pada tiang dan berada di dalam di antara tiang

Transom (pipa melintang)

Transom dipasang dengan menggunakan Clam Rigid pada tiang dan di dalam tiang serta mendatar level.

(24)

Bracing (pipa diagonal)

Dipasang membentuk diagonal dengan clamp swivel, pada tiang dan di luar tiang

Plank (Papan Lantai kerja)

Lantai kerja dipasang di atas pipa ledger/pipa transom diikat dengan kawat ke pipa ledger/pipa transom,

Guard Rail (Hand Rail & Mid Rail)

Hand Rail dipasang maksimum 120 cm dan Mid rail dipasang mak 90 cm dibawah hand rail

(25)

Toe Board (Pelindung Kaki & Tools)

Toe Board dipasang di semua sisi lantai kerja maksimum 20 cm atau sama dengan papan lantai atau minimum 10 cm

Ladder (Tangga)

Dipasang di salah satu sisi tangga bisa terbuat dari almunium atau terbuat dari material pipa scaffolding sendiri yang dipotong persatu meter

Tagging Scaffolding

Tagging Hijau hanya untuk Scaffolding yang AMAN Tagging Merah untuk Scaffolding yang TIDAK AMAN

(26)

Scaffolding Frame

Scaffolding Frame didesain sendiri dan memiliki material yang lengkap tanpa harus dikombinasikan dengan Material Scaffolding Chubb/Pipa

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pengakuan kembali terhadap sistem pengawasan keamanan PSAT, perjanjian ekivalensi, atau pengawasan keamanan PSAT di tempat produksi yang dibekukan

Badan Karantina Pertanian dapat melakukan verifikasi ulang terhadap sistem pengawasan keamanan PSAT yang telah diakui berdasarkan hasil monitoring/surveilan terhadap cemaran

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Jaringan bagi kegiatan industri memiliki fungsi yang sangat penting terutama dalam rangka kemudahan mobilitas pergerakan dan tingkat pencapaian (aksesibilitas) baik dalam

Nur Azizah selaku ketua jurusan Program Studi Ilmu Hubungan Internasional UMY yang telah memberikan kesempatan kepada ananda untuk turut serta berkontribusi

Kadar karbon terikat yang dihasilkan pada penelitian cangkang kelapa sawit berkisar antara 58,35-59,75% dan tandan kosong kelapa sawit berkisar antara 36,17-37,71%, penelitian

Oleh karena itu seorang Ibu yang memliki anak penyandang autis harus merubah cara berpikir negatif dan pesimis menjadi cara berpikir yang positif dan optimis, sehingga dengan

Dari uraian diatas di ajukan rumusan masalah sebagai berikut; bagaimana kebijakan hukum pidana mengatur perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum dalam